PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa.Dalam
hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan
mencerdaskan bangsa. Dalam praktiknya kualitas pendidikanlah menjadi hal yang mendasar dan
terpenting untuk mewujudkan tujuan Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai
perguruan tinggi yang mempunyai misi dan tugas untuk menyiapkan dan menghasilkan tenaga-tenaga
pendidik yang siap pakai, mencantumkan beberapa mata kuliah pendukung yang menunjang tercapainya
kompetensi di atas, salah satunya yaitu Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
Praktek pengalaman lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh
oleh seluruh mahasiswa Fakultas Agama Islam yang mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam ,
Pendidikan Bahasa Arab dan Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, dalam pelaksanaannya,
mahasiswa melaksanakan tugas-tugas kependidikan tenaga pendidik dalam hal ini guru yang meliputi
kegiatan praktek mengajar atau kegiatan kependidikan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan dalam rangka
memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa agar dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya
sebelum terjun ke dunia kependidikan sepenuhnya.
Sebelum dilaksanakan kegiatan PPL ini, mahasiswa sebagai praktikan telah menempuh kegiatan
sosialisasi, yaitu pra-PPL melalui mata kuliah Pembelajaran Micro Teaching dan Observasi di Mas
Muallimat Aisyiyah Cabang Makassar. Dalam pelaksanaan PPL di Mas Aisyiyah Cabang Makassar
terdiri dari: 6 mahasiswa dari jurusan Pendidikan Agama Islam ,2 mahasiswa dari jurusan Pendidikan
Bahasa Arab dan 2 Mahasiswa dari Jurusan bimbingan konseling pendidikan islam.. Pengalaman-
pengalaman yang diperoleh selama PPL diharapkan dapat dipakai sebagai bekal untuk membentuk calon
guru tenaga kependidikan yang profesional.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan terpadu. Program kegiatannya saling
terintegrasi dan saling mendukung satu dengan yang lainnya untuk mengembangkan kompetensi
mahasiswa sebagai calon pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Fokus kegiatan PPL adalah hal-hal
yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan di sekolah, baik berupa berbagai kegiatan
yang akan dilaksanakan ketika mahasiswa praktik mengajarkan siswa di dalam kelas maupun hal-hal di
luar kelas yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat menunjang peningkatan kualitas
pendidikan secara keseluruhan. Lewat berbagai kegiatan itu diharapkan mahasiswa mampu
mengidentifikasi, menganalisis, mencari solusi, dan sekaligus membantu memecahkan berbagai
permasalahan yang muncul secara konkrit dalam dunia pendidikan sekolah.
B. Tujuan
1
1. Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat lingkungan fisik,tata administratif,serta tata
kurikuler dan kegiatan kependidikannya.
2. Menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi nyata di
bawah bimbingan guru pamong setempat dan dosen pembimbing PPL.
3. Mengambil makna/manfaat dari pengalaman selama praktik melalui evaluasi maupun refleksi yang
merupakan kecakapan keguruan secara profesional.
C. Manfaat
1. Bagi Lembaga Pendidikan
a. Merealisasikan kurikulum pendidikan yang ada sesuai dengan tujuan pendidikan.
b. Membentuk kemampuan yang kompleks sehingga dapat memperlancar tujuanyang ingin dicapai
dalam lembaga.
2. Bagi Sekolah
a. Membantu memantapkan kegiatan pembelajaran di sekolah
b. Kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa(i) PPL dapat membantu untukmengembangkan
sekolah
c. Ikut membantu atau meringankan tugas-tugas guru disekolahatau
administrasinya.
d. Terjadinya hubungan sosial yang baik dari luar sekolah utamanya bagimahasiswa(i) PPL.
3. Bagi Mahasiswa
Adapun manfaat yang kami peroleh dari pelaksanaan mengajar guru pamong Sebagai berikut:
a. Memperoleh gambaran tentang cara dan teknik mengajar yang baik.
b. Dari cara mengajar guru pamong, maka dapat diperoleh pendekatan tentang teknik dan metode
yang digunakan.
c. Dapat membandingkan metode tersebut dengan teori yang diperoleh dari perkuliahan dan
selanjutnya memadukan keduanya dalam pelaksanaan praktek.
d. Mengetahui kebiasaan-kebiasaan dan perilaku siswa sehingga menjadi seorang pendidik tidak
hanya sekedar mentransfer pengetahuan pada siswa ,tetapi pendidik harus berusaha sedemikian
rupa, sehingga apa yang disampaikan oleh guru dapat dimengerti oleh siswa.
2
BAB II
HASIL
A. Visi ,Misi, dan Tujuan Sekolah
1. Visi
“Mewujudkan madarasah yang menghasilkan tamatan berakhlak mulia, mandiri, dan unggul dalam
IMTAQ dan IPTEK.”
2. Misi
1. Menanamkan dasar keislaman sehingga terbentuk kepribadian muslim yang berakhlak mulia.
2. Mengembangkan sistem pendidikan yang mengintegrasikan Al-Qur’an dan Al- Hadits dalam
setiap mata Pelajaran
3. Membekali peserta didik ilmu pengetahuan dan teknologi yang berorientasi pada kecakapan
hidup.
4. Mengembangkan sumber daya manusia yang professional dan kompetitif yang berbasis teknologi
informasi dan berwawasan lingkungan.
5. Membangun jaringan kerja yang harmonis antara orang tua, Masyarakat dan pemerintah
3. Tujuan Sekolah
1. Terwujudnya sistem dan iklim pendidikan yang berkualitas
2. Meningkatkan mutu pendidikan keislaman, pengetahuan,teknologi, olahraga, seni dan budaya
3. Terlaksananya program Life Skill Education
4. Terlasananya program bidang organisasi yang sesuai dengan gerakan amar ma’ruf nahi mungkar
5. Meningkatkan pelaksanaan 7K (Kemanan, ketertiban, kebersihan, kenyamanan, keindahan,
kerindangan, dan kekeluargaan).
B. Profil Sekolah
3
2 Ruang Kelas 3
3 Ruang kantor/guru 1
4 Ruang kepala madrasah 1
5 Ruang perpustakaan 1
6 Ruang kesiswaan 1
7 Ruang UKS 1
8 Ruang laboratorium computer 1
(IT)
9 Ruang laboratorium IPA 1
10 Asrama 1
11 Kantin 1
12 Mushollah 1
13 Lapangan olahraga 1
1 Kelas X 19
2 Kelas XI 17
3 Kelas XII 10
No Keterangan Jumlah
1 Guru PNS 1
2 Guru tetap Yayasan
3 Guru tidak tetap
2. Staf/tata usaha
No Keterangan Jumlah
1 Kepala tata usaha 1
2 Staf tata usaha 1
4
3 Pustakawati 1
1. Petugas keamanan
No Keterangan Jumlah
1 Satpam 1
Perangkat pembelajaran adalah sebuah media yang digunakan sebagai pedoman atau petunjuk
pada sebuah proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran sendiri memiliki tujuan untuk memenuhi
suatu keberhasilan guru dalam pembelajaran.
Dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah di sebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk Silabus dan RPP
yang mengacu pada standar isi.
Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu Mahasiswa membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimana RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
standar isi dan dijabarkan dalam bentuk Silabus.
Dalam pembuatan dan penyusunan RPP mahasiswa PPL di bimbing dan diarahkan oleh Guru
Pamong kemudian di sahkan apabila RPP yang telah dibuat sudah memenuhi kriteria atau sesuai
dengan sistematika penyusunan RPP dan materi yang diajarkan. Selain daripada itu, mahasiswa PPL
juga dibimbing dalam pembuatan Program Tahunan, Program Semester, dan Silabus.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Rentang panjang prosedur penyusunan RPP bertujuan agar apa yang telah dibuat oleh mahasiswa
PPL tidak diragukan lagi, RPP dibuat dan disusun berdasarkan kurikulum yaitu kurikulum yang
berlaku di sekolah tempat PPL yaitu Mas Muallimat Aisyiyah Cabang Makassar yang kemudian
dikembangkan oleh mahasiswa PPL selaku pembuat RPP sesuai proses pembelajaran.
RPP memuat tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang terdiri dari pendahuluan, kegiatan
inti, kegiatan penutup, alat/media/sumber yang digunakan. Kemudian assesment yang terdiri dari
penilaian sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran bertujuan untuk mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil
proses belajar mengajar dan juga Mahasiswa PPL akan mampu melihat, mengamati, menganalisis
dan memprediksi program pembelajan sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana sehingga
mampu mewujudkan tujuan dari proses pembelajaran yang telah direncanakan.
3. Evaluasi Pembelajaran
5
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan
dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah berjalan agar dapat
membuat penilaian (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasilnya.
Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar dalam satu sampel dan Silabus kemudian dipraktekkan
melalui suatu evaluasi, yang merupakan bagian dari proses penilaian dan pengukuran atas apa yang
dipraktekkan dan diajarkan pada peserta didik.
Evaluasi yang dilakukan dan dipraktekkan berupa pree test, post test, atau ulangan harian
kepada peserta didik, pemberian soal-soal dan tugas-tugas latihan untuk pekerjaan rumah.
Evaluasi juga berhubungan dengan proses pembelajaran. Setelah mengadakan evaluasi, praktik
dapat menyimpulkan sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menerima materi yang diajarkan
dan sejauh mana kemampuan pendidik dalam menyampaikan metri yang dibawakan.
Aspek-aspek yang kami perhatikan dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yaitu:
a. Awal, melakukan perkenalan yaitu mempelajari dan mengenal nama-nama peserta didik dikelas
tempat mengajar.
b. Proses, melakukan pengamatan yaitu memperhatikan peserta didik yang tergolong unggul (aktif),
kurang unggul (pasif) dan yang sangat kurang pandai dan juga kami mengamati kondisi fisik
peserta didik.
c. Mengenal proses interaksi peserta didik (sering mengganggu, bergurau , membantah, bertanya
dan lain-lain).
d. Akhir, mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dengan melontarkan satu atau dua
pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran pada saat itu.
Pelaksanaan Praktek Mengajar
1. Praktik Terbimbing
Praktik terbimbing adalah latihan Praktik Mengajar lengkap yang mempersiapkan Anda untuk
menggunakan fasilitas yang ada dan mengembangkan metode dan keterampilan mengajar di kelas di
bawah bimbingan guru pembimbing/guru pamong (guru kelas)
Sebelum mengajar, terlebih dahulu mahasiswa PPL harus membuat RPP.Dalam indikator
pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi pokok, metode pembelajaran, sumber belajar, langkah-
langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahualuan, kegiatan inti dan kegiatan akhir dengan
pengorganosasian yang jelas dan penilaian. Adapun minggu kedua dan seterusnya mahasiswa PPL
mengajar di dalam kelas yang sudah di tentukanoleh guru pamong.
2. Praktik Mandiri
Praktik mengajar mandiri adalah latihan praktik mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa
sebagai guru kelas. Praktik mengajar mandiri dilakukan setelah latihan secara terbimbing. Bentuk
praktik mengajar mandiri ada 2 yaitu:
a. Praktik atas penugasan guru pembimbing
6
Pada praktik ini tugas-tugas ditetapkan oleh guru pembimbing sedangkan cara pelaksanaannya
diserahkan kepada mahasiswa sepenuhnya dan guru pembimbing memberikan supervisi secara
intensif.
b. Praktik yang diprakarsai sendiri
Pada praktik ini mahasiswa sebagian besar dilepas dan diberi wewenang penuh untuk
menetapkan sendiri tugas, pelaksanaan dan cara penilaiannya.
Sedangkan guru pembimbing tetap memberikan bimbingan dan pengarahan maupun supervisi
secara intensif dalam proses pelaksanaan praktik ini.
Tujuan dilakukannya praktik mengajar mandiri adalah agar mahasiswa memliki kemampuan
mengajar secara penuh sebagai calon guru.Kegiatan praktik mandiri meliputi:
1) Membuat analisis hasil belajar siswa-siswi setelah pemberian tugas dan ulangan harian.
2) Melaksanakan administrasi sekolah, yakni membuat absen siswa sebagai upaya memotivasi
siswa-siswi untuk aktif mengikuti pembelajaran.
3) Mengikuti setiap kegiatan yang diadakan sekolah.
4) Pelaksanaaan praktek terbimbing dan praktek mandiri dilakukan secara bersamaan di Madrasah
Aliyah Aisyiyah cabang Makassar dan proses pembelajaran dilakukan dengan praktek
terbimbing dan mandiri bersamaan secara tatap muka dan di dampingi oleh guru pamong.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan mulai tanggal 26 juli
2023 sampai dengan tanggal 8 september 2023 di Madrasah ‘Aisyiyah Cabang Makassar, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan PPL merupakan wahana yang baik bagi mahasiswa dalam melatih kemampuan untuk
menjadi seorang guru yang profesional dan memiliki kecakapan yang baik.
2. Kegiatan PPL dapat menambah pengalaman, kedisiplinan, dan intelektual mahasiswa serta dapat
belajar bagaimana menjalin hubungan yang baik antara guru, siswa dan karyawan sekolah.
3. Menjadi seorang guru tidaklah mudah, selain harus menguasai materi pembelajaran tetapi seorang
guru harus mampu menguasai kelas, karakter siswa dan mampu menjadi panutan yang baik bagi
siswa baik dari sikap, tutur kata, maupun perbuatan.
4. Identifikasi program kegiatan dilakukan setelah melakukan observasi lokasi, situasi dan
permasalahan yang ditemukan dilokasi PPL.
5. Hasil observasi PPL dilokasi digunakan untuk merencanakan program kegiatan yang akan
dilaksanakan dilokasi PPL. Penyusunan program kerja dituangkan dalam matrik program kerja.
6. Program kerja kelompok maupun individu dapat terlaksana atas kerja keras mahasiswa PPL, guru,
karyawan dan pihak lain yang membantu kegiatan PPL.
B. Saran
1. Pelaksanaan observasi sebelum kegiatan PPL yang dilakukan sangat bermanfaat, oleh karena itu harus
digunakan seefektif mungkin untuk Membuat matriks kegiatan selama PPL dan untuk merancang
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Mahasiswa PPL hendaknya tidak hanya sekedar melaksanakan program kerja atau kegiatan mengajar
saja namun harus dapat mengambil pengalaman dan pemahaman tentang sistem pelaksanaan
kehidupan di sekolah tersebut agar bila sewaktu-waktu ikut serta dalam dunia sekolah mendatang
dapat menerapkan pengalaman yang diperolehnya.
3. Mahasiswa PPL diharapkan lebih mempunyai jiwa kebangsaan yang kuat agar bisa di bagikan kepada
anak didiknya. Sehingga minimal siswa yang dididik sewaktu PPL dapat menjadi remaja yang cinta
akan bangsanya.
8
4. Bagi seorang mahasiswa yang diterjunkan di sekolah diharapkan tidak hanya berfikir sebagai calon
pendidik tetapi harus memiliki jiwa pendidik.
5. Memiliki sikap dan perbuatan yang baik selama berada di lingkungan sekolah, menjalin kerjasama
yang baik dengan pihak-pihak sekolah.
6. Memaksimalkan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
7. Bagi praktikan berkewajiban menjaga nama baik almamater.
8. Penggunaan metode pembelajaran akan lebih baik jika bervariasi dan disesuaikan dengan materi
pembelajaran.
9
Lampiran I Daftar Nama Praktikan
Mengetahui,
Kepala Madrasah
10
Lampiran II Refleksi Diri Masing-Masing Praktikan
1. Nama : Al Munawwarah
NIM : 105241100520
Prodi : Pendidikan Bahasa Arab
Praktikan mudah bersosialisasi dengan guru, siswa, dan karyawan , selalu berusaha untuk
berpenampilan rapi dan sopan layaknya seorang guru ,selalu berusaha menciptakan kondisi
suasana yang kondusif saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung ,mampu menguasai materi
yang diajarkan di kelas , selalu berusaha menggunakan metode pembelajaran agar siswa
tertarik pada materi ,menggunakan sarana dan prasarana yang ada di sekolah untuk membuat
materi yang mudah dipahami oleh siswa dan termotivasi untuk belajar.
2) Kelemahan Praktikan
Setelah melaksanakan kegiatan observasi kelas dengan masuk dan memberikan materi
pembelajaran kepada siswa, praktikan sedikit mengalami kendala ketika beberapa siswa
menanyakan beberapa pertanyaan terkait materi pembelajaran yang diajarkan, akan tetapi
praktikan mengalami sedikit kendala dalam menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini disebabkan
kurang matangnya materi yang dipersiapkan oleh praktikan sehingga beberapa pertanyaan yang
tak terduga dari peserta didik tidak mampu dijawab oleh praktikan dengan gamblang dan jelas
sebelum menanyakannya kembali kepada guru pamong untuk mengecek apakah jawaban yang
dipersiapkan praktikan sesuai atau tidak dengan pertanyaan dari peserta didik.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, bekal yang harus dimiliki praktikan saat ini adalah
kesiapan diri dalam memberikan dan menyampaikan materi serta dibutuhkan beberapa
pengetahuan yang harus dikuasai oleh seorang guru baik itu dari Guru Pendidikan Bahasa Arab dan
Guru Pendidikan agama Islam, tertutama pengetahuan tentang aqidah,fiqih,mampu membaca Al-
quran,membedakan huruf hijaiah.Agar anak dapat memahami penjelasan dari guru.
Guru juga harus memahami keadaan siswa termasuk dalam tingkat pemahaman
mereka.Memiliki strategi pembelajaran dengan menggunakan model dan metode yang tepat dan
sesuai dengan anak dan materi ajar yang akan diberikan.
11
Praktikan yang sebelumnya sudah mendapatkan ilmu selama kuliah dalam bentuk teori-teori
maupun praktek pembelajaran, berusaha seoptimal mungkin menerapkannya di sekolah. Praktikan
yang berusaha menyesuaikan diri dengan memahami pembelajaran yang dilakukan oleh guru
pamong, dan mencoba untuk mengaktualisasikan diri dalam pembelajaran dengan bimbingan dari
guru pamong dan arahan dari dosen pembimbing.
C. Harapan praktikan dalam melaksanakan PPL
Berusaha memperbanyak wawasan dengan membaca literatur yang sesuai dengan bidang
keahlian praktikan.Mengambil manfaat dari pengalaman selama praktik mengajar.Siswa dapat
memahami materi pembelajaran yang telah diberikan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
D. Nilai Tambah yang diperoleh mahasiswa setelah melaksanakan PPL
Ada banyak hal yang praktikan peroleh sebagai masukan, motivasi dan nilai tambah lainnya
dari pengalaman PPL ini. Praktikan menyadari apa yang diperoleh dan dipelajari dibangku kuliah
tidaklah sama dengan realita lapangan. Hal inilah yang memotivasi praktikan untuk dapat lebih
banyak belajar dari pengalaman yang telah didapatkan selama PPL.
2. Nama : Sulfiani. M
Nim : 105241101320
Prodi : Pendidikan Bahasa Arab
12
Dengan bekal ilmu selama kuliah dalam bentuk teori- teori maupun praktek dalam
melakukan pembelajaran. Praktikan berharap dapat maksimal dalam menerapkannya. Praktikan
tidak hanya terfokus pada materi yang akan di sampaikan kepada siswa saat mengajar. Namun juga
memberikan pelayanan yang terbaik serta didikan diluar materi pembelajaran, seperti senyum, sapa,
salam, sopan, dan santun yang harus mereka miliki untuk bekal menghadapi lingkungan masyarakat
yang sesungguhnya.
13
Dalam Praktikan ini sudah mendapatkan ilmu selama kuliah dalam bentuk teori-teori maupun
praktek baik dalam bentuk pemberian angket, bimbingan maupun melakukan konseling, berusaha
seoptimal mungkin menerapkannya di sekolah.
D. Harapan Praktikan Dalam Melaksanakan PPL
Harapan saya, dalam pelaksanaan PPL di Madrasah Aisyiyah Cabang Makassar yakni
mampu mengimplementasikannya dengan baik apa yang telah saya dapatkan.
Laporan Hasil PPL dengan Analisis SWOT beserta Harapan dan Hasil Peningkatan Diri dalam
Pelaksanaannya
Pendahuluan
Penempatan Praktik Pendidikan Lapangan (PPL) adalah salah satu bagian penting dalam
pembelajaran mahasiswa yang bertujuan untuk menghubungkan teori dengan praktik di dunia nyata.
Laporan ini akan membahas hasil PPL yang telah saya lakukan, termasuk analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats), harapan, dan hasil peningkatan diri yang diperoleh selama
pelaksanaan PPL.
A. Analisis Pelaksanaan
Kekuatan dalam pelaksanaan PPL
Dalam pelaksanaan PPL, mahasiswa telah dibekali untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang
materi ajar yang sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga hal tersebut diharapkan bisa membantu
mahasiswa dalam merancang pelajaran yang efektif. Selain itu kemampuan untuk membangun komunikasi
efektif dengan internal sekolah seperti guru-guru, karyawan dan siswa diharapkan dapat tumbuh dalam diri
setiap mahasiswa. Melalui kegiatan PPL ini mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengobservasi sekolah
sebagai kegiatan pengenalan lingkungan persekolahan yang didampingi dan atas dukungan guru
Pembimbing yang membantu mahasiswa dalam mengatasi tantangan yang muncul.
Kekurangan dalam Pelaksanaan PPL
1. Pengalaman Mengajar: Saya memiliki pengalaman mengajar yang terbatas, sehingga kadang-kadang saya
merasa kurang percaya diri dalam mengelola kelas.
2. Manajemen Waktu: Saya sering merasa kesulitan dalam mengatur waktu dengan baik, terutama ketika
harus menyeimbangkan tugas-tugas PPL dengan tugas akademik lainnya.
3. Kesulitan dalam Menghadapi Siswa Sulit: Saya mengalami kesulitan dalam menghadapi siswa yang
memiliki tingkat disiplin rendah atau prestasi belajar yang rendah.
B. Peluang yang didapatkan
Peluang untuk Pengembangan Kemampuan Mengajar: PPL memberi saya peluang untuk mengembangkan
keterampilan mengajar dan pengelolaan kelas yang lebih baik. Dengan melaksanakan pembelajaran secara
langsung sehingga memberikan pengalaman yang lebih praktis dan tidak hanya secara teoritis. Selain itu
saya juga dapat belajar banyak dari guru pembimbing yang berpengalaman dalam dunia pendidikan,
sehingga pengalaman, arahan, serta masukan dari beliau sangat membantu saya dalam meningkatkan
kualitas diri sebagai seorang pendidik dimasa yang akan datang. Pada kegiatan PPL ini juga memberi saya
kesempatan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan secara langsung melalui jaringan profesional di
dunia pendidikan melalui sekolah tempat saya melaksanakan kegiatan tersebut.
C. Tantangan yang didapatkan
1. Tantangan dalam Menghadapi Siswa Sulit: Siswa yang sulit bisa menjadi ancaman dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
2. Beban Kerja Tambahan: PPL dapat menjadi beban tambahan bagi mahasiswa jika tidak dikelola dengan
baik.
3. Tantangan dalam Menyeimbangkan Akademik dan PPL: Menyeimbangkan tugas akademik dengan tugas
PPL bisa menjadi sulit.
D. Harapan Dan Peningkatan Diri
Harapan
1. Mengembangkan Kemampuan Mengajar: Saya berharap dapat meningkatkan kemampuan mengajar saya
selama PPL, termasuk kemampuan merancang pelajaran yang menarik.
2. Mengatasi Kekurangan: Saya ingin mengatasi kekurangan yang telah saya identifikasi, seperti manajemen
waktu dan penanganan siswa sulit.
3. Membangun Jaringan Profesional: Saya berharap dapat membangun hubungan profesional yang berharga
selama PPL.
Peningkatan diri
1. Kemampuan Mengajar: Selama PPL, saya berhasil meningkatkan kemampuan mengajar saya. Saya
menjadi lebih percaya diri dalam merancang pelajaran yang interaktif dan menarik.
15
2. Manajemen Waktu: Saya belajar untuk lebih efisien dalam mengatur waktu, sehingga saya dapat
menyeimbangkan tugas PPL dengan tugas akademik dengan lebih baik.
3. Penanganan Siswa Sulit: Melalui bimbingan dari guru pembimbing dan pengalaman langsung, saya
belajar cara lebih efektif menghadapi siswa yang sulit.
4. Jaringan Profesional: Saya berhasil membangun hubungan dengan staf sekolah dan guru pembimbing,
yang dapat menjadi sumber dukungan dan inspirasi di masa depan.
6. Nama : Nurhikma
NIM : 105191107020
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Alhamdulillahirabbilalamin puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat dan rahmatnyalah
sehingga Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dapat melaksanakan dan menyelesaikan PPL di MA
Aisyiyah Cabang Makassar. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program wajib bagi
mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Hal ini bertujuan memberikan
bekal untuk menjadi seorang pendidik dengan praktik di dunia nyata. Pengalaman ini kita sebagai pendidik
dituntut untuk lebih memahami setiap peserta didiknya dengan beragam karakter dan perilakunya. Selain itu
kita sebagai pendidik/guru harus mampu memahami keadaan kelas dan kondisi masing-masing peserta
didiknya. Guru tidak hanya mengajar saja, namun harus mampu mendidik siswanya menjadi pribadi yang
lebih baik. Memotivasi siswa untuk semangat belajar dan dalam kegiatan dilingkungan sekolah sehingga
peserta didik bisa menggalih potensiyang ada pada peserta didiknya.
A. Kekuatan dan Kelemahan
Dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan, mahasiswa telah dibekali untuk memiliki
pemahaman atau teori tentang materi ajar yang telah didapatkan. Adapun kekuatan selama PPL adalah
mampu menguasai kelasa sehingga dalam pembelajaran berlangsung tidak membutuhkan waktu yang lama,
mampu beradaptasi dengan siswa sehingga kita bisa memahami karakter dan perilaku setiap siswa.
Kelemahan praktik saya memiliki pengalaman mengajar yang terbatas, sehingga terkadang saya merasa
kurang percaya diri dalam mengelola kelas.
B. Kemampuan diri Praktikan
Program PPL ini setidaknya memberikan dan memperkenalkan kepada dunia pendidikan yang dapat
membantu calon pendidik kedepannya untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengajar. Hal ini kita
bisa mengambil pembelajaran karena Praktik Pengalaman Lapangan ini kita bisa mengamati, dan
memahami secara langsung kegiatan belajar di sekolah. Selain sudah dibekali dengan mata kuliah yang
pernah diajarkan dikampus, praktik ini diberi kesempatan untuk terjun langsung melakukan observasi,
mengajar dikelas dll.
C. Harapan Praktikan dalam melaksanakan PPL
Harapan saya setelah praktikan semoga setelah ini apa yang didapatkan selama PPL dapat
bermanfaat dan dapat mengimplementasikannya kepada lingkungan sekolah maupun disekitarnya. Dan apa
yang didapatkan selama PPL bisa dipergunakan ketika sudah menjadi guru atau pendidik yang sebenar-
benarnya.
D. Nilai Tambah yang diperoleh Mahasiswa
Selain ilmu, tentu banyak peluang yang akan didapatkan untuk mengembangkan kemampuan
Mengajar. Dan banyak mendapatkan pengalaman, kemampuan berbicara didepan kelas. Kami sadar bahwa
apa yang didapatkan dibangku kuliah hanya ilmu yang sangat minim. Apa yang saya dapatkan di bangku
kuliah tidak sama dengan apa yang ada di Praktik Pengalaman Lapangan.
7. Nama : Fitriani Syamsumarlin
Nim : 105191108320
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Kegiatan PPL memberikan banyak pengalaman kepada mahasiswa terkait dengan tugas seorang pendidik.
Dimana mahasiswa dituntut untuk kreatif dalam menghadapi situasi dan kondisi yang ada serta mahasiswa
dituntut untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Kegiatan PPL yang diselenggarakan di MA Aisyiyah
muallimat Cabang Makassar memberikan pandangan dan pengalaman baru bagi mahasiswa untuk lebih
mempersiapkan diri sebelum terjun secara langsung di masyarakat dan dunia kerja.Dari serangkaian
pelaksanaan kegiatan PPL di MA Aisyiyah muallimat Cabang Makassar
16
A. kelebihan dan kelemahan Praktikan
1. kelebihan praktikan
Adapun kelebihan selama ppl di Aisyiyah cabang Makassar
1. praktikan mudah bersosialisasi dengan guru, siswa, dan karyawan
2. praktikan selalu berusaha untuk berpenampilan rapi dan sopan layaknya seorang guru
3. praktikan selalu berusaha menciptakan kondisi/ yang kondusif saat pembelajaran berlangsung
4. praktikan menggunakan media yang menarik agar siswa termotivasi misalnya gambar atau video
5. pratikan selalu berusaha untuk menciptakan kondisi dan suasana yang kondusif saat KBM
berlangsung
2. selama melaksanakan ppl di Aisyiyah Cabang Makassar praktikan memiliki banyak kelemahan di
antaranya:
1. praktikan terlalu akrab dengan siswa saat berada di luar sehingga pada proses KBM berlangsumg
para siswa cenderung lebih berani untuk tidak memperhatikan penjelasan dari praktikan
2. masih kurang dalam merefleksi buku-buku penunjang yang lain guna memperluas pengetahuan
siswa
3. sebagai awal praktik mengajar, mahasiswa mengalami kendala dalam pengelohan kelas di karenakan
dalam mengajar masih banyak rasa canggug dan grogi
4. praktikan memiliki pengalaman yang minim tentang mengajar
2. ANALISIS HASIL PELAKSANAAN
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan, praktikan dapat menganalisis beberapa faktor penghambat serta
faktor pendukung dalam melaksanakan program PPL. Diantaranya adalah :
1.Faktor Pendukung
Dalam melaksanaan kegiatan PPL, ada beberapa faktor pendukung yang sangat membatu praktikan dalam
melaksanakan PPL, antara lain :
1. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) PPL yang profesional dalam bidang pendidikan, serta memiliki
keahlian untuk melakukan bimbingan yang baik dalam bidang studi yang terkait, sehingga praktikan
diberikan pengalaman, masukan, arahan dan saran dalam kegiatan proses pembelajaran menuju ke
arah yang lebih baik.
