Dibuat dan Disusun dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Menyelesaikan Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Makassar
Disusun Oleh:
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR
2024
PT. Semen Tonasa menerangkan bahwa siswa yang bernama di bawah ini:
Telah melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Industri di PT. Semen Tonasa pada
Unit of Quality Assurance terhitung dari tanggal 01 Desember 2023 s/d 31 Maret
2024 dengan lembar pengesahan pembimbing terlampir.
Disahkan Oleh:
Unit of HC Operational Mengetahui,
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LAPANGAN
Mengetahui, Pembimbing,
ii
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini dibuat dan disusun sebagai syarat
guna menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK
Makassar.
Laporan ini telah diterima oleh Kepala SMK SMAK Makassar, pada hari Rabu
tanggal 01 Maret 2024.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat dan kasih-Nya sehingga kegiatan Praktek Kerja Industri di PT. Semen
Tonasa dapat berjalan dengan lancar dan terlaksana dengan baik, terlebih karena
Tonasa. Prakerin ini dilaksanakan di PT. Semen Tonasa pada Unit of Quality
Diharapkan kegiatan Praktek Kerja Industri ini dapat menjadi wadah untuk
dunia kerja.
1. Kedua Orang Tua tercinta yang senantiasa memanjatkan doa dan senantiasa
lancar.
Semen Tonasa.
iv
4. Ibu Widya Kurniasari Rahim selaku Senior Manager of HC Operational
5. Bapak Drs. Bakhtiar Rahmani, M.Si., selaku Kepala SMK SMAK Makassar.
(QA).
7. Bapak Chandra Irawan Sale selaku Training & KM Office PT. Semen
Tonasa.
Tonasa.
9. Ibu Yenni Kasim, S.T., selaku Manager of Material Quality Assurance (QA).
11. Bapak Maylton Sumomba S.T., selaku Spv of Physical Laboratory, Bapak
12. Seluruh pegawai Unit of Quality Assurance (QA) yang telah mendampingi
13. Saudara Achmad Fauzan Alie, Saudari Nur Indah Awaliah, dan Saudari Sri
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi. Atas dukungan
vi
Tim Penulis
DAFTAR ISI
ix
B. Saran 69
DAFTAR PUSTAKA 71
LAMPIRAN 73
RIWAYAT HIDUP PENULIS 84
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR GRAFIK
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan 73
Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian 76
Lampiran 3. Daftar Hadir Praktek Kerja Industri (Prakerin) 82
Lampiran 4. Laporan Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) 83
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus
dipenuhi, yang mempunyai tujuan lebih tinggi dari sekedar untuk hidup.
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting oleh kemajuan suatu bangsa.
Oleh karena itu, Pendidikan harus terus menerus diperbaiki baik dari segi kualitas
maupun kuantitasnya. Pergerakan pembangunan, ilmu pengetahuan dan teknologi
yang pesat sekarang ini, memacu adanya kesadaran diri dalam mempersiapkan
dan menerima perubahan-perubahan yang terjadi akibat kemajuan dan
perkembangan tersebut. Dalam masa persaingan yang sedemikian ketat sekarang
ini, menyadarkan bahwa sumber daya manusia merupakan model utama dalam
suatu usaha, maka kualitas tenaga kerja harus dikembangkan dengan baik.
Pelatihan Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian dari pembelajaran
akademik yang dilalui oleh siswa agar bisa meningkatkan kemampuannya
menjadi seorang tenaga kerja. Kegiatan ini diharapkan nantinya mampu untuk
mengembangkan serta meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa. Terutama
dengan tujuan untuk menjadikan siswa sebagai calon tenaga kerja yang
berkualitas dan bisa bersaing di dalam industri. Siswa bisa mempersiapkan
dirinya dengan baik, termasuk dari segi kemampuan, keterampilan, pengalaman,
dan pengetahuan yang dimiliki. PKL dilaksanakan untuk membantu
menghubungkan antara dunia pendidikan dengan dunia industri untuk saling
mendukung kemajuannya. Terutama dari pengalaman yang didapatkan oleh siswa
selama menjalani masa PKL.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia
yang memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya
dapat mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan SMK
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin dituntaskan dalam pelaksanaan
praktek kerja industri ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kualitas mutu klinker ekspor yang dihasilkan pada proses
produksi di PT Semen Tonasa sebagai produk akhir sesuai SLA?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktek kerja industri
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memastikan kualitas mutu klinker ekspor sesuai SLA dan untuk
mengetahui kualitas klinker yang dijual sebagai produk akhir di PT Semen
Tonasa
KAPASITAS PRODUKSI
Total kapasitas terpasang 5.980.000 ton/th
Kemampuan produksi semen dapat mencapai 7 juta ton/thn
2. Misi
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Semen Tonasa
mengembangkan beberapa misi, yaitu:
a. Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan stakeholder.
b. Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan
kualitas dan harga bersaing serta penyerahan tepat waktu.
c. Senantiasa berupaya melakukan improvement di segala bidang, guna
meningkatkan daya saing di pasar dan produktivitas perusahaan.
d. Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan motivasi
karyawan untuk bekerja secara profesional.
