Anda di halaman 1dari 9

KECELAKAAN KERJA DI MESIN PENGGILING

KARYAWAN PT. HNI BANTAENG

Di susun oleh :
Yoga Setyo Nugroho
(3.29.21.2.18/ME-3C)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2024
1.1 Latar Belakang

PT. Huadi Nickel-Alloy Indonesia adalah perusahaan pemurnian nikel yang


berada di Desa Papanloe, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Provinsi
Sulawesi Selatan yang berdiri di atas lahan seluas 100 hektar. PT. Huadi Nickel-
Alloy Indonesia didirikan pada tahun 2014 dan diresmikan pada tanggal 26 januari
2019 oleh Gubernur Sulawesi Selatan Bapak Prof. DR. Ir. H. M. Nurdin Abdullah
sebagai kerja sama investasi antara PT. Duta Nikel Sulawesi dari Indonesia dan
Shanghai Huadi, Co. Ltd. dari China. Sulawesi Selatan. Wilayah pesisir ini dinilai
kering, dan lahan tak produktif. Industri ini dikenal pula dengan perusahaan Smelter
yang artinya pemurnian nikel.
Dalam suatu perusahaan Pentingnya pemahaman terkait ketenagakerjaan
dan keselamatan kerja perlu di transformasikan ke dalam perusahaan termasuk di
bidang industri pengolahan nikel. Menyikapi hal tersebut, PT. Huadi Bantaeng
Industry Park (HBIP) bersama perusahaan tenant Huadi Group lainnya kemudian
melaksanakan Sosialisasi Ketenagakerjaan dan Keselamatan & Kesehatan Kerja
(K3) pada Rabu, 15 Februari 2023.
Adapun peserta sebanyak 26 orang yang terdiri dari karyawan bagian
Health, Safety, and Environment (HSE) & Human Resources (HR) dari PT. Huadi
Nickel-Alloy Indonesia (PT. HNI), PT. Hengsheng New Energy Material Indonesia
(PT. HNEMI), PT. Unity Nickel Alloy Indonesia (PT. UNAI).
Kegiatan yang berlangsung di ruang meeting PT. Hengsheng New Energy Material
Indonesia. menghadirkan Andi Sukri, selaku Pengawas Ketenagakerjaan
Disnakertrans Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Wilayah IV, sebagai pada sosialisasi tersebut.
Materi sosialisasi memuat tentang norma ketenagakerjaan dan K3. Norma
ketenagakerjaan yang dimaksud adalah hubungan kerja, perlindungan dan
pengupahan, serikat pekerja/buruh, pembagian waktu kerja dan istirahat,
pemutusan hubungan kerja (PHK), dan penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA).
Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Sedangkan pembahasan tentang norma K3 dimuat di Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Adapun pembahasan materi
norma K3 meliputi peralatan kerja yang aman, lingkungan kerja yang aman serta
personal/SDM ahli K3.
Andi Sukri juga menyampaikan harapan kepada pihak pihak perusahaan dalam
memahami hal-hal yang terkait dengan undang-undang ketenagakerjaan serta turut
mengapresiasi perusahaan atas sosialisasi yang dilakukan.
(sumber : https://huadi.co.id/sosialisasi-ketenagakerjaan-k3-huadi-group/)

Meskipun ketentuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja telah


diatur sedemikian rupa, tetapi masih terdapat adanya kasus kecelakaaan yang
terjadi. Begitu banyak faktor dilapangan yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak
perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam
studi kasus ini akan dibahas mengenai tragedi kecelakaan yang menimpa karyawan
pabrik smelter nikel PT. Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNI).

1.2 Penyebab kasus kecelakaan


Dalam kasus ini keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang
penting dan harus mendapatkan perhatian serius. Perhatian dunia internasional
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja semakin tinggi sejak lahirnya
Occupational and Safety Management Systems atau sering disingkat dengan
OHSAS 18001: 1999 diterbitkan oleh British Standard International (BSI) dan
badan-badan sertifikasi dunia yang berisi standar manajemen K3. Indonesia juga
memiliki perhatian serius terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk
menunjang keselamatan dan kesehatan pekerja dibuktikan dengan di terbitkannya
beberapa aturan yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Undang-
Undang yang Terkait K3 Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
Yang mempengaruhi kecelakaan kerja seperti faktor manusia, lingkungan
dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja.
Gambar ilustrasi Kecelakaan

