Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN KHUSUS MUSIK


DI DALAM SEKOLAH

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah :
Strategi Belajar Mengajar Musik
Dosen pengampu mata kuliah : Dr. Danny Ivanno Ritonga, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Shafiyyah Jelita Lase


2231142014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah
yang berjudul "Metode dan Model Pembelajaran Khusus Musik di Dalam Sekolah" ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
Musik di Program Studi Pendidikan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Medan. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas berbagai metode dan
model pembelajaran khusus yang dapat diterapkan dalam pembelajaran seni musik di
sekolah, serta menganalisis kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode dan model
tersebut.

Dalam proses penulisan makalah ini, penulis mendapatkan banyak pengetahuan baru dan
wawasan berharga tentang pentingnya pemilihan metode dan model pembelajaran yang tepat
untuk menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan menyenangkan bagi siswa dalam
pembelajaran seni musik di sekolah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Danny Ivanno Ritonga, S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Musik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses
penulisan makalah ini.

Medan, 14 Maret 2024

[Shafiyyah Jelita Lase]

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan Makalah............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................ 5
A. Metode Pembelajaran Seni Musik di Sekolah.............................................................................. 5
1. Metode Ceramah..................................................................................................................... 5
2. Metode Demonstrasi............................................................................................................... 6
3. Metode Latihan (Drill)............................................................................................................ 7
4. Metode Diskusi....................................................................................................................... 8
5. Metode Proyek........................................................................................................................ 9
B. Model Pembelajaran Seni Musik di Sekolah.............................................................................. 10
1. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction).............................................................10
2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning).................................................... 12
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning).................................... 13
4. Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning)...................................................................14
5. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).............................. 16
C. Penerapan Metode dan Model Pembelajaran Seni Musik di Sekolah........................................ 17
1. Pemilihan metode dan model pembelajaran yang sesuai......................................................17
2. Persiapan dan perencanaan pembelajaran.............................................................................17
3. Pelaksanaan pembelajaran seni musik di kelas.....................................................................17
4. Evaluasi pembelajaran seni musik........................................................................................ 18
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................. 19
A. Kesimpulan................................................................................................................................. 19
B. Saran........................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................21

2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran seni musik di sekolah memerlukan pendekatan yang khusus dan
bervariasi untuk dapat menyampaikan pengetahuan dan keterampilan musik secara
efektif kepada siswa. Terdapat beberapa metode dan model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pendidikan seni musik, antara lain metode ceramah, demonstrasi,
latihan (drill), diskusi, dan proyek. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan
keterbatasannya sendiri sehingga perlu dikombinasikan dengan metode lain untuk
menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan menarik.

Selain metode pembelajaran, terdapat pula beberapa model pembelajaran yang dapat
diterapkan, seperti model pembelajaran langsung (direct instruction), model
pembelajaran kooperatif, dan model pembelajaran berbasis masalah (problem-based
learning). Setiap model memiliki karakteristik dan tahapan yang berbeda dalam
pelaksanaannya, sehingga guru perlu memilih model yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan karakteristik siswa.

Dalam mengajarkan seni musik di sekolah, guru perlu mengombinasikan berbagai


metode dan model pembelajaran secara efektif untuk menciptakan pengalaman belajar
yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran seni musik tidak hanya bertujuan untuk
menyampaikan pengetahuan, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan,
kreativitas, dan apresiasi terhadap seni musik itu sendiri. Dengan memilih metode dan
model pembelajaran yang tepat, guru dapat memfasilitasi siswa dalam memperoleh
pengalaman belajar yang holistik dan menyenangkan dalam bidang seni musik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja metode dan model pembelajaran khusus yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran seni musik di sekolah?
2. Bagaimana penerapan masing-masing metode dan model pembelajaran
tersebut dalam konteks pembelajaran seni musik di sekolah?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari setiap metode dan model pembelajaran
khusus seni musik di sekolah?
4. Bagaimana mengombinasikan berbagai metode dan model pembelajaran untuk
menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan menyenangkan dalam
pembelajaran seni musik di sekolah?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengidentifikasi dan menjelaskan metode dan model pembelajaran khusus
yang dapat diterapkan dalam pembelajaran seni musik di sekolah.

3
2. Mendeskripsikan penerapan masing-masing metode dan model pembelajaran
tersebut dalam konteks pembelajaran seni musik di sekolah.
3. Menganalisis kelebihan dan kekurangan dari setiap metode dan model
pembelajaran khusus seni musik di sekolah.
4. Memberikan rekomendasi tentang bagaimana mengombinasikan berbagai
metode dan model pembelajaran untuk menciptakan pengalaman belajar yang
efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran seni musik di sekolah.

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Metode Pembelajaran Seni Musik di Sekolah


1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan salah satu metode pembelajaran yang paling
umum digunakan dalam pendidikan seni musik di sekolah. Metode ini
melibatkan proses penyampaian informasi secara lisan oleh guru kepada
siswa. Dalam konteks pembelajaran seni musik, metode ceramah digunakan
untuk memberikan penjelasan tentang konsep-konsep dasar musik, teori
musik, sejarah musik, dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan seni
musik.

