Apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami
mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya Maha
Kuasa yang paling sempurna, karena ilmu kami belum seberapa banyak. Karena itu
kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun
guna sempurna nya makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
1.3 Tujuan 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
BAB III 19
PENUTUP 19
3.1 Kesimpulan 19
3.2 Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2. Rumusan Masalah
Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam
makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah
ini antara lain :
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Etimologis
Pancasila terdiri dari dua arti leksikal dalam bahasa Sansekerta:
Panca artinya lima
Syila (vokal i pendek) artinya batu sendi, alas, atau dasar
Syiila (vokal ii panjang) artinya peraturan tingkah laku yang baik
Makna Pancasila secara arfiah adalah dasar yang memiliki lima
unsur.
2. Historis
a. 29 April 1945. Jepang membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai dilafalkan
Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito.
Tujuannya, memeroleh dukungan bangsa Indonesia dengan menjanjikan
bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia.
b. BPUPKI beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh Radjiman
Wedyodiningrat dengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang Jepang) dan
R.P. Soeroso.
c. BPUPKI bersidang dua kali. Rapat I (28 Mei – 1 Juni 1945) membahas tema
dasar negara. Rapat II (10-17 Juli 1945) tema pembahasan bentuk negara,
wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar,
ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.
d. Rapat Pertama 28 Mei 1945. Rapat resmi dibuka pembahasan dimulai
keesokan harinya dengan tema dasar negara. Pada rapat pertama ini
terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.
29 Mei 1945. Muhammad Yamin mengemukakan lima asas dasar negara
Indonesia Merdeka yang dicita-citakan: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri
Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan
5
Rakyat
31 Mei 1945. Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas dasar negara:
1. Persatuan 2. Mufakat dan Demokrasi 3. Keadilan Sosial 4. Kekeluargaan
5. Musyawarah.
1 Juni 1945. Ir. Soekarno Mengemukakan lima asas sebagai dasar negara
Indonesia yang disebut Pancasila: 1. Nasionalisme atau Kebangsaan
Indonesia 2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3. Mufakat atau
Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan
Soekarno menjelaskan lebih lanjut kelima sila tersebut dapat diperas menjadi “Tri
Sila”: 1. Sosio Nasional, yaitu: Nasionalisme dan Internasionalisme 2. Sosio
Demokrasi, yaitu: Demokrasi dengan kesejahteraan” 3. Ketuhanan Yang Maha Esa
Adapun “Tri Sila” tersebut masih diperas lagi menjadi “Eka Sila” atau satu sila yang
intinya adalah “gotong royong”
Masa antara Rapat Pertama dan Kedua Dalam masa reses (masa istirahat)
antara Sidang I BPUPKI dengan Sidang II BPUPKI, masih belum ditemukan
kesepakatan untuk perumusan dasar negara, sehingga akhirnya dibentuklah panitia
kecil untuk menggodok berbagai masukan. Panitia kecil beranggotakan 9 orang dan
dikenal pula sebagai Panitia Sembilan dengan susunan sebagai berikut: 1. Ir.
Soekarno (ketua) ketua 2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua) 3. Mr. Achmad Soebardjo
(anggota) 4. Mr. Muhammad Yamin (anggota) 5. KH. Wachid Hasyim (anggota) 6.
Abdul Kahar Muzakir (anggota) 7. Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota) 8. H. Agus
Salim (anggota) 9. Mr. A.A. Maramis (anggota)
6
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
f. Rapat Kedua
10-17 Juli 1945. Mengangkat tema bahasan bentuk negara, wilayah
negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi
dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.
Dalam rapat ini dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, Panitia Pembelaan
Tanah Air dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia Ekonomi
dan Keuangan diketuai Mohamad Hatta.
11 Juli 1945. Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil
beranggotakan 7 orang: Soepomo (ketua merangkap anggota),
Wongsonegoro, Achmad Soebardjo, A.A. Maramis, R.P. Singgih, H. Agus
Salim, Dr. Soekiman.
13 Juli 1945. Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk
membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut.
14 Juli 1945. Rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang
UUD yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut
tercantum tiga masalah pokok yaitu: 1) pernyataan Indonesia merdeka, 2)
pembukaan UUD, 3) batang tubuh UUD.
Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan
mengambil tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep
Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat
Piagam Jakarta.
g. Terminologis
17 Agustus 1945. Proklamasi sebagai pernyataan resmi deklarasi
kelahiran negara Republik Indonesia.
18 Agustus 1945. PPKI mengadakan sidang pertama sekaligus
mengesahkan UUD 1945.
UUD 1945 terdiri dari dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan 37
pasal, 1 aturan peralihan terdiri atas 4 pasal, dan 1 Aturan Tambahan
terdiri atas
7
2 ayat.
