Anda di halaman 1dari 186

#SiKATPen

Rancangan Kaderisasi

Awal Terpusat (KAT)

2023
Semoga ya, hari ini!

Steven Gianmarg H. Siahaan

IF’20 | 13520145

Shinzo wo Sasageyo!
Daftar Isi

Daftar Isi 1
Mukadimah 2
Tentang Diri 4
Data Diri 4
SWOT Analysis 5
SWOT Analysis (T.O.W.S Matrix) 7
Alur Berpikir 9
Kamus Alur Berpikir 12
1. Definisi Umum 12
2. Legenda Alur Berpikir 12
3. Penjelasan Tahapan 13
Mimpi 23
Berkontemplasi untuk KAT ITB 2023 31
Gagasan 38
Perumusan Latar Belakang 41
Latar Belakang 42
Analisis Kondisi Ideal 47
Kondisi Ideal 78
Analisis Kondisi Aktual 85
Wawancara 85
Kuesioner dan Peta Awan TPB 91
Tinjauan Historis 107
Perumusan Kesenjangan 117
Perumusan Kebutuhan 125
Visi 134
Misi 136
Perumusan Strategi Implementasi 147
Perumusan Organogram 152
Organogram 174
Penutup 176
Lampiran 178
Mukadimah

“Segala sesuatu yang mengharuskan kita untuk berpikir dan bersikap, atau
merupakan kaidah dan norma serta kenyataan secara normatif.”

“Das Sollen”

“Segala sesuatu yang merupakan implementasi dari segala hal kejadian yang
diatur oleh das sollen, atau kenyataan yang bersifat empiris.”

“Das Sein”

Pernahkah mendengar kedua istilah di atas? Kedua istilah di atas merupakan konsep
filosofis yang berasal dari pemikiran Immanuel Kant. Das sollen berbicara tentang
kewajiban atau tuntutan moral. Menurut Kant, tuntutan moral bersumber dari
kewajiban yang harus dipatuhi oleh setiap individu, tanpa tergantung pada keinginan
atau kepentingan pribadi. Oleh karena itu, das sollen dapat diartikan sebagai apa
yang seharusnya dilakukan.

Sedangkan, das sein berbicara tentang kenyataan atau keberadaan. Kant


berpendapat bahwa dunia yang ada di sekitar kita adalah objektif dan independen
dari pikiran manusia, dan kita hanya dapat memahaminya melalui pemikiran yang
benar dan rasional. Oleh karena itu, das sein dapat diartikan sebagai apa yang ada
atau kenyataan yang objektif.

2
Kedua konsep di atas saling berkaitan karena kewajiban moral yang terdapat dalam
das sollen didasarkan pada kenyataan objektif yang terdapat dalam das sein.
Dengan kata lain, untuk mengetahui apa yang harus dilakukan secara moral,
seseorang harus memahami dengan benar apa yang ada dan bagaimana
hubungannya dengan kewajiban moral.

Namun demikian, keduanya tetap merupakan konsep yang berbeda dan dapat
dibedakan. Das sollen berkaitan dengan normatif atau apa yang harus dilakukan,
sedangkan das sein berkaitan dengan deskriptif atau apa yang ada atau kenyataan
objektif. Dalam berkemahasiswaan, kedua konsep ini sudah sangat cocok untuk
diterapkan. Proses penerapannya adalah dengan mempertemukan antara sebuah
keidealan yang biasa disebut das sollen dengan realitas yang ada yang disebut das
sein. Lantas, apakah kemahasiswaan kita masih terpaku dengan sebuah idealisme
atau sudah mencoba menerapkan konsep di mana idealisme bertemu dengan
realitas yang ada?

3
Tentang Diri

Halo, massa kampus! Sebelum membaca lebih lanjut rancangan KAT ITB 2023 ini,
tidak lengkap rasanya jika aku tidak memberikan informasi tentang diriku. Berikut ini
aku sampaikan informasi singkat tentang diriku untuk lebih lengkapnya dapat
diakses melalui Linkedin yang telah aku sertakan.

Data Diri

Nama : Steven Gianmarg Haposan Siahaan

Jurusan : Teknik Informatika

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Oktober 2001

Golongan Darah :A

Agama : Kristen

Email : stevensiahaan25@gmail.com

Website : http://linkedin.com/in/stevensiahaan

Pengalaman Kepanitiaan :

1. Ketua Bidang Relasi Ganesha Prize 2021

2. Ketua Bidang Operasional Parade Wisuda Oktober 2022

3. Mamet KAT ITB 2022

4. Ketua Divisi Materi dan Metode SPARTA (Simulasi dan Pelatihan


Keorganisasian Anggota) HMIF ITB

4
Pengalaman Organisasi :

1. HMIF ITB (2021- sekarang)

a. Ketua Divisi Manajemen Personalia Kesenatoran HMIF ITB

2. Kabinet KM ITB

a. Wakil Menteri Sinergisasi Pengembangan Kaderisasi Lembaga Kabinet


Citraraya 2022/2023

3. Kongres KM ITB

a. Koordinator Komite TPB 2020/2021

4. PS ITB

a. Ketua Divisi Kaderisasi BP PS ITB “Pembangkit” 2022/2023

b. Ketua Divisi Materi dan Metode SPS ITB (Sekolah Persatuan Sepakbola
ITB)

5. UBG ITB

a. Ketua Divisi Materi dan Metode PUBG (Penerimaan Unit Basket


Ganesha)

6. Founder Ajarind.com

SWOT Analysis

Strengths: Weaknesses:

5
1. Memiliki keinginan kuat untuk 1. Overthinking dalam membuat
belajar hal baru suatu keputusan

2. Dapat beradaptasi dan 2. Pengendalian emosi


mempelajari suatu hal relatif
3. Manajemen waktu yang kurang
cepat
baik
3. Dapat bersosialisasi dengan
orang dengan mudah

4. Hardworking

Opportunities: Threats:

1. Memiliki lingkungan pertemanan 1. Ketidakjelasan arahan


yang suportif pelaksanaan KAT ITB 2023 dari
ditmawa
2. Kegiatan yang sudah mulai
kembali offline, khususnya dalam 2. Beban tugas akademik
konteks kemahasiswaan

6
SWOT Analysis (T.O.W.S Matrix)

T.O.W.S Matrix External Factors

O: T:

S1O1 - Berkembang bersama S2T1 - Dapat beradaptasi


didalam lingkungan yang dengan cepat atas
suportif. ketidakjelasan arahan KAT
ITB 2023.
S3O2 - Bersosialisasi dapat
S:
lebih mudah, karena sudah S2T2 - Beban akademik
offline. dapat ditanggulangi
dengan sifat pekerja keras
dan kecepatan belajar.

Internal
Factors W1/2/3O1 - Sifat overthinking, W1T1 - Lebih berani untuk
kurangnya manajemen waktu, mengambil keputusan
dan kontrol emosi yang buruk dalam ketidakjelasan
dapat termitigasi oleh arahan.

W: lingkungan teman yang W3T2 - Membagi waktu


suportif.
dengan jelas kapan harus
mengerjakan akademik,
dan kapan untuk kesibukan
KAT.

7
8
Alur Berpikir

9
10
11
Kamus Alur Berpikir

1. Definisi Umum

Alur berpikir adalah sebuah proses yang sistematis dan logis dalam
merumuskan pemikiran dan solusi atas suatu masalah. Alur berpikir yang
efektif membantu individu untuk mengatasi masalah dengan cara yang
sistematis dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah dan menghasilkan keputusan yang lebih baik.

Dalam konteks penyusunan dokumen rancangan KAT ITB 2023, saya


menggunakan alur berpikir untuk mempermudah menyampaikan pemikiran
saya kepada orang yang akan membaca dokumen ini.

2. Legenda Alur Berpikir

Gambar 1. Legenda Alur Berpikir

12
3. Penjelasan Tahapan

a. Mimpi

Menurut KBBI, mimpi /mim-pi/ n 1, sesuatu yang terlihat atau dialami


dalam tidur; angan-angan

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini mimpi


didefinisikan sebagai angan-angan saya untuk KAT ITB 2023 dalam hal
peserta, massa kampus, dan juga pribadi. Mimpi ini didapatkan dari
sebuah hasil pemikiran, dorongan, kegelisahan.

b. Berkontemplasi untuk KAT ITB 2023

Menurut KBBI, berkontemplasi /ber.kon.tem.pla.si/ adalah proses


merenung dan berpikir dengan sepenuh perhatian

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini berkontemplasi


untuk KAT ITB 2023 adalah proses untuk merenungi apa yang dapat
ditawarkan untuk KAT ITB 2023.

c. Gagasan

Menurut KBBI, gagasan /ga.ga.san/ adalah hasil pemikiran; ide

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini gagasan adalah
hasil dari proses berkontemplasi sebelumnya yang menyatakan apa
yang hendak ditawarkan untuk KAT ITB 2023.

d. Perumusan Latar Belakang

Menurut KBBI, latar belakang /la.tar be.la.kang/ adalah sebuah hiasan


(berupa pemandangan atau musik); efek musik dan suara yang melatari

13
acara televisi maupun radio; adegan di dalam film layar lebar televisi
atau pada foto (dalam dunia produksi, fotografi, atau percetakan); dasar
(alasan) suatu tindakan (perbuatan); keterangan mengenai suatu
peristiwa untuk melengkapi informasi yang tersiar sebelumnya.

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, perumusan


Latar belakang didefinisikan sebagai perumusan ide berisi gagasan dari
mana kita berangkat (titik awal) dan hendak ke mana kita menuju (titik
final), yang keseluruhannya menjadi alasan mendasar untuk berbuat
dan bertindak. Seluruh ide disusun dari mimpi yang telah didefinisikan
sebelumnya.

e. Latar Belakang

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, latar belakang
adalah hasil yang didapatkan dari proses perumusan latar belakang
yang telah didefinisikan sebelumnya.

f. Analisis Kondisi Ideal

Menurut KBBI, analisis /a.na.li.sis/ adalah penyelidikan terhadap suatu


peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dan
sebagainya); penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan;
penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat
bagiannya dan sebagainya; penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya;
pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan
kebenarannya.

14
Sementara itu, menurut KBBI, kondisi /kon.di.si/ adalah persyaratan;
keadaan.

Sementara itu, menurut KBBI, ideal /i.de.al/ adalah sangat sesuai


dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki;
subhimpunan gelanggang yang terdiri atas hasil kali unsur dalam
subhimpunan dengan tiap unsur gelanggang.

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, analisis kondisi
ideal adalah proses untuk mencari tahu sebuah kondisi yang sangat
sesuai dengan yang diangan-angankan,

g. Tinjauan Pustaka

Menurut KBBI, tinjauan /tin·jau·an/ n 1 hasil meninjau; pandangan;


pendapat (sesudah menyelidiki, mempelajari, dan sebagainya); pustaka
/pus·ta·ka/ n 1 kitab; buku; Dalam konteks ini, tinjauan pustaka
merupakan segala hasil yang telah dipelajari dari berbagai sumber
tertulis.

h. Tinjauan Yuridis

Menurut KBBI, tinjauan /tin·jau·an/ n 1 hasil meninjau; pandangan;


pendapat (sesudah menyelidiki, mempelajari, dan sebagainya);
yuridis/yu.ri.dis/ berarti legal, legal formal; normatif

Dalam konteks ini, tinjauan pustaka merupakan segala hasil yang telah
dipelajari dari berbagai sumber hukum yang ada di Indonesia.

i. Kondisi Ideal

15
Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, kondisi ideal
adalah hasil yang didapatkan dari perumusan kondisi ideal pada proses
sebelumnya.

j. Analisis Kondisi Aktual

Menurut KBBI, analisis /a.na.li.sis/ adalah penyelidikan terhadap suatu


peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dan
sebagainya); penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan;
penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat
bagiannya dan sebagainya; penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya;
pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan
kebenarannya.

Sementara itu, menurut KBBI, kondisi /kon.di.si/ adalah persyaratan;


keadaan.

Sementara itu, menurut KBBI, aktual /ak.tu.al/ adalah betul-betul ada


(terjadi); sedang menjadi pembicaraan orang banyak (tentang peristiwa
dan sebagainya); baru saja terjadi.

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, analisis kondisi
aktual adalah proses untuk mencari tahu sebuah kondisi yang
benar-benar ada, baru saja terjadi dan sedang terjadi terkait KAT ITB
2023. Lebih lanjut analisis kondisi aktual ini akan digunakan 2 tinjauan,
yakni:

16
i. Kuesioner Angkatan 2021 dan 2022

Menurut KBBI, kuesioner /ku.e.si.o.ner/ adalah alat riset atau


survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis,
bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih
melalui wawancara pribadi atau melalui pos; daftar pertanyaan

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini,


kuesioner adalah sebuah metode pengumpulan data yang akan
dianalisis dalam proses ini.

ii. Wawancara Ketua Lembaga KM ITB

Menurut KBBI, wawancara /wa.wan.ca.ra/ adalah tanya jawab


dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan
untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal,
untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau
ditayangkan pada layar televisi; tanya jawab direksi (kepala
personalia, kepala humas) perusahaan dengan pelamar
pekerjaan; tanya jawab peneliti dengan narasumber.

k. Kondisi Aktual

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, kondisi aktual
adalah kondisi yang benar-benar ada saat ini dan merupakan hasil dari
proses sebelumnya.

l. Perumusan Kesenjangan

17
Menurut KBBI, kesenjangan /ke.sen.jang.an/ adalah perihal (yang
bersifat, berciri) senjang; ketidakseimbangan; ketidaksimetrisan; jurang
pemisah:

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, perumusan


kesenjangan adalah sebuah perumusan ketidakseimbangan dan jurang
pemisah antara kondisi ideal dan aktual.

m. Kesenjangan

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, kesenjangan


hasil dari proses perumusan kesenjangan sebelumnya yang
menunjukkan ketidakseimbangan dan jurang pemisah antara kondisi
ideal dan aktual.

n. Dokumen Arahan Formatur

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, dokumen


arahan formatur adalah dokumen yang didapatkan dari tim formatur
yang berisikan arahan dan rekomendasi untuk keberlangsungan KAT ITB
2023

o. Perumusan Kebutuhan

Menurut KBBI, kebutuhan /ke.bu.tu.han/ adalah yang dibutuhkan yang


diperlukan.

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, perumusan


kebutuhan adalah sebuah proses untuk menemukan apa yang
dibutuhkan untuk meningkatkan dan menutupi kesenjangan yang telah
didefinisikan sebelumnya.

18
p. Kebutuhan

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, kebutuhan


adalah sebuah hasil dari proses perumusan kebutuhan sebelumnya.

q. Perumusan Visi

Menurut KBBI, visi /vi.si/ adalah kemampuan untuk melihat pada inti
persoalan; pandangan atau wawasan ke depan; kemampuan untuk
merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui kehalusan jiwa dan
ketajaman penglihatan; apa yang tampak dalam khayalan; penglihatan;
pengamatan.

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, perumusan visi
adalah suatu proses untuk mendapatkan tujuan/gambaran, namun
dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang menuntun bagaimana
sesuatu harus dilakukan (melalui misi). Secara tidak langsung visi
menjadi gambaran nyata dan realistis setelah misi diusahakan.

r. Visi

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, visi adalah
sebuah hasil dari perumusan visi pada proses sebelumnya.

s. Perumusan Misi

Menurut KBBI, misi /mi.si/ adalah sebuah perutusan yang dikirimkan


oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan tugas khusus dalam
bidang diplomatik, politik, perdagangan, kesenian, dan sebagainya;
tugas yang dirasakan orang sebagai suatu kewajiban untuk
melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dan sebagainya

19
Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, perumusan
misi adalah semua proses perumusan dan pembuatan segala hal yang
akan dilakukan demi tercapainya visi yang telah didefinisikan
sebelumnya.

t. Misi

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, misi adalah
hasil yang didapatkan dari proses perumusan misi pada proses
sebelumnya.

u. Perumusan Organogram

Menurut KBBI, organogram /or.ga.no.gram/ adalah sebuah bagan


organisasi.

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini perumusan


organogram adalah proses pembuatan struktur/hierarki dari
kepanitiaan dari KAT ITB 2023.

v. Organogram

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini organogram


adalah struktur/hierarki dari kepanitiaan dari KAT ITB 2023 yang
didapatkan dari proses sebelumnya.

w. Pembuatan Narasi Awal

Menurut KBBI, narasi /na.ra.si/ merupakan kisah; cerita.

Dalam konteks perancangan KAT ITB 2023 ini, perumusan narasi awal
adalah proses perumusan kisah yang menceritakan keseluruhan
rangkaian KAT ITB 2023.

20
x. Narasi Awal

Menurut KBBI, narasi /na.ra.si/ merupakan kisah; cerita.

Dalam konteks perancangan KAT ITB 2023 ini, narasi awal adalah hasil
dari proses perumusan narasi awal pada tahap sebelumnya.

y. Eksekusi

Dalam konteks KAT ITB 2023, eksekusi adalah tahap pelaksanaan


setelah melewati tahap perancangan.

z. Hasil Eksekusi

Dalam konteks KAT ITB 2023, hasil eksekusi adalah hasil yang diperoleh
dari tahap pelaksanaan pada proses sebelumnya.

aa. Evaluasi

Dalam konteks KAT ITB 2023, evaluasi adalah tahap evaluasi setelah
melewati tahap pelaksanaan.

bb.Hasil Evaluasi

Dalam konteks KAT ITB 2023, hasil evaluasi adalah hasil dari tahap
evaluasi pada proses sebelumnya.

cc. Analisis Kondisi Real Time

Dalam konteks KAT ITB 2023, analisis kondisi real time adalah analisis
yang digunakan berkala setiap pelaksanaan KAT ITB 2023.

dd.[Decision] Dapat Dilakukan?

21
Merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan setelah
menerima hasil evaluasi. Evaluasi tidak akan dieksekusi kembali apabila
ketersediaan waktu dan sumber daya tidak mencukupi.

ee. Saran

Menurut KBBI, saran /sa·ran/ n pendapat (usul, anjuran, cita-cita) yang


dikemukakan untuk dipertimbangkan.

Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 saran adalah


anjuran yang diberikan melalui evaluasi bila evaluasi tidak bisa
dieksekusi kembali.

22
Mimpi

Setelah bagian yang membuka dokumen rancangan ini dan menjelaskan diriku, tidak
lengkap rasanya jika aku tidak menjelaskan mimpi-mimpiku yang membuatku ingin
menjadi Ketua KAT ITB 2023. Namun sebelum menjelaskan mimpiku untuk KAT ITB
2023, aku akan jelaskan terlebih dahulu arti mimpi bagiku. Pertama-tama aku ingin
membahas arti mimpi berdasarkan KBBI:

1. n sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur

2. n ki angan-angan

Lebih lanjut, aku coba memaknainya kembali, mimpiku untuk KAT ITB 2023 adalah
keresahan dan angan-angan awalku bagaimana KAT ITB 2023 seharusnya dijalankan.

Mimpi-mimpi tersebut aku dapatkan setelah dua tahun menjadi panitia KAT ITB,
yakni pada tahun 2021 dan 2022 serta berdasarkan keresahanku selama mengikuti
kemahasiswaan di ITB.

Sebelum masuk kepada bagian angan-anganku untuk KAT ITB 2023, aku tertarik
terlebih dahulu membahas KAT ITB bagiku sendiri. KAT ITB adalah proses kaderisasi
sesuai dengan namanya Kaderisasi Awal Terpusat. Selayaknya sebuah proses
kaderisasi yang bertujuan untuk membentuk kader. Kader sendiri menurutku adalah
orang yang selanjutnya akan menjadi penerus dalam organisasi, dalam konteks ini
adalah Keluarga Mahasiswa ITB (KM ITB).

KAT sendiri terbagi secara spesifik kedua tahapan, yakni kaderisasi untuk mahasiswa
tingkat dua yang baru saja naik yang biasa kita sebut dengan diklat terpusat
(dikpus), serta kaderisasi untuk mahasiswa baru tingkat satu yang biasa kita sebut

23
dengan OSKM (Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa). Pembentukan kader itu
didasarkan pada profil-profil yang tercantum dalam dokumen RUK (Rancangan
Umum Kaderisasi) KM ITB dalam rangka membentuk alumni ITB yang ideal.

Pada bagian ini aku akan memulainya dengan menceritakan pengalamanku pada
kepanitiaan KAT ITB 2021, saat itu aku berperan sebagai Mentor untuk keluarga 126.
Proses yang aku tempuh sebelum menjadi mentor inilah yang membuatku semakin
belajar tentang kaderisasi di ITB. Aku menyadari kaderisasi di ITB jika memang
dijalankan sebagaimana mestinya sudah sangat baik dan ber esensial. Bahkan, aku
merasa pada tahun tersebut materi yang diberikan sudah sangat baik dan
bermanfaat, hanya saja memang terbatas pada metode pelaksanaannya yang harus
dijalankan daring. KAT ITB 2021 bagiku sudah sangat baik dengan membawakan
tentang budaya, secara lebih spesifik tentang pendidikan yang berkebudayaan dan
segala materi lainnya yang diajarkan.

Aku pribadi sebagai mentor yang sebelumnya mengikuti kegiatan diklat terpusat
merasakan sudah mendapatkan materi yang sangat insightful pada saat itu. Namun
pada saat itu ada satu hal terlintas di benakku, apakah mahasiswa baru yang
nantinya mengikuti kegiatan OSKM mendapatkan apa yang mereka cari? Menurutku
mahasiswa baru tidak hanya berharap mendapatkan materi yang bagus, namun
juga acara penyambutan yang dapat mereka kenang seumur hidup.

Pada saat aku menjadi mentor, aku juga semakin menyadari apa yang dicari oleh
mahasiswa baru adalah acara seremonial yang mereka kenang seumur hidup
sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya. Namun aku sendiri bertanya,
bagaimana seremonial yang mereka harapkan secara spesifik? Aku akhirnya tertuju
pada kata romantisisasi yang menurutku cukup menjawab mengenai apa yang
mahasiswa baru cari dalam kegiatan OSKM. Namun, aku merasakan pada KAT ITB
tahun tersebut kurang menekankan romantisisasi terhadap kampus ITB.

24
Menurutku, romantisisasi sangat diperlukan oleh mahasiswa baru yang masih
memiliki euforia tinggi saat pertama kali masuk ke pintu gerbang ITB. Romantisasi
disini adalah salah satu upaya membuat keterikatan terhadap kampus kita,
terlebih ke dalam kemahasiswaannya. Oleh karena itu, aku berangan-angan KAT ITB
mampu memunculkan romantisasi itu melalui penekanan terhadap cerita kampus
kita yang baik, orang-orang keren di dalam kampus kita, dan berbagai cerita historis
lainnya yang dikemas semenarik mungkin.

Paragraf sebelumnya telah disebutkan secara tersirat angan-anganku untuk KAT ITB
berikutnya, dan pada tahun depannya aku pun mencoba untuk merealisasikan
angan-anganku dengan ikut turut serta dalam tim materi dan metode yang aku rasa
cukup berpengaruh dalam proses perancangan KAT ITB.

Saat itu, KAT ITB 2022, aku sangat semangat dalam mengikuti banyak proses
perumusan materi dan metode. Saat itu, aku berharap aku mampu mewujudkan
angan-anganku. Ternyata, pada tahun itu terdapat sedikit ketidakjelasan mengenai
pelaksanaan KAT ITB 2022, sehingga apa yang dikerjakan oleh tim materi dan
metode pun tidak maksimal. Aku sendiri sebagai tim materi dan metode merasa
kurang dapat menurunkan secara mendalam mimpi dari ketua, yakni perubahan
progresif untuk pembangunan bangsa.

