Anda di halaman 1dari 9

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)

Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1187-1194)

Pengaruh Model Pembebelajaran Problem Based Learning dan Grup Investigation terhada

Agnes Goni1, Gorius Geor2


1,2Universitas
Negeri Manado, Indonesia
E-mail: agnesgoni@unima.ac.id, roethnajoan@unima.ac.id

Article Info Abstract


Article History This study aims to determine the effect of problem based learning and group
Received: 2023-12-03 investigation model on students ‘critical thinking skills in thematic learning fourth
Revised: 2024-01-15
Published: 2024-02-01 grade students of Catholic Elementary School students 03 Frater Don Bosco Manado
with a total of 60 respondens students in thematic learning. The research method used
is quantitative method. The results of this study indicate that (1) there is a significant
Keywords: influence of PBL model on thematic learning of fourth grade students of Catholic
Critical Thinking Ability of
Students
Elementary School students 03 Frater Don Bosco Manado”. Based on the value of T is
Investigation Group; known to calculate the value of T 3,371> 2,019 t table thus the learning Model
PBL. variables Problem Based Learning (X1) effect on students ‘ critical thinking skills on
thematic learning fourth grade students Catholic Elementary School students 03 Frater
Don Bosco Manado (Y); (2) There is a significant influence of Investigation Group
learning model on students ‘ critical thinking skills in thematic learning of fourth grade
students of Catholic Elementary School students 03 Frater Don Bosco Manado. Based
on the value of T is known to calculate the value of T 3.217 > 2.019 t table. Thus, the
variable variable Group Investigation (X2) significant effect on students ‘critical
thinking skills in thematic learning fourth grade students Catholic Elementary School
students 03 Frater Don Bosco Manado (Y); (3) there is a significant influence of
problem based learning model and group investigation model on students ‘critical
thinking skills in thematic learning of fourth grade students of Catholic Elementary
School students 03 Frater Don Bosco Manado. The value of correlation relationship ®
of 0.482 from the output is obtained determinant coefficient (R square) of 0 .232. This
means that 23.2% of students ‘critical thinking skills can be explained by PBL learning
Model variables and the Investigation group while the rest, namely 76.8%, are
explained by other variables.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning
Diterima: 2023-12-03 dan group investigation terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran
Direvisi: 2024-01-15
Dipublikasi: 2024-02-01 tematik Siswa Kelas IV Siswa Sekolah Dasar Katolik 03 Frater Don Bosco Manado
dengan jumlah responden 60 siswa pada pembelajaran Tematik. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)
Kata kunci: terdapat pengaruh signifikan model PBL pada pembelajaran tematik Siswa Kelas IV
Grup Investigation;
Siswa Sekolah Dasar Katolik 03 Frater Don Bosco Manado”. Berdasarkan nilai t
Kemapuan Berpikir Kritis
Siswa; diketahui nilai t hitung 3.371> 2.019 t tabel dengan demikian variabel Model
PBL. Pembelajaran Problem Based Learning (X1) berpengaruh terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa terhadap pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Siswa Sekolah
Dasar Katolik 03 Frater Don Bosco Manado (Y); (2) terdapat pengaruh signifikan
model pembelajaran Grup Investigation terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
pada pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Siswa Sekolah Dasar Katolik 03 Frater Don
Bosco Manado. Berdasarkan nilai t diketahui nilai t hitung 3.217 > 2.019 t tabel.
Dengan demikian, variabel variable Grup Investigation (X2) berpengaruh signifikan
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV
Siswa Sekolah Dasar Katolik 03 Frater Don Bosco Manado (Y); (3) terdapat pengaruh
signifikan model problem based learning dan model group investigation terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran tematik Siswa Kelas IV Siswa
Sekolah Dasar Katolik 03 Frater Don Bosco Manado. Nilai korelasi hubungan (R)
sebesar 0.482 dari output tersebut diperoleh koefisien determinan (R square) sebesar
0 .232. Hal ini berarti bahwa 23.2% kemampuan berpikir kritis siswa dapat dijelaskan
oleh variabel Model Pembelajaran PBL dan Grup Investigation sedangkan sisanya,
yaitu 76.8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain.