Dalam pelaksanaan metode ceramah, guru biasanya berdiri di depan kelas dan
menyampaikan materi pelajaran secara sistematis dan terstruktur. Guru dapat
menggunakan berbagai media pendukung seperti papan tulis, slide presentasi,
atau bahkan mendemonstrasikan contoh-contoh musik secara langsung
menggunakan instrumen musik. Selama proses ceramah, siswa diharapkan
untuk mendengarkan dengan seksama, mencatat poin-poin penting, dan
mengajukan pertanyaan jika ada hal yang kurang dipahami.

Meskipun metode ceramah seringkali dianggap sebagai metode pembelajaran


yang pasif, namun dalam pembelajaran seni musik, metode ini dapat menjadi
sangat efektif jika disampaikan dengan cara yang menarik dan interaktif. Guru
dapat menggunakan contoh-contoh nyata dari karya-karya musik yang dikenal
siswa, memainkan rekaman audio atau video, atau bahkan meminta siswa
untuk berpartisipasi dalam demonstrasi sederhana.

Salah satu keunggulan metode ceramah dalam pembelajaran seni musik adalah
kemampuannya untuk menyampaikan informasi secara sistematis dan
terstruktur. Guru dapat menyajikan materi pelajaran secara runtut, mulai dari
konsep dasar hingga konsep yang lebih kompleks. Hal ini membantu siswa
untuk membangun pemahaman yang solid tentang seni musik.

Namun, metode ceramah juga memiliki beberapa keterbatasan. Jika tidak


disampaikan dengan cara yang menarik dan interaktif, metode ini dapat
menyebabkan siswa menjadi bosan dan kurang terlibat dalam proses
pembelajaran. Selain itu, metode ceramah cenderung bersifat satu arah, di
mana siswa hanya menerima informasi tanpa banyak kesempatan untuk
berpartisipasi secara aktif.

5
Oleh karena itu, dalam pembelajaran seni musik di sekolah, metode ceramah
seringkali dikombinasikan dengan metode lain seperti demonstrasi, latihan,
diskusi, atau metode pembelajaran aktif lainnya. Kombinasi metode
pembelajaran ini dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih
interaktif, menarik, dan mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran seni musik.

2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat
efektif dalam pendidikan seni musik di sekolah. Metode ini melibatkan proses
memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses, prosedur, atau
keterampilan tertentu kepada siswa secara langsung. Dalam konteks
pembelajaran seni musik, metode demonstrasi digunakan untuk
memperlihatkan teknik-teknik bermain alat musik, memperagakan cara
memproduksi atau menciptakan musik, atau menunjukkan bagaimana suatu
karya musik dipertunjukkan.

Dalam buku "Strategi Pembelajaran Seni Musik" oleh Djohan (2005),


disebutkan bahwa "Metode demonstrasi adalah metode yang sangat efektif
untuk mengajarkan keterampilan motorik atau mengkomunikasikan gagasan
yang sulit dijelaskan dengan kata-kata". Pernyataan ini menegaskan
pentingnya metode demonstrasi dalam pembelajaran seni musik, di mana
banyak aspek yang melibatkan keterampilan motorik seperti bermain
instrumen musik atau melakukan gerakan tari.

Dalam pelaksanaan metode demonstrasi, guru biasanya memperagakan suatu


keterampilan atau prosedur tertentu secara langsung di depan siswa. Misalnya,
dalam pembelajaran bermain gitar, guru dapat memperagakan cara memegang
gitar dengan benar, teknik memetik senar, atau memainkan akor-akor dasar.
Selama proses demonstrasi, siswa diharapkan untuk mengamati dengan
seksama dan mencatat langkah-langkah penting.

Sebagaimana diungkapkan oleh Jamalus (1988) dalam buku "Pengajaran


Musik melalui Pengalaman Musik", "Dengan metode demonstrasi, siswa dapat
mengamati secara langsung bagaimana suatu keterampilan diaplikasikan,
sehingga mereka dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik". Pernyataan
ini menekankan pentingnya pengalaman visual dan pengamatan langsung
dalam proses pembelajaran seni musik.

Salah satu keunggulan metode demonstrasi adalah kemampuannya untuk


memperjelas konsep-konsep abstrak menjadi lebih konkret dan mudah
dipahami. Dengan melihat secara langsung bagaimana sesuatu dilakukan,
siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan membantu mereka
dalam memahami materi pelajaran dengan lebih baik.

6
Namun, metode demonstrasi juga memiliki beberapa keterbatasan. Jika tidak
dilakukan dengan persiapan yang matang dan teknik yang tepat, metode ini
dapat menyebabkan kebingungan atau miskonsepsi pada siswa. Selain itu,
metode demonstrasi seringkali membutuhkan waktu yang lebih lama dan
memerlukan peralatan atau fasilitas khusus untuk mendukung proses
pembelajaran.

Oleh karena itu, dalam pembelajaran seni musik di sekolah, metode


demonstrasi seringkali dikombinasikan dengan metode lain seperti ceramah,
latihan, atau diskusi. Kombinasi metode pembelajaran ini dapat membantu
menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif, menarik, dan
mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran seni
musik.

3. Metode Latihan (Drill)


Metode latihan (drill) merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat
penting dalam pendidikan seni musik di sekolah. Metode ini melibatkan
proses pengulangan dan praktik secara intensif agar siswa dapat memperoleh
keterampilan tertentu dengan baik. Dalam konteks pembelajaran seni musik,
metode latihan digunakan untuk membantu siswa menguasai teknik-teknik
bermain alat musik, mengembangkan keterampilan membaca notasi musik,
atau mempraktikkan elemen-elemen musik seperti ritme, melodi, dan harmoni.