Hal itu cukup berimbas baik pada pembuatan maupun pelaksanaan materi dan
metode dalam KAT ITB tahun itu. Jika aku memposisikan diriku sebagai peserta, aku
akan merasakan bahwa materi yang diberikan kurang mendalam dan kurang dapat
aku rasakan keterkaitannya. Bahkan, dari segi metode pun aku merasakan bahwa aku
tidak mengingat apapun jika aku memposisikan diriku sebagai mahasiswa baru.
Mungkin ada satu metode yang akan aku ingat, yakni treasure hunt, namun
menurutku sendiri itu masih kurang optimal dan kurang berkesan jika aku
memposisikan diriku sebagai peserta.

25
Alhasil, menurutku angan-angan yang aku sebutkan belum berhasil terwujud. Namun,
pada tahun ini aku kembali menyadari beberapa hal baru. Setelah aku mengikuti
kepanitian KAT ITB 2022, aku melihat banyak proses kaderisasi yang menuntut
keidealan tanpa melihat realita yang ada. Mengapa aku bilang demikian? Pada tahun
ini, aku menyadari sedikitnya jumlah panitia lapangan yang ikut serta dalam
pelaksanaan OSKM ITB 2022. Jujur, pada saat itu aku penasaran, hal apa yang
membuat realitas tersebut?

Selain itu, aku juga melihat dari pelaksanaan KAT ITB 2022 kemarin, lebih khusus
pada diklat terpusat, aku juga menyadari pada pelaksanaan diklat terpusat ini masih
belum melibatkan seluruh elemen kampus. Aku merasa pada pelaksanaannya,
banyak lembaga dalam KM ITB yang tidak dilibatkan dalam pelaksanaannya. Aku
sempat membayangkan seberapa serunya jika semua lembaga di KM ITB
bersinergi dan berkolaborasi untuk ikut meramaikan KAT ITB.

Selain itu, aku juga ingin sedikit menyoroti terkait pelaksanaan diklat panitia
lapangan. Mungkin sebelum aku membahas lebih lanjut, aku ingin sedikit bercerita,
setelah diklat terpusat akan ada diklat untuk setiap divisi dalam rangka
mempersiapkan anggota setiap divisi sesuai dengan peranannya masing-masing
dalam OSKM ITB. Kebetulan, pada saat itu, aku cukup sering mengikuti kegiatan diklat
panitia lapangan, di sini aku tidak akan menyalahi metode yang dilakukan oleh
kegiatan diklat tersebut. Dapat dikatakan, aku tidak bermasalah dengan metode
apapun asalkan semua dapat dijelaskan dengan esensi dan argumentasi yang
diterima.

Pada saat itu aku mendapatkan fakta baru, di mana bahkan banyak pendiklat
(orang yang berperan melatih dan mendidik) tidak tahu esensi dari beberapa
metode yang dilakukan. Bahkan, banyak di antara mereka yang tidak mengerti
apa materi KAT ITB 2022 yang dibawakan. Aku pun membayangkan, bagaimana jika

26
KAT ITB 2023 bisa menjadi wadah kaderisasi awal terpusat yang sangat
beresensial? Namun, bagaimana kaderisasi yang beresensial itu? Aku sendiri pun
tidak dapat menjawabnya. Namun, itulah yang juga menjadi mimpiku untuk KAT ITB
2023.

Terlepas dari pengalamanku dalam mengikuti kepanitiaan KAT ITB, aku juga memiliki
beberapa keresahan dari kondisi kemahasiswaan sekarang. Menurutku,
kemahasiswaan saat ini sedang dalam kondisi yang jauh dari kata ideal. Namun,
tentunya kita tidak boleh berhenti bermimpi untuk kemahasiswaan kita ke depannya.

Belakangan ini, aku sedikit memperhatikan banyak mahasiswa yang cenderung tidak
memiliki warnanya sendiri dalam menjalankan hidupnya. Warna seperti apa yang aku
maksudkan di sini? Aku merasa masih banyak temanku yang tidak tahu sebenarnya
apa yang sedang mereka cari dan tuju dalam hidup ini. Menurutku, banyak orang
yang hanya mengikuti arus yang ada tanpa mereka paham apa yang sedang mereka
jalankan.

Banyak orang yang berbicara banyak soal mereka memiliki idealisme tertentu,
namun mereka sendiri gagal memaknai idealisme tersebut. Bahkan, membahas lebih
dalam tentang idealisme, terkadang aku juga melihat banyak orang yang salah
mengartikan kata idealisme. Banyak orang yang menganggap sudah memiliki
idealismenya sendiri dalam hidup, namun juga tidak sadar bahwa itu hanyalah
sebuah doktrin yang diturunkan dari pendahulu.

Lebih lanjut, aku juga menyadari, realita di mana kemahasiswaan baru kembali
membangun pamornya setelah adanya fenomena pandemi tentunya akan menjadi
tantangan tersendiri bagi setiap mahasiswa di dalamnya. Memang, aku belum dapat
memberikan data pasti terkait fenomena tersebut, namun berdasarkan apa yang

27
saya lihat dan rasakan selama ikut dalam merumuskan beberapa acara di dalam
kampus, hal tersebut merupakan realitas yang sekarang sedang dihadapi.

Contoh nyata yang sangat cocok dalam konteks ini adalah saat menurunnya tingkat
partisipasi mahasiswa dalam kemahasiswaan yang terlihat dari acara sebelumnya,
mulai dari Perayaan Wisuda Oktober, Perayaan Wisuda April, dan lainnya. Mahasiswa
terlihat lebih tertarik untuk mengikuti program luar kampus seperti MBKM, IISMA, dan
lainnya. Fenomena tersebut membuat aku pribadi penasaran mengapa
kemahasiswaan terlihat kurang “seksi” pada jaman sekarang?

Bahkan, muncul fenomena bahwa menurunnya tingkat partisipasi dipengaruhi


kesibukan akademik yang sulit untuk ditinggalkan. Hal inilah yang disebut dengan
das sein (realita). Lantas, apakah realitas tersebut salah? Sebenarnya, realitas
tersebut tidak dapat disalahkan, namun mengapa tidak kita mencoba untuk
menyeimbangkan antara aktivitas akademik tersebut dan aktivitas organisasi yang
tersedia?

Menurutku, kata mahasiswa lahir dari kata siswa yang memiliki penambahan kata
maha di depannya. Kata “maha” tersebut diperoleh melalui proses regenerasi yang
terjadi melalui berbagai mekanisme penerimaan di setiap kampus. Dengan adanya
berbagai mekanisme penerimaan tersebut, banyak peserta yang mengalami
mobilitas sosial vertikal pada suatu strata dalam stratifikasi sosial, yakni siswa
menjadi mahasiswa. Terjadinya social climbing tersebut diikuti juga dengan adanya
perubahan peran dan status. Perubahan peran dan status juga akan diikuti dengan
perubahan pola pikir, mental, gaya hidup, dan mungkin juga hal lainnya.

Lalu, apa yang mau disampaikan pada pembahasan diatas? Menurutku sendiri,
dengan adanya perubahan peran dan status tersebut, menjadikan mahasiswa
berbeda dengan siswa. Mahasiswa sudah memiliki tanggung jawab lebih, tidak hanya

28
sebatas kepada tanggung jawab akademik. Tetapi, lebih luas tanggung jawab akan
kondisi masyarakat di masa depan.

Aku berharap setiap orang tersadarkan atau mungkin sudah memegang teguh
idealisme bahwa mahasiswa tidak hanya berperan dalam proses belajar tetapi
juga memiliki tanggung jawab akan kondisi masyarakat masa depan. Dengan
adanya kesadaran tersebut, harapannya setiap orang atau elemen dalam
kemahasiswaan dapat berkolaborasi bersama mewujudkan hal tersebut. Inilah yang
menjadi angan-anganku kedepannya juga untuk KAT ITB 2023.

Berikut aku mencoba merangkum kembali mimpiku untuk KAT ITB 2023 berdasarkan
penjelasan diatas:

1. KAT ITB 2023, secara khusus OSKM ITB 2023 dapat menciptakan materi yang
bermanfaat tanpa melupakan seremonial dengan romantisisasi kampus ITB,
terlebih kemahasiswaannya

2. KAT ITB 2023 dapat melibatkan seluruh elemen dalam KM ITB untuk dapat
bersinergi dan berkolaborasi

3. KAT ITB 2023 sebagai kegiatan kaderisasi awal terpusat ITB dapat
menciptakan kaderisasi yang ber esensial bagi peserta maupun panitia

4. KAT ITB 2023 dapat menyadarkan peserta maupun panitia terkait idealisme
dengan warnanya masing-masing terkait mahasiswa memiliki tanggung jawab
akan kondisi masyarakat masa depan

Adapun pada gambar dibawah ini saya mencoba menjelaskan kembali apa
sebenarnya mimpi utama saya untuk KAT ITB 2023 ini:

29
Gambar 2. Penjelasan Mimpi

30
Berkontemplasi untuk KAT ITB 2023

Aku rasa mimpiku yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya akan menjadi
sia-sia, jika aku tidak memiliki gagasan nyata untuk KAT ITB 2023. Pada bagian ini,
aku akan sedikit banyak menceritakan prosesku dalam menemukan gagasan nyataku
untuk KAT ITB 2023.

Aku memulainya dengan mencoba merenungi apa yang dapat kuperbuat untuk KAT
ITB 2023. Proses merenung, berpikir, dan mencari tahu yang terjadi cukup lama
membuatku melalui masa-masa yang cukup berharga. Salah satu pertanyaan yang
cukup sulit untuk aku temukan jawabannya adalah pertanyaan di awal tadi, apa yang
bisa aku perbuat untuk KAT ITB 2023?

Dalam proses ini, aku bahkan merenungkan titik awal aku berkecimpung di dalam
kemahasiswaan ITB hingga akhirnya aku berada pada titik ini. Aku terus mencoba
memaknai kembali alasanku memilih untuk aktif berkemahasiswaan di ITB.

“Kemahasiswaan sudah tidak ada benefit-nya.“

“Kemahasiswaan sudah tidak relevan.”

“Buat apa buang-buang waktu di kemahasiswaan?”

“Buat apa hanya jadi budak organisasi?”

Empat kalimat di atas adalah kalimat yang sering aku dengar dan sedang aku
renungkan pada proses ini. Aku menyebutnya sebagai proses pencarian value diriku.
Pertanyaan yang sebenarnya aku pun tidak memiliki jawaban pastinya.

31
Entah mengapa pertanyaan-pertanyaan itu baru benar-benar coba aku renungkan
akhir-akhir ini. Untuk mencoba menjawab, aku mulai mengingat kembali berbagai
cerita historis dalam kemahasiswaan ITB yang pernah aku alami. OSKM ITB 2020
dapat aku bilang sebagai gerbang dari semua kegiatan mahasiswa yang aku ikuti.
Memang, tidak banyak cerita yang aku ingat dari acara tersebut, namun hal yang
paling aku ingat, adalah Salam Ganesha dan orasi dari orang-orang dengan jaket
yang berbeda.

Jujur, aku sedikit kecewa dengan apa yang aku alami pada tahun tersebut karena
tidak merasakan euforia penyambutan yang aku harapkan. Pada saat itu, aku
berharap adanya suatu momen yang akan selalu aku ingat terlepas aku mengikuti
kegiatan OSKM. Tentunya hal yang sangat wajar, karena pada saat itu euforia masuk
ITB yang masih sangat tinggi dalam diriku.

Walaupun demikian, saat itu aku cukup tertarik dengan orasi dari kakak tingkat yang
menggunakan jaket berbeda tersebut. Aku bertanya-tanya jaket apa yang mereka
gunakan? Selama TPB, aku mulai mencari tahu tentang hal tersebut. Ternyata, jaket
tadi adalah jaket himpunan yang ternyata memiliki ikatan budaya yang cukup kuat di
dalamnya.

Singkat cerita, aku semakin mempelajari mengenai ITB dan KM ITB, mulai dari,
bergabung bersama Komite TPB dalam Kongres KM ITB, PS ITB, UBG ITB, HMIF ITB,
kepanitiaan KAT ITB 2021 dan 2022, kepanitiaan Wisuda Oktober 2022 dan beberapa
kepanitiaan lainnya. Ternyata tidak hanya belajar hal tersebut, aku juga semakin
menggali lagi tentang potensi yang aku miliki.

Potensi yang dimaksudkan disini adalah aku banyak belajar hal baru, seperti
bagaimana cara membuat sebuah acara yang cukup besar, cara berdialektika

32
dengan baik, cara memperlakukan orang dengan baik, melatih pemikiran yang
kritis, serta cara berkomunikasi dengan baik.

Terlebih dengan selama ini aku yang cukup banyak berkecimpung dalam bidang
kaderisasi, aku juga belajar banyak tentang pengembangan diri, bagaimana untuk
dapat selalu aware dan empati terhadap kondisi sekitar.

Sebenarnya, aku juga bingung jika ditanya apakah semua itu hanya didapatkan di
kemahasiswaan? Mungkin, aku akan menjawab tidak, di tempat lain juga bisa
mendapatkan hal yang sama, bahkan lebih. Pembeda utama adalah aku merasa di
tempat ini aku pertama dibentuk dan melakukan banyak kesalahan. Namun, di
tempat ini juga aku dituntun untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Mungkin benar, mengikuti berbagai kegiatan mahasiswa terkesan membuang waktu


dan hanya menjadi budak organisasi jika kita lihat dari luar saja. Namun, jika
mendengar ceritaku di atas, aku pun baru dapat merasakan manfaatnya setelah
mengalami sebuah proses panjang. Bahkan bagiku sendiri, semua yang terkesan
buang-buang waktu itu adalah proses aktualisasi diriku.

Mengapa aku bisa mengatakan sebuah proses aktualisasi diriku? Aktualisasi diri
bagiku bukan hanya sekedar mengetahui semua potensi dalam diri, lebih dari itu
adalah bagaimana dapat bermakna bagi orang sekitar dengan potensi itu. Lalu, hal
inilah yang aku yakini sebagai value yang sekarang aku pegang dan aku jalani.

Proses pencarian ini merupakan proses yang panjang hingga akhirnya saat ini aku
bisa mendefinisikan value yang aku miliki. Aku merasa semua yang telah kuikuti dan
kuberikan memang karena value yang aku pegang untuk terus berdampak dengan
berempati bagi sekelilingku. Hingga akhirnya, aku semakin yakin jika ditanya kembali
empat pertanyaan di atas, jawabanku adalah memang itulah value yang aku miliki.

33
Setelah akhir-akhir ini aku menyadari value diriku, entah mengapa muncul segudang
pertanyaan baru dalam benakku. Idealnya, bermakna seperti apa yang dapat
dilakukan mahasiswa? Apakah bermakna yang selama ini aku ilhami sudah benar?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang membawaku menelusuri lebih lanjut terkait
bermakna yang sebenarnya dapat diberikan oleh mahasiswa.

Untuk menjawab segudang pertanyaanku itu, aku mulai dengan mencari definisi dari
mahasiswa yang sebenarnya. Aku pun teringat kepada suatu definisi mahasiswa
dalam dokumen Konsepsi KM ITB yang pernah ku baca. Insan akademis, yak itulah
yang aku ingat. Seingatku, insan akademis adalah insan yang memiliki dua peran
yakni senantiasa mengembangkan diri sehingga menjadi generasi yang tanggap dan
mampu menghadapi tantangan masa depan, serta insan yang memiliki peran sejalan
dengan kebenaran ilmiah dan senantiasa berkembang. Dengan demikian, seharusnya
mahasiswa memiliki peran untuk senantiasa mengkritisi kondisi masyarakat di masa
kini dan selalu berupaya membentuk tatanan masyarakat masa depan yang benar
dengan dasar kebenaran ilmiah.

Lebih dalam, aku juga teringat suatu konsep yang ada di Konsepsi KM ITB tersebut,
yakni masyarakat madani atau yang disebut civil society. Ada hal menarik yang aku
ingat yakni memiliki nilai partisipatif, aspiratif, mandiri, non-hegemonik, dan beretika.
Lalu, aku pun membayangkan, bagaimana kemahasiswaan jika semua orang
benar-benar bisa mengupayakan hal tersebut? Sungguh hal yang sangat indah
tentunya.

Aku pun berusaha memaknai bermakna bagi mahasiswa. Bagiku, bermakna bagi
mahasiswa adalah berkontribusi membentuk tatanan masyarakat masa depan yang
ideal. Hal inilah value yang pada bagian sebelumnya aku sebutkan. Hal inilah yang
aku anggap sebagai sebuah idealisme yang harus dimiliki oleh mahasiswa.

34
Lalu, aku pun berusaha kembali untuk menjawab pertanyaan awalku, yakni apa yang
dapat kuperbuat untuk KAT ITB 2023? Aku cukup tertarik dengan istilah civil society
yang telah disebutkan di atas. Berdasarkan pemahaman sederhanaku tentang civil
society tersebut, aku menyimpulkan seberapa menariknya kemahasiswaan ITB jika
sudah berhasil mengupayakan hal tersebut.

Lebih lanjut, aku mencoba mencari tahu terkait konsep civil society tersebut. Alhasil,
aku menemukan fakta bahwa civil society pada awalnya merupakan tradisi
pemikiran barat yang kemudian banyak diadopsi para cendekiawan di
negara-negara berkembang. Lebih lanjut, aku juga menemukan civil society adalah
bagian dari sejarah Eropa Barat yang kemudian ditarik menjadi teori dan pandangan
yang dipakai sebagai kerangka untuk memahami perubahan-perubahan sosial di
masa transisi dari suatu masyarakat feodal ke masyarakat yang lebih kompleks dan
modern. Masyarakat feodal sendiri adalah masyarakat yang memiliki struktur hierarki
yang lebih kaku, sedangkan civil society adalah masyarakat yang lebih terbuka dan
demokratis dimana kekuasaan dan kontrol tidak berada pada satu individu atau
kelompok.

Ide civil society ini juga mulai banyak diperbincangkan setelah lahirnya era reformasi
dalam masyarakat di Indonesia. Sistem kenegaraan yang digunakan di negara kita
mulai mengarah ke tatanan masyarakat yang madani.

Lalu aku pun penasaran, sebenarnya apa yang dapat dilakukan mahasiswa dalam
upaya berperan dalam membentuk masyarakat civil society tersebut? Pertanyaan
yang memang sangat general namun sangat fundamental yang seharusnya muncul
dalam benak setiap mahasiswa.

Menurutku sendiri, sebagai kaum intelektual, mahasiswa sangat berpeluang sebagai


garda terdepan proses perubahan sosial. Mengapa aku bilang mahasiswa merupakan

35
kaum intelektual? Hal tersebut aku simpulkan setelah aku menemukan sebuah data
menarik. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemendikbud Ristek), jumlah mahasiswa yang terdaftar di Indonesia pada
tahun 2022 adalah 9.32 juta jiwa. Dari angka tersebut, 7.83 juta jiwa merupakan
mahasiswa program sarjana. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
Indonesia yang sejumlah 275,36 juta jiwa, mahasiswa program sarjana hanya
berjumlah 2.86% dari total penduduk Indonesia.

Namun, aku merasa data diatas masih sangat kurang untuk menarik sebuah
kesimpulan, lalu aku pun menemukan fakta bahwa dari antara 275,36 juta jiwa
terdapat 190,5 juta jiwa yang memiliki umur 15-64 tahun. Umur tersebut di Indonesia
dianggap sebagai usia produktif yang dianggap usia untuk siap bekerja. Aku pun
menemukan fakta lainnya bahwa hanya terdapat 84,53 juta jiwa yang termasuk
dalam angka usia tidak produktif. Berdasarkan hal itu, aku menyimpulkan angka usia
produktif dan tidak produktif yang sangat jomplang, bahkan aku juga menemukan
data bahwa masyarakat dengan usia 20-24 yang seharusnya mereka sedang
menduduki bangku kuliah hanya berjumlah 22,5 juta jiwa. Jika kita lihat dari angka
tersebut, hanya terdapat 34.8 % yang sedang menduduki bangku kuliah S1. Bahkan,
dari angka 9.32 juta jiwa yang disebutkan sebelumnya, tidak dapat dipastikan bahwa
semua itu berasal dari usia 20-24 tahun.

Berdasarkan data tersebut, aku melihat mahasiswa, secara spesifik mahasiswa S1,
memiliki sebuah kesempatan yang tidak dimiliki banyak orang di Indonesia. Oleh
karena itu, saya berani mengatakan bahwa seharusnya mahasiswa S1, dapat bergerak
sebagai kaum intelektual yang dapat berperan dalam garda terdepan dalam suatu
proses perubahan sosial dalam rangka mewujudkan masyarakat madani yang telah
didefinisikan di atas.

36
Akan tetapi, masih banyak mahasiswa yang menurutku belum siap untuk
menjalankan peran sebagai garda terdepan dalam suatu proses perubahan sosial
tersebut. Aku merasa sebelum mahasiswa memulai sepak terjang mereka, maka
menurutku terdapat beberapa hal dalam diri mereka yang benar-benar diperbaiki
dan ditingkatkan. Pertama-tama, yang harus diperhatikan adalah terkait kepribadian
dan karakter yang dimiliki oleh mahasiswa. Mengapa aku berpikir demikian?
Menurutku, orang dengan kepribadian dan karakter yang kuat akan siap untuk
ditempatkan di manapun dan dalam situasi apapun.

Terlebih dari itu aku juga merasa, setiap mahasiswa harus dibekali dengan sebuah
idealisme tentang kemahasiswaan terlebih dahulu. Bahkan, jika kita menelisik lebih
dalam, banyak mahasiswa yang belum memiliki moral yang sejalan. Memang,
berbicara soal moral, tidak ada landasan pastinya, namun setidaknya kita mencoba
membedah semua yang berkaitan dengan moralitas menjadi lebih bijaksana dengan
berpikir multiperspektif. Dengan demikian, kita mencoba mendefinisikan suatu
kompas moral yang memang dianggap bijaksana dan layak untuk dipegang teguh.
Bergerak dari hal-hal itulah, aku merumuskan dokumen rancangan ini dan
gagasan itulah yang sebenarnya akan aku tekankan pada KAT ITB 2023.

37
Gagasan

Terkait dengan proses kontemplasi sebelumnya, aku mendapatkan suatu gagasan


yang aku coba jelaskan sebagai berikut. Menurut aku, gagasan aku adalah mengenai
peranan mahasiswa dalam membentuk civil society yang terlebih dahulu harus
ditempa dengan tujuan untuk membentuk kompas moral, karakter, dan kepribadian,
serta membangun idealisme sesuai warna masing-masing mahasiswa. Aku mencoba
untuk lebih memperdalam penjelasanku pada bagian sebelumnya terkait gagasan
dengan alur berikut ini.

Gambar 3. Alur Pembentukan Idealisme

Langkah pertama dalam alur yang aku berikan diatas adalah kompas moral. Lantas
kompas moral apa yang aku maksudkan disini? Berbicara soal moralitas, aku percaya
moral adalah nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mengatur perilaku seseorang dalam
hubungan dengan orang lain dan lingkungannya.

Berdasarkan hal itu aku percaya moral tidak dapat dibentuk secara langsung, kita
hanya dapat menentukan kompas moral, yaitu panduan dalam memilih perilaku yang
benar dan baik dalam hidup. Kompas moral ini dibentuk melalui proses pemikiran
dan refleksi, serta pengalaman hidup yang dijadikan pegangan dalam mengambil
keputusan dan bertindak. Dengan memiliki kompas moral yang baik, kita dapat

38
memperkuat nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral dalam diri kita, dan dengan
demikian menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab dalam kehidupan
sehari-hari.

Lantas, apa kaitannya kompas moral tersebut dengan karakter pada proses
berikutnya pada gambar diatas?

