Anda di halaman 1dari 150

AGAMA, BUSANA DAN MODERNITAS

(Studi Kasus Pengaruh Elzatta dan Rabbani Terhadap Perkembangan


Fashion Muslimah Indonesia)

UJIAN TESIS

Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai


Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister
dalam Bidang Pengkajian Islam

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Murodi, M.Ag

Oleh:
Abdul Manan
21201200000056

Konsentrasi Dakwah Komunikasi


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H/2022
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Bismillah al rahman al rahim


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan karunia-Nya, Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, para shabatnya serta
kaum muslimin yang setia menjalani sunnahnya hingga akhir jaman.
Dengan selesainya penulisan tesisi ini, ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan, bimbingan, saran, motivasi dan doa baik secara
langsung maupun tidak langsung. Mereka tersebut adalah:
1. Bapak Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Prof. Dr. Phil. Asep Saepudin Jahar, MA sebagai Direktur SPs UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Arif Zamhari, M.Ag., Ph.D, sebagai Kjur
Program Magister SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak Prof. Dr. Murodi, MA sebagai pembimbing, terima kasih atas
perhatian, kesabaran, ilmu, dan ide yang telah disampaikan, yang sangat
berarti dalam penyelesaian tesis ini
4. Bapak Prof. Dr. Masykuri Abdillah, Bapak Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA.,
Bapak Prof. Dr. Zainun Kamaluddin Fakih, MA., Bapak Prof. Dr. Iik Arifin
Mansurnoor, MA., Bapak Dr. J. M. Muslimin, M.A., Bapak Dr. Kusmana,
MA., Bapak dan Ibu dosen yang telah membuka wawasan intelektual para
mahasiswa. Seluruh karyawan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Mba Vhemy, Mas Adam, Mas Arief, petugas
Perpustakan Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan tim yang
telah memberikan bimbingan, informasi dalam suasana penuh kekeluargan,
keramahan, dan pelayanan terbaik
5. Segenap rekan-rekan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, teman
seperjuangan angkatan 2015, Mas Teguh, Sefullah, Ahsan, dan Farman
6. Seluruh karyawan Elzatta Kota Tangerang Banten dan Rabbani Kota
Tangerang Selatan Banten
7. Ketua DKM Masjid Asmaul Husna Gading Serpong Bapak H. Drs. Manay
Syam, MBA., Bapak Dr. H. Sudarmono, Rizq Afrizal Habsy, H. Ngatito, Sh.,
M.H, beserta jajarannya dan Teman-teman para ustad Abbas, Dahlan, dan
ustajah Dr. Hj. Siti Munawati, M.Pd.I., dan kedua putranya Andra, raya,
Ustajah Hj. Dr. Sri Rosmalina Soejono, M.Pd.I., Septi, S.Pd.I, yang berjuang
dalam dakwah, seluruh Kep. Cab. Dan Marketing serta karyawan Kurma
Travel Tour Tangerang
8. Ayahanda tercinta (Alm) H. Nuruddin dan Ibunda tercintah (Almrh) Hj.
Juningsih, semoga Allah SWT tempatkan Rahmat dan Ampunan-Nya dan
memberi Ridhonya keananda supaya sabar, kuat dan tabah serta ilmu yang
ananda peroleh untuk di kembangkan dan diamalkan menjadi bermafaat serta
apapun kebaikan yang ananda lakukan semua pahalanya ditujukan untuk

v
mereka, (Almrh) Hj. Ade Mudrikah binti Hasan Munajat, ananda Chamdoen
Ghozaly, Lc, Alhafidz., Mahbub Mamduh, SE., Syifa Bilkist, SE., dan
Farhan Nizam Sya’ban Albantani kehadiran kalian menjadi penyemangat,
semoga kelak menjadi pemimpin bagi orang-orang bertakwa, menantu Jelita
Amalia, S.Sos, Uly dan cucu Medina dan Malaika Benazir Ghazala, Kakak
terhormat (Alm) Ubay Nasrudin, S.Af., Eneng Badriah, Zainal Mitahuddin,
dan adik tercinta, Miftahul Falah, Imas Siti Anisa, Nining Komariyah, dan
Atang Hidayat.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, tetapi mempunyai
peranan dalam menyelesaikan tesis ini.

Semoga tesis ini dapat memberi manfaat yang luas bagi penulis dan para
pembaca. Mohon maaf atas kekurangan dan keterbatasan penulisan tesis ini, oleh
karenanya kritik dan saran yang membangun terus diharapkan demi perbaikan tesis
ini

Jakarta, 26 Januari 2022


Penulis,

Abdul Manan

vi
ABSTRAK
Penggunaan busana muslim sekarang dengan ciri fashionnya lebih dikenal
dengan kata sebutan hijab. Syiar atau dakwah menjadi dasar hijab fashion untuk
menjadikan publikasi sebagai media komunikasi dengan menampilkan fashion hijab
yang selalu menarik. Hijab berevolusi menjelma menjadi sebuah trend dikalangan
wanita khususnya di Indonesia dan trend hijab sudah menjadi sebuah budaya
baru di Indonesia karena semakin banyaknya media yang mengangkat mengenai
trend hijab. Keberadaan Elzatta dan Rabbani di Kabupaten Tangerang dan Kota
Tangerang Selatan dengan kosisten, andil serta peran mereka cukup besar, terbukti
dengan senantiasa menjunjung tinggi keislaman. Profesi yang menuntut para
pengguna hijab untuk selalu mengetahui perkembangan busana muslim, menjadikan
industri hijab fashion seperti Elzatta dan Rabbani harus aktif dan kreatif mencari
tahu dan menciptakan trend hijab dengan fashion yang menarik. Hal ini membuat
para desainer kedua industri tersebut sebagai icon yang mewakili fashion hijab di
Indonesia. Modernisasi industri fashion khususnya busana muslima saat ini terus
berkembang dengan pesat, bahkan sudah menjadi trend tersendiri dalam berpakaian
masyarakat Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kualitatif d e n g a n
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti sebagai
instrument kunci, dengan tehnik pengumpulan data yang dilakukan secara
triangulasi (gabungan). Analisa datanya bersifat kualitatif, jenis serta sumber data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini sumber data primer, data-data dan
informasi hasil dari wawancara, observasi, serta studi dokumentasi yang
ditemukan. Disamping itu juga library research dari penghimpunan data pustaka
yang relevan dalam menentukan pandangan keagamaan terhadap eksistensi hijab.
Sebagai pemilik branded hijab Elzatta dan Rabbani memiliki cita-cita dan
orientasi dakwah dalam perintah berhijab maka terpikir oleh mereka untuk
mengembangkan inovasi dari ide-ide kreatif lifestyle yang terkini dan menghasilkan
produk hijab dan fashion yang dapat diterima oleh pasar. Perkembangan industri
lifestyle ini menjadi satu kesatuan dari modernisasi serta geliat ekonomipun menjadi
sangat menguntungkan, sehigga mereka dapat melebarkan sayap usahanya sebagai
ladang dakwah. Dan sisi kesadaran berbusana, intervensi nilai, dan hasrat berniaga
mereka berkomitmen dalam praktik beragama dengan tetap bertekad menyampaikan
keunggulan-keunggulan produknya kepada konsumen dengan kalimat yang bernilai
dakwah serta berjuang melalui model-model fashion yang modern berlandaskan pada
syariat Islam

Kata kunci: Hijab, Ekonomi, Orientasi, Dakwah

vii
ABSTRACT
The use of Muslim clothing now with its fashion characteristics is better
known as the hijab. Syiar or da'wah is the basis for hijab fashion to make publications
as a medium of communication by displaying hijab fashion that is always attractive.
Hijab has evolved into a trend among women, especially in Indonesia and the hijab
trend has become a new culture in Indonesia because of the increasing number of
media that raises the hijab trend. The existence of Elzatta and Rabbani in Tangerang
Regency and South Tangerang City consistently, and their contribution and role is
quite large, is proven by always upholding Islam. A profession that requires hijab
users to always know the development of Muslim fashion, makes the hijab fashion
industry such as Elzatta and Rabbani be active and creative in finding out and
creating hijab trends with interesting fashion. This makes the designers of the two
industries as icons that represent hijab fashion in Indonesia. The modernization of
the fashion industry, especially Muslim clothing, is currently growing rapidly and
has even become a separate trend in Indonesian people's clothing.
This study uses a qualitative methodological approach with research methods
based on post-positivist philosophy, used to examine the condition of natural objects,
where the researcher is the key instrument, with data collection techniques carried
out by triangulation (combined). The data analysis is qualitative in nature, the types
and sources of data collected in this study are primary data sources, data and
information from interviews, observations, and documentation studies found.
Besides that, there is also library research from collecting relevant library data in
determining religious views on the existence of the hijab.
As owners of branded hijabs, Elzatta and Rabbani have ideals and da'wah
orientations in the command to wear the hijab, it occurred to them to develop
innovations from the latest creative lifestyle ideas and produce hijab and fashion
products that can be accepted by the market. The development of the lifestyle
industry has become an integral part of modernization and the economy has become
very profitable, so they can expand their business as a field of da'wah. And in terms
of clothing awareness, value intervention, and business desire, they are committed
to religious practice while remaining determined to convey the advantages of their
products to consumers with sentences that have da'wah values and struggle through
modern fashion models based on Islamic law.

Keywords: Hijab, Economy, Orientation, Da'wah

viii
‫امللخص‬
‫يُعرف ارتداء املالبس اإلسالمية اآلن خبصائصها العصرية ابسم احلجاب‪ .‬السيار أو الدعوة هي أساس أزايء‬
‫دائما‪ .‬تطور احلجاب إىل‬
‫احلجاب جلعل املنشورات وسيلة اتصال من خالل عرض أزايء احلجاب اجلذابة ً‬
‫اجتاه بني النساء ‪ ،‬وخاصة يف إندونيسيا ‪ ،‬وأصبح اجتاه احلجاب ثقافة جديدة يف إندونيسيا بسبب العدد‬
‫املتزايد من وسائل اإلعالم اليت تثري اجتاه احلجاب‪ .‬إن وجود الزاات ورابين يف اتجنريانج رجينسي ومدينة جنوب‬
‫دائما من خالل التمسك ابإلسالم‪ .‬مهنة تتطلب‬ ‫اتجنرانج ابستمرار ‪ ،‬ومسامهتهم ودورهم كبري ج ًدا ‪ ،‬مت إثباته ً‬
‫دائما تطور املوضة اإلسالمية ‪ ،‬جتعل صناعة أزايء احلجاب مثل الزات‬ ‫من مستخدمات احلجاب أن يعرفن ً‬
‫والرابين نشطة ومبدعة يف اكتشاف وخلق اجتاهات احلجاب أبزايء مثرية لالهتمام‪ .‬وهذا جيعل مصممي هاتني‬
‫الصناعتني أيقوانت متثل أزايء احلجاب يف إندونيسيا‪ .‬يشهد حتديث صناعة األزايء ‪ ،‬وخاصة املالبس‬
‫اجتاها منفصالً يف مالبس اإلندونيسيني‪ .‬تستخدم هذه الدراسة‬‫منوا سر ًيعا حاليًا ‪ ،‬وقد أصبح ً‬‫اإلسالمية ‪ً ،‬‬
‫هنجا منهجيًا نوعيًا مع طرق البحث القائمة على فلسفة ما بعد الوضعية ‪ ،‬وتستخدم لفحص حالة األشياء‬ ‫ً‬
‫الطبيعية ‪ ،‬حيث يكون الباحث هو األداة الرئيسية ‪ ،‬مع تقنيات مجع البياانت اليت يتم تنفيذها عن طريق‬
‫التثليث (مدمج)‪ .‬يعترب حتليل البياانت نوعيًا بطبيعته ‪ ،‬وأنواع ومصادر البياانت اليت مت مجعها يف هذه الدراسة‬
‫هي مصادر بياانت أولية وبياانت ومعلومات من املقابالت واملالحظات ودراسات التوثيق املوجودة‪ .‬إىل‬
‫أيضا أحباث مكتبية من مجع بياانت املكتبة ذات الصلة يف حتديد اآلراء الدينية حول‬ ‫جانب ذلك ‪ ،‬هناك ً‬
‫وجود احلجاب‪ .‬بصفتهما مالكتان للحجاب ذي العالمات التجارية ‪ ،‬فإن الزاتة ورابين لديهما أفكار‬
‫وتوجهات دعوية يف أمر ارتداء احلجاب ‪ ،‬فقد خطر بباهلما تطوير ابتكارات من أحدث األفكار اإلبداعية‬
‫لنمط احلياة وإنتاج منتجات احلجاب واألزايء اليت ميكن أن يقبلها السوق ‪ .‬أصبح تطوير صناعة منط احلياة‬
‫جزءًا ال يتجزأ من التحديث وأصبح االقتصاد مرحبًا للغاية ‪ ،‬حىت يتمكنوا من توسيع أعماهلم كمجال للدعوة‪.‬‬
‫ومن حيث الوعي ابملالبس ‪ ،‬والتدخل القيم ‪ ،‬والرغبة يف العمل ‪ ،‬فهم ملتزمون ابملمارسة الدينية بينما يظلون‬
‫مصممني على نقل مزااي منتجاهتم للمستهلكني جبمل حتمل قيم الدعوة وتكافح من خالل عارضات األزايء‬
‫احلديثة القائمة على الشريعة االسالمية‪.‬‬
‫الكلمات املفتاحية‪ :‬احلجاب ‪ ،‬االقتصاد ‪ ،‬التوجه ‪ ،‬الدعوة‬

‫‪ix‬‬
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

‫ب‬ B Be

‫ت‬ T Te

‫ث‬ Ts te dan es

‫ج‬ J Je

‫ح‬ H ha dengan garis bawah

‫خ‬ Kh ka dan ha

‫د‬ D De

‫ذ‬ Dz de dan zet

‫ر‬ R Er

‫ز‬ Z Zet

‫س‬ S Es

‫ش‬ Sy es dan ye

‫ص‬ S es dengan garis bawah

‫ض‬ D de dengan garis bawah

‫ط‬ T te dengan garis bawah

‫ظ‬ Z zet dengan garis bawah

‫ع‬ ‘ koma terbalik di atas hadap kanan

‫غ‬ Gh ge dan ha

‫ف‬ F Ef

‫ق‬ Q Ki

‫ك‬ K Ka

‫ل‬ L El

‫م‬ M Em

x
‫ن‬ N En

‫و‬ W We

‫ه‬ H Ha

‫ء‬ ˈ Apostrof

‫ي‬ Y Ye

2. Vokal Pendek

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

‫ـــَـ‬ A/a Fathah

‫ـــِـ‬ I/i Kasrah

‫ـــُـ‬ U/u Dammah

3. Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

َ‫ﺎ‬ Ầ/ȃ a dengan topi di atas

Ȋ/ȋ i dengan topi di atas


ِ‫ﻲ‬
ُُ‫ﯲ‬ Û/ȗ u dengan topi di atas

4. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,
yaitu ‫ال‬, dialihaksarakan menjadi /l/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun
qomariyyah. Contoh: ‫ الرجﺎل‬/al-rijȃl/ bukan /ar-rijȃl/ dan ‫ الضحى‬/al-duhȃ/ bukan /ad-
duhȃ/.

5. Tanda Syaddah (Tasydȋd)


Tanda syaddah atau tasydȋd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengansebuah tanda (‫ )ــّــ‬dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak
berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang
yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata ‫ الضرورة‬tidak ditulis ad-
darȗrah, melainkan al-darȗrah, demikian seterusnya.

xi
6. Kata yang diwaqafkan (di akhir kata atau kalimat)
Kata yang diwaqafkan adalah kata yang harakat akhirnya tidak dibaca, baik
yang berada di akhir kalimat atau di tengah kalimat. Untuk kata bahasa Arab yang
dialihaksarakan ke kata bahasa Indonesia dalam posisi waqaf maka harakat akhir
tidak dituliskan. Contohnya, ‫ الكريمﺎلقران‬maka ditulis al-qur’ȃn al-karȋm bukan al-
qur’ȃnul kariimu.

7. Ta Marb ȗtah
Transliterasi untuk ta marbȗtah ada dua:
a. Ta marbȗtah hidup
Ta marbȗtah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah
ditransliterasikan dengan huruf /t/.
b. Ta marbȗtah mati
Ta marbȗtah yang mati atau mendapat harakat sukun ditransliterasikan
dengan huruf /h/.
Berkaitan dengan transliterasi ini, jika huruf ta marbȗtah terdapat pada kata
yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut ditransliterasikan menjadi huruf /h/ (lihat
contoh 3 di bawah). Hal yang sama juga jika ta marbȗtah tersebut diikuti oleh kata
sifat (na’t) (lihat contoh 2 di bawah). Namun, jika huruf ta marbȗtah tersebut diikuti
kata benda (ism), maka huruf tersebut ditransliterasikan menjadi huruf /t/ (lihat
contoh 1).

Contoh penulisannya:
‫ روضة األطفل‬ditransliterasi menjadi rawdat al-athfȃl bukan rawdatul atfȃl
‫ المدينةالمنورة‬ditransliterasi menjadi al-madȋnah al-munawwarah bukan al-madȋnatul
munawwarah
‫ طلحة‬ditransliterasi menjadi talhah

8. Cara Penullisan Kata


Setiap kata, baik kata kerja (fi’il), kata benda (‘ism), maupun huruf (harf)
ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-
kalimat dalam bahsa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

Kata Arab Alih Aksara

‫ذهب االستﺎذ‬ dzahaba al-‘ustȃdzu

‫ثبت االجر‬ tsabata al-‘ajru

‫الحركةالعصرية‬ al-harakah al-‘asriyyah

‫اشهدان الإله إالهللا‬ ‘asyhadu ‘an lȃ ‘illȃ Allȃh

‫األيﺎت الكونية‬ al-‘ȃyȃt al-kawniyyah

xii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv


ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
‫ امللخص‬................................................................................................................ viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................................... ix
DAFTAR ISI......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Permasalahan ...................................................................................................13
C. Tujuan dan Signifikan ......................................................................................14
D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian ................................................................14
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................................................................15
F. Metodologi Penelitian .....................................................................................17
G. Sistematika Penulisan ......................................................................................21

BAB II MODERNISASI BERBUSANA DALAM ISLAM ..............................23


A. Busana Menurut Alquran dan Hadis ................................................................23
B. Perkembangan Motivasi Hijab .........................................................................35
C. Berbusana dan Hasrat Berniaga .......................................................................44

BAB III PERKEMBANGAN INDUSTRI ELZATTA DAN RABBANI .........49


A. Perkembangan Fashion Elzatta ........................................................................49
B. Perkembangan Fashion Rabbani ......................................................................59
C. Perjumpaan Elzatta dan Rabbani......................................................................70

BAB IV RESPON PASAR TERHADAP PERKEMBANGAN HIJAB .............78


A. Ketertarikan Pasar Dengan Pelanggan Potensial .............................................78
B. Keberagaman Produk Hijab .............................................................................80
C. Dampak Modernisasi Trend Hijab Fashion .....................................................82
1. Environmental Ethics Pengguna Hijab......................................................82
2. Social Opinion Dalam Mode Muslimah ..................................................85
3. Promosi Pasar Penjualan ...........................................................................88
4. Ekonomi Kerakyatan Dengan Keanekaragaman Bidang Usaha ................96
5. Social Responsibility Dalam Membangun Kemakmuran Ekonomi .........97

BAB V HIJAB DALAM PERSFEKTIF AGAMA DAN FASHION STYLE


NASIONAL MASA KINI........................................................................99
A. Penerjemahan Nilai Agama .............................................................................99

xiii
B. Hijab Fashion di Indonesia ............................................................................100
C. Pengaruh Budaya Hijab Terhadap Muslimah ................................................102

BAB VI PENUTUP .............................................................................................104


A. Kesimpulan ....................................................................................................104
B. Saran ..............................................................................................................105

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................106


GLOSARIUM ......................................................................................................113
INDEKS ...............................................................................................................115
LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Faktor Motivasi Perkembangan Jilbab ...................................................37


Tabel 2.2 Macam-macam Kesadaran .....................................................................42
Tabel 3.1 Model dan Produk Elzatta......................................................................52

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Terbentuknya Motivasi Dasar ............................................................36


Gambar 2.3 Kebijakan Ekonomi ............................................................................43
Gambar 3.1 Pengembangan Perusahaan Elzatta ....................................................50
Gambar 3.2 Kerangka Pemikiran Konsumen……………………………………...52
Gambar 3.3 Karakteristik Pengembangan Produk Rabbani ...................................63
Gambar 3.4 Struktur Organisasi CV Rabbani ........................................................64

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi


Lampiran 2 Pedoman Wawancara I
Lampiran 3 Pedoman Wawancara II
Lampiran 4 Pedoman Wawancara III
Lampiran 5 Pedoman Wawancara IV
Lampiran 6 Pedoman Wawancara V
Lampiran 7 Gambar 1 Logo Elzatta
Gambar 2 Logo Rabbani
Data Pengunjung Elzatta tahun 2016
Top Brand Fashion Muslim Elzatta di Bandung
Delapan Dimensi Kualitas Rabbani

xvii
xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kekhasan kehidupan individu harus terlihat dari bagian agama yang
menempatkan agama dalam kehidupannya pada masyarakat umum. Agama sebagai
penolong eksistensi manusia yang diciptakan oleh Tuhan, dalam menjalankan
kehidupannya. Agama akan mempengaruhi pertemuan, dan pertemuan etnis. Landasan
masuknya agama merupakan akibat langsung dari persoalan kekuatan yang dianggap
lebih tinggi dari kekuatan yang ada pada dirinya sehingga terlihat lebih jauh dari mana
awal mula kekuatan yang ada di alam seperti gunung, lautan, langit dan iain-lain.
Setiap individu harus memahami peran, dalam urusan sipil, keyakinan beragama, dan
terutama keyakinan mereka sendiri tentang bagaiamana kehidupan manusia harus
dijalani.1 Dan Terlebih lagi ketika mereka tidak bisa berfokus padanya, mereka dipuja
karena mereka percaya bahwa kekuatan alam memiliki kekuatan yang belum pernah
terjadi sebelumnya dan dapat menopang ribuan, bahkan sejumlah besar individu,
sehingga agama tampaknya merupakan salah satu upaya manusia. untuk mendekati
kekuatan luar biasa. ada di alam seperti gunung, lautan, langit, dan lain-lain.2
Dalam perspektif ilmu sosial, kekhawatiran utama agama adalah kapasitasnya
bagi masyarakat. Dimana kapasitasnya seperti diketahui mengacu pada komitmen
yang diberikan oleh agama atau organisasi sosial lainnya untuk menjaga tegaknya
masyarakat sebagai upaya berfungsi yang terjadi terus-menerus. Asal mula agama
adalah kerangka yang mengarahkan penataan keyakinan akan kebenaran dan cinta
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pakaian masa kini tidak hanya berfungsi sebagai penutup dan lapisan
pelindung tubuh, tetapi juga sebagai bagian dari kepribadian seseorang untuk lebih
tampil berbeda. Unsur-unsur masyarakat mengalami perubahan yang sangat cepat dan
besar karena dampak dari adanya media yang berbeda. Media memberikan data, namun
juga membentuk perilaku peniruan sebagai model pesan media. Tingkah laku peniruan
meliputi cara berbicara, baik cara artikulasi maupun tutur kata hingga cara berbusana.3
Perkembangan trend busana selalu diminati berbagai kalangan masyarakat sebagai
lambang identitas gaya hidup modern. Trend busana sekarang tidak hanya hanya

1
Audi, Robert. Religion & Democracy: Interactions, Tensions, Possibilities. Daedalus
149, no. 3 (2020): 5–24
2
Laode Monto Bauto,, Perspektif Agama Dan Kebudayaan Dalam Kehidupan
Masyarakat Indonesia (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama), Jurusan Sosiologi FISIP Universitas
Haluoleo Kendari, JPIS, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Volume 23, No. 2, Edisi Desember
2014, 11-25. “Agama merupakan suatu kepercayaan tertentu yang dianut sebagian besar
masyarakat meru- pakan tuntunan hidup. Agama menyangkut kepercayaan-kepercayaan dan
berbagai prakteknya, serta benar-benar merupakan masalah sosial yang pada saat ini senantiasa
ditemukan dalam setiap masyarakat manusia”
3
Sinung Utami Hasri Habsaria, Fashion Hijab Dalam Kajian Budaya Populer,
Program Studi Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pandanaran
Semarang, Jurnal PPKM II (2015) 126-134
1
mencakup pakaian santai namun juga meresapi gaya berbusana Muslimah, khususnya
hijab.
Modernisasi dalam sosiologi mengacu pada suatu jenis perubahan dari
keadaan yang kurang berkembang atau kurang tercipta menjadi sesuatu yang lebih
unggul dengan harapan tercapainya kehidupan yang lebih maju, lebih baik, dan
sejahtera. Modernisasi tidak hanya menyangkut aspek material, tetapi juga perspektif
yang tidak kalah penting seperti sikap, perilaku, dan lain-lain.4
“Modernisasi industri fashion” khususnya busana Muslimah saat ini terus
berkembang dengan pesat, bahkan busana Muslimah sudah menjadi tend tersendiri
dalam berpakaian masyarakat Indonesia. Perkembangan busana Muslimah
membuktikan modernisasi sudah tidak terelakan dan mencakup gaya hidup suatu
negara. Fashion sebagai fenomena budaya yang terkini adalah manifestasi dari
kebutuhan manusia dan bernilai artistik-kewirausahaan, yang memiliki prestise,
keindahan, serta kekuatan. Disamping itu adanya nilai jual dalam konteks
kesuksesan dari pemasaran, dan periklanan yang menarik pada keinginan konsumen
serta memiliki simbol pengakuan sosial.5
Saat ini modernisasi merupakan era yang diwarnai dengan beberapa
perkembangan yang sangat mendasar, mau tidak mau, suka tidak suka, kehidupan
ini sudah memasukai era teknologi, dimana era globalisasi, keterbukaan, persaingan
dan kompetisi dunia menuntut “lifestyle” yang terkini, apalagi generasi muda yang
banyak berperan dalam tuntutan ini. Dimana perkembangan industri lifestyle ini
menjadi satu kesatuan dari modernisasi. Memang modernisasi perlu dilakukan
dengan menyesuiakan perkembangan zaman tanpa harus melupakan nilai-nilai
agama, tradisi, dan norma. Sebab industri fashion ikut memaminkan peran yang

4
Ellya Rosana, Modernisasi Dalam Perspektif Perubahan Sosial, Jurnal Al-
AdYaN/Vol.X, N0.1/Januari-Juni/2015, 67-82. “Modernisasi memang tidak dapat dilepaskan
dari kehidupan manusia, karena setiap masyarakat manusia menginginkan perubahan yang
akan membawanya ke arah yang lebih maju. Berikut adalah syarat-syarat modernisasi yaitu :
1. Cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking) yang melembaga dalam kelas penguasa
maupun masyarakat. Hal ini menghendaki suatu sistem pendidikan dan pengajaran
yang terencana dan baik.
2. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur dan terpusat pada suatu
lembaga atau badan tertentu. Hal ini memerlukan penelitian yang kontinu agar data
tidak tertinggal.
4. Penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara
penggunaan alat komunikasi massa. Hal ini harus dilakukan tahap demi tahap, karena
banyak sangkut pautnya dengan sistem kepercayaan masyarakat (bellief system).
5. Tingkat organisasi yang tinggi, disatu pihak berarti disiplin, sedangkan dilain pihak
berarti pengurangan kemerdekaan.
6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial (social planning).
Apabila itu tidak dilakukan maka perencanaan akan terpengaruh oleh kekuatan-
kekuatan dari kepentingan-kepentingan yang mengubah perencanaan tersebut demi
kepentingan suatu golongan kecil dalam masyarakat”
5
Meinhold, R., & Irons, J. (2013). A critical inquiry into fashion. In Fashion Myths: A
Cultural Critique (translated by John Irons) (pp. 9–36). 3
2
cukup penting, dalam pandangan ke masa depan busana Muslimah ini akan masuk
dalam ekonomi kreatif yang cocok untuk orang Indosesia. Memang harus dibangun
adanya mitra yang muncul kadang menginginkan suatu hubungan lebih dalam
sekitar masalah perdagangan, investasi dan ekonomi pertumbuhan yang ada di
Indonesia.6
Industri fashion ke depan memiliki masa depan yang begitu cerah, saat ini
ratusan juta orang di dunia, baik di Indonesia, Amerika, Asia, sedang proses naik ke
kelas menengah yang penuh gaya hidup dengan istilah lifestyle. Dan jangan sampai
perkembangan fashion apalagi di Indonesia melepaskan nilai-nilai keagamaan, aka-
akar kebudayaan dan tradisinya ikut tergilas. Peningkatan teknologi komunikasi
yang luas telah menjadikan dunia sebagai “global village” yang memungkinkan
seluruh wilayah dunia untuk mendapatkan data dari berbagai wilayah di planet ini.
Globalisasi Islam terjadi melalui kemajuan TV dan komunikasi yang luas. Juga
seorang Muslim baru merasa seperti individu dari komunitas di seluruh dunia.7 Masa
reorganisasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998 memberikan peluang yang
berbeda, antara lain kesempatan berbusana bagi wanita muslimah dan berhijab.
Hijab pada umumnya tidak dikenakan oleh wanita di kalangan tertentu
seperti pesantren dan Lembaga kemasyarakatan beraflisasi Islam, namun sudah
mulai dikenakan oleh semua lapisan masyarakat, dari berbagai latar belakang, dari
bawah hingga atas. Hijab juga mulai memasuki dunia desain dengan berbagai model
dan gaya yang terkenal di dunia desain. Berbagai trend-trend yang muncul di dunia
desain. Komunikasi yang luaslewat media memainkan peran penting dalam
mempromosikan trend Muslim yang diciptakan melalui peragaan yang ditunjukkan
oleh para ahli, selebriti, dan pejabat pemerintahan. Masyarakapun mengimitasikan
permodelan tersebut dari media massa yang juga mencerminkan tampilan
komunikasi yang luas, yang membuat hijab menjadi bagian dari budaya yang
terkenal.
Perspektif yang jelas dalam hal mengenakan hijab harus terlihat sebagai
pilihan tahap yang pada dasarnya moderat dan sejak dari awal. Perspektif yang jelas
terhadap kehadiran hijab juga dapat dilihat berbagai pilihan dialogis diskresioner
khususnya dan subjektivitas terhadap ilmu fikih. Kedua perspektif yang jelas ini
diperlukan untuk menghadapi permintaan pasar sebagai busana yang memiliki
karakter. Busana akan mencerminkan kepribadian, yang dimaksud adalah busana
yang memiliki subjektivitas agama tertentu. Penggambaran subjektivitas yang jelas
akan memberikan penilaian yang luas dimasyarakat.
Hijab menghadapi suatu kepercayaan ketika dipadukan dengan trend-trend
yang terjadi di masyarakat tertentu dan ada juga perspektif yang jelas didialogkan
dengan yang relevan. Kemudian lagi, hijab mengalami kekurangan keyakinan ketika
ada yang tidak sesuai dengan penilaian masyarakat tertentu disamping ada

6
Runde, Daniel F. “‘Modernizing Development Finance.’” Center for Strategic and
International Studies (CSIS), 2018
7
“Brenner, Suzanne, Reconstructing Self and Society: Javanese Muslim Women and
'The Veil'" 1996 American Ethnologist Volume 23 (pp.673-697)”

3
perspektif dogmatif moderat sehingga menimbulkan konflik penilaian berbeda yang
kemudian diterjemahkan lewat produk hijab yang berasal dari perusahaan Elzatta
dan Rabbani. Penilaian terhadap kedua produk item hijab tersebut menjadi alasan
untuk melihat kualitas perspektif yang jelas dan demografi modernisasi dalam
membentuk kepercayaan dan performans setiap individu.
Hijab merupakan cara berpakaian yang diharuskan untuk dikenakan wanita
beragama Islam. Sehingga kesan hijab menjadikan seorang Muslimah menjalankan
ketaatan beragamanya dengan kualitas Islam yang baik berdasarkan Al-Qur'an.8 Ini
tergantung pada motivasi utama untuk mengamankan bagian tubuh yang sensitif
(aurat) seperti yang diungkapkan pada “QS. 24:31,7:26, dan 33:59”.9 Normativitas
berbusana dalam kepribadian Islam harus terlihat dari beberapa ungkapan seperti
hijab, jilbab, dan niqāb. Kesungguhan berhijab dalam masyarakat multikultural
menghadapi kondisi yang fluktuatif.
Ahmed dan Keating berbeda pendapat untuk kehadiran hijab dalam dua
hipotesis yang bertentangan. Pertama, hipotesis hijab sebagai indikasi kelemahan
wanita adalah hipotesis yang mendiskreditkan hijab. Kedua, hipotesis hijab sebagai
citra singularitas dan kesetaraan adalah hipotesis yang menempatkan hijab sebagai
sesuatu yang positif.10 Hijab yang merupakan kebutuhan esensial, pelengkap, dan
tersier tidak hanya dilihat dari karakter setiap wanita, tetapi di sisi lain
dipengaruhi oleh adat daerah setempat. Harkness dan Islam menambahkan bahwa
kesungguhan ini tergantung pada keadaan masing-masing tempat yang unik dan
heterogen. Keduanya memberikan model bahwa penggunaan hijab di Palestina
tergantung pada negara atau daerah kelahiran, kelas sosial, tingkat sekolah,
kecenderungan ketat untuk usia dan wilayah yang lebih berterbiasa dengan
keberadaan Hijab seperti orang-orang tua, khususnya kaum wanitanya.11
Hijab oleh sebagian wanita harus digambarkan secara abstrak dan selengkap
mungkin melalui yang sifatnya subjektif. Dengan hal tersebut diharapkan dapat
dipahami bahwa tingkat keislaman seorang wanita sebagai seorang yang memiliki
kepribadian dengan adanya berbagai macam aliran pemikiran yang umumnya dapat
mempengaruhi, dapat dijadi bahan pertimbangan terhadap sesuatu secara tematis,
serta adanya kecenderungan terhadap usia dan tempat wilayah yang lebih banyak
pengguna hijabnya.12 Hijab merupakan salah satu kebutuhan wajib bagi para wanita.
Ini tergantung pada dua hal. Pemikiran pertama keputusan menggunakan hijab

8
Nurzihan Hassim, Hijab and the Malay-Muslim Woman in Media, Procedia -
Social and Behavioral Sciences 155 ( 2014 ) 428 – 433
9
Chandra Suparno (Januari 2016), Analisis Persepsi dan Sikap Individu
untukMemilih Produk‖, Media Ekonomi dan Manajemen, Vol. 31 No. 1: 48-55 [50]
10
Leila Ahmed and Joshua E. Keating (Mey/June 2011), -Veil of Ignorance, Foreign
Policy, No. 186: 40-43 (41)
11
“Geoff Harkness and Samira Islam (FALL2011), ―Muslim Female Athletes and the
Hijab, Contexts, Vol. 10, No. 4: 64-65 [65]
12
Alessandra L. González (JUNE 2011), ―Measuring Religiosity in a Majority
Muslim Context: Gender, Religious Salience, and Religious Experience Among Kuwaiti
College Students A Research Note, Journal for the Scientific Study of Religion , Vol. 50, No.
2: 339-350 (341)
4
menjadi perpaduan inspirasi dengan nilai kepribadian dalam hal agama; kedua
kewaspadaan dalam menyikapi budaya yang bila tidak dikenakan akan
mempengaruhi perilaku mentalnya; objektifikasi ideologi-doktrin-doktrin yang
tidak masuk akal menjadi masuk akal melalui sistem ilmiah yang dapat diterima
dengan akal sehat; dan keputusan dari pelajaran yang jelas sebagai sumber kebenaran
yang mutlak. Pikiran kedua dari keputusan yang sangat esensial bahwa hijab
merupakan bagian hukum reguler sebuah distrik sementara yang masih memikirkan
elemen-elemen tertentu.
Hijab merupakan syarat wajib bagi wanita yang beragama Islam atau biasa
disebut sebagai wanita muslimah. Perubahan orientasi berpikir seperti pertunjukan
di lapangan olahraga merupakan perubahan yang dilakukan wanita Islam terhadap
otoritas keluarga, agama yang signifikan, politik, dan budaya. Wanita Islam
melawan otoritas ini dengan mengenakan hijab sebagai elemen pengaturan, oposisi,
dan kesamaan.13Arena olahraga yang heterogen yang meniscayakan multikultural
seperti ini membawa konsekuensi bahwa hijab memiliki fungsi sebagai kebutuhan
sekunder.
Kebutuhan sekunder dalam mengenakan hijab yang dimaksud adalah upaya
untuk melindungi kepentingan kontingen. Kepentingan kontingen merupakan
maslaḥah ḥajjiyyah. Keterlibatan vertical interests yang disebabkan oleh technical
barrier seperti kontroversi hijab akan mempengaruhi citra bahkan legalitas
kontingen. Iklim multikultural yang melibatkan vertical interests perlu
dipertimbangkan karena menyangkut kepentingan yang jauh lebih besar dari
sekedar kepentingan individual. Kondisi tematis seperti ini merupakan suatu
kebutuhan sekunder atau maslaḥah ḥajjiyyah dalam pelaksanaannya.
Hijab bagian dari persyaratan tersier bagi wanita Islam (Muslimah). Ini
tergantung pada kondisi mendesak dan penggunaan tidak mengenakan hijab jelas
dibatasi pada jam kondisi tertentu. Salah satu syarat hijab tersier adalah pada saat
penggunaanya dapat membahayakan diri sendiri. Laporan redaksi mengungkap cara
para wanita dibawa ke markas polisi untuk menandatangani pernyataan bahwa
mereka mengenakan hijab. Wanita yang mengabaikan permintaan akan diserang dan
dipaksa untuk membuka hijab mereka dengan paksa.14
Kepentingan individu adalah sesuatu yang harus dipikirkan dan
dipertahankan secara relatif. Batasan proporsionalitas individu tergantung pada
kondisi yang dituju dan mendesak yang umumnya dibuat oleh undang-undang tidak
resmi yang melarang mengenakan hijab di tempat layanan publik atau tempat
tertentu. Penghargaan diri adalah salah satu upaya yang dipandang terus dilakukan.
Antusiasme diri individu Hifdz al-Nafs (menjaga kehidupan) sebagai salah satu
maqāshid syarah merupakan salah satu pemikiran dalam memperkuat keseriusan

13
Geoff Harkness and Samira Islam (Fall 2011), ―Muslim Female Athletes and
theHijab, Contexts, Vol. 10, No. 4: 64-65 [64]
14
Simon Hawkins, Who Wears Hijab with the President: Constructing a
ModernIslam in Tunisia, Journal of Religion in Africa, Vol. 41, Fasc. 1 (2011): 35-58 [35]
5
tersier dalam berhijab.15
Konflik yang terjadi terhadap hijab dalam kondisi hukum sedang
diperjuangkan. Feminis Barat menganggap hijab adalah simbol penindasan wanita
(ultimate symbol of female). Hal ini diperkuat dengan larangan niqab di tempat-
tempat umum (public service) oleh pemerintah Prancis melalui ucapan André Gerin
(politisi)‚ The full veil is a walking coffin, a muzzle.16 Hancock membenarkan hal
ini dan mengatakan bahwa hijab adalah masalah tunggal yang menjadi kontroversi.
Perdebatan hijab di sebagian besar negara non-Muslim sesuai dengan perspektif
Gonzales. Gonzales berpendapat bahwa praktek pelaksanaan yang jelas dengan
mengenakan hijab harus mempertimbangkan penyesuaian dengan standar yang
menang di mata publik.17 Konflik penilaian juga menyangkut negara-negara yang
sebagian besar penduduknya beragama Islam. Turki telah melarang wanita
mengenakan hijab sementara negara-negara Timur Tengah telah meminta agar
wanita Muslim menutupi rambut mereka dalam acara olahraga.
Webner berpendapat bahwa jilbab memunculkan banyak masalah yang
berhubungan dengan kepentingan, orientasi, aktivasi diaspora, karakter,
multikulturalisme, Islam politik, masalah sosial, transnasionalisme dan globalisasi,
dan organisasi.18 Moors bereaksi terhadap konflik tentang masalah hijab dalam
keadaan yang dibolehkan dengan memperkenalkan kesan perdebatan. Moors
berpendapat bahwa konflik tentang keberadaan hijab, jilbab, atau niqab akan
memunculkan publik yang saling bersaing dalam hal posisi politik.19
Hal ini menyebabkan kekurangan dalam efisiensi otoritatif dan utama.
Gonzales menawarkan landasan pemikiran negara terkait hijab dengan mengatur
situasi dengan legalisme menurut negara. Negara memiliki tugas memperkirakan
dan membantu kegunaan artikulasi di ruang publik dan tertentu dengan mengatur
pedoman yang memiliki komponen dampak kemajuan publik.20

15
Novi Rizka Amalia, Implementation of Islamic Norms and Values for the
Realization of Islamic Political Identity in Indonesia (Yogyakarta: Inna Garuda, 2017), 40.
16
Geoff Harkness and Samira Islam (Fall 2011), ―Muslim Female Athletes and the
Hijab, Contexts, Vol. 10, No. 4: 64-65 [65]
17
“Alessandra L. González, ―Measuring Religiosity in a Majority Muslim Context:
Gender, Religious Salience, and Religious Experience Among Kuwaiti College Students A
Research Note, Journal for the Scientific Study of Religion , Vol. 50, No. 2 (June
2011):339-350 (346)”
18
P. Werbner (2007), Veiled interventions in pure space: honour, shame and
embodied struggles among Muslims in Britain and France, Theory, Culture, and Society,
24(2): 161-186 [173]. Lihat juga C Hancock (2008), ―Spatialities of the secular: geographies
of the veil in France and Turkey, Euro- pean Journal of Women 's Studies, 15(3): 165-179
[173]. Lihat juga Louise Ryan (Desember 2011), ―Muslim Women Negotiating Collective
Stigmatization: 'We're Just Normal People', Sociology, Vol. 45, No. 6, pp. 1045-1060
[1046]”
19
Annelies Moors (2011), Bitch and Princess Hijab: Niqab activism, satire and street
art,‖ Feminist Review, No. 98, islam in europe: 128-135 [128].
20
Alessandra L. González (JUNE 2011), Measuring Religiosity in a Majority
Muslim Context: Gender, Religious Salience, and Religious Experience Among Kuwaiti
6
Hijab dapat mencerminkan karakter moderat yang dibakukan melalui adat.
Hal itu ditegaskan Gonzalez dengan mengungkapkan bahwa wanita muslimah yang
berhijab berdasarkan keyakinan pribadi yang benar akan sering dianggap memiliki
legalisme yang tinggi. Harkness dan Islam memandang bahwa hijab adalah
penegasan karakter yang tegas, rasa percaya diri, dan prasyarat Islam untuk
menutup aurat.21 Normativitas adalah standarisasi adat di dalam. Estimasi legalisme
yang dijabarkan dari normativitas dapat ditunjukkan dengan memperkenalkan tanda-
tanda keyakinan, perilaku, dan kepemilikan.22
Hipotesis estimasi legalisme ini menjadi otentisitas dalam menjaga karakter
moderat melalui hijab. González menambahkan bahwa proporsi legalisme dengan
berhijab tidak hanya mencerminkan pengabdian individu, tetapi juga standar
keyakinan seseorang terhadap agamanya.23 Adanya pernyataan yang muncul orang
yang mengenakan sebagai aib yang menyatakan bahwa wanita Muslim yang
mengenakan jubah aneh dan umumnya akan dikaitkan terorisme,24 Menurut Moor
juga mengajukan pandangan yang memungkinkan adanya penilaian populer sebagai
kecurigaan bahwa hal itu menghalangi wanita yang mengenakan pakaian tertutup,25
ondisi ini membuat González mengajukan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa
sejarah sosial-sosial yang kompleks berawal dibawa ke dunia dari agama Islam.26
Hijab menjadi trend dan diminati dalam dunia desain. Perbedaan persepsi
dan pemikiran melawan Islam antara Islamafobia (pasca 9/11 peristiwa) dan
kebangkitan baru budaya moderat melahirkan gaya lain. Harkness dan Islam
menganggap bahwa hijab telah menjadi surplus pelanggan selama seperempat abad

College Students A Research Note, Journal for the Scientific Study of Religion , Vol. 50, No.
2: 339-350 (346)
21
Geoff Harkness and Samira Islam (Fall, 2011), ―Muslim Female Athletes and the
Hijab, Contexts, Vol. 10, No. 4: 64-65 [64]”
22
Emile Durkheim, The Elementary Forms the Soviet Experiment of Religious Life
(New York: Free Press, 1912). Lihat juga Alessandra L. González (Juni 2011), ―Measuring
Religiosity in a Majority Muslim Context: Gender, Religious Salience, and Religious
Experience Among Kuwaiti College Students A Research Note, Journal for the Scientific
Study of Religion, Vol. 50, No. 2: 339-350 [339]
23
“Alessandra L. González (Juni 2011), ―Measuring Religiosity in a Majority Muslim
Context: Gender, Religious Salience, and Religious Experience Among Kuwaiti College
Students A Research Note, Journal for the Scientific Study of Religion, Vol. 50, No. 2:
339-350 [340]
24
Louise Ryan (Desember 2011), Muslim Wowen Negotiating Collective
Stigmatizationdan: We‘re Just Normal People, Sociology, Vol. 45, No. 6,pp. 1045-1060 (1053-
1054). Annelies Moors, ―NiqaBitch and Princess Hijab: Niqab activism, satire and street art,‖
Feminist Review, No. 98, Islam in europe (2011): 128-135 [132]
25
Annelies Moors, ―NiqaBitch and Princess Hijab: Niqab activism, satire and street
art,‖ Feminist Review, No. 98, islam in europe (2011): 128-135 [132]
26
Alessandra L. González (Juni 2011), ―Measuring Religiosity in a Majority Muslim
Context: Gender, Religious Salience, and Religious Experience Among Kuwaiti College
Students A Research Note,‖ Journal for the Scientific Study of Religion , Vol. 50, No. 2:
339-350 [339]
7
terakhir.27 Hal ini didukung oleh anggapan menurut Moor yang menyinggung
peluang artikulasi sebagai nilai konservatif.28 Nilai konservatif yang dimaksud
hanyalah pilihan untuk berkomunikasi dalam cara berbusana dan penggunaan agama
sesuai keinginan tanpa ada intimidasi. Nilai konservatif ini berfungsi untuk
menjadikan agama dengan pemahaman yang jelas dengan pengaturan sebagian besar
Muslim.29
Dalam mendukung penilaian ini menurut Stark bahwa kehadiran seorang
wanita jelas dalam memehami anjuran agama untuk mengenakan hijab ada nilai
kebaikan yang akan dirasakan. Cenderung dirasakan bahwa pemanfaatan agama oleh
kaum perempuan dalam pengalaman legalisme menghadirkan keterkaitan antara
agama, pengalaman ketat, dan hasil pengalaman ketat (salah satunya adalah pola
berhijab). Ahmadi dan Yohana agaknya membentuk bahwa pola hijab adalah
kenyataan yang bermanfaat yang mendapat opini positif di bidang moneter.30
Cenderung dirasakan bahwa pemanfaatan agama oleh kaum perempuan dalam
pengalaman legalisme menghadirkan keterkaitan antara agama, keyakinan agamanya
yang jelas, dan hasil pengalamannya (menjadi salah satu trend berhijab). Ahmadi dan
Yohana agaknya membentuk bahwa trend hijab pada kenyataannya akan membawa
manfaat yang besar dan mendapat opini positif di bidang industri hijab.31 Sukendro,
Destiarman, dan Kahdar memberikan suatu masukan menurut perspektif Ahmadi dan
Yohana. Ketiganya berpendapat bahwa busana Muslimah sebagai trend dalam
berhijab dan juga memiliki desain-desain hijab yang berbeda merupakan model yang
berasal dari adanya berita.32
Hijab merupakan salah satu ajaran konservatif dalam dakwah islamiyyah
yang memiliki diaspora cepat di banyak negara-negara yang berpenduduk mayoritas
non muslim. Harkness dan Islam membuktikan bahwa kenaikan dramatis jumlah
wanita yang mengenakan hijab di Denmark dan negara-negara lain di Eropa
meningkat.33 Hal ini didasarkan pada penerapan Islam (doing Islam) merupakan
kebiasaan yang tersebar luas dalam banyak kasus perihal busana. Werbner menolak