http:// 1
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1187-1194)
I. PENDAHULUAN model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
Undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 menyenangkan.
ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional Apabila model yang digunakan dalam
menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu pembelajaran kurang variatif yang terjadi adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan siswa tidak akan merasa nyaman dalam meng-
suasana belajar dan proses pembelajaran agar ikuti pembelajaran. Sebagian guru menganggap
siswa secara aktif mengembangkan potensi model pembelajaran yang hanya menggunakan
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual metode ceramah sangat efektif dalam
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, pembelajaran, terlebih guru berpandangan
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan bahwa materi pelajaran hanya bersifat informatif
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan dan tidak memerlukan langkah-langkah
negara. Dari pernyataan di atas diungkapkan pembelajaran yang sulit. Hal ini sesuai dengan
bahwa pendidikan merupakan usaha sadar pendapat Sutarmi & Suarjana, (2017) yang
dalam proses pembelajaran agar siswa menjadi menyatakan bahwa model merupakan contoh
manusia yang lebih baik. Hal tersebut selaras yang digunakan para ahli dalam menyusun
dengan tujuan dari pendidikan yang ada pada langkah-langkah dalam melaksanakan pembela-
Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3, jaran. Guru harus bisa menguasai berbagai model
bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan pembelajaran dengan disertai langkah-langkah
kemampuan dan membentuk watak serta per- pembelajarannya, sehingga guru bisa menen-
adaban bangsa yang bermartabat dalam rangka tukan model apa yang dipilih ketika mengajar
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan dengan mata pelajaran yang berbeda-beda.
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar Pelaksanaan pembelajaran seperti yang
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa diutarakan tersebut merupakan gambaran yang
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, terjadi di pra penelitian yang dilakukan oleh
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan peneliti pada pertengahan bulan Juli 2018)
menjadi warga negara yang demokratis serta menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih
bertanggung jawab. rendah. Peneliti menemukan siswa mengeluh
Pendidikan memegang peranan penting tidak suka mengikuti pembelajaran karena
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan terlalu banyak hafalan dan pada proses
negara karena pendidikan merupakan sarana pembelajaran dinyatakan bahwa guru masih
yang tepat untuk dapat meningkatkan dan kurang variatif dalam menggunakan model
mengembangkan kualitas sumber daya manusia pembelajaran yaitu padasaat memberikan materi
(SDM). Guru harus mampu menyiapkan anak hanya berupa ceramah dan menekankan pada
didik menjadi orang dewasa yang mandiri, hafalan, keaktifan siswa untuk bertanya dan
mampu menggunakan dan mengembangkan menjawab pertanyaan dalam kegiatan pem-
sendiri kemampuan yang telah dimilikinya, belajaran masih kurang optimal, sehingga siswa
berpikir kritis dan mempunyai sikap yang sesuai kurang berminat dan kurang antusias. Selain itu
dengan norma-norma yang berlaku di kemampuan berpikir kritis siswa mengalami
masyarakat. Selain itu, guru harus selalu penurunan ditunjukkan dengan rendahnya
berinovasi dalam pembelajaran baik itu dilihat kemampuan siswa dalam menganalisis suatu
dari pendekatan, strategi, model, media serta masalah, rasa ingin tahu siswa rendah, belum
sumber belajar yang selalu berubah-ubah mandiri dalam melakukan percobaan serta masih
menjadikan siswa tidak mudah jenuh dan bosan dibimbing dalam membuat kesimpulan/
dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan generalisasi terutama di mata pelajaran tematik
pendapat Susanto, (2016) yang menyatakan khususnya mata pelajaran IPA.
bahwa keberhasilan siswa dalam belajar Peran guru di sekolah tidak hanya
tergantung pula pada model penyajian materi. menyampaikan materi melainkan dituntut untuk
Model penyajian yang menyenangkan, tidak dapat memberikan pembelajaran yang bermakna
membosankan, menarik, dan mudah dimengerti sehingga setiap siswa dalam mengikuti
berpengaruh secara positif terhadap pembelajaran mampu meresapi apa yang telah
keberhasilan siswa. Model dalam kegiatan belajar diajarkan oleh gurunya. Untuk dapat mem-
mengajar diperlukan oleh guru dan penggunaan- berikan pembelajaran yang bermakna, seorang
nya bervariasi. Seorang guru dituntut dapat guru harus mampu menentukan model
memahami dan memiliki ketrampilan yang pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
memadai dalam mengembangkan berbagai akan diajarkan. Akan tetapi dalam pembelajaran
IPA yang sering kita jumpai adalah hanya