Kronologi Kecelakaan :
Kecelakaan kerja ini terjadi pada pekerja yang kakinya tergiling masuk
ke dalam mesin penggiling di pabrik akibat terpleset dan tersangkut pada mesin.
Kejadian ini berlokasi pada PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNI) di Bantaeng,
Sulawesi Selatan pada hari Jum'at sore (7/4/2023) sekitar pukul 15.00 WITA..
Korban bernama Arjun (21) merupakan warga Desa Papan Loc.
Kecamatan Paijukuang, Bantaeng yang bekerja sebagai karyawan di pabrik PT
HNI. Menurut pernyataan Kasat Reskrim Polres Bantaeng AKP Rudi, korban pada
awalnya tengah melakukan kegiatan pembersihan dan pemeliharaan mesin
penggiling, pada saat korban melakukan pembersihan, kaki korban terpleset dan
akhirnya tersangkut pada mesin yang tengah berputar, yang membuat kakinya
tergiling ke dalam mesin dan terputus. Saat terjadinya kecelakaan, korban segera
dievakuasi dan langsung dilarikan ke klinik terdekat. Selanjutnya korban dirujuk ke
rumah sakit Bantaeng dan mendapat pengarahan ke rumah sakit lebih besar di
Makassar untuk mendapatkan perawatan intensif sembari berkomunikasi dengan
pihak keluarganya.
Pihak kepolisian juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara
(TKP). Dilakukannya pemanggilan pihak yang berkompeten dari pihak perusahaan
untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan. Selain itu, polisi juga akan
mendalami standar operasional prosedur (SOP) perusahaan tersebut.
Setelah memperoleh keterangan yang telah dikonfirmasi oleh perusahaan, PT
Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNI) Bantaeng, Sulawesi Selatan memberi jaminan
kepada karyawannya bernama Arjun (21) yang mengalami kejadian kerja hingga
diamputasi. Pihak perusahaan menjamin tidak melakukan pemutusan hubungan
kerja (PHK) terhadap Arjun. Manajer HRD PT HNI Bantaeng Andi Andrianti juga
mengatakan bahwa pihak perusahaan akan bertanggung jawab atas insiden yang
menimpa karyawannya tersebut.
(sumber : Jaminan PT HNI Bantaeng Tak PHK Karyawan yang Kecelakaan-Kaki
Diamputasi (detik.com))
(sumber : https://youtu.be/WrJekvzxJ68?si=e0ItobD5wcTSK46c)

1.3 Analisis kasus kecelakaan


1.3.1 Bahaya dan Resiko kerja
Bahaya dalam Kerja :
Jenis-jenis bahaya atau energi yang dapat membahayakan dapat diklasifikasikan
menjadi:
a) Bahaya mekanis
Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mesin yang bergerak secara
mekanis. Contoh bahaya mekanis adalah mesin pemotong kayu, mesin
pengepakan, penggergajian, mesin gerindra. Jenis karyawan yang berkaitan
dengan bahaya mekanis antara lain karyawan pemotong kayu, karyawan di
proses produksi.
b) Bahaya listrik
Bahaya listrik berasal dari energi listrik. Contoh bahaya listrik hubungan
singkat, kebakaran, sengatan listrik
c) Bahaya fisik
Sumber bahaya fisik ini misalnya kebisingan, getaran mekanis, temperatur
yang ekstrim, radiasi, tekanan udara.
d) Bahaya biologi
Sumber bahaya biologis ini bisa berupa keberadaan virus, bakteri, jamur,
protoza yang berada di lingkungan kerja. Sumber bahaya biologis banyak
terdapat di rumah sakit,laboratorium. Karyawan sering terpapar bahaya biologis
yaitu mereka yang bekerja di penyamakan kulit, penyembelihan hewan,
laboratorium.
e) Bahaya kimia
Sumber bahaya kimia adalah bahan-bahan kimia dengan karakteristik yang
dimiliki. Karakteristik bahaya bahan kimia adalah korosif, mudah meledak,
iritasi, mutagen, karsinogen. Contoh bahan kimia timbal (Pb), H2SO4,
karbonmonoksida (CO2), amonia (NH3).

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat


menyebabkan kerugian baik pada manusia, properti dan proses produksi.
Berdasarkan kasus di atas termasuk dalam kategori bahaya mekanis karena pada
saat melakukan pembersihan mesin/ pemeliharaan berkala Arjun (21) pada saat
membersihkan terpeleset dan salah satu kaki tersangkut dan masuk kedalam mesin
penggiling yang mengakibatkan kecacatan dan harus di amputasi setelah kejadian
tersebut.
Bahaya mekanis adalah bahaya yang bersumber dari peralatan mesin yang
bergerak secara mekanis. Contoh bahaya mekanis adalah mesin pemotong kayu,
mesin pengepakan, penggergajian, mesin gerindra. Jenis karyawan yang berkaitan
dengan bahaya mekanis antara lain karyawan pemotong kayu, karyawan di proses
produksi.