Nilai-nilai moral yang dipelajari oleh seseorang dapat membentuk pandangan hidup
dan perilaku yang sesuai dengan moralitas dan etika yang diterima secara sosial.
Dengan adanya nilai-nilai moral tersebut, tentunya dapat membentuk manusia yang
memiliki kepribadian yang baik dan bermartabat, begitu pun sebaliknya. Oleh karena
itu, penting bagi setiap individu untuk memiliki kompas moral yang baik dan teguh
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat membantu membentuk kepribadian
yang baik dan bermartabat.

Lantas mengapa karakter yang baik akan mempengaruhi kepribadian? Menurutku,


kepribadian yang baik dapat terbentuk ketika seseorang memiliki karakter yang
kokoh dan bertanggung jawab dalam segala aspek kehidupannya. Karakter yang baik
melibatkan nilai-nilai moral yang kuat, seperti integritas, kejujuran, ketulusan,
tanggung jawab, dan kerjasama. Ketika seseorang memiliki karakter yang baik, ia
cenderung mengambil tindakan yang baik dan bertanggung jawab atas tindakan
tersebut. Karakter yang baik juga dapat membantu seseorang menjadi lebih percaya
diri dan dapat diandalkan. Dalam jangka panjang, karakter yang baik akan
membentuk kepribadian seseorang menjadi lebih baik dan bermartabat.

Harapannya, proses yang telah dilalui di atas dapat membantu setiap mahasiswa
untuk mempunyai idealismenya yang nantinya akan mempengaruhi idealisme setiap
orang, bahkan membantu mereka yang selama ini belum memiliki idealisme. Berikut
ini proses yang dilalui setelah setiap individu memiliki idealismenya masing-masing.

39
Gambar 4. Alur Pembentukan Idealisme

Jika kita perhatikan diatas, idealisme yang diarahkan pada KAT ITB 2023 tentunya
akan menghasilkan warna yang berbeda bergantung kepada siapa yang menerima.
Namun harapannya warna-warna tersebut tetap berujung pada kesadaran untuk
berkontribusi dalam masyarakat dalam upaya membentuk masyarakat yang madani
atau civil society

40
Perumusan Latar Belakang

“Jangan sampai padam mimpi-mimpi itu, bagaimanapun terjangnya realita yang


menimpanya.”

– Agustinus Wibowo

Ungkapan di atas sangat cocok dalam membuka perumusan latar belakang ini. Aku
merasa gagasan yang telah aku jelaskan di atas memang hanyalah sebuah kondisi
ideal (das sollen) yang tidak sesuai dengan realita (das sein). Namun, aku tetap ingin
mengupayakan yang terbaik dalam rangka mencapai keidealan tersebut.

Bergerak dari gagasan yang telah aku jelaskan pada bagian sebelumnya, aku akan
merumuskan latar belakang dari KAT ITB 2023 ini. Namun, tidak hanya dari sebuah
ide atau gagasan, aku juga memiliki mimpi tersendiri untuk KAT ITB 2023. Menurutku,
mimpi dan gagasan tersebut akan saling melengkapi dalam hal merancang bagian
latar belakang yang tentunya akan menjadi dasar dari KAT ITB 2023

41
Latar Belakang

“Ada dua pilihan hidup di pagi hari, kembali tidur untuk melanjutkan mimpi atau
bangun tidur untuk mewujudkan mimpi.”

Aku rasa ungkapan di atas sangat cocok untuk membuka bagian ini, aku memilih
untuk mewujudkan realisasikan mimpi dan gagasanku yang telah dijelaskan di atas
dengan mencoba menulis latar belakang untuk KAT ITB 2023.

Tentunya, dalam menulis bagian ini yang perlu diingat adalah apa yang telah aku
sampaikan pada bagian pembuka sebelumnya, terkait dengan das sollen atau
keidealan dan juga das sein atau realita. Dalam konteks penulisan latar belakang ini
aku akan mencoba mencari keidealan, namun nanti entah bagaimana realisasinya
aku tidak dapat memastikannya. Satu hal yang dapat aku pastikannya adalah aku
akan mengupayakan yang terbaik tentunya dengan bantuan kalian semua, massa
kampus.

KAT ITB 2023, bagiku menjadi sebuah pintu awal kaderisasi dalam konteks ITB di
tahun 2023. Tentunya aku akan berusaha yang sebaik mungkin untuk dapat
mencetak kader yang terbaik di tahun ini. Dalam proses mencetak kader yang
terbaik, KAT ITB 2023 juga harus menciptakan kaderisasi yang ber esensial bagi
peserta maupun panitia.

Jika membahas mengenai kader terbaik tentunya tidak akan ada ujungnya, namun
dalam KAT ITB 2023 ini aku akan mengupayakan untuk dapat mencetak kader
terbaik dengan membentuk karakter, kepribadian, dan kompas moral dari setiap
kader yang dapat membuat setiap individu memiliki idealisme dengan berujung
pada adanya warna masing-masing setiap individu untuk berperan dalam

42
menciptakan masyarakat masa depan yang madani atau sering disebut civil
society.

Dalam upaya mencapai hal diatas, KAT ITB 2023 akan menjadi ajang untuk
menanamkan romantisisasi kehidupan kampus dengan berusaha untuk melibatkan
sebanyak mungkin partisipasi dari elemen di dalam KM ITB.

43
Gambar 5. Alur Latar Belakang

44
Berikut ini saya mencoba untuk memberikan kontekstualisasi mimpi secara lebih mendetail:

45
Gambar 6. Kontekstualisasi mimpi dan alur utama

46
Analisis Kondisi Ideal

Setelah aku menjelaskan dasar yang akan aku bawakan dalam KAT ITB 2023 ini, aku
akan mencoba menyampaikan temuanku terkait kondisi ideal dalam hubungannya
terhadap apa yang akan aku bawakan dalam KAT ITB 2023. Dalam melakukan analisis
kondisi ideal ini, aku menggunakan dua tinjauan, yakni tinjauan yuridis dan tinjauan
pustaka. Tinjauan yuridis aku artikan sebagai sumber-sumber hukum (peraturan
perundang-undangan). Tinjauan pustaka aku artikan sebagai sumber-sumber
pustaka dan referensi seperti buku, artikel, jurnal, esai, dan lainnya.

Selanjutnya, analisis kondisi ideal ini akan aku bagi menjadi beberapa bagian untuk
menjawab latar belakang pada bagian sebelumnya, di antaranya:

1. Kondisi ideal untuk membentuk civil society

2. Kondisi ideal untuk kompas moral, karakter, kepribadian

3. Kondisi ideal mengenai kaderisasi yang beresensi

4. Kondisi ideal untuk membuat materi yang bermanfaat

5. Kondisi ideal terkait kolaborasi setiap elemen untuk KAT ITB 2023

6. Kondisi ideal untuk romantisisasi lingkungan kampus ITB

7. Kondisi ideal untuk membentuk idealisme dengan warna masing-masing

Berikut ini saya mencoba untuk menganalisis bagian-bagian yang ada di atas:

1. Kondisi ideal untuk membentuk civil society

a. Tinjauan Pustaka

47
i. Dokumen KM ITB

1. AD ART KM ITB amandemen 2020

Metode: Studi Literatur

Insight:

Berikut ini beberapa isi dari anggaran dasar KM ITB:

Pasal 4: KM ITB berasaskan Pancasila dan kebenaran ilmiah.

Pasal 5: Sifat KM ITB:

1. Mandiri

2. Kekeluargaan

3. Adil

4. Aspiratif dan partisipatif

5. Representatif

6. Efektif dan efisien

7. Transparan

Kesimpulan: Idealnya KM ITB berdasarkan pancasila dan


kebenaran ilmiah serta memiliki sifat mandiri, kekeluargaan,
adil, aspiratif dan partisipatif, representatif, efektif dan efisien,
serta transparan yang sejalan dengan definisi dari civil society

2. Konsepsi KM ITB amandemen 2020

Metode: Studi Literatur

48
Insight:

Tatanan masyarakat masa depan yang ideal adalah tatanan


masyarakat yang memiliki nilai partisipatif, aspiratif, mandiri,
non-hegemonik, dan beretika. Artinya adalah setiap anggota
masyarakat:

1. bersama-sama aktif menentukan perjalanan budaya sistem


masyarakatnya

2. memiliki dan menjalankan kewajiban serta haknya secara


proporsional dan mandiri sesuai dengan fungsi dan tanggung
jawabnya dalam struktur masyarakat

3. memiliki hubungan saling ketergantungan yang positif, tidak


terdapat struktur subyek-obyek dalam tatanan masyarakat

4. menjalankan roda aktivitas masyarakat dengan dilandasi oleh


nilai etik yang disepakati bersama.

Dengan nilai-nilai seperti di atas maka kehidupan ekonomi, politik,


hukum, dan sebagainya akan berjalan dengan baik. Masyarakat
seperti ini merupakan masyarakat yang cerdas, kokoh, tanggap,
dan adaptif terhadap setiap perubahan, sehingga mampu
bertahan dalam segala kondisi. Untuk tetap menjamin keberadaan
nilai-nilai di atas dalam kehidupan masyarakat, perlu diberlakukan
sistem demokrasi. Tatanan masyarakat seperti ini kita sebut
sebagai tatanan masyarakat madani (civil society).

Organisasi mahasiswa yang mampu menghasilkan manusia yang


memiliki visi masa depan dan mampu menjawab tantangan

49
zaman adalah organisasi yang memiliki karakter seperti halnya
karakter masyarakat madani. Karakter itu yaitu mandiri,
kekeluargaan, demokratis, aspiratif, partisipatif, representatif,
efektif, dan efisien. Selain itu harus ada karakter lain yang penting,
yaitu terbuka dan adaptif. Artinya, organisasi kemahasiswaan
harus mampu menyesuaikan diri dengan segala perubahan
budaya yang terjadi dalam masyarakatnya. Lebih detail lagi,
organisasi kemahasiswaan harus menjamin kemudahan untuk
perubahan strukturnya karena sebenarnya struktur selalu memiliki
sifat membatasi. Di sisi lain, jaminan atas adanya iklim yang
partisipatif dan aspiratif sebenarnya turut menentukan tingkat
adaptasi organisasi terhadap segala perubahan. Hal ini terjadi
karena iklim tersebut menjamin berlangsungnya proses perbaikan
diri dalam organisasi.

Kesimpulan:

Keluarga Mahasiswa (KM) ITB bertujuan menghasilkan manusia


yang memiliki visi masa depan dan mampu berkontribusi
dalam membentuk tatanan masyarakat masa depan yang
ideal (civil society) dengan terlebih dahulu menanamkan
karakter yang telah disebutkan di atas dalam keberjalanannya.

ii. Dokumen Lainnya

1. Civil Society dan Pendidikan Karakter Bangsa

Metode: Studi Literatur

Insight:

50
Civil society merupakan “rumah” persemaian bagi demokrasi.
Perlambang demokrasinya adalah pemilu yang bebas, rahasia,
dan jurdil. Namun, demokrasi tak hanya bersemayam dalam
pemilu sebab jika demokrasi memang harus memiliki rumah,
maka rumahnya adalah civil society. Sejalan dengan itu
dikatakan, ada enam kontribusi civil society terhadap proses
demokrasi. Pertama, civil society menyediakan wahana sumber
daya politik, ekonomi, sosial, budaya, dan moral untuk mengawasi
dan menjaga keseimbangan pejabat negara. Kedua, potensi
pluralisme dalam civil society jika diorganisir secara rapi akan
menjadi pondasi penting bagi persaingan demokratis. Ketiga,
memperkaya partisipasi politik dan meningkatkan kesadaran
kewarganegaraan. Keempat, turut menjaga stabilitas negara.
Kelima, sebagai sarana untuk menggembleng kedewasaan para
elite politik. Keenam, mencegah dominasi dan hegemoni dari
sebuah rezim otoriter.

Karakteristik Masyarakat Civil Society:

1. Adanya ruang publik yang bebas (Free Public Sphere)

2. Adanya Pilar Penegak

3. Budaya Civil Society

Di bawah ini dipaparkan beberapa nilai budaya yang perlu


dikandung dan menyelimuti kehidupan civil society, antara lain:
demokratis, toleransi, saling mempercayai, saling menghargai,
sikap kritis dan rasional, keadilan, pertanggungjawaban,

51
partisipatoris, kejujuran, hood governance, persamaan gender,
dan counterbalancing.

Kesimpulan:

1. Civil society merupakan “rumah” persemaian bagi


demokrasi.

2. Masyarakat dalam civil society memiliki karakteristik


adanya ruang publik yang bebas, pilar penegak dan
terdapat budaya antaranya demokratis, toleransi, saling
mempercayai, saling menghargai, sikap kritis dan rasional,
keadilan, pertanggungjawaban, partisipatoris, kejujuran,
hood governance, persamaan gender, dan
counterbalancing.

2. Orasi Ilmiah Guru Besar Emeritus Prof. Widagdo: Membangun


Bangsa Menuju Masyarakat Madani

Metode: Studi Literatur

Insight:

Kebudayaan dan peradaban merupakan hal yang tidak


dipisahkan. Banyak perdebatan di antara pakar untuk membatasi
definisi dari budaya dan peradaban. Banyak yang mendefinisikan
bahwa budaya merupakan suatu hal yang masih berproses, masih
hidup. Sementara peradaban merupakan tingkat kebudayaan
yang sudah mengkristal atau tidak memiliki energi produktif lagi.
Dalam perspektif proses, budaya merupakan proses “menjadi”
sementara peradaban merupakan proses “selesai”. Bila dilihat,

52
peradaban merupakan suatu hal yang didorong oleh budaya itu
sendiri hingga mencapai puncaknya. Budaya sendiri merupakan
deskripsi yang menjelaskan tentang sikap-sikap yang
benar-benar subjektif, seperti nilai-nilai, sikap, kepercayaan,
orientasi, dan praduga mendasar yang lazim pada suatu
masyarakat.

Peran budaya sangat penting dalam menentukan arah perjalanan


sejarah dengan keinginan subjektif untuk maju adalah syarat
dasarnya. Sebuah negara akan maju atau tenggelam akhirnya
tergantung dari bangsa itu sendiri, bukan karena pengaruh luar.
Toh, model “ideal” yang berlaku universal untuk maju tidak ada
yang baku. Maju dalam bangsa eropa berlandaskan pada budaya
bernilai intrinsik, yaitu nilai yang dijadikan acuan tanpa melihat
manfaatnya. Sementara itu, Jepang kemajuannya didasari oleh
rasa malu dan keinginan untuk menyamai atau melebihi lawannya
menjadi motivasinya untuk maju dan melakukan revanche.
Indonesia juga harus memiliki modelnya sendiri untuk menuju
masyarakat madani yang maju dan modern. Perlu sebuah grand
strategy, atau sebuah strategi budaya. Strategi jangka panjang
menuju Indonesia yang maju, modern, sebuah masyarakat
madani.

ITB mempunyai spektrum ilmu yang sangat luas dan academic


resource yang memadai dan handal. Perlu ada trigger yang
inspirasional dari para pemimpin di ITB dan semuanya akan
berjalan atas kesadaran sendiri.

Kesimpulan:

53
1. Budaya merupakan nilai-nilai, idea, sikap, orientasi atau hal-hal
subjektif lainnya yang menjadi katalisator terbentuknya
peradaban. Moralitas, kompas moral, dan karakter pun
merupakan bentuk dari budaya

2. Perlu suatu strategi pembudayaan agar menjadi kompas dari


nilai-nilai/moral/karakter yang dapat membangun kesadaran
diri dalam membentuk masyarakat madani yang maju dan
modern.

3. KAT ITB dan KM ITB dapat menjadi strategi pembudayaan


tersebut.

2. Kondisi ideal untuk kompas moral, karakter, kepribadian

a. Tinjauan Pustaka

i. Dokumen ITB

1. Konsepsi KM ITB

Metode: Studi Literatur

Insight:

Mahasiswa merupakan salah satu komunitas kampus yang


memiliki karakteristik tersendiri. Keberadaannya di kampus
tergabung dengan komponen masyarakat kampus lain, yaitu
dosen dan karyawan, yang memiliki tugas dan peran tersendiri.
Satu hal yang menyatukan komponen-komponen itu sebagai
civitas akademika adalah kesamaannya dalam mengemban misi

54
Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat.

Mahasiswa merupakan salah satu komunitas kampus yang


memiliki karakteristik tersendiri. Keberadaannya di kampus
tergabung dengan komponen masyarakat kampus lain, yaitu
dosen dan karyawan, yang memiliki tugas dan peran tersendiri.
Satu hal yang menyatukan komponen-komponen itu sebagai
civitas akademika adalah kesamaannya dalam mengemban misi
Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat.

Di sisi lain mahasiswa dalam identitas insan akademisnya dituntut


untuk berperan dalam dua fungsi. Pertama, mahasiswa dituntut
untuk terus berupaya mengembangkan diri menjadi lapisan
masyarakat masa depan yang berkualitas atau dengan kata lain
mahasiswa berfungsi sebagai calon sarjana. Kedua, dengan
berlandaskan nilai ilmiah dan moralitas, mahasiswa dituntut untuk
aktif bergerak ikut menata kehidupan bangsanya. Berangkat dari
upaya untuk mewujudkan peran itu, tercipta berbagai kebutuhan
dasar mahasiswa berupa pendidikan, kesejahteraan, dan
aktualisasi. Kebutuhan dasar ini diperlukan untuk mengantar
mahasiswa mewujudkan peran utuhnya.

Sebagai insan akademis, pertama mahasiswa dituntut untuk terus


berupaya mengembangkan diri untuk menjadi bagian dari
struktur masyarakat masa depan yang berkualitas. Kedua,
mengikuti tabiat dasar ilmu itu sendiri, yaitu sadar, mencari, dan
membela nilai kebenaran ilmiah. Secara kontekstual, tuntutan

55
kedua ini mengarah pada peran mahasiswa untuk mengkritisi dan
ikut menata kehidupan masyarakat bangsanya dengan dasar
nilai-nilai moral dan akademik. Kedua peran itulah yang harus
dijalankan untuk mewujudkan sosok utuh mahasiswa.

Kesimpulan:

Mahasiswa dituntut untuk mengembangkan diri serta aktif


bergerak dalam menata kehidupan bangsanya dengan
berlandaskan nilai ilmiah dan moralitas.

ii. Dokumen Lainnya

1. Jurnal Pembangunan Karakter dan Pembangunan Bangsa:


Menengok Kembali Peran Perguruan Tinggi

Metode: Studi Literatur

Insight:

1. Karakter adalah ‘distinctive trait’, distinctive quality, moral


strength, the pattern of behavior found in an individual or
group. Karakter menurut KBBI adalah watak yang diartikan
sebagai sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap
pikiran dan tingkah laku, budi pekerti, dan tabiat.

2. Karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi


‘positif’, bukan netral. Jadi, ‘orang berkarakter’ adalah orang
punya kualitas moral (tertentu) yang positif.

56
3. Indonesia adalah negara yang berkarakter oleh karena itu
diperlukan pembentukan penggerak-penggerak yang dididik
berkarakter

4. Pembangunan karakter sebagai usaha sistematik untuk


mengembangkan potensi kebajikan warga negara dan
masyarakat. Hal itu untuk menjadikan Indonesia sebagai
negara yang lebih berdaya saing dan lebih mampu
berkontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan dunia.

5. Pembangunan karakter berarti membangun sifat atau pola


perilaku yang positif atau baik. Kriteria utama orang yang
berkarakter adalah orang tersebut berkontribusi besar dalam
mewujudkan sepenuhnya potensi dan cita-cita seseorang
dalam membangun kehidupan yang baik, yang bermanfaat
bagi dirinya dan orang lain.

Kesimpulan:

1. Sangat penting untuk menjalankan pendidikan karakter


di Indonesia dalam rangka membentuk bangsa yang
berkarakter

2. Membangun karakter berarti membangun sifat atau


pola perilaku yang didasari dengan dimensi moral yang
baik.

3. Kriteria utama orang yang berkarakter adalah orang


tersebut berkontribusi besar dalam mewujudkan
sepenuhnya potensi dan cita-cita seseorang dalam

57
membangun kehidupan yang baik dan bermanfaat bagi
diri sendiri dan orang lain

4. Selain itu, pada kesimpulan diatas juga dapat


memvalidasi pendapatku terkait moral yang dapat
membentuk karakter yang aku sampaikan pada bagian
perumusan latar belakang.

2. Jurnal Berjudul Pancasila Moral Bangsa Indonesia oleh Kirdi


Dipoyudo

Metode: Studi Literatur

Insight:

1. Pancasila adalah suatu keseluruhan unsur-unsur bersama


berbagai moral yang terdapat di Indonesia.

2. Pancasila sebagai moral perorangan dapat dijelaskan secara


singkat seperti berikut: sila yang pertama mewajibkan kita
untuk mengakui dan memuliakan Tuhan Yang Maha Esa
sebagai Pencipta dan tujuan kita baik dalam pikiran dan
kata-kata (sembahyang) maupun dalam tingkah laku
sehari-hari (hidup susila); Sila kedua mewajibkan kita untuk
mengakui dan memperlakukan semua dan setiap orang,
tanpa membedakan bangsa, keturunan, warna kulit, kelamin
dan agama, sebagai sesama manusia, yang memiliki martabat

58
mulia dan hak-hak serta kewajiban-kewajiban asasi. Kita wajib
bertindak secara adil dan beradab terhadapnya. Sila ketiga
mewajibkan kita untuk menjunjung tinggi dan mencintai tanah
air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan
kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap yang
solider serta loyal terhadap sesama warga negara kita; Sila
keempat mewajibkan kita untuk ikut serta dalam kehidupan
politik serta pemerintahan negara, paling tidak secara tidak
langsung, bersama-sama dengan semua sesama warga
negara atas dasar persamaan tanggung jawab dan hak atas
hasilnya; Sila kelima mewajibkan kita untuk memberikan
sumbangan kita yang wajar sesuai dengan kemampuan dan
kedudukan kita kepada negara demi terwujudnya
kesejahteraan umum atau kesejahteraan lahir batin selengkap
mungkin bagi seluruh rakyat.

3. Pada hakikatnya Pancasila adalah budi pekerti atau moral,


moral bangsa Indonesia, yang dengan tepat dapat disebut
moral Pancasila untuk membedakannya dari moral-moral lain.

4. Moral Pancasila ini adalah bagian penting dari pandangan


hidup bangsa Indonesia dan biasanya bahkan disebut
sebagai pandangan hidup bangsa. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa ini 'telah berabad-abad lamanya
berakar dan hidup dalam hati sanubari, watak, kepribadian
dan pergaulan hidup bangsa Indonesia, lagi pula mengendap
dalam adat-istiadat, pranata-pranata dan lembaga-lembaga
sosial. menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan

59
pandangan hidup bangsa ini dimurnikan dan dipadatkan
menjadi dasar falsafah atau ideologi Negara Indonesia
Merdeka, dan secara demikian menjadi sumber tertib negara
dan sumber tertib hukumnya serta jiwa seluruh kegiatan
negara dalam segala bidang kehidupannya. Dengan demikian
Pancasila adalah maha penting dalam kehidupan bangsa dan
negara Indonesia seperti ditandaskan oleh

Kesimpulan:

Pancasila yang didalamnya terkandung keseluruhan


berbagai unsur moral yang ada di Indonesia sudah
sepatutnya dijadikan landasan atau kompas dalam
menentukan moral yang dipegang baik oleh suatu insan
maupun bangsa Indonesia.