27
“Geoff Harkness and Samira Islam (Fall, 2011), Muslim Female Athletes and the
Hijab, Contexts, Vol. 10, No. 4: 64-65 [64]
28
Annelies Moors (2011), ―NiqaBitch and Princess Hijab: Niqab activism, satire
and street art, Feminist Review, No. 98, islam in Europe: 128-135
29
Alessandra L. González (Juni 2011), Measuring Religiosity in a Majority Muslim
Context: Gender, Religious Salience, and Religious Experience Among Kuwaiti College
Students A Research Note, Journal for the Scientific Study of Religion , Vol. 50, No. 2:
339-350 [339]
30
Rodney Stark, What Americans Really Believe (Wacau, TX: Baylor University
Press, 2008), 65”
31
Dadi Ahmadi dan Nova Yohana (Desember 2007), Konstruksi Hijab sebagai
Simbol Keislaman, Mediator, Vol. 8, No. 2: 235-248 [235-236]
32
Gatot Sukendro, Ahmad Haldani Destiarman, dan Kahfiati Kahdar (Agustus
2016), Nilai Fetisisme Komoditas Gaya Hijab (Kerudung dan Jilbab) dalam Busana
Muslimah, Jurnal Sosioteknologi, Vol. 15, No. 2: 241
33
Geoff Harkness and Samira Islam (Fall 2011), ―Muslim Female Athletes and the
Hijab, Contexts, Vol. 10, No. 4: 64-65 [65]
8
pendapat tersebut dengan menyatakan bahwa hijab adalah tanda dari minoritas
kelompok tertentu yang menolak untuk berintegrasi dengan kondisi masyarakat
dan budaya yang ada.34 Penolakan terhadap pendapat Harkness dan Islam juga
hadir dari Bilge yang menyatakan bahwa suara wanita Islam jarang muncul
dalam debat publik. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa lemahnya representasi
suara dan gagasan Muslimah berakibat pada pelabelan bahwa mereka pasif
(passive) dan liar (disengaged).35
Pendapat Bilge pun tidak sepenuhnya menjadi fakta kemanusiaan lokalistis
di negara Inggris.Thapar-Bjorkert dan Sanghera menentang pendapat Bilge dengan
menyampaikan bahwa wanita Islam di Inggris sering terlibat dalam lingkungan
privasi dan umum (public and private spheres).36 Thapar-Bjorkety dan Sanghera
mendapat petentangan dari Moors yang menyatakan bahwa refleksi hijab di
Belanda menyebabkan rasa tidak nyaman yang kuat dengan publik mayoritas. Hal
ini didasarkan pada pendefinisian wanita Islam yang berhijab sebagai korban
subordinasi gender dan sebagai agen provokatif yang menentang normativitas
masyarakat Belanda.37 Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran hijab di negara-negara
minoritas Muslim dapat dirasakan meskipun faktanya tidak semua wanita Muslim
pada umumnya mengenakan hijab; dan terlepas dari penolakan dan persepsi negatif
terhadap wanita Muslim yang berhijab, tetap keberadaanya hijab dekenakan.
Menururt Thapar-Bjorkert dan Sanghera memiliki arti penting bagi penilaian
Harkness dan Islam bahwa kehadiran hijab di dunia desain di area tertentu
memperkuat kepribadian akan agamanya karena hijab dikalangan minoritas
keberadaannya tidak diterima. Wanita Muslim yang mengenakan hijab semakin
dapat dibedakan dengan berbagai pengalaman yang didapat saat mengenakannya
serta menjadi terbiasa saat ada stigma dengan situasi dan kondisi.38 Fadhilla
mendukung primordialitas agama dengan mengungkapkan bahwa minat dunia untuk
memahami Islam telah berkembang dari negara-negara Barat (Amerika dan Eropa).
Perluasan ini sejalan dengan bertambahnya jumlah pemeluk Islam yang berdampak

34
P Werbner (2007), Veiled interventions in pure space: honor, shame and
embodied struggles among Muslims in Britain and France, Theory, Culture and Society,
24(2): 161-186 [163].
35
S Bilge (2010), ―Beyond subordination versus resistance: an intersectional
approach to the agency of veiled Muslim women, Journal of Intercultural Studies 31(1): 9-
28. “ Lihat juga Louise Ryan (Desember 2011), Muslim Women Negotiating Collective
Stigmatization: 'We're Just Normal People', Sociology, Vol. 45, No. 6, pp. 1045-1060
[1046]”
36
S.Thaper-Bjorkert dan G. Sanghera (2010), Social capital, educational aspirations
and young Paki- stani Muslim men and women in Bradford. The Sociological Review 58(2):
244-264 [247]”
37
Annelies Moors, ―NiqaBitch and Princess Hijab: Niqab activism, satire and street
art,‖ Feminist Review, No. 98, Islam in europe (2011): 128-135 [128].
38
Louise Ryan (Desember 2011), Muslim Women Negotiating Collective
Stigmatization: 'We're Just Normal People', Sociology, Vol. 45, No. 6, pp. 1045-1060
[1052]. Lihat juga Annelies Moors (2011), NiqaBitch and Princess Hijab: Niqab activism,
satire and street art, Feminist Review, No. 98, Islam in europe: 128-135 (132)
9
pada bertambahnya jumlah wanita muslim (muslimah). Pendapat bijaksana ini yang
dikemukakan oleh Fadhilla adalah bahwa perkembangan wanita muslimah berhijab
telah menjadi realitas hak umat manusia dunia.39
Trend hijab berbanding lurus dengan geliat ekonomi. Suparno menjelaskan,
pemilihan hijab ditentukan oleh beberapa faktor seperti nilai (harga setiap hijab),
model (desain, tema, bentuk, corak), standar (prinsip syar'i untuk hijab), (ukuran
model hijab), merasa menikmati saat memakainya.40 Hal ini berarti nilai ekonomis
hijab mempengaruhi lajur kesurplusan konsumen. Tingkat konsumen yang tinggi
karena harga produk yang ekonomis ini merupakan salah satu motif individu untuk
memilih hijab sebagai salah satu busana yang dipilih untuk dikenakan.
Paramitha berpendapat dengan mengungkapkan bahwa ekspansi di area lokal
hijab dan peragaan desain Muslim di Indonesia telah membuat industri trend busana
Muslim semakin berkembang.41 Burhani menyangkal pandangan Paramitha.
Burhani melihat, pemeriksaan terhadap geliat industri dan model hijab bergantung
pada unsur perancang muda. Hadirnya seorang perancang model hijab yang berjiwa
muda dengan konsep model yang trending namun tetap menghadirkan perasaan
nyaman dan positif bagi yang mengenakannya dalam berbagai aktivitas.42 Hal
inilah yang membuat pasar atau konsumen merespon trend hijab secara positif.
Elzatta sebagai salah satu merk hijab terkenal di Indonesia mengalami
iklim pasar yang kompetitif. Elzatta yang belum menjadi produk busana Muslim
nomor satu di Indonesia (top brand) adalah kondisi prestasi fundamental yang
dihadapi saat ini.43 Visi elzatta adalah menjadi brand busana muslim terbesar dan
pusat unggulan yang terpercaya dalam bidang perdagangan kerudung dan
perlengkapannya di Indonesia. Narasi normatif ideal yang dibuktikan dengan visi
elzatta merupakan pertentangan interaktif saat berhadapan dengan kondisi prestasi
fundamental.
Rabbani sebagai salah satu merek hijab Indonesia yang terkenal mengalami
iklim pasar yang kompetitif. Fadhila membenarkan hal tersebut dengan
menyatakan bahwa beberapa merek hijab terkenal di Indonesia adalah Rabbani,

39
Fitri Fadhilla, The Effect of Hijab Fashion Company Marketing Mix Strategy to
the Number of Hijab Consumer in Indonesia, Proceedings of 71st The IRES International
Conference, Kuala Lumpur, Malaysia, 1st-2nd June 2017 : 4-8 [4]
40
Chandra Suparno, (Januari 2016), Analisis Persepsi dan Sikap Individu
untukMemilih Produk Hijab, Media Ekonomi dan Manajemen, Vol. 31, No. 1: 52-53
41
Mariska Pradnya Paramitha (Juni 2014), ―Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian terhadap Produk Rabbani di Bunker Rabbani Pucang Surabaya,
JESIT, Vol. 1, No. 6: 380
42
Mariska Pradnya Paramitha (Juni 2014), ―Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian terhadap Produk Rabbani di Bunker Rabbani Pucang Surabaya,
JESIT, Vol. 1, No. 6: 380. Lihat Ruslan Burhani, Perkembangan Fesyen Mslimah
Menggembirakan (Antara News: Gaya Hidup, 2012)
43
Amalia Sulistiana dan Harrie Lutfie (Agustus 2017), Pengaruh Advertising dan
Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian pada Fashion Hijab Elzatta di Kota Bandung
Tahun 2017: Studi Kasus Konsumen Elzatta Consumer in Bandung, e-Proceeding of
Applied Science, Vol. 3, No. 2: 594.
10
Zoya, Reesa, Dian Pelangi (DP), dan lain-lain.44 Hijab instan sebagai bisnis
utama Rabbani tidak terlalu banyak melakukan pengembangan model dalam
produknya.45 Narasi subyektif tersebut dihadapkan pada narasi ideal yang berasal
dari normativitas berupa visi Rabbani yang bersifat sangat ekspektatif. Visi
Rabbani adalah menjadi perusahaan kerudung terbaik dan terbesar di dunia tahun
2020.
Narasi faktual yang dialami Rabbani berupa kenaikan penjualan yang
fluktuatif dari tahun ke tahun merupakan potret neraca ekonomi perusahaan dalam
menghadapi ketatnya persaingan dengan kompetitor perusahaan hijab lain seperti
Zoya, Pashmina, Shasmira, dan sebagainya.46 Hal menarik dari perkembangan
ekonomi perusahaan Rabbani adalah upaya pengembangan produk terkait dalam
memenangkan sentimen pasar. Produk pertama Rabbani berupa kerudung instan
mendapat sambutan pasar yang baik sehingga pihak perusahaan mengembangkan
produk-produk turunan seperti Kemko Muslim, tunik, kastun, Kemko, tunik dan
peralatan lainnya seperti ciput/kerudung dan aksesoris bagian dalam.47
Hijab Elzatta dan Rabbani sebagai realitas manusia yang bereaksi terhadap
jiwa primordialisme terhadap modernitas. Perlindungan hak wanita berhijbab
(QS. 33:59), perlidungan secara fisik dan mental (QS. 24:31), cara menggunakan
hijab (QS. 33:53), pengetahuan dalam menahan diri (QS. 33:33), dan
pembatasan pakaian menurut umur QS. (24:60) adalah nomativitas Islam dalam
karakteristik tradisi etika. Hal ini direspon dengan normativitas Elzatta dalam
visinya yang berbunyi “Menjadi brand busana muslim terbesar dan pusat unggulan
yang terpercaya dalam bidang perdagangan kerudung dan perlengkapannya di
Indonesia”. Pencantuman redaksi‚ busana muslim merupakan konsistensi Elzatta
dalam merespon normativitas hijab dalam agama Islam. Salah satu bukti respon
aktif Elzatta terhadap beberapa ayat tersebut di atas dibuktikan dengan
tingginya animo masyarakat yang mengunjungi Elzatta hingga mencapai 206.838
pengunjung di bulan Juni 2016.48
Hijab Rabbani merespon normativitas kelima ayat tgersebut dengan bukti
dari penelitian Sukendro dan kawan-kawan yang menyatakan bahwa nuansa sharīat

44
Fitri Fadhilla, The Effect of Hijab Fashion Company Marketing Mix Strategy to th
Number of Hijab Consumer in Indonesia, Proceedings of 71stThe IRES International
Conference, Kuala Lumpur, Malaysia, 1st-2nd (June 2017): 4
45
Mariska Pradnya Paramitha (Juni 2014), Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian terhadap Produk Rabbani di Bunker Rabbani Pucang Surabaya,
JESIT, Vol. 1, No. 6: 380
46
Saikoo Muhammad, Hari, dan Bulan, Pengaruh Promosi, Harga dan Kualitas
Produk terhadap Minat Beli Konsumen Kerudung Rabbani, 2.
47
Fitri Fadhilla, The Effect of Hijab Fashion Company Marketing Mix Strategy to th
Number of Hijab Consumer in Indonesia, Proceedings of 71stThe IRES International
Conference, Kuala Lumpur, Malaysia, 1st-2nd (June 2017): 5
48
Data PT. Bersama Zatta Jaya tahun 2017.
11
dalam hijab Rabbani memiliki nilai dominan berupa 55,7%.49 Hal ini membuktikan
bahwa normativitas agama melalui kelima ayat tersebut diterjemahkan dengan
produk hijab Rabbani sekaligus menerapkan-mendesain tingkat keshar’i-an. Hal
lain yang menjadi respon kemanusiaan dari perusahaan Rabbani terhadap kelima
ayat tersebut di atas adalah penggunaan redaksi, Rabbani, Amry Gunawan dan
Nia Kurnia sebagai pendiri perusahaan Rabbani sengaja menggunakan redaksi
tersebut yang diambil dari QS.3:79 dengan harapan dapat menjadi sumber
penghasilan dan nafkah bagi keluarga. Konsistensi Gunawan dan Kurnia dalam
menerjemahkan ketiga ayat di atas dibuktikan dengan landasan nama perusahaan
mereka yang diambil dari al-Qur’ān.
Media sebagai salah satu kajian bidang ilm al-dakwah al-islāmiyyah
memberikan perhatian khusus bagi eksistensi hijab. Meer, Dwyer, dan Modood
berpendapat bahwa wacana media sering mengidentifikasi pakaian wanita untuk
memposisikan muslimah sebagai korban pasif dari patriarki tradisional dan budaya
masyarakat Inggris.50 Hal tersebut medapat pertentangan dari Ayuningtyas yang
menyatakan bahwa konteks modern telah mengizinkan elaborasi tren mode.
Ayuningtyas mengkritik Meer, Dwyer, dan Modood terkait pilihan keputusan
pembelian hijab elzatta ada pada iklan di media TV dan koran.51
Peningkatan trend hijab pada masa kini secara modernisasi, busana yang
dikenakan wanita muslim merupakan dampak sosial yang ditimbulkan kemudia,
media bereaksi untuk merekam dan memberikan informasi. Berita-berita yang
disampaikan oleh media massa seperti TV, media online, koran, majalah, dan lain-
lain dalam peredaran memberikan keterangan yang berhubungan dengan hijab
adalah media dakwah yang berfungsi sebagai tablīgh (dalam ‘ilm al-dakwah al-
islāmiyyah). Fungsi tablīgh dalam konteks media tentu didasarkan pada kondisi
ummah islāmiyyah (masyarakat atau orang yang beragama Islam). Kondisi
ummah islāmiyyah yang direkam dan disiarkan media hadir dalam bentuk opini
dari Nurhasanah dan Mutiaz yang menyatakan bahwa komunitas hijab adalah
komunitas wanita terbesar yang mengenakan hijab.52

B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah

49
Gatot Sukendro, Ahmad Haldani Destiarman, Kahfiati Kahdar, Nilai Fetisisme
Komoditas Gaya Hijab (Kerudung dan Jilbab) dalam Busana Muslimah, Jurnal
Sosioteknologi, Vol. 15, No. 2, Agustus 2016: 251.
50
N Meer, C Dwyer, dan T Modood, Embodying nationhood? Conceptions of
British national identity, citizenship and gender in the 'Veil Affair, Sociological Review,
58(1), (2010): 84-111. “ Lihat juga Louise Ryan, Muslim Women Negotiating Collective
Stigmatization: 'We're Just Normal People, Sociology, Vol. 45, No. 6 (Desember 2011):
1045-1060 [1046]”
51
Locana Dewi Ayuningtyas, Pengaruh Harga Promosi, Merk dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Jilbab Elzatta di Royal Plaza Surabaya , (Surabaya: Jurusan
penddikan Tata Niaga, Fak. Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya), 10
52
Fitri Rizki Nurhasanah dan Intan R Mutiaz, Brand Development for Nagiwa, The
Indonesian Journal of Bussiness Administration, Vol. 2, No. 18, 2013:2151-2158 (2156)
12
Uraian di atas menghadirkan sejumlah permasalahan yang
diidentifikasikan sebagaimana berikut:
a. Menurut perspektif agama, hijab sangat penting untuk menjadi bagian
dari busana yang harus dipakai semua wanita Muslim. Didasarkan dari
banyak faktor seperti tingkat kebutuhan, corak pandangan, konteks
tempat, budaya, kesadaran, motivasi diri, dan sebagainya. Status
ideologi hijab tidak dapat dikatakan common sense dan selalu
mengalami perdebatan
b. Argumen hijab memasuki dunia desain dengan berbagai model dan gaya
yang dikenal di dunia desain. Hadirnya informasi yang luas jelas
memberikan perubahan pentingnya tampil cantik ala Muslimah. Dan hijab
sebagai bagian dari suatu kebutuhan yang berkembang pesat berpengaruh
pada desain dan gaya hidup wanita untuk selalu tampil elegan dan up-to-
date
c. Modernisasi pada masyarakat tertentu akan berbeda dengan masyarakat
yang lain baik dari prosesnya maupun pada penerimaannya. Busana dapat
menjadi identitas religius keislaman seseorang, namun juga dapat
mengungkap kepribadian dan gaya hidup yang modern sebagai seorang
muslimah yang modernis dan selalu mengikuti perkembangan model hijab
Eksistensi fashion merupakan bagian penting yang memegang peranan
terkait kepuasaan, kepercayaan diri didepan publik hanya sebagai
gambaran karakter seseorang. Motivasi untuk busana Muslimh masa kini,
membuat wanita lebih tertarik untuk membuat gaya hijab yang berbeda
dan elemen penting dari modernisasi yang diuraikan dengan kreatifitas dan
dapat dibuktikan seiring dengan berjalannya waktu mengikuti
perkembangan zaman.

2. Perumusan Masalah
Sejumlah identifikasi masalah yang muncul menjadi pertimbangan dalam
memutuskan arah penelitian ini. Hal ini dapat disikapi dengan menetapkan kategori
perumusan masalah berupa masalah bagaimana modernitas industri busana
Muslimah menjadikan hijab sebagai fashion style yang trend diinisiasi oleh Elzatta
dan Rabbani sebagai merk produk yang dapat terima berbagai kalangan usia dan
status sosial ?

3. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dikhususkan pada tema kreatifitas busana Muslimah modern,
menjadikan perempuan lebih berhasrat mengkreasikan berbagai gaya hijabnya dalam
pandangan keagamaan sebagai fashion style yang menjadi gaya nasional masa kini dari
produk perusahaan hijab Rabbani dan Elzatta. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
sebelum Covid-19 di kabupaten Tangerang dan kota Tangerang Selatan.
Pembatasan waktu penelitian yang dilakukan antara tahun 2017 hingga 2019

13
C. Tujuan dan Signifikan
Tujuan penelitian ini didasarkan pada upaya menanggapi perumusan
masalah sebelumnya. Tujuan penelitian ini dijabarkan sebagaimana berikut:
1. Mengetahui alasan hijab sebagai fashion style
2. Mengetahui alasan urgensi hijab dalam pandangan keagamaaan, busana
dan modernitas
3. Memahami sejauh mana penggunaan produk hijab Rabbani dan Elzatta
dalam modernisasi industri fashion khusus busana Muslimah
4. Menganalisis intervensi pandangan keagamaan dalam keputusan
pemilihan hijab gaya nasional masa kini dari produk Rabbani dan Elzatta
yang diterima berbagai kalangan usia dan status sosial
5. Menjelaskan keberadaan hijab Rabbani dan Elzatta bagi konsumen-
konsumern di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.

D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian


Penelitian ini memiliki beberapa signifikansi yang terbagi dalam
aspek teoritis dan aspek praktis.
1. Signifikansi teoritis penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi dalam
mengupayakan pandangan keagamaan yang beragam dengan “pandangan dan
fakta mengenai busana merupakan penanda penampilan seseorang melalui
pakaian dan dandanan membuat pernyataan yang kuat tentang kelas, status,
dan gender”. Adanya pemahahan transformasi masyarakat Muslimah
Indonesia melulai perubahan gaya dan penampilan busananya.
2. Signifikansi praktis penelitian ini menawarkan konstruksi pemahaman
pendekatan keagamaan bahwa “trend fashion di dunia mode sehingga
perempuan berhijab mampu tampil modis, fashionable dan stylis sesuai
dengan trend yang dikenal masyarakat”. Kreatifitas berbusana muncul
menghasilkan berbagai gaya hijab yang modern. Mulai hijab segi empat
dengan corak dan warna pashmina, hingga hijab instan yang siap pakai.
Penggunanya dari kalangan “perempuan pesantren, pengajian ibu -ibu,
aktitivis organisasi Islam, masysrakat biasa, artis, pejabat, hingga
perempuan yang terjerat dalam kasus kejahatan juga menggunakan hijab
sebagai penutup wajah untuk menghindari sorotan kamera media”.
Pemahaman ini juga dapat dijadikan promosi kegiatan seperti pameran
hijab yang melibatkan Majelis Ulama Indonesia, Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia, Kementerian Agama, dan Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia. Pemahaman dalam penelitian diharapkan menjadi salah satu
catatan atau referensi dalam mendirikan Hijab Museum untuk menelusuri
ciri identitas kebudayaan masyarakat Indonesia. Hal ini didasarkan pada
dua alasan. Pertama, Hijab Museum yang terletak di Bandung hanya
berisi kompilasi foto hijab semata dan tidak menyuguhkan hijab sebagai
alat peraga dan peta distribusi ekononomi dari setiap item atau varian
hijab. Kedua, menjadi pertimbangan dalam peningkatan hubungan
kerjasama antara pemerintah (yang diwakili Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Kementerian
14
Perindustrian; Kementerian Perdagangan; Kementerian Agama; dan
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) dan NGO
(yang diwakili Muhammadiyah, Persis, NU, dan MA).

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Penelitian ini tidak hanya didasarkan pada dalil antropologi yang menekankan
pada kecenderungan ekspresi manusia melalui busana sebagai identitas. Penelitian ini
juga didasarkan pada pengembangan keilmuan yang diawali dari upaya melihat ruang
kosong (lacuna) dari penelitian-penelitian sebelumnya. Upaya menghadirkan kebaruan
(novelty) dilakukan peneliti dengan menghadirkan tipologi diskursus hijab dalam
kajian terdahulu yang relevan untuk mempermudah dalam melihat tema-tema seputar
busana Muslimah

1. Argumen Teologi Hijab


Satu dari tiga pertanyaan perumusan masalah disertasi Farzaneh Khosrojerdi
berjudul Muslim “ Female Students and Their Experience Higher Education
in Canada adalah What does the veil and wearing the veil within the
university mean to Muslim female students?” 53 How do they perceive the
hijab?” Khosrojerdi mengemukakan perdebatan teoritis hijab dari pandangan
Hoodfar yang menyatakan bahwa hijab adalah persoalan keyakinan
pribadi, penegasan identitas dan keberadaan komunitas Muslim yang
percaya diri, serta tuntutan pengakuan sosial dan politik yang lebih baik.
Disertasi Khosrojerdi dilakukan di Kanada dan tesis peneliti dilakukan di
kabupaten Tangerang dan kabupaten kota Tangerang Selatan merupakan
suatu perbedaan. Perumusan masalah tersebut menghantarkan asumsi
bahwa hijab sebagai strategi feminis sebagaimana yang diungkapkan dalam
tiga pertimbangan oleh Ahmed. Pertama, hijab adalah salah satu simbol
inferioritas Islam. Kedua, tidak mengenakan hijab merupakan suatu
komitmen terhadap proyek modernitas yang dalam bahasa Bullock54
mengacu pada teori modernisasi. Ketiga, perlawanan terhadap dampak
modernitas dilakukan dengan menyikapi praktik hijab sebagai isyarat yang
sangat feminin.55 Wacana hijab sebagai 1 dari 3 pembahasan disertasi ini
hanya menekankan pada eksploitasi pandangan sosial-budaya yang
bertumpu pada kepercayaan agama di tiap pribadi muslimah terkait
hijab dan tidak mengaitkannya dengan perspektif agama, busana dan
modernitas sebagaimana yang dilakukan peneliti pada tesis ini.

53
Farzaneh Khosrojerdi, “Muslim Female Students and Their Experience Higher
Education in Canada , Disertasi (The University of Western Ontario, 2015), 5
54
H. Hoodfar, The Veil in Their Minds and on Our Heads: The Persistence
of Colonial Images of Muslim Women, Resources for Feminist Research, 22 (3/4), 1993: 2-
18 [15].
55
K. Bullock, “ The gaze and colonial plans for the unveiling of Muslim women,
Studies in Contemporary Islam, 2(2), (2000): 1-20”
15
2. Fiqh Sosial Hijab
“Kadar sosial dalam mengenakan hijab merupakan informasi yang perlu
dilihat secara inklusif maupun secara eksklusif.” Aryanti berupaya
memahami pembentukan dan pemaknaan pengalaman mengenakan hijab
yang dibuktikan dalam suatu laporan penelitian berjudul “ Beyond the
Hijab: Negotiating the Representations of Muslim Women in America”.56
Penelitian ini diawali dari kekhawatiran para orang tua terhadap
pendidikan Islam bagi anak-anak mereka yang dijadikan sumber data primer
melalui wawancara di penelitian ini yang Nama responden adalah Zaynab,
Tina, Zahra, Khadijah, Rini, dan Nur.57 Hal ini tentu berbeda dengan tesis
peneliti yang akan mengambil data wawancara lebih dari sepuluh responden.
Aryanti menyimpulkan bahwa hijab adalah simbol politik dan bukan
simbol agama, khususnya setelah tragedi 9/11.58 Penyimpulan tersebut
didasarkan pada dua hal. Pertama, data wawancara dari responden
menolak hijab sebagai bentuk penindasan dan menegakan bahwa hijab
sebagai pembebasan. Kedua, mengenakan hijab berarti mewakili umat
Islam. Hal ini menjadi motif politik untuk berprilaku baik untuk merawat
citra Islam dan Muslim, penyampaian pesan Islam damai, dan egaliter
terhadap masyarakat Barat. Penelitian Aryanti tidak melihat intervensi
sektor industri terhadap pembangunan wacana keagamaan terkait hijab
sebagaimana yang akan dilakukan peneliti dalam tesisnya. Pandangan besar
terkait relasi wanita dan hijab juga dapat ditilik dengan mengacu pada
agama sebagai suatu institusi. Sonia D. Galloway menulis disertasi yang
berjudul The Impact of Islam as a Religion and Muslim Women on Gender
Equility: A Phenomenological Research Study. Disertasinya berupaya
mengelaborasi tiga hal. Pertama, upaya memfungsikan Islam untuk
mempromosikan kesetaraan gender bagi muslimah. Kedua,
mengidentifikasikan pengaruh Islam dalam membangkitkan kesadaran
relijius wanita. Ketiga, upaya muslimah dalam menafsirkan ulang Alquran
untuk meningkatkan kesetaraan gender.59 Disertasi ini tidak secara
s p esi fik membicarakan hijab sebagaimana yang dilakukan peneliti.

56
Tutin Aryanti, “Beyond the Hijab: Negotiating the Representations of Muslim
Women in America, Aryanti, Tutin. ‚Beyond the Hijab: Negotiating the Representations of
Muslim Women in America, in IDEALS (Illinois Digital Environment for Access to
Learning and Scholarship), (University of Illinois at Urbana-Champaign, November 2009)”,
4
57
Tutin Aryanti, Beyond the Hijab: Negotiating the Representations of Muslim
Women in America, 19
58
Tutin Aryanti, “Beyond the Hijab: Negotiating the Representations of Muslim
Women in America, 29”
59
Sonia D. Galloway, The Impact of Islam as a Religion and Muslim Women on
Gender Equility: A Phenomenological Research Study, Disertasi, (Nova Southeastern
University, 2014), 10
16
Sonia menghadirkan perdebatan akademik dengan menyatakan bahwa hijab
adalah tanda inferioritas Islam yang paling jelas terhadap Barat.60 Pendapat
tersebut didukung oleh Coleman yang mengutip ucapan Ayatullah
Muhammad Kazem Mousavi Bejnourdi‚Hijab is ineffective when observed
out of pressure and intimidation. It is only valuable when one believes in the
concept.61 Wanita yang mengenakan hijab dianggap oleh Mernissi sebagai
korban dan menghalangi hak-hak wanita.62

3. Argumen Kontra Teologi Hijab dalam Konteks Modernitas


Hijab dan modernitas merupakan kesatuan dalam memahami fakta
kemanusiaan dalam hal busana. Paramitha menepis doktrin konservatif
agama sebagai bentuk hegemoni kesadaran muslimah dalam mengenakan
hijab. Resistensi Paramitha yang tidak berlaku umum dapat dipahami dari
penelitiannya yang bersifat lokalistis, Surabaya. Penelitian Paramitha
yang berjudul Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Konsumen terhadap Produk Rabbani di Bunker Rabbani Pucang Surabaya
menghasilkan kesimpulan bahwa kecenderungan konsumen dalam
membeli hijab didasarkan pada produk, harga, tempat, dan store
promotion.63 Penelitiannya secara tegas dibangun oleh salah satu
faktor isu yang menyatakan bahwa hijab adalah bagian dalam
proteksi kesehatan dan pelestarian frame of inner beauty.

F. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penulisan ini adalah upaya khusus dalam
mencatat tujuan penulisan yang dipaparkan sebelumnya untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan atau menemukan ilmu baru. Pengkajian dalam penulisan ini
diklasifikasikan lebih dari satu cara yang disajikan secara sistematis, karena
konteksnya adalah melakukan penelitian untuk menyelesaikan permasalahan dalam
menjalankan riset, seperti jenis dari pengorganisasian data, pendekatan dan teknik
penulisan dengan cara yang sistematis.

60
“Sonia D. Galloway, The Impact of Islam as a Religion and Muslim Women
on Gender Equility: A Phenomenological Research Study, Disertasi, (Nova Southeastern
University, 2014)”, 32. Q. Amin, The Liberation of Women and the New Woman: Two
Documents in the History of Egyptian Feminism (Cairo: American University in Cairo Press,
2000)
61
“Sonia D. Galloway, The Impact of Islam as a Religion and Muslim Women
on Gender Equility: A Phenomenological Research Study, Disertasi, (Nova Southeastern
University, 2014), 127”
62
“Sonia D. Galloway, The Impact of Islam as a Religion and Muslim Women on
Gender Equility: A Phenomenological Research Study, Disertasi, (Nova Southeastern
University, 2014)”, 66. F. Mernissi, Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry
(Oxford: Blackwell Publishers, 1991)
63
“Mariska Pradnya Paramitha (Juni 2014), Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Konsumen terhadapa Produk Rabbani di Bunker Rabbani Pucang
Surabaya, JESIT, Vol. 1, No. 6: 379-392 (390)”
17
1. Orientasi Penelitian
Dilihat dari tujuan penulisan ini, adanya eksplorasi yang dilakukan dengan
pengkajian yang dilakukan dalam penelitian lapangan, lebih tepatnya dengan studi
lapangan untuk memperoleh informasi yang substansial sehingga dapat dibuktikan
kebenarannya,64 Penulisan ini dimulai dari fakta yang ada dan diketahui oleh banyak
kalangan, yang nantinya akan bisa dipertanggungjawabkan.65 Penelitian ini bermula
dari petunjuk yang ada dan sudah diketahui banyak orang, yang nantinya akan
menghasilkan sebuah teori baru.
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, yaitu meodologi penelitian
dengan mengeksplorasi secara dalam pandangan post-positivisme, yang dapat
digunakan berupa field work, di mana dalam instrumen kunci, prosedur pengumpulan
informasi dilakukan dengan triangulasi. (bergabung), informasinyapun bersifat
subjektif, dan penelitian kualitatif yang dilakukan ini dengan memprioritaskan data
secara umum.66 “Paradigma penelitian kualitatif dilaksanakan melalui proses
induktif yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, katagorisasi
dan deskripsi dikembangkan atas dasar masalah yang terjadi di lapangan”.67
Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian
menurut tingkat ekspalansi”.68
Dalam meneliti masalah itu merupakan satu pertanyaan yang akan dicari
jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk masalah yang digunakan peneliti
dapat dikelompokkan ke dalam bentuk rumusan masalah komparatif yang
merupakan rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu
konsep atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada berbagai
waktu dan kesempatan yang berbeda.69 Identifikasi masalah ini yang akan dicari
jawabannya melalui pengumpulan data. Analisis komparatif dilakukan dengan cara
membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu
dengan penelitian lain.70 Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan
antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
Jenis dan sumber informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
pertama, sumber informasi penting, khususnya informasi dan data dari temuan,
persepsi dan dokumentasi berfokus pada yang ditemukan. Penelitian lapangan yang
dimaksud yang direncanakan cukup lama. Pertama, mengetahui letak cabang

64
“Carol A. Bailey, A Guide to Qualitative Field Research (Thousand Oaks, CA:
Pine Forge Press, 2006), yang dikutip oleh Abdul Fatah dengan judul tesis Budaya Toleransi
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Kajian di SMA Negeri I Kota Tangerang
Selatan), Sekolah Pasca Sarjanan UIN Jakarta, 2012/143, 15”
65
Nurhasanah, Peran Pendidikan Moral di Keluarga dan Sekolah Terhadap
Karakter Siswa, (Magelang: Ngundi Ilmu, 2013), 15
66
“Sugiyono, Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: CV.
Alfabeta, 2012), 9”
67
“Conny R. Semiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Grasindo, 2010)”
7
68
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R & D, 35
69
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R & D, 36
70
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R & D, 62
18
perusahaan Rabbani dan Elzatta di kabupaten Tangerang dan kota Tangerang
Selatan Kedua, mengetahui interaksi penjualan hijab. Ketiga, melihat pandangan
masyarakat secara umum dan konsumen hijab Rabbani dan Elzatta secara khusus
terkait kualifikasi kedua produk yang dimaksud. Keempat, melihat pandangan
keagamaan responden terhadap eksistensi.
Library research yang dimaksud adalah bermacam-macam informasi
perpustakaan yang penting dalam menentukan tingkat kejelasannya berdasarkan
perspektif terhadap keberadaan hijab. Penggunaan library research di sini juga
ditujukan untuk melihat pandangan keagamaan dalam kemajuan modernitas
berbusana Muslimah di sektor hijab sehingga eksistensi hijab sebagai fashion style
yang menjadi gaya nasional masa kini dari produk perusahaan hijab Rabbani dan
Elzatta selama ini. Eksplorasi subjektif yang dimaksud berdasarkan informasi
lapangan dan informasi perpustakaan melalui cara berpikit deduktif

2. Pengorganisasian
a.Data Sumber
Sumber data penelitian ini didasarkan pada dua pembagian yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari catatan
observasi dan dokumentasi dari seluruh kantor cabang Rabbani dan Elzatta, hasil
wawancara dari pembeli atau konsumer dan karyawan Rabbani dan Elzatta. Sumber
data sekunder diperoleh dari data pustaka berupa disertasi, tesis, artikel jurnal,
laporan penelitian, koran, dan majalah.

b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini mempertimbangkan
beberapa teknik, diantaranya:
1) Observasi
Teknik observasi dipersiapkan dengan cara pendekatan sosial dalam
rangka mempertemukan pikiran.Pelaksanaan teknik ini untuk mencairkan
suasana saling memahami maksud agar peneliti memperoleh informasi
yang lengkap dan tidak ada perasaan diintimidasi atau
dieksploitasi.71 Hal ini membuat peneliti untuk ikut mengamati dan
mencatat aktivitas jual beli kerudung/jilbab/ niqab/ hijab di toko-toko
cabang Elzatta dan Rabbani yang ada di kabupaten Tangerang dan kota
Tangeran Selatan. Teknik ini akan mempermudah dengan pertimbangan
telah terjalin emosi dan sosial pada informan-informan yang telah sedari
awal dituju.

2) Wawancara
Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambal bertatap muka antara pewancara dan informan

71
Ali Geno Berutu, Qonun Aceh dan Penerapannya di Kota Subulussalam , Tesis
(Jakarta: Konsentrasi Agama dan Ilmu-ilmu Hukum, Program Studi Pengkajian Islam, Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016), 16
19
terkait menjadi salah satu pilihan peneliti. Suharsimi Arikunto
mengatakan bahwa makna wacana yang diisi oleh penanya untuk
memperoleh data dari orang yang diwawancarai. 72 “Kemudian dengan
wawancara yang terstuktur dan dilakukan secara mendalam (indepth
interview) dengan menggunakan pedoman wawancara yang ditulis
secara sistematis".73 Selain itu adanya bantuan bagi peneliti berupa alat
perekam,74 untuk meminimalisir kemungkinan kekeliruan penulis dalam
mencatat hasil wawancara yang sudah dilakukan. Pewawancara terlebih
dahulu menyiapakan instrumen-instrumen pertanyaan yang berkaitan
langsung dengan permasalahan kepada responden. Wawancara dilakukan
kepada 10 informan secara langsung yang tersebar di kabupaten
Tangerang dan kota Tangerang Selatan dengan pertanyaan yang telah
disiapkan. Pertanyaan dalam wawancara tidak dibedakan untuk setiap
informan agar unifikasi data dapat terbentuk secara sistematis dan fokus
penelitian tidak melebar. Teknik ini dilakukan pada wanita yang
berstatus pelajar (siswi dan mahasiswi) dan pekerja.
3) Dokumentasi
Teknik “dokumentasi adalah mencari data mengenai prasasti, notulen,
rapat, lengger, agenda dan sebagainya”.75 Teknik dokumentasi digunakan
untuk data yang tercetak seperti sejarah, visi-misi, program, neraca
pembukuan, dan sebagainya yang diperoleh di kantor cabang Rabbani dan
Elzatta di kabupaten Tangerang dan kota Tangerang Selatan.

3. Pendekatan
Pendekatan ini awalnya adalah pendekatan fenomenologis. Dalam
pendekatan ini yang digunakan untuk dapat mengekspresikan suatu gagasan
dengan efektif sesuai dengan rencana dan tujuan yang ingin.76
Kontekstualisasi pendekatan dan penelitian ini adalah upaya pandanagan
keagamaan dalam modernitas berbusana di perusahaan Elzatta dan Rabbani
(sebagai objek inderawi)77 yang dibuktikan melalui animo masyarakat

72
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002), 115
73
Pedoman wawancara digunakan agar dapat mengarahkan dan memudahkan
dalam mengingat pokok-pokok permasalahan yang diwawancarakan denagn interview.
Lihat Louis Cohen dkk, Research Methods In Education, ( London: Lontletge, 2003), 122
74
Martin Terre Blancle & Kevin Durheim, dkk, Research and Practice: Applied
Methods For The Social Sciences, (Cape Town: Cape Town University Press, 2008), 325
75
Moh. Nazir, Metode Penelitian, ( Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003), 16
76
Martin Heidegger, “Being and Time, trans. Joan Stambaugh (Albany, NY:
SUNY Press, 1996), 78-90. Kevin Curran (Summer 2012), Phenomenology and Law:
Feeling Criminal in Macbeth , Criticism, Vol. 54, No. 3, Shakespeare and Phenomenology:
391-401[393]
77
Curran berpendapat bahwa fenomenologi yang dimaksud adalah tindakan
kesadaran dan pemikiran yang diarahkan pada objek sejenis.Maka, penerapan pendekatan
20
pembeli atau Pendekatan ini digunakan untuk mengukur intervensi
subjektifitas dalam fenomena kemanusiaan (hasil dari operasi pendekatan
fenomenologi dan teori kehadiran). Intervensi yang dimaksud adalah sejauh
mana peran agama, ideologi, norma, dan dogma masuk ke dalam kehidupan
manusia dalam masalah busana (fashion). Pendekatan ini tidak hanya
berhenti dalam pemetaan intervensi subjektif semata, namun juga
memastikan sejauh mana efektifitasnya dari para pengguna pengguna hijab.
Pendekatan ini juga difungsikan melihat sejauh mana merujuk pada nilai
Islam dengan eksistensi hijab dan bagi pemakai hijab itu sendiri. Konsep
yang dilakukan dalam pendekatan ini adalah konsep tablīgh. Konsep ini
merupakan penentu ada atau tidaknya intervensi subjektif; mengukur kadar
subjektifitas hijab dalam kehidupan; akan berdampak pada pengguna
hijab secara individual; dan secara teknis keberhasilan nilai Islam (melalui
hijab) yang ditekankan pada persebarannya.
4. Teknik Penulisan
Teknik penulisan tesis ini disajikan berdasarkan buku pedoman yang telah
ditetapkan oleh instansi Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Buku pedoman yang dimaksud berjudul Pedoman Akademik
Magister dan Doktor 2016-2020.78

G. Sistematika Penulisan
Penelitian ini dibahas secara segmented dengan sistematika penulisan atau
pembahasan menjadi enam bab. Bab pertama adalah bab pendahuluan. Bab ini
difungsikan untuk memberi rangsangan pemahaman secara mendasar. Fungsi ini
dilengkapi dengan latar belakang, tujuan, kegunaan, perumusan masalah, tinjauan
pustaka, hingga metode penelitian.
Bab kedua penelitian ini berisi tentang kegaduhan atau perdebatan
akademik. Bab ini berusaha menghadirkan beragam konsep dan teori untuk
selanjutnya dipertentangkan antara satu dengan yang lainnya sehingga melahirkan
pemahaman baru. Hal ini dibingkai dalam satu pembahasan bab dua dengan judul
Hijab dalam Tinjauan Sharī’ah. Pemahaman baru yang dimaksud adalah upaya
melihat sisi-sisi transenden (dari kesadaran dalan panadangan keagamaan dan
fashion style yang menjadi gaya nasional masa kini dari produk perusahaan hijab
Rabbani dan Elzatta) hingga dinamika motivasi berhijab. Sisi transenden ini
dapat menjelma menjadi penghubung antara pandangan keagamaan terkait hijab

fenomenologi dalam penelitian ini adalah melihat animo masyarakat terhadap objek yang
direpresentasikan dengan hijab bermerek Elzatta dan Rabbani. “Kevin Curran (Summer
2012), Phenomenology and Law: Feeling Criminal in Macbeth, Criticism, Vol. 54, No. 3,
Shakespeare and Phenomenology, :391-401[393]”
78
Tim Penyusun, Pedoman Akademik Magister & Doktor 2016-2020 (Jakarta:
Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016)
21
menurut Al Quran dan sunnah yang menganjurkan serta industri fashion sebagai
lifestyle ini menjadi satu kesatuan dari modernisasi.
Bab ketiga berisi tentang profil Elzatta dan Rabbani di kabupaten
Tangerang dan kota Tangerang Selatan. Bab ini berjudul industri fashion
Elzatta dan Rabbani.
Bab keempat berisi tentang analisis pertama. Bab ini berjudul Respon
Terhadap Perkembangan Hijab di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang
Selatan. Bab ini menyuguhkan analisis dan temuan penelitian berdasarkan
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Bab kelima berisi analisis kedua. Bab ini berjudul Hijab dalam Perpektif
Agama dan Ekonomi
Bab keenam adalah bab penutup. Bab ini menyampaikan kesimpulan dan
saran. Kesimpulan yang dimaksud berdasarkan penjabaran bab analisis pertama
(bab keempat) dan kedua (bab kelima). Penyimpulan yang didasarkan kedua bab
tersebut juga tidak berarti melupakan atau mengesampingkan beberapa
pertimbangan penting yang ada di bab pertama, kedua, dan ketiga. Pembahasan
selanjutnya adalah saran yang ditujukan untuk memberi refleksi dan rekomendasi
pengembangan penelitian yang sejenis sehingga mampu merangsang
pengembangan teoritis dan pemetaan praksis dari fenomena hijab sebagai fashion
style yang trend serta modernis diinisiasi oleh Elzatta dan Rabbani sebagai merk
produk yang dapat terima berbagai kalangan usia dan status sosial

22
BAB II
MODERNISASI BERBUSANA DALAM ISLAM

A. Busana Menurut Alquran dan Hadis


Di era modern seperti sekarang ini segala perkembangan zaman mulai dari
teknologi sampai kepada perkembangan fashion berkembang dengan begitu pesat
dikarenakan adanya proses globalisasi yang semakin maju. Secara tidak sadar banyak
yang mengikuti sesuai perkembangan zaman. Tidak hanya busana modern, yang
menguikuti perkembangan zaman mulai dari model, pemilihan kain dan lainnya yang
membuat para wanita Muslimah tertarik memakainya. Pemakaian busana Muslimah
bisa dipandang sebagai sebuah bagian dari agama dan kebudayaan. Menurut Bungin
agama sebagai suatu jenis sistem sosial tertentu yang dibuat oleh penganut-
penganutnya. Sedangkan pengertian kebudayaan ialah secara keseluruhan pola
kelakuan lahir yakni cara bertindak yang ditiru berulang-ulang dan secara batin yakni
cara berpikir yang memungkinkan hubungan sosial antara anggota-anggota suatu
masyarakat.79 Sehingga intinya agama sebagai suatu sistem sosial di dalam
kandungannya merangkum suatu kompleks pola kelakuan lahir dan batin yang ditaati
oleh penganutnya.
Pengaruh media begitu berperan di era modernisasi ini, entah media cetak,
media elektronik, maupun media yang terbaru yaitu media online. Media merupakan
sarana yang begitu starategis untuk menyebarkan budaya modern. Sehingga, identitas
muslimah mulai terkikis dan tergantikan dengan budaya modern. Muslimah yang
menutup aurat pada zaman modern itu, merupakan sebuah cara untuk menutup aurat
tanpa meninggalkan usur “modern” di dalamnya. Sadar atau tidak, gaya busana yang
seperti itu ternyata tidak diajarkan dalam Islam. Ada rasa ingin menutup aurat, tetapi
ingin terlihat gaul di mata masyarakat.
Busana yang gunakan sebagai suatu pernyataan tentang diri seseorang.
Bahkan jika itu pun merupakan orang yang tidak peduli soal busana, orang yang
berada di suatu lingkungan tentunya menafsirkan bahwa seseorang yang sedang
ingin menunjukkan sebuah pesan dari busana yang sedang dikenakan. Cara
berbusana seseorang tentu mencirikan penampilan fisik. Nilai-nilai agama,
kebiasaan, tuntutan lingkungan, nilai kenyamanan, semua itu mempengaruhi cara
berdandannya.80
Islam kemudian memerintahkan wanita-wanita muslim untuk memakai
busana muslimah yang membedakan orang-orang muslim dengan nonmuslim. Islam
memberikan ketetapan yang begitu jelas dalam Al-Quran sebagai panduan bagi
seluruh kaum muslimah dalam berbusana. Terkait dengan hijab yang menjadi bagian
dari busana Muslim, ternyata menumbuhkan prasangka terhadap Muslim, sehingga
mendorong diskriminasi berkelanjutan terhadap Muslim di semua bidang sosial, dan

79
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, ( Jakarta: Prenada Media Group, 2006), 52-
55
80
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), 29
23
secara negatif mempengaruhi upaya integrasi umat Islam dalam perspektif ini,
hijab menjadi tindakan perlawanan nyata dan simbolis untuk demonisasi Barat dan
dominasi Muslim.81
Hijab dipandang sebagai sebuah fenomena sosial yang kaya makna dan penuh
nuansa. Dalam ranah sosial religius, hijab berfungsi sebagai bahasa yang
menyampaikan pesan sosial dan budaya. Pada awal kemunculannya, hijab merupakan
penegasan dan pembentukan identitas keberagamaan seseorang. Misalnya, bagi umat
Kristen, jilbab menjadi sebuah simbol fundamental yang bermakna ideologis. Bagi
agama Katolik, hijab merupakan bagian dari simbol keperempuanan dan kesalehan.
Dalam pergerakan Islam, hijab memiliki posisi penting sebagai simbol ketaatan
Muslimah, identitas dan resistensi. Apabila melihat perkembangan hijab di kalangan
perempuan muslim Indonesia saat ini, hijab seolah-olah hanya menjadi milik Islam.
Hijab dianggap sebagai sebuah identitas bagi wanita Muslim meskipun menuai
kontroversi.82 Hijab masih selalu diperdebatkan yang merupakan simbol dari pakaian
wanita Islam.83
Memang benar bahwa agama Islam tidak pernah menentukan apalagi
memaksakan umatnya dengan mengenakan model busana seperti apa yang harus
dikenakan baginya, namun sebagai Muslimah sudah seharusnya taat akan aturan dan
ajaran Islam yang sudah ditentukan yaitu dengan menutupi auratnya. Sesuai dengan
perintah Allah darurat Al-A`raf: 26

‫ه‬ ٰ َ ٰ َ َ ٰ ْ َّ ُ َ َ ً ْ َ ْ ُ ٰ ْ َ ْ َ ُّ ً َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ٰ ْ َ ٰ
ِ ‫اس التق ٰوى ذ ِلك خ ْيرۗ ذ ِلك ِم ْن ا ٰي ِت‬
‫اّٰلل‬ ‫يب ِن ْٓي ادم قد انزلنا عليكم ِلباسا يو ِاري سوء ِتكم و ِريشاۗو ِلب‬
َ َّ َّ َّ َ َ
‫لعل ُه ْم َيذك ُر ْون‬
Artinya: “Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan
pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa,
itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-
mudahan mereka ingat”.

