Anda di halaman 1dari 106

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

PT. SEMEN TONASA


PANGKEP, SULAWESI SELATAN

“ANALISA MUTU KLINKER EKSPOR”

Dibuat dan Disusun dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Menyelesaikan Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar

Disusun Oleh:

ACHMAD FAUZAN ALIE 206174

NUR INDAH AWALIAH 206320

SRI ANUGRAH ABIRUSNA 206369

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR
2024

[Document title] saharuddin sosang


LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
NO: 1012/TNS/HC-QA/02/2024

PT. Semen Tonasa menerangkan bahwa siswa yang bernama di bawah ini:

Nama : Achmad Fauzan Alie (206174)


Nur Indah Awaliah (206320)
Sri Anugrah Abirusna (206369)
Jurusan : Analis Kimia
Sekolah : SMK SMAK Makassar

Telah melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Industri di PT. Semen Tonasa pada
Unit of Quality Assurance terhitung dari tanggal 01 Desember 2023 s/d 31 Maret
2024 dengan lembar pengesahan pembimbing terlampir.

Demikian kami sampaikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pangkep, 01 Maret 2024

Disahkan Oleh:
Unit of HC Operational Mengetahui,

Widya Kurniasari Rahim Chandra Irawan Sale


Senior Manager Training & KM Officer

i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN

Yang bertandatangan di bawah ini menerangkan :

Nama : Achmad Fauzan Alie (206174)


Nur Indah Awaliah (206320)
Sri Anugrah Abirusna (206369)
Jurusan : Analis Kimia
Sekolah : SMK SMAK Makassar

Telah menyelesaikan Praktek Kerja Industri (Prakerin) sesuai di PT. Semen


Tonasa pada Unit of Quality Assurance terhitung dari tanggal 01 Desember 2023
s/d 31 Maret 2024, dengan lembar pengesahan pembimbing terlampir.

Demikian kami sampaikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pangkep, 01 Maret 2024

Mengetahui, Pembimbing,

Yulianto Prayoga, S.T. Yuliana Wulandari, A.Md.


Senior Manager Quality Assurance Manager of Unit JMP

ii
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini dibuat dan disusun sebagai syarat
guna menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK
Makassar.

Nama : Achmad Fauzan Alie (206174)


Nur Indah Awaliah (206320)
Sri Anugrah Abirusna (206369)

Tempat Prakerin : PT. Semen Tonasa

Laporan ini telah diterima oleh Kepala SMK SMAK Makassar, pada hari Rabu
tanggal 01 Maret 2024.

Makassar, 01 Maret 2024

Kepala SMK SMAK Makassar

Drs. Bakhtiar Rahmani, M.Si


NIP. 19681231 199303 1 035

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

berkat dan kasih-Nya sehingga kegiatan Praktek Kerja Industri di PT. Semen

Tonasa dapat berjalan dengan lancar dan terlaksana dengan baik, terlebih karena

penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Industri di PT. Semen

Tonasa. Prakerin ini dilaksanakan di PT. Semen Tonasa pada Unit of Quality

Assurance terhitung mulai tanggal 01 Desember 2023 – 31 Maret 2024.

Adapun penyusunan laporan Praktek Kerja Industri ini bertujuan untuk

mengevaluasi hasil pengamatan lapangan yang dilakukan di PT. Semen Tonasa.

Diharapkan kegiatan Praktek Kerja Industri ini dapat menjadi wadah untuk

menambah pengalaman dan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah penulis

peroleh di sekolah, sehingga dapat menjadi bekal penulis sebelum memasuki

dunia kerja.

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri hingga penulisan laporan ini,

penulis banyak mendapatkan dorongan, bantuan serta bimbingan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang Tua tercinta yang senantiasa memanjatkan doa dan senantiasa

mendukung, sehingga Praktek Kerja Industri ini dapat berjalan dengan

lancar.

2. Bapak Asruddin S.E., selaku Presiden Direktur PT. Semen Tonasa.

3. Bapak Arifin Noor , Selaku GM of Human Capital & General PT.

Semen Tonasa.
iv
4. Ibu Widya Kurniasari Rahim selaku Senior Manager of HC Operational

PT. Semen Tonasa.

5. Bapak Drs. Bakhtiar Rahmani, M.Si., selaku Kepala SMK SMAK Makassar.

6. Bapak Yulianto Prayoga, S.T., selaku Senior Manager Quality Assurance

(QA).

7. Bapak Chandra Irawan Sale selaku Training & KM Office PT. Semen

Tonasa.

8. Ibu Yuliana Wulandari, A.Md., selaku Manager of Product Quality

Assurance (QA) sekaligus pembimbing Praktek Kerja Industri PT. Semen

Tonasa.

9. Ibu Yenni Kasim, S.T., selaku Manager of Material Quality Assurance (QA).

10. Bapak Temmalegga S.T., selaku Manager of Cement Aplication And

Technical Service Quality Assurance (QA).

11. Bapak Maylton Sumomba S.T., selaku Spv of Physical Laboratory, Bapak

Wiryanto Somalinggi A.Md., selaku Analyst of X-Ray Laboratory, Ibu

Andini Umiati S.Si selaku Analyst of Chemical Laboratory sekaligus

sebagai asisten pembimbing Praktek Kerja Industri yang sangat banyak

membantu baik di lapangan hingga proses pengerjaan laporan ini.

12. Seluruh pegawai Unit of Quality Assurance (QA) yang telah mendampingi

dan berbagi ilmu selama menjalani Prakerin di PT. Semen Tonasa.

13. Saudara Achmad Fauzan Alie, Saudari Nur Indah Awaliah, dan Saudari Sri

Anugrah Abirusna selaku rekan praktek kerja industri selama 4 (empat)

bulan di Laboratorium Quality Assurance (QA).


v
14. Serta semua pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu selama pelaksanaan Prakerin di PT. Semen Tonasa.

15. Teman-teman seperjuangan Barium Angkatan 56 SMK SMAK Makassar

yang juga banyak mensupport kegiatan belajar selama 4 Tahun belakangan

ini, hingga akhir penyusunan Laporan Prakerin

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari

materi ataupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan

dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi. Atas dukungan

dan perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Pangkep, Maret 2024

vi
Tim Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN ii


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING iii
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBARxii
DAFTAR GRAFIK xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
D. Manfaat 4
1. Bagi Sekolah 4
2. Bagi Industri 4
3. Bagi Siswa 4
BAB II GAMBARAN UMUM PT. SEMEN TONASA 5
A. Sejarah PT. Semen Tonasa 5
B. Pabrik PT. Semen Tonasa 6
1. Pabrik Semen Tonasa Unit 1 6
2. Pabrik Semen Tonasa Unit II 7
3. Pabrik Semen Tonasa Unit III 7
4. Pabrik Semen Tonasa Unit IV 8
5. Pabrik Semen Tonasa Unit V 8
vii
C. Visi dan Misi PT. Semen Tonasa 9
1. Visi 9
2. Misi 9
D. Struktur Organisasi Perusahaan 9
E. Quality Assurance 10
1. Seksi Jaminan Mutu Produk 11
F. Produk Semen PT. Semen Tonasa 12
1. Ordinary Portland Cement (OPC) 12
2. Portland Composite Cement (PCC) 13
3. Portland Pozzolan Cement (PPC) 14
G. Alur Proses Pembuatan Semen di PT. Semen Tonasa 15
1. Quarry 15
2. Crushing (Pemecahan) 16
3. Storage (Penyimpanan) 16
4. Raw Mill (Penggilingan/Homogenisasi) 17
5. Kiln (Pemanasan dan Pembakaran) 17
6. Cement Mill (Penggilingan Klinker) 18
7. Packing Plant (Pengantongan Semen) 18
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 19
A. Klinker 20
B. C2S dan C3S 24
C. Alite Belit 26
D. Semen 28
1. Sejarah dan Perkembangan Semen 29
2. Definisi Semen 30
3. Jenis Semen Portland 30
4. Tipe Semen Portland 32
5. Komponen Penyusun Semen 35
6. Fungsi Senyawa dalam Semen 37
E. Pengujian Klinker 42
viii
1. Uji Kimia 42
2. Uji XRF dan XRD 43
3. Uji Fisika 45

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 48


A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 48
B. Pembuatan Semen 48
C. Metode Analisis Pengujian Kimia 49
1. Loss On Ignition (LOI) 49
2. Bagian Tak Larut (BTL)49
3. Sulfur Trioksida (SO3) 51
4. Pengujian Oksida menggunakan XRF 52
5. Pengujian Mineral menggunakan XRD 53
D. Metode Analisis Pengujian Fisika 55
1. Kehalusan (Blaine dan Residu) 55
2. Kuat Tekan 56
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 59
A. Hasil 59
1. Pembuatan Semen 59
2. Pengujian Kimia 59
4. Pengujian Fisika 59
4. Pengujian XRF dan XRD 60
B. Pembahasan 60
1. Pembuatan Semen 60
2. Pengujian Kimia 61
3. Pengujian XRF 64
4. Pengujian XRD 66
5. Pengujian Fisika 67
BAB VI PENUTUP 69
A. Kesimpulan 69

ix
B. Saran 69
DAFTAR PUSTAKA 71
LAMPIRAN 73
RIWAYAT HIDUP PENULIS 84

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sejarah Perkembangan Semen 28


Tabel 2. Karakteristik Kimia Semen Komposit Berdasarkan SNI 7064-2022
31
Tabel 3. Karakteristik Fisika Semen Kompoisit Berdasarkan SNI 7064-2022
31
Tabel 4. Karakteristik Kimia Semen Pozzolan Berdasarkan SNI 0302-2014
32
Tabel 5. Karakteristik Fisika Semen Pozzolan Berdasarkan SNI 0302-2014
32
Tabel 6. Karakteristik Kimia Semen Portland Berdasarkan SNI 2049-2022 34
Tabel 7. Karakteristik Fisika Semen Portland Berdasarkan SNI 2049-2022 34
Tabel 8. Proporsi pembuatan semen OPC 59
Tabel 9. Hasil Pengujian Kimia 59
Tabel 10. Hasil Pengujian Fisika 59
Tabel 11. Hasil Pengujian XRD dan XRF 60

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Lokasi PT. Semen Tonasa, Pangkep 5


Gambar 2. Kapasitas Produksi Pabrik PT. Semen Tonasa 6
Gambar 3. Pabrik Semen Tonasa II 7
Gambar 4. Pabrik Semen Tonasa III 7
Gambar 5. Pabrik Semen Tonasa IV 8
Gambar 6. Pabrik Semen Tonasa V 8
Gambar 7. Struktur Organisasi PT. Semen Tonasa 9
Gambar 8. Laboratorium Quality Assurance 11
Gambar 9. Ordinary Portland Cement (OPC) 13
Gambar 10. Portland Composite Cement (PCC) 13
Gambar 11. Portland Pozzolan Cement (PPC) 14
Gambar 12. Alur Proses Produksi Semen 15
Gambar 13. Material Pembuatan Semen 15
Gambar 14. Quarry 16
Gambar 15. Crushing (Pemecahan) 16
Gambar 16. Storage (Penyimpanan) 17
Gambar 17. Raw Mill (Penggilingan/Homogenisasi)17
Gambar 18. Kiln (Pemanasan dan Pembakaran) 18
Gambar 19. Cement Mill (Penggilingan Klinker) 18
Gambar 20. Packing Plant (Penggantongan Semen) 19
Gambar 21. Sebaran Packing Plant PT. Semen Tonasa 19
Gambar 22. Klinker 20
Gambar 23. Cementum 28
Gambar 24. XRF 44
Gambar 25. XRD 45

xii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Analisa Kimia 61


Grafik 2. Analisa XRF 64
Grafik 3. Analisa XRD 65
Grafik 4. Analisa Blaine 67
Grafik 5. Kuat Tekan 68

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan 73
Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian 76
Lampiran 3. Daftar Hadir Praktek Kerja Industri (Prakerin) 82
Lampiran 4. Laporan Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) 83

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus
dipenuhi, yang mempunyai tujuan lebih tinggi dari sekedar untuk hidup.
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting oleh kemajuan suatu bangsa.
Oleh karena itu, Pendidikan harus terus menerus diperbaiki baik dari segi kualitas
maupun kuantitasnya. Pergerakan pembangunan, ilmu pengetahuan dan teknologi
yang pesat sekarang ini, memacu adanya kesadaran diri dalam mempersiapkan
dan menerima perubahan-perubahan yang terjadi akibat kemajuan dan
perkembangan tersebut. Dalam masa persaingan yang sedemikian ketat sekarang
ini, menyadarkan bahwa sumber daya manusia merupakan model utama dalam
suatu usaha, maka kualitas tenaga kerja harus dikembangkan dengan baik.
Pelatihan Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian dari pembelajaran
akademik yang dilalui oleh siswa agar bisa meningkatkan kemampuannya
menjadi seorang tenaga kerja. Kegiatan ini diharapkan nantinya mampu untuk
mengembangkan serta meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa. Terutama
dengan tujuan untuk menjadikan siswa sebagai calon tenaga kerja yang
berkualitas dan bisa bersaing di dalam industri. Siswa bisa mempersiapkan
dirinya dengan baik, termasuk dari segi kemampuan, keterampilan, pengalaman,
dan pengetahuan yang dimiliki. PKL dilaksanakan untuk membantu
menghubungkan antara dunia pendidikan dengan dunia industri untuk saling
mendukung kemajuannya. Terutama dari pengalaman yang didapatkan oleh siswa
selama menjalani masa PKL.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia
yang memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya
dapat mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan SMK

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 1
itu sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan siswa sehingga dapat
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan
mengembangkan sikap profesional.
Analis Kimia merupakan ilmu pengetahuan di bidang analisis kimia yang
mempelajari tentang proses pengukuran komponen kimia dari suatu sampel untuk
menentukan komposisi, konsentrasi, dan kuantitas zat-zat yang terkandung di
dalamnya. Jurusan ini menekankan pada pengembangan dan aplikasi metode
analisis kimia yang akurat dan tepat sasaran, serta mempersiapkan lulusannya
menjadi analis kimia di industri atau di laboratorium riset. Sehingga diharapkan
dengan adanya Praktek Kerja Industri ini, siswa dapat terlibat secara langsung di
dunia kerja sehingga dapat memahami dan mengapikasikan teori serta
pengetahuan yang didapatkannya pada bangku sekolah.
Dalam ilmu kimia dijelaskan mengenai sistem produksi dan pengujian suatu
material maupun pengecekan suatu produk. Hal tersebut membuat para siswa
dapat mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi proses pengolahan dan
pembuatan semen. Dalam menjaga dan meningkatkan kualitas, industri semen
menggunakan dua teknik yaitu teknik pengendalian mutu (Quality Control) dan
teknik penjaminan mutu (Quality Assurance).
Quality Assurance menjamin kualitas produk yang dihasilkan dan
memastikan proses pembuatan produk tersebut sesuai dengan standar persyaratan
yang telah ditentukan. Pada unit ini berperan dalam melakukan serangkaian uji
laboratorium untuk memastikan kualitas bahan mentah, bahan bakar dan produk
jadi sehingga dapat benar-benar memenuhi target. Pemahaman lebih akan hal
tersebut dapat dilakukan dengan melakukan salah satu pembelajaran di luar
sekolah, yaitu melalui program Praktek Kerja Industri (Prakerin) di PT. Semen
Tonasa.
Permintaan global untuk klinker terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan industri konstruksi. Pada tahun 2023 permintaan global untuk
klinker diperkirakan mencapai 4,5 miliar ton dan mutu klinker merupakan faktor

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 2
penting untuk menentukan daya saing klinker di pasar global. Klinker dengan
mutu yang tinggi akan lebih diminati oleh pembeli dan dapat dijual dengan harga
yang lebih tinggi. Setiap negara memiliki standar mutu klinker sendiri, Standar
mutu klinker ini biasanya ditetapkan oleh lembaga standardisasi nasional.
Dalam industri pembuatan semen, Klinker merupakan bahan utama dalam
pembuatan semen yang berupa bahan padat yang dihasilkan dari proses
pembakaran dalam kiln membentuk butiran-butiran atau nodul, biasanya diameter
3-25 mm. Objek klinker dipilih karena produk klinker merupakan bahan utama
dalam produk semen dimana klinker yang sesuai spesifikasi akan menuju
finishmill untuk diproses lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang di atas, agar hasil produksi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan oleh perusahaan maka permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas klinker PT Semen Tonasa yang
dihasilkan pada proses produksi bisa dipasarkan dan diekspor ke berbagai negara
seperti Australia, Fiji, Taiwan dan China, serta untuk mengetahui parameter apa
saja yang berpengaruh terhadap kualitas klinker, penelitan ini didasarkan pada
pengujian klinker dari laboratory Quality Assurance PT Semen Tonasa Oleh
karena itu penulis mengangkat judul penelitian “Analisa Mutu Klinker Ekspor”

