Anda di halaman 1dari 3

Organisasi dan Kepemimpinan Ambidextrous

Dalam dunia bisnis perubahan dan tantangan akan selalu hadir, persaingan pasar, peru
bahan perilaku konsumen, perkembangan teknologi bahkan berbagai krisis yang hadir
di waktu yang tak disangka-sangka. Tentunya upaya terbaik harus dilakukan oleh sem
ua perusahaan untuk tetap bertahan demi keberlanjutan perusahaan, tidak hanya menj
alankan bisnis secara efisien untuk bertahan tetapi mengembangkan kapabilitas baru
untuk memperluas keunggulan kompetitif yang akan memberikan dampak pada perub
ahan besar jangka panjang perusahaan (Kuwashima, et al, 2020). Tidak hanya tantang
an dari luar, internal organisasi juga kerap memiliki konflik, Di Cina, hotel dan indust
ri perhotelan saat itu menghadapi persaingan yang ketat karena perubahan dan tantan
gan yang disebabkan oleh pertumbuhan pariwisata dalam beberapa tahun terakhir (Ri
chard, 2017), Guo, et al (2020) pada penelitiannya menceritakan permasalahan bahwa
saat itu terjadi ketimpangan gaya kepemimpinan yang diharapkan oleh karyawan
yang berasal dari generasi yang berbeda dan bertolak belakang. Berdasarkan
permasalahan-permasalahan yang ada, kini sangat penting bagi organisasi dan pemim
pin untuk memiliki perilaku ambideksteritas karena ambidexterity organisasi adalah k
onsep penting yang dapat membantu bisnis mencapai keseimbangan (Alghamdi, 2018;
Clauss et al, 2021; Yunita et al, 2023). Pada buku The Ambidextrous Organization,
istitlah ambidextrous berasal dari bahasa Latin yaitu ambi-yang berarti “kedua-
duanya” dan -dextrous yang berarti “benar atau nyaman” (Maier, 2015). Ambidexter
ity organisasi pada dasarnya adalah tentang keputusan strategis eksplorasi dan eksploi
tasi, yang pasti dipengaruhi oleh kognisi diri manajer puncak, oleh karena itu, menge
ksplorasi bagaimana membangun organisasi yang ambidextrous dari sudut pandang m
anajer puncak merupakan kebutuhan yang sangat penting. Realisasi ambidexterity org
anisasi melalui mekanisme seperti pemisahan struktural, desain situasional, dan jaring
an organisasi sangat dipengaruhi oleh manajer puncak (Sartori & Garrido, 2023)

Organisasi ambidextrous adalah konsep yang telah mendapatkan daya tarik di dunia b
isnis dalam beberapa tahun terakhir. Ketika perusahaan berusaha untuk menemukan c
ara-cara baru untuk berinovasi, tetap menjadi yang terdepan di antara para pesaingnya,
dan memenuhi permintaan pasar yang berubah dengan cepat, banyak perusahaan yan
g beralih ke model ambidextrous sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuan ini. Kare
na tujuannya adalah untuk menyeimbangkan kebutuhan akan eksplorasi dan eksploita
si dalam strategi organisasi dan pengembangan organisasi. (Klonek et al, 2020) Ekspl
orasi melibatkan pengembangan produk, layanan, atau proses baru, sedangkan eksplo
itasi berfokus pada optimalisasi produk yang sudah ada.

Cerita yang umum terjadi, seorang pendiri meluncurkan sebuah startup, berhasil men
gembangkannya hingga tahap awal, lalu digantikan oleh CEO yang lebih berpengala
man sebelum penawaran saham perdana. Ketika Profesor Noam Wasserman pada tuli
sannya The Founder’s Dilemma menganalisis 212 perusahaan rintisan di Amerika, ba
hwa 50% pendiri tidak lagi menjadi CEO. Great innovators are not always great man
agers. Bahkan Pemimpin yang disiapkan di era kestabilan, belum tentu siap diterjunk
an di era perubahan yang penuh ketidakpastian. Kepemimpinan seperti apa yang dipe
rlukan untuk dapat membawa keberhasilan organisasi di era perubahan saat ini? Jawa
bannya adalah pemimpin yang memiliki kemampuan ambidexterity, yaitu kemampua
n untuk mengeksploitasi potensi yang ada di organisasi saat ini, sambil secara bersam
aan mengeksplorasi kompetensi baru dan peluang yang ada di masa depan. Dalam Ha
rvard Business Review, lebih dari 90% ambidextrous organization berhasil mencapai
tujuannya.
Namun, apakah ambidextrous organization cocok untuk semua jenis bisnis? Jawaban
singkatnya adalah Tidak, organisasi ambidextrous mungkin tidak cocok untuk semua
jenis bisnis. Penting untuk dicatat bahwa konsep organisasi ambidextrous dirancang u
ntuk mengatasi tantangan khusus yang dihadapi oleh organisasi yang beroperasi di lin
gkungan yang berubah dengan cepat, di mana mereka harus menyeimbangkan eksplor
asi dan eksploitasi. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tempelaar
& Vrande (2012) dan Yu dan Khessina (2013).
Kita dapat melihat penerapan nyata pada Procter & Gamble (P&G) yang merupakan
perusahaan barang konsumen yang telah berhasil menerapkan struktur ambidextrous.
Perusahaan ini memiliki unit inovasi khusus yang disebut "Connect + Develop" yang
bertanggung jawab untuk mengeksplorasi peluang pertumbuhan baru. Unit ini bertan
ggung jawab untuk menemukan teknologi dan model bisnis baru yang dapat membant
u P&G berkembang.
Pada saat yang sama, unit bisnis yang ada berfokus pada eksploitasi produk dan prose
s yang ada (Inovasi Tambahan). Hal ini memungkinkan P&G untuk menjaga keseimb
angan antara eksplorasi dan eksploitasi, yang telah membantu perusahaan untuk tetap
berada di depan para pesaingnya dan mempertahankan posisinya sebagai perusahaan
barang konsumen terkemuka. Begitupun hal serupa yang dilakukan Amazon, perusah
aan ritel yang dikenal dengan budaya inovatif dan struktur organisasinya yang ambide
xtrous. Perusahaan ini memiliki unit khusus yang disebut "Amazon Web Services" ya
ng berfokus untuk mengeksplorasi peluang pertumbuhan baru. Unit ini bertanggung j
awab untuk mengembangkan dan menguji teknologi dan model bisnis baru yang dapa
t membantu Amazon berkembang.
Pada saat yang sama, unit bisnis yang ada berfokus pada eksploitasi produk dan prose
s yang sudah ada, seperti platform e-commerce dan program keanggotaan Prime. Kes
eimbangan antara eksplorasi dan eksploitasi ini telah memungkinkan Amazon untuk t
etap menjadi yang terdepan dalam inovasi dan mempertahankan posisinya sebagai pe
rusahaan ritel terkemuka.
Sehingga penting bagi organisasi untuk menilai dengan cermat kebutuhan, tujuan, da
n sumber daya yang unik, serta menentukan apakah struktur organisasi ambidextrous
adalah yang paling cocok untuk mereka.

Anda mungkin juga menyukai