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat tercantum rumusan
Pancasila yang sah secara konstitusional. Tap No.XX/MPRS/1966 dan
Inpres No.12 Tanggal 13 April 1968 menegaskan pengucapan, penulisan,
dan rumusan Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia yang sah dan
benar adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
8
muda, dilanjutkan dan makin ditingkatkan disemua jenis jenjang pendidikan
mulai dari TK sampai perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Kedudukan mata kuliah pendidikan Pancasila adalah mata kuliah wajib umum
(MKWU) yang berdiri sendiri dan harus ditempuh oleh setiap mahasiswa. Mata kuliah
pendidikan Pancasila adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan
program studinya masing-masing. Dengan demikian, mahasiswa mampu memberikan
kontribusi yang konstruktif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan
mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.
Hal ini berarti mata kuliah Pancasila merupakan proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan student centered learning, untuk mengembangkan
knowledge, attitude, dan skill mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam
membangun jiwa profesionalitasnya sesuai dengan program studinya masing-masing,
serta dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai kaidah penuntun sehingga
menjadi warga Negara yang baik.
9
2.3 Alasan diperlukan Pendidikan Pancasila
Mengapa harus ada pendidikan Pancasila di perguruan tinggi? Pendidikan
Pancasila sangat diperlukan untuk membentuk karakter manusia yang profesional
dan bermoral. Hal tersebut dikarenakan perubahan dan infiltrasi budaya asing yang
bertubi-tubi mendatangi masyarakat Indonesia bukan hanya terjadi dalam masalah
pengetahuan dan teknologi, melainkan juga berbagai aliran dalam berbagai
kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila diselenggarakan agar
masyarakat tidak tercerabut dari akar budaya yang menjadi identitas suatu bangsa
dan sekaligus menjadi pembeda antara satu bangsa dan bangsa lainnya. Selain itu,
dekadensi moral yang terus melanda bangsa Indonesia yang ditandai dengan mulai
mengendurnya ketaatan masyarakat terhadap norma-norma sosial yang hidup di
masyarakat, menunjukkan pentingnya penanaman nilai-nilai ideologi melalui
pendidikan Pancasila.
1. Dapat memahami dan mampu melaksanakan jika pancasila dan UUD 1945
dalam kehidupan sebagai Warganegara Indonesia.
2. Menguasai pengatahuan tentang beragam masalah dasar berkehidupan
bermasrakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan
penerapan pemikiran yang berlandasan pancasila dan UUD 1945.
3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma
pancasila, sehingga mampu menanggapi perubahan yang terjadi dalam rangka
keterpaduan iptek dan pembangunan.
4. Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan
masalah dan mengambil keputusan dengan menerapkan strategi heuristik
terhadap nilai-nilai Pancasila.
10
PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI.
Pada zaman sekarang, arus globalisasi memberikan dampak yang besar bagi
warga negara dan kurangnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan. Tidak hanya itu, rendahnya pengetahuan tentang nilai-nilai pancasila
dalam warga negara, pelajar dan mahasiswa akan dapat menimbulkan aliran-aliran
akstremisme yang akan berakibat tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan nilai
pancasila atau bisa disebut tindakan-tindakan radikal. Oleh karena itu, pendidikan
pancasila perlu diajarkan diperguruan tinggi untuk dapat menjadi motivasi dan dapat
meningkatkan pengetahuan lebih tentang nilai-nilai pancasila, dan warga negara juga
perlu lebih mengetahui tentang nilai-nilai pancasila.
Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi
tetap bangsa serta mencerminksn kepribadian bangsa. Di Bab kedua ini dijelakan
tentang pengertian pancasila dam perkembangannya. Dalam perkembangan
pancasila tidak lepas dengan sejarah, perumusan pancasila, serta tokoh-tokoh yang
terlibat didalamnya, salah satu tokoh yang terlibat adalah Kasman Singodimedjo.
Filsafat terbentuk rasa ingin tahu yang diikuti dengan pertanyaan, dengan
rasa ingi tahu inilah yang akan menimbulkan pengetahuan. Pancasila yang
merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis.
Artinya itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi.
Bab keempat akan
11
dijelaskan secara lengkap tentang Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.
Etika politik memiliki tujuan menjelaskan mana tingkah laku politik yang baik,
yang dimana dalam Bab kelima akan dijelaskan tentang Pancasila Sebagai Etika
Politik. Apabila politik mengarah kepada kepentingan umum atau negara, itu adalah
etika yang baik. Etika politik diharapkan mampu menciptakan suasana harmonis antar
pelaku dan antarkekuatan.
Paradigma menurut para ahli adalah cara orang melihat diri mereka sendiri dan
lingkungan yang akan mempengaruhi pemikiran, sikap, dan perilaku. Pada Bab
ketujuh akan dijelaskan tentang Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Dalam
Bermasyarakat Berbangsa Dan Bernegara. Didalam Bab ketujuh ini akan dijelaskan
juga secara lengkap paradigima yang berkaitan dengan pancasila.
b. Landasan Kultural
Fakta budaya dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang merupakan suatu
pandangan hidup, tujuan hidup bersama dalam suatu negara, yang setiap bangsa
memiliki ciri khas tersendiri.