http:// 2
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1187-1194)
menggunakan metode ceramah, padahal jelas dengan cara yang tepat dan turut melibatkan
terlihat bahwa dalam kurikulum 2013 terdapat peserta didik secara aktif dalam pembelajaran-
pendekatan scientific yang harus diterapkan nya. Selain itu, guru sebagai perancang dalam
dalam pembelajaran. pembelajaran harus mampu menciptakan
Tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI menurut suasana pembelajaran yang menarik minat siswa
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 adalah sehingga dapat diperoleh hasil belajar secara
peserta didik memiliki kemampuan sebagai maksimal.
berikut: (1) memperoleh keyakinan terhadap Hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA
Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, (Programme for International Student
keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) Assessment) tahun 2012 memperlihatkan bahwa
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman literasi sains anak-anak Indonesia menempati
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat peringkat ke-64 dari 65 negara yang
diterapkan dalamkehidupan sehari-hari, (3) berpartisipasi dengan nilai 382. Selain itu,
mengembangkan keterampilan proses untuk berdasarkan penelitian oleh Trends International
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah Mathematics and Science Study (TIMSS) yaitu
dan membuat keputusan, (4) mengembangkan studi international tentang kecenderungan atau
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran perkembangan matematika dan sains yang
tentang adanya hubungan yang saling diselenggarakan oleh International Association
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi for the Evaluation of Education Achievement
dan masyarakat, (5) meningkatkan kesadaran (IEA) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia
untuk berperan serta dalam memelihara, tahun 2011 pada bidang sains, Indonesia berada
menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (6) di urutan ke-40 dengan skor 406 dari 42 negara
meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam yang siswanya dites di kelas VIII.Hasil kedua
dan segala keteraturannya sebagai salah satu penelitian ini menunjukkan, hasil belajar siswa
ciptaan Tuhan, (7) memperoleh bekal pengeta- pada pembelajaran IPA Indonesia dikategorikan
huan, konsep dan keterampilan IPA sebagai rendah. Penelitian tersebut dilakukan pada anak
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke usia 15 tahun, namun ada kemungkinan
SMP/MTs. (KTSP, 2006:484-485). rendahnya nilai IPA tersebut dikarenakan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan semenjak anak usia SD kurang menguasainya
dengan cara mencari tahu tentang alam secara konsep IPA. Berdasarkan hasil penelitian yang
sistematis sehingga hasil akhir dari pembelajaran dilakukan peneliti terhadap SD di Kecamatan
IPA yakni penemuan dan penguasaan Wenang, banyak siswa yang sangat jauh dari
sekumpulan pengetahuan yang berupa konsep, KKM yang telah ditentukan. Berdasarkan analisis
fakta dan prinsip. Hal ini senada dengan hakikat yang telah dilakukan, banyak siswa yang masih
pembelajaran IPA menurut (D. A. D. Dewi & terburu-buru dalam mengerjakan, kurang
Bektiarso, 2017) ilmu yang lahir dan juga ketelitian dari siswa. Guna mengatasi kurangnya
berkembang lewat langkah-langkah observasi, keaktifan siswa dalam membangun pengeta-
perumusan masalah, penyusunan hipotesis, huannya dalam kegiatan pembelajaran, peneliti
pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. memandang perlu diberikan suatu model
Berdasarkan tujuan IPA yang dikembangkan di pembelajaran yang dapat mendorong siswa
sekolah dasar, diharapkan siswa tidak hanya untuk aktif dalam pembelajaran dan meng-
dapat mengenal konsep-konsep yang berkaitan optimalkan partisipasi siswa dalam kelompok
dengan kehidupan, akan tetapi juga dapat untuk saling berhubungan, memberikan ide-ide
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. dalam menggali materi yang dipelajari dengan
(D. A. D. Dewi & Bektiarso, 2017) mengemukakan suatu model pembelajaran yang nyata/konkret
bahwa pembelajaran IPA lebih menekankan pada bagi siswa. Solusi untuk meningkatkan pembela-
pengalaman langsung untuk mengembangkan jaran tersebut adalah dengan menggunakan
kompetensi agarsiswa mampu memahami alam model Problem Based Learning (PBL) dan Group
sek itar melalui proses “mencari tahu” dan Investigation (GI).
“berbuat”, hal ini akan membantu siswa untuk Problem Based Learning (PBL) memiliki
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. konsepsi yang jelas tentang siswa dan guru.
Sehingga, pembelajaran IPA memiliki fungsi yang Siswa dipandang sebagai individu yang memiliki
fundamental dalam menimbulkan serta pengetahuan tentang ide-ide yang mempenga-
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, ruhi belajar dan siswa memperoleh pengetahuan
kreatif dan inovatif pada diri siswa. Agar tujuan baru dengan membentuk pengetahuan itu untuk
tersebut dapat tercapai, maka IPA perludiajarkan dirinya sendiri. Sedangkan guru berperan

