SKRIpsi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING
TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE TERHADAP HASIL BELAJAR

GEOGRAFI SISWA KELAS X SMAS KATOLIK XAVERIUS PADANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd)
Disusun Oleh:
Dian Jordan Simamora
19045010/2019
Dosen Pembimbing
Sari Nova S.Pd, M.Sc
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
ABSTRAK
Dian Jordan Simamora. 2023. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning

Tipe Rotating Trio Exchange Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X
Smas Katolik Xaverius Padang. Program Studi Pendidikan Geografi,
Deparemen Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif learning tipe Rotating Trio Exchange (RTE) terhadap hasil belajar geografi
siswa kelas X di SMAS Katolik Xaverius Padang.
Jenis penelitian ini dengan metode eksperimen. Populasi terdiri dari 2 kelas yaitu
kelas X E-1 berjumlah 28 siswa dan kelas X E-2 berjumlah 28 siswa. Sementara sampel
yang digunakan yaitu sampling jenuh dengan seluruh siswa kelas X. Teknik
pengumpulan data melalui pretest-posstest dan dokumentasi. Uji prasayat analisis
menggunakan uji normalitas dan homogenitas dan teknik analisa data menggunakan uji-
t dan uji N-gain.
Hasil data menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen. Dari uji T pada
taraf signifikansi ɑ = 0,05 diperoleh Thitung = 2.399 dan Ttabel = 1.35 sehingga
Thitung > Ttabel, maka Ho diterima dan Hɑ ditolak. Berdasarkan uji N-gain yang
diperoleh pada kelas eksperimen diperoleh peningkatan pengetahuan atau N-gain
sebesar 75,64% berada pada kategori berpengaruh, sedangkan pada kelas kontrol
diperoleh peningkatan pengetahuan atau N-Gain sebesar 61,53% berada pada kategori
sedang atau cukup berpengaruh. Sehingga dari hasil uji-t dan uji n-gain dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara model pembelajaran kooperatif
learning tipe Rotating Trio Exchange dengan hasil belajar siswa kelas X SMAS Katolik
Xaverius Padang.
Kata Kunci : Model pembelajaran Kooperatif, RTE (Rotating Trio Exchange), Hasil
belajar, Geografi.
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nyasehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Rotating
Trio Exchange Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X SMAS Katolik
Xaverius Padang”. Skripsi ini ditulis guna memenuhi syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang.
Dalam penyelesaian studi dan penulisan skripsi ini, banyak memperoleh bantuan
baik pangajaran, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Afriva Khaidir, S.H., H. Hum, MAPA, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Padang
2. Bapak Febriandi, S.Pd., M.Si, selaku Kepala Departemen Geografi dan Koordinator
Program Studi Geografi Universitas Negeri Padang.
3. Ibu Sari Nova, S.Pd, M.Sc, Selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah memberikan arahan, kritik dan saran kepada penulis
dalam proses penulisan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Nofrion, M.Pd selaku penguji I dalam pengerjaan skripsi penulis yang
memberikan arahan dan saran dalam penulisan skripsi penulis.
5. Ibu Dra. Rahmanelli, M.Pd selaku penguji II dalam pengerjaan skripsi penulis yang
memberikan arahan dan saran dalam penulisan skripsi penulis.
v
6. Ibu Dra. Poppy Fransiska, selaku Pelaksana Kegiatan Yayasan (PKY) Prayoga
Padang yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis dalam
melakukan kegiatan penelitian di SMAS Katolik Xaverius Padang.
7. Bapak Yosef Paskalis Gego, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMAS Katolik Xaverius
Padang yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam pelaksanaan
penelitian yang dilakukan oleh penulis.
8. Bapak Zeri Milyuta Putra, S.Pd selaku guru Geografi yang telah membimbing
penulis selama penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kedua Orang Tua penulis Parlindungan Simamora dan Miwarni Sitompul yang
selalu berjuang dan mendukung penuh penulis dengan Doa, Kasih Sayang, Moril
maupun Material.
10. Kedua saudara penulis, Ignatius Simamora dan Giosagita Simamora yang selalu
memberikan dukungan, semangat serta doa kepada penulis.
11. Pemilik NIM 20058005 yang selalu memberikan dukungan, semangat dan bantuan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Seluruh keluarga penulis yang berada di kota padang, terutama persekutuan
Immnauel Padang dan Wisma Dosroha yang selalu memberikan doa, dukungan, dan
semangat kepada penulis.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan kemampuan dari ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh
karenanya atas kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini penulis
memohon maaf dan bersedia menerima kritikan yang membangun.
vi
Terakhir, harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
siapa saja yang membacanya.
Padang, November 2023
Penulis,
Dian Jordan Simamora

19045010
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Identifikasi Masalah........................................................................................5
C. Batasan Masalah.............................................................................................6
D. Rumusan Masalah...........................................................................................6
E. Tujuan Penelitian............................................................................................6
F. Manfaat Penelitian..........................................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................................9
A. Pembelajaran...................................................................................................9
B. Hasil Belajar..................................................................................................10
C. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar.................................................10
D. Pembelajaran Geografi..................................................................................15
E. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning).......................................18
F. Penelitian Relevan........................................................................................24
G. Kerangka Konseptual....................................................................................42
H. Hipotesis.......................................................................................................45
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................46
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...................................................................46
B. Lokasi Penelitian dan waktu Penelitian........................................................47
C. Populasi dan Sampel.....................................................................................48
D. Variabel Penelitian........................................................................................50
E. Prosedur Penelitian.......................................................................................51
F. Sumber Data..................................................................................................52
G. Teknik Pengumpulan Data............................................................................53
H. Instrumen Penelitian.....................................................................................58
viii
I. Teknik Analisis Data........................................................................................62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................65
A. Profil Sekolah................................................................................................65
B. Sarana Prasarana Sekolah.............................................................................66
C. Kemampuan Siswa........................................................................................68
D. Hasil Penelitian.............................................................................................70
E. Pembahasan Penelitian.................................................................................82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................82
A. Kesimpulan...................................................................................................82
B. Saran.............................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................88
LAMPIRAN................................................................................................................92
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pola Rotating Tipe Exchange...................................................................22

Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir..................................................................................44
Gambar 3. 1 Peta Lokasi Sekolah
Gambar 3. 2 Bagan Prosedur Penelitian
Gambar 4. 1 Kemampuan Awal (pretest)
Gambar 4. 2 Kemampuan Akhir (Posttest)
Gambar 4. 3 Pembentukan kelompok model RTE
Gambar 4. 4 Guru memberikan pertanyaan
Gambar 4. 5 Kelompok berdiskusi
Gambar 4. 6 Kelompok presentase
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Konvensional.....19

Tabel 2. 2 Kelebihan dan kelemahan Rotating Trio Exchange.......................................22
Tabel 3. 1 Populasi kelas X Tahun ajar 2022/2023
Tabel 3. 2 Sampel kelas X Tahun ajar 2022/2023
Tabel 3. 3 Sumber Data Penelitian
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3. 5 Kriteria Validitas Instrumen Tes
Tabel 3. 6 Kriteria/ Klasifikasi Relibel
Tabel 3. 7 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Soal
Tabel 4.1 Sarana Sekolah.................................................................................................66
Tabel 4.2 Prasarana Sekolah............................................................................................67
Tabel 4. 3 Rata-rata Nilai Pretest....................................................................................68
Tabel 4. 4 Rata-rata Nilai Posttest...................................................................................69
x
Tabel 4. 5 Hasil Reabilitas Soal.......................................................................................71
Tabel 4. 6 Hasil Uji Indeks Daya Beda............................................................................73
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas.......................................................................................74
Tabel 4. 8 Hasil Uji Homogenitas....................................................................................76
Tabel 4. 9 Uji Hipotesis Uji-t dependent.........................................................................78
Tabel 4. 10 Hasil Uji N-Gain...........................................................................................80
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.......................................................................................................................93
Lampiran 2.......................................................................................................................95
Lampiran 3.......................................................................................................................97
Lampiran 4.......................................................................................................................99
Lampiran 5.....................................................................................................................102
Lampiran 6.....................................................................................................................105
Lampiran 7.....................................................................................................................106
Lampiran 8.....................................................................................................................107
Lampiran 9.....................................................................................................................108
Lampiran 10...................................................................................................................109
Lampiran 11...................................................................................................................110
Lampiran 12...................................................................................................................111
Lampiran 13...................................................................................................................122
Lampiran 14...................................................................................................................133
Lampiran 15...................................................................................................................143
Lampiran 16...................................................................................................................147
Lampiran 17...................................................................................................................137
Lampiran 18...................................................................................................................140
Lampiran 19...................................................................................................................141
Lampiran 20...................................................................................................................142
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam memajukan suatu bangsa tentu diperlukan sistem pendidikan yang
baik. Melalui pendidikan yang baik ini, tentu akan diperoleh hal-hal yang baru
yang dapat digunakan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa pendidikan merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pembelajaran merupakan sebuah istilah yang tidak akan bisa lepas dari
sebuah makna pendidikan.
Menurut Sudjana (2012), pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan
dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Hasil dari suatu pembelajaran akan tampak dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas pada tingkah laku, seperti peningkatan
kecakapan, daya pikir, pemahaman, keterampilan, sikap , kebiasaan dan juga
kemampuan-kemampuan lainnya. Proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tidak hanya terjadi pada beberapa
mata pelajaran tertentu, tetapi hampir semua mata pelajaran diajarkan dengan
1
2
menggunakan metode tradisional yaitu ceramah, hal ini ini juga tidak terlepas
dari mata pelajaran geografi.
Geografi merupakan salah mata pelajaran yang telah berkembang
dengan pesat dan sangat dibutuhkan. Pembelajaran geografi bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi. Banyak hal yang dijumpai yang berhubungan dengan alam sekitar ini,
baik yang berhubungan dengan masyarakat, keadaan alam, serta berbagai
fenomena alam lainnya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
menunjukkan bahwa manusia membutuhkan geografi karena mempengaruhi
aspek kehidupan. Pelajaran geografi salah satu pelajaran yang diajarkan kepada
siswa tingkat SMA/MA. Dalam praktiknya banyak sekolah yang belum
mencapai hasil pembelajaran seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu diperlukan
suatu model pembelajaran yang mampu membantu proses penyampaian
pembelajaran geografi dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu bentuk pola aktivitas yang merupakan
dasar pijakan guru mengorganisir kegiatan pembelajaran. Trianto (2012)
berpendapat bahwa “Model pembelajaran adalah suatu perencanaan suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial”. Model juga merupakan konsep dasar
pengembangan pembelajaran karena model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang menuntun guru menetapkan prosedur dan langkah-langkah
pembelajaran yang sistematis, petunjuk mengorganisir kegiatan pembelajaran,

3
dan meramu komponen-komponen pembelajaran yang dapat menghantarkan
aktivitas anak didik secara optimal.
Idealisnya guru harus menggunakan model pembelajaran yang tepat dan
efektif pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Model pembelajaran yang
efektif sangat membantu dalam proses pembelajaran sehingga nantinya
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran yang tepat juga dapat memberikan informasi yang sesuai dengan
apa yang ingin disampaikan. Selain itu pembelajaran abad 21 lebih
mengembangkan keterampilan andagogik siswa. Sehingga siswa mampu
meningkatkan kemampuan berfikir dalam dirinya. Salah satu upaya yakni
menggunakan model pembelajaran yang berbentuk games kelompok.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan yang peneliti lakukan selama
masa Pengalaman Praktek Lapangan (PPL) pada periode Juli – Desember 2022
di SMAS Katolik Xaverius Padang, hasil ulangan harian dan UTS (Ujian Tengah
Semester) siswa masih cukup rendah dan masih dibawah nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) sebesar 75. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai ulangan
bulanan rata-rata 65 dan penilaian tengah semester 67. Masalah ini disebabkan
model pembelajaran yang diterapkan oleh guru sebelumnya masih menggunakan
sistem konvesional atau model ceramah. Sehingga siswa merasa bosan dan tidak
tertarik pada model pembelajaran tersebut dikarenakan tidak tepat materi dengan
model pembelejaran seharusnya. Selain itu pembelajaran terkesan monoton,

4
hingga berdampak pada tingkat keaktifan belajar siswa yang masih rendah dan
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Apabila permasalahan penggunaan model pembalajaran yang tidak tepat
ini dibiarkan, maka nantinya tingkat pemahaman siswa semakin menurun. Selain
itu kualitas pembelajaran akan menurun dan makin tertinggal dengan
perkembangan pendidikan abad 21. Karena seharusnya pembelajaran abad 21
lebih menekankan siswa untuk menemukan pengetahuan, keterampilan, dan
mampu memecahkan masalah yang terjadi didalam kehidupannya sehari-hari.
Oleh karenanya, peran guru sangat mendominasi model pembelajaran yang
kurang beragam dalam proses pembelajaran berlangsung, sehingga peserta didik
kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran serta jarang dalam mengajukan
pertanyaan. Untuk itu perlu adanya perubahan dalam pembelajaran agar dapat
meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning
tipe rotating trio exchange.
Menurut Siberman (2016) Rotating Trio Exchange (RTE) merupakan
sebuah model pembelajaran yang berkelompok yang dimana ada rotasi atau
perputaran siswa dalam kelompok yang bertujuan menciptakan kelompok-
kelompok belajar yang mampu memberikan pemahaman dan memunculkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Salah satu keunggulan dari model
pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE) adalah perbedaan
pendapat antara siswa dapat dikompromikan atau diarahkan pada suatu diskusi
5
yang dimana hal ini bertujuan agar suasana kelas tidak terkesan membosankan
dan pendapat dari masing-masing peserta didik dapat dijelaskan di setiap
kelompok.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif learning tipe rotating trio
exchange memiliki keunggulan diantaranya, membantu proses pembelajaran
dikarenakan dapat mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam
menjawab pertanyaan. Selain itu, model pembelajaran ini memberikan
kesempatan kepada siswa lainnya untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas
sehingga guru dapat menjelaskan kembali.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian ini dan mengkaji lebih lanjut untuk mengetahui “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Rotating Trio Exchange Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X SMAS Katolik Xaverius Padang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, ditemukan beberapa masalah
yang terjadi. Adapun identifikasi masalah pada penelitian ini :
1. Kurang tertariknya peserta didik dalam materi pembelajaran geografi
dikarenakan kurang beragamnya model pembelajaran yang digunakan;
2. Tidak optimalnya aktivitas dan hasil belajar siswa dikarenakan model
pembelajaran yang digunakan tidak efektif.
3. Pembelajaran konvensional yang masih berpusat pada guru

6
4. Kurangnya aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar yang
mengakibatkan peserta didik banyak yang mengantuk dan tidak fokus ketika
pelajaran berlangsung
5. Metode mencatat yang digunakan peserta didik dalam bentuk tulisan panjang
yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat
membosankan dan monoton.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan lebih fokus dan tidak meluas maka perlu
adanya batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu penerapan
model pembelajaran kooperatif learning tipe rotating exchange pada hasil
belajar di kelas X SMAS Katolik Xaverius Padang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang akan diteliti oleh penulis, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh model pembelajaran
kooperatif learning tipe rotating trio exchange terhadap hasil belajar siswa kelas
X pada mata pelajaran geografi di SMAS Katolik Xaverius Padang?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif
learning tipe Rotating Trio Exchange terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran geografi di kelas X SMAS Katolik Xaverius Padang.

7
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ada dua yaitu secara teoritis dan
secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam rangka mengembangkan
penelitian mengenai penggunaan model yang sesuai dengan pendidikan di
kelas X pada mata pelajaran geografi dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
bantuan yang bermanfaat untuk sekolah. Dimana dengan adanya
penelitian ini dapat dijadikan informasi dan pertimbangan dalam
mengembangkan pembelajaran geografi
b) Bagi guru, sebagai pengetahuan baru dan dapat dijadikan sebuah
alternatif dalam memilih model pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran geografi.
c) Bagi Penulis
1) Sebagai syarat kelulusan S1 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Padang
2) Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai
penelitian, khususnya perbandingan penggunaan model pembelajaran

8
kooperatif tipe Rotating Trio Exchange dan model pembelajaran tipe
Bamboo Dancing dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
d) Peneliti berikutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
masukan dan gambaran mengenai model pembelajaran kooperatif tipe
Rotating Trio Exchange.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membelajarkan
siswa. Hal ini sebagaimana dikemukakan Komalasari (2013), Pembelajaran
merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan pembelajar yang
direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar
dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.
Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana cara-cara tercapai tujuan
tersebut, meliputi pengorganisasian pembelajaran, penyampaian isi pembelajaran,
dan penataan interaksi antara sumber-sumber yang ada agar dapat berfungsi
secara optimal.
Unsur-unsur yang terdapat sistem pengajaran merupakan unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam
sistem pengajaran adalah guru, siswa dan tenaga lainnya. Materi meliputi buku,
papan tulis, dan media lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan
belajar, komputer dan audio visual. Prosedur meliputi jadwal, praktik, ujian dan
sebagainya. Selanjutnya Wina Sanjaya (2011) mengatakan “Agar proses
pembelajaran berhasil perlu dianalisis sebagai komponen yang membentuk sistem
proses pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi
pelajaran, metode, atau strategi pembelajaran, media dan evakuasi”.
9
10
B. Hasil Belajar
Menurut Kunandar (2013) “hasil belajar merupakan kompetensi atau
kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai
atau dikuasi peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Sehingga
dapat dikatakan bahwa hasil belajar bukan hanya dilihat dari tes berupa angka
semata, akan tetapi dari perubahan tingkah laku serta kepribadian pada orang
tersebut yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru, hasil belajar
dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut
bermanfaat bagi guru dan siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan
siswa dan kualitas pengajar. Kualitas pengajar yang dimaksud adalah profesional
yang dimiliki oleh guru.
C. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar di sekolah sama halnya sebagai proses atau aktivitas yang
diisyaratkan oleh berbagai faktor dalam arti luas. Tujuan utama belajar yaitu
untuk mencapai perubahan tingkah laku yang sesuai dengan situasi tertentu dan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh kurikulum pendidikan. Tingkah
laku yang diharapkan berupa kemahiran, keterampilan, pengetahuan, sikap,
kepribadian, dan kebiasaan. Tingkah laku tersebut diharapkan mampu untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu dengan hasil terprogram.

11
Kegiatan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berhubungan
satu sama lainnya. Paling tidak ada dua faktor yang berkaitan dengan prestasi
belajar, yaitu faktor internal yang terdiri dari minat, bakat, motivasi, dan cara
belajar. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
1. Faktor Internal
a) Minat
Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan yang diperhatikan terus-menerus yang
disertai dengan rasa senang. Menurut Djaali (2014), minat (interest)
berarti rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian
hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya seorang
siswa yang menaruh minat besar terhadap geografi akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian, karena
pemusatan perhatian yang lebih intensif terhadap materi yang
memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai
prestasi yang diinginkan. Guru dalam hal ini seharusnya berusaha
membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang
terkandung dalam bidang studinya dengan cara membangun sikap positif
seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

12
b) Bakat
Bakat bisa diartikan sebagai kemampuan bawaan seseorang sebagai
potensi yang perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Orang
yang mempunyai bakat dalam suatu bidang akan mencapai prestasi yang
tinggi dalam bidang tersebut. Syah (2013) menjelaskan bahwa bakat
diartikan sebagai kemampuan individu yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Sedangkan menurut
pendapat Slameto (2013), menjelaskan bahwa “Jika bahan pelajaran siswa
sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajar akan lebih baik dikarenakan
siswa senang dengan pelajarannya.
Berangkat dari beberapa pendapat diatas maka dapat diketahui
bahwa prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan. Setiap
anak memiliki bakat yang berbeda-beda, dan bakat tersebut erat kaitannya
dengan prestasi yang akan dicapai.Bakat juga akan mempengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar bidang-bidang tertentu. Oleh karenanya
keputusan yang tidak bijaksana apabila orang tua memaksakan
kehendaknya menyekolahkan anak pada jurusan atau keahlian tertentu
tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa bakat
merupakan suatu keadaan atau ciri-ciri khas yang dimiliki seorang anak
dalam bidang kemampuan yang dibawah sejak lahir dan akan berkembang
dengan baik, apabila lingkungan memberikan rangsangan dan latihan.

