Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fransiska Anggraini H.

NIM : 12817004

ULASAN CUACA WILAYAH INDONESIA


26 November 2019 – 29 November 2019
26 November 2019 00UTC

Penjelasan :
Hampir seluruh wilayah Sumatra dilalui oleh belokan belokan dari aliran massa udara atau
biasa disebut trough. Trough identik dengan proses konvergensi, dimana proses ini
merupakan proses penumpukan massa udara. Akibatnya daerah dibawah trough (wilayah
Sumatra) cenderung memiliki cuaca berawan. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh citra
satelit Himawari-8, dimana hampir seluruh wilayah Sumatra tertutup oleh awan namun
tidak berpotensi hujan. Hal ini dikarenakan, pada citra satelit awan yang terbentuk bukan
merupakan awan yang besar dan tebal. Sedangkan untuk wilayah Jawa, berdasarkan
aliran massa udara yang ditunjukkan oleh streamline, cenderung memiliki cuaca
yang clear atau cerah karena di wilayah Jawa aliran massa udaranya berbentuk belokan
ke atas yang disebut axis, dimana aliran ini bersifat divergensi. Pada wilayah Sulawesi
cuacanya cenderung berawan karena terdapat aliran konvergensi, yang menyebabkan
terjadinya penumpukan massa udara. Wilayah kalimantan dan Sulawesi cenderung
memiliki cuaca yang berawan dan berpotensi terjadi hujan, hal ini dikarena adanya
proses konvergensi sebagai akibat dari Tropical Storm “Kammuri”.
26 November 2019 12UTC

Penjelasan :
Peta sinoptik menunjukkan bahwa beberapa wilayah Indonesia cenderung memiliki cuaca
yang berawan pada jam 12UTC atau 19.00 WIB. Wilayah Kalimantan berdasarkan
peta sinoptik memiliki cuaca yang berawan, karena terdapat aliran berbelok yang
disebut trough yang memiliki sifat aliran konvergensi. Aliran ini bisa terjadi karena
dampak dari adanya Tropical Storm “Kammuri”. Wilayah Sumatra bagian selatan
memiliki cuaca cerah, karena terdapat aliran Netral Singular Point yang memiliki
karakteristik angin yang calm. Wilayah Jawa juga memiliki cuaca yang clear atau
cerah (tidak berawan). Hal ini dikarenakan pada wilayah Jawa terdapat aliran berbelok
ke atas yang disebut axis yang memiliki sifat aliran divergensi. Pada wilayah Sulawesi
terdapat aliran konvergensi, sehingga dapat diketahui bahwa wilayah dibawah aliran
konvergensi akan terbentuk banyak awan karena terjadi penumpukan massa udara. Oleh
karena itu, wilayah Sulawesi memiliki cuaca yang buruk. Wilayah NTB dan NTT
memiliki cuaca yang clear atau cerah (tidak ada pembentukan awan) karena wilayah
tersebut pada peta sinoptik terdapat aliran netral singular points. Berdasarkan peta sinoptik
juga, dapat dilihat bahwa angin dominan berasal dari Benua Asia menuju Benua Australia
karena bumi bagian selatan memiliki tekanan yang lebih rendah sehingga massa udara
akan bergerak menuju ke daerah yang bertekanan rendah. Akibatnya, karena angin berasal
dari Asia menuju Australia maka Indonesia mengalami monsoon baratan pada saat ini dan
massa udara yang dibawa dari Asia cenderung bersifat lembab.
27 November 2019 00UTC

Penjelasan :
Pada peta sinoptik (sebelah kanan) dapat terlihat dengan jelas pusat-pusat tekanan tinggi
dan rendah. Pusat tekanan rendah lebih banyak di wilayah bumi bagian selatan. Karena
wilayah Australia (BBS) mengalami pusat tekanan rendah, maka massa udara akan
bergerak dari pusat tekanan tinggi ke pusat tekanan rendah yaitu dari Benua Asia menuju
Benua Australia yang disebut dengan Monsoon Baratan. Massa udara yang dibawa dari
Asia bersifat lembab, oleh karena itu wilayah Indonesia banyak mengalami pembentukan
awan dan cenderung memiliki curah hujan yang tinggi.
Wilayah Indonesia tepatnya Sumatra, Kalimantan, Sulawesi banyak dilalui oleh trough
(aliran belok karena adanya tekanan rendah) dimana trough ini memiliki sifat konvergensi
yang menyebabkan terjadinya penumpukan massa udara. Akibatnya, wilayah Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi cenderung memiliki cuaca yang berawan dan ketika terjadi
proses kondensasi maka akan berpotensi untuk terjadi hujan.
27 November 2019 12UTC
Penjelasan :
Pada peta sinoptik, dapat dilihat bahwa wilayah Kalimantan dan Sumatra memiliki
cuaca yang berawan. Hal ini dikarenakan pada wilayah tersebut terdapat aliran
konvergensi dari massa udara, dimana aliran konvergensi akan menyebabkan terjadinya
penumpukan massa udara. Pada peta sinoptik, juga dapat kita lihat adanya aliran Netral
Singular Point di wilayah Timur Sulawesi, dimana aliran ini memiliki karakteristik angin
yang calm. Oleh karena itu, di wilayah Sulawesi akan memiliki cuaca yang clear atau
cerah.
Hal yang sama juga ditunjukkan oleh citra satelit Himawari 8. Pada citra satelit, wilayah
Sumatra dan Kalimantan banyak terjadi pembentukan awan, karena hampir semua
wilayahnya berwarna putih (seperti yang ditunjukkan gambar). Dan berdasarkan citra
satelit, dapat kita ketahui bahwa awan yang terbentuk di wilayah Sumatra dan Kalimantan
merupakan jenis awan cumulonimbus. Karena seperti yang ditunjukkan oleh citra, warna
putihnya sangat jelas, hal ini mengindikasikan bahwa semakin putih warna pada citra
satelit maka semakin banyak partikel es dari awan tersebut sehingga dapat disimpulkan
bahwa awan yang terbentuk pastilah awan yang besar dan tebal. Oleh karena itu, wilayah
Kalimantan dan Sumatra berpotensi untuk terjadinya hujan.
28 November 2019 00UTC