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin dituntaskan dalam pelaksanaan
praktek kerja industri ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kualitas mutu klinker ekspor yang dihasilkan pada proses
produksi di PT Semen Tonasa sebagai produk akhir sesuai SLA?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktek kerja industri
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memastikan kualitas mutu klinker ekspor sesuai SLA dan untuk
mengetahui kualitas klinker yang dijual sebagai produk akhir di PT Semen
Tonasa

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 3
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapakan dari pelaksanaan praktek kerja industri
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
a. Sebagai bahan referensi dan menambah ilmu serta informasi mengenai
pengembangan maupun proses serta metode analisa mutu klinker
dilaboratorium
b. Terjalinnya kerjasama dan hubungan yang baik antara sekolah dengan
perusahaan tempat siswa melakukan Praktek Kerja Industri.
c. Sekolah dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman
Praktek Kerja Industri.
d. Sekolah akan menjadi lebih dikenal di dunia industri
2. Bagi Industri
a. Hasil analisis dan penelitian yang dilakukan dapat menjadi bahan masukan
bagi industri untuk menentukan kebijakan.
b. Terjalinnya kerjasama/hubungan baik antara sekolah dengan perusahaan
c. Memperkuat kontrol kualitas dan memastikan kepatuhan terhadap standar
serta membantu industri memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan
standar mutu.
3. Bagi Siswa
a. Sebagai wadah penerapan teori dan pengetahuan yang diperoleh di bangku
sekolah sebelum memasuki dunia kerja
b. Sebagai wadah pengembangan pola pikir dan kreatifitas penerapan teori
dalam melakukan analisis di laboratorium
c. Sebagai wadah persiapan dan pembelajaran serta memperoleh pengetahuan
akan dunia kerja pada instansi, lembaga ataupun perusahaan tempat
melakukan Prakerin
d. Sebagai wadah dalam mencari ilmu dan memperluas pengetahuan tentang
proses penerapan teknologi dari lapangan kerja yang sebenarnya.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 4
BAB II
GAMBARAN UMUM PT SEMEN TONASA

A. Sejarah PT. Semen Tonasa


PT. Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan Timur
Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan
Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar. Perseroan
yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per-tahun ini, mempunyai
empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, III, IV dan V. Keempat unit pabrik
tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000
ton semen per-tahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen per-tahun untuk
Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V.
PT. Semen Tonasa mulai didirikan berdasarkan TAP MPRS RI
No.II/MPRS/1960, tanggal 5 Desember 1960 tentang pola pembangunan Nasional
Semesta berencana tahapan 1961 - 1969. PT. Semen Tonasa memiliki kapasitas
terpasang 5.980.000 ton semen per-tahun, mempunyai 5 unit pabrik, yaitu Tonasa
I, Tonasa II, Tonasa III, Tonasa IV, dan Tonasa V.
Berdasarkan Anggaran Dasar, perseroan merupakan produsen semen di
Indonesia yang telah memproduksi serta menjual semen di dalam negeri dan
mancanegara sejak tahun 1968. Proses produksi bermula dari kegiatan
penambangan tanah liat dan batu kapur di kawasan tambang tanah liat dan
pegunungan batu kapur sekitar pabrik hingga pengantongan semen sak di packing
plant.

Gambar 1. Peta Lokasi PT. Semen Tonasa, Pangkep

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 5
Lokasi pabrik yang berada di Sulawesi Selatan merupakan daerah strategis
untuk mengisi kebutuhan semen di daerah Indonesia Bagian Timur. Dengan
didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh sembilan unit
pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah
menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut. unit
pengantongan semen berlokasi di Palu, Banjarmasin, Bitung, Kendari, Ambon
dan Mamuju dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per-tahun serta
di Makassar, Bali, dan Samarinda dengan kapasitas masing-masing 600.000 ton
semen per-tahun.

B. Pabrik PT. Semen Tonasa

KAPASITAS PRODUKSI
Total kapasitas terpasang 5.980.000 ton/th
Kemampuan produksi semen dapat mencapai 7 juta ton/thn

Gambar 2. Kapasitas Produksi Pabrik PT. Semen Tonasa

1. Pabrik PT. Semen Tonasa I


Pabrik Semen Tonasa I berlokasi di desa Tonasa, Kec. Balocci, Kab.
Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Pabrik Semen Tonasa I didirikan
berdasarkan TAP MPRS RI No. II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960 tentang
pola pembangunan nasional semesta berencana tahapan 1961-1969. Pabrik
Tonasa unit I mulai beroperasi pada tahun 1968 dengan kapasitas 120.000 metrik
ton semen per-tahun dengan proses basah. Tetapi pabrik unit I ini hanya

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 6
beroperasi sampai tahun 1984 atas pertimbangan bahwa metode basah tidak
ekonomis.
2. Pabrik PT. Semen Tonasa II

Gambar 3. Pabrik Semen Tonasa II

Pabrik Semen Tonasa II yang berlokasi di desa Biringere, Kec. Bungoro,


Kab. Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan, yang berjarak 64 km dari Pabrik Semen
Tonasa Unit I, yang didirikan berdasarkan persetujuan Bappenas No. 023/XL-
LC/B.V/76 dan No.2854/D.I/IX/76, tanggal 2 September 1976. Proyek
pembangunan pabrik semen tonasa II secara resmi dimulai tanggal 20 Oktober
1976 dan selesai pada tanggal 15 Desember 1979, yang diresmikan oleh Bapak
Presiden Soeharto pada tanggal 28 Februari 1980.
3. Pabrik PT. Semen Tonasa III
Pabrik Semen Tonasa III yang berlokasi sama dengan pabrik Semen
Tonasa II, yang dibangun berdasarkan persetujuan Bappenas No. 32 XC-
LC/B.V/1981. Proyek pembangunan dimulai pada tanggal 09 Januari 1982 dan
selesai pada tanggal 3 April 1985, yang diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto
didampingi Perdana Menteri Lee Kwan Yew dari Singapura. Kapasitas produksi
pabrik Semen Tonasa III adalah 590.000 ton per-tahun, kerjamasa antara
pemerintah Indonesia dengan Jerman Barat. Proses yang digunakan yaitu proses
kering.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 7
Gambar 4. Pabrik Semen Tonasa III

4. Pabrik PT. Semen Tonasa IV


Pabrik Semen Tonasa IV yang berlokasi sama dengan pabrik Semen
Tonasa II dan III yang dibangun berdasarkan Surat Menteri Muda Perindustrian
No. 182/MPP-IX/1990 tanggal 2 Oktober 1990 dan Surat Menteri Keuangan RI
No.1549/MK.013/1990 tanggal 29 November 1990.
Tonasa unit IV dikerjakan secara swakelola oleh PT. Semen Tonasa
dibantu oleh PT. Rekayasa Industri sebagai konsultan. Diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada tanggal 10 September 1996. Proses yang digunakan adalah proses
kering dengan kapasitas produksi 2.300.000 ton per-tahun.

Gambar 5. Pabrik Semen Tonasa IV

5. Pabrik PT. Semen Tonasa V


Pabrik Semen Tonasa V yang berlokasi sama dengan pabrik Semen
Tonasa II, III dan IV yang dibangun pada tahun 2009 dan diresmikan oleh
Presiden RI, Bapak Susilo Bambang Yudhotono pada tanggal 19 Februari 2014
bersamaan dengan diresmikannya pembangkit listrik Boiler Turbin Generator
berkapasitas 2 x 35 MW. Proses yang digunakan adalah proses kering dengan
kapasitas produksi 2.500.000 ton per-tahun.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 8
Gambar 6. Pabrik Semen Tonasa V

C. Visi dan Misi PT. Semen Tonasa


1. Visi
Menjadi perusahaan persemenan terkemuka yang efisien dan berwawasan
lingkungan di Indonesia.

2. Misi
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Semen Tonasa
mengembangkan beberapa misi, yaitu:
a. Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan stakeholder.
b. Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan
kualitas dan harga bersaing serta penyerahan tepat waktu.
c. Senantiasa berupaya melakukan improvement di segala bidang, guna
meningkatkan daya saing di pasar dan produktivitas perusahaan.
d. Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan motivasi
karyawan untuk bekerja secara profesional.
D. Struktur Organisasi Perusahaan

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 9
Laporan Praktek Kerja Industri 2024
Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 10
Gambar 7. Struktur Organisasi PT. Semen Tonasa

Kelancaran dan kontinuitas operasional suatu pabrik merupakan hal


penting dan menjadi tujuan utama setiap perusahaan. Organisasi di PT. Semen
Tonasa disusun sebagaimana layaknya badan usaha yang bergerak dalam bidang
industri dan perdagangan, khususnya pabrik semen, yang membagi unit-unit
organisasi secara fungsional dengan tidak terlepas dari sistem yang dianjurkan
dalam ISO (International Standard Organization). Struktur organisasi memberi
wewenang kepada setiap bagian perusahaan untuk melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya, juga kepada bagian di mana suatu perusahaan
bertanggung jawab langsung.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 11
E. Quality Assurance (QA)

Gambar 8. Laboratorium Quality Assurance

Mutu adalah pemenuhan persyaratan dengan meminimkan kerusakan yang


timbul atau dengan kata lain kepatuhan terhadap standar dan keinginan pelanggan
sehingga memenuhi kepuasan pelanggan (Sukorini, dkk, 2010). Pemantapan mutu
laboratorium merupakan suatu peralatan mutu yang digunakan untuk melakukan
pengawasan mutu dengan menggunakan konsep pengawasan proses statistik
(statistical process control). Pengawasan proses dengan statistic adalah sebuah
cara yang memungkinkan operator menentukan apakah suatu proses sedang
berproduksi, dan mungkin terus berproduksi keluaran yang sesuai. Sedangkan
jaminan mutu adalah suatu sistem manajemen yang dirancang untuk mengawasi
kegiatan-kegiatan pada seluruh tahap (desain produk: produksi, penyerahan
produk serta layanan), guna mencegah adanya masalah-masalah kualitas dan
memastikan bahwa hanya produk yang memenuhi syarat yang sampai ke tangan
pelanggan (Faure & Faure, 1999).
Quality Assurance adalah mengukur kinerja pada tiap tahap siklus tes
laboratorium. Jadi, QA merupakan pengamatan keseluruhan
input-proses-output/outcome, dan menjamin pelayanan dalam kualitas tinggi dan
memenuhi kepuasan pelanggan. Tujuan QA adalah untuk mengembangkan
produksi hasil yang dapat diterima secara konsisten, jadi lebih berfungsi untuk
mencegah kesalahan terjadi (antisipasi error). Dengan kata lain, Pemantapan

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 12
Mutu adalah semua rencana dan tindakan sistematis yang diperlukan untuk
menyediakan 5keyakinan yang cukup sehingga pelayanan laboratorium
memuaskan dan memenuhi keberterimaan standard mutu dengan tingkat
kepercayaan yang diinginkan.
Pada dasarnya Quality Assurance (QA) adalah suatu proses pembuatan yang
menjamin bahwa produk atau layanan dapat memenuhi persyaratan sesuai dengan
desain mutu yang memuat pernyataan bahwa produsen (lembaga) menjamin
produk atau jasa yang telah dikeluarkan. Sehingga penjaminan mutu dan kualitas
lembaga lebih diutamakan untuk memperoleh kepercayaan masyarakat.
Di PT Semen Tonasa terdapat satu laboratorium yaitu laboratorium Quality
Assurance yang terdiri atas 3 seksi yaitu:
a. Seksi Pengujian Bahan Baku
b. Seksi Jaminan Mutu Produk
c. Seksi Aplikasi Semen dan Pelayanan Teknis
1. Seksi Jaminan Mutu Produk
Pada seksi ini berfokus pada proses mutu produk yang sudah terjamin
kualitasnya. Pada seksi ini terdapat 3 jenis pengujian, yakni pengujian secara
kimia, fisika, dan X-Ray. Parameter untuk pengujian kimia yakni Loss On
Ignition (LOI), Bagian Tak Larut (BTL), Sulfur Trioksida (SO3), CaO Bebas
(Free Lime), Pengujian oksida dengan X-Ray yang meliputi SiO 2, Al2O3, Fe2O3,
CaO, MgO, dan Total Alkali. Parameter untuk pengujian fisika yakni Pengujian
Kehalusan yang terdiri dari uji blaine dan residu, Pengujian Kuat Tekan,
Pengujian Setting Time, Pengujian False Set, Pengujian Normal Consistency,
Pengujian Autoclave, dan Pengujian Specific Gravity.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 13
F. Produk Semen PT. Semen Tonasa

1. Ordinary Portland Cement (OPC)

Gambar 9. Ordinary Portland Cement (OPC)

Semen Portland jenis I adalah semen hidrolis yang dibuat dengan


menggiling klinker semen dan gipsum. Semen Portland jenis I produksi perseroan
memenuhi persyaratan SNI 2049-2022 jenis I dan ASTM C150-2004 tipe I.
Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang
tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus) seperti: bangunan bertingkat tinggi,
perumahan, jembatan dan jalan raya, landasan bandar udara, beton pratekan,
bendungan/saluran irigasi, elemen bangunan seperti genteng, hollow,
brick/batako, paving block, buis beton, roster dan lain-lain.

2. Portland Composite Cement (PCC)

Gambar 10. Portland Composite Cement (PCC)

Semen Portland Komposit adalah bahan peningkat hidrolis hasil


penggilingan bersama klinker semen portland dan gipsum dengan satu atau lebih

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 14
bahan anorganik, atau hasil pencampuran bubuk semen portland dengan bubuk
bahan anorganik lain.
Semen Portland Komposit produksi PT. Semen Tonasa memenuhi
persyaratan SNI 7064-2022. Kegunaan semen jenis ini diperuntukkan untuk
kontruksi beton umum, pasangan batu bata, pelesteran dan acian, selokan, jalan,
pagar dinding, dan lain sebagainya.

3. Portland Pozzolan Cement (PPC)

Gambar 11. Portland Pozzolan Cement (PPC)

Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran
homogen antara semen portland dan pozzolan halus yang diproduksi dengan
menggiling klinker semen portland dan pozzolan bersama-sama atau mencampur
secara rata bubuk semen portland dan pozzolan atau gabungan antara menggiling
dan mencampur, dimana kadar pozzolan 15% - 40% massa semen portland
pozzolan.
Semen Portland Pozzolan produksi PT. Semen Tonasa memenuhi
persyaratan SNI 0302-2014. Semen jenis ini ideal untuk bangunan bertingkat (2-3
lantai), konstruksi beton umum, konstruksi beton massa seperti pondasi plat
penuh dan bendungan, konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa)
dan bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif, serta konstruksi bangunan
yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan,
dan penampungan air.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 15
G. Alur Proses Pembuatan Semen di PT. Semen Tonasa

Gambar 12. Alur Proses Produksi Semen

Gambar 13. Material Pembuatan Semen

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 16
1. Quarry

Gambar 14. Quarry

Pembuatan semen menggunakan bahan baku utama batu kapur dan tanah
liat yang diambil dari proses penambangan di Quarry milik Perseroan.
Penambangan batu kapur dilakukan dengan cara peledakan dan Surface Minner,
sedangkan untuk memperoleh tanah liat dilakukan dengan cara pengerukan.
Selanjutnya batu kapur dan tanah liat diangkut ke Crusher dengan Dump Truck.

2. Crushing (Pemecahan)

Gambar 15. Crushing (Pemecahan)

Batu kapur yang berasal dari quarry mengalami dua tahap proses
penghancuran, yakni dengan primary crusher dan secondary crusher. Batu kapur
yang keluar dari primary crusher berukuran lebih kecil dari 125 mm dan setelah
melawati secondary crusher berukuran lebih kecil dari 80 mm. Selain itu, material
batu kapur dan tanah liat yang telah dihancurkan dicampur dalam mix crusher
selanjutnya ditampung dalam mix pile strorage.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 17
3. Storage (Penyimpanan)

Gambar 16. Storage (Penyimpanan)

Bahan baku yang didapat dari proses penambangan (batu kapur dan tanah
liat) akan ditampung di dalam storage untuk selanjutnya dilakukan proses
prehomogenisasi yang disebut reclaimer. Proses prehomogenisasi di reclaimer
adalah proses yang sangat penting untuk menjamin kualitas dari produk yang
dihasilkan baik dari raw meal hingga produk akhir, yaitu semen.