c. Landasan Yuridis
Perkuliahan Pendidikan Pancasila diatur dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa
sistem pendidikan nasional berdasarkan Pancasila. Meskipun tidak disebutkan
secara eksplisit pada pasal 37 bahwa kurikulum pendidikan tinggi memuat:
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan pendidikan bahasa. SK
Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa misi Pendidikan
Kewarganegaraan adalah untuk memantapkan kepribadian mahasiswa agar
secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia
pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis; suatu kesatuan
bagian-bagian, setiap bagian memiliki fungsi tersendiri, saling berhubungan erat,
memiliki satu tujuan, dan terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
13
2.5 Argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila.
Indonesia, terhampar dari Sabang hingga Marauke. Seperti yang diketahui
bersama,Indonesia sebagai negara kepulauan terbentuk dari keberagaman suku,
adat- istiadat, dan bahasa.Dengan kondisi sosial budaya Indonesia yang begitu
heterogen, pandangan hidup atau ideologi sebagai sebuah dasar negara menjadi
praktis sangat dibutuhkan. Indonesia membutuhkan sebuah ideologi netral yang bisa
memayungi dan merangkul semua budaya dari berbagai lapisan masyarakat.
Akan tetapi sebelum kita membahas makalah ini, sebenarnya apa itu ideologi?
Secara harfiah, menurut kamus umum bahasa Indonesia ideologi adalah sebuah
sistem kepercayaan yang menerangkan, membenarkan suatu tatanan yang ada/yang
dicita-citakan dan memberikan strategi berupa prosedur, rancangan, instruksi, serta
program untuk mencapainya. Di pihak yang sama, Shawn T. &Sunshine H. (2005)
membenarkan bahwa ideologi adalah sebuah sistem pandangan umum tentang
sesuatu hal.
14
kemudian mengusulkan agenda sidang membahas tentang dasar negara (Gunadarma
Bab V). Pada tanggal 1 Juni, Ir. Soekarno pertama kali mengusulkan istilah Pancasila
sebagai dasar negara dan disahkannya Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945
merupakan terobosan gemilang mengenai dasar negara oleh para founding fathers
pada masa itu.Sejalan dengan berjalannya sebuah negara Indonesia, ideologi
Pancasila yang terbentuk mengalami ujian dan dinamika dari sebuah sistem politik.
Dimulai dengan sistem demokrasi liberal yang dianut pada masa setelah
indonesia merdeka, pembentukan indonesia serikat, system liberal pada UUDS 1945,
dan peristiwa G 30 S PKI. Menurut Prof. Dr. B.J. Habibie yang seperti dikutip dalam
Metro TV news.com bahwa sejak jaman demokrasi parlementer, terpimpin, orde baru
dan demokrasi multipartai pancasila harus melewati alur dialektika peradaban yang
menguji ketangguhannya sebagai dasar filosofis bangsa Indonesia yang terus
berkembang dan tak pernah berhenti di satu titik terminal sejarah. Dengan sejarah
perjuangan pancasila dari awal dibentuknya seperti disebutkan di atas, pancasila
membuktikan diri sebagai cara pandang dan metode ampuh bagi seluruh bangsa
Indonesia untuk membendung trend negatif perusak asas berkehidupan bangsa.
Tantangan yang dahulu dihadapi oleh Pancasila sebagai dasar negara, jenis
dan bentuknya sekarang dipastikan akan semakin kompleks dikarenakan efek
globalisasi. Globalisasi menurut Ahmad, M. (2006) adalah perkembangan di segala
jenis kehidupan dimana batasan- batasan antar negara menjadi pudar dikarenakan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi(IPTEK). Berkembangnya arus
informasi menjadi sebuah ciri spesifik dari terminology globalisasi. Setiap warga
negara akan semakin mudah dan bebas untuk mengakses berbagai jenis informasi
dari berbagai belahan dunia manapun dalam waktu yang sangat singkat.
15
disebutkan satu-persatu.
Objektif adalah Pancasila memiliki sifat universal, nilai Pancasila akan tetap
terkandung dalam setiap lapisan kehidupan warga negara Indonesia, Pancasila
adalah dasar hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
1. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukkan
adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak karena merupakan suatu
nilai.
2. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia baik dalam adat kebiasaan,kebudayaan, kenegaraan maupun dalam
kehidupan keagamaan
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala sumber hukum
di Indonesia.
Pengertian Subjektif
16
Nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif adalah :
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari ulasan di atas penulis bisa merumuskan sebagai berikut:
18
masalah pembangunan bangsa dan negara dalam perspektif nilai-nilai dasar
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Republik Indonesia.
Oleh karena itu dengan penyusunan makalah ini semoga dapat berguna bagi
para pembaca sebagai acuan proses pembelajaran dalam menjawab segala
tantangan yang ada.
3.2 Saran
Dalam membuat makalah ini mungkin masih terdapat kesalahan –
kesalahan, sehingga kami mengaharapkan kritik dari pembaca agar makalah
yang kami buat ini menjadi lebih baik dan lebih sempurna.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/dedekzhizy/bab-i-52693863
https://www.slideshare.net/kevyn52/pengantar-
pendidikan-pancasila-
31663274
20