13
Begitu juga dengan pelajaran yang diberikan di sekolah apabila sesuai
dengan bakat, proses ini akan menambah hasil yang baik. Oleh karena itu
bakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
c) Motivasi
Menurut Aina Mulyana (2018) mengartikan bahwa motivasi belajar
adalah segala usaha didalam diri sendiri yang menimbulkan kegiatan
belajar, dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberi
arah pada kegiatan-kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki
tercapai. Adanya motivasi dari seseorang akan terdorong untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
d) Cara Belajar
Sumarmi (2012) berpendapat bahwa cara belajar pada pembelajaran
geografi dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti cara belajar
dengan menggunakan peta pikiran, dan cara belajar dengan studi
lapangan. Cara belajar meliputi pembuatan jadwal pelajaran dan
pelaksanaannya, membaca buku pelajaran, membuat catatan, mengulangi
kembali materi pembelajaran, dan mengerjakan tugas.
2. Faktor Eksternal
a) Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah tempat pertama bagi seorang anak
dalam memperoleh pendidikan. Seorang siswa di sekolah sangat
tergantung bagaimana orang tua mendidik dan membina dirumah.

14
Sebagian waktu seorang siswa berada di rumah orang tua, dan adik kakak
siswa adalah orang yang paling dekat dengan dirinya, oleh karena itu
keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi
pengaruh pada prestasi siswa. Hal ini juga didukung dengan pendapat
Ihsana (2017) bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang
pertama dan utama bagi anak. Adapun bagian dari anggota keluarga yakni,
cara orang tua mendidik, hubungan anggota keluarga, Suasana rumah dan
keadaan ekonomi keluarga.
b) Lingkungan Sekolah
Dalam proses meningkatkan hasil belajar lingkungan sekolah
merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Karena lingkungan sekolah
merupakan tempat siswa dalam meningkatkan pemahaman dalam belajar
dan hasil belajar. Dalyonno (2010) menjelaskan bahwa “lingkungan
sekolah merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak terutama kecerdasannya.
Lingkungan sekolah juga berperan dalam meningkatkan pola pikir anak,
karena kelengkapan sarana dan prasarana dalam belajar serta kondisi
lingkungan yang baik sangat penting guna mendukung terciptanya
lingkungan belajar yang menyenangkan.
c) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga merupakan hal yang berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu orang tua harus dapat
15
mengerti pergaulan anak agar mereka tidak salah langkah dalam
pergaulan. Uraian tersebut sependapat dengan Ihsana (2017) yang
mengemukakan bahwa “Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa, dalam hal ini pengawasan orang tua
sangat dibutuhkan untuk mengontrol secara proporsional teman bergaul
anak.
D. Pembelajaran Geografi
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala dan sifat-sifat
permukaan bumi serta penduduknya disusun menurut letaknya, dan menerangkan
baik tentang terdapatnya gejala-gejala serta sifat-sifat permukaan bumi dan
penduduknya. Sedangkan Nursid Sumaatmadja (2017) mendefinisikan bahwa
pengertian dari geografi yaitu ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan maupun kewilayahan
dalam konteks keruangan. Nursid Sumaatmadja (2017) juga menyatakan bahwa
pembelajaran geografi adalah pembelajaran yang membahas tentang aspek-aspek
keruangan dari permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan
kehidupan dengan wilayahnya.
1. Konsep Ilmu Geografi
Suharyono dan Moch. Amien (2013), menjelaskan ada beberapa konsep
esensial geografi diantaranya adalah:

16
a. Konsep lokasi
Konsep lokasi merupakan konsep utama yang sejak awal pertumbuhan
geografi telah menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan geografi. Secara
pokok dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu lokasi absolut dan relatif.
Lokasi absolut menunjukkan letak yang tetap terhadap sistem greet atau
koordinat garis lintang dan bujur.
b. Konsep jarak
Konsep jarak adalah pembatas yang memiliki sifat alamiah. Jarak
memiliki kaitan dengan lokasi dan upaya dalam memenuhi kebutuhan
pokok kehidupan manusia.
c. Konsep keterjangkauan
Pada dasarnya konsep keterjangkauan tidak selalu berkaitan dengan
jarak, namun juga dapat berpengaruh pada kondisi medan atau ada
tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dipakai.
d. Konsep morfologi
Morfologi menggambarkan perwujudan daratan muka bumi sebagai
hasil pengangkatan atau penurunan wilayah (secara geologis) yang
lainnya disertai erosi dan sedimentasi sehingga ada yang berbentuk
pulau- pulau daratan luas yang berpegunungan dengan lereng- lereng
tererosi, lembah- lembah dan dataran aluvialnya.

17
e. Konsep aglomerasi
Aglomerasi adalah kecenderungan persebaran yang bersifat
mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit dan
menguntungkan baik mengingat kesejenisan gejala maupun adanya
faktor-faktor umum yang menguntungkan.
f. Konsep interaksi (interdependensi)
Interaksi atau independensi yaitu peristiwa saling mempengaruhi
antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Hal ini terjadi karena
setiap tempat mampu mengembangkan potensi sumber- sumber serta
kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang ada di tempat lain.
g. Diferensiasi Area
Diferensiasi area berkaitan dengan perbedaan corak antara wilayah di
permukaan bumi. Konsep Diferensiasi area ini digunakan untuk
mempelajari perbedaan gejala geografi antara wilayah yang satu dengan
yang lain di permukaan bumi.
2. Tujuan Pembelajaran Geografi
Berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi,
dengan adanya pembelajaran geografi di sekolah bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan diantaranya:
a. Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang
berkaitan.
18
b. Agar dapat menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh sebuah data
atau informasi, serta dapat mengkomunikasikan dan dapat menerapkan
pengetahuan geografi.
c. Agar dapat menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan
memanfaatkan sumber daya alam secara bijak dan juga memiliki sikap
toleransi terhadap sebuah keragaman budaya masyarakat.
E. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran Kooperatif merupakan (Cooperative Learning) adalah salah
satu model pembelajaran kelompok. Menurut Wijaya dan Arismunandar (2018)
menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif learning merupakan suatu kolaborasi
antar objek atau subjek pembelajaran, fasilitas pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, serta prosedur pembelajaran yang mempengaruhi.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran yang diterapkan kepada siswa dengan cara
membagi siswa kedalam kelompok yang berjumlah kecil sehingga siswa mampu
saling bekerja sama. Pembelajaran kooperatif juga memiliki keunikan tersendiri
jika dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Adapun perbedaan antara
dua jenis pembelajaran ini diilustrasikan dalam Tabel 2.1

19
Tabel 2. 1 Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran

Konvensional
Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Konvensional

Interdependensi positif dengan Tidak ada interpedensi positif
prosedur-prosedur yang terstruktur
jelas
Akuntabilitas individu atas pembagian Tidak ada akuntabilitas atas
kerja kelompok pembagian kelompok kerja
Relatif menekan kelompok yang terdiri Cenderung menekankan kelompok
dari siswa-siswa dengan level yang terdiri dari siswa-siswa dengan
kemampuan yang berbeda level kemampuan yang setara
Saling berbagi peran kemampuan Jarang menunjukan pemimpin
kelompok
Masing-masing anggota saling berbagi Masing-masing anggota jarang yang
tugas pembelajaran dengan anggota membantu anggotanya yang lain untuk
lain belajar
Bertujuan memaksimalkan Fokus hanya untuk menyelesaikan
pembelajaran setiap anggota kelompok tugas
Menjaga relasi kerja sama yang baik Mengabaikan relasi kerja sama yang
baik
Observasi guru pada kualitas teamword Jarang ada observasi guru
Merancang prosedur-prosedur yang Jarang merancang prosedur dan
jelas dan mengalokasikan waktu yang mengalokasikan waktu untuk
memadai untuk pemrosesan kelompok pemrosesan kelompok
Sumber: Huda (2013)
20
1. Model Pembelajaran Rotating Trio Exchange
Model Pembelajaran Rotating Trio Exchange merupakan sebuah cara
bagi siswa untuk berdiskusi tentang berbagai macam masalah dengan teman
sekelas nya. Peserta didik mendapat kesempatan untuk berkomunikasi dengan
lebih banyak pasangan (kelompok) karen adanya perputaran (rotation) dan
pergantian formasi kelompok. Silberman (2013) mengemukakan bahwa
“model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange merupakan
model pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa saat
pembelajaran dengan mengoptimalkan kegiatan diskusi kecil antar teman
kelompok”. Kemudian Isfayani (2018) menjelaskan bahwa “model
pembelajaran Rotating Trio Exchange merupakan cara yang efektif untuk
mengubah pola belajar di dalam kelas. Model ini berpusat pada siswa
sehingga menuntun siswa untuk berekspresi, berinteraksi, mengeluarkan
pendapat sendiri, menemukan ilmu dan mengemukakannya kepada teman.
a. Langkah-langkah atau Sintak Model Pembelajaran Kooperatif
Learning Tipe Rotating Trio Exchange
Menurut Isjoni (2019) langkah-langkah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE) adalah
sebagai berikut:
1) Penjelasan materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru
dan materi yang akan didiskusikan.

21
2) Pembentukan kelompok oleh guru secara heterogen yang terdiri
dari 3 orang siswa masing-masing diberi simbol 0, 1, dan 2.
3) Penyampaian prosedur yang akan dilakukan yaitu Rotating Trio
Exchange (RTE).
4) Setelah terbentuknya kelompok, guru memberikan bahan diskusi
untuk dipecahkan trio tersebut.
5) Setelah selesai mengerjakan permasalahan yang didiskusikan,
kelompok menyajikan hasil diskusi di depan kelas.
6) Selanjutnya berdasarkan waktu, siswa yang mempunyai simbol 1
berpindah searah jarum jam dan simbol nomor 2 berlawanan jarum
jam, sedangkan nomor 0 tetap di tempat.
7) Guru memberikan pertanyaan baru atau bahan diskusi baru untuk
didiskusikan oleh trio baru tersebut dan ditambahkan lagi tingkat
kesulitan soal.
8) Penyajian hasil diskusi oleh kelompok. Setelah peputan kelompok
kembali terjadi yakni siswa dengan simbol 1, dan 2 kembali
bertukar tempat.
9) Setelah itu bahan diskusi kembali dibagikan, untuk dikerjakan oleh
kelompok siswa.
10) Penyajian hasil diskusi kelompok oleh siswa.

22
Berikut contoh pola model pembelajaran kooperatif tipe
Rotating Trio Exchange pada putaran I dan II dapat dilihat pada
gambar 2.1 Sebagai berikut (Rahayu, 2015)
Sumber:Rahayu (2015)
Gambar 2.1 Pola Rotating Tipe Exchange
Keterangan:
a) A, B, dan C merupakan siswa dalam kelompok masing-masing
b) Simbol 0,1,2 merupakan nomor siswa dalam kelompok Rotating
Tipe Exchange
b. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Learning Tipe Rotating Trio Exchange
Prasetyo (2014) menjelaskan kelebihan dan kelemahan model
pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange diantaranya
sebagai berikut:
Tabel 2. 2 Kelebihan dan kelemahan Rotating Trio Exchange
No Kelebihan Kekurangan
1 Mengembangkan keberanian dan Siswa merasa takut, terutama pada
keterampilan siswa dalam menjawab saat guru kurang mampu untuk
23
pertanyaan mendorong siswa untuk berani,

dengan menciptakan suasana yang
tidak tegang, melainkan relax dan
akrab
2 Memberikan kesempatan kepada Tidak membuat pertanyaan yang
siswa lain untuk menanyakan hal-hal sesuai dengan tingkat berpikir dan
yang kurang jelas sehingga guru mudah dipahami siswa
dapat menjelaskan kembali
3 Perbedaan pendapat antara siswa Waktu yang dominan banyak terbuang
dapat dikompromikan atau apabila siswa tidak dapat menjawab
diarahkan pada suatu diskusi pertanyaan sampai dua atau tiga orang
4 Pertanyaan dapat menarik perhatian Dalam jumlah siswa yang banyak,
siswa yang ribut, dan mengantuk waktu yang dibutuhkan untuk
kembali tegar dan hilang kantuknya memberikan pertanyaan kepada tiap
orang kurang
Sumber: Prasetyo (2014)
24
F. Penelitian Relevan
Beberapa peneliti juga melakukan penelitian yang berhubungan dengan
penelitian ini. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini dapat
dilihat pada deskripsi dibawah ini:
1. Penelitian oleh Devi Oktarini dengan judul Penerapan Model
Pembelajaran Rotating Trio Exchange dalam Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Kelas V MI Terpadu Muhammadiyah Bandar Lampung.
Adapun tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar IPA Kelas V
MI Terpadu Muhammadiyah Bandar Lampung dimana metode yang
digunakan yaitu metode kuantitatif. Berdasarkan penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar peserta didik mengalami
peningkatan dari siklus I sebesar 75%, pada siklus ke-II menjadi 83% dan
pada akhir siklus ke-III mengalami peningkatan menjadi 92%. Persamaan
dari penelitian ini adalah model yang digunakan sama-sama model
pembelajaran kooperatif learning tipe rotating trio exchange. Sedangkan
perbedaan dari penelitian ini yaitu membahas tentang penerapan dari
model pembelajaraan kooperatif learning tipe rotating trio exchange dan
juga pada penelitian ini memfokuskan populasi dan sampel pada siswa
kelas V pada mata pelajaran IPA.
2. Penelitian oleh Desi Mulatsari yang berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Rotating Trio Exchange (Rte) Menggunakan Macromedia
Flash Untuk Meningkatkan Kemampuan Memori Dan Prestasi Belajar
Kimia Pada Materi Sistem Periodik Unsur X SMK Muhammadiyah 2

25
Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun tujuan penelitian yaitu
meningkatkan kemampuan memori dan prestasi belajar kimia pada materi
sistem periodik unsur X SMK Muhammadiyah 2 Sragen Tahun Pelajaran
2013/2014 dimana metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran Rotating Trio Exchange (RTE)
disertai macromedia flash dapat meningkatkan kemampuan memori dan
prestasi belajar siswa kelas X TKR 4 SMK Muhammadiyah 2 Sragen.
Kemampuan memori siswa sebesar 46,88% pada siklus I meningkat
menjadi 65,63% pada siklus II. Persamaan dari penelitian ini adalah
model yang digunakan sama-sama model pembelajaran kooperatif
learning tipe rotating trio exchange. Sedangkan perbedaan dari penelitian
ini yaitu penelitian ini memfokuskan populasi dan sampel pada siswa
kelas X SMK dengan tujuan meningkatkan memori dan prestasi dan
penelitian ini lebih membahas tentang penerapan dari model pembelajaran
kooperatif learning tipe rotating trio exchange menggunakan macromedia
flash.
3. Penelitian oleh Meri Dwi Putri yang berjudul Penerapan model tipe Rotating
Trio Exchange (RTE) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika kelas V
Min 10 Bandar Lampung. Adapun tujuan penelitian yaitu meningkatkan
aktivitas belajar matematika kelas V Min 10 Bandar Lampung dimana metode
yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian

26
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan aktivitas
belajar pada setiap siklus sebagai berikut: Aktivitas belajar peserta didik yang
sangat aktif pada pra siklus terdapat 0 (0%), peserta didik yang aktif terdapat 2
(6,7%), peserta didik yang cukup aktif terdapat 11 (36,7%), peserta didik yang
tidak aktif terdapat 22 (56,6%) peserta didik. Pada siklus I peserta didik yang
sangat aktif terdapat 1 (3,3%), peserta didik yang aktif terdapat 20 (66,7%),
peserta didik yang cukup aktif terdapat 9 (3,0%), peserta didik yang tidak
aktif terdapat 0 (0%) peserta didik. Persamaan dari penelitian ini adalah
ini yaitu Pada penelitian ini lebih membahas tentang penerapan dari model
pembelajaran kooperatif learning tipe rotating trio exchange serta pada
penelitian ini memfokuskan populasi dan sampel pada siswa kelas V pada
mata pelajaran matematika.
4. Penelitian oleh Yesinta Heliyandari yang berjudul model Pembelajaran
kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange terhadap keterampilan Kooperatif
dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Momentum dan Impuls yang dimana
tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan keterampilan Kooperatif dan
Hasil Belajar Siswa dengan penggunaan metode yaitu metode kuantitatif.
Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh analisis data antara lain
peningkatan keterampilan kooperatif, yang dimana peningkatan
keterampilan kooperatif ini diketahui nilai n-gain sebesar 0,49 dengan

27
kategori sedang yang berarti bahwa adanya peningkatan keterampilan
kooperatif siswa. Persamaan dengan penelitian ini antara lain adalah
ini yaitu dilakukan dalam upaya memfokuskan peningkatan keterampilan
kooperatif.
5. Penelitian oleh Nur Azizahtul Azlina yang berjudul penggunaan metode
Rotating Trio Exchange untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa
Kelas III SDN Balesono Ngunut Tulungagung dimana tujuan dari
penelitian ini yaitu meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III SDN
Balesono Ngunut Tulungagung dengan penggunaan metode yaitu metode
kuantitatif. Dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa bahwa dari
segi kognitif peserta didik lebih kritis dalam kreatif dalam proses
pembelajaran. Kemudian bila dilihat dari segi afektif peserta didik dapat
menerima materi ilmu pengetahuan sosial lebih mudah dan mampu
mengekspresikan ide-ide dengan penuh semangat. Persamaan dengan
penelitian ini antara lain yaitu model yang digunakan sama-sama model
pembelajaran kooperatif learning tipe rotating trio exchange Sedangkan
perbedaan dari penelitian ini yaitu penelitian ini memfokuskan populasi
dan sampel pada siswa kelas II SD pada mata pelajaran IPS.
6. Penelitian oleh Kornelia Kolumba, Suherdiyanto, Rina berjudul
penerapan Model Pembelajaran Rotating Trio Exchange untuk

28
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi di
Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sekayam Kabupaten Sanggau T.A
2018/2019. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan
dan aktivitas belajar menggunakan model pembelajaran Rotating Trio
Exchange pada mata pelajaran geografi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2
Sekayam Kabupaten Sanggau yang dimana menggunakan metode
penelitian tindakan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah model
pembelajaran Rotating Trio Exchange dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dengan rata-rata persentase keberhasilan mencapai 64,44%.
Persamaan dengan penelitian ini antara lain yaitu sama-sama
menggunakan model pembelajaran Rotating Trio Exchange serta
penggunaan model pembelajaran pada mata pelajaran yang sama yaitu
mata pelajaran geografi. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini dimana
penelitian ini memfokuskan pada aktivitas belajar siswa dan juga Populasi
dan sampel yang berbeda yaitu kelas XI IPS.
7. Penelitian oleh Fatkhan Amirul Huda, Apriyadi, Ika Yulianti yang
berjudul Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Menggunakan
Model Cooperative Learning tipe Rotating Trio Exchange untuk
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa melalui model
pembelajaran Cooperative Learning Tipe Rotating Trio Exchange (RTE)
pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 14 Mengkurai tahun ajaran
2018/2019dimana menggunakan metode penelitian tindakan. Hasil

29
penelitian yaitu hasil belajar afektif pada siklus I diperoleh hasil sebesar
71,43%, dan siklus II sebesar 87,86%, Sedangkan hasil belajar
psikomotorik siklus I sebesar 87,14% dan siklus II sebesar 97,14%.
Persamaan dengan penelitian ini antara lain yaitu sama-sama
menggunakan model pembelajaran Rotating Trio Exchange serta pada
penelitian ini sama- sama memfokuskan hasil belajar siswa. Sedangkan
perbedaan dari penelitian ini yaitu Populasi dan sampel yang berbeda
yaitu kelas IV SD pada mata pelajaran IPA.
8. Penelitian oleh Nor Fajariyatul Hasanah, Mohammad Edy Nurtaman, Umi
Hanik berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating
Trio Exchange (RTE) Terhadap Hasil Belajar dan Minat Belajar
Matematika Siswa Kelas V SDN Pinggir Papas 1 Sumenep dimana tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE) terhadap hasil belajar,
minat belajar siswa. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu
metode kuantitatif. Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Rotating Trio Exchange (RTE) berpengaruh terhadap hasil belajar,
dapat menumbuhkan minat belajar siswa, guru melakukan pembelajaran
dengan baik sesuai dengan tahapan RPP, dan siswa aktif dengan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran. Persamaan dari penelitian
ini yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran Rotating Trio