4. Raw Mill (Penggilingan/Homogenisasi)

Gambar 17. Raw Mill (Penggilingan/Homogenisasi)

Di dalam Raw Mill semua material yang diumpankan mengalami proses


penggilingan material-material yang sangat halus (berbentuk tepung baku). Di
samping mengalami proses penggilingan, material yang ada di Raw Mill juga
mengalami proses pengeringan (karena adanya kontak langsung dengan gas tinggi
yang keluar dari tanur bakar) sampai kandungan airnya maksimal 1%. Material
tepung yang keluar dari Raw Mill ditampung di dalam Blending Silo dan

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 18
mengalami proses homogenisasi sebelum diumpankan ke dalam tanur (rotary
kiln). Material tepung (raw meal) yang keluar dari Blending Silo dan siap untuk
diumpan ke dalam tanur bakar (kiln) disebut kiln feed.

5. Kiln (Pemanasan dan Pembakaran)

Gambar 18. Kiln (Pemanasan dan Pembakaran)

Kiln feed mula-mula mengalami pemanasan awal pada preheater yang


dilengkapi calsiner sehingga Kiln Feed mengalami proses kalsinasi antara 85-95%
di dalam kedua kalsiner tersebut. Setelah mengalami proses kalsinasi (pelepasan
CO2), material akan melewati masa transisi (reaksi antara oksida-oksida penyusun
senyawa klinker) kemudian dilanjutkan dengan proses klinkernisasi (perubahan
fase d ari padat ke fase cair untuk membentuk senyawa-senyawa klinker yang
lebih lanjut).

6. Cement Mill (Penggilingan Klinker)

Gambar 19. Cement Mill (Penggilingan Klinker)

Bersama-sama dengan sejumlah gipsum, terak lalu digiling dalam finish

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 19
mill menjadi semen. Semen hasil penggilingan kemudian disimpan ke dalam silo
semen pada suhu 800C. Semen di dalam silo siap untuk dikantongkan untuk
diangkut ke pelabuhan selanjutnya didistribusikan kepada konsumen.
Keluaran dari semen silo berupa semen curah sebagian dijual dalam bentuk
Semen Curah dengan alat transport berupa mobil kapsul, sebagian di transport ke
silo pantai di Pelabuhan Biringkassi. Semen Curah di Silo Pantai Pelabuhan
Biringkassi kemudian di transport ke Kapal Semen Curah untuk kemudian
didistribusikan ke packing plant PT. Semen Tonasa. Kemudian di kemas dalam
bentuk sak di packing plant dan kemudian dipasarkan.
7. Packing Plant (Pengantongan Semen)

Gambar 20. Packing Plant (Pengantongan Semen)

Packing plant adalah sebuah kombinasi mesin dari alat transport sampai ke
packer. Packer berfungsi untuk melakukan pembungkusan atau pengepakan
semen bungkus atau sak dan timbangan berat yang ditetapkan. Packer merupakan
unit terakhir dari proses produksi dari suatu pabrik semen dimana produk packer
yang telah dikemas berupa semen sak, 40 kg dan 50 kg.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 20
Gambar 21. Sebaran Packing Plant PT. Semen Tonasa

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 22. Klinker

A. Klinker

Klinker adalah sebuah material berbentuk padatan gumpalan kecil yang


sering digunakan sebagai bahan utama pengikat semen, yang merupakan material
nodular. Klinker ini memiliki ukuran yang sangat kecil, umumnya berukuran
sekitar 3 sampai 25 milimeter. Pada saat pembuatan semen yang memiliki bahan
baku utama batu gamping dan juga bahan aluminosilikat diantaranya tanah liat.
ada yang namanya proses kiln, Proses kiln sendiri merupakan proses pembakaran
semen. Ketika proses pembakaran itu, lapisan lempung atau tanah liat yang ada

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 21
disekitar gumpalan batubara akan mengeras karena adanya proses sintering dan
membentuk material baru, material itulah yang disebut dengan klinker.
Karena klinker memiliki tekstur yang tidak begitu halus, oleh karena itu
dalam penggunaannya klinker harus dihaluskan terlebih dahulu. Fungsi utama
klinker yaitu sebagai bahan pengikat semen, sehingga semen bisa menyatu.
Agar semen tidak cepat mengeras maka saat proses pembuatannya harus
ditambahkan sedikit gipsum dengan konsentrasi 5%. Reaksi hidrasi eksoterm
merupakan fase mineral yang sangat reaktif pada semen Portland. Oleh karena itu
bahan-bahannya bisa dikombinasi dengan bahan aktif lain. Penambahan bahan
yang dikombinasi ini memiliki tujuan agar dapat menghasilkan beragam jenis
semen.
Klinker dapat disimpan dalam jangka panjang namun harus dalam keadaan yang
benar-benar kering. Karena kebutuhan klinker untuk pembuatan semen sangat
besar sedangkan pabrik-pabrik semen tidak bisa mencukupi kebutuhan klinkernya
sendiri maka klinker ini diperjualbelikan secara internasional dalam jumlah besar.
Material klinker ini bisa disimpan dalam jangka waktu yang sangat
panjang namun harus dalam kondisi kering. Ketika proses penyimpanan yang
cukup lama itu kualitas klinker tidak menurun sama sekali. Material klinker
sendiri terdiri atas empat fase mineral yang didapat dari proses pemanasan batu
gamping dan tanah liat pada suhu yang sangat tinggi. Diantara fase mineral yang
diperoleh yaitu dua jenis kalsium silikat, Ca3A1 (trikalsium aluminat), Ca2Si
(Belit), CaSi (Alit), serta Ca4A1Fe (Kalsium Aluminoferit).
Bahan Baku Pembuatan Klinker
Berikut adalah bahan baku utama untuk pembuatan klinker:
1. Batu Kapur (Limestone)
a. Merupakan sumber kalsium oksida (CaO) utama, biasanya mengandung
sekitar 50-80% CaCO3.
b. Batu kapur yang digunakan harus memiliki kemurnian tinggi dan rendah
kandungan magnesium.exclamation
c. Jenis batu kapur yang umum digunakan:

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 22
- Kapur gamping
- Kapur batu
- Kapur dolomit
2. Tanah Liat (Clay)
a. Berfungsi sebagai sumber alumina (Al2O3) dan silikon dioksida (SiO2).
b. Tanah liat yang digunakan harus memiliki sifat plastis dan mudah
dibentuk.
3. Karakteristik Klinker
Klinker merupakan bahan baku utama dalam pembuatan semen. Berikut adalah
beberapa karakteristik klinker:
a. Bentuk dan Ukuran:
1) Berupa padatan dengan butiran kecil, diameter antara 3 mm hingga 25 mm.
2) Bentuk butiran tidak teratur, seperti bola, lonjong, atau pecahan.
3) Memiliki permukaan yang kasar dan berpori.
b. Komposisi Kimia:
1) Mengandung kalsium oksida (CaO) sebagai komponen utama, biasanya
sekitar 60-67%.
2) Komponen lain termasuk silikon dioksida (SiO2), aluminium oksida
(Al2O3), dan ferum oksida (Fe2O3).
3) Komposisi kimia klinker menentukan sifat dan kualitas semen yang
dihasilkan.
c. Sifat Fisik:
1) Berwarna abu-abu gelap atau kehitaman.
2) Memiliki massa jenis yang tinggi, sekitar 3.1-3.3 g/cm³.
3) Keras dan tahan terhadap abrasi.
4) Tidak larut dalam air.
d. Sifat Kimia:
1) Bersifat reaktif dengan air, menghasilkan reaksi eksotermis yang mengikat
material dan membentuk semen.
2) Waktu pengerasan klinker tergantung pada komposisi kimianya.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 23
4. Proses Pembuatan:
a. Klinker dibuat dengan membakar campuran batu kapur dan tanah liat pada
suhu tinggi (1450°C - 1500°C) di dalam kiln.
b. Proses pembakaran menghasilkan mineral baru yang disebut "aluminat"
dan "silikat".
c. Mineral ini kemudian digiling halus untuk menghasilkan semen.
5. Penggunaan:
a. Klinker digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan semen
portland.
b. Semen portland adalah bahan pengikat yang penting dalam konstruksi dan
infrastruktur.
6. Karakteristik Klinker Lainnya:
a. Klinker memiliki sifat pozzolanic, yang berarti dapat bereaksi dengan air
dan kapur tobermorite.
b. Klinker memiliki kandungan alkali yang rendah, sehingga tidak
menyebabkan korosi pada tulangan beton.
c. Klinker tahan terhadap sulfat, sehingga dapat digunakan di lingkungan
dengan kadar sulfat yang tinggi.
7. Kelebihan Klinker untuk Campuran Semen
Klinker merupakan bahan baku utama dalam pembuatan semen. Berikut
adalah beberapa kelebihan klinker untuk campuran semen:
a. Meningkatkan Kekuatan dan Keawetan:
1) Klinker memiliki kandungan kalsium oksida (CaO) yang tinggi, yang
merupakan bahan utama untuk mengikat agregat dalam campuran beton.
2) Klinker meningkatkan kekuatan tekan dan ketahanan beton terhadap
abrasi, cuaca, dan serangan kimia.
3) Beton yang menggunakan klinker memiliki masa pakai yang lebih panjang.
b. Mempercepat Waktu Pengerasan:
1) Klinker memiliki sifat reaktif dengan air, sehingga mempercepat waktu
pengerasan semen.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 24
2) Hal ini memungkinkan pekerjaan konstruksi selesai lebih cepat dan efisien.
c. Meningkatkan Ketahanan Air:
1) Klinker memiliki sifat kedap air, sehingga meningkatkan ketahanan beton
terhadap air dan kelembaban.
2) Beton yang menggunakan klinker lebih tahan terhadap retak dan kerusakan
akibat air.
d. Meningkatkan Ketahanan Api:
1) Klinker memiliki tingkat ketahanan api yang tinggi, sehingga
meningkatkan ketahanan beton terhadap api.
2) Beton yang menggunakan klinker tidak mudah terbakar dan dapat
membantu mencegah penyebaran api dalam suatu bangunan.
e. Meningkatkan Ketahanan terhadap Sulfat:
1) Klinker memiliki kandungan alkali yang rendah, sehingga meningkatkan
ketahanan beton terhadap sulfat.
2) Beton yang menggunakan klinker lebih tahan terhadap kerusakan akibat
sulfat yang terdapat di tanah atau air.
8. Kekurangan Klinker pada Pembuatan Semen
Klinker memang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan semen,
namun ada beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan:
a. Biaya:
1) Klinker merupakan bahan baku yang relatif mahal dibandingkan dengan
bahan lainnya seperti batu kapur dan tanah liat.
2) Biaya produksi klinker juga tinggi karena membutuhkan energi yang besar
untuk proses pembakaran.
b. Dampak Lingkungan:
1) Proses pembuatan klinker menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi,
seperti CO2.
2) Emisi ini berkontribusi terhadap perubahan iklim dan polusi udara.
c. Polusi:

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 25
1) Proses pembuatan klinker menghasilkan debu dan polutan lainnya yang
dapat mencemari lingkungan sekitar pabrik.
d. Konsumsi Energi:
1) Proses pembuatan klinker membutuhkan energi yang besar, terutama untuk
pembakaran.
2) Hal ini dapat menyebabkan konsumsi energi yang berlebihan dan
meningkatkan emisi karbon.

B. C2S dan C3S


C2S (Dicalcium Silicate) dan C3S (Tricalcium Silicate) merupakan dua
mineral utama yang terdiri dalam semen Portland. Masing-masing mineral
memiliki sifat dan reaktivitas yang berbeda, yang mempengaruhi pengembangan
kekuatan semen. C2S memiliki sifat yang stabil, tetapi reaktivitasnya lebih rendah
daripada
C3S. C2S mengandung tingkat pengotor yang sedikit lebih tinggi daripada C3S,
dan substitusi keseluruhan oksida dalam C2S adalah 4-6%, dengan sejumlah besar
Al2O3, Fe2O3 dan K2O
C3S merupakan mineral yang paling banyak di semen portland, sekitar 40-
70% dari berat semen, dan juga yang paling penting. Hidrasi C 3S memberikan
pasta semen sebagian besar kekuatannya, terutama pada masa-masa awal semen
mengeras. C3S murni dapat terbentuk dengan tiga struktur kristal yang berbeda,
dan mengandung sekitar 3-4% oksida selain CaO dan SiO2
C2S dan C3S berkontribusi untuk hampir semua sifat menguntungkan
dengan menghasilkan produk hidrasi utama, gel C-S-H. Namun, hidrat C 3S jauh
lebih cepat daripada C2S dan bertanggung jawab untuk pengembangan kekuatan

awal C2S (Dikalsium Silikat) dan C3S (Tricalcium Silikat) adalah dua mineral
utama dalam komposisi semen Portland. Berikut adalah perbedaan antara C 2S dan
C3S

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 26
1. Struktur kristal: Struktur kristal b-C2S tidak teratur, tetapi jauh lebih sedikit
daripada C3S. Ini menjelaskan reaktivitas C2S yang lebih rendah

2. Kontribusi kekuatan: C3S dan C2S berkontribusi untuk sifat menguntungkan


semen, yang terutama berupa produk hidrasi utama, gel C-S-H. Namun, hidrat
C3S jauh lebih cepat daripada C 2S dan dengan demikian bertanggung jawab
untuk pengembangan kekuatan awal

3. Tingkat pengotor: C2S mengandung tingkat pengotor yang sedikit lebih tinggi
daripada C3S

4. Reaktivitas: C3S sangat reaktif, sementara C2S lebih rendah

5. Energi internal: C3S memiliki energi internal yang tinggi, sehingga


menghasilkan reaktivitas yang tinggi

6. Komposisi klinker: C3S dalam klinker semen mengandung sekitar 3-4%


oksida selain CaO dan SiO2, sedangkan C2S mengandung tingkat pengotor
yang sedikit lebih tinggi

7. Perubahan komposisi: Reaksi kimia dari unsur C2S dan C3S dapat ditulis
sebagai 2C3S + 6H2O → (C3S2H3) + 3Ca(OH)2, dan 3C2S + 6H2O → (C3S2H3)
+ Ca(OH)2

8. Penggunaan: C3S dan C2S memiliki peran penting dalam pengembangan


kekuatan semen, dengan C3S yang lebih reaktif dan menghasilkan kekuatan
awal semen, sementara C2S menghasilkan kekuatan semen pada umur yang
lebih lama

C. Alite belit
Alite belit dalam klinker adalah sejenis mineral yang terdiri dari oksida
silikat dengan rumus kimia (Al2O3.3CaO.3SiO2.3). Alite belit merupakan
komponen utama dalam proses pembuatan semen Portland, dimana ia bertindak
sebagai pengganti dari klinker. Alite belit memiliki sifat keras, tahan api, dan
tahan lama, yang membuatnya cocok untuk digunakan dalam pembuatan semen

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 27
Alite belit dan alite belit dalam klinker adalah dua jenis mineral yang
berbeda, yang memiliki rumus kimia dan sifat fisik yang berbeda. Alite belit
(Al2O3.3CaO.3SiO2.3) adalah sejenis mineral yang terdiri dari oksida silikat, yang
biasanya digunakan sebagai pengganti klinker dalam pembuatan semen Portland.
Alite belit memiliki sifat keras, tahan api, dan tahan lama, yang membuatnya
cocok untuk digunakan dalam pembuatan semen.
Alite belit yang terkandung dalam klinker, adalah sejenis mineral yang
terdiri dari oksida silikat, yang terkandung dalam kelinker. Klinker merupakan
produk dari proses pembakaran batu kapur, tanah liat, dan pasir silika, yang
mengandung mineral seperti alite belit, belite, forsterite, dan kalsium silikat.
Alite belit dalam kelinker memiliki manfaat yang penting dalam proses
pembuatan semen Portland. Alite belit digunakan sebagai pengganti klinker, yang
merupakan komponen utama dalam pembuatan semen. Alite belit dalam klinker
memiliki sifat keras, tahan api, dan tahan lama, yang membuatnya cocok untuk
digunakan dalam pembuatan semen.

Manfaat alite belit dalam klinker antara lain :


1. Mengurangi biaya produksi: Alite belit dalam klinker dapat digunakan sebagai
pengganti klinker, yang memiliki harga tinggi. Oleh karena itu, penggunaan
alite belit dalam klinker dapat mengurangi biaya produksi semen.
2. Meningkatkan kualitas semen: Alite belit dalam klinker memiliki sifat fisik
yang sama dengan klinker, tetapi ia memiliki sifat yang lebih tahan lama dan
tahan api. Hal ini membuat semen yang dibuat dari alite belit dalam klinker
lebih kuat dan tahan lama.
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku: Alite belit dalam klinker
dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif dalam pembuatan semen, yang
membantu meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 28
4. Mengurangi dampak lingkungan: Penggunaan alite belit dalam klinker dapat
mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan klinker,
yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.
5. Mempermudah proses pembuatan semen: Alite belit dalam klinker dapat
mempermudah proses pembuatan semen, karena ia memiliki sifat yang mudah
ditempa dan dibentuk. Hal ini membuat proses pembuatan semen lebih efisien
dan efektif.
6. Meningkatkan ketahanan semen: Alite belit dalam klinker memiliki sifat yang
tahan lama dan tahan api, yang membuat semen yang dibuat dari alite belit
dalam kelinker lebih kuat dan tahan lama.

