Anda di halaman 1dari 27

UKL-UPL PT.

Laju Karya Mandiri

BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN,
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP

III.1 DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN


Tabel 3.1 Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan
No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak
Tahap Konstruksi
1. Perekrutan tenaga kerja tahap Terbukanya Jumlah tenaga kerja
konstruksi peluang kerja yang dibutuhkan
pada tahap
konstruksi sebanyak
60 orang
2. Kegiatan mobilisasi alat dan Penurunan kualitas Peningkatan kadar
bahan, pembangunan fisik pabrik, udara debu hingga radius ±
serta mobilisasi peralatan 200 meter
produksi baru (Parameter Debu >
Baku Mutu)
3. Kegiatan mobilisasi alat dan Peningkatan Kebisingan dapat
bahan, pembangunan fisik pabrik, intensitas melebihi baku
serta mobilisasi peralatan kebisingan tingkat kebisingan
produksi baru berdasarkan Kepmen
LH
No.48/MENLH/11/
1996 tentang Baku
Tingkat Kebisingan
(Kebisingan > 70
dBA)
4. Kegiatan mobilisasi alat dan Gangguan arus lalu - Jumlah kendaraan
bahan, serta mobilisasi peralatan lintas pengangkut alat
produksi baru dan bahan ± 2
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 1
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri
No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak
rit/hari
- Jumlah kendaraan
pengangkut
peralatan produksi
baru 1 rit/hari
sebanyak 2 unit
Tahap Operasional
1. Adanya bangunan pabrik, serta Peningkatan air Peningkatan debit air
prasarana penunjangnya sebagai larian (run off) larian sebesar 34,139
tutupan lahan m3/jam
2. Kegiatan operasional produksi Penurunan kualitas Akumulasi debu
berupa penggunaan alat/ mesin udara di dalam selama kegiatan
produksi ruangan operasional dapat
melebihi baku mutu
berdasarkan
Peraturan Mneker
dan Transmigrasu
No. Per.
13/MEN/X/2011
tentang Nilai
Ambang Batas Faktor
Fisika dan Kimia di
Tempat Kerja.
Baku mutu:
 NH3 : 17mg/Nm3
 H2S : 1 ppm
 CO : 29 mg/Nm3
 O3 : 0,2 mg/Nm3
 SO2 : 0,25 mg/Nm3
 Pb : 50 µg/Nm3
3. Kegiatan operasional produksi Peningkatan Intensitas kebisingan
berupa penggunaan alat/ mesin intensitas dapat melebihi baku
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 2
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri
No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak
produksi kebisingan di mutu berdasarkan
dalam ruangan Peraturan Mneker
dan Transmigrasu
No. Per.
13/MEN/X/2011
tentang Nilai
Ambang Batas Faktor
Fisika dan Kimia di
Tempat Kerja
tentang Nilai
Ambang Batas
Kebisingan sebesar
85 dBA
4. Kegiatan operasional produksi Gangguan - Benang: 16,8
yang menghasilkan limbah padat kebersihan dan ton/bulan
estetika lingkungan - Cones: 700
Kg/bulan
- Plastik: 140
Kg/bulan
- Dus: 280 Kg/bulan
5. Kegiatan operasional berupa Peningkatan resiko Penggunaan/
penggunaan listrik, penggunaan bahaya kebakaran pemakaian listrik
mesin produksi dan alat yang terpasang sebesar
menggunakan listrik, serta 1.385 kVA
kelalaian karyawan yang dapat
menimbulkan api (misal:
merokok)
6. Kegiatan mobilisasi kendaraan Gangguan arus lalu Rata-rata ritasi
pengangkut bahan baku, produk, lintas/kemacetan kendaraan yang
dan karyawan yang menimbulkan masuk pabrik: 1-2
bangkitan dan tarikan lalu lintas kendaraan/hari.
7. Kegiatan mobilisasi kendaraan Penurunan kualitas Akumulasi gas dan
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 3
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri
No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak
pengangkut bahan baku, produk, udara di luar debu dapat melebihi
dan karyawan yang menimbulkan ruangan baku mutu pencemar
gas dan debu (lingkungan udara berdasarkan
pabrik) PPPRI No.41 tahun
1999 tentang
Pengendalian
Pencemaran
Lingkungan. Baku
mutu:
 SO2: 900 µg/Nm3
 CO: 30.000 µg/Nm3
 NO2: 400 µg/Nm3
 O3: 235 µg/Nm3

Akumulasi gas dan


debu dapat melebihi
baku mutu kebauan
berdasarkan Kep-
50/MENLH/11/1996
tentang Baku Tingkat
Kebauan. Baku mutu:
 NH3: 2 ppm
 H2S: 0,020 ppm

