2023 Ebook Ahmad Syamil ISBN978-623!09!3553-4BukuC77 MANAJEMENPROYEK Sonpedia
2023 Ebook Ahmad Syamil ISBN978-623!09!3553-4BukuC77 MANAJEMENPROYEK Sonpedia
net/publication/371175194
CITATION READS
1 5,057
11 authors, including:
All content following this page was uploaded by Ahmad Syamil on 01 June 2023.
Penulis :
Ronald Belferik, S.Kom., M.Kom
Ar. Andiyan, ST., MT., IAI
Isnaini Zulkarnain, S.T., M.T
Prof. Dr. Musran Munizu, SE., M.Si., CIPM., CBOA., CSOPA
Jerry Marthin Samosir, S.T., M.M
Hery Afriyadi, S.E., S.Kom., M.SI
Djudjun Rusmiatmoko, S.T., M.Ars
Iwan Adhicandra, S.T., M.Sc
Ir. Ahmad Syamil, MBA., PhD
Dr. Mohammad Ichsan, Dipl.-Ing., MT
Ir. Adi Prasetyo MEng(PM) PMP PRINCE2 IPMA Level-A
Penerbit:
MANAJEMEN PROYEK
(Teori & Penerapannya)
Penulis :
Ronald Belferik, S.Kom., M.Kom
Ar. Andiyan, ST., MT., IAI
Isnaini Zulkarnain, S.T., M.T
Prof. Dr. Musran Munizu, SE., M.Si., CIPM., CBOA., CSOPA
Jerry Marthin Samosir, S.T., M.M
Hery Afriyadi, S.E., S.Kom., M.SI
Djudjun Rusmiatmoko, S.T., M.Ars
Iwan Adhicandra, S.T., M.Sc
Ir. Ahmad Syamil, MBA., PhD
Dr. Mohammad Ichsan, Dipl.-Ing., MT
Ir. Adi Prasetyo MEng(PM) PMP PRINCE2 IPMA Level-A
ISBN : 978-623-09-3553-4
Editor:
Efitra, S.Kom., M.Kom
Sepriano, M.Kom
Penyunting :
Aisyah Fatihah Amani
Desain sampul dan Tata Letak:
Yayan Agusdi
Penerbit :
PT. Sonpedia Publishing Indonesia
Redaksi :
Jl. Kenali Jaya No 166 Kota Jambi 36129
Tel +6282177858344
Email: sonpediapublishing@gmail.com
Website: www.sonpedia.com
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ini dengan
baik. Buku ini berjudul “Manajemen Proyek : Teori &
Penerapannya”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih bagi semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penerbitan buku
ini.
MANAJEMEN PROYEK ii
Buku ini cocok untuk para profesional proyek, mahasiswa, atau siapa
pun yang ingin meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka
dalam manajemen proyek. Dengan membaca buku ini, pembaca
akan memiliki landasan yang kuat untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan proyek dengan efektif, sehingga
dapat meningkatkan peluang keberhasilan proyek yang mereka
kelola.
MANAJEMEN PROYEK iv
B. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER PROYEK .......................................... 51
C. PERENCANAAN PENGELOLAAN STAKEHOLDER PROYEK ............. 54
D. PENGELOLAAN KETERLIBATAN STAKEHOLDER PROYEK .............. 56
E. PEMANTAUAN KETERLIBATAN STAKEHOLDER PROYEK .............. 57
BAGIAN 6 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PROYEK 60
A. PENGERTIAN MANAJEMEN ......................................................... 60
B. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA ...................................... 63
C. PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM) . 64
D. RUANG LINGKUP MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
(MSDM)........................................................................................ 65
E. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN SDM ............................................. 66
F. DEFINISI MANAJEMEN SDM ........................................................ 67
G. TAHAPAN MANAJEMEN SDM ...................................................... 67
BAGIAN 7 MANAJEMEN BIAYA PROYEK........................................... 76
A. PENTINGNYA BIAYA PROYEK ....................................................... 76
C. SOLUSI KETERLAMBATAN PROYEK TERHADAP BIAYA ................. 87
BAGIAN 8 MANAJEMEN WAKTU PROYEK ........................................ 90
A. PENDAHULUAN............................................................................ 90
B. KONSEP DASAR MANAJEMEN WAKTU PROYEK .......................... 91
C. METODE DAN TEKNIK MANAJEMEN WAKTU PROYEK ................ 93
D. PERENCANAAN WAKTU PROYEK ................................................. 95
E. PENGENDALIAN WAKTU PROYEK ................................................ 96
F. TEKNOLOGI DALAM MANAJEMEN WAKTU PROYEK ................... 97
G. STUDI KASUS: MANAJEMEN WAKTU PROYEK YANG EFEKTIF ..... 99
H. KESIMPULAN.............................................................................. 100
MANAJEMEN PROYEK v
BAGIAN 9 MANAJEMEN KUALITAS PROYEK .................................... 102
A. PENDAHULUAN.......................................................................... 102
B. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KUALITAS PROYEK ................... 102
C. KERANGKA KERJA MANAJEMEN KUALITAS PROYEK ................. 103
D. PENERAPAN MANAJEMEN KUALITAS PROYEK .......................... 104
E. ALAT DAN TEKNIK DALAM MANAJEMEN KUALITAS .................. 105
F. STUDY KASUS: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KUALITAS PROYEK
PADA PEMBANGUNAN SEBUAH PABRIK ................................... 107
BAGIAN 10 MANAJEMEN RISIKO PROYEK ........................................ 111
A. KETIDAKPASTIAN DI DALAM PROYEK ........................................ 111
B. TAHAPAN UMUM MANAJEMEN RISIKO PROYEK ...................... 112
C. IDENTIFIKASI RISIKO .................................................................. 113
D. ASESMEN (PENILAIAN) RISIKO PROYEK ..................................... 114
E. RESPON TERHADAP RISIKO PROYEK .......................................... 119
F. MONITOR RISIKO PROYEK ......................................................... 120
BAGIAN 11 ISO 21502 ( PROJECT MANAGEMENT ) .......................... 122
MENDORONG TATA KELOLA PROYEK LEBIH BERKUALITAS, EFISIEN, &
EFEKTIF .............................................................................................. 122
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 130
TENTANG PENULIS ......................................................................... 140
MANAJEMEN PROYEK vi
BAGIAN 1
PENGENALAN MANAJEMEN PROYEK
A. PENGANTAR MANAJEMEN
1. Pengertian Manajemen
Menurut definisi manajemen Ricky W. Griffin, manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
2. Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen telah berkembang dari empat menjadi
tujuh, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pengendalian, kepemimpinan, kepegawaian, dan komunikasi.
a. Perencanaan adalah penyusunan, pemilihan dan penentuan
rencana yang menyeluruh untuk semua kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan. Semua sumber daya yang
potensial diidentifikasi, diseleksi sesuai dengan permasalahan
dan ditentukan mana yang harus diimplementasikan terlebih
dahulu.
Kegiatan dalam fungsi perencanaan, yaitu :
1. Menetapkan tujuan dan target bisnis.
MANAJEMEN PROYEK 1
2. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target
bisnis tersebut.
3. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan.
4. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam
pencapaian tujuan dan target bisnis.
MANAJEMEN PROYEK 2
hasil kerja terhadap standar dan kesepakatan yang telah
ditetapkan, hal ini membantu meminimalkan risiko,
memastikan kepatuhan, dan meningkatkan kinerja. Namun,
organisasi harus menyadari tantangan dalam menerapkan
kontrol yang efektif dan bersiap untuk mengadaptasi
mekanisme kontrol mereka, seiring dengan perubahan situasi.
Pada akhirnya, kunci keberhasilan terletak pada keseimbangan
antara kontrol dan fleksibilitas, serta menumbuhkan budaya
perbaikan yang berkelanjutan.
MANAJEMEN PROYEK 3
pentingnya komunikasi, jenis-jenis komunikasi yang berbeda,
hambatan-hambatan dalam komunikasi yang efektif, dan
keterampilan komunikasi yang diperlukan, para manajer dapat
berkomunikasi dengan lebih efektif dan mencapai tujuan dan
sasaran mereka.
