Anda di halaman 1dari 6

ROLEPLAY SKIL LAB

“PENGKAJIAN ASPEK SPIRITUAL PADA PASIEN


PALIATIF”

OLEH : KELOMPOK IX

A11-A

Luh Putu Nia Budi Martsiani 17.321.2680

Ni Wayan Novi Uliandari 17.321.2704

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA

BALI

TAHUN AJARAN 2019


 Tahap Pra Interaksi
- Cek catatan keperawatan dan medis klien
- Cuci tangan efektif
 Pemeran :
- Narrator : Septyari
- Perawat : Novi
- Pasien : Nia
 Naskah Roleplay

Di Rumah Sakit Melati di ruangan Ratna terdapat seorang pasien bernama Ibu N
berumur 48 tahun dengan diagnose medis Kanker Serviks Stadium 4. Pasien sudah
dirawat selama 1 bulan dirumah sakit dan akhir-akhir ini kondisi pasien menurun drastis
dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, rasa lelah serta tidak bertenaga, kehilangan
selera makan, pucat karena perdarahan abnormal dari vagina serta kebocoran urine ke
dalam vagina, yang terjadi karena munculnya saluran abnormal (fistula) antara vagina
dan kandung kemih, dan terjadi pembengkakan pada salah satu tungkai. Semenjak
pasien mengetahui penyakit yang dideritanya, pasien sangat terpukul. Pasien tidak mau
makan, tidak mau bertemu dengan siapa pun, dan kondisinya semakin memburuk.
Semangat hidupnya seakan sudah hilang. Perawat pun menemui pasien untuk memeriksa
kondisi dan mengkaji aspek spiritual pasien.

Perawat : “Selamat pagi ibu”

Pasien : “Selamat pagi suster”

Perawat : “Sebelumnya perkenalkan saya perawat Novi yang bertugas pada pagi hari ini
pukul 08.00-14.00 WITA, mohon maaf apakah benar saya berbicara dengan ibu
N?”

Pasien : “Benar suster”

Perawat : “Bisa saya cek dulu tanggal lahir dan nomor RM ibu ya?”

Pasien : “Silahkan suster”

Perawat : “Apakah Ibu masih ingat dengan tanggal lahir ibu? Bisa bantu saya untuk
menyebutkannya?”
Pasien : “Masih sus, 25 November 1971”

Perawat : “Baik ibu sudah sesuai dengan data yang ada di gelang tangan ibu.”

Pasien : “Iya suster”

Perawat : “Bagaimana kondisi ibu hari ini? Apakah ada keluhan ibu?”

Pasien : “Jadi begini sus, keluhan saya saat ini yaitu saya tidak nafsu makan dan saya
juga merasa seluruh tubuh saya sakit sekali terutama dibagian kemaluan. Saya
merasa gelisah dengan penyakit yang saya alami saat ini. Disini juga saya tidak
mendapat dukungan dari keluarga, seperti suami saya sudah meninggal dan saya
tidak memiliki anak. Saya hanya mempunyai seorang kakak yang tidak peduli
dengan kehidupan saya dan jarang menjenguk saya. Sekarang saya sedih dan
pasrah sus dengan kehidupan yang saya alami saat ini, lebih baik saya meninggal
saja sus dari pada saya hidup tapi tidak berguna .”

Perawat : “Baik ibu saya mengerti dengan kondisi ibu, memang tidak mudah untuk
menjalani hidup dengan penyakit yang ibu derita saat ini tanpa adanya dukungan
dari keluarga. Sekarang ibu bisa lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri
kepada Tuhan agar penyakit ibu diringankan.”

Pasien : “Tidakkkk sus, buat apa saya berdoa tapi tidak mengubah kehidupan saya dan
penyakit saya juga tidak akan sembuh. Saya sudah lelah dan tidak percaya dengan
hal itu. Saya juga tidak punya harapan hidup lagi dengan penyakit yang saya
alami sus ”

Perawat : “Mohon maaf ibu, ibu jangan berpikir seperti itu karena apapun bisa terjadi jika
kita berusaha selagi kita mampu. Sekarang saya ingin bertanya kepada ibu, hal
apa yang memberi ibu harapan dari segi kekuatan, kenyamanan, dan kedamaian
pada saat sakit?”

Pasien : “Untuk segi kekuatan dan kenyamanan saya tidak adanya dukungan keluarga
yang menguatkan diri saya untuk hidup dan tidak nyamannya dengan kondisi saya
sekarang. Dari segi kedamaian seperti yang saya bilang saya merasa gelisah,
cemas dan pasrah dengan keadaan saya saat ini.”

Perawat : “Baik jadi disini ibu tidak perlu khawatir tidak mendapat dukungan dari keluarga
ibu karena kami tim medis akan mendukung dan membantu semaksimal mungkin
untuk mengatasi penyakit ibu. Ibu juga jangan gelisah dan cemas dengan keadaan
ibu saat ini karena saya akan membantu dan menuntun ibu dari aspek spiritual
agar ibu bisa kuat untuk hidup merasa nyaman dan damai.”

