Oleh
Dwika Wuri Cahyani
192110051
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan. Dengan penuh rendah hati, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak H. Nasrudin, M.S.I, selaku pengasuh Pesantren Mahasiswa
AlChudlorie Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah membimbing
kami.
2. Pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah Wonosobo yang telah membantu
pengabdian ini.
3. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan bimbingan dan doa restunya.
4. Santriwan-Santriwati Pesantren Mahasiswa Al-Chudlorie Universitas
Muhammadiyah Purworejo yang telah membimbing serta memberi masukan
dan saran.
Penulis menyadari dalam menyusun laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, untuk menyempurnakan laporan ini agar lebih baik di masa yang
akan datang. Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi kami khususnya dan pada pemerhati
pendidikan pada umumnya, serta merupakan suatu wujud pengabdian kita
terhadap Allah SWT.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penulis
ii
Selama perjalanan Rasulullah dalam berdakwah, beliau pernah menerima cibiran oleh
kaum kafir. Namun, Khadijah istri beliau selalu membela suaminya dan memberikan
dukungan. Khadijah tetap bersyukur dan tidak kehilangan surga. Begitupula Asiyah Binti
Muzahim. Seorang perempuan yang diuji dengan suami yang luar biasa angkuhnya seorang
suami. Suami berbicara keras dikit saja Masya Allah luka begitu dalam ini suaminya ngaku
tua tapi apakah Asiyah kehilangan surganya. Tetapi beliau dengan kesabarannya maka tetap
mendapatkan surga terbaik di sisi Allah. Lalu kisah lain yaitu Maryam ketika perempuan ini
diuji oleh Allah untuk mengandung anak tanpa didahului proses melahirkan dan disentuh
laki-laki. Beliau menerima perilaku yang tidak enak seperti dipukuli, dihina, diusir, dan
dipinggirkan. Jika kita direndahkan saat ini seandainya semua anggota sosial media itu
menghina kita. Tapi Maryam tidak kehilangan surganya.
Segala ujian tidak ada mata yang sembab mencoba menahan air mata. Kita belajar
untuk memiliki wajah yang tersenyum. Tidak semua punya tangisan dengan masalah
masing-masing sesuai dengan kadar kemampuan yang telah ditentukan oleh Allah. Tapi jika
kita belum berjihad. Namun berusaha dengan duduk di majelis taklim saja hatinya membuat
tenang dan meringankan masalah-masalah itu.
Tentunya, hal yang menyakitkan akan sejenak dilupakan. Semisal ada tetangga yang
menyakiti hati, pasangan yang belum bisa memberikan kebahagiaan. Namun dengan
keindahan Majelis Taklim Allah. Hingga kita menerima ajaran Islam memalui Kitab Allah
dan disampaikan lewat Lisan Rasulnya.
Keadaan yang melelahkan dan berjuang, akan tetap ada pahalanya di sisi Allah. Kita
mau melangkah kita ingat kata Imam Syafi'i “jangan Langkahkan Kakimu ke tempat yang
engkau tidak mau nyawamu diambil di sana”. Kita sebagai muslim melangkah ke tempat-
tempat yang tidak dicintai oleh Allah karena ada acara yang mrnyeangkan dan melupakan
Allah. Saking bahagianya sampai ada joget-joget ria. Entah seseorang itu akan mati ditempat
atau tidak. Tetap tidak sadar kepada Allah.