Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MICRO TEACHING

MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN MODEL PEMBELAJARAN

SNOWBALL THROWING

Dosen Pengampu : Dr.Lamhot Basani Sihombing S.Pd, M.Pd

Oleh : Jona Amando Saragih

2201142012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK


Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick

Slavin (1995) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe


Talking Stick merupakan suatu cara yang efektif untuk melaksanakan
pembelajaran yang mampu mengaktifkan peserta didik. Dalam model
pembelajaran ini peserta didik dituntut mandiri sehingga tidak bergantung pada
peserta didik yang lainnya. Sehingga peserta didik harus mampu bertanggung
jawab terhadap diri sendiri dan peserta didik juga harus percaya diri dan yakin
dalam menyelesaikan masalah.

Karakteristik Model Pembelajaran Talking Stick

Metode Talking Stick termasuk dalam pembelajaran kooperatif karena


memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif yaitu:
1. Peserta didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskanmateri belajarnya.
2. Kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi,sedang
dan rendah.
3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,jenis
kelamin yang berbeda.
4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick, guru


membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan anggota yang heterogen.
Kelompok dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban, persahabatan atau
minat. Setiap kelompok selanjutnya berdiskusi dan mempelajari materi pelajaran.
Model pembelajaran Talking Stick adalah suatu model pembelajaran yang
ada dalam kelompok sama seperti Snowball Throwing. Tetapi dalam penerapan
model pembelajaran ini dengan memanfaatkan sebuah tongkat, oleh sebab itulah
disebut Talking Stick (tongkat berbicara). Pada model pembelajaran Snowball
Throwing setiap peserta didik membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola lalu
dilempar ke peserta didik lain. Bagi kelompok yang memegang tongkat terlebih
dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru. Sebelumnya peserta didik sudah
mempelajari materi pokoknya. Kegiatan tersebut diulang terus-menerus sampai
semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru.
a. Kelebihan model pembelajaran Talking Stick

a) menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran

b) melatih peserta didik memahami materi dengan cepat

c) memacu agar peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran
dimulai)
d) Peserta didik berani mengemukakan pendapat

e) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih


baik
b. Kelemahan model pembelajaran Talking Stick

a) Guru kesulitan melakukan pengawasan.

b) Ketenangan kelas kurang terjaga

Langkah-langkah Model Pembelajaran Talking Stick

Menurut Slavin (2005), menjelaskan bahwa sintaks atau langkah-langkah


pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick, yaitu
sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.

2. Guru menyiapkan sebuah tongkat.

3. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian


memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan
mempelajari materi lebih lanjut.
4. Setelah peserta didik selesai membaca materi/buku pelajaran dan
mempelajarinya, peserta didik menutup bukunya dan mepersiapkan diri
menjawab pertanyaan guru.
5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu
guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya, jika peserta didik sudah dapat menjawabnya
maka tongkat diserahkan kepada peserta didik lain. Demikian seterusnya
sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru.
6. Guru memberikan kesimpulan.

7. Evaluasi.

Sintak pembelajana ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi


pokok, peserta didik mebaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil
tongkat dan memberikan tongkat kepada peserta didik dan peserta didik yang
kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepad peserta
didik lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing
kesimpulan-refleksi-evaluasi.
Sintaknya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok,
pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok,
bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada
kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyuimpulan,
refleksi dan evaluasi

Analisis komponen-komponen Model Pembelajaran Talking Stick

Joyce, Weil dan Calhoun (2009: 104-106) menyebutkan bahwa sebuah


model pembelajaran terdiri dari komponen sintaks, komponen prinsip reaksi atau
peran guru, komponen sistem sosial, komponen daya dukung berupa sarana
prasarana pelaksanaan model, serta dampak instruksional yaitu hasil belajar
peserta didik sesuai tujuan yang hendak dicapai dan dampak pengiring sebagai
akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model tertentu. Komponen-
komponen dari model pembelajaran Talking Stick yaitu sebagai berikut.
1. Sintakmatik

