PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan
masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik
yang berada di sektor formal maupun yang berada di sektor informal
(Depkes RI, 2007). Kesehatan kerja bertujuan agar pekerja memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental,maupun sosial.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan usaha-usaha preventif, kuratif,dan
rehabilitatif terhadap penyakit - penyakit atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor pekerjaan , lingkungan kerja , serta penyakit
umum. Kesehatan kerja dapat dicapai secara optimal jika tiga komponen
kerja berupa kapasitas pekerja , beban kerja , dan lingkungan kerja dapat
berinteraksi secara baik dan serasi (Suma’mur, 1996) . Pembangunan
ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 guna mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang sejahtera
, adil , makmur , dan merata baik material maupun spiritual .
Pembangunan ketenaga kerjaan ditujukan untuk peningkatan ,
pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan
produktif. Kebijakan yang mendorong tercapainya pembangunan
ketenagakerjaan adalah perlindungan tenaga kerja(Budiono,2003).
Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek yang cukup luas yaitu
perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja,serta
perlakuan yang sesuai dengan martabat dan moral bangsa. Perlindungan
tersebut bertujuan untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja. Tujuan dari kesehatan kerja
yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan
1
kesehatan kerjadapat tercapai apabila di dukung oleh lingkungan kerja
yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Salah satu tujuan dari
pelaksanaan kesehatan kerja dalam bentuk operasional adalah pencegahan
kelelahan dan meningkatkan kegairahan serta nikmat kerja
(Suma’mur,2009).
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas
pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari
separuh dari berat tubuh , memungkinkan manusia untuk dapat
menggerakkan tubuh dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan di satu pihak
mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi,sehingga
dapat mencapai kehidupan yang produktif sebagai salah satu tujuan hidup.
Di pihak lain,dengan bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar
tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerja merupakan beban bagi
yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun
beban mental . Menurut Meshkati dalam Tarwaka(2010) ,beban kerja di
definisikan sebagai perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja
dengan tuntunan pekerjaan yang harus dihadapi.
Menurut Suma’mur(2009),beban kerja merupakan kemampuan
kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada lainnya dan sangat
tergantung dari tingkat ketrampilan , kesegaran jasmani , keadaan gizi ,
jenis kelamin , usia , dan ukuran tubuh dari yang bersangkutan . Kelelahan
adalah keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam
bekerja. Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda,tetapi
semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan
tubuh. Jadi efek pajanan bising pada tenaga kerja adalah pengaruhnya
terhadap kesehatan dan kinerjanya. Beberapa diantaranya adalah gangguan
pendengaran , komunikasi, kelelahan, respon psikologis , dan fisiologis
(Tarwaka,2010).
2
B. Rumusan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian K3 dan sehat .
2. Untuk mengetahui kesehatan kerja ILO dan WHO 1995
3. Untuk mengetahui fokus utama upaya kesehatan kerja
4. Untuk mengetahui 3 komponen utama kesehatan kerja
5. Untuk mengetahui ruang lingkup pelayanan kesehatan kerja
6. Untuk mengetahui jenis program pelayanan kesehatan kerja
7. Unruk mengetahui gangguan kesehatan dan daya kerja
8. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan
tenaga kerja
9. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi daya kesehatan
seseorang
10. Untuk mengetahui faktor kesehatan manusia dalam kesehatan kerja
C. Tujuan penulisan
1. Mampu memahami dan mengerti pengertian k3 dan sehat
2. Mampu memahami dan mengerti kesehatan kerja ILO dan WHO 1995
3. Mampu memahami dan mengerti fokus utama upaya kesehatan kerja
4. Mampu memahami dan mengerti 3 komponen utama kesehatan kerja
5. Mampu memahami dan mengerti ruang lingkup pelayanan kesehatan
kerja
6. Mampu memahami dan mengerti jenis program pelayanan kesehatan
kerja
7. Mampu memahami dan mengerti gangguan kesehatan dan daya kerja
8. Mampu memahami dan mengerti faktor – faktor yang mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja
9. Mampu memahami dan mengerti faktor – faktor yang mempengaruhi
daya kesehatan seseorang
10. Mampu memahami dan mengerti faktor kesehatan manusia dalam
kesehatan kerja
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian K3
Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai
sebuah pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan:
tenaga kerja dan manusia pada umumnya (baik jasmani maupun rohani), hasil
karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Sedangkan
ditinjau dari keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai
suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya.
Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3
adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam
menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk
potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Bila semua potensi
bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standar aman, maka akan
memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman,
sehat, dan proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya akan dapat
menekan risiko kerugian dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas.
Menurut WHO pengertian K3 adalah upaya yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan
terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat
faktor yang merugikan kesehatan.
B. Pengertian sehat
Menurut WHO , Kesehatan yaitu suatu keadaan fisik, mental, dan
sosial kesejahteraan dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan.
4
Sedangkan dalam Piagam Ottawa mengatakan bahwa kesehatan ialah
suatu sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan sebuah tujuan hidup.
Kesehatan yaitu sebuah konsep positif yang menekankan pada sumber daya
pribadi,sosial dan kemampuan fisik.
Menurut WHO Undang-Undang No 23 Tahun 1992 Kesehatan ialah
suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
semua orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/
kondisi seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Kata sehat
menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/ kondisi seluruh
badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit.
5
positif dan operasi yang lancar dan meningkatkan produktivitas
perusahaan.
1. Kapasitas Kerja.
2. Beban Kerja
6
berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan
stres.
3. Lingkungan Kerja
7
a. Prinsip Ergonomi:
1) Antropometri dan sikap tubuh dalam bekerja.
2) Efisiensi Kerja.
3) Organisasi Kerja dan Desain Tempat Kerja
4) Faktor Manusia dalam Ergonomi.
b. Beban Kerja :
1) Mengangkat dan Mengangkut.
2) Kelelahan.
3) Pengendalian Lingkungan Kerja.
6. Pelaksanaan Pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dan Penyakit Akibat Kerja)
8
Kegiatannya antara lain meliputi:
a. Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas:
1) Pemeriksaan awal/sebelum kerja.
2) Pemeriksaan berkala.
3) Pemeriksaan khusus.
b. Imunisasi.
c. Kesehatan lingkungan kerja.
d. Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan.
e. Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.
f. Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman
(pengenalan,pengukuran dan evaluasi).
3. Pelayanan Kuratif
Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit
akibat kerja dengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya
maupun pengobatan umumnya serta upaya pengobatan untuk mencegah
meluas penyakit menular dilingkungan pekerjaan. Pelayanan ini diberikan
kepada tenaga kerja yang sudah memperlihatkan gangguan
kesehatan/gejala dini dengan mengobati penyakitnya supaya cepat sembuh
dan mencegah komplikasi atau penularan terhadap keluarganya ataupun
teman kerjanya.
Kegiatannya antara lain meliputi:
a. Pengobatan terhadap penyakit umum.
b. Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
4. Pelayanan Rehabilitatif
Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau
kecelakaan parah yang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan
ketidakmampuan bekerja secara permanen, baik sebagian atau seluruh
kemampuan bekerja yang biasanya mampu dilakukan sehari-hari.
Kegiatannya antara lain meliputi:
a. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan
kemampuannya yang masihada secara maksimal.
9
b. Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai
kemampuannya.
c. Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima
tenaga kerja yangcacat akibat kerja.
5. Pelayanan kesehatan kerja rujukan
Rujukan pelayanan kesehatan kerja dilakukan dengan tujuan agar
tenaga kerja yang membutuhkan pelayanan kesehatan tetapi tidak dapat
diberikan sepenuhnya ditingkat pelayanan kesehatan kerja awal , dapat
memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. Rujukan yang
dilakukan antara lain meliputi :
a. Pemeriksaan kesehatan , pengobatan dan peralatan yang lebih lengkap
b. Konsultasi kepada dokter spesialis terkait , untuk keperlua penentuan
diagnosis dan penilaian tingkat kecacatan akibat kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
c. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya
d. Tindakan operatif dan rehabilitatif dll
1. Beban kerja
10
Contoh sederhana ialah, beban kerja akibat memikul atau menjinjing suatu
barang dapat dikurangi dengan penggunaan kereta dorong.
3. Kapasitas kerja
11
Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu orang dengan
orang lainnya dan sangat tergantung kepada keterampilan, keserasian,
keadaan gizi, usia, dan ukuran tubuh. Semakin tinggi keterampilan kerja
yang dimiliki seseorang, maka semakin efisien badan dan jiwa bekerja,
sehingga beban kerja menjadi relatif sedikit. Kesegaran jasmani dan rohani
adalah penunjang penting dalam produktifitas seseorang dalam bekerja.
Tingkat gizi seseorang, terutama bagi pekerja kasar dan berat adalah faktor
penentu derajat produktifitas kerjanya.
Mencegah Gangguan Pada Kesehatan dan Daya Kerja Berikut ini adalah
beberapa cara mencegah atau tindakan pencegahan terhadap gangguan-
gangguan pada kesehatan dan daya kerja, antara lain:
12
I. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
TENAGA KERJA
a. Beban kerja.
Beban kerja adalah beban fisik, mental dan sosial sehingga usaha
menempatkan kerja yang sesuai dengan kemampuan harus diperhatikan.
b. Kapasitas Kerja.
c. Lingkungan Kerja.
13
4. Binatang, khususnya serangga (nyamuk,kecoa,lalat,dsb) disamping
menganggu konsentrasi kerja, juga merupakan pemindahan (vektor) dan
penyebebnya.
5. Alat- alat bantu kerja yang tidak ergonomis (tidak sesuai dengan ukuran
tubuh) akn menyebabkan kelelahan dalam bekerja yang cepat.
1. Ergonomi
2. Psikologi kerja
14
kurangnya insentif, lingkungan kerja yang tidak menyenangkan, dan lain –
lain.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan
kesabaran dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita
sakit. Seorang perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati.
Sebagai seorang perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi
oleh klien, selain itu seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk
itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang
lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin
dalam perilaku perawat.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/
kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/ masyarakat
pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan
kuratif, terhadap penyakit-penyakit/ gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap
penyakit-penyakit umum.
B. SARAN
Makalah ini membahas tentang keperawatan komunitas yang
membahas komunitas perawat pada sector perusahaan dengan berfokuskan
pada tenaga kerja. Sehingga dengan pembahasan ini sudah semestinya
15
setiap mahasiswa mendapatkan gambaran akan system K3 ini, sehingga
menjadikan mahasiswa tidak memandang sempit keprofesiannya nanti.
16