Anda di halaman 1dari 18

Cross Sectional

&
Case Control
Desain Penelitian Cross Sectional
Link Artikel: KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat (unnes.ac.id)

Bagaimana hubungan
antara pengetahuan,
sikap, dan motivasi
kader kesehatan
dalam pengendalian
kasus tuberkulosis?

Sumber:
Wijaya, I Made Kusuma. 2013. PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI
TERHADAP KEAKTIFAN KADER DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2): 137-144.
Desain Penelitian Cross Sectional
Link Artikel: KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat (unnes.ac.id)

Variabel independen terdiri dari:


(1) Pengetahuan yang merupakan hasil
tahu kader kesehatan tentang gejala,
cara penularan, pencegahan, dan
penemuan tersangka tuberkulosis.
(2) Sikap yang menyangkut perasaan,
dukungan, dan suasana hati kader
kesehatan.
(3) Motivasi yang menyangkut rasa
tanggungjawab dan penghargaan
yang didapatkan kader kesehatan.

Sumber:
Wijaya, I Made Kusuma. 2013. PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI
TERHADAP KEAKTIFAN KADER DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2): 137-144.
Desain Penelitian Cross Sectional
Link Artikel: KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat (unnes.ac.id)

Variabel dependen
yaitu keaktifan
kader kesehatan
dalam pengendalian
kasus tuberkulosis

Sumber:
Wijaya, I Made Kusuma. 2013. PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI
TERHADAP KEAKTIFAN KADER DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2): 137-144.
Desain Penelitian Cross Sectional
Link Artikel: KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat (unnes.ac.id)

Sumber:
Wijaya, I Made Kusuma. 2013. PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI
TERHADAP KEAKTIFAN KADER DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2): 137-144.
Desain Penelitian Cross Sectional
Link Artikel: KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat (unnes.ac.id)

Terdapat hubungan yang


signifikan antara
pengetahuan, sikap, dan
motivasi dengan keaktifan
kader kesehatan dalam
pengendalian kasus
tuberkulosis.

Sumber:
Wijaya, I Made Kusuma. 2013. PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI
TERHADAP KEAKTIFAN KADER DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2): 137-144.
Desain Penelitian Cross Sectional
Link Artikel: KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat (unnes.ac.id)

Terbukti dalam penelitian ini bahwa kader


kesehatan dengan pengetahuan tinggi memiliki
kemungkinan untuk aktif 18 kali lebih besar
daripada pengetahuan rendah, kader
kesehatan dengan sikap baik memiliki
kemungkinan untuk aktif 8 kali lebih besar
daripada sikap kurang, dan kader kesehatan
dengan motivasi tinggi memiliki kemungkinan
untuk aktif 15 kali lebih besar daripada
motivasi rendah.

Sumber:
Wijaya, I Made Kusuma. 2013. PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI
TERHADAP KEAKTIFAN KADER DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2): 137-144.
Desain Penelitian Cross Sectional
Link Artikel: KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat (unnes.ac.id)

Pengetahuan kader kesehatan merupakan


domain yang sangat penting sebagai dasar
kader kesehatan dalam melakukan
keaktifannya dalam pengendalian kasus
tuberkulosis. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang salah
satunya adalah pengetahuan dari orang
tersebut.

Sumber:
Wijaya, I Made Kusuma. 2013. PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI
TERHADAP KEAKTIFAN KADER DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2): 137-144.
Desain Penelitian Cross Sectional
Link Artikel: KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat (unnes.ac.id)

Sikap kader kesehatan merupakan domain


yang sangat penting sebagai dasar kader
kesehatan dalam melakukan keaktifannya
dalam pengendalian kasus tuberkulosis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
seseorang salah satunya adalah sikap dari
orang tersebut.

Sumber:
Wijaya, I Made Kusuma. 2013. PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI
TERHADAP KEAKTIFAN KADER DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2): 137-144.
Desain Penelitian Cross Sectional
Link Artikel: KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat (unnes.ac.id)

Motivasi kader kesehatan merupakan domain


yang sangat penting sebagai dasar kader
kesehatan dalam melakukan keaktifannya
dalam pengendalian kasus tuberkulosis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
seseorang salah satunya adalah motivasi dari
orang tersebut.

Sumber:
Wijaya, I Made Kusuma. 2013. PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI
TERHADAP KEAKTIFAN KADER DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2): 137-144.
Desain Penelitian Case Control
Link Artikel: http://journal.unair.ac.id/index.php/JBE/

Bagaimana pengaruh
karakteristik pasien
yang terpasang kateter
intravena terhadap
kejadian flebitis?

Sumber:
Akbar, N. M. F. H. dan Muhammad A. Isfandiari. 2018. PENGARUH
KARAKTERISTIK PASIEN YANG TERPASANG KATETER INTRAVENA
TERHADAP KEJADIAN FLEBITIS. Jurnal Berkala Epidemiologi, 6(1): 1-8.
Desain Penelitian Case Control
Link Artikel: http://journal.unair.ac.id/index.php/JBE/

Variabel independen
dalam penelitian ini
adalah usia, jenis
kelamin, status gizi,
riwayat hipertensi dan
riwayat diabetes
mellitus.
Sumber:
Akbar, N. M. F. H. dan Muhammad A. Isfandiari. 2018. PENGARUH
KARAKTERISTIK PASIEN YANG TERPASANG KATETER INTRAVENA
TERHADAP KEJADIAN FLEBITIS. Jurnal Berkala Epidemiologi, 6(1): 1-8.
Desain Penelitian Case Control
Link Artikel: KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat (unnes.ac.id)

Sumber:
Wijaya, I Made Kusuma. 2013. PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI
TERHADAP KEAKTIFAN KADER DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2): 137-144.
Desain Penelitian Case Control
Link Artikel: http://journal.unair.ac.id/index.php/JBE/

Adanya pengaruh
karakteristik pasien
(usia, jenis kelamin,
status gizi, riwayat
hipertensi, dan riwayat
diabetes mellitus.

Sumber:
Akbar, N. M. F. H. dan Muhammad A. Isfandiari. 2018. PENGARUH
KARAKTERISTIK PASIEN YANG TERPASANG KATETER INTRAVENA
TERHADAP KEJADIAN FLEBITIS. Jurnal Berkala Epidemiologi, 6(1): 1-8.
Desain Penelitian Case Control
Link Artikel: http://journal.unair.ac.id/index.php/JBE/

Pasien yang berusia ≥ 60 tahun mempunyai risiko


9,63 kali mengalami infeksi flebitis dibandingkan
dengan pasien yang berusia < 60 tahun.

Kelompok perempuan mempunyai risiko 4,84 kali


mengalami infeksi flebitis dibandingkan dengan
kelompok laki-laki.

Sumber:
Akbar, N. M. F. H. dan Muhammad A. Isfandiari. 2018. PENGARUH
KARAKTERISTIK PASIEN YANG TERPASANG KATETER INTRAVENA
TERHADAP KEJADIAN FLEBITIS. Jurnal Berkala Epidemiologi, 6(1): 1-8.
Desain Penelitian Case Control
Link Artikel: http://journal.unair.ac.id/index.php/JBE/

Pasien yang berstatus gizi malnutrisi mempunyai


risiko 4,01 kali mengalami infeksi flebitis
dibandingkan dengan pasien yang berstatus gizi
normal.

Pasien dengan hipertensi mempunyai risiko 6,18 kali


mengalami infeksi flebitis dibandingkan dengan
yang tidak menderita hipertensi.

Sumber:
Akbar, N. M. F. H. dan Muhammad A. Isfandiari. 2018. PENGARUH
KARAKTERISTIK PASIEN YANG TERPASANG KATETER INTRAVENA
TERHADAP KEJADIAN FLEBITIS. Jurnal Berkala Epidemiologi, 6(1): 1-8.
Desain Penelitian Case Control
Link Artikel: http://journal.unair.ac.id/index.php/JBE/

Pasien dengan DM mempunyai


risiko 17,88 kali mengalami infeksi
flebitis dibandingkan dengan yang
tidak DM.

Sumber:
Akbar, N. M. F. H. dan Muhammad A. Isfandiari. 2018. PENGARUH
KARAKTERISTIK PASIEN YANG TERPASANG KATETER INTRAVENA
TERHADAP KEJADIAN FLEBITIS. Jurnal Berkala Epidemiologi, 6(1): 1-8.

Anda mungkin juga menyukai