D. Semen

1. Sejarah dan Perkembangan Semen

Caementum Perekat

Gambar 23. Caementum

Kata “semen” berasal dari bahasa latin Caementum yang artinya perekat.
Semen sudah dikenal sejak zaman dahulu kala yang dibuat dari kalsinasi kapur
yang tidak murni oleh bangsa Mesir untuk konstruksi pyramid. Orang Yunani dan
Romawi menggunakan slag vulkanik yang berasal dari gunung merapi yang
letaknya dekat Vonselly di sekitar gunung Visivius yang dicampur kapur gamping
(Quicklime) dan gipsum sebagai semen, dan diberi nama “Pozzoluoana/Pozzolan
Cement”.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 29
Adapun sejarah perkembangan semen di dunia, yang tercantum pada tabel
dibawah ini:

Tabel 1. Sejarah Perkembangan Semen


No Nama Penemu Tahun Kebangsaan Hasil Temuan

1 John Smeaton 1756 Inggris Hydraulic Cement dan memakai bahan


tersebut untuk membangun kembali
gedung Eddystone Light House.
2 Joseph Parker 1796 Kent Butiran-butiran (septaria) dari batu kapur
(Inggris) yang dipakai untuk memproduksi semen.
1802 Memproduksi semen dari butiran
(nodule).
4 Edgar Dobbs 1810 Inggris Membuat semen dari batu kapur.
5 L.J Vicat 1813 Prancis Membuat semen yang tahan air, harus
ditambah batuan yang mengandung
alumina silika yang mempunyai
komposisi tertentu.
6 James Frost 1822 Inggris Mulai membuat semen dari batu kapur
dan tanah liat.
7 Joseph 1824 Inggris Membuat semen modern yang terbuat
Aspidin dari batu kapur dan tanah liat setelah
melalui proses pembakaran.
8 James Frost 1825 Swancombe Mendirikan pabrik Semen Portland yang
pertama berdiri di Inggris.
1855 Mendirikan pabrik semen Portland di
Belgia dan Jerman.
9 David O. Saylor 1850 Pennsylavia Menemukan Semen Alam (Natural
Cement) yang berupa batuan semen yang
mengandung alumina silika dan
diproduksi dengan tungku tegak di USA
dan lebih kuat dari pada Hidroaulic

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 30
Cement.
Memproduksi Semen Portland di USA.
1871
10 Frederick 1885 Memperkenalkan Rotary Kiln dalam
Ransome teknologi pembuatan semen dengan
kapasitas produksi 50 ton klinker per-
hari. Panjang kilnnya adalah 25 meter
dengan diameter 2 meter.

Pada tahun 1824, Joseph Aspidin (Inggris) yang mendapat hak paten
pertama kali atau proses pembuatan semen hasil penemuannya. Aspidin
melakukan proses kalsinasi sampai tingkat tertentu terhadap campuran batu kapur
dan tanah liat. Semen ini dinamakan “Portland” karena beton yang dibuat dengan
semen ini sangat menyerupai batuan-batuan alam yang terdapat di pulau Portland,
Inggris.
Di Indonesia pabrik semen pertama yaitu: Sedangkan di Indonesia, Pabrik
semen pertama berdiri tahun 1910 dengan nama Sumatra Portland Work di
Indarung dan sekarang bernama PT. Semen Padang. Pada tahun 1957 berdiri
pabrik semen kedua di Gresik, Jawa Timur. Kemudian pada tahun 1968, disusul
pabrik Semen Tonasa di Pangkep, Sulawesi Selatan dan pada tahun 1975, pabrik
Semen Cibinong dan Indocement lalu PT. Semen Bosowa pada tahun 1998 dan
pabrik semen lainnya, sehingga saat ini di Indonesia terdapat 10 pabrik semen
dengan kapasitas produksi ± 27,5 juta ton per-tahun.
Dengan semakin pesatnya pembangunan di Indonesia, maka kebutuhan
semen meningkat. Hal inilah yang mendorong berdirinya pabrik-pabrik semen
yang baru, sehingga dapat mengisi kebutuhan semen dalam negeri dan
mengurangi ketergantungan pada semen impor. Hingga saat ini, semen masih
menjadi salah satu komoditi yang menguntungkan dan perkembangan industrinya
cukup pesat.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 31
2. Definisi Semen
Semen merupakan suatu bahan perekat yang dapat menyatukan benda
padat menjadi satu kesatuan yang kokoh, yang terdiri dari senyawa oksida
Calsium dengan oksida Silika. Semen umumnya berbentuk tepung dengan warna,
jenis, dan tipe semen bermacam-macam tergantung dari jenis bahan penyusunan
serta kegunaan dalam konstruksi bangunan.
Jika dalam pemakaiannya harus ditambah air, maka semen disebut semen
hidrolis. Semen adalah perekat suatu yang berbentuk halus jika ditambahkan air
akan terjadi reaksi hidrasi dan dapat mengikat bahan-bahan padat menjadi satu
kesatuan massa yang kokoh.
Dalam pengertian umum, semen diartikan sebagai bahan perekat yang
mempunyai sifat-sifat yang mampu mengikat bahan-bahan padat menjadi satu
kesatuan yang kompak dan kuat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia semen
adalah serbuk atau tepung yang terbuat dari kapur dan material lainnya yang
dipakai untuk membuat beton, merekatkan batu bata ataupun tembok.

3. Jenis Semen Portland


Dalam dunia konstruksi, jenis semen yang paling banyak digunakan terbagi
menjadi 3 macam yaitu:
a. Ordinary Portland Cement
OPC merupakan jenis semen yang paling banyak dibutuhkan oleh
masyarakat luas dan dapat digunakan untuk seluruh aplikasi yang tidak
membutuhkan persyaratan khusus. Ordinary Portland Cement adalah Semen
Portland yang dipakai untuk segala macam kontruksi apabila tidak diperlukan
sifat–sifat khusus, misalnya ketahanan terhadap sulfat, panas hidrasi, dan
sebagainya.
b. Portland Composite Cement (PCC)
PCC digunakan untuk bangunan-bangunan pada umumnya, sama dengan
penggunaan OPC dengan kuat tekan yang sama. PCC mempunyai panas hidrasi
yang lebih rendah selama proses pendinginan dibandingkan dengan OPC,
sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan permukaan

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 32
beton/plester yang lebih rapat dan lebih halus.

Tabel 2. Karakteristik Kimia Semen Komposit Berdasarkan SNI 7064-2022

No Uraian Persyaratan

1 SO3, maksimum 4,0

Tabel 3. Karakteristik Fisika Semen Komposit Berdasarkan SNI 7064-2022

No Uraian Persyaratan

1 Kehalusan dengan alat blaine, m2/kg,


280
min
2 Kekekalan:
0,80
Pemuaian dengan autoclave, %, maks
3 Waktu pengikatan dengan alat vicat
- Awal, menit, minimal 45
- Akhir, menit, maksimum 375
Kuat tekan:
- Umur 3 hari, kg/cm2, min 130
4
- Umur 7 hari, kg/cm2, min 200
- Umur 28 hari, kg/cm2, min 280
Pengikatan Semu,
5
- Penetrasi akhir, %, min 50
8 Kandungan Udara Mortar, %, maks 12

c. Portland Pozzoland Cement (PPC)


PPC adalah semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling klinker,
gipsum dan bahan pozzolan. Produk ini lebih tepat digunakan untuk bangunan
umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi
sedang, seperti: jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa,
bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat penuh.

Tabel 4. Karakteristik Kimia Semen Pozzolan Berdasarkan SNI 0302-2014

No Uraian Persyaratan

1 MgO, maksimum 6,0

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 33
2 SO3, maksimum 4,0
3 Hilang pijar, maksimum 5,0

Tabel 5. Karakteristik Fisika Semen Pozzolan Berdasarkan SNI 0302-2014

No Uraian Persyaratan

1 Kehalusan dengan alat blaine, m2/kg,


280
min
2 Waktu pengikatan dengan alat vicat
- Awal, menit, minimal 45
- Akhir, menit, maksimum 420
Kekekalan:
3 Pemuaian dengan autoclave, %, 0,80
maks
Kuat tekan:
- Umur 3 hari, kg/cm2, min 130
4
- Umur 7 hari, kg/cm2, min 200
- Umur 28 hari, kg/cm2, min 280
Panas hidrasi
5 - Umur 7 hari, kal/g, maks 70
- Umur 28 hari, kal/g, maks 80
8 Kandungan Udara Mortar, %, maks 12

4. Tipe Semen Portland


Menurut SNI No. 2049 tahun 2015, semen portland adalah semen hidrolis
yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland yang terdiri atas
kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan
tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa yang biasa adalah gipsum
(CaSO4.2H2O) dan boleh ditambahkan bahan tambahan lain.
Sesuai dengan SNI dan ASTM, semen portland diklasifikasikan dalam 5
(lima) tipe sebagai berikut:
a. Tipe I (Ordinary Portland Cement)
Ordinary Portland Cement adalah semen portland yang dipakai untuk
segala macam kontruksi apabila tidak diperlukan sifat-sifat khusus, misalnya
ketahanan terhadap sulfat, panas hidrasi, dan sebagainya. Semen tipe ini cocok

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 34
dipakai pada tanah dan air yang mengandung sulfat 0,0% – 0,10% dan dapat
digunakan untuk bangunan rumah permukiman, gedung-gedung bertingkat,
perkerasan jalan, struktur rel, dan lain-lain.
Semen jenis ini merupakan perekat hidrolisis yang dihasilkan dengan cara
menggiling klinker yang kandungan utamanya kalsium silikat dan digiling
bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal
senyawa kalsium sulfat. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah
49% (C3S), 25% (C2S), 12% (C3A), 8% (C4AF), 2,8% (MgO), 2,9% (SO3).
b. Tipe II (Moderat Heat Portland Cement)
Moderat Heat Portland Cement adalah semen portland yang digunakan
untuk konstruksi bangunan dari beton massa yang memerlukan ketahanan sulfat
(Pada lokasi tanah dan air yang mengandung sulfat antara 0,10 – 0,20%) dan
panas hidrasi sedang, misalnya bangunan di pinggir laut, bangunan di bekas tanah
rawa, saluran irigasi, beton massa untuk dam dan landasan jembatan.
Komposisinya: 46% (C3S), 29% (C2S), 6% (C3A), 11% (C4AF), 2,9% (MgO),
2,5% (SO3).
c. Tipe III (High Early Portland Cement)
High Early Portland Cement adalah semen portland yang dipakai untuk
keadaan-keadaan darurat dan dipakai pada pengecoran untuk keadaan khusus
musim dingin, juga dipakai untuk produksi beton tekan. Semen tipe III ini
mempunyai kandungan C3S lebih tinggi dibanding semen tipe lainnya sehingga
lebih cepat mengeras dan lebih cepat mengeras dan lebih cepat mengeluarkan
kalor juga mempunyai pengembangan kekuatan awal tinggi. Semen tipe ini
diperuntukkan untuk pembuatan jalan beton, bangunan-bangunan tingkat tinggi,
bangunan-bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap
serangan sulfat.
d. Tipe IV (Low Heat Portland Cement)
Low Heat Portland Cement adalah semen portland yang dipakai untuk
bangunan dengan panas hidrasi rendah misalnya pada bangunan besar dan tebal
karena baik sekali untuk mencegah keretakan. Semen tipe IV ini mempunyai

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 35
kandungan C3S dan C3A lebih rendah tetapi belite (C 2S) lebih banyak dibanding
OPC. Sehingga beton yang dibuat dari semen ini mempunyai sifat panas hidrasi
rendah. Kuat tekan awal rendah, tetapi kuat tekan akhir hampir sama dengan OPC
tahan terhadap sulfat. Tipe IV ini sering digunakan pada lapangan bandar udara.
e. Tipe V (Sulfate Resistance Portland Cement)
Sulfate Resistance Portland Cement adalah semen portland yang
mempunyai kekuatan tinggi terhadap sulfat dan mempunyai kandungan C 3A lebih
rendah dibandingkan semen tipe lainnya. Fungsi semen portland tipe V dipakai
untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat
melebihi 0,20% dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik,
konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga
nuklir. Komposisi senyawa yang terdapat pada tipe ini adalah: 43% (C 3S), 36%
(C2S), 4% (C3A), 12% (C4AF), 1,9% (MgO), 1,8% (SO3).
Tabel 6. Karakteristik Kimia Semen Portland Berdasarkan SNI 2049-2022
Jenis Semen Portland
No Uraian
I II III IV V
1 SiO2, minimum - 20,0 - - -
2 Al2O3, maksimum - 6,0 - - -
3 Fe2O3, maksimum - 6,0 - 6,5 -
4 MgO, maksimum 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0
5 SO3, maksimum
Jika C3A ≤ 8,0 3,0 3,0 3,5 2,3 2,3
Jika C3A ¿ 8,0 3,5 - 4,5 - -
6 Hilang pijar, maksimum 5,0 3,0 3,0 2,5 3,0
7 Bagian tak larut, maksimum 3,0 1,5 1,5 1,5 1,5
8 C3S, maksimum - - - 35 -
9 C2S, minimum - - - 40 -
10 C3A, maksimum - 8,0 15 7,0 5,0
C4AF + 2C3A atau C4AF + C2F,
11 - - - - 25
maksimum

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 36
Tabel 7. Karakteristik Fisika Semen Portland Berdasarkan SNI 2049-2022
Jenis Semen Portland
No Uraian
I II III IV V
1 Kehalusan:
Uji permeabilitas udara, m2/kg
dengan alat:
- Turbidimeter, min 160 160 160 160 160
- Blaine, min 280 280 280 280 280
Kekekalan:
2 Pemuaian dengan autoclave, 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80
maks %
Kuat tekan:
- Umur 1 hari, kg/cm2, min - - 120 - -
3 - Umur 3 hari, kg/cm2, min 135 100 240 - 80
- Umur 7 hari, kg/cm2, min 215 175 - 70 150
- Umur 28 hari, kg/cm2, min 300 - - 170 210
Waktu pengikatan dengan alat:
a) Gillmore
- Awal, menit, minimal 60 60 60 60 60
4 - Akhir, menit, maksimum 600 600 600 600 600
b) Vicat
- Awal, menit, minimal 45 45 45 45 45
- Akhir, menit, maksimum 375 375 375 375 375

5. Komponen Penyusun Semen


a. Bahan Baku Semen
1) Batu Kapur
Kalsium karbonat (CaCO3) di alam sangat banyak terdapat di berbagai
tempat. Batu kapur merupakan sumber utama senyawa kalsium. Batu kapur murni
umumnya merupakan kalsit atau aragonite yang secara kimia keduanya
dinamakan CaCO3. Senyawa karbonat dan magnesium dalam batu kapur
umumnya berupa dolomite (CaMg(CO3)2. Dalam proses pembuatan Semen,
CaCO3 akan berubah menjadi oksida kalsium (CaO) dan dolomite berubah bentuk
menjadi kristal oksida magnesium (MgO) (Sucipto et al., 2007).

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 37
2) Tanah Liat
Tanah liat (Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O) merupakan bahan baku semen yang
merupakan sumber utama senyawa silikat. Di samping itu, juga merupakan
sumber senyawa–senyawa penting lainnya seperti senyawa besi dan alumina.
Dalam jumlah amat kecil kadang–kadang juga didapati senyawa alkali (Na dan K)
yang dapat mempengaruhi mutu semen.
b. Bahan Baku Korektif
Bahan baku korektif adalah bahan baku yang dipakai hanya apabila pada
pencampuran bahan baku utama komposisi oksida – oksidanya belum memenuhi
persyaratan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada umumnya, bahan baku korektif
yang digunakan mengandung oksida silika, oksida alumina dan oksida yang
diperoleh dari pasir silika (sand), tanah liat (clay), dan pasir besi tergantung
kandungan yang kurang:
1) Pasir Silika : Digunakan sebagai pengoreksi kadar SiO2 yang rendah dalam
tanah liat.
2) Pasir Besi : Digunakan sebagai pengoreksi kadar Fe2O3 atau pengoreksi
perbandingan antara Al2O3 dan Fe2O3.
3) Clay OB : Digunakan sebagai pengkoreksi kadar SiO2 yang rendah
dalam tanah liat
c. Bahan Baku Tambahan
Bahan baku tambahan adalah bahan baku yang ditambahkan pada
terak/klinker untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari semen yang dihasilkan.
Adapun bahan baku tambahan pada semen yaitu:
1) Gypsum
Gypsum adalah bahan sedimen CaSO4 yang mengandung 2 molekul hidrat
(CaSO4.2H2O) yang berfungsi sebagai pengatur waktu pengerasan pada semen.
Gypsum diperoleh dialam atau sebagai batuan alam atau hasil industri pembuatan
asam borat, asam fosfat, dan asam sulfat.
2) Material ke 3
- Limestone adalah batu kapur murni tanpa ada pencampuran dan berfungsi

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 38
untuk memperhalus semen pada saat penggilingan. Limestone digunakan untuk
menambah jumlah produksi pada pembuatan semen namun tidak
mempengaruhi senyawa pada semen.
- Trass mempunyai fungsi sama dengan limestone. Selain itu trass juga
menambah kuat tekan semen dan berfungsi sebagai strength pada cetakan
semen.
- Fly Ash merupakan sisa pembakaran batubara yang keluar dari tungku
pembakaran. Komponen utama pada kandungan fly ash adalah oksida silika
(SiO2).

