Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami,
sehingga mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengantar Pendidikan
Pancasila”.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan


wawasan kita semua dapat bertambah. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap
pembaca.

Apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami
mohon maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya Maha
Kuasa yang paling sempurna, karena ilmu kami belum seberapa banyak. Karena itu
kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun
guna sempurna nya makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I 3

PENDAHULUAN 3

1.1 Latar Belakang 3

1.2. Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan 5

1.4 Manfaat penulisan 5

BAB II 6

PEMBAHASAN 6

2.1 Pengertian Pancasila 6

2.2 Urgensi Pendidikan Pancasila 9

2.3 Alasan diperlukan Pendidikan Pancasila 11

2.4 Sumber Historis, Kultural, Yuridis, dan Filosofis Pendidikan Pancasila. 14

2.5 Argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila. 15

2.6 Nilai - nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif 17

BAB III 19

PENUTUP 19

3.1 Kesimpulan 19

3.2 Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 21

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas adalah nama Dasar
Negara kita, Negara Republik Indonesia. Nama Pancasila itu sendiri sebenarnya
tidaklah terdapat baik di dalam pembukaan UUD 1945. Namun telah cukup jelas
bahwa pembukaan UUD 1945 alenia keempat yang
berbunyi :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pendidikan Pancasila termasuk mata kuliah yang banyak terkena imbas


proses reformasi. Bukan hanya materinya yang banyak berubah. Proses
Pendidikan juga seharusnya mengalami perubahan mendasar. Perubahan materi
Pendidikan Pancasila menyangkut amandemen terhadap UUD 1945 tentang
Ketatanegaraan dan Hak Asasi manusia. Perubahan proses perkuliahan berkaitan
dengan kebebasan yang lebih besar kepada mahasiswa untuk merefleksikan dan
bersikap kritis terhadap implementasi kebijakan pemerintah.

Apabila pembatasan ruang gerak Pendidikan Pancasila tersebut dilakukan


maka Pendidikan Pancasila Perguruan Tinggi tidak akan disukai oleh Mahasiswa.
Bagaimana pun juga, mahasiswa dapat menerima informasi dan mendiskusikan
informasi tersebut melalui Pendidikan yang beragam diluar perkuliahan. Jika
perkuliahan Pendidikan Pancasila dilakukan terbatas, makai ia akan berhadapan
dengan situasi luar bergerak secara dinamis.

3
1.2. Rumusan Masalah
Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam
makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah
ini antara lain :

1. Apa pengetian Pancasila ?


2. Menjelaskan urgensi Pendidikan Pancasila ?
3. Mengapa diperlukan Pendidikan Pancasila ?
4. Bagaimana landasan historis, kultural, yuridis, dan filosofis dalam
Pendidikan Pancasila ?
5. Apa saja argument tentang dinamika dan tantangan pendidikan pancasila?
6. Menjelaskan nilai nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif!
1.3 Tujuan
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga
tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Pacasila
2. Untuk mengetahui urgensi Pendidikan Pancasila
3. Untuk mengetahui alasan mengapa diperlukan Pendidikan Pancasila
4. Untuk mengetahui landasan historis, kultural, yuridis, dan filosofis Pendidikan
Pancasila
5. Untuk mengetahui argument tentang dinamika dan tantangan pendidikan
Pancasila
6. Untuk menegtahui nilai nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif
1.4 Manfaat penulisan
Berbagai manfaat penulisan dari makalah pengantar pendidikan pancasila adalah

1. Menambah pengetahuan tentang Pancasila


2. Memahami urgensi Pendidikan Pancasila
3. Menambah pengetahuan tentang penting nya mempelajari Pendidikan Pancasila
4. Mengetahui landasan historis, kultural, yuridis, dan filosofis tentang Pendidikan
Pancasila
5. Mengetahui argument tentang dinamika dan tantangan pendidikan Pancasila
6. Mengetahui nilai nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