3. Kata-kata Soekarno Terkait Pancasila dan Moralitas

Presiden Soeharto: "Karena Pancasila merupakan pandangan


hidup kita, maka Pancasila itu pun menjadi tuntutan hidup dan
tujuan hidup Bangsa indonesia ; ia menjadi sumber tertib sosial, ia
menjadi sumber tertib seluruh perikehidupan kita, baik sebagai
individu, maupun dalam ikatan golongan, ikatan Partai Politik,
ikatan Organisasi, ia merupakan sumber tertib negara dan tertib
hukum serta harus menjadi pedoman dan dilaksanakan
Pemerintah, semua aparatnya dan oleh setiap pejabat dalam
melaksanakan kekuasaan serta tugasnya"'.

Kesimpulan:

60
Pancasila dan penjabarannya dalam UUD 1945, asal dipahami,
dihayati dan diamalkan atau dilaksanakan dalam segala segi
kehidupan dalam tata pergaulan Bangsa Indonesia merupakan
jaminan bagi tercapainya tujuan-tujuan nasional, khususnya
terwujudnya ''suatu masyarakat adil dan makmur yang merata
materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila'' yang pada
gilirannya akan memungkinkan setiap warga bangsa dan
negara hidup layak.

4. Jurnal berjudul Manusia dan Kepribadiannya oleh Dr. Djuretna Adi


Imam Muhni, M.A staf pengajar fakultas filsafat UGM

Salah satu konsep yang dibahas dalam jurnal ini adalah konsep
self atau diri. Konsep ini menggambarkan bagaimana manusia
memiliki persepsi dan pemahaman tentang dirinya sendiri, serta
bagaimana hal tersebut mempengaruhi perilaku dan pengambilan
keputusan. Penulis juga membahas tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan self, seperti pengalaman hidup,
budaya, dan lingkungan sosial.

Selain itu, dalam jurnal ini juga membahas tentang konsep


kepribadian yang bersifat dinamis dan berkembang seiring waktu.
Kepribadian manusia tidaklah statis atau tetap, melainkan dapat
berubah dan berkembang dalam jangka waktu tertentu. Penulis
menekankan bahwa pengembangan kepribadian yang sehat dan
positif dapat membantu seseorang mencapai tujuan hidupnya
dan menjadi pribadi yang lebih baik.

61
Dalam konteks ini, penulis juga membahas tentang beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian,
seperti pengalaman hidup, pendidikan, dan lingkungan sosial.

Kesimpulan:

1. Penulis juga membahas tentang faktor-faktor yang


mempengaruhi perkembangan self, seperti pengalaman hidup,
budaya, dan lingkungan sosial.

2. Selain itu, dalam jurnal ini juga membahas tentang konsep


kepribadian yang bersifat dinamis dan berkembang seiring
waktu. Kepribadian manusia tidaklah statis atau tetap, melainkan
dapat berubah dan berkembang dalam jangka waktu tertentu.

3. Kondisi ideal mengenai kaderisasi yang beresensi

a. Tinjauan Pustaka

i. AD ART KM ITB Amandemen 2020

a. ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA MAHASISWA INSTITUT


TEKNOLOGI BANDUNG BAB I ANGGOTA KM ITB:

Metode: Studi Literatur

Insight:

Pasal 2: Anggota biasa memiliki penjenjangan yang mengacu pada


Rancangan Umum Kaderisasi untuk menjaga gerak aktivitas KM
ITB tetap dalam falsafah dasar kemahasiswaan dan orientasinya.

Kesimpulan:

62
Kaderisasi di ITB terjadi dengan mengacu pada dokumen RUK
dengan tujuan untuk menjaga gerak aktivis KM ITB tetap dalam
falsafah dasar kemahasiswaan dan orientasinya.

ii. RUK KM ITB Amandemen 2020

Metode: Studi Literatur

Insight:

Terdapat profil dasar alumni KM ITB yang didefinisikan sebagai profil


minimal yang diusahakan untuk dicapai oleh seluruh anggota KM ITB.
Diharapkan, seorang alumni KM ITB dapat memenuhi semua profil
tersebut setelah melalui seluruh proses kegiatan kemahasiswaan dan
kaderisasi di KM ITB.

Profil tersebut terdapat penjenjangannya lagi pada kaderisasi di


dalam KM ITB. Berdasarkan definisi yang diberikan dalam dokumen
tersebut, terdapat profil yang akan diturunkan dalam KAT ITB
2023, yakni profil pra lembaga.

Profil Pra Lembaga Fase Pra Lembaga adalah fase yang dijalani oleh
seorang anggota KM ITB sebelum ia menjadi anggota lembaga di
KM ITB. Fase ini merupakan fase awal yang pasti dijalani oleh setiap
anggota KM ITB dan merupakan fase inisiasi untuk mengenal dunia
kemahasiswaan dan sekaligus fase adaptasi terhadap status barusnya
sebagai seorang mahasiswa. Profil dari Fase Pra Lembaga ini adalah
sebagai berikut:

1. Mengenal aspek fisik (sarana dan prasarana) maupun aspek


non-fisik (sistem dan budaya) lingkungan kampus

63
2. Memaknai posisi, potensi, dan peran diri sebagai konsekuensi
atas status di lingkungan yang baru, khususnya sebagai
mahasiswa

3. Memaknai kebebasan yang bertanggung jawab

4. Memaknai pentingnya merumuskan visi hidup dan memiliki


rancangan pencapaian sebagai bagian dari proses hidup

5. Memiliki rasa ingin tahu guna menumbuhkan semangat untuk


berkegiatan dan berorganisasi di kampus

Secara umum, peran untuk pemenuhan profil pada fase ini


dikoordinasikan oleh Kabinet KM ITB melalui infrastruktur yang
disediakannya. Contohnya adalah Kaderisasi Awal Terpusat,
Kepanitiaan Terpusat, Sekolah Sektoral, Lingkar Mentoring, Lingkar
Pergerakan, Diklat Terpusat, dan lain-lain.

Penting untuk diperhatikan bahwa Fase Pra Lembaga adalah masa


mahasiswa TPB mengenal dan beradaptasi terhadap lingkungannya
yang baru. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi mahasiswa TPB
untuk berkegiatan lebih sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Kabinet melalui infrastrukturnya juga dapat menginisiasi pemenuhan
profil-profil di fase selanjutnya, misalnya berpikir kreatif, solutif, dan
empati, jika dirasa perlu.

Kesimpulan:

KAT ITB merupakan sarana penginisiasian profil pra lembaga bagi


mahasiswa baru dan juga pemenuhan profil pra lembaga bagi
mahasiswa tingkat 2.

64
iii. Jurnal Pedagogy of the Oppressed Fifty Years On: A Review Essay
oleh Diana Abbott and Ken Badley

Metode: Studi Literatur

Kesimpulan:

1. Kaderisasi yang ideal menurut Pedagogy of the Oppressed


adalah kaderisasi yang tidak hanya menanamkan nilai-nilai yang
dianggap benar oleh senior, tetapi juga memberikan kesempatan
bagi junior untuk mengembangkan pemikiran kritis mereka
sendiri. Dalam kaderisasi ini, junior dianggap bukan sebagai objek
yang harus diisi dengan pengetahuan, tetapi sebagai subyek
yang harus diberikan kesempatan untuk berbicara dan
memikirkan solusi atas masalah yang dihadapi.

2. Pedagogy of the oppressed menekankan pada pentingnya


pembentukan kader yang kritis dan mandiri. Kaderisasi yang
ideal menurut Pedagogy of the Oppressed adalah kaderisasi
yang tidak hanya memfokuskan pada transfer pengetahuan dari
senior kepada junior, tetapi juga memberikan ruang untuk dialog
dan interaksi yang sama antara senior dan junior.

3. Menurut Pedagogy of the Oppressed, junior dan senior dianggap


sebagai mitra yang sama dalam mencapai tujuan yang sama.
Kaderisasi bukan lagi hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi
juga sebuah proses pembelajaran dan pemberdayaan yang
saling menguntungkan dan membawa perubahan positif bagi
individu dan masyarakat.

65
4. Metode kaderisasi yang esensial menurut Pedagogy of the
Oppressed melibatkan partisipasi aktif kader dalam proses
pembelajaran dan pengambilan keputusan. Berikut beberapa
contohnya:

a. Dialog: Salah satu metode yang paling penting dalam


Pedagogy of the Oppressed adalah dialog. Dalam dialog,
kader dan senior harus membuka diri untuk mendengar
pandangan dan pengalaman satu sama lain, sehingga dapat
terbentuk kesepahaman bersama dan mencapai tujuan yang
sama.

b. Problem-posing education: Metode ini melibatkan kader dan


senior dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah
bersama. Kader diajak untuk melihat dan menganalisis
masalah dari berbagai sudut pandang, sehingga dapat
mengembangkan pemikiran yang kritis dan solusi yang kreatif.

c. Praxis: Metode ini melibatkan kader dan senior dalam


melakukan tindakan konkret yang mengarah pada perubahan
sosial yang diinginkan. Kader diajak untuk mempraktikkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh dalam
situasi yang nyata, sehingga dapat terjadi perubahan yang
positif dalam masyarakat.

d. Participatory action research: Metode ini melibatkan kader


dan senior dalam melakukan penelitian bersama untuk
mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi yang tepat.
Kader diajak untuk memahami konsep dasar penelitian dan

66
terlibat dalam semua tahapan penelitian, mulai dari
perumusan masalah hingga pengambilan tindakan yang
konkret.

e. Popular education: Metode ini melibatkan kader dan senior


dalam mempelajari masalah-masalah sosial dan politik secara
sistematis dan kritis. Kader diajak untuk memahami kondisi
sosial dan politik yang mempengaruhi kehidupan mereka,
sehingga dapat mengambil keputusan dan bertindak dengan
bijaksana.

iv. Dokumen Kaderisasi Kompilasi ITB

Metode: Studi Literatur

Insight:

Pedagogy of The Oppressed (Pendidikan Kaum Tertindas) karya Paulo


Freire, merupakan salah satu inspirasi mahasiswa ITB dalam
pembentukan sistem kaderisasi mahasiswanya. Sistem yang
berusaha memanusiakan manusia dan membebaskan manusia
yang diterapkan oleh Freire di Brazil ini mungkin yang paling banyak
diterapkan dalam pembentukan Generasi Muda Pemberang (Angry
Young Men). Tujuannya adalah untuk membentuk perlawanan
terhadap sistem penindasan yang terjadi di Indonesia pada saat itu
yang dimodelkan sistem pengkaderan.

Namun seiring dengan perkembangan zaman metode pengkaderan


dengan sistem pendidikan kekerasan dalam membentuk sistem
perlawanan tersebut mengalami proses eklektik. Proses eklektik

67
yaitu proses meramu dengan mengambil sistem yang dianggap baik
dan diintegrasikan ke dalam suatu sistem. Maka sistem pengkaderan
yang ada di ITB pada saat ini merupakan sistem pengkaderan yang
sudah mengalami proses eklektik itu sendiri.

Metodologi kaderisasi dilandasi oleh dasar berpikir psikologi dasar


pendidikan dan penerapan penyampaian materi. Metodologi dalam
sistem pengkaderan adalah memberikan sesuatu materi sebagai aksi
yang akan mendapatkan respon reaksi. Kemudian, respon ini yang
akan diharapkan sebagai perubahan perilaku. Perubahan perilaku
tersebut yang kemudian disebut sebagai karakter output yang
diharapkan dalam suatu proses kaderisasi.

Jadi yang dapat disimpulkan berdasarkan penjelasan diatas,


kaderisasi yang dianut di ITB adalah kaderisasi yang dapat
memanusiakan manusia dengan adanya proses adaptasi eklektik.

Kesimpulan:

Kaderisasi perlu menerapkan sistem yang berusaha


memanusiakan manusia dan membebaskan manusia dengan
mengalami proses eklektik

v. Journal of Education and Teaching Learning (JETL) Volume 2, Issue 3,


December 2020

Metode : Studi Literatur

Insight :

68
Kaderisasi diperlukan karena semua manusia termasuk yang
sekarang menjadi pemimpin, suatu saat pasti akan mengakhiri
kepemimpinannya, baik dikehendaki maupun tidak. Proses
tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya:

a. Dalam suatu organisasi ada ketentuan periode kepemimpinan


seseorang

b. Adanya penolakan dari anggota kelompok, yang menghendaki


pemimpinnya diganti, baik secara wajar maupun tidak wajar

c. Proses alamiah,menjadi tua dan kehilangan kemampuan


memimpin

d. Kematian.

Kaderisasi perlu diupayakan karena beberapa hal diantaranya:

a. Agar tersedia jumlah pemimpin yang cukup dan berkualitas


sehingga kader aktif mempersiapkan diri agar lebih berkualitas
dari generasi sebelumnya

b. Organisasi membuat perkiraan dalam jumlah, jenis dan kualitas


pemimpin yang diperlukan di masa depan secara
berkesinambungan.

Menurut Lebih lanjut Nawawi, (1993:188) Pengkaderan juga diartikan


sebagai proses perbuatan mendidik atau membentuk seseorang
menjadi kader. Usaha-usaha yang perlu dilakukan dalam
meningkatkan kualitas kaderisasi diantaranya:

1. Berfikir efektif dalam menetapkan keputusan,

69
2. Mengkomunikasikan hasil berpikir

3. Meningkatkan partisipasi dalam memecahkan masalah

4. Menggali dan meningkatkan kreativitas

Kesimpulan:

1. Kaderisasi diperlukan karena semua manusia termasuk yang


sekarang menjadi pemimpin, suatu saat pasti akan
mengakhiri kepemimpinannya, baik dikehendaki maupun
tidak.

2. Pengkaderan juga diartikan sebagai proses perbuatan mendidik


atau membentuk seseorang menjadi kader. Usaha-usaha yang
perlu dilakukan dalam meningkatkan kualitas kaderisasi
diantaranya:

a. Berfikir efektif dalam menetapkan keputusan,

b. Mengkomunikasikan hasil berpikir

c. Meningkatkan partisipasi dalam memecahkan masalah

d. Menggali dan meningkatkan kreativitas

4. Kondisi ideal untuk membuat materi yang bermanfaat

a. Tinjauan Yuridis

i. UU RI No 12 Tahun 2002

ii. UU RI No 40 Tahun 2009

iii. Statuta ITB

70
b. Tinjauan Pustaka

i. RUK KM ITB Amandemen 2020

Metode: Studi Literatur

Insight:

KAT ITB merupakan ajang penginisiasian profil pra-lembaga bagi


mahasiswa baru dan pemenuhan profil pra-lembaga bagi mahasiswa
2022. Adapun profil pra-lembaga diantaranya:

1. Mengenal aspek fisik (sarana dan prasarana) maupun aspek


non-fisik (sistem dan budaya) lingkungan kampus

2. Memaknai posisi, potensi, dan peran diri sebagai konsekuensi


atas status di lingkungan yang baru, khususnya sebagai
mahasiswa

3. Memaknai kebebasan yang bertanggung jawab

4. Memaknai pentingnya merumuskan visi hidup dan memiliki


rancangan pencapaian sebagai bagian dari proses hidup

5. Memiliki rasa ingin tahu guna menumbuhkan semangat untuk


berkegiatan dan berorganisasi di kampus

Kesimpulan:

Setiap materi yang diajarkan pada KAT ITB 2023 sebaiknya mampu
menjawab profil pra-lembaga di atas dengan menyesuaikan
relevansi dan juga tahapan ketercapaiannya.

ii. Konsepsi KM ITB Amandemen 2020

71
Metode: Studi Literatur

Insight:

1. Tugas perguruan tinggi menurut Muhammad Hatta adalah


membentuk manusia susila dan demokrat yang:

a. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan


masyarakatnya.

b. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu


pengetahuan.

c. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan dalam


masyarakat.

Ungkapan pemikiran Hatta di atas dapat disederhanakan dengan


kata-kata bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk
insan akademis. Insan akademis yang dimaksud adalah insan
yang memiliki dua peran. Pertama, peran untuk selalu
mengembangkan diri sehingga menjadi generasi yang tanggap
dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Kedua, peran
yang akan muncul dengan sendirinya apabila mengikuti watak
ilmu itu sendiri. Watak ilmu adalah selalu mencari dan membela
kebenaran ilmiah.

Kesimpulan:

KAT ITB 2023 harus mampu mengupayakan membentuk insan


akademis dengan menanamkan tugas perguruan tinggi dalam
keberlangsungannya

72
5. Kondisi ideal terkait kolaborasi setiap elemen untuk KAT ITB 2023

a. Tinjauan Pustaka

i. Dokumen ITB

1. AD ART KM ITB Amandemen 2020

Metode: Studi Literatur

Insight:

1. AD KM ITB Amandemen 2020:

Pasal 5: Sifat KM ITB:

a. Mandiri

b. Kekeluargaan

c. Adil

d. Aspiratif dan partisipatif

e. Representatif

f. Efektif dan efisien

g. Transparan

Pasal 10: Kedaulatan tertinggi berada di tangan seluruh


Anggota Biasa KM ITB dan dijalankan menurut landasan dasar
KM ITB.

2. ART KM ITB Amandemen 2020:

73
Pasal 51: Kabinet KM ITB mendapatkan dukungan sumber
daya manusia dari Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Unit
Kegiatan Mahasiswa untuk melaksanakan program
pemenuhan kebutuhan seluruh mahasiswa dan program
terpusat yang telah disetujui oleh Kongres KM ITB sesuai
kesepakatan yang telah ditentukan.

Pasal 52:Kabinet KM ITB mengkoordinasikan Himpunan


Mahasiswa Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa untuk
melaksanakan program pemenuhan kebutuhan seluruh
mahasiswa dan program terpusat setelah mendapatkan
persetujuan dari Kongres KM ITB.

Kesimpulan:

KAT ITB sebagai salah satu acara yang dijalankan oleh KM


ITB seharusnya mampu memunculkan harmonisasi dan
kolaborasi seluruh HMJ dan UKM dalam pelaksanaannya.

6. Kondisi ideal untuk romantisisasi lingkungan kampus ITB

a. Tinjauan Pustaka

i. Jurnal berjudul "Romanticizing Leadership in Student Organizations:


Exploring the Relationship between Idealized Leader Images and
Follower Identity" oleh Ian O. Williamson, Dawn R. Carlson, dan Kristina
R. Workman (Journal of Leadership Education, 2013)

Metode: Studi Literatur

Kesimpulan:

74
1. Romantisasi dapat mempengaruhi identitas pengikut. Dalam
penelitian ini, disebutkan romantisasi dapat mempengaruhi
identitas pengikut, termasuk persepsi diri, perasaan keterkaitan
dengan organisasi, dan keinginan untuk terlibat dalam organisasi

2. Romantisasi dapat mempengaruhi kinerja anggota. Penelitian ini


menunjukkan bahwa anggota yang mengidolakan kampus
ataupun orang yang terdapat di dalamnya dapat memiliki tingkat
kinerja yang lebih tinggi, terutama jika gambaran kepemimpinan
tersebut realistis dan mempertimbangkan tantangan dan
kelemahan dalam kepemimpinan.

3. Romantisasi dapat mempengaruhi kepuasan dan komitmen


anggota. Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa pengidolaan terhadap
gambaran kepemimpinan yang ideal dapat meningkatkan
kepuasan dan komitmen anggota dalam organisasi.

ii. Jurnal berjudul The Role of Romanticism in Leadership Development


and its Impact on Student Leadership Practices" oleh Tracy L. Davis,
David C. Pollock, dan Candace F. Doerr (Journal of Leadership
Education, 2019).

Metode: Studi Literatur

Kesimpulan:

1. Pengalaman kepemimpinan sebelumnya dapat mempengaruhi


sikap seseorang terhadap romantisasi, di mana mereka yang
memiliki pengalaman kepemimpinan lebih cenderung untuk
memiliki sikap yang lebih realistis terhadap kepemimpinan.

75
2. Romantisasi dapat membantu membentuk identitas seseorang.
Dalam penelitian ini, pengidolaan terhadap gambaran yang ideal
dapat membantu seseorang membentuk identitas yang lebih
jelas dan mengembangkan nilai-nilai yang lebih kuat.

3. Romantisasi kepemimpinan dapat memotivasi orang untuk


mencari peran kepemimpinan. Penelitian ini menunjukkan bahwa
pengidolaan terhadap gambaran kepemimpinan yang ideal
dapat memotivasi seseorang untuk mencari peran
kepemimpinan, karena mereka terinspirasi oleh gambaran
kepemimpinan yang kuat dan ideal.

7. Kondisi ideal untuk membentuk idealisme dengan warna masing-masing

a. Tinjauan Pustaka

i. Dokumen Lainnya

1. Pemikiran Plato tentang Idealisme

Metode: Studi Literatur

Insight:

Filsafat Idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan


pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul) atau jiwa
(spirit) dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan atau
material. Hakikat manusia adalah jiwanya, rohaninya, yakni apa
yang disebut “mind”. Mind merupakan wujud yang mampu
menyadari dunianya, bahkan sebagai pendorong dan
penggerak semua tingkah laku manusia. Jiwa (mind)

76
merupakan faktor utama yang menggerakkan semua aktivitas
manusia, badan, atau jasmani tanpa memiliki apa-apa.

Tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagi atas tiga


hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan
campuran antara keduanya. Pendidikan idealisme untuk
individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi
kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki
kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup
bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada
akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya
untuk hidup lebih baik.

Kesimpulan:

Pendidikan idealisme bertujuan agar setiap insan dapat


memiliki kehidupan yang bermakna, kepribadian yang
harmonis dan penuh warna, mampu menahan berbagai
tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu
membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik.

77
Kondisi Ideal

No Kondisi Ideal Kode Ideal

Kondisi ideal untuk membentuk civil society

1 Idealnya KM ITB berdasarkan pancasila dan kebenaran Id-1.1


ilmiah serta memiliki sifat mandiri, kekeluargaan, adil,
aspiratif dan partisipatif, representatif, efektif dan efisien,
serta transparan yang sejalan dengan definisi dari civil
society.

2 Keluarga Mahasiswa (KM) ITB bertujuan menghasilkan Id-1.2


manusia yang memiliki visi masa depan dan mampu
berkontribusi dalam membentuk tatanan masyarakat
masa depan yang ideal (civil society) dengan terlebih
dahulu menanamkan karakter yang telah disebutkan di
atas dalam keberjalanannya.

3 Civil society merupakan “rumah” persemaian bagi Id-1.3


demokrasi.

78
4 Masyarakat dalam civil society memiliki karakteristik Id-1.4
adanya ruang publik yang bebas, pilar penegak dan
terdapat budaya antaranya demokratis, toleransi, saling
mempercayai, saling menghargai, sikap kritis dan rasional,
keadilan, pertanggungjawaban, partisipatoris, kejujuran,
hood governance, persamaan gender, dan
counterbalancing.

Kondisi ideal untuk kompas moral, karakter, dan kepribadian

5 Mahasiswa dituntut untuk mengembangkan diri serta aktif Id-2.1


bergerak dalam menata kehidupan bangsanya dengan
berlandaskan nilai ilmiah dan moralitas.

6 Pancasila yang didalamnya terkandung keseluruhan Id-2.2


berbagai unsur moral yang ada di Indonesia sudah
sepatutnya dijadikan landasan atau kompas dalam
menentukan moral yang dipegang baik oleh suatu insan
maupun bangsa Indonesia.

7 Pancasila dan penjabarannya dalam UUD 1945, asal Id-2.3


dipahami, dihayati dan diamalkan atau dilaksanakan
dalam segala segi kehidupan dalam tata pergaulan
Bangsa Indonesia merupakan jaminan bagi tercapainya

79
tujuan-tujuan nasional, khususnya terwujudnya ''suatu
masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan
spirituil berdasarkan Pancasila'' yang pada gilirannya akan
memungkinkan setiap warga bangsa dan negara hidup
layak.

8 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan self, Id-2.4


seperti pengalaman hidup, budaya, dan lingkungan sosial.

9 Konsep kepribadian yang bersifat dinamis dan Id-2.5


berkembang seiring waktu. Kepribadian manusia tidaklah
statis atau tetap, melainkan dapat berubah dan
berkembang dalam jangka waktu tertentu.

