Definisi Psikososial
Menurut seorang ahli psikoanalisa bernama Erik H. Erikson, tahapan perkembangan
psikososial seseorang berlangsung melalui delapan tahap. Empat tahap pertama
terjadi pada masa bayi dan masa anak-anak yang menjadi dasar pembentukan
kepribadian seseorang, tahap kelima terjadi pada masa remaja, dan tiga tahap
terakhir terjadi pada masa dewasa dan usia tua. Setiap tahap dalam perkembangan
psikososial memiliki dua komponen, yakni komponen yang baik dan komponen yang tidak
baik Erikson mengatakan bahwa faktor sosial turut berpengaruh terhadap perkembangan
hidup manusia
Sumber lain menyebutkan ada beberapa stresor psikososial yang layak dipertimbangkan
antara lain: pekerjaan, hubungan, situasi keuangan, anak-anak, kelainan psikologis
(depresi, kegelisahan, dan lain-lain), rendahnya rasa percaya diri, kondisi dunia
(masalah di lingkungan tempat tinggal, situasi politik internasional, dan lain-
lain).
Stresor psikososial merupakan penyebab stres yang berasal dari risiko bahaya
potensial psikososial beberapa contoh faktor psikososial yang ada di tempat kerja
meliputi: bekerja dalam shift, beban kerja yang berlebihan, bekerja monotoni,
mutasi dalam pekerjaan, tidak jelasnya peran kerja, serta konflik dengan teman
kerja
Gangguan kesehatan akibat faktor psikososial tidak terjadi secara langsung setelah
paparan pertama. Para pekerja akan mengalami gejala setelah mendapatkan pajanan
secara terus-menerus dan melalui proses adaptasi yang terdiri dari tiga fase
sebagai berikut (Kementerian Kesehatan, 2011):
Proses Adaptasi Tubuh terhadap Kehadiran #Faktor Psikososial
Berbagai macam gangguan kesehatan akibat dampak negatif dari faktor psikososial
berpotensi dirasakan oleh para pekerja di tempat kerja. Kementerian Kesehatan
(2011) menyebutkan setidaknya ada enam masalah kesehatan sebagai akibat dari
faktor psikososial di tempat kerja, antara lain:
Stres Akibat Kerja
Burn Out
Penyalahgunaan Napza dan Alkohol
Depresi
Anxietas
Gangguan Somatoform
Pencegahan Primer
Pencegahan Sekunder
Pencegahan primer ditujukan bagi kelompok atau populasi yang bukan termasuk ke
dalam kelompok berisiko. Pencegahan ini berfungsi untuk mengurangi risiko gangguan
psikiatrik yang dilakukan dengan cara promosi atau edukasi mengenai suatu bahaya
kesehatan terkait jenis pekerjaan yang dilakukan. Misalnya melakukan penyuluhan
terkait dampak negatif dari faktor psikososial.
Pencegahan sekunder dilakukan ketika pekerja sudah dicurigai mengalami penyakit
namun belum sampai parah atau fatal. Pencegahan ini bertujuan untuk mengurangi lama
penyakit dan mempercepat proses penyembuhannya. Sebagai contohnya adalah edukasi
terhadap kelompok perokok mengenai bahaya kesehatan akibat rokok.
2. Pelayanan promotif
KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) tentang masalah psikososial dan kesehatan
jiwa melalui berbagai macam media kesehatan seperti poster, leaflet, penyuluhan,
dan media audiovisual.
Penyuluhan mengenai kebiasaan buruk seperti penyalahgunaan napza, merokok, serta
mengkonsumsi alkohol.
Membiasakan olahraga, meluangkan waktu rekreasi, serta memperbanyak kegiatan
keagamaan.
Berdasarkan faktor-faktornya, psikososial dapat ditanggulangi dengan cara sebagai
berikut :
Kepercayaan dan komitmen seorang pekerja sering kali terlihat dari kinerja yang
dilakukan sehari-hari. Dari penelitian Reza(2010) diketahui bahwa gaya kepemimpinan
dan motivasi kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Untuk
mewujudkan kepercayaan tinggi dari pekerja, perlu diterapkan gaya kepemimpinan yang
adil dan merakyat. Artinya seorang pemimpin perusahaan harus bisa mendengarkan
aspirasi karyawannya. Sedangkan peningkatan motivasi kerja salah satunya adalah
dengan pemberian reward sesuai dengan hasil kerja yang dilakukan (Geller, 2001)
5) Nilai-nilai di level tempat kerja
Terciptanya dukungan sosial di tempat kerja salah satunya dapat dipengaruhi oleh
peran manajemen. Manajemen secara tidak langsung dapat menciptakan sebuah kondisi
yang bisa membuat para pekerja merasa saling membutuhkan dan menjaga (Anwar, 2015).
Sedangkan tuntutan kerja dapat diatasi dengan cara menyesuaikan antara kapasitas
kerja dengan beban kerja yang dibebankan terhadap pekerja
6) Kesehatan dan kesejahteraan
Kepribadian berhubungan dengan keyakinan dan pengendalian diri ketika bekerja. Agar
menumbuhkan kepribadian yang positif dibutuhkan motivasi yang baik dari pihak
manajemen. Dari sebuah penelitian diketahui bahwa komitmen organisasi dan
lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap keyakinan diri (self-efficacy)
(Damarstuti, Djastuti, dan Yuniawan, 2010). Oleh karena itu, peran manajemen sangat
penting dalam memberikan motivasi kerja terhadap karyawan sebagai langkah awal
dalam meningkatkan keyakinan diri mereka.
7) Kepribadian
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH