Anda di halaman 1dari 5

Metode Fun-N-Pick

Fan-N-Pick merupakan antara salah satu aktiviti pembelajaran abad ke-21 yang menekankan
pembelajaran koperatif berpusatkan murid (Noraziah 2019). Fan-N-Pick merupakan istilah
Bahasa Inggeris yang mempunyai maksudnya tersendiri. Fan bermaksud seorang individu yang
memegang kad-kad yang berbentuk kipas. Pick pula ialah seorang individu yang memilih kad
dan membacakan soalan. Dalam melengkapkan aktiviti Fan-N-Pick, empat orang murid
hendaklah memainkan peranan. Peranan tersebut adalah berbeza dan perlu dimainkan secara
berkumpulan. Antara peranan yang perlu dilaksanakan ialah, memegang kad berbentuk kipas,
memilih dan membacakan soalan, menjawab soalan dan menilai jawapan (Maariwuth 2014).
Kagan (1992) menyatakan Fan-N-Pick merupakan satu kaedah permainan yang menerapkan
pembelajaran koperatif dan mewujudkan interaksi positif dalam kalangan murid. Kagan juga
berpendapat pembelajaran ini adalah berbentuk struktural iaitu setiap murid mempunyai peranan
masing-masing. Tambahan lagi, menurut Umi Kalthom dan Ahmad (2014) Fan-N-Pick bertujuan
mendidik murid dalam kemahiran berfikir dan bekerjasama. Terdapat beberapa elemen yang
dimasukkan dalam Fan-N-Pick, iaitu komunikasi, kolaboratif, pemikiran kreatif dan kritis,
kreativiti serta aplikasi nilai murni dalam pembelajaran.
Kagan dan Kagan (2009) menjelaskan terdapat empat kelebihan dalam penggunaan kaedah Fan-
n-pick dalam pembelajaran iaitu Team Building (membina kerja secara berkumpulan), Social
Skills (keterampilan dalam bersosial), Knowledgebuilding (berilmu pengetahuan) dan Thinking
Skills (kemahiran berfikir). Kajian Kurniawan (2012) menunjukkan pembelajaran Fan-N-Pick
merupakan pembelajaran yang menarik, bermakna dan dapat meningkatkan motivasi belajar.
Tambahan lagi, kajian Frianto (2016) dan Hakim (2012) membuktikan kaedah Fan-N-Pick dapat
meningkatkan motivasi belajar murid.
Riyadi (2016) dalam kajian tentang Fan-N-Pick dalam kajian sosial mendapati bahawa
penggunaan Fan-N-Pick dapat meningkatkan keterampilan sosial. Oleh yang demikian, dapat
dilihat bahawa Fan-N-Pick merupakan salah satu aktiviti yang mendedahkan murid kepada
hubungan sosial dan kesannya murid akan belajar bersosial serta menyumbang kepada
masyarakat.
Sehubungan dengan itu, kaedah Fan-N-Pick dapat meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
Hal ini dapat dilihat melalui peranan murid yang menilai jawapan dan memberikan kata-kata
pujian. Kata-kata peneguhan positif tetap diberikan walaupun murid yang menjawab soalan
menyatakan jawapan yang tidak tepat. Secara tidak langsung, motivasi murid akan meningkat.
Purwanto (2013) menegaskan motivasi merupakan usaha yang dilakukan dan memperngaruhi
tingkah laku seseorang untuk mencapai hasil tertentu. Sanjaya (2014) dalam kajiannya
mendapati pembelajaran koperatif seperti Fan-N-Pick dapat meningkatkan motivasi belajar
murid kerana murid bermotivasi antara satu sama lain untuk memahami dan menjawab soalan
berdasarkan isi pembelajaran. Seperkara lagi, kaedah Fan-N-Pick juga sesuai dijadikan sebagai
latihan penguasaan terhadap topik yang dipelajari. Soalan-soalan yang dibina adalah berdasarkan
topik dan murid diberi peluang mengulangkaji pelajaran. Murid juga dapat belajar bersama-sama
dan saling bertukar fikiran. Di sini memperlihatkan nilai kerjasama dapat dipupuk dalam diri
murid.
Fan-N-Pick menggunakan kaedah penyoalan yang melibatkan peranan empat orang murid dalam
satu masa. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran koperatif dengan Fan-N-Pick menurut
Kagan (2009) adalah seperti berikut:
a) Pada peringkat permulaan, semua murid mendengar penerangan dan pengajaran guru
mengenai sesuatu tajuk. Peringkat ini adalah peringkat murid menerima input-input yang
disampaikan guru.
b) Guru akan meminta wakil murid yang terdiri daripada empat orang murid ke hadapan kelas.
Penumpuan terhadap empat orang murid adalah penting dan menjadi peranan guru menarik
semua murid agar menumpukan perhatian kepada penglibatan empat orang murid di hadapan.
c) Guru memberi penerangan terhadap setiap peranan yang dimainkan oleh murid.
d) Murid disusun dalam satu barisan panjang.
e) Murid 1 akan diberi kad-kad yang berbentuk kipas dan meminta murid 2 memilih satu sahaja
kad tersebut.
f) Murid 2 akan membacakan soalan daripada kad dan memberi masa lima minit kepada murid 3
untuk menjawab.
g) Murid 3 menjawab soalan yang diberikan.
h) Murid 4 mendengar, menilai jawapan dan menyatakan kata pujian. Walaupun soalan yang
dijawab tidak tepat, kata pujian dan galakan perlu juga diberikan dan murid 4 menyatakan
jawapan.
i) Guru memberikan ulasan dan memberikan peluang kepada murid lain mencuba aktiviti FanN-
Pick.

