Anda di halaman 1dari 33

PEDOMAN PERLAWATAN GEREJA TORAJA

Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja


(Untuk kalangan sendiri)
Jl. Ahmad Yani No. 45 Rantepao, 91831, Toraja Utara,
Sulawesi Selatan
Telp. 081355288450
Email: bpsgetor@gmail.com

Sulo, 2023
Hlm: 14,5 x 20,5

Dicetak oleh Percetakan Sulo Rantepao


PT. SULO
Jl. Dr. Sam Ratulangi, No. 66 Rantepao 91831,
Toraja Utara, Sulawesi Selatan
Email: ptsulo@gmail.com
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii


PENGANTAR .................................................................................................. iii
HAL-HAL UMUM TENTANG PERLAWATAN .......................................... 1
PERLAWATAN JEMAAT ............................................................................... 5
I. Cakupan Perlawatan Jemaat .................................................................... 5
II. Instrumen Pelaksanaan Perlawatan Umum Jemaat....................... 7
III. Instrumen Perlawatan Khusus Untuk Penataan Jemaat ........... 15
PERLAWATAN KLASIS .............................................................................. 20
I. Cakupan Perlawatan Klasis .................................................................... 20
II. Instrumen Perlawatan Umum Klasis.................................................. 22
III. Insrumen Perlawatan Khusus untuk Penataan Klasis ............... 25
PERLAWATAN WILAYAH ......................................................................... 28
Cakupan dan Instrumen Perlawatan Wilayah ......................................... 28
LEMBAR KERJA PERLAWATAN.............................................................. 28
LAPORAN DAN REKOMENDASI PERLAWATAN ................................ 28
PENUTUP ....................................................................................................... 28

ii
PENGANTAR

Sidang Sinode Am XXV Gereja Toraja 2021 menugaskan Badan


Pekerja Sinode Gereja Toraja untuk melakukan revisi Pedoman
Perlawatan Gereja Toraja sebagaimana dicantumkan dalam
Keputusan No. 13/KEP/SSA-XXV/GT/X/2021 tentang Pelayanan
bidang kelembagaan, sumber daya manusia, pengembangan kapasitas
pelayan. Pasal 17 berbunyi : Menugaskan BPS Gereja Toraja untuk
melakukan revisi Pedoman Perlawatan berdasarkan Tata Gereja
Toraja, dan melaporkan hasilnya dalam Raker II Gereja Toraja untuk
disahkan atas nama SSA XXV.
Penugasan tersebut belum dapat dilaksanakan sebelum Rapat
Kerja II karena konsentrasi pada beberapa dokumen kelembagaan
yang lain. Selanjutnya dalam Keputusan No 10.R2.2022, Rapat Kerja II
Gereja Toraja pasal 21 menugaskan Badan Pekerja Sinode Gereja
Toraja untuk segera melakukan revisi Pedoman Perlawatan dalam
koordinasi dengan wilayah dan klasis dan mengesahkan hasilnya
dalam Rapat Koordinasi Badan Angkatan Sinode. Diamanatkan pula
agar Pedoman Perlawatan tersebut disusun secara komprehensif
yang mencakup klasis dan wilayah.
Naskah ini adalah hasil pelaksanaan penugasan dan amanat
tersebut. Kita berharap bahwa dengan adanya Pedoman Perlawatan
ini, perkunjungan ke jemaat-jemaat atau klasis-klasis dapat
terlaksana dengan baik guna pembangunan kehidupan persekutuan,
kesaksian dan pelayanan.
Semoga Roh Kudus membimbing kita semua dalam pelayanan
Jemaat Tuhan.
Tongkonan Sangullele, 31 Oktober 2022

Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja

Ketua Umum Sekretaris Umum

Pdt. Dr. Alfred Y. R. Anggui, M.Th. Pdt. Dr. Christian Tanduk, M.Th.

iii
HAL-HAL UMUM
TENTANG PERLAWATAN

A. Pengertian
Perlawatan adalah perkunjungan yang dikoordinasikan secara
terstruktur dengan mekanisme yang mengikuti sistem
presbiterial sinodal.

B. Dasar
1. Dasar utama pelaksanaan perlawatan dalam gereja Tuhan
adalah bahwa Tuhan sendiri melawat umat-Nya.
a. Tuhan menyatakan diri sebagai gembala yang melawat
umat-Nya serta melihat bagaimana para pemimpin
melaksanakan tugas penggembalaan (Yeh 34:1-31).
b. Yesus menaruh belas kasihan terhadap kehidupan umat-
Nya, yang keadaannya seperti domba tidak bergembala
(Mat.9:36-38).
c. Tuhan melawat umat-Nya dan membawa kelepasan
baginya. Hikmat Allah sendiri menetapkan bahwa
manusia yang terkurung dalam dosa dan penderitaan
hanya dapat menerima dan merasakan kelepasan jika
Allah sendiri mendatanginya (Luk. 1:68-69).
d. Yesus sebagai Gembala Yang Baik benar-benar mengenal
domba-domba-Nya dan domba-domba-Nya mengenal-
Nya (Yoh.10:1-2).
2. Lawatan Tuhan atas umat-nya juga dikerjakan-Nya melalui
pejabat-pejabat gerejawi
a. Pejabat khusus gerejawi dipanggil dalam tugas
perlawatan untuk memperlengkapi warga jemaat
sehingga bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia,
Kristus yang adalah Kepala (Ef. 4:11-16). Dalam rangka
tugas memperlengkapi itulah, “hal perlawatan menjadi
sesuatu yang amat penting”.

1
b. Melalui perlawatan, gereja memahami secara konkrit
masalah, kebutuhan atau perlengkapan yang dibutuhkan
oleh jemaat Tuhan.
3. Perlawatan diatur dalam Tata Gereja Toraja Bab X Pasal 73
tentang Perlawatan.

C. Bentuk Perlawatan
Bentuk perlawatan terdiri atas tiga berdasarkan lingkupnya
yaitu:
1. Perlawatan Jemaat dilakukan oleh tim yang dibentuk Badan
Pekerja Klasis.
2. Perlawatan Klasis dilakukan oleh tim yang dibentuk Badan
Pekerja Sinode Wilayah.
3. Perlawatan Sinode Wilayah dilakukan oleh tim yang
dibentuk Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja.

