Anda di halaman 1dari 31

Measures of Disease Occurrence

Erlin Listiyaningsih
How do we measure the diseases
Quantitative descriptors
1. Hitung (numbers/ counts)
2. Ratio
3. Proporsi
 Berapa bagian dari populasi yang mengalami
peristiwa (penyakit, kematian)?
4. Rates
 Seberapa cepat terjadinya peristiwa?
Descriptors

1. Numbers : use of actual number of events


e.g 100 cases of covid-19 in community A

2. Ratio : quantifies the magnitude of one


occurrence.
X, in relation to another event Y  X/Y
e.g Ratio of TB cases in community A to B is 1:10
Descriptors

3. Proportions : a ratio in which the numerator is


included in the denominator
e.g proportion of covid-19 cases in community A is 10%

4. Rate : a proportion with time element.


it measure the occurrence of an event overtime
e.g US measles cases in year of 2000 / US population in
year of 2000
Ukuran Frekuensi
• Ukuran morbiditas
Prevalensi - proporsi
Cumulative incidence - proporsi
Incidence density - rate
• Ukuran mortalitas
▫ Mortality rate - proporsi
▫ Standardized mortality (SMR)
Riwayat Alamiah Penyakit
(Natural History of Disease)

Paparan  Onset gejala (dx)  Akibat


penyakit
Faktor risiko/ Faktor prognostik
kausa/ etiologi penyakit
penyakit
Masa inkubasi (laten) Durasi
Individu rentan Kasus baru (=> insidensi)  Sembuh
terpapar agen  Meninggal
Kasus baru + lama  Penyakit kronis
etiologi
(=> prevalensi)
Klasifikasi Kasus
Tabel 1.12 Klasifikasi kasus menurut kriteria pemeriksaan klinis, epidemiologis, dan laboratoris

Klasifikasi kasus Kriteria


Kasus suspek (suspected case, Tanda dan gejala klinis cocok dengan penyakit, terdapat bukti epidemiologi, tetapi
syndromic case) tidak terdapat bukti laboratorium yang menunjukkan tengah atau telah terjadi infeksi
(bukti laboratorium negatif, tidak ada, atau belum ada)

Kasus mungkin (probable case, Tanda dan gejala klinis cocok dengan penyakit, terdapat bukti epidemiologis, terdapat
presumptive case) bukti laboratorium yang mengarah tetapi belum pasti, yang menunjukkan tengah atau
telah terjadi infeksi

Kasus pasti (confirmed case, Terdapat bukti pasti laboratorium (serologis, biokimia, bakteriologis, virologis,
definite case) parasitologis) bahwa tengah atau telah terjadi infeksi, dengan atau tanpa kehadiran
tanda, gejala klinis, atau bukti epidemiologis

Sumber: Bres (1986)


1. Hitung (Counts)
 Ukuran frekuensi penyakit paling sederhana
Frekuensi (=banyaknya) individu yang terkena
penyakit
 Berguna untuk merencanakan alokasi sumber
daya kesehatan
 Sebagai contoh:
Jumlah kasus DHF
2. Rasio
• Suatu fraksi tanpa hubungan tertentu antara
pembilang dan penyebut
• Rentang: 0 hingga 
• A/B
• Contoh
▫ sex ratio (L:P)
Contoh perhitungan Rasio
• Jumlah laki-laki dengan HIV/AIDS, 2010
2,412
• Jumlah perempuan dengan HIV/AIDS, 2010
2,314

Rasio laki-laki terhadap perempuan


2,412/2,314 = 1.04

(Pembilang tidak merupakan bagian dari penyebut)


Contoh Ukuran Rasio
• Laki-laki terhadap Perempuan
• Urban terhadap Rural
• Muda terhadap Tua
3. Proporsi
• Pembilang merupakan bagian dari penyebut
• Dapat dinyatakan dalam persen
• Rentang: 0 hingga 1
• A/(A+B)
• Contoh
 Prevalensi
 Cumulative Incidence
4. Rate
• Suatu jenis khusus proporsi
• Unit waktu di dalam penyebut
• A/(A+B) per interval waktu
• Populasi sering digunakan sebagai penyebut
• Selalu dua komponen:
▫ Kasus baru
▫ Waktu
Ukuran Dasar pada Level Populasi

Kematian
Kasus
Peristiwa
Pembilang

Penyebut
Populasi
Populasi berisiko
Waktu berisiko
Prevalensi

• Proporsi individu dalam populasi yang mengalami


penyakit atau kondisi lainnya pada suatu periode
waktu tertentu

jumlah kasus (A) sekarang


P=
populasi total (A+B) sekarang

• Tanpa dimensi –– bisa dinyatakan dalam persen


• Jangan dianggap sebagai rate
• Tergantung insidensi dan durasi
Prevalensi = Insidensi X Durasi
Kasus Prevalensi
insidensi (existing cases)
(baru)

Prevalensi meningkat
dengan bertambahnya
kasus baru

Populasi berisiko
Prevalensi
menurun dengan
meninggalnya atau
sembuhnya kasus
Perbandingan