Perhatian Islam terhadap wanita muslimah sungguh sangat besar hal ini
agar mereka para wanita dapat menjaga kesuciannya, serta supaya menjadi wanita
yang mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi-Nya. Syarat-syarat yang

81
Peter O’Brien, Book Title: The Muslim Question in Europe. Book Subtitle:
Political Controversies and Public Philosophies Book, Published by: Temple University
Press. (2016). Penilaian ini merupakan indikasi dari marjinalisasi struktural Muslim ini
adalah penghakiman yang telah menolak untuk ditegakkan nilai-nilai inti hak asasi manusia
untuk beberapa yang paling tertindas, khususnya, Muslim yang ditargetkan secara
diskriminatif hukum nasional
82
Fadwal el-Guindi, Jilbab, Antara Kesalehan, Kesopanan dan Perlawanan, trj.
Mujiburrahman. (Jakarta: Serambi, 2006), 167
83
Ratna Wijayanti, Jilbab Sebagai Etika Busana Muslimah dalam Perspektif Al-
Qur’an, Universitas Sains Al Qur’an, Wonosobo CAKRAWALA: Jurnal Studi Islam, Vol. XII,
No. 2, 2017, 151-169
24
diwajibkan pada pakaian dan perhiasannya tidak lain adalah untuk mencegah
kerusakan yang timbul akibat tabarruj (berhias diri). Inipun bukan untuk
mengekang kebebasannya akan tetapi sebagai pelindung baginya agar tidak
tergelincir pada lumpur kehinaan atau menjadi sorotan mata.
Kata hijab beserta bentuk derivasinya disebut dalam Al-Qur’an sebanyak
delapan kali.84 Namun masyarakat terbiasa mempergunakan kata hijab untuk
menunjukkan pakaian perempuan muslim.85 Hal ini didasarkan pada alasan
fundamental untuk memproteksi anggota tubuh yang sensitif (aurat) sebagaimana
yang tertera pada QS. An-Nur 24:31

َ َ ُ ٰ َ ٰ َ َ ُ َّ َ َ َ ُ ٰ َ ُ ْ ْ
‫َول َيض ِر ْب َن ِبخ ُم ِر ِهَّن على ج ُي ْو ِب ِهَّنَّۖ َولا ُي ْب ِد ْي َن ِز ْينت ُهَّن ِالا ِل ُبع ْول ِت ِهَّن ا ْو ا َباۤى ِِٕهَّن ا ْو ا َبا ِۤء ُبع ْول ِت ِهَّن ا ْو‬
ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ َ َْ َ َ َْ
‫ابناۤى ِِٕهَّن ا ْو ابنا ِۤء ُبع ْول ِت ِهَّن ا ْو ِاخ َوا ِن ِهَّن ا ْو َب ِن ْ ْٓي ِاخ َوا ِن ِهَّن ا ْو َب ِن ْ ْٓي اخ ٰوت ِِهَّن ا ْو ِن َساۤى ِِٕهَّن ا ْو َما َملكت‬
ََ َ َّ َ ُ ‫َ ْ َ ُ ُ َّ َ ه‬
‫َّۖولا‬ ‫الن َسا ِۤء‬ ‫ت‬ ‫ر‬ٰ ‫التبع ْي َن َغ ْير اولى ْالا ْر َبة م َن الر َجال او الط ْفل الذيْ َن ل ْم َي ْظ َه ُر ْوا َع ٰلى َع ْو‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ايمانهن ا ِو‬
َّ
َ ُ ْ ُ ُ َ َ َ ُ ْ ْ َ َ ً َ ‫َ ْ ْ َ َ ْ ُ َّ ُ ْ َ َ َ ُ ْ ْ َ ْ ْ َ َّ َ ُ ْ ُ ْ َ ه‬
‫اّٰلل ج ِم ْيعا ا ُّيه ال ُمؤ ِمن ْون لعلك ْم تف ِلح ْون‬ ِ ‫يض ِربن ِبارج ِل ِهن ِليعلم ما يخ ِفين ِمن ِزين ِت ِهنۗ وتوبوْٓا ِالى‬
Artinya: “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka
menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
(auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,
atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan
mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka
miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan
janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang
beriman, agar kamu beruntung”.

Penggalan ayat ini berpesan bahwa segala bentuk pakaian, gerak-gerik,


ucapan serta aroma yang bertujuan atau dapat mengundang fitnah (rangsangan
birahi) serta perhatian berlebihan adalah terlarang. Jadi, wanita yang memakai pakaian
transparan dan ketat yang dapat memperlihatkan bentuk tubuhnya dia disebut
berpakaian, tetapi telanjang. Ada beberapa ulama pengikut Madzhab Syafi’i
memiliki pendapat bahwa seorang wanita dianjurkan memakai pakaian yang longgar
dan khimar ketika shalat. Selain itu, hendaklah ia memakai hijab yang tebal yang
melapisi pakaiannya; sehingga hijab itu menutupi seluruh tubuhnya dan menjadikan

84
Muh. Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Mufahras lialfazil Qur’an, (Kairo : 2007), 237
85
Muhammad Haitsam Al-Khayyat, Al-Mar’ah Al-Muslimah wa Qadhaya Al Ashr atau
Problematika Muslimah di Era Modern. terj. Salafuddin, Asmu’i (Jakarta: Erlangga, 2007),
123
25
bentuk tubuhnya tidak tampak.86 Tidak memakainya dengan maksud ingin terkenal.
Dilarang memakai pakaian yang sangat mahal dan istimewa dengan maksud takabur
dan berbangga diri. Atau memakai pakaian lusuh untuk menarik perhatian orang dan
supaya disebut tawadhu. Muslimah memang sebaiknya bersikap tengah-tengah
dalam semua urusan agamanya.
Adapaun maksudnya di sini adalah apabila tujuan memakainya mengundang
perhatian dan bertujuan memperoleh popularitas. Adapun jika yang bersangkutan
memakaianya bukan dengan tujuan itu, kemudian melahirkan popularitas akibat
pakaiannya, maka semoga niatnya untuk tidak melanggar dapat menoleransi
popularitas yang lahir itu. Sebagaimana perempuan tidak boleh membuka bagian tubuh
dibawah dada sampai ke lutut untuk mahramnya dan perempuan lain ketika aman dari
timbulnya fitnah87
Salah satu persyaratan busana muslimah yang syar’i adalah pakaian tersebut
bukanlah perhiasan. Dalam syarat ini adalah firman Allah yang artinya, ‚Dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. Sesuai dengan QS. An-Nur: 31. Dengan redaksinya yang umum ayat ini
mencakup larangan menggunakan pakaian luar jika pakaian tersebut berstatus
perhiasan yang menarik pandangan laki-laki.88 Sebagaimana hadist yang disabdakan
oleh Rasulullah SAW

86
F. Muhammad Nashiruddin al-Albani, Kriteria Busana Muslimah, (Jakarta: Pustaka
Imam Asy-Syafi’i, 2010), 168. Nabi dan para istrinya pernah memakai pakaian katun, pakaian
dari kapas, pakaian dari kulit, baju kurung , dan pakaian lain yang dikenal masyarakat. Dalam
konteks ini juga, Nabi SAW. Bersabda: ‛Siapa yang memakai pakaian (yang bertujuan
mengundang) popularitas, maka Allah akan mengenakan untuknya pakaian kehinaan pada Hari
Kemudian, lalu dikobarkan pada pakaian(nya) itu api‛ (HR.Abu Daud dan Ibn Majah)
87
Ahmad Al-Hajji Al-Kurdi, Hukum-hukum Wanita dalam Fiqh Islam, (Semarang:
Dina Utama, 1995), 186
88
Nasarudin Wahiduddin Khan, Antropologi Jilbab, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008),
79. Dalam Al-Qur’an surat An-nur : 31 pun menjelaskan : Dan katakanlah kepada wanita-
wanita yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaulannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari
padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke dadanya. Ayat ini menegaskan
empat hal:
a. Perintah untuk menahan pandangan dari yang diharamkan oleh Allah SWT
b. Perintah untuk menjaga kemaluan dari perbuatan yang haram.
c. Larangan untuk menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak
Berikut ini syarat-syarat hijab yang disebutkan untuk muslimah:
1) Menutup seluruh tubuh selain anggota yang dikecualikan‚ katakanlah (ya
Muhammad) kepada wanita-wanita yang beriman hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaulannya dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan jilbabnya ke dadanya. (QS. An-nur : 31)
2) Tidak berfungsi sebagai perhiasan.
3) Harus tebal dan tidak boleh tipis Rasulullah SAW bersabda: akan ada nanti di
kalangan akhir umatku para wanita yang berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang
“kemudian beliau SAW bersabda : “laknatullah mereka karena sesungguhnya mereka itu
26
َ
َ َ َ ُ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ُ َّ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ َ َ
ُ ‫ضال ُة ْب ُن ُع َب ْيد َع ْن َر‬
‫اّٰلل صلى اّٰلل عليهِ وسلم أنه قال ثلاثة لا تسأل عنهم رجل فارق‬ ِ ‫ول‬ ِ ‫س‬ ٍ ‫عن ف‬
َ َ َ َ
َ ََ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ََ ْ َ ْ َ َ ً َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ ََ
ْ
‫اب عن َها ز ْوج َها قد كفاها‬ ‫اصيا وأمة أو عبد أبق فمات وامرأة غ‬ ِ ‫الجماعة وعصى ِإمامه ومات ع‬
ْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ َ ْ ُّ َ َ ْ
‫ُمؤنة الدنيا فتبَّرجت َبعد ُه فلا ت ْسأل عن ُه ْم‬
Artinya: “Dari Fadhalah bin Ubaid, dari Nabi beliau bersabda, ‚Tiga jenis
orang yang tidak perlu kau tanyakan (karena mereka adalah orang-orang yang binasa).
Yang pertama adalah orang yang meninggalkan jamaah kaum muslimin yang
dipimpin oleh seorang muslim yang memiliki kekuasaan yang sah dan memilih
untuk mendurhakai penguasa tersebut sehingga meninggal dalam kondisi durhaka
kepada penguasanya.Kedua adalah budak laki-laki atau perempuan yang kabur dari
tuannya dan meninggal dalam keadaan demikian. Ketiga adalah seorang perempuan
yang ditinggal pergi oleh suaminya padahal suaminya telah memenuhi segala
kebutuhan duniawinya lalu ia bertabarruj setelah kepergian sang suami. Jangan pernah
bertanya tentang mereka”89

Mengenai tabarruj itu didefinisikan oleh para ulama dengan seorang


perempuan yang menampakkan‚perhiasan dan daya tariknya serta segala sesuatu
yang wajib ditutupi karena hal tersebut bisa membangkitkan birahi seorang laki-
laki yang masih normal. Disamping itu, maksud dari perintah berhijab adalah
menutupi segala sesuatu yang menjadi perhiasan atau daya tarik seorang
dimana hijab menjadi simbol perempuan.90 Dan dapat diidentifikasikan dengan

terlaknat. (HR. Ath-Thabrani dalam Al- Mu.jamush Shagihir dengan sanad yang shohih
sebagaimana dikatakan oleh Syekh Albani dalam kitab beliau Jilbab Al-Mar’ah Al-
Muslimah)
4) Tidak memakai wewangian yang mengharumkan, Wanita mana saja yang memakai
wangi-wangian lalu ia melewati sekelompok orang agar mereka mencium wanginya maka
wanita itu pezina. (HR. An Nasai, Abu Daud dan lainnya dengan isnad hasan kata Syaikh
Al-Albani dalam Jilbab)
5) Tidak tasyabuh (menyerupai) dengan pakaian wanita kafir, Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka (Dikeluarkan oleh Al-
Albani dalam Al-Irwana no.1269)
6) Bukan pakaian ketenaran, ‚Siapa yang memakai pakaian untuk ketenaran di dunia maka
Allah akan memakaikannya pakaian kehinaan pada hari kiamat kemudian dinyalakan api
padanya.‛ (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dengan isnad hasan kata Syaikh Albani dalam
Jilbab) ‚Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main- main dan sendau gurau belaka.
Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi
7) Orang-orang yang bertaqwa. Maka tidaklah kamu memahaminya‛ (QS. Al An’am : 32)
89
Hadis Riwayat Imam Ahmad no 22817
90
Van de Graaf, Cathérine. “Perceptions of Discrimination of Muslim Women in
Belgium: A Study of Discriminatory Incidents Across Public and Private Organizations
27
agama yang dianutnya Maka sungguh sangat aneh jika ternyata busanan yang
dikenakan tersebut malah menjadi daya tarik tersendiri.
Begitu pula tidak boleh mengapresiasi orang yang memamerkan lekuk
tubuhnya, gaya rambut dan pamer aurat. Karena perbuatan mereka patut diingkari.
Jika punya kekuasaan (sebagai penguasa), maka diingkari dengan tangan. Jika tidak
mampu, maka dengan lisan dan tulisan sebagai peringatan dan pengingkaran, jika
tidak mampu, maka wajib diingkari dengan hati. Jika dengan hati tidak ada
pengingkaran malah memberikan apresiasi, maka ini jelas tanda persetujuan pada
kemungkaran dan tanda bermasalahnya iman. Nabi SAW bersabda
ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َْ َْ ْ َ َ ْ َ َْ ْ َ ْ َ َ ُْ َُْ َ ً َ ْ ُ ْ ُ ْ َ
‫َم ْن َرأى ِمنكم منكرا فليغ ِيره ِبي ِد ِه ف ِإن لم يست ِطع ف ِب ِلسا ِنهِ ف ِإن لم يست ِطع ف ِبقل ِبهِ وذ ِلك أضعف‬
َ

َ
‫ان‬
ِ ‫الإيم‬
ِ
Artinya: “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah
dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu, hendaklah dia merubah
hal itu dengan lisannya. Apabila tidak mampu lagi, hendaknya dia ingkari dengan
hatinya dan inilah selemah-lemah iman.”

Surat An.Nur: 60
ٰ ََ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ ََ َْ َ ً َ َ ُ َ ‫ه‬ َ ‫َو ْال َق َواع ُد م‬
ٍۢ‫الن َسا ِۤء ال ِت ْي لا َي ْرج ْون ِنكاحا فلي َس عل ْي ِهَّن جناح انَّيضع َن ثِي َاب ُهَّن غ ْي َر ُمتب ِرج ٍت‬ ِ ‫ن‬ ِ ِ
َّ َ
َ ُ ‫بز ْي َنة َوا ْن يَّ ْس َت ْعف ْف َن َخ ْير ل ُهَّنۗ َو ه‬
‫اّٰلل َس ِم ْيع ع ِل ْيم‬ ِ ٍۗ ِ ِ

Artinya: “Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan
mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa
menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan,
dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Bijaksana”Dalam QS. Al-A’raf : 26-27

َ َٰ َ َ َٰ ٰ َ َّ ُ َ َ ٗ َ ُ َٰ َ َ ٰ َ ُ ََ َ َ َ َ َ َ
‫ ذ ِلك ِمنۡ ءاي ِت‬ٞۚ‫َٰي َب ِن ْٓي َءادم قدۡ أنزلۡنا عليۡكمۡ ِلباسا يو ِري سوۡء ِتكمۡ و ِريشاَّۖ و ِلباس ٱلتقۡوى ذ ِلك خيۡر‬
ٰ َ َ ُ ٗ
َ َّ َّ َّ َ َ َّ
‫ّٰلل لعل ُهمۡ َيذك ُرون‬
ِ ‫ٱ‬
Artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan
pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”

Reported to the National Equality Body.” Islamophobia Studies Journal 6, no. 2 (2021): 207–
27. https://doi.org/10.13169/islastudj.6.2.0207.

28
َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ ْ َ ََّ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ٰ ْ َّ ُ ُ ََّ ْ َ َ َ َ ٰ ْ َ ٰ
‫اس ُهما لِ ُي ِر َي ُهما‬ ‫يب ِن ْٓي ادم لا يف ِتننكم الشيطن كمآْ اخرج ابويكم ِمن الجن ِة ين ِزع عنهما ِلب‬
َ ُ ْ َ َ ْ َّ َ َ َّ َ ْ َ َ َّ ُ َ َ َ ُ ْ َ ُٗ َ ُ ُ ٗ َّ َ ٰ ْ َ
‫ۗانه َي ٰرىك ْم ه َو َوق ِب ْيله ِم ْن حيث لا ت َر ْونه ْمۗ ِانا جعلنا الش ٰي ِط ْين ا ْو ِل َيا َۤء ِلل ِذين لا ُيؤ ِمن ْون‬ِ ‫سوء ِت ِهما‬

Artinya: “ Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan
sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan
menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya.
Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu
tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu
pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman”.
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Adam AS, dan pasangannya tidak
sekedar menutupi aurat mereka dengan selembar daun, tetapi daun di atas daun
sebagaimana dipahami dari kata (yakhshifani) yang digunakan ayat al-A’raf di atas.
Hal tersebut mereka lakukan agar aurat mereka benar-benar tertutup dan pakaian
yang mereka kenakan tidak menjadi pakaian mini atau transparan atau tembus
pandang. Ini juga menunjukkan bahwa menutup aurat merupakan fitrah manusia
yang diaktualkan oleh Adam AS dan istrinya, pada saat kesadaran mereka muncul,
sekaligus menggambarkan bahwa siapa yang belum memiliki kesadaran seperti
anak-anak di bawah umur maka mereka tidak segan membuka dan memperlihatkan
auratnya.91
Hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud
َ َ ْ َ ُْ ْ َ َ َ
َ ْ َ َ
َ َ َ َ َّ ْ َ َ َ َ ْ َّ ُ َ ْ َ َ َ
‫اء ِإن ال َم ْرأة ِإذا َبلغ ِت ال َم ِحيض ل ْم تصلح أن ُي َرى ِمن َها ِإلا هذا َوهذا َوأش َار ِإلى‬ ‫قال يا أسم‬
ََّ ْ
ِ‫» َوج ِههِ َوكف ْيه‬

Artinya: “Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita, apabila telah balig


(mengalami haid), tidak layak tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini (seraya
menunjuk muka dan telapak tangannya)”92
Apa yang dilakukan oleh pasangan nenek moyang, dinilai sebagai awal usaha
manusia menutupi berbagai kekurangannya, menghindari dari apa yang dinilai buruk
atau tidak disenangi serta upaya memperbaiki penampilan dan keadaan sesuai
dengan imajinasi dan khayal mereka. Kesadaran manusia dibangun dengan diskursif
menurut kaum feminis.93 Itulah langkah awal manusia menciptakan peradaban.

Muhammad Nashiruddin al-Albani, Kriteria Busana Muslimah, (Jakarta: Pustaka


91

Imam Asy-Syafi’i, 2010), 108


92
Hadis Riwayat Abu Dawud
93
Therese Ignacio Bjoernaas. “Saving Muslim Women: A Feminist-Postcolonial
Critique of Veiling Legislation in Norway.” Islamophobia Studies Journal 3, no. 1 (2015): 78–
89. https://doi.org/10.13169/islastudj.3.1.0078
29
Allah mengilhami hal tersebut dalam benak manusia pertama untuk kemudian
diwariskan kepada anak cucunya. Jika demikian berbusana atau menutup
aurat adalah alamat, bahkan awal dari lahirnya peradabaan manusia.
Muslimah sekarang ini banyak yang kehilangan rasa malunya. Mereka
mengenakan pakaian yang transparan dan pakaian ketat yang memperlihatkan
bentuk dada dan pundak ditambah dengan tidak memakai kerudung. Mereka
memperlihatkan tubuh mereka tanpa rasa malu dan takut kepada Allah. Semoga
Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk kembali ke jalan yang benar dengan
menutup aurat, 94 dan punya rasa malu, baik kepada Allah SWT, maupun kepada
sesama manusia. Pengertian hijab sendiri Islam sebagai agama yang bersifat
universal dalam arti mempunyai aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia dimana di dalamnya terdapat aturan atau hukum-hukum yang
mengatur masalah pakaian baik itu bagi laki-laki maupun perempuan, yang pada
intinya pakaian itu baik bagi laki-laki maupun bagi perempuan digunakan sebagai
penutup aurat.
Hadis yang Riwayatkan oleh Imam Bukhari, sebagaimana Rasulullah SAW
sabdakan kepada Asisyah ra. Artinya: Diriwayatkan dari Ummul Mukminin,
Aisyah ra, ia berkata, “Semoga Allah merahmati para wanita generasi pertama
yang ikut melakukan hijrah, manakala turun ayat, Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dada mereka, mereka segera merobek baju mantel
mereka, untuk kemudian menjadikannya sebagai penutup muka mereka”95
Al-Hafizh Ibnu Hajar ra berkata, Makna ucapan Aisyah fakhtamarna di sini
adalah mereka menutup muka muka mereka”. Syeikh Muhammad Amin ra, di dalam
kitabnya Adhwâ’ al-Bayân‛ berkata: Hadis sahih ini sangat jelas menyatakan bahwa
para wanita dimasa sahabat Rasulullah tersebut memahami benar, bahwasanya
makna firman Allah SWT, “Dan hendaklah mereka menutupkan kain krudung ke
dada mereka" di sini, adalah mereka wajib menutupi muka-muka mereka, dan
mereka pun merobek kain sarung mereka untuk dijadikan sebagai kerudung.
Artinya mereka menggunakan sarung mereka itu untuk menutupi muka-muka
mereka. Hal itu dilakukan tiada lain, sebagai bentuk pengabdian terhadap
perintah Allah SWT dalam firman-Nya, “Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung ke dada mereka”, yang di dalamnya terkandung perintah bagi para wanita itu
agar menutupi muka-muka mereka.
Dengan demikian, seorang yang adil akan merasa yakin, bahwa berhijab
dan menutup muka bagi wanita, terhadap penglihatan laki-laki yang bukan
mahromnya, adalah berdasarkan hadits sahih yang menjelaskan ayat al-Qur’an
tentang masalah hijab ini. Dan, sungguh Aisyah ra, telah memuji para wanita yang
dengan bergegas melaksanakan perintah-perintah Allah SWT yang termuat dalam

94
Abdurrahman Asymuni, Pedoman Hidup Islami Masyarakat, (Jakarta:
Muhammadiyah, 2008), 87
95
Hadis Riwayat Imam Bukhari, Abu Daud, Ibnu Jarir dalam kitab tafsirnya,
Hakim, Baihaqi dan yang lainnya
30
kitab Al-Quran. Agama Islam memperkenankan kepada setiap Muslim, bahkan
menyuruh supaya geraknya baik, indah dipandang dan hidupnya teratur dengan rapi
untuk menikmati perhiasan dan pakaian yang telah dicipta Allah. Adapun tujuan
pakaian dalam pandangan Islam ada dua macam, yaitu Allah telah menyediakan
pakaian dan perhiasan, kiranya mereka mau mengaturnya sendiri.96 Dalam surat Al-
Ahzab; 33
َ َ ٰ َّ َ ْ ٰ َ ٰ َّ َ َ ٰ ُ ْ َ ْ َ ُّ َ َ َ ْ ََّ َ َ َ َُّ ْ ُ ُ
َ ‫وة َواط ْع َن ه‬‫اه ِلَّي ِة الا ْولى َوا ِق ْمن الصلوة َوا ِتين الزك‬
َ ْ ََ
‫اّٰلل‬ ِ ِ ‫وقرن ِف ْي بيوتِكن ولا تبرجن تبرج الج‬
ً ْ َْ ْ ُ َ ََُ ْ َْ َ َْ َ ْ ُ
ُ ْ َ
َ ْ ُ ُ ‫َ َ ُ ْ َ ٗ َّ َ ُ ْ ُ ه‬
ٞۚ‫الرجس اهل البي ِت ويط ِهركم تط ِهيرا‬ ِ ‫ۗانما ي ِريد اّٰلل ِليذ ِهب عنكم‬ ِ ‫ورسوله‬

Artinya: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias
dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan laksanakanlah salat,
tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud
hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya”.
Surat Al-Ahzab; 53

ٰ َ َّ َ َ
َ ُ ٰ ٰ َ َ َ ٰ ْ ُ َ َ ْ ُّ ْ َ َّ َّ َ ْ ُ ُ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ ُ ‫ْ َ ٰ َم‬
‫ام غ ْي َر ن ِظ ِر ْي َن ِانىه َول ِك ْن ِاذا‬ ٍ ‫ع‬ ‫ط‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ا‬ِ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ن‬‫ذ‬‫ؤ‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ا‬
ْٓ ‫ل‬ ‫ا‬ِ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫الن‬ ‫ت‬ ‫و‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫د‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ي‬ ‫ذ‬
ِ ‫يٰٓايُّها ال‬
ِ ِ
َْ
ْ َ َ َ َّ ْ َ َ ُ ٰ َّ ْ َ َ ْ َ َْ َ ُ َ َ َ ُ ُ ْ َ ُْ ُ
‫ثۗ ِان ذ ِلك ْم كان ُيؤذِ ى النبَّي في ْستحي‬ ٍ ‫د ِعيت ْم فادخل ْوا ف ِاذا ط ِع ْمت ْم فانت ِش ُر ْوا َولا ُم ْستأ ِن ِسين ِلح ِدي‬
ٖ ِ
َ ُ ْ ْ ْ َ َْ َ ُ‫ْ ُ ْ َ ه‬
ْ ٰ
‫ابۗ ذ ِلك ْم اط َه ُر‬
َ َ َّ ْ َّ ُ ْ ُ ْ َ ً َ َ َّ ُ ْ ُ ُ َ َ َ َ َ َ
ٍ ‫ِمنكمَّۖواّٰلل لا يستح ٖي ِمن الح ِقۗ واِ ذا سالتموهن متاعا فس َٔـلوهن ِمن ورا ِۤء ِحج‬
ُ ٰ َّ ً َ َ
ْ ْ ٗ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َ ‫ُ ُ ْ ُ ْ َ ُ ُ ْ َّ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ُ ْ َ ه‬
‫ن َبع ِد ٖ ْٓه ا َبداۗ ِان ذ ِلك ْم‬
ٍۢ ‫اّٰلل ول ْٓا ان تن ِكحوْٓا ازواجه ِم‬ِ ‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ذ‬ ‫ؤ‬‫ت‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ِلقلو ِبكم وقلو ِب ِهنۗوما كان ل‬
ً َ ‫َ َ ْ َ ه‬
‫اّٰلل ع ِظ ْيما‬
ِ ‫كان ِعند‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki


rumah-rumah Nabi kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu
masak (makanannya), tetapi jika kamu dipanggil maka masuklah dan apabila kamu
selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mengganggu Nabi sehingga dia (Nabi) malu kepadamu (untuk
menyuruhmu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu
meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari
belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan
tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) menikahi istri-

Departemen Ilmiah Darul Wathan, Etika Seorang Muslim, (Jakarta: Suara


96

Muhamadiyah, 2008), 65

31
istrinya selama-lamanya setelah (Nabi wafat). Sungguh, yang demikian itu sangat besar
(dosanya) di sisi Allah”.

Al-Ahzab: 59

ْ ْ ْ َ ٰ َْ َ ٰ ْ َ َ ََ َ ْ َ ْ ْ َ ٰ َ َ ْ َ ْ ُ ُّ َّ َ ُّ َ ٰٓ
‫اجك َو َبن ِتك َو ِن َسا ِۤء ال ُمؤمِ ِن ْين ُيد ِن ْين عل ْي ِهَّن ِم ْن جل ِابي ِب ِهَّنۗ ذ ِلك ادن ْٓى ان ُّيع َرف َن‬ ِ ‫يايها الن ِبي قل ِلازو‬
ً ُ َ ُ‫َ َ ُْ َ َْ َ َ َ ه‬
‫اّٰلل غف ْو ًرا َّر ِح ْيما‬ ‫فلا يؤذينۗ وكان‬
Artinya: Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya
ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali,
sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”.
Penafsiran ayat ini diterjemahkan oleh tim Departemen Agama dengan istri-
istri orang mukmin. Namun Quraish Shihab lebih cenderung menerjemahkannya
dengan wanita-wanita orang mukmin sehingga ayat ini mencakup juga gadis-
gadis semua orang mukmin bahkan keluarga mereka semuanya.97 Etika berbusana
menurut Ajaran Islam, sewajarnya seseorang itu memakai busana yang sesuai dengan
kesopanan dan menutup aurat, adalah cermin seorang itu muslim sebenarnya. Dari
segi etimologi (ilmu asal-usul), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan
tentang asas- asas akhlak (moral). Dari pengertian kebahassaan ini terlihat bahwa
etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.98 Dalam konteks
yang lebih luas Muhammad Said mengungkapkan bahwa antara keduanya memiliki
hubungan khusus dengan etik dan tanggung jawab sosial.99Islam tidak menetapkan
bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah atau pun diluar
beribadah, Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih, menutup
aurat, sopan dan sesuai akhlak seorang muslim.
Menurut Shirin Edwin Instruksi dalam dunia pendidikan swasta yang
melibatkan anak-anak Muslim masuk ke dalam lingkungan keluarga sebagai bagian
dari suatu nilai yang lebih luas yang ditanamkan di asuhan mereka. Setelah didapat
di keluarga, akan bermanifestasi terhadap kemauan otonom dalam berbagai emosi
dan pikiran yang mengarah untuk kesadarannya tentang perilaku etis. Instruksi ini
kemudian meredakan emosinya tanpa harus mempraktekkannya dengan terlebih
dahulu mengenakan hijab. Lebih jauh untuk memanifestasikan kualitas dalam akhlak,

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,


97

jilid X, (Jakarta : Lentera hati, 2009), h. 533


98
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali,
2015), 75
99
Muhammad Said, Enterpreneurial Education, the Spirit of Enterpreneurship and
Expectation of Students, International Journal of Devolepment and Sustainability, 3 (7),
2014, 1570
32
selain mengenakan hijab, menunjuk ke perwujudan apriori dari kebajikan yang
terserap di rumah. Agar mendapatkan disposisi seperti itu, maka harus melakukan
upaya kesiapan mental melalui disiplin pribadi yang menjadi bagian dari
kepribadiannya.100
Pemahaman dan praktik Islam lebih jauh percaya pada historisitas Islam,
yaitu, Islam yang seperti itu dipraktekkan pada zaman Nabi mencerminkan
kebenaran abadi serta sejarah keadaan yang sesuai dengan waktu itu tetapi tidak
lagi berlaku. Keutamaan hati nurani individu dan komunitas Muslim yang
didasarkan pada tanggung jawab sosial, kesetaraan, dan kebebasan adalah mudah yang
secara kompatibel dengan adanya norma-norma demokrasi modern.perubahan, bahkan
perubahan yang sangat besar, yang mencerminkan perubahan, kondisi sosial, dan
keadaan historis.101 Penting untuk stabilitas dan untuk mengurangi kekerasan politik,
negara-negara di mana wanita diberdayakan jauh lebih aman,102 selain daripada itu bisa
mengangkat derajat dan martabat wanita di mata Allah SWT maupun masyarakat.
Dalam beberapa hadits telah jelas bahwa dilarang bermegah-megahan,
membanggakan barang yang dikenakan. Allah SWT sangat membenci orang-orang
yang sombong bisa dipikirkan dan di telaah dalam-dalam, Allah saja pemilik alam
semesta tidak pernah sombong kepada makhluknya.103
Pemakaian busana muslim memang menjadi sebuah identitas bagi seorang
wanita muslim. Walaupun demikian pandangan orang tentang busana muslim
terbagai kedalam dua kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok mayoritas.
Mereka adalah kelompok wanita Islam yang senantiasa mengikuti perkembangan
mode tanpa memperdulikan ketentuan-ketentuan syariat dalam menutup aurat.

100
Shirin Edwin, Book Subtitle: Expressing Feminism in Islam in Northern
Nigerian Fiction, Published by: Northwestern University Press. (2016)
101
Cheryl Benard, Civil Democratic Islam, Book Subtitle: Partners, Resources, and
Strategies, Published by: RAND Corporation. (2003) Tradisi lokal dan regional yang telah,
selama berabad-abad, terjalin sendiri dengan Islam. Pemahaman dan praktik Islam lebih jauh
percaya pada historisitas Islam, yaitu, Islam yang seperti itu dipraktekkan pada zaman Nabi
mencerminkan kebenaran abadi serta sejarah keadaan yang sesuai dengan waktu itu tetapi tidak
lagi berlaku.
102
Rahat Raja. “Western Women and Islam: Embracing and Negotiating Muslim
Identity.” Policy Perspectives, vol. 11, no. 1, Pluto Journals, 2014, pp. 3–31,
https://doi.org/10.13169/polipers.11.1.0003.
103
Abdul Aziz Marzuq Ath-Tharifi. Hijab, (Jakarta: Al Qowam. 2017), 99. Etika
Berpakaian
a) Tidak berpakaian yang menyerupai lawan jenisnya, laki-laki tidak berpakaian yang
menyerupai wanita dan juga wanita tidak berpakaian menyerupai laki-laki.
b) Tidak berpakaian yang menyerupai orang yang non-islam. Islam melarang umatnya
untuk memakai pakaian yang menyerupai pakaian, menggunakan simbol yang
dimiliki oleh orang-orang non-Islam.
c) Hendaklah pakaian itu yang wajar dan beradab, bukan berupa perhiasaan yang
menyolok, yang aneh-aneh, yang menimbulkan fitnah dan perhatian. Hendaklah
tidak memakai pakaian dengan model yang aneh-aneh agar berbeda dengan
kebanyakan porang, dan memakainya dengan perasaan sombong dan takabur

33
Mereka beranggapan bahwa busana muslim itu kuno, ketinggalan zaman dan lain
sebagainya. Kelompok kedua adalah wanita yang mengenakan busana muslim
secara kaku tanpa memperdulikan pentingnya mode busana, karena selama ini istilah
model seperti mengandung konotasi jahiliyah.
Selain dua kelompok ini ada kumpulan wanita-wanita Islam yang merasa
terpanggil untuk berbusana muslimah sesuai tuntutan syariat. Tetapi mereka tidak
siap menjauhkan diri dari mode berbusana wanita yang berkembang mengenakan
busana muslim menurut syariat Islam merupakan sikap dakwah bil hal (dengan
sikap), dengan mengenakannya merupakan salah satu usaha untuk membentuk
pribadi yang menuju kesempurnaan akhlak. Dan saat ini pemakaian busana muslim
telah menjadi trend dikalangan masyarakat.
Dahulu mungkin kita lebih sering melihat orang-orang mengenakan busana
muslim hanya pada hari-hari besar keagamaan seperti Hari Raya Idhul Fitri, atau pun
Idhul Adha. Namun saat ini kita sering melihat orang-orang mengenakan busana
muslim. Mode serta warna yang beragam membuat busana muslim kini diminati
oleh banyak kalangan. Menurut metode Marxis reproduksi ideologi dominan dan
tunas neoklasiknya terjadi terutama oleh de-historisisasi ilmu sosial baik dengan
menekankan diskontinuitas: semuanya sama seperti sekarang; atau dengan
menekankan formal atau tidak realistis, kontinuitas: manusia yang suka
mengkonsumsi dengan tidak terpuaskan sepanjang sejarah.104
Seiring dengan semakin tingginya apresiasi masyarakat terhadap busana
muslim. Rabbani dan El Zatta hadir membawa konsep busana muslim dengan
variasi gaya yang lebih modern, fashionable. Mulai dari gaya berbusana sampai
pemakaian jilbab yang terlihat unik, indah dilihat namun tetap sesuai syariat.
Keberadaan busana adalah sinonim dari kata pakaian yang menurut kamus
diartikan sebagai pakaian atau perhiasan serta diartikan pula sebagai pelindung dari
cuaca panas dan dingin. Adapun yang dimaksud dengan busana itu sendiri, dapat
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang kita pakai mulai dari kepala sampai ujung
kaki, dalam hal ini termaksud :
- Semua benda yang melekat dibadan, seperti baju, sarung, celana dan kain
panjang. Semua benda yang melengkapi pakaian yang berguna bagi si pemakai,
seperti selendang, topi, sarung tangan dan ikat pingggang
- Semua benda dan gunanya menambah keindahan bagi sipemakai, seperti
hiasan rambut, kalung, bros, gelang,cincin yang biasa dikenal dengan
aksesoris.105

104
Ali Kadri, Book Title: The Unmaking of Arab Socialism. Published by:
Anthem Press. (2016)
105
Abu Zahra, Dakwah Islamiah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), 90.
Apabila kita menjumpai saudara-saudara kita muslimah yang memakai hijabnya hanya
untuk kepentingan-kepentingan tertentu saja seperti pada waktu sekolah, mengajar,
kuliah, dan sebagainya. Tetapi diluar itu apabila dia keluar rumah tidak memakai
hijabnya, perhatikan dan kita renungkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Turmudzi dari Ibnu Mas’ud : Perempuan itu adalah aurat, maka apabila ia keluar dari
rumahnya maka setanpun berdiri tegak (dirangsang olehnya) (HR. Turmudzi
34
B. Perkembangan Trend Berbusana dan Motivasi Berhijab
Salah satu perintah bagi kaum muslimah adalah berhijab, bukan hanya
perintah, namun memakai hijab adalah kewajiban bagi kaum perempuan untuk
menutupi aurat dari pandangan orang lain. Kata hijab dan jilbab atau kerudung di
samakan karena pada hakikat keduanya memang hampir sama, yaitu sama-sama
penutup aurat. Hijab bukan hanya untuk wanita yang pandai agama saja, hijab
bukan hanya untuk wanita yang pintar mengaji dan berakhlak mulia saja, namun hijab
adalah untuk semua wanita yang mengaku dirinya muslimah. Harus adanya motivasi
yang merupakan suatu dorongan, hasrat, keinginan, dan tenaga penggerak lainnya,
yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan sesuatu mencapai sebuah
tujuan.106 Termasuk keyakinan yang dipegang oleh beberapa Muslim bahwa hijab dapat
menentukan tempat wanita di akhirat karena melindungi kehormatan, keluarga, dan
pernikahannya serta menjadi standar yang berharga dan aspek normal bagian dari
busana yang digunakan dari kehidupan sehari-hari dalam banyak masyarakat Muslim107
Motivasi adalah suatu proses untuk meningkatkan motif-motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau
keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.108 Menurut Sardiman kata motivasi
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas.109 Orang yang memiliki motivasi internal, biasanya
ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengaruhi lingkungan eksternal, artinya
seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai suatu tujuan yang
diharapkan, tanpa putus asa walaupun memperoleh hambatan atau rintangan dari
lingkungan.110

106
Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2003), Cet. I, h. 267. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan ini mengandung tiga elemen penting:
1). Motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
2) Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi manusia,
walaupun motivasi ini muncul dari dalam manusia, penampakannya akan menyangkut
kegiatan fisik manusia.
3) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa (feeling) afeksi seseorang. Dalam hal ini
motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat
menentukan tingkah laku manusia.
4) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya respon dari suatu aksi.
107
Oren, Elizabeth. “Culture in a Murky World: Hijab Trends in Jihadi Popular Culture.”
The Cyber Defense Review, vol. 3, no. 3, Army Cyber Institute, 2018, pp. 83–92
108
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), Cet. XXVII, 28
109
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h, 73
110
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, (Jakarta: PT. Grasindo,
2003), Cet. I, 7
35
Adanya kegiatan yang menunjukkan bagaimana melibatkan dan memotivasi
seseorang dan memenuhi beragam kebutuhan mereka, 111 dan merupakan dorongan,
rangsangan, pengaruh atau stimulus yang di berikan seorang individu kepada individu
lainnya sedemikan rupa, sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau
melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa
tanggung jawab.112

Gambar 2.1
Terbentuknya Motivasi Dasar

Terbentuknya Motivasi Dasar

Motif-motif bawaan Motif-motif yang dipelajari

Hijab menurut kamus Al-Mu’jam al Wasith memiliki makna sebagai


berikut: Qomish (sejenis jubah), Kain yang menutupi seluruh badan, Khimar
(kerudung), Pakaian atasan seperti milhafah (selimut), Semisal selimut (baca:
kerudung) yang dipakai seorang wanita untuk menutupi tubuhnya.113 Sedangkan
hijab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kerudung lebar yang dipakai
wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada. Sedangkan kerudung
berarti kain penutup kepala perempuan. Dan dalam bahasa Arab hijab memiliki arti
sebagai kain lebar yang diselimutkan ke pakaian luar yang menutupi kepala,
punggung, dan dada, yang biasa dipakai wanita ketika keluar dari rumahnya. Hijab
menurut bahasa berarti penghalang (al-man’u).114 kata hijab beserta bentuk
derivasinya disebut dalam Al-Qur’an sebanyak delapan kali,115 masyarakat ada juga
yang terbiasa mempergunakan kata hijab untuk menunjukkan pakaian perempuan
Muslimah.116
Menurut Ibnu Hazm, hijab adalah pakaian yang menutupi seluruh badan,

111
Valerie Ellery, The Reading Teacher, Vol. 63, No. 5 (Feb., 2010), pp. 434-436
Published by: Wiley on behalf of the International Literacy Association
112
Ayah Edy, Widianto Setiono, Apakah Anda Ingin Menemukan Potensi Unggul
Anak Anda Sejak Dini?, (Jakarta: Grasindo, 2009), Cet. I, 49
113
Abdul Wahid, Fenomena Jilbab Dalam Konstruksi Fiqh, (Bandung:Mujahid,
2007), 37
114
Abu Qasim Husain, Mu`’`jam Mufradat Alfaazul Quran, (Beirut, 2004), 122
115
Muh. Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Mufahras lialfazil Qur’an, (Cairo: 2007), 237
116
Muhammad Haitsam Al-Khayyat, Al-Mar’ah Al-Muslimah wa Qadhaya Al Ashr
atau Problematika Muslimah di era Modern, terj. Salafudin Asmu’i (Jakarta: Erlangga, 2007),
123
36
bukan hanya sebagiannya. Menurut Ibnu Katsir hijab adalah semacam selendang
yang dikenakan di atas khimar yang sekarang ini sama fungsinya seperti izar (kain
penutup). Menurut Syaikh bin Baz hijab adalah kain yang diletakkan di atas kepala
dan badan di atas kain (dalaman). Jadi, hijab adalah kain yang dipakai perempuan
untuk menutupi kepala, wajah dan seluruh badan. Sedangkan kain untuk menutupi
kepala disebut khimar. Jadi perempuan menutupi dengan hijab, kepala, wajah dan
semua badan di atas kain (dalaman). Beliau juga mengatakan bahwa hijab adalah kain
yang diletakkan seorang perempuan di atas kepala dan badannnya untuk menutupi
wajah dan badan, sebagai pakaian tambahan untuk pakaian yang biasa (dipakai di
rumah).117
Tabel 2.1
Faktor Motivasi Perkembangan Hijab

No Faktor Pengertian
1 Faktor Intren Faktor yang tumbuh dari individu itu sendiri.
Karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Oleh karena
itu memakai hijab pun tergantung kepada
pendirian masing-masing orang.

2 Faktor Ekstren Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang


mempengaruhi kepribadian seseorang yang
berasal dari luar diri seseorang itu sendiri.

Pada dasarnya hijab berbeda dengan kerudung. Kerudung merupakan kain


yang digunakan untuk menutupi kepala, leher, hingga dada sedangkan hijab
maliputi keseluruhan pakaian yang menutup mulai dari kepala sampai kaki kecuali
muka dan telapak tangan hingga pergelangan tangan. Sehingga seseorang yang
mengenakan hijab pasti berkerudung tetapi orang yang berkerudung belum tentu
berhijab.
Hijab memang seringkali dianggap sebagai budaya timur tengah atau lebih
tepatnya Arab, namun faktanya Muslimah Indonesia sejak dulu sudah
menggunakan penutup kepala, meski awalnya hanya berupa kain atau selendang
yang ditaruh di atas kepala. Sehingga tidak salah jika saat ini dikatakan bahwa
kerudung atau yang kita kenal saat ini sebagai hijab juga merupakan identitas asli
Muslimah Indonesia sejak dulu. Selain itu, kita juga dapat melihat para pejuang
perempuan Indonesia dengan menggunakan penutup aurat seperti Cut Nyak Dien
Opu Daeng Siradju, H.R Rasuna Said, Nyai Ahmad Dahlan, dan Tengku Fakinah.118

117
M. Quraish Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, (Jakarta: Lentera Hati, 2006),
40
118
Wahyu, HIjab Stories, (Jakarta: Buku Kita, 2014), 98. Hijab dalam bahasa arab
berarti penghalang, berarti kaum laki-laki pun sebenarnya memakai hijab dalam setiap
37
Ilmu yang ditimba di tanah suci, disebarkan kembali ke tanah air oleh para ulama
tersebut. Kesadaran untuk menutup aurat sendiri, pastinya dilakukan setidaknya
ketika perempuan sedang sholat G.F Pijper mencatat, istilah “Mukena”, setidaknya
telah dikenal sejak tahun 1870-an di masyarakat Sunda. Meskipun begitu,
pemakaian jilbab dalam kehidupan sehari-hari tidak serta merta terjadi di
masyarakat. Satu hal yang pasti, sejak abad ke 19, pemakaian hijab telah
diperjuangkan di masyarakat. Hal itu terlihat dari sejarah gerakan Paderi di
Minangkabau. Gerakan revolusioner ini, turut memperjuangkan pemakaian hijab di
masyarakat.119
Tak jarang dikehidupan sehari-hari terlihat muslimah dengan pakaian serba
tertutup namun membentuk tubuh menjadi bahan guyonan laki-laki atau menjadi
bahan candaan ketika seorang muslimah lewat malah disindir atau disiul-siul,
menunjukan rendahnya rasa hormat laki-laki terhadap mereka yang berbusana
minim. Seharusnya dari kejadian seperti itu muslimah semakin sadar diri akan etika
berpakaian, mungkin ada juga dari mereka yang menyadari itu, berpikir positif saja
karena dengan trend-trend seperti itu banyak kaum perempuan yang menyadari
kewajibannya menutup aurat tanpa takut disebut kampungan atau ketinggalan
zaman, ada dakwah yang tersebar secara tidak langsung, dakwah selama ini lebih
identik dengan pengajian atau semacam perkumpulan religius di masjid.
Pada masa perkembangannya, pada awal abad 20, kita sudah banyak
mendapati Muslimah yang sudah memakai hijab secara tertutup, seperti Nyai
Achmad Dahlan beserta pengurus Nasyiatul Aisiyah Muhammadiyah yang
dikuatkan dengan foto-foto mereka dalam buku Api Sejarahnya Ahmad Mansur
Suryanegara. Selama ini seringkali terdengar pula, hijab hanya dianggap sebagai
budaya Arab dan bukan identitas Muslimah Indonesia ataupun warisan asli
Nusantara yang diturunkan dari generasi satu ke generasi selanjutnya. Ternyata
setelah ditelusuri dan dikaji, fakta sejarah tidak menunjukkan demikian, hijab

aktifitas mereka, namun hijab sekarang lebih dikenal sebagai pakaian muslimah. Sayang
sekali makna hijab sekarang banyak melenceng dari fungsi aslinya, tanpa bermaksud
menghakimi muslimah di zaman ini amat banyak yang memakai pakaian serba ketat dengan
warna-warna terang plus hijab berbagai variasi.Tak jarang mereka menjadi korban apa yang
mereka pakai, misalnya fenomena (maaf) ‚jilboobs‛ yang sempat ramai karena fanpage
tersebut banyak memposting foto-foto muslimah dengan bagian sensitifnya menonjol.
119
Muhammad Abdul Karim, Islam Nusantara, (Yogyakarta: Pustakata Book
Publisher.2008), Cet. II, 109. Hasjmi menerangkan, dalam tahun 1092 H atau 1681 M
(menurut catatan Muham•mad Said tahun 1683 M), rombongan Syarif Mekkah ketika
mendapat kesempatan menghadap Sultanah Zakiatuddin Inayat Syah, dan keheranan
mereka jadi bertambah setelah sebelumnya terkagum-kagum melihat Banda Aceh yang
cantik dan permai, dimana mereka dapati tentara pengawal istana terdiri dari prajurit-prajurit
wanita yang semuanya mengendarai kuda. Pakaian dan hiasan kuda-kuda itu dari emas, suasa
dan perak. Tingkah laku pasukan kehormatan dan pakaian mereka cukup sopan, tidak ada yang
menyalahi peraturan Agama Islam. Ada pula tiga orang perempuan memakai selendang dan
baju kurung panjang dengan seorang lelaki duduk di depan rumah mereka, foto tersebut diambil
di Pantai Barat Sumatra sekitar tahun 1885. Foto tersebut diberi judul Mannen en vrouwen bij
een woning, vermoedelijk op Sumatra’s Westkust atau Pria dan Wanita di Pantai Barat
Sumatera.Kewajiban mengenakan hijab bagi wanita
38
merupakan identitas asli Muslimah Indonesia dari sejak berabad-abad yang lalu,
meski pada awalnya hanya berupa kerudung yang ditaruh di atas kepala atau
selendang.120
Penggunaan hijab ini hanya dengan melilitkannya ke leher saja. Lebih
praktis dan mudah untuk ditiru. Memasuki tahun 2010 trend hijab pun semakin
berkembang, banyaknya pilihan motif dan gaya serta pilihan warna yang lebih
colorfull dan lebih dikenal sebagai hijab. Perkembangan fashion hijab tersebut
berdampak pada pengguna hijab di Indonesia. Selain pengguna hijab yang
meningkat dengan pesat, saat ini perempuan-perempuan yang menggunakan hijab
ternyata tidak hanya sebagai pemenuh kewajiban syariat untuk menutup aurat,
namun juga masuk ke trend fashion.121
Di pulau Jawa, salah satu tokoh yang begitu gencar mempopulerkan
pemakaian hijab adalah Pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan. Ia aktif
menyiarkan dan menyatakan bahwa hijab adalah kewajiban bagi wanita Muslim
sejak 1910-an. Ia melakukan dakwah hijab ini secara bertahap. Awalnya ia
meminta untuk memakai kerudung meskipun rambut terlihat sebagian. Kemudian
ia menyarankan mereka untuk memakai kudung sarung dari Bombay. Meski upaya
ini sempat mendapat cemooh dari masyarakat, namun beliau tetap konsisten
menekankan pentingnya bagi kaum perempuan menutup aurat.
Organisasi Muhammadiyah sendiri pernah mengungkapkan aurat wanita
adalah seluruh badan, kecuali muka dan ujung tangan sampai pergelangan tangan.
Perkembangan tentang motivasi bagaimana hijab, diantaranya banyak orang-orang
mengartikan hijab hanya untuk perempuan, sehingga ketika para laki-laki yang
menutup auratnya atau selalu mengenakan pakaian syar’i secara tidak sadar bahwa
mereka para laki-laki telah menggunakan hijab. Ada banyak orang yang
mengartikan jika ingin berhijab maka harus menunggu hidayah yang diberikan oleh

120
Muhammad Al-Ghazali, Cara Terbaik menanamkan nilai Agama , (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2008), 112. Jilbab yang dianggap sebagai budaya Arab, ternyata
faktanya merupakan identitas asli Muslimah Indonesia dari sejak berabad-abad yang lalu,
meski pada awalnya hanya berupa kerudung yang ditaruh di atas kepala atau selendang.Seiring
perkembangan zaman, model-model penutup aurat terus berkembang, beriringan juga
dengan perubahan tren pada dunia fashion perempuan. Begitu juga dengan penyebutannya,
dari mulai kerudung, hijab, hingga yang sedang tren saat ini yaitu hijab. Sebelum Indonesia
merdeka dan pada masa awal Indonesia merdeka penggunaan penutup aurat masih sangat
sederhana, hanya berupa kain yang disampirkan di kepala dan lebih dikenal sebagai
kerudung. Namun siapa sangka pada periode 1970-1980 ternyata penggunaan jilbab
sempat dilarang. Pada masa itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan
peraturan untuk melarang semua siswi Muslim mengenakan hijab ke sekolah. Selanjutnya
di era 90-an setelah larangan tersebut dihapus, mulai bermunculan tren hijab yang saat ini kita
kenal dengan hijab gaya klasik. Gaya hijab ini dapat dikatakan cukup sederhana, dengan
menggunakan ciput, kemudian hijab dipasangkan di kepala dan dipasangkan peniti di bawah
dagu. Masuk tahun 2000-an awal, model hijab kembali berubah. Saat itu model hijab yang
populer adalah hijab ikat.
121
Syekh Muhmmad Al-Utsaimin, Shahih Fiqih Wanita, (Jakarta: Akarmedia,
2018),108
39
Allah, maka jika tidak mendapatkan hidayah itu sehingga mereka tidak akan
berhijab dengan alasan mereka belum siap untuk menutup aurat mereka sendiri.122
Manfaat berhijab bagi wanita Muslimah adalah, Pertama menghindari diri
kita dari perbuatan dosa. Sabda Rasulullah SAW: “Ada dua macam penghuni
Neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya; sekelompok laki-laki yang memegang
cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-
wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, yang dikepala
mereka ada sesuatu mirip punuk unta” Mereka (wanita-wanita seperti ini) tidak akan
masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium
dari jarak yang jauh (HR. Muslim). Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan‚ wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang
ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya
dengan maksud menunjukkan kecantikannya.
Kedua terhindar dari fitnah dan kejahatan, banyak melihat tayangan di
media massa banyak diantara para wanita kita mendapat pelecehan, baik secara
phisik maupun lisan, banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah
akibat tingkah laku mereka sendiri. Karena mereka tidak menghargai diri mereka,
mengumbar bagian tubuh mereka, itu dapat juga kita lihat ditempat umum, banyak
diantara mereka para wanita yang tidak nyaman mengunakan pakaian seperti itu
tapi, karena hanya sekedar mengikuti tren, jadilah seperti itu, mereka repot sendiri
dengan apa yang dipakainya. Nabi Muhammad SAW bersabda Sepeninggalku tak
ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita. (HR. Bukhari).
Jikalau wanita pada zaman Rasul saja sudah merupakan fitnah terbesar bagi laki-
laki padahal wanita pada jaman ini konsisten terhadap hijab mereka dan tak
banyak lelaki jahat saat itu, maka bagaimana wanita pada jaman sekarang?
Tentunya akan menjadi target pelecehan. Hal ini telah terbukti sekarang, kita bisa
menyasikan sendiri dilingkungan sekitar kita.
Ketiga akan memiliki sifat seperti bidadari surga sebagaimana Firman
Allah dalah surat Ar-Rahman Ayat 56:

َ َ َ َ ْ ْ ْ َ َّ ُ ٰ َّ ْ
ٞۚ‫ص ٰرت الط ْر ِفِۙ ل ْم َيط ِمث ُهَّن ِانس ق ْبل ُه ْم َولا جاۤن‬
ِ ‫ِفي ِهن ق‬
Artinya: “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan,
yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya”.
Firman Allah dalah surat Ar-Rahman Ayat 58 :
ُ َ َ ْ َ ُ ْ ُ َ ْ َّ ُ ََّ َ
ٞۚ‫كانهن الياقوت والم ْرجان‬
Artinya: “Seakan-akan mereka itu permata yakut dan marjan”.
Firman Allah dalah surat Ash-Shaffat ayat 49 :

ُ ْ ََّ َ
‫كان ُهَّن َب ْيض َّمكن ْون‬

122
Muhammad Ali Al-Hasyimi, Jati Diri Wanita Muslimah, (Jakarta: Al-Kautsar,
2016), 111
40
Artinya; “Seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik”.

Dengan berhijab, kaum Hawa akan memiliki sifat seperti bidadari surga.
Yaitu menundukkan pandangan, tak pernah disentuh oleh yang bukan mahramnya,
yang senantiasa dirumah untuk menjaga kehormatan diri. Wanita inilah merupakan
perhiasan yang sangat berharga.
Keempat menjaga tubuh dari pengaruh buruk lingkungan dan cuaca, dengan
menggunakan hijab secara Islam dan konsisten maka sipemakai akan terhindar dari
penyakit kanker kulit. Kanker kulit itu sendiri adalah tumor-tumor yang terbentuk
akibat kekacauan dalam sel yang disebabkan oleh penyinaran, zat-zat kimia, dan
sebagainya. Penelitian menunjukkan kanker kulit biasanya disebabkan oleh sinar
Ultra Violet (UV) yang menyinari wajah, leher, tangan, dan kaki. Kanker ini
banyak menyerang orang berkulit putih, sebab kulit putih lebih mudah terbakar
matahari. Kanker tidaklah membeda-bedakan antara laki-laki dan wanita. Hanya
saja, wanita memiliki daya tahan tubuh lebih rendah daripada laki-laki. Oleh karena
itu, wanita lebih mudah terserang penyakit khususnya kanker kulit. Oleh karena itu,
cara untuk melindungi tubuh dari kanker kulit adalah dengan menutupi kulit. Salah
satunya dengan berhijab. Karena dengan berhijab, kita melindungi kulit kita dari
sinar UV.
Kelima memperlambat gejala penuaan, proses penuaan adalah proses
alamiah yang sudah pasti dialami oleh semua manusia yaitu lambatnya proses
pertumbuhan dan pembelahan sel-sel dalam tubuh. Gejala-gejala penuaan antara
lain adalah rambut memutih, kulit keriput, dan lain-lain. Penyebab utama gejala
penuaan adalah sinar matahari. Sinar matahari memang penting bagi pembentukan
vitamin D yang berperan penting terhadap kesehatan kulit. Namun, secara ilmiah
dapat dijelaskan bahwa sinar matahari merangsang melanosit (sel-sel melanin)
untuk mengeluarkan melanin, akibatnya rusaklah jaringan kolagen dan elastin.
Jaringan kolagen dan elastin berperan penting dalam menjaga keindahan dan
kelenturan kulit. Dengan menggunakan krim-krim pelindung kulit saja tidak cukup
efektif melindungi kulit secara total dari sinar matahari. jilbablah yang cukup
efektif untuk melindungi kulit.
Sisi Transenden dari Kesadaran Berbusana dan Behijab
a. Kesadaran Berbusana
Hakikat menggunakan hijab serta tuntunan yang diberlakukan oleh agama
Islam, membuat wanita-wanita muslim seenaknya mengenakan hijab. Pada
dasarnya hijab berfungsi untuk menutup aurat kewanitaan agar terhindar dari hal
maksiat. Akan tetapi, terkadang saat ini hanya digunakan sebagai kedok atau
identitas bagi wanita-wanita tertentu agar terkesan baik, sopan, santun, dan berbudi
luhur. Dan bahkan hanya dijadikan sebagai trend dan fashion style saja.
Bila fenomena ini terus berkelanjutan, betapa mirisnya kondisi wanita
muslim dan harga diri dari wanita muslim sekarang ini. Adapun mengenai mode
busana muslim, tidaklah ada ketentuan yang pasti dari nash al-Qur’an atau al Hadits,
yang mana diserahkan kepada pribadi masing- masing sesuai dengan selera dan seni
budaya serta keadaan lingkungan, asalkan memenuhi syarat atau fungsi tertutupnya
41
aurat dapat terpenuhi secara sempurna. Pada dasarnya terdapat dua macam
kesadaran, yakni kesadaran pasif dan kesadaran aktif, seperti gambar tabel dibawah
ini:
Tabel 2.2
Macam-macam Kesadaran

No Kesadaran Pengertian
keadaan dimana seorang individu
1 Kesadaran Pasif bersikap menerima segala stimulus yang
diberikan pada saat itu.
adalah kondisi dimana seseorang
2 Kesadaran Aktif menitik beratkan pada inisiatif.

Dari sini telah jelas bahwa busana perhiasan manusia yang sangat
mendasar, sebagai perwujudan dari sifat kemanusiaan yang memiliki rasa malu,
keindahan dan untuk menjaga diri dari gangguan yang mengenai tubuh manusia itu
sendiri. Bagaimanapun terbelakangnya budaya, perasaan dan pikiran manusia,
usaha untuk selalu menutup tubuh itu akan selalu ada sekalipun dalam bentuk yang
sangat minim dan terbatas. Sesuai dengan kemampuan budaya rasa dan akal
manusia. Namun demikian, tidak bisa dikatakan bahwa manusia itu sama sekali
tidak ada usaha untuk tidak mengenakan busana, hanya saja perkembangan budaya
manusialah yang akan menentukan hal ini.123
b. Syarat Wanita menutup Aurat dengan Berhijab
Kaum wanita di zaman jahiliyah berusaha ingin menampakkan keindahan
tubuhnya di depan laki-laki. Setelah Islam datang, maka hukum syariatpun turun
berturut-turut, termasuk hukum tentang wanita dengan dasarnya adalah Kitabullah
mengenai kewajiban berhijab dan berkerudung bagi wanita mukminat itu. Mereka
diperintahkan supaya tidak memperlihatkan perhiasan anggota tubuhnya di depan
orang lain, sehingga wanita itu wajib menutup seluruh tubuhnya selain wajah
dan kedua telapak tangannya, 124 yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. Perintahnya seolah-olah memang khusus untuk
mereka sebagai penghargaan dan syarat bahwa mereka seharusnya menjadi
pelopor Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam menutup aurat adalah
sebagai berikut:
1) Busana (hijab) yang menutup seluruh tubuhnya selain yang dikecualikan.
2) Busana yang tidak menyerupai pakaian laki-laki dan tidak
menyerupai pakaian-pakaian wanita kafir yang tidak Islam.

123
Labib MZ, Wanita dan Jilbab, (Surabaya: Bintang Pelajar, Jakarta), 114
124
Muhammad Said Ramadhan, Kemana Pergi Wanita Mu`minah , (Jakarta: Gema
Insani Press, 1992), 33
42
3) Tidak menampakkan rambutnya walaupun sedikit dan tidak pula lehernya.
4) Busana yang bukan untuk perhiasan kecantikan atau tidak
berbentuk pakaian aneh menarik perhatian.
5) Busana yang tidak menempatkan betis atau kakinya atau celana
panjang yang membentuk kakinya.
6) Tidak sempit sehingga tampak bentuk tubuhnya.
7) Tidak tipis sehingga tampak bentuk tubuhnya.125
Dari uraian tersebut di atas maka jelas bagi Muslimah tentang tata cara
berbusana menurut ajaran Islam. Di dalam melaksanakan aturan-aturan tersebut
yaitu dalam rangka menjunjung tinggi aturan-aturan tersebut kaum wanita
seringkali mengalami kesulitan-kesulitan baik dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
ataupun hal-hal lain yang dikehendaki Islam. Karenanya, di dalam mengenakan
busana yang dikehendaki Islam maka model taat kepada Allah dan Rasul-Nya
adalah merupakan di dalam menyadarkan dan memotivasi diri ke arah berbusana secara
sempurna dan bertanggung jawab.126
c. Manfaat Berhijab
Adapun manfaat memakai hijab bagi wanita muslimah adalah sebagai berikut:127

1) Menjaga kesucian
2) Hijab yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan menjadikan para wanita
muslimah yang beriman berada dalam kesopanan dan kesucian. Hijab akan
menjauhkan wanita muslimah dari akibat yang tidak baik, fitnah dan
kerusakan.
3) Untuk mewujudkan akhlak yang baik
4) Hijab dapat mewujudkan akhlak yang baik. Karena hijab dapat menutupi
perhiasan tubuh wanita muslimah yang dapat membuat mata laki-laki
berpaling kepadanya.
5) Sebagai pertanda wanita baik-baik
6) Hijab adalah sebagai petunjuk identitas yang membedakan antara satu
dengan lainnya. Dengan berhijab akan memberikan kepada wanita
muslimah hal-hal yang baik dan mencegah dari hal yang buruk, karena
Allah Lebih mengetahui mana hal-hal yang bermanfaat bagi hamba-Nya
dan mana yang membahayakannya.
7) Menjaga rasa malu
8) Rasa malu merupakan modal dalam kehidupan seseorang, orang yang tidak
mempunyai rasa malu, tidak akan mulia. Rasa malu termasuk fitrah, budi
pekerti Islam dan termasuk cabang iman. Dalam hal ini hijab merupakan salah
satu sarana untuk menjaga rasa malu bagi seorang wanita muslimah.

125
Mulhandi Ibn Haj, et.al, Enam Puluh Satu Tanya Jawab Tentang Jilbab,
(Bandung: Esprees, 1998), 17
126
Labib MZ. Wanita dan Jilbab, 123
127
Bakar bin Abdullah Abu Zaid, Menjaga Kesucian Wanita Muslimah, terjh.
Ahmad Sunarto, (Rembang: Pustaka Anisah, 2004), 101-104
43
9) Menutupi aurat wanita muslimah
10) Batas aurat bagi wanita muslimah yang wajib ditutupi adalah seluruh tubuh
kecuali muka dan kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan. Wanita
itu adalah aurat yang harus ditutupi, dan hijab adalah penutupnya dan
sebagai pertanda taqwa

C. Busana dan Hasrat Berniaga


Menjalankan usaha merupakan salah satu upaya seseorang untuk berkarya dan
menghasilkan uang agar bisa menafkahi dirinya dan juga keluarganya. Adanya berkah
dalam usaha yang dilakukan juga mempengaruhi kehidupan dunia maupun kehidupan
di akhirat. Karena itu dalam memilih usaha sebaiknya jangan asal-asalan dan tetap
berada dalam tuntunan Islam. Umat muslim hendaknya mengikuti langkah Rasulullah
SAW dan menjadi suri tauladan dalam kehidupan. Pentingnya melakukan wirausaha
dengan memiliki Hasrat berniaga sesuai anjuran Rasulullah ini agar membuat seseorang
tumbuh menjadi sosok yang lebih unggul. Manusia telah diberi karunia berupa akal,
panca indera, dan potensi. Maka harus memaksimalkan semua yang telah Allah beri
dengan sebaik mungkin. Salah satunya untuk memaksimalkan diri dalam hal
berwirausaha.
Faktanya, peminat baju muslim, atau yang juga dikenal dengan istilah modest
wear, tak hanya dari kalangan perempuan berhijab saja tetapi juga bisa dikenakan secara
luas sebagai busana yang berpenampilan sopan. Meski peluang bisnis baju muslim
cukup besar, namun pesaingnya tentu juga banyak. Dalam agama Islam, pada dasarnya
semua pekerjaan adalah pekerjaan yang baik, terutama untuk perniagaan dan pekerjaan
yang dikerjakan dengan tangan sendiri. Maksud dari pekerjaan yang dikerjakan dengan
tangan sendiri yaitu pekerjaan tanpa meminta-minta. Allah SWT sendiri tidak
menyukai perbuatan meminta-minta.
Seorang manusia yang unggul adalah manusia yang taqwa kepada Allah akan
menjalankan bisnis dengan membawa keseimbangan dala bisnis seharusnya dilakukan.
Mulai dari etika berbisnis sampai penggunaan harta yang diperoleh. Kegiatan bisnis
yang dijalankan oleh Rasulullah SAW didasari oleh akhlak mulia dengan kejujuran dan
tutur kata yang baik. Allah SWT menyuruh hamba-hamba-Nya bahkan mewajibkan
untuk mencari harta-kekayaan. Seperti yang dijelaskan dalam surat al-Mulk ayat 15 :

ُ ُّ َ ْ ُُ َ َ ْ ْ ُ ْ َ ً ْ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ ْ َّ َ ُ
‫اك ِب َها َوكل ْوا ِم ْن ِرز ِقهٖۗ َواِ ل ْيهِ النش ْو ُر‬
ِ ‫هو ال ِذي جعل لكم الارض ذلولا فامشوا ِفي م‬
‫ن‬

Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi,
maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan
hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah menyuruh hambahambanya untuk
mencari rizki yang telah Allah siapkan di bumi dengan menggunakan cara yang halal.
Dalam mencari rizki, seorang muslim harus tetap mengingat Allah. Saat rizki tersebut
sudah diperolehnya maka dia harus mempergunakan harta miliknya dengan benar dan

44
baik. Fenomena yang terjadi saat ini manusia semakin egois dan individualistis dalam
segala hal. Selama berbisnis mereka hanya memikirkan cara untuk mendapatkan
keuntungan dan cara menghindar dari kerugian saja. Ketika keberhasilan datang pada
mereka, mereka lupa bahwa harta yang mereka dapatkan hanyalah titipan dari Allah
yang akan dipertanggungjawabkan kelak diakhirat.
Hakikat dari bisnis dalam agama Islam selain mencari keuntungan materi juga
mencari keuntungan yang bersifat immaterial. Keuntungan yang bersifat immaterial
yang dimaksud adalah keuntungan dan kebahagiaan ukhrawi. 128 Dalam konteks inilah
al-Qur·an menawarkan keuntungan dengan suatu bisnis yang tidak pernah mengenal
kerugian yang oleh al-Qur·an diistilahkan dengan µtijaratan lan taburaµ. Karena
walaupun seandainya secara material pelaku bisnis Muslim merugi, tetapi pada
hakikatnya ia tetap beruntung karena mendapatkan pahala atas komitmenya.
Segala pekerjaan atau profesi yang memerlukan tenaga, pikiran, maupun
keduanya seperti tukang kayu, dokter, guru, penulis, dan lain-lain adalah pekerjaan yang
baik. Secara terminologi fiqh jual beli di sebut dengan al-ba’i yang berarti
menjual, mengganti, menukar dengan sesuatu yang lain. Menurut hanafiah
pengertian jual beli (al-bay) secara definit yaitu tukar menukar harta benda atau
sesuatu yang di inginkan dengan sesuatu yang sepadan melalui cara tertentu yang
bermanfaat. Adapun menurut Malikiyah, Hambaliyah, dan Syafi’iyah, bahwa jual
beli (al-ba’i) yaitu tukar menukar harta dengan harta pula dalam bentuk pemindahann
milih dan kepemilikan. Menurut pasal 20 ayat 2 Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah,
ba’i adalah jual beli antara benda dengan benda, atau pertukaran antara benda dengan
benda, atau pertukaran antara benda dengan uang. Pada intinya jual beli adalah
tukar menukar barang.129
Para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikannya, antara lain :
1. Menurut ulama Hanafiyah : Jual beli adalah pertukaran harta (benda) dengan
harta berdasarkan cara khusus (yang dibolehkan)
2. Menurut Imam Nawawi dalam Al-Majmu’: Jual beli adalah‚ pertukaran
harta dengan harta untuk kepemilikan

128
Ariyadi, Bisnis Dalam Islam, Jurnal Hadratul Madaniyah, Volume 5 Issue 1, June
2018, Page 13 ² 26, Al Ahwal Al Syakhsiyah, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, RTA
Milono St. Km.1,5, Palangka Raya, Indonesia
129
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah, (Jakarta: Prenada Media Group,
2012), 89. Bisnis dengan basis syariah akan membawa wirausaha muslim kepada kesejahteraan
dunia dan akhirat dengan selalu memenuhi standar etika perilaku bisnis, yaitu: takwa, kebaikan,
ramah dan amanah. Ketaqwaan seorang wirausaha muslim adalah harus tetap mengingat Allah
dalam kegiatan berbisnisnya, sehingga dalam melakukan kegiatan bisnis seorang wirausahawan
akan menghindari sifat-sifat yang buruk seperti curang, berbohong, dan menipu pembeli.
Seorang yang taqwa akan selalu menjalankan bisnis dengan keyakinan bahwa Allah selalu ada
untuk membantu bisnisnya jika dia berbuat baik dan sesuai dengan ajaran Islam. Ketaqwaannya
diukur dengan dengan tingkat keimanan, intensitas dan kualitas amal salehnya. Apabila dalam
bekerja dan membelanjakan harta yang diperoleh dengan cara yang halal dan dilandasi dengan
keimanan dan semata-mata mencari ridha Allah, maka amal saleh ini akan mendapatkan balasan
dalam bentuk kekuasaan didunia, baik kuasa ekonomi maupun kekuasaan sosial atau bahkan
kekuasaan politik.
45
3. Menurut Ibnu Qudamah dalam kitab Al-mugni : Jual beli adalah pertukaran
harta dengan harta, untuk saling menjadikan milik. Pengertian lainnya jual
beli ialah persetujuan saling mengikat antara penjual (yakni pihak yang
menyerahkan/menjual barang) dan pembeli (sebagai pihak yang
membayar/membeli barang yang dijual). Pada masa Rasullallah SAW harga
barang itu dibayar dengan mata uangyang terbuat dari emas (dinar) dan
mata uang yang terbuat dari perak (dirham).
Menurut Smith fundamentalisme ekonomi diam-diam mengasumsikan
bahwa hubungan sosial dapat direduksi menjadi transaksi antara individu yang
mementingkan diri sendiri yaitu dalam hubungan ekonomi dimana hubungan sosial
menjadil hal yang mendasar. Jadi asumsi dan kecenderungan reduksionis dalam
suatu pemikiran yang terjadi memungkinkan metodologi ekonomi tertentu untuk
menjadi metodologi dominan untuk evaluasi pilihan kebijakan publik di
masyarakat. Tersirat dalam asumsi ini adalah proposisi merendahkan bahwa
kepentingan diri sendiri adalah motivasi mendasar manusia.130
Pandangan Islam terhadap masalah ekonomi kekayaan berbeda dengan
pandangan Islam terhadap masalah pemanfaatan kekayaan. Menurut Islam, sarana-
sarana yang memberikan kegunaan (utility) adalah masalah lain. Karena itu
kekayaan dan tenaga manusia, dua-duanya merupakan kekayaan segaligus sarana
yang bisa memberikan kegunaan (utility) atau manfaat. Sehingga kedudukan
kedua-duanya dalam pandangan islam, dari segi keberadaan dan produksinya dalam
kehidupan, berbeda dengan kedudukan pemanfaatan serta tatacara memperoleh
pemanfaatnya. Karena itu, Islam juga ikut campur tangan dalam masalah
pemanfaatan kekayaan dengan cara yang jelas.
Islam, misalnya, mengharamkan pemanfaatan beberapa bentuk harta
kekayaan. Sebagaimana Islam juga mengharamkan pemanfaatan beberapa tenaga
manusia. Islam juga melarang mejual harta kekayaan yang haram untuk diamakan,
serta mengharamkan menyewa tenaga untuk melakukan sesuatu yang haram
dilakukan. Ini dari segi pemanfaatan harta kekayaan dan pemanfaatan tenaga
manusia.131 Menurut Hayes bahwa kekuatan kepentingan pribadi sangat dibesar-
besarkan dibandingkan, dengan perambahan ide secara bertahap. Pada kebijaksanaan
teknologi dan nilai-nilai pengecualian yang mendasari, dalam keberhasilan
penyebaran pelawanan dalam diskusi publik tentang suatu perubahan iklim
ekonomi.132

130
Hal ini telah menginternalisasi seseorang secara sosial dan moral yang disampaikan
dan disetujui, yang kemudian digunakan untuk menyusunnya. Pembentukan nilai-nilai ini,
menjadi preferensi konsumen, dimana proses sosial dan tidak dapat dipisahkan menurut
akal sehat. Boldeman, Book Title: The Cult of the Market. Book Subtitle: Economic
Fundamentalism and its Discontents Book. Published by: ANU Press. (2007)
131
Taqyuddin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif
Islam, (Surabaya: Risalah Gusti, 2009), 50
132
Maria Taylor, Book Subtitle: Book Title: Global Warming and Climate
Published by: ANU Press. (2014). Di dalam dunia ekonomi ini, model normatif
ditransformasikan menjadi kenyataan yang diterjemahkan merupakan argumen tentang
46
Kebijakan ekonomi menurut Islam harus ditopang oleh empat hal, diantaranya
sebagai berikut:
a) Tanggung jawab sosial bukan donasi dalam sistem ekonomi konvensional.
Tanggung jawab sosial menurut islam ekonomi islam adalah pernyataan
bahwa dibalik kekayaan yang kita dapatkan secara jerih payah, terdapat
hak orang lain dan harus diberikan kepada mereka.
b) Sistem ekonomi konvensional memandang bahwa pemberian sebagian
harta kepada orang lain merupakan bentuk kemurahan hati, bukan
pengakuan adanya hak orang lain. Dalam hal ini, Islam menganut sistem
kesamaan sosial, bukan menganut sistem kesamaan ekonomi seperti
dipegang oleh sosialisme.
c) Kebebasan ekonomi yang terbatas oleh syariah, hal ini berlandas pada teori,
prinsip asal muamalah adalah kebolehan selama belum ada alasan kuat
untuk meninggalkannya.
d) Pengakuan multiownership. Islam mengakui adanya kepemilikan pribadi,
kepemilikan bersama, dan kepemilikan negara. Hal ini berbeda dengan teori
kapitalisme yang hanya mengakui kepemilika individu dan berbeda dengan
sosialisme yang hanya mengakui kepemilikan bersama oleh negara.
e) Etos kerja yang tinggi, artinya kesanggupan dan kemampuan individu
dalam memberikan yang terbaik dalam pengelolaan sumber-sumber
ekonomi dengan cara bekerja keras, efesiensi, disiplin dan tangguh.133
Jual beli ialah menukarkan barang dengan barang mengikut cara tertentu.
Perniagaan ialah pertukaran barang dengan barang atau pertukaran barang dengan
perkhidmatan (layanan). Syed Sabiq, pula mendefinisikan perniagaan sebagai satu
proses iaitu apabila perniagaan itu berfungsi melalui pertukaran harta dengan harta
di atas persetujuan penjual dan pembeli mengikut cara-cara yang diizinkan oleh
syara. Jadi diperlukann y a suatu strategi pemasaran dimana keberadaan strategi
ini sangatlah penting untuk memasarkan produk, segmentasi pasar, sasaran, dan
posisi pasar yang dilakukan tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkannya,
jika tidak diikuti dengan strategi yang tepat. Strategi pemasaran pada prinsipnya
adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang
memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk tercapainya
tujuan pemasaran suatu perusahaan.134

bagaimana dunia seharusnya dikonversi menjadi pernyataan tentang bagaimana dunia


sebenarnya, tanpa perlu data atau bukti empiris (dalam bahasa 'ekon', mengonversi argument
normatif menjadi pernyataan positif).
133
Ija Suntana, Politik Ekonomi Islam (Siyasah Maliyah): Teori-teori Pengelolaan
Sumber daya Alam, Hukum Pengajaran Islam, Undang-undang Sumber Daya Air di Indonesia,
(Bandung: Pustaka Setia, 2010), 17
134
Danang Suyanto, Manajemen Pemasaran Pendekatan Konsep, Kasus, dan Psikologi
Bisnis, (Yogyakarta: Caps, 2013), 55. Tingkat persaingan dalam dunia bisnis menutup
setiap pemasar untuk mampu melaksanakan kegiatan pemasarannya dengan lebih efektif dan
efisien. Kegiatan pemasaran tersebut membutuhkan sebuah konsep pemasaran yang mendasar
sesuai dengan kepentingan pemasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan, baik
pelanggan tetap maupun tidak
47
Adanya Fungsi perencanaan meliputi strategi, dan strategi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan suatu bisnis atau perusahaan.
Demikian pula dalam pemasaran hijab dibutuhkan suatu strategi, terlebih dalam
dunia bisnis yang penuh dengan persaingan, oleh karena itu strategi sangat penting
yang kemudian disebut dengan strategi pemasaran.135 Konsep Islam memahami,
bahwa pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan ekonomi bila prinsip
persaingan bebas dapat berlaku secara efektif .136 Jual beli ialah menukarkan barang
dengan barang mengikut cara tertentu. Perniagaan ialah pertukaran barang dengan
barang atau pertukaran barang dengan perkhidmatan (layanan). Syayid Sabiq, pula
mendefinisikan perniagaan sebagai satu proses iaitu apabila perniagaan itu berfungsi
melalui pertukaran harta dengan harta di atas persetujuan penjual dan pembeli
mengikut cara-cara yang diizinkan oleh syara

135
Ma’ruf Abdullah, Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan, ( Jakarta: Aswaja
Pressindo, 2014), 144
136
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksekutif Ekonomi Kinerja Karyawan
(Jakarta: Aswaja Pressindo, 2014), 144

48
BAB III
PERKEMBANGAN NIAGA ELZATTA DAN RABBANI

A. Perkembangan Elzatta
Elzatta hijab merupakan salah satu brand yang memperkuat fashion hijab
Tanah Air sejak tahun 2012. Elzatta hadir dengan koleksi bergaris feminin yang
mengusung gaya untuk semua tipe kepribadian perempuan Indonesia. Mereka yang
trendi dengan gaya muda ceria, klasik maupun eksklusif, dan selalu tampil beda di
setiap kesempatan, akan semakin percaya diri dengan koleksi Elzatta adalah
perusahaan busana muslim yang biasanya dipakai untuk sehari-hari. Hijab Elzatta
menyediakan banyak macam fashion hijab, seperti kerudung, Pashmina, Scarf,
dan dari hijab elzatta ada banyak tipe dan model masing-masing. Melengkapi
muslimah Indonesia dengan berbagai jenis busana yang selalu mengikuti
trend dunia. Tidak hanya bergaya modis, costumer dapat memiliki produk Elzatta
yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
Dunia fashion hijab Tanah Air mengalami perkembangan signifikan di
beberapa dekade terakhir. Transformasi hijab menjadi gaya hidup, membuat hijab
tidak sekadar berfungsi menutup aurat tapi juga mewakili kepribadian pemakainya.
Wanita lulusan Pendidikan Sejarah Universitas Padjajaran (UNPAD) ini sudah
berkecimpung di dunia fashion hijab sejak 24 tahun lalu. Seblum brand hijab
menjamur seperti sekarang ini. El, sapaan akrab Elidawati bisa dibilang sebagai
salah satu pionir dalam bisnis busana muslim mulai tahun 1989. Karir El di
industri hijab dan busana muslim diawali dari pergaulannya ketika remaja di Masjid
Salman kawasan Intitut Teknologi Bandung (ITB). Dulu yang pakai hijab hanya
kalangan tertentu, kebanyakan ibu-ibu pejabat dan di era tahun 1990-an memang
sedikit serta sulit untuk memasarkan hijab dan busana muslim. Hanya orang-orang
tertentu saja yang menggunakan hijab. Hijab masih dipandang sebelah mata dna
terkesan tua pada zamanya.137
Pada waktu berada di Masjid Salman, teman ibu El bernama Fenny Mustafa
memiliki ide ingin membuat brand muslim dengan produk yang lebih fashionable.
Feny pun meminta El untuk membantunya dalam mengembangkan brand-nya
tersebut. Padahal saat itu El tidak terlalu mengerti tentang dunia fashion, kala itu
El sempat merasa ragu untuk ikut terjun berbisnis busana muslim. Namun akhirnya
wanita berusia 51 tahun ini bergabung untuk mengembangkan salah satu brand
hijab-nya. Fenny lantas meminta El untuk memperluas bisnis dengan membuka toko
busana muslim di Jakarta. Toko tersebut sekaligus dijadikan El sebagai tempat tinggal
bersama suaminya. Bentuknya rumah biasa yang dijadikan toko. Tidak terlalu besar,
dibelakangnya saya jadikan tempat tinggal, kenang wanita berdarah Sumatra
Barat ini.138 Visi dan misi hijab Elzatta adalah:

137
Dokumen Elzatta, “Elidawati, Pendiri Elzatta yang 24 Tahun Eksis di Bisnis
Fashion Hijab"
138
Profil Elzatta
49
1. Visi
a. Mendorong kaum hawa untuk berhijab.
b. Menambah keimanan dan ketaqwaan.
c. Menjadi perusahaan yang sukses.
2. Misi
a. Mendorong kaum hawauntuk berhijab
b. Menambah keimanan dan ketaqwaan
c. Menjadi perusahaan yang sukses

Elzatta adalah perusahaan busana muslim yang biasanya dipakai untuk


sehari-hari. Diawali dengan niat mulia untuk menciptakan sesuatu yang
bermanfaat dan mendapatkan inspirasi dari orang-orang yang memakai pakaian
hijab syar'i karena bahannya yang lembut dan nyaman dipakai muslimah dan memang
diwajibkan memakai busana hijab untuk menutup auratnya, terlebih gaya berbusana
kaum muslimah yang seharusnya, dan dikenal dengan istilah syar’i. Mengenai
penggunaannya, hijab itu sendiri bukanlah jenis hijab atau kerudung gaul seperti
fenomena yang sering kita lihat sekarang-sekarang ini.

Gambar 3.1
Pengembangan Perusahaan Elzatta

Founder and
owner names

Functional Experiential
brands Invented
brands
brands

Evocative brands

Hijab yang digunakan haruslah syar’i dan sesuai dengan yang diperintahkan
oleh Allah dan Rasulnya, baik itu dalam Al Qur’an ataupun hadits. Sehingga
muslimah Indonesia dengan berbagai jenis busana hijab bisa selalu mengikuti trend
dunia. Tidak hanya bergaya modis, costumer dapat memiliki produk Elzatta yang
berkualitas dengan harga yang terjangkau. Elzatta adalah perusahaan busana muslim
50
yang biasanya dipakai untuk sehari-hari. Pada awal didirikannya brand Elzatta
ini, hanya memiliki 17 pekerja dan hingga kini sudah lebih dari 500 karyawan. Wanita
ini yang hobi traveling tidak menyangka bahwa produknya semakin dikenal
masyarakat luas. 139
Ada lima cara untuk mengembangkan nama perusahaan, merk, dan sub
merk:
1) Founder and owner names. Banyak nama perusahaan yang menggunakan
nama pendiri atau pemilik perusahaan.
2) Functional brands, yakni nama-nama berasal dari manfaat pokok (basic
benefit) yang ditawarkan produk. Duracell (tahan lama), federal exspres
(pengiriman cepat), dan Microsoft (micro computer software) berusaha
menciptakan asosiasi antara nama merek dab fungsi pokok merek
bersangkutan.
3) Invented brands, ada dua jenis invated names. Pertama, nama yang
dibangun dari kata dasar dan morpheme. Kedua, kata-kata yang merupakan
kontruksi puitis berdasarkan rima dan pengalaman mengucapkannya.
4) Experiential brands, yaitu nama perusahaan atau merk yang bersosiasi
dengan pengalaman, seperti pengalaman sukses, penemuan, pergerakan,
atau kesehatan. Portal internet seperti Explorer, Magellan, Navigator, dan
safari merupakan nama-nama yang dipakai untuk mengkomunikasikan
pengalaman berselencar didunia online yang menyampaikan makna
berdasarkan pengalaman individu.
5) Evocative brands, yaitu nama-nama yang menbagkitkan atribut atau
perasaan positif.140

Elzatta memiliki strategi-strategi tersendiri untuk membuat produknya


semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu strateginya yaitu dengan mensponsori
hijab di sinetron “Tukang Bubur Naik Haji”. Tak disangka startegi tersebut berhasil
dan membuat semakin banyak mitra yang membuka toko Elzatta Hijab. Elzatta
sendiri lebih memfokuskan berjualan kerudung. Hijab yang mengambil bahan dan
diproduksi di Turki tersebut memiliki motif warna cerah dari bahan yang lembut
dan glossy. 70% produksinya adalah hijab dan sisanya 30% adalah busana muslim.
Produk Elzatta sendiri berbeda dengan produk yang lainnya, karena selain memberikan
kepuasaan tersendiri dan saat ini produk Elzatta pun semakin dikenal di kalangan
masyarakat, karena produk Elzatta merupakan produk yang menjadi keunggulan
hijab buatan Indonesia di bandingkan dengan hijab dari Negara-negara lain sehingga
mendapat tempat dihati para konsumen.
Perbandingan produk Elzatta itu sendiri dengan produk yang lainnya adalah
terdapat pada corak atau harga dan juga kualitasnya dan Elzatta juga menyediakan

139
Dokumen Elzatta, “Elidawati, Pendiri Elzatta yang 24 Tahun Eksis di Bisnis
Fashion Hijab" Membentuk brand hijab sendiri bernama Elzatta Hijab di bawah naungan
PT. Zatta Mulya. Diawal berdirinya, yaitu tepatnya tiga bulan setelah berdiri
140
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2015), 188-
189
51
berbagai busana muslim dengan model yang lebih unik dan menarik karena
kerudung maupun bajunya terkenal sangat simple dan modern dibandingkan dengan
produk-produk hijab yang lain. Visi, Misi dan Motto Elzatta: Visi Elzatta adalah
menjadi penjual hijab terbaik dan memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen.

Tabel 3.1
Model dan Produk Elzatta
No. Model Produk

1. Basic Basic ini kegunaannya untuk memakai hijab


agar tidak ada rambut (aurat) yang terlihat
dan untuk lebih nyaman lagi ketika memakai
hijab.
2. Scarf Scarf biasanya dibuat dengan ukuran yang
kecil. Panjang dan lebarnya sama,
membentuk persegi emapat sama sisi, dimulai
dengan ukuran sekitar 30cm, atau lebih.
3. Bergo Bergo adalah kerudung instan atau kerudung
langsungan pakai yang ada pet/topinya.
4. Selendang Selendang ini seperti hijab pasmina tetapi
selendang ini biasanya dibuat sedikit lebih
kecil ukurannya dibandingkan pasmina.
5. Gamis Gamis adalah pakaian muslim wanita
(muslimah) dengan model baju menyatu
antara atasan dan bawahan yang berbentuk
lurus, panjang dan longgar untuk menutupi
seluruh badan mulai dari leher sampai ke
mata kaki.
6. Tunik Tunik ini adalah baju atau pakaian dengan
ukuran yang longgar sehingga masing-masing
size ukurannya akan lebih besar dibandingkan
dengan model yang biasa.
7. Zatta Men Zatta Men ini adalah pakaian muslim laki-
laki (baju kokoh) yang dibuat berbagai
macam model tapi kebanyakan desainer ini
biasanya membuat zatta men ini dengan
model seperti kemeja tangan pendek dengan
kancing ditengah dan ada juga model yang
panjang sampai lutut.
.
.
Misi Elzatta: Menjual produk dengan kualitas terbaik, memberikan jaminan
dan garansi produk pada consume bekerja sama dengan perusahaan hijab lain untuk
meningkatkan kualitas produk serta kualitas pelayanan pada konsumen. Motto
52
Elzatta adalah, kepuasan pelanggan adalah kebanggaan kami.
Berdasarkan hasil wawancara di Elzatta ada beberapa macam produksi,141
yang ada di Elzatta antara lain :
a) Basic
Basic ini kegunaannya untuk memakai hijab agar tidak ada rambut (aurat) yang
terlihat dan untuk lebih nyaman lagi ketika memakai hijab. Basic ini juga
seperti ciput yang dan biasanya basic ini dibuat sesuai ukuran permintaan
hijabers yang akan memesan. Basic ini terbuat dari bahan chiffon, kaos dan
masih banyak lagi lainnya. Di Elzatta tersedia basic dengan berbagai macam
motif, warna yang bisa menjadi pilihan dengan harga yang terjangkau untuk
semua kalangan.
b) Scarf
Scarf biasanya dibuat dengan ukuran yang kecil. Panjang dan lebarnya sama,
membentuk persegi emapat sama sisi, dimulai dengan ukuran sekitar 30cm,
atau lebih. Scarf ini juga dapat terbuat dari bahan apapun. Chiffon, sutera
maupun bahan kaos. Scarf dengan aneka motif seringkali dikenakan dengan
cara diikatkan ke leher atau kepala sebagai bando. Cara ini sangat dikenal di
era 50-an, hingga kini masih sering dikenakan dengan istilah gaya ala
perempuan pin-up. Scarf yang berukuran lebih besar bisa juga dikenakan
sebagai hijab, dikenal juga dengan sebutan hijab segi empat. Dan di Elzatta
juga tersedia banyak sekali koleksi scarf yang bisa di beli oleh konsumen dengan
harga yang agak mahal tetapi kualitasnya juga bagus.
c) Bergo
Bergo adalah kerudung instan atau kerudung langsungan pakai yang ada
pet/topinya. Biasanya orang-orang yang baru hijrah ke hijab syar’i masih belum
familiar sama kata bergo kebanyakan muslimah yang tidak mau ribet suka
banget pakai bergo, bergo ini biasanya terbuat dari bahan yang ringan dan
nyaman seperti kaos atau jersey, lycra atau spandex, chiffon, sutra, voille. Di
Elzatta juga banyak bergo yang di jual dengan berbagai macam motif dan
warna dan harganya juga ada yang murah dan ada juga yang mahal sesuai dengan
kebutuhan kosumen.
d) Selendang
Selendang ini seperti hijab pasmina tetapi selendang ini biasanya dibuat sedikit
lebih kecil ukurannya dibandingkan pasmina. Memakai selendang ini lebih
mudah dan lebih instan dipakai biasanya juga selendang ini peminatnya lebih
banyak dari kalangan remaja. Dikarena pemakaiannya yang sangat mudah
dipakai dan dibentuk. Tetapi di Elzatta ini selendang dibuat dengan ukuran
yang panjang karena biasanya para pembeli lebih nyaman memakai selendang
yang agak panjang karena bisa dibentuk dengan model apapun.
e) Gamis
Gamis adalah pakaian muslim wanita (muslimah) dengan model baju menyatu
antara atasan dan bawahan yang berbentuk lurus, panjang dan longgar untuk
menutupi seluruh badan mulai dari leher sampai ke mata kaki. Busana gamis

141
Dokumen Elzatta
53
(abaya) awalnya berupa jubah hitam yang biasa dikenakan oleh perempuan
muslim di wilayah semenanjung Arab, bahan yang digunakan untuk pembuatan
gamis ini biasanya memakai bahan kaos jersey. Gamis ini akan terlihat cantik
jika dari para designernya bisa membuat dengan perpaduan warna, bahan,
motif-motif di baju atau bahkan dilengkapi dengan sehelai selendang sehingga
baju terkesan lebih mewah. Elzatta memproduksi gamis dengan bahan yang
bagus dan harganya juga cukup menengah ke atas karena pembuatan gamis ini
lebih sulit dibandingkan membuat produk lainnya.
f) Tunik
Tunik ini adalah baju atau pakaian dengan ukuran yang longgar sehingga
masing-masing size ukurannya akan lebih besar dibandingkan dengan model
yang biasa. Tunik merupakan baju dengan model yang menutupi sebagian
besar bagian badan seperti punggung, dada dan bahu. Tetapi ada juga tunik
dengan model tanpa lengan. Tunik ini selain longgar juga kebanyakan dibuat
lebih panjang sampai paha bahkan sampai lutut. Tunik yang berada di Elzatta
ini juga modern tidak kuno dan harganya juga terjangkau oleh kalangan
manapun.
g) Zatta Men
Zatta Men ini adalah pakaian muslim laki-laki (baju kokoh) yang dibuat
berbagai macam model tapi kebanyakan desainer ini biasanya membuat zatta
men ini dengan model seperti kemeja tangan pendek dengan kancing ditengah
dan ada juga model yang panjang sampai lutut. Bahan yang digunakan untuk
membuat zatta men ini juga biasanya memakai bahan catton, memakai zatta
men ini biasanya diperpadukan dengan memakai syall.

