Anda di halaman 1dari 9

JUDUL KASUS

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Matakuliah Pengantar Psikolog


Dosen Pengampu: Neny Widyana , S.Psi ., M.Pd ., Psikolog

Disusun oleh
Nama : CepWilly Setiawan
Kelas : TerapiWicara18
NIM : 2303180010

NAMA PRODI
TERAPI WICARA
POLITEKNIK AL ISLAM BANDUNG
2023
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha kuasa, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah ini.
Makalah ilmiah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Sumedang, 25 November 2023

CepWilly Setiawan
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................2
Daftar Isi...........................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
1.1 Identitas Subjek................................................................................................2
1.2 Identitas Orang Tua.........................................................................................2
1.3 Riwayat Kasus..................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................2
LANDASAN TEORI........................................................................................................2
2.1. Teori Terkait dengan Kasus............................................................................2
2.2. Analisis Kasus...................................................................................................2
BAB III.............................................................................................................................2
KESIMPULAN................................................................................................................2
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................2
3.2. Saran...................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................2
LAMPIRAN.....................................................................................................................2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Identitas Subjek


Nama (inisial) : KY
Usia : 16 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Soklat, Kabupaten Subang
Pendidikan : SMK
Pekerjaan :-

1.2 Identitas Orang Tua


Nama Ayah (inisial) : MK
Usia : 45 Tahun
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Pensiunan PNS

Nama Ibu (inisial) : WN


Usia : 38 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

1.3 Riwayat Kasus


Subjek telah ditinggalkan oleh sosok seorang ayah pada umur 11, dan mengalami syok dan
depresi setelah ditinggalkannya sosok seorang ayah. Khalayaknya seorang anak pada umumnya ia
dilahirkan dan dibesarkan dengan Normal dan penuh kasih sayang, Namun setelah kehilangan Seorang
Ayah semua kasih sayang itu menghilang lalu ia mengalami syok dan depresi. Sehingga pada umur 12
tahun subjek harus dibawa kepada seorang psikiater dan menjalani terapi selama 8hari. Subjek mengaku
setelah menjalani terapi ia mengalami Amnesia/Hilang Ingatan selama setahun kebelakang, Dan untuk
mengembalikan ingatan itu banyak pihak seperti keluarga yang membantunya.

Dibalik semua perjuangannya untuk sembuh dari syok dan depresi itu ada seorang sosok Ibu dan
Keluarga yang selalu memberikan support dan mengawasi subjek dari hal-hal negatif seperti menonton
sinetron, drama, dan bentakan dari orang lain. Dan pihak keluarga selalu mengajak subjek untuk
refreshing pikiran seperti mengajak jalan-jalan, bermain, Dll. yang menjadi Dopamine instan baginya.
Subjek mengaku senang karena banyak sekali orang-orang yang selalu ada untuk membantunya dan
menjadi sosok pengganti seorang ayah, walaupun rasanya berbeda tetapi setidaknya rasa kehilangan itu
terobati sedikit demi sedikit.

Di sisi lain, subjek dibesarkan dengan sangat baik oleh ibu dan keluarganya. Bagi mereka subjek
adalah seorang anak yang cerdas dan pandai mengolah informasi. Subjek juga memiliki imajinasi tinggi
dan kreatif. Berbagai pujian tersebut sering kali subjek dengar langsung dari ibu dan keluarganya, baik
melalui percakapan langsung dengan dirinya maupun percakapan orang tuanya dengan kerabat mereka.
Akan tetapi, ketika subjek melakukan suatu kesalahan atau mengalami suatu kegagalan, Mereka akan
menyalahkannya dengan berdalih bahwa mereka menaruh harapan tinggi pada sang anak yang mereka
nilai cerdas dan kreatif. Hal itu secara tak langsung membentuk persepsi pada subjek bahwa dirinya akan
selalu dicintai apabila berhasil memenuhi ekspektasi orang-orang di sekitarnya. Subjek juga mulai
menyukai pujian-pujian tersebut tanpa sadar dirinya mulai menjadi teradiksi.

Subjek yang senang dirinya dianggap hebat oleh orang lain perlahan mulai mengenal perasaan
kecewa yang timbul pada saat orang lain di sekitar mendapatkan pencapaian yang lebih daripada dirinya.
Hal ini diperkuat dengan adanya perilaku orang tua subjek yang memiliki kebiasaan membandingkan
anak mereka dengan orang lain seperti anak saudara atau tetangga mereka. Perasaan kompetitif, berburuk
sangka, iri dengki, dan kepuasan ketika melihat orang yang dianggapnya ‘lawan’ mengalami kegagalan
muncul pun muncul tanpa subjek sadari.

Ketika subjek menginjak usia remaja, ia masuk ke sebuah pondok pesantren modern namun tak
sampai 1 tahun ia bertahan dipondok dikarenakan selalu mengalami sakit keluarganya pun memutuskan
untuk mengeluarkannya, lalu setelah ia keluar dari pondok subjek pun tinggal bersama Neneknya. Seiring
berjalannya waktu ia pun mulai merasa kesepian dan kembali mengingat sosok Ayahnya, kesedihan dan
trauma yang ia rasakan saat kecil mulai teringat kembali, Namun ia selalu berusaha untuk menghilangkan
kesedihan itu dan selalu berdiri tegar menghadapi semua rintangan. Dan seperti Remaja pada umumnya,
subjek pun mulai mengenal tentang percintaan dan subjek mengatakan bahwa kekasihnya itu adalah
seorang yang tepat untuk dijadikan sebagai sosok pengganti ayah Dan bisa mendapatkan kasih sayang
lebih dari kekasihnya.