http:// 3
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1187-1194)
sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa II. METODE PENELITIAN
dalam proses rekrontruksi ide yang akan Penelitian ini menggunakan penelitian
dibentuknya. Hal ini senada dengan pendapat (R. pendekatan kuantitatif untuk mengetahui ada
P. Dewi et al., 2012) yang menyatakan siswa tidaknya pengaruh antara dua variabel. Besar
memperoleh pengetahuan baru dengan mem- atau tingginya pengaruh tersebut kemudiaan
bentuk pengetahuan itu untuk dirinya sendiri dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.
dan pengetahuan baru yang dibangun siswa Penelitian ini bertujuan menguji hipotesis yang
untuk dirinya sendiri berasal dari seperangkat diajukan dengan menggambarkan dan
ragam pembelajaran. Sedangkan pada Group menganalisis keterkaitan variabel-variabel yang
Investigation proses pembelajarannya melibat- ada, yaitu Pengaruh Model Pembebelajaran
kan siswa sejak dari perencanaan, baik dalam Problem Based Learning dan Grup Investigation
menentukan topik maupun cara untuk Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
mempelajarinya melalui investigasi. Sehingga Pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV Siswa
model pembelajaran ini menuntut keaktifan dari Sekolah Dasar Katolik 03 Frater Don Bosco
siswa sebagai subjek sekaligus objek pendidikan Manado” Penelitian ini menggunakan metode
dan pengajaran. Siswa tidak hanya sebagai objek deskriptif survey. Statistik deskriptif untuk
diam tanpa ada upaya dari diri sendiri untuk mendeskripsikan data dari sampel yang
bagaimana seharusnya dia belajar, bukan terkumpul untuk membuat suatu generalisasi.
bagaimana menulis pelajaran IPA. Selain itu Pendapat ini sejalan dengan (Sugiyono, 2013)
Group Investigation menuntut siswa untuk bahwa analisis deskriptif adalah statistik yang
memiliki kemampuan yang baik dalam digunakan untuk menganalisis data dengan cara
berkomunikasi maupun dalam keterampilan mendeskripsikan atau menggambarkan data
proses kelompok. Hal ini selaras dengan yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
pendapat Lasfeto (2017) yang menyatakan bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
bahwa model pembelajaran Group Investigation untuk umum atau generalisasi. Pada uji Regresi
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam ganda yang digunakan dalam peramalan variabel
menentukan topik maupun cara untuk adalah variabel dependent berdasarkan variabel-
mempelajarinya melalui investigasi. variabel independent (Sugiyono, 2013).
Hal ini didukung dengan penelitian oleh Regresi sederhana digunakan untuk menguji
(Sudewi et al., 2014) dengan judul “Studi hipotesis 1 dan 2, yaitu tentang pengaruh antar
Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran variabel (X1) pengaruh model pembelajaran PBL
Problem Based Learning (PBL) dan Kooperatif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa (Y),
Group Investigation (GI) terhadap Hasil Belajar dan pengaruh model pembelajaran Grup
Berdasarkan Taksonomi Bloom.” Berdasarkan Investigation (X2) terhadap kemampuan berpikir
data yang dikumpulkan dengan tes hasil belajar kritis siswa (Y). Sedangkan regresi ganda untuk
dan dianalisis dengan uji Scheffe, dapat menguji hipotesis 3, yaitu tentang (X1) model
disimpulkan bahwa hasil belajar PBL lebih tinggi PBL dan model Grup Investigation (X2), terhadap
dari pada kelompok GI dengan Fhitung 97,250 kemampuan berpikir kritis siswa (Y). Menurut
pada taraf signifikasi < 0,05. Pada aspek Sigiyono (2009:6) untuk mendapatkan data,
mengingat (remember) dan memahami peneliti melakukan perlakuan dalam pengump-
(understand) tidak terdapat perbedaan hasil ulan data yaitu dengan mengedarkan kuesioner.
belajar secara signifikan antara kelompok PBL Kuesioner ini dijalankan oleh peneliti untuk
dan GI. Pada aspek mengaplikasi (apply), mendapatkan data variabel model PBL (X1) dan
menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate) model Grup Investigation (X2). Sedangkan untuk
dan mencipta (create) terdapat perbedaan yang variabel hasil belajar (Y), diambil dari nilai rata-
signifikan antara model PBL dan GI. Beberapa rata ujian semester ganjil tahun ajaran
pertimbangan yang telah dipaparkan, maka 2021/2022. Dalam penelitian ini terdapat
mendorong peneliti untuk mengadakan variabel bebas yaitu: Model PBL (X1), Model
penelitian. Atas dasar pemikiran itulah peneliti Grup Investigation (X2), dan variabel terikat
mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh adalah Kemampuan Berpikir Kritis (Y). Adapun
Model Pembelajaran Problem Based Learning populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
dan Model Pembelajaran Group Investigation kelas IV Sd Katolik 03 Frater Don Bosco Manado
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa semester ganjil tahun ajaran 2023/2024. Metode
Pada Pembelajaran Tematik Integratif”. yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Probability sampling. Metode ini
menggunakan siswa siswi yang hadir di kelas

http:// 4
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1187-1194)
pada saat kuesioner di jalankan. Yang menjadi valid apabila rxy > rtabel (rtabel diperoleh dari
sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah nilai kritis rproduct moment. Reliabilitas
siswa yang akan diteliti sebagai representative merupakan ketepatan suatu instrumen tersebut
dari semua siswa kelas IV SD Katolik 03 Frater diberikan kepada subjek yang sama. Suatu
Don Bosco Manado tahun ajaran 2021/2022, instrumen dikatakan reliabel apabila beberapa
menggunakan rumus Taro Yamane/Slovin yaitu: kali pengujian menunjukkan hasil yang relative
sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20).
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
Gambar 1. Rumus Taro Yamane/Slovin data yang terkumpul dianalisis untuk menguji
apakah hipotesis yang telah ditetapkan bisa
Dengan error (e = 0,1) diterima atau ditolak menggunakan teknik
Keterangan: analisis deskriptif.
n = unit sampel
N = jumlah populasi III. HASIL DAN PEMBAHASAN
e = toleransi kesalahan diambil 10% dengan A. Variabel Model Pembelajaran Problem
tingkat konfidensi 90% Based Learning (X1)
Kuesioner variabel model pembelajaran
Agar setiap kelas ada perwakilan siswa maka Problem Based Learning terdiri dari 32 butir
dilakukan pengambilan sampel, yang dihitung pertanyaan. Dengan skor jawaban terendah
secara proporsional dengan rumus berikut: adalah 1 dan skor jawaban tertinggi adalah 5.
(Sjukur, 2012). Peneliti membagi kategori skor menjadi
tinggi, menengah dan rendah. Berdasarkan
output SPSS 21 Variabel Model Pembelajaran
PBL menunjukkan bahwa skor tertinggi
adalah 150 dan skor terendah adalah 52.
Gambar 2. Rumus Taro Yamane/Slovin Mean sebesar 111.52, nilai tengah (median)
sebesar 111. 50, mode 99, simpangan baku
Keterangan: (standar deviation) 23.226.dan sum atau
ni = banyaknya anggota sampel menurut siswa jumlah keseluruhan 4 907.
Ni = banyaknya anggota populasi menurut siswa Berdasar dari hasil SPSS 21 dapat
N = banyaknya anggota populasi menurut siswa disimpulkan bahwa skor Model Pembelajaran
e = 0,1 PBL SD Katolik 03 Frater Don Bosco Manado
yakni: 1 = 2.3% dari total keseluruhan sampel
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini yang diteliti (27 siswa), sedangkan 2 yakni =
yaitu kelas IV sebanyak 80 siswa, dan tingkat 4.5% dari total keseluruhan sampel yang
error yang ditolerir sebesar 10%, dengan diteliti (14 siswa) dan 3 = 6.8% dari sampel
demikian diperoleh sampel sebagai berikut: yang diteliti (3 siswa) dari keseluruhan
sampel 60 siswa 100%.