3. Hierarki Manajemen
Hirarki manajemen mengacu pada tingkat otoritas dan tanggung
jawab dalam sebuah organisasi. Ini adalah cara untuk menyusun
struktur organisasi dan memastikan bahwa tugas-tugas diberikan
kepada orang yang tepat, dengan keterampilan dan pengalaman
yang tepat.
MANAJEMEN PROYEK 4
merespons dengan cepat terhadap perubahan kondisi pasar
atau kebutuhan pelanggan.
4. Tujuan Manajemen
Mempelajari manajemen memiliki tujuan yang sangat penting dalam
kehidupan kita. Salah satunya adalah untuk melaksanakan dan
mengevaluasi strategi yang kita pilih secara efektif dan efisien. Dalam
memilih strategi, kita harus mempertimbangkan berbagai faktor
seperti tujuan organisasi, sumber daya yang tersedia, serta kondisi
lingkungan internal dan eksternal.
5. Keahlian-Keahlian Manajemen
Robert L. Katz, seorang ahli manajemen terkenal, mengembangkan
sebuah pendekatan untuk menentukan keterampilan esensial yang
dibutuhkan oleh para manajer. Menurutnya, setiap manajer
membutuhkan tiga keterampilan dasar: teknis, hubungan antar
manusia, dan konseptual.
a. Keahlian teknis mengacu pada kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan atau teknik khusus untuk
melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan bidang tertentu.
Dalam manajemen, keterampilan teknis sangat penting bagi
MANAJEMEN PROYEK 5
seorang manajer untuk memahami proses dan prosedur yang
terlibat dalam operasi departemen mereka.
b. Keahlian hubungan antar-manusia mengacu pada kemampuan
untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan
orang lain. Dalam manajemen, sangat penting bagi seorang
manajer untuk memiliki keterampilan hubungan manusia yang
kuat karena mereka perlu memimpin dan memotivasi tim
mereka untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Keahlian konseptual mengacu pada kemampuan untuk berpikir
abstrak dan memahami ide-ide dan hubungan yang kompleks.
Dalam manajemen, keterampilan konseptual sangat penting
bagi seorang manajer untuk mengembangkan strategi jangka
panjang, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
6. Prinsip-Prinsip Manajemen
Manajemen memiliki 14 prinsip, yaitu: Pembagian kerja,
Kekuasaan dan Tanggung Jawab, Disiplin, Kesatuan Perintah,
Kesatuan Arah, Mengutamakan Kepentingan Umum di atas
Kepentingan Pribadi, Remuneration of Personnel, Pusat
Wewenang, Hierarki, Order, Keadilan, Inisiatif, Asas Kesatuan dan
Kestabilan Jabatan.
B. PROYEK
1. Pengertian Proyek
Proyek adalah usaha atau bisnis yang sifatnya sementara dari waktu
awal pekerjaan ditetapkan. Meskipun sementara dalam proses
pengerjaannya, hasil yang dihasilkan oleh proyek dapat berdampak
jangka panjang bagi perusahaan.
2. Ciri-Ciri Proyek
Proyek memiliki ciri-ciri yakni :
a. Memiliki tujuan dan kebutuhan yang spesifik
b. Memiliki batasan waktu dan ruang lingkup pengerjaan
MANAJEMEN PROYEK 6
c. Dilaksanakan secara terencana, terkoordinasi, dan terkontrol
d. Mengelola tiga aspek utama yakni biaya, waktu dan sumber
daya.
3. Karakteristik Proyek
a. Memiliki batasan waktu : Proyek memiliki tenggat waktu yang
ditetapkan untuk menyelesaikannya, dan tenggat waktu ini
biasanya tidak dapat dinegosiasikan. Batasan waktu dapat
menimbulkan tekanan dan stres bagi tim proyek, tetapi juga
memberikan rasa urgensi dan fokus.
MANAJEMEN PROYEK 7
d. Menghasilkan Produk yang Unik : Proyek dirancang untuk
menghasilkan hasil yang unik yang berbeda dari tugas rutin
atau operasi yang sedang berlangsung. Hasil kerja ini dapat
berupa berbagai bentuk, seperti produk, layanan, atau sistem
baru, atau proses atau metode yang lebih baik. Menciptakan
hasil kerja yang unik membutuhkan kombinasi kreativitas,
keahlian, dan kolaborasi, serta pemahaman yang mendalam
tentang kebutuhan dan preferensi pelanggan. Tim proyek
harus dapat menyeimbangkan faktor-faktor ini sambil tetap
berada dalam ruang lingkup dan jadwal proyek, untuk
menghasilkan hasil kerja berkualitas tinggi yang memenuhi
harapan pemangku kepentingan.
MANAJEMEN PROYEK 8
menetapkan tujuan proyek yang efektif, perlu melakukan
identifikasi terhadap masalah atau kebutuhan yang ingin
diselesaikan melalui proyek tersebut. Kemudian, menentukan
target yang ingin dicapai serta batasan-batasannya dan
membuat rencana kerja yang terperinci dan jelas, termasuk
alokasi sumber daya dan waktu yang dibutuhkan. Terakhir,
memastikan seluruh anggota tim memahami dan setuju dengan
tujuan proyek yang telah ditetapkan.
C. MANAJEMEN PROYEK
MANAJEMEN PROYEK 9
proyek, teknik manajemen waktu dan biaya, manajemen risiko, dan
kemampuan untuk memimpin dan mengelola tim proyek.
MANAJEMEN PROYEK 10
c. Menciptakan Perencanaan yang tepat
Perencanaan yang tepat harus mencakup tujuan proyek,
jadwal pelaksanaan, anggaran, dan sumber daya yang
dibutuhkan. Perencanaan yang tepat dapat membantu
memastikan bahwa proyek berjalan sesuai rencana dan dapat
diselesaikan tepat waktu.
d. Memanfaatkan Peluang
Manajemen proyek juga bertujuan untuk memanfaatkan
peluang yang mungkin muncul selama proyek berlangsung.
Peluang dapat muncul dari berbagai faktor, seperti
perkembangan teknologi baru atau perubahan kebijakan
pemerintah. Dalam memanfaatkan peluang, manajer proyek
harus melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap peluang
tersebut. Setelah peluang diidentifikasi dan dievaluasi, manajer
proyek harus mengembangkan strategi untuk memanfaatkan
peluang tersebut. Strategi yang dikembangkan harus realistis
dan dapat diimplementasikan oleh tim proyek. Memanfaatkan
peluang dapat membantu meningkatkan nilai proyek dan
memberikan keuntungan bagi organisasi yang terlibat dalam
proyek.
e. Mengelola Integrasi
Manajemen proyek juga bertujuan untuk mengelola integrasi
antara berbagai aspek proyek, seperti sumber daya, jadwal,
dan risiko. Integrasi yang baik dapat membantu memastikan
bahwa proyek berjalan sesuai rencana dan dapat diselesaikan
MANAJEMEN PROYEK 11
tepat waktu. Dalam mengelola integrasi, manajer proyek harus
memastikan bahwa semua aspek proyek saling terkait dan
berjalan seiring satu sama lain.
MANAJEMEN PROYEK 12
karakteristik ini harus dikelola dengan baik agar proyek dapat
berhasil.
MANAJEMEN PROYEK 13
BAGIAN 2
TAHAP PERENCANAAN PROYEK
Pada tahap ini, sebuah proyek secara resmi dimulai, diberi nama, dan
dideskripsikan. Karenanya, Anda harus membuat sebuah catatan
besar yang berisikan informasi rinci seperti ruang lingkup proyek,
tujuan, penunjukkan project manager, besaran anggaran, jadwal
kerja, dan lain-lain. Selain itu, Anda juga harus mengidentifikasi
stakeholder penting yang terlibat dalam proyek ini(Apriliani 2020).
Ini merupakan fase awal dari manajemen proyek, di mana dalam fase
ini Project Manager akan menganalisis secara luas terkait proyek
tersebut dan mencari tahu apakah proyek ini layak untuk
ditindaklanjuti atau tidak(Junaedi 2022). Di tahap ini setidaknya ada
MANAJEMEN PROYEK 14
dua alat evaluasi yang digunakan oleh Project Manager
mencakup(Josephine Samuel 2021):
1. Dokumen kasus bisnis, di dalam dokumen ini berisi tentang
kebutuhan proyek dan mencakup potensi manfaat finansial yang
bisa didapatkan dari proyek itu.