Emisi dari boiler


batubara dapat
melebihi Baku Mutu
Lingkungan
berdasarkan
Peraturan Menteri
Negara Lingkungan
Hidup Nomor 07
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 4
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri
No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak
Tahun 2007 tentang
Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak
Bergerak Bagi Ketel
Uap (Bahan
Batubara):
- Partikulat >230
mg/m3
- Sulfur Dioksida
(SO2) > 750 mg/m3
- Nitrogen Oksida
(NO2) > 825
mg/m3
- Opasitas 20%

8. Kegiatan mobilisasi kendaraan Peningkatan Akumulasi


pengangkut bahan baku, produk, intensitas kebisingan dapat
dan karyawan yang menimbulkan kebisingan di luar melebihi baku mutu
gas dan debu ruangan berdasarkan Kep-
(lingkungan 48/MENLH/11/1996
pabrik) tentang Baku Tingkat
Kebisingan sebesar
70 dBA
9. Aktivitas domestik karyawan yang Penurunan kualitas Volume air limbah
menghasilkan air limbah domestik air permukaan domestik dari toilet
sebanyak 10,32
m3/hari
10. Aktivitas domestik karyawan yang Gangguan Volume limbah padat
menghasilkan limbah padat kebersihan dan domestik sebesar
domestik (sampah sejenis sampah estetika lingkungan 1,911 m3/hari
rumah tangga seperti kertas,
kemasan makanan minuman,

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 5
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri
No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak
ranting, daun, dll)
11. Kegiatan operasional industri yang Pencemaran - Fly Ash dan Bottom
menghasilkan limbah B3 limbah B3 Ash : 45.000
Kg/bulan
- Sludge IPAL : 150
ton/bulan
- Oli Bekas : 20
L/bulan
- Accu Bekas : 1
buah
- Lampu
TL/Catridge/
Ewaste :1-3
buah/bulan
- Benda/Barang
Terkontaminasi :
50 Kg/bulan
12. Air limbah produksi Penurunan kualitas Air yang dihasilkan
air permukaan sebanyak 580
m3/hari
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan
disajikan dalam bentuk matrik sebagai berikut:

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 6
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

Tabel 3.2 Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup PT. Laju Karya Mandiri (Plant II)
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI
PENGELOLA DAN
SUMBER JENIS BESARAN
NO PEMANTAU
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE LINGKUNGAN
PENGELOLAAN PEMANTAUAN
HIDUP
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Tahap Konstruksi
1. Perekrutan Terbukanya Jumlah tenaga Memprioritaskan Desa Satu kali sat Pemantauan Desa Satu kali Pelaksana:
tenaga kerja peluang kerja kerja yang semaksimal mungkin Cipeundeuy penerimaan terhadap Cipeundeuy PT. Laju Karya
tahap konstruksi dibutuhkan tenaga kerja nonskill tenaga kerja perekrutan Mandiri (Plant II)
pada tahap berasal dari penduduk tenaga kerja non
konstruksi setempat pada kegiatan skill yang Instansi Pengawas:
sebanyak 60 konstruksi pabrik melalui dilaksanakan oleh Desa Cipeundeuy
orang koordinasi dengan apparat kontraktor
pemerintah setempat Intansi Penerima
Laporan :
Tindakan darurat DLH Kab. Bandung
Segera berkoordinasi Barat
dengan apparat Desa
Cipeundeuy

2. Kegiatan Penurunan Peningkatan Menutup bak truk Truk Setiap hari Memantau Truk Setiap hari Pelaksana:
mobilisasi alat kualitas kadar debu pengangkut bahan pengangkut selama terhadap pengangkut selama tahap PT. Laju Karya
dan bahan, udara hingga radius bangunan dengan plastic bahan tahap penutupan bak bahan konstruksi Mandiri (Plant II)
pembangunan ± 200 meter atau kain sehingga tidak bangunan konstruksi kendaraan bangunan
fisik pabrik, serta (Parameter terjadi penambahan debu pengangkut Instansi Pengawas:
mobilisasi Debu > Baku dari bahan/material yang bahan bangunan DLH Kab. Bandung
peralatan Mutu) dibawa karena tertiup Barat
produksi baru angin
Intansi Penerima
Melengkapi pekerja proyek Tapak Setiap hari Memantau Tapak Setiap hari Laporan :
dengan alat pelindung diri proyek selama terhadap proyek selama tahap DLH Kab. Bandung
seperti masker tahap penggunaan alat konstruksi Barat
konstruksi pelindung diri
Membuat pagar pengaman Tapak Setiap hari Memantau Tapak Setiap hari
di area ruang produksi proyek selama terhadap kondisi proyek selama tahap

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 7
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
yang akan dilakukan tahap dan fungsi pagar konstruksi
rekonstruksi agar debu konstruksi pengaman
tidak mengganggu atau
tersebar ke ruang produksi Pemantauan Tapak Setiap hari
lain kualitas udara proyek, pada selama tahap
(debu) dan up wind dan konstruksi
Tindakan darurat: dibandingkan down wind
Menghentikan sementara baku mutunya
waktu kegiatan sesuai PP No. 41
rekonstruksi ruang tahun 1999
produksi tentang
Pengendalian
Pencemaran
Udara oleh
laboratorium
terakreditasi

