Anda di halaman 1dari 2

Historiografi Kebudayaan

FX Nathanael Setiawan
214314017
Tugas Review 2
Judul : Cina Khek Di Singkawang
Penulis : Hari Poerwanto
Tahun Terbit : 2014
Penerbit : Komunitas Bambu
Kota Terbit : Depok
ISBN : 978-602-9402-43-8

Penulis dari buku ini adalah Hari Poerwanto adalah seorang penulis buku yang memiliki latar
belakang akademik yang kuat. Ia adalah seorang Guru Besar Antropologi di Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Lahir di Jombang pada tahun 1946, perjalanan pendidikannya
membawanya ke Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas
Indonesia, di mana ia meraih gelar doktor pada tahun 1990. Selama perjalanannya dalam dunia
akademik, Hari Poerwanto juga mengejar pengetahuan bahasa Mandarin di Nanyang University
Singapura pada tahun 1975. Sejak tahun 1974 hingga hari ini, ia telah berdedikasi sebagai seorang
dosen tetap di Program S1 dan S2 Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah
Mada. Keahliannya tidak hanya terbatas pada lingkup universitas ini, karena ia juga berbagi
pengetahuannya di institusi-institusi lain seperti STIE-YPKN Yogyakarta, Akademi Militer di
Magelang, dan di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Ia pernah menjabat sebagai Program Sekretaris Pra-Pascasarjana Antropologi di Fakultas
Ilmu Budaya UGM dan sebagai Ketua Program D3 Bahasa Mandarin di sana. Selain itu, dia adalah
anggota aktif dalam Asosiasi Ahli Antropologi Indonesia, dan karyanya yang terkenal mencakup topik
etnisitas, globalisasi, kebudayaan, dan lingkungan. Beberapa buku terkenalnya meliputi "Orang Cina
di Indonesia dan Masalah Integrasi Nasional," "Etnisitas dan Globalisasi: Antara Sentripetal dan
Sentrifugal," "Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi," "Golongan Minoritas
Cina," dan "Masalah Asimilasi dan Integrasi Cina di Indonesia." Dengan pengetahuannya yang luas,
Hari Poerwanto adalah seorang penulis buku dan akademisi yang berpengaruh dalam Antropologi.
Buku ini merupakan karya serius pertama yang mengulas secara mendalam tentang kehidupan
orang Cina Khek di Singkawang, Kalimantan Barat. Selama 15 tahun, penulisnya telah berdedikasi
untuk mengumpulkan berbagai data yang mendalam dan komprehensif. Dalam perjalanannya, penulis
mengumpulkan data mengenai seluk-beluk orang Cina di berbagai tempat, seperti Indonesia,
Singapura, dan Belanda. Namun, yang membuat karya ini begitu istimewa adalah keterlibatan penulis
secara langsung di lapangan, mewawancarai orang Cina Khek yang masih mengalami trauma dari
konflik antara ABRI melawan Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Gerilya Rakyat
Kalimantan Utara (Paraku) pada tahun 1967. Konflik ini mengakibatkan sekitar 50.000 orang Cina
terpaksa pindah dari desa ke kota, sementara sebagian lainnya kehilangan nyawa. Hasil dari
perjuangan panjang ini adalah sebuah karya yang gamblang dan menyeluruh, yang membuka jendela
lebar mengenai masyarakat Cina Khek di Singkawang."
"Buku ini bukan hanya sekadar kumpulan data, namun juga merupakan sebuah pengantar
yang memperkenalkan orang Cina Khek di Singkawang dengan sangat baik. Di samping itu, buku ini
juga memberikan pemahaman mendalam mengenai persoalan yang masih relevan hingga saat ini,
seperti mengapa orang Cina seringkali masih sulit diterima sepenuhnya oleh masyarakat Indonesia,
meskipun mereka telah menjadi warga negara Indonesia (WNI). Pertanyaan mengenai loyalitas politis
dan ekonomi orang Cina terhadap Indonesia juga diungkapkan dengan baik. Buku ini
menggambarkan dengan cermat pandangan budaya dan sejarah orang Cina Khek di Singkawang, dan
merupakan referensi yang sangat berharga bagi siapa pun yang ingin memahami lebih dalam tentang
komunitas ini.
Buku ini adalah sebuah eksplorasi mendalam tentang masalah asimilasi dan integrasi orang
Cina di Indonesia, dengan fokus khusus pada Singkawang, Kalimantan Barat. Bab pertama mengantar
pembaca dengan jelas ke anatomi permasalahan yang kompleks, membuka pintu ke pemahaman yang
mendalam tentang proses sosial di Singkawang. Selain itu, bab ini juga membahas berbagai konsep
yang relevan dalam memahami asimilasi, dan memberikan gambaran tentang metode penelitian yang
digunakan dalam buku ini.
Pada bab kedua, kita dibawa kembali ke masa awal kedatangan orang Cina di kepulauan
Nusantara, memberikan wawasan tentang sejarah penduduk Cina di Indonesia. Bab ini menjadi
landasan sejarah yang penting untuk memahami situasi saat ini. Bab ketiga membahas masalah orang
Cina di Indonesia dalam konteks asimilasi dan integrasi nasional. Aktivitas sosial politik masyarakat
Cina di Indonesia menjadi sorotan, dan masalah yang dihadapi oleh komunitas ini diuraikan dengan
rinci.
Bab empat mengangkat perantau orang Cina di Kalimantan Barat, menggali masa awal
kolonisasi mereka di wilayah ini, dan mengulas tentang kongsi dan komunitas Cina yang ada di
Kalimantan Barat. Informasi tentang lokasi dan kondisi penduduk Singkawang juga disajikan dengan
baik.Bab kelima secara mendalam menggali asimilasi orang Cina di Singkawang melalui berbagai
aspek seperti mata pencaharian, pendidikan, bahasa, perkawinan, kewarganegaraan, dan peraturan
ganti nama. Stereotip etnik juga diperdebatkan dalam konteks ini.
Akhirnya, bab keenam menyajikan ringkasan dari seluruh buku, mengambil kesimpulan yang
penting, dan memberikan saran yang berharga untuk pemahaman lebih lanjut tentang asimilasi orang
Cina di Indonesia. Buku ini adalah kontribusi yang berharga untuk pemahaman tentang dinamika
sosial dan budaya komunitas Cina di Indonesia, terutama di Singkawang.

Anda mungkin juga menyukai