2. Studi kelayakan, isinya seputar tentang evaluasi tujuan proyek,
jadwal waktu proyek dan biaya proyek. Semua isi studi kelayakan
ini dilakukan untuk mencari tahu apakah proyek itu layak atau
tidak.
MANAJEMEN PROYEK 15
tujuan proyek yang jelas ditetapkan pada fase ini, piagam proyek
tidak berisi detail teknis apa pun yang terjadi pada tahap
perencanaan(Apriliani 2020).
MANAJEMEN PROYEK 16
B. PROJECT PLANNING PHASE (TAHAPAN PERENCANAAN
PROYEK)
MANAJEMEN PROYEK 17
Lebih dari itu, rencana proyek juga berisi ukuran kinerja yang jelas
terkait peran dan tugas setiap orang dalam proyek tersebut. Berikut
beberapa isi poin lainnya yang terdapat dalam rencana proyek:
1. Ruang lingkup berisi tentang kebutuhan bisnis, tujuan, hasil,
manfaat proyek. Ruang lingkup ini bisa berubah seiring proyek itu
berjalan, tetapi harus berdasarkan persetujuan dari Project
Manager.
2. Rincian jadwal pekerjaan, adalah representasi ruang lingkup
proyek yang dikelola oleh tim.
3. Milestones, mengidentifikasi sasaran yang harus dipenuhi di
seluruh proyek dan dituliskan dalam bagan Gantt.
4. Bagan Gantt, adalah alat yang digunakan untuk
memvisualisasikan waktu pengerjaan dari proyekmu.
5. Communication plan digunakan bila proyek itu melibatkan
pemangku kepentingan yang datangnya dari luar.
6. Risk Management plan adalah mengidentifikasi segala risiko yang
bisa terjadi dalam proyek tersebut biasanya berhubungan dengan
waktu dan biaya yang tidak realistis, kurangnya tim yang
berkomitmen, pemotongan anggaran dan sebagainya.
MANAJEMEN PROYEK 18
pengiriman penting, hingga membangun pola komunikasi yang baik
dengan para stakeholder(Apriliani 2020).
MANAJEMEN PROYEK 19
hasil langsung dan CLEAR dapat membantu pengembang warga
dengan itu(Apriliani 2020).
Garis waktu proyek yang terperinci dengan setiap hasil kerja adalah
elemen penting lainnya dari tahap perencanaan. Dengan
menggunakan garis waktu itu, manajer proyek dapat
mengembangkan rencana komunikasi proyek dan jadwal komunikasi
dengan pemangku kepentingan terkait(Apriliani 2020).
MANAJEMEN PROYEK 20
Gantt chart: Bagan batang horizontal di mana anggota dapat melihat
tugas apa yang harus diselesaikan dalam urutan apa, dan berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing tugas.
Pastikan pula dari awal bahwa tim kamu memahami persis seperti
apa proyek itu dan mengapa mereka harus peduli serta antusias
dalam mengerjakan proyek tersebut(Junaedi 2022).
Oleh sebab itu, penting bagi ketua tim untuk memberikan tanggung
jawab dari proyek tersebut kepada orang yang tepat dan
mengevaluasi kinerjanya sehingga goals dari proyek tersebut dapat
tercapai(Junaedi 2022).
MANAJEMEN PROYEK 21
3. Berkomunikasi antara tim Anda dan pemangku kepentingan
proyek.
Tanggung jawab lain dari manajer proyek, selama fase ini adalah
untuk secara konsisten menjaga kolaborasi yang efektif antara
pemangku kepentingan proyek. Ini memastikan bahwa semua orang
tetap pada halaman yang sama dan proyek berjalan lancar tanpa
masalah(Apriliani 2020).
MANAJEMEN PROYEK 22
secara kuantitatif. Hal ini untuk memastikan bahwa pengerjaan
proyek sesuai dengan anggaran yang ditetapkan(Apriliani 2020).
MANAJEMEN PROYEK 23
BAGIAN 3
TAHAP PELAKSANAAN PROYEK
MANAJEMEN PROYEK 24
Berikut uraian 5 (lima) siklus hidup proyek.
1. Tahap inisiasi
Tahap awal operasi proyek, ketika pelaksanaan proyek telah
disetujui. Langkah ini memecahkan masalah. Bisakah beberapa
solusi ditentukan untuk memecahkan masalah? Setelah solusi
ditentukan, seorang manajer proyek ditunjuk untuk memimpin
tim proyek.
2. Tahap Perencanaan
Setelah ruang lingkup proyek ditentukan dan tim proyek
dibentuk, kegiatan proyek dimulai pada tahap perencanaan. Pada
fase ini, dokumen desain terperinci disiapkan untuk memandu tim
proyek selama kegiatan proyek. Tindakan yang diambil dalam
fase ini meliputi mendokumentasikan rencana proyek, rencana
sumber daya, rencana keuangan, rencana risiko, rencana lisensi,
rencana komunikasi, rencana pembelian, perjanjian pemasok.
4. Tahap Pelaksanaan
Berkat definisi proyek yang jelas dan terperinci, kegiatan proyek
dapat beralih ke tahap implementasi atau eksekusi. Pada tahap ini,
sebelum pelaksanaan proyek, dilakukan persiapan yang harus
dilakukan oleh manajer proyek untuk mempersiapkan
pelaksanaan proyek di lokasi, menganalisa kondisi existing atau
tujuan proyek dilaksanakan. Semua tindakan yang ditentukan
dalam dokumentasi rencana proyek dilakukan. Selama kegiatan
proyek, beberapa proses administrasi harus dilakukan untuk
memantau dan mengontrol penyelesaian diantaranya pengiriman
material sebagai hasil akhir proyek.
MANAJEMEN PROYEK 25
5. Tahap Pengakhiran
Pada fase ini, hasil proyek dan dokumentasinya disampaikan
kepada klien, kontak dengan pemasok diakhiri, tim proyek
dibubarkan dan laporan penyelesaian kegiatan proyek diberikan
kepada semua peserta. Langkah terakhir yang harus diambil pada
tahap ini adalah melakukan audit pasca implementasi untuk
menentukan tingkat keberhasilan proyek dan mencatatnya hasil
kinerja proyek.
B. KHUSUS
MANAJEMEN PROYEK 26
ditandatangani. Hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini,
antara lain menentukan kegiatan dan biaya yang akan
dikeluarkan pemilik proyek, memahami kebutuhan dan
kemampuan pemilik proyek, serta menyewa konsultan desain,
konsultan manajemen konstruksi, dan terkadang konsultan
survey. Selain itu, dokumen kontrak dan tender dari kontraktor
juga disiapkan dalam tahap ini. Tahap pra kontrak ini sangat
penting untuk memastikan proyek konstruksi dapat
dilaksanakan secara efisien dan efektif serta sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pemilik proyek.
Tahap Pra Kontrak;
1. Persiapan Pengadaan
2. Pemilihan Penyedia Jasa
MANAJEMEN PROYEK 27
c. Fase kontrak pasca konstruksi adalah fase setelah kontrak
ditandatangani dan pelaksanaan proyek dimulai. Pada fase ini,
pemenuhan kewajiban hukum kontraktual, penyediaan
layanan hingga akhir kontrak, masa pemeliharaan, jaminan
cacat tersembunyi atau fase garansi harus diperhatikan. Selain
itu, interpretasi, penyelesaian sengketa dan tanggung jawab
atas kerusakan juga dilakukan pada tahap ini. Tahap setelah
penandatanganan kontrak sangat penting untuk memastikan
proyek konstruksi dapat dilaksanakan dengan efektif dan
efisien serta sesuai dengan kesepakatan yang dibuat. Fase ini
mencakup pemenuhan persyaratan hukum kontrak, kinerja,
waktu pemeliharaan, garansi untuk masa pemeliharaan atau
fase garansi, interpretasi, penyelesaian sengketa, dan tanggung
jawab atas kerusakan.
