Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL

PENERIMAAN PASIEN BARU

Disusun Oleh:
KELOMPOK 6

Imelda Yovita Mau 112225001


Fahriza Zevilianti 112225003
Susanti 112225004
Katharina Laurentia Monika Adja 112225006
Febe Ernila 112225009
Rimbani Dwi Irnasih 112225013
Linda Sri Rahayu 112225023
Nina Qurniati 112225025
Sely Novita 112225033
Veronica F. F. Mali 112225036
Febronia Martina Dua Lehang 112225045
Eulis Ardiyanti Sari 112225046
Febi Pramuji Lestari 112225048
Siti Fatimah 112225052
Elisantri Rambu Saja Enga Likka 112225060
Elisabet Br Sebayang 112225064

PROGRAM STUDI KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


berkah dan hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
proposal ini yang berjudul “Penerimaan Pasien Baru” sebagai bentuk
penugasan dari mata kuliah Pengantar Pelayanan Kebidanan. Adapun isi
dari proposal ini berisi 3 Bab yaitu BAB I berisi pendahuluan, BAB II
berupa pembahasan dari penerimaan pasien baru, dan BAB III yang
berisi penutup. Dalam penyusunan proposal ini, kami mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Dr. Dewi Setyowati, S.Keb.,Bd., M.Ked.Trop serta staf pengajar yang


telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi.
2. Teman – teman Program Pendidikan Profesi Bidan yang selalu saling
mendukung dan bekerja sama.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang


telah membantu dalam menyelesaikan penugasan ini. Kami sangat
mengharap kritik dan saran yang membangun untuk proposal ini. Akhir
kata, semoga segala informasi yang ada di dalam proposal ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, 21 Februari 2024

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Layanan kesehatan yang berkualitas adalah layanan yang


memenuhi kebutuhan setiap klien dengan tetap berpegang teguh pada
standar profesional dan kode etik yang telah ditetapkan. Para profesional
kesehatan, termasuk bidan sebagai penyedia layanan, diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang
berkualitas tinggi (Nursalam, 2011). Langkah awal dalam memberikan
asuhan pelayanan kesehatan yang baik adalah menunjukkan kepada
pasien bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk memberikan
asuhan yang prima saat pertama kali memasuki fasilitas kesehatan
(rumah sakit, puskesmas, tempat praktik mandiri bidan), khususnya
selama proses penerimaan pasien. Salah satu jenis perawatan kesehatan
komprehensif yang melibatkan pasien, keluarga, dan perawat adalah
penerimaan pasien baru, yang memiliki dampak signifikan terhadap
kualitas perawatan (Gillies, 1989; dalam Nursalam, 2014).

Merencanakan kebutuhan asuhan keperawatan mulai dari masuk


hingga keluar dari fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, TPMB,
dll) dapat menjadi langkah pertama dalam mencapai kepuasan pasien.
Penerimaan pasien yang tidak dilakukan sesuai dengan standar akan
mengakibatkan penurunan kualitas layanan, yang dapat menurunkan
kepercayaan pasien terhadap fasilitas kesehatan (Asmuji, 2013). Ketika
pasien dan keluarga mereka diperlakukan dengan buruk, mereka akan
merasa penyedia layanan kesehatan tidak profesional. Di sisi lain,
penyedia layanan kesehatan dapat mulai mengembangkan hubungan
terapeutik dengan pasien dan keluarga jika mereka merasa disambut
dengan baik (Potter & Perry, 2006).

Penerimaan pasien baru oleh tenaga kesehatan di rumah sakit,


puskesmas maupun TPMB perlu dilakukan dengan benar supaya pasien
mendapatkan informasi yang memadai terkait hak dan kewajibannya
sebagai pasien, fasilitas rumah sakit, Puskesmas maupun TPMB yang
bisa digunakan, peraturan dan tata tertib rumah sakit, Puskesmas dan
TPMB serta penjelasan yang memadai terkait dengan penyakitnya, diet
khusus dan pembatasan aktivitas yang penting dilakukan pasien. Dalam
kegiatan ini juga dilakukan proses pengkajian yang komprehensif kepada
pasien sehingga didapatkan data yang memadai untuk perencanaan
keperawatan (Mlakan, 2019)

Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi bidan


dalam pemberian asuhan kebidanan adalah dengan melakukan proses
penerimaan pasien baru sesuai standar. Dengan harapan adanya faktor
kelola yang optimal sehingga mampu menjadi wahana bagi peningkatan
keefektifan pemberian asuhan kebidanan sekaligus lebih menjamin
kepuasan klien terhadap pemberian asuhan kebidanan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari penerimaan pasien baru?


2. Apa tujuan dari penerimaan pasien baru?
3. Apa saja persiapan dalam menerima pasien baru?
4. Bagaimana tahapan serta alur penerimaan pasien baru di fasilitas
kesehatan?
5. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam menerima pasien baru?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui prosedur penerimaan pasien baru.


2. Mengetahui alur penerimaan pasien baru.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Penerimaan Pasien Baru di Rumah Sakit

1. Pengertian
Penerimaan pasien baru merupakan suatu cara dalam
menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Pada saat
penerimaan pasien baru disampaikan hal mengenai orientasi ruangan,
perawatan, medis, dan tata tertib ruangan (Nursalam, 2014). Prosedur
penerimaan pasien adalah pelayanan pertama yang diberikan oleh
rumah sakit dan merupakan pengalaman yang selalu diingat oleh
pasien (past experience) yang akan menjadi salah satu penentu
persepsi pasien terhadap pelayanan di rumah sakit tersebut
(Supranto,2006). Oleh karena itu, kontak pertama antara tenaga
kesehatan dan pasien menjadi catatan yang sangat penting bagi
pasien dalam memberikan penilaian kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan.