Kondisi ideal mengenai kaderisasi yang beresensi

10 Kaderisasi di ITB terjadi dengan mengacu pada dokumen Id-3.1


RUK dengan tujuan untuk menjaga gerak aktivis KM ITB
tetap dalam falsafah dasar kemahasiswaan dan
orientasinya.

11 KAT ITB merupakan sarana penginisiasian profil pra Id-3.2


lembaga bagi mahasiswa baru dan juga pemenuhan profil
pra lembaga bagi mahasiswa tingkat 2.

80
12 Kaderisasi yang ideal menurut pedagogy of the Id-3.3
oppressed adalah kaderisasi yang tidak hanya
menanamkan nilai-nilai yang dianggap benar oleh senior,
tetapi juga memberikan kesempatan bagi junior untuk
mengembangkan pemikiran kritis mereka sendiri. Dalam
kaderisasi ini, junior dianggap bukan sebagai objek yang
harus diisi dengan pengetahuan, tetapi sebagai subyek
yang harus diberikan kesempatan untuk berbicara dan
memikirkan solusi atas masalah yang dihadapi.

13 Pedagogy of the oppressed menekankan pada Id-3.4


pentingnya pembentukan kader yang kritis dan mandiri.
Kaderisasi yang ideal menurut pedagogy of the
oppressed adalah kaderisasi yang tidak hanya
memfokuskan pada transfer pengetahuan dari senior
kepada junior, tetapi juga memberikan ruang untuk dialog
dan interaksi yang sama antara senior dan junior.

14 Menurut pedagogy of the oppressed, junior dan senior Id-3.5


dianggap sebagai mitra yang sama dalam mencapai
tujuan yang sama. Kaderisasi bukan lagi hanya sekadar
transfer pengetahuan, tetapi juga sebuah proses
pembelajaran dan pemberdayaan yang saling

81
menguntungkan dan membawa perubahan positif bagi
individu dan masyarakat.

15 Metode kaderisasi yang esensial menurut Pedagogy of Id-3.6


the Oppressed melibatkan partisipasi aktif kader dalam
proses pembelajaran dan pengambilan keputusan.

16 Kaderisasi perlu menerapkan sistem yang berusaha Id-3.7


memanusiakan manusia dan membebaskan manusia
dengan mengalami proses eklektik.

17 Kaderisasi diperlukan karena semua manusia termasuk Id-3.8


yang sekarang menjadi pemimpin, suatu saat pasti akan
mengakhiri kepemimpinannya, baik dikehendaki maupun
tidak.

18 Pengkaderan juga diartikan sebagai proses perbuatan Id-3.9


mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader.
Usaha-usaha yang perlu dilakukan dalam meningkatkan
kualitas kaderisasi diantaranya:

a. Berfikir efektif dalam menetapkan keputusan,

b. Mengkomunikasikan hasil berpikir

82
c. Meningkatkan partisipasi dalam memecahkan
masalah

d. Menggali dan meningkatkan kreativitas

Kondisi ideal untuk membuat materi yang bermanfaat

19 KAT ITB merupakan sarana penginisiasian profil pra Id-4.1


lembaga bagi mahasiswa baru dan juga pemenuhan profil
pra lembaga bagi mahasiswa tingkat 2.

20 Setiap materi yang diajarkan pada KAT ITB 2023 Id-4.2


sebaiknya mampu menjawab profil pra-lembaga di atas
dengan menyesuaikan relevansi dan juga tahapan
ketercapaiannya.

Kondisi ideal untuk kolaborasi seluruh elemen KM ITB

21 KAT ITB sebagai salah satu acara yang dijalankan oleh KM Id-5.1
ITB seharusnya mampu memunculkan harmonisasi dan
kolaborasi seluruh HMJ dan UKM dalam pelaksanaannya.

Kondisi ideal untuk romantisisasi lingkungan kampus ITB

83
22 Pengalaman kepemimpinan sebelumnya dapat Id-6.1
mempengaruhi sikap seseorang terhadap romantisasi, di
mana mereka yang memiliki pengalaman kepemimpinan
lebih cenderung untuk memiliki sikap yang lebih realistis
terhadap kepemimpinan.

Romantisasi dapat membantu membentuk identitas Id-6.2


seseorang. Dalam penelitian ini, pengidolaan terhadap
gambaran yang ideal dapat membantu seseorang
membentuk identitas yang lebih jelas dan
mengembangkan nilai-nilai yang lebih kuat.

Romantisasi kepemimpinan dapat memotivasi orang Id-6.3


untuk mencari peran kepemimpinan. Penelitian ini
menunjukkan bahwa pengidolaan terhadap gambaran
kepemimpinan yang ideal dapat memotivasi seseorang
untuk mencari peran kepemimpinan, karena mereka
terinspirasi oleh gambaran kepemimpinan yang kuat dan
ideal.

Kondisi ideal untuk membentuk idealisme dengan warna masing-masing

23 Pendidikan idealisme bertujuan agar setiap insan dapat Id-7.1


memiliki kehidupan yang bermakna, kepribadian yang

84
harmonis dan penuh warna, mampu menahan berbagai
tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu
membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik.

Analisis Kondisi Aktual

Setelah aku menemukan kondisi ideal dalam KAT ITB 2023 ini, aku akan mencoba
melakukan analisis kondisi aktual berdasarkan hal tersebut. Dalam melakukan
analisis kondisi aktual ini, aku menggunakan beberapa tinjauan, yakni tinjauan
historis, kuesioner, dan wawancara. Tinjauan historis sendiri aku artikan sebagai hasil
peninjauan terhadap dokumen-dokumen preseden KAT sebelumnya ataupun
preseden dokumen lainnya di dalam kampus ITB.

Wawancara

Adapun tokoh ataupun pihak yang aku wawancarai dalam mengumpulkan data
kondisi aktual ini adalah:

Pendahulu KAT

Ketua KAT 2019 Ibrahim Fadhil

Ketua KAT 2021 M. Fadly

85
Perangkat Mentor OSKM 2020 Hasna Khadijah

Koordinator Lapangan OSKM 2019 L. A. Kurniawan

Koordinator Lapangan OSKM 2018 Dzaky Farhan

Pendahulu dalam Kemahasiswaan

K3M 2019/2020 Royyan Abdullah Dzakiy

Ketua Kongres KM ITB 2022/2023 Leony

Target Lembaga
Wawancara

HMIF ITB, HMTM “Patra” ITB, KMM ITB, HMTG ”GEA” ITB,
Himpunan HMTL ITB, HMFT, IMT Signum, MTM ITB, VASA, HMT ITB,
Himatek, HMPG, HMRH, Selva, Vadra

Kabinet KM ITB Ketua Kabinet KM ITB 2023/2024

86
FKHJ Belum terealisasi

Unit Kegiatan Belum terealisasi


Mahasiswa
(Sudah
dijadwalkan)

MWA-WM ITB Ketua MWA-WM ITB 2023/2024

(Sudah
dijadwalkan)

Ketua Angkatan FTI, STEI-R, STEI-K, SITH-R STEI-R, FMIPA, FSRD, SAPPK, FTTM,
2022 FITB

PJS Angkatan FTI, STEI-R, STEI-K, SITH-R STEI-R, FMIPA, FSRD, SAPPK, FTTM,
2022 FITB

Berikut ini beberapa data yang aku dapatkan dari hasil wawancara, penyebaran
kuesioner dan studi literatur terhadap dokumen historis.

Berikut ini beberapa hasil wawancara yang didapatkan dengan melemparkan


topik-topik yang berada di bawah ini:

1. Tentang Konsep yang akan dibawakan

2. Evaluasi terhadap KAT ITB 2022

87
3. Evaluasi terhadap kaderisasi di ITB yang ada dalam 1 tahun terakhir

4. Tentang Harapan terhadap KAT ITB 2023

Berikut ini beberapa insight yang didapatkan:

1. Insight terkait Konsep

a. Terdapat momentum tentang isu multikampus terutama dalam kasus


PMB yang akan diselenggarakan di Kampus Jatinangor (AK-1)

b. Kemahasiswaan di ITB belum dapat menunjukkan upaya untuk


membentuk civil society (AK-2).

c. Terdapat permasalahan akademik di beberapa fakultas (AK-3).

d. Perlu penanaman rasa bangga dan kepedulian terhadap kampus agar


dalam menjalankan kegiatan kemahasiswaan nantinya dapat
berlangsung secara tulus tanpa harus memikirkan benefit yang
didapatkan (AK-4).

e. Banyak panitia dalam berbagai kegiatan terpusat yang belum


menunjukkan moral, karakter, dan kepribadian yang baik dalam
pelaksanaan beberapa kegiatan sebelumnya. Sebaiknya moral, karakter
dan kepribadian itu dapat terlebih dahulu ditunjukkan oleh panitia
nantinya (AK-5).

f. Moralitas yang cenderung menurun akhir-akhir ini, namun hal ini sulit
diukur dan bersifat abstrak, perlu didefinisikan lebih lanjut dan akan
lebih baik jika melibatkan lembaga lain, seperti unit keagamaan dalam
perumusannya (AK-6)

2. Insight umum terkait KAT ITB 2022

88
a. KAT ITB 2022, kurang dalam menanamkan fundamental kemahasiswaan
sehingga banyak lembaga yang masih merasa diklat terpusat kurang
membantu dalam proses kaderisasinya (AK-7).

b. KAT ITB 2022 kurang dapat membangun hubungan yang baik dengan
seluruh elemen kampus, dalam kasus ini adalah HMJ dan UKM (AK-8).

c. OSKM ITB 2022 yang menjadi bagian dari KAT ITB 2022 kurang dapat
memberikan kesan kepada mahasiswa baru (AK-9).

3. Insight terkait evaluasi kaderisasi di ITB dalam 1 tahun terakhir

a. Kaderisasi ITB dalam 1 tahun terakhir banyak mengalami penurunan,


khususnya jika membahas soal sekolah panitia lapangan (AK-10).

b. Banyak pendiklat yang tidak tahun esensi dan alasan (AK-11).

c. Rendahnya antusiasme peserta dalam mengikuti acara kaderisasi


(AK-12).

d. Penting membuat gamifikasi untuk penekanan peran dalam kaderisasi


(AK-13)

e. Kebanyakan mahasiswa tidak ingin untuk mengikuti kegiatan tanpa


mengetahui end goal (AK-14)

f. Dampak dari kaderisasi tidak terlalu signifikan dan output kader yang
kurang dapat terwujud (AK-15)

g. Penyampaian materi yang kurang dapat di ingat dalam jangka waktu


lama (AK-16)

89
h. Pemilihan dan pelaksanaan metode kaderisasi masih kurang maksimal
(AK-17)

i. Baik panitia maupun peserta rentan untuk kehilangan motivasi selama


pelaksanaan kaderisasi (AK-18)

j. Terdapat gap pengetahuan dalam pelaksanaan kaderisasi online dan


offline (AK-19)

k. Kondisi angkatan 2022 yang masih kurang dapat keluar dari zona
nyaman (AK-20)

l. Kondisi angkatan 2022 yang masih kurang dapat aware dengan apa
yang terjadi dalam lingkungan kampus (AK-21)

m. Kondisi angkatan 2022 cenderung untuk transaksional dan benefit


oriented (AK-22)

n. Kondisi angkatan 2022 cenderung individualis (AK-23)

o. Dalam kasus multikampus, terdapat hambatan berupa jarak kampus,


hal ini karena kebanyakan kegiatan hanya terpusat di kampus Ganesha
(AK-24)

4. Harapan terhadap KAT ITB 2023

a. Harapannya KAT ITB 2023 dapat memperbaiki kaderisasi di dalam ITB


ke depannya. Perlu adanya monitoring dan controlling dari ketua
terpilih, lebih khusus bidang materi dan metode nantinya terhadap
diklat panitia lapangan yang ada di dalamnya (AK-25).

b. Harapannya KAT ITB 2023 dapat menjadi tempat pengenalan seluruh


lembaga di dalam KM ITB (AK-26).

90
c. Harapannya KAT ITB 2023 dapat membentuk kader yang dapat
memiliki impact dimanapun dia berada (AK-27).

d. Harapannya KAT ITB 2023 dapat memberikan fundamental


kemahasiswaan sebagai salah satu upaya untuk menaikkan kembali
eksistensi kemahasiswaan (AK-28).

e. Harapannya KAT ITB 2023 dapat membentuk kader yang memiliki rasa
bangga dan peduli terhadap KM ITB (AK-29)

f. KAT ITB 2023 harus membuat batasan ketercapaian profil yang jelas
untuk menghindari overlapping ataupun redundansi dengan kaderisasi
lainnya (AK-30)

Kuesioner dan Peta Awan TPB

1. Kuesioner

Dalam melakukan pengolahan terhadap hasil kuesioner aku menggunakan 3


threshold dan aku juga membatasi pengisian kuesioner. Berikut lebih jelas
threshold dalam penyebaran kuesioner:

1. Threshold ITB, dengan mencari persentase per fakultas lalu hasilnya


dikalikan terhadap slovin dengan populasi menggunakan populasi
keseluruhan mahasiswa ITB angkatan terkait. Berikut tabel
perhitungannya

Threshold ITB

91
Angka
Keterpenuha
Jumlah n per
Persentase
Fakultas Mahasiswa Total Target Fakultas
per Fakultas
per Fakultas dengan
Threshold
ITB

FTMD 400 9% 367.68 32.32

FTTM 500 11% 367.68 40.40

SITHR 200 4% 367.68 16.16

SITHS 150 3% 367.68 12.12

STEI 700 15% 367.68 56.57

FMIPA 400 9% 367.68 32.32

FSRD 250 5% 367.68 20.20

SAPPK 200 4% 367.68 16.16

FTI 600 13% 367.68 48.48

92
FITB 350 8% 367.68 28.28

FTSL 550 12% 367.68 44.44

SBM 250 5% 367.68 20.20

Total 4550 100% 367.68 367.68

2. Threshold per Fakultas, yakni dengan menetapkan populasi adalah


setiap fakultas lalu dihitung slovin pada tiap fakultas tersebut lalu
diakumulasikan untuk setiap fakultas. Namun, angka prioritas untuk
threshold ini lebih rendah dibandingkan dengan threshold satu dan tiga.

Jumlah Mahasiswa Slovin per Fakultas with Same


Fakultas
per Fakultas Threshold (Angka Keterpenuhan)

FTMD 400 200

FTTM 500 222.22

SITHR 200 133.33

SITHS 150 109.09

93
STEI 700 254.55

FMIPA 400 200

FSRD 250 153.85

SAPPK 200 133.33

FTI 600 240

FITB 350 186.67

FTSL 550 231.58

SBM 250 153.85

Total 4550 2218.46

3. Batasan waktu, yakni yang berarti aku memberikan batasan waktu


untuk menyebar kuesioner dikarenakan adanya linimasa dari tim
formatur KAT. Tanggal yang aku tetapkan adalah dimulai pada tanggal
Sabtu 8 April 2023 hingga 18 April 2023.

Penjelasan :

94
Namun, pada akhirnya data yang didapatkan dari kuesioner masih sangat
minim dan masih banyak terdapat bias, sehingga aku pun memilih menjadikan
data tersebut hanya sebagai validasi. Oleh karena itu, aku berusaha untuk
mendapatkan data sebanyak-banyaknya melalui wawancara dengan ketua
angkatan yang harapannya dapat representatif, dan beberapa orang yang aku
jadikan random sampling dalam analisis ini.

2. Peta Awan

a. Peta Awan TPB 2021

Peta Awan TPB 2021 ini dilakukan oleh Kementerian Halo TPB.
Pengolahan data dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
pembersihan data. Setelah pembersihan noisy data dan beberapa data
yang mengandung bias, jumlah responden didapatkan sejumlah 4355
responden.

i. Seberapa paham kalian mengenai jurusan yang ada di


fakultas/sekolah kalian? (Khusus SM, pilihlah sesuai dengan
jurusan yang sudah dipilih)

95
Berdasarkan data didapatkan, bahwa 73.5% menjawab dalam
skala 3-4 yang tergolong sudah memahami terkait jurusan yang
ada di fakultas atau sekolah. Sedangkan, 26.5% menjawab skala
1-2 yang menunjukkan belum paham terkait jurusan yang ada di
dalam fakultas atau sekolahnya. Namun data tersebut belum
dapat memvalidasi lebih lanjut terkait pemahamannya.

Kesimpulan: TPB 2021 sudah dapat memahami jurusan yang


terdapat dalam fakultas atau sekolahnya. (AK-31)

ii. Bidang organisasi yang pernah kamu ikuti selama SMA? (AK-32)

iii. Tingkat ketertarikan kamu untuk berkegiatan dalam organisasi


mahasiswa?

96
Berdasarkan data didapatkan bahwa 87.2% menjawab dalam
skala 3-4 yang tergolong tertarik untuk mengikuti kegiatan dalam
organisasi mahasiswa. Sedangkan 12.8% menjawab skala 1-2 yang
tergolong tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan dalam
organisasi mahasiswa

Kesimpulan : TPB 2021 memiliki ketertarikan untuk berkegiatan


dalam organisasi mahasiswa. (AK-33)

iv. Bidang organisasi yang ingin kamu ikuti selama menjadi


mahasiswa ITB? (AK-34)

v. Isu apa saja yang menjadi ketertarikan kamu saat ini? (AK-35)

97
b. Peta Awan TPB 2022

Peta Awan TPB 2022 ini dilakukan oleh Kementerian Halo TPB.
Pengolahan data dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
pembersihan data. Setelah pembersihan noisy data dan beberapa data
yang mengandung bias, jumlah responden didapatkan sejumlah 5266
responden.

i. Bagaimana lingkungan kampus yang ideal menurut kamu?

Pertanyaan ini bersifat open question, berikut beberapa kata


yang paling sering muncul dari jawaban responden :

1. Suportif

2. Nyaman

3. Aman

4. Membawa pengaruh baik

Kesimpulan: Lingkungan kampus yang ideal menurut mahasiswa


angkatan 2022 adalah lingkungan yang suportif, nyaman, aman,
dan membawa pengaruh baik. (AK-36)

ii. Dari mana kamu mendapatkan informasi tentang ITB?

98
Kesimpulan: Berdasarkan tiga jawaban teratas responden,
sumber utama mendapatkan informasi tentang ITB adalah dari
media social, situs official ITB, dan beberapa situs lainnya seperti
quora. (AK-37)

iii. Seberapa paham kamu mengenai organisasi kemahasiswaan di


ITB?

Berdasarkan jawaban responden didapatkan hanya 20.1%


(memilih angka 3-4) yang memahami organisasi kemahasiswaan
di ITB. Namun tidak dapat divalidasi lebih lanjut apakah dari
20.1% responden tersebut benar-benar memahami hal tersebut.

Kesimpulan: Angkatan TPB 2022 masih kurang dapat memahami


organisasi kemahasiswaan ITB. (AK-38)

99
iv. Seberapa paham kamu mengenai Keluarga Mahasiswa ITB (KM
ITB)?

Berdasarkan jawaban responden didapatkan hanya 16.7%


(memilih angka 3-4) yang memahami Keluarga Mahasiswa ITB.
Namun tidak dapat divalidasi lebih lanjut apakah dari 16.7%
responden tersebut benar-benar memahami hal tersebut.

Kesimpulan: Angkatan TPB 2022 masih kurang dapat memahami


Keluarga Mahasiswa ITB. (AK-39)

v. Bagaimana cara kamu memahami suatu materi? (AK-40)

100
vi. Apakah kamu sudah mempunyai visi hidup?

Berdasarkan data didapatkan 53.2 responden belum memiliki visi


hidup dan sisanya sudah.

Kesimpulan: Persebaran TPB 2022 yang sudah memiliki visi hidup


dan belum cukup berimbang, hanya saja masih tergolong lebih
banyak yang belum memiliki visi hidup. (AK-41)

vii. Pemahaman tentang organisasi kemahasiswaan di ITB

Berdasarkan data yang diperoleh dengan menarik jawaban dari


skala 1-4, terlihat bahwa mayoritas massa TPB 2022 sebanyak
58,8% cukup paham dalam memahami organisasi

101
kemahasiswaan yang terdapat di ITB serta sebesar 18,8% dari
mereka yang paham serta 1,3% yang sangat paham.

Kesimpulan: Masih terdapat ketimpangan dari segi pemahaman


terhadap organisasi kemahasiswaan ITB dalam angkatan 2022.
(AK-42)

viii. Preferensi pelaksanaan kegiatan perkuliahan dan kegiatan


kemahasiswaan

Pertanyaan di atas dijawab menggunakan metode multi choice


dimana seseorang dapat memilih beberapa opsi sekaligus.
Mayoritas TPB 2022, yaitu 75.5%, memiliki preferensi pelaksanaan
kegiatan perkuliahan dan kemahasiswaan yang luring dan 46.1%
preferensinya hybrid. Namun hanya 10% memiliki preferensi
daring.

Kesimpulan: Angkatan TPB 2022 memiliki kecenderungan untuk


mengikuti kegiatan yang bersifat luring, meskipun angkanya
cukup berimbang dengan yang memilih hybrid. (AK-43)

ix. Isu yang menjadi ketertarikan kamu

102
x. Soft skills yang ingin kamu pelajari selama kuliah (AK-44)

xi. Hard skills yang ingin kamu pelajari selama kuliah (AK-45)

xii. Seberapa penting berkarya dan berinovasi selama kuliah


menurut kamu?

103
Berdasarkan data, didapatkan bahwa 98.3 % responden
menganggap berkarya dan berinovasi selama kuliah merupakan
hal yang penting.

Kesimpulan: TPB 2022 menyadari urgensi untuk berkarya dan


berinovasi selama kuliah. (AK-46)

xiii. Seberapa paham kamu terkait fasilitas berkarya dan berinovasi


di ITB?

Berdasarkan data, didapatkan bahwa 69.2% responden belum


memahami terkait fasilitas berkarya dan berinovasi serta 30.8%

104
responden sudah memahami terkait fasilitas berkarya dan
berinovasi.

Kesimpulan: TPB 2022 belum memahami terkait fasilitas berkarya


dan berinovasi yang disediakan di ITB (AK-47)

xiv. Mana lini pergerakan yang kamu minati?

Berdasarkan data, didapatkan 75.4% responden memilih karya


inovasi, 63.8% memilih sosial kemasyarakatan, dan sisanya
memilih sosial politik.

Kesimpulan: TPB 2022 dominan memiliki preferensi terhadap


linimasa karya inovasi dan sosial kemasyarakatan. (AK-48)

xv. Apa preferensi pelaksanaan kegiatan perkuliahan dan kegiatan


kemahasiswaan kamu?

105
Berdasarkan data di atas, 75.5 % responden memilih luring, 46.1%
hybrid, dan sisanya menjawab daring.

Kesimpulan: TPB 2022 memiliki kecenderungan untuk mengikuti


kegiatan perkuliahan dan kegiatan kemahasiswaan yang bersifat
luring, namun terdapat cukup besar responden yang memilih
hybrid. Tidak dapat dipastikan lebih lanjut lagi mengenai
preferensi diantara kedua hal tersebut. (AK-49)

xvi. Preferensi metode kaderisasi

106
Berdasarkan data yang diperoleh, mayoritas TPB 2022 memiliki
preferensi sinkron terkait metode kaderisasi dengan hanya 9.5%
memiliki preferensi asinkron.