B. Variabel Model Pembelajaran Grup


Gambar 3. Rumus Taro Yamane/Slovin Investigation (X2)
Kuesioner untuk variabel Grup
Dibulatkan menjadi 44 orang. Instrumen yang Investigation siswa terdiri dari 32 butir
digunakan dalam penelitian ini adalah angket pernyataan. Skor jawaban terendah adalah 1,
agar dapat diperoleh informasi tentang Pengaruh dan skor jawaban tertinggi adalah 5. Peneliti
Model PBL dan Grup Investigation, sedangkan membagi skor dalam kategori tinggi,
untuk memperoleh hasil kemampuan berpikir menengah dan rendah. Berdasarkan output
kritis siswa menggunakan angket tertutup yaitu dari SPSS 21 variabel model pembelajaran
angket yang telah dilengkapi dengan alternatif Grup Investigation menunjukkan skor
jawaban sehingga responden tinggal memilih tertinggi adalah 140 dan skor terendah adalah
salah satu dari jawaban yang disediakan. Teknik 50. Mean sebesar 104.66, nilai tengah
yang dilakukan untuk mengetahui validitas tiap (median) sebesar 105.00, mode111 a,
(item) adalah teknik korelasi product moment. simpangan baku (standar deviation) 21.202
Kriteria pengujian validitas adalah setiap item dan sum atau jumlah keseluruhan 4605.

http:// 5
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 7, Nomor 2, Februari 2024
Berdasarkan hasil output SPSS 21dapat
Berdasarkan tabel dapat dilihat uji
disimpulkan bahwa skor model pembelajaran
kenormalan menggunakan data residual
Grup Investigation SD Katolik 03 Frater Don
Onekolmogrof-smirnov menunjukkan bahwa
Bosco Manado terdapat pada yakni: 1 = 2.3%
Model Pembelajaran PBL dengan nilai
dari total keseluruhan sampel yang diteliti
signifikan 0.982> 0.05,dengan demikian dapat
(24siswa) sedangkan 2 yakni = 4.5% dari total
disimpulkan bahwa variable Model
keseluruhan sampel yang diteliti (14 siswa)
Pembelajaran PBL (X1) dan variabel Model
dan 3 = 6.8% dari sampel yang diteliti (6
Pembelajaran GI (X2) dan variabel
siswa) dari keseluruhan sampel 60 siswa
Kemampuan Berpikir Kritis (Y) adalah
100%.
normal, sehingga dinyatakan asumsi
normalitas dan memenuhi syarat untuk dapat
C. Variabel Kemampuan Berpikir Kritis (Y)
dianalisis lebih lanjut dan data dari masing-
Berdasarkan output dari SPSS 21 variabel
masing variabel adalah berdistribusi normal.
hasil belajar (Y) menunjukkan skor tertinggi
Berdasarkan hasil pada tabel 1 diperoleh
adalah 97 dan skor terendah adalah 67. Mean
data bahwa motivasi belajar siswa terhadap
sebesar 87.27, nilai tengah (median) sebesar
hasil belajar siswa menunjukkan angka
88.36, mode 88, simpangan baku (standar
signifikan 0.200> 0.05 menunjukkan data
deviation) 7.538 dan sum atau jumlah
berdistribusi normal. Dengan demikian dapat
keseluruhan 3840. Berdasarkan hasil output
disimpulkan bahwa sebaran variabel model
SPSS 21 dapat disimpulkan bahwa skor hasil
pembelajaran problem based learning dan
belajar siswa SD Katolik 03 Frater Don Bosco
model pembelajaran grup investigation
Manado terdapat pada yakni: 1 = 2.3% dari
adalah normal, sehingga dinyatakan bahwa
total keseluruhan sampel yang diteliti (42
asumsi normalitas dan memenuhi syarat agar
siswa) sedangkan 2 yakni = 4.5% dari total
dapat dianalisis lebih lanjut.
keseluruhan sampel yang diteliti (2 siswa)
dari keseluruhan 60 siswa 100%.
D. Uji Linearitas
Pengujian normalitas data dilakukan
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui
menggunakan menggunakan aplikasi SPSS 21
apakah data variabel-variabel yang dianalisis
menggunakan metode One-Sample-
nenggunakan teknik regresi mempunyai pola
Kolmogrov-smirnov Tes. Kaidah keputusan
hubungan yang linear secara signifikan atau
didasarkan pada probabilitas (p) > α (0.05)
tidak. Hubungan linear adalah hubungan yang
maka data penelitian berdistribusi normal. Uji
menunjukkan peningkatan skor suatu variabel
normalitas sebaran untuk menguji apakah
akan diikuti dengan peningkatan skor variabel
data masing-masing variabel penelitian
lainnya atau sebaliknya. Jika nilai deviation
berdistribusi normal atau tidak.
from variabel linearit Sig, > 0.05, maka
Tabel 1. Tabel Uji Normalitas Model terdapat hubungan yang linear secara
Pembelajaran PBL Dan GI X1, X2 signifikan antara variabel dependent (Y) dan
independent (X). Uji linearitas dalam
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
penelitian ini dilakukan menggunakan uji
Unstandardized Residul
ANOVA untuk memudahkan perhitungan
N 44 dilakukan menggunakan perangkat Statistical
Product Service Solution (SPSS versi 21).
Normal Mean .0000000
Parametersa, b Std. Deviation 2.687785644 Tabel 2. Uji Linearitas Model PBL Terhadap
Most Extreme Absolute .070
Differences Positive .063
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Negative -.070
Kolmogorov-Smirnov Z .465
Asymp. Sig. (2-tailed) ,982
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil pada tabel 1 uji


normalitas menggunakan uji statistikOne-
kolmogrovsmirnov dengan pengambilan
keputusan jika nilai signifikan > 0.05 maka Uji linearitas dengan menggunakan uji
data berdistribusi normal, dan nilai signifikan ANOVA kaidah keputusan didasarkan pada
< 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.
http:// 6
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 7, Nomor 2, Februari 2024
probabilitas. Berdasarkan tabel probabilitas

http:// 7
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 7, Nomor 2, Februari 2024
untuk Deviation from Linearity0.107> 0.05 pembilang = 2dan penyebut =41 diperoleh
maka tidak terdapat penyimpangan hubungan ttabel = 2.019. Berdasarkan nilai t diketahui
kedua variabel dari garis linear sehingga nilai thitung 3.371>2.019 ttabel. Dengan
dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua demikian variabel Model Pembelajaran PBL
variabel berpola linear. Sebaliknya jika (X1) berpengaruh terhadap Kemampuan
probabilitas untuk Deviation from Linearity< Berpikir Kritis Siswa (Y). Dengan demikian
0.05 maka terdapat penyimpangan hubungan maka hipotesis I terdapat pengaruh Model
kedua variabel dari garis linear sehingga data Pembelajaran PBL (X1) terhadap hasil belajar
tidak berpola linear. Dengan demikian siswa kelas IV SD Katolik 03 Frater Don Bosco
Variabel Model Pembelajaran PBL dan Manado diterima dan sangat signifikan.
variabel Kemampuan Berpikir Kritis linear.
Untuk memudahkan perhitungan maka F. Pengaruh Model Pembelajaran Grup
analisis dilakukan menggunakan SPSS versi Investigation Terhadap Kemampuan
21 dengan uji ANOVA seperti yang ditunjuk- Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SD Katolik
kan pada tabel berkut: 03 Frater Don Bosco Manado
Tabel 3. Uji Linearitas Model Pembelajaran Koefisien determinan yang berfungsi
Grup Investigation Terhadap Kemampuan menyatakan besarnya presentase variabel Y
Berpikir Kritis Siswa sebagai variabel dependent (terikat) yang
dapat diprediksi menggunakan variabel X2
sebagai variabel independet (bebas).
Berdasarkan output SPSS 21 untuk
mengetahui persamaan regresi, diketahui nilai
Constant (a) sebesar 70.728, sedangkan nilai
trust (b/koofisien regresi) sebesar 0.158.
Dengan demkian, besarnya nilai koefisien
determinan atau Koefisien Penentu (KP)
menggunakan rumus KP=r2 x100 %, sehingga
Uji linearitas data Model Pembelajaran diperoleh nilai koefisien determinan sebesar
Grup Investigation terhadap kemampuan kontribusi variabel motivasi belajar siswa
berpikir kritis siswa dapat dilihat pada tabel 3 terhadap hasil belajar menjelaskan bahwa
menunjukkan nilai signifikan pada deviation nilai korelasi hubungan (R) sebesar .445 dari
from linearity 0.286> 0.05, nilai p > 0.05 output tersebut diperoleh koefisien
artinya tidak terdapat penyimpangan hubu- determinan (R square) sebesar .198 Hal ini
ngan kedua variabel dari garis linear. Dengan berarti bahwa sebesar 19.8% hasil belajar
demikian hubungan model pembelajaran grup matematika siswa dapat dijelaskan oleh
investigation dengan variabel hasil belajar variabel motivasi belajar siswa, sedangkan
berpola linear. sisanya yaitu 80.8% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak diteliti, hal ini
E. Pengaruh Model Pembelajaran PBL menunjukkan pergerakan kedua variabel
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis searah. Kedua variabel ini menjelaskan bahwa
Siswa Kelas IV SD Katolik 03 Frater Don semakin baik atau semakin tinggi motivasi
Bosco Manado belajar siswa maka hasil belajar matematika
Berdasarkan nilai signifikansi dari tabel siswa mengalami peningkatan. Dengan
coefficients diperoleh nilai signifikansi demikian hipotesis kedua yaitu terdapat
sebesar 0.002< 0.05, sehingga dapat disimpul- pengaruh model pembelajaran Grup
kan bahwa variable model pembelajaran PBL Investigation terhadap Kemampuan berpikir
terhadap variabel kemampuan berpikir kritis kritis siswa diterima dan sangat signifakan.
berdasarkan nilai t: diketahui thitung 3.371>