D. Jenis Perlawatan
1. Perlawatan Umum yang dilakukan dalam rangka mengenal
pelayanan, kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan
jemaat, klasis dan wilayah dalam melaksanakan Pokok
Tugas Panggilan untuk mewujudkan visi dan misi Gereja
Toraja.
2. Perlawatan Khusus dilakukan untuk mengevalusi pelayanan,
kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan jemaat dalam
rangka penataan jemaat, klasis, atau wilayah, serta untuk
menangani kondisi-kondisi khusus dalam jemaat.

E. Tujuan perlawatan
1. Perlawatan umum dilakukan sebagai pembinaan umum
untuk mengetahui menganalisis, dan mengevaluasi:
a. Kondisi umum jemaat (dan cabang kebaktian), klasis atau
wilayah berdasarkan data administratif.
b. Pelaksanaan pelayanan gerejawi berdasarkan Tata Gereja
Toraja.
c. Penataan pelayanan kategorial.

2
d. Pelaksanaan keputusan persidangan gerejawi pada
lingkup yang relevan.
e. Keadaan kelembagaan dan sumber daya manusia.
f. Penataan administrasi.
g. Keadaan dan pengelolaan keuangan serta aset gereja.
h. Partisipasi dalam berbagai bidang pelayanan sesuai
Pokok Tugas Panggilan Gereja Gereja Toraja (PTP).
i. Perwujudan kehidupan sebagai gereja.
j. Pengembangan sarana dan prasarana.
2. Perlawatan Khusus dilakukan untuk menjajaki dan
mengumpulkan data sebagai bahan pertimbangan untuk
penataan dalam rangka penataan pelayanan:
a. Kondisi umum jemaat (dan cabang kebaktian), klasis atau
wilayah berdasarkan data administratif.
b. Pelaksanaan pelayanan gerejawi berdasarkan Tata Gereja
Toraja.
c. Penataan pelayanan kategorial.
d. Pelaksanaan keputusan persidangan gerejawi pada
lingkup yang relevan.
e. Keadaan kelembagaan dan sumber daya manusia.
f. Penataan administrasi.
g. Keadaan dan pengelolaan keuangan serta aset gereja.
h. Partisipasi dalam berbagai bidang pelayanan sesuai PTP.
i. Perwujudan kehidupan sebagai gereja.
j. Pengembangan sarana dan prasarana.
k. Kondisi-kondisi khusus yang dihadapi.

F. Tim Perlawatan
1. Substansi perlawatan melekat pada pelaksana keputusan
gerejawi yaitu Majelis Gereja, Badan Pekerja Klasis, Badan
Pekerja Sinode Wilayah dan Badan Pekerja Sinode Gereja
Toraja untuk melakukan perlawatan umum.

3
2. Untuk melakukan perlawatan khusus, pelaksanaan
perlawatan dilakukan oleh suatu Tim yang disebut Tim
Perlawatan yang diketuai seorang pendeta dengan
melibatkan Badan Verifikasi dan pengurus OIG dalam
lingkup masing-masing sesuai kebutuhan serta melibatkan
Majelis Pertimbangan dalam konteks sinodal.
3. Tim Perlawatan pada hakikatnya dibentuk oleh Persidangan
gerejawi (Klasis, Wilayah dan Sinode Am). Akan tetapi demi
efektifitas kerja secara praktis, Tim Perlawatan dibentuk
oleh BPK, BPSW, dan BPS atas penugasan Persidangan
gerejawi pada masing-masing lingkup.

G. Waktu, Tempat dan Metode


1. Perlawatan Jemaat
a. Perlawatan Umum dilaksanakan minimal satu kali dalam
satu periode Majelis Gereja, dan dihadiri oleh Majelis
Gereja dan Pengurus OIG serta kepanitiaan-kepanitiaan
yang ada atas pengaturan Majelis Gereja.
b. Perlawatan Khusus dihadiri oleh pihak-pihak yang
dianggap perlu dilibatkan untuk kelancaran dan
pencapaian tujuan perlawatan, dalam koordinasi dengan
Majelis Gereja atau badan.
2. Perlawatan Klasis dan Wilayah
a. Perlawatan umum dilakukan sesuai kebutuhan.
b. Perlawatan khusus dilakukan untuk penataan
kelembagaan.
3. Perlawatan umum dapat dilakukan melalui korespondensi,
pertemuan daring, pertemuan hybrid.
4. Perlawatan khusus dijalankan secara tatap muka dan
dilaksanakan sebagai persidangan gerejawi atau rapat
badan.

4
PERLAWATAN JEMAAT

I.
CAKUPAN PERLAWATAN JEMAAT

A. Kondisi umum berdasarkan data administratif:


1. Statistik umum jemaat.
2. Kondisi geografis.
3. Kondisi sosial budaya.
4. Kondisi ekonomi.
5. Sejarah.

B. Bentuk-bentuk pelayanan gerejawi:


1. Ibadah jemaat.
2. Pelayanan Baptisan Kudus.
3. Pelayanan Perjamuan Kudus.
4. Katekisasi.
5. Peneguhan sidi.
6. Pemberkatan perkawinan.
7. Diakonia.
8. Pembinaan warga jemaat.
9. Penggembalaan.
10. Disiplin gerejawi.
11. Pekabaran Injil.

C. Pelayanan kategorial dan OIG.


1. Struktur majelis gereja yang membidangi OIG.
2. Pelayanan Sekolah Minggu Gereja Toraja.
3. Pelayanan Persekutuan Pemuda Gereja Toraja.
4. Pelayanan Persekutuan Wanita Gereja Toraja.
5. Pelayanan Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja.
6. Pelayanan Kategorial lainnya.
5
D. Pelaksanaan keputusan persidangan gerejawi :
1. Penjemaatan dan pemahaman Pengakuan Gereja Toraja,
Tata Gereja Toraja dan Liturgi Gereja Toraja.
2. Penjemaatan, pemahaman dan pelaksanaan keputusan-
keputusan persidangan gerejawi pada semua lingkup.