2. Tujuan
1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat
dan terapeutik
2. Mengetahui identitas pasien baru.
3. Menyediakan pelayanan awal berupa persiapan kamar dan alat-
alat sesuai kebutuhan pasien.
4. Mengetahui kondisi dan keadaan umum pasien.
5. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS.

3. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan pasien baru


1. Pelaksanaan secara efektif dan efisien
2. Dilakukan oleh Kepala Ruang atau Ketua Tim atau Bidan yang
telah diberi wewenang delegasi
3. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi pasien
4. Berkomunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga serta
berikan sentuhan terapeutik.

4. Alur Penerimaan pasien baru di RS

Keterangan :
1. Pasien baru di rumah sakit berasal dari 2 instalasi yaitu instalasi
rawat jalan dan instalasi rawat darurat

2. Pada instalasi rawat jalan terdapat 2 jenis kunjungan yaitu


kunjungan pertama dan kunjungan ulang, pasien yang terdapat
dalam poliklinik terdiri dari pasien rujukan dari faskes tk I, pasien
post rawat inap, pasien umum yang datang tanpa membawa
rujukan. Pasien yang datang ke poliklinik pada jam tertentu (jam
kerja) atau pagi-sore sesuai kebijakan operasional poliklinik
masing-masing RS. Pasien yang baik akan diarahkan menuju
farmasi dan kasir ataupun pemeriksaan penunjang jika diperlukan.
Pasien yang membutuhkan perawatan misalnya rencana operasi
elektif akan diarahkan ke admisi rawat inap untuk administrasi
rawat inap dan mencetak SEP rawat inap.

3. Instalasi rawat darurat beroperasi 24 jam dalam seminggu. Pasien


datang sendiri tanpa membawa rujukan ataupun pasien datang
dengan rujukan dari faskes I atau antar RS. Dokter jaga Instalasi
rawat darurat akan melakukan triase sesuai dengan prioritas
penanganan). Prinsip triase diberlakukan sistem prioritas yaitu
penentuan/penyeleksian mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang
timbul berdasarkan, prosedur Triase (Permenkes RI No. 47 tahun
2018):

1) Pasien datang diterima tenaga kesehatan di IGD rumah sakit


2) Di ruang triase dilakukan pemeriksaan singkat dan cepat
untuk menentukan derajat kegawatdaruratannya oleh tenaga
kesehatan dengan cara:
a. Menilai tanda vital dan kondisi umum Pasien
b. Menilai kebutuhan medis
c. Menilai kemungkinan bertahan hidup
d. Menilai bantuan yang memungkinkan
e. Memprioritaskan penanganan definitif
3) Pasien dibedakan menurut kegawatdaruratannya dengan
memberi kode warna :
a. Kategori merah: prioritas pertama (area resusitasi), pasien
cedera berat mengancam jiwa yang kemungkinan besar
dapat hidup bila ditolong segera. Pasien kategori merah
dapat langsung diberikan tindakan di ruang resusitasi,
tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut, pasien
dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah
sakit lain.
b. Kategori kuning: prioritas kedua (area tindakan), pasien
memerlukan tindakan definitif tidak ada ancaman jiwa
segera. Pasien dengan kategori kuning yang memerlukan
tindakan medis lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang
observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan
kategori merah selesai ditangani.
c. Kategori hijau: prioritas ketiga (area observasi), pasien
dengan cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri
sendiri atau mencari pertolongan. Pasien dengan kategori
hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, atau bila sudah
memungkinkan untuk dipulangkan, maka pasien
diperbolehkan untuk dipulangkan.
d. Kategori hitam: prioritas nol pasien meninggal atau cedera
fatal yang jelas dan tidak mungkin diresusitasi. Pasien
kategori hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar
jenazah.

Tahapan pelaksanaan penerimaan pasien baru


1. Pasien baru melalui IGD
a) Bidan/ ners jaga bersama dokter IGD melakukan triase
dengan cepat dan singkat untuk melakukan penilaian
kegawatdaruratan pasien yang akan dirawat.
b) Penempatan pasien sesuai dengan warna triage.
c) Bidan/ners dan dokter jaga memperkenalkan diri, menjelaskan
prosedur pelayanan di IGD menjelaskan hak dan kewajiban
selama menjadi pasien di RS kepada pasien dan/atau
keluarga, kemudian mempersiapkan peralatan yang akan
digunakan untuk pemeriksaan lanjutan. Stabilisasi pasien
dengan triage berwarna merah pada ruang resusitasi dengan
TTD informed consent keluarga terlebih dahulu.
d) Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif.
e) Pasien dan keluarga dijelaskan tentang penyakit yang diderita
dan prosedur yang akan dilakukan, kemudian
menandatangani form edukasi terintegrasi.
f) Pada pasien MRS perlu dipersiapkan rekam medis berupa
lembar catatan terintegrasi yang berisi tindakan yang
dilakukan dan advice dari DPJP, informed concent, medication
chart (oral dan parenteral), lembar pengkajian triage, form
transfer pasien, hasil pemeriksaan penunjang.
g) Pasien yang stabil dengan perawatan observasi dapat
dilakukan KRS dan diarahkan menuju kasir (setelah
mendapatkan obat dari farmasi, jika perlu).
h) Melakukan evaluasi terkait penjelasan yang dilakukan,
kemudian dianjurkan mengisi form kepuasan pasien.
2. Pasien MRS pada Rawat Inap
a) Bidan IGD/poliklinik melakukan koordinasi terkait pemesanan
ruangan pasien
b) Pasien datang di ruangan, diterima oleh kepala ruangan/
katim/ perawat yang diberi delegasi.
c) Melakukan timbang terima dengan bd IGD/poli dengan
menggunakan lembar transfer pasien yang berisi riwayat
perjalanan penyakit pasien, kondisi pasien saat sebelum dan
sesudah transfer, terapi apa saja yang telah diberikan, advice
DPJP yang akan dilaksanakan pada rawat inap.
d) Tenaga kesehatan memperkenalkan diri kepada pasien dan
keluarganya
e) Tenaga kesehatan menunjukkan kamar / tempat tidur pasien
dan mengantar ke tempat yang telah ditetapkan
f) Melakukan identifikasi pasien dengan pemeriksaan gelang
pasien sesuai dengan SKP (Nama/No RM/ TL/ NIK), warna
gelang, penanda tambahan kuning untuk risiko jatuh, ungu
untuk DNR dan merah penanda alergi (sumber : Permenkes
11 tahun 2017).
g) Tenaga kesehatan bersama karyawan lain memindahkan
pasien ke tempat tidur (apabila pasien datang dengan
brankar/kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.
h) Tenaga kesehatan melakukan pengkajian pada pasien sesuai
dengan format asessment pasien baru.
i) Perkenalkan pasien baru dengan pasien yang sekamar.
j) Memberikan informasi kepada pasien/klien dan keluarga
tentang orientasi ruangan, perawatan (termasuk petugas yang
bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter yang
bertanggung jawab dan jadwal visite), tata tertib ruangan, hak
dan kewajiban pasien
k) Tenaga kesehatan menanyakan kembali tentang kejelasan
informasi yang telah disampaikan.
l) Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, dianjurkan
melakukan tanda tangan form edukasi terintegrasi.
m) Pasien dan keluarga dianjurkan untuk tanda tangan informed
consent jika diperlukan tindakan.
n) Sentralisasi obat oleh farmasi, bidan melakukan pencatatan
pada form medication chart, pemberian obat secara UDD (Unit
Daily Dose), dan dilakukan tanda tangan setelah pemberian
terapi.
o) Bidan melakukan kolaborasi dengan staf gizi terkait menu gizi
yang sesuai dengan kondisi pasien
p) Form yang perlu dipersiapkan pada pasien baru yaitu: Form
perpindahan pasien terintegrasi, asessment awal pasien baru,
medication chart, informed concent, lembar discharge
planning, lembar edukasi terintegrasi,
q) Tenaga kesehatan menyerahkan kepada pasien lembar
kuesioner tingkat kepuasan pasien, jika selesai perawatan.

2.2 Penerimaan Pasien Baru di Puskesmas


1. Pengertian
Pasien Baru adalah Pasien yang pertama kali datang ke
puskesmas untuk keperluan mendapatkan pelayanan kesehatan.
Setiap pasien baru diterima di tempat penerimaan pasien (TPP) dan
akan diwawancarai oleh petugas guna mendapatkan informasi
mengenai data identitas sosial pasien yang harus diisikan formulir
ringkasan Riwayat klinik.
Penerimaan pasien baru merupakan suatu cara dalam
menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Pada saat
penerimaan pasien baru disampaikan hal mengenai orientasi ruangan,
perawatan, medis, dan tata tertib ruangan. Puskesmas cenderung
menerima pasien rawat jalan. Menurut dirjen Yanmed (2006:34),
penerimaan pasien rawat jalan dinamakan TPP RJ (Tempat
Penerimaan Pasien Rawat Jalan). Fungsi utamanya adalah menerima
pasien untuk berobat ke poliklinik yang dituju masing-masing pasien
tersebut.

2. Tujuan Penerimaan Pasien


a. Mengetahui data umum pasien dan keluarga
b. Mengetahui kondisi umum pasien
c. Memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
d. Menurunkan kecemasan pada pasien saat pertama kali datang

3. Hal – Hal Yang Perlu diperhatikan Di Puskesmas


a. Pelaksanaan secara efektif dan efisien
b. Dilakukan oleh kepala ruangan atau Katim atau Perawat
Assosiate yang telah diberikan wewenang / delegasi
c. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi pasien
d. Melibatkan pasien dan keluarga berpartisipasi dalam mematuhi
tata tertib puskesmas

4. Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru


a. Menyiapkan kelengkapan administrasi
b. Menyiapkan kelengkapan ruangan
c. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
d. Menyiapkan informed concent
e. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan keluarga
5. Alur Penerimaan Pasien di Puskesmas

Pasien Datang

Pasien Baru Pasien Lama

Pasien menunjukkan :
Membawa KIBK Tidak membawa KIBK
1. Kartu BPJS/ (Kartu Identitas Berobat Keluarga) (Kartu Identitas Berobat Keluarga)
Jamkesmas
2. KTP / KK
1. Petugas mencatat 1. Petugas mencari
identitas data sosial nomor rekam medis
1. Petugas mencatat di pasien yang berobat pasien pada buku
buku register data di buku register bantu berdasarkan
sosial pasien kunjungan. kode wilayah dengan
yangberobat, beserta 2. Petugas mengambil mencari nama KK
kelengkapannya. dokumen rekam pasien.
medis pasien di rak 2. Bila KIBK hilang,
2. Petugas membuat
filing sesuai nomor dibuatkan kartu baru
lembar RM pasien baru.
KIBK dan kode dengan pesan jangan
3. Petugas membuatkan
wilayahnya. lupa supaya kartu
lembar resep.
3. Petugas menyisipkan disimpan dengan baik.
4. Petugas membuat map
traser penanda letak
family folder.
dokumen family folder
5. Petugas membuatkan pasien yang keluar.
KIBK baru dengan
4. Petugas
identitas nama dan data
mendistribusikan
sosial KK pasien.
rekam medis pasien
6. Petugas menjelaskan ke ruang periksa yang
kegunaan KIBK dan dituju.
memberi pesan ke
pasien supaya kartu
selalu dibawa setiap
pasien dalam satu KK Petugas mempersilakan
berkunjung kembali, pasien ke ruang periksa
Ruang Tunggu
serta untuk merawat yang dituju
kartu dengan baik.

Ruang Laboratorium
Pelayanan
Dirujuk

Apotik

Pasien Pulang
2.3 Penerimaan Pasien Baru di TPMB

1. Pengertian
Penerimaan klien baru merupakan suatu tata cara ataupun
pedoman dalam menerima klien baru masuk. Penerimaan klien baru
merupakan suatu prosedur yang dilakukan oleh bidan ketika ada
pasien baru datang ke tempat praktik bidan. Penerimaan klien baru
merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang
komprehensif melibatkan klien dan keluarga, dimana sangat
mempengaruhi mutu kualitas pelayanan. Penerimaan klien baru
termasuk bagian utama sebab sebelum melakukan tindakan medis
selanjutnya, bidan harus terlebih dahulu mengetahui identitas pasien
yang diperoleh ketika bidan menerima pasien baru tersebut.

2. Tujuan Penerimaan Pasien Baru


a. Mengetahui keadaan klien dan keluarga
b. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum
c. Menurunkan tingkat kecemasan klien saat pertama kali datang

3. Alur Penerimaan Pasien Baru Di TPMB


Alur penerimaan klien baru di TPMB yaitu sebagai berikut :
a. klien serta keluarganya disambut dengan ramah
b. Petugas menanyakan kepada klien apakah pernah berkunjung
sebelumnya. Apabila pernah berkunjung sebelumnya, maka
identitas data klien sudah tercatat pada rekam medis klien.
c. Bila pasien dapat berdiri, lakukan pengukuran berat badan dan
tinggi badan
d. Lakukan pengkajian data melalui anamnesa terkait alasan
kunjungan klien
e. Klien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang ada
di praktik mandiri bidan serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas
yang ada
f. Pasien dipersilahkan menunggu antrian sebelum diperiksa
g. Mencatat/memasukkan hasil pengkajian pasien pada P.Care
BPJS apabila menggunakan BPJS atau catatan medik
h. Memberitahukan prosedur/tindakan yang akan dilakukan
i. Laporkan hasil catatan medik pada penanggung jawab klinik

4. Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru


a. Menyiapkan kelengkapan administrasi
b. Menyiapkan kelengkapan ruangan
c. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
d. Menyiapkan informed concent
e. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan keluaraga
5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerimaan pasien baru di
TPMB :
a. Pelaksanaan secara efektif dan efisien
b. Dilakukan oleh Ketua Tim atau Bidan yang telah diberi wewenang
delegasi
c. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi pasien dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan
d. Berkomunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga serta
berikan sentuhan terapeutik
e. Menghormati hak pasien.
f. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan
pelayanan yang dibutuhkan.
g. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat
ditangani dengan tepat waktu
h. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
i. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya
yang diberikan secara sistematis
j. Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar
prosedur operasional
k. Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan praktik
kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian

6. Formulir dan pencatatan rekam medik pada TPMB

Adapun formulir dan pencatatan rekam medik pada TPMB, meliputi:


 Kartu kunjungan klien
 Form penapisan
 Formulir Informed Consent
 Kartu ibu / status ibu
 Buku KIA
 Kartu anak/status anak
 Lembar observasi
 Formulir Partograf
 Formulir Persalinan/nifas
 Kartu status peserta KB (K1 dan K4)
 Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
 Formulir Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
 Formulir Laporan kesehatan ibu, bayi dan balita
 Formulir laporan puskesmas (Form 4, 5 dan 6)
 Form shift jaga

Selain beberapa formulir tersebut, ada beberapa blangko yang harus


disiapkan di sebuah TPMB, antara lain:
 Surat keterangan perawatan persalinan
 Surat keterangan hamil
 Surat kelahiran
 Surat rujukan

TPMB juga harus memiliki beberapa buku-buku untuk keperluan


pencatatan dan pelaporan. Buku - buku tersebut antara lain:
 Buku kohort ibu
 Buku kohort bayi
 Buku register ibu
 Buku register bayi
 Buku inventaris
 Buku rujukan
 Buku kas bulanan
 Buku stok obat
 Buku pelayanan KB
 Buku catatan kelahiran
 Buku catatan kematian
 Buku rencana kerja bulanan dan tahunan
(Sumber : Permenkes 28 tahun 2017)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penerimaan pasien baru merupakan suatu cara dalam menerima
kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Prosedur penerimaan
pasien adalah pelayanan pertama yang diberikan oleh rumah sakit,
puskesmas dan TPMB dan merupakan pengalaman yang selalu diingat
oleh pasien (past experience) yang akan menjadi salah satu penentu
persepsi pasien terhadap tempat pelayanan tersebut.
Berkaitan dengan hal ini, Bidan berperan dalam penerimaan
pasien baru tidak terlepas dari peran utama bidan (UU No. 4 tahun 2019
tentang Kebidanan) yaitu sebagai pemberi pelayanan kebidanan,
pengelola pelayanan kebidanan, penyuluh dan konselor, pendidik,
pembimbing, dan fasilitator klinik, penggerak peran serta masyarakat dan
pemberdayaan perempuan, dan peneliti.

