Anda di halaman 1dari 3

Biografi Zainab binti Jahsy

Oleh labibah bachmid

Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah shalallahi alaihi wa salam. Zainab termasuk wanita
pertama yang memeluk Islam. Allah pun telah menerangi hati ayah dan keluarganya sehingga
memeluk Islam. Dia hijrah ke Madinah bersama keluarganya. Ketika itu dia masih gadis walaupun
usianya sudah layak menikah.

Zainab termasuk wanita yang taat dalam beragama, wara, dermawan, dan baik. Selain itu, dia
juga dikenal mulia dan cantik, serta termasuk wanita terpandang di Makkah. Nama lengkapnya
adalah Zainab binti Jahsy bin Riab bin Yamar bin Sharah bin Murrah bin Kabir bin Gham bin
Dauran bin Asad bin Khuzaimah. Sebelum menikah dengan Rasulullah, namanya adalah Barrah,
kemudian diganti oleh Rasulullah menjadi Zainab setelah menikah dengan beliau. Dinyatakan
dalam hadits Al-Bukhari dan Muslim, dari Zainab binti Abu Salamah, dia berkata, Namaku
adalah Barrah, akan tetapi Rasulullah kemudian memberiku nama Zainab. (HR. Muslim dalam
Al-Adab, 14/140).

Ibu dari Zainab bernama Umaimah binti Abdul-Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai.
Zainab dilahirkan di Mekah dua puluh tahun sebelum kenabian. Ayahnya adalah Jahsy bin Riab.
Dia tergolong pemimpin Quraisy yang dermawan dan berakhlak baik. Zainab yang cantik
dibesarkan di tengah keluarga yang terhormat, sehingga tidak heran jika orang-orang Quraisy
menyebutnya dengan perempuan Quraisy yang cantik.

Menikah dan bercerai dengan Zaid bin Haritsah

Zaid adalah salah seorang hamba sahaya milik Khadijah binti Khuwailid. Ketika Rasulullah
menikahi Khadijah, dia memberikan Zaid binti Haritsah kepada beliau. Dan itu terjadi sebelum
masa kenabian Muhammad. Zaid kemudian tinggal di rumah Nabi Muhammad. Kemudian
keluarga Zaid mencarinya ke Makkah, dan ingin menebusnya. Mereka datang kepada Nabi untuk
memintanya dari beliau. Kemudian beliau memberi pilihan kepadanya antara tetap tinggal
bersama beliau atau ikut keluarganya. Zaid lebih memilih untuk bersama Nabi daripada harus
bersama keluarganya.

Allah telah memberikan nikmat kepada Zaid bin Haritsah dengan keislamannya dan Nabi telah
memberinya nikmat dengan kebebasannya. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau
mempersaudarakan Zaid bin Haritsah dengan Hamzah bin Abdul Muththalib.

Sesampainya di Madinah beliau meminang Zainab binti Jahsy untuk Zaid bin Haritsah. Semula
Zainab menolak menikah dengannya, begitu juga dengan saudara laki-lakinya. Selanjutnya
Rasulullah menasihati mereka berdua dan menerangkan kedudukan Zaid di hati beliau, sehingga
turunlah ayat kepada mereka,

Dan tidaklah patut bagi laki -laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan
(yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (Q.S. Al-Ahzab: 36).

Akhirnya Zainab menikah dengan Zaid sebagai pelaksanaan atas perintah Allah, meskipun
sebenarnya Zainab tidak menyukai Zaid. Melalui pernikahan itu Nabi saw ingin menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan di antara manusia kecuali dalam ketakwaan dan amal perbuatan
mereka yang baik. Pernikahan itu pun bertujuan untuk menghilangkan tradisi jahiliyah yang
senang membanggakan diri dan keturunan.

Haripun berlalu, Zaid menghadap Rasulullah untuk menjelaskan keadaan rumah tangganya yang
kurang harmonis. Rasulullah saw menyuruhnya untuk bersabar, dan Zaid pun mengikuti nasihat
beliau. Akan tetapi, dia kembali menghadap Rasulullah dan menyatakan bahwa dirinya tidak
mampu lagi hidup bersama Zainab.

Mendengar itu, beliau bersabda, Pertahankan terus istrimu itu dan bertakwalah kepada Allah.
Kemudian beliau mengingatkan bahwa pernikahan itu merupakan perintah Allah. Zaid berusaha
menenangkan diri dan bersabar, namun akhirnya terjadilah talak.

Menjadi Istri Rasulullah Saw

Setelah Zainab bercerai dengan zaid bin Haritsah, Rasulullah Saw menikahi Zainab. Allah swt
menurunkan ayat-Nya,

"Dan (ingatlah) ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat
kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya:"Tahanlah terus istrimu dan
bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan
menyatakannya dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih kamu takuti. Maka
tatkala Zaid yang telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan
kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk mengawini ( istri-istri
anak-anak angkat itu ) apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada
istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi." (Al-Ahzab:37).

Maksud sesuatu yang disembunyikan dalam hati Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam
adalah berita dari Allah Subhanahu wa Taala kepada beliau bahwa Zainab radhiallahu anha kelak
akan menjadi istrinya.

Imam Az-Zuhri berkata, Jibril turun kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberitahukan
kepada beliau bahwa Allah Subhanahu wa Taala akan menikahkannya dengan Zainab binti Jahsy
radhiallahu anha, itulah yang disembunyikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam
hatinya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, Kesimpulannya bahwa yang disembunyikan oleh Nabi shallallahu
alaihi wa sallam adalah berita Allah Subhanahu wa Taala bahwa Zainab binti Jahys radhiallahu
anhu, akan menjadi istrinya. Sedangkan yang membuat beliau menyembunyikan hal itu adalah
karena beliau khawatir omongan orang bahwa beliau menikahi istri anaknya.

Allah Subhanahu wa Taala ingin membatalkan keyakinan Jahiliyah seputar hukum menikahi
mantan istri anak angkat yang dipraktikkan sendiri oleh imam kaum muslimin sehingga lebih
mudah diterima oleh mereka.

Wafatnya Zainab binti Jahsy

Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang pertama kali wafat menyusul beliau, yaitu pada
tahun 20 H, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, dalam usianya yang ke-53, dan
dimakamkan di Baqi.

Anda mungkin juga menyukai