Pengertian Pancasila berdasarkan:

1. Etimologis
Pancasila terdiri dari dua arti leksikal dalam bahasa Sansekerta:
 Panca artinya lima
 Syila (vokal i pendek) artinya batu sendi, alas, atau dasar
 Syiila (vokal ii panjang) artinya peraturan tingkah laku yang baik
Makna Pancasila secara arfiah adalah dasar yang memiliki lima
unsur.
2. Historis
a. 29 April 1945. Jepang membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai dilafalkan
Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito.
Tujuannya, memeroleh dukungan bangsa Indonesia dengan menjanjikan
bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia.
b. BPUPKI beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh Radjiman
Wedyodiningrat dengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang Jepang) dan
R.P. Soeroso.
c. BPUPKI bersidang dua kali. Rapat I (28 Mei – 1 Juni 1945) membahas tema
dasar negara. Rapat II (10-17 Juli 1945) tema pembahasan bentuk negara,
wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar,
ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.
d. Rapat Pertama 28 Mei 1945. Rapat resmi dibuka pembahasan dimulai
keesokan harinya dengan tema dasar negara. Pada rapat pertama ini
terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.
 29 Mei 1945. Muhammad Yamin mengemukakan lima asas dasar negara
Indonesia Merdeka yang dicita-citakan: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri
Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan
5
Rakyat
 31 Mei 1945. Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas dasar negara:
1. Persatuan 2. Mufakat dan Demokrasi 3. Keadilan Sosial 4. Kekeluargaan
5. Musyawarah.
 1 Juni 1945. Ir. Soekarno Mengemukakan lima asas sebagai dasar negara
Indonesia yang disebut Pancasila: 1. Nasionalisme atau Kebangsaan
Indonesia 2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3. Mufakat atau
Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan

Soekarno menjelaskan lebih lanjut kelima sila tersebut dapat diperas menjadi “Tri
Sila”: 1. Sosio Nasional, yaitu: Nasionalisme dan Internasionalisme 2. Sosio
Demokrasi, yaitu: Demokrasi dengan kesejahteraan” 3. Ketuhanan Yang Maha Esa
Adapun “Tri Sila” tersebut masih diperas lagi menjadi “Eka Sila” atau satu sila yang
intinya adalah “gotong royong”

Masa antara Rapat Pertama dan Kedua Dalam masa reses (masa istirahat)
antara Sidang I BPUPKI dengan Sidang II BPUPKI, masih belum ditemukan
kesepakatan untuk perumusan dasar negara, sehingga akhirnya dibentuklah panitia
kecil untuk menggodok berbagai masukan. Panitia kecil beranggotakan 9 orang dan
dikenal pula sebagai Panitia Sembilan dengan susunan sebagai berikut: 1. Ir.
Soekarno (ketua) ketua 2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua) 3. Mr. Achmad Soebardjo
(anggota) 4. Mr. Muhammad Yamin (anggota) 5. KH. Wachid Hasyim (anggota) 6.
Abdul Kahar Muzakir (anggota) 7. Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota) 8. H. Agus
Salim (anggota) 9. Mr. A.A. Maramis (anggota)

e. 22 Juni 1945. Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum


kebangsaan (nasionalis) dan 4 orang dari pihak Islam, Panitia Sembilan
kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal
dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisikan:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

6
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

f. Rapat Kedua
 10-17 Juli 1945. Mengangkat tema bahasan bentuk negara, wilayah
negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi
dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran.
 Dalam rapat ini dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, Panitia Pembelaan
Tanah Air dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia Ekonomi
dan Keuangan diketuai Mohamad Hatta.
 11 Juli 1945. Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil
beranggotakan 7 orang: Soepomo (ketua merangkap anggota),
Wongsonegoro, Achmad Soebardjo, A.A. Maramis, R.P. Singgih, H. Agus
Salim, Dr. Soekiman.
 13 Juli 1945. Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk
membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut.
 14 Juli 1945. Rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang
UUD yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut
tercantum tiga masalah pokok yaitu: 1) pernyataan Indonesia merdeka, 2)
pembukaan UUD, 3) batang tubuh UUD.
 Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan
mengambil tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep
Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat
Piagam Jakarta.
g. Terminologis
 17 Agustus 1945. Proklamasi sebagai pernyataan resmi deklarasi
kelahiran negara Republik Indonesia.
 18 Agustus 1945. PPKI mengadakan sidang pertama sekaligus
mengesahkan UUD 1945.
 UUD 1945 terdiri dari dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan 37
pasal, 1 aturan peralihan terdiri atas 4 pasal, dan 1 Aturan Tambahan
terdiri atas

7
2 ayat.
 Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat tercantum rumusan
Pancasila yang sah secara konstitusional. Tap No.XX/MPRS/1966 dan
Inpres No.12 Tanggal 13 April 1968 menegaskan pengucapan, penulisan,
dan rumusan Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia yang sah dan
benar adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

2.2 Urgensi Pendidikan Pancasila


Berkaitan dengan urgensi Pendidikan pancasila di perguruan tinggi, yaitu
seberapa jauh pentingnya Pendidikan Pancasila bagi mahasiswa dilaksanakan di
perguruan tinggi. Sebelum membahas lebih jauh akan dibahas terlebih dahulu
mengenai hakekat pancasila. Memahami hakekat pancasila berarti memahami makna
pancasila. Artinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bahwa pancasila
mempunyai fungsi dan peran tersendiri. Sudah jelas pancasila adalah dasar negara,
namun disamping itu pancasila mempunyai fungsi sebagai pandangan hidup bangsa.
Artinya bahwa pandangan hidup sebuah bangsa lahir dari nilai-nilai yang dimiliki
bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk
mewujudkan.

Melihat betapa pentingnya fungsi pancasila dalam kehidupan bangsa indonesia


maka sudah seharusnya pancasila dipahami secara menyeluruh dan mendalam oleh
orangnya sendiri. Salah satu sarana dalam proses memahami pancasila adalah
melalui pendidikan formal mulai dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi.
Pendidikan pancasila sudah diatur sedemikian rupa dalam sebuah peraturan. Dasar
hukum pelaksanaan pendidikan pancasila di lembaga pendidikan formal bersumber
pada TAP MPR no II/MPR/1998 tentang GPHN yang menetapkan antara lain :

1. Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan pedoman penghayatan dan


pengamalan Pancasila
2. Pendidikan moral Pancasila
3. Pendidikan sejarah perjuangan bangsa serta unsur-unsur yang dapat
meneruskan dan mengembangkan jiwa
4. Semangat dan nilai-nilai perjuangan khususnya nilai-nilai 45 pada generasi

8
muda, dilanjutkan dan makin ditingkatkan disemua jenis jenjang pendidikan
mulai dari TK sampai perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Perguruan tinggi yang berperan dalam mengembangkan dan memperdalam


pengatahuan dan mengajarkannya dan memperoleh pengatahuan. Bahkan berbagai
masalah yang sedang terjadi di negara ini bisa dilestarikan dari memperdalam dan
menemukan sebuah solusi melalui pemahaman yang mendalam tentang pancasila.
Melalui pendidikan pancasila, diharapkan juga para mahasiswa memahami,
menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa
secara berkesinambungan dan konsisten, dengan cita-cita tujuan Nasional.

Disamping itu mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap


bertanggung jawab sesuai dengan hati nurani serta memaknai peristiwa sejarah dan
nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia. Selain itu dengan
pengajaran ditingkat perguruan tinggi memungkiankan mahasiswa menerapkan
sehingga nilai-nilai moral pancasila terkandung dalam sila-sila pancasila masuk dalam
kepribadian mahasiswa.

Kedudukan mata kuliah pendidikan Pancasila adalah mata kuliah wajib umum
(MKWU) yang berdiri sendiri dan harus ditempuh oleh setiap mahasiswa. Mata kuliah
pendidikan Pancasila adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan
program studinya masing-masing. Dengan demikian, mahasiswa mampu memberikan
kontribusi yang konstruktif dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan
mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.

Hal ini berarti mata kuliah Pancasila merupakan proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan student centered learning, untuk mengembangkan
knowledge, attitude, dan skill mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam
membangun jiwa profesionalitasnya sesuai dengan program studinya masing-masing,
serta dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai kaidah penuntun sehingga
menjadi warga Negara yang baik.

9
2.3 Alasan diperlukan Pendidikan Pancasila
Mengapa harus ada pendidikan Pancasila di perguruan tinggi? Pendidikan
Pancasila sangat diperlukan untuk membentuk karakter manusia yang profesional
dan bermoral. Hal tersebut dikarenakan perubahan dan infiltrasi budaya asing yang
bertubi-tubi mendatangi masyarakat Indonesia bukan hanya terjadi dalam masalah
pengetahuan dan teknologi, melainkan juga berbagai aliran dalam berbagai
kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila diselenggarakan agar
masyarakat tidak tercerabut dari akar budaya yang menjadi identitas suatu bangsa
dan sekaligus menjadi pembeda antara satu bangsa dan bangsa lainnya. Selain itu,
dekadensi moral yang terus melanda bangsa Indonesia yang ditandai dengan mulai
mengendurnya ketaatan masyarakat terhadap norma-norma sosial yang hidup di
masyarakat, menunjukkan pentingnya penanaman nilai-nilai ideologi melalui
pendidikan Pancasila.

Tujuan pendidikan pancasila dapat di lacak keterkaitannya dengan tujuan


nasional dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan pancasila adalah agar
subjek didik memiliki moral yang sesuai dengan nilai pancasila moralitas itu mampu
itu terwujud dalam kehidupan sehari-hari (UU No.2 Tahun 1989). Perilaku moral
adalah perilaki keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa dalam
masyarakat yang terdiri dari berbagai agama, perilau kemanusian yang adil dan
beradap, perilaku yang mendukung persatuan bangsa indonesia.

Adapun tujuan pendidikan pancasila diperguruan tinggi adalah agar mahasiswa :

1. Dapat memahami dan mampu melaksanakan jika pancasila dan UUD 1945
dalam kehidupan sebagai Warganegara Indonesia.
2. Menguasai pengatahuan tentang beragam masalah dasar berkehidupan
bermasrakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan
penerapan pemikiran yang berlandasan pancasila dan UUD 1945.
3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma
pancasila, sehingga mampu menanggapi perubahan yang terjadi dalam rangka
keterpaduan iptek dan pembangunan.
4. Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan
masalah dan mengambil keputusan dengan menerapkan strategi heuristik
terhadap nilai-nilai Pancasila.

10
PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI.
Pada zaman sekarang, arus globalisasi memberikan dampak yang besar bagi
warga negara dan kurangnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan. Tidak hanya itu, rendahnya pengetahuan tentang nilai-nilai pancasila
dalam warga negara, pelajar dan mahasiswa akan dapat menimbulkan aliran-aliran
akstremisme yang akan berakibat tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan nilai
pancasila atau bisa disebut tindakan-tindakan radikal. Oleh karena itu, pendidikan
pancasila perlu diajarkan diperguruan tinggi untuk dapat menjadi motivasi dan dapat
meningkatkan pengetahuan lebih tentang nilai-nilai pancasila, dan warga negara juga
perlu lebih mengetahui tentang nilai-nilai pancasila.

Dalam Bab pertama dijelaskan tentang pancasila dalam lintas sejarah,


pancasila ada dan sudah diterapkan sejak pada masa kerajaan kutai sampailah pada
masa reformasi.adapun masa kebangkitan nasional contoh gerakan nasional adalah
Budi Utomo yang pada tanggal 20 Mei 1908 dibentuk, organisasi inilah yang yang
merupakan awal gerakan nasional yang mewujudkan suatu bangsa yang memiliki
kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.

Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi
tetap bangsa serta mencerminksn kepribadian bangsa. Di Bab kedua ini dijelakan
tentang pengertian pancasila dam perkembangannya. Dalam perkembangan
pancasila tidak lepas dengan sejarah, perumusan pancasila, serta tokoh-tokoh yang
terlibat didalamnya, salah satu tokoh yang terlibat adalah Kasman Singodimedjo.

Ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian, yang dimaksud disini adalah cita-


cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu
sekaligus merupakan dasar pandangan atau paham, ideologi membimbing bangsa
dan negara untuk mencapai tujuannya. Dalam Bab ketiga akan dipaparkan tentang
Pancasila Sebagai Ideologi Negara.

Filsafat terbentuk rasa ingin tahu yang diikuti dengan pertanyaan, dengan
rasa ingi tahu inilah yang akan menimbulkan pengetahuan. Pancasila yang
merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis.
Artinya itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi.
Bab keempat akan

11
dijelaskan secara lengkap tentang Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.

Etika politik memiliki tujuan menjelaskan mana tingkah laku politik yang baik,
yang dimana dalam Bab kelima akan dijelaskan tentang Pancasila Sebagai Etika
Politik. Apabila politik mengarah kepada kepentingan umum atau negara, itu adalah
etika yang baik. Etika politik diharapkan mampu menciptakan suasana harmonis antar
pelaku dan antarkekuatan.

Pancasila ada intuk mengakomodir segala problematika dan keberlangsungan


hidup agama-agama diindonesi. Diindonesia ada 6 agama resmi yang masing-masing
memiliki latar belakang tersendiri. Ada beberapa teori untuk menganalisis relasi antara
negara dan agama yang antara lain dirumuskan dalam tiga paradigma, semua
penjelasan akan dijelaskan secara lengkap didalam Bab keenam.

Paradigma menurut para ahli adalah cara orang melihat diri mereka sendiri dan
lingkungan yang akan mempengaruhi pemikiran, sikap, dan perilaku. Pada Bab
ketujuh akan dijelaskan tentang Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Dalam
Bermasyarakat Berbangsa Dan Bernegara. Didalam Bab ketujuh ini akan dijelaskan
juga secara lengkap paradigima yang berkaitan dengan pancasila.

Indonesia memiliki hukum dasar tertulis yang disebut undang-undang dasar


(UUD), pncasila juga termuat didalamnya.membahas nilai, didalamnya terkandung
cita- cita, harapan, kehendak, keinginan dan keharusan. Pembahasan tentang nilai
berarti membahas tentang hal-hal yang ideal, tentang cita-cita atau harapan masa
depan dan kenyataan atau keharusan. Didalam Bab kedelapan ini akan dijelaskan
secara rinci tentang Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.

Sekarang negara indonesia berada pada masa revolusi 4.0 dimana


perkembangan teknologi yang besar terjadi pada masa ini dimana diikuti oleh ilmu
pengetahuan. Buku ini cocok untuk para mahasiswa, dimana semua dijelaskan yeng
terkait dengan pancasila dan penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Buku ini
direkomendasikan untuk para pembaca karena dalam buku ini terdapat ilmu tentang
pendidikan pancasila.

2.4 Sumber Historis, Kultural, Yuridis, dan Filosofis Pendidikan


Pancasila.
a. Landasan Historis
12
Landasan historis merupakan landasan-landasan fakta sejarah yang dijadikan
dasar bagi pengembangan pendidikan pancasila, baik menyangkut formulasi tujuan,
pengembangan materinya, rancangan modal pembelajaranya, dan evaluasinya.
Formasi pendidikan pancasila tentu saja tidak hanya memiliki prespektif waktu
kebelakang yang berisi alasan-alasan historis perlunya perilaku tertentu bagi generasi
muda.

Pada dasarnya, tujuan pendidikan pancasila memformulasikan apa yang


penting dari masa lampau, masalah yang dihadapi pada sekarang, dan cita-cita
tentang kehidupan ideal dimasa lampau.Proses sejarah pembentukan bangsa
Indonesia (Prasejarah, Kerajaan Kuno, Kerajaan Islam, penjajahan, perjuangan
kemerdekaan, kemerdekaan dstnya) Sejarah Perumusan Pancasila sebagai dasar
negara (sejak sidang BPUPKI I hingga sekarang).

b. Landasan Kultural
Fakta budaya dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang merupakan suatu
pandangan hidup, tujuan hidup bersama dalam suatu negara, yang setiap bangsa
memiliki ciri khas tersendiri.

c. Landasan Yuridis
Perkuliahan Pendidikan Pancasila diatur dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa
sistem pendidikan nasional berdasarkan Pancasila. Meskipun tidak disebutkan
secara eksplisit pada pasal 37 bahwa kurikulum pendidikan tinggi memuat:
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan pendidikan bahasa. SK
Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa misi Pendidikan
Kewarganegaraan adalah untuk memantapkan kepribadian mahasiswa agar
secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia
pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis; suatu kesatuan
bagian-bagian, setiap bagian memiliki fungsi tersendiri, saling berhubungan erat,
memiliki satu tujuan, dan terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

13
2.5 Argumen tentang dinamika dan tantangan Pancasila.
Indonesia, terhampar dari Sabang hingga Marauke. Seperti yang diketahui
bersama,Indonesia sebagai negara kepulauan terbentuk dari keberagaman suku,
adat- istiadat, dan bahasa.Dengan kondisi sosial budaya Indonesia yang begitu
heterogen, pandangan hidup atau ideologi sebagai sebuah dasar negara menjadi
praktis sangat dibutuhkan. Indonesia membutuhkan sebuah ideologi netral yang bisa
memayungi dan merangkul semua budaya dari berbagai lapisan masyarakat.

Akan tetapi sebelum kita membahas makalah ini, sebenarnya apa itu ideologi?
Secara harfiah, menurut kamus umum bahasa Indonesia ideologi adalah sebuah
sistem kepercayaan yang menerangkan, membenarkan suatu tatanan yang ada/yang
dicita-citakan dan memberikan strategi berupa prosedur, rancangan, instruksi, serta
program untuk mencapainya. Di pihak yang sama, Shawn T. &Sunshine H. (2005)
membenarkan bahwa ideologi adalah sebuah sistem pandangan umum tentang
sesuatu hal.

Penulis menyimpulkan bahwa jelas sekali ideologi adalah sebuah


pandangan berupa tujuan yang ingin diacapai oleh sebuah kelompok tertentu
yang memiliki kesamaan.Sebuah ideologi sebagai pemersatu bangsa yang ada di
Indonesia tidak lain adalah Pancasila, sebuah sistem yang dari awal di cetuskan
telah menjadi sebuah dasar dari berbagai aspek kehidupan bangsa. Pancasila
yang terjabar secara konstitusional telah menjadi asas normatif-filosofis-ideologis-
konstitusional bangsa, yang menjadi dasar dari cita budaya dan moral politik
nasional (Dwirini, A. 2011).Lebih dari 66 tahun yang lalu, sejarah Pancasila pada
awal-mulanya dibentuk. Diawali ketika pada tanggal 29 April 1945, kaisar Jepang
sedang memperingati hari lahirnya.