2. Guru pembimbing/Pamong yang telah memberikan bimbingan, sehingga kekurangan-kekurangan
praktikan pada waktu proses pembelajaran dapat diketahui dan dapat sekaligus diberikan masukan
serta bimbingan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Selain itu, praktikan diberikan saran dan
kritik untuk perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
3. Para siswa yang cukup kooperatif dan interaktif serta aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga
menciptakan kondisi yang kondusif dalam proses KBM.
4. Selama PPL, Praktikan mendapat berbagai pengetahuan dan pengalaman terutama dalam masalah
kegiatan belajar mengajar yaitu mahasiswa praktikan dapat berlatih menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, menyesuaikan materi dengan jam efektif yang ada, dapat berlatih melaksanakan
kegiatan belajar mengajar,dan mengelola kelas, kemudian dapat berlatih melaksanakan penilaian
hasil belajar siswa serta dapat mengukur kemampuan siswa.
5. Sekolah tempat praktik telah memiliki buku pelajaran dan sarana seperti LCD,mahasiswa praktikan
dan dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
2. Faktor Penghambat
Dalam pelaksanaan kegiatan PPL, ada beberapa hambatan yang dihadapi praktikan, adapun secara garis
besar praktikan dikelompokkan menjadi dua yaitu hambatan pada proses pembelajaran dan hambatan pada
pemahaman pelajaran yang diajarkan oleh praktikan.
Hambatan pada proses pembelajaran
1. Ada beberapa siswa yang merasa malas dan kurang serius untuk belajar saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
2. Ada beberapa siswa yang terlalu mengganggap mahasiswa PPL sebagai teman sendiri, itu
berdampak pada kurangnya keseriusan beberapa siswa tersebut saat mahasiswa PPL mengajar.
B. REFLEKSI
17
Ada beberapa hambatan yang dihadapi praktikan dalam praktik mengajar, antara lain:
a. Kesulitan dalam pengelolahan kelas, sehingga ada siswa yang kurang memperhatikan pada waktu proses
pembelajaran berlangsung.
b. Siswa sulit untuk menyerap dan memahami materi yang disampaikan saat proses pembelajaran
berlangsung.
c. Sebagian siswa cenderung pasif pada saat pelajaran.
18
Setelah melaksanakan PPl mahasiswa praktikan berkaitan dengan keahlian praktikan, PPl ini
sangat membantu praktikan dalam memahami lebih lanjut konsep metode dan model pembelajaran
yang efektif, serta mendukung praktikan untuk belajar menjadi guru yang professional. Dengan
banyaknya informasi yang diperoleh tersebut mahasiswa praktikan PPl akan lebih siap untuk
melaksanakan PPL selanjutnya yaitu prakter mengajar di kelas sesuai mata pelajaran yang ditekuni.
Dan mahasiswa Praktikan juga sudah berlatih di kelas sehingga dapat menjadi bekal untuk
melaksanakan PPl selanjutnya. Sehingga mampu menghadapi berbagai macam karakter siswa dan
belajar membentuk diri menjadi guru yang profesional.
19
Nim : 105191116820
Prodi : Pendidikan Agama Islam
A. Refleksi Mahasiswa pada saat Membuka Pembelajaran.
Secara umum,mahasiswa ppl pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
tidak mengalami masalah ketika membuka pembelajaran pada kelas rendah maupun kelas tinggi.
Para mahasiswa menjelaskan bahwa dengan menyapa mereka. membimbing siswa untuk berdoa
bersama sebelum mereka mulai belajar, memeriksa kehadiran siswa, membimbing mereka untuk
menyiapkan sumber belajar yang dibutuhkan, mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari
sebelumnya, memberi motivasi dan merangsang keingintahuan siswa tentang materi.
B. kekuatan Praktikan.
Selama pelaksanaan PPL di MA aisyiyah cabang Makassar , Mahasiswa Praktikan mudah
membangun hubungan baik dengan guru, dan siswa,mudah menguasai kelas selama proses
pembelajaran berlangsung.Mahasiswa praktikan telah menmberikan pengalaman dalam dunia
mengajar. Hal tersebut dikarenakan oleh mahasiswa praktikan yang telah melakukan observasi
terhadap guru pamong sehingga tidak sulit bagi kita untuk beradabtasi dengan siswa selama
kegiatan berlangsung. Juga menggunakan metode pengajaran yang sesui dengan materi yang akan di
ajarkan yang memungkinkan siswa lebih aktif dan menggali materi secara mendalam. Metode ini
memungkinkan siswa lebih tertarik untuk mencari dan mempelajari informasi tambahan dari
berbagai sumber. Dan dari ilmu- ilmu yang didapatkan oleh mahasiswa praktikan inilah yang
menjadi sumber kekuatan praktikan dalam dunia mengajar.
C.Kelemahan Praktikan.
Selama melaksanakan PPL di MA Aisyiyah cabang Makassar, praktikan memiliki banyak
kelemahan di antaranya : Praktikan terlalu akrab dengan para siswa saat berada di luar kelas
sehingga pada saat proses belajar mengajar berlangsung para siswa cenderung lebih berani untuk
tidak memperhatikan penjelasan dari guru,Masih kurang dalam merefleksi buku-buku penunjang
yang lain guna memperluas pengetahuan siswa, dan siswa terkadang menunda pekerjaan sehingga
pekerjaan banyak menumpuk terutama dalam membuat tugas
D.Kemampuan Diri Praktikan.
Program PPL ini setidaknya dapat memperkenalkan praktikan kepada dunia pendidikan yang
dapat menunjang praktikan untuk mengembangkan kemampuannya dalam hal mengajar dan dengan
dibekal ilmu selama kuliah dalam bentuk teori- teori maupun praktek dalam melakukan
pembelajaran. Praktikan berharap dapat maksimal dalam menerapkannya.
E. Harapan Praktikan Dalam Melaksanakan PPL
Harapan saya selama pelaksanaan PPL di MA Aisyiyah Cabang Makassar, yaitu dapat
Memberikan pengalaman kepada kita semua khusunya dalam bidang pembelajaran di sekolah atau
lembaga, dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi keguruan atau kependidikan..
F. Nilai Tambah Yang Di Peroleh Mahasiswa Setelah Melakukan PPL
20
Dengan adanya PPL ini mahasiswa mampu memperoleh banyak pengalaman dan
pengetahuan mengajar yang diperoleh dari bimbingan baik dari guru pamong ,guru-guru yang lain
maupun dosen pembimbing.
A. Identitas Modul
Nama Penyusun : AL MUNAWWARAH
Instansi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Tahun Penyusunan : 2023
Jenjang Sekolah : MA (Madrasah Aliyah )
Kelas : XI (Sebelas)
Alokasi Waktu : 4 x 240 menit (2 pertemuan )
B. Kompetensi Awal
1. Peserta didik mampu menghafal mufradat bahasa Arab dan memahami maknanya
2. Peserta didik mampu berbicara dengan bahasa Arab
3. Peserta didik mampu membaca teks bahasa Arab
4. Peserta didik mampu memahami struktur gramatikal bahasa Arab
5. Peserta didik mampu menulis dengan bahasa Arab
C. Profil Pelajar Pancasila :
Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah Menunjukkan perilaku jujur,displin,bertanggung
jawab,peduli,(gotong royong,kerja sama ,toleransi,dan damai),santun,rensponsif,dan pro-aktif sebagai bagian
dari solusi atas berbagai masalah dalam nteraksi ecara efektif dengan lingkungan sisoal dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangasa dalam pergaulan di dunia.
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin yang ingin di capai adalah berkeadaban, keteladanan, kesetaraan,
toleransi, musyawarah, dinamis dan inovatif.
D. Sarana dan Prasarana :
- Sumber Belajar : buku paket bahasa arab kelas XI
- Media Belajar : Fasilitas pembelajaran yang akan di gunakan diantaranya Buku Bahasa arab MA kelas
XI , laptop, .
E. Target Siswa
Kategori siswa dalam proses pembelajaran ini adalah siswa regular/umum.
Jumlah siswa : Siswa
F. Model /metode
: Inquiry Based Learning Dan Tanya Jawab , Diskusi.
21
langkah langkah 1 :guru menyajikan materi kepada peserta didik
2. guru mengorganisasikan peserta didik untuk membentuk
kelompok diskusi
3. peserta didik melakukan diskusi sesuai dengan materi yang di berikan
4. peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya di depan teman temannya
5. peserta didik membuat kesimpulan
6. guru mengevaluasi hasil belajar siswa mengenai materi pembelajaran yang telah di
laksanakan
KOMPOTENSI INTI
A. Tujuan Pembelajaran :
1. Setelah siswa belajar melafalkan bunyi kata-kata asing yang didengar .benar dan baik dengan tema terkait
التسوق التجاري
2. Setelah siswa belajar menjelaskan makna bunyi kata-kata asing dari teks bahasa arab yang berkaitan
dengan tema التسوقdengan baik dan benar.
3. Setelah siswa belajar melafalkan bunyi teks bahasa arab yang didengar .benar dan baik dengan tema
terkait التسوق التجاري
4. Setelah siswa belajar menjelaskan makna bunyi teks bahasa arab yang baik dengan tema التسوق التجاري
dengan benar.
5. Setelah siswa belajar menjelaskan isi bunyi teks bahasa arab yang baik dengan tema التسوق
6. Setelah siswa belajar menjelaskan gramatikal tentang التسوق التجاريdengan baik dan benar.
7. Setelah siswa belajar menjelaskan gramatikal tentang التسوق التجاريdalam bunyi teks dengan baik dan
benar.
8. Setelah siswa belajar mempraktekkan tindak tutur dari susunan gramatikal التسوق التجاريbaik secara lisan
maupun tulisan dengan baik dan benar.
9. Setelah siswa belajar menerapkan percakapan teks bahasa arab dari susunan gramatikal التسوق التجاري
secara lisan dengan baik dan benar.
10. Setelah siswa belajar menerapkan percakapan teks bahasa arab dari susunan gramatikal التسوق التجاري
secara tulisan dengan baik dan benar.
B. Materi
22
Pertemuan 1
23
Pertemuan ke 2
24
C. Pemahaman yang bermakna :
Pemahaman siswa tentang materi التسوق
D. Pertanyaan Pemantik :
1. Apa yang kalian pahami tentang ?التسوق
2. Apakah kalian pernah menghafal mufrodar tetang ?التسوق
Persiapan pembelajaran :
1. Guru memeriksa dan memastikan semua sarana dan prasarana yang diperlukan tersedia.
2. Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan nyaman
3. Menyiapkan bahan tayang dan multimedia pembelajaran interaktif
E. Kegiatan Pembelajaran:
Pendahuluan
Siswa berdoa secara bersama-sama
1. Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi masing- masing
Motivasi
2. Guru Memberikan Motivasi singkat kepada siswa
Aspek yang
Indikator kemampuan Nilai Paraf Guru
dinilai
1. Keaktifan Aktif memberi pendapat dalam diskusi 100
Dalam
Memahami materi. 90
kelompok
Diskusi Memperhatikan Saat Penjelasan Materi 80
Kurang Memberi masukan dan
70
2. 2. Dapat pendapat dalam Diskusi
Menjelaskan Kurang Aktif dalam Tanya jawab 60
Kesimpulan
dari hasil
diskusi
3. 3. Dapat Tidak mampu menjawab pertanyaan
50
menjawab seputar materi yang telah di jelaskan
pertanyaan
yang di berikan
4.
3. Asesmen Sumatif ( Akhir Pembelajaran )
Asesmen Sumatif dilakukan pada Priode Pelajaran tertentu
a. Memberikan latihan kepada siswa
F. Pengayaan Siswa :
Nama Siswa : ..................
Kelas : ..................
Pertanyaan Nilai
1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang ? التسوق
26
2. Sebutkan 10 mufordat tentang ? التجاري
G. Refleksi :
LAMPIRAN
A. Lembar Kerja Peserta Didik
Bagian I: essay
- Kelompok 1 :menerjemahkan kedalam bahasa indonesia bacaan tentang اريUوق التجU التسdi
pararaf 1&2 secara berkelompok
27
Lembar Penilaian Kelompok Diskusi
Nama :
Kelas :
Penguasaan
Materi
Kualitas
Argumentasi
Penggunaan
Sumber
Kemampuan
Berdiskusi
Kemampuan
Menjawab
Kreativitas
Kesimpulan
Kehadiran
dan
Partisipasi
Kejelasan
Ekspresi
Penilaian Skor:
1. Sangat Kurang: Peserta tidak memahami materi dan tidak dapat memberikan argumentasi yang jelas.
Tidak memberikan jawaban atau jawaban yang sangat tidak memadai.
2. Kurang: Penguasaan materi masih lemah, argumentasi masih kurang, dan penggunaan sumber tidak
mencukupi. Terdapat kesulitan dalam berdiskusi dan memberikan jawaban.
3. Cukup: Penguasaan materi sudah cukup, argumentasi sudah ada, namun masih perlu ditingkatkan.
Penggunaan sumber masih perlu diperluas. Peserta berusaha berdiskusi, tetapi masih terdapat kendala
dalam memberikan jawaban yang mendalam.
28
4. Baik: Penguasaan materi sudah baik, argumentasi sudah kuat, dan penggunaan sumber sudah
mencukupi. Peserta dapat berdiskusi dengan baik dan memberikan jawaban yang memadai.
5. Sangat Baik: Penguasaan materi sangat baik, argumentasi sangat kuat, dan penggunaan sumber sangat
baik. Peserta sangat aktif dalam berdiskusi dan memberikan jawaban yang sangat baik serta mendalam.
Kerjasama
Disiplin
Tanggung
Jawab
Inisiatif
Komunikasi
Kreativitas
Ketekunan
Kejujuran
Toleransi
Kehadiran
Sikap
Terhadap
Tugas
29
Penilaian Skor:
1. Tidak Memenuhi: Peserta tidak menunjukkan sikap yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Sikapnya sangat kurang atau bahkan bertentangan dengan yang diharapkan.
2.Kurang Memenuhi: Peserta menunjukkan sikap yang masih kurang sesuai dengan kriteria yang
ditentukan, namun sudah sedikit ada peningkatan dari skor 1.
3.Cukup Memenuhi: Peserta menunjukkan sikap yang sudah cukup sesuai dengan kriteria yang
ditentukan, namun masih perlu ditingkatkan.
4.Baik: Peserta menunjukkan sikap yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan secara baik dan
sudah memenuhi standar yang diharapkan.
5.Sangat Baik: Peserta menunjuka sikap yang sangat sesuia dengan kriteria yang di tentukan dan
telah melebihi standar yang di harapkan.
B. Bahan Bacaan Guru dan Siswa
Buku paket bahasa arab kelas XI Madrasah Aliyah
Daftar Pustaka:
لقرآن الكريم
األمثلة التصريفية سورابايا مكتبة ومطبعة سالم نيهان.١٩٦٥ محمد معصوم بن علي
المكتبة العصرية: جامع الدروس العربية مصر.١٩٩٤ مصطفي الغالييني
Emilia, Emi. 2012. Pendekatan Genre-Based dalam Pengajaran Bahasa Inggris: Petunjuk untuk Guru.
Cetakan ke 2. Bandung: Rizqi Press.
Https://www.google.com/search?
Makassar,6 September 2023
Guru Pamong Mahasiswa PPL
Mengetahui,
Kepala Madrasah
30
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
B. KOMPETENSI AWAL
1. Peserta didik mampu menghafal mufradat Bahasa arab dan memahami maknanya
2. Peserta didik mampu berbicara dengan Bahasa arab
3. Peserta didik mampu membaca teks Bahasa arab
4. Peserta didik mampu memahami struktur gramatikal Bahasa arab
5. Peserta didik mampu menulis dengan Bahasa arab
C. PROFIL PELAJAR
Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia, berkhebinekaan global, mandiri, gotong royong, bernalar mandiri, dan kritis.
Profil Pelajar Lil ‘Alamin yang ingin dicapai adalah taaddub, tawassuth, tathawwur wa ibtikar, dan
tasamuh.
Media yang diperlukan di antaranya LCD Projector, computer/laptop, printer, alat pengeras
suara/speaker aktif, jaringan internet.
Sumber belajar berupa Lembar kerja peserta didik, laman e-learning, e-book, buku bacaan, Youtube
31
dsb.
Kategori peserta didik dalam proses pembelajaran ini adalah peserta didik regular.
F. MODEL PEMBELAJARAN
KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Pemahaman siswa tentang ta’aruf menjadi meningkat setelah dilakukan pembelajaran melalui video
dan memperlihatkan khiwar perkenalan menggunakan bahasa arab. Dengan video yang diperlihatkan
melalui layar siswa lebh mudah memahaminya.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
D. PERSIAPAN PEMBELAJARAN
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
32
PERTEMUAN 1
Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa Bersama peserta didik
Guru menyiapkan fisik dan psikis serta memotivasi peserta didik
Guru mengaitkan materi pembeljaran yang akan dilaksanakan dengan materi sebelumnya atau
pengalaman peserta didik
Guru menyampaikan tujuan pembeljaran
Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari
Kegiatan Inti
Guru menayangkan beberapa gambar terkait التحيةوالتعارفdan memperdengarkan audio tentang
mufrodat dan ungkapan tersebut
Peserta didik diminta mengamati gambar dan mendengarkan audio
Peserta didik melafalkan mufradat dan ungkapan tentang التحيةوالتعارفbersamasama
Peserta didik diminta menulis mufradat dan ungkapan yang didengar melalui audio pada
lembar kerja yang telah tersedia
Guru menayangkan video hiwar tentang التحيةوالتعارفpada channel youtube, peserta didik
menyimak dan mengamatinya
Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengkritisi dan membuat pertanyaan
terkait dengan hiwar yang didengar dan yang belum dipahami.
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk berdiskusi dan memahami makna kosa
kata dan menganalisis isi kandungan teks hiwar yang telah didengar dan diamati.
Peserta didik diminta menyampaikan hasil dari menyimak dan diskusinya, meliputi: makna
mufradat, isi kandungan teks hiwar, dan kesimpulan. (secara bergantian antar kelompok)
Guru memberi umpan balik dan penguatan nilai terhadap masing-masing hasil kerjanya.
Penutup Pembelajaran
Guru bersama peserta didik merefleksi proses pembelajaran yang telah berlangsung
Guru memberikan penugasan
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam dan do’a penutup.
Pertemuan 2 (Berbicara)
Pembukaan
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama peserta didik
Guru menyiapkan fisik dan psikis serta memotivasi peserta didik
Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi sebelumnya
atau pengalaman peserta didik
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari
Kegiatan Inti
Peserta didik mengamati kembali ungkapan ungkapan tentang التحيةوالتعارف
Peserta didik secara bersama-sama melafalkan kembali ungkapan-ungkapan tentang
التحيةوالتعارف
Dengan stimulus guru, peserta didik bertanya kembali tentang bentuk, makna, dan fungsi
tindak tutur dalam التحيةوالتعارف
Peserta didik beserta temannya mencoba melakukan dialog tentang perkenalan
Peserta didik secara bersama-sama mencermati dan menghafalkan bentuk, makna, dan fungsi
tindak tutur dalam • التحيةوالتعارفPeserta didik secara bersama-sama membuat kesimpulan
tindak tutur tersebut.
Peserta didik secara bergantian berbicara tentang biodata masing-masing berdasarkan
pertanyaan yang tersedia
Penutup
Guru bersama peserta didik merefleksi proses pembelajaran yang telah berlangsung
Guru memberikan penugasan
33
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam dan do’a penutup.
Pertemuan 3 (Membaca-Memirsa)
Pembukaan
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama peserta didik
Guru menyiapkan fisik dan psikis serta memotivasi peserta didik
Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi sebelumnya
atau pengalaman peserta didik
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari
Kegiatan Inti
Guru menyajikan teks tentang التحيةوالتعارفmelalui layar LCD
Peserta didik memperhatikan teks dan membaca dalam hati sekilas.
Peserta didik mendengarkan dengan seksama teks bacaan yang dibacakan oleh guru dengan
intonasi yang benar
Peserta didik menanya mufrodat atau ungkapan yang tidak dimengerti dari teks tersebut
Peserta didik secara bergantian membaca nyaring dengan intonasi yang benar.
Peserta didik secara bergantian membaca nyaring bergantian dengan disimak oleh guru dan
peserta didik lain.
Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberi tugas untuk mendalami isi dan
gagasan teks bacaan serta mengaitkannya dengan informasi yang telah diketahui ataupun
kehidupan sehari-hari
Peserta didik menentukan gagasan pokok dan gagasan penunjang dari teks bacaan
Peserta didik mencoba menjawab latihan pemahaman yang tersedia
Peserta didik bersama guru melakukan koreksi bersama terhadap jawaban latihan pemahaman
Peserta didik diminta menyampaikan hasil diskusinya kelompoknya
Guru memberi umpan balik dan penguatan nilai terhadap masing-masing hasil kerjanya
Penutup
Guru bersama peserta didik merefleksi proses pembelajaran yang telah berlangsung
Guru memberikan penugasan
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam dan do’a penutup.
Pertemuan 4 (Kaidah Gramatikal)
Pembukaan
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama peserta didik
Guru menyiapkan fisik dan psikis serta memotivasi peserta didik
Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi sebelumnya
atau pengalaman peserta didik
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari
Kegiatan Inti
Guru menampilkan teks bacaan sesuai tema dan memberikan penjelasan terkait tindak tutur
yang sesuai dengan gramatikal تقسيم الكلمة
Peserta didik mengamati contoh-contoh الكلمة تقسيمyang ditayangkan guru melalui video
Guru menampilkan teks bacaan sesuai tema dan memberikan penjelasan terkait gramatikal ١٠
األرقام١ - ٠
Peserta didik secara mandiri menulis teks deskriptif secara mandiri dan bebas tentang
perkenalan
Peserta didik melakukan diskusi bersama teman-temannya untuk saling mengoreksi teks
deskriptif yang ditulisnya
Peserta didik membuat kesimpulan tentang model teks deskriptif
Peserta didik menyampaikan hasil diskusi masing – masing pada guru
Peserta didik memaparkan hasil tulisannya kepada guru ataupun teman di depan kelas
Penutup
34
Guru bersama peserta didik merefleksi proses pembelajaran yang telah berlangsung
Guru memberikan penugasan
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam dan do’a penutup.
Pertemuan 4
Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama peserta didik
Guru menyiapkan fisik dan psikis serta memotivasi peserta didik
Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi sebelumnya
atau pengalaman peserta didik
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari
Guru menampilkan teks bacaan sesuai tema dan memberikan penjelasan terkait
Kegiatan Inti
Guru menampilkan teks bacaan sesuai tema dan memberikan penjelasan terkait tindak tutur
yang sesuai dengan gramatikal تقسيم الكلمة
Peserta didik mengamati contoh-contoh تقسيم الكلمةyang ditayangkan guru melalui video
Guru menampilkan teks bacaan sesuai tema dan memberikan penjelasan terkait gramatikal ١٠
األرقام١ - ٠
Peserta didik mengamati contoh-contoh األرقام١ - ١٠٠ yang disajikan guru
Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengkritisi dan membuat pertanyaan
terkait dengan gramatika yang belum dipahami.
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mengklasifikasi dari beberapa contoh
yang disajikan guru ke dalam dari ()االسم الفعل الحرف
Peserta didik mengerjakan latihan-latihan sesuai kaidah gramatika ١٠٠-١ تقسيم الكلمة األرقام
Peserta didik menyusun kalimat sederhana yang memuat التحية والتعارفsesual dengan tema
Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan struktur/kaidah gramatika األرقام- تقسيم الكلمة
١٠٠٠١
Peserta didik menunjukkan hasil latihannya kepada guru Peserta didik dengan bimbingan guru
memaparkan hasil kesimpulannya.
Guru memberi umpan balik dan penguatan nilai terhadap masing-masing hasil kerjanya.
Penutup Pembelajaran
Guru bersama peserta didik merefleksi proses pembelajaran yang telah berlangsung
Guru memberikan penugasan
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam dan do'a penutup.
Pertemuan 5
Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama peserta didik
Guru menyiapkan fisik dan psikis serta memotivasi peserta didik
Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi sebelumnya
atau pengalaman peserta didik
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari
Kegiatan Inti
Peserta didik memperhatikan/mengamati kosa kata kembali sesuai tema bahasan yang
dipaparkan guru
Peserta didik mencermati kembali contoh pemakaian kosa kata dalam teks kalimat sesuai tema
tersebut
35
Guru menjelaskan model-model teks deskriptif beserta contohnya Peserta didik mencermati
contoh-contoh model teks deskriptif dan memahaminya.
Peserta didik menanyakan kosa kata atau ungkapan yang belum dipahami. bentuk, makna, dan
fungsinya nya sesuai tema tersebut
Peserta didik secara mandiri menyusun kembali kosakata-kosakata dan struktur terkait agar
menjadi kalimat sempurna.
Peserta didik dengan arahan guru mencoba menganalisis teks deskriptif lainnya
Peserta didik secara mandiri menulis kembali ungkapan membandingkan sesuatu sesuai
dengan stimulus pertanyaan yang ada.
Guru meminta peserta didik membuat kalimat atau ungkapan atau paragraf dari kosakata yang
telah ditentukan
Peserta didik secara mandiri menulis teks deskriptif secara mandiri dan bebas tentang
perkenalan
Peserta didik melakukan diskusi bersama teman-temannya untuk saling mengoreksi teks
deskriptif yang ditulisnya
Peserta didik membuat kesimpulan tentang model teks deskriptif Peserta didik menyampaikan
hasil diskusi masing-masing pada guru
Peserta didik memaparkan hasil tulisannya kepada guru ataupun teman di depan kelas
Penutup
Guru Bersama peserta didik merefleksi proses pembelajaran yang telah berlangsung
Guru memberikn penugasan
Guru mengakhiri pembelajaran dengan sala dan do’a penutup.
F. ASSESMEN
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1) Apakah kalian pernah memberi salam dan
berkenalan dengan menggunakan bahsa arab?
a. Sikap (Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil-Alamin dapat berupa
observasi
36
b. Asesmen Pengetahuan
c.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang benar!
ُهَو َباِئٌع
ُهَو ُم َدِّرٌس
ُهَو َطِبْيَبٌة
1كيف حالك؟.
الحمد هلل بخير.ا
صباح الخير.ب
نهاركم سعيد. ج
ليلتكم سعيدة.د
في الفصل .ه
2............ معنى الكلمة التي تحتها خّط هي.لهذه المدرسة معمل اللغة.
A. Lapangan
B. Kamar Mandi
C. Tempat Wudhu
D. Laboratorium Bahasa
E. Kebun Binatang
37
A. Selamat pagi
B. Selamat Siang
C. Selamat malam
D. Selamat datang
E. Selamat tinggal
A. َبْيٌت
B. َباٌب
C. َناِفَذٌة
D. ُك رِس ٌي
E. مكتب
38
َصَباُح الُّنْو ِر-ج
ِإَلى الِّلَقاِء-د
َالَّلْيَلُة اْلُمَباَر َك ُة-هـ
c. Asesmen keterampilan
Total 100
Keterangan penilaian:
39
Indikator penilaian aspek ketepatan (accuracy)
No. Aspek Penilaian Skor
Petunjuk penskoran:
Penghitungan skor akhir menggunakan rumus:
40
G. PENGAYAAN
Peserta didik yang memperoleh capaian tinggi akan diberikan pengayaan berupa kegiatan tambahan
terkait tema والتعارف التحية.Peserta didik mempelajari cara memberi salam dan berkenalan dengan
bahasa Arab, mempelajari struktur gramatikal tentang pembagian kata dalam bahasa Arab (isim, fi’il,
harf), dan bilangan 1-100 di dalam referensi dan literatur yang relevan. Sedangkan peserta didik yang
menemukan kesulitan akan memperoleh pendampingan dari guru berupa bimbingan personal atau
kelompok dengan langkah-langkah kegiatan yang lebih sederhana. Peserta didik diminta mempelajari
kembali materi memberi salam dan berkenalan dengan bahasa Arab, mempelajari struktur gramatikal
tentang pembagian kata dalam bahasa Arab (isim, fi’il, harf), dan bilangan 1- 100.
H. REFLEKSI
1. Bagian manakah yang menurut kamu hal paling sulit dari pelajaran ini?
2. Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
3. Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
4. Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai
5.berapa bintang yang akan kamu berikan pada usaha yang telah kamu lakukan?
LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama :………………………………………………………………………….
Kelas : ……………………………….
No. Absen : ………….