3. Kegiatan Peningkatan Kebisingan Membuatn pagar pengman Tapak Satu kali Memantau Tapak Setiap hari Pelaksana:
mobilisasi alat intensitas dapat yang cukup tinggi di lokasi proyek pada tahap terhadap fungsi proyek pada tahap PT. Laju Karya
dan bahan, kebisingan melebihi baku rekonstruksi ruangan kontruksi dan kondisi pagar konstuksi Mandiri (Plant II)
pembangunan tingkat produksi sehingga dampak pengaman di
fisik pabrik, serta kebisingan kebisingan tidak menyebar lokasi tapak Instansi Pengawas:
mobilisasi berdasarkan proyek DLH Kab. Bandung
peralatan Kepmen LH Barat
produksi baru No.48/MENLH Melakukan kegiatan Tapak Satu kali Memantau Tapak Setiap hari
/11/ 1996 mobilisasi alat dan bahan proyek pada tahap terhadap proyek selama tahap Intansi Penerima
tentang Baku dilakukan pada siang hari kontruksi pelaksanaan konstruksi Laporan :
Tingkat kegiatan DLH Kab. Bandung
Kebisingan Tindakan darurat: mobilisasi alat Barat
(Kebisingan > Menghentikan sementara dan bahan
70 dBA) waktu kegiatan dilakukan pada
siang hari

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 8
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
Melakukan Tapak Setiap 3 bulan
pengukuran proyek, pada sekali selama
langsung tingkat up wind dan tahap
kebisingan di down wind konstruksi
lapangan dengan
menggunakan alat
Sound Level Meter

4. Kegiatan Gangguan - Jumlah Mobilisasi alat & bahan dan Jl. Industri Setiap hari Pemantauan Jl. Industri Setiap hari Pelaksana:
mobilisasi alat arus lalu kendaraan mobilisasi peralatan Cimareme III terhadap Cimareme III PT. Laju Karya
dan bahan, serta lintas pengangkut produksi tidak dilakukan penjadwalan Mandiri (Plant II)
mobilisasi alat dan pada saat jam sibuk lalu mobilisasi alat &
peralatan bahan ± 2 lintas agar tidak bahan Instansi Pengawas:
produksi baru rit/hari menimbulkan kemacetan Dishub dan PUPR
- Jumlah Kab. Bandung Barat
kendaraan Menempatkan satpam Jalan akses Setiap hari Pemantauan Jalan akses Setiap hari
pengangkut untuk mengendalikan keluar masuk terhadap keluar Intansi Penerima
peralatan kendaraan keluar masuk kemacetan dan masuk Laporan :
produksi tapak keberadaan Dishub, DPUPR dan
baru 1 pekerja DLH Kab. Bandung
rit/hari proyekpengatur Barat
sebanyak 2 lalu lintas
unit
Memasang fasilitas Jalan akses Setiap hari Pemantauan Jalan akses Setiap hari
perlengkapan jalan keluar masuk pemasangan dan keluar
(rambu-rambu warning keberadaan masuk
light) fasilitas
perlengkapan
jalan
Tindakan darurat:
Menghentikan sementara
waktu kegiatan dan
mengontak petugas dishub

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 9
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
Kab. Bandung Barat dan
Polres Cimahi

Tahap Operasional
1. Adanya Peningkatan Peningkatan Membuat dan memelihara Sumur Pembuatan Memantau fungi Sumur Setiap 1 bulan Pelaksana:
bangunan air larian debit air larian sumur resapan sebanyak resapan dan satu kali dan kelaikan resapan LRB sekali PT. Laju Karya
pabrik, serta (run off) sebesar 25 buah dan lubang LRB sumur resapan Mandiri (Plant II)
prasarana 34,139 resapan biopori sebanyak dan LRB
penunjangnya m3/jam 56 buah Instansi Pengawas:
sebagai tutupan Dinas PUPR Kab
lahan Menyalurkan air hujan dari Saluran Setiap hari Memantau Saluran Setiap hari Bandung Barat
atap bangunan melalui drainase dan pada musim kelancaran air drainase, pada musim
talang air hujan ke saluran sumur hujan hujan dan sumur hujan Intansi Penerima
drainase, LRB sebanyak 56 resapan resapan Laporan :
buah dan sumur resapan DLH Kab. Bandung
sebanyak 25 buah Barat

Melakukan penataan, Saluran Setiap 1 Memantau Saluran Setiap 1 bulan


pemeliharaan dan drainase bulan kondisi saluran drainase
pembersihan saluran drainase
drainase lingkungan pabrik lingkungan pabrik
sampai badan air (Saluran dan kelancaran
air/ Sungai) secara aliran dari
periodik saluran drainase
lingkungan pabrik
sampai BAP

Menanam dan memelihara RTH Penanaman Memantau RTH Setiap 1 bulan


tanaman vegetasi penutup dilakukan pertumbuhan
lahan dan pohon satu kali vegetasi pnutup
penghijauan yang lahan dan pohon
berperakaran dalam dan penghijauan
kuat di lahan RTH

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 10
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
Memantau Lingkungan Setiap hari
Tindakan Darurat: terhadap pabrik hujan
Melakukan pembersihan genangan air di
air yang menggenang di lokasi kegiatan
sekitar pabrik.