3.2 Saran
Penerimaan pasien baru merupakan sebuah sarana penilaian dari
pasien maupun keluarganya terhadap petugas kesehatan tempat pasien
akan dirawat. Oleh karena itu, seluruh petugas kesehatan hendaknya
melakukan penerimaan pasien dengan sebaik mungkin, yaitu dengan
mempersiapkan segala kebutuhan penerimaan pasien dengan baik,
komunikasi yang baik, memberikan sentuhanb terapeutik, hingga
memperlakukan pasien dengan nyaman. Dengan demikian, diharapkan
pasien maupun keluarganya dapat merasa puas dan memiliki anggapan
yang baik terhadap petugas kesehatan dan pelayanan kesehatan yang
ada.
ROLEPLAY PENERIMAAN PASIEN BARU

A. PERENCANAAN
1. Rencana Pelaksanaan Pasien post partum di Rumah Sakit
Ibu nifas Ny. F 38 tahun P5005 post partum spontan 5 jam
dengan PEB & impending eklamsia datang ke rumah sakit rujukan dari
TPMB R didampingi oleh keluarga. Riwayat persalinan, partus
spontan di rumah tanpa pertolongan / pendampingan dari tenaga
kesehatan. Datang ke TPMB R 2 jam setelah bersalin dengan keluhan
pusing, nyeri uluh hati, serta pandangan kabur. Kemudian bidan
melakukan pemeriksaan dan didapatkan tekanan darah 170/110,
protein pd UL dipstick positif sehingga pasien diputuskan untuk
dirujuk pada rs tipe B setelah berkoordinasi dengan bidan di RS, bidan
TPMB membawa perlengkapan persyaratan rujukan dan pasien telah
dilakukan penanganan awal PEB.
Setelah sampai di rumah sakit, pasien yang ditemani keluarga
dan Bidan R menuju ke IGD. Petugas IGD dan bidan RS,
berkolaborasi untuk melakukan penanganan pertama di ruang triase
bersama dengan dokter jaga IGD dan dokter kandungan untuk
dilakukan pemeriksaan penunjang dan tindakan perawatan lanjutan.
Sementara itu, Bidan R melakukan timbang terima dan menganjurkan
suami untuk melakukan registrasi di admission. Berdasarkan hasil
pemeriksaan, pasien harus dilakukan rawat inap dengan kebutuhan
High Care Unit. Setelah ibu sudah teregistrasi dan memastikan kamar
tersedia, petugas IGD dan bidan RS mengantar pasien dan
melakukan serah terima berkas rekam medis dan administrasi pasien.

2. Struktur
Struktur pemeran dalam roleplay ini adalah :
a. Narrator : Pembaca narasi alur skenario
b. Dubbing suara : pengisi suara tokoh pemeran
c. Bidan TPMB : Bidan perujuk pasien kasus semu
d. Dokter IGD : Dokter pengelola pasien gawat darurat
e. Dokter Penanggung Jawab Pasien/PPDS : Dokter konsulen
penentu rencana tindakan perawatan pasien
f. Petugas loket : Bertugas melayani pendaftaran dan kebutuhan
administrasi pasien sebelum mendapatkan perawatan.
g. Petugas IGD : Bertugas mengelola pelayanan gawat darurat dan
melakukan pengawasan transportasi pasien gawat darurat dari
IGD ke OK,VK, atau ICU.
h. Bidan HCU : Bidan yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam mengendalikan kegiatan pelayanan kebidanan di HCU
Obgyn.
i. Pasien : orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di
Rumah Sakit.
j. Keluarga pasien (suami) : Berperan sebagai pendamping pasien
saat melakukan pemeriksaan dan penanganan di Rumah Sakit.

3. Metode
Metode pada diskusi ini menggunakan metode role play,
dimana role play merupakan metode bermain peran dan merupakan
salah satu proses belajar yang tergolong dalam metode simulasi.
Metode role playing (bermain peran) juga dapat diartikan suatu cara
penguasaan bahan melalui pengembangan dan penghayatan.
Penggunaan metode role playing ini memperoleh kemampuan
bekerjasama, komunikatif, dan menginterpretasikan suatu kejadian
(Fadillah, N. (2018) sehingga diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman mengenai bagaimana berlangsungnya proses
penerimaan pasien baru yang sebenarnya.

4. Media
a. Alat tulis
b. Lembar pasien masuk rumah sakit
c. Buku status (rekam medis)
d. Lembar format pengkajian pasien
e. Lembar informed consent atau surat pernyataan rawat inap
f. Kartu identitas pasien dan keluarga
g. Buku KIA
h. Bed/tempat tidur pasien baru
i. Tensimeter
j. Stetoskop
k. Handscoon
l. Telepon
m. Kursi roda

5. Mekanisme Kegiatan
a. Persiapan
1) Menceritakan persoalan masalah yang dilakukan role play
2) Memilih tokoh sesuai peran yang dibutuhkan
3) Mempersiapkan peralatan dan setting tempat
4) Membuat skenario
b. Pelaksanaan
1) Intro
2) Mahasiswa melakukan role play sesuai dengan skenario yang
ditetapkan
3) Role play pra penerimaan pasien baru : langkah-langkah
penerimaan pasien baru
4) Role play pelaksanaan penerimaan pasien baru
c. Evaluasi
1) Melakukan evaluasi/ tanggapan setelah role play selesai
2) Membuat kesimpulan alur role play

6. Evaluasi
Evaluasi role play penerimaan pasien baru dengan cara
meninjau kembali secara seksama role play yang telah dilaksanakan
dengan mengacu pada mekanisme langkah dan alur penerimaan
pasien baru.
B. PELAKSANAAN
Skenario Penerimaan Pasien Baru
1. Narrator : Siti Fatimah
2. Dubber : Fahriza, Sely, Febe, Rimbani, Elisantri, Elisabeth
3. Petugas Loket : Veronica
4. Bidan Perujuk : Riny
5. Dokter UGD : Eulis
6. Dokter Konsulen : Len
7. Bidan HCU 1 : Nina
8. Bidan HCU 2 : Linda
9. Bidan IGD : Susanti
10. Pasien : Febi
11. Suami Pasien : Imelda

Pra Penerimaan Pasien Baru

Bidan perujuk tiba di IGD RS A, mendampingi pasien Ny. F dan keluarga

Bidan perujuk: “Selamat malam, perkenalkan saya Bidan R dari TPMB,


yang 30 menit lalu menelpon untuk merujuk pasien a.n Ny.R dengan post
partum PEB”

Bidan IGD: “silahkan masuk bidan R, silakan ibu ditempatkan pada bed
ini. Bapak silahkan ke loket pendaftaran ya, setelah itu kembali ke
ruangan ini untuk saya jelaskan tata tertib selama di IGD rumah sakit.

Suami pasien: baik bu bidan

Sambil menunggu suami pasien, bidan perujuk membacakan lembar


rujukan:

Bidan perujuk: “bidan izin operan ya… pasien a.n Ny.F melahirkan
dirumahnya 5 jam yang lalu tanpa ditolong oleh tenaga kesehatan. setelah
setelah 2 jam post partum suami membawa istrinya ke klinik TPMB milik
saya. Setelah saya lakukan pemeriksaan TD 170/110 protein urine stik
positif,ibu mengeluh nyeri ulu hati kontraksi uterus baik, TFU 2 jari
dibawah pusat perineum intak, perdarahan selama bpmk kira - kira 100ml,
telah saya lakukan penanganan awal pasien PEB pemberian SM dosis
awal dan pemasangan oksigen dan catheter. produksi urine 100 ml reflek
patela+ lain2 telah saya tuliskan di lembar rujukan berikut. Berikut
informed concent pemberian obat anti kejang yang di ttd suami dan pasien
pembiayaan pasien menggunakan BPJS KIS

Bidan IGD: “terima kasih bidan.”

Bidan perujuk: baik saya izin meninggalkan pasien ya, terima kasih atas
kerjasamanya

Suami datang dari loket pendaftaran dan menyerahkan berkas


pendaftaran. Bidan perujuk berpamitan kepada pasien dan keluarga

Bidan perujuk: “saya mohon izin undur diri , selamat malam ibu F
semoga lekas membaik ya dan berkumpul kembali dengan keluarga dan
bayi, aamiin”

Bidan IGD memasang peralatan syringe pump untuk memberikan dosis


SM lanjutan sambil memperkenalkan diri dan Dokter jaga

Bidan IGD: “selamat malam ibu perkenalkan saya bidan S, yang bertugas
malam ini. Dan disini ada Dokter jaga yang sedang bertugas adalah
Dokter E.

Dokter IGD: “bu perkenalkan saya dr yang bertugas malam ini Saya
Dokter E. Hari ini dokter kandungan penagggung jawab ibu yang bertugas
adalah dr. L izin melakukan pemeriksaan ya, ibu keluhannya saat ini
apa?”

Pasien: keluhan kepala pusing dan nyeri ulu hati, saya rasa setelah 2 jam
melahirkan.
Anamnesa dilakukan sambil memasang monitor untuk memantau TTV
pasien melakukan pemeriksaan subyektif dan obyektif. Melaporkan pada
dokter jaga IGD menginformasikan pasien ke PPDS yang berjaga.

Dokter Jaga: Selamat malam Dokter Rimbani, saya dr. E dari IGD izin
menginformasikan ada pasien baru, rujukan dari TPMB P5005 PP 5 jam
dengan PEB dan impending eklamsi, saat ini pasien berada di triase
merah, sementara terpasang oksigen dan infus.

PPDS : Baik, saya segera kesana.

PPDS memeriksa pasien dan melaporkan kondisi pasien ke Dokter


konsulen.

PPDS : “selamat malam Dokter Febronia,, izin melaporkan pasien baru


an: ny. X P5005 post partum 5 jam dengan PEB + impending eklampsia,
TD: 170/110 mmHg, keluhan pusing dan nyeri ulu hati, sudah diberikan
SM dosis pertama oleh bidan perujuk, mohon advicenya dokter, terima
kasih”

Dokter konsulen: “selamat malam, berikan SM dosis lanjutan dan obat


antihipertensi, pasien rawat di high care unit obgyn hingga stabil”

PPDS menginstruksikan Bidan IGD agar keluarga pasien mengurus


administrasi untuk rawat inap.

PPDS: bu bidan Santi, dokter Febronia mengadvicekan pasien diberikan


SM dosis lanjutan, obat antihipertensi dan pasien akan dirawat di HCU
hingga stabil, mohon suami diberitahu rencana perawatannya, terima
kasih

Bidan UGD: Baik dokter setelah ini saya akan berkoordinasi dg bidan
HCU untuk memindahkan ibu ke ruang observasi,

PPDS: “Pak saya akan menjelaskan terkait hasil pemeriksaan dan arahan
dokter penanggujawab pasien, ibu akan diberikan obat anti kejang selama
24 jam dan akan dipantau menggunakan monitor serta memerlukan
perawatan di ruang hcu obgyn. Apakah bapak setuju? Jika iya mohon
untuk ttd form edukasi dan informed consent pemberian obat anti kejang

Suami: “baik, sudah jelas dokter, saya akan tandatangani”

Bidan IGD : bapak karena istri bapak akan dirawat di ruang HCU, bapak
silahkan ke loket pendaftaran untuk melengkapi administrasi, setelah itu
kembali ke ruangan ini

Suami telah menandatangani informed consent dan menuju loket

Ruang loket:

Petugas loket: “selamat malam pak, ada yang bisa saya bantu?”