2 .019 ttabel sehingga variabel model G. Pengaruh Model Pembelajaran PBL dan
pembelajaran PBL(X1) berpengaruh terhadap Grup Investigation terhadap Kemampuan
kemampuan berpikir kritis (Y). Maka Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SD Katolik
disimpulkan bahwa hipotesa nol (H0) yang 03 Frater Don Bosco Manado
menyatakan tidak ada pengaruh signifikan Berdasarkan dari perhitungan dengan
ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan nilai pengaruh uji FBerdasarkan hasil analisis data
ttabel dengan taraf signifikan = 0.05, dengan melalui spss dengan tingkat sifnifikansi nilai
Fhitung = 6.190> Ftabel 3.22 dengan demikian
http:// 8
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 7, Nomor 2, Februari 2024
tingkat signifikansi sebesar 0.004 dan 0.004< B. Saran
0.05, maka dari hasil analisis data ini dapat Pembahasan terkait penelitian ini masih
disimpulkan model regresi ganda ber- sangat terbatas dan membutuhkan banyak
pengaruh signifikan secara bersama-sama masukan, saran untuk penulis selanjutnya
antara variabel kreativitas guru dan motivasi adalah mengkaji lebih dalam dan secara
belajar siswa terhadap hasil belajar komprehensif tentang Pengaruh Model
matematika siswa. Nilai korelasi hubungan Pembebelajaran Problem Based Learning dan
(R) sebesar .0.232 dari output tersebut Grup Investigation terhadap Kemampuan
diperoleh koefisien determinan (R square) Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran
sebesar 23.2%. Hal ini berarti bahwa sebesar Tematik.
23.3% kemampuan berpikir kritis siswa dapat
dijelaskan oleh variabel model pembelajaran DAFTAR RUJUKAN
problem based learning, sedangkansisanya Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik
yaitu 76.8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Model Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Pembelajaran PBL dan Grup Investigation Depdiknas. Ennis, R. H. 1996. Critical
sangat mempengaruhi kemampuan berpikir Thinking: Reflection And Perspective Part I.
kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan Journal Inquiry.Vol 3(1).
bahwa model pembelajaran PBL dan Grup
Investigation secara bersama-sama Median, P. A. 2012. Pembelajaran Biologi
berpengaruh signifikan terhadap kemampuan Menggunakan Model Problem Based
berpikir kritis siswa. Learningmelalui Metode Eksperimen
Laboratorium Dan Lapangan Ditinjaudari
IV. SIMPULAN DAN SARAN Keberagaman Kemampuan Berpikir
A. Simpulan Analitis Dan Sikap Peduli Lingkungan.
Berdasarkan dari uraian di atas dapat Inkuiri, 1(3).
disimpulkan bahwa ada pengaruh model
Pembelajaran PBL dan Grup Investigation Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Arikunto, Suharsimi.
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
siswa kelas IV SD Katolik 03 Frater Don Bosco Edisi 2. Jakarta:
Manado ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Terdapat pengaruh yang positif dan Sudewi, Ni L. 2014. Studi Komparasi Penggunaan
signifikan model problem based learning Model PembelajaranProblem Based
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa Learning (PBL) dan Kooperatif Group
kelas IV SD Katolik 03 Frater Don Bosco Investigation (GI) terhadap Hasil Belajar
Manado pada pembelajaran tematik Berdasarkan Taksonomi Bloom. Jurnal
2. Terdapat pengaruh yang positif dan Program Pascasarjana Universitas
signifikan model group investigation Pendidikan ganeshaVol.4 Tahun 2014
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan:
kelas IV SD Katolik 03 Frater Don Bosco
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Manado pada pembelajaran tematik.
Bandung: CV. Alfabeta.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan model pembelajaran Problem Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan
Based Learning dan Grup Investigation Perkembangan di Sekolah Dasar. Jakarta:
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa Kencana.
kelas IV SD Katolik 03 Frater Don Bosco
Manado pada pembelajaran tematik.

http:// 9

Anda mungkin juga menyukai