D. Struktur Organisasi Perusahaan
Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran
homogen antara semen portland dan pozzolan halus yang diproduksi dengan
menggiling klinker semen portland dan pozzolan bersama-sama atau mencampur
secara rata bubuk semen portland dan pozzolan atau gabungan antara menggiling
dan mencampur, dimana kadar pozzolan 15% - 40% massa semen portland
pozzolan.
Semen Portland Pozzolan produksi PT. Semen Tonasa memenuhi
persyaratan SNI 0302-2014. Semen jenis ini ideal untuk bangunan bertingkat (2-3
lantai), konstruksi beton umum, konstruksi beton massa seperti pondasi plat
penuh dan bendungan, konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa)
dan bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif, serta konstruksi bangunan
yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan,
dan penampungan air.
Pembuatan semen menggunakan bahan baku utama batu kapur dan tanah
liat yang diambil dari proses penambangan di Quarry milik Perseroan.
Penambangan batu kapur dilakukan dengan cara peledakan dan Surface Minner,
sedangkan untuk memperoleh tanah liat dilakukan dengan cara pengerukan.
Selanjutnya batu kapur dan tanah liat diangkut ke Crusher dengan Dump Truck.
2. Crushing (Pemecahan)
Batu kapur yang berasal dari quarry mengalami dua tahap proses
penghancuran, yakni dengan primary crusher dan secondary crusher. Batu kapur
yang keluar dari primary crusher berukuran lebih kecil dari 125 mm dan setelah
melawati secondary crusher berukuran lebih kecil dari 80 mm. Selain itu, material
batu kapur dan tanah liat yang telah dihancurkan dicampur dalam mix crusher
selanjutnya ditampung dalam mix pile strorage.
Bahan baku yang didapat dari proses penambangan (batu kapur dan tanah
liat) akan ditampung di dalam storage untuk selanjutnya dilakukan proses
prehomogenisasi yang disebut reclaimer. Proses prehomogenisasi di reclaimer
adalah proses yang sangat penting untuk menjamin kualitas dari produk yang
dihasilkan baik dari raw meal hingga produk akhir, yaitu semen.
Packing plant adalah sebuah kombinasi mesin dari alat transport sampai ke
packer. Packer berfungsi untuk melakukan pembungkusan atau pengepakan
semen bungkus atau sak dan timbangan berat yang ditetapkan. Packer merupakan
unit terakhir dari proses produksi dari suatu pabrik semen dimana produk packer
yang telah dikemas berupa semen sak, 40 kg dan 50 kg.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Klinker
awal C2S (Dikalsium Silikat) dan C3S (Tricalcium Silikat) adalah dua mineral
utama dalam komposisi semen Portland. Berikut adalah perbedaan antara C 2S dan
C3S
3. Tingkat pengotor: C2S mengandung tingkat pengotor yang sedikit lebih tinggi
daripada C3S
7. Perubahan komposisi: Reaksi kimia dari unsur C2S dan C3S dapat ditulis
sebagai 2C3S + 6H2O → (C3S2H3) + 3Ca(OH)2, dan 3C2S + 6H2O → (C3S2H3)
+ Ca(OH)2
C. Alite belit
Alite belit dalam klinker adalah sejenis mineral yang terdiri dari oksida
silikat dengan rumus kimia (Al2O3.3CaO.3SiO2.3). Alite belit merupakan
komponen utama dalam proses pembuatan semen Portland, dimana ia bertindak
sebagai pengganti dari klinker. Alite belit memiliki sifat keras, tahan api, dan
tahan lama, yang membuatnya cocok untuk digunakan dalam pembuatan semen
D. Semen
Caementum Perekat
Kata “semen” berasal dari bahasa latin Caementum yang artinya perekat.