Kesimpulan: TPB 2022 memiliki kecenderungan untuk mengikuti


kegiatan kaderisasi yang bersifat sinkron. (AK-50)

xvii. Harapan saat mengikuti kegiatan kaderisasi

Pertanyaan di atas dijawab menggunakan metode multi choice


dimana peserta dapat memilih lebih dari satu pilihan dan
ditambah opsi untuk menambah sendiri jawabannya. Data yang
diperoleh cukup merata, sebanyak 93.8% TPB 2022 berharap
dengan mengikuti kaderisasi, mereka menambah wawasan dan
kemampuan mereka, 91.1% ingin mencari teman dengan
ketertarikan atau visi yang sama, 73.5% berharap untuk
mengetahui lingkungan lembaga tersebut, dan 55.2% berharap
untuk menjadi bagian dari lembaga tersebut. Mayoritas TPB 2022
memiliki keinginan untuk mengembangkan dirinya dan mencari
relasi. (AK-51)

Tinjauan Historis

1. LPJ OSKM ITB 2018

Hal 29/LPJ OSKM ITB 2018:

107
1. Terdapat beberapa bidang dan/atau divisi yang tidak berjalan
sebagaimana target yang telah ditetapkan karena terkendala sumber
daya manusia dan/atau sumber dana yang kurang, kendala internal
panitia, KM ITB, dan pihak luar KM ITB.

2. Masih terdapat kerjasama dan koordinasi yang berjalan kurang


maksimal oleh sebab komunikasi yang berjalan kurang lancar

3. Timeline masih belum sepenuhnya tercapai seperti yang telah


direncanakan. Namun, secara keseluruhan timeline yang ditetapkan
berjalan dengan baik. Walaupun terdapat kendala, secara umum
kendala tersebut berasal dari eksternal panitia

4. Beberapa kepala bidang dan/atau kepala divisi mengalami kesulitan


untuk menghubungi panitia-panitia sebelumnya perihal konsultasi
dan bimbingan

Hal 77/LPJ/OSKM ITB 2018:

1. Pendikpus yang mendaftar jumlahnya kurang dari yang diharapkan

2. Ada orang yang hilang dalam tim manajemen Pendiklat Terpusat

3. Kehadiran pendikpus yang fluktuatif setiap harinya membuat


pembagian kelompok harus dilakukan secara spontan sebelum
absensi pagi peserta dilakukan

Hal 79/LPJ/OSKM ITB 2018:

Banyak ketidaksesuaian antara database Kabinet KM ITB dengan data


masuk.

108
Hal 133/LPJ/OSKM ITB 2018:

Tidak dapat jaminan yang dapat memastikan bahwa Pendikpus mengerti


dengan materi yang disampaikan.

Hal 143/LPJ/OSKM/ITB 2018:

Kurang jelasnya skala prioritas mata acara yang terdapat di OSKM ITB 2018,
sehingga ketika terdapat kondisi tidak ideal yang memaksa Panitia untuk
mengorbankan salah satu mata acaranya, Panitia masih bingung dan
menjadi kurang objektif keputusan yang diambil.

Hal 145/LPJ/OSKM ITB 2018:

Beberapa bidang/divisi non-lapangan terkadang belum menyiapkan


kurikulum yang matang, sehingga memerlukan bimbingan Bidang Materi dan
Metode dalam pengonsepannya. Dengan demikian, Bidang Materi dan
Metode harus proaktif dalam membantu mereka.

Hal 522/LPJ/OSKM ITB 2018:

Ada oknum yang memaksa tampil di zona OHU

Hal 649/LPJ/OSKM ITB 2018:

Banyak informasi yang tidak dapat dijelaskan seperti rincian harga barang
logistik untuk acara hari H OHU, sehingga menghambat keuangan OHU.

Hal 655-656/LPJ/OSKM ITB 2018:

1. Jumlah panitia medik yang datang kurang mencukupi kebutuhan


lapangan

109
2. Panitia lapangan keamanan yang hadir berada dibawah jumlah
minimum seharusnya, sehingga pada beberapa waktu pengondisian
terjadi kondisi yang kurang kondusif terutama di area barisan
belakang.

3. Kekurangan mentor di hari H menyebabkan satu mentor memegang


jumlah peserta hingga 2-3 kali lipat dari target

2. LPJ OSKM ITB 2019

Hal 27/LPJ/OSKM ITB 2019:

1. Perubahan visi dan misi OSKM ITB 2019 pada awal keberjalanan
kepanitiaan.

Visi awal "Inisiasi Kolaborasi Mimpi KM ITB untuk Indonesia" berubah


menjadi "OSKM ITB 2019 sebagai sarana inisiasi Semangat Bermimpi
untuk Indonesia". Narasi awal Kolaborasi Mimpi dapat dilihat di
bit.ly/KolaborasiMimpi dan penjelasan pergantian visi dan misi dapat
dilihat di bit.ly/FormetOnline2019.

2. Pengumpulan panitia ring 1 dan ring 2 berjalan dengan lambat

Total waktu pengumpulan panitia Ring 1 dan 2 adalah 3-4 minggu. Hal
ini terjadi karena Ketua tidak mempersiapkan nama-nama untuk
mengisi setiap bidang sebelum resmi terpilih sebagai Ketua OSKM ITB
2019.

110
3. Linimasa persiapan OSKM ITB 2019 sangat singkat

Hal ini terjadi karena Ketua terpilih lebih terlambat (akhir April)
dibandingkan OSKM sebelumnya (Ketua OSKM ITB 2018 terpilih pada
awal April) dan liburan Idul Fitri dimulai kurang dari sebulan setelah
Ketua terpilih. Hal ini menyebabkan kepanitiaan baru mulai bekerja
secara efektif setelah liburan Idul Fitri selesai (Mulai efektif dari
tanggal 13 Juni 2019) dengan waktu efektif persiapan panitia untuk
OSKM ITB 2019 hanya sekitar 2.5 bulan. Kondisi Ini menyebabkan
banyak persiapan penting yang terburu-buru seperti pencarian
sponsor, pembicara, diklat panitia, perizinan, pembuatan grand
design, pembuatan animasi, pembuatan Buku Sakti, dsb.

4. Ketidakikutsertaan sebagian HMJ dan UKM dalam rangkaian acara


OSKM ITB 2019 karena pelanggaran SOP

Terdapat 43 UKM dan 3 HMJ yang tidak mengikuti rangkaian acara


OSKM ITB 2019 (Kecuali Interaksi Fakultas dan Orasi Pelangi) karena
tidak mendaftarkan diri atau karena melanggar SOP yang telah
ditentukan.

5. Kurang terjalinnya hubungan baik dengan seluruh elemen KM ITB

Terdapat beberapa permasalahan yang menimbulkan konflik antara


panitia OSKM ITB 2019 dengan beberapa UKM, HMJ, dan Kongres KM
ITB.

Beberapa elemen juga merasa kurang dilibatkan dalam perencanaan


acara OSKM ITB 2019. Hal ini utamanya disebabkan karena ketua

111
kurang dapat berkomunikasi dengan baik, kurang memprioritaskan
penjalinan hubungan kultural ke lembaga, dan kurang memahami
pemosisian lembaga dalam persiapan OSKM ITB 2019.

6. Pelarangan sebagian UKM oleh LK ITB untuk mengikuti OHU ITB 2019

Terdapat 81 UKM yang secara resmi mengikuti kegiatan OHU ITB 2019
karena hanya terdapat 81 UKM yang terdaftar secara resmi di LK ITB.
Hal Ini tidak sesuai dengan total 92 UKM yang terdata di Database KM
ITB. Dampaknya terdapat 11 UKM yang dilarang untuk mengikuti
kegiatan OHU ITB 2019 padahal sudah dipersiapkan oleh panitia.

7. Permasalahan perizinan OSKM ITB kepada lembaga ITB

Terdapat beberapa kebutuhan perizinan penting yang dilakukan


secara mendadak mepet deadline, atau bahkan tidak terurus karena
kekurangan informasi tentang cara kerja sistem birokrasi dan
administrasi di ITB

8. Kegiatan pasca-acara tidak berjalan dengan baik

Kegiatan yang dilakukan setelah rangkaian acara OSKM ITB 2019


berakhir; diantara lain pembuatan LPJ, sertifikat, dan rapot peserta
OSKM ITB tidak berjalan dengan baik. Kegiatan tersebut tidak selesai
tepat waktu atau bahkan tidak selesai secara penuh (rapot peserta
OSKM ITB 2019). Hal ini disebabkan oleh turunnya semangat dan hype
panitia setelah rangkaian acara telah selesai. Beberapa ring 1 dan 2
pun menjadi sangat sulit untuk dihubungi.

9. Perencanaan konsep Zero Waste Event kurang maksimal

112
10. Pembagian kerja bidang OHU kurang efektif

3. LPJ OSKM ITB 2020

Evaluasi keseluruhan

1. Pengumpulan ring 1 dan ring 2 berjalan sangat lambat karena kesulitan


mencari tim.

2. Pengonsepan berjalan lambat, karena kegiatan daring belum ada


pendahulunya dan anggota tim yang lambat terkumpulnya, maka
pengonsepan kegiatan menjadi terhambat.

3. Komunikasi yang kurang terstruktur dengan lembaga, kurang


memberikan prioritas diseminasi informasi progress OSKM ITB 2020
ke lembaga sehingga lembaga kurang terlibatkan.

4. Kerap lalai dengan hal hal yang mungkin krusial.

5. Kurang melaksanakan internalisasi.

6. Tidak mengutamakan simulasi kegiatan.

7. Kurang aktif mengevaluasi kerja divisi

4. LPJ OSKM ITB 2021

113
Hal 61/LPJ/OSKM ITB/2021:

Miskomunikasi yang kadang terjadi karena kompleksitas sistem KAT ITB 2021

Hal 62/LPJ/OSKM ITB 2021:

Ring 1 dan 2 yang selesai dikumpulkan H+7 Ketua terpilih

Hal 92/LPJ/OSKM ITB 2021:

Pembentukan SOP surat menyurat sekretaris KAT ITB 2021 harus selaras
dengan SOP surat menyurat sekretaris kabinet

Hal 156/LPJ/OSKM ITB 2021:

Sekolah bidang dan divisi yang terlambat dilaksanakan karena pengumuman


hasil open recruitment yang diundur

Hal 170/LPJ/OSKM ITB 2021:

Terdapat sedikit perbedaan dalam elemen perangkat bidang acara tahun ini
dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini terdapat kreatif bidang. Pencarian
orang untuk posisi tersebut ini terdapat sedikit kendala, karena beberapa
nama yang direkomendasikan menolak dengan alasan satu dan lain hal.

Hal 301/LPJ/OSKM ITB 2021:

Kegiatan berlangsung kurang interaktif karena narasumber yang terlalu kaku


dan sesi tanya jawab yang terpisah.

Hal 316/LPJ/OSKM ITB 2021:

114
Segala hal yang berkaitan dengan lembaga lain hendaknya dibuat MOU
kesepakatan yang ditandatangani dua belah pihak sejak Diklat Terpusat
sampai OSKM. Hal ini bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan ataupun menjadi penyelesaian bila terjadi masalah.

Hal 858/LPJ OSKM ITB 2021:

“Metode penilaian akhir dalam peraporan yang beberapa kali berganti


karena di awal masih bersifat trial error dan juga banyak kondisi yang harus
diperhatikan. Diharapkan berikutnya metode penilaian akhir dibuat lebih
pakem dan pasti saja.”

5. LPJ OSKM ITB 2022

Hal 157-158/LPJ OSKM ITB 2022:

Dikpus berjalan dalam kondisi yang tidak ideal karena pergantian metode
yang mendadak dan waktu persiapan dari forum materi dan metode terlalu
sempit ditambah dengan kondisi dari Tim Kajian yang kekurangan staf serta
kondisi fisik yang tidak memadai menimbulkan masalah fatal.

Adapun akar masalah selain waktu dan kondisi staff yang tidak memadai
yaitu pembagian peran penanggung jawab yang tidak terdefinisikan dengan
baik sehingga beban kerja tidak terdistribusi dengan merata dan cenderung
tumpang tindih.

LPJ KAT 2022 Divisi Keamanan:

115
Secara umum pendiklat sudah paham tentang budaya keamanan serta cara
mendidik kepada CaMan namun sebagai angkatan yang belum pernah
didiklat sebelumnya pengetahuan akan materi yang rendah menjadi evaluasi
utama. Selain itu profesionalisme pendiklat terkait ketepatan waktu dan juga
komitmen masih harus ditingkatkan lagi.

LPJ KAT 2022 Divisi Medik:

Para pendiklat belum terbiasa dengan budaya menjadi pendiklat karena


belum mempunyai gambaran bagaimana cara menjalankan pendidikan
dasar medik sebelumnya. Aturan bagi para pendiklat yang kurang
disosialisasikan menyebabkan para pendiklat sering datang terlambat saat
day berlangsung.

Kesimpulan Kondisi Aktual berdasarkan LPJ KAT tahun sebelumnya:

1. KAT ITB sebelumnya memiliki beberapa masalah khususnya dalam


koordinasi dalam bidang-bidang di dalam kepanitiaannya (AK-H-1).

2. Kepanitiaan KAT ITB kurang dapat menjalin komunikasi dan koordinasi


yang baik dengan elemen lainnya dalam KM ITB (AK-H-2).

3. Diklat panitia lapangan yang belum berjalan maksimal(AK-H-3).

4. Terjadinya gap knowledge karena terhambatnya transfer knowledge


dari pendahulu (AK-H-4).

116
5. Bidang/divisi non-lapangan terkadang belum menyiapkan kurikulum
yang matang (AK-H-5).

6. Kepanitiaan KAT ITB masih memiliki masalah terkait sumber daya


manusia baik dari segi kualitas maupun kuantitas (AK-H-6).

7. Pembagian peran dan tanggung jawab dalam sekolah lapangan KAT


ITB 2022 masih kurang terdefinisikan (AK-H-7).

117
Perumusan Kesenjangan

Kode
Kode Kode
Topik Kesenjangan dan Kode
Ideal Aktual
Bahasan

1 Id-1.1, AK-1 1. Kemahasiswaan di ITB belum dapat


Id-1.2, menunjukkan upaya membentuk civil
AK-2
Id-1.3, society. (G-1)
Id-1.4 AK-4
2. KM ITB masih belum dapat menghasilkan
AK-5 mahasiswa yang memiliki visi masa depan
dan mampu berkontribusi dalam
AK-6
membentuk tatanan masyarakat madani di
AK-7
masa depan. (G-2)

AK-8
3. KM ITB gagal menjadi rumah persemaian

AK-9 bagi demokrasi. (G-3)

AK-18 4. Panitia di beberapa acara dalam


kemahasiswaan ITB gagal menjadi role model
AK-19
bagi peserta. (G-4)
AK-20
5. KM ITB belum memiliki karakteristik adanya
AK-21 ruang publik yang bebas, pilar penegak dan
terdapat budaya antaranya demokratis,

118
AK-23 toleransi, saling mempercayai, saling
menghargai, sikap kritis dan rasional,
AK-24
keadilan, pertanggungjawaban, partisipatoris,
AK-26 kejujuran, hood governance, persamaan
gender, dan counterbalancing. (G-5)
AK-27

AK-28

AK-29

AK-31

AK-32

AK-33

AK-34

AK-36

2 Id-1.2 AK-5 1. KM ITB masih gagal menjadi wadah


mahasiswa dituntut untuk mengembangkan
AK-6
diri serta aktif bergerak dalam menata
AK-31 kehidupan bangsanya dengan berlandaskan
nilai ilmiah dan moralitas. (G-5).
AK-32

2. Mahasiswa masih belum menerapkan


AK-33
pancasila yang didalamnya terkandung
AK-34
keseluruhan berbagai unsur moral yang ada
di Indonesia dimana hal tersebut sudah

119
AK-36 sepatutnya dijadikan landasan atau kompas
dalam menentukan moral yang dipegang
AK-37
baik oleh suatu insan maupun bangsa
AK-38 Indonesia. (G-6)

AK-39

AK-42

3 AK-10 1. Kaderisasi di ITB masih gagal membentuk


kader yang memiliki profil sesuai
AK-11
penjenjangan pada RUK KM ITB. (G-7)
AK-12
2. Kaderisasi di ITB terkadang masih lupa untuk
AK-13 memanusiakan manusia. (G-8)

AK-14 3. Kaderisasi di ITB terkadang hanya menjadi


proses pelaksanaan doktrin yang diberikan
AK-15
dari angkatan atas dan lupa untuk memaknai
AK-16
kembali prosesnya. (G-9)

AK-17
4. Kaderisasi di ITB masih banyak yang belum

AK-18 membawa perubahan positif bagi individu,


kurang dapat menjawab kebutuhan
AK-19
mahasiswa terkait hard skill, soft skill, kurang
AK-20 dapat memberikan end goal dari proses
yang dilalui. (G-10)
AK-21

120
AK-22 5. Masih terdapat pendiklat yang gagal menjadi
sosok teladan bagi peserta. (G-11)
AK-23

AK-24

AK-25

AK-26

AK-27

AK-28

AK-29

AK-30

AK-31

AK-32

AK-33

AK-34

AK-37

AK-38

AK-39

AK-40

AK-42

121
AK-43

AK-44

AK-45

AK-46

AK-47

AK-48

AK-49

AK-50

AK-51

4 Id-1.4 AK-14 1. KAT ITB sudah mampu menjawab profil


pra-lembaga dalam bentuk materi, hanya
AK-15
saja terkadang kurang baik dalam metode
AK-16 pemberian materinya. (G-12)

AK-19

AK-22

AK-31

AK-32

AK-33

122
AK-34

AK-37

AK-38

AK-39

AK-40

AK-42

AK-43

AK-44

AK-45

AK-46

AK-47

AK-48

AK-49

AK-50

AK-51

5 Id-1.4 AK-8 1. KAT ITB kurang mampu dalam memunculkan


harmonisasi dan kolaborasi seluruh HMJ dan
AK-24
UKM dalam pelaksanaannya. (G-13)

123
AK-37

AK-38

AK-39

6 Id-1.5 AK-13 1. KAT ITB masih gagal menanamkan rasa cinta


terhadap kampus ITB dan
AK-15
kemahasiswaannya. (G-13)
AK-16
2. KAT ITB gagal untuk menunjukkan
AK-17 tokoh-tokoh yang dapat menjadi role model
yang ideal yang harapannya dapat
AK-28
membantu seseorang membentuk identitas
AK-29
yang lebih jelas dan mengembangkan

AK-31 nilai-nilai yang lebih kuat. (G-14)

AK-32

AK-33

AK-34

AK-37

AK-38

AK-39

AK-42

124
7 Id-1.6 AK-41 1. Masih banyak mahasiswa yang belum
memiliki idealisme dalam hidupnya. (G-15)

125
Perumusan Kebutuhan

Dalam merumuskan kebutuhan ini akan mempertimbangkan dokumen arahan dari


tim formatur KAT ITB 2023, berikut beberapa poin yang didapatkan dari dokumen
tersebut:

Kode
Kebutuhan Kode Kebutuhan
Kesenjangan

G-1 Diperlukan adanya upaya untuk membentuk N-1


civil society di dalam KM ITB

G-2 Diperlukan upaya menghasilkan mahasiswa N-2


yang memiliki visi masa depan dan mampu
berkontribusi dalam membentuk masyarakat
madani di masa depan

G-3 Diperlukan upaya dalam mewujudkan KM ITB N-3


sebagai rumah persemaian bagi demokrasi

G-4 Diperlukan upaya menanamkan karakteristik N-4


ruang publik yang bebas, pilar penegak dan
terdapat budaya antaranya demokratis,

126
toleransi, saling mempercayai, saling
menghargai, sikap kritis dan rasional, keadilan,
pertanggungjawaban, partisipatoris, kejujuran,
hood governance, persamaan gender, dan
counterbalancing.

G-5 Diperlukan wadah mahasiswa untuk N-5


mengembangkan diri serta aktif bergerak
dalam menata kehidupan bangsa dengan
berlandaskan nilai ilmiah dan moralitas

G-6 Diperlukan upaya untuk penanaman nilai-nilai N-6


yang terkandung dalam pancasila yang
didalamnya terkandung berbagai unsur moral
yang ada di Indonesia sebagai moral yang
dipegang oleh suatu insan.

G-7 Diperlukan kaderisasi yang dapat mencetak N-7


kader yang memiliki profil sesuai
penjenjangan pada RUK KM ITB

G-8 Diperlukan kaderisasi yang mampu N-8


memanusiakan manusia

127
G-9 Diperlukan kaderisasi yang beresensi yang N-9
tidak hanya sebatas menjalankan sebuah hal
yang disebut dengan budaya

G-10 Diperlukan kaderisasi yang berupaya N-10


membawa perubahan positif bagi individu
dan masyarakat

G-11 Diperlukan kaderisasi yang menunjukkan N-11


pendiklat yang mampu menjadi sosok teladan
bagi peserta

G-12 KAT ITB membutuhkan perancangan dan N-12


pelaksanaan metode yang lebih baik dalam
penyampaian materi yang akan diberikan

G-13 KAT ITB memerlukan harmonisasi dan N-13


kolaborasi setiap elemen KM ITB dalam
pelaksanaannya

G-14 KAT ITB perlu memperlihatkan tokoh-tokoh N-14


yang dapat menjadi role model yang ideal
yang harapannya dapat membantu seseorang

128
membentuk identitas yang lebih jelas dan
mengembangkan nilai-nilai yang lebih kuat.

Diperlukan upaya untuk membentuk dan N-15


menyadarkan idealisme mahasiswa dalam
hidupnya

Lebih lanjut, dalam perumusan kebutuhan ini juga mempertimbangkan dokumen


arahan formatur, terdapat beberapa hal yang aku dapatkan yakni:

Kebutuhan Kode Keterangan

KAT ITB memiliki tujuan yang selaras dengan N-AF1 Arahan Strategis
dokumen dasar KM ITB. Formatur

KAT ITB yang dapat menginisiasi profil N-AF2


pra-lembaga untuk calon mahasiswa tingkat 1
dan memenuhi profil pra-lembaga untuk calon
mahasiswa tingkat 2 sesuai dengan RUK KM ITB
amandemen 2020.

KAT ITB yang dapat menanamkan kesadaran N-AF3


kepada pesertanya akan tuntutan mahasiswa

129
sebagai pemuda yang merupakan bagian dari
lapisan masyarakat Indonesia.

KAT ITB yang dapat menginisiasi pembentukan N-AF4


insan akademis oleh perguruan tinggi.

KAT ITB yang bersinergi dengan seluruh elemen N-AF5


KM ITB dalam perancangan dan
pelaksanaannya.

KAT ITB yang dapat mewujudkan pengader N-AF6


sebagai teladan yang berkelanjutan bagi
peserta, baik dalam pelaksanaan KAT maupun
seterusnya.

KAT ITB yang dapat memberikan pengenalan N-AF7


terkait tantangan masa depan yang dihadapi
bangsa dan dunia, isu eksternal pada G20, dan
konsep VUCA yang mendalam.

KAT ITB yang mempertimbangkan kondisi N-AF8


peserta maupun panitia dalam perancangan
dan pelaksanaannya.

130
KAT ITB yang dapat menumbuhkan rasa N-AF9
kepemilikan dan semangat berkemahasiswaan
bagi semua orang yang terlibat di dalamnya.

KAT ITB yang dapat memfasilitasi kebutuhan N-AF10


HMJ dan UKM dalam regenerasinya.

KAT ITB yang dapat menjadi wadah bagi N-AF11


pesertanya untuk bergerak dalam ketiga lini
pergerakan KM ITB yaitu sosial masyarakat,
sosial politik, serta karya dan inovasi.

KAT ITB yang dapat menanamkan pemahaman N-AF12


akan urgensi dan esensi kaderisasi.

KAT ITB yang memastikan sistem pembelajaran N-AF13


yang berkelanjutan.

KAT ITB yang dapat melahirkan individu yang N-AF14


bermanfaat bagi sekitarnya sesuai dengan
perannya pada KAT ITB

KAT ITB yang dapat memberikan impresi awal N-AF15


baik akan gerakan kemahasiswaan sebagai

131
awal dari upaya penjagaan kader terpusat KM
ITB.