6. Fungsi Senyawa dalam Semen


a. Fungsi Senyawa Kimia Dalam Bahan Baku
Jika dinyatakan dalam bentuk oksidanya, ada 7 senyawa kimia penting yang
terdapat dalam bentuk bahan baku. Senyawa kimia tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Oksida Kalsium (CaO)
Sumber utama oksida kalsium adalah CaCO3 dalam batu kapur. Dalam
proses semen CaO merupakan oksida terpenting, sebab disamping merupakan
senyawa terbesar jumlahnya juga merupakan senyawa bereaksi dengan senyawa-
senyawa silikat, aluminat dan besi membentuk senyawa-potensial penyusun
senyawa semen. CaO dalam batu kapur tidak semuanya berikatan membentuk
mineral potensial biasanya tidak berikatan dengan senyawa lain yang biasa
disebut CaO bebas.
2) Oksida Silika (SiO2)
SiO2 terutama diperoleh dari peruraian mineral-mineral kelompok
montmorillonit yang berasal dari tanah liat. Disamping itu juga SiO 2 bebas yang
berasal dari pasir silika. Dalam semen, SiO2 selalu terdapat dalam keadaan
berikatan dengan CaO.
3) Oksida Aluminium (Al2O3)
Al2O3 juga terdapat di dalam tanah liat yaitu pada kelompok mineral
nontronik, bersama CaO merupakan oksida pembentuk mineral potensial kalsium

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 39
alumina, bersama CaO dan Fe 2O3 akan membentuk senyawa alumina ferri. Al 2O3
berperan sebagai fluks (penurunan titik leleh) campuran bahan-bahan baku.
4) Oksida Ferrum (Fe2O3)
Fe2O3 juga terdapat dalam tanah liat yaitu dalam kelompok mineral
kaolonit. Bersama-sama CaO dan Al2O3, Fe2O3 akan bereaksi membentuk
senyawa alumina ferrit. Selain berperan dalam reaksi pembentuk mineral
potensial juga berperan sebagai fluks.
5) Oksida Magnesium (MgO)
MgO terutama diperoleh dari peruraian dolomite (CaCO 3) kadang-kadang
MgO bisa juga berasal dari mineral-mieneral tanah liat. MgO tidak berfungsi
sebagai salah satu mineral potensial sebab dalam proses pembuatan semen, MgO
tidak bereaksi dengan oksida-oksida lainnya. Peranannya hanya sebagai fluks dan
pewarna semen.
6) Oksida Alkali (Na2O dan K2O)
Oksida alkali umumnya berasal dari dekomposisi mineral-mineral tanah
liat yaitu kelompok illit dan jumlahnya relatif kecil. Oksida alkali bukan
merupakan pembentuk mineral potensial tetapi sebagai fluks saja.
7) Oksida Belerang (SO3)
Oksida belerang dalam semen terutama diperoleh dari penambahan
senyawa CaSO4.2H2O. Selain itu ada juga SO3 yang berasal dari bahan bakar yang
digunakan dalam proses pembuatan semen. Senyawa oksida belerang sama sekali
tidak berpengaruh dalam pembentukan mineral potensial penyusun semen, tetapi
fungsinya terutama pada pemakaian semen.
8) Oksida Fosfat (P2O5)
Umumnya kandungan P2O5 pada semen tidak lebih dari 0,2%. Adanya
P2O5 dapat memperlambat pengerasan semen, karena turunnya kadar C 3S dimana
terbentuk P2O5 dan CaO. Kadar P2O5 yang tinggi dapat menyebabkan
unsoundness karena terbentuknya kapur bebas pada P2O5 2,5%.
b. Fungsi Senyawa Utama Semen
Senyawa-senyawa utama semen (mineral-mineral potensial/penyusun

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 40
semen adalah:
1) Trikalsium Silikat (C3S) atau (3CaO.SiO2)
Merupakan komponen penentu utama kekuatan awal semen. Hal ini
disebabkan karena selain jumlah yang besar, reaksi hidrasinya juga berlangsung
cepat. Pemuaian C3S lebih kecil dibanding dengan C 3A tetapi lebih besar bila
dibanding dengan C4AF. Panas Hidrasi yang ditimbulkan oleh C3S adalah kedua
terbesar setelah C3A.
2) Dikalsium Silikat (C2S) atau (2CaO.SiO2 )
Merupakan Komponen penentu kekuatan akhir semen. Reaksi Hidrasinya
yang lambat menyebabkan pengembangan kekuatan juga berlangsung lambat,
yakni baru terlihat 28 hari setelah pengikatan. Seperti C3S, C2S juga tidak
memberi pengaruh yang berarti pada pemuaian semen. Panas hidrasinya adalah
yang terendah dibandingkan dengan komponen-komponen lainnya.
3) Trikalsium Aluminat (C3A) atau (3CaO.Al2O3)
Merupakan komponen yang sangat menentukan ketahanan semen terhadap
senyawa-senyawa sulfat. Makin rendah kadar C3A dalam semen, makin tahan
semen terhadap serangan sulfat. Reaksi hidrasi C3A merupakan sumber panas
terbesar diantara reaksi hidrasi senyawa-senyawa lainnya.
4) Tetrakalsium Aluminoferrit (C4AF) atau (4CaO.Al2O3.Fe2O3)
C4AF hampir tidak berpengaruh terhadap kekuatan semen. Panas hidrasi
yasng ditimbulkan C4AF rendah, hanya sekitar 420 joule per-gram. C4AF
merupakan komponen yang menentukan warna semen.
c. Negative Components
Negative Components adalah senyawa-senyawa yang tidak dengan sengaja
ditambahkan atau terbentuk dalam proses dan menimbulkan pengaruh-pengaruh
yang tidak menguntungkan, baik pada proses pembuatan semen maupun dalam
pemakaian semen.
1) Pada proses pembuatan semen
Beberapa senyawa yang dapat menimbulkan gangguan-gangguan dalam
proses pembakaran terak antara lain:

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 41
a) Alkali
Sebagian besar senyawa alkali berasal dari bahan baku tanah liat ataupun
dari bahan bakar, khususnya batu bara. Pada suhu sekitar 800 – 1000 o C, senyawa
alkali dalam raw mill yang masuk ke dalam tanur putar mulai menguap. Uap
alkali ini akan bereaksi dengan gas-gas CO 3, CO2 dan klorida membentuk
senyawa-senyawa alkali sulfat, alkali karbonat dan alkali klorida. Tetapi pada
suhu dibawah 7000C sebagian besar garam-garam alkali yang terbentuk akan
mengembun dan cairannya akan menempel pada butir-butir umpan tanur
membentuk bahan yang bersifat “sticky”. Bahan yang “sticky” ini dapat
menempel pada dinding preheater, sebagian akan ikut terbawa debu
meninggalkan preheater dan sebagian lagi terbawa kedalam tanur putar.
b) Belerang
Senyawa-senyawa belerang kebanyakan berasal dari bahan baku tanah liat
ataupun bahan bakar yang digunakan. Dalam bahan bakar, senyawa belerang
umumnya berupa senyawa pirit dan markasit (FeS 2) dengan kadar 0,1%
dinyatakan sebagai SO3. Jika jumlah SO3 cukup banyak, maka kelebihan gas SO3
akan bereaksi dengan kalsium karbonat (CaCO 3) umpan tanur di preheater
membentuk senyawa CaSO4. Senyawa ini kemudian masuk ke dalam tanur
bersama lainnya, dan sesampainya di burning-zone sebagian akan terurai:
CaSO4 CaO + SO3
SO3 yang terbentuk akan menambah atau meningkatkan sirkulasi belerang.
Sebagian CaSO4 lainnya akan terbawa keluar bersama terak. Anhidrat CaSO 4 ini
daya larutnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan daya larut gipsum, sehingga
terak dapat berfungsi sebagai pengatur waktu pengikatan semen. Selain itu,
adanya anhidrat CaSO4 menyebabkan jumlah gipsum yang ditambahkan pada
penggilingan terak menjadi berkurang. Persyaratan kadar maksimum SO 3 total
bukan hanya berasal dari gipsum saja, lebih dari setengah jumlah belerang yang
masuk ke dalam proses keluar bersama terak dengan kadar 0,1 – 0,5% jika
dinyatakan sebagai SO3.
c) Klorida

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 42
Kadar senyawa klorida dalam umpan tanur bervariasi antara 0,001 – 0,10%,
sedangkan dalam debu bahan bakar batu bara berkisar 0,4%. Seperti yang telah
dijelaskan di atas, senyawa klorida bereaksi dengan senyawa alkali dalam tanur
putar membentuk senyawa alkali klorida. Senyawa ini keluar dari tanur bersama
gas hasil pembakaran, dan kemudian mengembun di preheater. Embun alkali
klorida bersama umpan tanur masuk kembali kedalam tanur, dan sesampainya di
burning-zone hampir semuanya teruapkan, karena pengembunan alkali klorida di
preheater cukup sempurna maka senyawa ini akan selalu bersirkulasi (naik-turun)
antara burning-zone dan preheater dengan jumlah yang semakin lama semakin
banyak.
Coating yang terbentuk di preheater makin lama makin banyak. Untuk
mencegah gas ini, sebagian gas tanur (10-25 %) di by-pass dapat diperlukan bila
kadar senyawa klorida dalam raw mix melebihi 0,015%. Coating adalah massa
padat yang terbentuk dan menempel pada suatu permukaan bahan karena adanya
daya tarik-menarik antara massa dengan bahan bahan.
2) Pada pembakaran semen
a) Kapur bebas (free lime)
Kapur bebas yang terdapat dalam terak atau semen adalah CaO yang tidak
bersenyawa atau berikatan dengan oksida-oksida lainnya, SiO2, Al2O3 dan Fe2O3.
Adanya kapur bebas disebabkan oleh 2 hal sebagai berikut:
 Jumlah kapur yang digunakan berlebihan dengan kebutuhan untuk bereaksi
dengan SiO2, Al2O3, dan Fe2O3.
 Reaksi yang berlangsung dalam tanur putar kurang sempurna. Walaupun CaO
sesuai dengan kebutuhan, tetapi tidak dapat bersenyawa dengan oksida-oksida
SiO2, Al2O3, dan Fe2O3. Seperti telah diketahui, proses pembakaran dalam
tanur putar berlangsung pada suhu yang tinggi dari suhu disosiasi CaCO 3
(8960C lalu CaO hasil disosiasi dibakar keras (hard-bund). Di samping itu CaO
mengkristal dan tercampur bersama kristal-kristal materi lainnya
(intercristallised). Kedua kejadian ini menyebabkan CaO yang dihasilkan

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 43
lambat bereaksi dengan air. Pada waktu semen digunakan, selain reaksi hidrasi
senyawa-senyawa mineral potensial juga terjadi hidrasi CaO bebas.
CaO + H2O Ca(OH)2
Reaksi hidrasi berlangsung lambat sekali, baru selesai pada waktu
pengikatan akhir semen sudah terlampaui. Padahal Ca(OH) 2 yang terbentuk
mempunyai volume lebih besar dari CaO. Pertambahan volume ini (ekspansi)
terjadi pada saat semen sudah tidak plastis lagi. Akibatnya timbul keretakan yang
dapat merendahkan mutu semen.
b) Magnesium Oksida (MgO)
Dalam tanur MgCO3 yang terdapat dalam umpan akan terdisosiasi
menurut reaksi:
MgCO3 MgO + CO2
MgO yang terbentuk tidak bereaksi dengan oksida-oksida utama seperti
SiO2, Al2O3, dan Fe2O3, sebagian akan terlarut dalam mineral-mineral potensial
terak sebagian lagi membentuk kristal perisicle. Seperti halnya CaO bebas,
perisicle juga terkena hard-bund. Akibat reaksinya perisicle dengan air berjalan
sangat lambat dan pada suhu kamar akan berlangsung terus dalam jangka waktu
setahun. Pertambahan volume akibat terbentuknya Mg(OH) 2, seperti halnya
Ca(OH)2 akan menyebabkan keretakan-keretakan (cracking) pada semen yang
digunakan.
Bentuk relatif senyawa-senyawa silikat yang relatif dalam agregat, akan
bereaksi dengan senyawa-senyawa alkali semen. Hasil reaksi berupa gel alkali
silikat dapat menyebabkan terjadinya pemuaian ataupun keretakan-keretakan pada
beton. Proses pemuaian ini berlangsung lambat dan pengaruhnya baru terlihat
dalam jangka waktu 1 tahun.

E. Pengujian Klinker
1. Uji Kimia
a. Loss On Ignition (LOI)/Hilang Pijar
Lost On Ignition (LOI) adalah persentase berat CO 2 dan H2O yang hilang

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 44
pada saat dipijarkan pada suhu yang tinggi dalam kurung waktu tertentu. Hilang
pijar pada semen disebabkan oleh penguapan air kristal yang berasal dari gipsum
dan pelepasan CO2 dari CaCO3 (batu kapur) saat terjadi reaksi kalsinasi. Kristal
mineral-mineral tersebut pada umumnya dapat mengalami perubahan dalam
waktu beberapa tahun, dimana perubahan tersebut dapat menimbulkan kerusakan
pada semen. Besarnya hilang pijar tergantung pada banyaknya air kristal gipsum
dan pelepasan CO2 yang berasal dari batu kapur.
b. Bagian Tak Larut (BTL)
Bagian Tak Larut (BTL) merupakan residu yang tetap tinggal setelah semen
direaksikan dengan asam klorida dan natrium hidroksida. Kotoran ini berasal dari
senyawa clay di dalam gypsum, dari SiO2 yang tidak terikat dalam klinker dan
dari senyawa organik seperti humus yang kadang masih terbawa di limestone dan
batuan lainnya.
c. Sulfur Trioksida (SO3)
Kandungan SO3 dalam semen adalah untuk mengatur/memperbaiki sifat
setting time (pengikatan) dari mortar (sebagai retarder) dan juga untuk kuat tekan.
Karena kalau pemberian retarder terlalu banyak akan menimbulkan kerugian pada
sifat expansive dan dapat menurunkan kekuatan tekan. Sebagai sumber utama SO 3
yang sering banyak digunakan adalah gipsum.
d. CaO Bebas (Free lime)
Free lime merupakan senyawa kapur yang tidak ikut bereaksi dalam
pembuatan klinker. Kadar free lime yang baik adalah dibawah 1%. Jika berlebih,
klinker akan mudah digiling, namun semen yang dihasilkan kurang kuat.
Kapur bebas yang terdapat dalam semen adalah CaO yang tidak berikatan
dengan oksida-oksida seperti SiO2, Al2O3 dan Fe2O3. Adanya kapur bebas
disebabkan oleh jumlah kapur yang digunakan tidak sesuai (berlebihan) dengan
yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan SiO2, Al2O3, dan Fe2O3 dan/atau reaksi
yang berlangsung dalam tanur putar kurang sempurna.
e. Analisis menggunakan WD-XRF & XRD
WD-XRF menggunakan kristal untuk menyebarkan spektrum fluoresensi

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 45
ke dalam panjang gelombang individual setiap elemen, memberikan resolusi
tinggi dan spektrum latar belakang rendah untuk penentuan konsentrasi unsur
secara akurat. Jenis kristal yang digunakan dalam WD-XRF antara lain mineral,
logam, organik, dan multilapis sintetik. Sistem WD-XRF didasarkan pada hukum
Bragg, yang menyatakan bahwa kristal akan memantulkan sinar-x dengan panjang
gelombang dan sudut datang tertentu ketika panjang gelombang sinar-x yang
tersebar berinterferensi secara konstruktif. Meskipun posisi sampel tetap, sudut
kristal dan detektor dapat diubah sesuai dengan hukum Bragg sehingga panjang
gelombang tertentu dapat diukur. Hanya sinar X yang memenuhi hukum Bragg
yang dipantulkan.

