OLEH :
KELOMPOK 3
GUSTI MUHAMMAD KAHARUDIN AL AZEMI
NPM : 2206010055
SYAHRIWAN ILMI
NPM : 2206010027
PRAYOGA ADIKA PRATAMA
NPM :2206010023
MUHAMMAD KARIM
NPM : 2206010056
DOSEN PENGUJI
HJ AMALIA WAHYUNI. SE., MM
1
ARSYAD AL BANJARI 2023
HALAMAN PENGESAHAN
NPM : 2206010055
NPM : 2206010027
NPM : 2206010023
NPM : 2206010056
FAKULTAS : TEKNIK
Mengetahui,
Dosen penguji
HJ AMALIA WAHYUNI.SE., MM
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis pengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya dan tak terhingga kepada:
1. Dosen penilai dan penguji ibu Hj Amalia Wahyuni. SE., MM
2. Teman-teman yang membantu terselesainya makalah ini
Akhir penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukanya.
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................iV
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari pergaulan antar sesama dan
hubungan dengan sang pencipta. Sebagai makhluk yang berakal,sudah selayaknya ketika menghadap
Tuhan kita harus mematuhi rambu-rambu yang digariskan oleh syara’. Bahkan, ketika bermunajat
dengan Sang Khaliq pun harus diperhatikan aturan mainnya, diantaranya adalah dengan melakukan
thaharah sebagai mediator dalam beribadah kepaad Allah.
Setiap kegiatan ibadah umat Islam pasti melakukan membersihkan (thaharah) terlebih
dahulu mulai dari wudhu. Wudhu adalah sebuah syariat kesucian yang Allah ‘azza Wa Jalla
tetapkan kepada kaum muslimin. Sebagai pendahuluan bagi shalat dan ibadah lainnya. Di dalamnya
terkandung sebuah hikmah yang mengisyaratkan kepada kita bahwa hendaknya seorang
muslim memulai ibadah dan kehidupannya dengan kesucian lahir batin. Sebab kata ini sendiri berasal
dari kata yang mengandung makna “kebersihan dan keindahan”.
Wudhu disyariatkan bukan hanya ketika kita hendak beribadah, bahkan juga disyariatkan
pada seluruh kondisi. Oleh karena itu, seorang muslim dianjurkan agar selalu dalam kondisi
bersuci (wudhu) sebagaimana dahulu yang dilazimi oleh Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya yang mulia.Mereka senantiasa berwudhu, baik dalam keadaan senang ataupun susah
dan kurang menyenangkan (seperti saat muslim hujan dan dingin)
B. Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASANA
Al-Hafizh Ibnu Hajar Asy-Syafi’iy rohimahulloh, kata wudhu terambil dari kata al-
wadho’ah / kesucian ( ضوْ اَل
َ ُ )ءو. Wudhu disebut demikian, karena orang yang sholat
membersihkan diri dengannya. Akhirnya, ia menjadi orang yang suci.”
Artinya: maka wudhu adalah menggunakan air yang suci lagi menyucikan pada anggota-anggota
badan yang empat (wajah, tangan, kepala dan kaki) berdasarkan tata cara yang khusus menurut
syariat”
Jadi definisi wudhu bila ditinjau dari sisi syariat adalah suatu bentuk peribadatan kepada Allah
Ta’ala dengan mencuci anggota tubuh tertentu dengan tata cara yang khusus.
Disyari’atkan wudhu ditegaskan berdasarkan 3 macam alasan:
a. Firman Allah dalam Al-Maidah ayat 6
ِ ِٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا قُ ْمتُ ْم اِلَى الص َّٰلو ِة فَا ْغ ِسلُوْ ا ُوجُوْ هَ ُك ْم َواَ ْي ِديَ ُك ْم اِلَى ْال َم َراف
ق َوا ْم َسحُوْ ا بِ ُرءُوْ ِس ُك ْم َواَرْ ُجلَ ُك ْم اِلَى ْال َك ْعبَ ْي ۗ ِن
b. Sabda Rasulullah
ّض َوتَي ىّتَح َثَ ْد َحأ اَ ِذإ ْ ُم ُك َد َحا َةَلَص َال ُلَ ْبقَيَل
َ ءا
Artinya: Allah tidak menerima shalat salah seorang dia anataramu bila ia
berhadats,sehingga ia berwudhu”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
6
c. Ijma
Telah terjalin kesepakatan kaum muslim atas disyari’atkannya wudhu semenjak zaman
Rosululloh hingga sekarang ini, sehingga tidak dapat disangkal lagi bahwa ia adalah
ketentuan yang berasal dari agama.