Sintagmatik atau struktur model pembelajaran Talking Stick menurut Joyce,


Weil dan Calhoun (2009: 318) tahap pertama menyampaikan tujuan dan
memotivasi peserta didik. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan
dicapai pada kegiatan pelajaran dan memotivasi peserta didik belajar. Tahap
kedua, menyajikan informasi. Guru menyajikan sebuah masalah yang memancing
perhatian dan kehebohan peserta didik. Penyajian masalah tersebut dapat
dilakukan secara verbal dalam bentuk cerita pengalaman atau dapat juga melalui
penayangan video/gambar. Dalam kaitan dengan materi pembelajaran yaitu gaya
dan energi serta fungsinya, masalah disajikan dalam bentuk percobaan. Tahap ke
tiga, mengorganisir peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar. Guru
menjelaskan kepada peserta didik bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif
dan efisien.
Tahap ke empat, membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru
menjelaskan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi. Setelah
selesai mempelajari materi, peserta didik menutup bukunya. Guru mengambil
tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu guru memberikan
pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat
bagian untuk menjawab pertanyaan dari guru. Tahap ke lima, evaluasi. Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-
masing mempresentasikan hasil kerjanya. Tahap ke enam, memberikan
penghargaan. Guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok.
2. Prinsip Reaksi

Peran guru dalam model Talking Stick ini adalah sebagai seorang fasilitator
yang langsung terlibat dalam proses kelompok (membantu pembelajar dalam
merumuskan rencana, bertindak, dan mengatur kelompok), penyaji materi serta
beberapa kebutuhan dalam sebuah penelitian.
3. Sistem sosial

Sistem sosial dalam model pembelajaran ini menjunjung tinggi nilai-nilai


demokratis dan diatur oleh suatu kesepakatan dalam kelompok. Sistem sosial
dalam kegiatan diskusi berupa sikap saling menghargai pendapat yang
dikemukakan oleh setiap anggota kelompok, dan kerja sama dalam melakukan
diskusi bumi dan alam semesta. Sehingga melalui kegiatan kelompok tersebut,
diharapkan akan muncul sikap demokratis, kooperatif dan bertanggung jawab.
4. Daya dukung

Sistem pendukung dalam model Talking Stick ini harus ekstensif dan
responsif terhadap semua kebutuhan peserta didik. Lingkungan harus mampu
merespon berbagai tuntutan pembelajar yang bermacam-macam. Guru dan peserta
didik harus bisa menghimpun apa saja yang dibutuhkan saat mereka
membutuhkannya.
5. Dampak instruksional dan dampak pendukung

Dampak instruksional adalah dampak atau hasil belajar yang dicapai


langsung dengan cara mengarahkan para peserta didik pada tujuan yang
diharapkan. Dampak instruksional adalah kemampuan menjelaskan pentingnya
air, kemampuan menjelaskan lapisan bumi dan funproses daur air, kemampuan
mengidentifikasi kegiatan manusia yang mempengaruhi air dan kemampuan
menyebutkan cara penghematan air.
Dampak pengiring adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu
proses pembelajaran, sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami
langsung oleh para peserta didik tanpa pengarahan langsung dari pengajar. Dari
segi dampak pengiring melalui model Talking Stick diharapkan dapat terbentuk
kemampuan kemandirian sebagai pembelajar seperti mempunyai rasa ingin tahu
yang tinggi sehingga berusaha untuk mencari tahu sendiri pengetahuannya,
bekerja secara ilmiah dan bertanggung jawab.
Dampak pengiring melalui model Talking Stick adalah kerja sama, mandiri,
tanggung jawab, komunikatif, kesiapan dan disiplin. Dampak pengiring hanya
mungkin terbentuk jika kesempatan untuk mencapai/menghayati berbagai
kemampuan tersebut memang benar-benar disediakan secara memadai. Dampak
instruksional dan dampak pengiring dalam model Talking Stick digambarkan
dalam bagan berikut.
Mandiri kemampuan menjelaskan
pentingnya air

Kerja sama kemapuan menjelaskan


proses daur air
Komunikati Talking
Stick
kemampuan menjelaskan
Disiplin kegiatan manusia dan daur
air
Menghargai
Kemampuan menyebutkan
cara menghematan air
Kesiapan

Gambar 2.2 Dampak Pengiring dan Instruksional Model Pembelajaran

Talking Stick

Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick dalam Pembelajaran Tabel 2.3

Syntax Talking Stick Kegiatan guru Kegiatan siswa


Penyempaian kompetensi - Guru menjelaskan - Mendengarkan guru
Kompetensi Dasar saat menyampaikan
dan materi. tujuan dan materi.
- Menjelaskan - Siswa dapat
pentingnya air mendeskripsikan
pentingnya air dengan
- Menjelaskan proses
benar.
daur ulang air
- Siswa mampu
- Menjelaskan kegiatan
mendeskripsikan
manusia yang
proses daur air.
mempengaruhi daur
- Siswa dapat
mendeskripsikan
air kegiatan manusia