Murid 1 Murid 4
Murid 2
Murid 3
Memegang Kad-kad Menilai jawaban
berbentuk kipas Memilih satu kad
Menjawab soalan dan memberi kata -
dan membaca soal
Cara bermain: kata pujian

1. Ada 4 orang murid. Setiap seorang pegang peranan lain-lain iaitu:


- FAN (Seorang memegang kad-kad dan dibentukkan seperti kipas)
- PICK (Seorang memilih kad dan membacakan soalan kepada orang ketiga; ANSWER)
- ANSWER (Seorang menjawab soalan tersebut)
- RESPOND (Seorang memberi respon bersetuju/tidak bersetuju, menambah, menidakkan atau
memberi kata pujian)
2. Susunannya seperti di atas iaitu: FAN -> PICK -> RESPOND -> ANSWER
3. Selepas selesai 1 round, maka murid rotate pula giliran mereka sehingga semua
murid memegang peranan berbeda
Kelemahan : jika kurang persiapan dalam melaksanakan metode maka tujuan pembelajaran tidak
tercapai, waktu yang dibutuhkan kurang.
Metode Talking Stick
Model pembelajaran Talking Stick merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Menurut
Carol Locust seperti yang dikutip oleh Ramadhan (2010). Di sana disebutkan bahwa Pembelajaran
metode talking stick adalah sebuah metode atau model pembelajaran yang dilakukan dengan
bantuan tongkat. Talking stick adalah bahasa Inggris dari tongkat berbicara. Pada pembelajaran
model ini, siswa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Model pembelajaran Talking Stick ini dipercaya mampu mendorong siswa untuk lebih berani
mengutarakan pendapatnya dan siswa merasa senang saat belajar karena biasanya ketika tongkat
digulirkan dari siswa satu ke siswa lainnya dengan diiringi oleh musik yang ceria.bagaimana
dengan siswa yang tidak mampu menjawab ketika mendapatkan tongkat ajaib ini? Guru Pintar
dapat saja memberikan konsekuensi tapi bukan yang bersifat menyakiti atau mempermalukan
siswa. Buatlah kesepakatan dengan siswa konsekuensi apa yang akan didapatkan oleh siswa
ketika tidak mampu menjawab pada saat gilirannya. Konsekuensi dapat berupa meminta siswa
menyanyi, membaca puisi, membaca pantun, atau jenis konsekuensi edukatif lainnya yang tidak
membebani siswa. Mengapa demikian? Karena tujuan penerapan model pembelajaran talking
stick ini adalah untuk memunculkan motivasi pada diri siswa sehingga mereka belajar lebih giat
lagi.
Apa saja tujuan penggunaan metode talking stick? Simak dalam daftar berikut ini:

1. Meningkatkan antusiasme siswa saat beraktivitas selama kegiatan pembelajaran.


2. Melatih siswa agar lebih berani dan mampu berbicara atau mengeluarkan pendapatnya di depan
umum
3. Menciptakan suasana pembelajaran yang hangat, menyenangkan, dan tidak menegangkan
4. Melatih mental siswa agar lebih percaya diri saat dihadapkan oleh sebuah pertanyaan
5. Mendidik siswa agar mampu bekerja sama dan bergotong - royong dalam memecahkan suatu
masalah dengan teman- temannya.

Berdasarkan daftar tujuan penerapan model pembelajaran talking stick di atas, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Talking Stick ini bertujuan untuk membangun aktivitas siswa,
sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Model
pembelajaran ini juga dapat dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas.

Bagaimanakah cara menerapkan model pembelajaran talking stick di kelas? Langkah-langkah


pembelajaran metode talking stick di kelas menurut Ramadhan (2010) adalah sebagai berikut:

1. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa, misalnya 4 hingga 6 siswa.

2. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 15 cm atau boleh juga lebih.

3. Guru terlebih dahulu menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari.

4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa dalam kelompoknya untuk membaca dan
mempelajari materi pelajaran tersebut.

5. Siswa diberikan waktu atau kesempatan untuk berdiskusi membahas masalah yang terdapat di
dalam materi yang diajarkan.
6. Guru mempersilahkan setiap anggota kelompok untuk menutup isi bacaan setelah waktu selesai

7. Guru mengambil tongkat yang telah disiapkan kemudian memberikan kepada salah satu
anggota kelompok.

8. Setelah itu, guru memberi pertanyaan kepada siswa yang memegang tongkat dan siswa tersebut
tersebut harus menjawab pertanyaan dari gurunya.

9. Guru memberikan kesimpulan atas pembelajaran yang telah dilakukan

10. Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu, dan kemudian
menutup pembelajaran.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Talking Stick

Penerapan model pembelajaran talking stick juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini
akan dipaparkan apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran talking stick:

1. Mampu menguji kesiapan dan juga fokus siswa


Siswa tidak dapat memprediksi kapan gilirannya memegang tongkat dan harus menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh gurunya. Hal ini membuat semua siswa berusaha menyiapkan diri
kapanpun akan mendapatkan tongkat sebagai penanda gilirannya.

2. Membuat siswa lebih giat dan termotivasi belajar


Karena dilakukan secara berkelompok, siswa lebih termotivasi supaya mampu memahami materi-
materi yang telah diajarkan. Dengan demikian, mereka akan siap ketika mendapat tongkat dan
harus menjawab pertanyaan.

3. Tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan


Model pembelajaran talking stick biasanya dilakukan dengan iringan musik atau nyanyian ketika
menggulirkan stick dari satu siswa ke siswa lainnya. Dengan begitu maka siswa merasa senang
dapat belajar dengan cara bermain bahkan juga dengan bernyanyi. Siswa tidak akan merasa bosan
dan menjadi lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

Kekurangan Model Pembelajaran Talking Stick

Berikut ini adalah beberapa kekurangan dari model pembelajaran talking stick:

1. Siswa yang tidak sisap akan merasa gugup kalau-kalau akan mendapatkan tongkat dan giliran
untuk menjawab pertanyaan.

2. Jika guru tidak dapat mengontrol dengan baik, suasana kelas akan menjadi sangat gaduh karena
siswa yang kegiarangan atau sebaliknya kaget ketika menerima tongkat.

3. Kegiatan pembelajaran ini relatif memakan waktu yang lama karena melibatkan musik atau
nyanyian. Waktu akan bertambah lama ketika lagu atau nyanyian yang digunakan tidak familiar
sehingga guru harus mengajarkan lagu tersebut terlebih dahulu.
Teknologi Pangan

Alam Indonesia sungguh kaya. Kacang kedelai, jagung, dan kelapa adalah hasil pertanian.
Telur, daging, dan susu adalah hasil peternakan. Semua itu adalah sumber pangan kita. Pangan
artinya makanan. Alam Indonesia menyediakan sumber pangan kita.

Hasil panen dan ternak yang melimpah memberi makanan yang cukup bagi kita. Akan tetapi,
hasil pertanian dan peternakan tidak dapat bertahan lama. Makanan itu dapat membusuk.
Makanan busuk harus dibuang. Hasil panen harus diolah agar tidak cepat membusuk.

Mengolah hasil panen dilakukan dengan teknologi pangan. Teknologi pangan adalah
penggunaan ilmu pengetahuan untuk mengolah pangan. Teknologi pangan dapat menghasilkan
makanan baru. Teknologi pangan menjaga agar makanan tidak cepat membusuk.

Hasil panen berlimpah dapat diolah menjadi makanan baru. Kacang kedelai dapat dibuat
menjadi tahu, tempe, dan kecap. Susu sapi dapat diolah menjadi mentega, susu bubuk, dan keju.
Teknologi pangan mengolah makanan agar tahan lama. Teknologi pangan sangat bermanfaat bagi
kehidupan.

Soal

1. Apa arti dari pangan?

Pangan artinya makanan.

2. Apakah hasil panen pertanian dan peternakan dapat bertahan lama?

Hasil panen pertanian dan petermakan tidak dapat bertahan lama.

3. Bagaimana cara mengolah hasil panen?

Cara mengolah hasil panen yaitu dengan menggunakan teknologi pangan.

4. Apa saja contoh makanan yang terbuat dari kacang kedelai?

Contoh makanan yang terbuat dari kacang kedelai diantaranya tahu, tempe,kecap.

5. Apa manfaat dari teknologi pangan?

Manfaat teknologi pangan yaitu menghasilkan makanan baru, menjaga agar makanan tidak cepat
membusuk, dan mengolah makanan agar tahan lama.

Anda mungkin juga menyukai