Dalam buku "Metode Pembelajaran Seni Musik" oleh Pono Banoe (2003),
disebutkan bahwa "Metode latihan (drill) adalah metode pembelajaran yang
dilakukan dengan cara mengulang-ulang suatu keterampilan atau konsep
tertentu agar siswa dapat memperoleh penguasaan yang lebih baik".
Pernyataan ini menegaskan pentingnya pengulangan dan praktik dalam proses
pembelajaran seni musik, di mana banyak aspek yang membutuhkan
penguasaan keterampilan motorik dan pemahaman konsep yang mendalam.

Dalam pelaksanaan metode latihan, guru biasanya memberikan instruksi atau


contoh terlebih dahulu, kemudian meminta siswa untuk mempraktikkannya
secara berulang-ulang. Misalnya, dalam pembelajaran bermain piano, guru
dapat mendemonstrasikan cara memainkan sebuah melodi sederhana, lalu
meminta siswa untuk berlatih memainkannya secara berulang-ulang hingga
mereka dapat menguasainya dengan baik.

Seperti yang diungkapkan oleh Jamalus (1988) dalam buku "Pengajaran


Musik melalui Pengalaman Musik", "Melalui metode latihan, siswa dapat
memperoleh keterampilan yang lebih baik dalam bidang musik, seperti
bermain alat musik, bernyanyi, atau membaca notasi musik". Pernyataan ini

7
menekankan bahwa metode latihan sangat penting dalam mengembangkan
keterampilan-keterampilan praktis dalam pembelajaran seni musik.

Salah satu keunggulan metode latihan adalah kemampuannya untuk membantu


siswa memperoleh penguasaan yang lebih baik terhadap suatu keterampilan
atau konsep. Dengan melakukan pengulangan dan praktik secara intensif,
siswa dapat memperkuat ingatan dan membangun otomatisasi dalam
melakukan suatu keterampilan tertentu.

Namun, metode latihan juga memiliki beberapa keterbatasan. Jika tidak


dilakukan dengan cara yang tepat, metode ini dapat menyebabkan kebosanan
atau kehilangan motivasi pada siswa. Selain itu, metode latihan seringkali
membutuhkan waktu yang lebih lama dan memerlukan kesabaran serta
ketekunan dari guru dan siswa.

Oleh karena itu, dalam pembelajaran seni musik di sekolah, metode latihan
seringkali dikombinasikan dengan metode lain seperti ceramah, demonstrasi,
atau diskusi. Kombinasi metode pembelajaran ini dapat membantu
menciptakan lingkungan belajar yang lebih bervariasi, menarik, dan
mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran seni
musik.

4. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat
penting dalam pendidikan seni musik di sekolah. Metode ini melibatkan
proses pertukaran ide, pendapat, dan pengalaman antara guru dan siswa, serta
antar siswa itu sendiri. Dalam konteks pembelajaran seni musik, metode
diskusi digunakan untuk membahas konsep-konsep musik, menganalisis
karya-karya musik, atau memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan
seni musik.

Dalam buku "Strategi Pembelajaran Seni Musik" oleh Djohan (2005),


disebutkan bahwa "Metode diskusi adalah metode yang sangat baik untuk
melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
mengekspresikan pendapat, dan menghargai pendapat orang lain". Pernyataan
ini menegaskan pentingnya metode diskusi dalam pembelajaran seni musik, di
mana siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan berkomunikasi.

Dalam pelaksanaan metode diskusi, guru biasanya memberikan topik atau


permasalahan yang akan dibahas, kemudian memfasilitasi proses diskusi di
antara siswa. Misalnya, dalam pembelajaran apresiasi musik, guru dapat
meminta siswa untuk mendiskusikan gaya musik tertentu, menganalisis

8
unsur-unsur musik dalam sebuah karya, atau membandingkan pendekatan
komposisi dari dua komponis yang berbeda.

Seperti yang diungkapkan oleh Jamalus (1988) dalam buku "Pengajaran


Musik melalui Pengalaman Musik", "Melalui metode diskusi, siswa dapat
mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan, memahami, dan
menghargai pendapat orang lain, serta melatih keterampilan berpikir kritis dan
kemampuan berkomunikasi". Pernyataan ini menekankan bahwa metode
diskusi tidak hanya memberikan pengetahuan tentang seni musik, tetapi juga
mengembangkan keterampilan soft skill yang penting bagi siswa.

Salah satu keunggulan metode diskusi adalah kemampuannya untuk


membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu
topik atau permasalahan. Dengan berdiskusi dan bertukar pikiran dengan
orang lain, siswa dapat memperluas wawasan mereka dan melihat suatu topik
dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

Namun, metode diskusi juga memiliki beberapa keterbatasan. Jika tidak


dikelola dengan baik, metode ini dapat menyebabkan diskusi yang tidak
terarah atau menyimpang dari topik yang dibahas. Selain itu, metode diskusi
seringkali membutuhkan keterampilan fasilitasi yang baik dari guru untuk
memastikan partisipasi aktif dari semua siswa dan menciptakan suasana
diskusi yang produktif.

Oleh karena itu, dalam pembelajaran seni musik di sekolah, metode diskusi
seringkali dikombinasikan dengan metode lain seperti ceramah, demonstrasi,
atau latihan. Kombinasi metode pembelajaran ini dapat membantu
menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif, menarik, dan
mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran seni
musik.

