Anda di halaman 1dari 3

BATU AJAIB

Suatu hari ada seorang gadia bernama Delima. Hari-harinya selalu murung karena ia merasa bahwa
dirinya anak yang tidak pintar. Bahkan nilai ulangan pun selalu merah dan menjadi bahan omelan
ibunya.

Disore hari hujan turun dengan begitu deras diiringi suara petir yang menggelegar. Kilatan cahaya petir
menyambar diatas bukit harapan. Lalu tanpa sengaja kilatan cahaya itu nampak jatuh dibawah kaki
bukit. Hal ini tidak lepas dari pandangan delima. Hujan reda dan Delima bergegas menuju kaki bukit.

"Tidak ada apapun disini" ujar delima saat tiba dikaki bukit. Namun pandangannya tidak lepas dari arah
semak rumput yang tinggi, seperti ada cahaya bersinar dari arah sana. Perlahan Delima mendekat dan
membuka semak tersebut. Betapa terkejutnya Delima, ia menemukan sebuah batu kecil yang tidak ada
istimewanya sama sekali.

" Aku kira aku akan menemukan harta karun dengan kilauan emas. Ternyata hanya batu kecil material
meteor tak ada guna seperti ini". Delima sangat kesal karena ternyata hanya sebuah batu saja. Delima
pergi meninggalkan batu tersebut.

Saat dalam perjalanan pulang delima merasakan bahwa disetiap langkahnya ada yang memgikutinya.

"Kenapa aku jadi takut begini yah? Sepertinya ada yang mengikutiku. " dengan berani Delima menengok
ke belakang dan, tidak ada siapapun. Tapi Delima dikagetkan dengan sentuhan dikakinya yang ternyata
adalah batu yang ia temukan tadi.

"Apa??!!! Mengapa bisa? Bu..bu..bukannya batu ini ada di balik semak disana? Mengapa ada disini. Apa
jangan...jangan.. Ahh tidak tidak." Delima berkecamuk dengan pikirannya. Dia berusaha berfikir positif
dan melanjutkan perjalanan pulang. Namun saat satu langkah ia berjalan.

"Tunggu aku anak manis, tunggu. Bawa aku pulang" suara itu memanggil delima.

" Apa?? Kamu batu bisa bicara?" Heran Delima

"Iya aku bisa bicara dan bisa mengabulkan semua permintaanmu"

Mendengar kalimat itu, Delima sempat berfikir bahwa jika benar batu itu ajaib maka ia bisa meminta
bantuan agar ia dapat menjadi anak yang pintar.

"Baiklah, ayo ikut pulang. Dan kau harus menuruti semua keinginanku wahai batu ajaib." Minta Delima

Sampainya dirumah Delima dibuat ketar ketir karena ibunya sudah menampakan wajah marahnya.

"Dari mana saja kamu Delima!sudah jam berapa ini? Kenapa baru pulang? Lihatlah temanmu sudah
masuk rumah dari maghrib dan membuka buku sedangkan kamu masih saja keluyuran! Sekarang masuk
dan kerjakan tugas sekolahmu!" Amarah ibu Delima.
Saat dikamar delima dibuat pusing karena tidak paham akan materi matematika. Iya merasa lemah
dalam mata pelajaran ini. Namun, ia teringat dengan batu ajaib tersebut. Apakah benar dia ajaib?

"Mending aku coba minta bantuan ke batu itu. Siapa tahu dia beneran ajaib" Dilihat lagi lah batu itu,
tidak ada yang bagus hanya batu bisa menurut delima.

"Heh! Batu batu jelek, tunjukan kekuatanmu jika memang kamu bisa mengabulakan permintaanku. Ayo
cepat lakukan"

Seketika batu tersebut loncat masuk kedalam gelas air minum delima. Delima kaget dan merasa
bingung. Namun, ia menuruti logikanya untuk meminum air tersebut. Seketika ada yang berubah pada
diri Delima. Ia dengan semangat mengerjakan tugas seolah-olah dia sdah mahir dalam hitung
menghitung.

"Wah.... Selesai juga tugasku, aku rasa berkat meminum air dari batu ajaib itu. Benar-benar ajaib."

Terbukti sudah seminggu nilai tugas Delima bagus semua. Namun Delima masih rutin sebelum
berangkat sekolah ia mencelupkan batu tersebut kedalam gelas minumannya. Hal ini membuat sang ibu
menyimpan curiga. Karena anaknya selalu mendapatkan nilai yang bagus.

"Delima, apakah ibu boleh bertanya?"

"Boleh dong bu, ibu ingin bertanya apa? Jawab Delima

"Ibu hanya tidak percaya, mengapa kamu cepat sekali menguasai materi dan nilaimu bagus-bagus.
Sedangkan sebelumnya kamu paling alergi dengan yang namanya belajar"

"Aduh ibu... Ibu gimana sih! Delima nilainya jelek dibilang ngga pernah belajar, Delima nilainya bagus di
curigai seperti ini!" ucap delima menahan rasa kesalnya pada ibu.

"Nak, ibu hanya memberikan yang terbaik untuk kamu supaya dapat berusaha dengan baik dan jujur.
Lebih baik nilaimu sedikit tapi kamu penuh kejujuran, daripada nilainya bagus tapi ada ketidak jujuran. "
Nasehat ibu Delima sebelum beranjak pergi.

Sudah lama delima selalu meminta bantuan batu ajaib dan membawanya kesekolah. Ia merasa bangga
karena disanjung guru karena kepintaranya dan ia menjadi banyak temannya dikelas. Namun naas, hari
ini sepulang sekolah Delima terjebak hujan, sampai sore hujan tak kunjung reda dan delima memilih
menerobos hujan meskipun basah kuyup.

Sesampainya dirumah Delima bergegas mengeluarkan isi tasnya. Ia takut bukunya terkena air hujan.
Betapa terkejutnya Delima saat tau jika didalam tasnya sudah tidak ada lagi batu ajaibnya.

"Kemana, kemana batu itu?? Apa ada yang mengambilnya? Aku rasa tidak mungkin" Delima merasa
panik. Karena jika tidak ada batu tersebut Delima tidak bisa mendapatkan nilai yang bagus. Hingga
delima tersadar bahwa batu tersebut datang bersama hujan mungkin ia akan pergi bersama hujan pula.

Anda mungkin juga menyukai