#Si KATPen
#Si KATPen
Rancangan Kaderisasi
2023
Semoga ya, hari ini!
IF’20 | 13520145
Shinzo wo Sasageyo!
Daftar Isi
Daftar Isi 1
Mukadimah 2
Tentang Diri 4
Data Diri 4
SWOT Analysis 5
SWOT Analysis (T.O.W.S Matrix) 7
Alur Berpikir 9
Kamus Alur Berpikir 12
1. Definisi Umum 12
2. Legenda Alur Berpikir 12
3. Penjelasan Tahapan 13
Mimpi 23
Berkontemplasi untuk KAT ITB 2023 31
Gagasan 38
Perumusan Latar Belakang 41
Latar Belakang 42
Analisis Kondisi Ideal 47
Kondisi Ideal 78
Analisis Kondisi Aktual 85
Wawancara 85
Kuesioner dan Peta Awan TPB 91
Tinjauan Historis 107
Perumusan Kesenjangan 117
Perumusan Kebutuhan 125
Visi 134
Misi 136
Perumusan Strategi Implementasi 147
Perumusan Organogram 152
Organogram 174
Penutup 176
Lampiran 178
Mukadimah
“Segala sesuatu yang mengharuskan kita untuk berpikir dan bersikap, atau
merupakan kaidah dan norma serta kenyataan secara normatif.”
“Das Sollen”
“Segala sesuatu yang merupakan implementasi dari segala hal kejadian yang
diatur oleh das sollen, atau kenyataan yang bersifat empiris.”
“Das Sein”
Pernahkah mendengar kedua istilah di atas? Kedua istilah di atas merupakan konsep
filosofis yang berasal dari pemikiran Immanuel Kant. Das sollen berbicara tentang
kewajiban atau tuntutan moral. Menurut Kant, tuntutan moral bersumber dari
kewajiban yang harus dipatuhi oleh setiap individu, tanpa tergantung pada keinginan
atau kepentingan pribadi. Oleh karena itu, das sollen dapat diartikan sebagai apa
yang seharusnya dilakukan.
2
Kedua konsep di atas saling berkaitan karena kewajiban moral yang terdapat dalam
das sollen didasarkan pada kenyataan objektif yang terdapat dalam das sein.
Dengan kata lain, untuk mengetahui apa yang harus dilakukan secara moral,
seseorang harus memahami dengan benar apa yang ada dan bagaimana
hubungannya dengan kewajiban moral.
Namun demikian, keduanya tetap merupakan konsep yang berbeda dan dapat
dibedakan. Das sollen berkaitan dengan normatif atau apa yang harus dilakukan,
sedangkan das sein berkaitan dengan deskriptif atau apa yang ada atau kenyataan
objektif. Dalam berkemahasiswaan, kedua konsep ini sudah sangat cocok untuk
diterapkan. Proses penerapannya adalah dengan mempertemukan antara sebuah
keidealan yang biasa disebut das sollen dengan realitas yang ada yang disebut das
sein. Lantas, apakah kemahasiswaan kita masih terpaku dengan sebuah idealisme
atau sudah mencoba menerapkan konsep di mana idealisme bertemu dengan
realitas yang ada?
3
Tentang Diri
Halo, massa kampus! Sebelum membaca lebih lanjut rancangan KAT ITB 2023 ini,
tidak lengkap rasanya jika aku tidak memberikan informasi tentang diriku. Berikut ini
aku sampaikan informasi singkat tentang diriku untuk lebih lengkapnya dapat
diakses melalui Linkedin yang telah aku sertakan.
Data Diri
Golongan Darah :A
Agama : Kristen
Email : stevensiahaan25@gmail.com
Website : http://linkedin.com/in/stevensiahaan
Pengalaman Kepanitiaan :
4
Pengalaman Organisasi :
2. Kabinet KM ITB
3. Kongres KM ITB
4. PS ITB
b. Ketua Divisi Materi dan Metode SPS ITB (Sekolah Persatuan Sepakbola
ITB)
5. UBG ITB
6. Founder Ajarind.com
SWOT Analysis
Strengths: Weaknesses:
5
1. Memiliki keinginan kuat untuk 1. Overthinking dalam membuat
belajar hal baru suatu keputusan
4. Hardworking
Opportunities: Threats:
6
SWOT Analysis (T.O.W.S Matrix)
O: T:
Internal
Factors W1/2/3O1 - Sifat overthinking, W1T1 - Lebih berani untuk
kurangnya manajemen waktu, mengambil keputusan
dan kontrol emosi yang buruk dalam ketidakjelasan
dapat termitigasi oleh arahan.
7
8
Alur Berpikir
9
10
11
Kamus Alur Berpikir
1. Definisi Umum
Alur berpikir adalah sebuah proses yang sistematis dan logis dalam
merumuskan pemikiran dan solusi atas suatu masalah. Alur berpikir yang
efektif membantu individu untuk mengatasi masalah dengan cara yang
sistematis dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah dan menghasilkan keputusan yang lebih baik.
12
3. Penjelasan Tahapan
a. Mimpi
c. Gagasan
Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini gagasan adalah
hasil dari proses berkontemplasi sebelumnya yang menyatakan apa
yang hendak ditawarkan untuk KAT ITB 2023.
13
acara televisi maupun radio; adegan di dalam film layar lebar televisi
atau pada foto (dalam dunia produksi, fotografi, atau percetakan); dasar
(alasan) suatu tindakan (perbuatan); keterangan mengenai suatu
peristiwa untuk melengkapi informasi yang tersiar sebelumnya.
e. Latar Belakang
Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, latar belakang
adalah hasil yang didapatkan dari proses perumusan latar belakang
yang telah didefinisikan sebelumnya.
14
Sementara itu, menurut KBBI, kondisi /kon.di.si/ adalah persyaratan;
keadaan.
Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, analisis kondisi
ideal adalah proses untuk mencari tahu sebuah kondisi yang sangat
sesuai dengan yang diangan-angankan,
g. Tinjauan Pustaka
h. Tinjauan Yuridis
Dalam konteks ini, tinjauan pustaka merupakan segala hasil yang telah
dipelajari dari berbagai sumber hukum yang ada di Indonesia.
i. Kondisi Ideal
15
Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, kondisi ideal
adalah hasil yang didapatkan dari perumusan kondisi ideal pada proses
sebelumnya.
Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, analisis kondisi
aktual adalah proses untuk mencari tahu sebuah kondisi yang
benar-benar ada, baru saja terjadi dan sedang terjadi terkait KAT ITB
2023. Lebih lanjut analisis kondisi aktual ini akan digunakan 2 tinjauan,
yakni:
16
i. Kuesioner Angkatan 2021 dan 2022
k. Kondisi Aktual
Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, kondisi aktual
adalah kondisi yang benar-benar ada saat ini dan merupakan hasil dari
proses sebelumnya.
l. Perumusan Kesenjangan
17
Menurut KBBI, kesenjangan /ke.sen.jang.an/ adalah perihal (yang
bersifat, berciri) senjang; ketidakseimbangan; ketidaksimetrisan; jurang
pemisah:
m. Kesenjangan
o. Perumusan Kebutuhan
18
p. Kebutuhan
q. Perumusan Visi
Menurut KBBI, visi /vi.si/ adalah kemampuan untuk melihat pada inti
persoalan; pandangan atau wawasan ke depan; kemampuan untuk
merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui kehalusan jiwa dan
ketajaman penglihatan; apa yang tampak dalam khayalan; penglihatan;
pengamatan.
Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, perumusan visi
adalah suatu proses untuk mendapatkan tujuan/gambaran, namun
dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang menuntun bagaimana
sesuatu harus dilakukan (melalui misi). Secara tidak langsung visi
menjadi gambaran nyata dan realistis setelah misi diusahakan.
r. Visi
Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, visi adalah
sebuah hasil dari perumusan visi pada proses sebelumnya.
s. Perumusan Misi
19
Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, perumusan
misi adalah semua proses perumusan dan pembuatan segala hal yang
akan dilakukan demi tercapainya visi yang telah didefinisikan
sebelumnya.
t. Misi
Dalam konteks penyusunan rancangan KAT ITB 2023 ini, misi adalah
hasil yang didapatkan dari proses perumusan misi pada proses
sebelumnya.
u. Perumusan Organogram
v. Organogram
Dalam konteks perancangan KAT ITB 2023 ini, perumusan narasi awal
adalah proses perumusan kisah yang menceritakan keseluruhan
rangkaian KAT ITB 2023.
20
x. Narasi Awal
Dalam konteks perancangan KAT ITB 2023 ini, narasi awal adalah hasil
dari proses perumusan narasi awal pada tahap sebelumnya.
y. Eksekusi
z. Hasil Eksekusi
Dalam konteks KAT ITB 2023, hasil eksekusi adalah hasil yang diperoleh
dari tahap pelaksanaan pada proses sebelumnya.
aa. Evaluasi
Dalam konteks KAT ITB 2023, evaluasi adalah tahap evaluasi setelah
melewati tahap pelaksanaan.
bb.Hasil Evaluasi
Dalam konteks KAT ITB 2023, hasil evaluasi adalah hasil dari tahap
evaluasi pada proses sebelumnya.
Dalam konteks KAT ITB 2023, analisis kondisi real time adalah analisis
yang digunakan berkala setiap pelaksanaan KAT ITB 2023.
21
Merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan setelah
menerima hasil evaluasi. Evaluasi tidak akan dieksekusi kembali apabila
ketersediaan waktu dan sumber daya tidak mencukupi.
ee. Saran
22
Mimpi
Setelah bagian yang membuka dokumen rancangan ini dan menjelaskan diriku, tidak
lengkap rasanya jika aku tidak menjelaskan mimpi-mimpiku yang membuatku ingin
menjadi Ketua KAT ITB 2023. Namun sebelum menjelaskan mimpiku untuk KAT ITB
2023, aku akan jelaskan terlebih dahulu arti mimpi bagiku. Pertama-tama aku ingin
membahas arti mimpi berdasarkan KBBI:
2. n ki angan-angan
Lebih lanjut, aku coba memaknainya kembali, mimpiku untuk KAT ITB 2023 adalah
keresahan dan angan-angan awalku bagaimana KAT ITB 2023 seharusnya dijalankan.
Mimpi-mimpi tersebut aku dapatkan setelah dua tahun menjadi panitia KAT ITB,
yakni pada tahun 2021 dan 2022 serta berdasarkan keresahanku selama mengikuti
kemahasiswaan di ITB.
Sebelum masuk kepada bagian angan-anganku untuk KAT ITB 2023, aku tertarik
terlebih dahulu membahas KAT ITB bagiku sendiri. KAT ITB adalah proses kaderisasi
sesuai dengan namanya Kaderisasi Awal Terpusat. Selayaknya sebuah proses
kaderisasi yang bertujuan untuk membentuk kader. Kader sendiri menurutku adalah
orang yang selanjutnya akan menjadi penerus dalam organisasi, dalam konteks ini
adalah Keluarga Mahasiswa ITB (KM ITB).
KAT sendiri terbagi secara spesifik kedua tahapan, yakni kaderisasi untuk mahasiswa
tingkat dua yang baru saja naik yang biasa kita sebut dengan diklat terpusat
(dikpus), serta kaderisasi untuk mahasiswa baru tingkat satu yang biasa kita sebut
23
dengan OSKM (Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa). Pembentukan kader itu
didasarkan pada profil-profil yang tercantum dalam dokumen RUK (Rancangan
Umum Kaderisasi) KM ITB dalam rangka membentuk alumni ITB yang ideal.