5. Metode Proyek
Metode proyek merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat
bermanfaat dalam pendidikan seni musik di sekolah. Metode ini melibatkan
proses perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian sebuah proyek atau tugas
besar yang berkaitan dengan seni musik. Dalam konteks pembelajaran seni
musik, metode proyek dapat meliputi kegiatan seperti memproduksi rekaman
musik, menyusun pertunjukan musik, atau mengembangkan sebuah karya
musik secara kolaboratif.

Dalam buku "Strategi Pembelajaran Seni Musik" oleh Djohan (2005),


disebutkan bahwa "Metode proyek adalah metode yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan dan
kemampuan mereka dalam konteks yang lebih nyata dan bermakna".

9
Pernyataan ini menegaskan pentingnya metode proyek dalam pembelajaran
seni musik, di mana siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan mereka dalam situasi yang realistis dan relevan dengan dunia
nyata.

Dalam pelaksanaan metode proyek, guru biasanya memberikan tugas atau


proyek yang harus diselesaikan oleh siswa secara berkelompok atau individu.
Misalnya, dalam pembelajaran komposisi musik, guru dapat meminta siswa
untuk membuat sebuah karya musik dengan tema tertentu, merencanakan
proses komposisi, mengembangkan konsep, dan akhirnya mempresentasikan
hasil karya mereka di depan kelas.

Seperti yang diungkapkan oleh Jamalus (1988) dalam buku "Pengajaran


Musik melalui Pengalaman Musik", "Melalui metode proyek, siswa dapat
mengembangkan keterampilan seperti perencanaan, kerja sama tim,
manajemen waktu, dan kemampuan memecahkan masalah". Pernyataan ini
menekankan bahwa metode proyek tidak hanya memberikan pengalaman
belajar yang autentik dalam bidang seni musik, tetapi juga mengembangkan
keterampilan soft skill yang sangat penting bagi siswa.

Salah satu keunggulan metode proyek adalah kemampuannya untuk


membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan
bermakna tentang seni musik. Dengan terlibat secara langsung dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian sebuah proyek, siswa dapat
memperoleh pengalaman belajar yang autentik dan relevan dengan dunia
nyata.

Namun, metode proyek juga memiliki beberapa keterbatasan. Metode ini


seringkali membutuhkan waktu yang lebih lama dan sumber daya yang lebih
banyak dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Selain itu, metode
proyek juga memerlukan perencanaan yang matang dari guru serta
keterampilan manajemen proyek yang baik agar proyek dapat berjalan dengan
lancar dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Oleh karena itu, dalam pembelajaran seni musik di sekolah, metode proyek
seringkali dipadukan dengan metode lain seperti ceramah, demonstrasi,
diskusi, atau latihan. Kombinasi metode pembelajaran ini dapat membantu
menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya, menarik, dan mendorong
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran seni musik.

B. Model Pembelajaran Seni Musik di Sekolah


1. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) dalam Pembelajaran Seni
Musik di Sekolah

10
Model pembelajaran langsung (direct instruction) merupakan salah satu model
pembelajaran yang banyak digunakan dalam pendidikan seni musik di
sekolah. Model ini berfokus pada proses penyampaian informasi dan
keterampilan secara langsung dari guru kepada siswa melalui metode ceramah,
demonstrasi, dan latihan terbimbing. Dalam konteks pembelajaran seni musik,
model ini sangat efektif untuk mengajarkan konsep-konsep dasar musik,
teknik-teknik bermain alat musik, atau keterampilan membaca notasi musik.

Dalam buku "Strategi Pembelajaran Seni Musik" oleh Djohan (2005),


disebutkan bahwa "Model pembelajaran langsung cocok digunakan untuk
mengajarkan konsep-konsep dan keterampilan dasar dalam bidang seni musik,
di mana guru memegang kendali penuh atas proses pembelajaran". Pernyataan
ini menegaskan bahwa model pembelajaran langsung memberikan peran yang
lebih aktif kepada guru dalam mengarahkan dan mengontrol jalannya
pembelajaran.

Dalam pelaksanaan model pembelajaran langsung, guru biasanya memulai


dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan pengantar singkat
tentang materi yang akan diajarkan. Selanjutnya, guru akan
mendemonstrasikan keterampilan atau konsep yang ingin diajarkan secara
langsung, diikuti dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih
di bawah bimbingan guru. Misalnya, dalam pembelajaran bermain gitar, guru
dapat mendemonstrasikan cara memegang gitar dan memainkan akor-akor
dasar, lalu meminta siswa untuk mempraktikkannya secara berulang-ulang
dengan bimbingan guru.

Seperti yang diungkapkan oleh Jamalus (1988) dalam buku "Pengajaran


Musik melalui Pengalaman Musik", "Model pembelajaran langsung sangat
efektif untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan spesifik dalam bidang
seni musik, seperti bermain alat musik, bernyanyi, atau membaca notasi
musik". Pernyataan ini menekankan bahwa model pembelajaran langsung
sangat sesuai untuk mengajarkan keterampilan praktis yang membutuhkan
bimbingan dan arahan secara langsung dari guru.

Salah satu keunggulan model pembelajaran langsung adalah kemampuannya


untuk menyampaikan informasi dan keterampilan secara efisien dan
terstruktur. Dengan adanya penjelasan, demonstrasi, dan latihan terbimbing
dari guru, siswa dapat memperoleh pemahaman yang jelas dan sistematis
tentang materi yang diajarkan.

Namun, model pembelajaran langsung juga memiliki beberapa keterbatasan.


Jika tidak diimplementasikan dengan baik, model ini dapat menyebabkan
siswa menjadi kurang aktif dan hanya berperan sebagai penerima informasi

11
secara pasif. Selain itu, model ini juga kurang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas
dalam pembelajaran seni musik.

Oleh karena itu, dalam pembelajaran seni musik di sekolah, model


pembelajaran langsung seringkali dikombinasikan dengan model pembelajaran
lain seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, atau
pembelajaran kontekstual. Kombinasi model pembelajaran ini dapat
membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif, menarik, dan
mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran seni musik.

2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)


Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan salah satu
model pembelajaran yang sangat bermanfaat dalam pendidikan seni musik di
sekolah. Model ini menekankan pada proses belajar secara kolaboratif dalam
kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dalam konteks pembelajaran seni
musik, model pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk bekerja
sama dalam mengerjakan tugas-tugas musik, seperti memproduksi rekaman
musik, menyusun pertunjukan musik, atau mengembangkan karya musik
secara kolaboratif.

Dalam buku "Strategi Pembelajaran Seni Musik" oleh Djohan (2005),


disebutkan bahwa "Model pembelajaran kooperatif membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal, serta memupuk rasa
saling menghargai dan menghormati di antara anggota kelompok". Pernyataan
ini menegaskan pentingnya model pembelajaran kooperatif dalam
pembelajaran seni musik, di mana siswa tidak hanya belajar tentang musik,
tetapi juga mengembangkan keterampilan bekerja sama, berkomunikasi, dan
menghargai perbedaan.

Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif, guru biasanya membagi


siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, baik dari segi
kemampuan akademik, latar belakang, atau minat. Setiap kelompok diberikan
tugas atau proyek yang harus diselesaikan secara bersama-sama. Misalnya,
dalam pembelajaran aransemen musik, guru dapat meminta setiap kelompok
untuk mengembangkan aransemen baru dari sebuah lagu terkenal, di mana
setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan peran yang berbeda
dalam proses pengerjaan tugas tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh Jamalus (1988) dalam buku "Pengajaran


Musik melalui Pengalaman Musik", "Model pembelajaran kooperatif
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, berinteraksi
dengan teman sebaya, dan mengembangkan keterampilan komunikasi yang
baik". Pernyataan ini menekankan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak

12
hanya memberikan pengalaman belajar yang interaktif dalam bidang seni
musik, tetapi juga mengembangkan keterampilan soft skill yang sangat
penting bagi siswa.

Salah satu keunggulan model pembelajaran kooperatif adalah kemampuannya


untuk membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan
bermakna tentang seni musik. Dengan bekerja sama dalam kelompok, siswa
dapat berbagi pengetahuan, bertukar ide, dan belajar dari satu sama lain.
Selain itu, model pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, menumbuhkan rasa tanggung jawab, dan memupuk sikap saling
menghargai di antara anggota kelompok.

Namun, model pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa keterbatasan.


Metode ini seringkali membutuhkan waktu yang lebih lama dan pengaturan
kelas yang lebih kompleks dibandingkan dengan metode pembelajaran
lainnya. Selain itu, model pembelajaran kooperatif juga memerlukan
keterampilan manajemen kelas yang baik dari guru untuk memastikan bahwa
setiap kelompok dapat bekerja secara efektif dan produktif.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)


Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) dalam
Pembelajaran Seni Musik di Sekolah

Model pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) merupakan


salah satu model pembelajaran yang semakin banyak diadopsi dalam
pendidikan seni musik di sekolah. Model ini berfokus pada proses
pembelajaran yang dimulai dengan menghadapkan siswa pada suatu masalah
atau situasi yang autentik dan bermakna. Dalam konteks pembelajaran seni
musik, model ini dapat digunakan untuk membantu siswa memecahkan
masalah-masalah terkait dengan komposisi, aransemen, produksi musik, atau
bahkan permasalahan dalam dunia musik yang lebih luas.

Dalam buku "Strategi Pembelajaran Seni Musik" oleh Djohan (2005),


disebutkan bahwa "Model pembelajaran berbasis masalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam
situasi nyata". Pernyataan ini menegaskan pentingnya model pembelajaran
berbasis masalah dalam pembelajaran seni musik, di mana siswa tidak hanya
memperoleh pengetahuan, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi dan kemampuan menerapkan pengetahuan dalam konteks yang
autentik.

Dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah, guru biasanya


memberikan sebuah masalah atau situasi yang berkaitan dengan seni musik

13
kepada siswa. Misalnya, dalam pembelajaran produksi musik, guru dapat
memberikan tantangan kepada siswa untuk merekam dan memproduksi
sebuah lagu dengan anggaran dan peralatan yang terbatas. Selanjutnya, siswa
bekerja secara individu atau dalam kelompok untuk mengidentifikasi masalah,
mengumpulkan informasi yang relevan, mengajukan solusi, dan menerapkan
solusi tersebut untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.

Seperti yang diungkapkan oleh Jamalus (1988) dalam buku "Pengajaran


Musik melalui Pengalaman Musik", "Model pembelajaran berbasis masalah
membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti berpikir kritis,
memecahkan masalah, bekerja sama dalam tim, dan mengomunikasikan
ide-ide mereka dengan efektif". Pernyataan ini menekankan bahwa model
pembelajaran berbasis masalah tidak hanya memberikan pengalaman belajar
yang autentik dalam bidang seni musik, tetapi juga mengembangkan
keterampilan soft skill yang sangat penting bagi siswa.