Tolok ukur:
Tidak adanya genangan
air/banjir di lokasi kegiatan

2. Kegiatan Penurunan Akumulasi Menggunakan masker bagi Ruang Setiap hari Memantau Ruang Setiap hari Pelaksana:
operasional kualitas debu selama semua karyawan yang produksi penggunaan produksi PT. Laju Karya
produksi berupa udara di kegiatan bekerja di area produksi masker oleh Mandiri (Plant II)
penggunaan dalam operasional karyawan
alat/mesin ruangan dapat Instansi Pengawas:
produksi melebihi baku Membuat sitem sirkulasi Ruang Setiap hari Memantau fungsi Ruang Setiap hari DLH Kab. Bandung
mutu udara dengan produksi dan dan kelaikan produksi Barat
berdasarkan menggunakan exhaust fan kantor exhaust fan dan
Peraturan dan ventilasi, dengan sistem ventilasi Intansi Penerima
Mneker dan jumlah yang memadai udara Laporan :
Transmigrasi DLH Kab. Bandung
No. Per. 13/ Tindakan darurat: Melakukan Ruang Setiap 6 bulan Barat
MEN/X/ 2011 Menghentikan sementara pengujian produksi sekali
tentang Nilai kegiatan yang terhadap kualitas
Ambang Batas menghasilkan gas dan debu udara di ruang
Faktor Fisika produksi.
dan Kimia di Parameter uji SO2,
Tempat Kerja. Tolok ukur: NO2, CO, TSP
Baku mutu: Peraturan Menteri Tenaga
 NH3 : Kerja dan Transmigrasi
17mg/ Nm3 No.PER-13/MEN/X/2011
 H2S : 1 ppm
 CO : 29 mg/

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 11
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
Nm3
 O3 : 0,2 mg/
Nm3
 SO2 : 0,25
mg/ Nm3
 Pb : 50 µg/
Nm3

3. Kegiatan Peningkatan Intensitas Melakukan pemeliharaan Ruang Setiap bulan Memantau Ruang Setiap 1 bulan Pelaksana:
operasional intensitas kebisingan terhadap mesin-mesin produksi terhadap produksi sekali PT. Laju Karya
produksi berupa kebisingan di dapat produksi secara rutin kelayakan mesin Mandiri (Plant II)
penggunaan dalam melebihi baku produksi
alat/mesin ruangan mutu Instansi Pengawas:
produksi berdasarkan Menggunakan ear plug bagi Ruang Setiap bulan Memantau Ruang Setiap hari DLH Kab. Bandung
Peraturan karyawan yang bekerja di produksi pemakaian ear produksi Barat
Mneker dan ruang produksi plug pada
Transmigrasu karyawan IntansiPenerima
No. Per. Tindakan darurat: Laporan:
13/MEN/X/20 Menghentikan sementara Melakukan Ruang Setiap 3 bulan DLH Kab. Bandung
11 tentang waktu untuk pengujian produksi sekali Barat
Nilai Ambang peralatan/mesin produksi terhadap
Batas Faktor yang menghasilkan kebisingan
Fisika dan kebisingan menggunakan alat
Kimia di Sound Level Meter
Tempat Kerja Tolok ukur: di ruang produksi
tentang Nilai Peraturan Menteri Tenaga
Ambang Batas Kerja dan Transmigrasi No.
Kebisingan PER-13/MEN/X/2011
sebesar 85
dBA

4. Kegiatan Gangguan - Benang: 16,8 Mengumpulkan sisa benang TPS Setiap hari Memantau TPS Setiap hari Pelaksana:

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 12
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
operasional kebersihan ton/ bulan dari produksi ke dalam pengumpulan PT. Laju Karya
produksi yang dan estetika - Cones: 700 tempat sampah bekas kemasan Mandiri (Plant II)
menghasilkan lingkungan Kg/ bulan
limbah padat - Plastik: 140 Tindakan darurat: Memantau Gudang Setiap hari Instansi Pengawas:
Kg/ bulan Segera melakukan kontak pengumpulan sisa DLH Kab. Bandung
- Dus: 280 Kg/ dengan pihak ketiga untuk produk Barat
bulan pengambilan limbah padat
Intansi Penerima
Tolok ukur: Laporan :
Peraturan Daerah DLH Kab. Bandung
Kabupaten Bandung Barat Barat
Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pengelolaan
Sampah dan Restribusi
Pelayanan Persampahan.
Bandung Barat