MANAJEMEN PROYEK 28
17.Perselisihan
18.Serah terima pekerjaan
19.Laporan hasil penilaian pelaksanaan program mutu
c. Serah Terima Pekerjaan
d. Evaluasi Produk Konsultan / Desain
e. Pemanfaatan Produk
MANAJEMEN PROYEK 29
diperlukan untuk meluncurkan proyek tersedia dan
beroperasi.
2. Kickoff meeting merupakan pertemuan resmi di awal
proyek pembangunan. Pertemuan ini dihadiri oleh para
pihak proyek, baik pemilik proyek maupun pelaksana
proyek serta pihak-pihak potensial lainnya. Pada kickoff
meeting, jadwal pertemuan harus dipresentasikan kepada
para peserta sebelum pertemuan agar anggota tim dapat
terbiasa dengan pertemuan tersebut. Kick-off meeting
berlangsung sebagai bagian dari persiapan proyek
konstruksi. Pra-konstruksi melibatkan beberapa langkah,
termasuk perencanaan dan desain proyek, pemilihan
metode implementasi yang tepat, dan persiapan kontrak
konstruksi. Kick-off meeting diadakan untuk memastikan
bahwa semua pemangku kepentingan proyek memiliki
pemahaman yang sama tentang tujuan, waktu dan
tanggung jawab masing-masing proyek konstruksi.
MANAJEMEN PROYEK 30
menentukan metode pelaksanaan yang tepat, dalam satu item
pekerjaan harus memuat;
MANAJEMEN PROYEK 31
a. Change Order
1. Pengertian
Yang dimaksud dengan change order (CO) adalah
perubahan lingkup proyek setelah kontrak ditandatangani.
Hal ini mengindikasikan seolah-olah kurang baiknya
perencanaan dan kurang tepatnya usaha mengantisipasi
berbagai faktor dan permasalahan teknis maupun
komersial. Perubahan lingkup proyek dimungkinkan oleh
berbagai sebab, diantaranya yang sering terjadi adalah:
a. adanya informasi baru mengenai spesifikasi atau kriteria
desain engineering. Pemilik bermaksud memasukkan hal
tersebut karena ingin mengikuti kemajuan teknologi.
b. diminta oleh calon organisasi operasi pada saat akhir
proyek sewaktu prakomisi.
c. perubahan karena terungkapnya kondisi baru yang
berbeda dengan hasil- hasil pengkajian terdahulu.Kurang
jelasnya pasal-pasal kontrak, sehingga menimbulkan
interpretasi yang berlainan antara kontraktor dan
pemilik.
d. Keinginan mempercepat jadwal. Adanya kondisi baru
mengenai kebutuhan untuk mempercepat penggunaan
hasil proyek. Di dunia usaha misalnya adanya kebutuhan
untuk segera masuk pasar.
MANAJEMEN PROYEK 32
pemikiran bersama antara pemilik, kontraktor dan
konsultan.
3. Adendum
Untuk memperhitungkan perubahan ruang lingkup
pekerjaan, kontrak biasanya mencakup perubahan ruang
lingkup pekerjaan. Pengguna dapat mengubah ruang
lingkup umum kapan saja dengan instruksi tertulis kepada
rekanan.
b. Klaim
Klaim dapat dianggap sebagai klaim atas uang atau
penggantian biaya atau klaim program non-kontraktual.
Dalam lingkungan proyek, persyaratan tidak asing, tetapi
dapat berasal dari pemilik, penyedia layanan, atau pemasok.
Meskipun terdapat pasal dalam kontrak yang mengatur tata
cara penyelesaian tuntutan melalui arbitrase atau pengadilan,
hal ini jarang dicari dan lebih diutamakan penyelesaian melalui
perundingan.
MANAJEMEN PROYEK 33
Kesamaan antara klaim dan PPK adalah keduanya muncul
setelah kontrak ditandatangani. Perbedaannya terletak pada
pernyataan bahwa subjek terjadi (setelah fakta), sedangkan
pada perubahannya, meskipun diketahui luasnya, tetapi tidak
terjadi.
1. Penyebab
Penyebab timbulnya klaim yang sering terjadi adalah
sebagai berikut:
MANAJEMEN PROYEK 34
tersebut dikerjakan secara normal. Disini tidak
diperhitungkan pengeluaran tambahan overhead atau
bunga. Tentu saja akan menjadi lain pertimbangannya,
kalau klaim tersebut meliputi pekerjaan dengan biaya yang
besar dan memakan waktu lama.
b. Metode Penyajian
Pada rapat berkala untuk memantau dan mengendalikan
proyek, metode penyajian yang dapat segera mengetengahkan
status pekerjaan adalah dengan grafik kecenderungan (trending
MANAJEMEN PROYEK 35
curves). Pada grafik kecenderungan dapat diikuti arah
kemajuan suatu kegiatan dari sesuai jadwal pada kontrak kerja.
Dengan grafik ini akan terlihat varian prestasi atau varian
kinerja antara perencanaan dan kenyataan implementasinya.
Juga dapat dipakai untuk memperkirakan proyeksi keadaan
akhir proyek bila kecenderungan yang terungkap pada saat
pelaporan tidak mengalami perubahan.
MANAJEMEN PROYEK 36
BAGIAN 4
TAHAP PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
MANAJEMEN PROYEK 37
Gambar 4.1. Proses Manajemen Proyek
MANAJEMEN PROYEK 38
pengumpulan data, pengukuran, dan pendistribusian informasi
tentang capaian kinerja proyek, dan proses perbaikan. Pengawasan
berkelanjutan dapat memberi tim manajemen proyek suatu
wawasan tentang kesehatan proyek dan hasil identifikasi area yang
mungkin memerlukan perhatian khusus. Sementara itu, kegiatan
pengendalian mencakup penentuan tindakan perbaikan,
pencegahan, atau perencanaan ulang, dan tindak lanjut rencana
tindakan untuk menentukan apakah tindakan yang diambil dapat
menyelesaikan masalah kinerja proyek.
MANAJEMEN PROYEK 39
diselesaikan, dan (4) berupa standar mutu, kriteria, dan spesifikasi,
misalnya yang berhubungan dengan kualitas material dan hasil uji
coba peralatan proyek.
MANAJEMEN PROYEK 40
digunakan harus tepat dan peka terhadap adanya kemungkinan
penyimpangan dalam pelaksanaan proyek.
MANAJEMEN PROYEK 41
Pengawasan dan pengendalian proyek harus dilakukan secara
terpadu agar memperoleh kinerja yang lebih baik. Melalui konsep
integrated change control maka proses perubahan dapat mengurangi
risiko proyek yang sering muncul dari perubahan yang dilakukan
karena tidak mempertimbangkan rencana dan tujuan proyek secara
keseluruhan. Secara skematis, diagram alir proses integrated change
control terdiri atas inputs, peralatan dan teknik, dan outputs
sebagaimana dapat disajikan pada gambar berikut.
MANAJEMEN PROYEK 42
menjadi sumber terjadinya varians biaya. Adapun komponen biaya
tersebut antara lain terdiri dari biaya kantor pusat, pengadaan
material dan peralatan, dan biaya lapangan dengan kegiatan utama.
Pengendalian jadwal fokus pada: (1) Bagi pemilik proyek,
tercapainya sasaran seperti tercantum pada jadwal induk, dan (2)
Bagi kontraktor, tercapainya sasaran seperti yang tercantum pada
kontrak. Pengendalian mutu meliputi kegiatan yang berkaitan
dengan pemantauan apakah proses dan hasil kerja tertentu proyek
tersebut memenuhi standar mutu, serta identifikasi sejumlah cara
untuk mencegah terjadinya hasil yang tidak memuaskan (Suharto,
1999; Ervianto, 2009).
MANAJEMEN PROYEK 43
2. Pengendalian jadwal (schedule control); Pengendalian jadwal
adalah proses pemantauan status kegiatan proyek untuk
memperbarui kemajuan proyek dan mengelola perubahan pada
baseline jadwal untuk mencapai tujuan sesuai dengan rencana.
Manfaat utama dari proses ini adalah menyediakan sarana untuk
mengenali penyimpangan dari rencana dan mengambil tindakan
korektif, dan pencegahan agar proyek berjalan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan. Pengendalian jadwal sebagai bagian
dari pengendalian perubahan yang terintegrasi berkaitan dengan
beberapa kegiatan penting yaitu: (1) menentukan status terkini
dari jadwal proyek, (2) mempengaruhi faktor yang membuat
perubahan jadwal, (3) menentukan apakah jadwal proyek telah
berubah, dan (4) mengelola perubahan aktual saat terjadi.