Suami pasien: “saya mau mengurus administrasi istri saya mau rawat
inap. ini mbak berkas yang dikasih dari bidan UGD”

Petugas Loket: “baik pak, mohon tunggu sebentar ya pak. (sambil


memeriksa berkas yang diberikan). “permisi pak, mohon ditanda tangani
dibagian ini, ini dan ini. selanjutnya berkasnya bisa diserahkan ke bidan
UGDnya lagi”

Suami tiba dari loket sambil membawa berkas dan gelang pasien dan
menyerahkannya kepada bidan IGD

Suami Pasien : Bu bidan ini kelengkapan administrasinya

Bidan IGD: “terima kasih pak, silakan ditunggu sebentar ya”

Bidan memasang gelang pasien sambil melakukan konfirmasi pada


pasien:

Bidan IGD: “permisi ibu namanya siapa?

Pasien: ”nama saya Febe

Bidan IGD: Tanggal lahir kapan?


Pasien: ” tanggal lahir 29 Februari 1986

Bidan IGD: Apakah ada alergi obat/ makanan?”

Pasien: ” saya tidak ada alergi obat ataupun makanan”

Bidan IGD: ”Ibu izin saya akan memberikan terapi ini dan ini sesuai
arahan Dokter, nanti jika ada keluhan yang dirasakan silahkan
disampaikan”

Bidan melengkapi status perpindahan pasien stelah menyelesaikan


tindakan,kemudian menghubungi bd HCU

Bidan IGD: “selamat malam ibu bidan

Bidan HCU: ”selamat malam dengan bd N. HCU LT 9 ada yg bisa


dibantu?

Bidan IGD: “saya bd S, izin inden ruangan untuk pasien an ny F P5005


PP 5 jam dengan PEB & impending eklamsi no RM 1210 / DPJP dr.
Febronia bpjs kelas 3”

Bidan HCU: Baik bidan akan saya siapkan ruangannya 10 menit lagi
pasien boleh ditransfer ke ruangan ya,,terima kasih

Bidan IGD:” terima kasih ”

Bidan ruangan memberikan info pada teman sejawat untuk


mempersiapkan kelengkapan dokumen penerimaan pasien baru meliputi:
form asessment awal pasien baru, form asessment awal medis,
medication chart oral dan parenteral, discharge planning, lembar
observasi, catatan perkembangan terintegrasi, informed concent,

Bidan HCU 1: “bidan Linda, ada indenan pasien baru a.n Ny. F, mohon
bantuan disiapkan berkas dan peralatan berupa oksigen, monitor pasien,
syringe pump dll…terima kasih”
Bidan HCU 2: “baik bidan Nina, nanti setelah pasien datang biar saya
yang akan menjelaskan tata tertib dan hak kewajiban pasien di RS, saya
juga akan melakukan koordinasi dengan gizi dan farmasi.”

Bidan HCU 1: “jangan lupa berikan kartu penunggu pasien..terima kasih”

Bidan HCU 2: “baik bidan”

10 menit kemudian pasien sampai pada HCU obgyn,diantar


menggunakan brancart oleh bidan IGD..

Bidan IGD: ‘selamat malam… dari IGD, pasien boleh dipindahkan ke bed
mana ya?”

Bidan HCU 1: “ya sdh kami siapkan di bed HCU 3 dekat pintu..”

Bidan 2 membantu memindahkan pasien dan memasang peralatan


monitor dan syrinnge pump yang berisi SM.

Bidan HCU 1: “selamat malam bapak ibu perkenalkan saya bidan N, NIC
bidan jaga malam ini, boleh tau ibu namanya siapa? TL berapa? (Sambil
memeriksa gelang pasien)”

Pasien: nama saya Febe, tanggal lahir 29 Feb 1986

Bidan HCU 2: “permisi pak bu izin menjelaskan terkait tata tertib RS ini,
penunggu hanya diijinkan 1 orang. Semua obat tersentralisasi oleh depo
farmasi dan diberikan dosis unit harian. Tidak diijinkan mengambil
gambar/ foto, merekam video dan suara selama di RS…dll…apakah
bapak ada pertanyaan?”

Suami dan istri: tidak ada bu, sudah jelas bu bidan…

Kemudian bidan HCU 2 melakukan operan pasien dengan bidan IGD

Bidan IGD: “bidan… berikut adalah pasien an ny F melahirkan


dirumahnya 3 jam yang lalu tanpa ditolong oleh tenaga kesehatan, setelah
plasenta lahir suami membawa istrinya ke klinik TPMB bidan Rini.
pemeriksaan TD di IGD 165/111 protein urine +3, ibu mengeluh nyeri ulu
hati kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat perineum intak,
perdarahan 50 ml, sesuai advise: pasien terpasang infus RD 5 500ml/24
jam SM maintenence dose sampai besok malam jam 23.00 HS. obat
antihipertensi adalat oros 1x30 mg jam 23.00. Minum maksimal 1000ml/24
jam, tunggu hasil lab DL,OT/PT,Alb

Bidan HCU 2: Terimakasih bidan…boleh diperlihatkan SEP rawat inap..

Bidan IGD: ini ya…trimakasih, jika tidak ada pertanyaan lagi izin saya
kembali keruangan ya

Bidan IGD meninggalkan HCU


FORMULIR PENGKAJIAN (ASESMEN AWAL KEBIDANAN)
PERSETUJUAN UMUM MASUK RUMAH SAKIT

Diisi oleh Pasien

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama (Lengkap) :
Tanggal Lahir / Umur : / th.
Alamat :
No. Telepon :
Hubungan dengan pasien : Diri sendiri/ Suami/ Istri/ Anak/ Orang
tua/…………
(*coret yang tidak perlu)

Bahwa karena penyakit yang diderita pasien, dengan ini menyatakan


sesungguhnya telah memberikan PERSETUUAN untuk dilakukan
perawatan di ruang rawat:

● Khusus : Intensive Care Unit (ICU)/ High Care Unit (HCU)/ Neonatus
Intensive Care Unit (NICU)/ Isolasi *)

● Umum : Kelas III/ Kelas II/ Kelas I/ VIP Terhadap :


Nama (Lengkap) :
Tanggal Lahir/ Umur : / th.
Jenis Kelamin :
Alamat :
No. Telepon :

I. PERSETUJUAN PERAWATAN DAN PENGOBATAN


1. Saya menyetujui untuk dirawat di RS A, sebagai pasien rawat inap
sesuai indikasi dokter.
2. Saya menyetujui perawatan yang diberikan RS kepada saya sesuai
kebutuhan medis meliputi: tindakan, pemeriksaan diagnostic,
pemeriksaan fisik, dan wawancara.
3. Jika saya memutuskan untuk menghentikan perawatan medis
untuk saya sendiri. Saya menyadari bahwa RS atau Dokter tidak
bertanggung jawab atas hasil yang merugikan saya dan tidak adak
melibatkan RS apabila terjadi masalah hokum yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan.
4. Saya bersedia menerima segala sanksi dan konsekuensi yang
terjadi apabila tidak memenuhi peraturan yang berlaku di RS.
5. Saya memahami apabila sewaktu-waktu timbul suatu keadaan
dimana harus dilakukan pemeriksaan dan tindakan
kedokteranuntuk menunjang atau menyelamatkan jiwa.

II. PERSETUJUAN PELEPASAN INFORMASI


1. Saya setuju RS wajib menjamin kerahasiaan informasi medis saya
baik untuk kepentingan perawatan dan pengobatan, Pendidikan
maupun penelitian, kecuali saya mengungkapkan sendiri atau
orang lain yang saya kuasa untuk itu ( mengisi formulir permintaan
privasi).
2. Saya juga menyetujui/ menolak *) memberi kuasa kepada RS
untuk melepas informasi medis saya bila diperlukan untuk
keperluan pengurusan asuransi atau keperluan lain sesuai dengan
aturan yang berlaku.

III. INFORMASI BIAYA


Saya memahami tentang informasi biaya pengobatan atau biaya
tindakan yang dijelaskan oleh petugas RS termasuk jenis pembayaran :

1. Pasien Umum
a) Pasien umum, tidak mempunyai asuransi apapun
b) Pasien umum, dengan sadar tidak menggunakan haknya
sebagai peserta BPJS/ Asuransi/ TanggunganPerusahaan/
Tanggungan Instansi

2. Pasien BPJS Kesehatan


a) Berkewajiban menunjukkan dan melengkapi syarat administratif
JKN sejak awal masuk RS
b) Apabila peserta tidak bisa melengkapi persyaratan
sebagaimana poin a) diatas, maka pasien dinyatakan PASIEN
UMUM
c) Saya bersedia/ tidak bersedia *) diberikan obat di luar daftar
obat yang tidak tersedia, apabila dalam masa perawatan ada
obat yang harus diberikan oleh dokter dan harus membayar
penuh untuk obat tersebut ( khusus untuk BPJS naik kelas )
3. Pasien BPJS Ketenagakerjaan
a) Berkewajiban menunjukkan dan melengkapi syarat administratif
BPJS Ketenagakerjaan sejak dirawat atau sebelum pulang
b) Apabila peserta tidak bisa melengkapi persyaratan
sebagaimana poin a) diatas, maka pasien dinyatakan PASIEN
UMUM
4. Pasien Asuransi/ Perusahaan/ Instansi lain
a) Berkewajiban menunjukkan dan melengkapi kartu Peserta
Asuransi/ Surat Jaminan pada saat melakukan penjadwalan
operasi atau sejak awal masuk rumah sakit
b) Apabila peserta tidak bisa melengkapi persyaratan poin a),
maka pasien dinyatakan PASIEN UMUM

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan dari pihak manapun. Dan saya sudah membaca dan
memahami isi pada persetujuan umummasuk rumah sakit.

Surabaya, ………………….. pukul………

Mengetahui,
yang memberi persetujuan
Petugas Admisi Saksi Pasien Pasien/Wali

(…………………….) (…………………….) (…………………….)


DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2013. Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta :


Arruzz Media.

Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. 2006. Pedoman Pengelolaan Rekam


Medis Rumah Sakit di Indonesia Rev.II. Jakarta: DepKes RI

Gillies, 1989. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi


Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.

Kemenkes RI, 2018. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 47 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Kegawatdaruratan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Kemenkes RI, 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan. Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Kemenkes RI, 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien. Menteri
Kesehatan Republik Indonesia

Kemenkumham, 2019. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 4


Tahun 2019. Jakarta : Presiden Republik Indonesia

Mlakan (2019) Prosedur Penerimaan Pasien Baru - Fakultas Ilmu


Kesehatan - Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Available at:
https://fikes.upnvj.ac.id/berita-umum/2019/03/prosedur-penerimaan-
pasien-baru.html (Accessed: 21 February 2024).

Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek


Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Potter, & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses,Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai