Agama Jain
Agama Jain
NIM : 11220340000095
AGAMA JAIN
A. Latar Belakang
Agama Jain, salah satu agama kuno di India, memiliki akar sejarah yang kuat. Agama
ini didirikan oleh Tirthankara pertama, Rishabhanatha, atau yang juga dikenal sebagai
Adinatha, pada zaman yang diyakini berkisar antara 7 hingga 5 ribu tahun yang lalu.
Tirthankara berikutnya, termasuk Mahavira yang ke-24, memberikan kontribusi besar
terhadap perkembangan agama Jain.
B. Sejarah Berdirinya
Agama Jain mengakar dalam tradisi keagamaan India kuno dan muncul sebagai reaksi
terhadap norma sosial dan agama Brahmana pada masanya. Mahavira, Tirthankara terakhir,
hidup pada abad ke-6 SM dan dianggap sebagai pemimpin spiritual dan pendiri agama Jain.
Ia meninggalkan hidup duniawi pada usia 30 tahun untuk mencari pencerahan dan setelah
mencapainya, menyebarkan ajaran-ajaran Jain selama 30 tahun.
C. Ajaran-Ajaran Pokok
Ajaran Jain dikenal karena tiga prinsip utama, yang disebut sebagai Tiga Ratna:
1. Samyak Darshan (Pandangan yang Benar): Memahami kebenaran melalui pengenalan dan
pengertian mendalam tentang realitas.
3. Samyak Charitra (Perilaku yang Benar): Menyelaraskan perilaku dengan prinsip ahimsa
(tidak menyakiti makhluk hidup), kejujuran, kesetiaan, dan kemurahan hati.
Prinsip ahimsa menjadi pondasi utama agama Jain, yang menekankan pentingnya
menghindari kekerasan terhadap semua makhluk hidup.
D. Penyebaran Agama Jain
Meskipun agama Jain memiliki pengaruh yang signifikan di India pada masa lalu,
penyebarannya tidak sejauh beberapa agama lainnya. Jainisme tetap kuat di India, khususnya
di negara-negara bagian seperti Gujarat dan Rajasthan. Di luar India, diaspora Jain yang
tinggal di berbagai negara juga ikut berkontribusi pada pemeliharaan dan penyebaran ajaran
Jain.