Pasien : “Baik kalau begitu bagaimana caranya sus?”

Perawat : “Sebelumnya saya boleh tau ibu menganut agama apa ya?”

Pasien : “Saya beragama Hindu sus”

Perawat : “Baik ibu. Apakah sebelum ibu sakit, ibu pernah menjadi bagian atau anggota
komunitas religious atau spiritual?”

Pasien : “Tidak pernah sus”

Perawat : “Baik ibu. Jadi karena ibu beragama Hindu, disini saya akan membantu untuk
mendatangkan pemuka agama Hindu yang akan menuntun ibu agar merasa
nyaman dan damai untuk menjalani kehidupan ibu. Apakah ibu setuju dengan
yang saya sarankan?”

Pasien : “Iya saya setuju sus”

Perawat : “Sebelum itu, apa aspek dari keyakinan spiritual yang ibu paling sukai dan
bermakna secara pribadi?”

Pasien : “Sebelum saya sakit saya suka tirta yatra dan me dana punia, karena hal itu
sangat bermakna bagi saya dan saya merasa mendapat dukungan dari aspek
spiritual.”

Perawat : “Bagus sekali ibu, saya senang mendengarnya jika ibu mendapatkan dukungan
dari aspek spiritual. Mungkin saat ini ibu diberikan penyakit seperti ini untuk
menguji kesabaran dan keyakinan ibu untuk kuat menjalani hidup.”
Pasien : “Benar juga ya sus, terimakasih untuk dukungannya”

Perawat : “Sama-sama ibu. Karena ibu masih dalam keadaan sakit jadi ibu tidak bisa untuk
tirta yatra, jadi disini saya akan memberikan perawatan dari aspek spiritual.
Mungkin jenis perawatan seperti apa yang ingin ibu lakukan, dengan keyakinan
yang ibu miliki dan ibu ingin dapatkan beberapa hari ini?”

Pasien : “Mungkin dengan meditasi sus, karena saya suka meditasi. Apakah ada jenis
perawatan yang lainnya selain meditasi?”

Perawat : “Baik sekali ibu, karena ibu menyukai meditasi jadi nanti kita akan melakukan
meditasi di atas tempat tidur ibu dan bisa diiringi lagu-lagu rohani seperti gayatri
mantram dimana tujuannya dengan melakukan hal tersebut ibu bisa
mengendalikan pikiran ibu agar tidak cemas dan gelisah. Selain itu ibu juga bisa
menulis pengalaman spiritual ibu sebelum ibu sakit agar ibu tidak merasa stres
dan bosan dengan situasi saat ini. Nanti juga saya akan mendatangkan pemuka
agama Hindu untuk ibu agar ibu bisa mendapatkan pelajaran kehidupan. Dari hal-
hal yang ibu lakukan tersebut bisa mendapatkan dukungan spiritual. Bagaimana
ibu?”

Pasien : “Iya sus, saya setuju dengan apa yang suster katakan.”

Perawat : “Baik kalau ibu setuju, sekarang kita akan melakukan meditasi dengan diiringi
lagu-lagu rohani seperti gayatri mantram terlebih dahulu.”

Pasien : “Baik sus.”

Perawat dan pasien melakukan perawatan meditasi serta diiringi lagu-lagu


rohaniawan seperti gayatri mantram diatas tempat tidur selama 15 menit.

Setelah 15 menit melakukan meditasi perawat menanyakan perasaan pasien

Perawat : “Baik ibu karena sudah 15 menit melakukan meditasi, bagaimana perasaan ibu
sekarang?”

Pasien : “Saya merasa lebih baik dan tenang sus”


Perawat : “Syukurlah saya sangat senang mendengarnya ibu, terimakasih juga atas
kerjasamanya ibu sangat kooperatif sekali saat melakukan tindakan meditasi.”

Pasien : “Sama-sama sus, terimakasih banyak juga atas solusi dan saran yang sudah
diberikan kepada saya. “

Perawat : “Nggih ibu sama-sama. Sekarang saya akan kembali ke ruangan sebelumnya
apakah ada yang ingin ibu tanyakan?”

Pasien : “Tidak ada sus”

Perawat : “Baik jika tidak ada yang ingin ibu tanyakan, 15 menit lagi saya kembali untuk
memberikan ibu obat nggih.”

Pasien : “Baik sus.”

Perawat : “Nanti kalau ibu ada perlu ibu bisa menekan bel yang ada di samping tempat
tidur ibu. Dan untuk meditasinya kita akan lakukan seminggu 2 kali dan ibu juga
bisa menulis pengalaman spiritual ibu sebelum ibu sakit agar ibu tidak merasa
stres dan bosan dengan situasi saat ini.”

Pasien : “Baik sus”

Perawat : “Kalau begitu saya kembali ke ruangan. Selamat beristirahat. Selamat pagi.”

Setelah melakukan tindakan perawat Novi kembali ke ruang jaga perawat

Anda mungkin juga menyukai