Penjajah jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan terhadap bangsa


Indonesia. Janji ini diberikan dikarenakan Jepang yang sedang terdesak oleh tentara
sekutu. Untuk mendapatkan simpati dan dukungan bangsa Indonesia, bangsa
indonesia boleh memperjuangkan kemerdekaannya.Untuk mengawalinya, jepang
membentuk sebuah badan yang bertujuan untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI).

Jepang memilih ketua (kaicoo) Dr. KRT. Rajiman Widyodiningrat yang

14
kemudian mengusulkan agenda sidang membahas tentang dasar negara (Gunadarma
Bab V). Pada tanggal 1 Juni, Ir. Soekarno pertama kali mengusulkan istilah Pancasila
sebagai dasar negara dan disahkannya Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945
merupakan terobosan gemilang mengenai dasar negara oleh para founding fathers
pada masa itu.Sejalan dengan berjalannya sebuah negara Indonesia, ideologi
Pancasila yang terbentuk mengalami ujian dan dinamika dari sebuah sistem politik.

Dimulai dengan sistem demokrasi liberal yang dianut pada masa setelah
indonesia merdeka, pembentukan indonesia serikat, system liberal pada UUDS 1945,
dan peristiwa G 30 S PKI. Menurut Prof. Dr. B.J. Habibie yang seperti dikutip dalam
Metro TV news.com bahwa sejak jaman demokrasi parlementer, terpimpin, orde baru
dan demokrasi multipartai pancasila harus melewati alur dialektika peradaban yang
menguji ketangguhannya sebagai dasar filosofis bangsa Indonesia yang terus
berkembang dan tak pernah berhenti di satu titik terminal sejarah. Dengan sejarah
perjuangan pancasila dari awal dibentuknya seperti disebutkan di atas, pancasila
membuktikan diri sebagai cara pandang dan metode ampuh bagi seluruh bangsa
Indonesia untuk membendung trend negatif perusak asas berkehidupan bangsa.

Tantangan yang dahulu dihadapi oleh Pancasila sebagai dasar negara, jenis
dan bentuknya sekarang dipastikan akan semakin kompleks dikarenakan efek
globalisasi. Globalisasi menurut Ahmad, M. (2006) adalah perkembangan di segala
jenis kehidupan dimana batasan- batasan antar negara menjadi pudar dikarenakan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi(IPTEK). Berkembangnya arus
informasi menjadi sebuah ciri spesifik dari terminology globalisasi. Setiap warga
negara akan semakin mudah dan bebas untuk mengakses berbagai jenis informasi
dari berbagai belahan dunia manapun dalam waktu yang sangat singkat.

Dengan perkembangan Informasi yang begitu cepat, tantangan yang diterima


oleh.ideologi pada saat ini juga menjadi sangat luas dan beragam. Sebagai contoh,
beragamnya banyak agama di Indonesia yang terkadang menjadi alasan pemicu
konflik horizontal antar umat beragama, ekonomi yang mulai berpindah dari sistim
kekeluargaan (contoh: pasar tradisional)menjadi sistem kapitalisme dimana
keuntungan merupakan tujuan utama, paham komunisme, liberalisme, terorisme,
chauvinisme, dsb. Masih banyak lagi hal dalam kehidupan warga Negara indonesia
yang dipengaruhi oleh informasi yang begitu mudah dan cepat tersebut, tanpa bisa

15
disebutkan satu-persatu.

Masalah-masalah yang disebutkan diatas bertentangan dengan semua nilai


yang terkandung dalam pancasila sebagai dasar negara.Lalu sebenarnya apa fungsi
Pancasila sebagai dasar negara? Peran pancasila yang pertama pada dasarnya
adalah Pancasila digunakan sebagai penyaring informasi yang beragam.

2.6 Nilai - nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif


Pengertian objektif

Objektif adalah Pancasila memiliki sifat universal, nilai Pancasila akan tetap
terkandung dalam setiap lapisan kehidupan warga negara Indonesia, Pancasila
adalah dasar hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif adalah:

1. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukkan
adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak karena merupakan suatu
nilai.
2. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia baik dalam adat kebiasaan,kebudayaan, kenegaraan maupun dalam
kehidupan keagamaan
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala sumber hukum
di Indonesia.

