Anda di halaman 1dari 7

PETAKA KARENA DOSA EDISED

EDISI 041
Oleh: Muhamad Suhadi, Lc., M.H. 21 Rajab 1445 H
2 Februari 2024
(Ketua PD Ikadi Kab. Sukoharjo) I

Khutbah Pertama

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah


Mengawali khutbah ini, tidak bosan-bosannya khatib mengajak kepada diri
khatib pribadi dan seluruh jamaah untuk senantiasa bersyukur kepada Allah Ta’ala
atas segala anugerah nikmat yang kita terima dalam kehidupan ini. Sebagai wujud
syukur kita marilah kita senantiasa berupaya untuk meningkatkan ketakwaan kepada
Allah dengan cara melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, keluarga, sahabat, tabi’in, dan para
pengikutnya.

Khutbah Jum’at IKADI Kabupaten Sukoharjo Edisi 041, tanggal 21 Rajab 1445 H / 2 Februari 2024
1
Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah
Setiap kita pasti menginginkan kehidupan yang baik. Kehidupan yang baik ini
akan kita dapatkan jika kehidupan kita dinaungi keridhaan Allah Subhanahu Wa
Ta’ala. Kehidupan yang baik didasari dengan ketakwaan kepada Allah. Adanya materi
berupa kekayaan, juga pangkat dan jabatan, tidak bisa menjadi standar utama dalam
menilai baiknya kehidupan seseorang. Karena takwa adalah standar utama dalam
mengukur baiknya kehidupan.
Untuk mendapatkan kehidupan yang diridhai Allah Ta’ala, perlu usaha dan
perjuangan. Karena tidak sedikit godaan, baik dari dalam diri maupun dari luar yang
bisa memalingkan kita dari upaya menggapai ridha Allah Ta’ala. Tidak sedikit sarana-
sarana yang bisa menggelincirkan kita untuk berbuat dosa. Padahal dosa adalah
sumber kesengsaraan hidup. Perbuatan dosa menjauhkan seseorang dari hidup yang
penuh dengan kebaikan dan kebahagiaan. Untuk itu, agar kita bisa terhindar dari
dosa, marilah kita telusuri dampak dari perilaku dosa ini. Dengan mengetahui bahaya
dari sesuatu, bisa mendorong kita untuk menjauhi hal tersebut.

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah


Diantara dampak dari perbuatan dosa yang pertama adalah rasa gundah dan
gelisah. Hal ini merupakan dampak yang paling utama. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya


penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat
dalam keadaan buta.” Berkatalah ia, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau
menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang
yang melihat?” Allah berfirman, “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami,
maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan.” (QS.
Taha: 124-126).
Ketika ketenangan jiwa menjadi sesuatu yang sangat berharga, maka orang
yang seringkali berbuat dosa tidak dapat merengkuhnya. Rasa gelisah menandakan
hilangnya ketenangan jiwa. Kekayaan yang melimpah dan kekuasaan yang meluas

Khutbah Jum’at IKADI Kabupaten Sukoharjo Edisi 041, tanggal 21 Rajab 1445 H / 2 Februari 2024
2
tanpa ketenangan jiwa adalah sia-sia. Rasa gelisah bisa menghancurkan berbagai
macam kenikmatan yang kasat mata.

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah


Diantara dampak perbuatan dosa yang kedua adalah terhalang dari rezki.
Perbuatan dosa bisa membuat seseorang menjadi miskin dan berada dalam
kesengsaraan. Ia bisa menyebabkan tercerabutnya keberkahan dari rezki yang ada.
Walaupun rezki datang namun tidak ada keberkahan di dalamnya. Hal ini
sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Tsauban, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda:

“Sesungguhnya seorang hamba terhalang rezekinya sebab dosa yang


dilakukannya.” (HR. Ahmad)