Elzatta hijab merupakan salah satu brand yang memperkuat fashion hijab
Tanah Air sejak tahun 2012. Elzatta hadir dengan koleksi bergaris feminin yang
mengusung gaya untuk semua tipe kepribadian perempuan Indonesia. Mereka yang
trendi dengan gaya muda ceria, klasik maupun eksklusif, dan selalu tampil beda di
setiap kesempatan, akan semakin percaya diri dengan koleksi Elzatta.
Sebagai fashion hijabnya perempuan Indonesia, koleksi Elzatta juga
diwarnai dengan pemakaian motif yang diinspirasi oleh motif tradisional dari
berbagai daerah di Indonesia. Dalam aneka warna pilihan, motif-motif yang telah
dimodifikasi oleh tim desain Elzatta ini, menjadi identitas tersendiri bagi sebuah
karya anak negeri. Dengan kekuatan sinerji bersama banyak pihak, koleksi Elzatta
kini bisa didapatkan dengan mudah di toko Elzatta, yang jumlahnya mencapai 250
toko dan tersebar di seluruh Indonesia.142
Koleksi dengan variasi items lengkap ini, juga diperuntukkan untuk
memenuhi kebutuhan busana muslim keluarga Indonesia. Didukung bahan nyaman
dan desain pilihan, pesona koleksi Elzatta adalah Pesona Hijab Indonesia. Sekitar
enam hingga tujuh tahun lalu, trend hijab di Indonesia cenderung monoton dan gaya
pemakaiannya pun tidak beragam seperti saat ini. Namun sekitar dua tahun
belakangan ini trend hijab mulai berkembang pesat, dan mampu membuka peluang

142
Dokumen Elzatta
54
bisnis baru dengan berjualan busana muslim. Banyak desainer khusus busana
muslim bermunculan, baik yang sudah senior maupun yang masih baru.
Hal ini juga diikuti oleh munculnya beragam brand busana muslim. Salah
satu nama desainer yang tergolong baru adalah Elidawati, ia sekaligus berperan
sebagai pemilik brand Elzatta Hijab. Jika dilihat dimasa sekarang, maka kita akan
menemukan fakta bahwa di Indonesia trend fashion muslim sangatlah digandrungi
oleh kebanyakan wanita, kini berhijab tidak lagi di anggap kuno, yang ada hanya
kesan modis yang tersemat pada berbagai macam pakaian muslim dan Muslimah.
Memang kini perkembangan fashion muslim di Indonesia sangatlah cepat, sehingga
akhirnya di masa yang akan datang Indonesia disebut-sebut akan menjadi kiblat
fashion hijab di seluruh dunia. Untungnya Indonesia memiliki banyak talenta muda
berbakat maupun merek fashion hijab ternama yang berdedikasi menyumbangkan
ide segarnya dalam bidang fashion, sehingga bisa menyulap pakaian muslim yang
tadinya kuno menjadi sebuah pakaian yang modis dan trendi, sehingga dengan
demikian, bertambah banyaklah jumlah wanita yang mengenakan hijab di Indonesia.
Bahkan sebagai dampak dari perkembangan fashion muslim di Indonesia
bermunculan juga komunitas hijabers yang merupakan komunitas para wanita
pengguna hijab trendi. Begitu pula dengan Elzatta yang memiliki konsep modern
untuk menjadikan wanita berhijab tampak lebih stylish dan nyaman.
Dalam era globalisasi ini seluruh perusahan dituntut menyesuaikan diri
dengan perubahan yang terjadi, dengan semakin berkembangnya usaha dunia
dewasa ini akan menimbulkan persaingan yang sangat ketat diantara beberapa
pelaku usaha baik yang bergerak dibidang industri, jasa, maupun perdagangan.143
Oleh karena itu perusahaan harus mampu mengantisipasi dan menghadapi segala
situasi dan kondisi agar mampu memenangkan persaingan usaha. Salah satu upaya
yang perlu di wujudkan dalam menghadapi kondisi tersebut adalah setiap
perusahaan harus mampu memanfaatkan perkembangan ilmu dan teknologi secara
efektif dan efisien serta merealisasikan tujuan perusahaan. Untuk mewujudkan
tuntutan tersebut, perusahaan yang berkembang membutuhkan tenaga pemasar yang
handal dalam menghadapi persaingan usaha. Pemasaran dianggap sebagai ujung
tombak perusahaan dimana ia mampu menjadi sumber kegiatan perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Salah satu promosi yang yang dijalankan perusahaan
mampu meningkatkan laba demi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam
pelaksanaannya ada beberapa perusahaan melakukan promosi dengan cara yang
berbeda-beda sesuai dengan segmentasi dan targeting pasar yang dituju.
Di Indonesia Elzatta masih belum bisa berada pada posisi pertama.
Seharusnya Elzatta lebih memperhatikannya, karena top brand adalah salah satu
faktor yang bisa mempengaruhi persepsi konsumen untuk melakukan keputusan
pembelian sehingga dikhawatirkan terjadinya penurunan dalam keputusan
pembelian. Seharusnya perusahaan lebih memperhatikan kelebihan maupun
kekurangan kompetitor sehingga bisa menjadi market leader brand fashion muslim
di Indonesia, contohnya dengan meningkatkan promosi periklanan bisa menjadi

143
Wawancara dengan pegawai Elzatta pada hari Senin tanggal 10 Januari 2019

55
salah satu strategi untuk meningkatkan penjualan dan membuat citra merk dari
brand Elzatta lebih dikenal dan mempunyai kesan positif dimata konsumen.
Elzatta sendiri juga merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan
salah satu promosi di bidang advertising melalui media T V . Advertising atau
periklanan merupakan salah satu kegiatan promosi yang paling sering dilakukan
oleh perusahaan terutama perusahaan besar untuk mempromosikan produknya.
Iklan (advertising) adalah semua bentuk presentasi nonpribadi dan promosi, ide,
barang, atau jasa yang di bayar oleh sponsor tertentu.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa dalam memasarkan suatu barang
dan jasa, maka perusahaan memerlukan suatu usaha promosi, dimana salah satu alat
promosi yang dapat digunakan perusahaan tersebut adalah iklan. Tanpa adanya
usaha promosi dengan melalui iklan, maka perusahaan tidak dapat secara maksimal
untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang sedang ditawarkan
kepadanya. Berikut ini adalah beberapa contoh advertising atau periklanan yang
telah dilakukan oleh Elzatta advertising yang dilakukan oleh Elzatta dengan
menjadi sponsor wardrobe beberapa sinetron dan program Televisi sudah cukup
baik, namun informasi tentang poduk dan promo-promo yang sedang berlangsung
di Elzatta melalui media televisi masih kurang karena Elzatta memberikan iklan
hanya ada jika bulan Ramadhan saja.
Seharusnya promo-promo yang sedang berlangsung harus tersampaikan
kepada konsumen secara menyeluruh dengan media televisi konsumen bisa
menerima informasi dengan cepat dan baik, karena media televisi menggunakan
indera seseorang dan menarik perhatiannya bahkan pada saat orang tersebut tidak
ingin menonton iklan. Sebagai perbandingan, adalah jauh lebih mudah bagi
seseorang untuk menghindari iklan majalah atau brosur dengan cara membalik
lembarannya dari pada mencoba menghindari iklan televisi baik secara fisik
maupun mental.
Media promosi yang sering sekali Elzatta gunakan adalah melalui brosur,
roll banner, dan website. Sedangkan tidak semua orang bisa mengakses internet
dengan baik, dan jika promosi melalui banner ataupun brosur tidak bersifat
menyeluruh dan jarang terlihat oleh konsumen. Salah satu promo yang sedang
berlangsung saat ini adalah, perjalanan ke Baitullah bersama “ Brand Ambassador‛
Elzatta pun hanya menggunakan media cetak untuk mempromosikan promo yang
tergolong besar ini sehingga tidak banyak orang yang tahu tentang kejelasan promo
tesebut sedangkan promo ini tidak hanya untuk member saja, dibuktikan dengan
banyaknya member yang belum mengetahui promo ini ketika pihak Elzatta
menghubungi member-member terpilih sehingga banyak konsumen yang
mengabaikan promo ini begitu saja.
Mengingat banyaknya pesaing, Elzatta salah satu pelaku bisnis dalam
bidang fashion hijab yang selalu berusaha untuk menjadi pilihan konsumen. Salah
satu upaya agar Elzatta tetap menjadi pilihan konsumen adalah dengan melakukan
kegiatan periklanan. Untuk bertahan pada kondisi persaingan yang ketat, Elzatta
memberikan promosi-promosi berupa iklan kepada konsumen agar dapat
mengetahui produk yang diberikan perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen.
56
Menurut kasus yang terjadi di lapangan, promosi advertising yang
digunakan Elzatta masih kurang menarik minat konsumen, dibuktikan dengan
kurangnya informasi yang didapatkan konsumen mengenai promo-promo yang
sedang berlangsung di Elzatta sehingga promo kadang diabaikan begitu saja oleh
kebanyakan konsumen. Seharusnya Elzatta lebih memperbanyak promosi advertising
melalui media televisi agar promo yang dilakukan dapat tersampaikan kepada
konsumen secara menyeluruh dan kemudian bisa menarik minat konsumen agar
melakukan keputusan pembelian, memang media seolah menjadi unsur penting
dalam realitas sosial masyarakat. Ini disebabkan oleh dampak dari media itu sendiri,
jika meminjam gagasan Andi Faisal Bakti bahwa konsekuensi dari teknologi
adalah terjadinya globalisasi,144 meski menghubungkan agama dan media masih
dianggap sesuatu yang debatable,145 sehingga Elzatta dapat mempertahankan citra
merk yang sudah melekat di benak konsumen.
Perusahaan yang berorientasi pada tingkat volume penjualan tinggi
memerlukan suatu strategi pemasaran di suatu pencapaian tujuan dan sasaran yang
ditetapkan oleh manajemen. Adapun salah satu strategi yang tidak kalah
pentingnya dibandingkan promosi advertising adalah citra merk (brand image),
dalam sebuah pasar yang kompetitif, pertempuran tidak hanya terletak pada
tarif dan produk namun juga pada persepsi konsumen.
Beberapa produk dengan kualitas dan model yang relatif sama dapat
memiliki nilai yang berbeda di pasar karena perbedaan persepsi dalam benak
konsumen. Persepsi konsumen tersebut digambarkan melalui brand karena brand
tumbuh di dalam pikiran konsumen. Produk dengan brand yang kuat memiliki
kemampuan yang lebih unggul dalam menciptakan preferensi serta mempengaruhi
keputusan pembelian. Image yang kuat serta positif memberikan dampak yang
signifikan dalam merebut hati konsumen.
Image atau persepsi yang bertahan lama, dibentuk melalui pengalaman, dan
bersifat relatif konsisten. Oleh karena itu, sikap dan tindakan konsumen terhadap
suatu brand image merupakan salah satu unsur penting yang mendorong konsumen
untuk membeli sebuah produk. Semakin baik brand image yang melekat pada
produk tersebut, konsumen akan semakin tertarik untuk membeli karena konsumen
beranggapan bahwa suatu produk dengan brand yang sudah tepercaya lebih
memberikan rasa aman ketika menggunakan-nya. Kemudian konsumen akan
menentukan keputusan dalam membeli atau tidak dan seterusnya konsumen akan
loyal atau tidak.
Hal ini juga berlaku pada Elzatta karena dilihat semakin banyaknya konsumen
yang menggunakan produk Elzatta akan memberikan keuntungan bagi perusahaan
dan lebih banyak lagi kompetitor yang menjual produk sejenis. Salah satu

144
Jan Nederveen Pieterse, “Globalization and Culture Three Paradigms”,
Economic and Political Weekly, Vol. 31, No. 23 (1996), h. 1389.
145
Andi Faisal Bakti, “The Role of Islamic Media in the Globalization Era:
Between ReligiousPrinciples and Values of Globalization, The Challenges and the
Opportunities”, In the 2nd International Confrence of Islamic Media. (Jakarta, 13-
15 December 2011): h. 1-17
57
perusahaan fashion hijab yang menjual produk muslim seperti gamis, baju koko,
kerudung, dan aksesoris muslim yang simple dan menarik, Elzatta berkonsep
menjadikan wanita tampak lebih gaya, dengan menciptakan produk hijab dan
pernak pernik yang berkualitas, simpel dan modern tanpa membuat pemakainya
merasa sulit dan repot ketika mengenakannya tapi tetap fashionable.
Hal-hal tersebut membuat Elzatta diminati para penggemar fashion hijab
saat ini, termasuk juga pelayanan, lokasi dan kenyamanan gallery, menjadi penarik
minat konsumen Elzatta Hijab. Brand image atau citra merk dibentuk dengan
memberikan produk yang berkualitas sehingga konsumen percaya dengan produk
yang digunakan adalah produk yang berkualitas serta terus menerus memberikan
inovasi menu yang menarik sehingga konsumen tidak merasa bosan akan model
yang sama dari waktu ke waktu. Elzatta akan terus menerus menawarkan dan
menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang akan membuat konsumen semakin
tertarik dalam menggunakan atau produk Elzatta dan akan mempengaruhi
keputusan pembelian dengan brand imge atau citra merk yang baik.
Data pengunjung Elzatta menunjukan bahwa jumlah pengunjung dari bulan
ke bulan mengalami kenaikan dan penurunan, paling tinggi pada bulan menjelang
Ramadhan karena Ketika bertepatan dengan bulan suci Ramadhan merupakan
momen yang tepat untuk membeli keperluan Ramadhan untuk persiapan menjelang
hari raya Idul Fitri, daya beli konsumen meningkat.146 Berdasarkan teori advertising
dan citra merk maka Elzatta lebih meningkatkan lagi promosi advertising tidak
hanya di bulan Ramadhan saja tetapi juga di bulan-bulan lain sehingga penjualan
Elzatta bisa terus meningkat.
Mengingat hal tersebut diatas fenomena yang terjadi di lapangan sungguh
berbeda dengan teori dimana manajemen perusahaan kurang memperhatikan agar
iklan mempunyai daya tarik tersendiri, jumlah produk yang di iklan kan juga masih
tidak terlalu banyak juga dalam penggunaan media kurang tepat, sehingga di
khawatirkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian.
Dari fenomena ini dapat disimpulkan bahwa Elzatta memeberikan nilai-
nilai yang positif terhadap citra merk yang dibangunnya kepada konsumen dengan
meningkatkan, mempertahankan dan menjaga citra merk tetapi rata-rata kurang
mengetahui informasi produk dari Elzatta sehingga akan mempengaruhi keputusan
pembelian dan citra merk itu sendiri. Suatu keputusan pembelian dapat dibuat
hanya jika ada beberapa alternatif yang dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada
maka tindakan yang dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan
membuat keputusan.
Keputusan pembelian menurut konsumen adalah membeli merk yang paling
disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat
pembelian dan keputusan pembelian. Faktor Pertama adalah sikap orang lain dan
faktor yang kedua adalah faktor situasional. Oleh karena itu, preferensi dan niat
pembelian tidak selalu menghasilkan pembelian yang aktual. Pengambilan
keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

146
Wawancara dengan pegawai Elzatta pada hari Senin tanggal 10 Januari 2019
58
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti pertama tertarik untuk
melakukan penelitian keputusan pembelian di fashion hijab Elzatta, kedua memang
dibenarkan ternyata semakin bertambahnya kaum perempuan untuk berhijab, maka
menjamur pula toko-toko yang menjual pakaian muslimahnya. Bahkan di
daerah-daerah pun toko-toko pakaian muslim pasti ada di setiap jalan, termasuk
kedua branded yang sudah dikenal banyak orang. Ketiga branded tersebut meliputi
Rabbani dan Elzatta.147
Menyadari bahwa dalam pasar busana muslim hijab Indonesia demikian
maraknya, Elzatta hijab yang perusahaan berkembang pesat juga tak luput dari
hingar binger pasar busana muslim. Untuk menghadapi ini Elzatta hijab Indonesia
selalu memberikan keunikan dan nilai tambah dalam setiap produknya, baik itu
busana muslim gamis, tunik atau outer wear, maupun dalam produk hijab atau scarf
atau hijab segi empat, hijab selendang atau pashmina dan tentunya di produk
hijab instannya yaitu bergo. Penampilan produk Elzatta Indonesia selain atraktif,
juga banyak pilihan warna yang sesuai untuk semua kalangan, usia muda maupun
yang sudah senior. Keadaan seperti ini membuat tim Elzatta hijab Indonesia lebih
bersemangat untuk menciptakan kreasi-kreasi hijab yang bisa didapat dengan harga
terjangkau.
B. Perkembangan Rabbani
Rabbani merupakan perusahaan garment yang bergerak dibidang fashion
busana muslim dengan “ Tagline Professor Kerudung Indonesia". Rabbani merupakan
salah satu perusahaan kerudung instan pertama dan terbesar di Indonesia
dengan mengeluarkan produk andalan berupa kerudung instan dan produk lain yang
juga telah dikembangkan yaitu busana muslim diantaranya kemko, tunik, kastun,
serta perlengkapan lain seperti ciput/inner kerudung.148 Perubahan mode yang
menyangkut busana akan terjadi lebih cepat dibandingkan dengan perubahan
kebudayaan secara keseluruhan. Daya Tarik produk seperti halnya Rabbani dapat
diukur dari kepuasaan saat menggunakan produk tersebut, Suatu produk bisa
memuaskan pembeli jika mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Desain produk Rabbani merupakan salah satu faktor utama yang menjadi
pertimbangan konsumen untuk memilih suatu produk, juga merupakan totalitas
keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi
kebutuhan konsumen. Rabbani mendesain produknya sendiri sehingga desain ini
menjadi salah satu kunci dalam menentukan kesuksesan pemasarannya.
Sewaktu awal memulai usaha, pemilik Rabbani Hj. Amry dan Istrinya,149
bahu- membahu mengawali usaha mereka dengan berjualan perlengkapan sholat,
buku Agama, Al-Qur’an, dan busana Muslim. Mereka menjualnya dengan sistem
door- to-door serta melalui jaringan pertemanan. Meski pada saat itu sekitar tahun
90-an produk muslim belum menjadi kebutuhan masyarakat bahkan sempat
adanya larangan penggunaan kerudung, mereka tetap istiqomah untuk
menjalankan usahanya karena Allah SWT.

147
Wawancara dengan pegawai Elzatta pada hari Senin tanggal 10 Januari 2019
148
Dokumen Rabbani
149
Dokumen Rabbani
59
Beberapa waktu berjalan, kemudian Hj. Amry memutuskan untuk fokus
pada produksi dan penjualan kerudung instan dengan nama Rabbani. Dan ternyata,
permintaan kerudung terus meningkat. Hingga pada tahun 2000 hingga sekarang
bisnis Rabbani berkembang sangat pesat dengan jaringan distribusi mencapai 141
outlet diseluruh Indonesia. Hingga Rabbani memenangkan Franchise TOP of Mind
tahun 2012 dan 2015 dan juga penghargaan merk terpopuler di tahun 2010.150
Selain itu, Rabbani juga ingin merubah paradigma sebagian besar masyarakat yang
memandang bahwa wanita yang memakai busana muslim itu kurang modis. Untuk
itu Rabbani ingin menunjukkan bahwa wanita yang memakai busana muslim itu
modern dan terhormat serta tampil gaya dan trendy yang syar'i. Namun di sisi lain,
Rabbani juga menghadapi tantangan yang besar. Hal tersebut dikarenakan pada
waktu itu wanita yang memakai busana muslimah masih jarang dan belum menjadi
trend seperti sekarang.151
Asal kata Rabbani terilhami dari salah satu surat di kitab suci Al- Qur'an
yaitu surat Ali Imron ayat 79 yang artinya adalah para pengabdi Allah yang
bersedia mengajarkan dan diajarkan kitab Allah.
‫ه‬ ُ ً ُ ُ َّ َ ْ ُ َ َُّ َ َُّ ُّ َ َ ْ ُ ْ َ َ ٰ ْ ُ ‫َ َ َ َ َ َ ْ ُّ ْ َ ُ ه‬
ِ ‫اس ك ْون ْوا ِع َبادا ِل ْي ِم ْن د ْو ِن‬
‫اّٰلل‬ ِ ‫ما كان ِلبش ٍر ان يؤتِيه اّٰلل ال ِكتب والحكم والنبوة ثم يقول ِل‬
‫لن‬
َ َْ ُْ ُ َ ٰ ْ َ َُ ُْ ُ َ َ ُ ُ ٰ
ِۙ‫َول ِك ْن ك ْون ْوا َرَّبا ِن ٖين ِبما كنت ْم تع ِل ُم ْون ال ِكت َب َو ِبما كنت ْم تد ُر ُس ْون‬
Artinya: “Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah,
serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia, “Jadilah kamu
penyembahku, bukan penyembah Allah,” tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu
pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu
mempelajarinya!”

Rabbani dan Elzatta adalah dua brand terkemuka yang bergerak di bidang
busana muslim dan kerudung di Indonesia. Kedua brand di atas sangat dikenal oleh
masyarakat Indonesia karena Rabbani dan Elzatta masing-masing mempunyai ciri
khas atau keunikan tersendiri yang membuat banyak masyarakat tertarik untuk
membeli produk mereka. Namun terdapat perbedaan di antara kedua produk yang
dihasilkan kedua brand tersebut.152
Rabbani sebagai pioneer dari trend busana muslim modern telah mengubah
persepsi masyarakat yang berpendapat bahwa seorang yang memakai kerudung
terlihat tidak modis. Dengan jenis, bahan, serta motif yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman membuat Rabbani begitu dikenal sampai sekarang. Begitupun
dengan Elzatta yang dikenal karena model hijab yang sekarang menjadi
trendsetter. Namun terdapat beberapa perbedaan, di antaranya Rabbani
menyediakan kerudung instant dengan berbagai macam model dan warna.

150
Wawancara dengan pegawai Rabbani pada hari Senin tanggal 10 Februari 2019
151
Wawancara dengan pegawai Rabbani pada hari Senin tanggal 10 Februari 2019
152
Wawancara dengan pegawai Rabbani pada hari Senin tanggal 10 Februari 2019
60
Sedangkan Elzatta menyediakan hijab dengan berbagai model dan warna.
Selain itu Rabbani dan Elzatta memiliki kualitas yang membuat kedua brand
tersebut sangat dikenal. Visi dan Misi Rabbani

1. Visi
a. Visi Jangka Pendek
Be a Professional Mujahid
b. Visi Menengah
Menjadi Trend Center Hijab 2020.
c. Visi Jangka Panjang
Ingin berjumpa dengan Allah SWT di Surga Firdaus
2. Misi
Men-shibghoh fashion dunia dengan syariah153

Dan untuk mewujudkan visinya, Rabbani telah merancang tiga misi


utama yaitu :
a. Menjadi pabrik kerudung instan terbesar di dunia dan teratas dalam
kualitas. Misi pertama Rabbani yang pertama ini memang sesuai dengan visinya
yaitu mencapai target sebagai produk krudung terbaik dan terbesar di dunia
pada tahun 2020 ini
b. Menjadi ikon mode syari’ah internasional. Seperti kata-kata yang tertera di
lambang Rabbani yaitu Trendsetter Kerundung Indonesia, Rabbani ingin
menjadi contoh dan pelopor bagi perkembangan industri fashion khususnya
busana muslim di Indonesia. Dan hal ini sudah dibuktikan oleh Rabbani
bahwa produknya memang berkualitas dan diminati di pasaran oleh karena itu
banyak produsen-produsen lainnya yang ingin meniru kesuksesan Rabbani
dengan menjiplak karya Rabbani namun tetap saja tidak mampu menyainginya
karena tidak sesuai denga standar yang telah ditetapkan oleh Rabbani. Setelah
menjadi raja di industri kerung di Indonesia, Rabbani juga memiliki masterplan
agar bisa menjadi produsen berskala internasional. Rabbani mencangkan tahun
2020 sebagai target go internasional Rabbani Segmentasi pemasaran yang
dilakukan oleh Toko Rabbani dengan memilih dan merumuskan pasar yang dituju
yaitu menggunakan strategi segmenting, targeting dan positioning. Selain itu,
dengan menggambarkan marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari
empat unsur yaitu produk, harga, distribusi dan promosi, yang mana dengan
menggunakan perumusan strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk menarik
pembeli dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.154
Segmentasi pemasaran yang dilakukan oleh Toko Rabbani:
1) Segmenting atau segmentasi pasar, segmenting atau segmentasi pasar untuk
mempermudah Toko rabbani dalam mencari pembelinya. Ada tiga variabel
utama yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar tersebut antara lain:

153
Profil Rabbani
154
Wawancara konsultan sales Toko Rabbani Tangerang Banten 10 Februari 2019
61
- Segmentasi geografis atau wilayah segmentasi geografis membagi pasar
menjadi beberapa unit secara geografi seperti Negara, Kota, atau kelompok
perumahan. Toko Rabbani dalam menentukan segmentasi geografisnya
kepada daerah wilayah kota kota Tangerang Banten yang dimana di daerah
tersebut terdapat pemukiman padat penduduknya, yang pemukiman padat
penduduknya, yang merupakan pasar bagi Toko Rabbani
- Segmentasi demografis, segmentasi demografis membagi pasar menjadi
kelompok berdasarkan pada variabel seperti umur, jenis kelamin, ukuran
keluarga, pendapatan pekerjaan, agama, ras, pendidikan dan kebangsaan.
Berdasarkan variabel demografis Toko Rabbani membuat konsep yaitu
tempat berbelanja busana untuk keluarga, tetapi Rabbani hanya
memasarkan pakaian yang berbusana muslim. Jadi pada segmentasi
demografis ini, Toko Rabbani membidik semua variabel yang ada pada
segmentasi demografis seperti kelompok umur, agama, ras, dan jenis
kelamin, mulai dari anak-anak, dewasa, bapak-bapak, ibu-ibu, laki-laki dan
Wanita
- Segmentasi psikografis, segmentasi psikografis membagi pembeli menjadi
kelompok berbeda berdasarkan karakteristik kelas sosial, gaya hidup dan
kepribadian. Toko Rabbani pada segmentasi psikografisnya lebih fokus
pada kelas sosial menengah ke atas, karena Toko Rabbani sendiri adalah
butik dan tempatnya berada
2) Targeting atau menetapkan pasar sasaran, targeting yaitu pemilihan besar atau
luasnya segmen sesuai dengan kemampuan Toko Rabbani untuk memasuki
segmen tersebut. Berdasarkan segmen di atas, Toko Rabbani dalam
menetapkan target pasarnya adalah kaum wanita karena Toko Rabbani
mempunyai misi mengkerudungkan dunia yaitu kaum hawa. Toko Rabbani pun
memiliki jenis pakaian yang lengkap untuk kaum hawa.
3) Positioning atau menentukan pasar, positioning yaitu menentukan posisi yang
kompetitif untuk produk atau jasa suatu pasar. Toko Rabbani mempromosikan
usaha yang berprinsip atau bernuansa Islam. Hal-hal yang membedakan dengan
Toko busana yang lain, pegawai perempuannya menggunakan hijab syar’i dan
hanya menjual produk busana muslim. Setelah menentukan segmentasi,
penentuan pasar sasaran dan penentuan posisi pasar.155

155
Dokumen Rabbani dalam strategi segmentasi pemasaran. Setelah menentukan
segmentasi, penentuan pasar sasaran dan penentuan posisi pasar antara lain:
1. Melakukan promosi melalui pemasangan iklan, pemasangan spanduk, dan melakukan kegiatan
bazar
2. Memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggannya juga membuat hubungan kekeluargaan
dengan konsumen. Cara yang dilakukan oleh Toko Rabbani dalam memberikan pelayanan yang
baik dengan konsumen para karyawan dan kepala toko selalu berbuat ramah dengan para
pelanggannya.
62
Gambar 3.2
Karakteristik Pengembangan Produk Rabbani

Ikon mode syari’ah


internasional
Pabrik hijab instan di Mengkrudungi dunia
dunia

Karakteristik
pengembangan produk
Rabbani

3. Dari segi harga, Toko Rabbani memberikan harga yang sangat bersaing dengan para pesaingnya
4. Toko Rabbani hanya menjual produk-produk busana muslim, dan juga terdapat hak khiyar,
dimana barang yang sudah dibeli dapat ditukarkan kembali apabila barang yang dibelinya
terdapat kerusakan dan segelnya masih belum terbuka
5. Para pegawai Toko Rabbani selalu ramah pada pelanggannya, Toko Rabbani memberikan aturan
dimana para pegawainya harus berpakain syar’i dan harus membantu para pembeli yang ada,
sehingga pelanggan akan kembali ke Toko Rabbani setelah merasa puas dengan keramahan
tersebut
6. Strategi pemasaran adalah sebuah proses yang dapat memungkinkan organisasi untuk
memusatkan sumber daya yang terbatas pada peluang terbesar untuk meningkatkan penjualan
dan mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Strategi pemasaran mencakup semua
kegiatan dasar dan jangka panjang dibidang pemasaran yang berhubungan dengan analisis situasi
awal strategi perusahaan dan perumusan, evaluasi dan pemilihan strategi yang berorientasi pasar
dan arena itu berkontribusi pada tujuan perusahaan dan tujuan pemasaran.

63
a. Mengkerudungi dunia. Setelah tahun 2020 Rabbani bercita-cita untuk bisa
mengkerudungi dunia. Hal ini dapat diartikan secara harfiah yang berarti
Rabbani dapat menguasai pasar industri kerudung internasional. Maupun
makna lainnya yang dapat ditafsirkan sebagai upaya Rabbani untuk tidak
hanya mengenalkan kerudung kepada dunia internasional tapi juga
menyebarkan agama Islam.

4. Struktur Organisasi
Gambar 3.3
Struktur Organisasi CV Rabban

Area Manager
SSupervisor

Store Manager

Supervisor
Supervisor

SPG SPG SPG SPG SPG SPG

Dalam menjalankan kegiatan perusahaan, Rabbani membagi tanggung


jawab sebagai berikut:
a. Area Sales Manager, bertanggung jawab menangani kegiatan penjualan
dilokasi-lokasi tertentu. Adapun area yang dibawahi oleh Area Sales
Manager Rabbani.
b. Store Manager, bertanggung jawab terhadap pencapaian omset,
pengembangan promosi dengan media setempat, manajemen stok,
mengorganisir tim dalam pencapaian tujuan dan mengelola
administrasi laporan.
c. Supervisor, bertanggung jawab untuk menumbuhkan hubungan yang
baik dengan pelanggan, melayani kebutuhan dan menjawab setiap
pertanyaan pelanggan, serta memberikan umpan balik yang diperlukan.
Oleh karena itu, supervisor harus tetap up to date terhadap
64
perkembangan produk perusahaan agar bisa memberikan pelayanan
terbaik. SPG, bertanggung jawab dalam proses penjualan dan
pembayaran. SPG melakukan proses transaksi pelayanan jual beli serta
melakukan pengemasan, dan mencatat semua transaksi156

4. Produk Perusahaan
Rabbani merupakan prusahaan garment yang bergerak dalam bidang retail
busana muslim dengan tagline ‚Professor Kerudung‛. Rabbani merupakan salah
satu perusahaan terbesar di Indonesia dengan produk andalan berupa kerudung
instan. Meski demikian, Rabbani juga memasarkan berbagai produk busana muslim
dengan kategori diantaranya:
a. Kerudung
b. Dresslim
c. Kastun
d. Kemko
e. Kerudung Anak
f. Kemko Anak
g. Wedding
h. Setelan Anak
i. Tunik

Selain beberapa kategori produk diatas, Rabbani juga menyediakan


berbagai produk seperti ciput atau iner kerudung, aksessoris, dan perlengkapan
sholat.
5. Persyaratan Reshare
Persyaratan untuk menjadi Reshare Rabbani mudah sekali yang diperlukan
mengingat satu kota satu reshare dan franchisee tersebut yang diterima, maka
franchisee tersebut diwajibkan membayar uang inisiasi sebesar Rp 50.000.000,
berikutnya franchisee mendapat gambar design Reshare Rabbani dari Holding
Bandung. Tentunya franchisee mengerjakan tokonya sesuai gambaran design
tersebut. Setelah toko atau Reshare Rabbani selesai, franchisee diwajibkan membeli
dari Holding Bandung Spanduk Rabbani salah satunya berbunyi, Telah Hadir
Reshare di Kota Anda‛ ini supaya dipasang di beberapa kota anda untuk diketahui
publik. Tentunya pemasangan spanduk tersebut harus memiliki ijin dari instansi
yang terkait. Selanjutnya franchisee mendapat surat perjanjian kontrak atau mitra
kerja dengan Rabbani Holding Bandung untuk jangka waktu 5 tahun. Surat
Perjanjian tersebut dibuat rangkap 2 sama-sama bermeterai, satu pihak Holding
bertanda tangan diatas meterai untuk diberikan ke pihak kedua sebagai pemilik.
Reshare Rabbani menangani 2 kategori pelanggan, yaitu:
1) Pelanggan umum eceran, sedang member (ditangani oleh Kasir)
2) Agent External / Sub Reshare.
3) Jadi, sewajarnya jumlah pegawai minimal 2 bisa lebih. Karena setiap Senin
sebagai Reshare Rabbani diwajibkan melaporkan omzet penjualannya

156

65
(Omzet Mingguan) kepada Markas, maka diperlukan pencatatan penjualan
tersebutm tiap hari, yaitu Omzet Kasir dan Omzet Agent External. Supaya
Pencatatan Penjualan ini bisa cepat dan data aman maka diperlukan alat
untuk itu yaitu: Seperangkat Computer dan Printer.

Setelah computer siap dua pegawai di training untuk menangani sebagai


Kasir dan yang satu untuk menangani pelanggan Agent External. Diharapkan
nantinya pegawai ini membuat laporan setiap minggunya kepada Markas Rabbani.
Jenis Laporan ada 2, yaitu:
a) Omzet Kasir
b) Omzet Agent External
c) Selanjutnya (dua) laporan ini bisa dikirim lewat Fax atau lewat email.157

6. Analisis Lingkungan Internal


Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada didalam suatu
lingkungan kerja yang tercipta karena adanya suatu proses bahkan konflik pada
lingkungan kerja tersebut. Proses tersebut dapat bersifat fungsional atau
disfungsional, lingkungan ini cenderung dikendalikan, selain itu lingkungan internal
ini bersumber pada sumber daya perusahaan yang mencakup beberapa faktor
seperti, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Organisasi, dan Sumber Daya Fisik.
Pada lingkungan internal Rabbani, memiliki 6 divisi khusus yaitu,
Marketing, SDM, HRD, Keungan, IT, dan Promo Event yang memiliki fungsi
masing-masing yaitu Marketing sebagai pencapai omset, SDM sebagai
pengontrolan karyawan, HRD sebagai recruitment, IT sebagai orang yang
bertanggung jawab pada perangkat teknologi, dan yang terakhir Promo Event
sebagai branding.
Ada berapa struktur seperti marketing, IT, SDM, serta promo dan event. Di
Rabbani ini ada tim Marketing, SDM, Keuangan, IT, dan Promo Event. Rabbani ini
memiliki 6 aspek internal mas. Pemasaran, Sumber Daya Manusia, HRD, Promo dan
Event, dan Produksi. pemasaran memiliki fungsi dalam pengamatan nilai penjualan
dan mengendalikan rencana tahunan untuk selalu meningkatkan target yang sudah
diterapkan oleh Rabbani, SDM memiliki fungsi dalam peningkatan produktivitas
karyawan mas agar Rabbani bisa semakin kompetitif, HRD di Rabbani hanya untuk
melakukan reqruitment dan pengajian karyawan, Keuangan memiliki fungsi pada
pengendalian pengeluaran dan pemasukan Rabbani. IT berfungsi untuk mengontrol
perangkat teknologi yang dimiliki Rabbani saat ini, yang terakhir Promo dan Event
yaitu untuk melakukan perkembangan pada pasar melalui media dan event-event
tertentu.
Dari penjelasan reponden diatas dapat dilihat bahwa, Rabbani memiliki
sistem koordinasi yang tinggi pada setiap divisinya dan memiliki fokus yang jelas.
Seperti, pada pemasaran Rabbani memiliki fokus pada target perusahaan,
pengamatan penjualan, dan mengendalikan rencana tahunan. Sumber Daya Manusia

157
Wawancara dengan pegawai Rabbani pada hari Senin tanggal 1 April 2019

66
memiliki fokus pada pengembangan karyawan, dan peningkatan produktivitas
karyawan. HRD memiliki fokus pada reqruitment dan penggajian karyawan.
Promo dan Event memiliki fokus pada pengembangan pasar Rabbani melalui
berbagai sektor dan media-media tertentu. Keuangan memiliki fokus pada
pengendalian dari pengeluaran dan pemasukan Rabbani. Dan Tim IT memiliki
fokus pada pengontrolan perangkat-perangkat teknologi Rabbani serta melakukan
pengembangan melalui media sosial yang memiliki fokus pada penjualan online.
Dalam pemilihan aspek-aspek tersebut Rabbani melakukan evaluasi tahunan
dan mempertimbangan serta menginginkan perusahaan ini menjadi perusahaan
profesional sehingga setiap tahun selalu ada penambahan devisi dan banyak sekali
sumber daya profesional yang mulai masuk ke Rabbani sehingga Rabbani dapat
belajar dari mereka dan hingga akhirnya sekarang Rabbani memiliki pabrik sendiri
setelah masuknya orang-orang profesional tersebut.
Rabbani ini perusahaan berkembang jadi sebetulnya awal-awal adanya
Rabbani tidak banyak devisi. Seiring berjalannya waktu Rabbani mulai belajar
menjadi perusahaan yang professional jadi setiap tahun ada devisi selain itu
banyak sekali orang-orang profesional yang masuk ke Rabbani sehingga banyak
saran-saran dari mereka untuk membuat devisi-devisi baru salah satu contoh devisi
produksi yang awalnya konveksi rumahan namun, karena adanya orang profesional
sekarang kita memiliki pabrik sendiri. jadi di Rabbani ini setiap tahun ada yang
namanya evaluasi. Sebagai contoh pada tahun ini Rabbani memiliki tim Marketing
dan SDM, tetapi masih solid jika devisinya itu-itu saja maka Rabbani biasanya
menambah devisi lain dengan berbagai pertimbangan seperti IT ini, kan sudah tidak
bisa dipungkiri sekarang kita berada di era modern yang fokus pada online maka dari
itu membutuhkan tim IT untuk mengembangan bisnis melalui media sosial dan
elektronik.
Strategi Pemasaran yang digunakan Rabbani adalah Teori Public Relations,
Teori Public Relation menurut Frank Jefkins adalah semua bentuk komunikasi
yang terencana, baik itu didalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada
saling pengertian.158 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rabbani menggunakan
Strategi lewat program-program menarik, menjaga citra positif, dan promosi.

158
Frank Jefkins, Public Relation, (Jakarta: Erlangga, 2002), 81. Lihat definisi PR
adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara
suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik
yang berlandaskan pada saling pengertian, analisis:
1. Definisi ini sama seperti yang telah diuraikan oleh PR, hanya saja unsur
tujuannya lebih terperinci, yaitu tidak hanya terbatas pada saling pengertian saja,
melainkan juga berbagai macam tujuan khusus lainnya yang sedikit banyak
berkaitan dengan saling pengertian itu. tujuan-tujuan khusus itu meliputi
penanggulangan masalah- masalah komunikasi yang memerlukan suatu
perubahan tertentu, misalnya mengubah sikap yang negatif menjadi positif
2. PR menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (management by
objectivies), dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan
yang telah dicapai harus dapat diukur secara jelas, mengingat PR merupakan
67
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa Rabbani melakukan pemilihan
divisi tersebut sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan yang menginginkan Rabbani
menjadi perusahaan profesional, sehingga Rabbani mulai mempertimbangkan untuk
mulai memasukan orang-orang profesional kedalam perusahaan. Dengan adanya
penambahan devisi-devisi. Rabbani akan dengan mudah melakukan pengembangan
bisnisnya seperti dengan adanya devisi IT. Jangkauan pasar Rabbani akan
semakin luas melihat perkembangan teknologi saat ini sudah mulai gencar, jika
Rabbani tidak memanfaatkan perkembangan tersebut maka Rabbani mungkin akan
tertinggal dengan brand lain yang memiliki fokus sama dengan Rabbani
Adanya devisi-devisi yang kuat dan solid. Maka membuat Rabbani menjadi lebih baik
dalam usahanya dan juga jangkauan pasar atau segmentasi Rabbani menjadi lebih luas.
Karena Rabbani memiliki fokus pada sistem satu koordinasi, jadi meskipun setiap devisi
memiliki tugasnya masing-masing mereka tetap dalam satu instruksi yakni pemilik Rabbani.
Selain itu, Rabbani juga memiliki produk-produk yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan
germent lain yang dapat membuat Rabbani merebut hati dari pelanggan setianya, dan
Rabbani mulai fokus ke segmen-segmen yang lebih luas dari yang dulunya hanya berfokus
pada hijab dan busana muslim sekarang Rabbani memiliki segmen baru yakni seragam sekolah
muslim.159
Rabbani juga merasa sangat penting menggunakan aspek-aspek internal tersebut
karena dengan adanya aspek-aspek internal tersebut, Rabbani dapat dengan mudah
melakukan pengembangan bisnisnya karena dengan adanya devisi- devisi tersebut Rabbani
akan semakin seimbang dalam mengelola bisnisnya. Karena tidak bisa dipungkiri perusahaan
hampir sama dengan manusia yang memiliki bagian-bagian tertentu yang tidak dimiliki
bagian lain. Seperti tangan memiliki tugas sendiri, kaki memiliki tugas sendiri, dan mata
memiliki tugas sendiri.160
Hal itu sama dengan sebuah perusahaan yang tidak mungkin bisa mengerjakan
sesuatu secara bersama-sama, sehingga dibentuklah divisi-divisi yang memiliki tugas
masing-masing. Selain itu, dengan adanya divisi-divisi tersebut maka Rabbani akan
sangat terkontrol dan seimbang dalam pengembangan bisnisnya.
Tidak bisa dipungkiri, dalam lingkungan internal perusahaan terdapat kelamahan dan
juga kekuatan, dan pada Rabbani ini kekuatanya yakni pada sistem satu koordinasi yang
sudah sangat solid dan setiap devisi pada lingkungan internal ini tidak diperbolehkan
menjalankan tugas dari devisi lain agar tidak menggangu fokus dari devisi tersbut, selain itu
Rabbani mempunyai kekuatan pada tim Promo dan Event yang selalu megusahakan agar
Rabbani selalu masuk disetiap acara bahkan acara besar di televisi sekalipun. Namun
kelemahannya adalah karena Rabbani terlalu terbuka dalam menjalankan bisnisnya sehingga
produk lain dapat dengan mudah mencontoh produk Rabbani dan menggambil pasar yang
belum tersentuh oleh Rabbani.

kegiatan yang nyata. Kenyataan ini dengan tegas menyangkal anggapan keliru
yang mengatakan bahwa PR untuk mencapai tujuan tertentu, pasti bisa mengukur
hasil-hasil yang sudah dicapai, kalua perlu dapat menerapkan Teknik-teknik riset
pemasaran untuk menguji tingkat kegagalan sebuah program kampanye PR yang
diluncurkan
159
Wawancara dengan pegawai Rabbani pada hari Senin tanggal 1 April 2019
160
Dokumen Rabbani
68
7. Analisis Lingkungan Eksternal
Selain adanya lingkungan internal setiap perusahaan pasti memiliki faktor
lingkungan eksternal untuk mengembangkan bisnisnya. Lingkungan ekstrenal ini
merupakan variable yang berada diluar perusahaan yang menjadi patokan penting
dan perlu dianalisa perusahaan untuk dapat menyiasati apapun yang ada diluar
lingkungan perusahaan tersebut. Pada Rabbani faktor eksternal utama yang dimiliki
yakni sosial dan budaya masyarakat. Dengan mengetahui faktor eksternal
tersebut Rabbani dapat menentukan trend hijab masa kini, dan mengetahui seperti
apa model-model hijab yang masyarakat inginkan.
Fungsi dari mengetahui sosial dan budaya pada masyarakat, Rabbani akan
dengan mudah mengetahui apa keinginan pasar, siapa yang menjadi contoh
masyarakat dalam berpakaian, dan juga dengan begitu Rabbani dapat mengetahui
range harga yang menyesuaikan dengan budget dari segmen pasar Rabbani. Dengan
motto “trendsetter krudung instan” menawarkan juga pilihan warna yang menarik
serta motif yang beraneka ragam sehingga mampu mendapat tempat dimasyarakat.
Hijabnya memiliki kenyamanan tersendiri ketikan memakainya juka dipakai untuk
kesehariannya
Tentu fungsinya adalah untuk mengetahui keinginan pasar saat ini
seperti apa sih, lalu apa sih yang paling banyak disukai oleh masyarakat, lalu
budaya apa sih yang sering dicontoh masyarakat, selain itu Rabbani juga tidak
membidik satu pasar saja jadi kita juga mempertimbangkan faktor-faktor
ekonominya. Disamping memiliki keunggulan ekonomi kerakyatan juga memiliki
banyak kendala untuk berkembang mengingat terbatasnya skill sumber daya
manusia teknologi yang dipilihnya, manajemen, kebutuhan modal serta fasilitas
penunjang lainnya untuk itu diperlukan kebijakan-kebijakan yang jelas memihak
kepentingan rakyat, bahkan perangkat peraturan sebagaimana yang sudah tertuang
dalam TAP MPR No.16/1998 harus segera dijabarkan agar dapat dijadikan
pedoman bagi pembinaan ekonomi rakyat.161
Pasar untuk hijab model anak sekolahan Rabbani harus menyesuaikan
dengan budget mereka sebagai anak sekolahan. Karena dengan mengetahui
kebiasaan masyarakat pasar, Rabbani jadi lebih tahu apa yang sebenarnya mereka
inginkan dan model seperti apa yang mereka inginkan pula. Untuk anak sekolah
Rabbani menawarkan produk krudung instan yang harganya selaras dengan
kualitas yang diberikan sehingga produknya dapat bersaing di pasaran. Dari
produsen yang mempelopori krudung instan untuk anak -anak sekolah
kebanyakan juga terinspirasi dari Rabbani, bahkan beberapa sekolah sengaja
menganjurkan Rabbani sebagai hijab sekolah. Oleh karena itu untuk
meminimalisisr tingkat kepalsuan produk Rabbani, dianjurkan untuk
membelinya di gerai resmi Rabbani yang tentuk produknya yang disediakan asli

161
Ester Boserup, Peranan Wanita dalam Perkembangan Ekonomi , (Yogyakarta:
Gadjah Mada Press 2010), Cet. I, 55

69
milik Rabbani.
Rabbani juga merasa sangat penting menggunakan faktor-faktor eksternal
tersebut karena dengan adanya faktor-faktor eksternal tersebut, Rabbani dapat
mengetahui keinginan pasar dan Rabbani dapat menyesuaikan diri dengan keinginan
pasar tersebut. Karena dengan mengetahui apa keinginan pasar, Rabbani bisa
mengetahui gaya hijab apa yang sedang menjadi trend dipasar Rabbani tersebut,
desain seperti apa yang mereka sukai, dan dapat mengetahui siapa public figure
yang menjadi panutan mereka.
Dengan begitu Rabbani akan dengan mudah menyesuaikan diri dengan apa yang
pasar Rabbani inginkan. Jika pada aspek lingkungan internal terdapat kekuatan dan
kelemahan. Maka, pada faktor eksternal berbeda yakni mengenai peluang dan ancaman.
Peluang Rabbani adalah dapat mengajak pelanggan setia untuk lebih mengenalkan
produk Rabbani kepada masyarakat yang belum mengetahui Rabbani yaitu dengan
mengajak influencer yang sudah mempunyai nama di Indonesia seperti Arafah Rianti.162

C. Perjumpaan Elzatta dan Rabbani


Era sekarang disebut era konsumsi masyarakat yang ada sangat
mendewakan konsumsi. Inilah abad yang dalam pandangan saat ini adalah abad
yang sangat berat bagi perempuan. Sebuah abad yang identik dengan pemanipulasian
segala hal terkait dengan perempuan. Godaan merk, pencitraan, dan label begitu
intensif dan ekstensif menyerang perempuan. Bahkan sebuah produk teknologi
yang tampak tidak ada apa-apanya dan bebas nilai dan kepentingan dicurigai
sebagia meninabobokan perempuan.
Kecanggihan mesin cuci misalnya dicurigai memarginalkan perempuan. Para
aktifis memandang bahwa kelengkapan sarana dan prasarana dalam mesin cuci
semakin membuat kerasan perempuan untuk selalu berada di rumah. Perempuan
secara bawah sadar semakin terdomesentikkan dan terpinggirkan dari wacana
publik. Teknologi cangggih telah memenjarakan perempuan untuk tidak
membrontak dan menerima begitu saja secara sukarela.163
Pakaian Islami menjauhi unsur merangsang seksual dan pakaian-pakaian
yang menggoda, kecuali pakaian khusus di kamar tidur, karena pada dasarnya,
pakaian mengajak untuk bersifat malu, menjaga diri, dan interaksi manusiawi
antara lelaki dan perempuan. Itulah kenapa hijab menjadi media yang
mengungkapkan ruhani bahagia. Tapi kini, hijab memenuhi jalan-jalan Arab dan
Turki dalam bentuk yang menarik perhatian, tidak sebatas pada kelompok usia
kaum wanita dewasa saja, tapi merembet hingga kaum wanita muda dari kalangan
mahasiswi dan berbagai institut. 164
Unsur keindahan dapat berubah-berubah. Kalau dahulu di China misalnya
keindahan wanita antara lain dilihat pada kakinya yang kecil, sehingga untuk
menampilkannya sejak kecil mereka memakai terompah besi, maka kini hal itu

162
Dokumen Rabbani
163
Anang Santoso, Bahasa Perempuan Sebuah Potret Ideologi Perjuangan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 151
164
Salman Al-Audah, Wahai Putriku, (Jakarta: Mutiara Publishing, 2014), 90
70
tidak lagi demikian. Dahulu boleh jadi rambut belum lagi dikenal sebagai faktor
keindahan, tetapi kini sementara wanita menjadikannya faktor yang sangat penting.
Demikian tolak ukur keindahan pun mengalami perubahan dan
perkembangan. Di dunia barat unsur keindahan dinomor satukan, dan unsur moral
kalau pun seandainya mereka pertimbangkan maka tidak jarang telah mengalami
perubahan yang sangat jauh dari tuntutan moral agama. Pengaruh barat ke dunia
Timur tidak sedikit, sehingga ada pula masyarakat Timur yang mengikuti mode
pakaian Barat walau bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya
masyarakatnya.
Sementara itu ada pula kelompok masyarakat Timur, lebih-lebih yang
bergama Islam yang menempuh arah yang sepenuhnya berlawanan dengan arah
dunia Barat itu. Mereka mengedepankan unsur moral dan nilai-nilai agama, dan
menomorduakan unsur keindahan, bahkan boleh jadi ada di antara mereka yang
mengabaikannya sama sekali, baik ditinjau dari segi perkembangan masyarakat,
menyangkut rasa kecantikan, maupun ditinjau dari izin yang diberikan agama.165
Semakin berkembangnya dunia bisnis, fashion juga mengalami banyak
perkembangan yang menyebabkan munculnya banyak merk-merk fashion baru,
memberikan dampak kebingungan diantara pengguna dikarenakan semua merk
fashion menyatakan dirinya adalah produk unggulan dan produk yang layak
dipakai, bahkan beberapa merk menunjukkan bahwa produk yang dikeluarkan
merupakan produk fashion yang telah digunakan oleh jutaan orang dinegara
tersebut. Semua produk ingin dikenal oleh audiens, untuk itulah mengapa
diperlukan sebuah strategi branding yang mampu mengenalkan produk tersebut,
apapun yang dilakukan oleh produsen untuk memperkenalkan produknya tersebut
merupakan tindakan branding image competition.
Branding image merupakan cara yang digunakan untuk membangun merk.
Brand image merupakan cara bagaimana konsumen mampu mempersepsikan
identitas suatu perusahaan, merk yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu
merk dalam masyarakat yang tinggi akan suatu produk tersebut, persepsi
masyarakat yang positif dan kesetiaan konsumen terhadap merk yang tinggi.
Kekuatan merek bergantung pada tingkat kepositifan dan seberapa sering
munculnya merek tersebut dibenak konsumen. Brand telah menjadi sesuatu yang
vital bagi perusahaan, karena merk merupakan kunci loyalitas konsumen,
kelangsungan hidup perusahaan sekaligus pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan. Merk memiliki kemampuan untuk menjalin interaksi yang baik dengan
konsumen.166
Sadat memberikan definisi tentang brand communication. Komunikasi
Merk merupakan upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
keunikan yang dimiliki sebuah merk ke pasar menggunakan berbagai strategi.