Pengertian Subjektif

Subjektif adalah Pancasila bukan hanya simbol tapi merupakan cerminan


dari masyarakat Indonesia sendiri dan melekat pada diri setiap orang, Pancasila
merupakan jati diri bangsa yang mendasari perilaku seluruh bangsa Indonesia,
Pancasila mengandung nilai-nilai yang mengatur hubungan vertikal antara manusia
dengan Tuhan dan hubungan horizontal antar sesama manusia serta manusia dan
lingkungannya.

16
Nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif adalah :

1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia,


Sehingga bangsa Indonesia sebagai penyebab adanya nilai-nilai tersebut
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia,
Sehingga merupakan jati diri bangsayang diyakini sebagai sumber nilai atas
kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara;
3. Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung nilai-nilai kerokhanian,
yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan,kebijaksanaan, etis, estetis, dan nilai
religius yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia dikarenakan bersumber
pada kepribadian bangsa.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari ulasan di atas penulis bisa merumuskan sebagai berikut:

Berdasarkan uraian disusun dalam makalah ini maka penulis


menyampaikan bahwa Pendidikan Pancasila sangat dibutuhkan dalam
berbagai kalangan untuk mewujudkan suatu bangsa dan Negara yang
mampu membanggakan pancasila sebagai landasan utama dalam kehidupan
berbangsaan bernegara pada khususnya. Tujuan pendidikan pancasila dapat
dipahami dengan menelaah dasar-dasar pendidikan pancasila sebagai
bagian yang tidak terpisah dalam konsep pendukung capaian dalam
penyelenggaraan pendidikan pancasila di perguruan tinggi. Dasar-dasar yang
dimaksud yakni dasar historis, kultural, yuridis, filosofis, dan politis.

Pancasila adalah dasar filsafah negara Indonesia, sebagaimana


tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu setiap warga
negara Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati, dan
mengamalkan dalam segala bidang kehidupan. Pancasila merupakan
warisan luar biasa dari pendiri bangsa yang mengacu kepada nilai-nilai luhur.
Nilai nilai luhur yang menjadi panutan hidup tersebut telah hilang otoritasnya,
sehingga manusia menjadi bingung. Kebingungan tersebut dapat
menimbulkan krisis baik itu krisis moneter yang berdampak pada bidang
politik, sekaligus krisis moral pada sikap perilaku manusia.

Dengan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,


diharapkan dapat tercipta wahana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk
secara akademik mengkaji, menganalisis, dan memecahkan masalah-

18
masalah pembangunan bangsa dan negara dalam perspektif nilai-nilai dasar
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Republik Indonesia.

Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan Nasional


bertujuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Sistem pendidikan
nasional yang ada merupakan rangkaian konsep, program, tata cara, dan
usaha untuk mewujudkan tujuan nasional yang diamanatkan Undang -
Undang Dasar Tahun 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi
tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi pun
merupakan bagian dari upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Oleh karena itu dengan penyusunan makalah ini semoga dapat berguna bagi
para pembaca sebagai acuan proses pembelajaran dalam menjawab segala
tantangan yang ada.

3.2 Saran
Dalam membuat makalah ini mungkin masih terdapat kesalahan –
kesalahan, sehingga kami mengaharapkan kritik dari pembaca agar makalah
yang kami buat ini menjadi lebih baik dan lebih sempurna.

19
DAFTAR PUSTAKA

M.S,Kaelan. 2008. PendidikanPancasila. Yogyakarta : Paradigma

https://www.slideshare.net/dedekzhizy/bab-i-52693863

https://www.slideshare.net/kevyn52/pengantar-
pendidikan-pancasila-
31663274

20

Anda mungkin juga menyukai