NO BP : 1910221007
KELAS : AGRI
a) Curtis
Komunikasi bisnis adalah suatu kegiatan atau usaha individu yang terorganisir
untuk menghasilkan, menjual barang dan jasa dengan tujuan untuk mendapat keuntungan
dan memahami kebutuhan masyarakat. Secara umum kegiatan ini ada di dalam industri
dan masyarakat.
c) Katz
Menurut Katz komunikasi bisnis adalah adanya pertukaran ide, pesan, dan konsep
yang bertkaitan dengan pencapaian srangkaian tujuan komersil.
d) Persing
Komunikasi bisnis adalah proses penyampaian arti melalui lambang-lambang
yang meliputi keseluruhan unsur-unsur yang berhubungan dengan proses penyampaian
dan penerimaan pesan, baik dalam bentuk tulisan, lisan, atau non-verbal yang dilakukan
di dalam suati organisasi untuk membayar orang guna memproduksi jasa dan barang
dengan tujuan agar mendapatkan keuntungan.
Dalam komunikasi bisnis terdapat dua bentuk komunikasi yang digunakan, yaitu
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi
yang dilakukan secara tidak langsung seperti komunikasi menggunakan surat, symbol,
dan tanda lainnya. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang dilakukan
secara langsung. Dalam komunikasi bisnis yang baik, di dalamnya tidak hanya
mengandung satu bentuk komunikasi. Akan tetapi, dalam komunikasi bisnis tersebut
terdapat kedua bentuk komunikasi yang saling mendukung satu sama lain.
Tahapan ini merupakan awal dari komunikasi bisnis yang akan terjadi. Ide ini masih
berupa data mentah yang masih belum diproses menjadi pesan. Sehingga masih
belum dapat disampaikan kepada komunikan. Dengan kata lain, pada tahapan ini
merupakan penemuan ide mentah.
Pada tahap ini, bisa dikatakan tahapan dimana kita sedang merasakan bingung dan
berpikir bagaimana cara yang efektif untuk menyampaikan ide. Utamanya, kita akan
berpikir bagaimana calon komunikan kita mengerti apa yang kita maksud dan kata-
kata apa saja yang tepat untuk mewakili gagasan yang ada di dalam kepala kita.
Pada tahap inilah sebuah komunikasi yang menjalinkan antara komunikan (penerima)
dengan komunikator (pengirim). Di tahap ini penerima hanya sampai pada menerima
pesan, baik dengan mendengar, membaca, melihat atau merasakannya.
Pada tahap ini penerima mulai memproses pesan yang diterimanya. Kita sendiri pun
juga menyadari bahwa, kita tidak selalu cepat dalam memahami maksud dari
pengirim pesan. Terkadang kita butuh waktu untuk berpikir dan menafsirkan pesan.
Terlebih lagi jika kita terlalu cepat memproses pesan, kita bisa saja salah dalam
menafsirkannya. Sehingga jika ragu, kamu bisa mengkonfirmasi pemahamanmu
kepada si pengirim secara langsung.
Permasalahan ini biasanya muncul ketika pengirim ragu-ragu untuk menyampaikan isi
pesannya kepada penerima atau komunikan. Selain itu, bisa jadi karena si pengirim atau
komunikator tidak terbiasa dengan kondisi yang ada. Solusi dari permasalahan ini,
komunikator perlu banyak membaca atau mendengar pesan orang lain. Mendengar
merupakan keahlian dalam berkomunikasi. Tidak banyak orang yang sadar bahwa
kemampuan mendengar merupakan kemampuan yang banyak dibutuhkan.
Seseorang bisa saja gagal dalam menyampaikan pesan. Hal ini bisa saja karena
permasalahan teknis, misalnya saja ketika kita sedang menelepon klien, jaringan telepon
yang kamu kurang baik. Akhirnya, suara menjadi terputus-putus dan pesan yang
komunikator sampaikan menjadi susah untuk dimengerti oleh penerima. Solusi dari
permasalahan ini, komunikator bisa menyiapkan performa sebelum akhirnya
menyampaikan kepada si penerima atau komunikan.
Permasalahan pada komunikasi juga bisa jadi berasal dari si penerima pesan. Penerima
pesan bisa saja gagal dalam menerima pesan.
Ketika pesan berhasil dikembangkan, penyampaian pesan sangat sempurna, dan penerima
tidak mengalami hambatan apapun dalam menerima pesan, tidak menjamin komunikasi
dapat dikatakan berhasil. Bisa jadi, ketika penerima sudah menerima pesan, ia mengalami
hambatan dalam memaknai pesan. Kesalahan dalam memaknai pesan oleh audiens atau
penerima ini sebenarnya sudah ada di luar kontrol. Namun, kita masih dapat
mengantisipasinya dengan mengkonfirmasi kepada audiens, apakah mereka memiliki
makna yang sama dengan apa yang kamu sampaikan.
Daftar Pustaka
Philipus, N. 2018. Komunikasi Bisnis yang Etis : Sebuah Tinjauan Kritis. Jurnal Komunikasi dan
Bisnis. 45-58.