1. Apa yang kalian ketahui tentang qiroah?
2. Teks qiroah apa saja yang pernah kalian baca?
1. Kitab Al 'Arabiyyah Baina Yadaik jilid 1 karya Dr. Abdurrahman Bin Ibrahim, Dr. Mukhtar
Ath Thahir, dan Dr. Muhammad Abdul Khaliq Muhamad
2. Kitab matan al-jurumiyah oleh Abu Abdillah Sidi Muhammad bin Daud Ash-Shanhaji
3. https://www.zyadda.org/sections-of-the-word-in-the-arabic-language/
4. https://www.youtube.com/watch?v=9u8AFIXgxrs&t=480s
5. https://www.youtube.com/watch?v=94mAXOo4rc0&t=685s
6. https://www.youtube.com/watch?v=f87aMpAt_Jc
7. https://www.youtube.com/watch?v=CvTvx1TRYw4
8. https://www.youtube.com/watch?v=BG9cm4OoilM
9. https://www.youtube.com/watch?v=db3wDBkrdu0
C. GLOSARIUM
Kalimah (kata) : lafaẓ yang menunjukkan arti mufrad (tunggal). Kalimah (kata) terbagi
menjadi 3 macam: isim (kata benda), fi’il (kata kerja), dan huruf.
Kalimah Isim (kata benda) : kata yang menunjukkan arti pada dirinya sendiri dan tidak
berhubungan dengan waktu.
Kalimah Fi’il (kata kerja) : kata yang menunjukkan arti pada dirinya sendiri dan berhubungan
dengan waktu.
Kalimah huruf : kata yang menunjukkan arti (bersama kata yang lain)
Teks Deskriptif ( ُص َّ النُّ في ْص الو: ( teks yang menggambarkan seseorang atau benda apa adanya,
bagaimana seseorang atau benda itu terlihat, terasa, ataupun
terdengar.
D. DAFTAR PUSTAKA
Moh. Ilyas, Bahasa Arab Kelas X Madrasah Aliyah, Jakarta: Kementerian Agama. 2020
م١993 ّ ربيةاليس دار الحكمة دمشق،قواعد اللغة الع رة،الدكتورفؤادنعمة
41
الشيخ علي جرم ،النحو الواضح،داراملعارفجمهوريةمصر العربية١978 ،م
الشيخ مصطفى الغلييني ،جامع الدروسالعربيةط 2١املكتبة العصرية بيروت لبنان١987 ،م
42
43
Makassar,6 September 2023
Guru Pamong Mahasiswa PPL
Mengetahui,
Kepala Madrasah
44
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
KEMENTRIAN AGAMA
MAS AISYIYAH CABANG MAKASSAR
Alamat: Jl. Muhammadiyah No. 68 B, Melayu, Kec, Wajo, kota makassar, Sulawesi Selatan 90171
45
2. Tahap Peralihan Storming
Guru BK menanyakan kepada peserta didik apakah terdapat peserta didik yang
belum mengerti tentang Teknik home room.
a. Guru BK menanyakan kesiapan kelompok dalam melaksanakan tugas
b. Guru BK memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk bertanya
c. Guru Bk menjelaskan kembali secara singkat tunggas dan tanggung
jawab peserta dalam melakukan kegiatan
3. Kegiatan Inti Pendahuluan
(mengg unakan a) Guru Bk mengecek keakraban peserta didik dengan games singkat
Teknik Home room menanyakan kenyamanan suasana yang diciptakan
dan diskusi) b) Guru memberikan pertanyaan untuk memancing dialog dengan
peserta didik terkait : contoh konsep diri negative saat berbicara di
depan umum
c) Masing-masing peserta didik diberi kesempatan berpendapat dan
mengemukakan masalah
d) Guru memberikan video edukatif tentang takut berbicara
didepan umum.
e) Guru BK menampung dan menanggapi pendapat peserta didik
Transisi
f) Guru BK memberikan materi mengenai Konsep diri positif
g) Peserta didik dan Guru Bk Menetapkan topik yang akan di bahas lebih
jauh
Kegiatan
h) Peserta didik diskusi mengenai konsep diri
i) Peserta didik mendiaknosis sebab-sebab takut berbicara di depan umum
j) Peserta didik berdiskusi dengan kelompok tentang sikap/ konsep diri
negative yang mereka temukan dan merancang bagaimana seharusnya
sikap/ konsep diri positif yang harus mereka bangun
k) Peserta didik dengan nyaman dapat mengemukakan pendapat dan
berdialog dengan guru BK
l) Guru BK membagikan LKPD
Penutup
m) Peserta didik berani mengemukakan konsep diri yang negative
pada dirinya dilanjutkan membuat komitmen untuk menjadikan
konsep diri yang positif.
Evaluasi
Evaluasi 1. Menanyakan manfaat yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan
46
Proses 2. Menanyakan perubahan kondisi emosi peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran
3. Menanyakan ketepatan media digunakan dalam layanan kepada peserta
didik
4. Menanyakan ketepatan metode yang digunakan dalam layanan
kepada pesertadidik
Evaluasi Hasil Memberikan asesmen diakhir pertemuan dan membandingan asesmen diawal
pertemuan apakah terjadi penurunan gejala masalah atau peningkatan capaian tugas
perkembangan setelah layanan dilakukan
Mengetahui,
Kepala Madrasah Mahasiswa PPL BKPI
47
Lampiran 1. Materi Konsep Diri
MATERI
Fase E
Bidang Pribadai
Pengertian Konsep diri
Menurut William D. Brooks yang dikutip Jalaluddin Rahmad. Konsep diri merupakan persepsi
individu terhadap dirinya sendiri, dalam hal ini bersifat fisik, psikologis, dan sosial sebagai pengalaman
dan interaksinya dengan orang lain. Menurut Hurlock (dalam Ghufron dan Rini) mengatakan bahwa
konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gabungan dari
keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional aspiratif, dan prestasi yang mereka capai. Menurut William
H. Fitts, seperti yang dikutip Agustiani, konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang
dirinya yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan
Konsep diri adalah apa yang dipikirkan dan dirasakan tentang dirinya sendiri. Ada dua konsep diri,
yaitu konsep diri komponen kognitif dan konsep diri komponen afektif. Komponen kognitif disebut self
image dan komponen afektif disebut self esteem. Komponen kognitif adalah pengetahuan individu tentang
dirinya mencakup pengetahuan “siapa saya” yang akan memberikan gambaran tentang diri saya. Gambaran
ini disebut citra diri. Sementara itu, komponen afektif merupakan menilaian individu terhadap dirinya
sendiri yang akan membentuk bagaimana penerimaan terhadap diri dan harga diri individu
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena
setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Dengan kata lain sukses
komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri seseorang, positif atau negatif.
siswa yang memiliki konsep diri yang kuat, maka akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, karena
Konsep diri merupakan inti dari pola perkembangan kepribadian seseorang yang akanmempengaruhi
berbagai bentuk sifat. Jika konsep diri positif, seseorang akan mengembangkan sifat-sifat seperti
kepercayaan diri, harga diri dan kemampuan untuk melihat dirinya secara realistis, sehingga akan
menumbuhkan penyesuaian sosial yang baik. Sebaliknya apabila konsep diri negatif, anak akan
mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri. Mereka merasa ragu dan kurang percaya diri,
sehingga menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk pula
1) Ciri-ciri konsep diri positif
a. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah
48
Orang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi
masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya.
b. Merasa setara dengan orang lain
Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu
menghargai orang lain.
c. Menerima pujian tanpa rasa malu
Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun
ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
d. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaandan keinginan serta perilaku yang tidak
seharusnya disetujui oleh masyarakat.
Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain
meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat.
e. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspekaspek kepribadian tidak disenangi
dan berusaha mengubahnya.
Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan
mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
2) Ciri-ciri konsep diri negatif
a. Peka terhadap kritik.
Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, hal
ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari individu tersebut belum dapat mengendalikan
emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering
dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang
memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras
mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.
b. Responsif sekali terhadap pujian.
Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan
antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti ini, segala macam embelembel yang
menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap
pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain.
c. Cenderung bersikap hiperkritis.
Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai
dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.
d. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain.
Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh,
sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut
merasa rendah diri atau bahkan berperilakuyang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau
bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan).
49
e. Bersikap psimis terhadap kompetisi
Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat
prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
Adapun faktor-faktor yang memperngaruhi konsep diri yaitu:
1) Orang Lain
Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Harry Stack Sullivan
menjelaskan bahwa jika kita diterima oleh orang lain dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita,
kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, jika orang lain selalu
meremehkan kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita akan cenderung tidak menyenangi diri kita.
Tidak semua orang mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita, yang paling berpengaruh
terhadap diri kita adalah orang-orang yang paling dekat dengan kita.
2) Kelompok Rujukan
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita pasti menjadi anggota berbagai kelompok, seperti RT, dan
lain sebagainya. Setiap kelompok mempunyai norma-norma tertentu, ada kelompok yang secara
emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukkan konsep diri kita.Inilah yang disebut
kelompok rujukan. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan
dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi self-concept seseorang selain pola asuh orang tua, diantaranya:
1) Kegagalan
Disadari atau tidak, kegagalan yang terjadi secara terus menerus akan memberikan pertanyaan besar
pada kemampuan diri sendiri yang berujung pada anggapan lemah dan tidak berguna.
2) Depresi
Ketika seseorang dilanda depresi, ia akan cenderung memikirkan hal yang negatif.
3) Overthinking
Bersikap overthinking sangatlah tidak baik karena bisa mengarah ke pikiran yang buruk, terlebih pada
penilaian diri sendiri. Seseorang cenderung menilai diri sendiri ke arah yang negatif sehingga berpikir
terlalu berlebihan harus segera dihentikan.
Self concept yang sehat dan positif akan menimbulkan manfaat untuk diri sendiri. Berikut adalah
manfaat yang didapatkan dengan memiliki self concept yang sehat dan positif, di antaranya:
1) Memaksimalkan Potensi Diri
Apabila individu memiliki self concept yang positif, individu itu akan percaya bahwa ia dapat
melakukan berbagai hal, mampu menyelesaikan masalah yang ada dengan mencari peluang dan solusi,
membuka potensi yang dimiliki kepada hal-hal yang belum pernah dipikirkan sebelumnya.
2) Membantu Dirinya Sendiri dalam Mencapai Tujuan Hidupnya
50
Individu yang memiliki self concept positif, cenderung memiliki sikap yang optimis dan realistis
terhadap tujuan yang diinginkannya. Dengan begitu, peluang dirinya untuk berhasil akan semakin besar
sehingga tujuan yang diinginkannya pun akan tercapai.
3) Menghindari Self Sabotaging Behavior
Individu yang memiliki self concept positif mampu menghindari self-sabotaging behavior. Self-
sabotaging behavior sebagai bentuk pemikiran, sikap, ataupun tindakan yang menahan dirinya untuk
meraih apa yang ia mau, misalnya, goals dalam hidupnya. Memiliki self concept yang positif akan
membentuk diri menjadi pribadi yang lebih positif, optimis, dan yakin bahwa dirinya mampu
mendapatkan apa yang diinginkan atau dituju. Akan tetapi, sebaliknya, apabila self concept pada diri
individu itu negatif atau dapat dikatakan tak sehat, hal itu tak akan membawa dirinya dalam mencapai
keinginan dan tujuannya.
4) Mampu Memengaruhi Fisik dalam Menghadapi Masalah
Memengaruhi perspektif bagaimana individu itu menggunakan fisiknya dalam menghadapi suatu
masalah atau tantangan dalam kehidupannya sehari-hari. Contoh simpelnya, seorang individu ingin
mengikuti suatu perlombaan lari, apabila ia memiliki self concept bahwa dirinya terlalu gemuk untuk
dapat mengikuti perlombaan lari tersebut dan akan menjadi orang terakhir yang sampai di garis finish,
mungkin saja itu akan terjadi. Akan berbeda bila individu tersebut memiliki self concept positif bahwa
dirinya kuat dan akan memenangkan lomba lari tersebut, bisa saja hasilnya akan sesuai dengan
pemikirannya tersebut. Hal ini menandakan bahwa individu yang memiliki self concept positif akan
mampu memengaruhi fisiknya dalam menghadapi masalah yang ada.
5) Mampu Mengukur Seberapa Jauh Dirinya dalam Menyelesaikan Masalah
Individu yang memiliki self concept positif akan mampu menentukan seberapa jauh ia dapat
keluar dari ‘zona nyaman’ nya dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, dirinya mampu
menentukan seberapa jauh kemampuan dirinya untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Dalam membentuk konsep diri, ada beberapa komponen yang harus dimiliki agar terbentuk konsep diri
yang utuh, 3 komponen ini terdiri dari diri ideal (self ideal), citra diri (self image), dan harga diri (self
esteem). Akan kita bahas satu persatu dari 3 komponen tersebut.
1. Diri Ideal (self ideal)
Dimaksud dengan diri ideal adalah sosok seseorang yang dinilai sempurna dan dikagumi serta
didambakan yang ingin ditiru untuk menjadi model diri yang ideal bagi individu. Diri ideal ini
menentukan seberapa besar arah, perkembangan diri, dan pertumbuhan karakter serta kepribadian. Diri
ideal ini jika kita tidak berhati-hati dalam memilih atau membentuknya secara sadar, akan membuat kita
langsung menetapkan seseorang untuk menjadi contoh diri yang ideal. Contohnya seseorang yang
memiliki latar belakang budaya yang lembut ternyata memilih contoh yang ideal yaitu bintang rock atau
bintang filem yang notabene memiliki bentuk budaya yang berbeda.
2. Citra diri (self image)
51
Citra diri adalah cara kita melihat diri kita sendiri dan menilai tentang diri kita sendiri pada saat itu. Citra
diri adalah “cermin diri”. Bila kita melihat diri sendiri di dalam cermin sebagai orang yang memiliki rasa
percaya diri yang tinggi, tenang, dan mampu belajar baik, maka setiap kali kita belajar, kita akan merasa
percaya diri, tenang serta mampu. Jika selalu berfikir secara positif maka kita akan selalu bersikap
positif pula dalam setiap aspek kehidupan..
3. Harga diri (self esteem)
Harga diri didefinisikan seberapa tinggi kita menghargai atau suka terhadap diri anda sendiri. Semakin
tinggi rasa menyukai diri sendiri, penerimaan diri, dan rasa hormat pada diri sendiri sebagai seseorang
yang berharga dan bermakna, maka semakin tinggi harga diri seseorang. Selain itu semakin merasa
sebagai seseorang yang bernilai, maka akan semakin bersikap positif dan merasa bahagia. Harga diri
seseorang sngatlah berpengaruh pada semangat, antusiasme, dan motivasi diri. Harga diri seseorang
adalah sangat menentukan prestasi dan keberhasilan dalam setiap proses kehidupan. Orang dengan harga
diri yang tinggi memiliki kekuatan pribadi yang luar biasa besar dan akan bisa berhasil melakukan apa
saja dalam hidupnya.
Adapun Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang, antara lain:
Peran orang tua sangat berpengaruh pada pembentukan diri seseorang, sikap orang tua yang suka
memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, tidak pernah memuji, suka
marah-marah, dan lain sebagainya – dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan, atau
kebodohan seorang anak. Jadi, anak menilai dirnya berdasarkan apa yang ia alami dan ia dapatkan dari
lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap baik dan positif, maka anak akan cukup merasa
berharga, namun jika ia mendapat bahwa dirinya selalu salah di mata orangtuanya maka ia merasa
dirinya bodoh. Salahnya pola asuh atau pendidikan ketika masih kecil, akan berakibat pada rusaknya
konsep diri pada anak.
b. Kegagalan
Setiap orang pasti pernah merasakan kegagalan dalam proses kehidupannya, kegagalan yang sering
dialami, sering membuat diri kita bertanya “mampukah saya?” dan kita pun memberikan kesimpulan
terhadap diri kita sendiri bahwa penyebabnya adalah kelemahan diri. Kegagalan membuat seseorang
merasa dirinya tidak berguna.
c. Depresi
Kondisi fisik maupun fisikis yang tidak sehat pasti mempengaruhi pembentukan konsep diri. Orang yang
sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan
merespon segala sesuatu, termasuk menilai dirinya sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan
dipersepsi secara negatif. Ia sulit melihat dirinya “mampu”, ia juga mudah tersinggung dan mudah
“termakan” oleh ucapan orang lain.
d. Kritik internal
52
Manusia sebagai mahluk social tentunya tak kan pernah lepas dari interaksi dengan manusia lainnya,
terkadang manusia lainnya menjadi penilai akan sebuah perbuatan manusia lainnya. Sikap dalam
menyikapi kritik orang lain tentunya harus dapat dikendalikan sebagai koreksi diri sendiri. Mengkritik
diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan.
Kritik terhadap diri sendiri berfungsi sebagai rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku agar
keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.
Dengan beberapa faktor diatas dan macam konsep diri di atas, setiap orang tentunya akan memiliki konsep
diri yang berbeda-beda, karena faktor-faktor yang didapat oleh seorang individu pasti beragam. Yang harus
kita pahami, apapun faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri yang timbul pada diri kita
hendaklah mengarah pada konsep diri yang positif, tetapi ketika memang ternyata konsep diri yang
terbentuk adalah konsep diri negative maka kita harus berusaha dengan sadar untuk merubah konsep diri
tersebut agar dapat melalui setiap proses kehidupan dengan maksimal guna mencapai kebahagiaan.
Kita sering tidak menyadari bahwa persolan bertambah rumit dengan berpikir yang tidak- tidak terhadap
suatu keadaan atau terhadap diri kita sendiri. Merasa “bodoh”, “malas”, “nanti pasti hasilnya akan sama
saja”, ataupun pikiran-pikiran negatif lainnya yang memicu diri kita untuk tidak melakukan sesuatu yang
sebenarnya “BISA” kita lakukan. Namun, dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat dirubah ke arah
yang positif. Bagaimana caranya? Berikut ada beberapa langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep
diri yang positif, antara lain:
1. Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Hal pertama yang harus dilakukan adalah kenalilah diri sendiri dengan baik. Dengan mengenal diri
sendiri maka seseorang akan tahu kemampuan seseorang itu sendiri untuk melihat kekuatan dan
kelemahan yang ada pada dirinya. Lihatlah talenta, bakat, dan potensi diri yang dimiliki serta carilah
cara dan kesempatan untuk mengembangkannya. Dan yang tidak kalah penting, jangan abaikan
pengalaman positif ataupun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai. Serta harus berani
menerima kritik dan saran dari orang lain. bila perlu, Anda sendiri yang menanyakan kepada orang lain
“bagaimana saya”, karena tidak menutup kemungkinan kita sendiri tidak mengetahui dimana kelemahan
dan kekuatan diri kita sendiri.
2. Hargailah diri sendiri
“Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri kita sendiri”. Kita harus dapat melihat
kebaikan yang ada pada diri sendiri dan mampu memandang hal-hal baik dan positif terhadap diri kita.
3. Jangan memusuhi diri sendiri
“Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri.” Sikap
memusuhi diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan
antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental
dan rasa frustasi yang dalam.
4. Berpikir positif dan rasional
53
“We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make the world”
(the budda). Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu
persoalan maupun terhadap seseorang. Jika kita merasa diri kita “bodoh”, “tidak bisa”, ya itulah diri kita.
So? Kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga. “I Can Do It”
54
Lampiran 2. Video Edukatif
https://www.youtube.com/watch?v=x2V2f-ouTv0
55
Lampiran 2. Lembar Kerja Peserta didik
1. ………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………
1. ………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………
Bagaimana kamu membangun/ menumbuhkan konsep diri positif pada diri kamu?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
56
PENILAIAN PROSES
A. Identitas
Kelas :
Topik Layanan :
Tanggal Layanan :
B. Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda centang (√) pada kolom pilihan di bawah ini sesuai dengan apa yang
terjadi selama proses layanan bimbingan klasikal: Sangat Sesuai (SS); Sesuai (S);
Tidak Sesuai (TS); Sangat Tidak Sesuai (STS).
2. Pernyataan nomor 1-4 diisi sesuai dengan jumlah konseli yang aktif selama proses
layanan.
Keterangan ;
bimbingan kelompok
2. Peserta didik berani menyampaikan gagasan/
Observer
……………
EVALUASI HASIL
Pernyataan di bawah ini berisi tentang hasil yang anda peroleh setelah mengikuti layanan bimbingan
kelompok. Bacalah dengan cermat setiap pertanyaan tersebut. Berikan jawaban dengan cara memberi
tanda cek (V) pada salah satu jawaban yang paling sesuai
SS : Sangat Sesuai (5) KS : Kurang Sesuai (2)
S : Sesuai (4) STS : Sangat Tidak Sesuai (1)
CS : Cukup Sesuai (3)
Jawabab anda tidak menuntut jawaban benar dan salah. Jawablah semua pernyataan secara sungguh
sungguh dan jujur sesuai diri anda. Hasil dari instrument ini tidak mempengaruhi nilai pelajaran di
sekolah, namun bermanfaat sebagai pertimbangan pemberian layanan berikutnya, Atas bantuan dan
kerjasamanya diucapkan terimakasih.
Kriteria Hasil
74 – 100 Sangat Aktif
68 – 73 Aktif
52 – 67 Cukup Aktif
36 – 51 Kurang Aktif
20 – 35 Sangat Kurang Aktif
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR
KEMENTRIAN AGAMA
MAS AISYIYAH CABANG MAKASSAR
Alamat: Jl. Muhammadiyah No. 68 B, Melayu, Kec, Wajo, kota makassar, Sulawesi Selatan 90171
xjRANCANGAN PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KELOMPOK
Kelas/ Semester : X,XI / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelayanan ( JP)
Topik/ Materi : Membangun Konsep Diri Positif
Bidang Layanan : Pribadi
Fungsi Bimbingan : Preventif Developmental
Strategi Layanan : Bimbingan Kelompok
Aspek Perkembangan : Pengembangan Diri
Model, metode dan Moda : Homeroom, diskusi, Luring
Media dan Alat : TV, LKPD, Video,
Capaian Layanan BK : Peserta didik dapat mengetahui konsep diri negatif dan
membangun konsep diri yang positif
Penguatan Karakter : Mandiri dan Bernalar Kritis
LANGKAH KEGIATAN
1. Tahap awal a. Guru BK menyapa peserta didik, Mengucapkan salam dan berdoa
(pembentukan) b. Mengapresiasikan kehadiran & Mengakrabkan anggota kelompok
c. Guru mengadakan ice Breaking untuk memotivasi agar anak lebih semangat
d. Guru menyampaikan tujuan, cakupan materi & azas-azas bimbingan
kelompok
e. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan bimbingan kelompok dengan
teknik homeroom
2. Tahap Peralihan Storming
Guru BK menanyakan kepada peserta didik apakah terdapat peserta didik
yang belum mengerti tentang Teknik home room.
a. Guru BK menanyakan kesiapan kelompok dalam melaksanakan tugas
b. Guru BK memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk bertanya
c. Guru Bk menjelaskan kembali secara singkat tunggas dan tanggung
jawab peserta dalam melakukan kegiatan
3. Kegiatan Inti Pendahuluan
(mengg unakan a) Guru Bk mengecek keakraban peserta didik dengan games singkat
Teknik Home room menanyakan kenyamanan suasana yang diciptakan
dan diskusi) b) Guru memberikan pertanyaan untuk memancing dialog dengan
peserta didik terkait : contoh konsep diri negative saat berbicara di
depan umum
c) Masing-masing peserta didik diberi kesempatan berpendapat dan
mengemukakan masalah
d) Guru memberikan video edukatif tentang takut berbicara
didepan umum.
e) Guru BK menampung dan menanggapi pendapat peserta didik
Transisi
f) Guru BK memberikan materi mengenai Konsep diri positif
g) Peserta didik dan Guru Bk Menetapkan topik yang akan di bahas lebih
jauh
Kegiatan
h) Peserta didik diskusi mengenai konsep diri
i) Peserta didik mendiaknosis sebab-sebab takut berbicara di depan umum
j) Peserta didik berdiskusi dengan kelompok tentang sikap/ konsep diri
negative yang mereka temukan dan merancang bagaimana seharusnya
sikap/ konsep diri positif yang harus mereka bangun
k) Peserta didik dengan nyaman dapat mengemukakan pendapat dan
berdialog dengan guru BK
l) Guru BK membagikan LKPD
Penutup
m) Peserta didik berani mengemukakan konsep diri yang negative
pada dirinya dilanjutkan membuat komitmen untuk menjadikan
konsep diri yang positif.
Evaluasi
Evaluasi 5. Menanyakan manfaat yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan
Proses 6. Menanyakan perubahan kondisi emosi peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran
7. Menanyakan ketepatan media digunakan dalam layanan kepada peserta
didik
8. Menanyakan ketepatan metode yang digunakan dalam layanan
kepada pesertadidik
Evaluasi Hasil Memberikan asesmen diakhir pertemuan dan membandingan asesmen diawal
pertemuan apakah terjadi penurunan gejala masalah atau peningkatan capaian tugas
perkembangan setelah layanan dilakukan
Mengetahui,
Kepala Madrasah Mahasiswa PPL BKPI
Fase E
Bidang Pribadai
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi self-concept seseorang selain pola asuh orang tua, diantaranya:
4) Kegagalan
Disadari atau tidak, kegagalan yang terjadi secara terus menerus akan memberikan pertanyaan besar pada
kemampuan diri sendiri yang berujung pada anggapan lemah dan tidak berguna.
5) Depresi
Ketika seseorang dilanda depresi, ia akan cenderung memikirkan hal yang negatif.
6) Overthinking
Bersikap overthinking sangatlah tidak baik karena bisa mengarah ke pikiran yang buruk, terlebih pada
penilaian diri sendiri. Seseorang cenderung menilai diri sendiri ke arah yang negatif sehingga berpikir
terlalu berlebihan harus segera dihentikan.
Self concept yang sehat dan positif akan menimbulkan manfaat untuk diri sendiri. Berikut adalah
manfaat yang didapatkan dengan memiliki self concept yang sehat dan positif, di antaranya:
6) Memaksimalkan Potensi Diri
Apabila individu memiliki self concept yang positif, individu itu akan percaya bahwa ia dapat
melakukan berbagai hal, mampu menyelesaikan masalah yang ada dengan mencari peluang dan solusi,
membuka potensi yang dimiliki kepada hal-hal yang belum pernah dipikirkan sebelumnya.
7) Membantu Dirinya Sendiri dalam Mencapai Tujuan Hidupnya
Individu yang memiliki self concept positif, cenderung memiliki sikap yang optimis dan realistis
terhadap tujuan yang diinginkannya. Dengan begitu, peluang dirinya untuk berhasil akan semakin besar
sehingga tujuan yang diinginkannya pun akan tercapai.
8) Menghindari Self Sabotaging Behavior
Individu yang memiliki self concept positif mampu menghindari self-sabotaging behavior. Self-
sabotaging behavior sebagai bentuk pemikiran, sikap, ataupun tindakan yang menahan dirinya untuk
meraih apa yang ia mau, misalnya, goals dalam hidupnya. Memiliki self concept yang positif akan
membentuk diri menjadi pribadi yang lebih positif, optimis, dan yakin bahwa dirinya mampu mendapatkan
apa yang diinginkan atau dituju. Akan tetapi, sebaliknya, apabila self concept pada diri individu itu negatif
atau dapat dikatakan tak sehat, hal itu tak akan membawa dirinya dalam mencapai keinginan dan
tujuannya.
9) Mampu Memengaruhi Fisik dalam Menghadapi Masalah
Memengaruhi perspektif bagaimana individu itu menggunakan fisiknya dalam menghadapi suatu
masalah atau tantangan dalam kehidupannya sehari-hari. Contoh simpelnya, seorang individu ingin
mengikuti suatu perlombaan lari, apabila ia memiliki self concept bahwa dirinya terlalu gemuk untuk dapat
mengikuti perlombaan lari tersebut dan akan menjadi orang terakhir yang sampai di garis finish, mungkin
saja itu akan terjadi. Akan berbeda bila individu tersebut memiliki self concept positif bahwa dirinya kuat
dan akan memenangkan lomba lari tersebut, bisa saja hasilnya akan sesuai dengan pemikirannya tersebut.
Hal ini menandakan bahwa individu yang memiliki self concept positif akan mampu memengaruhi
fisiknya dalam menghadapi masalah yang ada.
10) Mampu Mengukur Seberapa Jauh Dirinya dalam Menyelesaikan Masalah
Individu yang memiliki self concept positif akan mampu menentukan seberapa jauh ia dapat keluar
dari ‘zona nyaman’ nya dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, dirinya mampu menentukan
seberapa jauh kemampuan dirinya untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Dalam membentuk konsep diri, ada beberapa komponen yang harus dimiliki agar terbentuk konsep diri yang
utuh, 3 komponen ini terdiri dari diri ideal (self ideal), citra diri (self image), dan harga diri (self esteem).
Akan kita bahas satu persatu dari 3 komponen tersebut.
4. Diri Ideal (self ideal)
Dimaksud dengan diri ideal adalah sosok seseorang yang dinilai sempurna dan dikagumi serta didambakan
yang ingin ditiru untuk menjadi model diri yang ideal bagi individu. Diri ideal ini menentukan seberapa
besar arah, perkembangan diri, dan pertumbuhan karakter serta kepribadian. Diri ideal ini jika kita tidak
berhati-hati dalam memilih atau membentuknya secara sadar, akan membuat kita langsung menetapkan
seseorang untuk menjadi contoh diri yang ideal. Contohnya seseorang yang memiliki latar belakang
budaya yang lembut ternyata memilih contoh yang ideal yaitu bintang rock atau bintang filem yang
notabene memiliki bentuk budaya yang berbeda.
5. Citra diri (self image)
Citra diri adalah cara kita melihat diri kita sendiri dan menilai tentang diri kita sendiri pada saat itu. Citra
diri adalah “cermin diri”. Bila kita melihat diri sendiri di dalam cermin sebagai orang yang memiliki rasa
percaya diri yang tinggi, tenang, dan mampu belajar baik, maka setiap kali kita belajar, kita akan merasa
percaya diri, tenang serta mampu. Jika selalu berfikir secara positif maka kita akan selalu bersikap positif
pula dalam setiap aspek kehidupan..