Salah satu keunggulan model pembelajaran berbasis masalah adalah


kemampuannya untuk membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam dan bermakna tentang seni musik. Dengan menghadapi
masalah-masalah yang autentik dan relevan dengan dunia nyata, siswa dapat
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam situasi yang
nyata dan bermakna. Selain itu, model ini juga dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, memupuk rasa ingin tahu, dan mengembangkan keterampilan
berpikir kritis dan kreativitas.

Namun, model pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa


keterbatasan. Metode ini seringkali membutuhkan waktu yang lebih lama dan
persiapan yang lebih matang dari guru untuk merancang masalah-masalah
yang autentik dan relevan dengan pembelajaran seni musik. Selain itu, model
pembelajaran berbasis masalah juga memerlukan keterampilan fasilitasi yang
baik dari guru untuk memastikan bahwa siswa dapat belajar secara efektif
melalui proses pemecahan masalah.

4. Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning)


Model pembelajaran inkuiri (inquiry learning) merupakan salah satu model
pembelajaran yang sangat relevan dalam pendidikan seni musik di sekolah.
Model ini berfokus pada proses penemuan dan penyelidikan yang dilakukan
oleh siswa dalam rangka membangun pemahaman mereka tentang suatu
konsep atau fenomena musik. Dalam konteks pembelajaran seni musik, model
ini dapat digunakan untuk membantu siswa mengeksplorasi dan menemukan
prinsip-prinsip musik, seperti harmoni, ritme, dan bentuk musik, melalui
proses penyelidikan dan eksperimen.

14
Dalam buku "Strategi Pembelajaran Seni Musik" oleh Djohan (2005),
disebutkan bahwa "Model pembelajaran inkuiri mendorong siswa untuk
mengambil peran yang lebih aktif dalam proses belajar, dengan menemukan
dan mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri melalui penyelidikan dan
eksperimen". Pernyataan ini menegaskan pentingnya model pembelajaran
inkuiri dalam pembelajaran seni musik, di mana siswa tidak hanya menerima
informasi secara pasif, tetapi terlibat secara aktif dalam proses penemuan dan
pengonstruksian pengetahuan.

Dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri, guru biasanya memberikan


sebuah fenomena atau pertanyaan yang berkaitan dengan seni musik kepada
siswa. Misalnya, dalam pembelajaran teori musik, guru dapat meminta siswa
untuk menyelidiki bagaimana berbagai interval nada dapat menghasilkan
sensasi emosional yang berbeda. Selanjutnya, siswa dibimbing untuk
mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen,
mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan berdasarkan
temuan mereka.

Seperti yang diungkapkan oleh Jamalus (1988) dalam buku "Pengajaran


Musik melalui Pengalaman Musik", "Model pembelajaran inkuiri membantu
siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti berpikir kritis,
memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan, dan mengomunikasikan
temuan mereka secara efektif". Pernyataan ini menekankan bahwa model
pembelajaran inkuiri tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang
autentik dalam bidang seni musik, tetapi juga mengembangkan keterampilan
soft skill yang sangat penting bagi siswa.

Salah satu keunggulan model pembelajaran inkuiri adalah kemampuannya


untuk membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan
bermakna tentang seni musik. Dengan terlibat secara aktif dalam proses
penyelidikan dan penemuan, siswa dapat membangun pengetahuan mereka
sendiri dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti
berpikir kritis, analitis, dan kreatif. Selain itu, model ini juga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dan memupuk rasa ingin tahu yang
mendalam.

Namun, model pembelajaran inkuiri juga memiliki beberapa keterbatasan.


Metode ini seringkali membutuhkan waktu yang lebih lama dan persiapan
yang lebih matang dari guru untuk merancang aktivitas penyelidikan yang
efektif. Selain itu, model pembelajaran inkuiri juga memerlukan keterampilan
fasilitasi yang baik dari guru untuk memastikan bahwa siswa dapat belajar
secara efektif melalui proses penyelidikan dan penemuan.

15
5. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)
merupakan salah satu model pembelajaran yang semakin banyak diadopsi
dalam pendidikan seni musik di sekolah. Model ini berfokus pada upaya untuk
mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi atau konteks dunia nyata yang
bermakna bagi siswa. Dalam konteks pembelajaran seni musik, model ini
dapat digunakan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep musik dan
mengembangkan keterampilan mereka dalam konteks yang relevan dengan
kehidupan sehari-hari atau minat mereka.

Dalam buku "Strategi Pembelajaran Seni Musik" oleh Djohan (2005),


disebutkan bahwa "Model pembelajaran kontekstual membantu siswa untuk
memahami relevansi dan aplikasi praktis dari apa yang mereka pelajari dalam
seni musik dengan mengaitkannya pada konteks kehidupan nyata". Pernyataan
ini menegaskan pentingnya model pembelajaran kontekstual dalam
pembelajaran seni musik, di mana siswa tidak hanya mempelajari
konsep-konsep musik secara teoritis, tetapi juga memahami bagaimana
konsep-konsep tersebut dapat diterapkan dalam situasi yang bermakna bagi
mereka.

Dalam pelaksanaan model pembelajaran kontekstual, guru biasanya memulai


dengan mengeksplorasi pengalaman atau konteks yang dekat dengan
kehidupan siswa. Misalnya, dalam pembelajaran apresiasi musik, guru dapat
meminta siswa untuk mengidentifikasi elemen-elemen musik dalam lagu-lagu
populer yang mereka sukai. Selanjutnya, guru membantu siswa untuk
mengaitkan konsep-konsep musik yang dipelajari dengan pengalaman atau
konteks tersebut, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan
bagi siswa.

Seperti yang diungkapkan oleh Jamalus (1988) dalam buku "Pengajaran


Musik melalui Pengalaman Musik", "Model pembelajaran kontekstual
membantu siswa untuk membangun hubungan antara pengetahuan yang
diperoleh di sekolah dengan aplikasinya dalam kehidupan nyata, sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menarik". Pernyataan ini
menekankan bahwa model pembelajaran kontekstual tidak hanya memberikan
pengalaman belajar yang autentik dalam bidang seni musik, tetapi juga
membantu siswa memahami relevansi dan aplikasi nyata dari apa yang mereka
pelajari.

Salah satu keunggulan model pembelajaran kontekstual adalah


kemampuannya untuk membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam dan bermakna tentang seni musik. Dengan mengaitkan materi
pembelajaran dengan konteks yang dekat dengan kehidupan siswa, mereka
dapat lebih mudah memahami konsep-konsep musik dan melihat relevansinya

16
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, model ini juga dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa, memupuk minat, dan membuat pembelajaran menjadi
lebih menarik dan menyenangkan.

Namun, model pembelajaran kontekstual juga memiliki beberapa


keterbatasan. Metode ini seringkali membutuhkan kreativitas dan keterampilan
yang baik dari guru untuk mengidentifikasi konteks yang relevan dan
mengaitkannya dengan materi pembelajaran secara efektif. Selain itu, model
pembelajaran kontekstual juga memerlukan kesediaan siswa untuk terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran dan membuka diri terhadap
konteks-konteks baru yang mungkin berbeda dengan pengalaman mereka
sebelumnya.

C. Penerapan Metode dan Model Pembelajaran Seni Musik di Sekolah


1. Pemilihan metode dan model pembelajaran yang sesuai
Dalam buku "Strategi Pembelajaran Seni Musik" oleh Djohan (2005),
disebutkan bahwa "Pemilihan metode dan model pembelajaran yang tepat
merupakan faktor kunci dalam menciptakan proses pembelajaran seni musik
yang efektif dan bermakna". Pernyataan ini menegaskan pentingnya memilih
metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
karakteristik siswa, dan materi yang akan diajarkan. Guru harus
mempertimbangkan berbagai faktor seperti usia siswa, latar belakang
pengetahuan mereka, gaya belajar, serta sumber daya dan fasilitas yang
tersedia. Misalnya, untuk mengajarkan keterampilan bermain alat musik,
metode demonstrasi dan latihan (drill) mungkin lebih efektif daripada metode
ceramah. Sementara untuk mengembangkan apresiasi dan pemahaman
terhadap karya-karya musik, model pembelajaran berbasis masalah atau
pembelajaran kontekstual mungkin lebih relevan.
2. Persiapan dan perencanaan pembelajaran
Setelah memilih metode dan model pembelajaran yang sesuai, tahap
selanjutnya adalah mempersiapkan dan merencanakan proses pembelajaran
dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh Jamalus (1988) dalam buku
"Pengajaran Musik melalui Pengalaman Musik", "Perencanaan yang matang
merupakan kunci keberhasilan proses pembelajaran seni musik". Guru harus
mempersiapkan materi pembelajaran, media pembelajaran (seperti partitur,
rekaman audio/video, atau instrumen musik), serta merancang aktivitas
pembelajaran yang sesuai dengan metode dan model yang dipilih. Selain itu,
guru juga harus mempertimbangkan waktu yang tersedia, mengatur ruang
kelas, dan memastikan bahwa semua peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan
tersedia.
3. Pelaksanaan pembelajaran seni musik di kelas
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran seni musik di kelas.
Dalam buku "Metode Pembelajaran Seni Musik" oleh Pono Banoe (2003),
disebutkan bahwa "Proses pembelajaran seni musik yang efektif

17
membutuhkan keterampilan pedagogis yang baik dari guru, serta keterlibatan
aktif dari siswa". Guru harus mampu menerapkan metode dan model
pembelajaran yang telah dipilih dengan baik, menciptakan suasana kelas yang
kondusif, dan memfasilitasi keterlibatan aktif siswa dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika menggunakan metode diskusi, guru harus
mampu memfasilitasi proses diskusi dengan baik, memastikan partisipasi aktif
dari semua siswa, dan mengarahkan diskusi agar tetap pada topik yang
relevan.
4. Evaluasi pembelajaran seni musik
Tahap terakhir dalam penerapan metode dan model pembelajaran seni musik
di sekolah adalah evaluasi. Dalam buku "Strategi Pembelajaran Seni Musik"
oleh Djohan (2005), disebutkan bahwa "Evaluasi yang efektif merupakan
kunci untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran dan mengidentifikasi
area-area yang perlu ditingkatkan". Guru harus melakukan evaluasi terhadap
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik dari segi metode dan model
pembelajaran yang digunakan, ketercapaian tujuan pembelajaran, maupun
hasil belajar siswa. Evaluasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti
observasi, tes tertulis, tugas praktik, atau penilaian kinerja (performance
assessment). Hasil evaluasi ini dapat digunakan oleh guru untuk merefleksikan
keefektifan metode dan model pembelajaran yang digunakan, serta
mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki atau dimodifikasi untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran seni musik di masa mendatang.