Pada bagian ini aku akan memulainya dengan menceritakan pengalamanku pada
kepanitiaan KAT ITB 2021, saat itu aku berperan sebagai Mentor untuk keluarga 126.
Proses yang aku tempuh sebelum menjadi mentor inilah yang membuatku semakin
belajar tentang kaderisasi di ITB. Aku menyadari kaderisasi di ITB jika memang
dijalankan sebagaimana mestinya sudah sangat baik dan ber esensial. Bahkan, aku
merasa pada tahun tersebut materi yang diberikan sudah sangat baik dan
bermanfaat, hanya saja memang terbatas pada metode pelaksanaannya yang harus
dijalankan daring. KAT ITB 2021 bagiku sudah sangat baik dengan membawakan
tentang budaya, secara lebih spesifik tentang pendidikan yang berkebudayaan dan
segala materi lainnya yang diajarkan.
Aku pribadi sebagai mentor yang sebelumnya mengikuti kegiatan diklat terpusat
merasakan sudah mendapatkan materi yang sangat insightful pada saat itu. Namun
pada saat itu ada satu hal terlintas di benakku, apakah mahasiswa baru yang
nantinya mengikuti kegiatan OSKM mendapatkan apa yang mereka cari? Menurutku
mahasiswa baru tidak hanya berharap mendapatkan materi yang bagus, namun
juga acara penyambutan yang dapat mereka kenang seumur hidup.
Pada saat aku menjadi mentor, aku juga semakin menyadari apa yang dicari oleh
mahasiswa baru adalah acara seremonial yang mereka kenang seumur hidup
sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya. Namun aku sendiri bertanya,
bagaimana seremonial yang mereka harapkan secara spesifik? Aku akhirnya tertuju
pada kata romantisisasi yang menurutku cukup menjawab mengenai apa yang
mahasiswa baru cari dalam kegiatan OSKM. Namun, aku merasakan pada KAT ITB
tahun tersebut kurang menekankan romantisisasi terhadap kampus ITB.
24
Menurutku, romantisisasi sangat diperlukan oleh mahasiswa baru yang masih
memiliki euforia tinggi saat pertama kali masuk ke pintu gerbang ITB. Romantisasi
disini adalah salah satu upaya membuat keterikatan terhadap kampus kita,
terlebih ke dalam kemahasiswaannya. Oleh karena itu, aku berangan-angan KAT ITB
mampu memunculkan romantisasi itu melalui penekanan terhadap cerita kampus
kita yang baik, orang-orang keren di dalam kampus kita, dan berbagai cerita historis
lainnya yang dikemas semenarik mungkin.
Paragraf sebelumnya telah disebutkan secara tersirat angan-anganku untuk KAT ITB
berikutnya, dan pada tahun depannya aku pun mencoba untuk merealisasikan
angan-anganku dengan ikut turut serta dalam tim materi dan metode yang aku rasa
cukup berpengaruh dalam proses perancangan KAT ITB.
Saat itu, KAT ITB 2022, aku sangat semangat dalam mengikuti banyak proses
perumusan materi dan metode. Saat itu, aku berharap aku mampu mewujudkan
angan-anganku. Ternyata, pada tahun itu terdapat sedikit ketidakjelasan mengenai
pelaksanaan KAT ITB 2022, sehingga apa yang dikerjakan oleh tim materi dan
metode pun tidak maksimal. Aku sendiri sebagai tim materi dan metode merasa
kurang dapat menurunkan secara mendalam mimpi dari ketua, yakni perubahan
progresif untuk pembangunan bangsa.
Hal itu cukup berimbas baik pada pembuatan maupun pelaksanaan materi dan
metode dalam KAT ITB tahun itu. Jika aku memposisikan diriku sebagai peserta, aku
akan merasakan bahwa materi yang diberikan kurang mendalam dan kurang dapat
aku rasakan keterkaitannya. Bahkan, dari segi metode pun aku merasakan bahwa aku
tidak mengingat apapun jika aku memposisikan diriku sebagai mahasiswa baru.
Mungkin ada satu metode yang akan aku ingat, yakni treasure hunt, namun
menurutku sendiri itu masih kurang optimal dan kurang berkesan jika aku
memposisikan diriku sebagai peserta.
25
Alhasil, menurutku angan-angan yang aku sebutkan belum berhasil terwujud. Namun,
pada tahun ini aku kembali menyadari beberapa hal baru. Setelah aku mengikuti
kepanitian KAT ITB 2022, aku melihat banyak proses kaderisasi yang menuntut
keidealan tanpa melihat realita yang ada. Mengapa aku bilang demikian? Pada tahun
ini, aku menyadari sedikitnya jumlah panitia lapangan yang ikut serta dalam
pelaksanaan OSKM ITB 2022. Jujur, pada saat itu aku penasaran, hal apa yang
membuat realitas tersebut?
Selain itu, aku juga melihat dari pelaksanaan KAT ITB 2022 kemarin, lebih khusus
pada diklat terpusat, aku juga menyadari pada pelaksanaan diklat terpusat ini masih
belum melibatkan seluruh elemen kampus. Aku merasa pada pelaksanaannya,
banyak lembaga dalam KM ITB yang tidak dilibatkan dalam pelaksanaannya. Aku
sempat membayangkan seberapa serunya jika semua lembaga di KM ITB
bersinergi dan berkolaborasi untuk ikut meramaikan KAT ITB.
Selain itu, aku juga ingin sedikit menyoroti terkait pelaksanaan diklat panitia
lapangan. Mungkin sebelum aku membahas lebih lanjut, aku ingin sedikit bercerita,
setelah diklat terpusat akan ada diklat untuk setiap divisi dalam rangka
mempersiapkan anggota setiap divisi sesuai dengan peranannya masing-masing
dalam OSKM ITB. Kebetulan, pada saat itu, aku cukup sering mengikuti kegiatan diklat
panitia lapangan, di sini aku tidak akan menyalahi metode yang dilakukan oleh
kegiatan diklat tersebut. Dapat dikatakan, aku tidak bermasalah dengan metode
apapun asalkan semua dapat dijelaskan dengan esensi dan argumentasi yang
diterima.
Pada saat itu aku mendapatkan fakta baru, di mana bahkan banyak pendiklat
(orang yang berperan melatih dan mendidik) tidak tahu esensi dari beberapa
metode yang dilakukan. Bahkan, banyak di antara mereka yang tidak mengerti
apa materi KAT ITB 2022 yang dibawakan. Aku pun membayangkan, bagaimana jika
26
KAT ITB 2023 bisa menjadi wadah kaderisasi awal terpusat yang sangat
beresensial? Namun, bagaimana kaderisasi yang beresensial itu? Aku sendiri pun
tidak dapat menjawabnya. Namun, itulah yang juga menjadi mimpiku untuk KAT ITB
2023.
Terlepas dari pengalamanku dalam mengikuti kepanitiaan KAT ITB, aku juga memiliki
beberapa keresahan dari kondisi kemahasiswaan sekarang. Menurutku,
kemahasiswaan saat ini sedang dalam kondisi yang jauh dari kata ideal. Namun,
tentunya kita tidak boleh berhenti bermimpi untuk kemahasiswaan kita ke depannya.
Belakangan ini, aku sedikit memperhatikan banyak mahasiswa yang cenderung tidak
memiliki warnanya sendiri dalam menjalankan hidupnya. Warna seperti apa yang aku
maksudkan di sini? Aku merasa masih banyak temanku yang tidak tahu sebenarnya
apa yang sedang mereka cari dan tuju dalam hidup ini. Menurutku, banyak orang
yang hanya mengikuti arus yang ada tanpa mereka paham apa yang sedang mereka
jalankan.
Banyak orang yang berbicara banyak soal mereka memiliki idealisme tertentu,
namun mereka sendiri gagal memaknai idealisme tersebut. Bahkan, membahas lebih
dalam tentang idealisme, terkadang aku juga melihat banyak orang yang salah
mengartikan kata idealisme. Banyak orang yang menganggap sudah memiliki
idealismenya sendiri dalam hidup, namun juga tidak sadar bahwa itu hanyalah
sebuah doktrin yang diturunkan dari pendahulu.
Lebih lanjut, aku juga menyadari, realita di mana kemahasiswaan baru kembali
membangun pamornya setelah adanya fenomena pandemi tentunya akan menjadi
tantangan tersendiri bagi setiap mahasiswa di dalamnya. Memang, aku belum dapat
memberikan data pasti terkait fenomena tersebut, namun berdasarkan apa yang
27
saya lihat dan rasakan selama ikut dalam merumuskan beberapa acara di dalam
kampus, hal tersebut merupakan realitas yang sekarang sedang dihadapi.
Contoh nyata yang sangat cocok dalam konteks ini adalah saat menurunnya tingkat
partisipasi mahasiswa dalam kemahasiswaan yang terlihat dari acara sebelumnya,
mulai dari Perayaan Wisuda Oktober, Perayaan Wisuda April, dan lainnya. Mahasiswa
terlihat lebih tertarik untuk mengikuti program luar kampus seperti MBKM, IISMA, dan
lainnya. Fenomena tersebut membuat aku pribadi penasaran mengapa
kemahasiswaan terlihat kurang “seksi” pada jaman sekarang?
Menurutku, kata mahasiswa lahir dari kata siswa yang memiliki penambahan kata
maha di depannya. Kata “maha” tersebut diperoleh melalui proses regenerasi yang
terjadi melalui berbagai mekanisme penerimaan di setiap kampus. Dengan adanya
berbagai mekanisme penerimaan tersebut, banyak peserta yang mengalami
mobilitas sosial vertikal pada suatu strata dalam stratifikasi sosial, yakni siswa
menjadi mahasiswa. Terjadinya social climbing tersebut diikuti juga dengan adanya
perubahan peran dan status. Perubahan peran dan status juga akan diikuti dengan
perubahan pola pikir, mental, gaya hidup, dan mungkin juga hal lainnya.
Lalu, apa yang mau disampaikan pada pembahasan diatas? Menurutku sendiri,
dengan adanya perubahan peran dan status tersebut, menjadikan mahasiswa
berbeda dengan siswa. Mahasiswa sudah memiliki tanggung jawab lebih, tidak hanya
28
sebatas kepada tanggung jawab akademik. Tetapi, lebih luas tanggung jawab akan
kondisi masyarakat di masa depan.
Aku berharap setiap orang tersadarkan atau mungkin sudah memegang teguh
idealisme bahwa mahasiswa tidak hanya berperan dalam proses belajar tetapi
juga memiliki tanggung jawab akan kondisi masyarakat masa depan. Dengan
adanya kesadaran tersebut, harapannya setiap orang atau elemen dalam
kemahasiswaan dapat berkolaborasi bersama mewujudkan hal tersebut. Inilah yang
menjadi angan-anganku kedepannya juga untuk KAT ITB 2023.