KAT ITB dapat menanamkan karakter dasar dan N-K3M-S1 Arahan Strategis
visi KM ITB 23/24 K3M

KAT ITB dapat memberikan penyadaran N-K3M-S2


kepada mahasiswa bahwa kita adalah bagian
dari masyarakat

KAT ITB dapat menumbuhkan sense of N-K3M-S3


belonging terhadap kemahasiswaan KM ITB
dan kampus secara umum

KAT ITB dapat menginisiasi tumbuhnya sense N-K3M-S4


of community pada mahasiswa TPB 2023
sesuai dengan fakultas/sekolah masing-masing

KAT ITB dapat menanamkan nilai serta prinsip N-K3M-S5


dasar trikotomi pergerakan kepada anggota KM
ITB

KAT ITB dapat mengorientasikan setiap jenjang N-K3M-S6


dan proses kaderisasi pada KAT ke dalam

132
kaderisasi sektora lanjutan agar dapat
terwujud kaderisasi yang berkesinambungan

KAT ITB dapat memfasilitasi kebutuhan N-K3M-S7


aktualisasi dan regenerasi Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM)

KAT ITB dapat memvisualisasikan visi KM ITB N-K3M-T1 Arahan Teknis K3M
23/24 dengan pendekatan historis dan visi
masa depan Indonesia

KAT ITB dapat memberikan pemahaman yang N-K3M-T2


komprehensif terkait sistem dan infrastruktur
kemahasiswaan KM ITB

KAT ITB dapat mengarahkan pelaksanaan N-K3M-T3


gerakan propaganda karya dan inovasi dalam
rangka mencerdaskan masyarakat

KAT ITB dapat mengarahkan pelaksanaan N-K3M-T4


gerakan sosial masyarakat yang mampu
meningkatkan kepekaan serta interaksi
mahasiswa dengan masyarakat

133
KAT ITB dapat mengarahkan pelaksanaan N-K3M-T5
simulasi pergerakan sosial politik dengan
mengangkat suatu isu nasional/regional demi
mewujudkan mahasiswa yang berwawasan
kebangsaan

134
Visi

KAT ITB sebagai vivarium pencetak katalisator penuh warna dalam mewujudkan
masyarakat madani.

Penjelasan Visi:

1. Vivarium

Vivarium berasal dari istilah bahasa latin yang memiliki arti Viva (kehidupan)
dan Arium (ruang/wadah/tempat). Jadi secara definisi Vivarium itu adalah
tempat buatan yang dibentuk menyerupai habitat asli pada ekosistem.

Harapannya, KAT ITB dapat sebagai lingkungan buatan yang menyerupai


ekosistem mahasiswa dalam kehidupan berikutnya.

Dalam proses perwujudan KAT ITB sebagai vivarium, harapannya mampu


menjawab dan berbagai kebutuhan dan memberikan pembekalan segala
informasi tentang ekosistem aslinya.

Jadi, KAT ITB sebagai vivarium menunjukkan bahwa KAT ITB dilihat sebagai
suatu tempat di mana para mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang
sebagai katalisator, yaitu sebagai penggerak perubahan yang mendorong
perubahan positif dalam masyarakat. Dalam konteks ini, KAT ITB berperan
sebagai suatu lingkungan yang mendukung pertumbuhan, belajar, dan
kolaborasi.

2. Pencetak Katalisator Penuh Warna

135
Katalisator /ka.ta.lis.sa.tor/ menurut KBBI adalah seseorang atau sesuatu yang
menyebabkan terjadinya perubahan dan menimbulkan kejadian baru atau
mempercepat suatu peristiwa.

Dalam proses mencetak katalisator tersebut, KAT ITB 2023 akan menanamkan
beberapa hal penting yang berguna untuk membuka pemikiran, membentuk
idealisme, dan menyadarkan peranan setiap insan di dalam vivarium tersebut.

Dalam konteks ini, "penuh warna" mengacu pada keragaman, keberagaman,


dan keunikannya setiap individu. KAT ITB bertujuan untuk mencetak katalisator
yang beragam, baik dalam hal latar belakang, budaya, maupun disiplin ilmu.
Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu kelompok katalisator yang kuat,
mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dan tetap memiliki
keunikan atau “warna” asli dari setiap individu walaupun sudah “dicampur”
dengan “warna” lain.

3. Masyarakat Madani

Menurut KBBI, masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya


dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Lebih lanjut,
masyarakat madani adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai, norma,
hukum yang ditopang oleh penguasaan iman, ilmu, dan teknologi yang
berperadaban.

Dalam konteks ini KAT ITB 2023 akan berusaha untuk menghasilkan katalisator
penuh warna yang mampu mewujudkan masyarakat madani dalam kehidupan
nantinya.

136
Misi

Setelah aku mendapatkan visi yang telah dijelaskan pada bagian di atas, aku
mencoba untuk membuat misi yang dapat mengupayakan visiku untuk KAT ITB 2023
diatas. Dalam merumuskan misi ini aku berlandaskan tools yang biasa dikenal
dengan MECE Method.

MECE adalah singkatan dari "Mutually Exclusive, Collectively Exhaustive", yang berarti
metode ini digunakan untuk memastikan bahwa semua elemen dalam suatu
kelompok atau kategori tidak tumpang tindih dan tidak ada yang terlewatkan. Dalam
perumusan misi, MECE adalah metode yang digunakan untuk menyusun pernyataan
misi dengan cara yang jelas, kohesif, dan sistematis. MECE dapat diterapkan dengan
cara mengidentifikasi dan membagi elemen-elemen pernyataan misi menjadi
kategori yang saling eksklusif dan saling melengkapi satu sama lain.

Berikut hasil yang aku dapatkan terkait misiku yang telah aku rumuskan berdasarkan
MECE method diatas:

137
1. KAT ITB 2023 dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan dapat
mendukung pertumbuhan dan pengembangan setiap insan yang terlibat di
dalamnya.

Penjelasan Misi:

Misi "KAT ITB 2023 dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan dapat
mendukung pertumbuhan dan pengembangan setiap insan yang terlibat di
dalamnya" bertujuan untuk menciptakan sebuah lingkungan yang aman,
terbuka dan inklusif bagi setiap insan yang terlibat di dalamnya, baik itu
mahasiswa, dosen, staf, atau masyarakat umum yang terlibat dalam kegiatan
KAT ITB.

Lingkungan yang inklusif dapat memberikan kesempatan yang sama bagi


setiap individu untuk mengembangkan potensi dirinya tanpa diskriminasi
apapun. KAT ITB harus memberikan kesempatan yang sama dan mendukung
perkembangan setiap insan dalam lingkungan yang terbuka dan
memperhatikan keanekaragaman individu. Dengan adanya lingkungan yang
inklusif, setiap insan dapat belajar dari pengalaman, perspektif dan ide-ide
yang berbeda-beda, sehingga tercipta kemajuan dan perkembangan yang
lebih baik.

Selain itu, misi ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa setiap insan yang
terlibat di dalamnya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai
dengan potensi yang dimilikinya. KAT ITB harus mampu memberikan dukungan
yang diperlukan, baik itu melalui fasilitas, program, atau bimbingan, sehingga
setiap insan dapat mengembangkan diri dengan baik dan menjadi pribadi
yang tangguh dan berkarakter.

138
Dengan terciptanya lingkungan yang inklusif dan mendukung pertumbuhan
dan pengembangan setiap insan, KAT ITB dapat memenuhi tujuannya dalam
mewujudkan visinya sebagai vivarium pencetak katalisator penuh warna
dalam mewujudkan masyarakat madani.

Objektif Misi :

1. KAT ITB 2023 menjadi wadah mahasiswa untuk mengembangkan diri


serta aktif bergerak dalam menata kehidupan bangsa dengan
berlandaskan nilai ilmiah dan moralitas (N-5)

2. KAT ITB 2023 menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila


yang didalamnya terkandung berbagai unsur moral yang ada di
Indonesia sebagai moral yang dipegang oleh suatu insan. (N-6)

3. KAT ITB 2023 dapat menjadi ajang kaderisasi yang mampu


memanusiakan manusia (N-8)

4. KAT ITB 2023 mampu menciptakan kaderisasi yang menunjukkan


pendiklat yang mampu menjadi sosok teladan bagi peserta (N-11)

5. KAT ITB yang dapat mewujudkan pengader sebagai teladan yang


berkelanjutan bagi peserta, baik dalam pelaksanaan KAT maupun
seterusnya. (N-AF6)

6. KAT ITB 2023 dapat memberikan impresi awal baik akan gerakan
kemahasiswaan sebagai awal dari upaya penjagaan kader terpusat KM
ITB.(N-AF15)

2. KAT ITB 2023 dapat menjalankan pendidikan yang memberikan pembekalan


dengan tetap mempertahankan warna setiap insan.

139
Penjelasan Misi:

Misi "KAT ITB 2023 dapat menjalankan pendidikan yang memberikan


pembekalan dengan tetap mempertahankan “warna” setiap insan" bertujuan
untuk menjalankan pendidikan yang menyediakan pembekalan kepada setiap
insan yang terlibat di dalamnya, dengan memperhatikan dan
mempertahankan keunikan atau "warna" setiap insan.

"Pembekalan" yang dimaksud dalam misi ini meliputi pembekalan dalam


bidang akademik maupun non-akademik, yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan potensi individu. KAT ITB harus mampu mengidentifikasi kebutuhan dan
potensi setiap insan yang terlibat di dalamnya, serta menyediakan program
dan fasilitas yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan
mereka.

Namun, KAT ITB juga harus memperhatikan keunikan atau "warna" setiap insan,
yaitu ciri-ciri dan karakteristik yang membedakan satu individu dengan
individu lainnya. Hal ini dapat mencakup perbedaan latar belakang, agama,
budaya, gender, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan pendidikan, KAT ITB
harus memastikan bahwa setiap insan dapat merasa diterima dan dihargai,
serta dapat berkembang secara optimal tanpa merasa terdiskriminasi.

Dengan menjalankan pendidikan yang memberikan pembekalan dengan tetap


mempertahankan warna setiap insan, KAT ITB akan dapat menciptakan
lingkungan yang inklusif dan terbuka, serta memperkuat peran KAT ITB dalam
mewujudkan visinya sebagai vivarium pencetak katalisator penuh warna
dalam mewujudkan masyarakat madani.

Objektif Misi :

140
1. KAT ITB 2023 dapat menjadi ajang kaderisasi yang dapat mencetak
kader yang memiliki profil sesuai penjenjangan pada RUK KM ITB. (N-7)

2. KAT ITB 2023 mampu menciptakan kaderisasi yang beresensi yang


tidak hanya sebatas menjalankan sebuah hal yang disebut dengan
budaya. (N-9)

3. KAT ITB 2023 mampu menciptakan kaderisasi yang berupaya


membawa perubahan positif bagi individu dan masyarakat. (N-10)

4. KAT ITB 2023 mampu menjalankan perancangan dan pelaksanaan


metode yang lebih baik dalam penyampaian materi yang akan
diberikan. (N-12)

5. KAT ITB 2023 memiliki tujuan yang selaras dengan dokumen dasar KM
ITB. (N-AF1)

6. KAT ITB 2023 dapat menginisiasi profil pra-lembaga untuk calon


mahasiswa tingkat 1 dan memenuhi profil pra-lembaga untuk calon
mahasiswa tingkat 2 sesuai dengan RUK KM ITB amandemen 2020.
(N-AF2)

7. KAT ITB 2023 dapat menginisiasi pembentukan insan akademis oleh


perguruan tinggi. (N-AF4)

8. KAT ITB 2023 dapat mempertimbangkan kondisi peserta maupun


panitia dalam perancangan dan pelaksanaannya. (N-AF8)

9. KAT ITB 2023 dapat menanamkan pemahaman akan urgensi dan esensi
kaderisasi. (N-AF12)

141
10. KAT ITB 2023 dapat menanamkan karakter dasar dan visi KM ITB 23/24.
(N-K3M-S1)

3. KAT ITB mampu membentuk model civil society dalam kemahasiswaan di KM


ITB

Penjelasan Misi:

Misi "KAT ITB mampu membentuk model civil society dalam kemahasiswaan
di KM ITB" bertujuan untuk membentuk suatu model masyarakat sipil atau civil
society yang kuat dan berdaya saing di lingkungan Kemahasiswaan ITB (KM
ITB).

Model civil society yang dimaksud dalam misi ini merupakan suatu bentuk
masyarakat yang memiliki kekuatan kolektif dan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam mengambil keputusan dan mempengaruhi kebijakan
publik. Dalam konteks KM ITB, model civil society ini dapat membantu dalam
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan akademik dan
non-akademik mahasiswa, serta meningkatkan peran mahasiswa dalam
mengatasi permasalahan sosial yang ada di masyarakat.

Model masyarakat madani merupakan sebuah model masyarakat yang


berdasarkan pada prinsip-prinsip kebebasan, kemandirian, keadilan,
kesetaraan, dan kerjasama. Model civil society dalam kemahasiswaan di KM
ITB yang dimaksud adalah kondisi dimana kemahasiswaan dapat menjalankan
berbagai hal yang menjadi karakteristik dari masyarakat madani. Salah satu
upayanya adalah dengan terlebih dahulu menanamkan urgensi terbentuknya
model civil society dalam KM ITB adalah upaya untuk memperkenalkan
konsep dan pentingnya membentuk model masyarakat madani pada setiap
kegiatan yang dijalankan dalam lingkup KM ITB.

142
Dengan membentuk model civil society yang kuat dan berdaya saing di KM
ITB, KAT ITB akan dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas
partisipasi mahasiswa dalam pembangunan sosial dan pembangunan negara,
serta memperkuat peran KAT ITB dalam mewujudkan visinya sebagai vivarium
pencetak katalisator penuh warna dalam mewujudkan masyarakat madani.

Melalui upaya ini, diharapkan peserta dan panitia KM ITB dapat lebih peka dan
memahami pentingnya membangun sebuah masyarakat yang madani. Selain
itu, dengan memiliki pemahaman yang baik mengenai model civil society ini,
peserta dan panitia diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih
harmonis, saling menghargai, dan berdampak positif bagi lingkungan sekitar.
Melalui kegiatan KM ITB yang berbasis model civil society, diharapkan dapat
menghasilkan solusi kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan permasalahan
sosial yang ada.

Objektif Misi :

1. KAT ITB 2023 dapat membentuk civil society di dalam KM ITB. (N-1)

2. KAT ITB 2023 dapat mewujudkan KM ITB sebagai rumah persemaian


bagi demokrasi. (N-3)

3. KAT ITB 2023 dapat menanamkan karakteristik ruang publik yang


bebas, pilar penegak dan terdapat budaya antaranya demokratis,
toleransi, saling mempercayai, saling menghargai, sikap kritis dan
rasional, keadilan, pertanggungjawaban, partisipatoris, kejujuran, hood
governance, persamaan gender, dan counterbalancing. (N-4)

4. KAT ITB 2023 mampu menjalankan harmonisasi dan kolaborasi setiap


elemen KM ITB dalam pelaksanaannya. (N-13)

143
5. KAT ITB 2023 dapat bersinergi dengan seluruh elemen KM ITB dalam
perancangan dan pelaksanaannya. (N-AF5)

6. KAT ITB 2023 dapat menumbuhkan rasa kepemilikan dan semangat


berkemahasiswaan bagi semua orang yang terlibat di dalamnya.
(N-AF9)

7. KAT ITB 2023 dapat memfasilitasi kebutuhan HMJ dan UKM dalam
regenerasinya. (N-AF10)

8. KAT ITB 2023 dapat menumbuhkan sense of belonging terhadap


kemahasiswaan KM ITB dan kampus secara umum. (N-K3M-S3)

9. KAT ITB dapat menginisiasi tumbuhnya sense of community pada


mahasiswa TPB 2023 sesuai dengan fakultas/sekolah masing-masing.
(N-K3M-S4)

10. KAT ITB 2023 dapat mengorientasikan setiap jenjang dan proses
kaderisasi pada KAT ke dalam kaderisasi sektora lanjutan agar dapat
terwujud kaderisasi yang berkesinambungan. (N-K3M-S6)

11. KAT ITB 2023 dapat memfasilitasi kebutuhan aktualisasi dan regenerasi
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). (N-K3M-S7)

12. KAT ITB 2023 dapat memberikan pemahaman yang komprehensif


terkait sistem dan infrastruktur kemahasiswaan KM ITB. (N-K3M-T2)

4. KAT ITB dapat menginisiasi keinginan untuk berkontribusi membangun tatanan


masyarakat Indonesia di masa depan.

Misi "KAT ITB dapat menginisiasi keinginan untuk berkontribusi membangun


tatanan masyarakat Indonesia di masa depan" bertujuan untuk mengajak dan

144
mendorong setiap insan yang terlibat dalam KAT ITB untuk berkontribusi
dalam membangun tatanan masyarakat Indonesia yang lebih baik di masa
depan.

KAT ITB memiliki peran penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk
menjadi pemimpin masa depan yang memiliki komitmen dan keterampilan
untuk membangun masyarakat yang lebih baik. Melalui misi ini, KAT ITB akan
mendorong dan memfasilitasi setiap insan yang terlibat di dalamnya untuk
mengembangkan keinginan dan semangat untuk berkontribusi dalam
membangun tatanan masyarakat Indonesia yang lebih baik di masa depan.

Untuk mencapai misi ini, KAT ITB perlu mengembangkan program dan kegiatan
yang dapat memfasilitasi setiap insan yang terlibat dalam KAT ITB untuk
berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan sosial
dan pembangunan negara. KAT ITB juga perlu memberikan motivasi dan
dukungan bagi setiap insan yang terlibat dalam KAT ITB untuk berperan aktif
dalam membangun tatanan masyarakat Indonesia yang lebih baik di masa
depan.

Dengan menginisiasi keinginan untuk berkontribusi membangun tatanan


masyarakat Indonesia di masa depan, KAT ITB akan dapat memperkuat peran
dan kontribusinya dalam menciptakan masyarakat madani yang lebih baik,
serta mendorong terciptanya lingkungan sosial yang inklusif dan berdaya
saing. Selain itu, misi ini juga akan membantu KAT ITB dalam mencapai visinya
sebagai vivarium pencetak katalisator penuh warna dalam mewujudkan
masyarakat madani.

Objektif Misi :

145
1. KAT ITB 2023 mampu menghasilkan mahasiswa yang memiliki visi masa
depan dan mampu berkontribusi dalam membentuk masyarakat
madani di masa depan (N-2)

2. KAT ITB 2023 mampu memperlihatkan tokoh-tokoh yang dapat menjadi


role model yang ideal yang harapannya dapat membantu seseorang
membentuk identitas yang lebih jelas dan mengembangkan nilai-nilai
yang lebih kuat. (N-14)

3. KAT ITB 2023 dapat menanamkan kesadaran kepada pesertanya akan


tuntutan mahasiswa sebagai pemuda yang merupakan bagian dari
lapisan masyarakat Indonesia. (N-AF3)

4. KAT ITB 2023 dapat memberikan pengenalan terkait tantangan masa


depan yang dihadapi bangsa dan dunia, isu eksternal pada G20, dan
konsep VUCA yang mendalam.(N-AF7)

5. KAT ITB 2023 dapat menjadi wadah bagi pesertanya untuk bergerak
dalam ketiga lini pergerakan KM ITB yaitu sosial masyarakat, sosial
politik, serta karya dan inovasi.(N-AF11)

6. KAT ITB 2023 dapat melahirkan individu yang bermanfaat bagi


sekitarnya sesuai dengan perannya pada KAT ITB (N-AF14)

7. KAT ITB 2023 dapat memastikan sistem pembelajaran yang


berkelanjutan.(N-AF13)

8. KAT ITB 2023 dapat memberikan penyadaran kepada mahasiswa


bahwa kita adalah bagian dari masyarakat (N-K3M-S2)

146
9. KAT ITB 2023 dapat menanamkan nilai serta prinsip dasar trikotomi
pergerakan kepada anggota KM ITB (N-K3M-S5)

10. KAT ITB 2023 dapat memvisualisasikan visi KM ITB 23/24 dengan
pendekatan historis dan visi masa depan Indonesia (N-K3M-T1)

11. KAT ITB 2023 dapat mengarahkan pelaksanaan gerakan propaganda


karya dan inovasi dalam rangka mencerdaskan masyarakat (N-K3M-T3)

12. KAT ITB 2023 dapat mengarahkan pelaksanaan gerakan sosial


masyarakat yang mampu meningkatkan kepekaan serta interaksi
mahasiswa dengan masyarakat (N-K3M-T4)

13. KAT ITB 2023 dapat mengarahkan pelaksanaan simulasi pergerakan


sosial politik dengan mengangkat suatu isu nasional/regional demi
mewujudkan mahasiswa yang berwawasan kebangsaan (N-K3M-T5)

147
Perumusan Strategi Implementasi

Pada bagian ini, saya akan menurunkan kembali misi yang telah saya dapat pada
bagian atas. Adapun strategi implementasi yang saya maksud disini adalah
langkah-langkah nyata yang akan saya lakukan untuk mengupayakan misi yang telah
ada.

Misi 1: KAT ITB 2023 dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan dapat
mendukung pertumbuhan dan pengembangan setiap insan yang terlibat di
dalamnya.

No Strategi Implementasi Kode

1 Membangun budaya inklusif dalam pelaksanaannya SI-1.1


kepada peserta dan panitia

2 Menyediakan wadah bagi setiap insan untuk SI-1.2


tumbuh dan berkembang

3 Melakukan monitoring dan controling terhadap SI-1.3


keseluruhan rangkaian KAT ITB 2023

148
4 Mewajibkan internalisasi bagi seluruh bidang dan SI-1.4
divisi di dalam KAT ITB 2023

Misi 2: KAT ITB 2023 dapat menjalankan pendidikan yang memberikan pembekalan
dengan tetap mempertahankan warna setiap insan.

No Strategi Implementasi Kode

1 Mengoptimalkan proses pembuatan kurikulum baik SI-2.1


itu materi, metode ataupun penilaian

2 Membuat platform pembelajaran yang dapat SI-2.2


diakses dimanapun

3 Menanamkan impresi seluruh panitia dan pengader SI-2.3


menjadi sosok teladan bagi peserta

4 Menyelaraskan arah gerak KAT ITB 2023 dengan SI-2.4


sebanyak mungkin lembaga dalam KM ITB

149
5 Menginisiasi pembentukan insan akademis oleh SI-2.5
perguruan tinggi.

6 Pembuatan gamifikasi dalam pelaksanaan SI-2.6


kaderisasi di dalam KAT ITB 2023

Misi 3: KAT ITB mampu membentuk model civil society dalam kemahasiswaan di
KM ITB.

No Strategi Implementasi Kode

1 Mengoptimalkan pelaksanaan aksi angkatan dalam SI-3.1


rangkaian diklat yang ada di dalam KAT ITB 2023

2 Mengoptimalkan kolaborasi elemen KM ITB dalam SI-3.2


pelaksanaannya

3 Membangkitkan kembali kemahasiswaan di setiap SI-3.3


kampus ITB (Ganesha, Jatinangor, Cirebon)

150
4 Mengadakan Open House Unit, HMJ, dan berbagai SI-3.4
lembaga di dalam KM ITB

5 Melakukan kerjasama dengan kabinet KM ITB SI-3.5


2023/2024 dalam rangka memperkenalkan kabinet
KM ITB 2023/2024

6 Menanamkan rasa bangga, kepemilikan dan SI-3.6


semangat berkemahasiswaan bagi semua orang
yang terlibat di dalamnya

Misi 4: KAT ITB dapat menginisiasi keinginan untuk berkontribusi membangun


tatanan masyarakat Indonesia di masa depan.