30
Exchange serat ada penelitian ini sama- sama memfokuskan hasil belajar
siswa. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini yaitu penelitian ini
memfokuskan populasi dan sampel pada siswa kelas V SD pada mata
pelajaran matematika.
9. Penelitian oleh Rai Agustin, Yusuf Kandek, Kamaluddin berjudul
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange
(RTE) terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas XI SMA Negeri 1 Palu.
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange (RTE)
terhadap hasil belajar fisika kelas XI SMA Negeri 1 Palu dengan metodel
penelitian yang digunakan yaitu eksperimen kuasi. Setelah dilakukan
penelitian ditemukan hasil bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara
siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio
Exchange (RTE) dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran
konvensional.Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange terhadap hasil
belajar fisika kelas XI SMA Negeri 1 Palu. Persamaan dari penelitian ini
yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran Rotating Trio
Exchange serta penelitian ini sama- sama memfokuskan hasil belajar
siswa. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini diantaranya populasi dan
sampel yang berbeda yaitu kelas XI IPA dan juga penggunaan model
31
pembelajaran pada mata pelajaran yang berbeda yaitu mata pelajaran
fisika.
10. Penelitian oleh Septri Nurjaya Ningsih, Salastri Rohiat, Hermansyah Amir
yang berjudul Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) dan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT).
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan
hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen I dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange dan kelas
eksperimen II menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together
pada materi tatanama senyawa di kelas X IPA MAN Rejang Lebong tahun
ajaran 2018/2019 dimana metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu
metode eksperimen semu. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai sig.(2-
tailed) yaitu 0,039 < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menerapkan model
pembelajaran kooperatif Rotating Trio Exchange dan model pembelajaran
Numbered Head Together.Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama
menggunakan model pembelajaran Rotating Trio Exchange, pada
penelitian ini sama- sama memfokuskan hasil belajar siswa dan juga kelas
populasi dan sampel yang sama yaitu siswa kelas X. Sedangkan perbedaan
yaitu pada penelitian ini menggabungkan dua metode yang berbeda yaitu
32
metode rotating trio exchange dan metode numbered head together.serta
penggunaan model pembelajaran pada mata pelajaran yang berbeda.
11. Penelitian Oleh Nur Azizatul Azlina berjudul Penggunaan Metode
Rotating Trio Exchange untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa
Kelas III SDN Balesono Ngunut Tulungagung. Adapun tujuan penelitian
yaitu mengetahui perencanaan penggunaan rotating trio exchange dalam
pembelajaran IPS dan juga mengetahui hasil belajar setelah menggunakan
model pembelajaran rotating trio exchangedimana metode penelitian yang
digunakan yaitu metode kualitatif. Adapun hasil penelitain yang diperoleh
adalah hasil belajar setelah menggunakan metode rotating trio exchange
yakni peserta didik lebih berpikir kritis dan kreatif saat pembelajaran.
Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan model
pembelajaran Rotating Trio Exchange serta pada penelitian ini sama-
sama memfokuskan hasil belajar siswa. Adapun perbedaan dari penelitian
ini yaitu pada penelitian ini memfokuskan populasi dan sampel pada siswa
kelas III SD pada mata pelajaran IPS.
12. Penelitian Oleh Sri Ekawati yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Ekonomi Pada Topik Persamaan Dasar Akuntansi yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi dimana
metode penelitian yang digunakan ialah metode kuantitatif . Dari hasil
pembelajaran, tingkat penyerapan rata-rata diperoleh dari 52,50% (pada

33
akhir siklus I) menjadi 88,22% (pada akhir siklus II) dengan kategori
Sangat Baik. Berdasarkan hasil penelitian, penerapan Cooperative Type
Rotating Trio Exchange dikatakan efektif. Persamaan dari penelitian ini
yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran Rotating Trio
Exchange dan pada penelitian ini sama- sama memfokuskan hasil belajar
siswa Sedangkan perbedaan dari penelitian ini yaitu pada penelitian ini
memfokuskan populasi dan sampel pada siswa kelas siswa SMA pada
mata pelajaran ekonomi dengan topik persamaan dasar akuntansi.
13. Penelitian oleh Erin Sri Wahyuni berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1
Mangunjaya Sirah Pulau Padang. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV sekolah dasar negeri 1
mangunjaya sirah yang dimana dengan menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
1 Mangunjaya Sirah Pulau Padang sudah baik, karena dapat membuat
siswa senang dan bersemangat untuk belajar, memotivasi siswa untuk
belajar semakin meningkat, menumbuhkan pembelajaran yang efektif,
siswa menghargai pendapat satu sama lain, dan siswa menjadi lebih aktif
dalam kegiatan belajar di kelas. Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-
34
sama menggunakan model pembelajaran Rotating Trio Exchange serta
pada penelitian ini sama- sama memfokuskan hasil belajar siswa.
Sedangkan perbedaan dari penelitian ini yaitu pada penelitian ini
memfokuskan populasi dan sampel pada siswa kelas IV SD pada mata
pelajaran pendidikan agama islam.
14. Penelitian oleh Linda Rosalia yang berjudul Pengaruh Strategi Rotating
Trio Exchange (RTE) Berbantuan Handout Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran IPA Kelas VIII MTsN 13 Tanah Datar. Adapun tujuan
dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh penerapan Rotating Trio
Exchange (RTE) berbantuan handout pada pembelajaran IPA kelas VIII
MTsN 13 Tanah Datar dimana metode penelitian yang digunakan yaitu
metode kuantitatif. Hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen dengan
menerapkan model pembelajaran aktif tipe Rotating Trio Exchange (RTE)
berbantuan handout juga lebih baik dari hasil belajar biologi siswa dengan
menggunakan pembelajaran konvensional dengan rata-rata hasil belajar
dari kelas eksperimen 85.18 dan kelas kontrol 75,54. Persamaan dari
penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran
Rotating Trio Exchange serta pada penelitian ini sama- sama
memfokuskan hasil belajar siswa Sedangkan perbedaan dari penelitian ini
yaitu pada penelitian ini memfokuskan populasi dan sampel pada siswa
kelas VIII.
35
15. Penelitian oleh Tri Utami, Fitri Oviyanti, Irja Putra Pratama yang berjudul
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio
Exchange dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V di SDN 1 Tanjung Ali.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange (RTE) pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas V di SDN 1 Tanjung Ali dimana
metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Berdasarkan
hasil pre-test dan post-test, hasil perhitungan menggunakan rumus uji ”t”
yaitu to = 5.01 dan tt (pada taraf 5%=1,99 dan taraf 1% =2.64, maka dapat
diketahui bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (1,992.64) maka Ho
ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan
aktivitas belajar peserta didik kelas V di SDN 1 Tanjung Ali. Persamaan
dari penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran
memfokuskan hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini
kelas V SD pada mata pelajaran pendidikan agama islam.
16. Penelitian oleh Dara Ayu Nurunnida berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) dalam
Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas III MI AL-IHSAN
Condet Jakarta Timur Tahun Ajaran 2019/2020. Adapun tujuan dari

36
penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III melalui
penerapan model pembelajaran Rotating Trio Exchange (RTE) dimana
metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas.
Dengan hasil observasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran Rotating Trio Exchange (RTE) mampu
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III MI Al-Ihsan Condet.
Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan model
pembelajaran Rotating Trio Exchange serta pada penelitian ini sama-
sama memfokuskan hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaan dari
penelitian ini yaitu pada penelitian ini memfokuskan populasi dan sampel
pada siswa kelas III SD.
17. Penelitian oleh Despa Milla Dwi Sari berjudul Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe RTE (Rotating Trio Exchange) terhadap
Hasil Belajar IPA Terpadu Kelas V MIN 11 Bandar Lampung. Adapun
tujuan penelitian yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe RTE (Rotating Trio Exchange) mampu memaksimalkan
pembelajaran IPA Terpadu di kelas V MIN 11 Bandar Lampung tahun
ajaran 2017/2018 dimana metode penelitian yang digunakan yaitu metode
eksperimen. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan
bahwa nilai rata-rata hasil belajar peserta didik dengan menggunakan
strategi Rotating Trio Exchange Lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
rata-rata yang menggunakan strategi Ekspositori, hal ini terlihat dari nilai
37
rata-rata kelas eksperimen 80 dan kelas kontrol l73. Persamaan dari
kelas V SD.
18. Penelitian oleh Luthfiya Zun Rain, Agus Abhi Purwoko, Aliefman Hakim
berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio
Exchange dengan Pendekatan Brain-Compatible Learning Terhadap
Hasil Belajar Kimia Pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Lingsar Tahun
Ajaran 2013/2014. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio
Exchange dengan pendekatan Brain-Compatible Learning terhadap hasil
belajar kimia pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Lingsar tahun ajaran
2013/2014. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif.
Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen (36,01) < nilai rata-rata posttest
kelas kontrol (36,89). Analisis data posttest dengan menggunakan anacova
(data proxy pretest sebagai kovariat) diperoleh F empirik (0,12) < F
teoritik (4,04). Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan skor posttest antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak signifikan (taraf kepercayaan
5%). Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan model
pembelajaran Rotating Trio Exchange dan juga pada penelitian ini sama-
38
penelitian ini yaitu pada penelitian ini menggabungkan dengan metode
lainnya yaitu brain-compatible learning.
19. Penelitian oleh Yesinta Heliyandari berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Momentum
dan Impuls. Adapun tujuan penelitian yaitu mengetahui ada atau tidaknya
peningkatan keterampilan kooperatif siswa dan ada atau tidaknya
peningkatan hasil belajar siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio
exchange pada materi momentum dan impuls yang dimana menggunakan
metode penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan keterampilan kooperatif dan hasil belajar siswa yang
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange. Persamaan dari
memfokuskan hasil belajar siswa.
20. Penelitian oleh Dina Mulyana berjudul Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Rotating Trio Exchange Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ekonomi Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Lintau
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh
model pembelajaran Kooperatif Rotating Trio Exchange terhadap hasil

39
belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas
Negeri (SMAN) 1 Lintau Buo dimana metode penelitian yang digunakan
yaitu metode kuantitatif. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu ada
pengaruh yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran
Kooperatif Rotating Trio Exchange terhadap hasil belajar siswa pada Mata
Pelajaran Ekonomi di kelas XI IPS di SMAN 1 Lintau Buo. Persamaan
dari penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran
Rotating Trio Exchange dan juga pada penelitian ini sama- sama
kelas siswa SMA pada mata pelajaran ekonomi dengan topik persamaan
dasar akuntansi.
21. Penelitian oleh Wiwin Pramita Arif berjudul Peningkatan Hasil Belajar
Biologi Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT). Tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar menggunakan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)dimana menggunakan
metode Penelitian tindakan kelas. Hasil yang diperoleh antara lain
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Tipe Teams Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 6
SMA Negeri 12 dengan persentase ketuntasan dari 48,65 % menjadi 78,38
%. Persamaan dari penelitian ini yaitu penelitian ini sama- sama

40
yaitu pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Tipe Teams Games Tournament (TGT) serta penelitian ini
memfokuskan populasi dan sampel pada siswa kelas XI SMA pada mata
pelajaran biologi.
22. Penelitian oleh Wulandari Addha, Dra. Reinita, Dra. Harni, M.Pd
berjudul Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS di
Sekolah Dasar. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS di
Sekolah Dasar dimana metode penelitian adalah penelitian tindakan kelas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengamatan terhadap RPP pada
siklus I pertemuan I memperoleh persentase 75% dengan kualifikasi
cukup, pada pertemuan II memperoleh persentase 82,14% dengan
kualifikasi baik Persamaan dari penelitian ini yaitu penelitian ini sama-
penelitian ini yaitu penelitian ini menggunakan model pembelajaran
kooperatif Tipe TPS serta penelitian ini memfokuskan populasi dan
sampel pada siswa kelas SD.
23. Penelitian oleh Fatimah berjudul Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Melalui pembelajaran Direct Instruction (DI) pada Pembelajaran Fisika.
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

41
menggunakan model pembelajaran Direct Instruction (DI) pada
pembelajaran fisika dengan menggunakan metode penelitian penelitian
tindakan kelas. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kegiatan guru
menurut pengamat sudah mencapai 92 %, sementara untuk kegiatan
belajar siswa mencapai persentase 92 %. Persamaan dari penelitian ini
yaitu pada penelitian ini sama- sama memfokuskan hasil belajar siswa.
Sedangkan perbedaan dari penelitian ini yaitu penelitian ini menggunakan
model model pembelajaran Direct Instruction (DI) dan penelitian ini
memfokuskan populasi dan sampel pada siswa SMA mata pelajaran
fisika.
24. Penelitian oleh Syafrial, Zainuddin berjudul Hasil Belajar Fisika Model
Pembelajaran Lesson Study dan Kooperatif Type Stad Siswa MAN 1 Konawe
Selatan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar menggunakan model pembelajaran Lesson Study dan Kooperatif
Type Stad siswa MAN 1 konawe Selatan dengan metode penelitian yang
digunakan yaitu metode eksperimen. Hal ini menandakan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar fisika antara model pembelajaran Lesson Study
dan model pembelajaran Kooperatif Type STAD siswa kelas XI IPA
MAN 1 Konawe Selatan. Persamaan dari penelitian ini yaitu penelitian ini
sama- sama memfokuskan hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaan dari
penelitian ini yaitu penelitian ini menggunakan model model
pembelajaran Lesson Study dan Kooperatif Type Stad serta penelitian ini
42
memfokuskan populasi dan sampel pada siswa SMA mata pelajaran
fisika.
42
G. Kerangka Konseptual
Pada setiap pembelajaran siswa diharapkan mampu dalam memahami setiap
pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga guru juga memiliki
kewajiban dalam membuat pembelajaran berlangsung lebih menyenangkan dan
efektif. Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
akan disampaikan.
Metode pembelajaran yang masih konvensional, seperti metode ceramah
masih banyak digunakan dalam proses pembelajaran. Keadaan seperti ini akan
membentuk kepribadian siswa yang kurang baik, terutama membentuk sikap 60
siswa yang lebih pasif sehingga akan mempengaruhi dalam hasil belajar. Metode
ini menempatkan guru pada pusat perhatian. Gurulah yang lebih banyak berbicara
sedangkan siswa hanya mendengarkan atau mencatat hal-hal yang dianggap
penting. Untuk itu guru harus menemukan solusi dengan menggunakan metode
pembelajaran lain yang berpusat pada siswa, salah satunya adalah model
pembelajaran kooperatif learning tipe rotating trio exchange.
Model pembelajaran tipe rotating trio exchange ini diharapkan dapat
dijadikan alternatif model pengajaran bagi guru. Model pembelajaran ini
membantu mengatasi kesulitan belajar antara masing masing siswa yang dimana
dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa dituntut untuk lebih aktif
dalam bekerja sama satu sama lain untuk memecahkan suatu masalah atau pun
pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran. Pada dasarnya peneliti akan
membagi dua kelas menjadi dua kelas, dimana satu kelas menjadi kelas
43
eksperimen terhadap model pembelajaran Rotating Trio Exchange dan satu kelas
lagi menjadi kelas kontrol untuk metode pembelajaran konvensional. Selanjutnya,
kedua jenis model pembelajaran ini akan dibandingkan untuk menemukan
pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif Learning tipe Rotating Trio
Exchange terhadap hasil belajar siswa. Berikut merupakan gambar kerangka
konseptual dalam penelitian ini :

44
Penyampaian Materi oleh Guru
Siswa
Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen
Pre-test Pre-test
Model Pembelajaran Model Pembelajaran

Konvensional Rotating Trio Exchange
Post-test Post-test
Hasil Belajar
Siswa
Pengaruh Model Pembelajaraan Kooperatif Learning

Tipe Rotating Trio Exchange Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas X SMAS Katolik Xaverius Padang
Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir

45
H. Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2019) merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian dan didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh dari pengumpulan data. Terdapat dua macam hipotesis dalam penelitian
yaitu hipotesis kerja dan hipotesis nol. Hipotesis kerja adalah hipotesis positif dan
hipotesis nol dinyatakan sebagai hipotesis negatif.
Adapun hipotesis kerja dan hipotesis nol dalam penelitian ini antara antara
lain:
1) Ha : Adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif learning tipe
Rotating Trio Exchange terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAS
Katolik Xaverius Padang
2) H0 : Tidak adanya pengaruh pembelajaran kooperatif learning tipe
Rotating Trio Exchange terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAS

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang berlandaskan
filsafat positivisme untuk penelitian populasi atau sampel tertentu dan
pengambilan sampel secara random dengan pengumpulan data menggunakan
instrumen, analisis data bersifat statistik. Menurut Sugiyono (2015), penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.
Dilihat dari tingkat keilmuannya terdapat beberapa metode penelitian
salah satunya adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2010) metode
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Peneliti menguji cobakan perbandingan model pembelajaran
kooperatif learning tipe Rotating Trio Exchange dan model pembelajaran
Konvensional Terhadap hasil belajar geografi kelas X SMAS Katolik Xaverius
Padang
46
47
B. Lokasi Penelitian dan waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di SMAS Katolik Xaverius
Padang yang tepatnya berada di Jl. Dobi No.15A, Kp. Pd., Kec. Padang
Barat, Kota Padang, Sumatera Barat.
Gambar 3. 1 Peta Lokasi Penelitian

48
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada tahun ajaran 2022/2023 yaitu
pada bulan Juli 2023 sampai dengan bulan Agustus 2023.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau studi
kasus (Sabar, 2007) Sementara itu Sugiono (2011) mengemukakan bahwa
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan”.
Sedangkan Usman (2006) menjelaskan bahwa “populasi pada dasarnya
merupakan semua nilai, yang diantaranya nilai pengukuran maupun
perhitungan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dari ciri-ciri atau
karakteristik tertentu terkait dengan sekelompok objek atau subjek yang
jelas”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelas X , yang terdiri dari
2 kelas yaitu kelas X E-1 yang berjumlah 28 siswa dan X E-2 berjumlah 28,
dengan rincian sebagaimana dicantumkan dalam tabel 3.1

49
Tabel 3. 1 Populasi kelas X Tahun ajar 2022/2023
NO Kelas Jumlah
1 X E-1 28
2 X E-2 28
Total 56 Sumber:
SMAS
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari subjek populasi yang diteliti, yang
sudah tentu mampu secara representatif dapat mewakili populasinya (Sabar,
2007). Sedangkan Menurut Sugiyono (2011) sampel merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka penelitian
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.
Dalam penelitian ini, teknik sampel yang digunakan yaitu teknik
sampel jenuh Menurut Sugiyono (2019) sampling jenuh adalah teknik
pemilihan sampel apabila semua anggota populasi dijadikan sampel. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Teknik Sampling
Jenuh, dimana semua populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel.

50
Tabel 3. 2 Sampel kelas X Tahun ajar 2022/2023
NO Kelas Jumlah Jenis Kelas

1 X E-1 28 Kelas Kontrol
2 X E-2 28 Kelas
Ekperimen
Sumber: SMAS Katolik Xaverius Padang
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang membentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut yang kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu dependen dan independen,
yang dimana:
1) Variabel dependen merupakan variabel yang sering disebut variabel
output atau yang sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat
merupakan dipengaruhi atau yang menjadi akibat, disebabkan karena
adanya variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikat adalah hasil
belajar siswa kelas X (Y)
2) Variabel independen merupakan variabel yang sering disebut sebagai
stimulus atau yang sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya
perubahannya atau timbulnya perubahan variabel dependen. Dalam
penelitian ini variabel independen yaitu penggunaan model
pembelajaran kooperatif learning tipe Rotating Trio Exchange (X).