Populasi Jumlah Incidensi %


berisiko meninggal populasi
total
Semua penyebab 281,421,906 6,855/hari 0.002%
kematian
286/jam .0001%
857/3 jam .0003%
11 September, 2001 3053/3 jam .001%
Terdapat 3.6 kali lebih banyak kematian selama 3 jam pada 11/9/01
daripada perkiraan
Prevalensi
• Point prevalence (Prevelansi titik)– proporsi semua
kasus pada suatu titik waktu
• Period prevalence (Prevalensi periode)– proporsi
semua kasus selama suatu periode waktu
 Contoh:
 Frekuensi penyakit pada otopsi – semua kasus di antara
semua yang diotopsi
 Birth defect rate (angka kecacatan kelahiran)– jumlah
kelahiran baru dengan kecacatan di antara semua
kelahiran hidup
Manfaat Prevalensi
 Mendeskripsikan beban penyakit pada populasi
 Mendeskripsikan status penyakit pada populasi
 Menaksir frekuensi paparan
 Menaksir kebutuhan pelayanan kesehatan untuk
individu-individu yang terkena penyakit
Keterbatasan Prevalensi
Semua kasus dengan suatu penyakit pada suatu
titik waktu merupakan hasil dari:

 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan


penyakit
 Faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan
hidup (survival)
 Identifikasi siapa yang berpenyakit (definisi kasus)
 Cara menemukan kasus (case ascertainment)
 Penyebut (populasi berisiko)
Contoh aplikasi Prevalensi
• Prevalensi Virus Hepatitis B:
▫ 4.4% dari populoasi menunjukkan adanya bukti
sedang atau pernah terinfeksi Virus Hepatitis B
• Prevalensi Virus Hepatitis C:
▫ 1.0% dari populoasi menunjukkan adanya bukti
sedang atau pernah terinfeksi Virus Hepatitis C
Insidensi
• Ukuran frekuensi kasus baru penyakit atau kondisi
pada populasi berisiko selama suatu periode waktu
• Tiga elemen kunci:
a. Hanya kasus baru dimasukkan di dalam
pembilang
b. Populasi total berisiko pada penyebut
c. Elemen waktu – periode waktu terjadinya kasus
baru
Jenis Insidensi
1. Cumulative Incidence (Insidensi Kumulatif)
 Menaksir probabilitas (risiko) bahwa seorang akan
mengalami penyakit selama suatu periode waktu

kasus baru selama suatu periode waktu


CI =
populasi total berisiko selama suatu periode
waktu

Asumsi: seluruh populasi pada awal studi telah diikuti


sepanjang interval waktu untuk terjadinya penyakit atau
kondisi yang diminati
Jenis Insidensi
2. Incidence Density (ID) – ukuran kecepatan yang
sesungguhnya tentang terjadinya penyakit

kasus baru selama suatu periode waktu


ID =
total orang-waktu pengamatan
Berapa prevalensi penyakit pada 2002?
Berapa insidensi penyakit antara 1996 dan 2002?

Incidence - Prevalence
Onset

B Onset

1996 1998 2000 2002 2004


Menghitung Orang-Waktu
Jumlah subjek Lama pengamatan Orang-Tahun
20 10 200
10 9 90
8 8 64
3 7 21
1 1 1
42 376

Terdapat 5 kasus baru selama periode 10 tahun.


Incidence density 10 tahun = 5/376= 0.013298
Insidence density 10 tahun = 13.29 per 1000 orang tahun pengamatan
Atau bisa dinyatakan 1329.78 per 100,000 orang tahun
Faktor yang Mempengaruhi Prevalensi

Meningkatkan Menurunkan

▫ Imigrasi kasus sakit ▫ Imigrasi orang sehat


▫ Emigrasi orang sehat ▫ Emigrasi kasus sakit
▫ Durasi makin panjang ▫ Perbaikan angka
karena pengobatan/ penyembuhan (penurunan
penyembuhan durasi)
▫ Peningkatan insidensi ▫ Peningkatan angka
kematian
▫ Penurunan insidensi
Faktor yang Mempengaruhi Insidensi

Meningkatkan Menurunkan

▫ Peningkatan risiko ▫ Perubahan dalam


(jumlah orang terpapar riwayat alamiah penyakit
bertambah) (misalnya perubahan
▫ Kegagalan program patogenesitas)
pencegahan penyakit ▫ Keberhasilan program
pencegahan penyakit
▫ Jumlah orang terpapar
berkurang)
Pada tahun 2015 diperkirakan terdapat 613.435 Orang yang
Hidup dengan HIV (ODHIV) di Indonesia.
Seperti halnya di negara-negara Asia-Pasifik lainnya, HIV &
AIDS di Indonesia tetap terkonsentrasi di sub-populasi yang
terpapar risiko penularan HIV yang lebih tinggi akibat perilaku
mereka. Orang-orang ini biasanya disebut “Populasi Kunci”
(Ponci) dan mencakup:
 wanita pekerja seks dan pelanggannya,
 Pengguna Napza Suntik (Penasun),
 Laki-Laki Seks dengan Laki-Laki (LSL), dan
 waria.
Tanah Papua merupakan perkecualian dari situasi yang ditemui
di negara ini, yaitu dengan estimasi HIV sebesar 2,3% di
populasi umum pada tahun 2013.
KASUS HIV YANG DILAPORKAN
SOAL
1. Berapakah insiden HIV di Jakarta pada tahun 2011 dan
tahun 2016
2. Berapakah Insiden Kumulatif (CI) HIV di Jakarta pada
periode tahun 2011 – 20116
3. Berapakah Prevalensi HIV di Jakarta pada tahun 2015 ?
4. Berapakah Rasio HIV di Jakarta tahun 2011 dan 2016 ?

Anda mungkin juga menyukai