Anda di halaman 1dari 7

RMK BAB 4

Biaya Bahan Baku dan Pengendaliannya

Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang kegiatan utamanya


adalah memproduksi barang jadi tentunya membutuhkan bahan baku sebagai
bahan penting untuk membuat produknya. Karena mempengaruhi proses
produksi, bahan baku merupakan komponen yang sangat penting.

Menentukan apakah perusahaan memiliki bahan baku yang cukup untuk


produksi pada tahun berjalan memerlukan pengendalian. Karena memiliki bahan
baku yang terlalu banyak mengakibatkan biaya yang tidak efisien, namun
memiliki bahan baku yang terlalu sedikit juga berdampak negatif pada pendapatan
penjualan periode tersebut.

Untuk memastikan bahwa bahan baku tersedia pada waktu yang tepat dari
sumber terbaik dengan kuantitas, harga, dan kualitas yang sesuai, biaya bahan
baku harus dikendalikan. Biaya bahan baku dapat dikelola dengan menggunakan
lima metode berbeda. Tujuannya agar proses produksi berjalan lancar dan biaya
bahan baku menjadi efisien. Berikut kelima metode tersebut.

1) Metode Order-Cycling
Metode order cycling menggunakan tinjauan rutin untuk
mengontrol bahan baku. Misalnya sebulan sekali atau tiga bulan sekali.
Jumlah waktu untuk peninjauan perlu dimodifikasi berdasarkan jenis
bahan baku. Dibandingkan dengan bahan baku yang kurang penting atau
bertahan lama, bahan yang penting atau cepat rusak harus ditinjau lebih
sering (jangka pendek). Membuat daftar pesanan bahan baku yang dibuat
dapat membantu memastikan bahwa bahan baku yang dipesan sesuai
dengan yang dibutuhkan dan biaya bahan baku menjadi lebih efisien.
2) Metode the Mix-Max
Metode pengendalian bahan baku ini didasarkan pada anggapan
bahwa persediaan bahan baku ada pada dua tingkat, yaitu tingkat
maksimum dan tingkat minimum. Perusahaan harus terlebih dahulu
menentukan level terendah dan level tertinggi agar berfungsi. Saat sudah
diterapkan dan persediaan mencapai level minimum, perusahaan dapat
memesan bahan baku untuk memastikannya mencapai level maksimum.
Dengan bantuan teknik ini persediaan bahan baku selalu cukup untuk
mendukung kelancaran penjualan.
3) Metode the Two-Bin
Teknik ini digunakan untuk jenis bahan baku tertentu yang
berbiaya rendah (relatif murah). Bahan baku dibelah atau dipisahkan
menjadi dua bagian menggunakan teknik ini. Pertama, bahan baku yang
akan digunakan selama waktu antara saat pesanan dilakukan dan saat
bahan baku diterima. Kedua, bahan baku yang digunakan selama periode
pemesanan dan pengiriman. Ketika bagian pertama dari bahan baku
digunakan, pesanan bahan baku dibuat. untuk memastikan bahwa biaya
bahan baku menjadi efisien dan efektif.
4) Metode the Automatic Order System
The automatic order system atau sering disebut dengan metode
pemesanan otomatis adalah metode pengendalian bahan baku yang secara
otomatis akan melakukan pemesanan bahan baku jika persediaan sudah
mencapai jumlah pemesanan ulang. Cara ini akan bekerja maksimal jika
menggunakan bantuan komputer untuk melakukan administrasi persediaan
bahan baku.
5) Metode ABC (The ABC Plan)
Metode ABC sering digunakan oleh perusahaan berskala besar
yang memiliki persediaan dalam jumlah besar dan dengan nilai yang
berbeda-beda. Mengontrol bahan baku dengan nilai tinggi berbeda dengan
persediaan dengan nilai rendah. Metode ABC membagi persediaan
menjadi tiga kelompok. Pengelompokan tersebut berdasarkan nilainya.
Pembagian kelompok sebagai berikut.
a. Kelompok A
Persediaan bernilai tinggi. Karakteristik pengendaliannya
adalah sebagai berikut:
 Kuantitas persediaan minimum kecil.
 Tingkat ulasan tinggi (sering).
 Tingkat pesanan tinggi.
 Memerlukan pencatatan yang terperinci.
 Tingkat pengawasan yang tinggi.
b. Kelompok C
Persediaan yang memiliki nilai rendah, karakteristik
pengendaliannya adalah sebagai berikut:
 Jumlah minimum persediaan besar.
 Tingkat ulasan rendah.
 Tingkat pesanan rendah.
 Tidak perlu pencatatan terus-menerus.
 Tingkat pengawasan yang rendah.
c. Kelompok B
Persediaan yang memiliki nilai sedang. Karakteristik
pengendalian berada di antara kelompok A dan kelompok C.
Pengendalian persediaan dapat berjalan dengan baik jika jumlah
persediaan yang dimiliki sesuai dengan pola yang telah
diperkirakan sebelumnya. Dimana pola tersebut akan berkaitan
dengan jadwal penjualan dan jadwal produksi.

Tujuan pengendalian biaya bahan baku ini agar biaya bahan baku menjadi
efektif dan efisien.

Biaya Tenaga Kerja dan Pengendaliannya

Salah satu dari tiga komponen biaya produksi adalah biaya tenaga kerja.
Jumlah nilai tenaga kerja yang dikeluarkan saat tenaga kerja digunakan untuk
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi diukur dengan biaya tenaga kerja.
Berikut ini adalah unsur-unsur biaya tenaga kerja.

