Pelaksanaan Thaharah
Disusun Oleh :
Kelompok 2
NURRAHAYU : 2520052
TASYA PUTRI MELISA : 2520045
Dosen Pengampu :
DR.M.YEMMARDOTILLAH,MA
TP : 2021 /2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat kehadirat
rahmat dan hidayah-nyalah sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan
tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah bimbingan ibadah. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada pemimpin paling mulia,manusia yang
paling baik akhlaknya yaitu Nabi Muhammad SAW , kepada keluarganya, para
sahabat serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amiin
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai mana kita ketahui bahwa unsur utama yang harus di penuhi untuk
memenuhi syarat-syarat ibadah seperti sholat dan lain sebagai nya hendak lah di
awali dengan bersuci. Bersuci adalah syarat utama untuk mendirikan sholat atau
thawaf di baitullah al-haram. Bersuci bukan hanya menjadi pintu gerbang utama
dalam melakukan ibadah kepada Allah SWT. berwudhu, mandi junub atau
tayammum adalah cara bersuci yang allah terangkan dalam al qur’an dengan jelas.
Banyak sekali hikmah yang terkandung dalam thaharah, kita sebagai muslim
harus dan wajib mengatahui cara-cara bersuci karna bersuci adalah dasar ibadah
bagi ummat islam, dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari hal-hal yang
kotor sehingga sebelum memulai aktifitas kita menghadap tuhan atau beribadah
haruslah dimulai dengan bersuci baik dengan cara berwudhu, mandi maupun
bertayammum. kalau kita melihat dan membaca dengan teliti hamper seluruh kitab-
kitab fiqih akan diawali dengan bab thaharah ini menunjukan kan kepada kita
betapa thaharah menjadi hal yang mendasar dan menjukkan kepada kita betapa
pentingnya masalah thaharah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian wudhu ?
2. Apa yang dimaksud dengan mandi ?
3. Apa yang dimaksud dengan tayamum ?
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN WUDHU
Menurut bahasa wudhu’ berarti bersih dan indah. Sedangkan menurut syara’,
wudhu berarti membersihkan anggota tubuh tertentu (muka, kedua tangan, kepala
dan kedua kaki) dari najis dan mensucikan diri dari hadats kecil sebelum
melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.Wudhu’ adalah suatu syarat untuk sahnya
shalat yang dikerjakan sebelum orang mengerjakan shalat.
Kata wudhu merupakan kata serapan dari Bahas Arab yang sudah lazim
diucapkan dengan fasih oleh kaum muslim Indonesia. Adapun artinya, dalam
kamus bahasa Indonesia tertulis : menyucikan diri (sebelum sembahyang) dengan
membasuh muka, tangan, kepala, dan kaki. Sedangkan dalam bahasa Arab kata
wudhu’ merupakan turunan dari kata kerja (fi;il) wadhu’ayadha’u yang artinya:
bersih. Kemudian, ketika kata ini menjadi istilah dalam fikih (hukum islam), arti
kata wudhu’ adalah: perbuatan mengambil wudhu, yaitu menggunakan air yang
suci lagi menyucikan untuk meratakannya pada anggota-anggota tubuh tettentu
sebagaimana yang di jelaskan dan di syari’atkan (ditetapkan) oleh Allah s.w.t serta
diajarkan oleh Rasulullah s.a.w 1
1
http://www.fauzulmustaqim.com/2015/12/makalah-wudhu.html?m=1 Blogger.com
2
Maftuhin,Anis .2006.Rahasia-Rahasia Besar Di Balik Perintah Wudhu.Bekasi:Rabhita
Press
2
Hadist tentang melakukan wudhu’ adalah sebagai berikut :
Terdapat hadis yang panjang, Rasulullah saw. bersabda, yang artinya sebagai
berikut :
“Bila seorang hamba berwudhu lalu berkumur-kumur, maka keluarlah dosa-dosa
dari mulutnya ; jika ia membersihkan hidung, maka dosa-dosanya akan keluar dari
hidungnya, begitu juga tatkala ia membasuh muka, maka dosa-dosanya akan keluar
dari mukanya sampai-sampai dari bawah pinggir kelopak matanya. Jika ia
membasuh kedua tangan, maka dosa-dosanya akan keluar dari kedua tangan ia
3
sampai-sampai dari bawah kukunya, demikian pula halnya dengan ia menyapu
kepala, maka dosa-dosanya akan keluar dari kepala bahkan dari kedua telinganya.