Berikut aku mencoba merangkum kembali mimpiku untuk KAT ITB 2023 berdasarkan
penjelasan diatas:
1. KAT ITB 2023, secara khusus OSKM ITB 2023 dapat menciptakan materi yang
bermanfaat tanpa melupakan seremonial dengan romantisisasi kampus ITB,
terlebih kemahasiswaannya
2. KAT ITB 2023 dapat melibatkan seluruh elemen dalam KM ITB untuk dapat
bersinergi dan berkolaborasi
3. KAT ITB 2023 sebagai kegiatan kaderisasi awal terpusat ITB dapat
menciptakan kaderisasi yang ber esensial bagi peserta maupun panitia
4. KAT ITB 2023 dapat menyadarkan peserta maupun panitia terkait idealisme
dengan warnanya masing-masing terkait mahasiswa memiliki tanggung jawab
akan kondisi masyarakat masa depan
Adapun pada gambar dibawah ini saya mencoba menjelaskan kembali apa
sebenarnya mimpi utama saya untuk KAT ITB 2023 ini:
29
Gambar 2. Penjelasan Mimpi
30
Berkontemplasi untuk KAT ITB 2023
Aku rasa mimpiku yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya akan menjadi
sia-sia, jika aku tidak memiliki gagasan nyata untuk KAT ITB 2023. Pada bagian ini,
aku akan sedikit banyak menceritakan prosesku dalam menemukan gagasan nyataku
untuk KAT ITB 2023.
Aku memulainya dengan mencoba merenungi apa yang dapat kuperbuat untuk KAT
ITB 2023. Proses merenung, berpikir, dan mencari tahu yang terjadi cukup lama
membuatku melalui masa-masa yang cukup berharga. Salah satu pertanyaan yang
cukup sulit untuk aku temukan jawabannya adalah pertanyaan di awal tadi, apa yang
bisa aku perbuat untuk KAT ITB 2023?
Dalam proses ini, aku bahkan merenungkan titik awal aku berkecimpung di dalam
kemahasiswaan ITB hingga akhirnya aku berada pada titik ini. Aku terus mencoba
memaknai kembali alasanku memilih untuk aktif berkemahasiswaan di ITB.
Empat kalimat di atas adalah kalimat yang sering aku dengar dan sedang aku
renungkan pada proses ini. Aku menyebutnya sebagai proses pencarian value diriku.
Pertanyaan yang sebenarnya aku pun tidak memiliki jawaban pastinya.
31
Entah mengapa pertanyaan-pertanyaan itu baru benar-benar coba aku renungkan
akhir-akhir ini. Untuk mencoba menjawab, aku mulai mengingat kembali berbagai
cerita historis dalam kemahasiswaan ITB yang pernah aku alami. OSKM ITB 2020
dapat aku bilang sebagai gerbang dari semua kegiatan mahasiswa yang aku ikuti.
Memang, tidak banyak cerita yang aku ingat dari acara tersebut, namun hal yang
paling aku ingat, adalah Salam Ganesha dan orasi dari orang-orang dengan jaket
yang berbeda.
Jujur, aku sedikit kecewa dengan apa yang aku alami pada tahun tersebut karena
tidak merasakan euforia penyambutan yang aku harapkan. Pada saat itu, aku
berharap adanya suatu momen yang akan selalu aku ingat terlepas aku mengikuti
kegiatan OSKM. Tentunya hal yang sangat wajar, karena pada saat itu euforia masuk
ITB yang masih sangat tinggi dalam diriku.
Walaupun demikian, saat itu aku cukup tertarik dengan orasi dari kakak tingkat yang
menggunakan jaket berbeda tersebut. Aku bertanya-tanya jaket apa yang mereka
gunakan? Selama TPB, aku mulai mencari tahu tentang hal tersebut. Ternyata, jaket
tadi adalah jaket himpunan yang ternyata memiliki ikatan budaya yang cukup kuat di
dalamnya.
Singkat cerita, aku semakin mempelajari mengenai ITB dan KM ITB, mulai dari,
bergabung bersama Komite TPB dalam Kongres KM ITB, PS ITB, UBG ITB, HMIF ITB,
kepanitiaan KAT ITB 2021 dan 2022, kepanitiaan Wisuda Oktober 2022 dan beberapa
kepanitiaan lainnya. Ternyata tidak hanya belajar hal tersebut, aku juga semakin
menggali lagi tentang potensi yang aku miliki.
Potensi yang dimaksudkan disini adalah aku banyak belajar hal baru, seperti
bagaimana cara membuat sebuah acara yang cukup besar, cara berdialektika
32
dengan baik, cara memperlakukan orang dengan baik, melatih pemikiran yang
kritis, serta cara berkomunikasi dengan baik.
Terlebih dengan selama ini aku yang cukup banyak berkecimpung dalam bidang
kaderisasi, aku juga belajar banyak tentang pengembangan diri, bagaimana untuk
dapat selalu aware dan empati terhadap kondisi sekitar.
Sebenarnya, aku juga bingung jika ditanya apakah semua itu hanya didapatkan di
kemahasiswaan? Mungkin, aku akan menjawab tidak, di tempat lain juga bisa
mendapatkan hal yang sama, bahkan lebih. Pembeda utama adalah aku merasa di
tempat ini aku pertama dibentuk dan melakukan banyak kesalahan. Namun, di
tempat ini juga aku dituntun untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Mengapa aku bisa mengatakan sebuah proses aktualisasi diriku? Aktualisasi diri
bagiku bukan hanya sekedar mengetahui semua potensi dalam diri, lebih dari itu
adalah bagaimana dapat bermakna bagi orang sekitar dengan potensi itu. Lalu, hal
inilah yang aku yakini sebagai value yang sekarang aku pegang dan aku jalani.
Proses pencarian ini merupakan proses yang panjang hingga akhirnya saat ini aku
bisa mendefinisikan value yang aku miliki. Aku merasa semua yang telah kuikuti dan
kuberikan memang karena value yang aku pegang untuk terus berdampak dengan
berempati bagi sekelilingku. Hingga akhirnya, aku semakin yakin jika ditanya kembali
empat pertanyaan di atas, jawabanku adalah memang itulah value yang aku miliki.
33
Setelah akhir-akhir ini aku menyadari value diriku, entah mengapa muncul segudang
pertanyaan baru dalam benakku. Idealnya, bermakna seperti apa yang dapat
dilakukan mahasiswa? Apakah bermakna yang selama ini aku ilhami sudah benar?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang membawaku menelusuri lebih lanjut terkait
bermakna yang sebenarnya dapat diberikan oleh mahasiswa.
Untuk menjawab segudang pertanyaanku itu, aku mulai dengan mencari definisi dari
mahasiswa yang sebenarnya. Aku pun teringat kepada suatu definisi mahasiswa
dalam dokumen Konsepsi KM ITB yang pernah ku baca. Insan akademis, yak itulah
yang aku ingat. Seingatku, insan akademis adalah insan yang memiliki dua peran
yakni senantiasa mengembangkan diri sehingga menjadi generasi yang tanggap dan
mampu menghadapi tantangan masa depan, serta insan yang memiliki peran sejalan
dengan kebenaran ilmiah dan senantiasa berkembang. Dengan demikian, seharusnya
mahasiswa memiliki peran untuk senantiasa mengkritisi kondisi masyarakat di masa
kini dan selalu berupaya membentuk tatanan masyarakat masa depan yang benar
dengan dasar kebenaran ilmiah.
Lebih dalam, aku juga teringat suatu konsep yang ada di Konsepsi KM ITB tersebut,
yakni masyarakat madani atau yang disebut civil society. Ada hal menarik yang aku
ingat yakni memiliki nilai partisipatif, aspiratif, mandiri, non-hegemonik, dan beretika.
Lalu, aku pun membayangkan, bagaimana kemahasiswaan jika semua orang
benar-benar bisa mengupayakan hal tersebut? Sungguh hal yang sangat indah
tentunya.
Aku pun berusaha memaknai bermakna bagi mahasiswa. Bagiku, bermakna bagi
mahasiswa adalah berkontribusi membentuk tatanan masyarakat masa depan yang
ideal. Hal inilah value yang pada bagian sebelumnya aku sebutkan. Hal inilah yang
aku anggap sebagai sebuah idealisme yang harus dimiliki oleh mahasiswa.
34
Lalu, aku pun berusaha kembali untuk menjawab pertanyaan awalku, yakni apa yang
dapat kuperbuat untuk KAT ITB 2023? Aku cukup tertarik dengan istilah civil society
yang telah disebutkan di atas. Berdasarkan pemahaman sederhanaku tentang civil
society tersebut, aku menyimpulkan seberapa menariknya kemahasiswaan ITB jika
sudah berhasil mengupayakan hal tersebut.
Lebih lanjut, aku mencoba mencari tahu terkait konsep civil society tersebut. Alhasil,
aku menemukan fakta bahwa civil society pada awalnya merupakan tradisi
pemikiran barat yang kemudian banyak diadopsi para cendekiawan di
negara-negara berkembang. Lebih lanjut, aku juga menemukan civil society adalah
bagian dari sejarah Eropa Barat yang kemudian ditarik menjadi teori dan pandangan
yang dipakai sebagai kerangka untuk memahami perubahan-perubahan sosial di
masa transisi dari suatu masyarakat feodal ke masyarakat yang lebih kompleks dan
modern. Masyarakat feodal sendiri adalah masyarakat yang memiliki struktur hierarki
yang lebih kaku, sedangkan civil society adalah masyarakat yang lebih terbuka dan
demokratis dimana kekuasaan dan kontrol tidak berada pada satu individu atau
kelompok.
Ide civil society ini juga mulai banyak diperbincangkan setelah lahirnya era reformasi
dalam masyarakat di Indonesia. Sistem kenegaraan yang digunakan di negara kita
mulai mengarah ke tatanan masyarakat yang madani.
Lalu aku pun penasaran, sebenarnya apa yang dapat dilakukan mahasiswa dalam
upaya berperan dalam membentuk masyarakat civil society tersebut? Pertanyaan
yang memang sangat general namun sangat fundamental yang seharusnya muncul
dalam benak setiap mahasiswa.
35
kaum intelektual? Hal tersebut aku simpulkan setelah aku menemukan sebuah data
menarik. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemendikbud Ristek), jumlah mahasiswa yang terdaftar di Indonesia pada
tahun 2022 adalah 9.32 juta jiwa. Dari angka tersebut, 7.83 juta jiwa merupakan
mahasiswa program sarjana. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
Indonesia yang sejumlah 275,36 juta jiwa, mahasiswa program sarjana hanya
berjumlah 2.86% dari total penduduk Indonesia.
Namun, aku merasa data diatas masih sangat kurang untuk menarik sebuah
kesimpulan, lalu aku pun menemukan fakta bahwa dari antara 275,36 juta jiwa
terdapat 190,5 juta jiwa yang memiliki umur 15-64 tahun. Umur tersebut di Indonesia
dianggap sebagai usia produktif yang dianggap usia untuk siap bekerja. Aku pun
menemukan fakta lainnya bahwa hanya terdapat 84,53 juta jiwa yang termasuk
dalam angka usia tidak produktif. Berdasarkan hal itu, aku menyimpulkan angka usia
produktif dan tidak produktif yang sangat jomplang, bahkan aku juga menemukan
data bahwa masyarakat dengan usia 20-24 yang seharusnya mereka sedang
menduduki bangku kuliah hanya berjumlah 22,5 juta jiwa. Jika kita lihat dari angka
tersebut, hanya terdapat 34.8 % yang sedang menduduki bangku kuliah S1. Bahkan,
dari angka 9.32 juta jiwa yang disebutkan sebelumnya, tidak dapat dipastikan bahwa
semua itu berasal dari usia 20-24 tahun.