E. Kelembagaan dan sumber daya manusia:


1. Majelis Gereja.
2. Pengurus OIG.
3. Kepanitiaan-kepanitiaan.

F. Penataan administrasi jemaat:


1. Database jemaat.
2. Buku-buku penunjang.

G. Keadaan dan pengelolaan keuangan dan aset gereja:


1. Keadaan dan pengelolaan keuangan.
2. Keadaaan dan pengelolaan aset gereja lainnya.
3. Legalitas asset.

H. Perwujudan kehidupan sebagai gereja:


1. Kehidupan spritualitas dan keteladanan sebagai Umat Allah.
2. Persekutuan jemaat yang utuh dalam kasih sebagai Tubuh
Kristus.
3. Perwujudan kehidupan jemaat sebagai Keluarga Allah.

I. Partisipasi dalam berbagai bidang pelayanan:


1. Pendidikan.
2. Kesehatan.
3. Ekonomi.
4. Sosial budaya.
5. Hukum dan politik.
6. Pelestarian lingkungan.

6
J. Sarana dan prasarana pelayanan:
1. Kelengkapan alat pelayanan.
2. Kondisi gedung gereja.
3. Ketersediaan fasilitas penunjang pelayanan.

II.
Instrumen Pelaksanaan Perlawatan Umum Jemaat

A. Pengenalan kondisi umum di jemaat:


1. Gambaran awal jumlah jemaat antara lain:
a. Berapa jumlah kepala keluarga.
b. Berapa jumlah jiwa.
c. Berapa jumlah majelis gereja.
d. Berapa jumlah pengerja gereja.
2. Bagaimana kondisi geografis jemaat yang meliputi luas
wilayah.
3. Bagaimana gambaran konteks sosial budaya yang
membingkai kehidupan jemaat.
4. Bagaimana kondisi umum ekonomi warga jemaat?

B. Pelaksanaan bentuk-bentuk pelayanan:


1. Apakah bentuk-bentuk pelayanan sudah direncanakan dan
diprogramkan dengan mengacu kepada bentuk pelayanan
sebagaimana diatur dalam TGT pasal 16-28?
a. Gambaran kuantitas pelaksanaan ibadah Minggu, ibadah
keluarga dan ibadah hari raya gerejawi?
b. Pelayanan Baptisan Kudus dilaksanakan secara
terprogram dan insidentil? Apakah Baptisan diawali
dengan katekisasi?
c. Bagaimana frekuensi pelaksanaan pelayanan Perjamuan
Kudus? Bagaimana bentuk yang dilakukan?
d. Apakah katekisasi sidi sedang berlangsung dan berapa
peserta, berapa dan siapa saja yang menjadi pengajar?
7
e. Pelayanan katekisasi sidi dilaksanakan secara
terprogram dan atas pemintaan?
f. Pemberkatan perkawinan dilaksanakan berdasarkan
TGT?
g. Apakah ada program pelayanan diakonia? Apa saja
bentuknya?
h. Apakah ada pembinaan warga jemaat dalam topik
tertentu yang dihadiri oleh jemaat?
i. Apakah pelayanan penggembalaan melalui perkunjungan
dilaksanakan oleh pendeta, penatua, diaken atau
perkunjungan khusus dilaksanakan secara mandiri oleh
pendeta?
j. Apakah disiplin gerejawi ditegakkan untuk berbagai
kondisi yang bertentangan dengan Pengakuan Gereja
Toraja dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dalam
Tata Gereja Toraja?
k. Apakah jemaat memiliki program Pekabaran Injil?
2. Sejauhmana warga jemaat melibatkan diri dalam
pelaksanaan program pelayanan (peserta ibadah-ibadah
dibandingkan dengan jumlah jemaat).
3. Sejauhmana majelis gereja telah melaksanakan tugas
pelayanan sesuai fungsi/jabatannya melalui keterlibatan
dalam ibadah-ibadah yang dilaksanakan?

C. Pelayanan kategorial dan OIG:


1. Pelayanan OIG
a. Apakah ada majelis Gereja yang secara khusus memberi
perhatian kepada pelayanan kategorial?
b. Bagaimana pembagian kelas SMGT?
c. Apakah ada program persiapan SMGT?
d. Apakah perekrutan dan pembinaan guru sekolah minggu
dilaksanakan secara terencana?
e. Bagaimana frekuensi ibadah PPGT?
f. Bagaimana frekuensi ibadah PWGT?

8
g. Bagaimana frekuensi ibadah PKBGT?
2. Sejauhmana warga jemaat merindukan dan melibatkan diri
dalam pelaksanaan program pelayanan.
a. Ibadah sekolah minggu dihadiri rata-rata berapa orang
(laki-perempuan)?
b. Ibadah remaja dihadiri rata-rata berapa orang (laki-
perempuan)?
c. Ibadah keluarga dihadiri rata-rata berapa orang (laki
perempuan)?
d. Ibadah PPGT dihadiri rata-rata berapa orang (laki
perempuan)?
e. Ibadah PWGT dihadiri rata-rata berapa orang?
f. Ibadah PKBGT dihadiri rata-rata berapa orang?
3. Sejauhmana majelis gereja mengambil peran dalam ibadah
kategorial yang relevan? (Pemuda, Wanita, Kaum Bapak)
4. Apakah ada pelayanan kategorial lain yang dilakukan,
misanya lansia, profesi, dll?

D. Pelaksanaan keputusan-keputusan persidangan gerejawi:


1. Apakah buku Pengakuan Gereja Toraja, Tata Gereja Toraja
dan Buku Liturgi Gereja Toraja tersedia di jemaat, baik
dalam bentuk digital atau buku ?
2. Apakah Keputusan Sidang Klasis, Sidang Sinode Wilayah,
Sidang Am, termasuk Keputusan Rapat-rapat Kerja dalam
semua lingkup tersedia di jemaat ?
3. Apakah keputusan-keputusan Sidang Majelis Gereja
terdokumentasi dengan baik ?
4. Apakah kelengkapan dalam butir 1-3 disosialisasikan secara
terencana dan terjadwal ?
5. Apakah kelengkapan dalam butir 1-3 dipahami dan
dilaksanakan secara konsisten ?

E. Penataan kelembagaan dan sumber daya manusia:


1. Berapa jumlah majelis gereja (Pendeta, Penatua Diaken, laki-
laki dan perempuan)?
9
2. Bagaimana struktur Majelis Gereja ?
3. Apakah struktur Majelis Gereja telah tertata sebagaimana
diatur dalam Tata Gereja Toraja ?
4. Apakah Majelis Gereja bekerja sebagai satu kesatuan?
5. Apakah setiap Majelis Gereja berperan aktif dalam
pelaksanaan keputusan-keputusan?
6. Apakah ada hubungan kerjasama yang baik antara Majelis
Gereja dengan pengurus OIG?
7. Berapa jumlah guru sekolah minggu (secara rinci mulai anak
indria, anak kecil, anak besar dan remaja)
8. Apakah pelayanan majelis gereja dan pengurus OIG telah
menjawab kebutuhan jemaat dan bergerak bersama untuk
menjaga keutuhan jemaat ?
9. Bagaimana Majelis Gereja dan pengurus OIG menata relasi
jemaat dengan dengan gereja-gereja tetangga, agama-agama
lain, pemerintah, dan masyarakat sekitar?
10. Apakah ada uraian tugas majelis gereja?
11. Dalam konteks jemaat yang memiliki lebih dari satu tempat
kebaktian atau menjadi pemelihara cabang kebaktian,
bagaimana keterhubungan pola pelayanan dan
kelembagaan?
12. Khusus bagi jemaat yang belum mempunyai pendeta:
Apakah majelis gereja telah berkoordinasi dengan pendeta
dalam pelaksaan Sidang Majelis Gereja dan memprogramkan
pemanggilan pendeta?

F. Penataan administrasi dan database jemaat:


1. Apakah jumlah jemaat telah terdata secara menyeluruh dan
tersedia dalam bentuk data manual dalam buku-buku
administrasi atau digital dalam Sistem Informasi Gereja
Toraja (SIGET)?
2. Bagaimana ketersediaan buku-buku administrasi (jika ditata
secara manual) antara lain: daftar induk anggota jemaat,
daftar mutasi Majelis Gereja, daftar mutasi anggota jemaat,

10
agenda surat-surat, notulen persidangan, papan potensi, dan
buku administrasi lainnya?
3. Bagaimana ketersediaan buku-buku OIG administrasi (jika
ditata secara manual) antara lain: daftar anggota OIG, daftar,
agenda surat-surat, notulen persidangan, papan potensi, dan
buku administrasi lainnya?
4. Apakah database jemaat terupdate (mutakhir) dalam
aplikasi SIGET?
5. Apakah buku-buku administrasi manual diisi dengan
teratur?
6. Daftar rincian keanggotaan jemaat:
a. Jumlah anggota sidi (laki-laki dan perempuan)
b. Jumlah anggota baptis (laki-laki dan perempuan)
c. Jumlah anggota calon baptis (laki-laki dan perempuan)
d. Jumlah pengerja gereja (laki-laki dan perempuan)
e. Jumlah peserta katekisasi (laki-laki dan perempuan)
f. Jumlah penerima pemberkatan perkawinan
g. Jumlah penerima baptisan kudus
h. Data mutasi (pindah – meninggal)

G. Pemeriksaan keuangan dan kekayaan/harta milik jemaat:


1. Apakah anggaran pendapatan dan belanja (APB) jemaat
telah disusun setiap tahun dan dipedomani secara konsisten
dalam pengelolaan keuangan?
2. Berapa total APB pertahun? Berapa dana rutin? Berapa dana
program?
3. Apakah keuangan dan harta benda milik jemaat diverifikasi
oleh komisi yang berwenang setiap tahun?
4. Apakah pengelolaan keuangan jemaat ditangani sesuai
pedoman pengeloaan keuangan Gereja Toraja?
5. Apakah bimbingan pengelolaan keuangan kepada
bendahara-bendahara dan pelaksana bidang keuangan
diadakan secara terencana?

11
6. Apakah setiap penerimaan dan pengeluaran didukung
dengan bukti-bukti kas yang cukup dan memadai?
7. Apakah semua keuangan tercatat secara tertib dalam buku
kas dan buku bank?
8. Bagaimana kondisi keuangan jemaat?
a. Nominal pundi I sebulan
b. Nominal pundi II sebulan
c. Nominal pundi III (untuk diakonia) sebulan
d. Nominal pundi IV (khusus kalau ada) sebulan
e. Nominal persembahan kebaktian rumah tangga sebulan
f. Nominal persembahan bulanan rata-rata
g. Nominal persembahan natura sebulan rata-rata
h. Nominal persembahan insidentil setahun terakhir
i. Nominal dana pengembangan setahun terakhir
9. Kewajiban keuangan yang diatur dari lingkup lebih luas:
a. Apakah pundi II disetor setiap bulan secara teratur ke
BPS Gereja Toraja?
b. Apakah dana pindan sangullele dibayarkan secara rutin?
c. Bagaimana keterlibatan jemaat dalam aksi pangiu’
d. Bagaimana keterlibatan jemaat untuk mendukung
pelayanan klasis dan wilayah?
e. Bagaimana dengan tunjangan pelayan dalam jemaat?
10. Apakah ada laporan keuangan dibuat setiap bulan oleh
Bendahara dan diwartakan kepada warga jemaat secara
periodic?
11. Apakah kekayaan jemaat tercatat dalam buku inventaris
dengan tertib?
12. Apakah aset gereja yang membutuhkan alas hukum antara
lain tanah sudah dilegalisasi dalam bentuk sertifikat, IMB,
surat kendaraan?

12
H. Perwujudan kehidupan sebagai gereja:
1. Spiritualitas dan keteladanan sebagai umat Allah:
a. Apakah Majelis Gereja dan pejabat gereja lainnya telah
menampakkan kehidupan kristiani yang dapat diteladani
oleh warga jemaat?
b. Apakah pejabat gerejawi memiliki semangat melayani
dan berkorban demi pelayanan?
c. Apakah warga jemaat telah menampakkan kehidupan
yang berakar, bertumbuh, dan berpadanan dengan Injil
Yesus Kristus?
2. Persekutuan jemaat yang utuh dalam kasih sebagai Tubuh
Kristus
a. Apakah keutuhan jemaat senantiasa menjadi prioritas?
b. Adakah program pelayanan yang memperlihatkan
keberpihakan kepada warga jemaat yang lemah?
c. Apakah potensi jemaat telah dioptimalkan untuk
pelayanan?
3. Perwujudan kehidupan jemaat sebagai Keluarga Allah.
a. Apakah jemaat telah benar-benar menampilkan identitas
sebagai keluarga?
b. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam
mewujudkan persekutuan sebagai keluarga?

I. Partisipasi dalam berbagai bidang pelayanan:


1. Apakah jemaat mengelola pelayanan pendidikan?
2. Apakah ada program jemaat dalam bidang kesehatan?
3. Apakah jemaat memiliki program untuk peningkatan
ekonomi jemaat atau bidang usaha yang dijalankan jemaat?
4. Apakah ada program jemaat yang bertujuan untuk melayani
masyarakat luas?
5. Apakah warga jemaat, baik sebagai lembaga maupun sebagai
pribadi telah memperdengarkan suara kenabiannya dengan
membela kebenaran dan keadilan di tengah-tengah
masyarakat?

13
6. Apakah ada program jemaat untuk pelestarian lingkungan?
7. Seberapa jauh keterlibatan warja jemaat dalam kegiatan
tersebut?

J. Sarana dan Prasarana pelayanan:


1. Kondisi gedung gereja.
2. Status tanah.
3. Ketersediaan Pastori dan perlengkapannya.
4. Apakah semua kelengkapan ibadah telah disediakan?
5. Ketersediaan sarana transportasi dan komunikasi
pelayanan.

14
III.
Instrumen Perlawatan Khusus
Untuk Penataan Jemaat

A. Kondisi umum berdasarkan data administratif:


1. Gambaran awal jumlah jemaat antara lain:
a. Apakah terdapat minimal 100 anggota sidi?
b. Apakah terdapat 12 anggota sidi yang dapat menjadi
penatua dan diaken?
c. Berapa jumlah kepala keluarga
2. Bagaimana kondisi geografis jemaat yang meliputi luas
wilayah?
3. Bagaimana gambaran konteks sosial budaya yang
membingkai kehidupan jemaat?
4. Bagaimana kondisi umum ekonomi warga jemaat ?

B. Bentuk-bentuk pelayanan gerejawi yang sudah dilakukan:


1. Ibadah jemaat dan ibadah keluarga ?
2. Pelayanan Baptisan Kudus.
3. Pelayanan Perjamuan Kudus.
4. Katekisasi
5. Peneguhan sidi.
6. Pemberkatan perkawinan.
7. Diakonia.
8. Pembinaan warga jemaat.
9. Penggembalaan.
10. Disiplin gerejawi
11. Pekabaran Injil.

C. Pelayanan kategorial dan OIG:


1. Struktur majelis gereja yang mengakomodir OIG
2. Apakah sudah ada minimal 5 guru SMGT?

15
3. Apakah pelayanan SMGT sudah dilaksanakan dan berapa
peserta ibadah?
4. Apakah pelayanan PPGT sudah dilaksanakan dan berapa
peserta ibadah?
5. Apakah pelayanan PWGT sudah dilaksanakan dan berapa
peserta ibadah?
6. Apakah pelayanan PKBGT sudah dilaksanakan dan berapa
peserta ibadah?
7. Apakah ada pelayanan kategorial lain yang dilakukan,
misalnya lansia, profesi, dll?

D. Pelaksanaan keputusan persidangan gerejawi:


1. Apakah buku Pengakuan Gereja Toraja, Tata Gereja Toraja
dan Buku Liturgi Gereja Toraja tersedia di jemaat, baik
dalam bentuk digital atau buku?
2. Apakah Keputusan Sidang Klasis, Sidang Sinode Wilayah,
Sidang Am, termasuk Keputusan Rapat-rapat Kerja dalam
semua lingkup telah tersedia?

E. Kelembagaan dan sumber daya manusia:


1. Berapa anggota yang dapat menjadi Majelis Gereja?
2. Adakah anggota OIG yang berpotensi menjadi pengurus OIG?
3. Berapa anggota Sidi yang dapat menjadi guru Sekolah
Minggu?

F. Penataan administrasi jemaat:


1. Apakah database jemaat sudah ada (manual atau digital)?
2. Apakah telah ada buku-buku penunjang administrasi yang
lain?

G. Keadaan dan pengelolaan keuangan dan aset gereja:


1. Apakah anggaran pendapatan dan belanja (APB) jemaat
telah disusun setiap tahun dan dipedomani secara konsisten
dalam pengelolaan keuangan?

16
2. Berapa total APB pertahun? Berapa Dana Rutin? Berapa
Dana Program?
3. Apakah keuangan dan harta benda milik jemaat diverifikasi
oleh komisi yang berwenang setiap tahun?
4. Apakah pengelolaan keuangan ditangani sesuai pedoman
pengeloaan keuangan Gereja Toraja?
5. Apakah bimbingan pengelolaan keuangan kepada
bendahara-bendahara dan pelaksana bidang keuangan
diadakan secara terencana?
6. Apakah setiap penerimaan dan pengeluaran didukung
dengan bukti-bukti kas yang cukup dan memadai?
7. Apakah semua keuangan tercatat secara tertib dalam buku
kas jemaat atau buku bank?
8. Bagaimana kondisi keuangan jemaat?
a. Nominal pundi I sebulan
b. Nominal pundi II sebulan
c. Nominal pundi III (untuk diakonia) sebulan
d. Nominal pundi IV (khusus kalau ada) sebulan
e. Nominal persembahan kebaktian rumah tangga sebulan
f. Nominal persembahan bulanan rata-rata
g. Nominal persembahan natura sebulan rata-rata
h. Nominal persembahan insidentil setahun terakhir
i. Nominal dana pengembangan setahun terakhir
9. Kewajiban keuangan yang diatur oleh lingkup pelayanan
lebih luas:
a. Apakah pundi II disetor setiap bulan secara teratur ke
BPS Gereja Toraja?
b. Apakah dana Pindan Sangullele dibayarkan secara rutin?
c. Bagaimana keterlibatan jemaat dalam aksi pangiu’?
d. Bagaimana keterlibatan jemaat untuk mendukung
pelayanan klasis dan wilayah?
e. Bagaimana dengan tunjangan pelayan dalam jemaat?

17
10. Apakah ada laporan keuangan dibuat setiap bulan oleh
Bendahara dan diumumkan kepada warga jemaat secara
periodic?
11. Apakah kekayaan jemaat tercatat dalam buku inventaris
dengan tertib?
12. Apakah aset gereja yang membutuhkan alas hukum antara
lain tanah sudah dilegalisasi dalam bentuk sertifikat, IMB,
surat kendaraan?

H. Perwujudan kehidupan sebagai gereja:


1. Spiritualitas dan keteladanan sebagai Umat Allah :
a. Spiritualitas majelis gereja (ketekunan beribadah
bersama, ibadah keluarga masing-masing, semangat
melayani)
b. Keteladanan majelis gereja (cara pergaulan, kehidupan
keluarga)
c. Apakah majelis gereja dan pejabat gereja lainnya telah
menampakkan kehidupan kristiani yang dapat diteladani
oleh warga jemaat?
d. Apakah pejabat gerejawi memiliki semangat melayani
dan berkorban demi pelayanan?
e. Apakah warga jemaat telah menampakkan kehidupan
yang berakar, bertumbuh, dan berpadanan dengan Injil
Yesus Kristus?
2. Persekutuan jemaat yang utuh dalam kasih sebagai Tubuh
Kristus
a. Apakah keutuhan jemaat senantiasa menjadi prioritas ?
b. Adakah program pelayanan yang memperlihatkan
keberpihakan kepada warga jemaat yang lemah?
c. Apakah potensi jemaat telah dioptimalkan untuk
pelayanan?
3. Perwujudan kehidupan jemaat sebagai Keluarga Allah.
a. Apakah jemaat telah benar-benar menampilkan identitas
sebagai keluarga?

18
b. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam
mewujudkan persekutuan sebagai keluarga?

I. Partisipasi dalam berbagai bidang pelayanan:


1. Apakah jemaat mengelola pelayanan pendidikan?
2. Apakah ada program jemaat dalam bidang kesehatan?
3. Apakah jemaat memiliki program untuk peningkatan
ekonomi jemaat?
4. Apakah ada program jemaat yang bertujuan untuk melayani
masyarakat luas?
5. Apakah warga jemaat, baik sebagai lembaga maupun sebagai
pribadi telah memperdengarkan suara kenabiannya dengan
membela kebenaran dan keadilan di tengah-tengah
masyarakat?
6. Apakah ada program jemaat untuk pelestarian lingkungan?
7. Seberapa jauh keterlibatan warja jemaat dalam kegiatan
tersebut?

J. Sarana dan prasarana pelayanan:


1. Kondisi gedung gereja.
2. Status tanah.
3. Ketersediaan Pastori dan perlengkapannya.
4. Apakah semua kelengkapan ibadah telah diadakan?
5. Ketersediaan sarana transportasi dan komunikasi
pelayanan.

19
PERLAWATAN KLASIS

I.
Cakupan Perlawatan Klasis

A. Kondisi umum berdasarkan data administratif:


1. Statistik umum jemaat-jemaat dalam klasis.
2. Kondisi Geografis.
3. Kondisi Sosial Budaya.
4. Kondisi Ekonomi.
5. Kondisi Geopolitik.

B. Bentuk-bentuk realisasi Pokok Tugas Panggilan:


1. Pembinaan spiritualitas dan Pekabaran Injil.
2. Penatalayanan SDM dan pengelolaam Kelembagaan.
3. Pelayanan bidang pendidikan dan kesehatan.
4. Pelayanan bidang sosial.
5. Pengembangan ekonomi.
6. Pelayanan bidang politik dan hukum.
7. Pelayanan bidang lingkungan.

C. Pelayanan kategorial:
1. Struktur klasis yang membidangi OIG.
2. Pelayanan Sekolah Minggu Gereja Toraja Klasis.
3. Pelayanan Persekutuan Pemuda Gereja Toraja Klasis.
4. Pelayanan Persekutuan Wanita Gereja Toraja Klasis.
5. Pelayanan Persekutuan Kaum Bapak Gereja Toraja Klasis.
6. Pelayanan kategorial lainnya jika ada.

D. Pelaksanaan keputusan persidangan gerejawi :


1. Penjemaatan dan pemahaman Pengakuan Gereja Toraja,
Tata Gereja Toraja dan Liturgi Gereja Toraja.
20
2. Penjemaatan, pemahaman dan pelaksanaan keputusan-
keputusan persidangan gerejawi pada semua lingkup.

E. Kelembagaan dan sumber daya manusia:


1. Badan pelaksana keputusan.
2. Pengurus OIG Klasis.
3. Kepanitiaan-kepanitiaan.

F. Penataan administrasi klasis:


1. Database jemaat-jemaat dalam klasis.
2. Buku-buku penunjang administrasi di klasis.

G. Keadaan dan pengelolaan keuangan dan aset gereja:


1. Keadaan dan pengelolaan keuangan klasis.
2. Keadaaan dan pengelolaan aset klasis lainnya.
3. Legalitas aset klasis.

H. Perwujudan kehidupan sebagai gereja:


1. Kehidupan spritualitas dan keteladanan sebagai Umat Allah.
2. Persekutuan jemaat yang utuh dalam kasih sebagai Tubuh
Kristus
3. Perwujudan kehidupan jemaat sebagai Keluarga Allah.

I. Prasarana dan sarana pelayanan:


1. Kelengkapan alat pelayanan
2. Ketersediaan fasilitas penunjang pelayanan

21
II.
Instrumen Perlawatan Umum Klasis

A. Kondisi umum berdasarkan data administratif:


1. Statistik umum jemaat-jemaat dalam klasis
a. Berapa jumlah jemaat dalam klasis?
b. Berapa jumlah cabang kebaktian dalam klasis?
c. Berapa jumlah majelis gereja dalam klasis
2. Bagaimana kondisi geografis klasis yang meliputi luas
wilayah?
3. Bagaimana gambaran konteks sosial budaya yang
membingkai kehidupan jemaat-jemaat dalam klasis?
4. Bagaimana kondisi umum ekonomi warga jemaat dalam
klasis?
5. Bagaimana kondisi geopolitik dan relasi sosial politik dengan
masyarakat dan pemerintah dalam lingkup klasis?

B. Bentuk-bentuk realisasi pokok tugas panggilan:


1. Apakah pembinaan spiritualitas dan Pekabaran Injil telah
direncanakan dan dilaksanakan mengacu kepada Garis-garis
Besar Program Pengembangan Gereja Toraja (GBPP)?
2. Apakah penatalayanan SDM dan pengelolaan kelembagaan
telah diprogramkan dan dilaksanakan mengacu kepada
GBPP?
3. Apakah pelayanan bidang pendidikan dan kesehatan telah
diprogramkan dan dilaksanakan mengacu kepada GBPP?
4. Apakah pelayanan bidang sosial telah diprogramkan dan
dilaksanakan mengacu kepada GBPP?
5. Apakah pengembangan ekonomi telah diprogramkan dan
dilaksanakan mengacu kepada GBPP?
6. Apakah pelayanan bidang politik dan hukum telah
diprogramkan dan dilaksanakan mengacu kepada GBPP?
7. Apakah pelayanan bidang lingkungan telah diprogramkan
dan dilaksanakan mengacu kepada GBPP?
22
C. Pelayanan kategorial:
1. Apakah struktur pelayanan klasis memberi ruang dan
perhatian kepada pelayanan kategorial?
2. Bagaimana pelayanan Sekolah Minggu Gereja Toraja klasis?
3. Bagaimana pelayanan Persekutuan Pemuda Gereja Toraja
klasis?
4. Bagaimana pelayanan Persekutuan Wanita Gereja Toraja
klasis?
5. Bagaimana pelayanan Persekutuan Kaum Bapak Gereja
Toraja klasis?
6. Bagaimana pelayanan kategorial lainnya jika ada?

D. Pelaksanaan keputusan persidangan gerejawi:


1. Apakah buku Pengakuan Gereja Toraja, Tata Gereja Toraja
dan Buku Liturgi Gereja Toraja tersedia di klasis, baik dalam
bentuk digital atau buku?
2. Apakah Keputusan Sidang Klasis, Sidang Sinode Wilayah,
Sidang Sinode Am, termasuk Keputusan Rapat-rapat Kerja
dalam semua lingkup tersedia di klasis?
3. Apakah keputusan-keputusan sidang dan rapat dalam
lingkup klasis terdokumentasi dengan baik?
4. Apakah kelengkapan dalam butir 1-3 disosialisasikan secara
terencana dan terjadwal?
5. Apakah kelengkapan dalam butir 1-3 dipahami dan
dilaksanakan secara konsisten?

E. Kelembagaan dan sumber daya manusia:


1. Apakah semua badan pelaksana keputusan persidangan
telah menjalankan fungsinya sesuai amanat sidang klasis?
2. Apakah semua pengurus OIG dalam lingkup klasis telah
menjalankan fungsinya sesuai amanat sidang masing-
masing lingkup?
3. Apakah kepanitiaan-kepanitiaan terorganisir dengan baik di
bawah tanggungjawab BPK?

23
F. Penataan administrasi klasis:
1. Apakah database jemaat-jemaat dalam klasis terpantau
dengan baik dan dipastikan bahwa semua terupdate
(mutakhir)?
2. Buku-buku penunjang administrasi apa saja yang tersedia di
klasis?
3. Apakah buku-buku penunjang administrasi di klasis tersedia
dan dikelola dengan baik?

G. Keadaan dan pengelolaan keuangan dan aset gereja:


1. Apakah BPK memiliki data RAPB semua jemaat?
2. Apakah BPK memiliki data laporan keuangan semua jemaat?
3. Berapa total APB pertahun ? Berapa dana rutin? Berapa dana
program?
4. Apakah keuangan dan harta benda milik klasis diverifikasi
oleh Badan Verifikasi Klasis setiap tahun?
5. Apakah pengelolaan keuangan klasis ditangani sesuai
pedoman pengeloaan keuangan Gereja Toraja?
6. Apakah bimbingan pengelolaan keuangan kepada
bendahara-bendahara dalam lingkup klasis diadakan secara
terencana?
7. Apakah setiap penerimaan dan pengeluaran didukung
dengan bukti-bukti kas yang cukup dan memadai?
8. Apakah semua keuangan tercatat secara tertib dalam buku
kas dan buku bank?
9. Bagaimana keadaaan dan pengelolaan aset gereja lainnya?
10. Bagaimana dengan legalitas aset klasis?

H. Prasarana dan sarana pelayanan:


1. Apakah ada sekretariat Klasis dan bagaimana kondisinya
2. Bagaimana legalitas aset-aset klasis yang seharusnya
dilegalisasi?
3. Adakah sarana pelayanan lainnya?

24
III.
Insrumen Perlawatan Khusus
untuk Penataan Klasis

A. Kondisi umum berdasarkan data administratif:


1. Statistik umum jemaat-jemaat dalam klasis
a. Berapa jumlah jemaat dalam Klasis
b. Berapa jumlah cabang kebaktian dalam Klasis
c. Berapa jumlah majelis gereja dalam klasis
2. Bagaimana kondisi geografis klasis yang meliputi luas
wilayah?
3. Bagaimana gambaran konteks sosial budaya yang
membingkai kehidupan jemaat-jemaat dalam klasis?
4. Bagaimana kondisi umum ekonomi warga jemaat?
5. Bagaimana kondisi geopolitik dan relasi sosial politik dengan
masyarakat dan pemerintah dalam lingkup klasis?