Gambar 24. XRF

Prinsip kerja XRF yaitu XRF spektrofotometer bekerja dengan


mengirimkan sinar-X ke sampel dan mengukur energi yang dipancarkannya.
Ketika sinar-X bertemu dengan sampel, atom dalam sampel dapat menyerap
energi tersebut dan kemudian memancarkan energi kembali dalam bentuk sinar-X
fluoresens. XRF spektrofotometer mengukur energi sinar-X fluoresens ini untuk
menentukan komposisi dan konsentrasi unsur dalam sampel.
Difraksi sinar-x merupakan metode analisa yang memanfaatkan interaksi
antara sinar-x dengan atom yang tersusun dalam sebuah system kristal. Untuk
dapat memahami prinsip dari difraksi sinar-x dalam analisa kualitatif maupun
kuantitatif, terlebih dahulu diuraikan penjelasan mengenai sistem Kristal.
XRD merupakan alat yang digunakan untuk mengkarakterisasi struktur

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 46
kristal, ukuran kristal dari suatu bahan padat. Semua bahan yang mengandung
kristal tertentu ketika dianalisa menggunakan XRD akan memunculkan puncak-
puncak yang spesifik. Sehingga kelemahan alat ini tidak dapat untuk
mengkarakterisasi bahan yang bersifat amorf.
Struktur kristal merupakan susunan atom-atom atau kumpulan atom yang
teratur dan berulangdalam ruang tiga dimensi.Keteraturan susunan tersebut
disebabkan oleh kondisi geometris yang dipengaruhi oleh ikatan atom yang
memiliki arah.

Gambar 25. XRD


Prinsip kerja XRD melibatkan penembakan sinar-X ke suatu sampel
kristalin. Ketika sinar-X melewati atau dipantulkan oleh kristal, terjadi
interferensi antara gelombang yang dipantulkan oleh atom-atom dalam kristal.
Interferensi ini menghasilkan pola difraksi yang dapat diukur.
2. Uji Fisika
a. Pengujian Kuat Tekan Semen
Kuat tekan merupakan kemampuan suatu bahan atau struktur dalam
menahan beban tekan. Kuat tekan adalah karakteristik yang paling utama untuk
semen. Perbedaan kuat tekan semen dipengaruhi oleh komposisi mineral,
magnesium, kandungan gipsum, kapur bebas, suhu, rasio air dengan semen,
kualitas agregat, perlakuan, dan cara pengerjaan. Kecepatan pengembangan kuat
tekan semen dipengaruhi oleh komposisi mineral yang terkandung dalam semen.
Mineral utama yang terkandung dalam semen yaitu C 3S, C2S, C3A dan C4AF yang
memiliki reaktifitas berbeda-beda ketika bereaksi dengan air.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 47
b. Pengujian Kehalusan
Uji kehalusan dan uji residu ini dilakukan untuk mengetahui ukuran
partikel dari semen, semakin kecil ukuran partikelnya maka residu yang tertinggal
di saringan akan semakin sedikit dan menghasilkan nilai kehalusan yang tinggi.
Kehalusan (blaine) berbanding terbalik dengan hasil residu. Semakin halus semen
maka kadar residu pun semakin kecil, begitupun sebaliknya. Kecepatan reaksi
hidrasi semen akan bertambah cepat dengan semakin halusnya ukuran partikel
semen, karena semakin halus ukuran partikel semen maka luas permukaannya
lebih besar dan reaksi dengan air (hidrasi) semakin cepat. Semakin halus ukuran
partikel semen maka semakin cepat terjadi hidrasi dan semakin cepat juga
mengeras.
Pengujian dengan alat blaine bertujuan menentukan kehalusan dari semen
portland yang dinyatakan dalam luas muka spesifik butir-butir semen portland,
dihitung sebagai jumlah luas permukaan total dalam centimeter persegi tiap gram
semen portland. Nilai kehalusan (blaine) dihitung dari permeability udara
terhadap sampel semen yang dipadatkan pada kondisi tertentu. Biasanya
hambatan/tahanan terhadap aliran udara pada sampel semen yang dipadatkan
tergantung dari permukaan spesifiknya. Semakin besar nilai hambatannya akan
menunjukkan semakin besarnya luas permukaan spesifik dari semen, demikian
pula sebaliknya. Satuan dari blaine dinyatakan dalam cm 2/gram. Pengertian dari
satuan blaine adalah setiap gram semen apabila ditebar diatas permukaan yang
rata maka akan membentuk luasan seluas 1 cm2.
c. Pengujian Setting (Waktu Pengikatan)
Metode ini bertujuan untuk pengujian waktu pengikatan semen hidrolis
dengan menggunakan jarum vicat.
Waktu ikat adalah waktu yang diperlukan semen untuk mengeras,
terhitung mulai bereaksi dengan air dan menjadi pasta semen hingga pasta semen
cukup kaku untuk menahan tekanan. Pengujian waktu ikat bertujuan untuk
menentukan jumlah air yang dibutuhkan untuk menghasilkan pasta dengan
konsistensi normal.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 48
d. Pengujian False Set
Metode ini meliputi penemuan cepat menjadi kaku dari semen portland.
False set merupakan hasil dari dehidrasi gipsum yang disebabkan karena
pemanasan berlebih. False set merupakan proses pengerasan semen yang tidak
normal apabila air ditambahkan ke dalam semen, sehingga dalam beberapa menit
pengerasan segera terjadi. Pengerasan ini terjadi karena adanya CaSO 4.1/2H2O
dalam semen. Plastisitas akan diperoleh apabila campuran tersebut diaduk
kembali. False set dapat dihindari dengan mengatur temperatur semen saat
penggilingan di dalam cement mill agar gipsum tidak berubah menjadi
CaSO4.1/2H2O, selain itu gipsum yang digunakan harus cukup kuat dan belum di
dehidrasi.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 07 Desember 2023 hingga 29
Februari 2024 bertempat di Laboratorium Quality Assurance, PT. Semen Tonasa.

B. Pembuatan Semen OPC


Alat: Bahan:
1. 2. Grinding Mill 1. Klinker Murni
3. Grinding Ball 2. Gypsum
4. Timbangan Digital
5. Sekop
6. Plastik sampel
Prosedur Kerja :
1. Dibuat campuran sebanyak 4 kg untuk kebutuhan pengujian kimia dan
fisika serta sebagai arsip
2. Ditimbang campuran klinker dan gypsum sebanyak 4 kg, dengan

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 49
konsetrasi klinker 95% dan Gypsum 5%

3. Ditimbang campuran Klinker dan Gypsum dan dimasukkan ke dalam


grinding mill lalu ditambahkan sejumlah grindil ball ke dalam campuran
tersebut
4. Dinyalakan grinding mill dan proses ditunggu selama ±1 jam 20 menit
5. Campuran semen dikeluarkan dari alat dan dimasukkan ke dalam plastik
berlabel kemudian di bawa ke laboratorium untuk diuji karakteristik
kimia dan fisikanya

C. Metode Analisis Pengujian Kimia


1. Loss On Ignition (LOI)
Alat: Bahan:
a. b. Cawan platina h. Sampel Klinker
c. Spatula
d. Neraca digital
e. Furnace
f. Gegep
g. Desikator
Dasar Prinsip : Sejumlah tertentu contoh dipijarkan hingga berat konstan
pada suhu 950-1000ºC. Bagian yang hilang berasal dari air
yang terikat dan karbon dioksida dari karbonat. Berat yang
hilang dihitung sebagai bobot hilang pijar
Reaksi : Contoh  H2O + CO2
Prosedur Kerja :
1) Ditimbang ±1 gram sampel dalam cawan platina yang telah diketahui
bobotnya
2) Dipijarkan dalam furnace pada suhu (950±50)ºC selama 15 menit
3) Didinginkan dalam desikator lalu ditimbang
Perhitungan :

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 50
( W 1+ WS )−W 2
% Lost On Ignition (LOI) = × 100%
Ws
Keterangan:
W1 = bobot cawan kosong
W2 = bobot cawan + contoh sisa pijar
Ws= Berat Sampel

2. Bagian Tak Larut (BTL)


Alat: Bahan:
a. Neraca digital a. Sampel klinker
b. Spatula b. Aquadest
c. Gelas piala 100 ml, 500 ml c. HCl 1:1
d. Pengaduk d. Kertas saring 41, 40
e. Automatic pipette e. NaOH 1%
f. Hot plate f. Indikator MM
g. Corong gelas
h. Cawan platina
i. Furnace
j. Desikator
Dasar Prinsip : Bagian Tak Larut adalah bagian dari contoh yang tidak
dapat larut dalam HCl dan NaOH dan dinyatakan dalam
persen (%)
Reaksi : SiO2 + NaOH→ Na 2SiO3 + H2O
Prosedur Kerja :
1) Ditimbang ±1 gram sampel dalam gelas piala 100 ml
2) Ditambahkan 20 ml aquadest dan 10 ml HCl 1:1
3) Dipanaskan larutan selama 15 menit diatas hot plate
4) Disaring menggunakan kertas saring 41 lalu dibilas menggunakan
aquadest panas hingga volume 150 ml, kemudian filtratnya dipisahkan
untuk penetapan SO3
5) Dipindahkan kertas saring ke dalam gelas piala 100 ml yang telah berisi

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 51
60 ml NaOH 1%, lalu dipanaskan sampai mendidih
6) Ditambahkan indikator MM sebanyak 2 tetes dan HCl 1:1 sebanyak 10 ml
7) Disaring menggunakan kertas saring 40, kemudian dibilas menggunakan
aquadest panas hingga bebas klorida
8) Dimasukkan kertas saring dan endapan ke dalam cawan platina yang telah
diketahui bobotnya, lalu dibakar dan dipijarkan pada suhu 1000ºC ±30
menit
9) Didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang
Perhitungan :
W 2−W 1
% Bagian Tak Larut = × 100%
bobot sampel
Keterangan:
W1 = bobot cawan kosong
W2 = bobot cawan + residu

3. Sulfur Trioksida (SO3)


Alat: Bahan:
a. Gelas piala 300 ml, 500 ml a. Filtrat hasil saringan pertama
b. Kaca arloji BTL
c. Hot plate b. BaCl2 10%
d. Automatic pipette c. Kertas saring 42
e. Pengaduk d. Aquadest panas
f. Pasir penangas
g. Corong gelas
h. Cawan platina
i. Neraca digital
j. Furnace
k. Desikator
Dasar Prinsip : SO3 dalam suasana asam dan panas akan membentuk ion
SO42-. Dengan penambahan BaCl2 akan membentuk
endapan putih BaSO4

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 52
Reaksi : SO32- + HCl  H2SO4 + 2Cl-
H2SO4 + BaCl2  BaSO4 + HCl
Prosedur Kerja :
1) Filtrat hasil saringan pertama dari penentuan Bagian Tak Larut (BTL)
dididihkan, lalu ditambahkan 10 ml BaCl2 10%
2) Larutan digest selama 4-24 jam pada pasir penangas
3) Larutan disaring menggunakan kertas saring 42 dan dibilas menggunakan
air panas hingga bebas klorida
4) Kertas saring dan endapan dimasukkan ke dalam cawan platina yang telah
diketahui bobotnya, dibakar dan dipijarkan pada suhu 900ºC selama 30
menit, didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang.
W1
Perhitungan: % SO3 = × 0,343 × 100%
W2
Keterangan:
W1 = bobot sisa pijar (g)
W2 = bobot contoh (g)
0,343 = faktor kimia

4. Oksida menggunakan XRF


Alat: Bahan:
a. b. Neraca digital a. Sampel Klinker
c. Spatula b. Grinding aid
d. Swing Mill
e. Vessel
f. Automatic press
g. Kompresor
h. Kuas
i. Ring
j. Piston
Dasar Prinsip : Ketika sinar-X bertemu dengan sampel, atom dalam
sampel dapat menyerap energi tersebut dan kemudian

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 53
memancarkan energi kembali dalam bentuk sinar-X
fluoresens. XRF spektrofotometer mengukur energi sinar-X
fluoresens ini untuk menentukan komposisi dan konsentrasi
unsur dalam sampel.
Prosedur Kerja :
a. Penyiapan contoh dengan Alat Swing Mill
1) Ditimbang contoh klinker sebanyak 15 gram
2) Ditambahkan sejumlah 3 pil grinding aid
3) Dimasukkan contoh beserta grinding aid ke dalam wadah
4) Digiling sampel dan dipress menggunakan automatic press
5) Ditekan tombol start pada panel dan ditunggu hingga penggilingan
selesai
b. Pengujian kimia dengan software OXAS pada alat X-Ray ARL 9900.
1) Pengujian kimia dengan software OXAS pada alat X-Ray ARL 9900.
2) Pasang ring contoh pada cassete, kunci hingga rapat.
3) Tempatkan Cassete contoh pada loader.
4) Klik icon OXAS dari desktop PC untuk membuka Software OXAS.
5) Pada halaman utama klik tab Analysis and Data lalu klik Batches (F11).
6) Pada sheet Batches pilih batch ANALISA_XRAY.
7) Pilih contoh yang akan di analisa.
8) Isi Sample ID dan nomor loader sesuai dengan posisi cassete pada
loader.
9) Blok baris batch.
10) Klik ikon include sample.
11) Klik ikon Start Batch Analysis.
12) Tunggu hingga pengujian selesai.
13) Simpan data hasil pengujian dengan menekan tombol Accept.
14) Untuk melihat hasil pengujian klik tab View Results (F8), pilih file yang
akan ditampilkan dengan menekan ikon (+).
15) Tulis hasil pengujian pada dokumen Form No. FI/ST/QCA/32.22/002.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 54
5. Oksida menggunakan XRD
Alat: Bahan:
1. 2. Neraca digital 1. Sampel Klinker
3. Spatula 2. Grinding aid
4. Swing Mill
5. Vessel
6. Automatic press
7. Kompresor
8. Kuas
9. Ring
10.Piston
Dasar Prinsip : Prinsip kerja XRD melibatkan penembakan sinar-X ke
suatu sampel kristalin. Ketika sinar-X melewati atau
dipantulkan oleh kristal, terjadi interferensi antara
gelombang yang dipantulkan oleh atom-atom dalam kristal.
Interferensi ini menghasilkan pola difraksi yang dapat
diukur.