Berdasarkan data tersebut, aku melihat mahasiswa, secara spesifik mahasiswa S1,
memiliki sebuah kesempatan yang tidak dimiliki banyak orang di Indonesia. Oleh
karena itu, saya berani mengatakan bahwa seharusnya mahasiswa S1, dapat bergerak
sebagai kaum intelektual yang dapat berperan dalam garda terdepan dalam suatu
proses perubahan sosial dalam rangka mewujudkan masyarakat madani yang telah
didefinisikan di atas.
36
Akan tetapi, masih banyak mahasiswa yang menurutku belum siap untuk
menjalankan peran sebagai garda terdepan dalam suatu proses perubahan sosial
tersebut. Aku merasa sebelum mahasiswa memulai sepak terjang mereka, maka
menurutku terdapat beberapa hal dalam diri mereka yang benar-benar diperbaiki
dan ditingkatkan. Pertama-tama, yang harus diperhatikan adalah terkait kepribadian
dan karakter yang dimiliki oleh mahasiswa. Mengapa aku berpikir demikian?
Menurutku, orang dengan kepribadian dan karakter yang kuat akan siap untuk
ditempatkan di manapun dan dalam situasi apapun.
Terlebih dari itu aku juga merasa, setiap mahasiswa harus dibekali dengan sebuah
idealisme tentang kemahasiswaan terlebih dahulu. Bahkan, jika kita menelisik lebih
dalam, banyak mahasiswa yang belum memiliki moral yang sejalan. Memang,
berbicara soal moral, tidak ada landasan pastinya, namun setidaknya kita mencoba
membedah semua yang berkaitan dengan moralitas menjadi lebih bijaksana dengan
berpikir multiperspektif. Dengan demikian, kita mencoba mendefinisikan suatu
kompas moral yang memang dianggap bijaksana dan layak untuk dipegang teguh.
Bergerak dari hal-hal itulah, aku merumuskan dokumen rancangan ini dan
gagasan itulah yang sebenarnya akan aku tekankan pada KAT ITB 2023.
37
Gagasan
Langkah pertama dalam alur yang aku berikan diatas adalah kompas moral. Lantas
kompas moral apa yang aku maksudkan disini? Berbicara soal moralitas, aku percaya
moral adalah nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mengatur perilaku seseorang dalam
hubungan dengan orang lain dan lingkungannya.
Berdasarkan hal itu aku percaya moral tidak dapat dibentuk secara langsung, kita
hanya dapat menentukan kompas moral, yaitu panduan dalam memilih perilaku yang
benar dan baik dalam hidup. Kompas moral ini dibentuk melalui proses pemikiran
dan refleksi, serta pengalaman hidup yang dijadikan pegangan dalam mengambil
keputusan dan bertindak. Dengan memiliki kompas moral yang baik, kita dapat
38
memperkuat nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral dalam diri kita, dan dengan
demikian menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab dalam kehidupan
sehari-hari.
Lantas, apa kaitannya kompas moral tersebut dengan karakter pada proses
berikutnya pada gambar diatas?
Nilai-nilai moral yang dipelajari oleh seseorang dapat membentuk pandangan hidup
dan perilaku yang sesuai dengan moralitas dan etika yang diterima secara sosial.
Dengan adanya nilai-nilai moral tersebut, tentunya dapat membentuk manusia yang
memiliki kepribadian yang baik dan bermartabat, begitu pun sebaliknya. Oleh karena
itu, penting bagi setiap individu untuk memiliki kompas moral yang baik dan teguh
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat membantu membentuk kepribadian
yang baik dan bermartabat.
Harapannya, proses yang telah dilalui di atas dapat membantu setiap mahasiswa
untuk mempunyai idealismenya yang nantinya akan mempengaruhi idealisme setiap
orang, bahkan membantu mereka yang selama ini belum memiliki idealisme. Berikut
ini proses yang dilalui setelah setiap individu memiliki idealismenya masing-masing.
39
Gambar 4. Alur Pembentukan Idealisme
Jika kita perhatikan diatas, idealisme yang diarahkan pada KAT ITB 2023 tentunya
akan menghasilkan warna yang berbeda bergantung kepada siapa yang menerima.
Namun harapannya warna-warna tersebut tetap berujung pada kesadaran untuk
berkontribusi dalam masyarakat dalam upaya membentuk masyarakat yang madani
atau civil society
40
Perumusan Latar Belakang
– Agustinus Wibowo
Ungkapan di atas sangat cocok dalam membuka perumusan latar belakang ini. Aku
merasa gagasan yang telah aku jelaskan di atas memang hanyalah sebuah kondisi
ideal (das sollen) yang tidak sesuai dengan realita (das sein). Namun, aku tetap ingin
mengupayakan yang terbaik dalam rangka mencapai keidealan tersebut.
Bergerak dari gagasan yang telah aku jelaskan pada bagian sebelumnya, aku akan
merumuskan latar belakang dari KAT ITB 2023 ini. Namun, tidak hanya dari sebuah
ide atau gagasan, aku juga memiliki mimpi tersendiri untuk KAT ITB 2023. Menurutku,
mimpi dan gagasan tersebut akan saling melengkapi dalam hal merancang bagian
latar belakang yang tentunya akan menjadi dasar dari KAT ITB 2023
41
Latar Belakang
“Ada dua pilihan hidup di pagi hari, kembali tidur untuk melanjutkan mimpi atau
bangun tidur untuk mewujudkan mimpi.”
Aku rasa ungkapan di atas sangat cocok untuk membuka bagian ini, aku memilih
untuk mewujudkan realisasikan mimpi dan gagasanku yang telah dijelaskan di atas
dengan mencoba menulis latar belakang untuk KAT ITB 2023.
Tentunya, dalam menulis bagian ini yang perlu diingat adalah apa yang telah aku
sampaikan pada bagian pembuka sebelumnya, terkait dengan das sollen atau
keidealan dan juga das sein atau realita. Dalam konteks penulisan latar belakang ini
aku akan mencoba mencari keidealan, namun nanti entah bagaimana realisasinya
aku tidak dapat memastikannya. Satu hal yang dapat aku pastikannya adalah aku
akan mengupayakan yang terbaik tentunya dengan bantuan kalian semua, massa
kampus.
KAT ITB 2023, bagiku menjadi sebuah pintu awal kaderisasi dalam konteks ITB di
tahun 2023. Tentunya aku akan berusaha yang sebaik mungkin untuk dapat
mencetak kader yang terbaik di tahun ini. Dalam proses mencetak kader yang
terbaik, KAT ITB 2023 juga harus menciptakan kaderisasi yang ber esensial bagi
peserta maupun panitia.
Jika membahas mengenai kader terbaik tentunya tidak akan ada ujungnya, namun
dalam KAT ITB 2023 ini aku akan mengupayakan untuk dapat mencetak kader
terbaik dengan membentuk karakter, kepribadian, dan kompas moral dari setiap
kader yang dapat membuat setiap individu memiliki idealisme dengan berujung
pada adanya warna masing-masing setiap individu untuk berperan dalam
42
menciptakan masyarakat masa depan yang madani atau sering disebut civil
society.
Dalam upaya mencapai hal diatas, KAT ITB 2023 akan menjadi ajang untuk
menanamkan romantisisasi kehidupan kampus dengan berusaha untuk melibatkan
sebanyak mungkin partisipasi dari elemen di dalam KM ITB.
43
Gambar 5. Alur Latar Belakang
44
Berikut ini saya mencoba untuk memberikan kontekstualisasi mimpi secara lebih mendetail:
45
Gambar 6. Kontekstualisasi mimpi dan alur utama
46
Analisis Kondisi Ideal
Setelah aku menjelaskan dasar yang akan aku bawakan dalam KAT ITB 2023 ini, aku
akan mencoba menyampaikan temuanku terkait kondisi ideal dalam hubungannya
terhadap apa yang akan aku bawakan dalam KAT ITB 2023. Dalam melakukan analisis
kondisi ideal ini, aku menggunakan dua tinjauan, yakni tinjauan yuridis dan tinjauan
pustaka. Tinjauan yuridis aku artikan sebagai sumber-sumber hukum (peraturan
perundang-undangan). Tinjauan pustaka aku artikan sebagai sumber-sumber
pustaka dan referensi seperti buku, artikel, jurnal, esai, dan lainnya.
Selanjutnya, analisis kondisi ideal ini akan aku bagi menjadi beberapa bagian untuk
menjawab latar belakang pada bagian sebelumnya, di antaranya:
5. Kondisi ideal terkait kolaborasi setiap elemen untuk KAT ITB 2023
Berikut ini saya mencoba untuk menganalisis bagian-bagian yang ada di atas:
a. Tinjauan Pustaka
47
i. Dokumen KM ITB
Insight:
1. Mandiri
2. Kekeluargaan
3. Adil
5. Representatif
7. Transparan
48
Insight:
49
zaman adalah organisasi yang memiliki karakter seperti halnya
karakter masyarakat madani. Karakter itu yaitu mandiri,
kekeluargaan, demokratis, aspiratif, partisipatif, representatif,
efektif, dan efisien. Selain itu harus ada karakter lain yang penting,
yaitu terbuka dan adaptif. Artinya, organisasi kemahasiswaan
harus mampu menyesuaikan diri dengan segala perubahan
budaya yang terjadi dalam masyarakatnya. Lebih detail lagi,
organisasi kemahasiswaan harus menjamin kemudahan untuk
perubahan strukturnya karena sebenarnya struktur selalu memiliki
sifat membatasi. Di sisi lain, jaminan atas adanya iklim yang
partisipatif dan aspiratif sebenarnya turut menentukan tingkat
adaptasi organisasi terhadap segala perubahan. Hal ini terjadi
karena iklim tersebut menjamin berlangsungnya proses perbaikan
diri dalam organisasi.
Kesimpulan:
Insight:
50
Civil society merupakan “rumah” persemaian bagi demokrasi.
Perlambang demokrasinya adalah pemilu yang bebas, rahasia,
dan jurdil. Namun, demokrasi tak hanya bersemayam dalam
pemilu sebab jika demokrasi memang harus memiliki rumah,
maka rumahnya adalah civil society. Sejalan dengan itu
dikatakan, ada enam kontribusi civil society terhadap proses
demokrasi. Pertama, civil society menyediakan wahana sumber
daya politik, ekonomi, sosial, budaya, dan moral untuk mengawasi
dan menjaga keseimbangan pejabat negara. Kedua, potensi
pluralisme dalam civil society jika diorganisir secara rapi akan
menjadi pondasi penting bagi persaingan demokratis. Ketiga,
memperkaya partisipasi politik dan meningkatkan kesadaran
kewarganegaraan. Keempat, turut menjaga stabilitas negara.
Kelima, sebagai sarana untuk menggembleng kedewasaan para
elite politik. Keenam, mencegah dominasi dan hegemoni dari
sebuah rezim otoriter.
51
partisipatoris, kejujuran, hood governance, persamaan gender,
dan counterbalancing.