No Strategi Implementasi Kode

1 Mengoptimalkan pelaksanaan aksi angkatan dalam SI-4.1


rangkaian diklat yang ada di dalam KAT ITB 2023

2 Berkolaborasi dengan PSDM Kabinet KM ITB untuk SI-4.2


memastikan kontinuitas kaderisasi

151
3 Memperkenalkan tantangan masa depan bangsa SI-4.3
dan dunia kepada peserta

4 Melakukan propaganda melalui cerita historis KM SI-4.4


ITB dan pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia

5 Mengundang narasumber yang dapat memotivasi SI-4.5


dan menjadi role model bagi peserta

152
Perumusan Organogram

Berdasarkan strategi implementasi yang telah ada pada bagian sebelumnya, saya
akan mencoba merumuskan organogram untuk keberjalanan KAT ITB 2023.

Dalam perumusan organogram ini digunakan beberapa pertimbangan tambahan


yakni dokumen historis berupa LPJ KAT ITB beberapa tahun sebelumnya serta visi
dan misi KAT ITB 2023.

Dalam perumusan organogram, akan dipakai enam langkah dalam menyusun struktur
organisasi atau kepanitiaan yang baik. Namun tentunya penggunaan tools tersebut
aku sedikit modifikasi sesuai dengan kebutuhan. Berikut penurunannya :

1. Work Specialization

Work Specialization adalah tahap perumusan lebih lanjut terhadap strategi


implementasi dengan fokus yang lebih spesifik.

Kode Strategi Implementasi Penurunan

SI-1.1 Membangun budaya inklusif dalam Membuat sistem penilaian


pelaksanaannya kepada peserta dan panitia panitia yang terintegrasi
khususnya terkait
keberjalanan lingkungan yang
inklusif

153
Membuat profil, materi dan
metode yang mencerminkan
budaya inklusif di dalam KAT
ITB 2023

SI-1.2 Menyediakan wadah bagi setiap insan untuk Memastikan segala diklat
tumbuh dan berkembang yang ada di dalam KAT ITB
2023 dapat diikuti oleh
seluruh pihak

Membuat training for trainer


sebelum pelaksanaan diklat
terpusat

Membuat buku besar


kurikulum yang berisikan
profil dan berbagai
turunannya

Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan

154
Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya

SI-1.3 Melakukan monitoring dan controling terhadap Mengawasi keberlangsungan


keseluruhan rangkaian KAT ITB 2023 diklat di dalam KAT ITB 2023

Mengawasi keberlangsungan
berbagai mata acara di luar
diklat dalam KAT ITB 2023

Mengawasi keberlangsungan
penanaman nilai di dalam
kepanitiaan KAT ITB 2023

SI-1.4 Mewajibkan internalisasi bagi seluruh bidang dan Membuat sistem internalisasi
divisi di dalam KAT ITB 2023 untuk setiap bidang yang
nantinya akan diturunkan
untuk setiap divisi

155
Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan

Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya

SI-2.1 Mengoptimalkan proses pembuatan kurikulum Melakukan benchmarking


baik itu materi, metode ataupun penilaian kepada kampus lain dalam
proses pembuatan kurikulum

Melakukan konsultasi kepada


tenaga ahli dalam pembuatan
kurikulum

Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan

Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,

156
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya

SI-2.2 Membuat platform pembelajaran yang dapat Membuat search engine


diakses dimanapun ataupun AI yang dapat
menjadi solusi pembelajaran
bagi peserta dalam
pelaksanaan KAT ITB 2023

Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan

Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya

SI-2.3 Menanamkan impresi seluruh panitia dan Mengawasi keberjalanan


pengader menjadi sosok teladan bagi peserta setiap diklat di dalam KAT ITB
(N-AF6) 2023 setiap day-nya

Mengawasi setiap panitia di


dalam bidang dan divisi

157
SI-2.4 Menyelaraskan arah gerak KAT ITB 2023 dengan Melakukan konsolidasi
sebanyak mungkin lembaga dalam KM ITB dengan sebanyak mungkin
(N-AF15) lembaga dalam penyusunan
kurikulum

Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan

Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya

SI-2.5 Menginisiasi pembentukan insan akademis oleh Membuat kurikulum dan aksi
perguruan tinggi. angkatan yang
mempertimbangkan aspek
insan akademis

SI-2.6 Pembuatan gamifikasi dalam pelaksanaan Membuat peran-peran dari


kaderisasi di dalam KAT ITB 2023 setiap panitia dalam KAT ITB
2023

158
Mengawasi keberjalanan
gamifikasi dalam KAT ITB
2023

Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan

Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya

SI-3.1 Mengoptimalkan pelaksanaan aksi angkatan Mematangkan perencanaan


dalam rangkaian diklat yang ada di dalam KAT dan pelaksanaan aksi
ITB 2023 angkatan dalam berbagai
diklat dalam KAT ITB 2023

Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan

Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,

159
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya

SI-3.2 Mengoptimalkan kolaborasi elemen dalam Rutin mengadakan


maupun luar KM ITB dalam pelaksanaannya pertemuan dengan HMJ dan
lembaga lainnya untuk
membahas keberlangsungan
KAT ITB 2023

Berkoordinasi dengan setiap


Lembaga terkait perizinan
dengan berbagai lembaga

Mencari kerjasama dengan


pihak luar terkait sponsorship
ataupun kebutuhan lainnya

SI-3.3 Membangkitkan kembali kemahasiswaan di Melakukan propaganda


setiap kampus ITB (Ganesha, Jatinangor, terkait pelaksanaan KAT ITB
Cirebon) 2023 di kampus Ganesha,
Jatinangor, Cirebon.

SI-3.4 Mengadakan Open House Unit, HMJ, dan Mengadakan parade


berbagai lembaga di dalam KM ITB pengenalan untuk setiap Unit,

160
HMJ dan elemen lainnya
dalam KM ITB

Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan

Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya

SI-3.5 Melakukan kerjasama dengan kabinet KM ITB Membuat mata acara


2023/2024 dalam rangka memperkenalkan pengenalan Kabinet KM ITB
kabinet KM ITB 2023/2024 2023/2024 dalam rangkaian
diklat terpusat dan OSKM

Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan

Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,

161
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya

SI-3.6 Menanamkan rasa bangga, kepemilikan dan Membuat metode yang dapat
semangat berkemahasiswaan bagi semua orang menimbulkan rasa bangga
yang terlibat di dalamnya (N-AF9). bagi peserta seperti
romantisasi dengan
melibatkan role model
terdahulu.

SI-4.1 Mengoptimalkan pelaksanaan aksi angkatan Menjadikan KAT ITB sebagai


dalam rangkaian diklat yang ada di dalam KAT wadah bagi pesertanya untuk
ITB 2023 bergerak dalam ketiga lini
pergerakan KM ITB yaitu
sosial masyarakat, sosial
politik, serta karya dan
inovasi

Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan

Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,

162
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya

SI-4.2 Berkolaborasi dengan PSDM Kabinet KM ITB Berkoordinasi dengan PSDM


untuk memastikan kontinuitas kaderisasi Kabinet untuk membuat
(N-AF13) arahan khusus terkait
pelaksanaan diklat terpusat
dan OSKM ITB dalam rangka
menjaga kontinuitas
kaderisasi

SI-4.3 Memperkenalkan tantangan masa depan bangsa dan dunia kepada peserta

SI-4.4 Melakukan propaganda melalui cerita historis KM ITB dan pengaruhnya terhadap
bangsa Indonesia

SI-4.5 Mengundang narasumber yang dapat memotivasi dan menjadi role model bagi
peserta

2. Departmentalization

Departmentalization adalah tahap pengelompokkan work specialization yang


sudah dijabarkan berdasarkan kesamaan lingkup kerja. Hasil dari
departmentalization ini adalah divisi-divisi dan arahan kerjanya.

163
Namun dalam konteks ini, aku menjadikan departmentalization sebagai proses
perumusan bidang dengan alasan nantinya setiap kepala bidang aku berikan
kebebasan untuk membentuk berbagai perangkat bidang di dalamnya untuk
menjawab arahan yang ada.

1. Bidang Kesekjenan

Mengutip dari Robbins, S. P., Coulter, M., & DeCenzo, D. A. (2017).


Fundamental of Management. Pearson, dalam sebuah organisasi,
organisasi dibutuhkan hal-hal terkait administratif sehingga lahirlah
arahan berikut :

Arahan Umum :

Bertanggung jawab atas segala kebutuhan administrasi yang diperlukan


oleh panitia dalam keberjalanan KAT ITB 2023

Arahan Khusus :

a. Menggantikan peran ketua dalam keadaan force majeure

b. Mengawasi ketercapaian arahan bidang-bidang lain

2. Bidang Human Resources

Arahan Umum :

Bertanggung jawab atas perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan


kebijakan seputar sumber daya manusia dalam KAT ITB 2023

Arahan Khusus :

a. Membuat sistem penilaian panitia yang terintegrasi khususnya


terkait keberjalanan lingkungan yang inklusif

164
b. Membuat sistem internalisasi untuk setiap bidang yang nantinya
akan diturunkan untuk setiap divisi

c. Mengawasi setiap panitia di dalam bidang dan divisi

d. Menjadi narahubung antara peserta dengan panitia

3. Bidang Materi dan Metode

Arahan Umum :

Bertanggungjawab atas segala bentuk penanaman profil kepada


peserta dan panitia KAT ITB 2023

Arahan Khusus :

a. Membuat buku besar kurikulum yang berisikan profil dan


berbagai turunannya

b. Membuat training for trainer sebelum pelaksanaan diklat


terpusat

c. Memastikan segala diklat yang ada di dalam KAT ITB 2023 dapat
diikuti oleh seluruh pihak

d. Membuat profil, materi dan metode yang mencerminkan budaya


inklusif di dalam KAT ITB 2023

e. Melakukan benchmarking kepada kampus lain dalam proses


pembuatan kurikulum

f. Melakukan konsultasi kepada tenaga ahli dalam pembuatan


kurikulum

165
g. Mengawasi keberjalanan setiap diklat di dalam KAT ITB 2023
setiap daynya

h. Melakukan konsolidasi dengan sebanyak mungkin lembaga


dalam penyusunan kurikulum

i. Membuat kurikulum dan aksi angkatan yang mempertimbangkan


aspek insan akademis

j. Membuat peran-peran dari setiap panitia dalam KAT ITB 2023

k. Mengawasi keberjalanan gamifikasi dalam KAT ITB 2023

l. Mematangkan perencanaan dan pelaksanaan aksi angkatan


dalam berbagai diklat dalam KAT ITB 2023

m. Memperkenalkan tantangan masa depan bangsa dan dunia


kepada peserta

n. Berkoordinasi dengan PSDM Kabinet untuk membuat arahan


khusus terkait pelaksanaan diklat terpusat dan OSKM ITB dalam
rangka menjaga kontinuitas kaderisasi

o. Menjadikan KAT ITB sebagai wadah bagi pesertanya untuk


bergerak dalam ketiga lini pergerakan KM ITB yaitu sosial
masyarakat, sosial politik, serta karya dan inovasi

p. Membuat metode yang dapat menimbulkan rasa bangga bagi


peserta seperti romantisasi dengan melibatkan role model
terdahulu.

4. Bidang Acara

166
Arahan Umum :

Bertanggungjawab dalam merancang konsep dan melakukan eksekusi


seluruh rangkaian acara KAT ITB 2023

Arahan Khusus :

a. Membuat mata acara pengenalan Kabinet KM ITB 2023/2024


dalam rangkaian diklat terpusat dan OSKM

b. Mengawasi keberlangsungan berbagai mata acara dalam KAT ITB


2023

5. Bidang IT

Arahan Umum :

Bertanggungjawab dalam pengadaan media website ataupun aplikasi


yang membantu dalam pelaksanaan KAT ITB 2023

Arahan khusus :

a. Membuat search engine ataupun AI yang dapat menjadi solusi


pembelajaran bagi peserta dalam pelaksanaan KAT ITB 2023

6. Bidang Relasi

Arahan Umum :

Bertanggungjawab atas segala urusan baik dengan pihak dalam


maupun luar KM ITB

Arahan Khusus :

167
a. Rutin mengadakan pertemuan dengan HMJ dan lembaga lainnya
untuk membahas keberlangsungan KAT ITB 2023

b. Berkoordinasi dengan setiap Lembaga terkait perizinan dengan


berbagai lembaga

c. Mengundang narasumber yang dapat memotivasi dan menjadi


role model bagi peserta

d. Berkoordinasi dengan pihak eksternal dalam rangka kerjasama


terkait KAT ITB 2023

7. Bidang Kreatif

Arahan Umum :

Bertanggungjawab atas segala kebutuhan pensuasanaan dan


propaganda dalam pelaksanaan KAT ITB 2023

Arahan Khusus

a. Melakukan propaganda melalui cerita historis KM ITB dan


pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia

b. Melakukan propaganda terkait pelaksanaan KAT ITB 2023 di


kampus Ganesha, Jatinangor, Cirebon.

8. Bidang Fundraising

Arahan Umum :

Bertanggungjawab atas segala kebutuhan terkait dana dalam


pelaksanaan KAT ITB 2023

168
Arahan Khusus :

a. Menyediakan kebutuhan terkait dana dalam rangka kebutuhan


pelaksanaan

b. Mencari kerjasama dengan pihak luar terkait sponsorship

9. Bidang Operasional

Arahan Umum :

Bertanggungjawab atas segala kebutuhan terkait barang, akomodasi,


platform diluar aplikasi atau website, dan transportasi.

Arahan Khusus :

a. Memfasilitasi berbagai kebutuhan barang, akomodasi, dan


transportasi dalam keberjalanannya

10. Bidang Open House Kemahasiswaan ITB (OHK ITB)

Arahan Umum :

Bertanggungjawab dalam mengadakan acara pengenalan warna warni


kemahasiswaaan di dalam KM ITB.

Arahan Khusus :

a. Mengadakan parade pengenalan untuk setiap Unit, HMJ dan


elemen lainnya dalam KM ITB

3. Span of Control

Span of Control adalah tahap pengelompokkan divisi yang dapat dikomandoi


oleh satu orang yang sama dan selanjutnya akan disebut sebagai bidang.

169
Pengelompokkan ini didasarkan oleh kesamaan dan/atau kemiripan lingkup
kerja.

Namun dalam konteks draft ini, aku tidak akan menggunakan bagian ini, balik
lagi dengan alasanku sebelumnya ingin memberikan kebebasan kepada kepala
bidang yang ada untuk berkreasi membentuk perangkat di dalam bidangnya.

4. Chain of Command

Chain of Command adalah tahap pendefinisian jalur komando dan koordinasi


antara divisi yang ada pada organogram. Tahap ini juga mendefinisikan
tanggung jawab kepada pimpinan yang berada di tingkat atas.

Dalam konteks draft ini, chain of command hanya akan digunakan pada
tingkatan bidang.

a. Sekretaris Jendral

i. Bertanggung jawab pada Ketua KAT ITB 2023

ii. Mengomandoi seluruh perangkat bidang di dalamnya

iii. Berkoordinasi dengan kepala bidang yang lain untuk keperluan


lintas bidang

b. Kepala Bidang Human Resources

i. Bertanggung jawab pada Ketua KAT ITB 2023

ii. Mengomandoi seluruh perangkat bidang di dalamnya

iii. Berkoordinasi dengan kepala bidang yang lain untuk keperluan


lintas bidang

170
c. Bidang Materi dan Metode

i. Bertanggung jawab pada Ketua KAT ITB 2023

ii. Mengomandoi seluruh perangkat bidang di dalamnya

iii. Berkoordinasi dengan kepala bidang yang lain untuk keperluan


lintas bidang

d. Kepala Bidang Bidang Acara

i. Bertanggung jawab pada Ketua KAT ITB 2023

ii. Mengomandoi seluruh perangkat bidang di dalamnya

iii. Berkoordinasi dengan kepala bidang yang lain untuk keperluan


lintas bidang

e. Kepala Bidang IT

i. Bertanggung jawab pada Ketua KAT ITB 2023

ii. Mengomandoi seluruh perangkat bidang di dalamnya

iii. Berkoordinasi dengan kepala bidang yang lain untuk keperluan


lintas bidang

f. Kepala Bidang Relasi

i. Bertanggung jawab pada Ketua KAT ITB 2023

ii. Mengomandoi seluruh perangkat bidang di dalamnya

iii. Berkoordinasi dengan kepala bidang yang lain untuk keperluan


lintas bidang

171
g. Kepala Bidang Kreatif

i. Bertanggung jawab pada Ketua KAT ITB 2023

ii. Mengomandoi seluruh perangkat bidang di dalamnya

iii. Berkoordinasi dengan kepala bidang yang lain untuk keperluan


lintas bidang

h. Kepala Bidang Fundraising

i. Bertanggung jawab pada Ketua KAT ITB 2023

ii. Mengomandoi seluruh perangkat bidang di dalamnya

iii. Berkoordinasi dengan kepala bidang yang lain untuk keperluan


lintas bidang

i. Kepala Bidang Operasional

i. Bertanggung jawab pada Ketua KAT ITB 2023

ii. Mengomandoi seluruh perangkat bidang di dalamnya

iii. Berkoordinasi dengan kepala bidang yang lain untuk keperluan


lintas bidang

j. Kepala Bidang Open House Kemahasiswaan ITB (OHK ITB)

i. Bertanggung jawab pada Ketua KAT ITB 2023

ii. Mengomandoi seluruh perangkat bidang di dalamnya

iii. Berkoordinasi dengan kepala bidang yang lain untuk keperluan


lintas bidang

172
5. Centralization and Decentralization

Centralization dan Decentralization adalah tahap pendefinisian kewenangan


dalam pengambilan keputusan.

a. Sekretaris Jenderal

i. Mengambil keputusan dalam lingkup bidangnya

ii. Mewakili Ketua KAT ITB 2023 jika berhalangan yang


berkaitan dengan lingkup bidangnya

iii. Mewakili Ketua KAT ITB 2023 jika berhalangan yang


tidak berkaitan dengan lingkup semua bidang yang ada

iv. Berkoordinasi dengan Ketua KAT ITB 2023 untuk


keputusan strategis

b. Seluruh Kepala Bidang

i. Mengambil keputusan dalam lingkup bidangnya

ii. Mewakili Ketua KAT ITB 2023 jika berhalangan yang


berkaitan dengan lingkup bidangnya

iii. Berkoordinasi dengan Ketua KAT ITB 2023 untuk


keputusan strategis

c. Seluruh Kepala Divisi

i. Mengambil keputusan dalam lingkup divisinya

ii. Mewakili kepala bidangnya jika berhalangan yang


berkaitan dengan lingkup divisinya

173
iii. Berkoordinasi dengan kepala bidang untuk keputusan
strategis

6. Formalization

Formalization merupakan tahap penetapan arahan kerja bagi tiap divisi yang
ditulis secara lebih umum dari yang ada pada work specialization.

Dalam konteks pembuatan draft ini, tahap ini tidak digunakan dikarenakan
alasan yang sama seperti sebelumnya yakni memberikan kebebasan kepada
kepala bidang yang ada untuk berkreasi membentuk perangkat di dalam
bidangnya. Hal itu berpengaruh belum adanya arahan kerja bagi setiap divisi.

174
Organogram

Berikut ini organogram yang saya dapatkan dari perumusan pada proses
sebelumnya:

Gambar 7. Organogram Kepanitiaan

Berikut ini organogram pada saat hari pelaksanaan yang saya tinjau berdasarkan
kebutuhan pada hari pelaksanaan:

Gambar 8. Organogram Kepanitiaan Hari Pelaksanaan

175
Gambar 9. Organogram Kepanitiaan Hari Pelaksanaan

Gambar 10. Organogram Kepanitiaan Hari Pelaksanaan

176
Penutup

Terima kasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada pembaca dokumen rancangan


KAT ITB 2023 ini. Semoga apa yang disemogakan dalam dokumen ini dapat
sepenuhnya terealisasikan dalam KAT ITB 2023. Semoga pelaksanaan KAT ITB 2023
dapat menjadi ajang kaderisasi awal yang dapat mencetak kader yang bermanfaat
bagi kemahasiswaan di ITB terlebih bangsa kita, Indonesia.

Terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak di bawah ini yang telah ikut serta
dalam mewujudkan dokumen ini, tanpa kalian dokumen ini tidak akan dapat
terselesaikan.

1. Fayza Nadia (IF’20)

2. Rayhan Naufal Luthfi (II’20)

3. Tasya Rizki Awallia (TI’20)

4. Aldika Putra Mahakara (TL’20)

5. Revanka Mulya (FI’20)

6. Gagas Praharsa Bahar (IF’20)

7. Rezika Rayya Kily Gustaman (DI’21)

8. Reno Suwono (AR’20)

Terlepas dari nama-nama di atas, masih banyak pihak yang tidak dapat aku
sebutkan satu persatu yang ikut berpengaruh dalam pembuatan dokumen ini.

177
Harus kita sadari, KAT ITB 2023 adalah ajang kaderisasi awal terpusat di ITB yang
memerlukan bantuan dan kontribusi sebesar-besarnya dari setiap elemen KM ITB.
Oleh karena itu, jika nanti aku terpilih aku sangat berharap kita semua dapat bersatu
dan berkolaborasi untuk menjalankan KAT ITB 2023 ini. Akhir kata, aku akan menutup
dengan sebuah sebuah ungkapan berikut.

“ Membumi bersama mimpi dan idealisme, untuk kemudian melangit bersama


sebanyak mungkin orang. Karena kau harus tahu: bahwa melangit sendirian ini
menyakitkan. “

Tertanda,
Steven Gianmarg Haposan Siahaan
Anggota Biasa KM ITB

178
Lampiran

Berikut ini beberapa lampiran yang aku tambahkan untuk merancang KAT ITB 2023:

Skema Keseluruhan KAT ITB 2023:

Gambar 12. Alur Keseluruhan

179
Exhibits KAT ITB 2023:

Tabel 1. Exhibits Jadwal KAT ITB 2023

Bulan

Nama
Jenis 4 5 6 7 8
Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Initiating

Planning

Planning

Diklat
Executing
Terpusat

Review

Open Planning
Recruitment
Panitia
Executing
OSKM 2023

180
Bulan

Nama
Jenis 4 5 6 7 8
Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Review

Planning

Sekolah
Divisi Non Executing
Lapangan

Review

Planning

Sekolah
Divisi Executing
Lapangan

Review

Seleksi
Planning
Danlap

181
Bulan

Nama
Jenis 4 5 6 7 8
Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Executing

Review

Planning

Simulasi
Executing
Gabungan

Review

Planning

OSKM Executing

Review

182
Bulan

Nama
Jenis 4 5 6 7 8
Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Planning

OHU Executing

Review

Monitoring and
Controlling

Closing

Keterangan:

Jadwal Ujian

183
Jadwal
Pelaksanaan
Kegiatan

Tanggal
Merah

184
Referensi Tools dalam penyusunan Metode :

Hero's Journey adalah sebuah konsep yang diperkenalkan oleh ahli sastra Joseph
Campbell, yang menggambarkan pola umum dalam cerita-cerita fiksi dan mitologi.
Pola ini mencakup tahapan-tahapan seperti panggilan petualangan, persiapan,
penyeberangan ambang, pertarungan dengan musuh, dan kembali dengan harta
karun.

Dalam Hero's Journey, seorang pahlawan akan mengalami perjalanan emosional dan
spiritual yang melibatkan keberanian, tantangan, dan pertumbuhan karakter.
Cerita-cerita seperti Star Wars, The Lord of the Rings, dan Harry Potter, adalah
contoh-contoh yang sering dikutip sebagai cerita yang mengikuti pola Hero's
Journey.

185

Anda mungkin juga menyukai