Begitupun tatkala ia membasuh kedua kaki, maka keluarlah dosa-dosa tersebut dari
dalamnya, sampai-sampai bawah kuku jari-jari kakinya. Kemudian tinggallah
perjalanannya ke masjid dan shalatnya menjadi pahala yang bersih baginya “(HR.
Malik, Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim).
FARDHU WUDHU
1. Niat Untuk mengerjakan wudhu. Niat itu letaknya di dalam hati. Adapun
niatnya yaitu :
ّلِل تَعَالَى
ِ صغ َِر فَ ْرضًا ِ ه ِ َن ََويْتُ ْال ُوض ُْو َء ل َِر ْف ِع ْال َحد
ْ َث اْل
“Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil, fardu karena Allah Ta’ala”
2. Membasuh seluruh muka, yakni antara tempat tumbuh rambut kepala yang
wajar hingga ke bawah janggut dan secara melintang antara kedua belah daun
telinga3
3. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku
4. Membasuh kepala
5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
6. Tertib (berurutan) artinya mendahulukan anggota wudhu yang seharusnya
didahulukan dan mengakhiri yang seharusnya diakhiri.
• Islam orang yang tidak beragama islam tidak sah melaksanakan wudhu.
• Tamyiz, yakni dapat membedakan baik buruknya sesuatu pekerjaan
• Tidak berhadats besar
• Dengan air suci, lagi mensucikan (air mutlak)
3
Abdul Aziz Muhammad Azzam. Ilmu Fiqih.(Jakarta.2010). hlm. 36.
4
http://maqollah.blogspot.co.id/2013/10/makalah-wudhu.html?m=1
4
• Tidak ada sesuatu yang menghalangi air, sampai ke anggota wudhu, misalnya
getah, cat dan sebagainya
• Tidak ada najis pada tubuh, sehingga merubah salah satu sifat air yang suci
lagi mensucikan.
5
menempel) bukan penyebab batalnya wudhu. Ini karena jika seseorang
mengeluarkan air mani maka dia wajib mandi. Air mani adalah air yang memancar
keluar dari kemaluan, biasanya pada saat berhubungan intim.
2. Hilang akal
Hilang akal merupakan salah satu penyebab wudhu seseorang batal. Hilang
akal di sini dapat disebabkan oleh pingsan, gila, atau tidur. Namun, tidur yang
dilakukan dalam posisi duduk tidak membatalkan wudhu.
4. Menyentuh kemaluan
Hal terakhir yang membatalkan wudhu adalah menyentuh kemaluan dengan
telapak tangan.
3. Hilang akal
4. Imam Ahmad berpendapat, hilang akal yang disebabkan oleh pingsan, gila,
mabuk (ringan ataupun berat), serta tidur ringan dalam posisi rukuk, sujud,
ataupun berbaring adalah hal yang dapat membatalkan wudhu.
5. Menyentuh kemaluan atau dubur
5
http://www.fiqihmuslim.com/2014/09/hal-hal-yang-membatalkan-wudhu.html?m=1
6
Menyentuh kemaluan atau dubur dengan menggunakan telapak tangan dalam
ataupun luar dan tanpa alas dapat membatalkan wudhu. Baik itu disengaja
ataupun tidak disengaja.
6. Menyentuh kemaluan
Menyentuh kemaluan laki-laki atau perempuan dengan syahwat merupakan
hal yang membatalkan wudhu. Kecuali, menyentuh kemaluan anak kecil di bawah
usia 7 tahun tanpa adanya syahwat.
7. Memandikan jenazah
Maksud memandikan jenazah di sini adalah orang yang turut serta memegang
jenazah secara langsung. Bukan yang menyiramkan air ke tubuh jenazah.Hal
tersebut dapat membatalkan wudhu karena orang yang memegang tubuh jenazah
pada umumnya akan menyentuh bagian kemaluan si jenazah.
Imam Malik membagi penyebab batalnya wudhu menjadi 3 garis besar. Tiga
garis besar tersebut adalah ahdats, asbaab, dan ar- riddah wa asy-syak. Berikut ini
penjelasannya.
1. Al- Ahdats
Ahdats yaitu apapun yang dapat keluar dari dubur (lubang bagian belakang)
dan qubul (kemaluan) adalah najis. Misalnya:Kotoran,Air seni,Angin (baik yang
disertai dengan suara ataupun tidak),Wadi (air putih kental yang keluar ketika
buang air kecil),Madzi (air yang keluar dari kemaluan karena syahwat),Mani (air
yang memancar keluar dari kemaluan, biasanya pada saat berhubungan intim),Hadi
(air yang keluar dari kemaluan seorang wanita pada saat melahirkan),Darah
6
https://almanhaj.or.id/754-wudhu.html
7
istihadhoh (darah yang keluar secara terus-menerus di luar darah haid, atau biasa
disebut darah karena penyakit)
Apakah jika yang keluar dari dubur dan qubul merupakan sesuatu yang tidak
umum dapat membatalkan wudhu juga? Imam Malik berpendapat, jika dari kedua
lubang tersebut keluar sesuatu yang tidak umum – seperti cacing, kerikil, darah dan
nanah – ini tidak membatalkan wudhu karena bukan merupakan najis.
2. Al- Asbab
Dalam pandangan Madzhab Maliki, Al-Asbaab adalah batalnya wudhu
seseorang yang disebabkan oleh faktor di luar badan. Al-Asbaab ini dibagi menjadi
3 golongan, di antaranya adalah sebagai berikut.
• Hilang akal
Hilang akal di sini, dapat disebabkan oleh pingsan, gila, ataupun mabuk yang
disebabkan mengkonsumsi minuman keras.
• Menyentuh kemaluan
Menyentuh kemaluan dengan menggunakan telapak tangan atau ibu jari yang
disertai dengan syahwat dan tanpa menggunakan alas menyebabkan wudhu
seseorang batal.
• Berciuman
Berciuman baik yang disertai dengan syahwat atau pun tidak akan
membatalkan wudhu.
3. Ar-Riddah wa Asy-Syak
8
ragu mengenai thaharoh badan Anda, menurut Madzhab Maliki ini diwajibkan
untuk wudhu kembali. Hingga Anda merasa yakin.7
B. PENGERTIAN MANDI
Menurut bahasa, mandi adalah mengalirkan air pada sesuatu. Sedangkan
menurut istilah syara’, mandi adalah mengalirkan air keseluruh anggota tubuh
dengan diniati mandi. Mandi tidak wajib dilakukan dengan spontan, sekalipun
penyebab kewajibannya dikerjakan sebagai pendurhakaanya. Berbeda halnya
dengan mencuci najis yang mengenai sebagai akibat pendurhakaanya (ma’siat)
Sebab-sebab mandi ada enam, tiga di antaranya biasa terjadi pada laki-laki
dan perempuan, dan tiga lagi tertentu (khusus) pada perempuan saja.
1. Bersetubuh, keluar mani ataupun tidak.
2. Keluar mani, baik keluarnya sebab bermimpi atau sebab lain dengan sengaja
atau tidak, dengan berbuatan sendiri atu bukan.
3. Mati, orang islam yang mati, fardlu kifayah atas muslimin yang hidup
memandikannya, terkecuali orang yang mati syahid.
4. Haidh, apabila seorang perempuan telah berhenti dari kain kotor, ia wajib
mandi agar ia dapan sholat dan dapat campur dengan suaminya. Juga dengan
mandi itu badanya dapat segar dan sehat.
5. Nifas, yang dinamakan nifas ialah darah yang keluar dari kemaluan
perempuan sesudah melahirkan anak. Darah itu darah haidh yang berkumpul
tidak keluar sewaktu perempuan itu mengandung.
6. Melahirkan, baik anak itu cukup umur ataupun tidak, seperti keguguran.
Fardhu Mandi
7
https://almanhaj.or.id/754-wudhu.html
9
2. Menyampaikan air keseluruh tubuh.
Sunah-Sunah Mandi
Mandi sunah
1. Mandi sholat Jumat, bagi orang yang bermaksud akan mengerjakan sholat
Jumat, agar baunya yang busuk tidak mengganggu orang di sekitar
duduknya.