Kesimpulan:
Insight:
52
peradaban merupakan suatu hal yang didorong oleh budaya itu
sendiri hingga mencapai puncaknya. Budaya sendiri merupakan
deskripsi yang menjelaskan tentang sikap-sikap yang
benar-benar subjektif, seperti nilai-nilai, sikap, kepercayaan,
orientasi, dan praduga mendasar yang lazim pada suatu
masyarakat.
Kesimpulan:
53
1. Budaya merupakan nilai-nilai, idea, sikap, orientasi atau hal-hal
subjektif lainnya yang menjadi katalisator terbentuknya
peradaban. Moralitas, kompas moral, dan karakter pun
merupakan bentuk dari budaya
a. Tinjauan Pustaka
i. Dokumen ITB
1. Konsepsi KM ITB
Insight:
54
Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat.
55
kedua ini mengarah pada peran mahasiswa untuk mengkritisi dan
ikut menata kehidupan masyarakat bangsanya dengan dasar
nilai-nilai moral dan akademik. Kedua peran itulah yang harus
dijalankan untuk mewujudkan sosok utuh mahasiswa.
Kesimpulan:
Insight:
56
3. Indonesia adalah negara yang berkarakter oleh karena itu
diperlukan pembentukan penggerak-penggerak yang dididik
berkarakter
Kesimpulan:
57
membangun kehidupan yang baik dan bermanfaat bagi
diri sendiri dan orang lain
Insight:
58
mulia dan hak-hak serta kewajiban-kewajiban asasi. Kita wajib
bertindak secara adil dan beradab terhadapnya. Sila ketiga
mewajibkan kita untuk menjunjung tinggi dan mencintai tanah
air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan
kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap yang
solider serta loyal terhadap sesama warga negara kita; Sila
keempat mewajibkan kita untuk ikut serta dalam kehidupan
politik serta pemerintahan negara, paling tidak secara tidak
langsung, bersama-sama dengan semua sesama warga
negara atas dasar persamaan tanggung jawab dan hak atas
hasilnya; Sila kelima mewajibkan kita untuk memberikan
sumbangan kita yang wajar sesuai dengan kemampuan dan
kedudukan kita kepada negara demi terwujudnya
kesejahteraan umum atau kesejahteraan lahir batin selengkap
mungkin bagi seluruh rakyat.
59
pandangan hidup bangsa ini dimurnikan dan dipadatkan
menjadi dasar falsafah atau ideologi Negara Indonesia
Merdeka, dan secara demikian menjadi sumber tertib negara
dan sumber tertib hukumnya serta jiwa seluruh kegiatan
negara dalam segala bidang kehidupannya. Dengan demikian
Pancasila adalah maha penting dalam kehidupan bangsa dan
negara Indonesia seperti ditandaskan oleh
Kesimpulan:
Kesimpulan:
60
Pancasila dan penjabarannya dalam UUD 1945, asal dipahami,
dihayati dan diamalkan atau dilaksanakan dalam segala segi
kehidupan dalam tata pergaulan Bangsa Indonesia merupakan
jaminan bagi tercapainya tujuan-tujuan nasional, khususnya
terwujudnya ''suatu masyarakat adil dan makmur yang merata
materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila'' yang pada
gilirannya akan memungkinkan setiap warga bangsa dan
negara hidup layak.
Salah satu konsep yang dibahas dalam jurnal ini adalah konsep
self atau diri. Konsep ini menggambarkan bagaimana manusia
memiliki persepsi dan pemahaman tentang dirinya sendiri, serta
bagaimana hal tersebut mempengaruhi perilaku dan pengambilan
keputusan. Penulis juga membahas tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan self, seperti pengalaman hidup,
budaya, dan lingkungan sosial.
61
Dalam konteks ini, penulis juga membahas tentang beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian,
seperti pengalaman hidup, pendidikan, dan lingkungan sosial.
Kesimpulan:
a. Tinjauan Pustaka
Insight:
Kesimpulan:
62
Kaderisasi di ITB terjadi dengan mengacu pada dokumen RUK
dengan tujuan untuk menjaga gerak aktivis KM ITB tetap dalam
falsafah dasar kemahasiswaan dan orientasinya.
Insight:
Profil Pra Lembaga Fase Pra Lembaga adalah fase yang dijalani oleh
seorang anggota KM ITB sebelum ia menjadi anggota lembaga di
KM ITB. Fase ini merupakan fase awal yang pasti dijalani oleh setiap
anggota KM ITB dan merupakan fase inisiasi untuk mengenal dunia
kemahasiswaan dan sekaligus fase adaptasi terhadap status barusnya
sebagai seorang mahasiswa. Profil dari Fase Pra Lembaga ini adalah
sebagai berikut:
63
2. Memaknai posisi, potensi, dan peran diri sebagai konsekuensi
atas status di lingkungan yang baru, khususnya sebagai
mahasiswa
Kesimpulan:
64
iii. Jurnal Pedagogy of the Oppressed Fifty Years On: A Review Essay
oleh Diana Abbott and Ken Badley
Kesimpulan:
65
4. Metode kaderisasi yang esensial menurut Pedagogy of the
Oppressed melibatkan partisipasi aktif kader dalam proses
pembelajaran dan pengambilan keputusan. Berikut beberapa
contohnya:
66
terlibat dalam semua tahapan penelitian, mulai dari
perumusan masalah hingga pengambilan tindakan yang
konkret.
Insight:
67
yaitu proses meramu dengan mengambil sistem yang dianggap baik
dan diintegrasikan ke dalam suatu sistem. Maka sistem pengkaderan
yang ada di ITB pada saat ini merupakan sistem pengkaderan yang
sudah mengalami proses eklektik itu sendiri.
Kesimpulan:
Insight :
68
Kaderisasi diperlukan karena semua manusia termasuk yang
sekarang menjadi pemimpin, suatu saat pasti akan mengakhiri
kepemimpinannya, baik dikehendaki maupun tidak. Proses
tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya:
d. Kematian.
69
2. Mengkomunikasikan hasil berpikir
Kesimpulan:
a. Tinjauan Yuridis
i. UU RI No 12 Tahun 2002
70
b. Tinjauan Pustaka
Insight:
Kesimpulan:
Setiap materi yang diajarkan pada KAT ITB 2023 sebaiknya mampu
menjawab profil pra-lembaga di atas dengan menyesuaikan
relevansi dan juga tahapan ketercapaiannya.
71
Metode: Studi Literatur
Insight:
Kesimpulan:
72
5. Kondisi ideal terkait kolaborasi setiap elemen untuk KAT ITB 2023
a. Tinjauan Pustaka
i. Dokumen ITB
Insight:
a. Mandiri
b. Kekeluargaan
c. Adil
e. Representatif
g. Transparan
73
Pasal 51: Kabinet KM ITB mendapatkan dukungan sumber
daya manusia dari Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Unit
Kegiatan Mahasiswa untuk melaksanakan program
pemenuhan kebutuhan seluruh mahasiswa dan program
terpusat yang telah disetujui oleh Kongres KM ITB sesuai
kesepakatan yang telah ditentukan.
Kesimpulan:
a. Tinjauan Pustaka
Kesimpulan:
74
1. Romantisasi dapat mempengaruhi identitas pengikut. Dalam
penelitian ini, disebutkan romantisasi dapat mempengaruhi
identitas pengikut, termasuk persepsi diri, perasaan keterkaitan
dengan organisasi, dan keinginan untuk terlibat dalam organisasi
Kesimpulan:
75
2. Romantisasi dapat membantu membentuk identitas seseorang.
Dalam penelitian ini, pengidolaan terhadap gambaran yang ideal
dapat membantu seseorang membentuk identitas yang lebih
jelas dan mengembangkan nilai-nilai yang lebih kuat.
a. Tinjauan Pustaka
i. Dokumen Lainnya
Insight:
76
merupakan faktor utama yang menggerakkan semua aktivitas
manusia, badan, atau jasmani tanpa memiliki apa-apa.
Kesimpulan:
77
Kondisi Ideal
78
4 Masyarakat dalam civil society memiliki karakteristik Id-1.4
adanya ruang publik yang bebas, pilar penegak dan
terdapat budaya antaranya demokratis, toleransi, saling
mempercayai, saling menghargai, sikap kritis dan rasional,
keadilan, pertanggungjawaban, partisipatoris, kejujuran,
hood governance, persamaan gender, dan
counterbalancing.
79
tujuan-tujuan nasional, khususnya terwujudnya ''suatu
masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan
spirituil berdasarkan Pancasila'' yang pada gilirannya akan
memungkinkan setiap warga bangsa dan negara hidup
layak.
80
12 Kaderisasi yang ideal menurut pedagogy of the Id-3.3
oppressed adalah kaderisasi yang tidak hanya
menanamkan nilai-nilai yang dianggap benar oleh senior,
tetapi juga memberikan kesempatan bagi junior untuk
mengembangkan pemikiran kritis mereka sendiri. Dalam
kaderisasi ini, junior dianggap bukan sebagai objek yang
harus diisi dengan pengetahuan, tetapi sebagai subyek
yang harus diberikan kesempatan untuk berbicara dan
memikirkan solusi atas masalah yang dihadapi.
81
menguntungkan dan membawa perubahan positif bagi
individu dan masyarakat.
82
c. Meningkatkan partisipasi dalam memecahkan
masalah
21 KAT ITB sebagai salah satu acara yang dijalankan oleh KM Id-5.1
ITB seharusnya mampu memunculkan harmonisasi dan
kolaborasi seluruh HMJ dan UKM dalam pelaksanaannya.
83
22 Pengalaman kepemimpinan sebelumnya dapat Id-6.1
mempengaruhi sikap seseorang terhadap romantisasi, di
mana mereka yang memiliki pengalaman kepemimpinan
lebih cenderung untuk memiliki sikap yang lebih realistis
terhadap kepemimpinan.
84
harmonis dan penuh warna, mampu menahan berbagai
tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu
membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik.
Setelah aku menemukan kondisi ideal dalam KAT ITB 2023 ini, aku akan mencoba
melakukan analisis kondisi aktual berdasarkan hal tersebut. Dalam melakukan
analisis kondisi aktual ini, aku menggunakan beberapa tinjauan, yakni tinjauan
historis, kuesioner, dan wawancara. Tinjauan historis sendiri aku artikan sebagai hasil
peninjauan terhadap dokumen-dokumen preseden KAT sebelumnya ataupun
preseden dokumen lainnya di dalam kampus ITB.
Wawancara
Adapun tokoh ataupun pihak yang aku wawancarai dalam mengumpulkan data
kondisi aktual ini adalah:
Pendahulu KAT
85
Perangkat Mentor OSKM 2020 Hasna Khadijah
Target Lembaga
Wawancara
HMIF ITB, HMTM “Patra” ITB, KMM ITB, HMTG ”GEA” ITB,
Himpunan HMTL ITB, HMFT, IMT Signum, MTM ITB, VASA, HMT ITB,
Himatek, HMPG, HMRH, Selva, Vadra
86
FKHJ Belum terealisasi
(Sudah
dijadwalkan)
Ketua Angkatan FTI, STEI-R, STEI-K, SITH-R STEI-R, FMIPA, FSRD, SAPPK, FTTM,
2022 FITB
PJS Angkatan FTI, STEI-R, STEI-K, SITH-R STEI-R, FMIPA, FSRD, SAPPK, FTTM,
2022 FITB
Berikut ini beberapa data yang aku dapatkan dari hasil wawancara, penyebaran
kuesioner dan studi literatur terhadap dokumen historis.