5. Kegiatan Peningkatan Penggunaan/ Menyediakan alat Lokasi pabrik Satu kali Memantau fungsi Lokasi Setiap 6 bulan Pelaksana:
operasional resiko pemakaian pemadam kebakaran APAR pabrik sekali PT. Laju Karya
berupa bahaya listrik ringan (APAR) Mandiri (Plant II)
penggunaan lis- kebakaran terpasang
trik, penggunaan sebesar 1.385 Memeriksa secara rutin Setiap Setiap 1 Memantau Setiap Setiap 1 bulan Instansi Pengawas:
mesin produksi kVA terhadap sarana ruangan bulan sekali kelayakan dan ruangan sekali Satuan Polisi Pamong
dan alat yang kelistrikan, bila ada fungsi sarana Praja dan Pemadam
menggunakan kerusakan segera kelistrikan Kebakaran Kab
listrik, serta diperbaiki Bandung Barat
kelalaian
karyawan yang Melakukan peringatan Ruangan Setiap hari Memastikan tidak Ruangan Setiap 1 Intansi Penerima
dapat kepada seluruh karyawan produksi/ ada karyawan produksi/ minggu sekali Laporan:
menimbulkan agar tidak merokok di gudang yang merokok di gudang Dinas Pemadam
api (misal: dalam ruangan produksi/ dalam ruangan/ Kebakaran
merokok) Gudang gudang Kabupaten Bandung
Barat

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 13
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
Melakukan pelatihan Lingkungan Satu tahun Memantau Lingkungan Satu tahun
terhadap penanggulangan pabrik sekali adanya pelatihan pabrik sekali
bencana kebakaran pencegahan dan
penanggulangan
kebakaran

Menyediakan sarana Setiap Pemasangan Memastikan Setiap Setiap 1 bulan


pencegah kebakaran ruangan, satu kali kelayakan fungsi ruangan, sekali
berupa: lingkungan sarana pencegah lingkungan
 Akses pemadam pabrik kebakaran pabrik
kebakaran; (jalur dengan
evakuasi, assembly point) memantau
 Manajemen keselamatan kelancaran akses
kebakaran gedung untuk pemadam
kebakaran,
adanya organisasi
Tindakan darurat: gawat darurat
Segera mengevakuasi (Manajemen
karyawan melalui jalur Keselamatan
evakuasi yang telah Kebakaran
disediakan dan Gedung) berjalan
berkumpul pada area dengan baik,
aman kebakaran memantau
(assembly point) kelaikan fungsi
Melakukan upaya sistem proteksi
pemadaman kebakaran kebakaran (alat
dengan sumber air yang pemadam api
ada di sekitar lokasi ringan, dan
Segera menghubungi petunjuk arah
pemadam kebakaran darurat)

Tolok ukur:

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 14
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
Tidak terjadinya kebakaran
di lokasi kegiatan

6. Kegiatan Gangguan Rata-rata Melakukan pengaturan lalu Akses keluar Setiap hari Mengecek Akses keluar Setiap hari Pelaksana:
mobilisasi arus lalu ritasi lintas oleh satpam pabrik dan masuk keberadaan dan masuk PT. Laju Karya
kendaraan lintas/ kendaraan dengan mengendalikan pabrik satpam pabrik pabrik Mandiri (Plant II)
pengangkut kemacetan yang masuk kendaraan yang keluar-
bahan baku, pabrik: 1-2 masuk lokasi pabrik Instansi Pengawas:
produk, dan kendaraan/ha Dinas Perhubungan
karyawan yang ri. Membuat/memasang dan Akses keluar Satu kali Memantau Akses keluar Setiap bulan Kab Bandung Barat
menimbulkan memelihara fasilitas dan masuk untuk ketersdiaan dan dan masuk untuk
bangkitan dan perlengkapan LLAJ mlalui pabrik pembuatan kelaikan fasilitas pabrik pemelihara-an Intansi Penerima
tarikan lalu koordinasi dengan Dinas perlengkapan Laporan :
lintas Perhubungan Kab Bandung LLAJ DLH Kab. Bandung
Barat Barat

Menyediakan sarana parkir Sarana Satu kali Memantau Sarana Setiap 1 bulan
yang memadai dan area parkir dan kelaikan fungsi parkir dan
bongkar muat di dalam area bongkar sarana parkir dan area
pabrik muat bongkar muat bongkar
muat

Mengatur jadwal Lokasi pabrik Setiap hari Memantau jadwal Lokasi Setiap hari
pengangkutan bahan baku pengangkutan pabrik
serta hasil produksi bahan baku dan
(produk) di luar jam sibuk bahan penolong
serta hasil
Tindakan darurat : produksi
Menghubungi petugas/ (produk) di luar
polisi lalu lintas, dan jam sibuk lalu
melakukan pengaturan lintas
langsung di jalan raya

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 15
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
Tolok ukur :
Tidak terjadinya
kemacetan di sekitar jalan
masuk lokasi kegiatan