Penjelasan :
Pada peta sinoptik tepatnya di wilayah Sumatra Utara, cenderung memiliki cuaca
berawan, karena pada wilayah tersebut terjadi penyempitan aliran massa udara atau yang
disebut konvergensi. Biasanya wilayah yang memiliki aliran konvergensi diatasnya,
cenderung memiliki cuaca yang buruk. Wilayah Jawa dan Kalimantan cenderung
memiliki cuaca yang clear atau cerah, karena pada wilayah tersebut terdapat aliran
berbelok ke atas yang biasa disebut axis dan memiliki sifat aliran yang divergensi.
Berdasarkan peta sinoptik juga, wilayah Sulawesi bagian tengah akan memiliki cuaca
berawan, karena pada wilayah tersebut terdapat aliran berbelok yang disebut trough dan
memiliki sifat aliran yang konvergensi.
Hal yang ditunjukkan oleh peta sinoptik, ternyata ditunjukkan hal yang sama oleh citra
satelit Himawari 8. Pada satelit dapat dilihat dengan jelas bawah wilayah Sumatra Utara
memiliki cuaca berawan dan berpotensi untuk terjadi hujan. Sedangkan wilayah Jawa pada
satelit Himawari juga menunjukkan cuaca yang clear atau tidak ada awan. Citra satelit juga
menunjukkan hal yang sama untuk wilayah Sulawesi bagian tengah yaitu terdapat awan di
wilayah tersebut namun tidak berpotensi hujan. Namun hal berbeda ditunjukkan pada
wilayah Kalimantan, dimana pada peta sinoptik harusnya wilayah tersebut memiliki cuaca
yang clear sedangkan pada citra satelit wilayah Kalimantan terdapat adanya awan dan
dapat berpotensi hujan.
28 November 2019 12UTC

Penjelasan :
Berdasarkan peta sinoptik, dapat diketahui bahwa wilayah Indonesia pada jam 12UTC atau
19.00WIB cenderung berawan. Wilayah Timur Sumatra terdapat aliran konvergensi
sehingga cuacanya cenderung berawan. Dimana aliran konvergensi ini cenderung
mengalami penumpukan massa udara sehingga lebih banyak terjadi pembentukan awan.
Sedangkan di wilayah Jawa cuacanya cenderung clear atau cerah. Cuaca pada
wilayah di Laut Maluku cenderung berawan karena wilayah ini dilalui oleh belokan
aliran massa udara yang disebut trough yang mana aliran ini bersifat konvergensi.

29 November 2019 00UTC

Penjelasan :
Wilayah Indonesia berdasarkan peta sinoptik tersebut sedang mengalami monsoon baratan.
Hal ini dikarenakan angin dominan berasal dari dari Asia menuju Australia, dan wilayah
bumi bagian selatan pada peta sinoptik cenderung bertekanan rendah sehingga massa udara
akan bergerak menuju ke daerah yang bertekanan rendah. Akibatnya, wilayah bumi bagian
selatan cenderung banyak terjadi pembentukan awan karena akan banyak terjadi
penumpukan massa udara. Berdasarkan peta sinoptik diatas, Wilayah timur Sumatra
terdapat aliran konvergensi yang ditandai dengan aliran massa udara dari berbagai arah
menjadi satu. Wilayah di bawah aliran konvergensi, khususnya wilayah Timur Sumatra
biasanya memiliki cuaca yang buruk dan berpotensi terjadi hujan. Sedangkan wilayah
Jawa dan Sumatra pada peta sinoptik dilalui oleh aliran berbelok ke arah atas yang
memiliki sifat divergensi sehingga tidak terjadi penumpukan massa udara. Oleh karena itu,
wilayah Jawa akan memiliki cuaca yang clear atau cerah (tidak berawan). Namun di
sebelah barat Kalimantan terdapat aliran konvergensi yang artinya terjadi penumpukan
massa udara dan cenderung akan terjadi pembentukan awan dan biasanya akan memiliki
cuaca buruk dan berpotensi hujan. Wilayah Papua juga memiliki cuaca yang clear atau
cerah dan tidak berawan, karena pada peta sinoptik wilayah Papua dilalui oleh aliran
divergensi yaitu penyebaran arah aliran massa udara.
Citra satelit Himawari 8 juga menunjukkan informasi yang sama seperti yang didapat dari
peta sinoptik. Dimana pada citra satelit, wilayah timur Sumatra dan timur Kalimantan
terdapat awan besar dan tebal yang ditandai dengan warna putih yang jelas pada citra,
sehingga wilayah tersebut berpotensi untuk terjadi hujan. Sedangkan wilayah Jawa,
Sumatra, dan Papua pada citra satelit juga menunjukkan bahwa wilayah tersebut tidak
terdapat awan.

Anda mungkin juga menyukai