165
M. Quraish Shihab, Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah, (Jakarta: Lentera Hati, 2010), 39-
40
166
Dokumen Rabbani
71
Tujuannya sederhana, agar pelanggan memutuskan untuk mengkonsumsi, puas,
kemudian loyal terhadap merk.167
Selain menjual kebutuhan sehari-hari seperti toko kelontong, ada beberapa
masyarakat juga yang terkena pengaruh arus modernisasi dengan menjual barang-
barang yang bermerk (branded) yang diimpor dari berbagai negara seperti merk
Elzatta, Rabbani yang bahannya diimpor dari negara luar tetapi dibuat di Indonesia,
pakaian selain sebagai kebutuhan sekunder juga dapat sebagai semacam prestise
untuk menunjukkan gengsi seseorang.
Rabbani itu perusahaan garmen yang bergerak dalam bidang retail busana
muslim dengan tagline professor kerudung Indonesia. Perbedaan Rabbani dengan
yang lain yaitu, Rabbani ini mengembangkan fashion muslimah yang alami yang
mengubah paradigma masyarakat terhadap wanita muslimah yang tidak modis.
Karena Rabbani menyediakan berbagai model pakaian muslimah yang modis
namun syar’i serta bahan yang digunakan adalah kualitas terbaik agar para
konsumen nyaman dengan pakaian muslimnya.
Mengenai Elzatta pa Lambang, “ L” pada Elzatta diambil dari nama pemilik
atau ownernya yaitu Ibu Elidawati dan Zatta diambil dari nama anaknya Zatta.
Dalam hal warna ciri khas dari Elzatta dan Rabbani memiliki warna kalem
yang cocok untuk dipadu padankan dengan berbagai warna. Lebih mengutamakan
motif, karena para konsumen melihat motif dan corak. Serta bahan atau material
yang diaplikasikan begitu lembut dan nyaman. Elzatta mempunyai terobosan baru
yaitu dengan adanya motif batik atau nuansa etnik. Terobosan itu diaplikasikan
pada pakaian muslim dan hijab. Hijab yang dipromosikan seperti pashmina, segi
empat, scraf dan lain-lain.168
Bila membicarakan hal yang satu ini, yang paling cepat merespon dan
melirik tentunya kaum perempuan khususnya para remaja, karena biasanya yang
paling dominan dalam mengikuti trend yang ada saat ini ialah remaja atau anak
muda. Gaya berpakaian yang digunakan setiap hari oleh seseorang, baik itu dalam
kehidupan sehari-harinya ataupun pada saat acara tertentu dengan tujuan untuk
menunjang penampilan. Ketika itu fashionlah yang lebih dominan untuk memenuhi
gaya berpakaian di zaman sekarang. Perjumpaan Elzatta dan Rabbani ketika dua
brand ini mengikuti ajang-ajang kompetensi antara desainer, dan mengikuti
fashion show untuk menampilkan brand-brand yang mereka miliki.169 Sesuatu yang
mengacu pada hal-hal yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Hal-
hal yang dilakukan tersebut tidak sebatas orang yang memakai pakaian,
melainkan mencakup arti yang lebih luas.
Dalam perkembangannya fashion yang kemudian secara sederhana diartikan
sebagai gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya. Dalam
perkembangannya, fashion tidak hanya dipahamkan sebatas pakaian, tetapi juga

167
Andi M. Sadat, Band Belief, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), 113
168
Dokumen Elzatta
169
Dokumen Elzatta, PT. Bersama Zatta Jaya tahun 2017

72
melebar pada perangkat perlengkapannya seperti sepatu, tas dan lain-lain, bahkan
berbagai produk sampai gaya hidup. Akibat‚ fashion memiliki pengertian yang
biasa, maka banyak para ahli yang mencoba untuk mendefinisikan apa sebenarnya
fashion tersebut.170 Tak hanya para ahli bahasa, tetapi juga para ahli di berbagai
bidang, terutama dari dunia fashion sendiri. Tidak ada salahnya mengetahui beragam
pengertian fashion dari para ahli untuk menambah wawasan, setidaknya saat
berbicara mengenai fashion kita lebih tahu tentang batasan fashion agar tahu
persis lingkup pembicaraannya.
Fashion memang sebagai sesuatu bentuk dan jenis tata cara atau cara
bertindak. Dalam masyarakat kontemporer Barat, istilah fashion cenderung
diartikan sebagai dandanan, gaya, dan busana. Media barat mempertajam
anggapan tersebut dengan memberi predikat pusat fashion dunia pada kota-kota
dimana para disainer terkenal menyelenggarakan fashion show seperti New York,
Milan, Paris, dan London.
Berdasarkan linkup mengenai fashion tersebut, secara sederhana fashion itu
sebagai kecenderungan untuk mengikuti gaya tertentu yang sedang digemari pada
saat tertentu dan akan berlaku dalam jangka waktu tertentu. Fashion dicerminkan
oleh pakaian dan kelengkapannya yang memiliki desain tertentu yang disukai oleh
sebagian besar masyarakat.
Fashion tidak hanya memberikan seseorang model pakaian tertentu yang
membuatnya merasa lebih nyaman, tetapi juga bisa mencerminkan dirinya melalui
pakaian yang dia kenakan. Bahkan seseorang bisa menjadi apa saja sesuai dengan
pakaian yang dipilihnya. Faktor perkembangan teknologi industri yang
memungkinkan diproduksi bahan-bahan perangkat fashion yang lebih canggih dan
peran teknologi informasi menjadi faktor yang sangat mempengaruhi perubahan-
perubahan fashion. dari waktu ke waktu sulit diprediksikan karena dipengaruhi oleh
berbagai faktor, terutama kecenderungan konsumen terhadap produk dengan desain
yang baru, lebih baru dan paling baru.171
Fashion bukan ditentukan oleh hasil rancangan desainer atau gencarnya
promosi yang dilakukan produsen. Mereka hanya menawarkan beragam desain,
tetapi pada akhirnya pilihan terhadap yang akan menjadi trend tergantung
sepenuhnya kepada konsumen, terutama kaum wanita. Kita sebagai kaum
muslimin, terutama wanita muslimah wajib menggunakan hijab. Namun yang
sering kita tanyakan ialah. Tahukah kalian arti hijab yang sesungguhnya itu seperti
apa?
Hijab menjadi ketentuan dalam Islam, dijadikan syariat untuk wanita
menutup aurat. Hijab memiliki makna sebuah kepatuhan dan ketaatan akan
perintah Allah SWT, disisi lain hijab memiliki banyak manfaat, yakni menjaga
dari pandangan yang melecehkan Muslimah. Dan banyak orang berpikir hijab adalah
kebudayaan orang arab, padahal hijab adalah syariat yang tertera dalam Alqur’an.

170
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Islam, (Bandung: Gramaata, 2017), 35
171
Subandi Ibrahim, Fashion Sebagai Komunikasi, (Bandung: Malcom Bamard,
2016), 40

73
Apa yang menjadi pesan dalam tiap perkataan dan aktivitas serta apa yang dikenakan
oleh muslimah dalam berbagai komunitas hijab tersebut telah dengan gamblang
tersampaikan. Bahwa hijab bermakna telah menutup aurat dari ujung rambut sampai
ujung kaki. Para disainer dalam berbagai peragaan busana muslim pun menegaskan
hal tersebut. Namun jika dicermati, apakah makna hijab yang ingin disampaikan
oleh kebanyakan disainer muslim masa kini dengan berbagai komunitas hijab
sebagai icon telah mewakili makna hijab yang sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah?
Al- Hijab berasal dari kata hajaban yang artinya menutupi, dengan kata lain al hijab
adalah benda yang menutupi sesuatu. Dalam kitab Al Ta’rifat dijelaskan bahwa Al
Hijab adalah segala sesuatu yang terhalang dari pencarian kita, dalam arti bahasa
berarti ma’nu yaitu mencegah, contohnya mencegah diri kita dari penglihatan
orang lain.172
Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan seperti apa yang
dikatakan oleh Al-Zabidy dalam kitabnya Taj al‘Urus, bahwa yang dimaksud
dengan al-Hijab adalah segala sesuatu yang menghalangi antara kedua belah pihak.
Artinya ada sebuah benda yang menghalangi penglihatan kita terhadap orang lain,
contohnya, ketika ada dua orang sedang berbicara, tetapi di tengah-tengah mereka
terdapat tembok yang besar, sehingga dengan adanya tembok yang besar itu
mengakibatkan kedua orang tersebut tidak melihat satu sama lain. Nah tembok
inilah yang dinamakan al-Hijab.
Dalam Al-Qur’an pun disebutkan tentang al-Hijab ini, walaupun satu ayat,
tetapi bermakna sangat dalam sekali terhadap definisi al-Hijab itu sendiri, sehingga
ayat ini diberi nama dengan, Ayat Hijab. Artinya: “Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu
diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak
(makanannya), tetapi jika kamu diundang Maka masuklah, dan bila kamu selesai
makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya
yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk
menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila
kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka
mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati
mereka. dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula)
mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya
perbuatan itu adalah Amat besar (dosanya) di sisi Allah, (QS. Al-Ahzab:53).
Terkait dengan fashion, Thomas Carlyle berpendapat bahwa pakaian
melambangkan jiwa pemakainya. Mode pakaian tak bisa dipisahkan dari
perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia. Karena itu Carlyle
menekankan bahwa fashion bisa diibaratkan sebagai, kulit sosial yang
mencerminkan gaya hidup suatu komunitas dan mengekspresikan identitas tertentu
yang merupakan bagian dari kehidupan sosial.173 Sehingga fashion yang dipilih
seseorang bisa menunjukkan bagaimana seseorang tersebut memilih gaya hidup.

172
Juneman, Psychology of Fashion, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2017), 45
173
Dyahtri N.M Astuti, Fashion Figure Drawing, (Bandung: Gramedia Pustaka Utama,
2017), 168
74
Seseorang yang sangat fashionable, secara tidak langsung mengkonstruksi dirinya
dengan gaya hidup modern, karena selalu mengikuti trend. Menurut Carlyle, hal ini
menunjukkan bahwa fashion bisa membantu menentukan sikap dan nilai-nilai serta
menunjukkan status sosial.174
Kesimpulan itu mirip dengan pendapat Solomon yang dipublikasikan
melalui Consumer Behaviour. Menurutnya, fashion merupakan proses penyebaran
sosial bagi sebuah mode baru untuk diadopsi oleh kelompok konsumen. Fashion
tersebut mengacu pada kombinasi beberapa atribut yang dianggap mutakhir,
sehingga jika tidak mengadopsinya maka bisa dianggap tidak fashioned atau
ketinggalan jaman.
Pengertian tersebut juga mirip dengan kesimpulan yang diajukan Troxell
dan Stone. Mengatakan bahwa fashion sebagai gaya yang diterima dan
digunakan oleh mayoritas anggota kelompok dalam satu waktu tertentu. Ini juga
menyiratkan bahwa fashion berkaitan dengan mode atau gaya yang digemari,
kepribadian seseorang, dan rentang waktu. Sekaligus menjelaskan mengapa sebuah
gaya yang sedang menjadi trend pada saat ini bisa dikatakan ketinggalan jaman,
setelah lewat beberapa bulan kemudian.175 Fashion yang dijelaskan oleh Simmel
lebih menitik beratkan pada kecenderungan individu dan masyarakat. Menurut
Simmel terdapat dua kecenderungan sosial yang membentuk fashion kedua
kecenderungan tersebut saling berkaitan dan membentuk kesatuan, jika tidak
terdapat salah satu kecenderungan tersebut maka fashion tak akan terbentuk
dan
Diuraikannya, kecenderungan yang pertama merupakan kebutuhan untuk
menyatu, sedangkan kecenderungan yang kedua merupakan kebutuhan untuk
terisolasi. Individu haruslah memiliki hasrat untuk menjadi bagian dari sesuatu
yang lebih besar, tetapi masyarakat dan individu juga harus memiliki hasrat
menjadi sesuatu yang terlepas dari bagian itu.176
Menurut Simmel, manusia butuh untuk menjadi sosial dan individual pada
saat yang sama, dan fashion merupakan cara untuk menegosiasikan kedua hal
tersebut. Di saat kebutuhan untuk membedakan dirinya atau membedakan
kelompoknya dari kelompok lain lebih besar, maka fashion akan berkembang lebih
cepat. Tetapi sebaliknya, bila masyarakat kurang lebih stabil maka fashion kurang
memungkinkan untuk berubah. Sedangkan menurut Malcolm Barnard fashion
merupakan sesuatu kegiatan berupa aktifitas yang dilakukan oleh seseorang.
Tetapi pada perkembangannya terjadi penyempitan arti dari fashion. Fashion
memang bisa berubah makna dan pada saat ini diartikan sebagai pakaian dan
asesoriesnya yang dipakai oleh seseorang. Tetapi menurutnya, tidak berarti pakaian
yang dikenakan seseorang lantas bisa dikategorikan sebagai fashionable. Juga pakaian
yang saat ini fashioned, kelak akan tidak fashioned lagi dan ketinggalan jaman, karena

174
Dyahtri N.M Astuti, Fashion Figure Drawing, 169
175
Jay Calderin, Fashion Design Essentials, (Bandung: Gramedia Pustaka Utama,
2017), 32
176
Jay Calderin, Fashion Design Essentials, 35
75
perubahan selera dari orang yang memakainya, sehingga fashion selalu memiliki
daur hidup tertentu dan selalu berubah dari waktu ke waktu.177
Label hijab dan busana/pakaian muslim saat ini memang terus bermunculan.
Pakaian berfungsi sebagai pelindung dari panas dan dingin. Lama kelamaan fungsi
pakaian berubah, yakni untuk memberi kenyamanan sesuai dengan jenis-jenis
kebutuhan seperti pakaian kerja, pakaian rumah, untuk tidur dan sebagainya.
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan sandang bagi setiap manusia terlihat
semakin maju dan berkembang, seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa Indonesia
merupakan negara dengan perkembangan fashion yang tinggi khususnya pada fashion
hijab. Industri kreatif jilbab ini tidak luput dalam menjadikan masyarakat khususnya
ibu-ibu muslimah sebagai konsumennya, apalagi jilbab sudah mulai menjadi bagian
dari lifestyle ibu-ibu muslimah sehari-hari.178
Pemainnya pun tak hanya label baru yang sifatnya masih berkembang,
tapi juga label raksasa yang menguasai pasar puluhan tahun. Menghadapi hal
tersebut, Elzatta, salah satu brand hijab dan aksesori busana yang belum lama lahir
ini tak menganggap hal tersebut sebagai kendala. Elidawati,164 Owner Elzatta Hijab
menuturkan bahwa setiap brand memiliki strategi pengembangan yang berbeda,
sehingga tak perlu mengkhawatirkan satu sama lain. Promosi yang efektif akan
mampu membangun positioning sebuah brand.
Hal itu merupakan standar yang wajib dipenuhi oleh setiap merk yang ingin
bisnisnya langgeng. Pun demikian dengan Elzatta. Brand yang sudah eksis lebih
dari 25 tahun di industri fashion ini terus melakukan promosi yang efektif guna
memacu bergulirnya roda bisnis. Bicara tentang sarana promosi yang efektif, Ina
mengungkapkan media yang digunakan sebenarnya cukup relatif, tergantung
bagaimana brand tersebut mengaplikasikannya secara maksimal. Elzatta sendiri
banyak menggunakan medium konvensional diantaranya dengan menggunakan
billboard jalan, memberikan discount di store hingga memasarkan produk ke media
massa seperti media cetak, televisi, radio, PH sinetron dan lain sebagainya.
Disamping itu, Elzatta juga kerap melakukan on-line promosi melalui sosial media
yang dimiliki. Hal ini dilakukan agar impact yang dihasilkan bisa sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Terkait konten, brand yang concern menggarap fashion muslim ini melakukan
pelbagai kegiatan seperti memperkenalkan roduk terbaru, CSR, mennyapa
konsumen secara berkala hingga update seputar info terkini yang tengah terjadi di
sekitar. Dengan memberikan konten yang aktual serta info terkini, awareness
terhadap konsumen terbangun seiring berjalannya waktu. Tak hanya memperkuat
awareness, Elzatta juga melakukan inovasi guna kukuhkan diri sebagai market leader
di bidangnya. Hal tersebut dilakukan agar managemen yang mereka lakukan terhdap
konsumen tetap terjaga. Di sana, Elzatta melakukan pelbagai hal seperti
mendengarkan aspirasi tim, membicarakan permasalahan yang tengah/sedang
diterima mitranya serta mengotrol menajemen secara keseluruhan. Hal tersebut

177
Subandi Ibrahim, Fashion sebagai Komunikasi, 98
178
Profil Owner Elzatta Hijab
76
mereka lakukan guna terus menjaga hubungan baik, entah itu kepada mitra maupun
karyawan pada umumnya untuk salng memahami tugasnya.

77
BAB IV
RESPON PASAR TERHADAP PERKEMBANGAN HIJAB

A. Ketertarikan Pasar Dengan Pelanggan Potensial


Hijab di Indonesia sudah menjadi lebih populer sejak dua dekade
belakangan ini. Sejarah mencatat bahwa budaya pemakaian hijab sebenarnya ada
sejak abad ke-17. Namun demikian perdebatan terkait dengan hijab ini masih
terjadi walaupun pemakai hijab di Indonesia semakin banyak dari tahun ke tahun.
Meningkatnya bisnis Pakaian Muslim. Tidak ada data yang pasti terkait dengan
jumlah pemakai hijab di Indonesia secara menyeluruh. Rabbani mulai diterima
oleh pasar dan memiliki pelanggan yang terus bertambah dari hari ke hari sehingga
outlet utamanya itu tidak mampu lagi menampungnya. Rabbani terpaksa
membangun outlet yang lebih dengan nama Rabbani Moslem High Fashion. Tahun
2007 Rabbani berhasil membangun gedung Rabbani Holding sebagai pusat
kegiatan produksi.
Selain perubahan nama, Rabbani memfokuskan diri dalam membidik
segmentasi pasarnya, Rabbani membidik pasar untuk kalangan menengah.
Sedangkan perkembangan dari aspek pemasarannya, Rabbani mengembangkan
strategi pemasarannya dengan pendekatan langsung ke end user (konsumen) dengan
membuka outlet cabang. Rabbani juga membina network pemasaran yaitu
membuka mitra dealer atau distributor tunggal per kota atau kabupaten. Hal ini di
tandai dengan penambahan jumlah agen dan mengembangkan network
pengembagan outlet atau reSHARE (singkatan dari Retail Outlet Syariah)
yaitu cabang Rabbani reSHARE sehingga dapat dikatakan Rabbani melakukan
ekspansi yang besar.
Keputusan pembelian konsumen merupakan tahap evaluasi, konsumen
membentuk preferensi antar merk dalam kumpulan pilihan. Saat ini konsumen
menganggap fungsi fitur, kualitas produk serta brand image (citra merk) yang
positif sebagai hal umum. Elzattapun memiliki keunggulan tersendiri dalam
memasarkan produknya dan dijadikannya tantantangan untuk mendapatkan
kepuasan konsumen. Jika konsumen mendapatkan kepuasan terhadap produk yang
dijual, maka mereka akan loyal, jika terwujud loyalitas pelanggan, maka berimbas
terhadap peningkatan penjualan. Keunggulan dari Elzatta adalah mampu bertahan
dan bersaing dengan perusahaan sejenis. Pendirian Elzatta diawali untuk
menciptakan sesuatu yang adapat bermanfaat untuk menjadikan muslimah tampil
lebih gaya namun masih sesuai dengan tuntutan, sehingga Ezaltta pun menciptakan
produk hijab serta pernak perniknya yang berkualitas tanpa membuat pemakainya
merasa sulit danr epot ketika mengenakannya.
Terciptanya kepuasan konsumen Elzatta menjadi pasar tersendiri sehingga
dapat memberi manfaat diantaranya, hubungan anatar perusahaan dan konsumen
menjadi harmonis. Konsumen merupakan hal penting karena Ketika konsumen
merasa puas, maka konsumen akan melakukan pembelian ulang dan sebaliknya jika
konsumen merasa tidak puas, maka konsumen akan beralih ke merk lain. Pasar
terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan

78
tertentu serta mau dan mampu dalam melakukan pertukaran untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan. Konsep pasar membawa kembali pada konsep
pemasaran, sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan
keadaan persaingan yang selalu berubah, dimana pemasaran merupakan dimensi
pertama dan utama dari perusahaan. Pemasaran ini merupakan proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan
mereka dengan menciptakan, menawarkan serta menukarkan produk yang bernilai
satu sama lain. Ukuran suatu pasar tergantung pada jumlah pembeli yang berada
dalam pasar tersebut. Pembeli potensial memiliki tiga karakteristik pokok, yaitu
mempunyai minat, penghasilan dan akses, yaitu:

1. Pasar potensial (potential market), yaitu sekumpulan konsumen yang


memiliki tingkat minat tertentu terhadap penawaran pasar tertentu.
2. Pasar yang tersedia (available market), yaitu sekumpulan konsumen
yang memiliki minat, penghasilan, dan akses pada penawaran pasar
tertentu. Upaya untuk medukung kesuksesan pengembangan strategi
pemasaran yang telah dibina serta untuk memenuhi permintaan pasar
yang semakin besar, Rabbani mengembangkan dan menambah
kepasitas produksinya, Rabbani mendirikan pabrik garmen yang
memasok seluruh produk Rabbani, seperti hijab sebagai produk
utama, busana muslim seperti gamis, tunik, tshirt muslimah, koko,
kazko, manset, dan lain-lain. Promosi dan diskon tentu erat kaitannya
dengan keberhasilan suatu brand. Pemilihan brand ambassador yang
tepat juga akan mendukung ketertarikan masyarakat untuk
menggunakan produk-produk Rabbani. Salah satunya, Rabbani juga
menggandeng artis-artis muda Tak hanya itu saja, Rabbani juga
terkenal royal dalam hal memberi diskon besar kepada para pembeli
maupun reseller. Selain itu, ada pula promo lainnya seperti event keren
yang diadakan untuk menyambut pembukaan Rabbani di regional
tertentu serta lomba tahunan antar reseller member Rabbani dengan
hadiah paket umroh. Promosi tersebut juga bukan hanya berdasarkan
hal-hal besar, namun juga hingga ke hal-hal kecil lainnya seperti desain
situs serta ragam inovasi produk yang tak henti-hentinya dilakukan
untuk memenuhi selera dan trend yang sedang booming di masyarakat.

Dalam ketertarikan pasar kedua brand ini memiliki target pasar. Target
pasar merupakan sasaran suatu perusahaan dalam menentukan konsumen yang
menjadi target untuk membeli produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan.
Dalam target pasar akan dijelaskan tentang target pelanggan dan buying criteria
pembeli yang merupakan fokus dalam memasarkan produk Rabbani maupun
Elzatta. Target pelanggan dan buying criteria pembeli, yaitu dimana target
pelanggan yang difokuskan adalah remaja, usia produktif (bekerja) dan wanita
yang beragama Islam, yang berpotensial untuk membeli Rabbani maupun Elzatta.
Berpotensial yang dimaksud adalah seorang muslimah yang mengenakan hijab
dalam setiap aktivitasnya sehari-hari serta muslimah yang sudah bekerja, karena
79
berasumsi bahwa remaja muslimah yang sudah bekerja akan memiliki tingkat
konsumsi yang lebih tinggi selain itu menetapkan target pelanggan secara geografis
yang dipertimbangkan dari banyaknya Reshare Rabbani maupun Elzatta yang
terdapat pada provinsi-provinsi di Indonesia.
Sekarang ini perkembangan hijab di Indonesia sedang pada puncaknya.
Banyak desainer-desainer yang memfokuskan diri pada fashion hijab, juga banyak
wanita muslim berhijab yang berlomba mengkreasikan hijab sehingga mereka tetap
tampil keren dan trendi dengan memakai hijab.
Bahkan, karena merupakan Negara dengan penduduk muslim terbanyak di
dunia, Indonesia disebut-sebut sebagai calon pusat fashion hijab di seluruh dunia.
Permintaan yang tinggi akan busana muslim hijab ini, membuat para pengusaha
ikut bersaing untuk menciptakan produk hijab yang selain mengikuti syariat agama
tapi juga mengikuti mode. Pada saat ini banyak perusahaan-perusahaan hijab yang
semakin hari semakin giat untuk melakukan modifikasi terhadap produk hijab
nya agar tetap diminati oleh kaum muslimah di Indonesia dan juga untuk
meningkatkan pangsa pasarnya dan juga menarik konsumen-konsumen baru. Selain
itu, merk yang memiliki mutu yang tinggi menjadikan konsumen dapat melirik
dan membeli bahkan mengkonsumsi secara berulang-ulang.
Bila melihat fenomena sekarang ini, sebagian masyarakat sudah tidak lagi
mempertimbangkan harga untuk membeli suatu produk tetapi kualitas yang
terdapat pada suatu produk menjadi suatu alasan untuk membeli. seperti
diketahui bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, namun
pada hakikatnya manusia harus bisa memenuhi tiga kebutuhan dasarnya yaitu
kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan pangan yaitu kebutuhan yang
paling utama bagi manusia, pangan dibutuhkan manusia secara kuantitatif
maupun secara kualitatif. Selain kebutuhan pangan, manusia juga harus bisa
memenuhi kebutuhan sandang nya, sandang adalah pakaian yang diperlukan oleh
manusia sebagai mahluk berbudaya. Pada awalnya manusia memanfaatkan
pakaian dari kulit kayu dan hewan yang tersedia di alam. Kemudian manusia
mengembangkan teknologi pemintal kapas menjadi benang untuk ditenun menjadi
bahan pakaian.

B. Keberagaman Produk Hijab


1. Rabbani
Memanjakan pelajar khususnya kaum Hawa, Rabbani selaku penyedia busana
muslim sajikan potongan harga hingga 30 %. "Saat ini khusus untuk varian hijab
sekolah kita tawarkan dengan diskon hingga 30 %. Namun dengan tahapan yang
berlakukan, "ujar penjaga toko Rabbani. Dijelaskannya, tahapan yang diterapkan
yakni banyaknya produk kerudung yang dibeli oleh konsumen. Pasalnya semakin
banyak pembeliannya, akan semakin besar diskon yang diberikan. Seperti jika
konsumen melakukan pembelian hijab sebanyak 2 atau 3 produk maka akan
mendapatkan diskon 15 %, beli 4 dapat 20 persen beli 5 sampai 9 produk diskon 25
persen dan beli 10 keatas konsumen dapat menikmati diskon 30 %.
Dengan diskon tersebut, maka harga yang tawarkan lebih terjangkau.
Disamping itu, untuk produk lain seperti gamis, tunik, kastun, rok, aksesoris,
80
kemeja koko, dan perlengkapan sholat dari balita hingga dewasa, ditawarkan
pihaknya dengan potongan harga sebesar 10 %. Macam-macam discount yang
ditawarkan jadi menarik, sementara khusus member dapat menikmati diskon 15%.
Penelitian ini menunjukkan bahwa promosi, harga dan kualitas produk
berpengaruh terhadap minat beli konsumen baik secara parsial maupun simultan.
Kualitas produk memberikan pengaruh terbesar terhadap minat beli konsumen
hijab jadi promosi, harga dan produk menjadi lebih berkualitas, sehingga
semakin tinggi minat beli. Rabbani menyarankan lebih lanjut meningkatkan
promosi penggunaan bahasa yang bahasa yang jelas dan persuasif, harga sesuai
segmentasi, keragaman model dan gaya, dan produk yang disediakan harus terus
mengikuti trend mode.
Untuk menjadi member sendiri, konsumen hanya dikenakan biaya
pendaftaran sebesar Rp 50 ribuan. Dimana keuntungan menjadi member,
konsumen akan mendapatkan penawaran khusus sepeti diskon yang lebih besar.
Bahkan ada juga akumulasi point yang berhadiah umroh gratis. "Terkait harga
produk tawarkan mulai dari Rp 29 ribuan hingga Rp 400 ribuan. Malahan masalah
kualitas konsumen tak perlu khawatir. Sebab, produk kita ini sudah standar
internasional, meski produk kita produksi di Bandung," terang Dini.179

2. Elzatta
Elzatta hijab merupakan salah satu brand yang memperkuat fashion hijab
Tanah Air sejak tahun 2012. Elzatta hadir dengan koleksi bergaris feminin yang
mengusung gaya untuk semua tipe kepribadian perempuan Indonesia. Mereka yang
trendi dengan gaya muda ceria, klasik maupun eksklusif, dan selalu tampil beda di
setiap kesempatan, akan semakin percaya diri dengan koleksi Elzatta. Sebagai
fashion hijabnya perempuan Indonesia, koleksi Elzatta juga diwarnai dengan
pemakaian motif yang diinspirasi oleh motif tradisional dari berbagai daerah
di Indonesia. Dalam aneka warna pilihan, motif-motif yang telah dimodifikasi
oleh tim desain Elzatta ini, menjadi identitas tersendiri bagi sebuah karya anak
negeri.
Dengan kekuatan sinergi bersama banyak pihak, koleksi Elzatta kini bisa
didapatkan dengan mudah di toko Elzatta, yang jumlahnya cukup lumayan banyak
toknyao dan tersebar di seluruh Indonesia. Koleksi dengan variasi items
lengkap ini, juga diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan busana muslim
keluarga Indonesia. Didukung bahan nyaman dan desain pilihan, pesona koleksi
Elzatta adalah Pesona Hijab Indonesia.
Lewat program Point Seru Elhijab, Elzatta manjakan konsumen dengan
hadiah gratis umroh dan Sepeda Motor. Konsumen khususnya member setia
Elzatta dapat mengikuti promo spektakuler. Bagaimana tidak hanya dengan
mengumpulkan point berbelanja, konsumen dapat berkesempatan umroh gratis dan

179
Wawancara dengan pegawai Rabbani pada hari Minggu tanggl 25 April 2019

81
bawa pulang sepeda motor. Elzatta Store mengatakan program promo yang
dikemas lewat "Point Seru Elhijab" telah di hadirkan. Ini dihadirkan sebagai
bentuk apresiasinya kepada konsumen setianya. "Untuk mengikuti program
ini tentu konsumen diharuskan mengumpulkan poin dengan melakukan
pembelanjaan produk Elzatta," Diuraikannya, setiap konsumen yang melakukan
pembelanjaan senilai Rp 25 ribuan akan mendapatkan point sebanyak 1 poin. Di
mana jika sudah terkumpul sekitar 2000 poin maka konsumen dapat menukarkan
dengan hadiah berupa sepeda motor. Sementara untuk hadiah umroh, konsumen
harus memiliki sekitar 3000 poin.
Tak hanya di lokasinya, program ini berlaku secara nasional diseluruh
store yang ada di Indonesia. Sementara saat ini, pihaknya juga hadirkan diskon
sebesar 30 % untuk beberapa produknya. Seperti varian gamis dan juga bergo.
Promo diskon 30% tersebut berlaku untuk member maupun bukan member,‛
tuturnya.180 Selain itu, terdapat juga minimal pembelanjaan sebesar Rp179 ribu,
konsumen dapat diskon sebesar 50 % untuk produk staright fit colour dapat
diskon 50 %. "Selain diskon dan promo spesial, saat ini kita juga menawarkan
paket jilbab yang terdiri dari pasmina, hijab segi empat, hijab langsung pakai,
lapisan hijab, hingga jarum yang digunakan.

C. Dampak Modernisasi Trend Hijab Fashion


1. Environmental Ethics Terhadap Pengguna Hijab
Elzatta dan Rabbani semua karyawannya sangat ramah dengan semua
kalangan konsumen, dan sering membantu ketika konsumennya sulit menemukan
sebuah produk yang di inginkan konsumen tersebut, dan semua karyawannya
sangat dedikasi dan sangat disiplin ketika berbicara dengan para konsumennya.
Hadirnya hijab fashion adalah salah satu upaya untuk bisa menegakkan
syariat Islam. Hal ini karena seorang wanita diwajibkan untuk menutup auratnya
agar tidak menjadi sebuah fitnah ataupun daya tarik yang memunculkan setan yang
membawa kepada hal-hal yang tidak diinginkan. Banyak orang masih beranggapan
adanya dampak positif ataupun dampak negatif dari hijab fashion ini. Berikut
beberapa informasi menarik yang terkait dampak positif dari hijab fashion. Jika
berbicara mengenai dampak positif, semua itu timbul berdasarkan dari apa yang
telah diciptakan. Karena dasarnya adanya hijab fashion ini bertujuan untuk sebuah
kebaikan, maka selalu banyak hal yang menjadi dampak positif bagi masyarakat
khususnya wanita. Dampak positifnya adalah sebagai berikut:

a. Wanita muslim akan bisa membawa harkat dan derajatnya di mata


kalangan umum sebagai wanita yang perlu di hargai dan dihormati. Dengan
adanya hijab fashion ini setidaknya banyak orang yang hendak berbuat
jahat karena sebuah daya pikat pada akhirnya menjadi pudar.
b. Wanita muslim akan bisa memperlihatkan sebuah karakter pengendalian
diri yang baik dengan adanya rasa ke-Islaman yang tinggi, akan bisa
sekaligus berdakwah dengan perbuatan walaupun Anda tidak harus

180
Wawancara dengan pegawai Elzatta pada hari Senin, tanggal 23 Desember 2019
82
melakukan sebuah ceramah apapun. Hal ini karena dakwah yang
disampaikan adalah melalui sebuah perbuatan.
c. Wanita muslim akan semakin terlihat mana yang mampu membawa dirinya
kepada sebuah kebenaran dan mana yang sedang berproses untuk diluar
kebenaran yang sesuai dari ajaran Islam itu sendiri.
d. Untuk pembuat fashionnya itu sendiri, para desainer akan mengambil
manfaat dengan semakin meningkat daya pikirnya menjadi seorang desainer
yang handal. Pada akhirnya produk-produknya bisa terus dinikmati oleh
masyarakat umum khususnya wanita muslim.

Dakwah yang tidak terlihat namun secara keseluruhan menggambarkan arti


dari dakwah seorang muslim dari kalangan wanita. Dengan demikian keberkahan
kepada para wanita dengan hijab fashion ini akan selalu terjaga sebagai manusia
yang terhormat.
Dampak ini didasari oleh banyak faktor bagaimana etika lingkungan
terhadap pasar yang berkembang, salah satunya adalah bagaimana orang-orang
banyak yang menikmati akan hal ini karena mereka menunjukan rasa ketertarikan
pasar ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan etika lingkungan dalam
pasar hijab menurut Islam terdiri dari:

1) Keesaan (tauhid)
Konsep ini dimaksudkan bahua sumber utama etika Islam merupakan
kepercayaan total dan murni terhadap keesaan Tuhan. Konsep tauhid
merupakan dimensi vertikal Islam, ia memadukan berbagai aspek dalam
kehidupan manusia yaitu politik, ekonomi, sosial, dan keagamaan serta
menekankan gagasan mengenai konsisten dan keteraturan. Hubungan
vertikal ini merupakan ujud penyerahan diri manusia secara penuh tanpa
syarat di hadapan Tuhan, dengan menjadikan keinginan, ambisi, serta
perbuatannya tunduk pada perintah-Nya. Dengan mengintegrasikan
aspek religius dengan aspek-aspek yang lainnya, seperti ekonomi, akan
menimbulkan dalam diri manusia bahwa ia akan selalu merasa direkam
segala aktifitas kehidupannya, termasuk dalam aktifitas berekonomi
sehingga dalam melakukan segala aktifitas tidak akan mudah
menyimpang dari segala ketentuan-Nya. Perhatian terus menerus untuk
memenuhi kebutuhan etik dan dimotivasi oleh ketauhidan kepada
Tuhan Yang Maha Esa akan meningkatkan kesadaran individu
mengenai insting altruistiknya, baik terhadap sesama manusia maupun
alam lingkungannya. Ini berarti, konsep tauhid akan memiliki pengaruh
yang paling mendalam terhadap diri seorang muslim.

2) Keseimbangan
Menggambarkan dimensi horizontal ajaran Islam dan hubungan dengan
harmoni segala sesuatu di alam semesta. Hukum dan keteraturan yang
terlihat pada alam semesta mencerminkan keseimbangan harmonis.
Dalam beraktifitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk
83
berbuat adil, keterkecuali kepada pihak yang tidak disukai. Islam
mengharuskan penganutnya untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan.
Bahkan berlaku adil harus didahulukan dari kebajikan. Dalam
perniagaan, persyaratan adil paling mendasar adalah agar pengusaha
muslim menyempurnakan takaran bila menakar dan menimbang dengan
alat timbangan yang benar, karena hal itu merupakan perilaku terbaik
yang akan mendekatkan pada ketaatan. Dengan demikian jelas bahwa
keseimbangan merupakan landasan pikir kesabaran dalam
pendayagunaan dan pengembangan harta benda agar harta benda tidak
menyebabkan kebinasaan bagi manusia melainkan menjadi media
menuju kesempurnaan manusia sebagai khalifah.

3) Kehendak bebas
Pada tingkat tertentu, manusia diberikan kehendak bebas untuk
mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah SWT
menurunkan ke bumi. Dengan tanpa mengabarkan kenyataan bahwa
ia sepenuhnya dituntun oleh hukum yang diciptakan Allah, yang diberi
kemampuan untuk berpikir dan membuat keputusan, memilih jalan hidup
yang diinginkan, dan yang paling penting untuk bertindak berdasarkan
aturan yang ia pilih. Konsep Islam memahami bahwa institusi ekonomi
seperti pasar dapat beperan efektif dalam kehidupan ekonomi.
Manusia memiliki kecenderungan untuk berkompetisi dalam segala hal,
dan terkecuali kebebasan melakukan kontrak di pasar. Oleh sebab itu,
pasar seharusnya menjadi cerminan dari berlakunya hukum penawaran
dan permintaan yang direpresentasikan oleh harga, pasar tidak
terdistrosi oleh tangan-tangan yang sengaja mempermainkannya. Pasar
yang Islami juga harus menjamin kebebasan pada masuk atau keluarnya
sebuah komoditas di pasar. Hal ini dimaksud untuk menjamin adanya
pendistribusian kekuatan ekonomi dalam sebuah mekanisme yang
proporsional.

4) Tanggung Jawab (Responsibility)


Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh
manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban. Untuk
memenuhi tuntutan keadilan dan kesatuan, manusia perlu
mempertanggungjawabkan tindakannya. Secara logis prinsip ini
berhubungan erat dengan prinisp kehendak bebas. Ia menetapkan batasan
mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggung
jawab atas semua yang dilakukannya. Al-Quran menegaskan,
barangsiapa memberikan hasil yang baik, niscaya ia akan memperoleh
bagian pahala. Dan barang siapa menimbulkan akibat yang buruk,
niscaya ia akan memikul konsekuensinya. Dalam bidang ekonomi dan
bisnis prinsip ini dijabarkan menjadi suatu pola perilaku tertentu. Ia
mempunyai sifat berlapis ganda dan terfokus baik pada tingkat mikro
(individual) maupun tingkat makro (organisasi dan sosial), yang kedua-
84
duanya harus dilakukan secara bersama-sama. Perilaku konsumsi
seseorang misalnya tidak sepenuhnya bergantung kepada penghasilannya
sendiri, ia juga harus menyadari tingkat penghasilan dan konsumsi
berbagai anggota masyarakat yang lain. Karena itu menurut prinsip
pertanggungjawaban Islam adalah pertanggungjawaban yang seimbang
dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya. Antara jiwa dan raga, antara
person dan keluarga, individu dan sosial antara suatu masyarakat
dengan masyarakat lainnya. Prinsip pertanggungjawaban ini secara
mendasar akan mengubah perhitungan ekonomi dan bisnis karena segala
sesuatunya harus mengacu pada keadilan. Hal ini diimplementasikan
paling tidak pada tiga hal; pertama, dalam menghitung margin,
keuntungan nilai upah harus dikaitkan dengan upah minimum yang
secara sosial dapat diterima oleh masyarakat. Kedua, economic return
bagi pemberi pinjaman modal harus dihitung berdasarkan perhitungan
yang tegas bahwa besarnya keuntungan tidak dapat diramalkan dengan
probalitias kesalahan nol dan tak dapat lebih dahulu ditetapkan (seperti
sistem bunga). Ketiga, Islam melarang semua transaksi alegotoris
semisal gharar atau sistem ijon yang dikenal dalam masyarakat Indonesia.

5) Kebajikan (Ihsan)
Ihsan (kebajikan) artinya melaksanakan perbuatan baik yang dapat
memberikan manfaat kepada orang lain, tanpa adanya kewajiban
tertentu yang mengharuskan perbuatan tersebut atau dengan kata
lain beribadah dan berbuat baik seakan-akan melihat Allah, jika
tidak mampu, maka yakinlah Allah melihat. Dalam sebuah kerajaan
bisnis, terdapat sejumlah perbuatan yang dapat mensupport
pelaksanaan aksioma ihsan dalam bisnis, yaitu: Kemurahan hati
(leniency), Motif pelayanan (service motives), Kesadaran akan adanya
Allah dan aturan yang berkaitan dengan pelaksanaan yang menjadi
prioritas (consciousness of Allah and Of His prescrible priorities).

2. Social Opinion Dalam Dunia Mode Muslimah


Semua pelnggan Elzatta dan Rabbani sangat puas atas kualitas bahan
hijabnya, karena sangat nyaman dipakai, simple dan mudah dipadukan
dengan berbagai macam warna baju gamis, dan harganya pun sangat
terjangkau untuk produk Rabbani yang sangat merakyat dari berbagai
Kalangan menengah keatas dan kebawah, sedangkan elzatta lebih
berfokus kepada kalangan menengah keatas.181

181
Hasil wawancara dengan karyawan Elzatta dan Rabbani tanggal 23 Desember
2019
85
Hijab dahulu belum terlalu akrab dengan kata ini. Kita lebih sering
mengenal kata jilbab. Hijab merupakan salah satu jenis pakaian muslimah yang
dipadukan dengan busana muslim atau busana panjang lainnya. Menggunakan
hijab pada dasarnya adalah kewajiban bagi wanita muslim. Meski masih banyak
wanita muslim yang belum menggunakan hijab.
Hijab dari masa ke masa akhirnya mengalami perkembangan bila ditinjau
dari segi fashion. Berkat perkembangan inilah, sebutan “hijab” menjadi lebih
populer. Hijab memiliki ciri fashion yang lebih kental dibandingkan hijab
pendahulunya. Sebelum berkembangnya dunia mode muslimah dalam 2-3 tahun
terakhir, hijab terkesan lebih sederhana dan apa adanya. Sementara hijab masa
kini, tidak butuh waktu lama untuk mengeluarkan kreasi baru, gaya atau motif baru
dan trend terbaru. Selalu ada perbedaan pendapat mengenai hijab kini dan dulu.
Banyak yang mengatakan bahwa hijab masa kini sudah mulai melupakan dasar-
dasar hijab yang syar'i. Misalnya warna-warna pakaian pastel yang cerah dan
kreasi-kreasi hijab yang unik dan masih memakai pakaian yang semi ketat
walaupun pakai hijab. Ada yang berpendapat bahwa kreasi hijab masa kini baik
karena bisa membuat banyak wanita muslim ingin menggunakan hijab?
Tahun 90'an, Indonesia sempat memiliki gaya hijab zaman dulu. Yakni
dengan menggunakan ciput dan kerudung bersanding dengan gaya simple, gaya
hijab semacam ini menjadi salah satu yang menutupi aurat tetapi bagi kaum remaja
ini terlihat kuno. Selanjutnya, sempat populer di tahun 2000-an hijab yang tadinya
terulur, diikat di bagian leher sehingga nampak lebih ringkas. Sempat populer
selama beberapa masa. Hijab ini sering digunakan oleh para artis dan akhirnya
ditiru oleh banyak orang. Sedangkan mereka tidak memenuhi syar’i karena tidak
menutupi bagian dada mereka.
Gaya hijab yang penuh warna dan penuh kreasi adalah hijab yang trend
dalam 2 tahun terakhir. Terutama anak muda yang senang dengan hal-hal yang baru
dan fashionable. Gaya hijab saat ini tidak hanya bermain dengan kreasi hijab,
namun juga pakaian yang semakin beraneka ragam. Begitu modern dan cantiknya
gaya hijab ini sehingga banyak wanita yang senang menggunakannya. Meski masih
sering dipertanyakan ketepatan syar'i-nya karena menggunakan kreasi hijab,
namun banyak yang menganggap ini hanya merupakan ide yang baik untuk
menggugah banyak wanita muslimah berhijab diantaranya:

a. Hijab Berbeda dengan Pelindung Terik


Ada pendapat dari kaum liberal yang mengatakan, hijab itu harus
dikontekstualkan, di Arab itu dipakai itu melindungi dari terik matahari.
Boleh jadi, sebagian wanita di daerah Arab sampai saat ini memakai
pakaian tertutup yang berfungsi untuk melindungi diri dari terik matahari
(modelnya mungkin seperti burqa?). Tapi, ketika perintah berhijab
diturunkan dalam Al-Qur’an, menurut saya itu konteksnya jelas berbeda
dengan pakaian tertutup yang difungsikan sebagai pelindung dari terik
matahari. Dalam Islam, hijab berfungsi untuk menutup aurat. Sehingga,
86
ketika ada pendapat bahwa hijab berasal dari kebudayaan Arab, mungkin
benar adanya. Tapi, fungsi “hijab” yang saya tahu mengacu kepada
terjemahan Al-Qur’an surat Al- Ahzab ayat 59
b. Hijab dan Hidayah,
Ada muslimah yang belum berhijab, dengan alasan belum mendapat
hidayah atau memilih “menghijabi hati” terlebih dahulu. Menurut peneliti
bias dipahami bahwa untuk sebagian wanita muslimah, perlu proses yang
panjang untuk sampai pada keputusan berhijab. Namun, tidak ada
jaminan bagi setiap wanita, baik yang berhijab maupun tidak, akan
sempurna akhlaknya hingga ia meninggal dunia. Wanita yang sudah
berhijab sekalipun masih harus berusaha mencari hidayah untuk amalan-
amalan yang lain dan berusaha agar hatinya akan semakin terhijabi. Jika
saya menjumpai kawan muslimah yang sampai akhir hayatnya tidak
mengenakan hijab, peneliti hanya bisa sebatas berdoa agar Allah
menerima amalan-amalan baiknya (yang lain) dan mengampuni segala
dosanya. Itu cukup.
c. Hijab dan Akhlak
Dalam pandangan masyarakat bahwa wanita berhijab, adalah wanita
yang identik memiliki tatakrama baik, wanita yang santun, yang ramah,
rajin shalat, rajin berderma, sering hadir majlis pengajian dan berbagai
predikat keshalihahan lainnya. Boleh jadi sebagian besar wanita
berkerudung seperti itu. Sebaliknya, muslimah yang tak berkerudung,
meski akhlaknya baik, tentu saja dipandang tak sebaik muslimah
berkerudung, hal yang lumrah dan spontanitas terlintas dalam benak.
Moralitas tak ada hubungan denganhijab, meski tentu saja dituntut dari
gadis berhijab untuk bermoral sesuai dengan hijabnya.