- Menjelaskan cara yang mempengaruhi

menghemat air

penggunaan air - Siswa dapat


menyebutkan cara
menghemat
penggunaan air.
Pembentukan kelompok Guru membagi siswa Siswa bekerja secara
menjadi beberapa kelompok sesuai aba-aba
kelompok secara guru.
heterogen. - Siswa berkelompok
- Guru membagi siswa sesuai dengan
berdasarkan kelompok belajar.
kelompok belajar - Salah 1 siswa dipilih
yang sudah ada untuk menjadi ketua
- Guru menunjuk ketua kelompok.
kelompok - Ketua kelompok
- Guru memberi mendapat aba-aba
instruksi pada ketua dari guru mengenai
kelompok untuk materi dan
memberi penjelasan menjelaskan kembali
materi yang kepada anggotanya.
didaptkannya.
Penyajian materi - Guru menyampaikan - Siswa mendengarkan
materi pokok yang penjelasan guru
akan dipelajari mengenai materi
- Guru memberi yang akan dipelajari
kesempatan kepada - Siswa mendapat
kelompok untuk kesempatann dari
membaca dan guru untuk membaca
mempelajari materi. dan mempelajari
- Guru memberi materi.
instruksi pada siswa - Siswa berdiskusi
untuk melakukan menyelesaikan
diskusi membahas masalah yang
masalah yang ada terdapat dalam
dalam wacana. wacana.
Penaman konsep - Guru mengambil - Siswa mendengarkan
tongkat dan penjelasan guru
menjelaskan fungsi mengenai aturan
dan aturan main main dan fungsi
menggunakan tongkat yang
12

tongkat. ditunjukkan guru.


- Guru memberikan - Siswa yang pertama
tongkat pada salah kali mendapat
satu siswa, setelah tongkat akan
itu guru memberikan mendapatkan sebuah
pertanyaan dan siswa pertanyaan, dan siswa
yang memegang tersebut harus
tongkat harus menjawab pertanyaan
mejawabnya. dari guru begitu
seterusnya.
Kesimpulan dan evaluasi - Guru memberikan - Siswa membuat
kesimpulan tentang rangkuman dari hasil
kegiatan kegiatan
pembelajaran. pembelajaran.

- Guru memberi - Siswa melakukan


tanya jawab pada
kesempatan kepada
guru jika ada materi
peserta didik jika ada
yang kurang jelas.
materi yang kurang
- Siswa mencatat
jelas.
penjelasan guru.
- Guru menjawab
- Siswa mengerjakan
pertanyaan
soal-soal dari guru
- Guru memberikan sebagai penguatan.
penguatan kepada
siswa dengan
memberikan soal
13

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing

Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya


melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola
salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yang
berisi pertanyaan yang dibuat oleh peserta didik kemudian dilempar kepada
temannya sendiri untuk dijawab.
Menurut Suprijono (2013: 105) “Metode Pembelajaran Snowball Throwing
disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju”. Metode pembelajaran
ini melatih peserta didik untuk lebih tanggap menerima pesan dari peserta didik
lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan
tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Snowball Throwing adalah
paradigma pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi UNESCO, yakni:
belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar
hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri
(learning to be) (Depdiknas, 2001: 5).
14

Karakteristik Model Pembelajaran Snowball Throwing

Model Snowball Throwing memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

1. Peserta didik bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi


akademis.
2. Peserta didik diberikan pertanyaan-pertanyaan untuk melatih pemahaman
peserta didik seputar materi.
3. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada
hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa
sebenarnya prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu peserta
didik.
4. Peserta didik belajar bekerjasama, peserta didik juga harus belajar bagaimana
membangun kepercayaan diri.
5. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok dari pada individu

a. Kelebihan model pembelajaran Snowball Throwing

Metode Snowball Throwing mempunyai beberapa kelebihan yang semuanya


melibatkan dan keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran. Kelebihan dari
metode Snowball Throwing adalah :

a) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena peserta didik seperti


bermain dengan melempar bola kertas kepada peserta didik lain.
b) Peserta didik mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada
peserta didik lain.
c) Membuat peserta didik siap dengan berbagai kemungkinan karena peserta
didik tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.
d) Peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran.

e) Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena peserta didik terjun
langsung dalam praktek.
f) Pembelajaran menjadi lebih efektif.

g) Ketiga aspek yaitu aspek koknitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai.
15

a. Kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing

Disamping terdapat kelebihan tentu saja metode Snowball Throwing juga


mempunyai kekurangan. Kelemahan dari metode ini adalah:
a) Sangat bergantung pada kemampuan peserta didik dalam memahami materi
sehingga apa yang dikuasai peserta didik hanya sedikit.
b) Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi
penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga diperlukan
waktu yang tidak sedikit untuk peserta didik mendiskusikan materi pelajaran.
c) Memerlukan waktu yang panjang.

d) Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar.

e) Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Snowball Throwing

Menurut Suprijono (20013: 128), langkah-langkah pembelajaran metode

Snowball Throwing adalah:

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin


dicapai.
2. Guru membentuk peserta didik berkelompok, lalu memanggil masing-
masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya.
4. Masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama ± 15
menit.
6. Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian.
16

7. Guru mengevaluasi dan menutup pembelajaran.


17

Analisis komponen-komponen Model Pembelajaran Snowball


Throwing

Joyce, Weil dan Calhoun (2009: 104-117) menyebutkan bahwa sebuah


model pembelajaran terdiri dari komponen sintaks atau struktur suatu model,
komponen prinsip reaksi atau peran guru, komponen sistem sosial atau situasi
kelas pada saat model berlangsung, daya dukung yang terdiri dari bahan dan alat
yang diperlukan untuk melaksanakan model, serta dampak instruksional yaitu
hasil belajar peserta didik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan dampak
pengiring sebagai akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model tertentu.
Komponen-komponen dari model pembelajaran Snowball Throwing yaitu sebagai
berikut.
1. Sintagmatik

Sintagmatik atau struktur model pembelajaran Snowball Throwing menurut


Joyce, Weil dan Calhoun (2009: 318) tahap pertama menyampaikan tujuan dan
memotivasi peserta didik, Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan
dipelajari. Tahap kedua, menyajikan informasi Guru menyajikan sebuah masalah
yang memancing perhatian dan kehebohan peserta didik. Penyajian masalah
tersebut dapat dilakukan secara verbal dalam bentuk cerita pengalaman atau dapat
juga melalui penayangan video/gambar. Dalam kaitan dengan materi
pembelajaran yaitu gaya dan energi serta fungsinya, masalah disajikan dalam
bentuk percobaan. Tahap ketiga, mengorganisasikan peserta didik ke dalam
kelompok-kelompok belajar. Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efektif dan efisien. Model pembelajaran Snowball
Throwing ini peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-
masing kelompok diwakili seorang ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dari
guru.
Tahap keempat, membimbing kelompok bekerja dan belajar. Memanggil
ketua kelompok dan menjelaskan materi serta pembagian tugas. Meminta ketua
kelompok untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru dengan anggotanya.
18

Memberikan selembar kertas kepada setiap kelompok dan meminta kelompok


tersebut menulis pertanyaan sesuai dengan materi yang dijelaskan guru. Meminta
setiap kelompok untuk menggulung dan melemparkan kepada kelompok yang
lain. Meminta setiap kelompok untuk menuliskan jawaban atas pertanyaan yang
didapat dari kelompok lainnya. Tahap kelima, evaluasi. Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing
mempresentasikan hasil kerjanya. Tahap ke enam, memberikan penghargaan.
Guru memberikan penilaian terhadap hasil kerja kelompok.
2. Prinsip reaksi

Peran guru dalam model Snowball Throwing ini adalah sebagai seorang
fasilitator yang secara langsung terlibat dalam proses kelompok (membantu pese
dalarta didik dalam merumuskan rencana, bertindak, dan mengatur kelompok)
serta beberapa kebutuhan dalam sebuah penelitian. Selain itu guru juga berfungsi
sebagai seorang konselor akademik.
3. Sistem sosial

Sistem sosial dalam model pembelajaran ini menjunjung tinggi kerja sama
dan tanggung jawab dalam kelompok. Dimana dapat tercermin dari sikap saling
menghargai apabila terjadi perbedaan pendapat. Sehingga melalui kegiatan
kelompok ini diharapkan akan muncul sikap demokratis, kooperatif dan tanggung
jawab.
4. Daya dukung

Sistem pendukung dalam model Snowball Throwing ini harus sesuai dengan
semua kebutuhan peserta didik. Lingkungan harus mampu merespon berbagai
tuntutan peserta didik yang bermacam-macam. Guru dan peserta didik harus bisa
menghimpun apa saja yang dibutuhkan saat mereka membutuhkannya.
5. Dampak instruksional dan dampak pendukung