MANAJEMEN PROYEK 44
komunikasi pada keseluruhan siklus hidup proyek untuk
memastikan kebutuhan informasi dari pemangku kepentingan
proyek terpenuhi. Manfaat utama dari proses ini adalah
memastikan aliran informasi yang optimal di antara semua
pemangku kepentingan, dan tersedia setiap saat.
MANAJEMEN PROYEK 45
D. KARAKTERISTIK PENGENDALIAN PROYEK YANG EFEKTIF
MANAJEMEN PROYEK 46
mengalami perubahan. Petunjuk ini sangat diperlukan bagi
pengelola proyek untuk menentukan langkah penyelenggaraan
berikutnya. Selanjutnya, pengawasan dan pengendalian akan
lengkap bila dapat memberikan usulan tindakan-tindakan
pembetulan yang diperlukan dengan melibatkan biaya dan tenaga
yang minimal, atau dengan kata lain kegiatan pengawasan dan
pengendalian proyek menggunakan sumber daya yang optimal
(Suharto, 1999).
MANAJEMEN PROYEK 47
BAGIAN 5
MANAJEMEN STAKEHOLDER DALAM PROYEK
MANAJEMEN PROYEK 48
Stakeholder Proyek
Customer
Business
Proyek
Partner
Manajer
Fungsional
PMO
Sponsor and Tim Proyek
Steering
Committee
Operation Proyek Manajer Anggota Anggota Tim
Mgmt Proyek Tim Proyek Proyek lainnya
Program
Portfolio
Di dalam proyek itu sendiri, terdapat tim proyek dan sponsor proyek
yang merupakan komponen-komponen utama dari stakeholder
proyek itu sendiri. Tim proyek terdiri dari manajer proyek itu sendiri,
anggota tim proyek yaitu orang-orang yang akan dikontrol/di-
manajemen oleh manajer proyek dalam eksekusi proyek dari awal
hingga akhir, dan anggota tim proyek lainnya yang tidak
dikontrol/di-manajemen oleh manajer proyek tapi berkontribusi
secara langsung untuk eksekusi aktivitas-aktivitas proyek seperti
misalnya tim procurement/purchasing. Sponsor proyek adalah pihak
yang memberikan otorisasi keberadaan proyek itu sendiri dan
biasanya juga adalah pihak yang memberikan pendanaan terhadap
proyek itu sendiri. Steering Committee Proyek biasanya terdiri dari
sponsor proyek dan para petinggi organisasi dimana proyek itu
dilaksanakan. Biasanya steering committee ini terdiri dari para
direktur atau pimpinan dari organisasi/perusahaan yang akan
mengeksekusi proyek tersebut.
MANAJEMEN PROYEK 49
proyek internal, makan pelanggan yang dimaksud disini adalah
para pengguna (user) dari produk atau hasil proyek itu sendiri.
MANAJEMEN PROYEK 50
memberikan keuntungan tertentu kepada perusahaan. Sementara
Portfolio adalah gabungan dari program, project dan aktivitas
operasional dari perusahaan yang merupakan perwujudan dari
usaha perusahaan atau organisasi secara keseluruhan untuk
mencapai tujuannya. Pihak-pihak yang termasuk di program dan
portfolio ini biasanya adalah level Senior Vice President dan
Direktur Perusahaan.
MANAJEMEN PROYEK 51
Setelah kita identifikasi, para stakeholder ini sangat perlu untuk kita
kelompokkan untuk mempermudah proses pengelolaannya
kemudian. Salah satu metode pengelompokan yang paling jamak
dilakukan di hampir semua jenis proyek baik kecil atau besar, baik
industri konstruksi, IT, atau pun yang lainnya adalah dengan
menggunakan metode Power/Interest Grid, yang ditunjukkan pada
gambar dibawah:
1. Kemampuan Mempengaruhi.
Stakeholder mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
proyek, baik dari sisi kekuasaan (posisi dalam organisasi),
pengetahuan (terhadap ruang lingkup pekerjaan) dan proses
administrasi (terhadap pencairan dana, persetujuan penerimaan
hasil atau produk proyek) dan sebagainya. Pengalaman penulis
dalam menjalan proyek selama lebih dari 15 tahun, banyak
stakeholder yang mungkin secara kekuasaan tidak begitu kuat,
tapi secara pengetahuan (karena dianggap mengetahui ruang
MANAJEMEN PROYEK 52
lingkup pekerjaan) cukup baik, secara tidak langsung punya
pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan proyek itu sendiri.
MANAJEMEN PROYEK 53
Untuk stakeholder yang tidak mempunyai ketertarikan dan
cenderung tidak bisa mempengaruhi proyek dengan mudah, tetap
kita harus awasi dengan baik.
MANAJEMEN PROYEK 54
terinformasi kapan proses procurement terhadap jasa atau barang
yang diperlukan proyek harus dimulai dan kapan jasa atau barang
yang dimaksud dapat diperoleh oleh tim proyek.
MANAJEMEN PROYEK 55
5. Adanya perubahan pengelompokan stakeholder. Misalnya,
seseorang yang sebelumnya tidak begitu tertarik terhadap proyek,
kemudian menjadi sangat tertarik dikarenakan stakeholder yang
dimaksud baru menyadari dampak proyek terhadap posisi nya di
organisasi.
MANAJEMEN PROYEK 56
5. Melakukan eskalasi (jika diperlukan) untuk menyelesaikan
masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh tim proyek.
MANAJEMEN PROYEK 57
3. Neutral
Kondisi dimana stakeholder cukup mengerti tujuan dan potensi
dampak dari proyek, tapi tidak mendukung atau resisten terhadap
keberhasilan proyek.
4. Resistant
Kondisi dimana stakeholder cukup mengerti tujuan dan potensi
dampak dari proyek, tapi merasa terancam terhadap keberhasilan
proyek karena hasil atau produk proyek bisa mengancam
keberadaan stakeholder.
5. Unaware
Kondisi dimana stakeholder tidak mengerti tujuan dan potensi
dampak dari proyek.
MANAJEMEN PROYEK 58
4. Jika langkah ketiga tidak berhasil juga, melakukan proses eskalasi
yang diperlukan (jika dimungkinan) terhadap atasan dari
stakeholder yang dimaksud, sehingga stakeholder menjadi
setidaknya supportive terhadap proyek.
MANAJEMEN PROYEK 59
BAGIAN 6
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PROYEK
A. PENGERTIAN MANAJEMEN
MANAJEMEN PROYEK 60
untuk bekerja secara profesional, karakteristiknya adalah para
profesional membuat keputusan berdasarkan prinsip-prinsip umum,
para profesional mendapatkan status mereka karena mereka
mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan para profesional harus
ditentukan suatu kode etik yang kuat. Menurut Jhon D Millet yang
di kutip oleh Susatyo Herlamabang (2016:8) Manajemen adalah
proses memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang yang
terorganisir secara formal untuk mencapai tujuan. Terry (2005:1)
memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau kerangka
kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud yang
nyata. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus
dilakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami
bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas
dari usaha-usaha yang telah dilakukan.
MANAJEMEN PROYEK 61
empat bagian, yakni planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling
(pengawasan):
1. Planning (perencanaan) ialah penetapan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang
digariskan.Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan,
karena termasuk dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan.
Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan
melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan
tindakan untuk masa mendatang. Proses perencanaan berisi
langkah-langkah: Menentukan tujuan perencanaan, menentukan
tindakan untuk mencapai tujuan, mengembangkan dasar
pemikiran kondisi mendatang, mengidentifikasi cara untuk
mencapai tujuan dan mengimplementasi rencana tindakan dan
mengevaluasi hasilnya
MANAJEMEN PROYEK 62
hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan
yang telah direncanakan bersama.
MANAJEMEN PROYEK 63
bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah
baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human
Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekadar sebagai aset utama, tetapi
aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan
(bandingkan dengan portofolio investasi) dan juga bukan sebaliknya
sebagai liability (beban). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi
institusi atau organisasi lebih mengemuka.