Ketika seorang wanita sudah memutuskan untuk konsisten berhijab, dia


sudah menjalankan satu perintah Allah SWT, selebihnya dia masih harus mengejar
(atau mempertahankan) amalan-amalan baik yang lain. Wanita yang sudah
berhijab bukan berarti tidak lepas dari kesalahan, dari dosa. Bisa saja dia
melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, bahkan tidak menutup
kemungkinan di antaranya merupakan tindakan kriminal atau dosa besar. Dan
menjadi penting untuk wanita berhijab (maupun yang tidak) untuk selalu
memperbaiki diri.
Hijab membantu menutup aurat pada wanita, dengan berhijab kita bisa
membedakan mana wanita yang bermartabat, sholehah, pandai menutup aurat,
dengan berhijab wanita bisa dihormati dan disegani oleh pria, karena pria tidak
mungkin menggoda seorang wanita muslimah yang berhijab, dengan berhijab juga
wanita dapat beraktifitas seperti orang pada umumnya dan dengan berhijab
perempuan lebih dekat dan bertaqwa pada Allah SWT, muslimah Indonesia peneliti
perhatikan sudah banyak yang menggunakan hijab selain ingin menutup aurat faktor
lain juga ada misalnya dengan gaya berhijab yang saat ini sudah berbagai macam

87
modelnya, yang membuat orang tertarik untuk berhijab, selain itu diIndonesia
sudah banyak berkembang pesat bahkan model hijab.
Abad ke-7 adalah abad dimana awal perintah berhijab, dalam konteks abad
ke-7 di semenanjung Arabia, kondisi sosial masyarakat jauh dari pengaruh
peradaban dua imperium besar yaitu Romawi dan Persia. Hal ini sebagai dampak dari
geomorfologi Arab yang terpencil dan terkukung dari pegunungan dan padang pasir,
hal ini berdampak pada pengaruh budaya yang cukup kecil terjadi, sehingga apa yang
dikembangkan oleh masyarakat masih sesuai dengan doktrin yang ada di
lingkungan masyarakat Arab.
Hijab sebagai sebuah hasil pemahaman atas dalil agama juga belum
mengalami perubahan akibat pengaruh dua pusat kebudayaan dan masih sesuai
dengan makna, dan ketentuannya, yang dimaksud sesuai dengan dalil adalah Hijab
berarti: kain penutup kepala sehingga kain menjulur hingga dada. Hal ini dapat
ditarik sebuah pengertian bahwa masyarakat pendukung kebudayaan hijab pada
awalnya masih memegang teguh ketentuan-ketentuan dalil tentang hijab dan
belum terfikirkan untuk merubah makna hijab
Untuk mendapatkan informasi seputar hijab dalam pandangan sosial yang
menyebabkan wanita memandang arti dari hijab itu sendiri, pentingnya
mengenakan hijab, juga keuntungan wanita mengenakan hijab, dalam analisis ini
penulis menggunakan cara wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan, dan
hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:

1) Pandangan tentang hijab, terdapat pendapat yang berbeda-beda,


bahwa hijab merupakan sebagai penutup kepala, penutup aurat yang
diwajibkan dipakai oleh kaum muslim, sebagai mahkota, perintah Allah
SWT, kewajiban wanita, juga sebagai identitas muslimah.
2) Seberapa penting wanita untuk berhijab, berpendapat, sangat penting
sekali untuk seorang wanita untuk berhijab karena dari keseluruhan
pendapat dikatakan pentingnya wanita berhijab karena suatu
kewajiban perintah Allah SWT, juga dikatakan sebagai kebutuhan
wanita.
3) Keuntungan wanita berhijab
a) Dapat menghindari panas matahari
b) Menutup Aurat
c) Menghindari dari keburukan atau fitnah
d) Terhindar dari pandangan syahwat yang bukan muhrimnya
e) Menambah ketakwaan
f) Dihargai.

4. Promosi Pasar Penjualan


Gaya hijab pada masa sekarang telah menjadi bagian penting dalam industri
fashion di Indonesia, hal ini pula yang membuat pemakaian hijab tidak lagi menjadi
suatu pertimbangan yang berat bagi muslimah dalam memutuskan untuk berhijab.

88
Terlebih lagi saat ini penggunaan hijab telah marak di kalangan artis, para artis yang
memutuskan menggunakan hijab sudah tidak merasa takut lagi akan sepinya kontrak
kerja, sebut saja para artis yang menggunakan hijab seperti Dewi Sandra, Lyra Virna,
Risty Tagor, dan Inneke Kosherawati mendapat banyak tawaran kontrak kerja dan
bahkan menjadi brand ambasador berbagai produk yang menonjolkan sisi kecantikan
dan kepercayaan diri mereka dalam berhijab.
Secara sederhana brand ambassador merupakan orang yang mempromosikan
merk dan produk ke jaringan mereka untuk meningkatkan kesadaran merk dan
mendorong penjualan dari produk tersebut. Umumnya, brand ambassador ini berasal
dari kalangan orang-orang yang memiliki pengaruh besar seperti selebriti atau tokoh
yang memiliki pengaruh sebagai public figure. Seorang brand ambassador biasanya
menggunakan saluran media sosial mereka untuk membantu perusahaan mencapai
tujuannya dalam mempromosikan suatu produk. Hal ini dapat dilakukan
melalui publikasi di media sosial maupun melalui offline channel seperti seminar,
pameran, dan mengikuti berbagai event. Menjadi kombinasi yang sempurna jika
perusahaan bersedia mengkombinasikan kedua strategi tersebut. Baik Elzatta maupun
Rabbani, melakukan strategi ini untuk memasarkan hasil produknya.
a. Elzatta
Promosi yang efektif akan mampu membangun positioning sebuah brand.
Hal itu merupakan standar yang wajib dipenuhi oleh setiap merk yang ingin bisnisnya
langgeng. D emikian dengan Elzatta brand yang sudah eksis lebih dari 25 tahun di
industri fashion ini terus melakukan promosi yang efektif guna memacu bergulirnya
roda bisnis.
Promosi yang digiatkan antara lain dengan membuat program yang mampu
mendrive kegiatan jual beli. Hal ini penting guna merangsang pertumbuhan income
perusahan, Head of Brand Strategy Elzatta, serta ada kerjasama antar tim sangat
penting untuk menunjang terjadinya sales. Pasalnya, jika sinergi antar departemen
tak terjaga, bisa dipastikan sales tak akan bisa terpenuhi. Bicara tentang sarana
promosi yang efektif, Elzatta mengungkapkan media yang digunakan sebenarnya
cukup relatif, tergantung bagaimana brand tersebut mengaplikasikannya secara
maksimal. Elzatta sendiri banyak menggunakan medium konvensional
diantaranya dengan menggunakan billboard jalan, memberikan discount di store
hingga memasarkan produk ke media massa seperti media cetak, televisi, radio, PH
sinetron dan lain sebagainya.
Disamping itu, Elzatta juga kerap melakukan on-line promosi melalui
sosial media yang dimiliki. Hal ini dilakukan agar impact yang dihasilkan bisa
sesuai dengan apa yang diharapkan. Bagi sebuah brand, mempromosikan merk di
sosial media merupakan sebuah keharusan dalam melakukan hal yang sama. Bahkan
untuk memfokuskan digital media, ada tim khusus yang menanganinya agar
konten yang dihasilkan bisa dengan tepat menyasar audience.

89
Terkait konten, brand yang concern menggarap fashion muslim ini
melakukan pelbagai kegiatan seperti memperkenalkan produk terbaru, CSR,
menyapa konsumen secara berkala hingga update seputar info terkini yang tengah
terjadi di sekitar. Dengan memberikan konten yang aktual serta info terkini,
awareness terhadap konsumen terbangun seiring berjalannya waktu.
Tak hanya memperkuat awareness, Elzatta juga melakukan inovasi guna
kukuhkan diri sebagai market leader di bidangnya. Hal tersebut dilakukan agar
engagement yang mereka lakukan terhadap konsumen tetap terjaga. Untuk inovasi
sendiri, yang diubah tak hanya dari sisi produk, namun secara keseluruhan.
Kemudian juga dengna memperhatikan berbagai hal kecil seperti display, looking
rook, gimmick sales dan lain sebagainya. Jadi, tak hanya produk yang selalu
diinovasikan. Untuk produk sendiri, kerap melakukan business meeting sebelum
meluncurkan produk baru. Disana, Elzatta melakukan pelbagai hal seperti
mendengarkan aspirasi tim, membicarakan permasalahan yang tengah/sedang
diterima mitranya serta mengotrol menajemen secara keseluruhan. Hal tersebut
mereka lakukan guna terus menjaga hubungan baik, entah itu kepada mitra maupun
karyawan pada umumnya.
Bagian dari upaya pemasaran dan dakwah Elzatta adalah untuk
mendukung sosok-sosok Muslimah inspiratif dengan kepribadiannya yang penuh
pesona untuk menjadikan model hijab Elzatta, sebagai bentuk kepercayaan diri
Muslimah terlihat. Nanti akan tampil sosok-sosok Muslimah muda inspiratif
dengan kepribadian penuh pesona yang mampu menebar banyak manfaat bagi
kehidupan sosial masyarakat. Sisi positif perkembangan fashion busana muslim dan
fashion hijab mulai dirasakan banyak kalangan. Salah satunya menghapus anggapan
bahwa wanita yang berhijab terbatasi ruang gerak dalam berbagai aktivitasnya.
Dalam pemahaman mengenai tren hijab fashion yang didapat dari penggunaan
publikasi terdapat juga motif yang melatarbelakangi dalam penggunaan sebagai media
komunikasi mengenai hijab fashion. Motif merupakan suatu kekuatan atau dorongan
yang datang dari dalam diri untuk bertindak atau berbuat sesuatu. Dalam psikologi,
dikatakan bahwa motif bersifat alami dimana sewaktu individu dilahirkan telah
membawa motif-motif tertentu tetapi kemudian motif-motif yang dibawa itu sebagai
akibat dari perkembangan individu maka akan mengalami perkembangan juga
Penelitian ini berupaya untuk mengungkap motif yang ada pada pengguna
hijab fashion dalam menggunakan publikasi sebagai media komunikasi. Terdapat
berbagai macam motif yaitu motif apresiasi, motif inspirasi, dan motif eksistensi yang
melatarbelakangi dalam penggunaan publikasi. Adanya motif apresiasi menganggap
bahwa publikasi merupakan sarana media komunikasi yang mudah, praktis, efisien dan
memiliki jangkauan yang luas sehingga efektif dalam penyebaran informasinya.
Berdasarkan sarana dan keunggulan yang dimiliki oleh yang menyampaikan. Motif
inspirasi yaitu keputusan para pengguna hijab fashion dalam, juga dilatarbelakangi dari
dalam diri mereka yang memang sudah menggunakan hijab dan mencoba selalu terlihat
fashionable mengikuti perkembangan zaman agar hijab tidak lagi dianggap tabu.
Kesadaran pengguna hijab fashion mengenai pandangannya penggunaan busana
muslim yang dianggap tabu, kuno, dan tidak cocok digunakan oleh anak muda,
membuat mereka ingin menghilangkan pandangan tersebut agar masyarakat dapat lebih
90
terbuka dan kembali memandang bahwa menggunakan busana muslim merupakan
kewajiban muslimah dan busana muslim saat ini dapat terlihat lebih menarik daripada
penggunaan busana yang terbuka dan mengumbar aurat. Maka melalui publikasi,
mereka seperti mendapatkan tempat yang sangat mudah sebagai media syi’ar atau
dakwah untuk memperlihatkan ke masyarakat bahwa penggunaan busana muslim sudah
dikenal dan memiliki keunikan fashion.
Untuk menghilangkan anggapan kurang baik, bahwa wanita yang berhijab
dan berbusana muslimah memberikan kesan tidak fashionable, tidak rapih dan
sebagainya. Seiring berjalannya waktu anggapan ini hilang.Dan semakin
membuktikan bahwa wanita muslim sejati bisa terus eksis dalam karir dan
pekerjaanya. Wanita muslimah terus berkiprah dalam karya-karyanya. Berhijab
saat ini juga telah dijadikan sebagai ajang dakwah Islam, di mana tanpa di sadari
bahwa dengan adanya model-model hijab modern dan model-model busana muslimah
yang sangat modern, cantik dan menarik mampu mengajak banyak kaum wanita
lainnya yang belum berhijab, untuk mengenal kemudian tertarik dan pada akhirnya
mau menggunakan hijab sebagai penutup auratnya.
Beraneka ragam trend gaya hijab menjadi pusat perhatian masyarakat.
Terutama remaja putri yang sedang mengalami masa pubertas. Rasa ingin mencoba,
bahkan meniru hal yang baru pasti akan dilakukannya untuk menghilangkan rasa
penasarannya. Tapi meniru dalam contoh yang baik seperti ingin menggunakan
hijab dan meniru fashion hijab itu merupakan salah satu hal yang positif.
Dukungan serta arahan orang tua yang harus terus dipupuk. Agar tepat pada
sasaran. Sehingga pada akhirnya menjadi wanita dewasa
muslim sejati. Remaja- remaja putri biasanya ingin tampil mempesona dengan
balutan hijab yang di senanginya sesuai dengan trend masanya.
Semakin ramainya trend fashion hijab terbaru modern di Indonesia kini
dijadikan peluang untuk meraup rezeki oleh para desainer-desainer terkenal.
Mereka saling bersaing untuk mendesain dan merancang model hijab terbaru yang
trend pada fashion hijab era sekarang ini. Misalnya pada jenis model-model hijab
cantik yang memiliki brand merk‚ Elzatta sendiri telah banyak melaunchingkan
gaya model hijab yang terbaru. Dan setiap launching model hijab terbaru ini
mampu menarik perhatian kaum hawa di Indonesia. Fashion hijab dengan model
hijabnya yang bernuansa unik, kreatif sesuai trend era saat ini. Inilah yang
menjadi menarik perhatian para peminat dari jenis hijab modern Elzatta ini. Produk
Elzatta memberikan daya pesona hijab Indonesia yang membahana.
Sekian banyaknya model hijab dari fashion hijab gaya kerudung modern
terbaru dari brand merk-merk tertentu ini semua dapat memberikan kenyamanan.
Tinggal bagaimana si pemakai hijab agar pandai-pandai dalam memilih model
hijab dengan merk yang mana yang nyaman untuk digunakan serta sesuai jika
gunakan. Tentu dengan banyaknya trend brand hijab yang yang bermunculan saat ini
membuat bingung dan ingin mencoba setiap model hijab yang terbaru yang
diterbitkan.

91
Banyak jenis model hijab terbaru ala brand Elzatta yang sukses menjadi
konsumsi masyarakat. Keunikan dan daya kraetifitas rancangan hijab akan brand
ini juga selalu ditunggu oleh masyarakat. Dan terbukti sukses diterima dan sangat
digemari oleh muslimah tanah air atau diluar tanah air. Membahas tentang banyaknya
jenis model gaya hijab terkini dan terbaru, Elzatta telah peringkas rekomendasi
terbaru seputar Koleksi Fashion Hijab Terbaru Modern Ellzatta model sekarang.

Ekspansi Elzatta menjadi bisnis yang terus membesar juga tetap diiringi
dengan misi sosial yang diemban Elzatta. Pada dasarnya Elzatta dan juga brand
yang menaungi Elzatta. Kemudian juga ingin manfaat yang diberikan konsumen
kepada Elzatta dapat kembali lagi kepada konsumen dan juga umat. Selain dakwah
dalam hijab Ezatta juga turut mengembangkan misi sosialnya antara lain182
1) Menggandeng yayasan rumah yatim piatu untuk menjalin kerja sama dan
menyalurkan bantuan dari apa yang dibelanjakan oleh konsumen
2) Dari keuntungan yang diraih dan berkat dukungan konsumen, Elzatta juga
telah mendirikan sebuah pesantren yang diperuntukkan bagi anak-
anak kurang mampu.
3) Dedikasi Elzatta tidak hanya untuk bisnis, tapi juga meningkatkan taraf
hidup para Muslim, dengan memilih Elzatta, konsumen juga ikut memberi
bantuan
4) Elzatta juga sedang berupaya untuk ikut membantu para Muslim yang ada
di berbagai belahan dunia lain. Salah satunya ialah dengan membangun
masjid agar dan mualaf centre sehingga umat Muslim dapat beribadah
dengan lebih mudah dan syiar Islam juga dapat berjalan dengan lebih
lancar.
5) Produk baru yang ditawarkan Elzatta, Head of Brand Strategy selain
menonjolkan motif-motif khas nusantara dalam koleksinya. Hal ini
dilakukan sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap gerakan Indonesia
sebagai kiblat fashion Muslim dunia
6) Nilai syariat tidak ditinggalkan sehingga, desain yang Ezatta luncurkan
tidak ada yang ketat dan tetap Modis bukan berarti meninggalkan syariat
dari konsep visi dan Misi Ezatta

b. Rabbani
Pemasaran yang dilakukan Rabbani untuk menarik perhatian konsumen
yaitu dengan memberikan potogan harga dan hadiah sebagai pendukung media
promosi maka Rabbani menggunakan konsep visual ikon artis atau tokoh terkenal,
dan gaya bahasa pemasaran menggunakan persuasif. Untuk itu, dalam pembuatan
promosi Rabbani ini dibuat berbeda dengan promosi yang biasa dilakukan Rabbani
yaitu bentuk promosi non personal yang disebut iklan (advertising).

1) Iklan (Advertising), merupakan bentuk komunikasi nonpersonal yang


biasnya terdapat di koran, radio, televisi, majalah atau internet.

182
Pengembangan konsep visi dan misi Elzatta, maret 2019
92
2) Penjualan personal (Personal selling), adalah komunikasi langsung (tatap
muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu
produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan
terhadap produk sehingga pelanggan kemudian akan mencoba mencoba dan
membelinya
3) Promosi penjualan (Sales Promotion), biasanya berupa bujukan langsung
kepada konsumen, seperti hadiah langsung atau kupon
4) Hubungan masyarakat (Public Relation), adalah semua bentuk komunikasi
yang bertujuan membentuk citra yang baik terhadap organisasi dan produknya.
5) Pemasaran langsung (Direct Marketing), adalah promosi penjualan yang
langsung kepada pembeli, seperti penjualan pakaian.
6) Media sosial (Social Media), termasuk setiap sarana komunikasi di mana
pelanggan dan anggota bisa dapat memainkan satu peran yang aktif, termasuk
blog, pemakai situs web seperti Youtube, Facebook, Twitter dan lain-lain.

Disamping tetap memasarkan hasil produksinya ternyata Rabbani terus


berkomitmen untuk tetap bertekad dan berjuang dalam dakwah melalui fashion
muslim yang tetap berlandaskan pada syariat Islam. "Rabbani berangkat dari misi
dakwah. Mempunyai kewajiban yang tidak hanya sekedar jualan.183 Rabbani telah
menunjukan perjuangan yang keras terhadap dunia dakwah Islam. Dengan selarasnya
perjuangan dakwah yang dilakukan Rabbani dan Rabbani yakin akan muncul sebuah
pergerakan yang lebih besar lagi di masa mendatang.Tentu perjuangan dakwah di
dunia fashion ini akan terus berlanjut sampai terus ke depannya, masuk ke dalam
komunitas-komunitas dakwah misalnya, dengan banyak mendirikan majelis-majelis
taklim di seluruh daerah di Indonesia, bahkan mancanegara.
Langkah untuk masuk ke banyak majelis taklim sebenarnya Rabbani tidak
hanya selalu berorientasi pada bisnis semata, tapi juga berupaya untuk menebar
dakwah Islam, tentu yang namanya Islam itu menyeluruh, bukan hanya busana saja,
sisi lain juga harus dilakukan. Maka berawal dengan mendukung komunitas dakwah
yang nanti bisa jadi pergerakan besar. Kemudian Rabbani membuat terobosan di
berbagai program dan aksi sosial untuk mengembangkan umat. Sehingga akan lebih
banyak untuk memberikan kemaslahatan dan manfaat demi kemajuan Islam serta
dapat menjalankan amanah untuk menyiarkan syiar Islam juga. Demikian pula dengan
kualitas yang baik selalu dijaga oleh Rabbani dan tidak terlepas dari memperhatikan
sisi keislamannya salah satunya yakni, Rabbani sangat aware, hijabnya tidak
membentuk tubuh. Akhirnya masuk ke bisnis fashion antara lain karena pemikirannya
adalah:184
- Keberadaan usaha fashion muslimah itu diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang besar dalam syiar dan dakwah Islam bagi para muslimah
agar memenuhi kewajibannya untuk menutup aurat. Rabbani ingin
mengubah paradigma sebagian besar masyarakat yang memandang bahwa

183
Wawancara Mas Deni, karyawan Rabbani tanggal 25 Februari 2019
184
Pengembangan dari konsep visi dan misi Rabbani, April 2019
93
wanita yang memakai busana muslim itu modern dan terhormat juga dapat
tampil gaya, tapi tetap syar’i
- Perlu kerja keras untuk mengedukasi soal berhijab, walaun ada banyak
kritik, yang datang dan tidak serta merta diterima, Namun, kondisi tersebut
tidak membuat Rabbani putus asa, tetapi justru dijadikan sebagai suatu
tantangan bahkan peluang. Sehingga produk Rabbani bisa dibilang sebagai
salah satu pionir kerudung instan di Indonesia dan selalu menciptakan trend-
trend hijab terbaru
- Saat ini 90% produk yang dijual Rabbani adalah fashion muslim. Ada
pergeseran di mana buku-buku Islam tidak lagi menjadi core bisnis Rabbani
awal mula bergerak di dakwah dari menjual buku-buku Islam. Sekarang
Rabbani memproduksi seluruh perlengkapan busana muslim dari atas
hingga kaki, baik untuk wanita, pria dewasa, hingga anak-anak,
perlengkapan solat, dan lain-lain.
- Bukan hanya itu, Rabbani juga menjual busana-busana dalam berbagai
aktivitas : ibadah, sehari-hari, casual, formal hingga busana pernikahan.
Singkatnya, one stop shopping dalam satu outlet
- Produk yang paling banyak terjual dari hijab balita hingga dewasa, merk
Rabbani identik dengan hijabnya
- Target pasar Rabbani tidak mengkotak-kotakan segmen karena Rabbani
memproduksi semua item dari semua umur dan aktivitas, jadi segmen Rabbani
cukup luas. Bahkan pelanggannya ada yang usianya sudah sepuh
- Konsumen yang paling banyak membeli biasanya wanita dewasa yang
mendominasi
- Rabbani mempopulerkan hijabnya selain sebagai salah satu pioneer,
- Rabbani menjadi merk yang paling banyak dibicarakan yakni dengan
inovasi “hijab Instan”. Tidak ada produsen yang menciptakan hijab
instan seperti Rabbani. Memang ada pemakaian hijab tidak praktis dan butuh
waktu lama sehingga mendorong perusahaan Rabbani untuk mengakomodir
kebutuhan tersebut dengan menciptakan hijab yang praktis. hijab instan
inilah yang membawa nama Rabbani menjadi besar hingga saat ini. Selain
hijab instan, Rabbani juga selalu menciptakan trend-trend hijab. Rabbani
menawarkan warna-warna terang/cerah dan motif-motif beraneka ragam
sehingga mampu mendobrak desain dan motif yang ada
- Perbedakan produk Rabbani dengan produk yang lainnya bahwa busana-
busana yang Rabbani jual adalah busana muslim yang syar’i tetapi tetap
modis. Keunggulan produk adalah soal kualitas yang bisa diadu dengan
produk lainnya, demikian juga dengan harga yang kompetitif
- Proses Rabbani menciptakan suatu inovasi, intinya selalu ada drive
- market. Inovasi bisa datang dari tim internal misalnya melihat peluang apa
yang mungkin bisa dikembangkan untuk menjadi suatu tema atau desain ke
depannya. Atau bisa juga masukan dari pelanggan sehingga lahirlah
produk-produk terbaru

94
- Market size Rabbani, hijab Rabbani menjadi market leader di
Indonesia. Sementara untuk posisi Rabbani sendiri sebagai perusahaan
adalah mengambil 10% dari keseluruhan pasar busana muslim di Indonesia
- Jumlah outlet hingga saat ini tersebar di seluruh Indonesia, di antaranya
outlet-outlet besar dalam setahun Rabbani biasanya membangun 5-7 outlet
- Pola pengembangan bisnisnya Rabbani menawarkan sistem waralaba. Dari
- Outlet itu, 30% diantaranya adalah yang diwaralabakan dan sisanya milik
sendiri. Selain itu, Rabbani juga mengembangkan sistem keagenan, yakni
siapapun bisa berjualan produk Rabbani tanpa ada batas modal. Jadi, siapapun
bisa menjadi mitra yang kini jumlahnya mencapai ribuan agen
- Perusahaan Rabbani mengontrol kualitas jika bisnis diwaralabakan, dengan
adanya SOP. Mulai dari produk, SDM, pelayanan, desain bangunan,
keramahtamaan, hingga akunting dan administrasi. Rabbani juga yang
membantu para investor mencari dan mempelajari pasar, lokasi, dan lain- lain.
Jika outlet tidak menampakkan hasil maksimal, biasanya pihak Rabbani
membantu dengan beberapa kegiatan marketing communication
- Rabbani tidak pernah mendirikan outlet di dalam mal, ini terkendala soal
- luas bangunan di mana biasanya Rabbani membutuhkan ruang yang lebih luas
di mana untuk outlet besar saja Rabbani memakan tiga lantai
- Pengelolaan perusahaan mulai berjalan secara modern sudah sejak lama.
- Ketika bisnis ini diprediksi akan semakin besar, sang pendiri tentu tahu
bagaimana harus mengelola. Rabbani mulai muncul di media-media dan
melakukan aktivitas-aktivitas pemasaran baik secara langsung ataupun
tidak langsung, seperti beriklan, media interview, atapun pameran serta
bazar berskala nasional, regional, lokal ataupun per outlet. Perusahaan ini juga
diisi oleh profesional-profesional yang ahli dibidangnya
- Membangun merk di tengah gempuran merk lokal serta produk-produk
impor dari Tiongkok. Rabbani menganggap itu bukan sebagai suatu
kompetisi. Lagipula, pelanggan yang cerdas apalagi yang setia akan tahu mana
produk yang berkualitas baik dan buruk. Untuk meningkatkan brand awareness
Rabbani memakai public figure sebagai brand ambassador Dari duta brand
ambassador merk tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesadaran
pembeli dan penjualan di segmen keluarga dan ibu-ibu serta remaja
- Kapasitas produksi hingga saat ini, Rabbani memproduksinya sangat
banyak dan tergantung dari orderan tim marketing. Saat ini Rabbani
memiliki 5 pabrik. Ke depannya Rabbani ingin menggabungkan pabrik-
pabrik tersebut menjadi satu agar lebih mudah pengawasan dan
operasionalnya
- Rabbani tidak menciptakan second brand, Rabbani tidak menciptakan
- brand baru, Rabbani hanya fokus pada satu merk. Rabbani tidak mau ikut-
ikutan perusahaan lain
- Cara menggarap setiap segmen market, Rabbani menjual berbagai macam
item yang disesuaikan dengan setiap segmen. Misalnya untuk highend,
menjual baju koko dipadukan dengan songket yang terlihat ekslusif, gamis
pria panjang yang didesain modern, begitupun busana untuk wanitanya

95
selain busana, Rabbani juga memproduksi aksesoris Muslimah dan baju
renang
- Inovasi terbaru atau bisnis terbaru yang diciptakan, Rabbani menjual bahan
makanan/minuman atau produk kesehatan. Produk tersebut memang bukan
merk Raabani tetapi titipan dari para produsen atau distributor, tapi siapa
tahu ke depannya Rabbani bisa menciptakan produk sendiri. Rabbani memberi
nama‚ Quranic Food yakni menyediakan makanan/ minuman/produk olahan
sehat dan bergizi sesuai syariah. Quranic Food hanya tersedia dibeberapa
outlet tertentu
- Rabbani juga menciptakan Kosmetic Rabbani, bisnis ini masih sangat baru
jadi sedang proses pengembangan
- Rabbani menciptakan media informasi yakni Rabbani TV yang berisi
acaraserta informasi Islami sekaligus digunakan sebagai media promosi
produk Rabbani. Ini juga masih dalam proses pengembangan
- Inovasi lain dari Rabbani adalah busana pengantin muslim yang telah
dijalankan beberapa tahun yang lalu. Di mana orang bisa membeli atau
menyewanya
- Tantangan selama membangun bisnis Krudung Rabbani adalah bagaimana
mengibarkan merk Rabbani agar tetap eksis dan mengejar misi visi perusahaan
untuk, Menghijabkan Dunia. Caranya tetap menciptakan produk yang
inovatif, memperluas wilayah pemasaran. Termasuk keluar negeri biasanya
terkendala teknis. Dan sebenarnya banyak orang yang berminat menjadi
reseller Rabbani untuk menjual produk ini ke Timur Tengah, Amerika Serikat
dan Eropa. Dan, sebagian diantaranya sudah menjalankan itu
- Omset outlet Rabbani perhari bisa dihitung berapa rata-rata omset per hari
per outletnya
- Target outlet Rabbani terus memperluas outletnya dari kota samapai
kabupaten di Indonesia, itu artinya masih banyak peluang yang terbuka
untuk digarap. Caranya, dengan menyisir pasar hingga ke pelosok-pelosok.
Ada dua teknik untuk memperluas jaringan Rabbani yakni menyebar atau
mengembangkan. Maksudnya menambah outlet-outlet atau mengembangkan
outlet yang ada hingga menjadi lebih besar
- Semangat optimisme Rabbani adalah akan terus berkembang ke depannya
4. Ekonomi Kerakyatan Dalam Keanekaragaman Bidang Usaha
Daya beli muslimah pengguna hijab trendi menjadi fenomena tersendiri di
kawasan Asia Tenggara. Selama beberapa tahun terakhir di beberapa negara seperti
Indonesia dan Malaysia telah terjadi fenomena budaya populer dimana terjadi
lonjakan pengguna hijab.
Pengguna hijab biasanya menggunakan sepatu high heels, ber-make up,
dan menggunakan hijab dengan corak cerah untuk menunjukan mereka sebagai kaum
modern bagian dari emansipasi seorang muslimah. Saat ini di Indonesia, setidaknya
terdapat sekitar 10 persen wanita menggunakan hijab dari seluruh populasi yang
ada. Penelitian menyebutkan bahwa para pengguna hijab ini lebih terdidik dari

96
rata-rata wanita yang ada di Indonesia. Faktanya lebih dari 50 persen para hijabers
yang rata rata berusia 20 tahun, berlatar belakang sarjana.
Selain itu mereka memiliki penghasilan yang masuk dalam kelas
menengah, sehingga salah satu bank syariah memberikan layanan khusus bagi para
pengguna hijab. Ekonomi kerakyatan memiliki model yang spesifik karena
ekonomi suatu Negara digerakkan oleh partisipasi masyarakatnya baik yang
berada di pelosok desa maupun yang berada di seluruh kota sehingga ke
anekaragaman bidang usaha turut mewarnai kegiatan ekonomi suatu negara.
Pola pengembangan ekonomi ini sebenarnya sangat cocok dengan kondisi
masyarakat Indonesia karena kita memiliki ke anekaragaman budaya, wilayah, hasil
pertanian, hasil awal, hasil laut, hasil hutan dan aneka ragam. yang bersumber
dari alam Indonesia ini sebenarnya harus dikembangkan dalam suatu sistem
atau model ekonomi yang bercorak kerakyatan, sehingga peran serta masyarakat
sepenuhnya mampu memberikan andil yang sangat besar terhadap pendapatan
domestik bruto serta mampu menciptakan daya tahan ekonomi kita dari
pengaruh luar yang bersifat global.
Demografi bangsa Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar
masyarakatnya hidup di pelosok desa sudah seyogyanya jika pembangunan ini
juga diarahkan pada masyarakat desa khususnya peluang-peluang usaha yang dapat
dikembangkan di desa-desa seperti bidang pertanian, industri, pengolahan hasil
pertanian, peternakan, industri pengolahan hasil peternakan perikanan, industri
pengolahan hasil perikanan, perkebunan industri pengolahan hasil perkebunandan
sektor lain yang memberikan peluang bisnis yang cukup besar.
Keunggulan ekonomi kerakyatan antara lain memberi peluang bagi generasi
muda untuk mengembangkan potensi desanya sehingga sektor usaha dapat merata
diseluruh wilayah Indonesia, meningkatkan nilai tambah dan nilai ekonomis hasil
pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan, struktur ekonominya tidak
terpengaruh nilai kurs mata uang suatu negara karena bahan bakunya diperoleh dari
alam negeri sendiri sedangkan produknya ada peluang untuk mendatangkan devisa
jika mampu menembuspasar global.

5. Social Responsibility Dalam Membangun Kemakmuran Ekonomi


Tanggung jawab sosial merupakan komitmen usaha untuk bertindak secara
etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup
dari karyawan, komunitas lokal, dan komunitas luas. Konsep tanggung jawab sosial
melibatkan tanggung jawab antara pemerintah, perusahaan, dan komunitas
masyarakat setempat yang bersifat aktif dan dinamis. Aktivitas tanggung jawab
sosial sudah menjadi aktivitas penting bagi setiap perusahaan dalam menjalani
suatu bisnis. Secara umum kegiatan tanggung jawab sosial merupakan cara
membangun kekuatan bisnis, dimana membutuhkan keseimbangan kesehatan
ekonomi, pasar, dan komunitas. Hal yang harus digaris bawahi adalah tanggung
jawab sosial merupakan cara membangun kemakmuran ekonomi

97
Peneliti mengangkat masalah ini kedalam sebuah penelitian, karena pada
dasarnya perkembangan fashion hijab di Indonesia selain didukung oleh semakin
kreatifnya muslimah Indonesia dalam mengemas gaya dalam berbusana muslim,
namun juga didukung oleh pemanfaatan media massa. Digunakan sebagai cara untuk
berinteraksi dengan muslimah lainnya dalam lingkup yang lebih luas dan tidak
berbatas, sehingga ini membuat pemaknaan masing-masing muslimah terhadap hijab
berbeda-beda.
Demikian (pemaknaan tentang hijab yang berbeda) juga yang terjadi pada
muslimah yang senang menggunakan media lain dalam menginformasikan trend
busana muslim terbaru. Perlunya memahami dalam memaknai hijab fashion agar para
pengguna hijab tersebut memiliki pemahaman yang baik mengenai hijab dalam sudut
padangan agama, agar tidak salah kaprah dalam menampilkan hijab fashion yang
sesuai dengan syariah agama. Perusahan yang bergerak dalam produk industri hijab
fashion baik Elzatta maupun Rabbani dapat dijadikan industri fashion hijab yang
menginspirasi bagi pembaca dalam media massa dan menyesuaikannya produksinya
dalam kebutuhan yang diinginkan masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan.
Penggunaan busana muslim sekarang dengan ciri fashion-nya lebih dikenal
dengan kata sebutan hijab. Syi’ar atau dakwah menjadi dasar hijab fashion untuk
menjadikan publikasi sebagai media komunikasi dengan menampilkan fashion hijab
yang selalu menarik. Profesi yang dimiliki berkaitan dengan dunia industri hijab
seperti model, desainer busana muslim, penulis artikel majalah muslimah, dan juga
public relations pada pengguna busana muslim, juga turut menjadi alasan awal
memutuskan untuk menggunakan hijab fashion. Profesi yang menuntut para pengguna
hijab untuk selalu mengetahui perkembangan fashion busana muslim, menjadikan
industri hijab fashion seperti El zatta dan Rabbani harus aktif dan kreatif mencari
tahu dan menciptakan trend hijab dengan fashion yang menarik. Hal ini membuat para
desainer kedua industri tersebut sebagai icon yang mewakili fashion hijab di
Indonesia. Dalam mengembangkan berbagai motif eksistensi yaitu dalam penggunaan
hijab fashionnya, karena ingin memperlihatkan keunikan dirinya dalam padu padan
busana muslim dengan paduan trend fashion dunia dan dirinya yang menggunakan
hijab.

98
BAB V
HIJAB DALAM PERSPEKTIF AGAMA DAN FASHION
STYLE NASIONAL MASA KINI

A. Penerjemahan Nilai Agama


Hijab ini menjadi trend fashion memang sudah saatnya, keberhasilan
dakwah Islam terkait hijab sudah diterima oleh sebagian besar masyarakat. Namun
apakah di tahun yang akan datang dan tahun-tahun selanjutnya trend hijab akan
terus Berjaya ? Semua tergantung kepada pemahaman yang diadopsi oleh kaum
wanita. Jika hijab dipahami sebagai trend busana, maka dengan sendirinya semua
akan berubah sesuai dengan trend fashion yang akan datang. Tapi jika hijab ini
dipahami sebagai kewajiban seorang muslimah kepada sang Penciptanya, sudah
menjadi suatu keniscayaan walau tahun berganti dan trend fashion berubah setiap
muslimah tidak akan melepaskan hijab itu dari tubuhnya. Menuju kiblat trend
fashion dunia 2020, muslimah Indonesia adalah kiblatnya. Maka untuk itu perlu
diluruskan salah kaprah terkait pemahaman hijab.
Jika dilihat dari historisnya hijab fashion merupakan implementasi dari
pemakian hijab yang dahulu dianggap kuno, namun seiring perkembangan zaman
pemakian hijab telah menjadi gaya hidup yang berkaitan erat dengan fashion.
Pemakaian hijab pada saat ini berbeda dengan pemakaian hijab pada zaman dulu. Jika
pada zaman dulu hijab hanya sebagai identitas pemakai muslimah saja untuk menutup
aurat, namun pada saat ini hijab juga sudah memperdulikan sisi fashionnya. Hadirnya
hijab fashion telah mengubah stigma negatif mengenai hijab yang selama ini beredar
dalam masyarakat. bahwa hijab diasosiasikan identik dengan peserta pengajian dan
pakaian yang ketinggalan zaman dan tidak modis. Pada zaman ini hadirnya hijab
fashion menjadi pilihan bagi pemakai yang ingin menutup aurat namun takut
ketinggalan zaman.
Di mana hijab adalah singkatan dari Khimar dan Jilbab. Sebagaimana
firman Allah dalam surat An-Nur ayat 31. Dan katakanlah kepada wanita-wanita
yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya dan janganlah mereka menampakan perhiasannya kecuali yang biasa
nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan khimarnya ke dadanya
Motivasi religius atau keagamaan merupakan motivasi yang sering diungkapkan.
Indikatornya adalah ditemukannya ungkapan yang berisi harapan.
Untuk menjaga aurat perempuan, maka kaum perempuan dianjurkan untuk
menutup auratnya dengan berpakaian yang baik atau biasa disebut berjhijab.
Menggunakan hijab artinya menutup aurat mulai dari rambut hingga bagian dada
yang diwajibkan bagi seorang perempuan. Allah SWT berfirman Annur ayat 21
yang artinya‚ Katakanlah kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah atau ayah suami mereka atau
putra mereka. Dengan demikian jelas bahwa dalam aturan berpakaian khususnya bagi
perempuan sudah ada ketentuannya dalam Agama Islam.
99
Menutup aurat dengan berhijab dan perkara mudah. Hal ini tergantung
kepada pemahaman perempuan akan berbagai hukum Islam termasuk akan syari’at
Islam lainnya. Berhijab akan memiliki korelasi terhadap pemahaman dan pelaksanaan
ibadah-ibadah lainnya. Dalam perkembangan di masyarakat, masih terdapat
keberagaman pengetahuan dan sikap kaum perempuan terhadap hijab. Sebagian
dari perempuan telah mampu menggunakan hijab dan sebagian lainnya masih belum
mampu menggunakan hijab atau bahkan belum memahami pentingnya menutup
aurat. Banyak faktor yang mungkin terjadi di kalangan perempuan masih belum
berhijab. Kondisi ini berimbas pada penggunaan berpakaian sebagai pencitraan
diri yang sekaligus mencerminkan citra lingkungan dan keluarga.
Apabila lingkungan yang melatar belakangi perkembangan anak itu lebih
kondusif dalam mengembangkan fitrah (potensi) secara maksimal, akan terjadi
perkembangan yang positif. Apabila lingkungan yang melatar belakangi
perkembangan anak itu destruktif dalam mengembangkan fitrah (potensi) itu, akan
terjadi sebalikya, yaitu perkembangan yang negatif. Dengan demikian, fungsi dan
peran masyarakat dalam pembentukan jiwa keagamaan akan sangat tergantung dari
seberapa jauh masyarakat tersebut menjunjung tinggi norma-norma keagamaan itu
sendiri.

B. Hijab Fashion di Indonesia


Hijab fashion di Indonesia sudah terjadi pergeseran makna, kalau dulu cuma
untuk menutup aurat tapi sekarang dianggap trend dan makna yang ada di hijab itu
sendiri sedikit pudar. Menjadikan publikasi sebagai media hijab, kalau hijab dulu dan
hijab sekarang tetap mempunyai makna sebagai penutup aurat tapi dapat dimix
dengan style yang menarik dan memiliki ciri khas dari produk yang dijual.
Berdasarkan fenomena yang telah peneliti paparkan di atas, bahwa media publikasi
mulai dimanfaatkan untuk mengajak sesama muslim berhijab dan sebagai suatu cara
menyenangkan dalam berdakwah dengan mengedepankan fashion sebagai daya
tariknya.
Kesadaran wanita muslimah untuk berhijab semakin meningkat, sehingga di
masa sekarang banyak pembuat hijab dengan berbagai motif dan ukuran.
Dengan hijab, wanita akan terlihat lebih cantik dan anggun. Apalagi apabila
dilakukan dengan memodifikasi hijab yang digunakan dengan menjadi berbagai
model dan diserasikan dengan busana yang digunakannya. Jika kita lihat sekarang
ini, sering kita jumpai model-model baju hijbab dan lain-lain yang didesain
sedemikian rupa, semakin trendi dan menarik mengikuti perkembangan zaman.
Dengan alasan-alasan atau model-model terbaru, banyak para wanita muslimah
mengambil keputusan untuk berhijab. Dengan begitu, siapapun bisa saja memiliki
peluang bisnis usaha berjualan hijab dan sangat mengutungkan di tengah luasnya
pasar.
Bisnis hijab adalah bisnis yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam,
karena menjual barang yang jelas bentuknya dan barang yang tidak diharamkan
oleh Islam. Perkembangan fashion dan pertumbuhan bisnis yang semakin
meningkat menjadikan hijab menjadi komoditas bisnis yang cukup berkembang
dengan pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya beragam brand-brand
100
yang memproduksi busana muslim, khususnya produk hijab. Bisnis hijab yang
tumbuh saat ini sudah sangat banyak, mulai dari skala kecil hingga skala nasional.
Tidak hanya menyita perhatian kalangan pembisnis besar untuk terjun dalam bisnis
hijab ini, namun juga sudah banyak selebritis dan juga warga biasa untuk terjun
menekuni bisnis ini. Brand-brand nasional saat ini telah tumbuh dan menyasar
beragam pangsa pasar.
Umumnya manusia melakukan kegiatan ekonomi bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, mulai dari kebutuhan primer, sekunder, hingga
tersier. Kata motif menjadi suatu alasan menjadi penggerak seseorang untuk
melakukan sesuatu. Sehingga motif ekonomi merupakan setiap tindakan atau
perbuatan yang dilakukan seseorang yang didorong oleh suatu alasan untuk
mencapai suatu tujuan:

1. Secara umum, kebutuhan manusia itu ada tiga yaitu:


2. Kebutuhan Primer, yaitu kebutuhan pokok manusia seperti
makanan dan minuman, pakaian, dan tempat tinggal.

Kebutuhan Sekunder, yaitu kebutuhan tambahan untuk mendukung


kebutuhan primer manusia seperti kendaraan, televisi, majalah, buku, dan lain
sebagainya. Dalam menjawab permasalahan ekonomi bersifat mendasar, sistem
ekonomi pasar mengedepankan jumlah permintaan dan penawaran dalam pasar,
karena adanya kebebasan bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi.
Saat ini hijab juga mampu mendongkrak popularitas masyarakat dalam
memilih produk seperti halnya produk Elzatta dan juga tentang bagaimana
berkompetisi secara sempurna dan menampilkan produk terbaik, kreatif dan efektif.
Perkembangan pasar perusahaan penyedia produk hijab Elzatta di Indonesia
tumbuh semakin pesat dengan tumbuhnya pasar permintaan akan hijab. Kira-kira
enam hingga tujuh tahun lalu, gaya pemakaian hijab tidak seberagam sekarang dan
trend-nya pun cenderung mononton. Namun dua atau tiga tahun belakangan ini trend
hijab berkembang cukup pesat sehingga membuka peluang bisnis baru dengan
berjualan busana muslim. Hal ini memberikan pengaruh terhadap pandangan bahwa
perusahaan harus memperkenalkan produknya produknya kepada masyarakat agar
para calon konsumen terdorong untuk membeli produk yang ditawarkan.
Menurut peneliti ada beberapa unsur motivasi dalam penyelenggaraan
kegiatan pekonomi yang dikembangkan, sehingga ada beberapa literatur yang
memotivasi penyelenggaraannya yaitu dengan meningkatnya produktivitas
ekonomi secara keseluruhan maupun para pekerja rata-rata dan juga meningkatnya
perbandingan antara pendapatan dengan jumlah total produk. Hal ini merupakan
proses yang dinamis dan struktural yang akan menghasilkan perbaikan tampilan
ekonomi secara berkelanjutan, aktual dan potensial. Biasanya ini membentang
dalam kurun waktu tertentu.
Substansinya terletak pada dimungkinkannya manusia untuk
mengendalikan kegiatan ekonominya sekaligus untuk memperbaiki kualitas hidup
mereka. Islâm sangat memperhatikan masalah pembangunan ekonomi, namun tetap
menempatkannya sebagai bagian dari persoalan yang lebih besar, yaitu
101
pembangunan umat manusia. Fungsi utama Islâm adalah membimbing manusia
pada jalur yang benar dan arah yang tepat. Semua aspek yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi harus menyatu dengan pembangunan umat manusia secara
keseluruhan.

C. Pengaruh Budaya terhadap Muslimah


Perkembangan teknologi diera modern ini berlangsung dengan begitu
pesat. Banyak perubahan yang terjadi dalam setiap sendi kehidupan yang menuntut
manusia untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada. Perubahan
memiliki dua pengertian; perubahan ke arah kebaikan dan perubahan ke arah
keburukan. Apabila perubahan menjadikan manusia menjadi insan yang unggul
dalam ilmu, iman, dan akhlak berarti perubahan itu mengarah pada kebaikan. Akan
tetapi, apabila perubahan itu hanya merupakan tuntutan dari nafsu yang mengarah
pada sifat sombong, angkuh, dan tamak, maka perubahan itu jelas menuju pada
keburukan. Sebelum kita menyerap budaya orang lain, marilah kita mencoba
mengenal budaya kita sendiri yang sebenarnya sudah sangat maju sejak berabad- abad
yang lalu, budaya luhur yang telah diajarkan sejak zaman Rasulullah SAW.
Akan tetapi masalah yang ada saat ini adalah ketika budaya yang baik
dianggap kuno dan seakan-akan ada stigma dari masyarakat yang mengatakan
kalau kita tidak mengikuti trend masa kini (yang biasanya diidentikkan dengan
budaya barat) maka kita akan dicap sebagai orang yang kampungan dan tidak gaul.
Sebagai umat Islam seharusnya kita mengenal budaya kita sendiri dan melestarikan
dalam kehidupan sehari-hari, tetapi apa yang terjadi saat ini? Budaya Islam yang
seharusnya dilestarikan justru malah terkikis oleh berbagai budaya barat yang kian
meprihatinkan. Beberapa faktor-faktor budaya asing masuk:

1. Kurangnya keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Allah SWT


2. Kurangnya ilmu pengetahuan terutama ilmu syariat Agama Islam.
3. Berkiblat pada barat, saat ini banyak masyarakat yang meniru gaya
hidup atau orang-orang bule atau lebih berkiblat kebarat-baratan, yakni
melakukan sex bebas, berpakaian mini, gaya hidup bebas tanpa ikatan.
Istilah ini digunakan kepada pasangan yang bukan muhrimnya tetapi
tinggal seatap tidak dalam tali pernikahan.
4. Menyalagunakan Tekhnologi, seperti Internet sekarang ini banyak
disalahgunakan untuk hal-hal negatif, seperti ada situs porno,
melakukan hal penipuan, dan lain sebagainya. Hal ini membawa
dampak buruk.