Semen sudah dikenal sejak zaman dahulu kala yang dibuat dari kalsinasi kapur
yang tidak murni oleh bangsa Mesir untuk konstruksi pyramid. Orang Yunani dan
Romawi menggunakan slag vulkanik yang berasal dari gunung merapi yang
letaknya dekat Vonselly di sekitar gunung Visivius yang dicampur kapur gamping
(Quicklime) dan gipsum sebagai semen, dan diberi nama “Pozzoluoana/Pozzolan
Cement”.
Pada tahun 1824, Joseph Aspidin (Inggris) yang mendapat hak paten
pertama kali atau proses pembuatan semen hasil penemuannya. Aspidin
melakukan proses kalsinasi sampai tingkat tertentu terhadap campuran batu kapur
dan tanah liat. Semen ini dinamakan “Portland” karena beton yang dibuat dengan
semen ini sangat menyerupai batuan-batuan alam yang terdapat di pulau Portland,
Inggris.
Di Indonesia pabrik semen pertama yaitu: Sedangkan di Indonesia, Pabrik
semen pertama berdiri tahun 1910 dengan nama Sumatra Portland Work di
Indarung dan sekarang bernama PT. Semen Padang. Pada tahun 1957 berdiri
pabrik semen kedua di Gresik, Jawa Timur. Kemudian pada tahun 1968, disusul
pabrik Semen Tonasa di Pangkep, Sulawesi Selatan dan pada tahun 1975, pabrik
Semen Cibinong dan Indocement lalu PT. Semen Bosowa pada tahun 1998 dan
pabrik semen lainnya, sehingga saat ini di Indonesia terdapat 10 pabrik semen
dengan kapasitas produksi ± 27,5 juta ton per-tahun.
Dengan semakin pesatnya pembangunan di Indonesia, maka kebutuhan
semen meningkat. Hal inilah yang mendorong berdirinya pabrik-pabrik semen
yang baru, sehingga dapat mengisi kebutuhan semen dalam negeri dan
mengurangi ketergantungan pada semen impor. Hingga saat ini, semen masih
menjadi salah satu komoditi yang menguntungkan dan perkembangan industrinya
cukup pesat.
No Uraian Persyaratan
No Uraian Persyaratan
No Uraian Persyaratan
No Uraian Persyaratan
E. Pengujian Klinker
1. Uji Kimia
a. Loss On Ignition (LOI)/Hilang Pijar
Lost On Ignition (LOI) adalah persentase berat CO 2 dan H2O yang hilang
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Prosedur Kerja :
- Preparasi dengan swing mill
a. Siapkan sampel yang akan diuji
b. Untuk sampel Clinker dan semen preparasi dengan alat HPMP (clinker = 14
gr sampel dan 7 pil Herzog HMPA-40, semen 12 gr dan 6 pil)
c. Untuk sampel raw material, clay, limestone dan silica, trass dan gypsum
menggunakan grinding mill manual. (10 gr sampel 5 pil)
- Analisa Sampel
Prosedur Kerja :
a. Disiapkan dan dibersihkan peralatan yang akan digunakan, yaitu alat blaine
manual dan peralatan lainnya
b. Ditimbang contoh sesuai dengan yang telah ditentukan, dimasukkan ke
dalam tube baja (tube ini adalah bagian dari alat blaine yang ada
saringannya dan sebelumnya di atas saringan diberi kertas saring khusus
sebagai pengalas bawah)
c. Setelah semen dimasukkan ke dalam tube, dimasukkan lagi kertas saring
untuk pengalas atas
d. Ditutup tube dengan plunger hingga permukaan plunger dengan tube betul-
betul rapat, kemudian dimasukkan ke bagian atas alat blaine.
e. Kran udara dibuka kemudian bulb ditekan secara perlahan
f. Kran ditutup kembali dan plunger dibuka perlahan-lahan sampai lepas dari
tube
g. Disiapkan stopwatch, lalu stopwatch dijalankan saat cairan berada persis
pada garis tengah (garis kedua), kemudian hentikan alat pencatat waktu
pada saat cairan berada pada garis bawah (garis ketiga).