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah


Dampak yang ketiga dari perbuatan dosa adalah bisa menyebabkan lupa.
Dikisahkan, suatu ketika Imam Syafi’i pergi ke pasar untuk berbelanja buah kurma
demi kepentingan keluarganya. Di saat sedang melakukan transaksi dengan penjual,
beliau mengambil sebutir untuk dicicipi demi memastikan kurma yang akan dibeli
manis atau tidak. Setelahnya barulah beliau melakukan pembayaran. Ternyata, hal
kecil yang beliau lakukan tersebut berpengaruh terhadap daya hafalan beliau. Bila
sebelumnya beliau memiliki kekuatan hafalan yang luar biasa, setelah kejadian
tersebut daya hafal Imam Syafi’i sedikit terganggu dan mengalami penurunan.
Kemudian Imam Syafi’i beranjak untuk menemui salah seorang gurunya, yaitu
Syaikh Waki’ untuk mencari solusi dan mengadukan persoalan yang sedang beliau
hadapi. Hal ini beliau abadikan dalam salah satu ba’it syairnya:

Aku pernah mengadu kepada guruku Syaikh Waki’ tentang buruknya hafalanku.
Kemudian beliau memberi bimbingan kepadaku agar meninggalkan maksiat.
Beliau juga memberitahukan bahwa ilmu adalah cahaya
Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat.

Khutbah Jum’at IKADI Kabupaten Sukoharjo Edisi 041, tanggal 21 Rajab 1445 H / 2 Februari 2024
3
Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah
Dampak yang keempat dari perbuatan dosa adalah menyebabkan noda hitam
dalam hati. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Syaikh Muhammad Muflih
Syamsuddin Al-Maqdisi dalam kitabnya Al-Adab Asy-Syar’iyyah:

“Sesungguhnya apabila seorang hamba melakukan dosa, maka akan menimbulkan


titik hitam dalam hatinya. Jika ia kembali melakukan dosa maka akan menimbulkan
titik noda hitam lagi sampai kemudian hatinya penuh dengan noda hitam yang
membuatnya tidak lagi mampu mengetahui kebenaran tidak bisa mengingkari
perbuatan mungkar.”
Al-‘Arif billah Ibnu Atha’illah As-Sakandari dalam kitabnya Tajul Arus Al-Hawi li
Tahdzib An-Nufus memberikan penjelasan lebih detail mengenai masalah ini.
Menurutnya, titik hitam yang Allah tulis dalam hati ketika melakukan dosa bagaikan
pakaian putih yang terkena kotoran hitam. Badan seseorang laksana pakaian putih,
sedang kotoran hitam bagai titik hitam tersebut. Jika saat itu langsung dibersihkan dan
dicuci, maka dengan gampang kotoran itu dapat dihilangkan. Namun jika ditahan,
bahkan tidak pernah mencucinya, maka bukan tidak mungkin baju yang awalnya putih
menjadi hitam dan tidak seorang pun yang senang memakainya. Begitu juga dengan
manusia, ketika ia melakukan dosa, kemudian membersihkan dosanya dengan
bertobat kepada Allah, maka titik hitam dalam hatinya akan dihapus. Namun jika
ditahan sampai satu bulan, satu tahun, atau bahkan selamanya, bukan tidak mungkin
hatinya akan menjadi hati yang hitam. Dampaknya, ia akan lupa pada kebenaran,
bahkan semua kehidupannya dipenuhi dengan kemaksiatan dan kesalahan.
Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah
Demikian empat dampak dari perilaku dosa. Semoga Allah Ta’ala
menyelamatkan diri kita dan keluarga kita dari segala bentuk perbuatan dosa. Amin
ya Rabbal Alamin.

Khutbah Jum’at IKADI Kabupaten Sukoharjo Edisi 041, tanggal 21 Rajab 1445 H / 2 Februari 2024
4
Khutbah Kedua

Khutbah Jum’at IKADI Kabupaten Sukoharjo Edisi 041, tanggal 21 Rajab 1445 H / 2 Februari 2024
5
Khutbah Jum’at IKADI Kabupaten Sukoharjo Edisi 041, tanggal 21 Rajab 1445 H / 2 Februari 2024
6
Khutbah Jum’at IKADI Kabupaten Sukoharjo Edisi 041, tanggal 21 Rajab 1445 H / 2 Februari 2024
7

Anda mungkin juga menyukai