51
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian kuantitatif merupakan operasional metode ilmiah
dengan memperhatikan unsur-unsur keilmuan. Prosedur penelitian dalam
penelitian ini antara lain:
Gambar 3. 2 Bagan Prosedur Penelitian

52
F. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subjek dari mana
data ini dapat diperoleh dan memiliki kejelasan mengenai bagaimana
pengambilan data tersebut dan bagaimana pengolahan data tersebut. Sedangkan
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2013) menjelaskan bahwa sumber data
merupakan faktor yang paling penting dalam pengumpulan data untuk
mengetahui darimana subjek data diperoleh. Dalam penelitian ini menggunakan
dua sumber data diantaranya:
1. Data Primer
Menurut Husein umar (2013) data primer adalah data yang didapat dari
sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara
atau hasil pengisian kuesioner yang biasanya dilakukan oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang diolah lebih lanjut dan juga
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain yang dibuat
dalam bentuk tabel atau diagram-diagram (Husein Umar,2013)

53
Tabel 3. 3 Sumber Data Penelitian
Data Primer Data Sekunder

Teknik Teknik
Pengumpulan Pengumpulan
Data Data
data data
- Permasalahan - Observasi - Profil sekolah - Dokumentasi

Pembelajaran - Tes - Data Jumlah
- Hasil UTS siswa kelas X
- Hasil Prestes IPS
- Hasil Posttest
Sumber: Data Primer (2023)
G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan merupakan metode yang digunakan dalam
mengumpulkan bahan nyata dalam sebuah penelitian. Dalam hal ini perlu langkah
yang strategis dan sistematis untuk mendapatkan data yang sesuai dengan
kenyataan.
Sedangkan Sugiyono (2020) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan bagian paling penting dalam sebuah penelitian. Dengan menggunakan
teknik pengumpulan data yang sesuai akan menghasilkan proses analisis data
yang standar. Sebaliknya pengambilan data yang tidak sesuai akan menyebabkan
data yang diambil tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selanjutnya
54
menurut Sugiyono (2020) teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara
wawancara, kuesioner, observasi, dokumentasi, dan triangulasi. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2018) observasi adalah teknik pengumpulan data
yang mempunyai ciri spesifik dibandingkan dengan teknik lain. Observasi
juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Dengan
adanya kegiatan observasi peneliti dapat mengenai perilaku dan makna dari
perilaku tersebut.
Yusuf (2013) menjelaskan dalam mencapai kunci keberhasilan dari
observasi sebagai teknik dalam pengumpulan data sangat ditentukan oleh
peneliti itu sendiri, karena peneliti merupakan subjek yang melihat dan
mendengarkan objek penelitian dan kemudian penelitian dan kemudian
peneliti menyimpulkan dari apa yang diamati. Pengumpulan data dengan
observasi terbagi beberapa macam:
a) Observasi Partisipatif
Pada observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang-
orang yang sedang diamati atau yang sedang dijadikan sumber data
penelitian. Dalam hal ini sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.

55
b) Observasi terus terang atau tersamar
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data
menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti melakukan
penelitian. Namun dalam suatu ketika peneliti juga tidak terus terang atau
tersamar dalam observasi, hal ini berupaya menghindari jika suatu saat
data yang dicari merupakan data yang dirahasiakan. (Sugiyono, 2012).
c) Observasi tidak berstruktur
Menurut Bungin (2007), observasi tidak berstruktur merupakan
pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi,
sehingga peneliti mengembangkan pengamatan berdasarkan
perkembangan yang terjadi dilapangan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi tipe
partisipatif, yang dimana dalam observasi ini mewajibkan peneliti ikut
serta dalam setiap proses penelitian diantaranya mengikuti kegiatan proses
belajar siswa untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif learning
tipe rotating trio exchange yang akan di terapkan. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat terkait data yang akan didapatkan
sehingga peneliti dapat melihat apakah penerapan model pembelajaran
kooperatif learning tipe rotating trio exchange ini memiliki pengaruh
terhadap pembelajaran siswa khususnya pembelajaran geografi di kelas X.
2. Dokumentasi
56
Menurut Suharsimi Arikunto (2014) metode dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal variabel yang merupakan catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya. Sementara Sukmadinata (2014) menjelaskan bahwa dokumentasi
adalah pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen baik tertulis, gambar, maupun elektronik.
3. Tes
Menurut Yusuf (2015) tes hasil merupakan instrumen pengukuran dan
penilaian untuk menentukan tingkat pencapaian peserta didik dalam belajar
sesuai dengan karakteristik individu masing-masing. Sedangkan purwanto
(2013) menjelaskan bahwa tes merupakan metode yang digunakan untuk
menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada murid-
muridnya.
Pada penelitian ini menggunakan dua kelas, dimana dua kelas ini
yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen (kelompok yang diberikan
perlakuan model pembelajaran kooperatif learning tipe rotating trio exchange.
Kedua kelas ini akan diberikan soal pre-test dan post-test. Dalam penelitian
ini soal tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda dan essay yang dimana
dimana jumlah soal tes pilihan ganda sebanyak 20 soal. Adapun tujuan
dilakukannya tes ini untuk melihat hasil belajar siswa kelas X dalam pelajaran
geografi. Dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kognitif, dimana peneliti
57
menggunakan aspek C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan
C4 (analisis).
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Kompetensi Indikator Indikator Soal Level No Soal Bobot
Dasar Pencapaian Kognitif Soal
1 3.1Pengetahuan 3.1.1 Menjelaskan Peserta didik C1 1, 19 10
dasar geografi pengertian mampu
geografi menyebutkan
3.1.2 pengertian geografi
Mengidentifikasi dan prinsip
objek studi geografi
geografi Peserta didik C1 7 5
3.1.3 mampu mengingat
Mengidentifikasi kembali ruang
aspek geografi lingkup geografi
3.1.4 Peserta didik C2 2,3,4,5,8 60
Mengidentifikasi mampu ,9,10,11,
ruang lingkup menjelaskan contoh 12,14,15
geografi dari konsep-konsep ,16,17,1
3.1.5 geografi, 8
Mengidentifikasi pendekatan
pendekatan geografi, prinsip
geografi geografi, dan ruang
3.1.6 lingkup geografi
Mengidentifikasi Peserta didik C3 15, 20 10
konsep geografi mampu
3.1.7 menentukan ruang
Mengidentifikasi lingkup geografi
prinsip geografi Peserta didik C4 13 5
mampu
membandingkan
konsep-konsep
dasar geografi
58
Peserta didik C4 6, 9 10
mampu
menganalisis
prinsip dan
pendekatan
geografi
Sumber: Data Primer (2023)
Dalam mengetahui keabsahan tes maka sebelum digunakan alat
pengumpulan data berupa tes ini maka terlebih dahulu kisi-kisi instrumen
diatas divalidkan terlebih dahulu kepada dosen dan guru bidang studi
khususnya geografi.
H. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2018) instrumen penelitian merupakan suatu alat
yang digunakan dalam mengukur fenomena alam maupun sosial yang sedang
diamati. Dalam hal ini semua fenomena disebut dengan variabel penelitian.
Untuk memperoleh data hasil belajar siswa maka instrumen yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah tes, dimana tujuan dari tes ini untuk
mengetahui sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa dengan menggunakan
pre-test dan post-test. Sebelum instrument digunakan maka dilakukan uji
instrumen terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas dan kelayakan dari
instrumen tersebut. Dari uji coba tersebut maka diketahui validitas,
rehabilitasi, tingkat kesukaran dan daya pembedanya.
1. Uji Validitas
59
Validitas merupakan suatu ukuran yang memperlihatkan tingkatan
kevalidan dalam suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika
mempunyai validitas tinggi, sebaliknya hasil validitas yang rendah
menunjukkan instrumen yang kurang valid.
Teknik yang digunakan dalam mengetahui validitas adalah dengan
menggunakan angka kasar (product moment), dimana teknik ini
menggunakan rumus menurut Arikunto (2013) yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi antara skor butir soal (X) dan total
skor(Y)
N = Banyak subjek
ƩX = Jumlah seluruh skor butir soal atau skor item pertanyaan
ƩY = Total skor
Tabel 3. 5 Kriteria Validitas Instrumen Tes
Koefisien Korelasi (r) Interpretasi

0,80-1,00 Sangat tinggi
0,60-0,80 Tinggi
0,40-0,60 Cukup
0,20-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat rendah
Sumber:Arikunto(2013)
2. Uji Reliabilitas
60
Reliabilitas adalah tepatan atau kesenjangan alat dalam menilai apa
yang dinilainya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Arikunto
(2013) menjelaskan bahwa untuk menentukan reliabilitas tes objek
digunakan rumus spearman-brown sebagai berikut:
Keterangan:
K = Jumlah item dalam tes
P =Proposi peserta tes yang menjawab benar
q = Proposi tes yang salah
SD = Standar deviasi dari set skor tes
Tabel 3. 6 Kriteria/ Klasifikasi Reliabel
Koefisien Korelasi
Interpretasi Interpretasi Reliabilitas
Reliabilitas
0,90 , r 1,00 Sangat tinggi Sangat tepat/sangat baik
0,70 , r 0,90 Tinggi Tepat/baik
0,40 , r 0,70 Sedang Cukup tepat/cukup baik
0,20 , r 0,40 Rendah Tidak tepat/buruk
Sangat tidak tepat/sangat
r ˂ 0,20 Sangat rendah
buruk
Sumber :Lestari dan Yudhanegara (2017)
3. Tingkat Kesukaran
Indeks kesukaran merupakan tingkat kesulitan sebuah butir soal
yang dapat dilihat dari berapa banyak siswa yang dapat menjawab soal
dengan benar. Untuk mendapatkan indeks kesukaran soal menggunakan
rumus sebagai berikut:

61
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyak peserta didik yang menjawab soal dengan benar
Js = Jumlah seluruh peserta tes
4. Indeks Daya Beda

Daya beda butir soal merupakan kemampuan soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut sebagai indeks diskriminasi
yang sering disingkat D. Dalam menentukan daya pembeda, hal pertama
yang dilakukan yaitu mengurutkan skor siswa dari skor tertinggi hingga
skor terendah. Kemudian diambil 50% skor sebagai kelompok teratas dan
50% sebagai kelompok bawah. Dalam menghitung indeks daya beda soal
digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
D = Daya pembeda
A= Banyak kelompok atas
B= Banyak kelompok bawah
n a = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar

62
n b = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3. 7 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Soal
Indeks Daya Beda Klasifikasi

0,00-0,20 Jelek
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71-1,00 Baik sekali
Sumber: Arikanto (2015)
I. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan hipotesis yaitu adanya pengaruh yang signifikan
dari penggunaan model pembelajaran kooperatif learning tipe Rotating Trio
Exchange (RTE) terhadap hasil belajar geografi siswa kelas X di SMAS
Katolik Xaverius Padang. Maka hipotesis tersebut akan diuji kebenarannya
menggunakan uji-t berdasarkan variabel bebas (penggunaan model
pembelajaran kooperatif learning tipe Rotating Trio Exchange) sebagai kelas
eksperimen dan variabel terikat (penggunaan model belajar konvensional)
sebagai kelas kontrol yang akan diukur. Untuk itu, sebelum dilakukan uji-t
makan harus memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
63
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal
atau tidak. Suatu penelitian yang diperlukan harus bervariabel normal, jika
data setiap variabel tidak normal maka tidak bisa menggunakan statistik
parametrik. Metode normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik
Kolmogorov-smirnov pada program komputer SPSS Versi 16.0 for
windows.
Kriteria penetapannya dengan cara membandingkan nilai Sig pada
tabel Kolmogorov-smirnov dengan taraf signifikansi 0,05 (5%). Dengan
demikian pengambilan keputusan bahwa jika p dari koefisien K-S >0,05,
maka data berdistribusi normal. Sebaliknya jika p dari koefisien K-S <
0,05, maka data berdistribusi tidak normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada kelas
ekperimen dan kelas kontrol homogen (sama) atau tidak. Pada penelitian
ini uji homogenitas menggunakan uji variansi pada SPSS Versi 16.0 for
windows, adapun dasar keputusan data dapat dilakukan dengan
membandingkan angka signifikansi nilai Sig dengan alpha 0,05 (5%),
dengan ketentuan jika nilai Sig<alpha makan Ho ditolak, namun
sebaliknya jika nilai Sig )> alpha (0,05) maka Ho diterima.
3. Uji Hipotesis
64
Uji Hipotesis digunakan untuk melihat hasil tes peserta didik dari
kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan uji parametrik yaitu uji-t
dependent dengan menggunakan program komputer SPSS Versi 16.0 For
windows.
Setelah dilakukan uji-T kemudian membentuk interprestasi terhadap
(t0) dengan ketentuan:
t0 ≥ α, berarti H1 diterima dan H0 ditolak
t0 ≤ α, berarti H1 ditolak dan H0 diterima, dengan taraf α = 0,05.
4. Uji Gain Ternormalitas
Gain ternormalisasi (g) untuk memberikan gambaran umum
peningkatan hasil belajar antara sebelum dan sesudah pembelajaran.
Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung
dengan rumus gain ternormalisasi (normalizid gain) yang
dikembangkan oleh Hake dalam Rostina Sundayana (2014) sebagai
berikut:
Skor postest −skor pretest

Gain Ternormalisasi ( g )=
Skor ideal−skor pretest
Kategori gain ternormalisasi (g) yang dikembangkan Hake dalam
Rostina Sundayana (2014) yang kemudian dimodifikasi sebagai berikut:
Tabel 3. 8 Kategori N-Gain Ternormalisasi
Persentase % Tafsiran
˂ 40 Tidak Berpengaruh
40-55 Kurang Berpengaruh
65
56-75 Cukup Berpengaruh

>76 Berpengaruh
Sumber: Rostina Sundayana (2014)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
1. Nama Sekolah : SMAS Katolik Xaverius Padang
2. Kepala Sekolah : Yosep Paskalis Gego, S.Pd
3. Wakil Kepala Sekolah : Stanny Sentosa, S.Pd

4. NPSN : 10303473
5. Jenjang Pendidikan : SMA
6. Alamat Sekolah : JL. Dobi no.15 a
RT/RW : 2/1
Kode Pos : 25119
Kelurahan : Kampung Pondok
Kecamatan : Padang Barat
Kabupaten/Kota : Kota Padang
Provinsi : Sumatera Barat
Negara : Indonesia
7. Posisi Goegrafis : 0,9564 Lintang, 100,3589 Bujur
8. Visi SMA Katolik Xaverius Padang
“Menjadi Kader Pemimpin Katolik yang Berprestasi dan Berkarakter”
9. Misi SMA Katolik Xaverius Padang
a. Meningkatkan nilai-nilai spritualitas komunitas pendidikan
b. Mumbudayakan rasa peduli, kasih dan persaudaraan bagi seleruh
komunitas pendidikan
c. Meningkatkan popularitas sekolah melalui prestasi akademik dan non
akademik
66
B. Sarana Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana merupakan penunjang dalam kegiatan belajar
dan mengajar dapat berjalan secara optimal. Berikut adalah data sarana dan
prasarana di SMAS Katolik Xaverius Padang.
1. Sarana
Tabel 4.1 Sarana Sekolah
No Jenis Jumlah Keterangan

1 Meja Kepala Sekolah 1 Baik
2 Meja Wakil Kepala Sekolah 1 Baik
3 Meja Tata Usaha 2 Baik
4 Meja Tamu 1 Baik
5 Meja Piket 1 Baik
6 Meja Guru 15 Baik
7 Kursi Guru 15 Baik
8 Sofa Guru 1 Baik
9 Komputer 4 Baik
10 Printer 3 Baik
11 Tempat Cuci Tangan 1 Baik
12 Tempat Handsanitier 1 Baik
13 Laptop 1 Baik
14 Speaker 14 Cukup
15 LCD Proyektor 2 Baik
16. Goa Maria 2 Baik
17. Kursi Tunggu 6 Baik
18. Peralatan Musik 1 set Baik
19. Peralatan Olah Raga 1 set Baik
67
20. Wi-fi 3 Baik
2. Prasarana
Tabel 4.2 Prasarana Sekolah
No Jenis Jumlah Keterangan

1 Meja Kepala Sekolah 1 Baik
2 Meja Wakil Kepala Sekolah 1 Baik
3 Meja Tata Usaha 2 Baik
4 Meja Tamu 1 Baik
5 Meja Piket 1 Baik
6 Meja Guru 15 Baik
7 Kursi Guru 15 Baik
8 Sofa Guru 1 Baik
9 Komputer 4 Baik
10 Printer 3 Baik
11 Tempat Cuci Tangan 1 Baik
12 Tempat Handsanitier 1 Baik
13 Laptop 1 Baik
14 Speaker 14 Cukup
15 LCD Proyektor 2 Baik
16. Goa Maria 2 Baik
17. Kursi Tunggu 6 Baik
18. Peralatan Musik 1 set Baik
19. Peralatan Olah Raga 1 set Baik
20. Wi-fi 3 Baik
C. Kemampuan Siswa
68
1. Kemampuan Awal (Pretest)
Sebelum melaksanakan penerapan model pembelajaran pada siswa,
peneliti terlebih mengukur terlebih dahulu kemampuan siswa dengan
melakukan pretest terlebih dahulu. Pretest ini dilakukan pada kelas
eksperimen dan kontrol kelas dengan soal yang sama. Berikut hasil nilai
pretest kelas kelas kontrol dan kelas eksperimen
Tabel 4. 3 Rata-rata Nilai Pretest
Jumlah Nilai Nilai

Kelas Rata-rata
Siswa Tertinggi Terendah
Eksperimen 28 45,1 63,8 29
Kontrol 28 44,95 69,6 23
63.8 69.6
70
60
45.1
50 44.95
40
Eksperimen
28 28 29
30 Kontrol
23
20
10
0
Jumlah Siswa Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai terendah
Gambar 4. 1 Kemampuan Awal (pretest)

Dari tabel diatas, dapat diketahui adanya perbedaan antara nilai pretest
dikelas eksperimen dan kontrol kelas yang mana dikelas pada kelas
eksperimen didapatkan nilai rata-rata 45,1 dan dikelas kontrol diperoleh
nilai rata-rata 44,95. Nilai tertinggi untuk kelas eksperimen sebesar 63,8
69
dan nilai terendah sebesar 29. Sedangkan untuk nilai tertinggi pada kelas
kontrol sebesar 69,6 dan nilai terendah sebesar 23.
2. Kemampuan Akhir (Posttest)
Setelah melaksanakan penerapan model pembelajaran Rotating Trio
Exchange (RTE) untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran
konvensional untuk kelas kontrol, maka dilakukan posttest untuk melihat
hasil dari penerapan Rotating Trio Exchange (RTE) pada kelas
eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol, dari
perbandingan nilai posttest maka dapat dianalisis pengaruh penggunaan
model pembelajaran Rotating Trio Exchange (RTE) terhadap hasil belajar
siswa setelah diberikan perlakuan. Berikut hasil dari nilai Posttest yang
sudah dilakukan.
Tabel 4. 4 Rata-rata Nilai Posttest
Jumlah Nilai Nilai

Kelas Rata-rata
Siswa Tertinggi Terendah
Eksperimen 28 81,2 92,8 69,6
Kontrol 28 63,8 87 76
70
100
92.8 87
90
80 81.2 76
70 69.6
63.8
60
50 Eksperimen
40 Kontrol
30 28 28
20
10
0
Jumlah Siswa Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai terendah
Gambar 4. 2 Kemampuan Akhir (Posttest)