7. Kegiatan Penurunan Akumulasi gas Menanam tanaman dari Di sekeliling Penanaman Memantau RTH Setiap 1 bulan Pelaksana:
mobilisasi kualitas dan debu berbagai jenis tumbuhan pabrik dilakukan terhadap skali PT. Laju Karya
kendaraan udara di luar dapat yang permukaan daunnya (buffer zone), satu kali, jika penghijauan dan Mandiri (Plant II)
pengangkut ruangan melebihi baku berbulu atau tanaman area taman, ada tanaman pertumbuhan
bahan baku, (lingkungan mutu perdu pada RTH untuk dan ruang yang mati tanaman di RTH Instansi Pengawas:
produk, dan pabrik) pencemar mengurangi kadar debu terbuka hijau dilakukan DLH Kab. Bandung
karyawan yang udara dan merduksi gas seperti (RTH) penanaman Barat
menimbulkan berdasarkan pohon cemara, angsana, kembali
gas dan debu PPPRI No.41 palem dan mangga setiap bulan Intansi Penerima
serta emisi boiler tahun 1999 Laporan :
tentang Menyediakan area parkir Area parkir Setiap hari Memantau Area parkir Setiap hari DLH Kab. Bandung
Pengendalian yang terkonsentrasi terhadap Barat
Pencemaran kelayakan dan
Lingkungan. fungsi sarana
Baku mutu: parkir
 SO2: 900
µg/Nm3 Melakukan Up wind dan Setiap 6 bulan
 CO: 30.000 pengukuran down wind sekali
µg/Nm3 kualitas udara sesuai arah
 NO2: 400 ambien angin
µg/Nm3 parameter SO2, dominan
 O3: 235 NO2, CO, TSP
µg/Nm3
Membuang emisi gas boiler Cerobong Setiap hari Memantau fungsi Cerobong Setiap 1 bulan
Akumulasi gas melalui cerobong yang boiler dan kelayakan boiler sekali
dan debu dilengkapi dengan sarana cerobong gas
dapat pendukung, dan alat
melebihi baku pengaman, serta alat Pengukuran emisi Cerobong Setiap 6 bulan

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 16
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
mutu kebauan pengendali emisi cerobong boiler boiler sekali
berdasarkan (dengan
Kep-50/MENL Melakukan perawatan dan parameter
H/11/1996 pemeliharaan boiler dan mengacu kepada
tentang Baku genset secara rutin Baku Mutu
Tingkat Peraturan
Kebauan. Baku Tidakan darurat: Menteri Negara
mutu: Menghentikan sementara Lingkungan
 NH3: 2 ppm kegiatan yang Hidup Nomor 07
 H2S: 0,020 menghasilkan gas dan debu Tahun 2007
ppm tentang Baku
Tolok ukur: Mutu Emisi
Emisi dari PP No.41 Tahun 1999 Sumber Tidak
boiler tentang Pengendalian Bergerak Bagi
batubara Pencemaran Udara Ketel Uap)
dapat
melebihi Baku Peraturan Menteri Negara Rekapitulasi Cerobong Setiap 6 bulan
Mutu Lingkungan Hidup Nomor pencatatan durasi boiler sekali
Lingkungan 07 Tahun 2007 tentang penggunaan
berdasarkan Baku Mutu Emisi Sumber genset, apabila
Peraturan Tidak Bergerak Bagi Ketel melebihi 1000
Menteri Uap (Bahan Batubara) jam/ tahun maka
Negara dilakukan uji
Lingkungan emisi
Hidup Nomor berdasarkan
07 Tahun lampiran IV
2007 tentang Peraturan
Baku Mutu Menteri
Emisi Sumber Lingkungan
Tidak Hidup Nomor 21
Bergerak Bagi tahun 2008
Ketel Uap
(Bahan

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 17
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
Batubara):
- Partikulat
>230
mg/m3
- Sulfur
Dioksida
(SO2) > 750
mg/m3
- Nitrogen
Oksida
(NO2) >
825 mg/m3
- Opasitas
20%

8. Kegiatan Peningkatan Akumulasi Melakukan penanaman Ruang hijau Penanaman Memantau Ruang Setiap bulan Pelaksana:
mobilisasi intensitas kebisingan dengan berbagai jenis terbuka dilakukan ketersediaan terbuka PT. Laju Karya
kendaraan kebisingan di dapat tumbuhan yang satu kali, jika tumbuhan yang hijau Mandiri (Plant II)
pengangkut luar ruangan melebihi baku mempunyai tajuk yang ada tanaman mempunyai tajuk
bahan baku, (lingkungan mutu tebal dan berdaun rindang yang mati yang tebal dan Instansi Pengawas:
produk, dan pabrik) berdasarkan dengan berbagai strata dilakukan berdaun rindang DLH Kab. Bandung
karyawan yang Kep-48/MENL yang cukup rapat dan tinggi penanaman dengan berbagai Barat
menimbulkan H/11/1996 kembali strata yang cukup
gas dan debu tentang Baku rapat dan tinggi Intansi Penerima
Tingkat Laporan :
Kebisingan Melakukan pemeliharaan Ruang hijau Setiap hari Memantau Ruang Setiap hari DLH Kab. Bandung
sebesar 70 tanaman penghijauan agar terbuka terhadap terbuka Barat
dBA dapat berfungsi sebagai pertumbuhan hijau
buffer zone tanaman yang
berfungsi sebagai
buffer zone