18
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran seni musik di sekolah memerlukan pendekatan yang khusus dan
bervariasi untuk dapat menyampaikan pengetahuan dan keterampilan musik secara
efektif kepada siswa. Terdapat beberapa metode dan model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pendidikan seni musik, antara lain metode ceramah, demonstrasi,
latihan (drill), diskusi, dan proyek. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan
keterbatasannya sendiri sehingga perlu dikombinasikan dengan metode lain untuk
menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan menarik.

Selain metode pembelajaran, terdapat pula beberapa model pembelajaran yang dapat
diterapkan, seperti model pembelajaran langsung (direct instruction), model
pembelajaran kooperatif, dan model pembelajaran berbasis masalah (problem-based
learning). Setiap model memiliki karakteristik dan tahapan yang berbeda dalam
pelaksanaannya, sehingga guru perlu memilih model yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan karakteristik siswa.

Dalam mengajarkan seni musik di sekolah, guru perlu mengombinasikan berbagai


metode dan model pembelajaran secara efektif untuk menciptakan pengalaman belajar
yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran seni musik tidak hanya bertujuan untuk
menyampaikan pengetahuan, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan,
kreativitas, dan apresiasi terhadap seni musik itu sendiri. Dengan memilih metode dan
model pembelajaran yang tepat, guru dapat memfasilitasi siswa dalam memperoleh
pengalaman belajar yang holistik dan menyenangkan dalam bidang seni musik.

B. Saran
Dalam upaya mengoptimalkan proses pembelajaran seni musik di sekolah, terdapat
beberapa saran dan rekomendasi yang dapat dipertimbangkan. Pertama, disarankan
agar guru senantiasa mengevaluasi dan menyesuaikan metode serta model
pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, sehingga guru perlu fleksibel dalam
mengombinasikan berbagai pendekatan agar dapat memfasilitasi kebutuhan belajar
setiap individu. Evaluasi secara berkala terhadap efektivitas metode dan model
pembelajaran juga diperlukan untuk memastikan tercapainya tujuan pembelajaran
yang diharapkan.

Selanjutnya, disarankan agar sekolah menyediakan fasilitas dan sumber daya yang
memadai untuk mendukung pembelajaran seni musik. Ketersediaan ruang kelas
khusus musik, peralatan musik seperti alat-alat musik, sound system, dan sumber

19
belajar seperti buku-buku musik, partitur, dan rekaman audio/video akan sangat
membantu dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memperkaya
pengalaman belajar siswa. Sekolah juga dapat mengundang musisi atau ahli musik
sebagai narasumber untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman secara langsung
dengan siswa.

Selain itu, disarankan agar guru senantiasa berupaya untuk meningkatkan kompetensi
dan keterampilan mengajar dalam bidang seni musik. Guru dapat mengikuti pelatihan,
workshop, ataupun program pengembangan profesional lainnya yang berkaitan
dengan metode dan strategi pembelajaran seni musik terkini. Kolaborasi dan berbagi
praktik terbaik dengan sesama guru musik juga dapat memperkaya wawasan dan
memberikan inspirasi baru dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran yang
lebih inovatif dan menarik bagi siswa.

Keterlibatan aktif orangtua dan masyarakat dalam proses pembelajaran seni musik
juga sangat penting. Guru dapat mengajak orangtua untuk terlibat dalam
kegiatan-kegiatan musik di sekolah, seperti pertunjukan musik, kelas musik bersama,
atau proyek-proyek musik lainnya. Dengan demikian, orangtua dapat mendukung dan
memotivasi siswa dalam mengembangkan minat dan bakat mereka di bidang musik.
Kolaborasi dengan komunitas seni atau organisasi musik setempat juga dapat
memperluas jaringan dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam
kegiatan musik yang lebih luas.

Terakhir, disarankan agar pihak sekolah dan pemerintah senantiasa mendukung dan
memprioritaskan pendidikan seni musik dalam kurikulum pendidikan. Pendidikan
seni musik memiliki peran penting dalam mengembangkan kreativitas, apresiasi seni,
dan keterampilan sosial-emosional siswa. Dengan memberikan alokasi waktu dan
sumber daya yang memadai untuk pembelajaran seni musik, siswa akan memperoleh
pengalaman belajar yang holistik dan berkualitas, yang pada akhirnya akan
membentuk generasi yang memiliki kepekaan seni dan budaya yang kuat.

Dengan menerapkan saran dan rekomendasi tersebut, diharapkan proses pembelajaran


seni musik di sekolah dapat menjadi lebih efektif, menarik, dan bermakna bagi siswa.
Selain itu, pendidikan seni musik juga akan semakin diapresiasi dan diunggulkan
sebagai salah satu aspek penting dalam pengembangan potensi siswa secara
menyeluruh.

20
DAFTAR PUSTAKA

Banoe, P. (2003). Metode pembelajaran seni musik. Yogyakarta: Kanisius.

Djohan. (2005). Strategi pembelajaran seni musik. Bandung: CV Bintang WarliArtika.

Jamalus. (1988). Pengajaran musik melalui pengalaman musik. Jakarta: Depdikbud.

21

Anda mungkin juga menyukai