6. Harga diri (self esteem)
Harga diri didefinisikan seberapa tinggi kita menghargai atau suka terhadap diri anda sendiri. Semakin
tinggi rasa menyukai diri sendiri, penerimaan diri, dan rasa hormat pada diri sendiri sebagai seseorang
yang berharga dan bermakna, maka semakin tinggi harga diri seseorang. Selain itu semakin merasa sebagai
seseorang yang bernilai, maka akan semakin bersikap positif dan merasa bahagia. Harga diri seseorang
sngatlah berpengaruh pada semangat, antusiasme, dan motivasi diri. Harga diri seseorang adalah sangat
menentukan prestasi dan keberhasilan dalam setiap proses kehidupan. Orang dengan harga diri yang tinggi
memiliki kekuatan pribadi yang luar biasa besar dan akan bisa berhasil melakukan apa saja dalam
hidupnya.
Adapun Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang, antara lain:
Peran orang tua sangat berpengaruh pada pembentukan diri seseorang, sikap orang tua yang suka
memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, tidak pernah memuji, suka
marah-marah, dan lain sebagainya – dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan, atau
kebodohan seorang anak. Jadi, anak menilai dirnya berdasarkan apa yang ia alami dan ia dapatkan dari
lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap baik dan positif, maka anak akan cukup merasa berharga,
namun jika ia mendapat bahwa dirinya selalu salah di mata orangtuanya maka ia merasa dirinya bodoh.
Salahnya pola asuh atau pendidikan ketika masih kecil, akan berakibat pada rusaknya konsep diri pada
anak.
b. Kegagalan
Setiap orang pasti pernah merasakan kegagalan dalam proses kehidupannya, kegagalan yang sering
dialami, sering membuat diri kita bertanya “mampukah saya?” dan kita pun memberikan kesimpulan
terhadap diri kita sendiri bahwa penyebabnya adalah kelemahan diri. Kegagalan membuat seseorang
merasa dirinya tidak berguna.
c. Depresi
Kondisi fisik maupun fisikis yang tidak sehat pasti mempengaruhi pembentukan konsep diri. Orang yang
sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan
merespon segala sesuatu, termasuk menilai dirinya sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan
dipersepsi secara negatif. Ia sulit melihat dirinya “mampu”, ia juga mudah tersinggung dan mudah
“termakan” oleh ucapan orang lain.
d. Kritik internal
Manusia sebagai mahluk social tentunya tak kan pernah lepas dari interaksi dengan manusia lainnya,
terkadang manusia lainnya menjadi penilai akan sebuah perbuatan manusia lainnya. Sikap dalam
menyikapi kritik orang lain tentunya harus dapat dikendalikan sebagai koreksi diri sendiri. Mengkritik diri
sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik
terhadap diri sendiri berfungsi sebagai rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita
diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.
Dengan beberapa faktor diatas dan macam konsep diri di atas, setiap orang tentunya akan memiliki konsep
diri yang berbeda-beda, karena faktor-faktor yang didapat oleh seorang individu pasti beragam. Yang harus
kita pahami, apapun faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri yang timbul pada diri kita
hendaklah mengarah pada konsep diri yang positif, tetapi ketika memang ternyata konsep diri yang terbentuk
adalah konsep diri negative maka kita harus berusaha dengan sadar untuk merubah konsep diri tersebut agar
dapat melalui setiap proses kehidupan dengan maksimal guna mencapai kebahagiaan.
Kita sering tidak menyadari bahwa persolan bertambah rumit dengan berpikir yang tidak- tidak terhadap
suatu keadaan atau terhadap diri kita sendiri. Merasa “bodoh”, “malas”, “nanti pasti hasilnya akan sama
saja”, ataupun pikiran-pikiran negatif lainnya yang memicu diri kita untuk tidak melakukan sesuatu yang
sebenarnya “BISA” kita lakukan. Namun, dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat dirubah ke arah
yang positif. Bagaimana caranya? Berikut ada beberapa langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep
diri yang positif, antara lain:
5. Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Hal pertama yang harus dilakukan adalah kenalilah diri sendiri dengan baik. Dengan mengenal diri sendiri
maka seseorang akan tahu kemampuan seseorang itu sendiri untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang
ada pada dirinya. Lihatlah talenta, bakat, dan potensi diri yang dimiliki serta carilah cara dan kesempatan
untuk mengembangkannya. Dan yang tidak kalah penting, jangan abaikan pengalaman positif ataupun
keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai. Serta harus berani menerima kritik dan saran dari orang
lain. bila perlu, Anda sendiri yang menanyakan kepada orang lain “bagaimana saya”, karena tidak
menutup kemungkinan kita sendiri tidak mengetahui dimana kelemahan dan kekuatan diri kita sendiri.
6. Hargailah diri sendiri
“Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri kita sendiri”. Kita harus dapat melihat
kebaikan yang ada pada diri sendiri dan mampu memandang hal-hal baik dan positif terhadap diri kita.
7. Jangan memusuhi diri sendiri
“Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri.” Sikap
memusuhi diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan
antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan
rasa frustasi yang dalam.
8. Berpikir positif dan rasional
“We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make the world”
(the budda). Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu
persoalan maupun terhadap seseorang. Jika kita merasa diri kita “bodoh”, “tidak bisa”, ya itulah diri kita.
So? Kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai menyesatkan jiwa dan raga. “I Can Do It”
Lampiran 2. Video Edukatif
https://www.youtube.com/watch?v=x2V2f-ouTv0
1. ………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………
1. ………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………
Bagaimana kamu membangun/ menumbuhkan konsep diri positif pada diri kamu?
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
PENILAIAN PROSES
A. Identitas
Kelas :
Topik Layanan :
Tanggal Layanan :
B. Petunjuk Pengisian
3. Berilah tanda centang (√) pada kolom pilihan di bawah ini sesuai dengan apa
yang terjadi selama proses layanan bimbingan klasikal: Sangat Sesuai (SS);
Sesuai (S); Tidak Sesuai (TS); Sangat Tidak Sesuai (STS).
4. Pernyataan nomor 1-4 diisi sesuai dengan jumlah konseli yang aktif selama
proses layanan.
Keterangan ;
PILIHAN
NO PERNYATAA
STS TS S SS
N
1. Peserta didik aktif dalam mengikuti layanan
bimbingan kelompok
2. Peserta didik berani menyampaikan gagasan/
Observer
……………….
EVALUASI HASIL
Pernyataan di bawah ini berisi tentang hasil yang anda peroleh setelah
mengikuti layanan bimbingan kelompok. Bacalah dengan cermat setiap
pertanyaan tersebut. Berikan jawaban dengan cara memberi tanda cek (V)
pada salah satu jawaban yang paling sesuai
SS : Sangat Sesuai (5) KS : Kurang Sesuai (2)
S : Sesuai (4) STS : Sangat Tidak Sesuai (1)
CS : Cukup Sesuai (3)
Jawabab anda tidak menuntut jawaban benar dan salah. Jawablah semua
pernyataan secara sungguh sungguh dan jujur sesuai diri anda. Hasil dari
instrument ini tidak mempengaruhi nilai pelajaran di sekolah, namun
bermanfaat sebagai pertimbangan pemberian layanan berikutnya, Atas
bantuan dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.
74
Perasaan Positif
6. Saya merasa senang karena dalam kegiatan ini saya berasa nyaman
bersama keluarga.
7. Saya merasa dihargai dalam pelaksanaan layanan
8. Saya merasa puas mengikuti layanan ini karena layanan dilakukan
dengan cara yang menyenangkan.
9. Sya senang karena merasa materi yang disampaikan bermanfaat
bagi kehidupanku saat ini dan yang akan dating
10. Saya merasa lega karena terbantu akan layanan ini
Rencana Kegiatan Setelah Layanan
11. Saya akan menerapkan keakraban dan kehangatan bersosial dalam
kehidupan sehari-hari
12. Saya akan menerapkan konsep diri yang positif dalam kehidupan
sehari hari
13. Saya mengembangkan potensi yang saya miliki setelah melakukan
kegiatan ini
14. Saya menentukan keputusan terbaik terhadap suatu keadaan
setelah mengikuti layanan ini
Jumlah Skor
Kriteria Penentuan Skor
………………,……………………...
Skor total = jumlah Skor x 100: 70 Guru
BK
Kriteria Hasil
74 – 100 Sangat Aktif
68 – 73 Aktif
52 – 67 Cukup Aktif
36 – 51 Kurang Aktif
20 – 35 Sangat Kurang Aktif
75
A. Identitas Modul
B. Kompetensi Awal
BB
Peserta didik telah memiliki pemahaman awal mengenai pengertian fikih.
C. Profil Pelajar Pancasila :
Profil Pelajar Pancasila :
Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, berkomunikasi, bernalar kritis dan
kreatif.
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin yang ingin di capai adalah berkeadaban,
keteladanan, kesetaraan, toleransi, musyawarah.
D. Sarana dan Prasarana :
76
F. Model Pembelajaran kooperatif (Konsep kerja kelompok)
pembelajaran :
Metode
pembelajaran : Menggunakan metode Ceramah, Tanya Jawab dan diskusi kelompok.
KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran :
77
BEHAFIOUR(Perilaku) : Peserta didik mampu memahami pengertian
Fiqih, Ruang lingkup, Periodesasi perkembangan Ilmu Fiqih,
pengertian ibadah dan macamnya( Kognitif), Peserta didik
mampu mengamalkan materi ibadah yang telah di berikan
(Afektif)
Peserta didik dapat beribadah dengan tatacara baik dan benar
dalam kehidupan sehari hari( Psikomotorik )
CONDITION ( Kondisi):
- Peserta didik mengamati slide power point dan penjelasan
materi
- Peserta didik berduskusi dengan membentuk kelompok
Diskusi
- Peserta didik memahami materi melalui proses tanya jawab
- Melalui pemberian pernyataan peserta didik mampu
menentukan nilai kebenaran dari pernyataan tersebut.
DEGREE (Kriteria):
- Setelah melakukan diskusi kelompok, peserta didik mampu
mempresentasikan apa yang telah di diskusikan dengan baik.
-Peserta didik mampu menyebutkan periode perkembangan
Ilmu fiqih dengan tepat.
-Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam ibadah
dengan benar
- Peserta didik mampu menyebutkan minimal 1 ayat Al
Qur’an tentang Ibadah
B. Materi Pembelajaran :
Materi Pembelajaran :
78
A. Konsep Fikih dalam Islam
Fikih adalash ilmu tentang hukum syara’ yang bersifat praktis yang
diperoleh melalui dalil yang terperinci. Ulama fikih sendiri mendenifisikan
fikih sebagai sekumpulan hukum amaliyah (yang akan dikerjakan) yang
disyari’atkan dalam islam. Dalam hal ini kalangan fuqaha membaginya
menjadi dua pengertian, yakni: Pertama, memelihara hukum furu’ (hukum
keagamaan yang tidak pokok) secara (mutlak) seluruhnya atau sebagiannya.
Kedua, materi hukum itu sendiri, baik yang bersifat qath’i maupun yang
bersifat dzanni
B. Ruang Lingkup Fikih
Ruang lingkupyang terdapat pada ilmu fikih adalah semua hukum yang
berbentuk amaliyah untuk diamalkan oleh setiap mukallaf (orang yang
sudah di bebani atau diberi tanggung jawab melaksanakan ajaran agama
islam dengan tanda-tanda sepeerti, baligh, berakal, sadar, sudah masuk
islam)
Pertama, hukum yang bertalian dengan hubungan manusia dengan
khaliqnya (Allah
Swt.). Hukum-hukum itu bertalian dengan hukum-hukum ibadah.
Kedua, hukum-hukum yang bertalian dengan muamalat, yaitu hukum-
hukum yang
mengatur hubungan manusia dengan sesamanya baik pribadi maupun
kelompok dalam segi
transaksi finansial.
Ketiga, Hukum-hukum munakahah (pernikahan), ini sering juga disebut
dengan
hukum kekeluargaan (Al-Ahwâl Asy-Syakhshiyyah). Hukum ini mengatur
manusia dalam
keluarga baik awal pembentukannya sampai pada akhirnya.
79
Keempat, Hukum jinâyah atau hukum perdata, yaitu hukum yang mengikat
manusia
dengan kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara.
C. Periodesasi Perkembangan Ilmu Fikih
1. Periode Nabi Muhammad Saw.
Tarikh Tasyri' Islam atau sejarah fikih Islam, pada hakikatnya tumbuh dan
berkembang di masa Nabi, karena Nabilah yang mempunyai wewenang
atas dasar wahyu untuk mentasyri’kan hukum dan berakhir dengan
wafatnya Nabi.
2. Periode Sahabat
Periode kedua ini berkembang pada masa wafatya Nabi Muhammad Saw.
dan berakhir sejak Muawiyah bin Abi Sufyan menjabat sebagai khalifah
pada tahun 41 H. Pada periode ini hiduplah sahabat-sahabat Nabi
terkemuka yang mengibarkan bendera dakwah Islam. Pada periode ini juga
wilayah islam sudah semakin meluas, yang mengakibatkan adanya
masalah-masalah baru yang timbul. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan apabila pada periode sahabat ini pada bidang hukum
ditandai dengan penafsiran para sahabat dan ijtihadnya dalam kasus-kasus
yang tidak ada nashnya, disamping itu juga terjadi hal-hal yng tidak
menguntungkan yaitu perpecahan masyarakat islam yang bertentangan
sacara tajam.
3. Periode Tadwin
80
Pemerintah Islam pasca keruntuhan Daulah Umayyah segera digantikan
oleh Daulah Abbasiyyah. Masa Abbasiah ini disebut juga masa Mujahidin
dan masa pembukuan fikih, karena pada masa ini terjadi pembekuan dan
penyempurnaan fikih. Pada masa Abbasiyyah, yang dimulai dari
pertengahan adab ke-2 H sampai peretngahan abad ke-4 ini, muncul usaha-
usaha pembukuan al-Hadis, Atsar Sahabat dan fatwa-fatwa tabi’in dalam
bidang fikih, tafsir, ushul al-fikih dan sebagainya.
4. Periode Taqlid
Sejak akhir pemerintahan Abbasiyyah, tampaknya kemunduran berijtihad
sehingga sikap taqlid berangsur-angsur tumbuh merata di kalangan umat
Islam. Yang di maksud dengan masa taqlid adalah masa ketika semangat
(himmah) para ulama untuk melakukan ijtihad mutlak mulai melemah dan
mereka kembali kepada dasar tasyri’ yang asasi dalam peng-istinbath-an
hukum dari nash al-Qur’an dan al-Sunnah.
D. Ibadah dan Karakteristiknya
1. Pengertian Ibadah Menurut bahasa ada empat makna dalam pengertian
ibadah; (1) ta’at (2 ),(ةUUU( الطاعtunduk (3 ),(وعUUU( الخضhina (ذلUUU( الdan (4)
pengabdian (كUUUU(التمس. Jadi ibadah itu merupakan bentuk ketaatan,
ketundukan, dan pengabdian kepada Allah. Didalam Al Qur`an, kata ibadah
berarti: patuh ((الطاعة, tunduk ((الخضوع, mengikut, menurut dan doa.
2. Dasar tentang ibadah dalam Islam Banyak dijumpai dalam Al-Qur’an
adanya ayat-ayat tentang dasar-dasar ibadah : (Adzariyat Ayat 56 Al
Baqarah 21 )
3. Macam-macam Ibadah.
secara garis besar ibadah dibagi menjadi dua yaitu: ibadah khassah (khusus)
atau mahdhah dan ibadah ‘ammah (umum) atau ghairi mahdhah
a. Ibadah Mahdhah :
81
Adalah ibadah yang khusus berbentuk praktik atau perbuatan yang
menghubungkan antara hamba dan Allah melalui cara yang telah ditentukan
dan diatur atau dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Oleh karena itu
pelksanaan dan bentuk ibadah ini sangat ketat, yaitu harus sesuai dengan
contoh dari Rasulullah seperti, shalat, zakat, puasa, dan haji.
b. Ibadah Ghairu Mahdhah :
Adalah ibadah umum berbentuk hubungan sesama manusiadan manusia
dengan alam yang memiliki nilai ibadah. Ibadah ini tidak ditentukan cara
dan syarat secara detail, diserahkan kepada manusia sendiri. Islam hanya
memberi perintah atau anjuran,dan prinsi-prinsip umum saja. Misalnya:
menyantuni fakir miskin,mencari nafkah, bertetangga, bernegara, tolong
menolong, dan lain-lain.
E. Prinsip-prinsip Ibadah dalam Islam
Ibadah yang di syari’atkan oleh Allah SWT, dibangun atas landasan yang
kokoh, yaitu:
a. Niat lillahi ta’ala
b. Ibadah yang tulus kepada Allah SWT, semata haruslah bersih dari noda-
noda kesyirikan. Apabila sedikit saja dari kesyirikan bercampur dengan
ibadah, maka rusaklah ibadah itu.
c. Keharusan untuk menjadikan Rasulullah SAW. Sebagai teladan dan
pembimbing dalam ibadah
d. Ibadah itu memiliki batas kadar dan waktu yang tidak boleh dilampaui
e. Keharusan menjadikan ibadah dibangun atas kcintaan, ketundukan,
ketakutan dan pengharapan kepada Allah SWT
f. Seimbang antara dunia dan akhirat, artinya proporsional tidak hanya
semata-mata kehidupan dunia juga tidak dilupkan sebagai sarana beribadah
kepada Allah SWT.
82
g. Ibadah tidaklah gugur kewajibannya pada manusia sejak baligh
dalamkeadaan berakal sampai meninggal dunia.
F. Tujuan Ibadah dalam Islam
Tujuan ibadah adalh untuk membersihkan dan menyucikan jiwa dengan
mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Serta mengharapkan
ridha dari Allah SWT. Sehingga ibadah disamping untuk kepentingan yang
bersifat ukhrawi juga untuk kepentingan dan kebaikan bagi diri sendiri,
keluarga juga masyarakat yang bersifat duniawi.
G. Keterkaitan ibadah dalam kehidupan sehari-hari
Ibadah dalam Islam menempati posisi yang paling utama dan menjadi titik
sentral seluruh aktivitas manusia. Sehingga apa saja yang dilakukan oleh
manusia bisa bernilai ibadah namun tergantung pada niatnya masing-
masing, maka dapat dikatakan bahwa aktivitas manusia dapat bernilai
ganda, yaitu bernilai material dan bernilai spiritual.
D. Pertanyaan Pemantik :
83
- Sebutkan Macam-macam Ibadah yang kalian ketahui ?
4. Guru memeriksa dan memastikan semua sarana dan prasarana yang diperlukan
tersedia.
5. Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan nyaman
6. Menyiapkan bahan tayang dan multimedia pembelajaran interaktif
E. Kegiatan Pembelajaran:
Urutan kegiatan pembelajaran:
Pendahuluan ( 20 menit )
5. Peserta didik berdoa secara bersama-sama
6. Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi
masing- masing.
MOTIVASI
7. Guru Memberikan Motivasi singkat kepada Siswa
PERSEPSI
Kegiatan Pembelajaran Inti ( 110 menit)
8. Guru Menampilkan Slide Power Point Materi.
9. Guru Menjelaskan Mengenai Materi sesuai Power Point yang di tampilkan.
10. Guru meminta beberapa Siswa untuk membaca materi di Slide Power
Point.( agar siswa terfocus pada Power Point )
11. Guru memberikan koreksi atau penekanan terhadap bacaan siswa yang
salah.
12. Guru Menyelesaikan Penjelasan Materi.
9. Guru Memberi kesempatan pada Bertanya mengenai materi yang belum
di pahami.
Pertemuan ke dua
84
10. Pesrta didik mebentuk kelompok diskusi
11. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
12. Guru memberi kesimpulan di akhir jam
EVALUASI
Penutup Pembelajaran ( 10 menit )
10. Guru Meminta salah satu Peserta didik menyampaika apa yang telah di
pahami dari materi
11. Guru Menyampaikan Rangkuman Materi
12. Guru Memberi nasehat untuk Peserta didik
13. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama-sama.
Asesmen:
Asesmen:
3. Asesmen Diagnostik (Sebelum Pembelajaran)
Untuk mengetahui kesiapan Peserta didik dalam memasuki pembelajaran,
dengan pertanyaan:
Jawaban
Pertanyaan
ya tidak
3. Adakah yang mengetahui pengertian fiqih ?
85
Pedoman Penilaian Diskusi dan Tanya Jawab
Aspek yang
Indikator kemampuan Nilai Paraf Guru
dinilai
5. Keaktifan Aktif memberi pendapat dalam diskusi 100
Dalam
Memahami materi. 90
kelompok
Diskusi Memperhatikan Saat Penjelasan Materi 80
Kurang Memberi masukan dan
70
2.Dapat pendapat dalam Diskusi
Menjelaskan Kurang Aktif dalam Tanya jawab 60
Kesimpulan dari
hasil diskusi
7. 3. Dapat
Tidak mampu menjawab pertanyaan
menjawab 50
pertanyaan seputar materi yang telah di jelaskan
yang di berikan
8.
Refleksi
F. Pengayaan untukdidik
Peserta Siswa:
Nama P e s e r t a d i d i k : ..................
Kelas : ..................
Pertanyaan Nilai
4. Apakah Yang Di maksud Fiqih ?
86
G. Refleksi :
- Peserta didik Menuliskan Resume Singkat mengenai Materi
yang telah di jelaskan.
- Peserta didik maju menyimpulkan hasil belajar
87
LAMPIRAN
a) Periode Rasulullah
b) Periode tadwin
88
c) Periode Taqlid
Nama :
Kelas :
89
Skor 1 Skor 5
Kriteria (Sangat Skor 2 Skor 3 Skor 4 (Sangat
Penilaian Kurang) (Kurang) (Cukup) (Baik) Baik)
Penguasaan
Materi
Kualitas
Argumentasi
Penggunaan
Sumber
Kemampuan
Berdiskusi
Kemampuan
Menjawab
Kreativitas
Kesimpulan
Kehadiran dan
Partisipasi
Kejelasan
Ekspresi
Penilaian Skor:
90
Kurang: Penguasaan materi masih lemah, argumentasi masih kurang,
dan penggunaan sumber tidak mencukupi. Terdapat kesulitan dalam
berdiskusi dan memberikan jawaban.
91
Lembar Penilaian Sikap Peserta Didik
Nama :
Kelas :
Kerjasama
Disiplin
Tanggung Jawab
Inisiatif
Komunikasi
Kreativitas
Ketekunan
Kejujuran
Toleransi
Kehadiran
Sikap Terhadap
Tugas
92
Penilaian Skor:
5. Sangat Baik: Peserta menunjuka sikap yang sangat sesuia dengan kriteria
yang di tentukan dan telah melebihi standar yang di harapkan.
Al Qur’an
93
Makassar,6 September 2023
Guru Pamong Mahasiswa PPL
94
A. Identitas Modul
B. Kompetensi Awal
BB
Siswa telah memiliki pemahaman awal mengenai aqidah akhlak
C. Profil Pelajar Pancasila :
Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, berkomunikasi, bernalar kritis dan
kreatif.
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin yang ingin di capai adalah berkeadaban,
keteladanan, kesetaraan, toleransi, musyawarah.
E. Target Siswa :
::::::
95
Peserta didik kelas XI MA
Kategori Peserta didik dalam proses pembelajaran ini adalah siswa regular/umum,
tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar
Jumlah siswa :
17 Siswa
F. Model
Pembelajaran kooperatif (Konsep kerja kelompok)
pembelajaran :
Langkah-langakah : 1. Guru menyajikan Materi kepada
peserta didik
2. Guru Mengorganisakan peserta didik membentuk
kelompok diskusi
3. Peserta didik melakukan diskusi mengenai materi yang
telah di berikan
4. peserta didik mepresentasikan hasil diskusi di depan
kelompok lain
5. Peserta didik membuat kesimpulan dari materi masing-
masing kelompok
6. Guru Mengevaluasi hasil belajar mengenai materi
pembelajaran yang telah di laksanakan.
7. Guru memberikan tugas secara kelompok maupun
Metode individu
pembelajaran :
Menggunakan metode diskusi kelompok, Pemberian tugas
dan keteladanan
96
A. Tujuan Pembelajaran :
97
- Peserta didik meneladani apa yang telah di pelajari diantaranya :
1. Menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan. 2. Kritis dalam
menghadapi perbedaan aliran-aliran kalam. 3. Toleran dalam
menghadapi perbedaan aliran-aliran kalam
B. Materi Pembelajaran :
Materi Pembelajaran :
Sejarah Ilmu Kalam
Pengertian Ilmu Kalam:
Ilmu Kalam adalah cabang ilmu dalam agama Islam yang berfokus pada
pemahaman dan pembahasan tentang keyakinan aqidah, tujuan hidup, serta
berbagai konsep keberadaan Tuhan dan alam semesta.
Menurut Muhammad Rofiq (Ilmu kalam adalah ilmu untuk
mempertahankan keyakinan tentang tuhan (keberadaan dan sifatnya)
dengan metode berargumen atau berdebat dengan lawan.)
Ada teori yang menyebutkan bahwa ilmu kalam berasal dari dinamika
internal umat Islam. Bisa jadi kalam lahir dari perjumpaan muslim generasi
awal dengan agama dan kebudayaan yang berbeda beda. Menurut Rofik
Ilmu kalam lahir karna factor eksternal seperti perdebatan teologis di antara
teolog Kristen dan sejumlah kebudayaan lainnya seperti Zoroaster atau
Manichean. Ada juga factor internal yang di mulai dari konflik-konflik
politik generasi muslim awal
Perkembangan Awal Ilmu Kalam
Ilmu Kalam mulai berkembang pada masa awal sejarah Islam, terutama
dalam upaya menghadapi tantangan dari golongan filsafat dan agama lain.
Beberapa tokoh awal yang berperan dalam pengembangan Ilmu Kalam
adalah
98
-Abu Hanifah (wafat pada 767 M),
-Imam Al-Ash'ari (wafat pada 935 M),
-Imam Al-Maturidi (wafat pada 944 M).
Aqidah dari masa kemasa
1. Aqidah Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW
Ketika Rasulullah masih hidup, umat Islam masih bersatu-padu, belum ada
aliran-aliran/firqah. Apabila terjadi perbedaan pemahaman terhadap suatu
persoalan, maka para sahabat langsung berkonsultasi kepada Nabi. Dengan
petunjuk Nabi tersebut, maka segala persoalan dapat diselesaikan dan para
sahabat mematuhinya.
Para sahabat dilarang oleh Rasulullah Saw. memperdebatkan sesuatu yang
dapat memicu perpecahan, misalnya tentang qadar. Sehingga pada masa ini,
corak aqidah bersifat monopolitik, yaitu hanya ada satu bentuk ajaran tanpa
perbedaan dan persanggahan dari para sahabat. Para sahabat yang
mendatangi Nabi bukan untuk memperdebatkan ajaran yang dibawanya,
tetapi menanyakan persoalan-persoalan yang belum mereka pahami.
2. Aqidah Islam Pada Masa Khulafa ar-Rasyidin
Pada masa Khulafa ar-Rasyidin, khususnya pada masa pemerintahan Abu
Bakar (11-13 H), dan Umar bin Khattab (13-23 H) persatuan umat Islam
masih bisa dipertahankan, biarpun pada awal masa kekhalifahan Abu Bakar
ash-Ṣiddiq sempat muncul beberapa nabi palsu dan keengganan ebagian
umat Islam membayar zakat, namun semua permasalahan tersebut dapat
diatasi oleh Abu Bakar ash-Ṣiddiq.
99
Intrik politik tidak menjadi reda dengan meninggalnya Utsman bin Affan.
Bahkan pertikaian semakin membesar dengan terjadinya perang Jamal
(pasukan khalifah Ali bin Abi Ṭālib melawan pasukan ‘Aisyah) dan perang
Ṣiffin (pasukan khalifah Ali bin Abi Ṭālib melawan pasukan Mu’awiyah
bin Abi Ṣufyān). Perang Jamal dapat diselesaikan Khalifah Ali bin Abi
Ṭālib dengan baik.
3. Aqidah Islam Pada Masa Bani Umayyah
Pada masa ini, perdebatan di bidang aqidah sudah sangat tajam. Kondisi ini
terjadi karena kedaulatan Islam sudah mulai kokoh, sehingga umat Islam
semakin leluasa untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran yang
sebelumnya tidak disentuh. Masuknya pemeluk Islam yang berasal dari
berbagai daerah yang masih membawa alam pikiran dari keyakinan
sebelum memeluk Islam juga menjadi faktor perkembangan pemikiran
kalam. Umat Islam mulai tertarik untuk mendiskusikan masalah qadar,
begitu juga masalah istiṭa’ah. Corak pemerintahan yang represif dari
beberapa khalifah Bani Umayyah menyebabkan sebagian umat Islam
bersikap apatis. Mereka beranggapan bahwa apa yang selama ini dialami
oleh umat Islam pada hakikatnya sudah menjadi suratan taqdir. Corak
pemikiran yang demikian ini sangat menguntungkan pihak pemerintahan.
Maka paham ini dimanfaatkan pemerintah untuk melegitimasi segala
kebijakannya. Tokoh yang memunculkan pemikiran ini adalah Jahm bin
Shafwan. Inilah yang kemudian dikenal dengan paham Jabariyah.
4. Aqidah Islam Pada Masa Bani Abbasiyah
100
Pada masa ini, hubungan antara bangsa Arab dengan bangsa Ajam
mencapai puncaknya. Komunikasi yang intens ini melahirkan corak
pemikiran yang baru di dunia Islam. Gerakan penerjemahan filsafat Yunani
dan Persia gencar dilakukan, sehingga terjadi transfer ilmu pengetahuan
yang berasal dari luar Islam. Corak pemikiran baru ini kemudian
dikembangkan oleh para pemikir Islam dalam disiplin ilmu yang dikenal
dengan Ilmu kalam.
101
5. Aqidah Islam Sesudah Bani Abbasiyah
Pada masa ini, paham Asy’ariyah dan Maturidiyah mengalami
perkembangan yang sangat pesat sehingga menjadi paham mayoritas umat
Islam. Corak pemikiran yang wasaṭiyah yang mudah dipahami, dan mampu
mengkolaborasikan antara dalil naqli/nash dan pendekatan akal/filsafat
menjadikan aliran Asy’ariyah dan Maturidiyah menjadi aliran yang banyak
diikuti oleh umat Islam. Aliran ini kemudian dikenal dengan sebutan ahlu
al-sunnah wa al-jama’ah dan menjadi paham mayoritas umat Islam.
Peristiwa tahkīm
Ali bin Abi Ṭālib menerima estafet kepemimpinan dalam situasi yang sulit.
Peristiwa pembunuhan Utsman bin Affan menjadi beban yang sangat berat
untuk diselesaikan. Mu’awiyah yang merasa representasi keluarga Utsman
bin Affan mengajukan tuntutan agar Ali bin Abi Ṭālib memprioritaskan
pengusutan pembunuhan Utsman bin Affan. Sebenarnya Ali bin Abi Ṭālib
sudah bersungguh-sungguh berupaya membongkar kasus pembunuhan
Utsman tersebut, tetapi belum berhasil. Mu’awiyah bin Abi Ṣufyān tidak
mau baiat kepada Ali bin Abi Ṭālib dan secara terang-terangan menolak
kekhalifahannya. Mu’awiyah bin Abi Ṣufyān, yang saat itu menjabat
gubernur di Syam menyusun kekuatan untuk melawan kekhalifahan Ali bin
Abi Ṭālib. Pada akhirnya bertempurlah dua kekuatan pasukan di Ṣiffin pada
bulan Ṣafar 37 H/657 M
Dampak dari peristiwa tahkīm tersebut, maka umat Islam terpecah menjadi
tiga faksi, yaitu:
1. Kelompok yang tetap setia kepada Ali bin Abi Ṭālib, yang kemudian
menjadi embrio kelompok Syi’ah.
2. Pecahan kelompok Ali bin Abi Ṭālib, yang kemudian dikenal dengan
sebutan Khawārij.
3. Kelompok yang mendukung Mu’awiyah bin Abi Ṣufyān
102
D. Pertanyaan Pemantik :
E. Kegiatan Pembelajaran:
103
9. Guru Memberi kesempatan pada Siswa Bertanya mengenai materi yang
belum di pahami.
10. Pesrta didik mebentuk kelompok diskusi
11. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
EVALUASI
Penutup Pembelajaran ( 10 menit )
10. Guru Meminta salah satu Peserta didik menyampaikan apa yang telah di
pahami dari materi
11. Guru Menyampaikan Rangkuman Materi
12. Guru Memberi nasehat untuk Peserta didik
13. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama-sama.
Asesmen:
Asesmen:
5. Asesmen Diagnostik (Sebelum Pembelajaran)
Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran, dengan
pertanyaan:
Jawaban
Pertanyaan
ya tdak
6. Adakah yang mengetahui ap itu Ilmu kalam ?
104
Pedoman Penilaian Diskusi dan Tanya Jawab
F. Pengayaan Siswa :
Refleksi untuk Siswa
Nama Siswa : ..................
Kelas : ..................
Pertanyaan Nilai
8. Apakah Yang Di Maksud Ilma kalam ?
105
10. Bagaimanakah Peristiwa Tahkim ?
G. Refleksi :
LAMPIRAN
Sejarah dan Pentingnya - Mengapa kejadian terbunuhnya Usman bin Affan menjadi
1 Ilmu Kalam dalam Islam pemicu perpecahan Ummat Muslim ?
- Mengapa Ali bin Abi Tholib menerima usulan dia dakan nya
Tahkim ? beri Alsan yang Kuat
106
No. Topik Diskusi Pertanyaan Diskusi
Peristiwa Tahkim pada - Apa yang menyebabkan terjadinya peristiwa tahkim pada masa
3 Masa Khalifah Ali Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan?
107
Lembar Penilaian Siswa - Diskusi
108
No. Aspek Penilaian Skor (1-5) Komentar
2 Pemahaman Materi
3 Kerjasama Tim
109
No. Aspek Penilaian Skor (1-5) Komentar
110
No. Aspek Penilaian Skor (1-5) Komentar
Total Skor
111
Buku Bacaan guru
Al Qur’an
Daftar Pustaka:
Mengetahui,
Kepala Madrasah
112
Dra .Nurbaeti Jabir
NBM: 665625
IDENTITAS UMUM
A. IDENTITAS MODEUL
Nama Penyususn :Nur Hikma
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Mata Pelajaran : SKI
Tingkatan : MA(Madrasah Aliyah) Kelas/Semester : XI/Ganjil
Tahun 2023
Alokasi Waktu : 2X40 Menit ( 3 Kali Pertemuan )
MATERI POKOK
PERADABAN ISLAM PADA MASA DAULAH ABBASIYAH
B. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik telah memiliki kemampuan awal dalam memahami sejarah Daulah Abbasiyah
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Beriman
Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Berakhlaq Mulia
Bernalar Mandiri
Kritis
Kreatif
D. SARANA DAN PRASARANA
MODEL METODE MEDIA BELAJAR SUMBER
PEMBELAJARAN BELAJAR
113
Discovery Learning Ceramah Leptop Buku Sejarah
adalah proses Drill, adalah Papan Tulis Kebudayaan
pembelajaran yang melakukan Islam XI MA
melibatkan siswa secara hal yang Al.Qur’an
aktif dan mandiri untuk sama/berula Terjemahan
memahami suatu dari ng-ulang Internet
materi.
E. TARGET PESERTA DIDIK
Peserta didik tidak mempunyai kesulitan dalam memahami materi yang akan diajarkan
KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik Mampu Menyimak penjelasan Sejarah Daulah Abbasiyah
Peserta didik dapat menyebutkan Khalifah-khalifah Daulah Abbasiyah
Peserta didik Mampu Mengetahui periodesasi kepemimpinan Daulah Abbasiyah
Peserta didik Mampu mengetahui penyebaran wilayah islam pada masa Daulah
Abbasiyah
B. PEMAHAMAN YANG BERMAKNA
Pemahaman siswa mengenai Sejarah Daulah Abbasiyah dan perkembangannya menjadi
meningkat setelah pembelajaran menggunakan gambar/video
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Adakah yang mengetahui sejarah lahirnya daulah abbasiyah ?
Sebutkan ada berapa khalifah Daulah Abbasiyah ?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan I
NO. URAIAN KEGITAN WAKTU
Kegiatan Awal :
114
Kegiatan Inti :
3. Penutup :
Pertemuan II
1. Kegiatan awal :
115
Kegiatan inti :
3. Penutup :
Pertemuan III
116
Kegiatan Awal:
Kegiatan Inti :
3. Penutup:
E. ASESMEN
1. Asesemen Diagnostik (Sebelum Pembelajaran)
Untuk mengetahuikesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran berlangsung dengan
pertanyaan:
Jawaban
Pertanyaan YA TIDAK
a) Adakah yang mengetahui sejarah lahirnya daulah
abbasiyah ?
b) Ada berapa Khalifah Daulah Abbasiyah ?
117
2. Asesmen Formatif (Sebelum Proses pembelajaran)
Asesmen formatif dilakukan oleh Guru selama proses pembelajaran berlangsung, bertujuan
untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki proses
belajar.
Aspek Yang diamati
NO. Nama Peserta Didik 20 Baik 10 Cukup 5 Kurang
PERTEMUAN I
BAB I Peradaban Islam Pada Masa Daulah Abbasiyah
Daulah Abbasiyah berdiri sejak 750 M hingga 1258 M. Daulah Abbasiyah memegang peranan
penting sebagai salah satu daulah terbesar islam setelah Daulah Ummayah.
A. Sejarah Lahirnya Daulah Abbasiyah
Kebangkitan Daulah Abbasiyah dimulai dengan gerakan-gerakan perlawanan terhadap
kekuasaan Daulah Ummayah di Andalusia pada masa kepemimpinan Khalifah Hisyam
Bin Abdul Malik. Pada Masa Umayah, proses Arabisasi Sangat kentaldalam tamp
kepemimpinanan
, kurang melibatkan kaum Mawali.Azam (non Arab) dan memberikan denda kepada bangsa-bang
yang dikuasai serta harus adanya Jizyah bagipara muallaf, serta tidak melibatkan kaum syi
kahawarij dalam pemerintahannya. Gerakan-gerakan perlawanan terhadap Daulah Abbasiyah
antaranya Muhammad bin Ali, menjadikan kota Kuffah sebagai pusat kegiatan rintisan kekuasa
yang baru.
Gerakan Muhammad bin Ali mendapat dukungan dari kelompok Mawali yang selalu
ditempatkan sebagai masyarakat strata dua. Selain itu, juga dukungan kuat dari kelompok syiah
yang sejak awala tidak berpihak kepada daulah ummayah. Kepemimpinanan daulah ummay
berakhir pada tahun 132 H(750 M) dengan wafatnya pemimpin terakhir yaitu khalifah marwan
bin muhammad di fustat, Mesir pada 132 H/705 M.
Daulah Abbasiyah merupakan salah satu pilar kejayaan umat islam pada masa klasik. Pa
118
zamannya, tidak ada bangsa yang menandingi gemerlapnya peradaban dan kemajuan il
pengetahuan yang berkembang pada masa itu. Daulah abbasiyah sanagat berjasa dalam memberik
kontribusi peradaban dan keilmuan yang terus menginspirasi tokoh-tokoh ilmuwan muslim d
bahkan sampai ilmuwan dari zaman klasiksampai zaman modern. Hampir tiga abad lamanya, bany
di antara peninggalan Daulah abbasiyah menjadi saksi bisu kejayaan islam di Timur Tengah, a
bahkan sampai Eropa.
119
sebagai masa keemasan Islam (The Golden Age of Islam), di mana saat itu
Baghdad menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dunia.Perhatian Khalifah
Harun Al-Rasyid yang begitu besar terhadap kesejahteraan rakyat serta
kesuksesannya mendorong perkembangan ilmu pengetahuan, tekonologi,
ekonomi, perdagangan, politik, wilayah kekuasaan,
dan peradaban Islam.
Harun Al-Rasyid memimpin selama 23 tahun (786 M - 809 M). Dalam
kepemimpinanannya Harun Al-Rasyid mampu membawa daulah yang
dipimpinnya ke puncak kejayaan. Ada banyak hal yang patut ditiru para
pemimpin Islam di abad ke-21 ini dari sosok khalifah besar ini. Sebagai
pemimpin, dia menjalin hubungan yang harmonis dengan para ulama, ahli
hukum, penulis, qari, dan seniman. Pada masa Harun Al-Rasyid bermunculan
para ilmuwan-ilmuwan muslim yang hebat yang mempengaruhi dunia sains,
diantaranya adalah Al-Khawarizmi yang menulis kitab Al-Jabar dan Jabir Ibn
Hayyan seorang pakar ilmu kimia (bapak kimia).
Harun Al-Rasyid menjadi khalifah saat berusia cukup muda, yaitu 22 tahun,
dan wafat dalam usia yang juga masih muda, yaitu 45 tahun. Saat dia wafat
pada tahun 193 H/809 M negara dalam keadaan makmur dengan memiliki
kekayaan 900 juta dirham.
PERTEMUAN II
C. Periodesasi Kepemimpinan Daulah Abbasiyah
Perkembangan Fase Pemerintahan dan kepemimpinan Daulah Abbasiyah
terbagi ke dalam lima periode.
1. Periode pertama
Periode pertama Daulah Abbasiyah mulai tahun 132 H atau 750 M sampai tahun
232 H atau 847
M. Sejak awal berdiri sampai pemerintahan ke sembilan Abu Ja’far Al-Watsiq,
periode ini disebut juga pengaruh Persia pertama.
120
Abbasiyah sudah muncul pada akhir periode ini. Khalifah Al-Watsiq
merupakan khalifah terakhir pada periode pertama. Kebijakannya yang paling
krusial adalah mengangkat wakil dari seorang perwira Turki bernama Asyam.
2. Periode kedua
Periode ini berlangsung tahun 232H/847M-334H/945 M). Sejak khalifah
AlMutawakkil sampai berdirinya Daulah Buwaihiyah di Bagdad, dan pengaruh
Turki pertama. Disebut demikian karena tentara Turki menjadi tentara Daulah
Abbasiyah sangat mendominasi pemerintahan.
Khalifah Daulah Abbasiyah pada periode kedua:
a. Al-Mutawakil (232 H/847 M-247 H/861 M)
b. Al-Muntshir (247 H/861 M-248 H/862 M)
c. Al-Mus`tain (248 H/862 M-252 H/866 M)
d. Al-Mu`taz (252 H/866 M-255 H/869 M)
e. Al-Muhtadi (255 H/869 M-256 H/870 M)
f. Al-Mu`tamid (256 H/870 M-279 H/892 M)
g. Al-Mu`tadhid (279 H/892 M-289 H/902 M)
h. Al-Muktafi (289 H/902
M-295 H/908 M) i. Al-
Muqtadi (295 H/908 M-
320 H/932 M) j. Al-Qohir
(320 H/932 M-322 H/934
M)
k. Ar-Rodhi (322 H/934 M-329 H/ 940 M)
l. Al-Muttaqi (329 H/940 M-333 H/944 M)
m. Al-Muktafi (333 H/944 M-334 H/946 M)
Pada periode ini kebijakan para khalifah banyak dipengaruhi oleh orang orang
Turki, mulai periode ini sampai periode ke-empat, peranan khalifah dalam
pemerintahan mulai berkurang. Demikian halnya dengan kegiatan keagamaan,
kegiatan kajian keilmuan sudah mulai berkurang, tidak seperti pada masa
periode pertama.
3. Periode ketiga
Daulah Abbasiyah periode ini dimulai tahun 334 H/945 M-447 H/1055 M.
Sejak berdirinya Daulah Buwaihiyah sampai masuknya Saljuk ke Bagdad.
Periode ini disebut juga Periode Persia kedua. Disebut demikian karena pada
waktu ini golongan
121
orang dari kalangan Buwaihiyah.
4. Periode keempat
Daulah Abbasiyah pada periode ini berlangsung dari tahun 447 H/1055 M- 590
H/1194 M. Sejak masuknya orang-orang dari Daulah Saljuk di Bagdad
dipengaruhi oleh bangsa Turki kedua.Disebut demikian karena pada waktu itu
golongan dari bangsa Turki berperan penting dalam pemerintahan Daulah
Abbasiyah, yakni Daulah Saljuk.Khalifah Daulah Abbasiyah pada periode
keempat:
a. Al-Qoyyim (422 H/1031 M-467 H/1075M)
b. Al-Muqtadi (467 H/1075 M-487 H/1094M)
c. Al-Mustazhir (487 H/1094 M-512 H/1118M)
d. Al-Musytarsid (512 H/1118 M-529 H/1135M)
e. Al-Rasyid (529 H/1135 M-530 H/1136M)
f. Al-Mustafi (530 H/1136 M-555 H/1160M)
g. Al-Mustanjid (555 H/1160 M-566 H/1170 M)
h. Al-Mustadi (566 H/1170
M-575 H/1180M) i. An-
Nashir (575 H/1180 M-622
H/1124M)
Periode ini merupakan akhir dari Daulah Saljuk, Khawarizm Syah telah
mengakhiri Daulah ini. Para khalifah Daulah Abbasiyah memiliki kekuasaan
penuh dalam bidang politik dan keagamaan, hanya saja wilayah
kekuasaaannya tidak seluas masa sebelumnya, karena hanya meliputi wilayah
Iraq dan sekitarnya.
5. Periode kelima
Periode ini di mulai tahun 590 H/1194 M-656 H/1258 M dan tidak lagi
dipengaruhi oleh pihak manapun, namun kekuatan politik dan militer Daulah
Abbasiyah sudah lemah sehingga kekuasaan mereka hanya meliputi wilayah
Irak dan sekitarnya saja. Khalifah Daulah Abbasiyah pada periode kelima:
a. Az-Zahir (622 H/1224 M -623 H/1226M)
b. Al-Mustanshir (623 H/1226 M-640 H/1242M)
c. Al-Musta`shim (640 H/1242 M-656 H/1258M)
122
amir yang menguasai daerah tersebut. Peradaban Islam pun mengalami
kemajuan yang cukup pesat, karena para penguasanya peduli terhadap
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahun.
PERTEMUAN III
E. Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan pada masa
Daulah Abbasiyah Pada masa sebelumnya, para pelajar dan ulama dalam
melakukan aktivitas keilmuan hanya menggunakan lembaran-lembaran
yang belum tersusun rapi. Al-Mansur merupakankhalifah pertama yang
memberikan perhatian besar terhadap ilmu-ilmu kuno pra-Islam.
1. Faktor Kemajuan Peradaban Daulah Abbasiyah:
a. Faktor Politik
1) Pindahnya ibu kota negara dari Al-Anbar (Al-
Hasyimiyah) ke Bagdad yang dilakukan oleh Khalifah al-
Mansur.
2) Banyaknya cendekiawan yang diangkat menjadi
pegawai pemerintah dan istana.
b. Faktor Sosiografi
1) Meningkatnya kemakmuran umat Islam
2) Luasnya wilayah kekuasaan Islam menyebabkan banyak
orang Romawi dan Persia yang masuk Islam dan kemudian
menjadi Muslim yang taat.
3) Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan
bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami
perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan.
4) Adanya gerakan penerjemahan buku filsafat dan ilmu dari
peradaban Yunani dalam Bait al-Hikmah sehingga menjelma
sebagai pusat kegiatan intelektual.
2. Indikator Kemajuan Peradaban Daulah Abbasiyah
a. Perkembangan Ilmu Keagamaan
b. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
c. PerkembanganPeradaban
123
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Essay
1. ) Tunjukkan perbedaan sistem pemerintahan pada masa Daulah Umayyah dan
Daulah Abbasiyah!
2.) Tunjukkan perbedaan sarana pendidikan yang dibangun oleh Daulah
Abbasiyah dan Sarana pendidikan yang terdapat di Indonesia!
3.) Carilah informasi tentang Prestasi/Kebijakan pemimpin Daulah Abbasiyah dan isikan ke
dalam kolom.
BAHAN BACAAN GURU & SISWA
Buku Dalam bentuk Pdf Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI
DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman Moh. Buku sejarah kebudayaan islam MA KELAS XI
https://www.gurusiana.id/read/jefriirawan/article/proses-lahirnya-abbasiyah-385470
A. Identitas Modul
124
Nama Penyusun : fitriani syamsumarlin
Instansi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Tahun Penyusunan : 2023
Jenjang Sekolah : MA (Madrasah Aliyah )
Kelas : X (Sepuluh)
Alokasi Waktu : 10Jp (400 menit)
B. Kompetensi Awal
BB
Siswa telah memiliki pemahaman awal mengenai sejarah perguruan
muhammadiyah.
C. Profil Pelajar Pancasila :
Profil Pelajar Pancasila :
Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah Menunjukkan perilaku
jujur,displin,bertanggung jawab,peduli,(gotong royong,kerja sama ,toleransi,dan
damai),santun,rensponsif,dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
masalah dalam nteraksi ecara efektif dengan lingkungan sisoal dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangasa dalam pergaulan di dunia.
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin yang ingin di capai adalah berkeadaban,
keteladanan, kesetaraan, toleransi, musyawarah, dinamis dan inovatif
D. Sarana dan Prasarana :
E. Target Siswa :
::::::
Kategori siswa dalam proses pembelajaran ini adalah siswa regular/umum, tidak ada
kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar
125
F. Model
pembelajaran :
Tatap muka ( Menggunakan metode Ceramah, Tanya Jawab
dan diskusi )
KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran :
126
materi petremuan pertama
A. SEJARAH PERGURUAN MUHAMMADIYAH
kecenderungan umum yang selalu dijadikan dasar pijak dalam
melihat latar belakang pendidikan muhammadiyah berdiri adalah
dualisme pendidikan yang terjadi pada awal abad ke-20. di satu satu
sisi, pendidikan islam yang di wakili pesantren tradisoinal hanya
mengajarkan ilmu agama.sedangkan di sisi lain,sekolah-sekolah
belanda hanya mengajarkan umum. penilaian ini benar,tetapi tidak
dapat sepenuhnya dibenarkan,sebab pernyataan tersebut
mengandung unsur penyederhanaan atas fakta sejarah yang
terjadi.sesungguhnya ada banyak faktor yang mendorong K.H
Ahmad Dahlan dalam mendirikan pendidikan muhammadiyah, yakni
sebagai salah satu bentuk perlawanan terselubung terhadap
kolonialisme belanda, media
127
K.H. Ahmad Dahlan adalah tokoh Islam yang sangat sadar bahwa
pendidikan merupakan dasar bagi terjadinya sebuah perubahan dalam
masyarakat. Tidak heran jika empat tahun sebelum organisasi
Muhammadiyah didirikan, tepatnya tanggal 18 November 1908 atau 8
Dzulhijjah 1330 H, K.H.Ahmad Dahlan telah melakukan pembaharuan
dalam bidang pendidikan. Beliau mendirikan sebuah sekolah formal di
kampung Kauman, Yogyakarta, setelah jauh sebelumnya juga telah
merintis sekolah non formal di tempat yang sama.
128
yaitu Allah Swt dan ukuran akhlak nabi Muhammad saw, bukan
pandangan manusia pada umumnya yang penuh dengan sifat
sunyektifnya.
Ketiga, cakap, yang berarti mempunyai kemampuan dalam
bidangnya
Keempat, percaya pada diri sendiri. Seseorang dikatakan memiliki
percaya diri manakalah dirinya memiliki sifat-sifat positif serta mau
menatap kehidupan kedepan dengan penuh optimis
Kelima, berguna bagi masyarakat dan bangsa. Setelah melalui proses
pendidikan bagi peserta didik di harapkan mampu untuk
mengabdikan diri dan berkontribusi nyata bagi kemajuan
masyarakat dan bangsa
129
Masyarakat.
Ada beberapa alasan yang menjadi dasar tujuan Pendidikan
kemuhammadiyahan diajarkan di sekolah/madrasah
Muhammadiyah yakni:
a. Media kaderisasi
sebagai Lembaga yang memiliki fungsi kaderisasi maka,
sekolah/madrasah muhamammadiyah wajib mengenalkan,melatih
dan mengajak untuk menghayati cita-cita mulia Muhammadiyah
kepada peserta didiknya yang di uraikan dalam Pendidikan
kemuhammadiyahan.
b. Dikenal oleh angakatan mudah
dengan di ajarakannya Pendidikan kemuhammadiyahan, maka
Angkatan muda di Indonesia setidaknya bisa mengenal seluk beluk
persyarikatan Muhammadiyah. Dengan kata lain,mereka mengenal
lebih dalam mengenai arti,fungsi,spirit Gerakan dan perjuangan
Muhammadiyah secara mendalam
Selanjutnya dibawah ini dijelaskan secara khusus,mengenai
beberapa tujuan diajarkanya Pendidikan kemuhammadiyahan di
setiap sekolah/madrasah:
1.) memberikan pengertian yang sebenarnya terhadap para pelajar
tentang apa dan bagaimana pergerakan Muhammadiyah.
2.) memberikan bekal kepada calon kader Muhammadiyah yang
akan menjadi pewaris san penerus perjuangan Muhammadiyah
3.) memberikan bukti nyata kepada semua pihak bahwa amal usaha
Muhammadiyah ikut andil dalam memajukan Masyarakat serta
umat manusia semaata-mata untuk mencapai Ridha Allah Swt di
dunia dan akhirat
4.) memberi pengertian atau pengetahuan tentang persyarikatan
Muhammadiyah sebagai Gerakan islam dan Gerakan dakwah amar
ma’ruf nahi mungkar
130
Pelajaran yang wajib diajarkan dan di pelajari setiap pelajar
Muhammadiyah. Sebagai materi wajib, maka seluruh jenjang
Pendidikan Muhammadiyah, dari sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah hingga perguruan tinggi perguruan tinggi mengajarkan
Pendidikan kemuhammadiyahan.
Sedangkan fungsi Pendidikan kemuhammadiyahan di
sekolah/madrasah muhamammadiyah adalah sebagai pembeda
(distingsi) antara sekolah/madrasah Muhammadiyah dengan bukan
millik muhamamdiyah. di katakan sebagai pembeda, karena hampir
di pastikan bahwa semua lembaga pendidikan selain
muhammadiyah tidak mengajarkan pendidikan
kemuhammadiyahan.karena itulah,pendidikan kemuhammadiyahan
harus senantiasa di ajarkan kepada pelajar muhamammadiyah agar
dapat benar-benar menjadi ilmu yang dapat memberikan kontribusi
bagi semua pihak
4. nilai-nilai pendidikan kemuhammadiyahan
a. mengamalkan perilaku sebagai hamba Allah Swt
tujuan penciptaan manusia adalah untuk menguji ketaatanya pada
Allah Swt.apabila dirinya taat, niscaya akan mendapatkan balasan
kenikmatan di akhirat. sebaliknya jika ia mendurhakai Allah swt,
niscaya ia akan mendapatkan balasan siksa di akhirat.Allah Swt
semata-mata menciptakan manusia untuk menegakkan tauhid,
beribadah kepada-Nya dan meninggalkan segala bentuk ibadah
kepada selain-Nya dengan demikian, tugas pokok manusia sebagai
seorang hamba Allah Swt adalah beribadah kepada-Nya.
sebagai hamba manusia di ciptakan Allah Swt dengan kelengkapan
psikologis yang sempurna. Akal, hati, dan hawa nafsu yang
kesemuanya memadai bagi manusia untuk menjadi manusia
terhormat dan mulia.
pelajar muhammadiyah tidak boleh meninggalkan kewajbanya
sebagai seorang hamba Allah Swt. berbagai amal ibadah yang di
lakukan pelajar muhammadiyah harus didasarkan untuk mencari
ridha Allah Swt semata. segala kenikmatan yang dimiliki harus
senantiasa di syukuri dan di yakini sebagai pemberian Allah Swt.
131
b. Mengamalkan perilaku sebagai Khalifa Fil Ardhi
Agama islam telah mengajarkan bahwa selain sebagai seorang
hamba,predikat manusia juga sebagai khalifah di muka bumi.
sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil dan tidak memiliki
kepuasan apapun. oleh karena itu tugasnya adalah menyembah dan
pasrah kepada Allah Swt. tetapi sebagai khalifah, manusia di beri
fungsi yang sangat besar,yakni, sebagai wakil-Nya di bumi yang
memiliki tanggung jawab dan otoritas yang besar
materi pertemuan kelima
c. Mengamalkan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
pelajar muhammadiyah wajib melakukan dakwah amar ma’ruf nahi
mungkar sesuai dengan kemampuan dan waktu yang dimiliknya.
banyak cara yang bisa di lakukan oleh seorang pelajar untuk terlibat
langsung dalam kegiatan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, baik
di skolah/madrasah ataupun di lingkungan rumah masing-masing.
di sekolah/madrasah pelajar muhammadiyah dapat ikut bergabung
dan aktif dalam ikatan pelajar muhammadiyah ranting, khususnya
di bagian pembinaan agama/dakwah di lingkungan pelajar.
132
tawuran merupakan persoalan pelik yang harus di cari solusinya.
secara umum banyak pelajar yang tidka taat pada aturan dan
hukum, sehingga hal ini mengakibatkan semakin terbuka lebarnya
tindak kekerasan seperti tawuran,yang selanjutnya menyebabkan
moralitas yang semakin terkikis dalam sudut pandang sosiologis,
tawuran termasuk perilaku agrevisitas kelompok, sebab pelakuknya
menganggap tawuran sebagai sesuatu yang normatif dan dianggap
sebagai kebenaran kelompok.
banyak orang yang mendambakan perdamaian dan jauh dari tindak
kekerasan. kehidupan semacam ini hanya akan terwujud apabila
orang-orang didalamnya memiliki kesasadaran tentang manfaat
hidup damai.
d. Mengamalkan Disiplin Belajar dan Gemar Menuntut Ilmu
kedispilinan tidka hanya berlaku di lingkungan sekolah/madrasah
saja, tetapi juga di rumah ataupun di kehidupan sehari-hari. pelajar
yang baik pasti mengetahuitantang hak dan kewajibanya di
sekolah/madrasah. hal ini seharunya akan mendorongnya untuk
selalu disiplin dalam belajar,karena itu adalah kewajibanya dirinya
sebagai pelajar. kegemaran seorang pelajar dalam nenuntut ilmu
akan mengantarkanya kepada prestasi. salah satu prestasi pelajar
yang patutu di unggulkan adalah keteguhan untuk menjauhkan
dirinya dari perbuatan negatif, seperti mencontek. ia memahami
bahwa sebagai makhluk yang sempurna, dirinya telah di beri akal
yang harus di gunakan dalam hal kebaikan.pelajar yang baik pasti
menyadari bahwasanya perbuatan negatif tersebut akan medzalimi
dirinya sendiri dan banyak orang.
