Anda di halaman 1dari 4

Nama : Natasya Baby Suchita

NIM : 2110246998
Program Studi : S2 Magister Manajemen, Universitas Riau
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Zulfadil, SE., MBA.
Mata Kuliah : Manajemen Stratejik

Gagasan yang disampaikan oleh Porter M (1996) yaitu mengenai apa itu strategi?
Yang mengatakan bahwa efektifitas operasional bukanlah sebuah strategi, perusahaan
tentunya harus memiliki respon yang lebih cepat dalam persaingan dan perubahan pasar serta
mengetahui posisi bisnis dalam pasar adalah sesuatu yang sangat penting dalam perusahaan.
Selanjutnya perusahaan juga harus dapat membedakan dengan baik antara sedang
menjalankan efektifitas operasional atau menjalankan strategi. Melakukan aktivitas / hal yang
sama atau serupa dengan pesaing dengan cara yang lebih baik dan efektif dapat disebut
sebagai efektifitas operasional. Sedangkan melakukan aktivitas yang berbeda dengan pesaing
atau minimal melakukan sesuatu hal yang sama dengan cara yang berbeda dapat disebut
dengan posisi strategis. Maka dapat disimpulkan perusahaan tentunya harus memikirkan
sesuatu hal yang berbeda dari pesaing mereka agar mencapai keunggulan kompetitif.
Bagaimana perusahaan dianggap memiliki strategi? Yaitu apabila perusahaan memilih untuk
melakukan aktivitas yang berbeda dengan apa yang dilakukan oleh pesaing. Contoh yang
dapat kita ingat adalah kisah southwest airlines atau ikea, yang dimana mereka meletakkan
posisi strategis yang dapat didasarkan pada faktor eksternal perusahaan atau faktor internal
(kebutuhan pelanggan, kemudahan diakses oleh pelanggan, jenis produk, jenis jasa).
Munculnya sumberdaya yang berbeda yang tidak eksklusif dan terkadang saling
tumpeng tindih dapat disebut sebagai keunggulan berdasarkan varietas dalam produksi. Hal
tersebut dapat dijadikan kunci bagi perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa yang
unik. Keunggulan berdasarkan kebutuhan pelanggan, dimana ketika perusahaan dapat
menggolong-golongkan target pasar tentunya dapat menjadi suatu keunggulan tersendiri bagi
perusahaan. Berhati – hatilan dengan hal yang dapat membuat bias strategi itu sendiri yaitu,
kesalahan dalam pemilihan strategi itu sendiri, jebakan ketika masa pertumbuhan,
bertambahnya keuntungan yang mungkin bisa saja membuat kita berfikir hanya akan terus
menawarkan hal yang sama terus menerus, serta peran kepemimpinan tentunya dalam
pemilihan strategi ini sangat penting juga bagi perusahaan.
Maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah melakukan aktivitas yang serupa
dengan pesaing namun dengan cara yang berbeda atau melakukan aktivitas yang benar-benar
berbeda dengan pesaing.
Selanjutnya menurut Hamel dan Prahalad (1995) Strategi merupakan tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan
sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan
dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari
kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Kompetensi Inti/core competency adalah
semua kemampuan penting yang dimiliki Organisasi / Perusahaan dalam upaya mencapai
keunggulan kompetitif dan sekumpulan keterampilan dan teknologi yang memungkinkan
suatu perusahaan untuk memberikan manfaat tertentu kepada pelanggan. Substansi utama
Komptenesi inti adalah Perusahaan membangun/ memperkuat penguasaan area – area penting
yang menjadi ciri khas / pembeda perusahaan tersebut dan kritikal terhadap pertumbuhan
perusahaan dimasa depan.
Kompetensi inti adalah tentang harmonisasi arus-arus teknologi, organisasi kerja, dan
menyebarkan nilai manfaat bagi pelanggan. Kompetensi inti adalah pembelajaran kolektif
dalam organisasi, terutama bagaimana mengoordinasikan beragam keterampilan produksi dan
mengintegrasikan berbagai aliran teknologi. Kompetensi inti adalah komunikasi, keterlibatan,
dan komitmen yang mendalam untuk bekerja melintasi batas – batas organisasi, tentunya
melibatkan banyaj tingkatan orang dan seluruh fungsi di perusahaan. Keterampilan yang
Bersama-sama membentuk kompetensi inti harus menyatu di sekitar individu yang upayanya
tidak terfokus secara sempit sehingga mereka tidak dapat mengenali peluang untuk
memadukan keahlian fungsional mereka dengan keahlian orang lain dengan cara baru dan
unik. Mengembangkan kompetensi inti tidak berarti mengalahkan pesaing dalam R&D atau
mengintegrasikan bisnis secara vertikal. Untuk mempertahankan kompetensi inti tentunya
perusahaan juga harus memertahankan dominasi manufaktur dunia dalam produk inti, dan
Anda akan memiliki kekuatan untuk membentuk evolusi produk akhir. Tanggung jawab
nyata manajemen puncak adalah Arsitektur Strategis yang memandu pengembangan
kompetensi, Pembawa kompetensi harus secara teratur dibawa bersama dari seluruh
perusahaan untuk bertukar catatan dan ide. Tujuannya adalah untuk membangun rasa
kebersamaan yang kuat di antara orang-orang ini. Untuk sebagian besar, loyalitas mereka
harus pada integritas area kompetensi inti yang mereka wakili dan bukan hanya untuk bisnis
tertentu. Dalam perjalanan secara teratur, sering berbicara dengan pelanggan, dan bertemu
dengan rekan-rekan, pembawa kompetensi dapat didorong untuk menemukan peluang pasar
baru. Sebuah perusahaan mampu bersaing hanya jika dipahami sebagai hierarki kompetensi
inti, produk inti, dan unit bisnis yang berfokus pada pasar, maksudnya adalah kompetensi inti
adalah sumber pengembangan bisnis baru. Mereka harus menjadi fokus strategi di tingkat
perusahaan. Manajer harus memenangkan kepemimpinan manufaktur dalam produk inti dan
menangkap pangsa global melalui program pembangunan merek yang bertujuan untuk
mengeksploitasi ruang lingkup ekonomi. Hanya jika perusahaan dipahami sebagai hierarki
kompetensi inti, produk inti, dan unit bisnis yang berfokus pada pasar, itu akan cocok untuk
diperjuangkan.
Selanjutnya, pandangan (Barney,1991) Apa pandangan berbasis sumber daya? Yaitu,
kinerja unggul adalah hasil dari sumber daya - baik berwujud atau tidak berwujud - yang
menciptakan nilai. Terdapat 3 pertanyaan kunci untuk ditanyakan kepada RBV:
1. Sumber daya apa yang dimiliki perusahaan?
2. Sumber daya apa yang dapat dibangun perusahaan?
3. Sumber daya apa yang dapat dipertahankan perusahaan?
Dan mengapa fokus RBV adalah pada perusahaan tetapi tidak industri? adalah
mungkin bagi perusahaan untuk mendapatkan dan mempertahankan basis keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan pada pandangan berbasis sumber daya perusahaan. Ini berarti
sumber daya perusahaan mewakili sumber daya utama dari potensi keuntungan itu. Dan
tentunya yang berkaitan dengan studi manajemen strategis. Keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan berasal dari sumber daya dan kemampuan kontrol perusahaan yang berharga,
langka, tidak sempurna tak ada bandingannya, dan tidak dapat tergantikan. Sumber daya dan
kemampuan ini dapat dilihat sebagai bundel aset berwujud dan tidak berwujud, termasuk
keterampilan manajemen perusahaan, proses dan rutinitas organisasinya, serta informasi dan
pengetahuan yang dikendalikannya.
Dari ketiga bahasan diatas mengenai “what is strategy?”, “The core competence of
corporation” dan “The resource based view of the firm” tentunya memiliki hubungan atau
kesamaan antara satu sama lain, menurut saya yaitu perusahaan tentunya harus memiliki serta
membangun strategi tersendiri dengan tujuan agar perusahaan dapat mencapai keunggulan
kompetitif di pasar dan dengan tujuan agar perusahaan kita tidak tersubtitusi dengan pesaing.
Setelah berhasil meraih keunggulan kompetitif di pasar tentunya perusahaan harus
memikirkan bagaimana cara untuk mempertahankan kompetensi inti dari perusahaan dan
tentunya memanfaatkan berbagai peluang untuk mengembangkan produk atau jasa dari
perusahaan tersebut dengan memanfaatkan aliran teknologi yang dimiliki perusahaan, sumber
daya yang dimiliki perusahaan dan yang pasti hal-hal ini bertujuan untuk menyebarkan nilai
manfaat bagi pelanggan. Dari ketiga bahasan diatas juga menekankan bagaimana agar produk
atau jasa kita tidak dapat ditiru atau memiliki keunikan tersendiri sehingga pesaing tidak bisa
meniru produk/jasa dari perusahaan kita atau mungkin pesaing dapat meniru namun tidak
akan sama dan mahal untuk ditiru. Dan peran atasan disini tentunya sangat penting untuk
mengontrol sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, kerja sama tentunya sangat
dipentingkan disini. Salah satu hal penting agar dapat mencapai keunggulan kompetitif yaitu
sumber daya perusahaan, keunggulan kompetitif yang berkelanjutan berasal dari sumber daya
dan kemampuan kontrol perusahaan yang berharga, langka, tidak sempurna tak ada
bandingannya, dan tidak dapat tergantikan. Sumber daya dan kemampuan ini dapat dilihat
sebagai bundel aset berwujud dan tidak berwujud, termasuk keterampilan manajemen
perusahaan, proses dan rutinitas organisasinya, serta informasi dan pengetahuan yang
dikendalikannya.

Anda mungkin juga menyukai