h. Dicatat waktu yang digunakan pada (t) detik
Perhitungan :
Kehalusan (m2/kg) = √ t x Faktor
Keterangan:
t = Waktu alir udara (detik)
Faktor = Faktor yang telah ditentukan sebelumnya
2. Kuat Tekan
Alat: Bahan:
Prosedur Kerja :
- Komposisi adukan
Banyaknya bahan-bahan yang dicampur dalam sekali campur adukan
untuk membuat enam dan sembilan benda uji adalah sebagai berikut:
Bahan-bahan
Semen (gram) 500
Pasir (gram) 1375
Air (ml) 242
- Penyiapan mortar
a. Pengaduk dan mangkuk kering diletakkan dalam posisi mengaduk
pada mesin pengaduk
b. Dimasukkan air ke dalam mangkuk
c. Ditambahkan semen ke dalam air
d. Dijalankan mesin pengaduk pada kecepatan rendah (140+5) putaran
per-menit selama 30 detik
e. Ditambahkan pasir perlahan-lahan dalam selang waktu 30 detik,
sambil diaduk pada kecepatan rendah
f. Dihentikan mesin pengaduk selama 60 detik, lalu dipindahkan ke
kecepatan sedang (285+10) putaran per-menit selama 30 detik
g. Dihentikan mesin pengaduk dan mortar dibiarkan selama 1,5 menit.
Pada selang waktu 15 detik pertama, mortar yang menempel pada
A. Hasil
1. Pembuatan Semen
Tabel 8. Proporsi Pembuatan Semen OPC
Kode SP 1 SP 2 SP 3
2. Pengujian Kimia
Tabel 9. Hasil Pengujian KIMIA
KODE PARAMETER UJI
TANGGAL KOMPOSIT
SAMPEL LOI BTL SO3
SP 1 5 s/d 8 FEB 2024 0,72 0,15 0,18
SP 2 12 s/d 15 FEB 2024 0,87 0,21 0,12
SP 3 21 s/d 23 FEB 2024 0,89 0,18 0,12
3. Pengujian Fisika
Tabel 10. Hasil Pengujian FISIKA
PARAMETER UJI
KODE
TANGGAL KUAT KUAT
SAMPE BLAIN KUAT TEKAN
KOMPOSIT TEKAN 3 TEKAN 7
L E 28 HARI
HARI HARI
5 s/d 8 FEB
SP 1 363 249,8495 379,9503 510,7728
2024
12 s/d 15 FEB
SP 2 368 336,8151 434,2065 535,1381
2024
21 s/d 23 FEB
SP 3 370 307,1695 385,0427 529,2326
2024
B. Pembahasan
1. Pembuatan Semen
selanjutnya dilakukan analisa terhadap semen OPC yang ingin digunakan.
2. Pengujian Kimia
a. Pengujian Kimia (LOI, BTL, SO3)
Kimia
0.22 1
0.21 0.21 0.89 0.89 0.9
0.2 0.87 0.87
0.8
0.72 0.72 0.7
0.18 0.18 0.18
0.6
0.16 0.5
0.15 0.15 0.15 0.15 0.4
0.14 0.3
0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.2
0.1
0.1 0
SP 4 SIMPLO SP 4 DUPLO SP 5 SIMPLO SP 5 DUPLO SP 6 SIMPLO SP 6 DUPLO
b. Pengujian (XRF)
XRF
16 63.2
14.61 14.87 14.81
14 14.32 14.12 14.29 63
62.94
62.85 62.88
12 62.8
10 62.6
9.28 9.23 9.26 9.07 9.14
62.49 9.21
8 62.44 62.4
6 62.2
4 62.05 62
2 61.8
0 61.6
1 2 3 4 5 6
c. Pengujian (XRD)
3. Pengujian Fisika
a. Kehalusan (Blaine)
Blaine
372
366
364
363 363
362
360
358
0 1 2 3 4 5 6 7
SAMPEL KLINKER
Blaine
Uji kehalusan ini dilakukan untuk mengetahui ukuran partikel dari semen,
semakin kecil ukuran partikelnya maka residu yang tertinggal di saringan akan
semakin sedikit dan menghasilkan nilai kehalusan yang tinggi. Kehalusan (blaine)
berbanding terbalik dengan hasil residu. Semakin halus semen maka kadar residu
pun semakin kecil, begitupun sebaliknya. Kecepatan reaksi hidrasi semen akan
bertambah cepat dengan semakin halusnya ukuran partikel semen, karena semakin
halus ukuran partikel semen maka luas permukaannya lebih besar dan reaksi
dengan air (hidrasi) semakin cepat. Semakin halus ukuran partikel semen maka
semakin cepat terjadi hidrasi dan semakin cepat juga mengeras.
Nilai kehalusan (blaine) dihitung dari permeability udara terhadap sampel
KUAT TEKAN
540.0000 440.0000
434.2065434.2065
535.0000 535.1381535.1381 430.0000
KUAT TEKAN (Kg/Cm2)
530.0000 529.2326529.2326420.0000
525.0000 410.0000
520.0000 400.0000
515.0000 390.0000
385.0427385.0427
510.0000 510.7728
379.9503510.7728
379.9503 380.0000
505.0000 370.0000
500.0000 360.0000
495.0000 350.0000
0 1 2 3 4 5 6 7
SAMPEL KLINKER
28 hari 7 hari
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, klinker yang dianalisis memenuhi standar
kualitas untuk produksi semen OPC. Klinker ini diharapkan menghasilkan semen
dengan kekuatan yang baik, waktu setting yang normal, dan ketahanan sulfat yang
memadai.