B. Bentuk-bentuk realisasi Pokok Tugas Panggilan:


1. Apakah pembinaan spiritualitas dan pekabaran Injil telah
direncanakan dan dilaksanakan mengacu kepada Garis-garis
Besar Program Pengembangan Gereja Toraja (GBPP) ?
2. Apakah penatalayanan SDM dan pengelolaan kelembagaan
telah diprogramkan dan dilaksanakan mengacu kepada
GBPP?
3. Apakah pelayanan bidang pendidikan dan kesehatan telah
diprogramkan dan dilaksanakan mengacu kepada GBPP?
4. Apakah pelayanan bidang sosial telah diprogramkan dan
dilaksanakan mengacu kepada GBPP?
5. Apakah pengembangan ekonomi telah diprogramkan dan
dilaksanakan mengacu kepada GBPP?
6. Apakah pelayanan bidang politik dan hukum telah
diprogramkan dan dilaksanakan mengacu kepada GBPP?
7. Apakah pelayanan bidang lingkungan telah diprogramkan
dan dilaksanakan mengacu kepada GBPP?
25
C. Pelayanan kategorial :
1. Apakah struktur pelayanan klasis memberi ruang dan
perhatian kepada pelayanan kategorial?
2. Bagaimana pelayanan Sekolah Minggu Gereja Toraja klasis?
3. Bagaimana pelayanan Persekutuan Pemuda Gereja Toraja
klasis?
4. Bagaimana pelayanan Persekutuan Wanita Gereja Toraja
klasis?
5. Bagaimana pelayanan Persekutuan Kaum Bapak Gereja
Toraja klasis?
6. Bagaimana pelayanan kategorial lainnya jika ada?

D. Pelaksanaan keputusan persidangan gerejawi :


1. Apakah buku Pengakuan Gereja Toraja, Tata Gereja Toraja
dan Buku Liturgi Gereja Toraja tersedia di klasis, baik dalam
bentuk digital atau buku?
2. Apakah Keputusan Sidang Klasis, Sidang Sinode Wilayah,
Sidang Sinode Am, termasuk Keputusan Rapat-rapat Kerja
dalam semua lingkup tersedia di klasis?
3. Apakah keputusan-keputusan sidang dan rapat dalam
lingkup klasis terdokumentasi dengan baik?
4. Apakah kelengkapan dalam butir 1-3 disosialisasikan secara
terencana dan terjadwal?
5. Apakah kelengkapan dalam butir 1-3 dipahami dan
dilaksanakan secara konsisten?

E. Kelembagaan dan sumber daya manusia:


1. Apakah semua badan pelaksana keputusan persidangan
telah menjalankan fungsinya sesuai amanat sidang klasis?
2. Apakah semua pengurus OIG dalam lingkup klasis telah
menjalankan fungsinya sesuai amanat sidang di masing-
masing lingkup?
3. Apakah kepanitiaan-kepanitiaan terorganisir dengan baik di
bawah tanggungjawab BPK?

26
F. Penataan administrasi klasis:
1. Apakah database jemaat-jemaat dalam klasis terpantau
dengan baik dan dipastikan bahwa semua terupdate
(mutakhir)?
2. Buku-buku penunjang administrasi apa saja yang tersedia di
klasis?
3. Apakah buku-buku penunjang administrasi di klasis tersedia
dan dikelola dengan baik ?

G. Keadaan dan pengelolaan keuangan dan aset gereja:


1. Apakah BPK memiliki data RAPB semua jemaat?
2. Apakah BPK memiliki data laporan keuangan semua jemaat?
3. Berapa total APB pertahun? Berapa dana rutin? Berapa dana
program?
4. Apakah keuangan dan harta benda milik klasis diverifikasi
oleh Badan Verifikasi Klasis setiap tahun?
5. Apakah pengelolaan keuangan klasis ditangani sesuai
pedoman pengeloaan keuangan Gereja Toraja?
6. Apakah bimbingan pengelolaan keuangan kepada
bendahara-bendahara dalam lingkup klasis diadakan secara
terencana?
7. Apakah setiap penerimaan dan pengeluaran didukung
dengan bukti-bukti kas yang cukup dan memadai?
8. Apakah semua keuangan tercatat secara tertib dalam buku
kas dan buku bank?
9. Bagaimana keadaaan dan pengelolaan aset gereja lainnya?
10. Bagaimana dengan legalitas aset klasis?

H. Prasarana dan sarana pelayanan:


1. Apakah ada sekretariat Klasis dan bagaimana kondisinya?
2. Bagaimana legalitas aset-aset klasis yang seharusnya
dilegalisasi?
3. Bagaimana ketersediaan sarana pelayanan lainnya?

27
PERLAWATAN WILAYAH

Cakupan dan Instrumen Perlawatan Wilayah

Cakupan dan Instrumen Perlawatan Sinode Wilayah disusun dan


dilaksanakan oleh Tim yang dibentuk Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja sesuai kebutuhan atau penugasan persidangan
antara lain penataan wilayah dan penataan klasis atau jemaat
antar wilayah.

LEMBAR KERJA PERLAWATAN


Tim Perlawatan disarankan membuat lembar kerja yang
menjabarkan instrument perlawatan menjadi lebih operasional
sebagai formulir yang selanjutnya menjadi lampiran laporan.
Contoh lembar Kerja dapat diperoleh di link ini atau

LAPORAN DAN REKOMENDASI PERLAWATAN


1. Tim Perlawatan membuat rekomendasi sesuai dengan
tujuan perlawatan.
2. Tim perlawatan menyusun laporan hasil perlawatan yang
dilaksanakannya dan kepada badan pembentuk untuk
disampaikan dalam persidangan pada lingkupnya. Serta
menyampaikan tembusannya kepada Badan Pekerja yang
lebih luas.

PENUTUP

Instrumen dalam dokumen ini bersifat panduan. Oleh karena itu


badan pembentuk Tim Perlawatan atau Tim Pelawatan dapat
menambahkan instrumen sesuai kebutuhan dan peruntukan
perlawatan.
28

Anda mungkin juga menyukai