133
Pemahaman Siswa Mengenai sejarah perguruan muhammadiyah, tujuan
perguruan muhammadiyah, dan Perkembangannya Menjadi meningkat
setelah pembelajaran materi menggunakan media Power Point berupa
Gambar
C. Pertanyaan Pemantik :
10. Guru memeriksa dan memastikan semua sarana dan prasarana yang diperlukan
tersedia.
11. Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan nyaman
12. Menyiapkan bahan tayang dan multimedia pembelajaran interaktif
D. Kegiatan Pembelajaran:
Urutan kegiatan pembelajaran:
Pendahuluan ( 20 menit )
21. Siswa berdoa secara bersama-sama
22. Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi
masing- masing dan menyampaikan apersepsi.
23. Guru Memberikan Motivasi singkat kepada
27. Guru dan siswa saling berinteraksi tentang materi yang telah dijelaskan .
( agar siswa terfocus pada Power Point )
28. Guru Menyelesaikan Penjelasan Materi.
9. Guru Memberi kesempatan pada Siswa Bertanya mengenai materi yang
belum di pahami.
134
Penutup Pembelajaran ( 10 menit )
10. Guru Meminta salah satu siswa menyampaikan apa yang telah di
pahami dari materi sebagai refleksi akhir
11. Guru Menyampaikan Rangkuman Materi
12. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama-sama.
Asesmen:
Asesmen:
7. Asesmen Diagnostik (Sebelum Pembelajaran)
Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran, dengan
pertanyaan:
Jawaban
Pertanyaan
ya tidak
8. Apa yang kalian pahamai tentang muhammadiyah?
Aspek yang
Indikator kemampuan Nilai Paraf Guru
dinilai
13. Keaktifan Aktif memberi pendapat dalam diskusi 100
Dalam
Memahami materi. 90
kelompok
Diskusi Memperhatikan Saat Penjelasan Materi 80
Kurang Memberi masukan dan
70
14. 2. Dapat pendapat dalam Diskusi
Menjelaskan Kurang Aktif dalam Tanya jawab 60
135
Kesimpulan
dari hasil
diskusi
15. 3. Dapat Tidak mampu menjawab pertanyaan
50
menjawab seputar materi yang telah di jelaskan
pertanyaan
yang di berikan
16.
3. Asesmen Sumatif ( Akhir Pembelajaran )
Asesmen Sumatif dilakukan pada Priode Pelajaran tertentu
a. Memberi ujian Harian pada Akhir Materi BAB I
Refleksi
F. Pengayaan untuk
Siswa : Siswa
Kelas : ..................
Pertanyaan Nilai
11. jelaskan pengertian pendidikan muhammadiyah secara bahasa
dan istilah?
12. jelaskan perbedaan pendidikan muhammadiyah dengan
pendidikan muhammadiyah?
G. Refleksi :
LAMPIRAN
136
isian singkat:
137
Lembar Penilaian Sikap Peserta Didik
Nama :
Kelas :X
Kerjasama
Disiplin
Tanggung Jawab
Inisiatif
Komunikasi
Kreativitas
Ketekunan
Kejujuran
Toleransi
Kehadiran
Sikap Terhadap
Tugas
138
Penilaian Skor:
5. Sangat Baik: Peserta menunjuka sikap yang sangat sesuia dengan kriteria
yang di tentukan dan telah melebihi standar yang di harapkan.
139
Makassar,6 September 2023
Guru Pamong Mahasiswa PPL
Mengetahui,
Kepala Madrasah
140
A. Identitas Modul
Nama Penyusun : Fitriani Syamsumarlin
Instansi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Tahun Penyusunan : 2023
Jenjang Sekolah : MA (Madrasah Aliyah )
Kelas : XI
Alokasi Waktu : 5 Jp (200 menit/5x pertemuan)
B. Kompetensi Awal
BB
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin yang ingin di capai adalah berkeadaban,
keteladanan, kesetaraan, toleransi, musyawarah, dinamis dan inovatif
E. Target Siswa :
::::::
Kategori siswa dalam proses pembelajaran ini adalah siswa regular/umum, tidak ada
kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar
141
F. Model
KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran :
142
- peserta didik mampu menjelaskan perjuangan
muhammadiyah sebelum dan sesudah kemerdekaan,
perjuangan muhammadiyah pada orde
lama,perjuangan muhammadiyah pada orde
baru,perjuangan muhammadiyah pada masa
reformasi,dan perjuangan muhammadiyah pada abad
kedua
B.MATERI :
materi pertemuan pertama
A.Perjuangan Muhammadiyah pada periode awal
143
Syirik berarti menduakan Allah Swt.pada saat itu umat islam
banyak yang berbuat syirik dengan berbagai variasinya. mereka
menyakini terdapat kekuatan pada benda-benda, seperti batu,pohon
besar,lautan dan sebagainya. pada syirik adalah dosa yang besar yang
tidak bisa di ampuni.
Bi’dah adalah mengada-ada atau membuat amalan baru dalam hal
ibadah mahdhah yang tidak ada contoh/dalil sharihnya. selain
syirik,taklid dan bid’ah, juga di temukan dari sebagian umat islam
pada saat itu yang menyakini takhayul dan churafat. takhayul adalah
mengait-kaitkan kejadian-kejadian yang di anggap aneh dengan
sesuatu, dan hal itu tidak ada dasarnya.di dalam ajaran agama islam.
Timbulnya syirik, taklid dan bi,dah karena pada saat itu
masyarakat masih miskin. mereka tidak bisa belajar di lembaga
pendidikan formal. selain itu segala hasil pertanian yang yang di
kerjakan masyarakat menjadi milik penjajah belanda, dan mereka di
beri upah ( gaji) yang sangat sedikit karena bekerja sebagai buruh.
144
Santri secara umum adalah sebutan bagi seseorang yang
mengikuti pendidikan agama islam di pesantren ( tradisional). menurut
bahasa, istilah santri berasal dari bahasa sanskerta . shastri yang
memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab
suci,agama dan pengetahuan. adapula yang mengatakan bahwa sastri
yang berasal dari kata cantrik yang berarti para pembantu begawan
atau resi. seorang cantrik biasanya diberi upah berupa ilmu
pengetahuan oleh begawan atau resi. hal ini tidak jauh berbeda dengan
seorang santri yang mengabdi di pesantren.
145
pertemuan kedua
B. Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Persyarikatan
Muhammadiyah didirikan Adalah Sebagai Berikut:
1. Penjajahan Kolonial Belanda
Penjajah barat ( kristen) masuk ke negeri-negeri timur ( islam),
termasuk ke dalam indonesia karena doktrin dan semangat 3G, yaitu Gold,
Glory, dan Gospel. glori berarti emas atau kekayaan alam. Glory berarti
kekuasaan/pemerintahan, dan Gospel yang berarti injil/kristenisasi.
2. gerakan pembaruan islam di dunia
persyarikatan muhammadiyah didirikan di tengah-tengah arus
kemunduran dunia islam. negeri-negeri timur (islam) yang dijajah semakin
terpuruk dan terjebak dalam stagnasi pemikiran dan menutup pintu ijtihad,
sehingga peradaban islam yang dahulu maju kemudian menjadi terpuruk
dan terbelakang.
1) Bidang keagamaan
-Menghilangkan tradisi berziarah
- Meluruskan arah kiblat
-Menyederhanakan upacara kelahiran, khitanan, pernikahan dan pemakaman
-Mendirikan badan amil zakat dan lembaga penyuluhan perkawinan
-Menggerakkan syiar dakwah ke penjuru Nusantara
2)Bidang Pendidikan
-Mendirikan sekolah madrasah bersistem modern dengan kurikulum integralistik
3)Bidang penerbitan
-Menyebarkan ajaran agama Islam melaui media cetak
4)Bidang sosial kemasyarakatan
-Membentuk biro pelayanan haji
-Mendirikan penolong kesengsaraan Oemoem (PKO)
pertemuan ketiga
146
perlu kalian ketahui bahwa pada saat Muhammadiyah didirikan hingga sebelum
masa kemerdekaan,persyerikatan harus berhadapan dengan dua bangsa yang
menjajah negara dan bangsa Indonesia secara bergantian.bangsa penjajah yang
pertama adalah colonial belanda,dan selanjutnya adalah militeristik.
B. Setelah Kemerdekaan:
Pada masa kemerdekaan Ki Bagus Hadi Kusumo terlibat dalam perumusan
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Abdul Kahar Mudzakir menyoroti batas-
batas NKRI.
pada masa orde lama setidaknya dapat dilihat dari dua periode kepemimpinan
yaitu, H.M. Yunus Anies ( 1959-1962) dan K.H. Ahamad Bedawi (1962-1968).
pada masa kepemimpinan H.M. Yunus Anies, Muhammadiyah telah berhasil
merumuskan identitas persyarikatan yang di tuangkan dalam ‘’kepribadian
muhammmadiyah’’. sedangkan pada masa kepemimpinan K.H.Ahmad Badawi
Muhammadiyah telah berjuang keras untuk mempertahankan eksitensinya agar
tidak di bubarkan. Muhammadiyah di baah kepimimpinan K.H Ahmad Badawi
147
dengan tegas menolak NASKOM. kemudian di bentuklah kokam ( komando
kewaspadaaan dan kesiap-siagaan angakatan muda Muhammadiyah) pada tahun
1965 sebagai mitra RPKAD ( sekarang Kopassus) dalam menumpas pki. bentuk-
bentuk keterlibatan muhamamdiyah dalam menumpas pki antara lain :
1. pada 1 oktober 1965, Menteri panglima Angkatan kepolisian, sutjipto
judoharjo dan Menteri/kasad jendral A.H.Nasution menyampaikan
ceramah pada peserta kursus kader pemudah muhamamdiyah di
universitas Muhammadiyah kebayoran baru Jakarta.
2. pada 2 oktober 1965, disampaikan pernyataan Bersama antara partai
politik dan segenap ormas.
3. pada oktober 4 1965, diselenggarakan rapat umum di sunda kelapa yang di
hadiri ribuan mahasiswa, pemudah,pelajar, dan Masyarakat umum.
4. pada 9 november 1965, diadakan rapat raksasa di lapangan banteng Jakarta
D. Perjuangan Muhammadiyah Pada Masa Orde Baru
periode Muhammadiyah pada masa orde baru merupakan rentang waktu dari
tahun 1968 sampai 1998. pada masa-masa telah tampil sejumlah pemimpin
kharismatik di muhamamdiyah. diantara tokoh-tokoh persyarikatan yang silih
berganti memegang pucuk pimpinan muhamamdiyah selama orde baru, adalah
K.H. Fakih Usman , K.H.A.R Fakruddin, dan K.H. Azhar Basyir, M.A.
1.Periode K.H. Fakih Usman dan K.H.A.R Fakruddin (1968-1971)
K.H. Fakih Usman di pilih sebagai ketua pimpinan muhammadiyahpada saat
muktamar ke -37 di Yogyakarta.setelah tidak lama memimpin Muhammadiyah di
beliau wafat. pada masa kepimimpinan ini persyarikatan,mengusung yaitu me-
memuhammadiyah-kan Kembali ( warga ) muhammmadiyah selain itu juga di
lakukan pembaruan (tajdid) di bidang ideologi yang dituangkan dalam perumusan
‘’matan keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah’’.
2.Periode K.H.A.R Fakruddin (1971-1990)
periode kepimpinan K.H A.R Fakruddin tercatat sebagai periode Sejarah
muhamamdiyah. pada masa kepimimpinan K.H. A.R. Fakruddin, Muhammadiyah
telah di hadapkan dengan banyak tantangan, di antaranya adalah, pertama tentang
pengunaan asas Tunggal Pancasila. kedua pada masa kepimimpinan K.H.A.R.
Fakruddin terjadi peristiwa penting,yaitu kunjungan paus yohanes Paulus II.
3.Periode K.H. Ahmad Azhar Basyir M.A (1990-1995)
K.H. Ahmad Azhar Basyir M.A. adalah alumnus universitas al-azhar.pada masa
kepimpinananya, telah di rumusankan program jangka Panjang Muhammadiyah
untuk tahun 25 depan.isinya meliputi 3 hal yaitu konsolidasi,
Gerakan,pengkajiandan pengembangan,serta kemasyarakatan.
materi pertemuan kelima
E.Perjuangan Muhammadiyah Pada Masa Reformasi
demonstrasi secara besar besaran terjadi di mana mana untuk menuntut kinerja
pemerintah orde baru. pelan pelan tapi pasti gagasan reformasi politik yang di
pelopori prof. Dr.Amien Rais, M.A untuk mengakhiri rezim orde baru pun
berlangsung. peristiwa reformasi merupakan babak baru dalam Sejarah Indonesia
untuk melangkah demokratisasi dan pembaruan total di segala bidang. pada masa
reformasi telah banyak peran Muhammadiyah,naik keluar maupun kedalam. peran
148
Muhammadiyah keluar (eksternal) bisa di lihat dari kebijakan untuk merelakan
Prof.Dr. Amien Rais M.A., melepaskan jabatanya sebagai ketua pimpinan
Muhammadiyah. kebijakan tersebut di ambil dengan maksud agar beliau bisa
lebih focus dan berkonsentrasi penuh dalam memimpin Gerakan reformasi.
149
B. Pemahaman yang bermakna :
13. Guru memeriksa dan memastikan semua sarana dan prasarana yang diperlukan
tersedia.
14. Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan nyaman
D. Kegiatan Pembelajaran:
Urutan kegiatan pembelajaran:
Pendahuluan ( 5 menit )
29. Siswa berdoa secara bersama-sama
30. Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi
masing- masing dan menyampaikan apersepsi.
31. Guru Memberikan Motivasi singkat kepada Siswa
150
Asesmen:
Asesmen:
9. Asesmen Diagnostik (Sebelum Pembelajaran)
Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran, dengan
pertanyaan:
Jawaban
Pertanyaan
ya tidak
1. Apa yang anda ketahui tentang muhammadiyah?
Aspek yang
Indikator kemampuan Nilai Paraf Guru
dinilai
Refleksi
F. Pengayaan untuk
Siswa : Siswa
151
Nama Siswa : ..................
Kelas : ..................
Pertanyaan Nilai
Tugas pertama
1. mencatat materi tentang perjuangan muhammadiyah pada periode awal
G. Refleksi :
LAMPIRAN
essay
1.jelaskan perjuangan Muhammadiyah pada masa sebelum dan sesudah
kemerdekaan?
2.siapa tokoh yang memimpin organisasi Muhammadiyah dari sebelum dan
sesudah kemerdekaan?
3.jelaskan bagaimana perjuangan Muhammadiyah pada masa orde lama?
pilihan ganda
152
1. berikut ini merupakan factor internal yang mempengaruhi berdirinya
persyarikatan Muhammadiyah, kecuali….
a. umat islam di Indonesia diliputi kebodohan dan kemiskinan
b. umat islam terpecah kedalam golongan priyayi, santri, dan abangan
c. umat islam di Indonesia hendak menguasai perekonomian belanda
d. umat islam terjangkit penyakit syirik dan taklid
e. system Pendidikan yang lemah
2. usaha yang dilakukan Muhammadiyah dalam penyebaran agama islam
melalui berbagai cara, salah satunya bidang penerbitan.majalah
Muhammadiyah yang terbit sejak tahun 1915 hingga sekarang yaitu…
a. majalah surya Muhammadiyah
b. majalah sinar Muhammadiyah
c. majalah suara Muhammadiyah
d. majalah Bintang islam
e. majalah suara ‘Aisyiyah
3. pembaruan Muhammadiyah dibidang sosial kemasyarakatan berawal dari
kontekstualisasi K.H. Ahmad Dahlan terhadap…
a. QS. Ali Imran/3:104
b. QS. Adz- Dzariyat51:56
c. QS. Al-Kafirun/109:6-7
d. QS. Al-Humazah/104:1-4
e. QS. Al-Ma’un/107:1-7
isian singkat
153
Lembar Penilaian Sikap Peserta Didik
Nama :
Kelas :
Kerjasama
Disiplin
Tanggung Jawab
Inisiatif
Komunikasi
Kreativitas
Ketekunan
Kejujuran
Toleransi
Kehadiran
Sikap Terhadap
Tugas
154
Penilaian Skor:
5. Sangat Baik: Peserta menunjuka sikap yang sangat sesuia dengan kriteria
yang di tentukan dan telah melebihi standar yang di harapkan.
155
NBM.3216535 NIM . 105191108320
Mengetahui,
Kepala Madrasah
A. Identitas Modul
156
Alokasi Waktu : 4 Jp (160 menit/4x pertemuan)
B. Kompetensi Awal
BB
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin yang ingin di capai adalah berkeadaban,
keteladanan, kesetaraan, toleransi, musyawarah, dinamis dan inovatif
E. Target Siswa :
::::::
Kategori siswa dalam proses pembelajaran ini adalah siswa regular/umum, tidak ada
kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar
157
F. Model
Tatap muka ( Menggunakan metode Ceramah,Tanya Jawab)
KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran :
B.MATERI :
158
A.Pengertian Khittah perjuangan muhammadiyah
159
a) Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dengan kepribadiannya yang
khas mempunyai misi dakwah amar ma’ruf nahi munkar di seluruh
lapangan kehidupan dan lapisan masyarakat yang harus direncanakan,
dilaksanakan, dan dikembangkan terus menerus sepanjang waktu dan
keadaan.
b) Muhamadiyah dalam mencapai misi, maksud dan tujuannya, maka harus
melalui perjuangan yang terencana, terarah, dan diperhitungkan sedemikian
rupa melalui langkah-langkah kebijakan dan operasional yang tepat.
c) Gerakan Muhammadiyah meskipun memiliki landasan yang kokoh yang
benar (Al-Qur’an dan Sunnah), prinsip yang kuat, identitas yang jelas,
fungsi dan misi yang pasti, serta maksud dan tujuan yang jelas; hal-hal
tersebut hanya akan menjadi idealisme semata jika tanpa disertai dengan
usaha-usaha konkret yang disusun secara teratur, terencana, dan penuh
perhitungan.
160
c) Muhammadiyah dan politik Dalam bidang politik Muhammadiyah
berusaha sesuai dengan khittahnya dengan dakwah amar ma ma'ruf nahi
mungkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah
harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsionil, secara operasionil
dan secara kongkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat
dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta
sejahtera, bahagia, materiil dan spirituil yang diridlai Allah SWT.
d) Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah
Sesuai dengan kepribadiannya tersebut, Muhammadiyah akan bekerjasama
dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan ajaran Agama Islam serta membela kepentingannya
161
kongkret, dan nyata yang dapat dihayati, dirasakan, dan dinikmati oleh umat
sebagai rahmatan lil’alamin.
162
dan zakat harta benda, cara pengelolaan rumah sakit, pelaksanaan sholat Id dan
pelaksanaan kurba dan sebagainya.
C. Pertanyaan Pemantik :
15. Guru memeriksa dan memastikan semua sarana dan prasarana yang diperlukan
tersedia.
16. Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan nyaman
17. Menyiapkan bahan tayang dan multimedia pembelajaran interaktif
D. Kegiatan Pembelajaran:
Urutan kegiatan pembelajaran:
Pendahuluan ( 5 menit )
38. Siswa berdoa secara bersama-sama
39. Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi
masing- masing dan menyampaikan apersepsi.
40. Guru Memberikan Motivasi singkat kepada Siswa
163
42. siswa menyimak penjelasan materi dari guru
43. Guru Memberi kesempatan pada Siswa Bertanya mengenai materi yang
belum di pahami.
44. guru menjawab pertanyaan siswa
45. guru mengevaluasi hasil belajar siswa
Penutup Pembelajaran (5 menit )
10. Guru Meminta salah satu siswa menyampaika apa yang telah di pahami
dari materi
11. Guru Menyampaikan Rangkuman Materi
12. Guru Memberi nasehat untuk Siswa
13. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama-sama.
Asesmen:
Asesmen:
11. Asesmen Diagnostik (Sebelum Pembelajaran)
Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran, dengan
pertanyaan:
Jawaban
Pertanyaan
ya tidak
10. ada yang tau apa yang di maksud khittah?
164
Kesimpulan Kurang Memberi masukan dan
70
dari hasil pendapat dalam Diskusi
diskusi Kurang Aktif dalam Tanya jawab 60
21. 2. Dapat
menjawab
pertanyaan Tidak mampu menjawab pertanyaan
50
yang di berikan seputar materi yang telah di jelaskan
22.
3. Asesmen Sumatif ( Akhir Pembelajaran )
Asesmen Sumatif dilakukan pada Priode Pelajaran tertentu
a. Memberi ujian Harian pada Akhir Materi BAB I
Refleksi
F. Pengayaan untuk
Siswa : Siswa
Kelas : ..................
Pertanyaan Nilai
13. jelaskan pengertian khittah muhammadiyah secara bahasa?
165
G. Refleksi :
- Siswa Menuliskan Resume Singkat mengenai Materi yang telah
di jelaskan.
LAMPIRAN
essay
pilihan ganda
1. Secara bahasa, "Khittah" berasal dari bahasa Arab yaitu Khiththatun ( )خطةyang artinya
…
A. Garis atau langkah
B. Pedoman atau arahan
C. Undang-undang
D. Peraturan organisasi
E. Landasan berfikir
2. Sejak berdiri hingga sekarang Muhammadiyah sudah merumuskan Khittah sebanyak ...
A. 2 kali
B. 3 kali
C. 4 kali
D. 5 kali
E. 6 kali
166
3. Khittah Perjuangan Muhammadiyah yang pertama kali dirumuskan adalah ...
A. Khuttah Palembang
B. Khittah Ponorogo
C. Khittah Surabaya
D. Khittah Ujung Pandang
E. Khittah Langkah Duabelas
4. Khittah Langkah Duabelas atau 12 Langkah Muhammadiyah lahir pada masa kepemimpinan
...
A. KH. Mas Mansur
B. Buya AR. Sutan Mansur
C.KH.AR.Fahrudin
D.Prof.AminRais
E.Prof.SyafiiMaarif
5. Berikut ini adalah langkah ilmi dalam Dua belas Langkah Muhammadiyah, kecuali …
A.Memperluasfahamagama
B.Menuntunamalanintiqad
C.Memperluasbudipekerti
D.Menguatkanmajelistanwir
E. Menegakan keadilan
1. https://muhammadiyahponorogo.or.id/ciri-perjuangan-
muhammadiyah/
Mengetahui,
167
Kepala Madrasah
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS
MODUL
Nama Penyusun : Indah Nurhikma
Tahun : 2023
Fase/Kelas : E/ X
B. KOMPENTENSI AWAL
Siswa telah memiliki kemampun awal dalam membaca al-qur’an dan hadist, serta
memiliki pemahaman tentang ilmu tajwid
- Profil Pelajar Pancasila: Profil Pelajar pancasila yang ingin dicapai adalah
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlah mulia, mandiri,
bernalar Kritis dan kreatif.
- Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin: Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin yang
ingin dicapai adalah berkeadaban, keteladanan kewarganegaraan dan kebangsaan,
mengambil jalan tengah, berimbang, lurus dan tegas, kesetaraan, musyawarah,
toleransi, dinamis dan inovatif.
168
D. SARANA
PRASARANA
– Sumber belajar: Buku Pelajaran Al-Qur’an Hadist Kelas X, mushaf al-quran,
kitab tafsir al-qur’an, kitab tajwid
E. TARGET PESERTA
DIDIK;
● Peserta didik regular: umum tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar
Jumlah siswa: 19 orang
F. MODEL
PEMBELAJARAN
Tatap muka (menggunakan metode ceramah,Tanya jawab dan diskusi
KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
KOMPONEN IN
a. Audiens : peserta didik kelas X MA Aisyiyah cabang makassar
b.behafiour : peserta didik mampu memahami pengertian alqur’an menurut
bahasa dan istilah,pengertian tentang alqur’an menurut para
ulama, nama alqur’an (koknitif). peserta didik mampu
mengamalkan materi tentang alquran yang telah di berikan
(afektif). peserta didik mampu mengetahui nama-nama
alquran (psikomotorik).
c. condition :-peserta didik mendengarkan materi pelajaran yang di
berikan oleh guru
-peserta didik berdiskusi dengan membentuk diskusi
kelompok
-peserta didik memahami materi melalui proses tanya jawab
d. degree : - peserta didik mampu menyebutkatkan makna dari alquran
- peserta didik dapat menyebutkan nama-nama alquran
- peserta didik mampu membacakan minimal 1 ayat yang
berkaitan dengan materi
B. MATERI
169
1. Pengertian Al-Qur’an
Para ulama ahli al-Qur’an memiliki beberapa definisi dan pemahaman
tentang al-Qur’an, baik dari segi etimologi maupun terminologi. Beberapa
pendapat tentang nama Al-Qur’an secara kebahasaan antara lain adalah:
a. Menurut al-Lihyany (w.215)
Qur’an adalah bentuk kata benda/inti (masdar) dari kata kerja yang artinya
membaca. Dari kata ini al-Qur’an bisa diartikan sebagai bacaan atau
sesuatu yang dibaca. Adapun potongan perubahan-perubahan (tasrifnya)
adalah sebagai berikut:
b. Menurut al-Asy’ari (w. 324 H) Kata Qur’an berasal dari lafaz ٌَ َر َ قartinya
menggabungkan sesuatu dengan yang lain. Kata ini lalu dijadikan sebagai
nama kumpulan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
pendapat ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa surat-surat, ayat-ayat
dan huruf-huruf al-Qur’an saling beriringan dan saling digabungkan.
Pendapat ini pun memiliki banyak pengikut.
c. Menurut al-Farra (w. 207 H) Asal kata al-Qur’an adalah lafadz
yang merupakan bentuk jama’ dari kata yang berarti petunjuk atau
indikator. Pendapat ini didasarkan pada kenyataan bahwa ayat-
ayat al-Qur’an saling membenarkan antara yang satu dengan yang lainnya.
170
d. Menurut az-Zujaj (w.331 H)
Kata al-Qur’an berasal dari kata yang mengikuti susunan pola (wazan)
Yang artinya) (kumpulan). Argumen pendapat ini adalah karena
alQur’an terdiri dari kumpulan surat-surat dan ayat-ayat yang memuat
kisah-kisah perintah dan larangan. Pendapat ini juga didasarkan karena al-
Qur’an mengumpulkan inti sari dari kitab-kitab yang diturunkan kepada
para nabi sebelum Nabi Muhammad saw.
Imam Syafi’i berpendapat bahwa kata al-Qur’an adalah isim alam (nama)
asli. Al-Qur’an menurut imam Syafi’i tidaklah berasal dari kata apa pun.
Al-Qur’an memang sejak awal digunakan sebagai nama Kitab suci yang
diturunkan Allah swt... kepada Nabi Muhammad saw. Al-Qur’an memang
nama khusus yang diberikan oleh Allah, seperti juga nama-nama kitab suci
terdahulu, Zabur, Taurat dan Injil.
171
Artinya: Al-Qur’an ialah lafaz (firman Allah) yang berbahasa Arab, yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk dipahami isinya dan
selalu diingat, yang disampaikan dengan cara mutawatir, yang ditulis
dalam mushaf, yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan
surat an-Nas.
b. Subkhi Saleh
c. Muhammad Abduh
172
a. Al-Qur’an adalah firman atau kalam Allah swt.
2. Nama-nama Al-Qur’an
a. Al-Qur’an
Nama al-Qur’an adalah paling populer dan paling sering dilekatkan. Kita
tentu masih ingat bahwa al-Qur’an artinya bacaan atau yang dibaca. Adapun
beberapa ayat yang di dalamnya terdapat istilah al-Qur’an adalah sebagai berikut:
173
Terjemahnya :
Terjemahnya :
QS Taha/20: 2
Terjemahnya :
b. Al-Kitab
Al-Qur’an sering disebut sebagai al-Kita>b atau Kitabullah artinya kitab suci
Allah. Al-Kita>b juga bisa diartikan yang ditulis.
174
Dalil dari penamaan ini antara lain terdapat pada surat al-Baqarah ayat 2 :
Terjemahnya :
Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa.
Terjemahnya :
c. Al-Furqan
Al-Furqan artinya pembeda, maksudnya yang membedakan antara yang hak dan
yang batil. Al-Furqan merupakan salah satu nama al-Qur’an. Penyebutan al-
Furqan terdapat dalam surat al-furqan ayat 1
Terjemahnya:
d.Az-Zikr
175
Az-Zikr artinya pemberi peringatan. Melalui al-Qur’an Allah swt.. memberi
peringatan kepada manusia. Penyebutan Az-Zikr terdapat dalam Surat al-H}ijr
ayat 9
Terjemahnya :
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya.
e. At-Tanzil
Penyebutan Tanzil ini antara lain terdapat dalam Surat Asy-Syu’ara ayat 192
Terjemahnya:
Sedangkan nama-nama lain yang jumlahnya sangat banyak itu lebih merupakan
keterangan sifat, fungsi atau indikator al-Qur’an
C. PERTANYAAN
PEMANTIK
1. Bagaimana kita dapat menetapkan bahwa a-lqur’an itu adalah wahyu
yang diturunkan dari sisi Allah swt?
176
2. Bagaimana Cara Al-qur’an diturunkan sebagai wahyu kepada Nabi
Muhammad SAW?
D. KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Pendahuluan (15 menit )
D. KEGIATAN
– Salam
-Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi
masing-masing dan menyampaikan apersepsi.
– Guru memberikan pertanyaan terkait materi yang telah dibaca dan siswa akan
menjawab
– Guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran hari
ini
177
-Guru memberikan tugas evaluasi diakhir pembelajaran
E. ASESMEN
Penutup (10 menit)
Jenis Asesmen:
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
178
Asesmen ini dilakukan ketika siswa dalam proses diskusi dan Tanya
jawab.
Bentuk asesmen:
179
F. PENGAYAAN
E. ASESMEN
1. Penerapan
2. Uraian
3. Tugas
180
Amatilah orang-orang di sekitar tempat tinggalmu. Tuliskan contoh tindakan
mereka di kolom sebelah kiri dan tuliskan tanggapanmu di sebelah kanan, apakah
tindakan itu sudah sesuai tuntunan al-Qur’an dan sebutkan dalilnya.
G. REFLEKSI
F. PENGAYAAN
a. Refleksi Guru
LAMPIRAN
G. REFLEKSI
181
Kelas:
182
Generalisasi Buatlah kesimpulan dari hasil kajian
kelompok kalian
C. GLOSARIUM
G. REFLEKSI
Ijmal : ringkasan, secara umum ikhtisar, tidak terinci
Maknawi : tentang makna, berkaitan dengan makna, yang tersirat, inti, penting
Masdar : bentuk asli, bentuk asal, verbal
Mukjizat : kejadian luar biasa yang dialami nabi yang di luar jangkauan akal
manusia
Rida : rela, suka, senang hati
Risalah : ringkasan yang dikirimkan, surat edaran, notulensi rapat, keterangan
ringkas tentang suatu bahasan ilmu pengetahuan
Tarikh : Penanggalan, perhitungan tantang tanggal, penanda waktu
Tasrif : Sistem perubahan bentuk kata dalam bahasa arab yang menandakan
waktu, pelaku dan, pekerjaan, benda atau keterangan
B. D. DAFTAR
BAHAN PUSTAKA
BACAAN GURU DAN SISWA
G. REFLEKSI
Abdul Wahid Ramli. Ulumul Qur’an, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002
183
Ahmad Syadali. ‘Ulumul Qur’an I. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Litera Antar Nusa, Jakarta,
2000
Al-Salih, Subhi, Membahas Ilmu – Ilmu Hadis. Pustaka Firdaus: Jakarta, 2000.
Ismail, Muhammad Bakri, Dirasat fi Ulum al-Qur’an, Cet. II; Kairo: Dar al-
Manar, 1999
Jalal al-Din ‘Abd al- Rahman ibn Abi bakr al-Suyuthi, Tadrib al-RAwi fi Syarh
Taqrib anNawawi, jilid 1, Beirut: Dar al-Fikr
184
Khatib, Al.M. Ajjaj. Al Sunah Qobla Al Tadwin.Dar Al Fikr: Beirut, 1997
Muhammad Ahmad & M. Mudzakir, Ilmu Hadis (Cet – 10), Pustaka Setia,
Bandung, 2000
Nawir Yuslem. MA, ulumul Hadis, Mutiara sumber widya, Jakarta 2001
Rofi’i, Ahmad & Ahmad Syadali. Ulumul Quran Pustaka Setia, Bandung 1997.
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis,
Pustaka Rizki Putra, Semarang, 1998
185
Makassar,6 September 2023
Guru Pamong Mahasiswa PPL
Mengetahui,
Kepala Madrasah
INFORMASI UMUM
B. IDENTITAS
MODUL
Nama Penyusun : Indah Nurhikma
Tahun : 2023
186
Fase/Kelas : F/ XI
B. KOMPENTENSI AWAL
Siswa telah memiliki kemampun awal dalam membaca al-qur’an dan hadist, serta
memiliki pemahaman tentang ilmu tajwid
- Profil Pelajar Pancasila: Profil Pelajar pancasila yang ingin dicapai adalah
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlah mulia, mandiri,
bernalar Kritis dan kreatif.
- Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin: Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin yang
ingin dicapai adalah berkeadaban, keteladanan kewarganegaraan dan kebangsaan,
mengambil jalan tengah, berimbang, lurus dan tegas, kesetaraan, musyawarah,
toleransi, dinamis dan inovatif.
D. SARANA
PRASARANA
– Sumber belajar: Buku Pelajaran Al-Qur’an Hadist Kelas X, mushaf al-quran,
kitab tafsir al-qur’an, kitab tajwid
E. TARGET PESERTA
DIDIK;
● Peserta didik regular: umum tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar
Jumlah siswa: 18 orang
F. MODEL
PEMBELAJARAN
Tatap muka (menggunakan metode ceramah,Tanya jawab dan diskusi
KOMPONEN INTI
187
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
KOMPONEN IN
a. Audiens : peserta didik kelas XI MA Aisyiyah cabang makassar
b.behafiour : peserta didik mampu memahami proses penciptaan
manusia,pengertian tentang penciptaan manusia dalam surah
al-mu’minin ayat 12-14, penciptaan manusia dalam surah an-
nahl ayat 78 (koknitif). peserta didik mampu mengamalkan
materi tentang manusia yang di tugaskan atau disebut sebagai
khalifah di bumi dalam surah al-baqarah ayat 30-32 (afektif).
peserta didik mampu mengetahui bagaimna proses
penciptaan manusia dan jin (psikomotorik).
c. condition :-peserta didik mendengarkan materi pelajaran yang di
berikan oleh guru
-peserta didik berdiskusi dengan membentuk diskusi
kelompok
-peserta didik memahami materi melalui proses tanya jawab
d. degree : - peserta didik mampu menyebutkatkan bagaimana proses
penciptaan manusia dalam al-qur’an
- peserta didik dapat mengetahui proses penciptaan manusia
dan jin serta ditunjuknya manusia sebagai khalifah
- peserta didik mampu membacakan minimal 1 ayat yang
berkaitan dengan materi
B. MATERI
188
2. QS al-Naḥl [16]:78
b. Terjemah Ayat Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan,
dan hati nurani, agar kamu bersyukur. ( QS an-Naḥl [16]: 78
3. QS al-Baqarah [2]: 30 - 32
Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungan dari QS al-
Baqarah [2]: 30 - 32, mari kita baca teks ayatnya dengan baik dan benar berikut
ini:
189
4. QS az-Za>riya>t [51]: 56
Sebelum kita memahami secara lebih mendalam tentang kandungan dari QS az-
Zariyat [51]: 56, mari kita baca teks ayatnya dengan baik dan benar berikut ini:
b. Terjemah Ayat Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku. (QS Az-Zariyat [51]: 56)
C. PERTANYAAN
PEMANTIK
1. Dalam surah apa yang menyebutkan manusia disebut sebagai khalifah?
D. KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Pendahuluan (15 menit )
D. KEGIATAN
190
– Salam
-Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi
masing-masing dan menyampaikan apersepsi.
– Guru memberikan pertanyaan terkait materi yang telah dibaca dan siswa akan
menjawab
– Guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran hari
ini
191
E. ASESMEN
Penutup (10 menit)
Jenis Asesmen:
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
Asesmen ini dilakukan ketika siswa dalam proses diskusi dan Tanya
jawab.
192
Pedoman Penilaian Diskusi dan Tanya jawab
Bentuk asesmen:
F. PENGAYAAN
E. ASESMEN
1. Penerapan
193
Bacalah dengan seksama bagaimana proses penciptaan manusia di atas dengan
baik, kemudian tulis penjelasan anda dalam kolom di bawah ini.
Sebutkan aneka kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah swt. sebagaimana
tercantum dalam QS an-Naḥl [16]: 78!
2. Uraian
4. Jelaskan yang harus kita lakukan menyikapi berbagai kenikmatan yang Allah
swt. berikan sebagaimana tersurat dalam QS an-Naḥl [16]: 78!
3. Tugas
194
Perilaku yang diamati Tanggapan dan dalil
G. REFLEKSI
F. PENGAYAAN
a. Refleksi Guru
LAMPIRAN
G. REFLEKSI
Kelas:
195
Kegiatan
C. GLOSARIUM
G. REFLEKSI
Berkah : bertambahnya kebaikan
ḍaıf : lemah
duniawi : mengenai dunia; bersifat dunia (tidak kekal dsb)
etos : sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu
garıb : asing
hadis : segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi berupa perkataan,
perbuatan, takrir atau sifat
ḥasan : baik atau bagus
rajam : hukuman atau siksaan badan bagi pelanggar hukum agama (misal
orang berzinā) dengan lemparan batu dsb
ritual : berkenaan dengan ritus (tata cara dalam upacara keagamaan); hal
ihwal ritus.
ṣaḥıḥ : benar atau sah
tafsır : penjelasan atau keterangan
ukhrāwi : penjelasan atau keterangan
ẓalim : bengis; tidak menaruh belas kasihan; tidak adil; kejam
D. DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad, Yusuf (2003): Al-Qur’an Kitab Sains dan Medis. (terj). Kamran Asad
Irsyadi. Jakarta, Grafindo Khażanah Ilmu. Aly, Hery Noer dan Munzier Suparta
(2003): Pendidikan Islam Kini dan Mendatang. Jakarta, CV. Triasco. Aż-Zahabi
(tanpa tahun): At- Tafsīr wal-Mufassirūn. Beirut, Darul Qalam. Habib, Zainal
(2007): Islamisasi Sains. Malang, UIN-Malang Press. Hamdani, Adz-Dzakiey
197
(2008): Psikologi Kenabian. Yogyakarta, al-Manar. Hasan, Ali (2003): Masāilul-
Fiqhiyyah al-Ḥadiṡah. Jakarta, PT Grafindo Persada. Kaṡı r, Ibnu (1427 H): Tafsīr
al-Qurā’n al-‘Aẓīm. Beirut-Lebanon, Darul-KutubilIlmiyyah. Kementerian
Agama RI (2012): al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: PT. Sinergi Pustaka
Indonesia Al-Maragı , Ahmad Muṣṭafā (tanpa tahun): Tafsīr Al-Maragī. Beirut,
Darul-Fikr. Rosidin, Mukarom Faisal, dkk (2015): Al-Qur’an Hadis Madrasah
Aliyah Kelas XI. Jakarta, Kementerian Agama Al-Qaraḍawi, Yūsuf (2001):
Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban. (Terj). Abad Badruzzaman.
Yogyakarta, PT. Tiara Wacana. Al-Qaṭṭan, Manna’ (tanpa tahun): Mabāhiṡ Fī
Ulumil-Qur’an. Beirut, Darul- Fikr. Al-Qurtuby (1428 H): Al-Jami’ li Aḥkām al--
Qur’an. Kairo-Mesir, Darul-Ḥadı ṡ. Shihab, M. Quraish (2004): Membumikan Al-
Qur’an. Bandung, Mizan. _______(2001): Wawasan Al-Qur’an. Bandung, Mizan.
As-Suyūṭi (tanpa tahun). Al-Itqān fī Ulumil-Qur’an. Beirut, Darul-Fikr.
Zainuddin, M (2006): Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam. Jakarta, Lintas
Pustaka. Zakie al-Kaaf, ‘Abdullāh . Etika Islami. Bandung: Pustaka Setia, 2002
Mengetahui,
Kepala Madrasah
198
MODUL AJAR KURIKULUM
MERDEKA 2023 SKI
KELAS X
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : NELA WINATA SARI
Instansi : MA. AISYIYAH CABANG MAKASSAR
Tahun Penyusunan : Tahun 2023
Jenjang Sekolah : MA
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas : X (Sepuluh)
BAB 1 : Perkembangan Islam masa Rasulullah
SAW Periode Makkah Saw Periode Makkah
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
B. KOMPETENSI AWAL
Mengidentifikasi pemngetahuan atau keterampilan yang perlu dimiliki siswa sebelum
mempelajari materi yang akan diberikan
199
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
2) Berkebinekaan global,
3) Bergotong-royong,
4) Mandiri,
200
H. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah : penetaran dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, murid
mendengarkan dengan teliti dan mencatat hal-hal pokok dengan menggunakan alat bantu
mengajar oleh guru
Tanya jawab : cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab dari guru
ke peserta didik
KOMPONEN INTI
201
2. Tujuan Pembelajaran Topik C :
Peristiwa-peristiwa Penting Dalam Dakwah Rasulullah Saw Periode Makkah
1. Peserta didik dapat mengetahui penyebab hijrahnya kaum muslimin ke Habasyah
2. Peserta didik memahami memahami apa itu Amul Huzni
3. Peserta didik dapat mengetahui makna bahwa Israj Mi’raj merupakan rahmat Allah
dan kasih sayang Rasulullah kepada umatnya
4. Peserta didik dapat mengetahui penyebab penduduk Yastrib menyuruh Rasulullah
hijrak ke Yastrib
B. MATERI PEMBELAJARAN
202
dikembangkannya ilmu astronomi yang ditemukan oleh orang-orang Babilonia
2. Berdagang
Masyarakat Arab yang tinggal di perkotaan atau disebut ahlul-hadar, mereka hidup dengan
berdagang. Kehidupan sosial ekonominya sangat ditentukan oleh keahlian mereka dalam
berdagang.
3. Bertani
Masyarakat Arab yang tinggal di pedalaman yaitu masyarakat Badui, mata pencahariannya
adalah dengan bertani dan beternak. Kehidupan mereka nomaden, hidup mereka berpindah-
pindah dari satu lembah ke lembah yang lain untuk mencari rumput bagi hewan mereka
4. Bersyair
Syair menjadi salah satu budaya tingkat tinggi yang berkembang pada masa Arab pra Islam.
syair juga dapat menjadikan seseorang atau kabilah tertentu menjadi kabilah terbelakang atau
kabilah yang terhormat. Syair menjadi masalah mafakhir (kebanggaan) mereka dalam
kehidupan sosialnya.
5. Menghormati Tamu
menghormati dan memuliakan tamu, menghormati tamu adalah bagian dari menjunjung tinggi
sikap dermawan yang mereka miliki, Bangsa Arab pra Islam rela untuk berkorban harta
bendanya hanya untuk memuliakan tamu. Pernah ada seorang laki-laki yang kedatangan tamu
di rumahnya, sementara dia tidak memiliki apa-apa selain onta yang menjadi tumpuan
hidupnya. Ia rela menyembelih untanya hanya demi untuk menjamu tamunya.
6. Menepati Janji
Bagi orang Arab, janji adalah hutang yang harus mereka bayar. Melanggar janji adalah aib bagi
hidup mereka, bahkan dalam sebuah kisah Hani bin Mas‟ud bin Mas‟ud asy-Syaibani hanya
demi sebuah janji mereka rela membinasakan keturunan mereka dan menghancurkan rumah
demi memenuhi sebuah janji.
B. Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Makkah
Ketika Rasulullah Saw berusia 30 tahun terjadi peristiwa banjir yang mengakibatkan sebagian
bangunan Ka‟bah terendam. Masyarakat Makkah berinisiatif untuk merenovasi sekeliling
Ka‟bah hingga terjadilah perselisihan tentang siapa yang berhak meletakkan kembali Hajar
Aswad ke tempat semula. Rasulullah Saw menjadi orang yang menengahi perselisihan tersebut
dengan meminta perwakilan masing-masing suku untuk memegang kain sorban yang di
tengahnya sudah di letakkan Hajar Aswad lalu meletakkan secara bersamasama Hajar Aswad
ke tempat semula.
Begitulah cara Nabi Muhammad Saw menengahi sebuah persoalan dan kemudian menjadikan
masyarakat tidak lagi berselisih. Sesungguhnya dari peristiwa demi peristiwa telah membuat
Nabi Muhammad Saw dipercaya oleh penduduk Makkah hingga kemudian beliau mendapat
gelar al-Amin. Beliau adalah sosok yang dipercaya untuk melindungi Rumah Allah Swt, nyawa
dan jiwa manusia.
Rasulullah Saw mengerjakan perintah Allah Swt yaitu menyeru kaum yang berhati keras dan
tidak beragama untuk menyembah Allah Swt. Tugas ini merupakan perkara yang berat dan
203
besar. Beliau harus berhadapan dengan berbagai tantangan dan masalah, antara lain
perombakan sistem kebudayaan, sosial, kepercayaan penduduk Makkah dan meluruskan sistem
sosial yang tidak adil.
1. Dakwah Sembunyi- sembunyi
Rasulullah Saw memulai dakwahnya secara sembunyi-sembunyi, menyeru manusia untuk
beriman kepada Allah Swt, menganut agama Tauhid dan mengenalkan bahwa Tuhan itu satu,
yaitu Allah Swt. Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan untuk menghindari
munculnya gejolak yang sangat mungkin terjadi di kalangan masyarakat. Beliau memulai
dakwah kepada keluarga dan karib kerabatnya. Beliau mengetahui bahwa orang Quraisy sangat
terikat, fanatik, dan kuat mempertahankan kepercayaan jahiliyyah. Dakwah secara sembunyi-
sembunyi berlangsung selama 3-4 tahun.
Orang pertama yang menyatakan keislamannya (Assabiqunal Awwalun) adalah :
a) Khadijah (istrinya)
b) Ali bin Abi Thalib
c) Zaid Bin Haritsah (anak angkatnya)
d) Abu Bakar (Sahabat karibnya sejak masa kanak-kanak)
e) Ummu Aiman (Pengasuh Beliau sejak masa kecil)
2. Dakwah Terang-terangan
Rasulullah Saw. mulai berdakwah secara terangterangan. Dakwah ini membuat seorang tokoh
Bani Giffar yang tinggal di Barat Laut Merah menyatakan diri masuk Islam. Ia adalah Abu Zar
Al-Giffari. Atas perintah Rasulullah Saw kemudian Abu Zar Al-Giffari pulang untuk
berdakwah di kampungnya. Sejak itulah banyak orang yang masuk Islam berkat Abu Zar
AlGiffari. Melalui cara itu pula, Bani Daus juga masuk Islam. Orang pertama Bani Daus yang
masuk Islam adalah Tufail bin Amr ad Dausi, seorang penyair terpandang di kabilahnya.
Dengan demikian, Islam mulai tersebar di luar Makkah.
Rasulullah Saw melakukan dakwah secara terbuka di Bukit Shafa dengan memanggil semua suku
yang ada di sekitar Makkah. Untuk mengetahui apa yang akan disampaikan Muhammad,
semua suku mengirimkan utusannya. Bahkan Abu Lahab, paman beliau pun hadir bersama
istrinya (Ummu Jamil).
4. C. Peristiwa – peristiwa Penting Dalam Dakwah Rasulullah Saw Periode Makkah
Peristiwa penting juga terjadi selama Rasulullah Saw berdakwah di Makkah:
1. Hijrah Ke Habasyah
Pada tahun 615 M atau tahun ke 5 kenabian, berangkatlah kaum muslimin menuju Habasyah.
Rombongan pertama dipimpin Usman bin Affan berjumlah 15 orang, yang terdiri dari 11 laki-
laki dan 4 wanita. Kemudian, disusul rombongan yang kedua dipimpin Ja‟far bin Abi Thalib
berjumlah hampir 100 orang. Kedatangan kaum muslimin ke Habasyah diterima oleh Raja
Najasyi dengan baik. Mereka mendapat perlindungan dan bantuan bahan makanan. Perlakuan
Raja Najasyiterhadap umat Islam tersebut membuat kaum kafir Quraisy sakit hati. Mereka
mengutus Amru bin Ash dan Abdullah bin Rabi‟ah untuk menghadap Raja Najasyi. Kaum
204
muslim mempersiapkan rombongan untuk berhijrah ke Habasyah dengan jumlah yang lebih
banyak yaitu 83 orang laki-laki, 11 orang wanita Qurays dan 7 orang wanita asing. Akan tetapi
hijrah yang kedua ini lebih berat tantangannya karena berbagai cara dilakukan oleh kaum kafir
Quraisy untuk menggagalkannya
2. Ummul Huzni
Abu Thalib bin Abdul Muthalib adalah orang yang paling gigih membela dakwah Rasulullah
Saw. Perlindungan dan bantuan dari Abu Thalib dalam dakwah Rasulullah Saw sangatlah
totalitas. Ia adalah benteng yang melindungi dakwah Rasulullah Saw, meski ia tetap berpegang
pada agama nenek moyangnya. Tidak berselang lama dari meninggalnya Abu Thalib, Siti
Khadijah istri tercinta Rasulullah Saw pun meninggal dunia. Khadijah wafat pada bulan
Ramadhan pada tahun ke 12 kenabian dalam usia 65 tahun. Dengan meninggalnya Abu Thalib
dan Khadijah, musibah demi musibah datang bertubi-tubi, karena keduanya adalah orang yang
sangat gigih membela dan melindungi beliau. Sejak saat itu kaum kafir Quraisy semakin gencar
melancarkan gangguan kepada Rasulullah Saw. tahun meninggalnya Abu Thalib dan Situ
Khadijah disebut dengan Amul Huzni atau tahun kesedihan.
3. Israj Mi’raj
Peristiwa Isra Mi‟raj terjadi satu tahun sebelum hijrah, tepatnya pada malam senin 27 Rajab
setelah Rasulullah pulang dari perjalanannya ke Tha‟if. Isra secara bahasa artinya perjalanan
malam, adapun menurut istilah yaitu perjalanan Rasulullah Saw pada satu malam dari Masjidil
Harom ke Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis di Palestina. Mi‟raj adalah naiknya Rasulullah
Saw dari Masjidil Aqsha menuju ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah Swt. Isra Mi‟raj
merupakan pertolongan dari Allah Swt sekaligus hiburan dari Allah Swt atas kesedihan
Rasulullah Saw karena ditinggal dua orang terkasihnya yaitu Abu Thalib dan Siti Khadijah
Peristiwa Isra Mi‟raj ini tidak serta merta dapat diterima kebenarannya oleh kaum kafir Quraisy,
Abu Bakar adalah orang pertama yang mempercayai kebenaran peristiwa tersebut, kemudian
diberi gelar Ash-Shiddiq. Kafir Quraisy terus saja meminta bukti kebenaran Isra Mi‟raj kepada
Rasulullah Saw, kemudian Rasulullah Saw menunjukan bukti bahwa dalam perjalanan Isra
Mi‟raj ia melihat kafilah dari penduduk Makkah dalam perjalanannya dan akan tiba di Makkah
esok hari. Setelah benar datang kabilah tersebut pada esok harinya, kaum kafir Quraisy tetap
saja tidak mempercayai peristiwa Isra Mi‟raj tersebut dan menuduh Rasulullah Saw sebagai
seorang peramal.
4. Hijrah ke Yastrib
jrah ke Yatsrib Setelah peristiwa Isra Mi‟raj ada satu perkembangan besar bagi kemajuan kaum
muslimin yang datang dari penduduk Yatsrib. Mereka melaksanakan ibadah haji ke Makkah
yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj. Pada musim haji selanjutnya, terdiri dari dari orang-
orang Yatsrib berjumlah 73 orang, atas nama penduduk Yatsrib mereka meminta kepada
Rasulullah Saw untuk berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membela Rasulullah
Saw dari segala macam ancaman, dan kemudian Rasulullah Saw menyetujui baiat Aqabah dua
setelah pada tahun kesebelas kenabian menyetujui adanya Baiat Aqabah pertama.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Topik Bab 1.
Perkembagan Islam Masa Rasulullah Saw Periode Makkah
205
5. Peserta didik dapat menghayati ketetapan Allah atas hadirnya Agama Islam di Makkah
sebagai solusi terhadap kerusakan masyarakat Jahiliyah, dan Dakwah Rasulullah Saw di
Makkah adalah sesuai dengan perintah Allah. Dapat menghayati nilai-nilai spiritual dalam
peristiwa hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, mengamalkan sika santun dalam
berinteraksi dengan lingkungan sosial, juga dapat menganalisis strategi dakwah Rasulullah
Saw dan juga dapat menyimpulkan tentang peristiwa hijrah Rasulullah Saw.
C. PERTANYAAN PEMANTIK
Pengenalan Topik Bab 1
Perkembangan Islam Masa Rasulullah Saw Periode Makkah
1. Apa yang kamu ketahui tengtang masyarakat Makkah Sebelum masuknya islam ?
2. Apakah ada yang tahu salah satu strategi yang digunakan ketika Rasulullah Saw berdakwah
Makkah?
3. Peristiwa – peristiwa apa saja yang dialami Raulullah Saw selama dakwah periode Makkah ?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
E. ASSESMEN
Kegiatan Pendahuluan
Persiapan pembelajaran
(5 menit)
1. Guru dan peserta didik melakukan kontak mata dan menanyakan kondisi peserta didik
3. Memastikan ruang kelas sudah bersih dan bangkun sudah rapi agar memulai kelas nyaman
206
5. Memberikan motivasi terkait dengan mata pelajaran yang akan diajarkan kepada
peserta didik
6. Menyampaikan peraturan yag digunakan ketika mengajarakan pelajaran yang
diajarkan
7. Pertemuan kedua
1. Guru atau pendidik memberikan materi yang akan di ajarkan
2. Guru atau pendidik meminta peserta didik untuk mencatat materi yang dijelaskan
sebagai bahan ajarnya untuk dipelajari kembali
3. Guru atau pendididk menjelaskan tentang materi yang diajarkan agar peserta didik
dapat memahami atau mengetahui materi tersebut
4. Guru atau pendidik melemparkan beberapa pertanyaan untuk peserta didik tentang
materi yang di bahas, untuk melatih konsentrasi peserta didik
5. Guru atau pendidik memberikan koreksi atau melengkapi jawaban peserta didik yang
kurang tepat
6. Selanjutnya guru atau pendidik menjelaskan secara singkat materi tersebut
7. Guru atau pendidik memberikan evaluasi atau tugas ke peserta didik sesuai materi
yang diajarkan
8. Pertemuan ketiga
1. Sebelum masuk kemateri selanjutanya guru atau pendidik memberikan pertanyaan
kepada peserta didik sebagai refleksi tentang materi yang sudah di ajarkan pekna
lalu
2. Setelah masuk materi baru guru atau pendidik menampilkan powert point yang akan
di ajarkan
3. Guru atau pendidik menjelaskan materi mengenai power point yang ditampilkan
4. Guru atau pendidik sesekali meminta salah satu peserta didik menjelaskan salah satu
slide yang ditampilkan untuk melatih konsentrasi peserta didik dan kefokusannya
selama guru atau pendidik menjelaskan
5. Guru atau pendidik bertanya ke peserta didik terkait materi atau powert point yang
ditampilkan
6. Guru atau pendidik melengkapi jawaban peserta didik dan menjelaskan sesuai
dengan pertanyaan yang diberikan
7. Guru atau pendidik memberikan waktu kepada peserta didik untuk bertanya materi
yang belum dipahami
8. ketika guru atau pendidik sudah menjelaskan materi yang belum dipahami oleh
207
peserta didik;
9. Selanjutnya guru atau pendidik memberikan beberapa quis pertanyaan kepada peserta
didik agar melatih daya ingat peserta didik
9. Pertemuan keempat
1. sebelum masuk kemateri selanjutnya guru atau pendidik memberikan pertanyaan
kepada peserta didik sebagai bahan refleksi tentang materi yang sudah dijarkan pekan
lalu
2. guru atau pendidik memberikan sedikit pembahasan tentang materi sebelumnya
sebagai pemantik agar peserta didik dapat mengingat kembali materi yang sudah di
ajarkan
3. setlah masuk materi selanjutnya guru atau pendidik memberikan bahan catatan
singkat kepada peserta didik agar mempunyai bahan ajar untuk dipelajari ulang
4. guru atau pendidik menjelaskan tentang materi tersebut dan sesekali bertanya kepada
peserta didik agar melatih keaktifan pserta didik
5. guru atau pendidik memberikan kesimpulan terhadap materi yang diajarkan
EVALUASI
Penutup pembelajaran (10 menit)
1. Guru atau pendidik menunjuk salah satu peserta didik untuk menyampaikan materi yang
bisa di tangkap atau bisa dipahami
2. Guru atau peserta didik meyimpulkan materi yang disampikan
3. Guru atau peserta didik memberikan beberapa kalimat nasehat kepada peserta didik
4. Guru atau peserta didik menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
terimaksih kepada peserta didik
D. ASSESMEN
Asesmen Diadnostik (sebelum memulai pembelajaran)
208
Dilakukan oleh guru atau pendidik selama proses pembelajaran berlangsung,
Guru atau pendidik memberikan umpang balik kepada peserta didik terhadap materi yang
diajarkan bertujuan untuk memantau atau memperbaiki proses belajar dan serta mengevaluasi
pencapaian tujuan pembelajaran
Asesmen Sumatif (akhir dari pembelajaran)
Kelas : ..................
Pertanyaan Nilai
1. Apakah yang kamu ketahui tentang budaya masrakat Makkah
sebelum islam ?
2. Sebutkan apasaja strategi yang digunakan oleh Rasulullah
untuk berdakwah?
3. Apa yang kamu ketahui tentang Israj Mi’raj?
peserta didik maju ke depan kelas menyampaikan hasil refleksinya di depan teman-temannya
LAMPIRAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
DENGAN MATERI BAB I (Perkembangan Islam Masa Rasulullah Periode Makkah)
A. PILIHAN GANDA
a) Shiddiqiah
209
b) Jahiliyah
c) Khairiyah
d) Islamiyah
a) Matahari
b) Gunung
c) Berhala
d) Api
a) Ka’bah
b) Masjidil haram
c) Gua hira
d) Gua tsur
4. Dibawah ini perilaku yang dapat diteladani dari perjuangan Rasulullah Saw
berdakwah di Makkah kecuali,...
a) Mempunyai relasi
5. Diantara sahabat Rasulullah Saw yang masuk islam pertama kali melalui dakwah
Rasulullah Saw . di Makkah secara diam-diam adalah Ali Bin Abi Thalib. Ali bin
Abi Thalib dapat dikatakan mewakili kelompok ......
a) Bangsawan
b) Pemuda
c) Keluarga
d) Hamba sahaya
210
B. ISIAN
C. ESSAI
Nama :
Kelas :
Skor 5
Skor 1 (Tidak Skor 2 (Kurang Skor 3 (Cukup Skor 4 (Sangat
Kriteria Sikap Memenuhi) Memenuhi) Memenuhi) (Baik) Baik)
Kerjasama
Disiplin
Tanggung
Jawab
211
Skor 5
Skor 1 (Tidak Skor 2 (Kurang Skor 3 (Cukup Skor 4 (Sangat
Kriteria Sikap Memenuhi) Memenuhi) Memenuhi) (Baik) Baik)
Inisiatif
Komunikasi
Kreativitas
Ketekunan
Kejujuran
Toleransi
Kehadiran
Penugasan
PENILAIAN SKOR
1.Tidak Memenuhi: Peserta tidak menunjukkan sikap yang sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Sikapnya sangat kurang atau bahkan bertentangan dengan yang diharapkan.
2.Kurang Memenuhi: Peserta menunjukkan sikap yang masih kurang sesuai dengan kriteria
yang ditentukan, namun sudah sedikit ada peningkatan dari skor 1.
3.Cukup Memenuhi: Peserta menunjukkan sikap yang sudah cukup sesuai dengan kriteria yang
ditentukan, namun masih perlu ditingkatkan.
4.Baik: Peserta menunjukkan sikap yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan secara baik dan
sudah memenuhi standar yang diharapkan.
5.Sangat Baik: Peserta menunjuka sikap yang sangat sesuia dengan kriteria yang di tentukan dan
telah melebihi standar yang di harapkan.
BAHAN BACA GURU DAN PESERTA DIDIK
212
Buku cetak Sejarah Kebudayaan Islam kelas X
DAFTAR PUSTAKA
Buku Paket SeJarah Kebudayaan Islam kelas X
213
A. Identitas Modul
B. Kompetensi Awal
BB
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin yang ingin di capai adalah berkeadaban,
keteladanan, kesetaraan, toleransi, musyawarah, dinamis dan inovatif
E. Target Siswa :
::::::
214
Kategori siswa dalam proses pembelajaran ini adalah siswa regular/umum, tidak ada
kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar
215
F. Model
Kontekstual Tatap muka ( Menggunakan metode Ceramah
pembelajaran :
KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran :
B. Materi
216
Pertemuan 1
1. HUBB AL DUNYA
a. Pengertian Hubb al-dunya
Hubb al-dunya ( ) ُحُّب الُّد ْنَياadalah cinta dunia yang berlebihan. Hubb al-dunya
adalah
sumber kehancuran umat. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat
melemahkan dan
mengurangi keimanan seseorang. Yang dimaksud hubb al-dunya di sini adalah
mencintai
dunia dengan melupakan kehidupan akhirat. Maksud dunia disini adalah segala
sesuatu
yang kurang bermanfaat di akhirat.
b. Penyebab Hubb al-dunya
1) Menganggap dunia sebagai tujuan utama, bukan sebagai sarana mencapai
kehidupan
akhirat.
2) Suka mengumpulkan harta dengan menghalalkan berbagai macam cara
3) Kikir terhadap harta, tidak rela hartanya terlepas dari dirinya.
4) Serakah dan rakus serta tamak. Selalu ingin mengumpulkan harta
walaupun suda memiliki.
5) Tidak mau mensyukuri nikmat Allah..
c. Dampak Negatif
1) Cinta dunia akan membuat mereka lupa kepada Allah.
2) Mereka yang begitu mencintai dunia akan mudah tergoyah imannya.
3) Sebagai sumber penyakit, cinta dunia sering mengakibatkan seseorang cinta
terhadap hartanya dan di dalam harta terdapat banyak penyakit, antara lain tamak,
rakus, pamer, dengki dan lain-lain.
4) Menghalalkan segala cara demi memperoleh kesenangan dunianya.
5) Membuat seseorang tidak melakukan sesuatu yang bermanfaat baginya
di akhirat
d. Cara Menghindari
1) Mengingat bahwa kehidupan dunia itu hanya sementara. Islam tidak
memerintahkan umatnya meninggalkan dunia, tetapi diperintahkan untuk
menaklukkan dunia dalam genggamannya, bukan dalam hatinya.
217
2) Memperbanyak mengingat kematian
2. HASAD
a. Pengertian
Hasad adalah penyakit hati ketika seseorang merasa tidak senang jika
orang lain menerima karunia dari Allah. Hasad secara bahasa berarti
dengki atau benci. Menurut istilah hasad adalah membenci nikmat Allah
Swt. yang dianugerahkan kepada orang lain, serta menginginkan agar
nikmat tersebut segera hilang atau terhapus dari orang lain.
b. Sebab-sebab
Ada dua sebab utama yang membuat seseorang berlaku hasad, yang
pertama adanya
rasa permusuhan dan kebencian kepada seseorang. Yang kedua adanya sifat
takabur atau
sombong yakni merasa diri sendiri yang paling baik, paling benar atau paling
hebat. Dari
sifat dan sikap seperti ini seseorang tidak suka terhadap keberhasilan dan
kemajuan yang
dicapai orang lain.
c. Dampak Negatif Hasad
1) Menghanguskan amal kebaikan
Hasad dapat membakar amal kebaikan bagaikan api membakar kayu bakar.
perilaku hasad. Ibarat “Panas setahun terhapus dengan hujan sehari.”
2) Merasa senang jika orang lain tertimpa musibah
3) Memutus tali silaturahmi
4) Hilangnya ketenangan dan kebahagiaan
5) Tidak dapat menyempurnakan iman
d. Cara Menghindari Perilaku Hasad
1) Memperbanyak bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah.
2) Menanamkan kesadaran bahwa sifat hasad akan membawa seseorang
menderita
batin
3) Berfikir positif atas segala kejadian yang menimpa kita
218
Pertemuan 2
Tugas
1. jelaskan apa yang anda ketahui tentang hubb al dunya dan
bagaimana cara menghindari sifat tercela?
2. jelaskan pengertian hasad secara bahasa dan istila ?
3. menurut anda apa yang harus di lakukan agarkita terhindar dari
sifat tercela hasad ?
4. tuliaskan 1 ayat yang berkaitan perilaku hubb aldunya?
Pertemuan 3
1. UJUB
a. Pengertian Ujub
Secara bahasa (etimologi), ’Ujub, berasal dari
kata ’ajaba yang artinya kagum, terheran-heran, takjub. Al-I’jabu bi al-Nafs ( َا ْإ
ل ْع ْج َاا
) بإالَّنْف إ سberarti kagum pada diri sendiri. Yaitu ketika kita merasa bahwa diri
kita memiliki
kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain.
Secara istilah dapat kita pahami bahwa ’ujub yaitu suatu sikap
membanggakan diri,
dengan memberikan satu penghargaan yang terlalu berlebihan kepada
kemampuan diri.
Imam Ghazali menuturkan, “Perasaan ’ujub adalah kecintaan seseorang pada
suatu
karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaan
kepada
Allah.” Memang setiap orang mempunyai kelebihan tertentu yang tidak
dimiliki orang Lain
219
b. Sebab-sebab
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya sifat ujub adalah sebagai
berikut:
1) Banyak dipuji orang. Pujian seseorang secara langsung kepada orang
lain, dapat
menimbulkan perasaan ’ujub dan egois pada diri orang yang dipujinya.
2) Banyak meraih kesuksesan. Seseorang yang selalu sukses dalam meraih
cita-cita
dan usahanya akan mudah memiliki perasaan ujub.
3) Kekuasaan. Setiap penguasa biasanya mempunyai kebebasan bertindak
tanpa ada
protes dari orang di sekelilingnya, dan banyak orang yang kagum dan
memujinya.
c. Dampak Negatif
1) Ujub akan membawa ke arah kesombongan (kibar), karena ujub merupakan
salah
satu sebab timbulnya kesombongan dan hal itu memberikan pengaruh negatif
yang
lebih banyak.
2) Meremehkan dosa dihadapan Allah, karena merasa ibadahnya sudah sempurna.
3) Melupakan nikmat atas pemberian dari Allah Swt. karena merasa bahwa
keberhasilannya itu merupakan hasil usahanya sendiri bukan pemberian Allah
4) Tidak takut azab dan kemurkaan Allah karena ia meyakini bahwa ia telah
mendapat kedudukan mulia di sisi Allah.
d. Cara Menghindari
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh setiap muslim agar dirinya terhindar
dari
penyakit ’ujub diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Selalu mengingat akan hakikat dirinya, nyawa yang ada dalam tubuhnya
sematamata
anugerah dari Allah. Andaikata Allah tiba-tiba mengambilnya, maka
badannya tidak ada harganya sama sekali.
2) Sadar akan hakikat dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat menanam amal
shaleh
220
untuk kebahagiaan di akhirat.
• PERTEMUAN 4
2. SOMBONG
a. Dalil Naqli
Perbuatan sombong adalah perbuatan yang tercela dan sangat dibenci
oleh Allah.
Allah berfirman
“Aku akan memalingkan orang-orang yang
menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan
yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku.”(QS. al-
A’raf [7]: 146)
b. Pengertian Sombong (Takabur).
Sombong (takabur) artinya adalah membanggakan diri sendiri. ”Sombong itu
adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”(HR. Muslim). Syaikh
MuhammadShalih al-Utsaimin dalam bukunya, ”Halal Haram dalam Islam”,
mencontohkan beberapa sikap sombong, diantaranya membantah guru,
memperpanjang pembicaraan, serta menunjukkan adab buruk kepadanya.
”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(QS.Luqman [31]: 18)
c. Sebab-sebab
1) Merasa apa yang diucapkan benar, sehingga menganggap orang lain salah
2) Gila pujian, jika mengetahui banyak orang memujinya, ia girang bukan main
dan bertambah keangkuhannya.
3) Merasa banyak ilmu, banyak harta, namun lebih fatalnya, ada orang tidak
kaya
tetapi dia bersikap sombong. Rasulullah Saw. bersabda: ”Orang fakir yang
berlaku sombong termasuk orang-orang yang tidak akan diajak berbicara oleh
Allah pada hari kiamat, Allah juga tidak akan menyucikan, tidak akan
memandang mereka, dan bagi mereka azab yang pedih.”
221
d. Dampak Negatif
1) Menjadi penghalang masuk surga, karena tidak memiliki akhlak
seorang mukmin.
Akhak mukmin adalah pintu surga dan kesombongan penutup pintu
surga.
2) Mendapatkan hukuman di dunia karena kesombongannya.
3) Membuat orang lain membenci perilakunya.
Pertemuan ke 5
Ulangan harian
1. sombong adalah sikap di mana seseorang merasa lebih dan
meremehhkan orang lain hal ini sesuai dengan hadist riwayat?
2. apa yang terjadi bila kita berlaku sombong ?
3. sebutkan sebab orang bisa menjadi sombong / takabbur ?
4.mengapa kita tidak boleh sombong terhadap apa yang kita miliki?
5. sebutkan dampak negatif dari sifat sombong/takabur?
C. Pemahaman yang bermakna :
C. Pertanyaan Pemantik :
D. Kegiatan Pembelajaran:
Urutan kegiatan pembelajaran:
Pendahuluan ( 20 menit )
46. Siswa berdoa secara bersama-sama
47. Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi
masing- masing dan menyampaikan apersepsi.
48. Guru Memberikan Motivasi singkat kepada
222
Kegiatan Pembelajaran Inti ( 60 menit)
peserta didik mengamati materi yang sedang berlangsung.
Guru dan siswa saling berinteraksi tentang materi yang telah dijelaskan .( agar
siswa lebih terfokus
Guru Menyelesaikan Penjelasan Materi.
Guru Memberi kesempatan pada Siswa Bertanya mengenai materi yang
belum di pahami.
Penutup Pembelajaran ( 15menit )
Guru Meminta salah satu siswa menyampaikan apa yang telah di pahami
dari materi sebagai refleksi akhir
Guru Menyampaikan Rangkuman Materi
Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama-sama.
AsesAsesmen:
Aspek yang
Indikator kemampuan Nilai Paraf Guru
dinilai
23. Keaktifan Aktif menjawab pertanyaan 100
Dalam proses
Memahami materi. 90
pembelajaran
Memperhatikan Saat Penjelasan Materi 80
223
Kurang Memberi masukan dan
70
24. 2. Dapat pendapat dalam Diskusi
Menjelaskan
Kesimpulan
dari hasil
pembelajaran
Kurang Aktif dalam Tanya jawab
25. 3. Dapat 60
menjawab
pertanyaan
yang di berikan
26.
F. Pengayaan Siswa :
Refleksi untuk Siswa
Kelas : ..................
Pertanyaan Nilai
16. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang hubb al dunya dan
bagaimana cara menghindari sifat tersebut ?
17. jelaskan pengertian hasad secara bahasa dan istila ?
18. menurut anda apa yang harus di lakukan agar kita terhindar dari
sifat tercela hasad ?
19. tuliskan satu ayat yang berkaitan dengan perilaku hubb al dunya
?
G. Refleksi :
-
LAMPIRAN
224
Materi Cara menghindari perilaku tercela (hubb al dunya,
hasad,ujub,sombong dan riya.)
Bagian I: essay
225
Lembar Penilaian Kelompok Diskusi
Nama :
Kelas :
Penguasaan
Materi
Kualitas
Argumentasi
Penggunaan
Sumber
Kemampuan
Berdiskusi
Kemampuan
Menjawab
Kreativitas
Kesimpulan
Kehadiran
dan
Partisipasi
Kejelasan
Ekspresi
Penilaian Skor:
226
jawaban yang sangat tidak memadai.
Kurang: Penguasaan materi masih lemah, argumentasi masih kurang, dan penggunaan
sumber
227
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 5
Kriteria (Tidak (Kurang (Cukup Skor 4 (Sangat
Sikap Memenuhi) Memenuhi) Memenuhi) (Baik) Baik)
Kerjasama
Disiplin
Tanggung
Jawab
Inisiatif
Komunikasi
Kreativitas
Ketekunan
Kejujuran
Toleransi
Kehadiran
Sikap
Terhadap
Tugas
228
Penilaian Skor:
dan alquran
Daftar Pustaka:
Mengetahui,
229
Kepala Madrasah
B. Kompetensi Awal
BB
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin yang ingin di capai adalah berkeadaban,
keteladanan, kesetaraan, toleransi, musyawarah, dinamis dan inovati
D. Sarana dan Prasarana :
230
E. Target Siswa :
:::::: dalam proses pembelajaran ini adalah siswa regular/umum, tidak ada
Kategori siswa
kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar
F. Model
Model Discovery learning, Tatap muka
/metode
( Menggunakan metode Ceramah dan diskusi
KOMPONEN INTI
231
a. Audiens : peserta didik kelas XI MA Aisyiyah cabang makassar
b.behafiour : peserta didik mampu memahami pengertian jinayah dan
hikmahnya,pengertian tentang pembunuhan ,macam
macam,dasar hukum,dan hikmah larangan
membunuh.penganiayaan dan qisas (koknitif) peserta
didik mampu mengamalkan materi tentang kejahatan
yang telah di berikan. (afektif)peserta didik mampu
mengetahui penyebab di lakukannya sebuah kejahatan
(psikomotorik)
c. condition :-peserta didik mendengarkan materi pelajaran yang
di berikan oleh guru
-peserta didik berdiskusi dengan membentuk diskusi
kelompok
B. Materi
232
atau memberatkan (mutsaqal). Dikatakan pembunuhan sengaja apabila ada
niat dari pelaku sebelumnya dengan menggunakan alat atau senjata yang
mematikan. Si pembunuh termasuk orang yang baligh dan yang dibunuh
(korban) adalah orang yang baik.
2) Pembunuhan seperti sengaja (Qatlu Syibhu al-‘amdi) yaitu menghilangkan
nyawa seseorang tanpa ada niat membunuh dan menggunakan alat yang
biasanya tidak mematikan atau tidak lazim dipakai membunuh, namun
menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.
3) Pembunuhan karena kesalahan (Qatlu al-khata’) yaitu perbuatan seseorang
tanpa bermaksud melakukan kejahatan namun karena salah sasaran
menyebabkan kematian seseorang. Seperti seseorang yang berburu rusa
namun mengenai orang lain hingga berakibat kematian.
3. Dasar hukum larangan membunuh
Membunuh adalah salah satu perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam,
karena Islam menghormati dan melindungi hak hidup setiap manusia.
Sebagaimana
firman Allah Swt :
FIKIH MA PEMINATAN IPA, IPS, BAHASA & MA KEJURUAN KELAS
XI
Artinya: Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah
(membunuhnya),
kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh
secara zalim, maka
sungguh, Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya, tetapi
janganlah walinya itu
melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang
yang mendapat
pertolongan. (QS. Al-Isra’ [17]: 33)
4. Hukuman bagi pelaku pembunuhan
1) Pembunuhan sengaja (Al qatlu al ‘amdi)
Hukuman bagi pelaku tindak pidana pembunuhan sengaja adalah qisas,
yaitu pelaku harus diberikan sanksi (hukuman) yang setimpal dan berat.
Dalam
hal ini maka hakim yang menjadi pelaksana hukuman qisas. Adapun keluarga
korban tidak diperbolehkan main hakim sendiri.
2) Pembunuhan seperti sengaja (al qatlu syibhu al-‘amdi)
Pelaku pembunuhan seperti sengaja tidak mendapatkan hukuman qisas,
namun dihukum dengan membayar sejumlah denda yaitu diyat mughalladzah
(diat berat), dan dapat dibayarkan secara bertahap selama tiga tahun kepada
keluarga korban, yang setiap tahunnya sepertiga.
3) Pembunuhan karena kesalahan (Al qatlu al khata’)
Hukuman bagi pembunuhan karena kesalahan adalah membayar sejumlah
denda yaitu diyat mukhaffafah (diyat ringan) yang diambilkan dari harta
keluarga
233
pembunuh dan dapat dibayarkan secara bertahap selama tiga tahun kepada
keluarga korban, setiap tahunnya sepertiga.
5. Pembunuhan secara berkelompok (Qatul al-Jama‘ah ‘ala Wahid)
Pembunuhan Secara Berkelompok (al-qatlu al-jama‘ah ‘ala wahid)
Apabila sekelompok orang secara bersama-sama membunuh seseorang, maka
mereka harus dihukum qisas. Hal ini disandarkan pada pernyataan Umar bin
Khattab
terkait tindak pidana pembunuhan secara berkelompok yang diriwayatkan
Imam
Bukhari berikut:
Artinya: "Dari Sa’id bin Musayyab bahwa Umar ra telah menghukum
bunuh lima atau enam orang yang telah membunuh seseorang laki-laki
secara dzalim (dengan ditipu) di tempat sunyi. Kemudian ia berkata:
Seandainya semua penduduk San'a secara bersama-sama membunuhnya
niscaya akan aku bunuh semua." ( Musnad al-Imam al-Syafi'i)
6. Hikmah larangan membunuh
Islam menerapkan hukuman bagi pelaku pembunuhan tidak lain untuk
memelihara kehormatan dan keselamatan jiwa setiap manusia. Pelaku tindak
pembunuhan diancam dengan hukuman yang setimpal sesuai perbuatannya.
Sabda Rasulullah Saw:
Artinya: “Pembunuhan sengaja (hukumannya) adalah Qisas, kecuali jika
wali korban
memaafkan.”(HR. Ad-Daruqutni)
• Pertemuan 2
234
1. Pengertian penganiayaan
Dalam pidana Islam istilah penganiayaan bisa juga disebut jarimah (tindak
pidana) pelukaan. Menurut kamus Al-Munjid diterangkan bahwa pelukaan
adalah dari kata “ jarah” yang berarti “shaqq ba’d badanih” yaitu menyakiti
sebagian anggota badan manusia. Oleh karena itu yang dimaksud dengan
penganiayaan di sini adalah perbuatan tindak pidana berupa melukai,
merusak fungsi atau menghilangkan anggota tubuh seseorang yang
dimaksudkan untuk menyakiti atau menyiksa orang lain dengan sengaja
2. Macam-macam penganiayaan
a. Penganiayaan berat yaitu perbuatan merusak bagian badan yang
menyebabkan
hilangnya manfaat atau fungsi anggota badan tersebut, seperti memukul
tangan
sampai patah, merusak mata sampai buta dan lain sebagainya.
b. Penganiayaan ringan yaitu perbuatan melukai bagian badan yang tidak
sampai
merusak atau menghilangkan fungsinya melainkan hanya menyebabkan
luka atau cacat ringan
Tindakan penganiayaan diatas dikenakan sanksi apabila memenuhi
beberapa unsur–unsur sebagai berikut:
1) Perbuatan menimbulkan rasa sakit atau luka pada badan orang lain.
2) Tidak dengan maksud patut atau dengan kata lain melewati batas yang
diizinkan.
3) Perbuatan diiringi dengan niat ingin menyakiti orang lain
3. Hukuman bagi pelaku tindak pidana penganiayaan:
Perbuatan menganiaya ini tidak dibenarkan dan sangat dilarang dalam
Islam, sama halnya dengan larangan melakukan pembunuhan terhadap
orang lain
tanpa alasan yang dibenarkan. Allah berfirman dalam surat surat al-Maidah
ayat
45:
Artinya: "Kami telah menetapkan bagi mereka di dalamnya (Taurat) bahwa
nyawa
(dibalas) dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan
hidung, telinga dengan
telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada qisas -nya
(balasan yang sama).
Barangsiapa melepaskan (hak qisas)nya, maka itu (menjadi)
penebus dosa baginya.
235
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka
itulah orang-orang Zalim." (Q.S. al-Maidah [5]: 45)
Pertemuan ke 3
Diskusi kelompok
Kelompok 1 :mahasiswa uin di bunuh seniornya di kost
kelompok 2 : kasus pembunuhan holy anjara
Kelompok 3 :di bunuh karena di bakar di makassar
Kelompok 4 : mahasiswa uin di bunuh seniornya di kost
Kelompok 5 : pembunuhan menewaskan 1 kleuarga di bogor
- Pertemuan 4
C. QISAS
1. Pengertian qisas
Qisas berasal dari kata “Qasasa” yang artinya memotong atau berasal dari
kata Iqqtsa yang artinya mengikuti, yakni mengikuti perbuatan si penjahat
sebagai
pembalasan atas perbuatannya. Menurut syara’ qisas ialah hukuman
balasan yang
seimbang bagi pelaku tindak pidana pembunuhan maupun perusakan atau
penghilangan fungsi anggota tubuh orang lain yang dilakukan dengan
sengaja
(penganiayaan).
2. Macam-macam qisas
Berdasarkan pengertian di atas, maka Qisas dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Qisas untuk tindak pembunuhan yang merupakan hukuman bagi
pembunuh
sengaja.
b) Qisas untuk tindak penganiayaan (yang merupakan hukuman bagi pelaku
tindak
pidana melukai, merusak fungsi atau menghilangkan anggota badan).
3. Hukum Qisas
Mengenai hukuman qisas ini, baik qisas pembunuhan maupun qisas
anggota badan, dijelaskan dalam al -Qur’an surat al-Maidah [5]: 45:
4. Syarat-syarat qisas
Pelaku tindak pidana pembunuhan dan penganiayaan yang akan dijatuhi
hukuman qisas jika memenuhi beberapa syarat. Syarat-syarat yang
dimaksud
adalah sebagai berikut:
236
a. Orang yang terbunuh terpelihara darahnya (orang yang benar-benar baik).
b. Pelaku tindak pidana pembunuhan sudah baligh dan berakal, sebagaimana
sabda Rasulullah Saw:
Artinya: "Dari sahabat Ali Ra. dari Nabi Saw. bersabda: terangkat
hukum (tidak
kena hukum) dari tiga orang yaitu; orang tidur hingga ia bangun, anak-
anak hingga
ia dewasa, dan orang gila hingga ia sembuh dari gilanya.” (HR. Ahmad
dan Abu
\
Dawud)
c. Pembunuh bukan bapak (orangtua) dari terbunuh
Jika seorang ayah (orangtua) membunuh anaknya maka ia tidak dikenai
hukuman qisas. Tapi sebaliknya, jika seorang anak membunuh orang
tuanya, maka dikenakan sanksi berupa hukuman qisas
d. Orang yang dibunuh sama derajatnya dengan orang yang membunuh,
seperti
muslim dengan muslim, merdeka dengan merdeka dan hamba dengan
hamba
6. Hikmah qisas
a. Dapat dijadikan suatu pelajaran bahwa keadilan harus ditegakkan. Dan salah
satu bentuk keadilan itu adalah jiwa dibalas dengan jiwa, anggota badan
juga dibalas dengan anggota badan.
b. Memelihara keamanan dan ketertiban. Karena dengan adanya qisas,
seseorang akan berpikir lebih jauh jika akan melakukan tindak pidana
pembunuhan ataupun penganiayaan. Di sinilah qisas memiliki peran penting
dalam menjauhkan manusia dari nafsu membunuh ataupun menganiaya orang
lain, yang pada akhirnya akan tercipta lingkungan masyarakat yang tertib,
damai, aman dan tentram.
237
c. Dapat mencegah pertentangan dan permusuhan yang mengundang
terjadinya
pertumpahan darah. Dalam konteks ini qisas memiliki andil besar
membantu program pemerintah dalam usaha memberantas berbagai
macam praktik kejahatan,
sehingga mewujudkan suasana yang tentram dan keamanan masyarakat
lebih terjamin.
C. Pertanyaan Pemantik :
21. Guru memeriksa dan memastikan semua sarana dan prasarana yang diperlukan
tersedia.
22. Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan nyaman
23. Menyiapkan bahan tayang dan multimedia pembelajaran interaktif
D. Kegiatan Pembelajaran:
Urutan kegiatan pembelajaran:
Pendahuluan ( 20 menit )
49. Siswa berdoa secara bersama-sama
50. Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi
masing- masing
Motivasi
51. Guru Memberikan Motivasi singkat kepada siswa
238
Kegiatan Pembelajaran Inti ( 80 menit)
peserta didik mengamati materi yang sedang berlangsung.
52. Guru dan siswa saling berinteraksi tentang materi yang telah dijelaskan .
( agar siswa lebih terfokus
53. Guru Menyelesaikan Penjelasan Materi.
9. Guru Memberi kesempatan pada Siswa Bertanya mengenai materi yang
belum di pahami.
Penutup Pembelajaran ( 20menit )
10. Guru Meminta salah satu siswa menyampaikan apa yang telah di
pahami dari materi sebagai refleksi akhir
11. Guru Menyampaikan Rangkuman Materi
12. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama-sama.
Asesmen:
Ases
Aspek yang
Indikator kemampuan Nilai Paraf Guru
dinilai
27. Keaktifan Aktif memberi pendapat dalam diskusi 100
Dalam
Memahami materi. 90
239
kelompok Memperhatikan Saat Penjelasan Materi 80
Diskusi Kurang Memberi masukan dan
70
pendapat dalam Diskusi
28. 2. Dapat Kurang Aktif dalam Tanya jawab 60
Menjelaskan
Kesimpulan
dari hasil
diskusi
29. 3. Dapat Tidak mampu menjawab pertanyaan
50
menjawab seputar materi yang telah di jelaskan
pertanyaan
yang di berikan
30.
3. Asesmen Sumatif ( Akhir Pembelajaran )
Asesmen Sumatif dilakukan pada Priode Pelajaran tertentu
a. Memberi ujian Harian pada Akhir Materi BAB I
F. Pengayaan Siswa
Refleksi untuk :
Siswa
Kelas : ..................
Pertanyaan Nilai
20. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang pengertian pembunuhan
?
21. jelaskan hukuman bagi pelaku pembunuhan ?
G. Refleksi :
240
LAMPIRAN
Bagian I: essay
241
Lembar Penilaian Kelompok Diskusi
Nama :
Kelas :
Penguasaan
Materi
Kualitas
Argumentasi
Penggunaan
Sumber
Kemampuan
Berdiskusi
Kemampuan
Menjawab
Kreativitas
Kesimpulan
Kehadiran
dan
Partisipasi
Kejelasan
Ekspresi
Penilaian Skor:
242
jawaban yang sangat tidak memadai.
243
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 5
Kriteria (Tidak (Kurang (Cukup Skor 4 (Sangat
Sikap Memenuhi) Memenuhi) Memenuhi) (Baik) Baik)
Kerjasama
Disiplin
Tanggung
Jawab
Inisiatif
Komunikasi
Kreativitas
Ketekunan
Kejujuran
Toleransi
Kehadiran
Sikap
Terhadap
Tugas
244
Penilaian Skor:
• alquran
• Internet
Daftar Pustaka:
245
NBM.3216535 NIM . 105191116820
Mengetahui,
Kepala Madrasah
246
247
248
249
Lampiran V
Dokumentasi
Pelepasan mahasiswa PPL
250
Observasi
Kegiatan – Kegiatan
251
Pawai
252
Membantu administrasi kantor
Lomba 17 Agustus
253
Upacara 17 agustus sekaligus pemberian hadiah
254
Brefing MA & MTS
255
Pelatihan program BKPI
256
Pelatihan DAI program PAI
257
Program Ekstrakulikuler sekolah
Program Tahfidz
Program BSMR
Program Paskibra
258
Penarikan Mahasiswa PPL
259
Pemberian cendramata
260
Cendramata untuk sekolah
261
Cendramata untuk pamong
262
Memories
263
264