Akan tetapi, kerusakan kepribadian dan mental subjek masih tetap seperti sebelumnya. Ia bahkan
sering kali mengalami krisis kepribadian karena terlalu sering mempertanyakan perihal dirinya sendiri,
Subjek juga memiliki ketakutan yang kuat akan ditinggalkan oleh teman atau orang yang dipercayainya
sehingga sering kali rela memaksakan diri agar bisa membantu atau melakukan sesuatu untuk mereka.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Terkait dengan Kasus


Terdapat beberapa teori yang terkait dengan kasus yang telah dilampirkan pada bab pertama,
antara lain:
a. Teori Psikoanalisis Sigmund Freud

Teori psikoanalisis adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan
kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek
internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik
dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini.

Teori ini jugalah yang membagi kepribadian manusia dalam tiga wilayah, yaitu Id, Ego, dan
Superego. Id mencakup insting atau impuls yang dibawa sejak lahir serta prinsip kenikmatan seperti
menghindari rasa sakit dan melakukan suatu usaha memperoleh kenikmatan. Pada wilayah Id, terdapat
dorongan nafsu yang kuat dalam pemenuhan keinginan tanpa memedulikan konsekuensi dari usaha yang
dilakukan. Wilayah Ego terbentuk dari Id yang dihadapkan pada suatu realita. Ego bertanggung jawab
dalam usaha memperoleh kepuasan yang dituntut Id dengan mencegah terjadinya tegangan atau menunda
kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata dapat memuaskan kebutuhan. Dalam hal ini, Ego
berperan menentukan baik atau salahnya suatu perbuatan, tetapi kendali atas tindakannya masih kabur
karena bergantung pada situasi. Yang terakhir dan paling penting dalam perkembangan kepribadian
adalah Super Ego. Pembentukan wilayah Super Ego kuat dipengaruhi oleh didikan dan lingkungan karena
menyangkut moral dan etika. Ketika Super Ego berhasil berkembang dengan baik dalam kepribadian
seseorang, ia akan menjadi orang yang pemikir dan mampu mempertimbangkan hal yang hendak
diperbuatnya.

b. Teori Kecemasan Sigmund Freud

Sigmund Freud membagi kecemasan menjadi tiga jenis yang berbeda, antara lain (1) Kecemasan
Realistis (Realistic Anxiety) adalah takut kepada bahaya yang nyata ada di dunia luar. Kecemasan ini
menjadi asal muasal timbulnya kecemasan neurotis dan kecemasan moral. (2) Kecemasan Neurotis
(Neurotic Anxiety) adalah ketakutan terhadap hukuman yang bakal diterima dari orang tua atau figur
penguasa lainnya kalau seseorang memuaskan insting dengan caranya sendiri, yang diyakininya bakal
menuai hukuman. (3) Kecemasan Moral (Moral Anxiety) adalah kecemasan kata hati, kecemasan ini
timbul ketika orang melanggar standar nilai orang tua.

2.2. Analisis Kasus


Pada kasus ini, subjek sempat mengalami ketakutan berlebih saat mendengar ada oranglain yang
meninggal dan selalu teringat kepada sesosok Ayahnya. Setelah semua yang telah ia lalui subjek pun
menjadi seseorang yang punya kepekaan lebih terhadap lingkungan sekitarnya, Ia kerap menghabiskan
waktunya karena Overthinking terhadap apa yang ia katakan kepada orang lain maupun sebaliknya, dan ia
pun menjadi seorang yang gemar terhadap anak kecil, karena ia tak mau bila nanti ada seorang anak yang
bernasib sama sepertinya.

BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Terdapat berbagai faktor yang akhirnya memengaruhi kondisi psikologi subjek, Diantaranya ialah
ditinggalkan oleh sesosok Ayah, dan didikan orang tua serta keluarga yang selalu menekankan ia
menjadi seorang anak yang harus sesuai dengan Kriteria mereka.

3.2 Saran

Hal yang dapat subjek lakukan untuk memperbaiki kesehatan mental dan mengembalikan
ingatannya adalah memeriksakan diri lagi ke rumah sakit atau klinik psikolog untuk mendapatkan
penanganan terbaik langsung dari ahli. Sementara waktu, sampai subjek pergi menemui psikiater atau
psikolog, subjek dapat memperbaiki stabilitas mental dengan mendekatkan diri kepada tuhan, jalan-jalan,
bermain, Dll.
DAFTAR PUSTAKA
https://psikologi.ustjogja.ac.id/index.php/2015/11/05/teori-kepribadian-sigmund-freud/

https://www.studimanajemen.com/2019/02/teori-motivasi-abraham-maslow-hierarki.html

http://www.lontar.ui.ac.id/detail?id=20159611&lokasi=lokal
LAMPIRAN
Kasus ini diambil dari kisah nyata kekasih saya sendiri….

Anda mungkin juga menyukai