Data analisa klinker digunakan untuk memastikan klinker memenuhi
standar kualitas. Analisa ini meliputi komposisi kimia, karakteristik fisik, dan
mineralogi
1. Komposisi kimia klinker memenuhi standar ASTM C150 untuk semen OPC.
2. Klinker memiliki fineness yang sesuai dengan standar.
3. Mineralogi klinker menunjukkan kandungan C3S, C2S, C3A, dan C4AF yang
ideal.
4. Kadar LOI klinker berada dalam batas yang diizinkan.
B. Saran
1. Saran untuk Industri
a. Diharapkan pihak industri untuk tetap menjalin hubungan kerjasama yang
baik dengan sekolah
b. Diharapkan pihak industri untuk senantiasa mengecek dan mengontrol
setiap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa prakerin untuk mengurangi
kesalahan kecil dan/atau kesalahan fata yang bisa saja mengakibatkan
kerugian bagi pihak industri
Austin, G.T., 1998. Shreeve Chemical Process Industries Handbook 5th Edition,
Singapore: McGraw Hill
Israwati, Srinanda, 2010. Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Semen Tonasa.
Makassar: Universitas Negeri Makassar
Istomo, Finda P. & Nurlela, 2020. Karakterisasi dan Proporsi Abu Terbang (Fly
Ash) dalam Pembuatan PCC (Portland Composite Cement), Jurnal
Sains Natural, 10 (2): 77-85
Karim, Gaos A., 2015. Pengetahuan Semen. Bandung: Balai Besar Bahan dan
Barang Teknik (B4T)
Munasir, dkk., 2012. Uji XRD dan XRF pada Bahan Mineral (Klinker) Sebagai
Sumber Material Cerdas (CaCO3 dan SiO2), Jurnal Penelitian Fisika
dan Aplikasinya, 2 (1): 24-25
Nilus, P. 2003. Analisis Kimia Cara Basah. Pangkep: Laboratorium I Proses PT.
Semen Tonasa
Risma, Suwardi, Rahalia, N. S., 2023. Laporan Praktek Kerja Lapangan PT
Semen Tonasa. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang
Sementonasa.co.id, 2021. Profil Perusahaan PT. Semen Tonasa. Diakses pada 10
Februari 2023, dari www.sementonasa.co.id/profil-perusahaan/
Shasqia, G. & Mawardi, M., 2019. Analisis Kehalusan Butiran Semen Serta
Hilang Pijar (LOI) Pada Semen Geopolimer Berbasis Tanah Napa
Solok, Journal Of Residu, 3 (1): 56-57
Standar Nasional Indonesia, 2014. SNI 0302-2014 Semen Portland Pozzolan.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
Sucipto, E., 2007. Hubungan Pemaparan Pertikel Debu pada Pengolahan Batu
Kapur Terhadap Penurunan Kapasitas Fungsi Paru. Semarang:
Universitas Diponegoro
Sukandarrumidi, 2009. Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Universitas Gadjah
LAMPIRAN
1
PERHITUNGAN
SP 1 SP 2
15,0913−15,0841 21,7358−21,7271
% LOI = × % LOI = ×
1,0001 1,0000
100% 100%
= 0,72% = 0,87%
SP 3
20,5363−20,5273
% LOI = ×
1,0001
100%
= 0,89%
SP 1 SP 2
14,0682−14,0667 19,5033−19,5012
% BTL = × % BTL = ×
1,0000 1,0003
100% 100%
SP 1 SP 2
0,0035 0,0046
% SO3 = × 0,343 × 100% % SO3 = × 0,343 × 100%
1,0000 1,0003
= 0,12% = 0,15%
SP 3
0,0037
% SO3 = × 0,343 × 100%
1,0000
= 0,12%
LAMPIRAN
2
DOKUMENTASI PENELITIAN
6. Kehalusan
Dokumentasi 6. Blaine
7. Kuat Tekan
LAMPIRAN
3
DAFTAR HADIR
PRAKTEK KERJA INDUSTRI
(PRAKERIN)
LAMPIRAN
4
LAPORAN KEGIATAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI
(PRAKERIN)