Prosedur Kerja :
- Preparasi dengan swing mill
a. Siapkan sampel yang akan diuji
b. Untuk sampel Clinker dan semen preparasi dengan alat HPMP (clinker = 14
gr sampel dan 7 pil Herzog HMPA-40, semen 12 gr dan 6 pil)
c. Untuk sampel raw material, clay, limestone dan silica, trass dan gypsum
menggunakan grinding mill manual. (10 gr sampel 5 pil)
- Analisa Sampel

a. Nyalakan alat XRD dengan menekan tombol ON/OFF pada bagian


belakang alat sebelah bawah
b. Tekan tombol power pada sebelah kanan layer tunggu sampai layer menyala
c. Nyalakan generator dengan Putar kunci pada samping kanan layer ke posisi

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 55
90 derajat berlawanan arah jarum jam (menghadap atas)
d. Tunggu hingga nilai KV=40, mA=7,5
e. Klik ikon garis 3 pada sudut kiri atas layar, pilih "To advance Mode"
f. Masukkan password: Tonasa2020
g. Klik ikon garis 3 pada sudut kiri atas layar, pilih "To advance Mode"
h. Pilih "maximize window
i. Pilih icon "windows" pada sudut kiri bawah layer
j. Pilih "System Tools"
k. Pilih "File Explorer"
l. Klik folder "Aeris"
m. Minimize/close layer yang terbuka
n. Klik ikon garls 3 pada sudut kiri atas layar, pilih "To
o. Pilih menu "Measurement"
p. Pada measurement program pilih program sesuai sampel yang akan di
uji/Analisa
q. Pada menu sampel id ketik kode sampel id
r. Pada menu file name pilih sesuai sampel/measurement program
s. Letakkan sampel pada loader sampel pada alat XRD
t. Tekan tombol "star: pada display runggu hingga pengujian selesai
- Pembacaa Hasil Analisa

a. Nyalakan PC XRD yang tersambung ke alat XRD


b. Pilih user:Aeris, password: Tonasa2020
c. Buka folder "mycomputer"

D. Metode Analisis Pengujian Fisika


1. Pengujian Kehalusan dengan Alat Blaine Manual
Alat: Bahan:
a. Neraca digital a. Sampel OPC
b. Spatula
c. Alat blaine manual

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 56
d. Kuas
e. Corong kecil
f. Stopwatch

Prosedur Kerja :
a. Disiapkan dan dibersihkan peralatan yang akan digunakan, yaitu alat blaine
manual dan peralatan lainnya
b. Ditimbang contoh sesuai dengan yang telah ditentukan, dimasukkan ke
dalam tube baja (tube ini adalah bagian dari alat blaine yang ada
saringannya dan sebelumnya di atas saringan diberi kertas saring khusus
sebagai pengalas bawah)
c. Setelah semen dimasukkan ke dalam tube, dimasukkan lagi kertas saring
untuk pengalas atas
d. Ditutup tube dengan plunger hingga permukaan plunger dengan tube betul-
betul rapat, kemudian dimasukkan ke bagian atas alat blaine.
e. Kran udara dibuka kemudian bulb ditekan secara perlahan
f. Kran ditutup kembali dan plunger dibuka perlahan-lahan sampai lepas dari
tube
g. Disiapkan stopwatch, lalu stopwatch dijalankan saat cairan berada persis
pada garis tengah (garis kedua), kemudian hentikan alat pencatat waktu
pada saat cairan berada pada garis bawah (garis ketiga).
h. Dicatat waktu yang digunakan pada (t) detik
Perhitungan :
Kehalusan (m2/kg) = √ t x Faktor
Keterangan:
t = Waktu alir udara (detik)
Faktor = Faktor yang telah ditentukan sebelumnya

2. Kuat Tekan
Alat: Bahan:

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 57
a. Neraca digital a. Sampel OPC
b. Gelas ukur b. Pasir Standar
c. Mesin pengaduk c. Aquadest
d. Mangkuk aduk
e. Cetakan kubus
f. Pisau aduk
g. Penumbuk
h. Alat kuat tekan

Prosedur Kerja :
- Komposisi adukan
Banyaknya bahan-bahan yang dicampur dalam sekali campur adukan
untuk membuat enam dan sembilan benda uji adalah sebagai berikut:
Bahan-bahan
Semen (gram) 500
Pasir (gram) 1375
Air (ml) 242

- Penyiapan mortar
a. Pengaduk dan mangkuk kering diletakkan dalam posisi mengaduk
pada mesin pengaduk
b. Dimasukkan air ke dalam mangkuk
c. Ditambahkan semen ke dalam air
d. Dijalankan mesin pengaduk pada kecepatan rendah (140+5) putaran
per-menit selama 30 detik
e. Ditambahkan pasir perlahan-lahan dalam selang waktu 30 detik,
sambil diaduk pada kecepatan rendah
f. Dihentikan mesin pengaduk selama 60 detik, lalu dipindahkan ke
kecepatan sedang (285+10) putaran per-menit selama 30 detik
g. Dihentikan mesin pengaduk dan mortar dibiarkan selama 1,5 menit.
Pada selang waktu 15 detik pertama, mortar yang menempel pada

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 58
dinding mangkuk segera dibersihkan, selanjutnya mangkuk pengaduk
ditutup
h. Kemudian dilakukan pengadukan pada kecepatan sedang selama 1
menit.
- Pencetakan benda uji
a. Pencetakan benda uji dimulai paling lambat 2,5 menit setelah selesai
pengadukan
b. Mortar dituang sampai kira-kira setengah cetakan kubus
c. Mortar ditumbuk sebanyak 32 kali selama ±10 detik
d. Sisa adukan dituang ke dalam cetakan dan ditumbuk lagi seperti pada
tahap pertama. Tekanan dari tumbukan ini untuk meratakan pengisian
seluruh bagian cetakan
e. Mortar yang keluar cetakan, setiap 8 kali penumbukan, dikembalikan
ke dalam cetakan menggunakan sarung tangan
1. Permukaan mortar diratakan mengunakan tepi pisau aduk sehingga
permukaan adukan rata dengan permukaan cetakan.
- Penyimpanan benda uji
a. Setelah pencetakan benda uji selesai, dengan segera benda uji di
tempatkan ke dalam wadah yang lembab selama 24 jam
b. Permukaan benda uji harus terlindung dari percikan air
c. Cetakan dibuka setelah 24 jam dan diberi identitas, kemudian
direndam dalam wadah penyimpanan yang berisi air kapur jenuh
d. Benda uji yang dikeluarkan dari perendaman hanya benda uji yang
akan dilakukan uji kuat tekannya saja, sedangkan yang akan diuji kuat
tekan pada umur-umur lanjut tetap dibiarkan dalam bak perendaman
- Pengujian kekuatan tekan.
a. Benda uji dikeluarkan dari ruang lembab untuk pengujian 24 jam
maupun dari rendaman air untuk pengujian umur yang lain
b. Kemudian ditentukan kekuatan tekan masing-masing benda uji
Perhitungan :

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 59
Kuat Tekan (kg/cm2) = A x Faktor x 38,75
Keterangan:
A = Hasil pengukuran dengan alat kuat tekan (ton)
Faktor = Faktor kalibrasi dari alat kuat tekan
38,75 = Nilai konversi satuan (kg/cm2 ton)

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 60
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Pembuatan Semen
Tabel 8. Proporsi Pembuatan Semen OPC

Kode SP 1 SP 2 SP 3

Gypsum 5% Gypsum 5% Gypsum 5%


Komposisi
Klinker 95% Klinker 95% Klinker 95%

2. Pengujian Kimia
Tabel 9. Hasil Pengujian KIMIA
KODE PARAMETER UJI
TANGGAL KOMPOSIT
SAMPEL LOI BTL SO3
SP 1 5 s/d 8 FEB 2024 0,72 0,15 0,18
SP 2 12 s/d 15 FEB 2024 0,87 0,21 0,12
SP 3 21 s/d 23 FEB 2024 0,89 0,18 0,12

3. Pengujian Fisika
Tabel 10. Hasil Pengujian FISIKA
PARAMETER UJI
KODE
TANGGAL KUAT KUAT
SAMPE BLAIN KUAT TEKAN
KOMPOSIT TEKAN 3 TEKAN 7
L E 28 HARI
HARI HARI
5 s/d 8 FEB
SP 1 363 249,8495 379,9503 510,7728
2024
12 s/d 15 FEB
SP 2 368 336,8151 434,2065 535,1381
2024
21 s/d 23 FEB
SP 3 370 307,1695 385,0427 529,2326
2024

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 61
4. Pengujian XRF & XRD

Tabel 11. Hasil Pengujian XRF&XRD


KODE SAMPEL & TANGGAL KOMPOSIT
SP 1 SP 1 SP 2 SP 2 SP 3 SP 3
SIMPLO DUPLO SIMPLO DUPLO SIMPLO DUPLO
PARAMETER UJI 05 s/d 08 05 s/d 08 12 s/d 15 12 s/d 15 21 s/d 23 21 s/d
FEB FEB FEB FEB FEB 23 FEB
2024 2024 2024 2024 2024 2024
C3S 62,44 62,94 62,05 62,85 62,49 62,88
C2S 14,61 14,32 14,87 14,12 14,81 14,29
C3A 9,28 9,23 9,26 9,07 9,14 9,21
NaEq 0,45 0,44 0,44 0,43 0,43 0,44
C4AF 11,09 10,97 11,16 11,07 11,17 11,15
LSF 97,1 97,14 98,81 97,02 96,72 97,06
ALITE M3 37,71 35,12 34,52 35,86 30,88 30,79
ALITE M1 30,87 29,53 31,88 31,16 35,66 35,32
C2S BELITE BETA 9,51 11,37 10,22 10,69 10,6 10,34
C2S BELITE ALPHA 2,2 3,04 2,61 2,08 2,13 2,41
C2S BELIT GAMMA 0,61 0,43 0,28 0,35 0,33 0,52
C4AF FERRITE 9,23 10,62 10,67 10,7 10,19 10,52
C3A ALUMINATE
CUBIC 3,83 3,27 3,4 3 2,99 3,51
C3A ALUMINATE
ORTHO 4,02 4,51 4,41 4,81 4,86 4,51
FRE LIMEE CaO 0,91 1,02 0,83 0,75 0,82 0,84
PORTLANDITE
Ca(OH)2 0,45 0,08 0 0 0,15 0,17
PERICLASE MgO 0,16 0,36 0,28 0,29 0,2 0,31
ARCANITE K2SO4 0 0 0 0 0 0
THENARDITE syn 0,5 0,29 0,38 0,15 0,21 0,44
APHTHITALITE
K3Na(SO4) 0 0 0 0 0 0
CALCIOLANGBELIT
E K2Ca2 (SO4)3 0 0 0 0 0 0
SPURRITE
Ca5(SiO4)2(CO3) 0 0,36 0,53 0,17 0,98 0,32

B. Pembahasan
1. Pembuatan Semen
selanjutnya dilakukan analisa terhadap semen OPC yang ingin digunakan.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 62
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kondisi semen OPC yang digunakan
memenuhi persyaratan SNI 2049-2015 mengenai Semen Portland.
Setelah dipastikan bahwa kedua bahan sudah terjamin kualitasnya,
selanjutnya dilakukan proses pencampuran dan homogenisasi. Proses
pencampuran diawali dengan menentukan persentase semen klinker dan gypsum
dalam campuran. Dalam penelitian ini, campuran dibuat dalam variasi yakni
mulai dari 95% klinker dan 5% gypsum. Setelah dilakukan pencampuran,
selanjutnya dilakukan proses homogenisasi menggunakan alat grinding mill.
Setelah proses homogenisasi selesai, campuran dimasukkan ke dalam plastik
sampel yang telah diberi kode sebelumnya. Sampel yang sudah dikemas dalam
plastik dibawa ke laboratorium untuk dianalisa mutunya berdasarkan karakteristik
kimia dan fisika-nya.

2. Pengujian Kimia
a. Pengujian Kimia (LOI, BTL, SO3)

Kimia
0.22 1
0.21 0.21 0.89 0.89 0.9
0.2 0.87 0.87
0.8
0.72 0.72 0.7
0.18 0.18 0.18
0.6
0.16 0.5
0.15 0.15 0.15 0.15 0.4
0.14 0.3
0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.2
0.1
0.1 0
SP 4 SIMPLO SP 4 DUPLO SP 5 SIMPLO SP 5 DUPLO SP 6 SIMPLO SP 6 DUPLO

BTL SO3 LOI

Grafik 1. Analisa Kimia

LOI (Lost On Ignition) adalah metode analitik yang diunakan untuk


menentukan kadar mineral yang mudah menguap dalam suatu sampel seperti
klinker. Material yang mudah menguap ini umumnya terdiri dari air, karbon
dioksida (CO2) dan senyawa organik lainnya. LOI merupakan persentase berat

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 63
CO2 dan H2O yang hilang pada klinker saat dipijarkan pada suhu dan waktu
tertentu sesuai Standar Nasional Indonesia. Hilang pijar berfungsi untuk
mencegah adanya mineral-mineral yang dapat terurai dalam pemijaran sehingga
kualitas klinker dapat terjaga. Kristal mineral-mineral tersebut pada umumnya
dapat mengalami perubahan dalam waktu beberapa tahun, dimana perubahan
tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada klinker.
Adapun prosedur pengerjaan LOI adalah dengan menimbang beberapa
gram contoh lalu dipijarkan dalam suhu dan waktu tertentu agar sampai pada
posisi konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pemijaran dihitung sebagai
kadar zat hilang pijar (LOI). Kadar LOI yang tinggi dapat menunjukkan adanya
kontaminasi atau bahan baku yang tidak sesuai, LOI yang tinggi dapat
mempengaruhi sifat fisik dan kimia klinker yang dioleh menjadi semen sehingga
dapat mempengaruhi hasil seperti waktu setting dan kuat tekan pada semen.
Nilai LOI yang dihasilkan berbanding lurus dengan kadar H 2O dan CO2
dalam klinker. Bahan baku dengan kadar air dan senyawa organik yang tinggi
akan menghasilkan klinker dengan LOI yang tinggi, semakin tinggi nilai LOI
maka semakin tinggi kadar H2O dan CO2 yang dihasilkan.
Hasil pengujian kadar hilang pijar menunjukkan kadar hilang pijar
terendah terdapat pada SP1 sebesar 0,72% dan kadar hilang pijar tertinggi
terdapat pada SP 3 sebesar 0,89%. Dari hasil analisa yang diperoleh diketahui
bahwa klinker yang dianalisa memiliki kualitas baik dan memenuhi standar
ASTM C114 dimana yang dipersyaratkan LOI klinker <3% dinyatakan klinker
berkualitas baik. Analisa LOI klinker adalah metode penting untuk menentukan
kualitas klinker dalam memprediksi kinerja semen. Hasil analisa LOI digunakan
untuk mengontrol proses produksi semen dan memastikan bahwa klinker yang
dihasilkan memenuhi standar yang ditetapkan.
Pada penentuan bagian yang tidak larut (BTL) dalam klinker yakni
pertama-tama mencampurkan semen dengan aquades secukupnya untuk
membentuk pasta agar reaksi nantinya berlangsung lebih cepat dan sempurna.
Selanjutnya pasta klinker tadi ditambahkan HCl (1:1) untuk melarutkan oksida-

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 64
oksida logam yang terkandung di dalam klinker dan proses pelarutan oksida-
oksida logam ini. dipercepat dengan bantuan pemanasan. Endapan yang terbentuk
setelah pemanasan disaring dan dicuci dengan aquadest panas. Endapan yang
terbentuk mengandung logam alkali dan alkali tanah serta SiO 2 dan pencucian
dengan akuades panas bertujuan untuk menghilangkan pengotor-pengotor berupa
sisa-sisa asam dan sisa-sisa garam yang terbentuk selama reaksi. Endapan yang
telah disaring dan dicuci, dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi 60 mL
NaOH 1%. Tujuan perlakuan ini adalah untuk melarutkan bagian yang harusnya
larut tetapi tidak larut dalam asam kuat (HCl).
Pada saat penambahan NaOH ini terbentuk suspensi berwarna putih yang
merupakan hasil reaksi antara OH- dengan logam alkali dan alkali tanah. Proses
ini dilanjutkan dengan memanaskan larutan untuk melarutkan suspensi (endapan
hidroksida) yang terbentuk dari penambahan NaOH tadi. Setelah itu, larutan
ditambahkan indikator MM dan HCl 1:1 sampai terbentuk larutan yang berwarna
merah. Metil merah berfungsi sebagai indikator dimana trayek pH dari merah
metil yaitu 4,8 – 6,0 dan HCl 1:1 berfungsi untuk memberikan suasana asam dan
hal ini sesuai dengan indikator yang digunakan. Endapan yang didapat merupakan
bagian tidak larut dalam klinker.
Bagian Tak Larut (BTL) merupakan jumlah material tambahan yang tidak
dapat larut di dalam klinker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar BTL
terendah terdapat pada SP 1 0,15% dan kadar BTL tertinggi terdapat pada SP 2
sebesar 0,21%. Kadar bagian tak larut harus dibatasi karena bertujuan untuk
mencegah tercampurnya bahan klinker dengan bahan pengotor yang tidak dapat
dibatasi oleh persyaratan fisika.
Analisa SO3 pada klinker merupakan pengukuran kadar sulfur trioksida
(SO3) dalam klinker. Analisa ini penting untuk memastikan kualitas klinker dan
ketahanan semen yang dihasilkan. Memastikan kadar (SO 3) dalam klinker sesuai
dengan standar. Standar mutu klinker SNI 142049-2022 mensyaratkan kadar
(SO3) maksimum 4%.
Pada analisis penentuan kadar SO3 ini menggunakan metode gravimetri.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 65
Metode gravimetri adalah metode pengukuran berdasarkan berat. Penentuan kadar
SO3 dilakukan dengan menggunakan filtrat dari penentuan bagian tidak larut.
Filtrat yang diperoleh kemudian dididihkan agar endapan yang terbentuk nantinya
sempurna. Setelah didigest, larutan ditambahkan BaCl 2 lalu didigest selama 4 - 24
jam, lalu filtrat yang telah mengandung endapan tersebut disaring dengan
menggunakan kertas saring 42. Penambahan BaCl 2 disini memegang peranan
penting yakni mengubah SO42- menjadi endapan BaSO4. Kemudian, larutan
didigest bertujuan untuk mengendapkan seluruh BaSO4.
SO42- + BaCl2  BaSO4 + HCl
Prinsip dari analisis ini adalah sulfat diendapkan sebagai BaSO 4 dari
larutannya yang asam dan panas dengan larutan BaCl 2. Endapan disaring, dicuci
dan ditimbang sebagai BaSO4. Untuk mengetahui nilai SO3 dalam sampel,
diperlukan sebuah faktor konversi yakni:
Mr SO3 80,0632 g /mol
= = 0,343
Mr BaSO 4 233 ,38 g /mol

b. Pengujian (XRF)