MANAJEMEN PROYEK 64
pembinaan, penggunaan dan perlindungan sumber daya manusia
baik yang berada dalam hubungan kerja maupun yang berusaha
sendiri (Basir, 2012).
MANAJEMEN PROYEK 65
mereka dapat melaksanakan tugas yang nantinya dibebankan
kepada mereka.
2. In Service Training (Pelatihan dalam Tugas). Pelatihan dalam tugas
yang dilakukan untuk karyawan yang sedang bertugas dalam
organisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan dalam
melaksanakan pekerjaan.
3. Post Service Training (Pelatihan Purna/Pasca Tugas). Pelatihan
yang dilaksanakan organisasi untuk membantu dan
mempersiapkan karyawan dalam menghadapi pensiun.
MANAJEMEN PROYEK 66
Faktor yang dapat mendukung manajer dalam memimpin para
bawahannya antara lain sebagai berikut:
1. Para karyawan mempunyai kebutuhan yang sama, yaitu
kebutuhan makan, hidup berkelompok, kebutuhan sosial,
kebutuhan kerja sama, dan kebutuhan memperoleh kepuasan
kerja.
2. Orang-orang yang bekerja sama dan hidup berkelompok
karena adanya keterbatasan.
3. Orang-orang mau bekerja sama karena keinginan untuk
mempertahankan hidup, berkuasa, mendapat pujian, dan
pengakuan.
MANAJEMEN PROYEK 67
3. Membangun Tim Proyek
Meningkatkan kompetensi dan interaksi anggota tim proyek, baik
secara individual maupun secara berkelompok untuk
meningkatkan kinerja proyek.
4. Mengelola Tim Proyek
Memantau kinerja tim proyek dengan memberikan masukan atau
motivasi, solusi ataupun sekedar koordinasi dalam rangka
meningkatkan kinerja proyek.
MANAJEMEN PROYEK 68
Perencanaan SDM
Pada tahap ini yang perlu direncanakan antara lain :
1. Tanggung jawab masing-masing tim
2. Kapan dibutuhkan
3. Identifikasi apakah dibutuhkan training utk orang tsb
4. Rencana remunerasi dan reward
5. Cara menilai kinerja seseorang
6. Kriteria bagaimana menghentikan seseorang
MANAJEMEN PROYEK 69
Work Definition & Assignment Process
Contoh RAM
MANAJEMEN PROYEK 70
RAM berkaitan Stakeholders
Contoh RACI
dengan:
R = tanggung jawab, hanya satu R per tugas
A = akuntabilitas
C = konsultasi
I = informasi
MANAJEMEN PROYEK 71
Staffing Management Plan
1. Staffing Management Plan adalah rencana yang menggambarkan
kapan dan bagaimana seseorang akan ditambahkan atau
dihentikan dari tim proyek.
2. Informasi yang terkandung di dalamnya antara lain : Resource
Histogram, cara akuisisi anggota tim, timetable, kriteria
penghentian anggota tim, kebutuhan pelatihan/training,
remunerasi & reward, kesesuaian dengan aturan peraturan
ketenagakerjaan, keamanan.
Summary
1. Organizational Chart
2. OBS
3. RAM/RACI
4. Staffing Management Plan (Resource Histogram)
MANAJEMEN PROYEK 72
Akuisisi Tim Proyek
1. Resource Assignment
2. Resource Loading
3. Resource Leveling
MANAJEMEN PROYEK 73
Resource Leveling
1. Resource leveling adalah teknik untuk menyelesaikan masalah
konflik kebutuhan sumber daya dengan menunda suatu
pekerjaan.
2. Tujuan utama dari resource leveling adalah agar pendistribusian
sumber daya lebih merata dan mereduksi overallocation.
MANAJEMEN PROYEK 74
b. Sensation/Intuition (S/N)
c. Thinking/Feeling (T/F)
d. Judgment/Perception (J/P)
MANAJEMEN PROYEK 75
BAGIAN 7
MANAJEMEN BIAYA PROYEK
Ada hal yang penting pada manajemen biaya proyek, yaitu : cermati
sumber daya, perencanaan biaya yang teliti, penganggaran biaya
yang baik, dan biaya yang harus dikendalikan secara proporsional
(Soemardi, 2010). Di dalam proyek pekerjaan bangunan terdapat hal
penting yaitu : biaya, mutu dan waktu (Kiswati; Chasanah 2019).
Biaya proyek pada konstruksi merupakan biaya yang dibutuhkan
sebelum dan saat pelaksanaan suatu proyek hingga selesei sesuai
dengan tujuan dan rencana awal. Pekerjaan konstruksi yang
dikerjakan oleh pelaksana bisa dibilang berhasil apabila sudah
memenuhi standar kualitas, waktu pelaksanaan, dan biaya sesuai
dengan perencanaan yang sudah diperhitungkan (Kerzner, 2006).
MANAJEMEN PROYEK 76
2. Time (Waktu)
Agar proyek tercapai tepat waktu sesuai jadwal di perencanaan
hal yang penting adalah memantau dan mengendalikan waktu
selama proses pekerjaan
3. Cost (Biaya)
Anggaran atau biaya agar tetap stabil dan konsisten selama proses
pekerjaan tentunya tetap perlu adanya batasan-batasan dalam
pengelolaannya agar biaya bisa tepat guna.
MANAJEMEN PROYEK 77
1. Manfaat pemantauan terhadap pekerjaan dengan baik.
2. Manfaat manajerial, akan mempermudah untuk mengetatui dan
memantau item pekerjaan yang kurang baik. Waktu dan biaya
merupakan 2 hal yang merupakan faktor yang berguna untuk
pengendalian kinerja.
MANAJEMEN PROYEK 78
Estimasi biaya pada proyek adalah perkiraan tentang biaya proyek
yang akan digunakan, terdapat beberapa unsur (Rani; Fuadi, 2016) :
bahan material, tenaga kerja, peralatan, over head, profit. Manfaat
dibuatkannya estimate biaya adalah : bagi pemilik atau owner dapat
mengetahui tingkat kelayakan pekerjaan, Menyusun anggaran yang
akan disiapkan, bagi kontraktor atau pelaksana sebagai bahan dasar
untuk menentukan nilai tender ataupun nilai penawaran yang akan
diajukan ke owner atau pemilik pekerjaan.
MANAJEMEN PROYEK 79
material bangunan (Soedrajat, 1984). Dalam perhitungan
anggraan biaya suatu bangunan yang disebut Rekapitulasi rencana
anggaran biaya (RAB) harus diperhitungkan secara teliti, yang
dibuat oleh perencana agar saat bangunan tersebut dilaksanakan
dapat selesei dengan baik.
MANAJEMEN PROYEK 80
(HSP) (Remita, 2022). Harga satuan pekerjaan adalah hasil
penjumlahan dari perhitungan harga bahan dan harga upah pekerja
yang berdasarkan analisa (Soedrajat, 1984). Harga bahan dapat
diperoleh dari Pemda setempat dan survey di pasaran dikumpulkan
dalam data yang dinamakan harga satuan bahan. Harga upah tenaga
kerja didapatkan dari hasil survey ataupun dari data Pemda setempat
dikumpulkan dalam data yang dinamakan harga satuan upah. Setiap
kota atau kabupaten memiliki standar harga satuan bahan dan upah
yang berbeda – beda. Dalam perhitungan harga satuan pekerjaan
dapat menggunakan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) atau
Burgerlijke Openbare Werken (BOW) (Ashworth, 1988). Yang biasa
dipakai di Indonesia saat ini analisa SNI. BOW merupakan sistem
koefisien analisa pada jaman penjajahan Belanda, SNI merupakan
pembaharuan dari BOW.
MANAJEMEN PROYEK 81
Pada Gambar 7.2, menjelaskan bahwa perhitungan biaya anggaran
kasar yang berdasarkan luasan lantai dikalikan harga satuan per M2
berdasarkan aturan daerah setempat, pekerjaan dibagi menjadi 2
yaitu : pekerjaan standar dan pekerjaan non standar. Selanjutnya
hasil hitungan direkapitulasi, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
MANAJEMEN PROYEK 82
SNI dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permukiman. Cara mendasar perhitungan SNI adalah menggunakan
daftar harga satuan bahan dan upah diperoleh dengan cara perkalian
antara indeks atau koefisien terhadap harga baham dan upah tenaga.
Harga satuan upah tenaga kerja dan bahan juga terdapat harga
satuan alat pekerjaan yang mempengaruhi perhitungan RAB, lihat
diagram dibawah ini:
MANAJEMEN PROYEK 83
untuk dipantau dalam progress pekerjaan saat dilaksanakan (Budi,
2013), misalkan pekerjaan pasir dan tanah meliputi : galian tanah
pondasi, urugan tanah pondasi, urugan pasir bawah pondasi, urugan
pasir bawah lantai. Rencana anggran total yang disebut dengan
rekapitulasi adalah penggabungan dari seluruh anggaran sub total
dan sudah jumlahkan besar pajak, asuransi ataupun faktor biaya
lainnya. Setelah proyek dilelang dan sdah ditentukan kontraktor
pemenang yang akan mengerjakan munculah Rencana Anggaran
Pelaksanaan (RAP) yang dibuat oleh kontraktor yang dijadikan
sebagai panduan proses pekerjaan (Sastroatmadja, 1984). Tujuan
dari RAP adalah :
1. Merekap data biaya kebutuhan yang diperlukan.
2. Membuat cash flow yang benar dan tepat untuk mengontrol
pelaksanaan proyek yang dikerjakan.
3. Mengalokasikan dana uang diperlukan dlaam plaksanaan
pekerjaan.
MANAJEMEN PROYEK 84
Gambar 7.5. Daftar harga bahan dan upah
Gambar diatas merupakan data daftar harga bahan dan upah per
hari. Untuk setiap daerah Kota atau Kabupaten nilai berbeda – beda.
MANAJEMEN PROYEK 85
Gambar 7.6. Daftar analisa
MANAJEMEN PROYEK 86
Gambar 7.8. Rekapitulasi RAB
MANAJEMEN PROYEK 87
Contohnya sebelum perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
parik kawasan industri, sebelumnya sudah dilakukan perencanaan
dan pelaksanaan kontrak tender pengerukan, urugan, dan perataan
lahannya. Metode fast-track merupakan cara penyeleseian proyek
lebih cepat dari waktu normal yang direncanakan dengan
menerapkan cara yang beebeda, inovasi dan memanfaatkan waktu
yang efektif dari kegiatan pekerjaan secara keseluruhan (Easthan,
2002). Penerapan biaya pekerjaan proyek setelah melakukan
metode fast-track, yang dihitung pada lintasan kritis dan lintasan
tidak kritis seperti biaya normal. Pada pelaksanaan aktivitas lintasan
kritis dilakukan secara paralel, tidak ada penambahan tenaga kerja,
demikikian juga pada penggunaan bahan dan harga sesuai
perhitungan normal, anggaran tenaga juga tidak ada perubahan
sesuai perencanaan awal, tetapi terjadi perubahan pada biaya tidak
langsung sehingga waktu pembangunan dapat selesei lebih cepat dan
biaya lebih hemat secara keseluruhan. Banyak fenomena pekerjaan
proyek yang terlambat dalam penyeleseiannya bahkan ada proyek
yang berhenti karena banyak hal yang mempengaruhinya. Solusi
dalam mengejar keterlambatan pekerjaan proyek perlu dilakukan
karena jika hal itu terjadi akan banyak hal yang akan terkena
dampak, salah satunya akan terkena denda permil dari nilai kontrak
perhari atau ada perhitungan lain dari waktu selesei pekerjaan yang
sudah disepakati yang tertera dalam dokumen kontrak. Untuk
mengurangi potensi keterlambatan pekerjaan yang dilakukan
meningkatkan Produktivitas yang berhubunga dengan sumber daya
untuk menghasilkan barang dan jasa. Produktivitas berkaitan dengan
efisiensi pemanfaatan input untuk memproduksi output secara baik.
Beberapa pengertian produktivitas (Yamit, 2005) :
1. Organiazation For Econimics and Development (OECD),
menyatakan bahwa produktivitas yaitu output dibagi elemen
produksi yang digunakan.
MANAJEMEN PROYEK 88
2. International Labour Organization (ILO), produktivitas yaitu
perbandingan antara elemen produksi yang dihasilkan, elemen
tersebut yaitu : tenaga kerja, modal, tanah, organisasi.
(A)
Indeks Produktivitas =
(B)
Keterangan,
(A), Jumlah jam orang yang sesungguhnya digunakan untuk
menyeleseikan pekerjaan,
(B), Jumlah jam orang yang diperlukan untuk menyeleseikan
pekerjaan sesuai standar.
MANAJEMEN PROYEK 89
BAGIAN 8
MANAJEMEN WAKTU PROYEK
A. PENDAHULUAN
MANAJEMEN PROYEK 90
b. Mengestimasi durasi kegiatan dan menentukan urutan yang
paling efisien untuk melaksanakannya.
c. Mengembangkan jadwal proyek yang realistis dan
komprehensif, yang mencakup semua kegiatan, batasan waktu,
dan sumber daya yang diperlukan.
d. Mengalokasikan sumber daya yang sesuai untuk kegiatan yang
direncanakan.
e. Memantau kemajuan proyek dan mengambil tindakan korektif
jika diperlukan untuk mengendalikan penyimpangan jadwal.
f. Melaporkan kemajuan proyek kepada pemangku kepentingan
dan melakukan penyesuaian jadwal jika diperlukan.
2. Estimasi Durasi
Estimasi durasi adalah proses menentukan jumlah waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan dalam proyek.
Estimasi yang akurat sangat penting untuk mengembangkan jadwal
proyek yang realistis dan mencapai tujuan tepat waktu. Beberapa
teknik yang dapat digunakan untuk mengestimasi durasi kegiatan
meliputi:
a. Estimasi berbasis analogi: Membandingkan kegiatan saat ini
dengan kegiatan serupa yang telah diselesaikan di masa lalu.
MANAJEMEN PROYEK 91
b. Estimasi parametrik: Menggunakan hubungan matematis
antara variabel untuk menghitung durasi kegiatan.
c. Estimasi berbasis ekspert: Berkonsultasi dengan ahli yang
berpengalaman dalam kegiatan yang bersangkutan untuk
mendapatkan perkiraan durasi.
d. Estimasi tiga titik: Menggunakan tiga perkiraan (optimis,
pesimis, dan paling mungkin) untuk menghitung durasi
kegiatan berdasarkan tingkat ketidakpastian.
3. Jadwal Proyek
Jadwal proyek adalah representasi visual atau dokumen yang
mencakup semua kegiatan, durasi, dan urutan pekerjaan yang harus
diselesaikan dalam proyek. Jadwal proyek yang efektif mencakup
informasi tentang batasan waktu, sumber daya yang diperlukan, dan
kemajuan proyek. Beberapa alat yang umum digunakan untuk
membuat dan mengelola jadwal proyek meliputi Gantt Chart,
Critical Path Method (CPM), dan Program Evaluation and Review
Technique (PERT).
4. Batasan Waktu
Batasan waktu adalah batas atau tenggat waktu yang diberikan untuk
menyelesaikan kegiatan, fase, atau proyek secara keseluruhan.
Mengidentifikasi batasan waktu yang realistis dan
memperhitungkannya dalam jadwal proyek sangat penting untuk
memastikan tujuan proyek tercapai tepat waktu. Batasan waktu
dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal (seperti hukum, peraturan,
atau persyaratan kontrak) atau internal (seperti ketersediaan sumber
daya atau koordinasi antara anggota tim). Manajemen waktu proyek
yang efektif melibatkan pengelolaan batasan waktu ini untuk
menghindari keterlambatan dan memastikan kesuksesan proyek.
MANAJEMEN PROYEK 92
C. METODE DAN TEKNIK MANAJEMEN WAKTU PROYEK
4. Gantt Chart
Gantt Chart adalah alat visual yang digunakan untuk menampilkan
jadwal proyek dalam format bar chart. Gantt Chart menunjukkan
durasi, urutan, dan hubungan antara kegiatan, serta kemajuan
MANAJEMEN PROYEK 93
proyek seiring berjalannya waktu. Gantt Chart memudahkan
komunikasi jadwal proyek kepada anggota tim dan pemangku
kepentingan, serta membantu manajer proyek dalam pemantauan
dan pengendalian waktu proyek.
MANAJEMEN PROYEK 94
D. PERENCANAAN WAKTU PROYEK
1. Identifikasi Kegiatan
Identifikasi kegiatan adalah langkah awal dalam perencanaan waktu
proyek. Proses ini melibatkan penguraian proyek menjadi kegiatan
yang spesifik, tugas, dan sub-tugas yang harus diselesaikan untuk
mencapai tujuan proyek. Work Breakdown Structure (WBS) adalah
alat yang efektif untuk membantu mengidentifikasi kegiatan yang
diperlukan dalam proyek.
4. Penjadwalan Kegiatan
Setelah estimasi durasi kegiatan, langkah selanjutnya adalah
penjadwalan kegiatan. Penjadwalan melibatkan pengaturan urutan
kegiatan dan mengalokasikan waktu yang tepat untuk setiap kegiatan
dalam proyek. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk
penjadwalan kegiatan meliputi Critical Path Method (CPM),
Program Evaluation and Review Technique (PERT), dan Gantt Chart.
MANAJEMEN PROYEK 95
5. Alokasi Sumber Daya
Alokasi sumber daya merupakan proses mengalokasikan sumber
daya yang diperlukan (seperti sumber daya manusia, peralatan, dan
bahan) untuk setiap kegiatan dalam proyek. Alokasi sumber daya
yang efisien memastikan bahwa kegiatan dapat diselesaikan sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan dan sumber daya tidak terbuang sia-
sia. Dalam perencanaan waktu proyek, manajer proyek harus
mempertimbangkan ketersediaan sumber daya, prioritas proyek, dan
batasan waktu untuk mengalokasikan sumber daya dengan cara yang
paling efisien.
MANAJEMEN PROYEK 96
3. Penyesuaian Jadwal
Jika terjadi penyimpangan waktu, penyesuaian jadwal mungkin
diperlukan untuk memastikan proyek tetap tepat waktu.
Penyesuaian jadwal dapat mencakup pengurangan durasi kegiatan,
realokasi sumber daya, atau perubahan prioritas proyek. Dalam
konteks Agile Project Management, penyesuaian jadwal dapat
melibatkan peninjauan dan perubahan sprint backlog atau prioritas
fitur yang sedang dikembangkan.
MANAJEMEN PROYEK 97
2. Aplikasi Pelacak Waktu
Aplikasi pelacak waktu adalah alat yang memungkinkan anggota tim
untuk merekam waktu yang dihabiskan untuk kegiatan proyek.
Aplikasi ini membantu manajer proyek dalam mengukur
produktivitas, mengidentifikasi kegiatan yang memakan waktu, dan
mengoptimalkan alokasi waktu dan sumber daya. Beberapa aplikasi
pelacak waktu yang populer meliputi Toggl, Harvest, dan Time
Doctor.
MANAJEMEN PROYEK 98
G. STUDI KASUS: MANAJEMEN WAKTU PROYEK YANG
EFEKTIF
MANAJEMEN PROYEK 99
Proyek ABC berhasil diselesaikan dalam waktu yang direncanakan
dan dengan kualitas yang memenuhi ekspektasi klien. Beberapa
pelajaran yang diperoleh dari studi kasus ini meliputi:
H. KESIMPULAN
A. PENDAHULUAN
1. Benchmarking
Benchmarking adalah Teknik untuk membandingkan kinerja
proyek dengan standar terbaik dalam industri atau dengan proyek
serupa yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan
benchmarking, tim proyek dapat mempelajari praktik terbaik dan
mengidentifikasi area perbaikan untuk memastikan bahwa produk
atau layanan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan kualitas
yang telah ditetapkan.
3. Perencanaan Penerimaan
Perencanaan Penerimaan digunakan untuk menentukan kriteria
penerimaan untuk produk atau layanan yang dihasilkan. Dengan
menetapkan kriteria penerimaan, tim proyek dapat memastikan
bahwa produk atau layanan yang dihasilkan memenuhi
persyaratan kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Inspeksi
Inspeksi adalah teknik untuk mengevaluasi produk atau layanan
yang dihasilkan dengan cara memeriksa secara langsung. Dengan
melakukan inspeksi, tim proyek dapat mengidentifikasi cacat atau
kekurangan pada produk atau layanan yang dihasilkan dan
melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan.
5. Testing
Testing adalah teknik yang ditujukan untuk menguji produk atau
layanan yang dihasilkan untuk memastikan bahwa produk atau
layanan tersebut memenuhi persyaratan kualitas yang telah
ditetapkan. Dengan melakukan testing, tim proyek dapat
mengidentifikasi masalah dan melakukan perbaikan sebelum
produk atau layanan tersebut dirilis kepada pengguna akhir.
6. Analisis Data
Analisis Data adalah teknik evaluasi data kualitas yang telah
dikumpulkan selama proyek. Dengan melakukan analisis data, tim
proyek dapat mengidentifikasi tren dan pola dalam data, serta
melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
c. Control Quality
Pada fase pengendalian kualitas, dilakukan control quality
dengan menggunakan alat dan teknik seperti control chart,
Pareto chart, dan Ishikawa diagram untuk memonitor
performa kualitas proyek secara terus-menerus. Tim proyek
juga melakukan identifikasi variance terhadap kriteria kualitas
dan melakukan perbaikan kualitas proyek apabila ditemukan
ketidaksesuaian dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.
C. IDENTIFIKASI RISIKO
Gambar 10.1. Contoh sikap dan selera risiko beserta batas toleransi risiko
Namun bisa saja di dalam perjalan sebuah proyek terjadi resiko yang
tidak pernah diduga/direncanakan sebelumnya. Jika hal ini terjadi,
maka penanganan resiko tersebut bisa jadi bersifat sementara atau
sering juga disebut dengan workaround, artinya organisasi berusaha
melakukan segala upaya agar risiko tersebut tidak berdampak lebih
besar lagi terhadap proyek dan/atau organisasinya. Penanganan ini
biasanya juga menggunakan dana cadangan risiko (management
Jika proyek sudah selesai, risiko proyek bisa saja beralih menjadi
risiko operasional karena risiko tersebut senantiasa melekat pada
produk dari proyek tersebut. Maka dengan demikian, akan terjadi
estafet pengelolaan risiko tersebut dari manajer proyek kepada orang
maupun institusi yang akan menjalankan/menggunakan produk dari
proyek tersebut, sampai siklus produk tersebut berakhir dan tidak
digunakan lagi oleh penggunanya.
Seri ISO yang merupakan bagian dari seri ISO 21502 juga mencakup:
1. ISO 21503, Manajemen proyek, program dan portofolio –
Panduan manajemen program.
2. ISO 21504, Manajemen proyek, program dan portofolio –
Panduan manajemen portofolio.
Seri ISO 21500 dikembangkan oleh komite teknis ISO ISO/TC 258,
Manajemen proyek, program dan portofolio, yang sekretariatnya
dipegang oleh ANSI, anggota ISO untuk Amerika Serikat.
Standar Standar internasional ISO 21502 ini terdiri dari empat klausa
utama, masing-masing membahas:
1. Konsep manajemen proyek
2. Persyaratan untuk memformalkan manajemen proyek
3. Tata kelola manajemen proyek terintegrasi
4. Tata kelola untuk mengelola proyek.
Klausul ISO 21502 yang versi terakhir dan terpanjang ini menjelaskan
praktik manajemen proyek, yang sebagaimana disebutkan
menggantikan proses dalam edisi sebelumnya. Dengan perencanaan-
yang harus lebih ditekankan di antara praktik manajemen proyek
Hal terpenting dari penerapan ISO 21502 ini akan menjadi acuan
dalam memberikan pengetahuan dan panduan bagaimana sebuah
organisasi mendokumentasikan hasil proyek secara produktif.
Kepemilikan sertifikasi ini membuktikan bahwa bahwa organisasi
tersebut memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengerjakan
proyek secara profesional dan mengelola tim secara efektif.
Redaksi :
Jl. Kenali Jaya No 166
Kota Jambi 36129
Tel +6282177858344
Email: Sonpediapublishing@gmail.com
Website: www.buku.sonpedia.com