Melakukan pengaturan lalu Jalan di Setiap hari Memantau Jalan di Setiap hari

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 18
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
lintas yang baik pada area lokasi pabrik kelayakan dan lokasi pabrik
pabrik dengan fungsi sarana
menyediakan area parkir parkir dan area
area parkir dan bongkar bongkar muat di
muat yang terkonsentrasi lokasi pabrik

Tindakan darurat: Melakukan Di depan Setiap 6 bulan


Menghentikan sementara pengukuran dan sekali
waktu kegiatan yang langsung (insitu) belakang
menghasilkan kebisingan terhadap pabrik atau
intensitas titik up wind
Tolok ukur: kebisingan dan down
KepmenLH dengan wind sesuai
No.48/MNLH/11/1996 menggunakan alat arah angin
Sound Level Meter dominan
mengacu pada
Lampiran II
Keputusan
Menteri Negara
Lingkungan
Hidup Nomor 48
tahun 1996
(Metoda
pengukuran,
perhitungan, dan
evaluasi tingkat
kebisingan)

9. Aktivitas Penurunan Volume air Menyalurkan air limbah Tangki septik Setiap hari Memantau Tangki Setiap 1 tahun Pelaksana:
domestik kualitas air limbah domestik ke dalam tangki dengan terhadap septik sekali PT. Laju Karya
karyawan yang permukaan domestik dari septik dengan sistem sistem kelancaran air dengan Mandiri (Plant II)
menghasilkan air toilet resapan (sesuai dengan SNI resapan limbah ke dalam sistem
limbah domestik sebanyak 03-2398-2017) tangki septik resapan Instansi Pengawas:

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 19
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
10,32 m3/hari dengan sistem DLH Kab. Bandung
Tindakan darurat: resapan Barat
Menghentikan sumber air
limbah domestik dan Intansi Penerima
penyedotan tinja bila Laporan :
lumpur sudah penuh DLH Kab. Bandung
Barat
Tolok ukur:
Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.
1/8/2016 tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik

10. Aktivitas Gangguan Volume Membuat Tempat TPS 3 warna Satu kali Memantau TPS 3 warna Satu kali Pelaksana:
domestik kebersihan limbah padat Pengumpul Sampah (TPS) ketersediaan dan PT. Laju Karya
karyawan yang dan estetika domestik 3 warna (hijau, kuning dan kelayakan TPS 3 Mandiri (Plant II)
menghasilkan lingkungan sebesar 1,911 merah), penempatan warna
limbah padat m3/hari sampah sesuai dengan Instansi Pengawas:
domestik warna sekat tong sampah DLH Kab. Bandung
(sampah sejenis terpilah Barat
sampah rumah
tangga seperti Melakukan pemilahan Tempat Setiap hari Memantau Lingkungan Setiap hari Intansi Penerima
kertas, kemasan sampah dengan pewadahan (tong) terhadap pabrik, tong Laporan :
makanan 3 warna (hijau: organik, sampah 3 timbulan sampah sampah 3 DLH Kab. Bandung
minuman, kuning: anorganik (kertas, warna dan memantau warna Barat
ranting, daun, dus, plastik), merah: limbah kegiatan
dll) B3) pemilahan
sampah.

Mengelola sampah yang Tempat Setiap hari Memantau Tempat Setiap 1


masih bermanfaat dengan (tong) kegiatan sampah 3 minggu sekali

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 20
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
bekerja sama dengan sampah 3 pemilahan warna
masyarakat sekitar serta warna sampah serta
akan berkoordinasi dengan pengangkutan
Dinas Lingkungan Hidup sampah
Kab. Bandung Barat dalam
pengangkutannya

Mengelola sampah organik LRB dan Setiap hari Memantau LRB dan Setiap 1
dengan komposting melalui Komposter kegiatan Komposter minggu sekali
LRB atau komposter pengomposan
sampah organik
Tindakan Darurat:
Segera menghubungi
petugas UPTD
pengangkutan sampah
setempat (Dinas
Lingkungan Hidup (DLH)
Kabupaten Bandung Barat)

Tolok ukur:
Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 16
Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 5
tahun 2014 tentang Baku
Mutu Air Limbah Lampiran
II Baku Mutu Air Limbah
Bagi Usaha dan/atau
Kegiatan Industri Tekstil

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 21
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)

