A da salah satu ummul mukminin yang paling Rasulullah sedang berbincang-bincang dengan sayyidah dermawan. Meski berasal dari kaum bangsawan, Aisyah, tapi mendadak Nabi pingsan. Setelah terbangun, dia rela menyamak kulit dengan tangannya sendiri beliau tersenyum seraya bersabda:”Siapakah yang hendak lalu menyedekahkannya kepada orang lain. Itulah Zainab memberikan kabar gembira kepada Zainab?” Setelah itu binti Jahsy. Rasulullah membacakan ayat ke 37 dari surat al Ahzab. Salah satu istri Rasulullah itu memiliki nama panjang “Dan (ingatlah) ketika kamu berkata kepada orang yang Allah Zainab binti Jahsy bin Rabab bin Ya’mar. Dia merupakan telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah sepupu Nabi Muhamamd. Sebab wanita yang memiliki memberi nikmat kepadanya:”Tahanlah terus istrimu dan nama asli Barra’ ini merupakan anak dari Umyah binti bertakwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di Muthalib. Sebelum diperistri Rasulullah, dia merupakan dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya dan kamu istri Zaid bin Haritsah. Zaid sendiri merupakan seorang takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih kamu takuti. budak yang kemudian menjadi anak angkat Rasulullah. Maka tatkala Zaid yang telah mengakhiri keperluan terhadap Namun ada peristiwa penting tentang ummul istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan mukminin ini yang diabadikan dalam al-Quran. Awal dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk cerita bermula ketika suatau hari Rasulullah menjodohkan mengawini ( istri-istri anak-anak angkat itu ) apabila anak-anak sepupunya itu dengan Zaid – orang sangat disayang Nabi angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Muhammad. “Aku rela Zaid menjadi suamimu,” ucap Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.” baginda Rasul kepada Barra – nama asli Zainab sebelum Maka berangkatlah Salma, pembantu Rasulullah - ada diperistri Rasulullah.”Wahai Rasulullah akan tetapi aku satu riwayat yang menerangkan bahwa pembawa berita itu tidak berkenan jika dia menjadi suamiku, aku adalah adalah Zaid sendiri. Mendengar kabar gembira itu, Barra’ wanita terpandang pada kaumku dan putri bibimu, maka pun seketika itu langsung membuang apa yang ada di aku tidak mau melaksanakannya,” jawab Barra ketika itu. tangannya kemudian sujud syukur kepada Allah. Suatu Tak berselang lama, turunlah surat Al Ahzab ayat 36. ketika dia berkata: “Kalian dinikahkan oleh keluarga Akhirnya Zainab pun berkenan menikah dengan anak kalian akan tetapi aku dinikahkan oleh Allah dari atas angkat Rasulullah itu lantaran takut pada murkah Allah dan ‘Arsy-Nya.” Rasul-Nya. Pernikahan pun berlangsung, tapi kehidupan Inilah pertanda keutamaan sayyidah Zainab. Dia rumah tangga tersebut tidak harmonis, ketidakcocokan merupakan sesosok wanita yang mulia dan baik. mewarnai rumah tangga. Tatkala Zaid merasakan betapa Tatkala ‘Aisyah mendengar berita wafatnya Zainab, sulitnya hidup berdampingan dengan Zainab, dia pun beliau berkata:”Telah pergi wanita yang mulia dan rajin mendatangi Rasulullah untuk memohon izin menceraikan beribadah, menyantuni para yatim dan para janda.” istrinya. Namun Rasulullah mencegahnya. Kemudian sayyidah Aisyah membacakan sabda Nabi: Padahal sebenarnya, Rasulullah mengetahui betul “Orang yang paling cepat menyusulku diantara kalian bahwa perceraian pasti terjadi dan Allah kelak akan adalah yang paling panjang tangannya.” memerintahkan kepada beliau untuk menikahi Zainab Terbukti, istri Rasulullah yang meninggal tak lama untuk merombak kebiasaan jahiliyah yang mengharamkan setelah kepergiannya adalah Zainab bin Jahsy. Artinya menikahi istri Zaid sebagaimana anak kandung. Hanya dialah orang yang paling dermawan diantara para saja Rasulullah tidak memberitahukan kepada kaum istri Rasulullah. Umul mukminn Zainab meninggal muslimin. Karena Rasul khawatir, manusia lebih – bertepatan dengan tahun 20 hijriyah kala berusia berumur terutama musuh Islam, akan berkata bahwa Muhammad 53 tahun. Amirul Mukminin, Umar bin Khaththab menikahi bekas istri anaknya. turut menyalatkannya. Penduduk Madinah pun turut Al-Waqidiy menyebutkan bahwa ayat ini turun tatkala mengantar jenazah Ummul Mukminin ini ke Baqi.