Dampak instruksional adalah dampak atau hasil belajar yang dicapai


langsung dengan cara mengarahkan para peserta didik pada tujuan yang
diharapkan. Adapun dampak instruksional dalam model Snowball Throwing pada
pembelajaran IPA dengan materi bumi dan alam semesta melalui model
pembelajaran Snowball Throwing adalah kemampuan menjelaskan pentingnya air,
19

kemampuan menjelaskan lapisan bumi dan funproses daur air, kemampuan


mengidentifikasi kegiatan manusia yang mempengaruhi air dan kemampuan
menyebutkan cara penghematan air.
Dampak pengiring adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu
proses pembelajaran, sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami
langsung oleh para peserta didik tanpa pengarahan langsung dari pengajar.
Dampak pengiring yang didapatkan peserta didik dalam pembelajaran IPA dengan
materi bumi dan alam semesta melalui model Snowball Throwing adalah
demokratis, kerja sama, tanggung jawab, komunikatif dan disiplin. Dampak
pengiring hanya mungkin terbentuk jika kesempatan untuk mencapai/menghayati
berbagai kemampuan tersebut memang benar-benar disediakan secara memadai.
Dampak instruksional dan dampak pengiring dalam model Snowball Throwing
digambarkan dalam bagan berikut.
kemampuan menjelaskan
Bertanggung jawab pentingnya air

kemampuan menjelaskan
proses daur air
Demokratis
Snowball
Kerja sama Kemampuan mengidentifikasi
Throwing
kegiatan manusia dan daur air
Komunikatif

Disiplin Kemampuan menyebutkan


cara menghematan air

Gambar 2.1 Dampak Pengiring dan Instruksional Model Pembelajaran

Snowball Throwing
20

Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing dalam


Pembelajaran.

Tabel 2.2 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Model

Snowball Throwing

Syntax Snowball Kegiatan guru Kegiatan siswa


Throwing
Penyajian kelas - Guru menjelaskan - Mendengarkan guru
Kompetensi Dasar dan saat menyampaikan
materi. tujuan dan materi.

- Menjelaskan - Siswa dapat

pentingnya air mendeskripsikan


pentingnya air dengan
- Menjelaskan proses
benar.
daur ulang air
- Siswa mampu
- Menjelaskan kegiatan
mendeskripsikan
manusia yang
proses daur air.
mempengaruhi daur air
- Siswa dapat
- Menjelaskan cara
mendeskripsikan
menghemat penggunaan
kegiatan manusia yang
air
mempengaruhi air
- Siswa dapat
menyebutkan cara
menghemat
penggunaan air.
Belajar kelompok Guru membagi siswa Siswa bekerja secara
menjadi beberapa kelompok kelompok sesuai aba-aba
secara heterogen. guru.
- Guru membagi siswa - Siswa berkelompok
berdasarkan kelompok sesuai dengan
belajar yang sudah ada kelompok belajar.
- Guru menunjuk salah - Salah satu siswa dipilih
satu siswa sebagai ketua untuk menjadi ketua
21

kelompok kelompok.
- Guru memberi instruksi - Ketua kelompok
pada ketua kelompok mendapat aba-aba dari
untuk memberi guru mengenai materi
penjelasan materi yang dan menjelaskan
didapatkannya. kembali kepada
anggotanya.
Pembagian tugas - Guru memberi arahan - Siswa mendengarkan
kelompok membuat arahan dari guru untuk
pertanyaan tentang membuat pertanyaan
materi yang sudah dari materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua. dijelaskan ketua
22

- Guru memberikan kelompoknya.


lembar kertas kerja - Siwa mendapatkan
untuk menuliskan lembar kertas untuk
pertanyaan menyangkut menuliskan pertanyaan
materi yang sudah sesuai dengan materi.
dijelaskan oleh ketua
kelompok.
Tanya jawab - Guru memberi arahan - Siswa membuat bola
kepada siswa untuk dari kertas yang
membuat bola dari berisi pertanyaan
kertas berisi pertanyaan . yang telah dibuatnya.
- Setelah membuat bola, - Siswa setelah membuat
guru menyuruh siswa bola, bola dilemparkan
melemparkan bola pada pada siswa yang lain
siswa yang lain diluar agar dapat menjawab
kelompoknya untuk pertanyaan.
menjawab pertanyaan
Kesimpulan dan - Guru memberikan - Siswa membuat
Evaluasi kesimpulan tentang rangkuman dari hasil
kegiatan pembelajaran. kegiatan pembelajaran.

- Guru memberi - Siswa melakukan

kesempatan kepada tanya jawab pada guru


jika ada materi yang
peserta didik jika ada
kurang jelas.
materi yang kurang
- Siswa mencatat
jelas.
penjelasan guru.
- Guru menjawab
- Siswa mengerjakan
pertanyaan
23

- Guru memberikan soal sebagai


penguatan kepada siswa penguatan.

dengan memberikan soal

Anda mungkin juga menyukai