87
3. Evaluasi terhadap kaderisasi di ITB yang ada dalam 1 tahun terakhir
f. Moralitas yang cenderung menurun akhir-akhir ini, namun hal ini sulit
diukur dan bersifat abstrak, perlu didefinisikan lebih lanjut dan akan
lebih baik jika melibatkan lembaga lain, seperti unit keagamaan dalam
perumusannya (AK-6)
88
a. KAT ITB 2022, kurang dalam menanamkan fundamental kemahasiswaan
sehingga banyak lembaga yang masih merasa diklat terpusat kurang
membantu dalam proses kaderisasinya (AK-7).
b. KAT ITB 2022 kurang dapat membangun hubungan yang baik dengan
seluruh elemen kampus, dalam kasus ini adalah HMJ dan UKM (AK-8).
c. OSKM ITB 2022 yang menjadi bagian dari KAT ITB 2022 kurang dapat
memberikan kesan kepada mahasiswa baru (AK-9).
f. Dampak dari kaderisasi tidak terlalu signifikan dan output kader yang
kurang dapat terwujud (AK-15)
89
h. Pemilihan dan pelaksanaan metode kaderisasi masih kurang maksimal
(AK-17)
k. Kondisi angkatan 2022 yang masih kurang dapat keluar dari zona
nyaman (AK-20)
l. Kondisi angkatan 2022 yang masih kurang dapat aware dengan apa
yang terjadi dalam lingkungan kampus (AK-21)
90
c. Harapannya KAT ITB 2023 dapat membentuk kader yang dapat
memiliki impact dimanapun dia berada (AK-27).
e. Harapannya KAT ITB 2023 dapat membentuk kader yang memiliki rasa
bangga dan peduli terhadap KM ITB (AK-29)
f. KAT ITB 2023 harus membuat batasan ketercapaian profil yang jelas
untuk menghindari overlapping ataupun redundansi dengan kaderisasi
lainnya (AK-30)
1. Kuesioner
Threshold ITB
91
Angka
Keterpenuha
Jumlah n per
Persentase
Fakultas Mahasiswa Total Target Fakultas
per Fakultas
per Fakultas dengan
Threshold
ITB
92
FITB 350 8% 367.68 28.28
93
STEI 700 254.55
Penjelasan :
94
Namun, pada akhirnya data yang didapatkan dari kuesioner masih sangat
minim dan masih banyak terdapat bias, sehingga aku pun memilih menjadikan
data tersebut hanya sebagai validasi. Oleh karena itu, aku berusaha untuk
mendapatkan data sebanyak-banyaknya melalui wawancara dengan ketua
angkatan yang harapannya dapat representatif, dan beberapa orang yang aku
jadikan random sampling dalam analisis ini.
2. Peta Awan
Peta Awan TPB 2021 ini dilakukan oleh Kementerian Halo TPB.
Pengolahan data dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
pembersihan data. Setelah pembersihan noisy data dan beberapa data
yang mengandung bias, jumlah responden didapatkan sejumlah 4355
responden.
95
Berdasarkan data didapatkan, bahwa 73.5% menjawab dalam
skala 3-4 yang tergolong sudah memahami terkait jurusan yang
ada di fakultas atau sekolah. Sedangkan, 26.5% menjawab skala
1-2 yang menunjukkan belum paham terkait jurusan yang ada di
dalam fakultas atau sekolahnya. Namun data tersebut belum
dapat memvalidasi lebih lanjut terkait pemahamannya.
ii. Bidang organisasi yang pernah kamu ikuti selama SMA? (AK-32)
96
Berdasarkan data didapatkan bahwa 87.2% menjawab dalam
skala 3-4 yang tergolong tertarik untuk mengikuti kegiatan dalam
organisasi mahasiswa. Sedangkan 12.8% menjawab skala 1-2 yang
tergolong tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan dalam
organisasi mahasiswa
v. Isu apa saja yang menjadi ketertarikan kamu saat ini? (AK-35)
97
b. Peta Awan TPB 2022
Peta Awan TPB 2022 ini dilakukan oleh Kementerian Halo TPB.
Pengolahan data dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
pembersihan data. Setelah pembersihan noisy data dan beberapa data
yang mengandung bias, jumlah responden didapatkan sejumlah 5266
responden.
1. Suportif
2. Nyaman
3. Aman
98
Kesimpulan: Berdasarkan tiga jawaban teratas responden,
sumber utama mendapatkan informasi tentang ITB adalah dari
media social, situs official ITB, dan beberapa situs lainnya seperti
quora. (AK-37)
99
iv. Seberapa paham kamu mengenai Keluarga Mahasiswa ITB (KM
ITB)?
100
vi. Apakah kamu sudah mempunyai visi hidup?
101
kemahasiswaan yang terdapat di ITB serta sebesar 18,8% dari
mereka yang paham serta 1,3% yang sangat paham.
102
x. Soft skills yang ingin kamu pelajari selama kuliah (AK-44)
xi. Hard skills yang ingin kamu pelajari selama kuliah (AK-45)
103
Berdasarkan data, didapatkan bahwa 98.3 % responden
menganggap berkarya dan berinovasi selama kuliah merupakan
hal yang penting.
104
responden sudah memahami terkait fasilitas berkarya dan
berinovasi.
105
Berdasarkan data di atas, 75.5 % responden memilih luring, 46.1%
hybrid, dan sisanya menjawab daring.
106
Berdasarkan data yang diperoleh, mayoritas TPB 2022 memiliki
preferensi sinkron terkait metode kaderisasi dengan hanya 9.5%
memiliki preferensi asinkron.
Tinjauan Historis
107
1. Terdapat beberapa bidang dan/atau divisi yang tidak berjalan
sebagaimana target yang telah ditetapkan karena terkendala sumber
daya manusia dan/atau sumber dana yang kurang, kendala internal
panitia, KM ITB, dan pihak luar KM ITB.
108
Hal 133/LPJ/OSKM ITB 2018:
Kurang jelasnya skala prioritas mata acara yang terdapat di OSKM ITB 2018,
sehingga ketika terdapat kondisi tidak ideal yang memaksa Panitia untuk
mengorbankan salah satu mata acaranya, Panitia masih bingung dan
menjadi kurang objektif keputusan yang diambil.
Banyak informasi yang tidak dapat dijelaskan seperti rincian harga barang
logistik untuk acara hari H OHU, sehingga menghambat keuangan OHU.
109
2. Panitia lapangan keamanan yang hadir berada dibawah jumlah
minimum seharusnya, sehingga pada beberapa waktu pengondisian
terjadi kondisi yang kurang kondusif terutama di area barisan
belakang.
1. Perubahan visi dan misi OSKM ITB 2019 pada awal keberjalanan
kepanitiaan.
Total waktu pengumpulan panitia Ring 1 dan 2 adalah 3-4 minggu. Hal
ini terjadi karena Ketua tidak mempersiapkan nama-nama untuk
mengisi setiap bidang sebelum resmi terpilih sebagai Ketua OSKM ITB
2019.
110
3. Linimasa persiapan OSKM ITB 2019 sangat singkat
Hal ini terjadi karena Ketua terpilih lebih terlambat (akhir April)
dibandingkan OSKM sebelumnya (Ketua OSKM ITB 2018 terpilih pada
awal April) dan liburan Idul Fitri dimulai kurang dari sebulan setelah
Ketua terpilih. Hal ini menyebabkan kepanitiaan baru mulai bekerja
secara efektif setelah liburan Idul Fitri selesai (Mulai efektif dari
tanggal 13 Juni 2019) dengan waktu efektif persiapan panitia untuk
OSKM ITB 2019 hanya sekitar 2.5 bulan. Kondisi Ini menyebabkan
banyak persiapan penting yang terburu-buru seperti pencarian
sponsor, pembicara, diklat panitia, perizinan, pembuatan grand
design, pembuatan animasi, pembuatan Buku Sakti, dsb.
111
kurang dapat berkomunikasi dengan baik, kurang memprioritaskan
penjalinan hubungan kultural ke lembaga, dan kurang memahami
pemosisian lembaga dalam persiapan OSKM ITB 2019.
6. Pelarangan sebagian UKM oleh LK ITB untuk mengikuti OHU ITB 2019
Terdapat 81 UKM yang secara resmi mengikuti kegiatan OHU ITB 2019
karena hanya terdapat 81 UKM yang terdaftar secara resmi di LK ITB.
Hal Ini tidak sesuai dengan total 92 UKM yang terdata di Database KM
ITB. Dampaknya terdapat 11 UKM yang dilarang untuk mengikuti
kegiatan OHU ITB 2019 padahal sudah dipersiapkan oleh panitia.
112
10. Pembagian kerja bidang OHU kurang efektif
Evaluasi keseluruhan
113
Hal 61/LPJ/OSKM ITB/2021:
Miskomunikasi yang kadang terjadi karena kompleksitas sistem KAT ITB 2021
Pembentukan SOP surat menyurat sekretaris KAT ITB 2021 harus selaras
dengan SOP surat menyurat sekretaris kabinet
Terdapat sedikit perbedaan dalam elemen perangkat bidang acara tahun ini
dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini terdapat kreatif bidang. Pencarian
orang untuk posisi tersebut ini terdapat sedikit kendala, karena beberapa
nama yang direkomendasikan menolak dengan alasan satu dan lain hal.
114
Segala hal yang berkaitan dengan lembaga lain hendaknya dibuat MOU
kesepakatan yang ditandatangani dua belah pihak sejak Diklat Terpusat
sampai OSKM. Hal ini bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan ataupun menjadi penyelesaian bila terjadi masalah.
Dikpus berjalan dalam kondisi yang tidak ideal karena pergantian metode
yang mendadak dan waktu persiapan dari forum materi dan metode terlalu
sempit ditambah dengan kondisi dari Tim Kajian yang kekurangan staf serta
kondisi fisik yang tidak memadai menimbulkan masalah fatal.
Adapun akar masalah selain waktu dan kondisi staff yang tidak memadai
yaitu pembagian peran penanggung jawab yang tidak terdefinisikan dengan
baik sehingga beban kerja tidak terdistribusi dengan merata dan cenderung
tumpang tindih.
115
Secara umum pendiklat sudah paham tentang budaya keamanan serta cara
mendidik kepada CaMan namun sebagai angkatan yang belum pernah
didiklat sebelumnya pengetahuan akan materi yang rendah menjadi evaluasi
utama. Selain itu profesionalisme pendiklat terkait ketepatan waktu dan juga
komitmen masih harus ditingkatkan lagi.
116
5. Bidang/divisi non-lapangan terkadang belum menyiapkan kurikulum
yang matang (AK-H-5).