B. Rukun rukun wudhu dan syarat wudhu
Dalam kitab Fathul Mu’in di sebutkan ada 6 hal yang menjadi rukun wudhu :
1. Niat
َرفَرْ ضًاهّٰلِل ِ تَ َعال ِ ْت ْال ُوضُوْ َءلِ َر ْف ِع ْال َح َد
ِ ث ااْل َصْ غ ُ ن ََوي
Niat adalah bertujuan sesuatu yang bersamaan dengan pekerjaannya dan tempatnya dihati
dan melafadkannya sunnah. dan waktunya niat didalam melaksanakan wudhu yaitu ketika
membasuh bagian pertama dari wajah. adapun bacaan niatnya seperti lafadz diatas.
2. Membasuh Muka
Adapun membasuh muka didalam wudhu batas batasnya adalah secara vertikal dari
tempat tumbuhnya rambut secara normal sampai ke dagu. dan secara horizontal dari telinga ke
telinga.
6. Tertib
Yaitu tidak mendahulukan bagian satu dengan bagian yang lain atau sesuai urutan fardhu
wudhu diatas.
Syarat Wudhu
Adapun syarat-syarat wudhu adalah sebagai berikut :
1. Islam
2. Mengetahui wajib (fardhu) wudhu
3. Tidak dalam keadaan berhadas besar
4. Menggunakan air suci dan mensucikan
5. Tidak ada yang menghalangi air untuk sampai ke kulit, seperti minyak, getah, dll.
6. Mengetahui sunnah wudhu
7. Bersih dari haid dan nifas
8. Tamyiz (dapat membedakan baik dan buruk suatu pekrjaan)
7
C. Hal-hal yang Membatalkan Wudhu
Sebagai umat Muslim, wajib untuk tau apa saja hal-hal yang membatalkan wudhu.Karena
wudhu merupakan salah satu syarat sah sebelum sholat dan beribadah lainnya.Jika wudhu
batal, ibadah yang dilakukan pun jadi tidak sah. Berikut hal yang dapat membatalkan wudhu
dalam Islam:
2. Darah Menstruasi
Keluarnya darah menstruasi secara tiba-tiba sudah pasti akan membuat wuddu kita
tidak sah. Tidak hanya membatalkan wudhu, menstruasi juga membuat seorang wanita
dilarang untuk beribadah atau melaksanakan sholat.
3. Hilang Akal
Seseorang yang mengalami hilang akal termasuk dalam hal yang membatalkan
wudhu.
Penyebab hilang akal ini termasuk karena mabuk, pingsan, atau gila.
6. Menyentuh Kemaluan
Menyentuh kemaluan atau lubang dubur dengan telapak tangan bagian dalam atau jari
jemari termasuk hal yang membatalkan wudhu, Ini termasuk menyentuh dengan sengaja
atau tidak sengaja terhadap kemaluan diri sendiri, orang lain, anak kecil, ataupun
seseorang yang tidak bernyawa.
7. Darah Nifas
hukum nifas sama halnya dengan hukum saat wanita sedang dalam masa haid.
Haram hukumnya untuk melakukan sholat, puasa, tawaf, jima, dan diceraikan oleh sang
suami.
1. Membaca Bismillah.
Dilakukan pada waktu akan melakukan wudhu. Bila belum membaca di awal, maka
bisa disusulkan di pertengahan wudhu.
Akan tetapi jika sampai selesai belum juga membaca basmalah, maka tidak perlu
dilakukan.
3. Berkumur kumur
Dilakukan setelah membasuh kedua telapak tangan. Air yang dikumur bisa
dimuntahkan ataupun tidak, tapi lebih sempurna jika memuntahkannya.
9. Bersiwak
Bersiwak sendiri merupakan kegiatan menggosok gigi dengan kayu siwak. Tujuannya
untuk menghilangkan segala noda dan kotoran pada gigi, sekaligus membersihkan mulut.
www.studocu.doc.politeknik.menado.makalah.wudhu.com
www.an-nur.ac.id.com
www.orami.com
www.islam.nu.or.id.com
Diktat fiqih, DRA. Hj. Ajeng Kartini,M.Pd.I