2.2.3
1
1
PENGURAIAN (Resolusi) Gaya
Pemahaman
2
PENGURAIAN (Resolusi) Gaya
Pemahaman
3
PENGURAIAN (Resolusi) Gaya
Pemahaman
4
PENGURAIAN (Resolusi) Gaya
Pemahaman
5
PENGURAIAN (Resolusi) Gaya
Pemahaman
6
PENGURAIAN (Resolusi) Gaya
Pemahaman
7
PENGURAIAN (Resolusi) Gaya
Pemahaman
8
PENGURAIAN (Resolusi) Gaya
Pemahaman
9
PENGURAIAN (Resolusi) Gaya
Pemahaman
10
PENGURAIAN (Resolusi) Gaya
Pemahaman
11
PENGURAIAN (Resolusi) Gaya
Pemahaman
12
PENGURAIAN (Resolusi) Gaya
Pemahaman
Metode penyelesaian:
Cara grafis dan analitis akan DIPADUKAN dalam
MENYELESAIKAN Penguraian Gaya
26
13
PENGURAIAN (Resolusi) Gaya
27
14
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 1
29
30
15
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 1
Panjang sisi ab
menyatakan besar Q
yang hendak
ditentukan.
Sekarang perhatikan
lagi segitiga oab.
Panjang ob diketahui
yaitu besar R ,
panjang oa diketahui
yaitu besar P, dan
sudut apit kedua
gaya diketahui yaitu
α. Maka panjang ab dapat diperoleh dengan menerapkan
32
16
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 1
Inspeksi atas
segitiga yang sama
menyatakan bahwa
sudut bao sekarang
dapat ditentukan
dengan menerapkan
Aturan Sinus pada
segitiga oab
oa ab
=
sin( abo) sin α
oa
sin( abo) = sin α Sejak besar sudut abo diketahui maka orientasi
ab garis kerja Q terhadap R diketahui sebab
oa
∠abo = arcsin sin α Sudut abo adalah SUDUT BERSEBERANGAN
ab dengan SUDUT ORIENTASI Q terhadap R
33
oa
∠abo = arcsin sin α
ab
oa
β = arcsin sin α
ab
Karena panjang ruas garis oa mewakili besar gaya P dan ab mewakili besar Q
yang telah diketahui maka
P
β = arcsin sin α
Q
34
17
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 1
Semua karakteristik
dari Q, yang tadinya
belum diketahui,
telah berhasil
ditentukan.
Q = P 2 + R 2 − 2 PR cos α P
β = arcsin sin α
Q
Maka kita telah berhasil MENGURAIKAN R menjadi dua komponen
yaitu P dan Q
35
36
18
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 1
37
19
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 2
39
40
20
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 2
41
42
21
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 2
Perhatikan segitiga
obd sekarang.
Karena besar
semua sudutnya
telah diketahui
maka panjang sisi
sisi yang belum
diketahui dapat
ditentukan dengan
menggunakan
Aturan Sinus
Karena panjang bd menyatakan besar
bd ob
= P dan panjang ob menyatakan R
sin β sin(180 − (α + β ))
0
maka
sin β
bd = ob
sin(180 0 − (α + β ))
43
sin β sin β
bd = ob P=R
sin(180 0 − (α + β )) sin(1800 − (α + β ))
44
22
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 2
Dengan cara yang
sama seperti
sebelumnya, besar
od dapat
ditentukan dengan
menggunakan
Aturan Sinus
od bd
= Karena panjang od menyatakan besar
sin α sin β Q dan panjang bd menyatakan P
maka
sin α
od = bd
sin β
45
menggunakan
Aturan Sinus
od bd
= Karena panjang od menyatakan besar
sin α sin β Q dan panjang bd menyatakan P
maka
sin α sin α
od = bd Q=P
sin β sin β
46
23
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 2
Semua karakteristik
dari P dan Q, yang
tadinya belum
diketahui, telah
berhasil ditentukan.
sin β sin α
P=R Q=P
sin(1800 − (α + β )) sin β
48
24
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 2
49
25
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 3;
Ortogonal
52
26
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 3;
Ortogonal
Paralelogram gaya
dibuat dengan
menggambarkan
orientasi P seolah
berpangkal pada R.
Segitiga yang
dihasilkan adalah
obd.
53
54
27
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 3;
Ortogonal
55
28
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 3;
Ortogonal
Perhatikan segitiga
obd sekarang.
Karena besar
semua sudutnya
telah diketahui
maka panjang sisi
sisi yang belum
diketahui dapat
ditentukan dengan
menggunakan
Aturan Sinus
Karena panjang bd
bd ob
= menyatakan besar P dan
sin β sin 900 panjang ob menyatakan R
maka
ob sin β ob sin β
bd = = = ob sin β P = R sin β
sin 900 1 57
menggunakan
Aturan Sinus
58
29
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 3;
Ortogonal
menggunakan
Aturan Sinus
Semua karakteristik
dari P dan Q, yang
tadinya belum
diketahui, telah
berhasil ditentukan.
P = R sin β Q = R cos β
30
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 3;
Ortogonal
61
62
31
KASUS TIPIKAL Resolusi Gaya
Kasus 3;
Ortogonal
63
32