Dari tabel diatas, dapat diketahui adanya perbedaan antara nilai
posttest dikelas eksperimen dan kontrol kelas yang mana dikelas pada
kelas eksperimen didapatkan nilai rata-rata 81,2 dan dikelas kontrol
diperoleh nilai rata-rata 63,8. Nilai tertinggi untuk kelas eksperimen
sebesar 92,8 dan nilai terendah sebesar 87. Sedangkan untuk nilai tertinggi
pada kelas kontrol sebesar 69,6dan nilai terendah sebesar 76.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Validitas Instrumen Butir Soal Pre-test dan Post-test
Untuk mengetahui validitas suatu istrumen dilakukan uji coba
kepada responden diluar sampel yang telah ditentukan, instrumen soal
pre-test dan post-test diujikan kepada kelas XI-F2 SMAS Katolik
Xaverius Padang yang berjumlah 29 responden dengan jumlah soal
sebanyak 20 butir soal dengan pilihan 5 jawaban. Dalam penelitian ini
butir soal uji coba pre-test dan post-test valid jika nilai corrected Item-
71
Total Correlation yang diperoleh lebih besar atau sama dengan
0,311dengan melihat tabel distribusi nilai r tabel dengan signifikansi 5%.
Hasil output dan rekapitulasi perhitungan validitas dengan bantuan
program computer SPSS versi 16.0 for windows. Berdasarkan uji
validitas yang telah dilakukan, diketahui bahwa ada 17 butir soal yang
valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 19,
20. Adapun soal yang tidak valid yaitu soal nomor 5, 13, dan 18
sehingga soal yang tidak valid dibuang atau tidak digunakan. Dapat
dilihat pada lampiran
b. Uji Reabilitas Istrumen Butir Soal Pre-Test Dan Post-Test
Hasil uji reabilitas dilakukan dengan bantuan program computer
SPSS versi 16.0 for windows. Betdasarkan uji reabilitas yang
dilakukan diperoleh koefisien Croanbach’s Alpha sebesar α = 0,658
yang dalam kategori interpretasi yaitu cukup tinggi/baik. Dengan
demikian, istrumen yang digunakan sudah baik dan dipercaya sebagai
alat pengumpul data.
Tabel 4. 5 Hasil Reabilitas Soal
Case Processing Summary

N %
Cases Valid 29 100.0
Excludeda 0 .0
Total 29 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
72
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.658 17
Sumber: SPSS Versi 16.0 for windows
c. Uji Taraf Kesukaran Istrumen Butir Soal
Taraf kesukaran soal merupakan proporsi peserta tes yang
menjawab benar terhadap butir soal tersebut. Berdasarkan hasil uji
taraf kesukaran butir soal ada sebanyak 12 butir soal yang memiliki
tingakt kesukuaran soal yang mudah diantara nya soal nomor 1, 3, 4,
7, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 17, 20 dan ada sebanyak 5 butir soal yang
memiliki tingakat kesukaran sedang sebanyak 5 soal diantaranya soal
nomor 2, 6, 11, 16, dan 19.Dapat dilihat dilampiran .
d. Uji Indeks Daya Beda
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang
kemampuan soal dalam bembedakan peserta didik. Teknik yang
digunakan untuk menghitung daya pembeda yaitu dengan mengurangi
rata-rata kelompok tinggi yang menjawab benar dan rata-rata
kelompok bawah yang menjawab benar. Proses pengolahan daya
beda pembeda soal menggunakan bantuan SPSS Versi 16.0 for
windows.
Tabel 4. 6 Hasil Uji Indeks Daya Beda
No Kriteria Nomor soal Jumlah Soal

1 Jelek 0 0
73
2 Cukup 0 0
3 Baik 2, 6, 11, 16, 19 5
1, 3, 4, 7, 8, 9, 10,
4 Sangat Baik 12
12, 14, 15, 17, 20
Total Soal 17
Berdasarkan klasifikasi daya pembeda yaitu 0,00- 1,00 dengan
interpretasi jelek,cukup, baik, dan sangat baik. Maka pada tebel diatas
dapat dijelaskan bahwa dari 17 butir soal uji coba terdapat 5 butir soal
yang baik diantaranya soal nomor 2, 6, 11, 16, 19 dan dan 12 butir soal
yang memiliki kriteria sangat baik diantaranya soal nomor 1, 3, 4, 7, 8,
9, 10, 12, 14, 15, 17, 20, sehingga instrumen butir soal memiliki daya
beda.
2. Analisi Data
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui sebaran data hasil belajar geografi untuk soal
pre-test dan post-test tersebut normal atau tidak, maka dilakukan uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan SPSS Versi
16.0 for windows yang dapat dilihat pada tabel berikut:

74
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas
NPar Tests
Notes
Output Created 24-Aug-2023 12:13:01
Comments
Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 28
Missing Definition of Missing User-defined missing values are
Value treated as missing.
Handling Cases Used Statistics for each test are based
on all cases with valid data for the
variable(s) used in that test.
Syntax NPAR
Kelas TESTS
/K-S(NORMAL)=X Kelas Kontrol
Y
Eksperimen
/MISSING ANALYSIS.
N 28 28
Resources Normal
Processor Time
Mean 81.200 00:00:00.000
76.021
Elapsed aTime
Parameters Std. Deviation 8.3530 00:00:00.003
7.7878
Number of Cases Alloweda 157286
Most Absolute .221 .224
a. Based on Extreme
availability ofPositive
workspace memory .221 .224
Differences
Negative -.221 -.211
Kolmogorov-Smirnov Z 1.167 1.184
Asymp. Sig. (2-tailed) .131 .121
a. Test distribution is Normal.
Dari data diatas dijelaskan bahwa data distribusi normal yang
dapat dilihat dari signifikan atau probabilitasnya. Pedoman pengambilan
keputusannya adalah apabila nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak
normal dan sebaliknya, jika data signifikansi > 0,05 maka data
dinyatakan normal. Nilai probabilitas atas nilai Sig yang didapat dari
data soal hasil belajar geografi untuk kelas eksperimen yaitu 0,121>
0,05 maka data-data tersebut berdistribusi normal.

75
76
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua
skala ukur memiliki karakteristik yang tidak sama. Uji homogenitas
Levene dilakukan pada variabel terikat yaitu hasil belajar dan variabel
bebas yaitu strategi pembelajaran RTE (Rotating Trio Exchange)
dengan menggunakan SPSS Versi 16.0 for windows dapat dilihat
ditabel berikut.
Tabel 4. 8 Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Based on Mean .394 1 54 .533
Belaja Based on Median .438 1 54 .511
r
Based on Median and with 53.97
Siswa .438 1 .511
adjusted df 9
Based on trimmed mean .388 1 54 .536
Dari tebel tersebut dijelaskan bahwa data berdistribusi normal
dapat dilihat dari nilai signifikasi atau probabilitasnya. Pedoman
pengambilan keputusannya adalah apabila nilai signifikansi < 0,05
maka data tidak homogen dan sebaliknya, jika nilai signifikansi > 0,05
maka data dinyatakan homogen. Nilai probabilitas atas nilai sig yang
didapat dari data soal tes hasil belajar geografi yaitu 0,536>0,05 maka
data-data tersebut persebarannya homogen.

77
c. Uji Hipotesis Uji-t dependent
Menguji hipotesis perbandingan berarti menguji parameter
populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang
juga berbentuk perbandingan. Terdapat 2 model perbandingan, yaitu
perbandingan antara 2 sampel berkorelasi dan perbandingan 2 sampel
yang tidak berkorelasi atau dependent. T-test 2 sampel tidak
berkorelasi merupakan salah satu uji statistika parametrik sehingga
mempunyai asumsi yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas. Jika kedua asumsi tersebut tidak terpenuhi, maka uji
yang digunakan adalah uji Non-Parametrik.
Peneliti menggunakan uji T-test 2 sampel tidak berkorelasi atau
dependent karena dalam penelitian ini peneliti hendak mengetahui
perebedaan hasil belajar geografi antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Berikut adalah nilai tes hasil belajar geografi kelas X SMAS
Katolik Xaverius Padang Dapat dilihat dari lampiran 8.
Dari data diatas, diketahui nilai hasil belajar geografi peserta
didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang kemudian dicari
nilai mean atau rata-rata dari nilai hasil belajar geografi kedua kelas
dan dilanjutkan dengan perhitungan uji-t dependent. Berikut adalah
hasil perhitungan uji t-dependent dengan menggunakan SPSS Versi
16.0 for windows.

78
Tabel 4. 9 Uji Hipotesis Uji-t dependent
Dependent Samples Test
Levene's Test for

Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Std.
Interval of the
Mean Error
Difference
Sig. (2- Differenc Differen
F Sig. t df tailed) e ce Lower Upper
Hasil Equal
2.39
belajar variances .394 .533 54 .020 5.1786 2.1582 .8516 9.5055
9
siswa assumed
Equal
variances 2.39 53.7
.020 5.1786 2.1582 .8511 9.5060
not 9 37
assumed
Untuk menguji terdapat pengaruh strategi pembelajaran Rotating
Trio Exchange terdapat hasil belajar peserta didik kelas V mata
pelajaran di SMAS Katolik Xaverius Padang dimana:
Ha : µ1 = µ2 (pengguaan model koopertif learning tipe Rotating Trio
Exchange) berpengaruh terhadap hasil belajar geografi
peserta didik kelas X SMAS Katolik Xaverius Padang.
Ho : µ1 ≠ µ2 (pengguaan model koopertif learning tipe Rotating Trio
Exchange) tidak berpengaruh terhadap hasil belajar
geografi peserta didik kelas X SMAS Katolik Xaverius
Padang.
79
Dalam menentukan dasar pengambilan keputusan dapat dilihat
dari nilai Sig atau nilai t-hitung sebagai berikut.
1) Berdasarkan Sig
Jika sig < 0,05, maka Ha diterima, jika sig > 0,05, maka Ha ditolak
Untuk uji dua sisi, setiap sisi dibagi 2 hingga menjadi
Jika Sig < 0,025, maka Ha diterima, jika Sig > 0,025, maka Ha
ditolak.
Berdasarkan pada tabel Dependent samples test diatas, ternyata
Sig-nya mendapat 0,020 (dibagi 2) berarti 0,010< 0,025 maka Ha
diterima.
2) Berdasarkan t-hitung
Jika t-hitung > t-tabel, maka Ha diterima, jika t-hitung < t-tabel,
maka Ha ditolak
Berdasarkan pada tabel Independent samples tes di atas, ternyata t
table = df, α/2 (54, 0,025), berarti : t-table = 1,35 < t hitung =
2.399, maka Ha diterima.
Berdasarkan analisis data tersebut, dapat dikatakan bahwa
ada perbedaan hasil belajar geografi antara peserta didik yang
diajar menggunakan model pembelajaran RTE (Rotating Trio
Exchange) dengan peserta didik yang diajar menggunakan
pembelajaran ekspositori. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran RTE

80
(Rotating Trio Exchange) terhadap hasil belajar geografi peserta
didik kelas X di SMAS Katolik Xaverius Padang 2023/2024.
d. Uji N-Gain
Gain ternormalisasi memberikan gambaran umum peningkatan
hasil belajar antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Berikut hasil
pengolahan Uji Gain yang di dapatkan menggunakan SPSS Versi 16.0 for
windows.
Tabel 4. 10 Hasil Uji N-Gain
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
N_GainPersen Kelas Eksperimen Mean 75.6469 3.39107
95% Confidence Interval for Lower

68.6890
Mean Bound
Upper
82.6048
Bound
5% Trimmed Mean 76.2290
Median 76.3636
Variance 321.981
Std. Deviation 1.79438E1
Minimum 40.00
Maximum 100.00
Range 60.00
Interquartile Range 26.04
Skewness -.313 .441
Kurtosis -.814 .858
Kelas Kontrol Mean 61.5392 4.30142

81
95% Confidence Interval for Lower

52.7135
Mean Bound
Upper
70.3650
Bound
5% Trimmed Mean 62.9234
Median 65.1515
Variance 518.061
Std. Deviation 2.27610E1
Minimum .00
Maximum 90.00
Range 90.00
Interquartile Range 27.78
Skewness -.803 .441
Kurtosis .341 .858
Berdasarkan hasil perhitungan uji N-gain skor menunjukkan bahwa
nilai rata-rata (mean) N-gain score untuk kelas eksperimen adalah 75,64 %
termasuk dalam kategori efektif. Sedangkan pada N-gain score kelas kontrol
memiliki nilai rata-rata (mean) yaitu 61,53% termasuk dalam kategori cukup
efektif.
E. Pembahasan Penelitian
82
Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat perbedaan hasil belajar
yang signifikan antara siswa yang diberikan perlakuan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperaif learning tipe Rotating Trio
Exchange (RTE) dengan siswa yang diberikan perlakuan menggunakan
model pembelajaran konvensional. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil belajar
siswa pada mata pelajaran geografi kelas X-E2 (eksperimen) yang
Exchange (RTE) yaitu sebesar 81,2 dan kelas X -E1 (kontrol) yang
menggunakan model pembelajaran konvensional sebesar 76. Hal ini
menjukkan bahwa hasil belajar peserta didik yang menggunakan model
pembelajaran kooperaif learning tipe Rotating Trio Exchange (RTE) dan
yang menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki perbedaan.
Berdasarkan uji T yang digunakan diperoleh hasil perhitungan data
menunjukkan bahwa Sig = 0,010< 0,025 atau t-tabel = 1,35 < t hitung =
2.399. Ini berarti nilai t-hitung lebih besar dari nilai t tabel baik pada taraf 5%.
Maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara model
pembelajaran RTE (Rotating Trio Exchange) terhadap hasil belajar geografi
peserta didik kelas X di SMAS Katolik Xaverius Padang.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat
dari hasil uji N-Gain. Hasil uji N-Gain didapatkan bahwa kelas eksperimen
mengalami peningkatan hasil belajar dengan kategori efektif sebesar 75,64%
dan kelas kontrol mengalami peningkatan hasil belajar dengan kategori cukup
83
efektif sebesar 61,53%. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa yang
Exchange (RTE) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran konvensional.
a. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperartif Learning Tipe Rotating
Trio Exchange (RTE) terhadap Hasil Belajar di kelas Eksperimen
Pengaruh model Kooperatif Learning tipe RTE (Rotating Trio
Exchange) membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan bersemangat
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses pembelajaran
baik secara individu maupun kelompok karena dalam proses
pembelajarannya peserta didik diharapkan dengan berbagai masalah yang
berkaitan dengan materi dan peserta didik tersebut harus berpikir untuk
mendapatkan solusi atau pemecahan dari masalah yang mereka hadapi.
Untuk menyelidiki dan mengolah masalah yang ada peserta didik
melakukan diskusi kelompok pada kelompok masing-masing.
Sebelumnya guru menyusun beragam pertanyaan yang dapat
membantu siswa melalui diskusi tentang materi pembelajaran pengetahuan
dasar geografi, setelah itu siswa dibagi menjadi 9 kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari 3 orang yang mana dalam setiap kelompok
tersebut diberi soal yang kemudian untuk dikerjakan berdiskusi bersama
kelompoknya. Kemudian setiap anggota kelompok diberi nomor 0,1 dan
2. Pada masing-masing kelompok, setiap perwakilan kelompok misalnya

84
no 1 pindah ke kelompok lainya untuk membentuk trio baru dan
berdiskusi dengan kelompok yang barunya lagi, sementara no 2 berpindah
ke kelompok lain dengan berlainan arah jarum jam dan no 0 tetap
ditempat. Tahap selanjutnya guru memberikan pertanyaan dengan dengan
tingkat kesulitan yang dinaikkan atau semakin sulit untuk kelompok baru
yang sudah terbentuk. Hal ini sejalan dengan pendapat menurut Silberman
(2016) tentang langkah-langkah atau sintak dari model pembelajaran
kooperatif learning tipe Rotating Trio Exchange (RTE). Langkah-langkah
ini dapat dilihat pada tautan youtube berikut
https://youtu.be/ANkJSzkVm6I?si=BoCnigyMe9wCZtLk dan pada gambar
dibawah ini:
Gambar 4. 3 Pembentukan kelompok model RTE

85
Gambar 4. 4 Guru memberikan pertanyaan
Gambar 4. 5 Kelompok berdiskusi

86
Gambar 4. 6 Kelompok presentase
Penggunaan model pembelajaran Kooperatif Learning tipe RTE
(Rotating Trio Exchange) dilakukan dalam tiga kali pertemuan yang
dimana pada pertemuan pertama dilakukan tanggal 18 Juli 2023 pada jam
ke-4-6 yaitu 10.05-12.20 WIB. Dalam kegiatan pertemuan pertama
peneliti terlebih dahulu memberikan soal awal atau pretest kepada peserta
didik hal ini berguna untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum
dillakukan perlakuan atau treatment selanjutnya dipertemuan pertama
peneliti juga menjelaskan cara dalam penggunaan model pembelajaran
Kooperatif Learning tipe RTE (Rotating Trio Exchange). Pertemuan
kedua dilakukan pada tanggal 25 juli 2023 yaitu pada jam ke 4-6 yaitu
10.05-12.20 WIB dimana peneliti melakukan proses belajar mengajar
pada materi pengetahuan dasar geografi dengan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Learning tipe RTE (Rotating Trio Exchange).
Pertemuan ketiga dilakukan ditanggal pada jam 4-6 yaitu 10.05-12.20
WIB dimana peneliti melanjutkan proses belajar mengajar menggunakan

87
model Kooperatif Learning tipe RTE (Rotating Trio Exchange).
Selanjutnya peneliti memberikan test akhir atau posttest kepada peserta
didik untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan model
Kooperatif Learning tipe RTE (Rotating Trio Exchange)
Tingginya rata-rata hasil belajar geografi pada kelas eksperimen
dengan menggunakan model Kooperatif Learning tipe RTE (Rotating Trio
Exchange) karena model ini memiliki kelebihan untuk membuat peserta
didik terlihat secara aktif dalam pembelajaran. Adapun kelebihan dari
model Kooperatif Learning tipe RTE (Rotating Trio Exchange) adalah
peserta didik bersemangat dalam melakukan pembelajaran sehingga
materi mudah diterima, peserta didik tidak akan mengalami kejenuhan
karena peserta didik memiliki banyak kesempatan untuk bertukar
pendapat dengan anggota baru setiap sesi pertanyaan. Pengaruh signifikan
oleh model pembelajaran RTE (Rotating Trio Exchange) dalam penelitian
ini dapat membuktikan teori-teori yang menjelaskan model pembelajaran
RTE (Rotating Trio Exchange) dan persamaan penelitian relevan yang
telah diuraikan dalam penjelasan sebelumnya . Seperti pada penelitian
Septri Nurjaya Ningsih, Salastri Rohiat, Hermansyah Amir yang berjudul
Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) dan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) yang dimana hasil dari
penelitian ini menunjukkan nilai sig.(2-tailed) yaitu 0,039 < 0,05. Hal ini
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
88
yang menerapkan model pembelajaran kooperatif Rotating Trio Exchange dan
model pembelajaran Numbered Head Together dan juga pada penelitian Sri
Ekawati yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Rotating Trio Exchange untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Pada Topik
Persamaan Dasar Akuntansi. Hasil penelitian tersebut membuktikan adanya
pengaruh dari penggunaan model pembelajaran kooperatif learning tipe RTE
dimana tingkat penyerapan rata-rata diperoleh dari 52,50% (pada akhir siklus I)
menjadi 88,22% (pada akhir siklus II) dengan kategori Sangat Baik.
b. Pengaruh Pembelajaran Konvensional terhadap hasil Belajar di Kelas
Kontrol
Pada kelas kontrol yang tidak menggunakan model Kooperatif
Learning tipe Rotating Trio Exchange (RTE) pada saat pembelajaran
berlangsung pendidik memberikan pembelajaran kurang efektif, sehingga
peserta didik kurang dapat memahami materi pelajaran tentang pengetahuan
dasar geografi yang sedang mereka pelajari. Pada pembelajaran konvesioanl
terlebih dahulu guru membuka pembelajaran dengan doa dan dilanjutkan
dengan menjelaskan tujuan dari materi pembelajaran yang akan dilakukan
setelah itu guru menjelaskan pengertian geografi, aspek geografi, konsep
esensial geografi, prinsip geografi, pendekatan geografi menggunkan PPT,
selanjutnya guru memberikan contoh terkait materi yang diberikan dan guru
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa susuai dengan materi terkait.
Dari penggunaan model konvensional ini banyak peserta didik yang
tidak fokus bahkan ada peserta didik yang bermalas-malasan, mengobrol pada
89
saat proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil analisis juga diketahui
bahwa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model ceramah
(Konvensional) peserta didik kurang dapat menyelesaikan soal-soal yang
sudah diberikan oleh peserta didik dengan baik, ini dikarenakan pada saat
pembelajaran berlangsung peserta didik tidak memperhatikan pelajaran yang
disampaikan oleh pendidik.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan uji hipotesis yang telah diuraikan oleh penulis
pada bab IV dalam pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Terdapat peningkatan nilai rata-rata pada kelas eksperimen setelah
menggunakan model pembelajaran Rotating Trio Exchange. Pada data awal
peserta didik memiliki nilai rata-rata 45.1 namun setelah menggunakan model
pembelajaran RTE (Rotating Trio Exchange) nilai rata-rata peserta didik
menjadi 81,2 dalam hal ini ada peningkatan nilai rata-rata sebesar 36,1.
2. Didapatkan nilai t-hitung = 2.399 sedangkan t-tabel pada taraf signifikansi 5%
adalah 1,35. Maka hipotesis (Ha) diterima yang menyatakan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran RTE (Rotating Trio
Exchange) terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi
kelas X di SMAS Katolik Xaverius Padang.
3. Diperoleh nilai n-gain pada kelas eksperimen sebesar 75,64 % pada kategori
berpengaruh, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai n-gain sebesar
61,53% pada kategori cukup berpengaruh. Hal ini menyatakan bahwa model
pembelajaran RTE (Rotating Trio Exchange) memiliki pengaruh yang lebih
tinggi dibandingkan model pembelajaran konvensional pada hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran geografi kelas X di SMAS Katolik Xaverius
Padang.
88
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Kepada lembaga sekolah atau pendidik SMAS Katolik Xaverius Padang
khususnya guru mata pelajaran geografi untuk menerapkan model
pembelajaran kooperatif learning tipe RTE (Rotating Trio Exchange) sebagai
salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan dengan harapan
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Pendidik dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi dalam menggunakan
model pembelajaran guna meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan
wawasan peserta didik dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Alfabeta

