Untuk memastikan bahwa bahan baku tersedia pada waktu yang tepat dari
sumber terbaik dengan kuantitas, harga, dan kualitas yang sesuai, biaya bahan
baku harus dikendalikan. Biaya bahan baku dapat dikelola dengan menggunakan
lima metode berbeda. Tujuannya agar proses produksi berjalan lancar dan biaya
bahan baku menjadi efisien. Berikut kelima metode tersebut.
1) Metode Order-Cycling
Metode order cycling menggunakan tinjauan rutin untuk
mengontrol bahan baku. Misalnya sebulan sekali atau tiga bulan sekali.
Jumlah waktu untuk peninjauan perlu dimodifikasi berdasarkan jenis
bahan baku. Dibandingkan dengan bahan baku yang kurang penting atau
bertahan lama, bahan yang penting atau cepat rusak harus ditinjau lebih
sering (jangka pendek). Membuat daftar pesanan bahan baku yang dibuat
dapat membantu memastikan bahwa bahan baku yang dipesan sesuai
dengan yang dibutuhkan dan biaya bahan baku menjadi lebih efisien.
2) Metode the Mix-Max
Metode pengendalian bahan baku ini didasarkan pada anggapan
bahwa persediaan bahan baku ada pada dua tingkat, yaitu tingkat
maksimum dan tingkat minimum. Perusahaan harus terlebih dahulu
menentukan level terendah dan level tertinggi agar berfungsi. Saat sudah
diterapkan dan persediaan mencapai level minimum, perusahaan dapat
memesan bahan baku untuk memastikannya mencapai level maksimum.
Dengan bantuan teknik ini persediaan bahan baku selalu cukup untuk
mendukung kelancaran penjualan.
3) Metode the Two-Bin
Teknik ini digunakan untuk jenis bahan baku tertentu yang
berbiaya rendah (relatif murah). Bahan baku dibelah atau dipisahkan
menjadi dua bagian menggunakan teknik ini. Pertama, bahan baku yang
akan digunakan selama waktu antara saat pesanan dilakukan dan saat
bahan baku diterima. Kedua, bahan baku yang digunakan selama periode
pemesanan dan pengiriman. Ketika bagian pertama dari bahan baku
digunakan, pesanan bahan baku dibuat. untuk memastikan bahwa biaya
bahan baku menjadi efisien dan efektif.
4) Metode the Automatic Order System
The automatic order system atau sering disebut dengan metode
pemesanan otomatis adalah metode pengendalian bahan baku yang secara
otomatis akan melakukan pemesanan bahan baku jika persediaan sudah
mencapai jumlah pemesanan ulang. Cara ini akan bekerja maksimal jika
menggunakan bantuan komputer untuk melakukan administrasi persediaan
bahan baku.
5) Metode ABC (The ABC Plan)
Metode ABC sering digunakan oleh perusahaan berskala besar
yang memiliki persediaan dalam jumlah besar dan dengan nilai yang
berbeda-beda. Mengontrol bahan baku dengan nilai tinggi berbeda dengan
persediaan dengan nilai rendah. Metode ABC membagi persediaan
menjadi tiga kelompok. Pengelompokan tersebut berdasarkan nilainya.
Pembagian kelompok sebagai berikut.
a. Kelompok A
Persediaan bernilai tinggi. Karakteristik pengendaliannya
adalah sebagai berikut:
Kuantitas persediaan minimum kecil.
Tingkat ulasan tinggi (sering).
Tingkat pesanan tinggi.
Memerlukan pencatatan yang terperinci.
Tingkat pengawasan yang tinggi.
b. Kelompok C
Persediaan yang memiliki nilai rendah, karakteristik
pengendaliannya adalah sebagai berikut:
Jumlah minimum persediaan besar.
Tingkat ulasan rendah.
Tingkat pesanan rendah.
Tidak perlu pencatatan terus-menerus.
Tingkat pengawasan yang rendah.
c. Kelompok B
Persediaan yang memiliki nilai sedang. Karakteristik
pengendalian berada di antara kelompok A dan kelompok C.
Pengendalian persediaan dapat berjalan dengan baik jika jumlah
persediaan yang dimiliki sesuai dengan pola yang telah
diperkirakan sebelumnya. Dimana pola tersebut akan berkaitan
dengan jadwal penjualan dan jadwal produksi.
Tujuan pengendalian biaya bahan baku ini agar biaya bahan baku menjadi
efektif dan efisien.
Salah satu dari tiga komponen biaya produksi adalah biaya tenaga kerja.
Jumlah nilai tenaga kerja yang dikeluarkan saat tenaga kerja digunakan untuk
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi diukur dengan biaya tenaga kerja.
Berikut ini adalah unsur-unsur biaya tenaga kerja.
Bagian personel.
Bagian perencanaan produksi.
Bagian untuk melacak waktu.
Bagian untuk penggajian.
Bagian biaya.
Gaji dan upah reguler, insentif, dan tunjangan semuanya termasuk dalam
biaya tenaga kerja. Gaji dan upah reguler diklasifikasikan sebagai overhead pabrik
untuk tujuan pencatatan, sedangkan gaji dan upah reguler untuk tenaga kerja
langsung diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Berikut beberapa
jurnal yang dibutuhkan untuk akuntansi penggajian:
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-5-metode-pengendalian-biaya-bahan-baku-
yang-perlu-anda-ketahui/
https://fe.unisma.ac.id/MATERI%20AJAR%20DOSEN/AKBI/AYB/meet
%2013_akbi_biaya%20tenaga%20kerja.pdf