Pengaruh budaya barat terhadap kehidupan kaum muslimin ketika ditanya


kapan hari natal dilaksanakan? Maka akan dengan cepat orang menjawab tanggal
kapan dilaksanakan natal itu. Berbeda halnya ketika yang mengaku generasi
muslim ini ditanya, kapan hari raya Idul Fitri dilaksanakan? Kapan terjadinya
peristiwa nuzulul qur’an? Atau kapan Nabi Muhammad SAW dilahirkan ?
Mungkin akan lebih sedikit umat Islam yang mampu menjawab pertanyaan itu jika

102
dibandingkan dengan jumlah penjawab pertanyaan mengenai hari valentine dan
sebagainya.
Dahulu, hijab merupakan sesuatu yang dianggap kolot oleh sebagian orang.
Hijab dianggap sesuatu yang tidak membuat keren dalam berpenampilan wanita
karena tidak banyak jenis hijab yang disediakan di pasaran, sehingga dalam
berpenampilan menggunakan hijab akan terlihat begitu-begitu saja tanpa ada yang
berbeda di setiap penampilannya. Namun kita, hijab seakan berevolusi menjelma
menjadi sebuah trend di kalangan wanita khususnya di Indonesia. Atau saat ini
dapat dikatakan trend hijab seperti sudah menjadi sebuah budaya baru di Indonesia
karena semakin banyaknya media yang mengangkat mengenai trend hijab tersebut,
sehingga pengaruh penyebaran informasi begitu besar.
Jika kita melihat banyaknya televisi yang mengangkat informasi mengenai
banyaknya para artis yang menggunakan hijab ataupun pakaian muslim dengan
berbagai model yang berbeda-beda akan membawa pengaruh terhadap masyarakat.
Masyarakat kemungkinan besar akan mengikuti cara berbusana artis tersebut,
semakin kuatnya pemberitaan terhadap informasi maka akan besar pula dampak
yang ditimbulkan di masyarakat.
Masyarakat dituntut dalam berpenampilan muslimah yang tentunya harus
sesuai syariah Islam. Sebagai wanita muslim, kita patut memilah dan memilih
pakaian yang baik menurut kita dan pastinya sesuai dengan syariah Islam. Kita
harus pintar dalam mengikuti tuntutan zaman yang semakin modis dalam
berpakaian. Namun kita juga harus membatasi mana yang diperbolehkan oleh
agama, mana yang tidak diperbolehkan, dan jadilah muslimah yang tetap tampil
cantik dan juga syariah.

103
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hijab merupakan sesuatu yang dianggap kolot oleh sebagian orang. Hijab
dianggap sesuatu yang tidak membuat keren dalam berpenampilan wanita karena
tidak banyak jenis hijab yang disediakan di pasaran, sehingga dalam berpenampilan
menggunakan hijab akan terlihat begitu-begitu saja tanpa ada yang berbeda di
setiap penampilannya. Hijab seakan berevolusi menjelma menjadi sebuah trend di
kalangan wanita khususnya di Indonesia. Atau saat ini dapat dikatakan trend
hijab seperti sudah menjadi sebuah budaya baru di Indonesia karena semakin
banyaknya media yang mengangkat mengenai trend hijab tersebut.
Dari uraian dan penjelasan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
keberadaan Elzatta dan Rabbani di Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan
dengan kosisten andil serta peran mereka cukup besar, terbukti dengan senantiasa
menjunjung tinggi keislaman. Sebagai pemilik branded hijab mereka memiliki cita-
cita dan orientasi dakwah dalam menggunakan hijab, ketika mereka terobsesi dengan
dakwah d a l a m perintah berhijab maka merekapun semakin berpikir untuk
mengembangkan inovasi dari ide-ide kreatif dan menghasilkan produk hijab yang
dapat diterima oleh pasar, untuk menutup aurat sesuai dengan perintah Allah serta
tuntunan Al Quran dan Hadis. Hasil dari inovasi tersebut terciptalah fashion hijab
dengan model-model hijab yang modern yang bisa diterima oleh semua kalangan
sesuai minatnya baik kaum muda yaitu pelajar sekolah, mahasiswa, usia produktif
sebagai pegawai dan orang tua, Terlepas dari beragam hal positif yang didapat karena
perkembangan hijab fashion, ternyata tidak terlepas pula dari pandangan skeptis
mengenai muslimah yang menggunakan busana muslim secara perlahan menghilang dan
sekarang terbentuk kelas sosial tersendiri dan hijab fashion yang sudah menjadi bagian
gaya hidup muslimah pada era modern ini. Adanya unsur dakwah yang tersampaikan
mengenai ilmu pengetahuan agama Islam disamping adanya itu pemanfaatan dan
perkembangan media komunikasi yang baik dalam menyampaikan suatu kultur dan
fenomena tertentu.
Penelitian ini berupaya untuk mengungkap motif yang ada pada pengguna hijab
fashion dalam menggunakan publikasi sebagai media komunikasi, untuk membangun
dan mengembangkan industri fashion hijab ini dapat dijadikan sebagai lifestyle dan ini
satu kesatuan dari modernisasi. Tapi, modernisasi harus dilakukan tanpa melupakan
nilai-nilai agama, tradisi, norma yang ada di Indonesia. Pemahaman mengenai hijab
fashion sebagai suatu perkembangan positif dari pemakaian hijab yang dianggap kuno
dan tidak menarik menjadi sebuah pakaian busana muslim yang menarik dan
menjadikan Indonesia sebagai icon busana muslim di dunia yang memiliki berbagai
macam variatif model, gaya, perpaduan warna sehingga menjadikan busana muslim di
Indonesia memiliki kekhasan tersendiri. Elzatta maupun Rabbani terus berkomitmen
untuk membentuk konsistensi praktik beragama dengan tetap bertekad menyampaikan
keunggulan-keunggulan produknya dengan jujur tidak berbohong dan menipu serta
bijaksana dalam menyampaikan promo-promo kepada konsumen dengan kalimat yang
113
berbobot dengan nilai dakwahnya serta berjuang melalui model-model fashion hijab
yang baru berlandaskan pada syariat Islam. Dan juga memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk dapat bertumbuh menjadi usaha yang kuat dan mandiri, sehingga
dapat membuka lapangan pekerjaan baru secara ekonomi bagi sekitarnya.
Dalam memasarkan produk pakaian muslimpun baik Elzatta dan Rabbani
bisa melalui dengan pemasangan iklan melalui media seperti media cetak ataupun
elektronik contohnya televisi, dan juga internet yang dapat menampilkan produk
secara audio visual. Atau juga dapat sebagai sponsor dalam sebuah acara, jika
audience tersebut melihatnya hingga acara berakhir maka akan semakin
mengetahui produk pakaian muslim tersebut. Jika saat ini dipasaran banyak
terdapat model baju muslimah dan juga model hijab yang beragam jenisnya,
membuat semakin banyak masyarakat yang menggunakan hijab. Terlebih semakin
besar informasi yang disebarkan melalui media, membuat efek budaya hijab yang
muncul ditengah-tengah masyarakat. Hal tersebut harus pula diimbangi dengan
pengetahuan menggunakan hijab dan juga pakaian muslim yang sesuai aturan
agama. Masyarakat dituntut dalam berpenampilan muslimah yang tentunya harus
sesuai syariah Islam. Sebagai wanita muslim, patut memilah dan memilih pakaian
yang baik menurut norma dan pastinya sesuai dengan syariah Islam, harus cerdas
dalam mengikuti tuntutan zaman yang semakin modis dalam berpakaian. Namun
juga harus membatasi mana yang diperbolehkan oleh agama, mana yang tidak
diperbolehkan, sehingga ada istilah jadilah muslimah yang tetap tampil cantik dan
juga syariah

B. Saran
Pemahaman mengenai hijab fashion bagi ditilik bagi penggunanya dari kaitan
antara hijab dan fashion-nya, memahami hijab fashion sebagai suatu perkembangan
positif dari pemakaian hijab yang dianggap kuno dan tidak menarik menjadi sebuah
pakaian busana muslim yang menarik dan menjadikan Indonesia sebagai icon busana
muslim di dunia yang memiliki berbagai macam variatif model, gaya, perpaduan warna
sehingga menjadikan busana muslim di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri.
Namun, hijab fashion di Indonesia juga seakan memberikan dampak yang kurang baik
dan dianggap menghilangkan nilai sakral dari kewajiban muslimah dalam menutup
aurat yang membuat hijab fashion seakan-akan hanya memperlihatkan sisi duniawi dan
matrealistik dalam gaya hidup muslimah modern.
Dalam keberhasilan dakwah Islam terkait hijab sudah diterima oleh sebagian
besar masyarakat dan sudah menjadi trend fashion, karena memang sudah saatnya,
namun harus dipahami bahwa di tahun yang akan datang dan tahun-tahun
selanjutnya trend hijab akan terus berjaya tergantung kepada pemahaman yang
diadopsi oleh kaum wanita. Jika hijab dipahami sebagai trend busana, maka dengan
sendirinya semua akan berubah sesuai dengan trend fashion hijab yang akan datang.
Jadi hijab ini dipahami sebagai kewajiban seorang muslimah kepada sang
Penciptanya, sudah menjadi suatu keniscayaan walau tahun berganti dan
trend fashion hijab berubah setiap muslimah tidak akan melepaskan hijab itu dari
tubuhnya

114
DAFTAR PUSTAKA

A. Artikel Jurnal dan Prosiding


Ahmadi, Dadidan Nova Yohana. ‚Konstruksi Hijab sebagai Simbol Keislaman,
Mediator, Vol. 8, No. 2 (Desember 2007): 235-248.
Ahmed, Leila and Joshua E. Keating, ‚Veil of Ignorance,‛ Foreign Policy, No. 186
(May/June 2011): 40-43
Ariyadi, Bisnis Dalam Islam, Jurnal Hadratul Madaniyah, Volume 5 Issue 1, June
2018, Page 13 ² 26, Al Ahwal Al Syakhsiyah, Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya, RTA Milono St. Km.1,5, Palangka Raya, Indonesia
Kadri, Ali, Book Title: The Unmaking of Arab Socialism. Published by: Anthem
Press. (2016)
Bakti, Andi Faisal dan Meidasari, Venny Eka. ‚Trendsetter Komunikasi di Era
Digital: Tantangan dan Peluang Pendidikan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.‛ Jurnal Komunikasi Islam. Vol. 04, No. 01 (Juni 2014): 20-44
________________ “The Role of Islamic Media in the Globalization Era:
Between ReligiousPrinciples and Values of Globalization, The Challenges
and the Opportunities”, In the 2nd International Confrence of Islamic
Media. (Jakarta, 13-15 December 2011): h. 1-17
Bauto Laode Monto, Perspektif Agama Dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Masyarakat
Indonesia (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama), Jurusan Sosiologi FISIP
Universitas Haluoleo Kendari, JPIS Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Volume 23, No. 2, Edisi
Desember 2014, 11-25
Benard, Cheryl, Civil Democratic Islam, Book Subtitle: Partners, Resources, and
Strategies, Published by: RAND Corporation. (2003
Bullock, K. ‚The gaze and colonial plans for the unveiling of Muslim women,‛
Studies in Contemporary Islam, Vol. 2, No. 2 (2000): 1-20
Boldeman, Book Title: The Cult of the Market. Book Subtitle: Economic
Fundamentalism and its Discontents Book. Published by: ANU Press.
(2007)
Bilge, S. ‚Beyond subordination versus resistance: an intersectional approach
to the agency of veiled Muslim women, Journal of Intercultural Studies,
Vol. 31, No. 1 (2010): 9-28
Blancle Martin Terre & Kevin Durheim, dkk, Research and Practice: Applied
Methods For The Social Sciences, Cape Town: Cape Town University
Press, 2008
Brenner, Suzanne 1996 "Reconstructing Self and Society: Javanese Muslim Women
and 'The Veil'" American Ethnologist Volume 23 (pp.673-697)
Bjorker S. Thapert dan G. Sanghera (2010), ―Social capital, educational aspirations and
young Paki- stand Muslim men and women in Bradford.‖ The Sociological
Review 58(2): 244-264 [247]
Bjoernaas Therese Ignacio. “Saving Muslim Women: A Feminist-Postcolonial
Critique of Veiling Legislation in Norway.” Islamophobia Studies Journal 3, no. 1
(2015): 78–89

115
Cathérine Van de Graaf. “Perceptions of Discrimination of Muslim Women in
Belgium: A Study of Discriminatory Incidents Across Public and Private
Organizations Reported to the National Equality Body.” Islamophobia
Studies Journal 6, no. 2 (2021): 207–27.
C Hancock (2008), Spatialities of the secular: geographies of the veil in France and
Turkey, Euro-pean Journal of Women 's Studies, 15(3): 165-179 [173]
Curran Kevin, (Summer 2012), Phenomenology and Law: Feeling Criminal in
Macbeth , Criticism, Vol. 54, No. 3, Shakespeare and Phenomenology:
391- 401[393]
Edwin, Shirin, Book Subtitle: Expressing Feminism in Islam in Northern Nigerian
Fiction, Published by: Northwestern University Press. (2016)
Ellery, Valerie, The Reading Teacher, Vol. 63, No. 5 (Feb., 2010), pp. 434-436
Published by: Wiley on behalf of the International Literacy Association
Elizabeth Oren, “Culture in a Murky World: Hijab Trends in Jihadi Popular Culture.” The
Cyber Defense Review, vol. 3, no. 3, Army Cyber Institute, 2018, pp. 83– 92
Fadhilla,Fitri. ‚The Effect of Hijab Fashion Company Marketing Mix Strategy to the
Number of Hijab Consumer in Indonesia,‛ Proceedings of 71stThe IRES
International Conference, Kuala Lumpur, Malaysia, 1st-2nd June 2017: 4-8.
González, Alessandra L., ‚Measuring Religiosity in a Majority Muslim Context:
Gender, Religious Salience, and Religious Experience Among Kuwaiti
College Students—A Research Note,‛ Journal for the Scientific Study of
Religion, Vol. 50, No. 2: 339-350 (June 2011)
Habsaria Sinung Utami Hasri, Fashion Hijab Dalam Kajian Budaya Populer, Program
Studi Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Pandanaran Semarang, Jurnal PPKM II (2015) 126-134
Hancock, C. ‚Spatialities of the secular: geographies of the veil in France and
Turkey,‛ Euro- pean Journal of Women 's Studies, Vol. 15, No. 3 (2008):
165-179 [173]
Harkness, Geoff and Samira Islam, ‚Muslim Female Athletes and the Hijab,‛
Contexts, Vol. 10, No. 4 (Fall 2011): 64-65.
Hassim, Nurzihan. Hijab and the Malay-Muslim Woman in Media, Procedia -
Social and Behavioral Sciences 155 ( 2014 ) 428 – 433.
Hawkins, Simon.‚Who Wears Hijab with the President: Constructing a Modern
Islam in Tunisia,‛ Journal of Religion in Africa, Vol. 41, Fasc. 1 (2011): 35-
58.
Hoodfar, H. ‚The Veil in Their Minds and on Our Heads: The Persistence of
Colonial Images of Muslim Women,‛ Resources for Feminist Research, 22
(3/4), 1993: 2-18
P Werbner (2007), Veiled interventions in pure space: honor, shame and embodied
struggles among Muslims in Britain and France, Theory, Culture and
Society, 24(2): 161-186 [163]
Pieterse Jan Nederveen , “Globalization and Culture Three Paradigms”,
Economic and Political Weekly, Vol. 31, No. 23 (1996), h. 1389.
K. Bullock, The gaze and colonial plans for the unveiling of Muslim women,
Studies in Contemporary Islam, 2(2), (2000): 1-20.
116
Kadri Ali, Book Title: The Unmaking of Arab Socialism. Published by: Anthem
Press. (2016)
Meer, N., C. Dwyer, dan T Modood, ‚Embodying nationhood? Conceptions of
British national identity, citizenship and gender in the 'Veil
Affair'.‛Sociological Review, Vol. 58, No. 1 (2010): 84-111
Meinhold, R., & Irons, J. (2013). A critical inquiry into fashion. In Fashion Myths: A
Cultural Critique (translated by John Irons) (pp. 9–36). 3
Moors, Annelies. ‚NiqaBitch and Princess Hijab: Niqab activism, satire and street
art,‛ Feminist Review, No. 98, islam in Europe (2011): 128-135
Nurhasanah, Fitri Rizki dan Intan R Mutiaz, ‚Brand Development for Nagiwa,‛
The Indonesian Journal of Business Administration, Vol. 2, No. 18 (2013):
2151-2158
N Meer, C Dwyer, dan T Modood, Embodying nationhood? Conceptions of British
national identity, citizenship and gender in the 'Veil Affair, Sociological
Review, 58(1), (2010): 84-111
O’Brien, Peter, Book Title: The Muslim Question in Europe. Book Subtitle:
Political Controversies and Public Philosophies Book, Published by:
Temple University Press. (2016)
Paramitha, Mariska Pradnya. ‚Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian terhadap Produk Rabbani di Bunker Rabbani Pucang Surabaya,‛
JESIT, Vol. 1, No. 6 (Juni 2014): 380
Q. Amin, The Liberation of Women and the New Woman: Two Documents in
the History of Egyptian Feminism (Cairo: American University in Cairo
Press, 2000).
Wijayanti Ratna, Jilbab Sebagai Etika Busana Muslimah dalam Perspektif Al-Qur’an,
Universitas Sains Al Qur’an, Wonosobo CAKRAWALA: Jurnal Studi Islam,
Vol. XII, No. 2, 2017, 151-169
Raja Rahat, “Western Women and Islam: Embracing and Negotiating Muslim
Identity.” Policy Perspectives, vol. 11, no. 1, Pluto Journals, 2014
Robert Audi. “Religion & Democracy: Interactions, Tensions, Possibilities.” Daedalus 149,
no. 3 (2020): 5–24
Rosana Ellya, Modernisasi Dalam Perspektif Perubahan Sosial, Jurnal Al- AdYaN/Vol.X,
N0.1/Januari-Juni/2015, 67-82
Ryan, Louise. ‚Muslim Women Negotiating Collective Stigmatization: 'We're Just
Normal People',‛ Sociology, Vol. 45, No. 6 (Desember 2011): 1045-1060.
Said, Muhammad, Enterpreneurial Education, the Spirit of Enterpreneurship and
Expectation of Students, International Journal of Devolepment and
Sustainability, 3 (7), 2014, 1570
Sukendro, Gatot Ahmad, Haldani Destiarman, danKahfiati Kahdar. ‚Nilai
Fetisisme Komoditas Gaya Hijab (Kerudung dan Jilbab) dalam Busana
Muslimah,‛ Jurnal Sosioteknologi, Vol. 15, No. 2 (Agustus 2016): 241
Sulistiana, Amaliadan Harrie Lutfie. ‚Pengaruh Advertising dan Citra Merek
terhadap Keputusan Pembelian pada Fashion Hijab Elzatta di Kota
Bandung Tahun 2017: StudiKasusKonsumenElzatta Consumer in
Bandung,‛ e-Proceeding of Applied Science, Vol. 3, No. 2 (Agustus 2017):

117
594 No. 6, pp. 1045-1060 [1046].
S Bilge (2010), Beyond subordination versus resistance: an intersectional approach
to the agency of veiled Muslim women, Journal of Intercultural Studies
31(1): 9-28
Suparno, Chandra, ‚Analisis Persepsi dan Sikap Individu untuk Memilih Produk
Hijab‛, Media EkonomidanManajemen, Vol. 31 No. 1(Januari 2016): 48-55
Taylor, Maria, Book Subtitle: Book Title: Global Warming and Climate Change,
What Australia knew and buried then framed a new reality for the public.
Published by: ANU Press. (2014)
Thaper-Bjorkert, S. dan G. Sanghera.‚Social capital, educational aspirations and
young Paki- stani Muslim men and women in Bradford.‛ The Sociological
Review, Vol. 58, No. 2 (2010): 244-264.
Werbner, P., ‚Veiled interventions in pure space: honour, shame and embodied
struggles among Muslims in Britain and France,‛ Theory, Culture and
Society, Vol. 24, No. 2 (2007): 161-186.

B. Buku dan Penelitian Ilmiah (Tesis dan Disertasi)


Abdul Baqi, Muh. Fuad, Mu’jam Mufahras lialfazil Qur’an, Kairo : 2007
Abdul Aziz, Syaikh Sa’ad Yusuf, 101 Wasiat Rasul Untuk Wanita, Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2009
Abdullah, Ma’ruf, Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan, Jakarta: Aswaja
Pressindo, 2014
Abu Zaid, Bakar bin Abdullah, Menjaga Kesucian Wanita Muslimah, terjh. Ahmad
Sunarto, Rembang: Pustaka Anisah, 2004
Ahmed, L. The Veil Debate-again. In Nouraie-Simone, F. (Ed.), On Shifting
Ground: Muslim Women in the Global Era. New York: The Feminist
Pressat the City University of New York, 2005
Al-Khayyat, Muhammad Haitsam, Al-Mar’ah Al-Muslimah wa Qadhaya Al Ashr
atau Problematika Muslimah di Era Modern. terj. Salafuddin, Asmu’i
Jakarta: Erlangga, 2007
Al-Albani F. Muhammad Nashiruddin, Kriteria Busana Muslimah, Jakarta: Pustaka
Imam Asy-Syafi’i, 2010
Al-Ghazali, Muhammad, Cara Terbaik menanamkan nilai Agama, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2008
Al- Hasyimi, Muhammad Ali, Jati diri wanita Muslimah, Jakarta: Al-Kautsar, 2016
Al-Kurdi, Ahmad Al-Hajji, Hukum-hukum Wanita dalam Fiqh Islam, Semarang:
Dina Utama, 1995
Amalia, Euis, Sejarah Pemikiran Islam, Bandung: Gramata, 2017
An-Nabhani, Taqyuddin, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif
Islam, Surabaya: Risalah Gusti, 2009
Ath-Tharifi, Abdulaziz Marzuq, Hijab, Jakarta: Al Qowam. 2017
Al-Utsaimin, Syekh Muhmmad, Shahih Fiqih Wanita, Jakarta: Akarmedia, 2018

118
Amalia, Novi Rizka, Implementation of Islamic Norms and Values for the
Realization of Islamic Political Identity in Indonesia, Yogyakarta: Inna
Garuda, 2017
Al-Audah, Salman, Wahai Putriku, Jakarta: Mutiara Publishing, 2014
Amin, Q. The Liberation of Women and the New Woman: Two Documents in the
History of Egyptian Feminism. Cairo: American University in Cairo Press,
2000.
Aryanti, Tutin. Beyond the Hijab: Negotiating the Representations of Muslim
Women in America.
Asymuni, Abdurrahman, Pedoman Hidup Islami Masyarakat, Jakarta:
Muhammadiyah, 2008
Astuti, Dyahtri N.M., Fashion Figure Drawing, Bandung: Gramedia Pustaka
Utama, 2017
Ayuningtyas, Locana Dewi. Pengaruh Harga, Promosi, Merek dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian Jilbab Elzatta di Royal Plaza Surabaya.
Surabaya: Jurusan Pendidikan Tata Niaga, Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Surabaya.
Berutu, Ali Geno Qanun Aceh dan Penerapannya di Kota Subulussalam. Tesis.
Jakarta: Konsentrasi Agama dan Ilmu-ilmu Hukum, Program Studi
Pengkajian Islam, Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2016.
Branston, Gilldan Roy Stafford, The Media Student’s Book, Edisi Ketiga. London:
Routledge, 2003
Bailey Carol A, A Guide to Qualitative Field Research (Thousand Oaks, CA: Pine
Forge Press, 2006)
Baqi Muh. Fuad Abdul, Mu’jam Mufahras lialfazil Qur’an, Kairo : 2007
Burhani, Ruslan, Perkembangan Fesyen Muslimah Menggembirakan , Antara News:
Gaya Hidup, 2012
Blancle Martin Terre & Kevin Durheim, dkk, Research and Practice: Applied
Methods For The Social Sciences, Cape Town: Cape Town University
Press, 2008
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Prenada Media Group, 2006
Boserup Ester, Peranan Wanita dalam Perkembangan Ekonomi , Yogyakarta: Gadjah
Mada Press 2010, Cet. I
Calderin, Jay, Fashion Design Essentials, Bandung: Gramedia Pustaka Utama,
2017
Cohen Louis dkk, Research Methods In Education, London: Lontletge, 2003
Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta: PT. Grasindo,
2003, Cet. I
Daniel F Runde, “Modernizing Development Finance” Center for Strategic and
International Studies (CSIS), 2018
Data PT. Bersama Zatta Jaya tahun 2017.
Departemen Ilmiah Darul Wathan, Etika Seorang Muslim. Jakarta: Suara
Muhammadiyah, 2008
Durkheim, Emile, The Elementary Forms the Soviet Experiment of Religious Life,
119
New York: Free Press, 1912
Edy, Ayah, Widianto Setiono, Apakah Anda Ingin Menemukan Potensi Unggul
Anak Anda Sejak Dini?, Jakarta: Grasindo, 2009, Cet. I
El-Guindi Fadwal, Jilbab, Antara Kesalehan, Kesopanan dan Perlawanan , trj.
Mujiburrahman, Jakarta: Serambi, 2006
Emile, Durkheim ,The Elementary Forms the Soviet Experiment of Religious Life,
New York: Free Press, 1912
Fachruddin, Fuad Mohd, Aurat dan Jilbab dalam Pandangan Mata Islam, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2003
Fatah Abdul, Budaya Toleransi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(Tesis Kajian di SMA Negeri I Kota Tangerang Selatan), Sekolah Pasca
Sarjanan UIN Jakarta, 2012
F. Mernissi, Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry, Oxford:
Blackwell Publishers, 1991
Galloway, Sonia D. The Impact of Islam as a Religion and Muslim Women on
Gender Equility: A Phenomenological Research Study. Disertasi.Nova
Southeastern University, 2014
Haj, Mulhandy Ibn, Enam Puluh Satu Tanya Jawab Tentang Jilbab, Bandung:
Expres Press, 1998
Heidegger, Martin.Being and Time, trans. Joan Stambaugh. Albany, NY: SUNY
Press, 1996
Husain, Abi Qasim, Mu’jam Mufradat alfaazul Qur’an, Beirut-Lebanon: 2004
Ibrahim, Subandi, Fashion Sebagai Komunikasi, Bandung: Malcom Bamard, 2016
Juneman, Psychology Of Fashion, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2017
Karim, Muhammad Abdul, Islam Nusantara, Yogyakarta: Pustakata Book
Publisher. 2008, Cet. II
Khan, Nasarudin Wahiduddin, Antropologi Jilbab, Jakarta: Balai Pustaka, 2008
Khosrojerdi, Farzane, Muslim Female Students and Their Experience Higher
Education in Canada, Disertasi.The University of Western Ontario, 2015
Labib MZ. Wanita dan Jilbab, Surabaya: Bintang Pelajar, Jakarta
Mardani, Fiqh Eekonomi Syariah fiqh Muammalah, Jakarta: Prenada Media Group
2012
Mernissi,F. Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry, Oxford:
Blackwell Publishers, 1991.
Muhammad, Saikoo Hari dan Bulan, Pengaruh Promosi, Harga dan Kualitas Produk
terhadap Minat Beli Konsumen Kerudung Rabbani
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta: Rajawali Press, 2015
Nasution, Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014
Nurhasanah, Peran Pendidikan Moral di Keluarga dan Sekolah Terhadap Karakter Siswa,
Magelang: Ngundi Ilmu, 2013
Nazir Moh, Metode Penelitian , Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003
Penyusun, Tim. Pedoman Akademik Magister & Doktor 2016-2020. Jakarta:
120
Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016
Ramadhan, Muhammad Said, Kemana Pergi Wanita Mu„minah, Jakarta: Gema
Insani Press, 1992
Santoso, Anang, Bahasa Perempuan Sebuah Potret Ideologi Perjuangan, Jakarta:
Bumi Aksara, 2011
Sadat, Andi M., Brand Belief, Jakarta: Salemba Empat, 2009
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran,
jilid X, Jakarta : Lentera hati, 2009
_________________ Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah, Jakarta: Lentera Hati, 2010
Stark, Rodney, What Americans Really Believe, Wacau, TX: Baylor University
Press, 2008
Sobur, Alex, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2003, Cet. I
Suntana, Ija, Politik Ekonomi Islam (Siyasah Maliyah): Teori-teori Pengelolaan
Sumber Daya Alam, Hukum Pengairan Islam, Undang-undang Sumber
Daya Air di Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, 2010
Suyanto, Danang, Manajemen Pemasaran Pendekatan Konsep, Kasus, dan
Psikologi Bisnis, Yogyakarta: Caps, 2013
Sumber, Data PT. Bersama Zatta Jaya tahun 2017
Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2015
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013, Cet. XXVII
Wahid, Abdul, Fenomena Jilbab Dalam Konstruksi Fiqh, Bandung:Mujahid, 2007
Wahyu, HIjab Stories, Jakarta: Buku Kita, 2014
Wawancara dengan pegawai Elzatta dan Rabbani
Zahra, Abu, Dakwah Islamiah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008

121
GLOSARIUM
Akhlak artinya
Perilaku

Aurat artinya
Bagian dari tubuh manusia yang wajib ditutupi dari pandangan orang lain dengan
pakaian

Asumsi artinya
Dugaan yang diterima sebagai dasar, landasan berpikir karena dianggap benar
Indikator artinya petunjuk

Belajar artinya
Proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam
berinteraksi dengan lingkungan

Dakwah artinya
Kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan
taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syariat dan akhlak Islam.

Dedikasi artinya
Pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha/tujuan

Fashion artinya
Gaya berpakaian yang populer dalam suatu budaya

Filosofis artinya
Berdasarkan filsafat

Gratifikasi artinya
Meliputi pemberian uang tambahan (fee), hadiah uang, barang, rabat (diskon),
komisi pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.

Hijab artinya
Dalam bahasa Arab "penghalang" Namun dalam keilmuan Islam, hijab lebih tepat
merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.

Interaksi
Suatu jenis tindakan atau aksi yang tejadi sewaktu dua orang atau lebih objek yang
mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain

Islam artinya
Agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah SWT
122
Konsumen artinya
Setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan
Modern artinya
sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman

Motivasi artinya
Pendorong/penggerak untuk melakukan suatu tindakan

Moral artinya
Suatu ajaran nilai mengenai perbuatan baik dan buruk yang dijadikan pedoman
dalam bertingkah laku, bagi diri sendiri maupun untuk berinteraksi dengan orang
lain

Muslimah artinya
Wanita Beragama Islam Muslim yang diberikan untuk seorang anak Perempuan.

Pasar potensial artinya


Sekumpulan konsumen yang memiliki tingkat minat tertentu terhadap penawaran
pasar tertentu

Pasar yang tersedia artinya


Sekumpulan konsumen yang memiliki minat, penghasilan, dan akses pada
penawaran pasar tertentu

Pendidikan artinya
Merupakan upaya manusia untuk mengubah dirinya ataupun orang lain selama ia
hidup

Pemasaran artinya
Aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan, mengomunikasikan,
menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan, klien,
mitra, dan masyarakat umum.

Target pasar artinya


Sasaran suatu perusahaan dalam menentukan konsumen yang menjadi target untuk
membeli produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan

Trend artinya
Segala sesuatu yang sedang dibicarakan, disukai atau bahkan digunakan oleh
sebagian besar masyarakat pada saat tertentu.
123
INDEKS

A
H
Advertising, 15, 136, 88
Agama, 20, 22, 28, 31, 32, 35, 28, 30, Hadits, 46
40, 42, 57, 94, 97 Hayes, 51
Ahmed dan Keating, 1 Hijab, 1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13,
Allah, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 24, 25, 26, 35,
32, 43, 45, 47, 49, 56, 47, 57, 59, 61, 20, 32, 35, 36, 38, 40, 49, 46, 47, 48,
70, 71, 82, 83, 85, 86, 94, 97, 99 52, 56, 61, 69, 70, 71, 73, 76, 79, 84,
al-Qur’ān, 1, 17 85, 86, 88, 94, 97, 99
Amry Gunawan, 17
I
Asesories, 64
Aurat, 32, 86 Ibnu Hazm, 38
Identifikasi, 19, 28
B Indonesia, 5, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 32,
brand imge, 56 30, 36, 38, 42, 53, 46, 47, 50, 54, 52,
Budaya, 28, 96, 97 136, 57, 59, 62, 63, 71, 68, 69, 73,
76, 77, 78, 79, 80, 83, 84, 85, 88, 89,
C 90, 91, 92, 93, 94, 96, 97, 99
Islam, 1, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17,
Carlyle, 71 22, 23, 24, 25, 26, 28, 31, 32, 34, 20,
21, 23, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 40, 45,
D 46, 47, 49, 51, 52, 53, 54, 62, 68, 69,
Dialektika, 1 70, 77, 80, 81, 82, 83, 84, 88, 89, 90,
94, 95, 97, 99, 100
E
K
Ekonomi, 2, 13, 18, 26, 35, 49, 50, 51,
52, 53, 54, 70, 92, 93, 95 Kabupaten Tangerang, 35, 99
Eksklusif, 54 Karyawan, 54, 83
Ekspansi, 88 Komunitas, 19
Elzatta, 1, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 28, Konsumen, 15, 16, 26, 27, 76, 79, 90
30, 32, 34, 35, 46, 47, 48, 50, 51, 52,
53, 54, 52, 136, 55, 56, 57, 58, 59, M
61, 71, 68, 69, 73, 76, 77, 79, 80, 83, Madzhab Syafi’i, 21
86, 87, 88, 96, 99 Merk, 68
Environmental Ethics, 80 Mode, 34, 71, 83
Modern, 5, 20, 37, 88
G Moors, 5, 7, 9, 11, 12, 13
Geliat, 20 Motif, 36, 83
Gender, 3, 5, 7, 9, 10, 24, 25, 26 Muhammad Said, 30
Gonzales, 5, 7 Muhammad SAW, 43, 97
124
Muslim, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, U
15, 17, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 20, 26,
ulama Hanafiyah, 49
28, 29, 30, 32, 42, 43, 57, 76, 88
Muslimah, 11, 17, 20, 21, 23, 27, 37, W
38, 39, 40, 42, 43, 44, 48, 68, 70, 83,
87, 96 wanita, 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19,
24, 26, 32, 20, 21, 23, 24, 27, 28, 30,
N 32, 34, 35, 36, 40, 42, 43, 44, 45, 46,
47, 49, 46, 50, 54, 52, 56, 59, 71, 69,
Nia Kurnia, 17
70, 77, 78, 80, 81, 84, 85, 86, 87, 88,
89, 90, 92, 93, 94, 95, 97, 99, 100
O
Werbner, 5, 11
Organisasi, 42, 62, 66
Owner, 73

P
pemasaran, 54, 55, 66, 68, 76, 77, 87,
88, 91, 92
Pemasaran, 54, 49, 52, 66, 68, 73, 77,
88, 89
Pembeli, 77
Primer, 95
Produk, 2, 13, 14, 15, 16, 18, 26, 27,
48, 50, 55, 61, 63, 88, 90, 92
Promo, 66, 69, 80
Psikologi, 35, 36, 54

R
Rabbani, 1, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20,
26, 27, 28, 30, 32, 34, 35, 34, 57, 59,
60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69,
70, 71, 68, 69, 76, 77, 78, 79, 80, 83,
88, 89, 90, 91, 92, 99
Reshare, 64, 77
Revolusi, 3

S
Strategi, 54, 49, 68

T
Tangerang Selatan, 19, 20, 28, 30, 32,
35, 99
Transenden, 45
Trend, 13, 61
125
126
127
128
129
130
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI

Lokasi : Elzatta di Kota Tangerang Selatan dan Rabbani di


Kabupaten Tangerang Banten
Waktu : 01 Januari s/d 24 Desember 2019 Pegawai
Alamat : Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang
Banten

1. Letak geografis Toko Elzatta dan Rabbani


2. Sarana dan fasilitas yang ada
3. Struktur organisasi dan tugas staf
4. Sejarah berdirinya, serta dasar tujuan didirikannya Elzatta dan Rabbani
5. Dasar serta visi dan misi didirikannya Elzatta dan Rabbani
6. Klasifikasi pemasaran dan program yang diadakan Elzatta dan Rabbani
7. Pelaksanaan pemasaran Elzatta dan Rabbani
8. Pelaksanaan model yang dikembangkan Elzatta dan Rabbani
9. Konsep yang diterapkan dalam Pembinaan (secara umum)
10. Metode yang diterapkan dalam meraih simpati pembeli
11. Pengaruh advertising dan citra merek terhadap keputusan pembelian di
fashion hijab Elzatta dan Rabbani
12. Memiliki masterplan agar bisa menjadi produsen berskala internasional.
Rabbani dan Elzatta mencangkan target go internasional
13. Menjadikan Wanita yang memakai busana muslim itu modern dan
terhormat serta tampil gaya dan trendy yang syar'i
14. Motivasi dan keaktifan dalam berdakwah mengenai hijab sesuai dengan
ajaran agama Islam
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA I

Lokasi : Toko Ezatta/Rabbani


Waktu : 23 Februari s/d 24 Desember 2019 Untuk Pegawai
Alamat : Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang
Banten

Suasana toko dan pemasaran


1. Menurut anda, bagaimana penerimaan warga masyarakat di Tangerang
Selatan Kabupaten Tangerang mengenai hijab?
2. Adakah program khusus untuk mendorong peningkatan pemahaman
terhadap hijab menurut aturan agama? Bisa disebutkan?
3. Sejauh yang anda ketahui, bagaimana latar belakang trend hijab menjadi
model wanita berhijrah?
4. Apakah ada yang sifatnya khusus untuk menjadikan Toko sebagai ladang
dakwah?
5. Menurut anda, apakah model trend hijab ini harus dari kalangan artis?
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA II

Lokasi : Toko Ezatta/Rabbani


Waktu : 23 Februari s/d 24 Desember 2019 Untuk Pegawai
Alamat : Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang
Banten

Hubungan Ezatta dan Rabbani


1. Menurut anda, bagaimana hubungan yang terjalin antara Ezatta/Rabbani?
2. Bisa anda sebutkan, kegiatan apa saja yang diselenggarakan Ezatta/ Rabbani
ini dalam rangka untuk membangun karakter wanita muslim?
3. Bagaimanakah pihak Ezatta dan Rabbani memperlakukan pelanggan yang
selama ini yang tidak mengenal pelajaran agama Islam seperti shalat, mengaji,
sejarah tentang Islam, fikih ibadah dan pemahaman tentang agama Islam
lainnya?
4. Adakah kebijakan yang berbeda dari Ezatta/Rabbani dalam memperlakukan
pelanggan yang sudah paham dan yang belum paham sama sekali tentang
agama Islam?
5. Apakah Faktor pendukung dan penghambat model trend fashion hijab
menjadi salah satu pertimbangan untuk membuat suatu kebijakan di
Ezatta/Rabbani?
6. Apakah Ezatta/Rabbani memberikan akses yang sama antara pelanggan
yang sudah memahami pendidikan agama Islam/dakwah dengan yang belum
paham dalam menggunakan sarana dan prasarana?
7. Bagaiman usaha Ezatta/Rabbani dalam menciptakan model trend fashion
hijab ini menjadi sebuah budaya yang bercirikan khas seorang Muslimah?
8. Apa pendapat anda tentang Ezatta/Rabbani ini?
Lampiran 4

PEDOMAN WAWANCARA III

Lokasi : Toko Ezatta/Rabbani


Waktu : 23 Februari s/d 24 Desember 2019 Untuk Pegawai
Alamat : Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang
Banten

Proses Dakwah yang dikembangkan Ezatta/Rabbani terhadap pelanggan/pengguna


hijabnya:
1. Menurut bapak/ibu, materi apa saja yang berkaitan dengan trend hijab
dalam penanaman nila-nilai Islam dalam membangun kepribadian
Islam?
2. Konsep, metode, dan pendekatan apa yang bapak terapkan dalam
menanamkan nilai-nilai Islam terhadap hijab?
3. Menurut bapak/ibu, apakah proses trend hijab Islam selama ini telah
berhasil menanamkan hasrat berbusana dan dan berniaga yang diajarkan
secara Islami ? Apa indikator keberhasilannya?
4. Apakah proses dakwah ini hanya terpaku di dalam di toko, outlet-outlet
saja? Adakah kegiatan lain sebagai penunjang dakwah hijab?
5. Bagaimana bapak/ibu cara menanamkan sikap inklusif kepada Toko
atau pelanggan Ezatta/Rabbani ?
6. Bagimana bapak/ibu memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Toko
Ezatta/Rabbani ini dalam proses membangun ekonomi kerakyatan
melalui hijab?
7. Bagimana evaluasi yang diterapkan dalam proses gratifikasi pasar ?
8. Apakah motivasi di Toko Ezatta/Rabbani ini sudah menjadi bagian dari
penerjemahan nilai agama?
9. Bagaimana kurikulum dan tehnik yang diterapkan?
10. Apakah kesulitan yang dirasakan dalam membangun dan
mengembangkan Toko Ezatta/Rabbani ini?
11. Konkritnya, apa tujuan dari trend hijab ini bagian dari pengaruh budaya
terhadap Muslimah di Ezatta/Rabbani ini?
Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA IV

Lokasi : Toko Ezatta/Rabbani


Waktu : 23 Februari s/d 24 Desember 2019 Untuk Pegawai
Alamat : Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang
Banten

Tanya Jawab pelanggan Rabbani


1. Perubahan apa yang anda rasakan setelah memakai hijab Rabbni ?
Jawaban dari pelanggan Rabbani mba Sinta seorang mahasisiwi perguruan tinggi
swasta di Tangerang, setelah memakai hijab merk Rabbani ini sangat suka,
dan nyaman sebab Rabbani selalu menciptakan inovasi model baru yang
tentunya menyesuaikan zaman. Apalagi model pashmina merupakan kerudung
dengan model pashmina instan yang cocok dipadukan dengan model-model busana
lain sangan cocok bila dipadukan. Kerudung ini memiliki model yang menggantung
pada bagian atas telinga sehingga memberikan kesan bahwa kerudung ini bukan
pashmina instan. Cocok dipakai saat ke kampus

2. Perubahan apa yang anda rasakan setelah membeli hijab Rabbani?


Jawaban dari dua orang perempuan Yasmin dan Hasnah yang berstatus sekolah
SMP, selain karena modelnya yang simpel, kerudung ini sangat pas dipakai sehari-
hari dengan berbagai pilihan warna. Kerudung/hijab ini cocok digunakan acara
santai hingga semi formal karena kesan simpel, anggun, namun tetap terlihat
sopan. Dan bahannya cocok bila dipakai untuk ke sekolah memyesuaikan baju
seragam sekolah seperti putih dan coklat buta baju pramuka, hijabnya harus
Berwarna kecoklatan
Lampiran 6

PEDOMAN WAWANCARA V

Lokasi : Toko Ezatta/Rabbani


Waktu : 23 Februari s/d 24 Desember 2019 Untuk Pegawai
Alamat : Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang
Banten

Tanya Jawab pelanggan Elzatta


1. Perubahan apa yang anda rasakan setelah memakai produk Elzatta?
Jawaban dari pelanggan Elzatta bernama Siti seorang dosen di Perguruan Tinggi
di Tangerang mengatakan bahwa Elzatta memproduksi berbagai macam
model kerundung yang memiliki kualitas baik. Bahan hijab ini juga menggunakan
bahan yang halus dan lembut sehingga sangat nyaman digunakan. Perkembangan
industri busana muslim dan fashion modest menunjukkan trend positif dari tahun
ke tahun. Hal ini memicu pengembangan style dan desain oleh para pelaku industri,
termasuk brand Elzatta. Dengan bahan yang adem, nyaman, dan menyerap
keringat, hijab Elzatta bisa digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Elzatta eksis
dengan sejumlah koleksi yang menawan ekslusif dengan pilihan material yang
nyaman dalam harga terjangkau. Garis rancang dan desain corak baik pada hijab
ataupun busana dikembangkan khusus oleh tim pengembangan produk Elzatta
berdasar pada kebutuhan dan keinginan konsumen.

2. Perubahan apa yang anda rasakan setelah memakai produk Elzatta?


Jawaban dari Nurhalimah seorang ibu rumah tangga mengatakan bahwa
Elzatta hijab banyak memberikan promosi dengan potongan harga atau gratis
ongkos kirim dari para para pesaingnya, karena di dalam pembelian online, harga
adalah harga produk ditambahkan dengan ongkos kirim. Jika gratis ongkos kirim,
maka akan mengurangi jumlah yang dibayarkan oleh konsumen. Biasanya yang
paling banyak promonya itu setiap weekend yakni Jumat, Sabtu, Minggu dengan
program promo Weekend Seru tapi terkadang promonya berubah-ubah atau bisa
jadi dadakan (suprize).
Lampiran 7
Gambar 1
Logo Elzatta

Gambar 2
Logo Rabbani
Lampiran 8
Tabel 1
Data pengunjung Elzatta tahun 2016

Bulan Jumlah Pengunjung

Januari 48,807

Februari 59,280

Maret 64,010

April 77,331

Mei 78,443

Juni 206,838

Juli 76,502

Agustus 56,421

September 77,212

Oktober 54,143

November 71,803

Desember 89,410

Tabel 2
Top Brand Fashion Muslim Elzatta di Bandung

No Tahun TOP BRAND

1 2014 Tidak masuk dalam 5 top brand

2 2015 Peringkat ke-4

3 2016 Tidak masuk dalam 5 top brand


Lampiran 9
Tabel 3
Delapan Dimensi Kualitas Rabbani dan Zoya

No Parameter Rabbani Skor Zoya Skor

1. Performance Semua kerudung 9 Tidak semua 7


menutup dada menutup dada
Bahannya berkualitas, 8 Bahannya 8
halus, dan adem berkualitas, halus,
dan adem
2. Feature Untuk kerudung segi 6 Untuk kerudung 8
empat: Jenisnya tidak segi empat:
terlalu banyak Jenisnya banyak
dan beragam
Untuk Instant: 9 Untuk kerudung 6
Jenisnya sangat Instant : Jenisnya
banyak dan beragam tidak terlalu
banyak
Menyediakan 7 Menyediakan 7
kerudung bolak-balik kerudung bolak-
balik
Tersedia produk 9 Tersedia produk 8
busana muslim untuk busana hanya
wanita, pria, dan anak- untuk eanita dan
anak anak-anak.
Dilengkapi aksesoris 8 Dilengkapi 7
wanita, kosmetik, obat aksesoris wanita
herbal, dan buku-buku dan kosmetik
tentang Islam
Terdapat identitas 8 Tidak terdapat 7
kerudung di bagian identittas
luar kerudung di
bagian luar
3. Reliability Kalau dikasih peniti, 9 Kalau dikasih 9
kerudung tidak mudah peniti, kerudung
berlubang tidak mudah
berlubang
4. Conformance Tersedia dalam 9 Tidak memiliki 7
berbagai macam ukuran tertentu
ukuran dan ukuran
tertentu

5. Aesthetics Modelnya standar 7 Model lebih 8


karena terfokus pada modis
kerudung instant
RIWAYAT
PENULIS

Abdul Manan, lahir di Kabupaten Subang,


tepatnya di Kampung Koret, Desa Tanjung Sari Barat, Kecamatan Binong Jawa
Barat, pada tanggal 05 Oktober 1969. Dari Seorang ayah yang Bernama Moch
Nurdin dan Ibu Warsih Junengsih, dari 10 bersaudara, Ayah yang merupakan PNS
dari Kementrian Agama yg bertugas sebagi Kepala Madrasah Ibtidaiyah ini,
beberapa kali dimutasi kebeberapa daerah yg ada di kabupaten Subang, sehingga
mau tidak mau keluargapun, harus ikut pindah mengikuti Ayah.
Penulis selama 6 Tahun sekolah di SDN Karang Wangi penulis
menyelesaikanya pada Tahan 1985, lalu melanjutkan ke MTs Miftahul Huda
Rancasari Pamanukan-Subang, lulus tahan 1988, lalu melanjutkan ke Madrasah
Aliyah Al-Mutaqin Binong dan Lulus pada tahun 1991.
Sempat mengikuti Kuliah di IAIN Sunan Gunung Jati Bandung,
mengambil Program D2 untuk Pendidikan PGSD/MI, dan melanjutkan S1 di
Sekolah Agama Islam Indonesia (STAINDO) Jakarta selesai pada tahun 2014. Pada
Tahun 2015 mengikuti kuliah Program Magister S2 di Sekolah Pasca Sarjana (SPs)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil Konsentrasi Dakwah
Komunikasi, Insya Allah selesai

Anda mungkin juga menyukai