117
Perumusan Kesenjangan
Kode
Kode Kode
Topik Kesenjangan dan Kode
Ideal Aktual
Bahasan
AK-8
3. KM ITB gagal menjadi rumah persemaian
118
AK-23 toleransi, saling mempercayai, saling
menghargai, sikap kritis dan rasional,
AK-24
keadilan, pertanggungjawaban, partisipatoris,
AK-26 kejujuran, hood governance, persamaan
gender, dan counterbalancing. (G-5)
AK-27
AK-28
AK-29
AK-31
AK-32
AK-33
AK-34
AK-36
119
AK-36 sepatutnya dijadikan landasan atau kompas
dalam menentukan moral yang dipegang
AK-37
baik oleh suatu insan maupun bangsa
AK-38 Indonesia. (G-6)
AK-39
AK-42
AK-17
4. Kaderisasi di ITB masih banyak yang belum
120
AK-22 5. Masih terdapat pendiklat yang gagal menjadi
sosok teladan bagi peserta. (G-11)
AK-23
AK-24
AK-25
AK-26
AK-27
AK-28
AK-29
AK-30
AK-31
AK-32
AK-33
AK-34
AK-37
AK-38
AK-39
AK-40
AK-42
121
AK-43
AK-44
AK-45
AK-46
AK-47
AK-48
AK-49
AK-50
AK-51
AK-19
AK-22
AK-31
AK-32
AK-33
122
AK-34
AK-37
AK-38
AK-39
AK-40
AK-42
AK-43
AK-44
AK-45
AK-46
AK-47
AK-48
AK-49
AK-50
AK-51
123
AK-37
AK-38
AK-39
AK-32
AK-33
AK-34
AK-37
AK-38
AK-39
AK-42
124
7 Id-1.6 AK-41 1. Masih banyak mahasiswa yang belum
memiliki idealisme dalam hidupnya. (G-15)
125
Perumusan Kebutuhan
Kode
Kebutuhan Kode Kebutuhan
Kesenjangan
126
toleransi, saling mempercayai, saling
menghargai, sikap kritis dan rasional, keadilan,
pertanggungjawaban, partisipatoris, kejujuran,
hood governance, persamaan gender, dan
counterbalancing.
127
G-9 Diperlukan kaderisasi yang beresensi yang N-9
tidak hanya sebatas menjalankan sebuah hal
yang disebut dengan budaya
128
membentuk identitas yang lebih jelas dan
mengembangkan nilai-nilai yang lebih kuat.
KAT ITB memiliki tujuan yang selaras dengan N-AF1 Arahan Strategis
dokumen dasar KM ITB. Formatur
129
sebagai pemuda yang merupakan bagian dari
lapisan masyarakat Indonesia.
130
KAT ITB yang dapat menumbuhkan rasa N-AF9
kepemilikan dan semangat berkemahasiswaan
bagi semua orang yang terlibat di dalamnya.
131
awal dari upaya penjagaan kader terpusat KM
ITB.
KAT ITB dapat menanamkan karakter dasar dan N-K3M-S1 Arahan Strategis
visi KM ITB 23/24 K3M
132
kaderisasi sektora lanjutan agar dapat
terwujud kaderisasi yang berkesinambungan
KAT ITB dapat memvisualisasikan visi KM ITB N-K3M-T1 Arahan Teknis K3M
23/24 dengan pendekatan historis dan visi
masa depan Indonesia
133
KAT ITB dapat mengarahkan pelaksanaan N-K3M-T5
simulasi pergerakan sosial politik dengan
mengangkat suatu isu nasional/regional demi
mewujudkan mahasiswa yang berwawasan
kebangsaan
134
Visi
KAT ITB sebagai vivarium pencetak katalisator penuh warna dalam mewujudkan
masyarakat madani.
Penjelasan Visi:
1. Vivarium
Vivarium berasal dari istilah bahasa latin yang memiliki arti Viva (kehidupan)
dan Arium (ruang/wadah/tempat). Jadi secara definisi Vivarium itu adalah
tempat buatan yang dibentuk menyerupai habitat asli pada ekosistem.
Jadi, KAT ITB sebagai vivarium menunjukkan bahwa KAT ITB dilihat sebagai
suatu tempat di mana para mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang
sebagai katalisator, yaitu sebagai penggerak perubahan yang mendorong
perubahan positif dalam masyarakat. Dalam konteks ini, KAT ITB berperan
sebagai suatu lingkungan yang mendukung pertumbuhan, belajar, dan
kolaborasi.
135
Katalisator /ka.ta.lis.sa.tor/ menurut KBBI adalah seseorang atau sesuatu yang
menyebabkan terjadinya perubahan dan menimbulkan kejadian baru atau
mempercepat suatu peristiwa.
Dalam proses mencetak katalisator tersebut, KAT ITB 2023 akan menanamkan
beberapa hal penting yang berguna untuk membuka pemikiran, membentuk
idealisme, dan menyadarkan peranan setiap insan di dalam vivarium tersebut.
3. Masyarakat Madani
Dalam konteks ini KAT ITB 2023 akan berusaha untuk menghasilkan katalisator
penuh warna yang mampu mewujudkan masyarakat madani dalam kehidupan
nantinya.
136
Misi
Setelah aku mendapatkan visi yang telah dijelaskan pada bagian di atas, aku
mencoba untuk membuat misi yang dapat mengupayakan visiku untuk KAT ITB 2023
diatas. Dalam merumuskan misi ini aku berlandaskan tools yang biasa dikenal
dengan MECE Method.
MECE adalah singkatan dari "Mutually Exclusive, Collectively Exhaustive", yang berarti
metode ini digunakan untuk memastikan bahwa semua elemen dalam suatu
kelompok atau kategori tidak tumpang tindih dan tidak ada yang terlewatkan. Dalam
perumusan misi, MECE adalah metode yang digunakan untuk menyusun pernyataan
misi dengan cara yang jelas, kohesif, dan sistematis. MECE dapat diterapkan dengan
cara mengidentifikasi dan membagi elemen-elemen pernyataan misi menjadi
kategori yang saling eksklusif dan saling melengkapi satu sama lain.
Berikut hasil yang aku dapatkan terkait misiku yang telah aku rumuskan berdasarkan
MECE method diatas:
137
1. KAT ITB 2023 dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan dapat
mendukung pertumbuhan dan pengembangan setiap insan yang terlibat di
dalamnya.
Penjelasan Misi:
Misi "KAT ITB 2023 dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan dapat
mendukung pertumbuhan dan pengembangan setiap insan yang terlibat di
dalamnya" bertujuan untuk menciptakan sebuah lingkungan yang aman,
terbuka dan inklusif bagi setiap insan yang terlibat di dalamnya, baik itu
mahasiswa, dosen, staf, atau masyarakat umum yang terlibat dalam kegiatan
KAT ITB.
Selain itu, misi ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa setiap insan yang
terlibat di dalamnya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai
dengan potensi yang dimilikinya. KAT ITB harus mampu memberikan dukungan
yang diperlukan, baik itu melalui fasilitas, program, atau bimbingan, sehingga
setiap insan dapat mengembangkan diri dengan baik dan menjadi pribadi
yang tangguh dan berkarakter.
138
Dengan terciptanya lingkungan yang inklusif dan mendukung pertumbuhan
dan pengembangan setiap insan, KAT ITB dapat memenuhi tujuannya dalam
mewujudkan visinya sebagai vivarium pencetak katalisator penuh warna
dalam mewujudkan masyarakat madani.
Objektif Misi :
6. KAT ITB 2023 dapat memberikan impresi awal baik akan gerakan
kemahasiswaan sebagai awal dari upaya penjagaan kader terpusat KM
ITB.(N-AF15)
139
Penjelasan Misi:
Namun, KAT ITB juga harus memperhatikan keunikan atau "warna" setiap insan,
yaitu ciri-ciri dan karakteristik yang membedakan satu individu dengan
individu lainnya. Hal ini dapat mencakup perbedaan latar belakang, agama,
budaya, gender, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan pendidikan, KAT ITB
harus memastikan bahwa setiap insan dapat merasa diterima dan dihargai,
serta dapat berkembang secara optimal tanpa merasa terdiskriminasi.
Objektif Misi :
140
1. KAT ITB 2023 dapat menjadi ajang kaderisasi yang dapat mencetak
kader yang memiliki profil sesuai penjenjangan pada RUK KM ITB. (N-7)
5. KAT ITB 2023 memiliki tujuan yang selaras dengan dokumen dasar KM
ITB. (N-AF1)
9. KAT ITB 2023 dapat menanamkan pemahaman akan urgensi dan esensi
kaderisasi. (N-AF12)
141
10. KAT ITB 2023 dapat menanamkan karakter dasar dan visi KM ITB 23/24.
(N-K3M-S1)
Penjelasan Misi:
Misi "KAT ITB mampu membentuk model civil society dalam kemahasiswaan
di KM ITB" bertujuan untuk membentuk suatu model masyarakat sipil atau civil
society yang kuat dan berdaya saing di lingkungan Kemahasiswaan ITB (KM
ITB).
Model civil society yang dimaksud dalam misi ini merupakan suatu bentuk
masyarakat yang memiliki kekuatan kolektif dan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam mengambil keputusan dan mempengaruhi kebijakan
publik. Dalam konteks KM ITB, model civil society ini dapat membantu dalam
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan akademik dan
non-akademik mahasiswa, serta meningkatkan peran mahasiswa dalam
mengatasi permasalahan sosial yang ada di masyarakat.
142
Dengan membentuk model civil society yang kuat dan berdaya saing di KM
ITB, KAT ITB akan dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas
partisipasi mahasiswa dalam pembangunan sosial dan pembangunan negara,
serta memperkuat peran KAT ITB dalam mewujudkan visinya sebagai vivarium
pencetak katalisator penuh warna dalam mewujudkan masyarakat madani.
Melalui upaya ini, diharapkan peserta dan panitia KM ITB dapat lebih peka dan
memahami pentingnya membangun sebuah masyarakat yang madani. Selain
itu, dengan memiliki pemahaman yang baik mengenai model civil society ini,
peserta dan panitia diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih
harmonis, saling menghargai, dan berdampak positif bagi lingkungan sekitar.
Melalui kegiatan KM ITB yang berbasis model civil society, diharapkan dapat
menghasilkan solusi kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan permasalahan
sosial yang ada.
Objektif Misi :
1. KAT ITB 2023 dapat membentuk civil society di dalam KM ITB. (N-1)
143
5. KAT ITB 2023 dapat bersinergi dengan seluruh elemen KM ITB dalam
perancangan dan pelaksanaannya. (N-AF5)
7. KAT ITB 2023 dapat memfasilitasi kebutuhan HMJ dan UKM dalam
regenerasinya. (N-AF10)
10. KAT ITB 2023 dapat mengorientasikan setiap jenjang dan proses
kaderisasi pada KAT ke dalam kaderisasi sektora lanjutan agar dapat
terwujud kaderisasi yang berkesinambungan. (N-K3M-S6)
11. KAT ITB 2023 dapat memfasilitasi kebutuhan aktualisasi dan regenerasi
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). (N-K3M-S7)
144
mendorong setiap insan yang terlibat dalam KAT ITB untuk berkontribusi
dalam membangun tatanan masyarakat Indonesia yang lebih baik di masa
depan.