2. Mandi pada dua Hari Raya.
3. Mandi orang gila, apabila ia sembuh dari gilanya, karena ada sangkaan
(kemungkinan) ia keluar mani.
4. Mandi ketika hendak ihram haji atau umrah.
5. Mandi sehabis memandikan mayat.
6. Mandi seorang kafir setelah memeluk agama islam, karena beberapa orang
sahabat ketika masuk islam, mereka disuruh mandi oleh Nabi.
Hikmah Mandi
10
1. Dapat mendekatkan diri kepada allah, sebab mandi adalah ibadah dan
setelah itupun seseorang dapat menjalankan ibadah seperti Sholat, membaca
Al-Quran dan sebagainya.
2. Dapat menyegarkan badan dan memulihkan kekuatan yang dapat pula
berpengaruh pada kesegaran jiwa. Karena iitu dalam pratek penyembuhan
penyakit, ketagihan “Narkoba” ada yang menggunakan cara memandikan
pasien.
3. Membangkitkan kepercayaan diri dan membuka peluang persahabatan.
Sebab orang yang sudah mandi akan merasa tidak mengganggu ketenangan
orang lain.
C. PENGERTIAN TAYAMMUM
Tayamum adalah mengusap tanah ke muka dan kedua tangan sampai siku
dengan beberapa syarat. Tayamum merupakan pengganti wudhu atau mandi,
sebagai rukhshah (keringanan) untuk orang yang tidak dapat memakai air karena
beberapa halangan (udzur):
1. Udzur karena sakit. Kalau ia memakai air, bertambah sakitnya atau lambat
sembuhnya, menurut keterangan dokter atau dukun yang telah
berpengalaman tentang penyakit serupa itu.
2. Karena dalam perjalanan.
3. Karena tidak ada air.
11
Syarat-syarat tayammum
Dibolehkan bertayammum dengan syarat:
1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu.
2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila
menggunakan air akan kambuh sakitnya.
3. Telah masuk waktu shalat.
4. Dengan debu yang suci, tidak musta’mal, tidak bercampur benda
5. Menyapu muka dan dua tangan dengan dua kali pindah
12
Hal-Hal Yang Membatalkan Tayaammum
Hikmah Tayamum
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. SARAN
Jika kita hendak melaksanakan sholat,maka berwudhu lah dengan syarat sah
yang telah dianjurkan oleh nabi,karena syarat sah sholat adalah suci dari hadas besar
dan kecil. Kami menyadri bawasannya, penyusun dari hasil revisi makalah ini
hanyalah manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan
kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga dalam penulisan
dan penyusunannya revisi dari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu kami sebagai pemakalah memohon maaf yang sebesar-besarnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abu syuja’ ahmad bin husain bin ahmad al-ashfihan.ghoyah wa taqrib.Tuban:
Bangilan.
As’ad, Drs. H. Aliy. 1980. Fathul mu’in. Kudus: Menara Kudus.
Muhammad Azzam, Abdul Aziz, 2010. Fiqih Ibadah.Jakarta : Amzah.
Drs.H.Moh. RifaI, Ilmu Fiqih Islam Lengkap. (Semarang : PT. Karya Toha Putra,
1978).
Mz.Labib, 2000. Rangkuman Shalat Lengkap.Surabaya: Bintang Usaha Jaya.
Maftuhin Anis, 2006. Rahasia-Rahasia Besar Di Balik Perintah Wudhu.Bekasi:
Rabhita Press
Rasyid H.Sulaiman, 1992. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru.
http://zulkhulafair.blogspot.co.id/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
http://www.fiqihmuslim.com/2014/09/rukun-wudhu.html?m=1
http://www.fiqihmuslim.com/2014/09/hal-hal-yang-membatalkan-
wudhu.html?m=1
http://maqollah.blogspot.co.id/2013/10/makalah-wudhu.html?m=1
http://surat-alquran.blogspot.co.id/2012/09/wudhu.html?m=1
http://fikihumatislam.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-wudhu.html?m=1
https://almanhaj.or.id/754-wudhu.html
15