Anda di halaman 1dari 4

KULINER DALAM SEDEKAH DUSUN

“DODOL”
KELOMPOK 1
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1.Izzi adrian

2.Rajatha dira alvino

3.Alif nurrahman

4.Rahmadhona anzolly

5.Kalista imaniar

6.Mey zalfa

7.Kasih putri dwiyanti


“Dodol dalam sedekah dusun”
A. Makna dan pengertian

Dodol dan Wajik disajikan pada acara sedekah dusun memiliki empat jenis warna
yang mengandung filsafat.

Dodol yang berwarna merah gula kelapa mengandung arti lambang hawa nafsu,
amarah pada diri manusia.

Dodol yang berwarna kuning mengandung arti nafsu Sawiyah, dodol yang
berwarna hitam mengandung arti nafsu basyariah dan dodol berwarna putih
mengandung arti lambang nafsi Mut'mainah.

Sementara terdapat Wajik berwarna merah kelapa dibungkus dengan kertas


minyak, mengandung mana bahwa manusia harus dapat mengekang hawa nafsu
amarah agar mendapat keselamatan dan kebahagiaan dalam.| mengarungi
kehidupannya, Hal inidilambangkan dengan sajian pisang berkulit hijau.

Dodol dalam Sedekah Dusun dimasak dengan menggunakan kuali dan tungku besar serta
memakai kayu api. Pastor dan sejumlah umat tertarik untuk ngaduk dodol.

Menurut Wisnu, mereka yang ngaduk dodol adalah umat dari suku Betawi. Hal ini juga
disampaikan oleh tokoh umat sekaligus masyarakat setempat, Martin Napiun. “Kami dari
keluarga besar Napiun, ada juga dibantu teman-teman. Kami juga memiliki riwayat
setahun sekali sering mengadakan ini (pembuatan dodol),” ungkapnya.Martin menjelaskan
nilai-nilai yang terdapat dalam pembuatan dodol. Menurutnya, ada semangat
persaudaraan dalam pembuatan penganan itu. Dodol dibuat secara bergotong-royong.
Begitu jadi, makanan itu dinikmati bersama.

Membuat dodol memakan waktu tak sebentar, menuntut kesabaran dan ketelitian.
Sehingga demi mendapatkan hasil optimal tak bisa dikerjakan seorang diri. Bila ada umat
yang letih, maka akan segera digantikan oleh umat lain. Karena itu, mereka yang membuat
dodol harus peka dan sigap bila ada rekannya yang kelelahan. Mereka harus
menggantikan posisi dan peran orang itu agar bisa beristirahat.
Tantangan lain dalam membuat dodol adalah tak boleh berhenti selama ngaduk makanan
tersebut. Bagi Martin, hal itu punya makna filosofi bahwa hidup harus terus berjalan, tidak
boleh menyerah.Proses ngaduk dodol dalam Sedekah dusun, sambung Martin, dimulai
sejak Sabtu sore. Semua bahan dibuat secara tradisional. Ini yang membuat dodol mampu
bertahan hingga berbulan-bulan tanpa pengawet. “Ini ada filosofinya juga bahwa sesuatu
yang dibuat melalui proses lama, yang menuntut kesabaran serta disikapi dengan perilaku
yang manis akan menghasilkan sesuatu yang memuaskan (awet),” jelasnya.

Selain itu, menurut Martin, dodol memiliki makna kebersamaan. Dalam hubungan
bermasyakarat harus kenyal (lengket) di mana satu warga dengan yang lain memiliki
kedekatan secara lahir dan batin tanpa memandang suku, agama dan ras. Rasa dodol
yang manis artinya kebaikan-kebaikan yang kita berikan kepada orang lain harus
diwujudkan secara manis tanpa ada unsur saling menyakiti, menghina, serta kedengkian.

B. Contoh

Contoh sedekah dusun yg terdapat acara pembuatan dodol :

1. Tradisi nganter dodol dari ogan


2. Pesta adat dodol bergema desa penyampak Jawa
3. Tradisi mengacau dodol Kepulauan Riau
4. Tradisi dodol dawet Jawa
Gambar di atas merupakan Tradisi inkulturatif khas Paroki Kampung Sawah,
yakni Sedekah Bumi, yang berasal dari tradisi Baritan, yang tiap tahun dirayakan dengan
meriah di sekitar tanggal 13 Mei, saat Pesta Nama Gereja Santo Servatius, tahun ini akan
dirayakan agak berbeda.

Ngaduk Dodol, salah satu rangkaian acara Sedekah Bumi, yang biasanya dilakukan oleh
warga lintas agama di sekitar Paroki Kampung Sawah, merupakan simbol kerukunan dan
gotong-royong.

C. Kesimpulan

Dodol pada acara sedekah dusun mengandung berbagai makna sesuai kepercayaan dari
masyarakat setempat. Selain tu dodol juga menjadi kuliner khas di setiap acara sedekah
dusun, Cara dan proses pembuatannya menjadi acara khas untuk meramaikan sedekah
dusun, dengan bergotong royong dapat memperkuat rasa kebersamaan antar warga
setempat.

Anda mungkin juga menyukai