KAT ITB memiliki peran penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk
menjadi pemimpin masa depan yang memiliki komitmen dan keterampilan
untuk membangun masyarakat yang lebih baik. Melalui misi ini, KAT ITB akan
mendorong dan memfasilitasi setiap insan yang terlibat di dalamnya untuk
mengembangkan keinginan dan semangat untuk berkontribusi dalam
membangun tatanan masyarakat Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Untuk mencapai misi ini, KAT ITB perlu mengembangkan program dan kegiatan
yang dapat memfasilitasi setiap insan yang terlibat dalam KAT ITB untuk
berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan sosial
dan pembangunan negara. KAT ITB juga perlu memberikan motivasi dan
dukungan bagi setiap insan yang terlibat dalam KAT ITB untuk berperan aktif
dalam membangun tatanan masyarakat Indonesia yang lebih baik di masa
depan.
Objektif Misi :
145
1. KAT ITB 2023 mampu menghasilkan mahasiswa yang memiliki visi masa
depan dan mampu berkontribusi dalam membentuk masyarakat
madani di masa depan (N-2)
5. KAT ITB 2023 dapat menjadi wadah bagi pesertanya untuk bergerak
dalam ketiga lini pergerakan KM ITB yaitu sosial masyarakat, sosial
politik, serta karya dan inovasi.(N-AF11)
146
9. KAT ITB 2023 dapat menanamkan nilai serta prinsip dasar trikotomi
pergerakan kepada anggota KM ITB (N-K3M-S5)
10. KAT ITB 2023 dapat memvisualisasikan visi KM ITB 23/24 dengan
pendekatan historis dan visi masa depan Indonesia (N-K3M-T1)
147
Perumusan Strategi Implementasi
Pada bagian ini, saya akan menurunkan kembali misi yang telah saya dapat pada
bagian atas. Adapun strategi implementasi yang saya maksud disini adalah
langkah-langkah nyata yang akan saya lakukan untuk mengupayakan misi yang telah
ada.
Misi 1: KAT ITB 2023 dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan dapat
mendukung pertumbuhan dan pengembangan setiap insan yang terlibat di
dalamnya.
148
4 Mewajibkan internalisasi bagi seluruh bidang dan SI-1.4
divisi di dalam KAT ITB 2023
Misi 2: KAT ITB 2023 dapat menjalankan pendidikan yang memberikan pembekalan
dengan tetap mempertahankan warna setiap insan.
149
5 Menginisiasi pembentukan insan akademis oleh SI-2.5
perguruan tinggi.
Misi 3: KAT ITB mampu membentuk model civil society dalam kemahasiswaan di
KM ITB.
150
4 Mengadakan Open House Unit, HMJ, dan berbagai SI-3.4
lembaga di dalam KM ITB
151
3 Memperkenalkan tantangan masa depan bangsa SI-4.3
dan dunia kepada peserta
152
Perumusan Organogram
Berdasarkan strategi implementasi yang telah ada pada bagian sebelumnya, saya
akan mencoba merumuskan organogram untuk keberjalanan KAT ITB 2023.
Dalam perumusan organogram, akan dipakai enam langkah dalam menyusun struktur
organisasi atau kepanitiaan yang baik. Namun tentunya penggunaan tools tersebut
aku sedikit modifikasi sesuai dengan kebutuhan. Berikut penurunannya :
1. Work Specialization
153
Membuat profil, materi dan
metode yang mencerminkan
budaya inklusif di dalam KAT
ITB 2023
SI-1.2 Menyediakan wadah bagi setiap insan untuk Memastikan segala diklat
tumbuh dan berkembang yang ada di dalam KAT ITB
2023 dapat diikuti oleh
seluruh pihak
Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan
154
Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya
Mengawasi keberlangsungan
berbagai mata acara di luar
diklat dalam KAT ITB 2023
Mengawasi keberlangsungan
penanaman nilai di dalam
kepanitiaan KAT ITB 2023
SI-1.4 Mewajibkan internalisasi bagi seluruh bidang dan Membuat sistem internalisasi
divisi di dalam KAT ITB 2023 untuk setiap bidang yang
nantinya akan diturunkan
untuk setiap divisi
155
Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan
Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya
Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan
Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
156
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya
Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan
Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya
157
SI-2.4 Menyelaraskan arah gerak KAT ITB 2023 dengan Melakukan konsolidasi
sebanyak mungkin lembaga dalam KM ITB dengan sebanyak mungkin
(N-AF15) lembaga dalam penyusunan
kurikulum
Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan
Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya
SI-2.5 Menginisiasi pembentukan insan akademis oleh Membuat kurikulum dan aksi
perguruan tinggi. angkatan yang
mempertimbangkan aspek
insan akademis
158
Mengawasi keberjalanan
gamifikasi dalam KAT ITB
2023
Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan
Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya
Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan
Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
159
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya
160
HMJ dan elemen lainnya
dalam KM ITB
Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan
Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya
Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan
Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
161
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya
SI-3.6 Menanamkan rasa bangga, kepemilikan dan Membuat metode yang dapat
semangat berkemahasiswaan bagi semua orang menimbulkan rasa bangga
yang terlibat di dalamnya (N-AF9). bagi peserta seperti
romantisasi dengan
melibatkan role model
terdahulu.
Menyediakan kebutuhan
terkait dana dalam rangka
kebutuhan pelaksanaan
Memfasilitasi berbagai
kebutuhan barang,
162
akomodasi, dan transportasi
dalam keberjalanannya
SI-4.3 Memperkenalkan tantangan masa depan bangsa dan dunia kepada peserta
SI-4.4 Melakukan propaganda melalui cerita historis KM ITB dan pengaruhnya terhadap
bangsa Indonesia
SI-4.5 Mengundang narasumber yang dapat memotivasi dan menjadi role model bagi
peserta
2. Departmentalization
163
Namun dalam konteks ini, aku menjadikan departmentalization sebagai proses
perumusan bidang dengan alasan nantinya setiap kepala bidang aku berikan
kebebasan untuk membentuk berbagai perangkat bidang di dalamnya untuk
menjawab arahan yang ada.
1. Bidang Kesekjenan
Arahan Umum :
Arahan Khusus :
Arahan Umum :
Arahan Khusus :
164
b. Membuat sistem internalisasi untuk setiap bidang yang nantinya
akan diturunkan untuk setiap divisi
Arahan Umum :
Arahan Khusus :
c. Memastikan segala diklat yang ada di dalam KAT ITB 2023 dapat
diikuti oleh seluruh pihak
165
g. Mengawasi keberjalanan setiap diklat di dalam KAT ITB 2023
setiap daynya
4. Bidang Acara
166
Arahan Umum :
Arahan Khusus :
5. Bidang IT
Arahan Umum :
Arahan khusus :
6. Bidang Relasi
Arahan Umum :
Arahan Khusus :
167
a. Rutin mengadakan pertemuan dengan HMJ dan lembaga lainnya
untuk membahas keberlangsungan KAT ITB 2023
7. Bidang Kreatif
Arahan Umum :
Arahan Khusus
8. Bidang Fundraising
Arahan Umum :
168
Arahan Khusus :
9. Bidang Operasional
Arahan Umum :
Arahan Khusus :
Arahan Umum :
Arahan Khusus :
3. Span of Control
169
Pengelompokkan ini didasarkan oleh kesamaan dan/atau kemiripan lingkup
kerja.
Namun dalam konteks draft ini, aku tidak akan menggunakan bagian ini, balik
lagi dengan alasanku sebelumnya ingin memberikan kebebasan kepada kepala
bidang yang ada untuk berkreasi membentuk perangkat di dalam bidangnya.
4. Chain of Command
Dalam konteks draft ini, chain of command hanya akan digunakan pada
tingkatan bidang.
a. Sekretaris Jendral
170
c. Bidang Materi dan Metode
e. Kepala Bidang IT
171
g. Kepala Bidang Kreatif
172
5. Centralization and Decentralization
a. Sekretaris Jenderal
173
iii. Berkoordinasi dengan kepala bidang untuk keputusan
strategis
6. Formalization
Formalization merupakan tahap penetapan arahan kerja bagi tiap divisi yang
ditulis secara lebih umum dari yang ada pada work specialization.
Dalam konteks pembuatan draft ini, tahap ini tidak digunakan dikarenakan
alasan yang sama seperti sebelumnya yakni memberikan kebebasan kepada
kepala bidang yang ada untuk berkreasi membentuk perangkat di dalam
bidangnya. Hal itu berpengaruh belum adanya arahan kerja bagi setiap divisi.
174
Organogram
Berikut ini organogram yang saya dapatkan dari perumusan pada proses
sebelumnya:
Berikut ini organogram pada saat hari pelaksanaan yang saya tinjau berdasarkan
kebutuhan pada hari pelaksanaan:
175
Gambar 9. Organogram Kepanitiaan Hari Pelaksanaan
176
Penutup
Terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak di bawah ini yang telah ikut serta
dalam mewujudkan dokumen ini, tanpa kalian dokumen ini tidak akan dapat
terselesaikan.
Terlepas dari nama-nama di atas, masih banyak pihak yang tidak dapat aku
sebutkan satu persatu yang ikut berpengaruh dalam pembuatan dokumen ini.
177
Harus kita sadari, KAT ITB 2023 adalah ajang kaderisasi awal terpusat di ITB yang
memerlukan bantuan dan kontribusi sebesar-besarnya dari setiap elemen KM ITB.
Oleh karena itu, jika nanti aku terpilih aku sangat berharap kita semua dapat bersatu
dan berkolaborasi untuk menjalankan KAT ITB 2023 ini. Akhir kata, aku akan menutup
dengan sebuah sebuah ungkapan berikut.
Tertanda,
Steven Gianmarg Haposan Siahaan
Anggota Biasa KM ITB
178
Lampiran
Berikut ini beberapa lampiran yang aku tambahkan untuk merancang KAT ITB 2023:
179
Exhibits KAT ITB 2023:
Bulan
Nama
Jenis 4 5 6 7 8
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Initiating
Planning
Planning
Diklat
Executing
Terpusat
Review
Open Planning
Recruitment
Panitia
Executing
OSKM 2023
180
Bulan
Nama
Jenis 4 5 6 7 8
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Review
Planning
Sekolah
Divisi Non Executing
Lapangan
Review
Planning
Sekolah
Divisi Executing
Lapangan
Review
Seleksi
Planning
Danlap
181
Bulan
Nama
Jenis 4 5 6 7 8
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Executing
Review
Planning
Simulasi
Executing
Gabungan
Review
Planning
OSKM Executing
Review
182
Bulan
Nama
Jenis 4 5 6 7 8
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Planning
OHU Executing
Review
Monitoring and
Controlling
Closing
Keterangan:
Jadwal Ujian
183
Jadwal
Pelaksanaan
Kegiatan
Tanggal
Merah
184
Referensi Tools dalam penyusunan Metode :
Hero's Journey adalah sebuah konsep yang diperkenalkan oleh ahli sastra Joseph
Campbell, yang menggambarkan pola umum dalam cerita-cerita fiksi dan mitologi.
Pola ini mencakup tahapan-tahapan seperti panggilan petualangan, persiapan,
penyeberangan ambang, pertarungan dengan musuh, dan kembali dengan harta
karun.
Dalam Hero's Journey, seorang pahlawan akan mengalami perjalanan emosional dan
spiritual yang melibatkan keberanian, tantangan, dan pertumbuhan karakter.
Cerita-cerita seperti Star Wars, The Lord of the Rings, dan Harry Potter, adalah
contoh-contoh yang sering dikutip sebagai cerita yang mengikuti pola Hero's
Journey.
185