Anda di halaman 1dari 4

FELIZA KARIN PRAMUDYA (11) XI-1

KRIMINALITAS MERATA KE PETINGGI NEGARA

Pada hari senin keluarga kecil pak elo pergi menuju ke tempat
pendaftaran dan tes kepolisian, karena anak pak elo yang bernama
ghea ingin menjadi polwan. Setelah ghea selesai mendaftar tidak
lama mereka pergi ke sebuah panti asuhan untuk berbagi makanan
dan beras kepada anak anak yang ada dipanti asuhan dan berdoa,
mengaji bersama. Pak elo duduk bersebelahan dengan arsiki.
Setelah selesai semua, mereka mengobrol berdua dan pada
akhirnya pak elo tertarik dengan ariski untuk dijadikan anak
angkat. pak elo langsung berbicara dengan ketua panti asuhan
setelah itu ariski telah resmi menjadi anak angkat pak elo.

Mereka pulang bersama berempat budian, pak elo, arsiki, ghea.


selama dimobil ghea dengan muka cemberut, ghea tidak setuju
hadirnya ariski dikeluarganya karena ghea ingin menjadi anak satu
satunya yang dimanja dikeluarganya, ghea takut hadirnya ariski
membuat ghea tidak menjadi prioritas satu satunya dikeluarganya.
Tidak lama kemudian, pak elo berbicara dimobil “kita balik lagi
ketempat pendaftaran dan tes buat daftarin polisi ariski ya.. soalnya
ariski kan umurnya juga sama dengan ghea udah waktunya buat
bekerja mumpung batas pendaftaran masi lama”. mendengar pak
elo berbicara seperti itu ghea mulai tidak suka dengan ariski.

2 minggu kemudian pengumuman penerimaan polisi, keluarga


pak elo melihat bersama dipdf yg udah dikirimkan melalui email.
pak elo, budian sangat gembira melihat hasil pengumuman karena
anak keduanya keterima, mereka semua langsung bergegas untuk
melakukan registrasi dan lanjut pendidikan untuk awal awal
menjadi polisi.
10 tahun kemudian ariski dan ghea udah menjadi orang sukses
yang bisa membangakan orang tua, pak elo dan budian sangat
bangga dengan mereka berdua, perjuangan untuk menjadikan
anaknya tidak sia sia. Komisaris Jenderal Polisi (KOMJEN)
pangkat ariski, Inspektur Jenderal Polisi (IRJEN) pangkat ghea.

setahun kemudian, ghea melanjutkan pendidikan untuk


kenaikan pangkat nya, sedangkang ariski masi 1 tahun lagi untuk
ikut pendidikan kenaikan pangkatnya. Pada saat keberangkatan,
ghea bersama temannya yang bernama feliza. sesampai dikamar,
ghea curhat panjang dengan feliza kalau dia tidak suka dengan
saudaranya sendiri (ariski). Seiring jalannya waktu, ghea saat
pendidikan tidak pernah berkabar dengan keluarganya, telp, chat,
tidak ada sama sekali, ghea sangat terpukul dan depresi stress karna
terlalu memikirkan keluarganya yang sudah tidak sayang lagi sama
ghea, “ibu bapak kenapa sih gak nanya kabarku disini gimana kek,
atau apa kek..pasti sibuk ngurusin anak itu” dalam hati ghea sambil
menangis.

7 bulan berlalu, ghea dan feliza sudah selesai pendidikan,


sekarang pangkat mereka menjadi Jenderal, dan akhirnya ghea
sampai dirumah tidak mengucap salam dan bersalim kepada orang
tua, pak elo dan budian kaget kedatangan ghea tetapi dengan muka
lesu dan penuh kebencian

budian: “anak kuuu gheaaa sudahh sampai dirumah kenapa ngga


bilang ibu dan bapak nak” ghea terdiam
tidak lamaa ghea menjawab :“kenapa juga ibu dan bapak ngga
nanya aku gimana disana, chat aja engga, apalagi telp” dengan nada
tinggi ghea menjawab ibu.
budian : “ibu bapak takut mengangu pendidikan kamu nak“
ghea tidak menjawab jawaban ibu “beneran takut ngangu atau
emng udah ga peduli dengan ghea” dalam hati ghea.
ghea: “3 minggu lagi ghea akan dilantik menjadi ketua kepolisian”
ibu : “alhamdullilah nak, ibu bapak doain ya makin sukses
kedepan”
pak elo: “alhamdullilah nak bapak bangga sama kamu”
ariski: “alhamdullilah ikut senang”

3 minggu berlalu…

ghea tes pelantikan menjadi ketua. salah satu syarat dengan tes
urine, dari raut muka ghea sudah kelihatan kalau dia panik dan
kelihatan ketakutan. akhirnya ghea mau tidak mau harus mengikuti
tes itu, beberapa menit kemudian tes telah keluar dan ghea
langsung dipecat dan akan ditindak lanjutin permasalahan ini,
karena hasil tes urine ghea positif menggunakan narkoba.

Akhirnya pak elo dan budian sudah mendengar bahwa anaknya


ghea menggunakan narkoba, dan ghea telah mengaku kalau dia
menjual sabu. budian dan pak elo nangis terkejut sampai budian
pingsan karena mendengar anaknya seperti itu. ghea juga
menjelaskan dia seperti itu karena deperesi dan stres akibat
keluarganya, dan mengatakan belum sempat ke physikolog. ghea
dijerat dengan Pasal 114 Ayat 2 subsider Pasal 112 Ayat 2, juncto
Pasal 132 Ayat 1, juncto Pasal 55 Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati
dan hukuman minimal 20 tahun.

feliza terkejut melihat berita itu. feliza, taufik, dan agha datang
kerumah orang tua ghea dan meminta kepada ibudian dan pak elo
bersabar hati, memperbanyak doa untuk ghea yang terbaik dan
membiarkan tetap menjalankan hukum yang berlaku. Sesampai
dirumah feliza bercerita kepada nenek sabrina kalau teman
sekamar dan teman dekatnya waktu dipendidikan bermasalah
karena narkoba, nenek sabrina kaget dan ikut bersedih hati, dan
akhirnya nenek shabrina menasehati feliza agar tidak meniru apa
yang dilakukan ghea.
koda : bicarakan baik baik dengan keluarga apapun masalahnya,
dan apa yang dirasakan pasti ada jalan keluar, ada solusi.

Anda mungkin juga menyukai