(ed.)).
Jurnal
Agustini, R., Kendek, Y., & Kamaluddin, K. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) terhadap Hasil Belajar Fisika
Kelas XI SMA Negeri 1 Palu. JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako
Online), 6(3), 10. https://doi.org/10.22487/j25805924.2018.v6.i3.11069
Angraini, W. D., Aminuyati, & Achmadi. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IIS SMA.
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 5(8), 1–11.
https://repository.unsri.ac.id/27031/
Arikunto. (2013). Implementasi pendidikan karakter, anida istiqomah al munawaroh,

fai ump 2017. 8–34.
Amin, S. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Geografi. JPG (Jurnal
Pendidikan Geografi), 4(3), 25–36.
Andhini, N. F. (2017). Hakikat Pembelajaran Geografi. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Abdullah, P. M. (2015). Living in the world that is fit for habitation : CCI’s ecumeni
cal and religious relationships. In Aswaja Pressindo.
Camila, 2019. (2019). Metode Penelitian. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Condet, M. I. A., Timur, J., & Ajaran, T. (2020). Dara Ayu Nurunnida Watermark
(3).
Dahliana, E., & Anwar, S. (2021). Penerapan Pembelajaran Modifikasi Penggunakan Audio
Visual Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Geografi X.MIA.4
SMA Negeri 11 Pekanbaru. Jurnal Kependudukan Dan Pembangunan Lingkungan,
2(1), 34–44
Ekawati, S. (2018). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio

Exchange Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Pada Topik Persamaan
90
Dasar Akutansi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 2(2), 176.

https://doi.org/10.31004/jpt.v2i2.663
Ekonomika, F., Bisnis, D. A. N., & Diponegoro, U. (2019). mempengaruhi
permintaan jasa audit.
Gelar, U. M., Pendidikan, S., & Perkantoran, A. (2007). Pengaruh Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Vii Smpn 13 Semarang Skripsi.
Hasanah, N. F., Nurtaman, M. E., & Hanik, U. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (Rte) Terhadap Hasil Belajar Dan
Minat Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdn Pinggir Papas 1 Sumenep.
Widyagogik : Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 6(2), 112.
https://doi.org/10.21107/widyagogik.v6i2.5195
Khairani, Angriani, P., & Alviawati, E. (2014). Pengaruh Pemanfaatan Internet Sebagai
Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas Xii Ips Sma Negeri 9
Banjarmasin. JPG (Jurnal Pendidikan Geografi), 1(1), 77–86.
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg
Marlina, L., & Solehun. (2021). Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil
Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Majaran
Kabupaten Sorong. Jurnal Keilmuan, Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya,
2(1), 66–74.
https://unimuda.e-journal.id/jurnalbahasaindonesia/article/download/952/582
Melita R. Jemalu, M., Rusno, R., & Yudiono, U. (2021). Perbandingan model
problem based learning (PBL) dan model pembelajaran konvensional terhadap
hasil belajar IPS terpadu siswa SMP Negeri 6 Welak. Jurnal Riset Pendidikan
Ekonomi, 6(2), 71–85. https://doi.org/10.21067/jrpe.v6i2.6139
Mulyadi, M. (2013). Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 15(1), 128.
https://doi.org/10.31445/jskm.2011.150106
Mukhsin, R., Mappigau, P., & Tenriawaru, A. N. (2017). Pengaruh Orientasi
Kewirausahaan Terhadap Daya Tahan Hidup Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Pengolahan Hasil Perikanan di Kota Makassar. Jurnal Analisis,
6(2), 188–193.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/ef79bd330d16ba9fda32510e0a581953.pdf
Natakusuma, A., Suroso, & Hardati, P. (2017). Pengaruh Cara Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi di Sma Negeri 2
Pekalongan. Journal Of Edu Geography, 5(3), 124–133.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo/article/download/19069/9023
Ningtyas, M. (2014). Penerapan Metode Laba Kotor Unt. Metode Penelitian, 32–41.
91
Ningrum, W. B. S. (2013). Pengaruh Model Concep Sentence Terhadap Keterampilan

Menulis Cerita Kelas V di SD Negeri Jeruklegi Wetan 03 Tahun Ajaran
2018/2019. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699.
Ningsih, S. N., Rohiat, S., & Amir, H. (2021). Perbandingan Hasil Belajar Kimia
Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio
Exchange (Rte) Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together (Nht). Alotrop, 5(1), 74–81. https://doi.org/10.33369/atp.v5i1.16489
Nurdin, I., & Hartati, S. (2019). Metodologi Penelitian Sosial.
Pakan, N. (2020). efektivitas model pembelajaran rotating trio exchange terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa kelas viii mts . batusitanduk fakultas tarbiyah
dan ilmu keguruan institut agama islam negeri ( iain ) palopo exchange
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
Pratama, I. P. (2020). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Rotating Trio Exchange Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V Di Sdn 1 Tanjung Ali.
Al-Hasanah : Islamic Religious Education Journal, 5(2), 61–70.
https://doi.org/10.51729/5214
Rain, L. Z., Purwoko, A. A., & Hakim, A. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange Dengan Pendekatan Brain-
Compatible Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Siswa Kelas X Di
SMA Negeri 1 Lingsar Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Indonesia, 1(1), 5–24.
Ra, S. S. (2023). Pengaruh Penerapan Model Case Based Learning ( CBL ) Berbantuan
Canva terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa di SMA S Adabiah Padang. 7, 22163–
22169.
Rosalia, L., Biologi, J. T., Tarbiyah, F., & Ilmu, D. A. N. (2019). pengaruh strategi
rotating trio exchange ( rte ) berbantuan handout terhadap hasil belajar siswa
pada pembelajaran ipa kelas viii mtsn 13.
Sari, despa milla dwi. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning
Tipe Rte (Rotating Trio Exchange) Terhadap Hasil Belajar Ipa Terpadu Kelas
V Min 11 Bandarlampung Skripsi. Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung. http://repository.radenintan.ac.id/3413/.
Setiawan, D., & Kurniasih, N. C. (2020). Pengaruh Biaya Bahan Baku Dan Biaya
Tenaga Kerja Terhadap Laba Bersih Pada Pt. Satwa Prima Utama. Jurnal
Ilmiah Akuntansi, 11(April), 55–64.
92
Syamsuryadin, S., & Wahyuniati, C. F. S. (2017). Tingkat Pengetahuan Pelatih Bola

Voli Tentang Program Latihan Mental Di Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi), 13(1), 53–59.
https://doi.org/10.21831/jorpres.v13i1.12884
Sumbodo, W. (2014). Hasil Belajar Mata Pelajaran Cnc Menggunakan Media
Simulasi Swansoft Cnc Pada Peserta Didik Smk Negeri 1 Magelang. Journal
of Mechanical Engineering Learning, 3(2), 115–124.
Utami, ayu tri. dkk. (2018). penerapan model pembelajaran rotating trio exchange
dalam meningkatkan hasil belajar ipa kelas v mi bandar lampung skripsi raden
intan lampung 1440 h / 2018 m penerapan model pembelajaran rotating 1440
h / 2018 m. jurnal penelitian pembelajaran matematika sekolah (jp2ms), 3(1),
23.
Utomo, E. P., & Nofrion. (2022). Analisis Keterampilan Belajar (Learning Skills) Dan Hasil
Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Daring Berbasis Padlet Pada Mata Pelajaran
Geografi. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia, 7(2), 134–153.
Wahono, Santoso, A. B., & Sutardji. (2015). Efektivitas Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) Terhadap Hasil Belajar
Kompetensi Dasar Atmosfer dan Hidrosfer Kelas VII SMP 9 Semarang Tahun
Ajaran 2012/2013. Edu Geography, 3(3), 1–6.
Wahono, Santoso, A. B., & Sutardji. (2015). Efektivitas Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) Terhadap Hasil Belajar
Kompetensi Dasar Atmosfer dan Hidrosfer Kelas VII SMP 9 Semarang Tahun
Ajaran 2012/2013. Edu Geography, 3(3), 1–6.
Wutsqo Amry, U., Rahayu, S., & Yahmin. (2017). Analisis Miskonsepsi Asam Basa
Pada Pembelajaran Konvensional Dan Dual Situated Learning Model (Dslm).
Jurnal Pendidikan Kimia, 2(3), 385–391.
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/
Yahya, A., & Wahidah Bakri, N. (2020). Pembelajaran kooperatif tipe rotating trio
exchange untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.
Jurnal Analisa, 6(1), 69–79.
http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/analisa/index
Yulia, P., & Natalia, D. (2020). Efektifitas Model Pembelajaran Resource Based
Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Nabla Dewantara, 5(1),
24–30. https://doi.org/10.51517/nd.v5i1.167
93
LAMPIRAN
Lampiran 1
A. Data Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Data Tenaga Pendidik
STA
NO NAMA JABATAN TUS
PE
GA
WA
I
1 Yosep Paskalis Gego, Kepala Sekolah GTY
S.Pd
2 Stanny Sentosa, S. Pd. Wakakur/ Guru GTY

Ekonomi
3 Deiflora Nago, S.Pd. Pendidikan Agama GTY

Katolik
4 Drs. Vincensius Sosiologi GTT

Limbong
5 Desy Angriani, S.Pd Bahasa Inggris + GTT

Mulog
6 Theresia Nia Paramita, Bahasa Indonesia GTT

S.Pd.
7 Vionita Vina Matematika GTY

Sihotang, S.Pd.
8 Paulina Anggraini Matematika GTT

Sigiro, S.Pd.
9 Viktorianus Eidil, Sejarah GTT

S.Pd.
94
1 Willi Adriani, S.Pd. Prakarya GTT

0
1 Nosafirman Harefa, Seni Budaya GTT

1 S.Pd.
1 Ludgerus Manek PJOK GTT

2 Seran, M.Pd.
1 Putri Melati, M.Pd Fisika GTT

3
1 Yustina Wiska Kimia GTT

4 Manihuruk, S.Pd
1 Buti Yohenda Christy, Biologi GTT

5 M.Si
1 Zeri Milyuta Putra, Geografi GTT

6 S.Pd
1 Dovi Nopalia PKn GTT

7 Simamora, S.Pd
1 Petrus Tjung, S.Kom Informatika GTT

8
1 Saferida Februari, BK GTY

9 S.Pd
2 Fannisa Febri Coding GTT

0 Rahmawati
2 Alfi Coding GTT

1
2. Data Tenaga Kependidikan

95
No Nama Karyawan Keterangan

1 Welan Murjana, A.Md Perpustakaan
2 NataliaSuryani Dermawan Tata Usaha
3 Andi Kebersihan
No JUMLAH SISWA
1 Kelas X E-1 28 Siswa
2 Kelas X E-2 28 Siswa
3 Kelas XI F-1 31 Siswa
4 Kelas XI F-2 29 Siswa
5 Kelas XII-IPA 17 Siswa
6 Kelas XII-IPS 11 Siswa
Jumlah 144 Siswa
B. Data Peserta Didik SMAS Katolik Xaverius Padang T.P 2023/2024
C.
96
Lampiran 2
Daftar Nama Peserta Didik
Kelas : X
No NAMA SISWA E-1 (Kelas Kontrol)
Mata Pelajaran : Geografi
1 Anna Maria
2 Ari Kristian Silaban
3 Bernadetta Joice Apriliana
4 Bram Wilyam Chrismast Deo Sinaga
5 Bunga Regina Josephine Riswandi
6 Carmelita Giana Libunaen
7 Christofania
8 Christine Nadin Purba
9 Excel Gabriel Telaumbanua
10 Febrika Sakoikoi
11 Fernando Dionisius Hutauruk
12 Fransiskus Yonatan Celcio
13 Gabriel Adventus Christianto
14 Gian Valdis Suciadi
15 Joshua Lionel Anggoro Putra Agung
16 Kevin Imanuel P.
17 Kesya Angelika Lase
18 Kristian Giawa
19 Lana Seputra
20 Lionel Hansen Prathama
21 Mawarti
22 Oscar Imanuel Lase
23 Randy Dwi Arzal
24 Reinhard Manuel Sidabutar
25 Samuel Rusio Richdyan Agus
26 Theo Rafael Canggih
27 Vicky Andreas Zebua
28 Veronika Zai
97
Lampiran 3
Kelas : X E-2 (Eksperimen)
Mata Pelajaran : Geografi
No NAMA SISWA
1 Agustini
2 Callista Bernadette Indrawan
3 Chaerine Genia Theresia
4 Chesilia F. A. Sihaloho
5 Christian Pascalis Angelius Pasaribu
6 Desnita Sabalai
7 Deswita Maharani Daeli
8 Gebriella Melani Indriani Halawa
9 Geby Gerina Br. Sitepu
10 Heribertus Felix Saabbangan
11 Hieronimus Elroy Mane
12 Ignatius Rezky Saputra Susanto
13 Jelfiando Dachi
14 Jesika Tuipek Sagulu
15 Joel Sunday Stefano Gea
16 Kristi Rebeka Turnip
17 Leonardo Tjia
18 Maria Kristina
19 Meysha Adhisty
20 Michael Widinata
21 Moyalovira Sakoikoi
22 Oktavianus Maruhawa
23 Oliver Buana Kencana
24 Pilijul Dillon Zai
98
25 Romario Dani Sagulu

26 Steven Dwi Agung Simbolon
27 Veronika Lesta Fiana Nadoya
28 Vianney Dien Sembra Paska Gracia
99
Lampiran 4
Lembar Validasi Soal oleh Dosen
100
101
102
Lampiran 5
Lembar Validasi Soal oleh Guru
103
104
105
Lampiran 6
Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan
106
Lampiran 7
Surat Iizin Penelitian oleh Yayasan Prayoga Padang
107
Lampiran 8
Hasil Nilai Tertinggi dan Terendah Pre-test kelas X E-1 (Kontrol)
1) Nilai Teringgi
2) Nilai Terendah
108
Lampiran 9
Hasil Nilai Tertinggi dan Terendah Post-test kelas X E-1 (Kontrol)
1) Nilai Tertinggi
2) Nilai Terendah
109
Lampiran 10
Hasil Nilai Tertinggi dan Terendah Pre-test kelas X E-2 (Eksperimen)
1) Nilai Tertinggi
2) Nilai Terendah
110
Lampiran 11
Hasil Nilai Tertinggi dan Terendah Post-test kelas X E-2 (Eksperimen)
1) Nilai Teringgi
2) Nilai Terendah
111
Lampiran 12
MODUL AJAR
PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
MODEL ROTATING TRIO EXCHANGE PERTEMUAN 2
NO KOMPONEN DESKRIPSI KETERANGAN

A.
INFORMASI UMUM
1. Identitas umum
Nama Dian Jordan simamora
Asal sekolah SMAK xaverius padang
Tahun penyusunan 2023
Fase/jenjang/kelas E/SMA/X
Alokasi waktu 2 JP
Materi pokok Pengetahuan dasar geografi
Kode peangkat Modul ajar kelas X
Jumlah peserta didik -
2. Kopetensi awal
Pengetahuan / Sebelum memulai kegiatan pembelajaran dalam
keterampilan yang modul ini peserta didik sudah mampu memahami
telah dimiliki pengetahuan dasar geografi dan terapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Menjelaskan pengertian geografi.
2. Mengidentifikasi aspek geografi.
3. Mengidentifikasi konsep esensial geografi.
4. Mengindentifikasi prinsip geografi.
5. Mengidentifikasi pendekatan geografi.
3. Profil pelajar
pancasila
Karakter yang 1. Bergotong royong
berkaitan Bekerjasama dalam kelompok melalui
pemberian gagasan. Atau pemikiran dan
menerima serta melaksanakan atas
kesepakatan kelompok dalam mencapai
penyelesaian tugas yang diberikan.
2. Bernalar kritis
Menyampaikan gagasan. Pandangan, atau
pemikiran, secara logis dan kritis mengenai
hakikat kelompok sosial, ragam kelompok
sosial,dinamika kelompok sosial.
3. Kreatif
Peserta didik menjadi pribadi yang kreatif
112
yang mampu mengekplorasi dan

mengekspresikan pikiran atau perasaannya
dalam bentuk karya atau tindakan yang
berdampak positif
4. Sarana dan prasarana
sarana 1. Laptop
2. Proyektor
3. Papan tulis
prasarana 1. Power point
2. Buku paket
3. Lkpd
5. Target peserta didik

Perangkat ajar ini 1. Siswa regular
dapat digunakan 2. Siswa dengan hambatan belajar
oleh guru untuk 3. Siswa cerdas berbakat istimewa (CUBI)
mengajar 4. Siswa dengan keterbatasan fisik atau sosial
6. Model pembelajaran yang digunakan
Model Kooperatif learning tipe rotating trio exchange
B. KOPETENSI INTI
1. Tujuan pembelajaran
11.1 3.1.1 Menjelaskan pengertian geografi
3.1.2 Mengidentifikasi objek studi geografi
3.1.3 Mengidentifikasi aspek geografi
3.1.4 Mengidentifikasi ruang lingkup
geografi
3.1.5 Mengidentifikasi pendekatan geografi
3.1.6 Mengidentifikasi konsep geografi
3.1.7 Mengidentifikasi prinsip geografi
2. Asesment
Assessment yang 1. Sikap (profil pelajar pancasila)
dilakukan peserta 2. Keterampilan atau performa berupa presentasi
didik 3. Tertulis yaitu melakukan tes objektif dan
essay
Asesment yang 1. Ceklis yaitu guru memberikan catatan singkat
dilakukan guru hasil observasi
2. Projek yaitu guru memberikan penilaian
terhadap suatu tugas meliputi kegiatan
perancangan pelaksanaan dan pelaporan yang
harus diselesaikan dalam periode tertentu
3. Tes tertulis, tes dengan soal dan jawaban yang
disajikan secara tertulis dan mengukur atau
memperoleh informasi tentang kemampuan
113
peserta didik, tes tertulis yang digunakan

berbentuk pilihan essay.
3. Pemahaman bermakna
Manusia adalah mahluk hidup yang tingal di lapisan bumi
4. Pertanyaan pemantik
1. Apa yang ananda pernah mendengar atau
mempelajari geografi?
2. Apakah ananda merupakan bagian dari
mahluk hidup?
3. Apakah menurut ananda masyarakat
merupakan bagian dari ilmu geografi?
5. Kegiatan pembelajaran
N AKTIFITAS GURU AKTIFITAS SISWA
O
CP Pembukaan
1. Guru melakukan 1. Peserta didik menjawab
pembukaan dengan salam dari guru
salam pembuka, dan 2. Peserta didik melakukan
berdoa sebelum doa bersama sebelum
memulai pembelajaran memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa 3. Peserta didik
kedisplinan kehadiran mendengarkan guru
siswa mengambil daftar hadir
3. Guru memberikan 4. Peserta didik mencatat
motivasi sebelum dan mendengarkan tujuan
memulai pembelajaran pembelajaran yang
4. Guru menjampaikan disampaikan guru
tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang
berlangsung
Kegiatan inti
1. Guru mengarahkan 1. Siswa mendengarkan dan
siswa untuk mengikuti arahan guru
membentuk kelompok 2. Siswa membenruk
2. Guru membagi kelompok beranggotakan
kelompok dimana 1 3 orang
kelompok berjumlah 3 3. Siswa membentuk
orang kelompok dengan formasi
3. Guru mengarahkan bundar
siswa untuk 4. Siswa menyimak
membentuk kelompok pertanyaan yang
dengan formasi berupa diberikan guru
114
bundar ataupun persegi 5. Siswa memberikan angka