 Upah dan Gaji Tetap


Upah dan gaji tetap adalah kompensasi tetap yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan atas upaya fisik dan mental yang dilakukan
oleh karyawan tersebut. Contohnya adalah gaji mandor, gaji buruh, upah
buruh.
 Insentif
Untuk kinerja yang melebihi standar yang ditetapkan, perusahaan
dapat menawarkan insentif sebagai kompensasi tambahan kepada
karyawannya. Contohnya adalah insentif produksi.
 Tunjangan
Tunjangan adalah kompensasi ekstra yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada karyawannya selain gaji, upah, dan insentif reguler
mereka. Contohnya adalah tunjangan asuransi, tunjangan pensiun,
tunjangan liburan, dan premi lembur.

Hubungan antara masukan yang digunakan dengan keluaran yang


dihasilkan oleh tenaga kerja dikenal dengan produktivitas tenaga kerja. Produk
atau jasa yang dihasilkan dapat dianggap sebagai output. Sedangkan input adalah
sumber daya ekonomis yang juga termasuk barang dan jasa yang dikorbankan,.

Kondisi berikut harus dipenuhi agar produktivitas meningkat:.

1. Output bertambah dengan input yang sama.


2. Output tetap dengan input yang semakin kecil.
3. Output bertambah dengan input yang lebih kecil.
4. Output dan input bertambah dengan proporsi penambahan output yang
lebih besar dibandingkan dengan penambahan input.
5. Output dan input berkurang dengan proporsi pengurangan output yang
lebih kecil dibandingkan dengan pengurangan input

Perencanaan diperlukan agar produktivitas tenaga kerja meningkat.


Perencanaan produktivitas tenaga kerja memerlukan pemahaman yang jelas
tentang produktivitas. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan
produktivitas adalah siapa yang bertanggung jawab, komitmen manajemen,
karyawan, dan manajer yang terlibat dalam perencanaan dan implementasi, serta
pengukuran yang tepat. dari peningkatan produktivitas.

Rasio produktivitas digunakan dalam bisnis untuk mengukur


produktivitas. Rasio produktivitas merupakan perbandingan antara output yang
dihasilkan tenaga kerja relatif dan standar kinerja yang telah ditentukan.
Rasio Produktivitas = Output / Input.

Ketika produktivitas meningkat, keuntungan bisnis dan gaji karyawan juga


akan meningkat. Produktivitas tenaga kerja secara signifikan dipengaruhi oleh
Manusia Manajemen SDM perusahaan. Karakteristik manajemen SDM yang
efektif:

1. Pekerja yang menyelesaikan tugas adalah profesional di bidangnya.


2. Tingkat manajemen yang lebih rendah harus membuat keputusan.
3. Pekerja aktif yang dapat meningkatkan kepuasan kerja dan dedikasi
terhadap tujuan organisasi.
4. Berbagai ide karyawan harus dipertimbangkan.

Melalui program insentif, karyawan mendapatkan kompensasi tambahan


untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Program insentif dibuat oleh
bisnis untuk memberi karyawan siapa melakukan di atas rata-rata lebih banyak
penghargaan sebanding dengan kelebihan kinerja mereka.

Tujuan berikut dimaksudkan untuk dicapai oleh program insentif:

1. Mendorong pekerja untuk memproduksi lebih banyak barang.


2. Karyawan harus menerima gaji yang lebih tinggi sesuai dengan
prestasinya.
3. menurunkan biaya produksi per unit.

Program insentif yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas tenaga


kerja secara individual adalah straight piecework plan dan one-hundred-percent
bonus plan. Sedangkan kelompok adalah group bonus plan.

Karyawan dapat berpartisipasi dalam rencana bagi hasil dengan


menawarkan ide, umpan balik, dan tindakan untuk meningkatkan produktivitas.
Rasio produksi terhadap biaya tenaga kerja adalah alat yang berguna untuk
menilai perubahan produktivitas perusahaan secara keseluruhan.

Biaya tenaga kerja ditentukan oleh sejumlah faktor, termasuk:


1. Riwayat pekerjaan setiap karyawan, termasuk tanggal mulai, gaji awal,
posisi awal, pendidikan dan pelatihan tambahan, dan promosi.
2. Pemerintah telah membuat peraturan ketenagakerjaan dan pajak.
3. menghitung biaya tenaga kerja dan waktu untuk tujuan perbandingan.
4. Setiap jenis pekerjaan memiliki sistem kompensasi tersendiri.
5. perincian jam kerja setiap karyawan, tingkat gaji dan upah, pendapatan
keseluruhan, serta pemotongan gaji dan upah.
6. jam kerja serta biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung untuk
setiap tugas, prosedur, atau bagian.
7. Total biaya tenaga kerja untuk setiap bagian selama setiap periode
penggajian.
8. penjumlahan dan pengurangan penghasilan dari total penghasilan setiap
karyawan.

Ada beberapa bagian yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.

 Bagian personel.
 Bagian perencanaan produksi.
 Bagian untuk melacak waktu.
 Bagian untuk penggajian.
 Bagian biaya.

Gaji dan upah reguler, insentif, dan tunjangan semuanya termasuk dalam
biaya tenaga kerja. Gaji dan upah reguler diklasifikasikan sebagai overhead pabrik
untuk tujuan pencatatan, sedangkan gaji dan upah reguler untuk tenaga kerja
langsung diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Berikut beberapa
jurnal yang dibutuhkan untuk akuntansi penggajian:

1. Jurnal pengakuan gaji dan upah.


2. Jurnal distribusi gaji dan upah.
3. Jurnal pembayaran gaji dan upah.
Referensi:

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-5-metode-pengendalian-biaya-bahan-baku-
yang-perlu-anda-ketahui/

https://fe.unisma.ac.id/MATERI%20AJAR%20DOSEN/AKBI/AYB/meet
%2013_akbi_biaya%20tenaga%20kerja.pdf

Anda mungkin juga menyukai