11. Kegiatan Pencemaran - Fly Ash dan Mengumpulkan Limbah B3 TPS Limbah Setiap hari Memantau secara TPS Limbah Setiap 3 bulan Pelaksana:
operasional limbah B3 Bottom (Oli bekas bekas, Lampu TL B3 visual terhadap B3 sekali PT. Laju Karya
industri yang Ash : dan majun terkontaminasi), kegiatan Mandiri (Plant II)
menghasilkan 45.000 dan disimpan di TPS LB3 penyimpanan dan
limbah B3 Kg/bulan berizin a.n. PT. LAJU pengumpulan Instansi Pengawas:
- Sludge IPAL KARYA MANDIRI sementara LB3 di Dinas Lingkungan
: 150 TPS LB3 Hidup Kab. Bandung
ton/bulan Barat
- Oli Bekas : Mencatat jenis, TPS Limbah Setiap hari Pengamatan dan TPS Limbah Setiap 3 bulan
20 L/bulan karakteristik, waktu B3 pencatatan untuk B3 dan sekali Instansi Penerima
- Accu timbulan, pihak ke-3 dilaporkan Dinas Laporan:
Bekas : 1 berizin yang melakukan kepada Kantor Lingkungan Dinas Lingkungan
buah pengangkutan/ DLH selambat- Hidup Kab. Hidup Kab. Bandung
- Lampu pemanfaatan/ pemusnahan lambatnya 3 Bandung Barat
TL/Catridg LB3 dalam logbook dan bulan sekali Barat
e/ Ewaste neraca LB3
:1-3
buah/bulan
- Benda/ Melakukan kerjasama TPS Limbah Setiap 1 Memastikan Setiap 3 bulan
Barang dengan pihak ke-3 berijin B3 bulan sekali pengangkutan Pengangkut sekali
Terkontami untuk pengangkutan/ limbah B3 limbah B3
nasi : 50 pemanfaatan/ pemusnahan dilengkapi yang berizin
Kg/bulan yang dilengkapi dengan dengan dokumen
manifest LB3 untuk limbah limbah B3
B3 (Oli bekas bekas, Lampu (Manifest) dan
TL dan majun terkontamin diangkut oleh
asi) pengangkut
limbah B3 yang
Tolok Ukur: berizin
Peraturan Pemerintah
Nomor 101 tahun 2014
tentang Pengelolaan

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 22
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun

Tindakan Darurat:
Menghubungi pihak ketiga
pengangkut Limbah B3
(transporter) lain yang
berizin

12. Air limbah Penurunan Air yang Menyalurkan dan IPAL Setiap hari Melakukan Outlet IPAL Setiap 1 bulan Pelaksana:
produksi kualitas air dihasilkan mengolah air limbah analisa kualitas sekali untuk PT. Laju Karya
permukaan sebanyak 580 produksi air limbah proses air limbah yang analisa outlet Mandiri selaku
m3/hari produksi (Washing dan telah diolah IPAL dan 3 pemrakarsa
Dyeing) di IPAL dengan (outlet) di IPAL bulan sekali
sistem Biologi-Kimia-Fisika untuk Instansi Pengawas:
hingga memenuhi baku pelaporan ke Dinas Lingkungan
mutu yang dibuang ke Dinas Hidup Kab. Bandung
badan air penerima (Sungai Lingkungan Barat
Cihaur) Hidup Instansi Penerima
Kabupaten Laporan:
Bandung Barat Dinas Lingkungan
Hidup Kab. Bandung
Membuat saluran Saluran Setiap hari Memantau Outlet IPAL Setiap hari Barat
pembuangan air limbah pembuangan catatan debit air
yang kedap air, air limbah limbah
memisahkan saluran
pembuangan air limbah
dengan saluran air hujan,
dan tidak melakukan
pengenceran

Memproses Izin Outlet IPAL Setiap hari


Pembuangan Air Limbah

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 23
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
a.n. PT. Laju Karya Mandiri,
serta memasang flow meter
dan mencatat debit air
limbah harian

Tolok Ukur:
PerMenLH Nomor
P.16/MENLHK/SETJEN/KU
M.1/4/2019 Lampiran II
tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor
5 tahun 2014 tentang Baku
Mutu air Limbah

Tindakan Darurat:
- Menghentikan sumber air
limbah domestik dan
penyedotan tinja apabila
tangki septik sudah penuh
- Penanganan air limbah
yang di olah di IPAL:
a. Pengolahan air limbah
secara darurat
(netralisasi)
b. Menampung sementara
pada bak penampungan
air limbah kemudian
diolah kembali di Unit
IPAL
c. Pengangkutan ke
tempat yang ditentukan
oleh pemerintah

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 24
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN INSTANSI


SUMBER JENIS BESARAN PENGELOLA DAN
NO
DAMPAK DAMPAK DAMPAK BENTUK BENTUK PEMANTAU
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
PENGELOLAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) HIDUP
(11)
d. Penghentian kegiatan
produksi yang
menimbulkan air
limbah

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 25
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri
Gambar 10 Peta Pengelolaan Lingkungan

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

26
UKL-UPL PT. Laju Karya Mandiri
Gambar 11 Peta Pemantauan Lingkungan

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

27

Anda mungkin juga menyukai