XRF
16 63.2
14.61 14.87 14.81
14 14.32 14.12 14.29 63
62.94
62.85 62.88
12 62.8
10 62.6
9.28 9.23 9.26 9.07 9.14
62.49 9.21
8 62.44 62.4
6 62.2
4 62.05 62
2 61.8
0 61.6
1 2 3 4 5 6

C2S C3A C3S


Grafik 2. Analisa XRF

Klinker merupakan bahan baku utama dalam pembuatan semen. Klinker


sendiri terdiri dari berbagai macam oksida, yang mana komposisi dan

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 66
karakteristiknya memainkan peran penting dalam menentukan sifat dan kualitas
semen yang dihasilkan.Oksida-oksida dalam klinker saling berinteraksi dan
membentuk senyawa-senyawa kompleks selama proses pembakaran. Senyawa-
senyawa ini, seperti alite (C3S), belite (C2S), aluminate (C3A), menentukan sifat
dan karakteristik semen.
C3S atau Trikalsium Silikat, merupakan salah satu komponen utama dalam
klinker dan memegang peranan penting dalam menentukan kualitas semen yang
dihasilkan , C3S terbentuk selama proses pembakaran klinker pada suhu tinggi
( sekitar 1450 °C). Reaksi antara kalsium oksida (CaO) dan silikon dioksida
(SiO2) yang berasal dari bahan baku seperti batu kapur dan tanah liat
menghasilkan C3S Kandungan C3S (Trikalsium Silikat) dalam klinker biasanya
berada di kisaran 50-65%
Dari hasil pengujian yang diperoleh C 3S memenuhi standar karena kadarnya
berada pada kisaran 62% dimana Kadar C3S di kisaran 50-65% memberikan
keseimbangan antara kekuatan, waktu setting, dan panas hidrasi yang optimal
untuk berbagai aplikasi konstruksi.
C2S adalah komponen penting dalam klinker yang melengkapi sifat-sifat
yang diberikan oleh C3S, namun kontribusinya terhadap kekuatan semen muncul
dalam jangka panjang. Ini memberikan efek menguatkan berkelanjutan pada
beton seiring waktu. C2S memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap sulfat
Pada lingkungan dengan kandungan sulfat tinggi (misalnya air laut atau tanah
gambut), semen dengan kandungan C2S yang lebih tinggi akan lebih tahan
terhadap kerusakan. Dari hasil pengujian diperoleh C 2S dengan kadar kisaran 14%
dimana memenuhi standar kadar C2S yang dipersyaratkan yaitu 15%
Meningkatkan ketahanan sulfat dan kekuatan jangka panjang.
C3S melengkapi sifat-sifat yang diberikan oleh C 3S dan C2S dalam klinker.
Dengan mengatur komposisi C3A secara optimal, produsen semen dapat
menghasilkan semen dengan setting awal yang terkendali, stabilitas dimensi yang
baik, dan ketahanan yang wajar terhadap sulfat.

c. Pengujian (XRD)

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 67
40 XRD 0.455
37.71
35 0.45 35.12 34.52 35.86 35.66 35.32 0.45
30.87 31.88 31.16 30.88 30.79
30 29.53 0.445
25
0.44 0.44 0.44 0.44
20
0.435
15
10 0.43 0.43 0.43
5 0.425
0 0.42
1 2 3 4 5 6

ALITE M3 ALITE M1 NaEq

Grafik 3. Analisa XRD

Alite merupakan penyumbang utama terhadap kekuatan, khususnya


kekuatan tekan, pada semen Portland. Inilah sebabnya Alite sering disebut sebagai
"fase kekuatan" dari klinker. Alite M1 dan Alite M3 merujuk pada polimorf dari
mineral Tricalcium Silicate (C3S), komponen utama dalam klinker semen.
Polimorfisme berarti mineral tersebut memiliki komposisi kimia yang sama (Ca
3SiO5) tetapi struktur kristal yang berbeda.
Alite M1 dianggap lebih stabil secara struktural dibandingkan Alite M3.
Ini dapat mempengaruhi ketahanan jangka panjang semen. Alite M3: Biasanya
ditemukan dalam jumlah yang lebih dominan dalam klinker (sekitar 70-80%)
dibandingkan Alite M1 (20-30%). Hal ini karena pembentukan M3 lebih mudah
dan membutuhkan kontrol yang lebih sedikit selama produksi klinker.
Equivalent Sodium (Na eq) merupakan parameter penting dalam analisa
klinker dengan pembacaan XRD (X-Ray Diffraction). Na eq mengacu pada
jumlah kation Na+ yang setara dengan total kation alkali (Na+ dan K+) dalam
klinker. Na eq tinggi dapat menyebabkan ekspansi dan retak pada semen yang
dihasilkan nilai Na eq ideal untuk klinker umumnya < 0,6
Dari hasil yang didapatkan nilai eq pada klinker dinyatakan tinggi, karena
melewati nilai ideal klinker yang ditetapkan hal ini dapat Mengganggu kestabilan
dimensi yang berpotensi menyebabkan ekspansi, retakan, dan penurunan kekuatan
dan ketahanan semen.

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 68
Waktu pengikatan lebih lambat, dapat menimbulkan masalah pada
pengerjaan konstruksi dan menurunkan daya tahan terhadap sulfat, berisiko
menyebabkan kerusakan struktur beton yang terpapar sulfat.

3. Pengujian Fisika
a. Kehalusan (Blaine)

Blaine
372

370 370 370

368 368 368


BLAINE (m2/Kg)

366

364
363 363
362

360

358
0 1 2 3 4 5 6 7

SAMPEL KLINKER
Blaine

Grafik 4. Analisa Blaine

Uji kehalusan ini dilakukan untuk mengetahui ukuran partikel dari semen,
semakin kecil ukuran partikelnya maka residu yang tertinggal di saringan akan
semakin sedikit dan menghasilkan nilai kehalusan yang tinggi. Kehalusan (blaine)
berbanding terbalik dengan hasil residu. Semakin halus semen maka kadar residu
pun semakin kecil, begitupun sebaliknya. Kecepatan reaksi hidrasi semen akan
bertambah cepat dengan semakin halusnya ukuran partikel semen, karena semakin
halus ukuran partikel semen maka luas permukaannya lebih besar dan reaksi
dengan air (hidrasi) semakin cepat. Semakin halus ukuran partikel semen maka
semakin cepat terjadi hidrasi dan semakin cepat juga mengeras.
Nilai kehalusan (blaine) dihitung dari permeability udara terhadap sampel

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 69
semen yang dipadatkan pada kondisi tertentu. Biasanya hambatan/tahanan
terhadap aliran udara pada sampel semen yang dipadatkan tergantung dari
permukaan spesifiknya. Semakin besar nilai hambatannya akan menunjukkan
semakin besarnya luas permukaan spesifik dari semen, demikian pula sebaliknya.
Satuan dari blaine dinyatakan dalam m 2/kg. Blaine adalah setiap 1 kilogram
semen apabila ditebar diatas permukaan yang rata maka akan membentuk luasan
seluas 1 m2.
b. Kuat Tekan

KUAT TEKAN
540.0000 440.0000
434.2065434.2065
535.0000 535.1381535.1381 430.0000
KUAT TEKAN (Kg/Cm2)

530.0000 529.2326529.2326420.0000
525.0000 410.0000
520.0000 400.0000
515.0000 390.0000
385.0427385.0427
510.0000 510.7728
379.9503510.7728
379.9503 380.0000
505.0000 370.0000
500.0000 360.0000
495.0000 350.0000
0 1 2 3 4 5 6 7

SAMPEL KLINKER
28 hari 7 hari

Grafik 5. Analisa Kuat Tekan

Kuat tekan merupakan kemampuan suatu bahan atau struktur dalam


menahan beban tekan. Kuat tekan adalah karakteristik yang paling utama untuk
semen. Perbedaan kuat tekan semen dipengaruhi oleh komposisi mineral,
magnesium, kandungan gipsum, kapur bebas, suhu, rasio air dengan semen,
kualitas agregat, perlakuan, dan cara pengerjaan. Kecepatan pengembangan kuat
tekan semen dipengaruhi oleh komposisi mineral yang terkandung dalam semen.
Mineral utama yang terkandung dalam semen yaitu C 3S, C2S, C3A dan C4AF yang
memiliki reaktifitas berbeda-beda ketika bereaksi dengan air. Salah satu faktor

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 70
yang meningkatkan kuat tekan pada semen yaitu senyawa-senyawa yang
terkandung di dalam klinker seperti C2S, C3S, C3A, dan C4AF.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, klinker yang dianalisis memenuhi standar
kualitas untuk produksi semen OPC. Klinker ini diharapkan menghasilkan semen
dengan kekuatan yang baik, waktu setting yang normal, dan ketahanan sulfat yang
memadai.
Data analisa klinker digunakan untuk memastikan klinker memenuhi
standar kualitas. Analisa ini meliputi komposisi kimia, karakteristik fisik, dan
mineralogi
1. Komposisi kimia klinker memenuhi standar ASTM C150 untuk semen OPC.
2. Klinker memiliki fineness yang sesuai dengan standar.
3. Mineralogi klinker menunjukkan kandungan C3S, C2S, C3A, dan C4AF yang
ideal.
4. Kadar LOI klinker berada dalam batas yang diizinkan.

B. Saran
1. Saran untuk Industri
a. Diharapkan pihak industri untuk tetap menjalin hubungan kerjasama yang
baik dengan sekolah
b. Diharapkan pihak industri untuk senantiasa mengecek dan mengontrol
setiap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa prakerin untuk mengurangi
kesalahan kecil dan/atau kesalahan fata yang bisa saja mengakibatkan
kerugian bagi pihak industri

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 71
2. Saran untuk Sekolah
a. Pemantauan terhadap siswa yang sedang Praktek Kerja Industri (Prakerin)
maupun yang baru akan melaksanakan Praktek Kerja Industri agar lebih
ditingkatkan lagi untuk meyakinkan pihak perusahaan
b. Para guru dapat selalu memberikan motivasi dan bimbingan pada siswa
yang sedang melakukan Praktek Kerja Industri
c. Diharapkan siswa/i yang melaksanakan Praktek Kerja Industri lebih dahulu
diarahkan untuk proses belajar ke Quality Control PT.Semen Tonasa

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 72
DAFTAR PUSTAKA

Austin, G.T., 1998. Shreeve Chemical Process Industries Handbook 5th Edition,
Singapore: McGraw Hill
Israwati, Srinanda, 2010. Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Semen Tonasa.
Makassar: Universitas Negeri Makassar
Istomo, Finda P. & Nurlela, 2020. Karakterisasi dan Proporsi Abu Terbang (Fly
Ash) dalam Pembuatan PCC (Portland Composite Cement), Jurnal
Sains Natural, 10 (2): 77-85
Karim, Gaos A., 2015. Pengetahuan Semen. Bandung: Balai Besar Bahan dan
Barang Teknik (B4T)
Munasir, dkk., 2012. Uji XRD dan XRF pada Bahan Mineral (Klinker) Sebagai
Sumber Material Cerdas (CaCO3 dan SiO2), Jurnal Penelitian Fisika
dan Aplikasinya, 2 (1): 24-25
Nilus, P. 2003. Analisis Kimia Cara Basah. Pangkep: Laboratorium I Proses PT.
Semen Tonasa
Risma, Suwardi, Rahalia, N. S., 2023. Laporan Praktek Kerja Lapangan PT
Semen Tonasa. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang
Sementonasa.co.id, 2021. Profil Perusahaan PT. Semen Tonasa. Diakses pada 10
Februari 2023, dari www.sementonasa.co.id/profil-perusahaan/
Shasqia, G. & Mawardi, M., 2019. Analisis Kehalusan Butiran Semen Serta
Hilang Pijar (LOI) Pada Semen Geopolimer Berbasis Tanah Napa
Solok, Journal Of Residu, 3 (1): 56-57
Standar Nasional Indonesia, 2014. SNI 0302-2014 Semen Portland Pozzolan.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
Sucipto, E., 2007. Hubungan Pemaparan Pertikel Debu pada Pengolahan Batu
Kapur Terhadap Penurunan Kapasitas Fungsi Paru. Semarang:
Universitas Diponegoro
Sukandarrumidi, 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Universitas Gadjah

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 73
Mada
Wahyudi, A., dkk., 2021, Quality Assurance dan Quality Kontrol pada
Laboratorium Industri, Jurnal Industri, 2 (2): 81-92.
Yusuf, Y. dkk., 2019. Penggunaan Pozzolan dan Limestone Basah Terhadap
Sifat Fisika dan Kimia Semen Tipe OPC, Jurnal Kimia Unand, 8 (2):
5-6

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 74
LAPORAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
SMK SMAK Makassar
2024

LAMPIRAN
1
PERHITUNGAN

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 75
ANALISA MUTU KLINKER EKSPOR

ANALISA MUTU KLINKER EKSPOR


1. Lost On Ignition (LOI)
W 1−W 2
% Lost On Ignition (LOI) = × 100%
bobot sampel
Keterangan:
W1 = bobot cawan + contoh awal (g)
W2 = bobot cawan + contoh sisa pijar (g)

SP 1 SP 2
15,0913−15,0841 21,7358−21,7271
% LOI = × % LOI = ×
1,0001 1,0000
100% 100%
= 0,72% = 0,87%
SP 3
20,5363−20,5273
% LOI = ×
1,0001
100%
= 0,89%

2. Bagian Tak Larut (BTL)


W 1−W 2
% Bagian Tak Larut (BTL) = × 100%
bobot sampel
Keterangan:
W1 = bobot cawan kosong (g)
W2 = bobot cawan + residu (g)

SP 1 SP 2
14,0682−14,0667 19,5033−19,5012
% BTL = × % BTL = ×
1,0000 1,0003
100% 100%

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 76
= 0,15% = 0,21 %
SP 3
20,7006−20,6988
% BTL = ×
1,0000
100%
= 0,18%

3. Sulfur Trioksida (SO3)


W1
% SO3 = × 0,343 × 100%
W2
Keterangan:
W1 = bobot sisa pijar (g)
W2 = bobot contoh (g)
0,343 = faktor kimia

SP 1 SP 2
0,0035 0,0046
% SO3 = × 0,343 × 100% % SO3 = × 0,343 × 100%
1,0000 1,0003
= 0,12% = 0,15%

SP 3
0,0037
% SO3 = × 0,343 × 100%
1,0000
= 0,12%

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 77
LAPORAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
SMK SMAK Makassar
2024

LAMPIRAN
2
DOKUMENTASI PENELITIAN

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 78
ANALISA MUTU KLINKER EKSPOR

ANALISA MUTU KLINKER EKSPOR


SAFETY TALK

1. Loss On Ignition (LOI)

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 79
Dokumentasi 1. Loss On Ignition (LOI)

2. Bagian Tak Larut (BTL)

Dokumentasi 2. Bagian Tak Larut (BTL)

3. Sulfur Trioksida (SO3)

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 80
Dokumentasi 3. Sulfur Trioksida (SO3)

4. Oksida menggunakan XRF

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 81
Dokumentasi 5. XRF

5 Analisa Mineral menggunakan XRD

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 82
Dokumentasi 5. XRD

6. Kehalusan

Dokumentasi 6. Blaine

7. Kuat Tekan

Dokumentasi 8. Kuat Tekan

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 83
LAPORAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
SMK SMAK Makassar
2024

LAMPIRAN
3
DAFTAR HADIR
PRAKTEK KERJA INDUSTRI
(PRAKERIN)

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 84
ANALISA MUTU KLINKER EKSPOR

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 85
LAPORAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
SMK SMAK Makassar
2024

LAMPIRAN
4
LAPORAN KEGIATAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI
(PRAKERIN)

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 82
ANALISA MUTU KLINKER EKSPOR

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 83
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Achmad Fauzan Alie.


NIS : 206174
Tempat, tanggal lahir : Makassar, 16 Mei 2005
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum menikah
Alamat : BTN Bung Permai Blok B3 No 4
No. Telepon : 081242818719
Email : lafauzan96@gmail.com
Instagram : @caanglie

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 83
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Nur Indah Awaliah


NIS : 206320
Tempat, tanggal lahir : Makassar, 26 Mei 200
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum menikah
Alamat : Perum Villa Mutiara Lestari 16 No 3
No. Telepon : 088242192676
Email : nurrindah025@gmail.com
Instagram : @iindahawlh_

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 84
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Sri Anugrah Abirusna


NIS :206369
Tempat, tanggal lahir : Pangkep, 14 Februari 2005
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum menikah
Alamat : Sapanang
No. Telepon : 085956493084
Email : srianugrahabirusna@gmail.com
Instagram : @nunu_paggasa

Laporan Praktek Kerja Industri 2024


Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar 85

Anda mungkin juga menyukai