4. Guru memberikan kepada setiap anggota
pertanyaan pembuka 6. Siswa mendengarkan
dengan soal yang sama arahan guru untuk
untuk didiskusikan berotasi
5. Setiap kelompok 7. Siswa dengan kelompok
diberikan kesempatan yang baru menyimak
untuk menjawab pertanyaan dari guru
pertanyaaan 8. Siswa kembali
6. Guru mengarahkan agar memberikan angka
siswa memberikan kepada masing masing
angka 0, 1, 2 kepada anggota
masing-masing teman 9. Siswa kembali berotasi
anggotanya dimana 10. Siswa menyimak
siswa bernomor 1 pertanyaan dari guru
dirotasikan kelompok 11. Siswa mendengarkan
satu searah dengan arahan dari guru
jarum jam, siswa
bernomor 2 dirotasikan
ke kelompok trio dua
searah jarum jam
sedangkan siswa
bernomor 0 tetap pada
posisisnya sebagai
anggota tetap dari
kelompok trio mereka.
7. Guru kembali
memberikan pertanyaan
dengan tingkat
kesulitan yang semakin
sulit untuk kelompok
trio baru yang telah
dibentuk.
8. Kemudian guru
kembali mengarahkan
siswa memberikan
angka kepada anggota
kelompoknya.
9. siswa bernomor 1
dirotasikan kelompok
satu searah dengan
jarum jam, siswa
bernomor 2 dirotasikan
ke kelompok trio dua
115
searah jarum jam

sedangkan siswa
posisisnya sebagai
anggota tetap dari
kelompok trio mereka
10. guru tetap melakukan
hal yang sama hingga
waktu tersedia.
Kegiatan penutup
1. guru memberikan ulasan terkait materi yang telah
dijelaskan
2. guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan materi
3. guru memberikan penilaian terkait pembelajaran
4. guru mengingatkan kembali terkait materi selanjutnya
5. guru menutup dengan doa dan pemberian salam
1. siswa mendengarkan ulasan dari guru
2. siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3. siswa membuat doa
6 Reflesi peserta didik dan pendidikan
Refelesi peserta 1. tentuka tiga hal yang dapat anda ketahui
didik setelah pertemuan ini
2. tuliskan kendala anda dalam mengikuti
kegiatan belajar hari ini
Refleksi pendidik 1. bagaimana capaian tujuan pembelajaran pada
pertemuan ini?
2. Bagaimana situasi dan kondisi kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ini?
3. Bagaimana perencanaan tindak lanjut dari
hasil refleksi pada pertemuan ini?
C. LAMPIRAN
1. Lembar kerja peserta didik
2. Bahan bacaan peserta didik dan pendidik

Siswa 1. Buku Geografi kurikulum merdeka
116
guru
1. Buku pengentar sosiologi K13 dan kurikulum
merdeka
materi A. Perkembangan Ilmu Geografi
Geografi berasal dari bahasa Yunani
yaitu Geo dan graphing. Geo artinya bumi dan
graphein artinya lukisan ataupun tulisan, jadi
secara sederhana geografi dapat didefinisikan
sebagai ilmu yang menggambarkan atau
mendeskripsikan bumi. dari perkembangan
ilmu pengetahuan geografi tidak akan
meningkatkan karakteristik tetapi juga
mempelajari antara hubungan (interaksi),
keterkaitan satu sama lain (interelasi), dan
salingbergantungan (interdependensi) antara
fenomena fisik yang berhubungan dengan
alam dan fenomena fisik yang berhubungan
dengan manusia.
B. Objek Studi Geografi
1. Objek Material
Objek-objek material geografi adalah
sebagai berikut:
a. Atmosfer adalah lapisan udara
b. Litosfer adalah lapisan batuan
c. Hidrosfer adalah lapisan air
d. Biosfer lapisan kehidupan yang
meliputi flora dan fauna
e. Antroposfer adalah lapisan manusia
dan kehidupan manusia
2. Objek formal
Menurut Peter hagget, tiga pende atau
cara pandangan dalam ilmu pengetahuan
geografi yaitu pendekatan keruangan,
pendekatan kelingkungan dan pendekatan
kompleks wilayah.
C. Aspek Geografi
Aspek-aspek geografi terdiri atas dua
kelompok yaitu aspek yang berkaitan dengan
lingkungan fisik dan aspek yang berkaitan
dengan lingkungan non fisik.
1. Aspek Fisik, meliputi aspek kimiawi
117
biologis, astronomi dan semua fenomena

alam yang dapat berlangsung diamati
seperti aspek topologi, aspek abiotik,
aspek biotik.
2. Aspek Sosial, meliputi kebudayaan
ekonomi kependudukan. pada aspek sosial
manusia berperan sebagai Fokus utama
dari kajian geografi dengan
memperhatikan pola penyebaran manusia
dalam ruang dan kaitan perilaku manusia
dengan lingkungannya kali ini
D. Ruang Lingkup Geografi
Geografi mempunyai ruang lingkup
studi yang sangat luas. berbagai macam
kondisi alam dipelajari oleh geografi antara
lain analisis fenomena manusia dengan alam
penyebaran gejala-gejala alam hubungan
fenomena satu dengan fenomena lainnya. Ko
geografi dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut:
1. Apa (What), pertanyaan ini
menunjukkan fenomena geosfer yang
akan dikaji.
2. Di mana (Where), pertanyaan ini
menunjukkan ruang atau tempat
terjadinya suatu fenomena.
3. Mengapa (Why), pertanyaan ini
menunjukkan interaksi antar fenomena
geosfer sebagai faktor yang saling
terkait dan membentuk hubungan
sebab akibat.
4. Kapan (When), Pertanyaan ini
mengungkapkan dimensi waktu
terjadinya fenomena geosfer.
5. Siapa (Who), Pertanyaan ini
menunjukkan objek-objek geografi
yang terkait dalam fenomena tersebut.
6. Bagaimana (How) , Pertanyaan ini
menunjukkan relasi dan interelasi
dalam ruang serta penyelesaiannya
terhadap masalah yang disebabkan
fenomena geosfer.
Ruang lingkup pembahasan Geografi adalah
sebagai berikut:
118
1) Geografi fisik
2) Geografi sosial
3) Geografi regional
4) Geografi teknis
Luasnya ruang lingkup geografi
menimbulkan kebutuhan spesialisasi. oleh
karena itu, muncullah cabang-cabang-cabang
ilmu geografi yang mendukung, yaitu sebagai
berikut:
1) Geomorfologi, ilmu yang mempelajari
bentuk permukaan bumi
2) Klimatologi ilmu yang mempelajari
tentang iklim
3) Biogeografi ilmu yang mempelajari
persebaran hewan dan tumbuhan serta
hubungannya antara makhluk hidup
4) Geografi tanah, ilmu yang mempelajari
sifat, karakteristik tanah dan persebarannya
di atas permukaan bumi.
5) Geografi kependudukan, ilmu yang
mempelajari tentang segala aspek
keruangan yang berkaitan dengan manusia
sebagai penduduk di suatu wilayah
6) Kartografi ilmu yang mempelajari tentang
proses pemetaan
7) Penginderaan jauh ilmu yang memperoleh
informasi tentang suatu objek dengan suatu
alat tanpa kontak langsung dengan objek
tersebut.
E. Pendekatan Geografi
R Bintaro dan surastopo Hadisumarno

dalam metode analisa geografi (1991), tiga
pendekatan geografi yang sering digunakan
yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan analisis keruangan. Analisis
atau cara pandang yang menekankan ruang
sebagai kajiannya titik ruang dalam
perspektif geografi dapat dilihat dari pola
keruangan ( spatial pattern), struktur
keruangan ( spatial structure), interaksi
keruangan ( spatial interaction), dan
119
proses keruangan ( spatial prosess)

2. Pendekatan analisis ekologi, cara
penyelidikan suatu fenomena geosfer yang
berada di suatu tempat atau wilayah
tertentu dengan menerapkan konsep
ekosistem
3. Pendekatan analisis kompleks wilayah,
perpaduan antara pendekatan keruangan
dan pendekatan kelingkungan disebut
pendekatan kompleks wilayah
F. Konsep Geografi
Ikatan Geografi Indonesia (IGI),
merumuskan 10 konsep geografi, diantaranya
sebagai berikut:
1. Konsep Lokasi, mengacu pada kedudukan
suatu objek di permukaan bumi
2. Konsep Jarak, mengacu pada ruang yang
terdapat di antara dua objek. jarak dapat
dibedakan menjadi dua yaitu jarak absolut
dan jarak relatif
3. Konsep Keterjangkauan, mengacu pada
kemudahan untuk mencapai suatu objek
yang dipengaruhi kondisi geografis suatu
wilayah
4. Konsep Pola, mengacu pada susunan atau
penyebaran fenomena pada ruang muka
bumi.
5. Konsep Morfologi, menjelaskan tentang
bentuk-bentuk muka bumi akibat proses
alam atau tindakan manusia
6. Konsep Aglomerasi , konsep ini mengacu
pada kecenderungan pengelompokan
fenomena atau objek pada suatu wilayah
7. Konsep Interaksi Dan Interdependensi,
berkaitan dengan hubungan timbal balik
atau saling ketergantungan antarwilayah
8. Konsep Nilai Kegunaan, Mengacu pada
kelebihan yang dimiliki suatu tempat atau
wilayah tertentu dan memiliki nilai
kegunaan yang berbeda berdasarkan
fungsinya.
9. Konsep Keterkaitan Antarruang,
Menunjukkan tingkat hubungan antar
120
wilayah titik Hal ini dapat mendorong

terjadinya hubungan sebab akibat.
10. Konsep Diferensiasi Area, Mengacu pada
keunikan atau karakteristik yang khas dari
suatu wilayah
G. Prinsip geografi
Dalam ilmu geografi, dikenal empat
prinsip utama yang digunakan sebagai dasar
untuk menjelaskan fenomena fisik maupun
sosial dengan memahami karakteristik dan
keterkaitan fenomena tersebut dengan
permasalahan lainnya. Keempat prinsip
tersebut sebagai berikut:
1. Prinsip Persebaran/ Distribusi, berkaitan
dengan persebaran fenomena geografi dan
fakta yang tidak merata di permukaan
bumi
2. Prinsip Interelasi berkaitan dengan
hubungan timbal balik atau keterkaitan
antara fenomena yang satu dengan
fenomena yang lain
3. Prinsip Deskripsi, menjelaskan lebih jauh
serta mendetail mengenai gejala-gejala
geosfer yang diselidiki atau dipelajari
melalui penggambaran bentuk keterkaitan
antara alam dan manusia dalam bentuk
peta kalimat diagram dan grafik
4. Prinsip Korologi, perpaduan dari ketiga
prinsip sebelumnya yaitu persebaran,
interelasi dan interaksi serta deskripsinya
dalam ruang.
3. Glosarium
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan

dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut
pandang kewilayahan dan lingkungan dalam konteks
keruangan.
Pendekatan geografi meliputi pendekatan
keruangan, pendekatan kelingkungan dan pendekatan
121
kompleks wilayah.
Konsep-konsep esensial geografi tersebut meliputi:
lokasi, jarak, keterjangkauan, pola, aglomerasi,
morfologi, nilai guna, interaksi dan interdependensi,
diferensiasi area, dan keterkaitan keruangan.
Aspek Geografi meliputi aspek fisik dan nonfisik.
4. Daftar pustaka
Yasinto Sindhu 2016. Geografi, Jilid 2. Jakarta:
Erlangga Supriatna, Jatna 2008. Melestarikan Alam
Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Bintarto dan Surastopo H. 1991. Metode Analisa
Geografi. Jakarta: LP3ES.
Arsyad, Sitanala. 2008. Penyelamatan Tanah, Air,
dan Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor
Padang, 18 juli 2023
Dian Jordan simamora

122
Lampiran 13
MODUL AJAR
MODEL ROTATING TRIO EXCHANGE PERTEMUAN 3

A.
INFORMASI UMUM
1. Identitas umum
Nama Dian Jordan Simamora
Alokasi waktu 3 JP
2. Kopetensi awal
Pengetahuan / Sebelum memulai kegiatan pembelajaran dalam modul
keterampilan yang ini peserta didik sudah mampu memahami pengetahuan
telah dimiliki dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Profil pelajar
pancasila
berkaitan Bekerjasama dalam kelompok melalui pemberian
gagasan. Atau pemikiran dan menerima serta
melaksanakan atas kesepakatan kelompok dalam
mencapai penyelesaian tugas yang diberikan.
5. Bernalar kritis
6. Kreatif
Peserta didik menjadi pribadi yang kreatif yang
mampu mengekplorasi dan mengekspresikan
pikiran atau perasaannya dalam bentuk karya atau
tindakan yang berdampak positif
123
sarana 4. Laptop
5. Proyektor
6. Papan tulis
Prasarana 4. Power point
5. Buku paket

dapat digunakan oleh 6. Siswa dengan hambatan belajar
guru untuk mengajar 7. Siswa cerdas berbakat istimewa (CUBI)
8. Siswa dengan keterbatasan fisik atau sosial
Model Kooperatif learning tipe rotating trio exchange
B. KOPETENSI INTI
3.1.4 Mengidentifikasi ruang lingkup geografi
2. Asesment
didik 3. Tertulis yaitu melakukan tes objektif dan essay
Asesment yang 1. Ceklis yaitu guru memberikan catatan singkat hasil
dilakukan guru observasi
2. Projek yaitu guru memberikan penilaian terhadap
suatu tugas meliputi kegiatan perancangan
pelaksanaan dan pelaporan yang harus
diselesaikan dalam periode tertentu
memperoleh informasi tentang kemampuan peserta
didik, tes tertulis yang digunakan berbentuk
pilihan essay.
5. Apakah ananda merupakan bagian dari mahluk
hidup?
124
6. Apakah menurut ananda masyarakat merupakan

bagian dari ilmu geografi?
NO AKTIFITAS GURU AKTIFITAS SISWA
CP Pembukaan
pembukaan dengan salam salam dari guru
pembuka, dan berdoa 6. Peserta didik melakukan doa
sebelum memulai bersama sebelum memulai
pembelajaran pembelajaran
6. Guru memeriksa 7. Peserta didik mendengarkan
kedisplinan kehadiran guru mengambil daftar hadir
siswa 8. Peserta didik mencatat dan
7. Guru memberikan mendengarkan tujuan
motivasi sebelum pembelajaran yang
memulai pembelajaran disampaikan guru
8. Guru menjampaikan
tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang
berlangsung
Kegiatan inti
1. Guru mengarahkan siswa 1. Siswa mendengarkan dan
untuk membentuk mengikuti arahan guru
kelompok 2. Siswa membenruk
2. Guru membagi kelompok kelompok beranggotakan 3
dimana 1 kelompok orang
berjumlah 3 orang 3. Siswa membentuk kelompok
3. Guru mengarahkan siswa dengan formasi bundar
untuk membentuk 4. Siswa menyimak pertanyaan
kelompok dengan formasi yang diberikan guru
berupa bundar ataupun 5. Siswa memberikan angka
persegi kepada setiap anggota
4. Guru memberikan 6. Siswa mendengarkan arahan
pertanyaan pembuka guru untuk berotasi
dengan soal yang sama 7. Siswa dengan kelompok
untuk didiskusikan yang baru menyimak
5. Setiap kelompok pertanyaan dari guru
diberikan kesempatan 8. Siswa kembali memberikan
untuk menjawab angka kepada masing
pertanyaaan masing anggota
6. Guru mengarahkan agar 9. Siswa kembali berotasi
siswa memberikan angka 10. Siswa menyimak pertanyaan
0, 1, 2 kepada masing- dari guru
masing teman anggotanya 11. Siswa mendengarkan arahan
dimana siswa bernomor 1 dari guru
dirotasikan kelompok satu
searah dengan jarum jam,
siswa bernomor 2
125
dirotasikan ke kelompok
trio dua searah jarum jam
sedangkan siswa
posisisnya sebagai
anggota tetap dari
kelompok trio mereka.
7. Guru kembali
memberikan pertanyaan
dengan tingkat kesulitan
yang semakin sulit untuk
kelompok trio baru yang
telah dibentuk.
8. Kemudian guru kembali
mengarahkan siswa
memberikan angka
kepada anggota
kelompoknya.
9. siswa bernomor 1
dirotasikan kelompok satu
searah dengan jarum jam,
siswa bernomor 2
dirotasikan ke kelompok
trio dua searah jarum jam
sedangkan siswa
posisisnya sebagai
anggota tetap dari
kelompok trio mereka
10. guru tetap melakukan hal
yang sama hingga waktu
tersedia.
Kegiatan penutup
1. guru memberikan ulasan terkait materi yang telah dijelaskan
Refelesi peserta 1. tentuka tiga hal yang dapat anda ketahui setelah
didik pertemuan ini
2. tuliskan kendala anda dalam mengikuti kegiatan
belajar hari ini
Refleksi pendidik 1. bagaimana capaian tujuan pembelajaran pada
pertemuan ini?
126

3. Bagaimana perencanaan tindak lanjut dari hasil
refleksi pada pertemuan ini?
C. LAMPIRAN

Siswa 1. Buku Geografi kurikulum merdeka
Guru
merdeka
materi
H. Perkembangan Ilmu Geografi
fenomena fisik yang berhubungan dengan alam
dan fenomena fisik yang berhubungan dengan
manusia.
I. Objek Studi Geografi
1. Objek Material
sebagai berikut:
f. Atmosfer adalah lapisan udara
g. Litosfer adalah lapisan batuan
h. Hidrosfer adalah lapisan air
i. Biosfer lapisan kehidupan yang
127

j. Antroposfer adalah lapisan manusia
2. Objek formal
kompleks wilayah.
J. Aspek Geografi
aspek biotik.
manusia berperan sebagai Fokus utama dari
kajian geografi dengan memperhatikan
pola penyebaran manusia dalam ruang dan
kaitan perilaku manusia dengan
lingkungannya kali ini
K. Ruang Lingkup Geografi
pertanyaan berikut:
akan dikaji.
128

terkait dan membentuk hubungan sebab
akibat.
fenomena geosfer.
sebagai berikut:
1) Geografi fisik
2) Geografi sosial
4) Geografi teknis
berikut:
tentang iklim
proses pemetaan
129

tersebut.
L. Pendekatan Geografi

keruangan ( spatial pattern), struktur
keruangan ( spatial structure), interaksi
keruangan ( spatial interaction), dan
ekosistem
M. Konsep Geografi
sebagai berikut:
dan jarak relatif
wilayah
130
bumi.
fungsinya.
suatu wilayah
N. Prinsip geografi
fakta yang tidak merata di permukaan bumi
fenomena yang lain
antara alam dan manusia dalam bentuk peta
kalimat diagram dan grafik
131

dalam ruang.
3. Glosarium

keruangan.
kompleks wilayah.
4. Daftar pustaka
Yasinto Sindhu 2016. Geografi, Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Supriatna, Jatna 2008. Melestarikan Alam Indonesia.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Bintarto dan Surastopo H. 1991. Metode Analisa Geografi.
Jakarta: LP3ES.
Arsyad, Sitanala. 2008. Penyelamatan Tanah, Air, dan
Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor
Padang, Juli 2023

132
133
Lampiran 14
MODUL AJAR
MODEL KONVENSIONAL

A.
INFORMASI UMUM
1. Identitas umum
Nama Dian Jordan simamora
Alokasi waktu 2 JP
2. Kopetensi awal
Pengetahuan / Sebelum memulai kegiatan pembelajaran dalam
keterampilan yang modul ini peserta didik sudah mampu memahami
telah dimiliki pengetahuan dasar geografi dan terapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Profil pelajar
pancasila
berkaitan Bekerjasama dalam kelompok melalui
pemberian gagasan. Atau pemikiran dan
menerima serta melaksanakan atas
kesepakatan kelompok dalam mencapai
penyelesaian tugas yang diberikan.
8. Bernalar kritis
9. Kreatif
Peserta didik menjadi pribadi yang kreatif
134
yang mampu mengekplorasi dan

mengekspresikan pikiran atau perasaannya
dalam bentuk karya atau tindakan yang
berdampak positif
Sarana 1. Laptop
2. Proyektor
3. Papan tulis
Prasarana 1. Power point
2. Buku paket

dapat digunakan 2. Siswa dengan hambatan belajar
oleh guru untuk 3. Siswa cerdas berbakat istimewa (CUBI)
mengajar 4. Siswa dengan keterbatasan fisik atau sosial
Model Konvensional
B. KOPETENSI INTI
3.1.4 Mengidentifikasi ruang lingkup
geografi
2. Asesment
didik 6. Tertulis yaitu melakukan tes objektif dan
essay
Asesment yang 4. Ceklis yaitu guru memberikan catatan singkat
dilakukan guru hasil observasi
5. Projek yaitu guru memberikan penilaian
terhadap suatu tugas meliputi kegiatan
perancangan pelaksanaan dan pelaporan yang
harus diselesaikan dalam periode tertentu
memperoleh informasi tentang kemampuan
peserta didik, tes tertulis yang digunakan
135
berbentuk pilihan essay.

