■ Kerahasiaan
■ Kesukarelaan.
■ Keterbukaan
■
■ Responsif
■ Keaktifan
■ Kemandirian
Kedinamisan
Etika yang
menjadi
kekuatan
■ Kerahasiaan, dalam melaksanakan bimbingan sangat
menjaga kerahasiaan permasalahan siswa.
■ Keterbukaan, sangat membuka segala kesempatan untuk
■ Responsif. Tidak menunda-nunda dalam memberikan
bantuan dengan berbagai alasan;
Manfaatkan etika yang ■ Kerahasiaan
menjadi kekuatan ■ Kesukarelaan.
■ Keterbukaan
Etika yang menjadi kekuatan maka ini menunjukkan bahwa saya memiliki
kemampuan untuk menerima perbedaan nilai, budaya, dan agama yang dimiliki
oleh murid, yang sangat penting dalam membangun hubungan yang positif.
Dengan menerapkan etika kerahasian, kesukarelaan dan keterbukaan. Saya dapat
menciptakan ruang aman bagi murid untuk mengekspresikan diri mereka tanpa
rasa takut atau malu, sehingga memudahkan murid untuk bekerja sama dengan
saya dalam mencapai tujuan konseling mereka. Hal ini tentu saja merupakan
kemampuan yang sangat berharga dalam praktik bimbingan dan konseling.
Bagaimana saya
memanfaatkan
kekuatan tersebut?
Untuk memanfaatkan kekuatan etika kerahasian, kesukarelaan dan keterbukaan yang
menjadi salah satu kelebihan saya sebagai seorang guru, saya dapat mengaplikasikan prinsip
tersebut dalam setiap aspek praktik bimbingan dan konseling saya. Misalnya, dengan saat
menjalin hubungan dengan murid, saya dapat menciptakan lingkungan yang aman dan
nyaman bagi murid untuk berbicara dan berbagi tentang masalah yang mereka hadapi.
Selain itu, dengan bersikap toleran terhadap perbedaan murid, saya dapat membantu
mereka merasa diterima dan dihargai, serta memudahkan proses konseling dan pengambilan
keputusan yang tepat. Dengan demikian, memanfaatkan kekuatan saya dapat membantu
meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling yang saya berikan
Etika mana yang masih
harus saya tingkatkan?
Saya merasa perlu untuk meningkatkan etika empati dalam praktik
bimbingan dan konseling saya, maka ini menunjukkan bahwa saya
menyadari pentingnya kemampuan untuk memahami dan merasakan
perasaan murid dengan mengasumsikan perspektif mereka. Untuk
meningkatkan etika empati, saya dapat mempraktikkan teknik
mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan terbuka, dan berusaha
memahami sudut psayang murid secara lebih luas. Selain itu, dengan
memperluas pengetahuan saya tentang teori dan metode konseling yang
berkaitan dengan empati, serta dengan berlatih secara teratur, maka saya
dapat meningkatkan kemampuan empati saya secara bertahap dan
memberikan layanan bimbingan dan konseling yang lebih baik lagi di masa
depan.
Bagaimana peran saya
telah membantu murid?
Berdasarkan refleksi peran dalam layanan BK di satuan pendidikan, dapat
disimpulkan bahwa peran saya sebagai guru telah membantu murid dalam
mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang positif, serta mengatasi
masalah pribadi, sosial, dan akademik yang mereka hadapi. Selain itu, saya juga
telah membantu mengidentifikasi murid yang memerlukan perhatian khusus dan
merujuk mereka ke layanan yang tepat, serta berkolaborasi dengan guru dan orang
tua dalam memberikan layanan BK yang terintegrasi dan holistik. Dengan demikian,
peran saya sebagai konselor telah memberikan kontribusi yang berarti bagi
kemajuan dan kesejahteraan peserta didik di satuan pendidikan
Peran apa yang akan
saya lakukan berikutnya?