8. Apakah ananda merupakan bagian dari
mahluk hidup?
9. Apakah menurut ananda masyarakat
merupakan bagian dari ilmu geografi?
N AKTIFITAS GURU AKTIFITAS SISWA
O
CP Pembukaan
pembukaan dengan salam dari guru
salam pembuka, dan 10. Peserta didik melakukan
berdoa sebelum doa bersama sebelum
memulai pembelajaran memulai pembelajaran
10. Guru memeriksa 11. Peserta didik
kedisplinan kehadiran mendengarkan guru
siswa mengambil daftar hadir
11. Guru memberikan 12. Peserta didik mencatat dan
motivasi sebelum mendengarkan tujuan
memulai pembelajaran pembelajaran yang
12. Guru menjampaikan disampaikan guru
tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang
berlangsung
Kegiatan inti
12. Guru menjelaskan 1. Siswa mendengarkan
pengertian geografi, penjelasan dari guru
aspek geografi, konsep terkait materi
esensial geografi, 2. Siswa menyimak contoh
prinsip geografi, yang diberikan guru
pendekatan geografi 3. Siswa memberikan
menggunkan PPT pertanyaan terhadap
13. Guru memberikan materi yang kurang di
contoh terkait materi mengerti
yang diberikan 4. Siswa menyaksikan video
14. Guru memberikan yang di berikan guru
kesempatan kepada 5. Siswa mendenganrkan
136
siswa apabila ada yang jawaban atas pertanyaan

ingin siswa.
ditanyakan terkait
materi
15. Guru memberikan
video terkait materi
untuk memperdalam
materi
16. Guru menyawab
pertanyaan yang
diberikan siswa
Kegiatan penutup
6. guru memberikan ulasan terkait materi yang telah
dijelaskan
Refelesi peserta 3. Tentuka tiga hal yang dapat anda ketahui
didik setelah pertemuan ini
4. Tuliskan kendala anda dalam mengikuti
kegiatan belajar hari ini
Refleksi pendidik 4. Bagaimana capaian tujuan pembelajaran pada
pertemuan ini?
6. Bagaimana perencanaan tindak lanjut dari
hasil refleksi pada pertemuan ini?
C. LAMPIRAN
137

siswa 2. Buku Geografi kurikulum merdeka
guru
merdeka
materi O. Perkembangan Ilmu Geografi
fenomena fisik yang berhubungan dengan
alam dan fenomena fisik yang berhubungan
dengan manusia.
P. Objek Studi Geografi
3. Objek Material
sebagai berikut:
k. Atmosfer adalah lapisan udara
l. Litosfer adalah lapisan batuan
m. Hidrosfer adalah lapisan air
n. Biosfer lapisan kehidupan yang
o. Antroposfer adalah lapisan manusia
4. Objek formal
kompleks wilayah.
Q. Aspek Geografi
138

aspek biotik.
manusia berperan sebagai Fokus utama
dari kajian geografi dengan
memperhatikan pola penyebaran manusia
dalam ruang dan kaitan perilaku manusia
dengan lingkungannya kali ini
R. Ruang Lingkup Geografi
pertanyaan berikut:
akan dikaji.
terkait dan membentuk hubungan
sebab akibat.
fenomena geosfer.
139

sebagai berikut:
5) Geografi fisik
6) Geografi sosial
8) Geografi teknis
berikut:
tentang iklim
proses pemetaan
tersebut.
S. Pendekatan Geografi

140
keruangan (spatial pattern), struktur

keruangan (spatial structure), interaksi
keruangan (spatial interaction), dan
ekosistem
T. Konsep Geografi
sebagai berikut:
dan jarak relatif
wilayah
bumi.
141
fungsinya.
suatu wilayah
U. Prinsip geografi
fakta yang tidak merata di permukaan
bumi
fenomena yang lain
antara alam dan manusia dalam bentuk
peta kalimat diagram dan grafik
dalam ruang.
3. Glosarium

142
keruangan.
kompleks wilayah.
4. Daftar pustaka
Yasinto Sindhu 2016. Geografi, Jilid 2. Jakarta:
Erlangga Supriatna, Jatna 2008. Melestarikan Alam
Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Bintarto dan Surastopo H. 1991. Metode Analisa
Geografi. Jakarta: LP3ES.
Arsyad, Sitanala. 2008. Penyelamatan Tanah, Air,
dan Lingkungan. Jakarta: Yayasan Obor
Padang, juli 2023

143
Lampiran 15
Soal Uji Coba Pre-test dan Post Test
Nama :
Kelas :
Berilah Tanda Silang (X) Pada Huruf A, B, C, D atau E Pada Jawaban

yang Benar!
1. Ilmu yang menggambarkan atau mendeskripsikan bumi disebut….

a. Sosiologi
b. Geografi
c. Ekonomi
d. Pendekatan geografi
e. Konsep geografoi
2. Pantai padang merupakan objek wisata yang terdapat di Kecamatan Padang Barat.
Banyak wisatawan asing maupun domestik yang mengunjunginya terutama pada
akhir pekan. Kondisi pantai yang bersih dan masih alami menjadi daya tarik
andalannya. Fenomena tersebut merupakan contoh konsep….
a. Morfologi
b. Pola
c. Aglomerasi
d. Nilai kegunaan
e. keterjangkauan
3. Petani di lahan miring menggunakan sistem terasering untuk mengolah lahan
pertanian. Keterkaitan pada fenomena tersebut dalam ilmu Geografi menggunakan
pendekatan...
a. Diferensiasi area
b. Keruangan
c. Ekologis
d. Keterjangkauan
4. Wilayah Perencanaan kawasan permukiman untuk relokasi daerah rawan banjir
merupakan contoh aplikasi pendekatan geografi…
a. Keruangan
b. Kelingkungan
c. Ekologi
d. Spasial
e. Kompleks wilayah
144
5. Dalam perencanan pembangunan pemukiman baru, pemerintah harus

memperhatikan berbagai aspek, seperti mengidentifikasi lokasi yang potensial,
aksesibilitas daerah tersebut, dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait.
Pendekatan geografi yag digunakan oleh pemerintah dalam perencanaan
pemukiman adalah pendekatan ….
a. Keruangan
b. Ekologi
c. Korologi
d. Kewilayaan
e. Kompeks wilayah
6. Berikut ini cabang ilmu Geografi, kecuali…
a. Kartografi
b. Astrologi
c. Hidrologi
d. Geologi
e. Klimatologi
7. Klimatologi Rumah saya berada didekat stasiun kereta tapi jauh ke terminal bus
sedangkan rumah teman saya dekat dengan terminal bus namun jauh dari stasiun
kereta, Hal ini merupakan konsep….
a. Lokasi
b. Nilai
c. Jarak
d. Pola
e. Aglomerasi
8. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, gunung api yang ada di Sumatra dan
Jawa menunjukkan aktivitas vukanismenya. Dilihat dari struktur geologisnya,
wilayah Sumatra dan Jawa berada di zona tumbukan lempeng.
Prinsip geografi yang digunakan untuk mengkaji fenomena tersebut adalah
prinsip….
a. Persebaran
b. Deskrpsi
c. Interelasi
d. Korologi
e. Keruangan
9. Desa sawahlunto berada di daerah pegunungan sehingga pemukimannya relatif
menyebar seperti gambar di bawah ini. Contoh ini merupakan konsep…
145
a. Lokasi
b. Nilai guna
c. Jarak
d. Pola
e. Aglomerasi
10. Kota Bandung berada pada wilayah perbukitan dengan topografi rata-rata 500
mdpl, merupakan konsep….
a. Lokasi
b. Nilai guna
c. Jarak
d. Pola
e. Morfologi
11. Suku anak Dalam menghuni wilayah Taman Nasional Kerinci. Untuk lokasi
tersebut harus melewati jalanan hutan dan sempit, merupakan konsep…
a. Lokasi
b. Nilai guna
c. Keterjangkauan
d. Pola
e. Aglomerasi
12. Tumbuhan paku cocok hidup didaerah pegunungan dengan suhu rendah
sedangkan kaktus hidup didaerah gurun yang suhunya relatif tinggi, merupakan
konsep….
a. Diferensiasi area
b. Nilai guna
c. Jarak
d. Pola
e. Aglomerasi
13. Perhatikan beberapa fenomena berikut ini:
1) Evakuasi program bencana gunung api
146
2) Tingginya gelombang laut mengikis pantai

3) Kurangnya vegetasi, memicu terjadinya longsor
4) Kebakaran hutan mengakibatkan kematian hewan
5) Jenis tanah alluvial banyak terdapat dimuara sungai
Berdasarkan fenomena tersebut, yang termasuk aspek fisik bidang kajian litosfer
ditunjukkan oleh angka….
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (3)
c. (3) dan (4)
d. (3) dan (5)
e. (4) dan (5)
14. Banjir yang sering terjadi di sekitar pemukiman penduduk di daerah perkotaan
akibat semakin dangkal dasar sungai. Pendangkalan sungai terjadi akibat adanya
penduduk yang membuang sampah kesungai. Pendekatan geografi untuk mengkaji
hal tersebut adalah ....
a. Keruangan
b. Kompleks wilayah
c. Aglomerasi
d. Kelingkungan
e. Korologi
15. Perencanaan kawasan permukiman untuk relokasi daerah rawan banjir merupakan
contoh aplikasi pendekatan geografi…
a. Keruangan
b. Kelingkungan
c. Ekologi
d. Spasial
e. Kompleks wilayah
16. Hubungan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya dalam satu ruang
disebut dengan prinsip…
a. Deskrpsi
b. Interalasi
c. Korologi
d. Persebaran
a. Spasial
17. Berikut ini yang merupakan cabang ilmu Geografi teknik adalah…
a. Meteorologi e. Oceanografi
b. Litologi e. Kartografi
c. Hidrologi
147
Lampiran 16
Jawaban Soal Pilihan Ganda Uji Coba Pre-test dan Post-test
1. B
2. D
3. C
4. E
5. E
6. B
7. A
8. C
9. D
10. E
11. C
12. A
13. D
14. D
15. E
16. B
17. E
Lampiran 17
Data Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pelajaran Geografi Kelas X di SMAS Katolik Xaverius Padang
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

No
Nama Pre-test Post-test Nama Pre-test Post-test
1 Anna Maria 34.8 87 Agustini 58 75.4
Callista Bernadette
Ari Kristian 58 87
2 29 75.4 Indrawan
Silaban
Chaerine Genia
Bernadetta 46.4 75.4
3 29 69.6 Theresia
Joice Apriliana
Bram Wilyam Chesilia F. A.
4 Chrismast Deo 52.2 87 46.4 75.4
Sihaloho
Sinaga
Bunga Regina Christian Pascalis
5 Josephine 58 69.6 52.2 87
Angelius Pasaribu
Riswandi
Carmelita
6 Giana 34.8 87 Desnita Sabalai 46.4 75.4
Libunaen
Deswita Maharani
7 Christofania 23.2 81.2 29 69.6
Daeli
Gebriella Melani
Christine 29 75.4
8 63.8 81.2 Indriani Halawa
Nadin Purba
Geby Gerina Br.
Excel Gabriel 46.4 87
9 46.4 87 Sitepu
Telaumbanua
Heribertus Felix
Febrika 29 69.6
10 34.8 63.8 Saabbangan
Sakoikoi
Fernando Hieronimus Elroy
11 Dionisius 63.8 75.4 52.2 69.6
Mane
Hutauruk
12 Fransiskus 34.8 87 Ignatius Rezky 29 75.4
138
Yonatan Saputra Susanto

Celcio
Gabriel
13 Adventus 40.6 81.2 Jelfiando Dachi 52.2 92.8
Christianto
Jesika Tuipek
Gian Valdis 34.8 69.6
14 34.8 69.6 Sagulu
Suciadi
Joshua Lionel Joel Sunday
15 Anggoro Putra 58 81.2 46.4 87
Stefano Gea
Agung
Kristi Rebeka
Kevin Imanuel 63.8 92.8
16 34.8 69.6 Turnip
P.
Kesya Leonardo Tjia 40.6 87
17 46.4 69.6
Angelika Lase
18 Kristian Giawa 29 75.4 Maria Kristina 34.8 92.8
19 Lana Seputra 46.4 69.6 Meysha Adhisty 29 75.4
Lionel Hansen Michael Widinata 52.2 92.8

20 52.2 63.8
Prathama
Moyalovira
21 Mawarti 46.4 81.2 46.4 69.6
Sakoikoi
Oktavianus
Oscar Imanuel 52.2 87
22 52.2 63.8 Maruhawa
Lase
Oliver Buana
Randy Dwi 40.6 92.8
23 46.4 81.2 Kencana
Arzal
Reinhard
24 Manuel 46.4 69.6 Pilijul Dillon Zai 58 87
Sidabutar
Romario Dani
Samuel Rusio 63.8 75.4
25 40.6 81.2 Sagulu
Richdyan Agus
Steven Dwi Agung
Theo Rafael 52.2 81.2
26 69.6 69.6 Simbolon
Canggih
Veronika Lesta
Vicky Andreas 34.8 81.2
27 52.2 81.2 Fiana Nadoya
Zebua
28 Veronika Zai 58 69.6 Vianney Dien 40.6 87
139
Sembra Paska
Gracia
Nilai Terendah 23,2 76 Nilai Terendah 29 69,6
Nilai Tertinggi 69,6 87 Nilai Tertinggi 63,8 92,8
Rata-Rata 44,95 63,8 Rata-Rata 45,1 81,2

140
Lampiran 18
Rekapitulasi Output Validitas Hasil Uji Coba Post-Test Hasil Belajar Geografi
Kelas X di SMAS Katolik Xaverius Padang
No. Butir Corrected Item- N = 30 pada taraf Keterangan

Soal Total Correlation signifikan 5 %
Soal 1 .492 0,311 Valid
Soal 2 .419 0,311 Valid
Soal 3 .483 0,311 Valid
Soal 4 .436 0,311 Valid
Soal 5 .286 0,311 Tidak Valid
Soal 6 .386 0,311 Valid
Soal 7 .423 0,311 Valid
Soal 8 .368 0,311 Valid
Soal 9 .316 0,311 Valid
Soal 10 .368 0,311 Valid
Soal 11 .347 0,311 Valid
Soal 12 .471 0,311 Valid
Soal 13 .290 0,311 Tidak Valid
Soal 14 .342 0,311 Valid
Soal 15 .340 0,311 Valid
Soal 16 .354 0,311 Valid
Soal 17 .312 0,311 Valid
Soal 18 -.019 0,311 Tidak Valid
Soal 19 .336 0,311 Valid
Soal 20 .389 0,311 Valid
141
Lampiran 19
Hasil Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Soal Pre-Test dan Post-Test
Nomor soal Jumlah siswa Missing Mean Daya Beda
Soal 1 29 0 0.90 Baik Sekali

Soal 2 29 0 0.59 Baik
Soal 5 29 0 0.62 Baik
Soal 9 29 0 0.72 Baik Sekakli
Soal 10 29 0 0.69 Baik
Soal 13 29 0 0.30 Cukup
Soal 15 29 0 0.66 Baik
Soal 16 29 0 0.45 Baik
142
Lampiran 20
Tingkat Kesukaran
Nomor soal Jumlah siswa Missing Mean
Soal 1 29 0 0.90 Mudah
Soal 2 29 0 0.59 Sedang
Soal 11 29 0 0.72 Mudah
Soal 12 29 0 0.72 Mudah
Soal 13 29 0 0.90 Mudah
Soal 15 29 0 0.79 Mudah
Soal 17 29 0 0.86 Mudah
Uji Coba Tingkat Kesukaran Soal Post-Test

SKRIpsi

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

SKRIpsi

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING

TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE TERHADAP HASIL BELAJAR

Diajukan sebagai satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

Dian Jordan Simamora. 2023. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning

melimpahkan rahmat dan karunia-Nyasehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Rotating

Universitas Negeri Padang.

maupun tidak langsung. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

Sosial Universitas Negeri Padang

Program Studi Geografi Universitas Negeri Padang.

dalam proses penulisan skripsi ini.

memberikan arahan dan saran dalam penulisan skripsi penulis.

memberikan arahan dan saran dalam penulisan skripsi penulis.

melakukan kegiatan penelitian di SMAS Katolik Xaverius Padang.

Padang yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam pelaksanaan

penelitian yang dilakukan oleh penulis.

penulis selama penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

memberikan dukungan, semangat serta doa kepada penulis.

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

semangat kepada penulis.

memohon maaf dan bersedia menerima kritikan yang membangun.

siapa saja yang membacanya.

Padang, November 2023

Dian Jordan Simamora

Gambar 2.1 Pola Rotating Tipe Exchange...................................................................22

Tabel 2. 1 Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Konvensional.....19

A. Latar Belakang Masalah

Dalam memajukan suatu bangsa tentu diperlukan sistem pendidikan yang

yang dapat digunakan untuk menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa pendidikan merupakan

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak

mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan

sebuah makna pendidikan.

Menurut Sudjana (2012), pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan

peningkatan kualitas dan kuantitas pada tingkah laku, seperti peningkatan

kecakapan, daya pikir, pemahaman, keterampilan, sikap , kebiasaan dan juga

kemampuan-kemampuan lainnya. Proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tidak hanya terjadi pada beberapa

dari mata pelajaran geografi.

Geografi merupakan salah mata pelajaran yang telah berkembang

dengan pesat dan sangat dibutuhkan. Pembelajaran geografi bertujuan untuk

baik yang berhubungan dengan masyarakat, keadaan alam, serta berbagai

menunjukkan bahwa manusia membutuhkan geografi karena mempengaruhi

siswa tingkat SMA/MA. Dalam praktiknya banyak sekolah yang belum

suatu model pembelajaran yang mampu membantu proses penyampaian

pembelajaran geografi dalam kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran adalah suatu bentuk pola aktivitas yang merupakan

dasar pijakan guru mengorganisir kegiatan pembelajaran. Trianto (2012)

berpendapat bahwa “Model pembelajaran adalah suatu perencanaan suatu pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial”. Model juga merupakan konsep dasar

pengembangan pembelajaran karena model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang menuntun guru menetapkan prosedur dan langkah-langkah

pembelajaran yang sistematis, petunjuk mengorganisir kegiatan pembelajaran,

dan meramu komponen-komponen pembelajaran yang dapat menghantarkan

aktivitas anak didik secara optimal.

Idealisnya guru harus menggunakan model pembelajaran yang tepat dan

efektif pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Model pembelajaran yang

efektif sangat membantu dalam proses pembelajaran sehingga nantinya

pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Model

apa yang ingin disampaikan. Selain itu pembelajaran abad 21 lebih

mengembangkan keterampilan andagogik siswa. Sehingga siswa mampu