1.3.2 Alat Pelindung Diri saat Bekerja

Alat pelindung diri atau APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam
usaha melindungi tenaga kerja.
APD yang harus digunakan saat melakukan pembersihan mesin penggiling
agar tidak terpeleset :
a) Sepatu anti selip yang tahan terhadap minyak dan bahan kimia lainya
b) Sarung tangan karet tahan akan robekan dan mencegah dari minyak
c) Pakaian pelindung berupa romi (vest)
Dalam menunjang keselamatan dan perlindungan tenaga kerja terhadap
Penyakit Akibat Kerja (PAK), team safety K3 PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia
menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap dan peraturan dalam
melakukan pekerjaan untuk menunjang keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.
Dalam menangapi kasus kecelakaan tersebut perusahaan memastikan setiap
karyawan menggunakan APD saat bekerja. Pihak perusahaan perlu juga
memberikan pelatihan dan perhatian kepada pekerja mengenai keselamatan kerja.
Dan melakukan pelatihan dan perhatian kepada pekerja mengenai keselamatan dan
kesehatan untuk meminimalisir kasus kecelakan pada perusahaan.
Asumsi terjadinya kecelakaan yang terjadi:
a) Kurangnya pengetahuan tentang APD yang harus di gunakan dalam
pekerjaan.
b) Menganggap pekerjaan yang berbahaya sebagai hal yang wajar atau tidak
mengantisipasi terjadinya kecelakaan.
c) Kurangnya koordinasi antara supervisor dan oprator atau teman dalam
bekerja.
d) Kurangnya wawasan mengenai K3 dan SOP yang berlaku.
e) Kurangnya wawasan teman pekerja mengenai pekerjaan yang berbahaya.

1.3.3 Higiene Industri


Higiene industri didefinisikan sebagai ilmu dan seni dalam melakukan
antisipasi, rekognisi, evaluasi, dan pengendalian terhadap faktor-faktor lingkungan
atau stresses, yang timbul di atau dari tempat kerja, yang bisa menyebabkan sakit,
gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau tidak nyamanan yang berarti bagi
pekerja maupun warga masyarakat.
Penyebab kecelakaan tergilingnya kaki Arjun (21) dikarenakan human
error, kurang fokusnya terhadap pekerjaan yang dilakukan.

a) Antisipasi :
Pengontrolan pada setiap pembersihan mesin harus dilakukan dengan
pendampingan atau pengawasan dari supervisor.
b) Rekognisi :
mempelajari situasi dalam perusahaan kaitanya dengan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang dapat mempengaruhi kegiatan.

c) Evaluasi :
Evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran, pengambilan sampel,
analisis di laboratorium, sehingga dapat ditentukan Kondisi lingkungan
Kerja, perlu tidaknya teknologi pengendalian, Ada/tidaknya korelasi
kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan lingkungan. Di tahap
ini juga dilakukanevaluasi faktor bahaya dilingkungan kerja dengan
melakukan pengukuran dan pemantauan kuantitatif untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh bahaya tersebut, sehingga menimbulkan gangguan
kesehatan dan kehidupan para pekerja.

d) Pengendalian :
Tahap pengendalian merupakan tahap dimana perusahaan menerapkan
metode teknik tertentu untuk menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan
sampai batas ditolerir dan aman bagi pekerja.

Berdasarkan definisi serta penjelasan aspek-aspek higiene industri diatas,


dapat kita tarik simpulan bahwa memang higiene industri menjadi salah satu
kunci keberhasilan program K3 untuk mencapai derajat kesehatan yang
tinggi serta angka kecelakaan yang minimal bahkan tidak ada.

1.3.4 Aturan K3 sudah diterpkan


PT Huadi Nickel Alloy Indonesia gelar briefing akbar diikuti seluruh
departemen sebagai bentuk penyambutan bulan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
nasional dan merupakan simulasi awal penggunaan APAR.
PT Huadi Nickel Alloy Indonesia, Rizky Ahmad Rifay mengaku, sudah menjadikan
K3 sebagai kewajiban bagi seluruh karyawan, dan harus di perhatikan setiap saat
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabannya.
Kegiatan ini guna untuk meningkatkan kesadaran k3 melalui Briefing Akbar, hal
ini untuk menunjang pentingnya tata tertib perusahaan dan kepedulian tentang K3.

"Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang sudah kami mulai sejak
minggu pertama bulan Januari. Di buka dengan kegiatan pelatihan penanganan dini
kebakaran serta penggunaan APAR kepada seluruh karyawan, dan dilakukan
bertahap," tutur Rizky kepada awak media, Kamis, 1 Januari 2024.
Rizky mengaku kegiatan tersebut merupakan pengembangan tahap awal dengan
tujuan meningkatkan kepedulian, serta menciptakan budaya K3 dilingkungan PT
Huadi Nickel Alloy Indonesia sesuai dengan bulan K3 tahun 2024.
(sumber : https://rakyatsulsel.fajar.co.id/2024/02/01/sambut-bulan-k3-pt-huadi-
nickel-alloy-indonesia-gelar-briefing-akbar/amp/)

1.4 Kesimpulan
PT Huadi Nickel Alloy Indonesia adalah pabrik industri smelter tentang
pemurnian nikel Dalam menerapkan K3 di PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia
melalui sosialisai Sosialisasi untuk menunjang Ketenagakerjaan dan Keselamatan
& Kesehatan Kerja (K3). Meskipun ketentuan tentang kesehatan dan keselamatan
kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi masih terdapat adanya kasus kecelakaaan
yang terjadi. Banyak faktor dilapangan yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak
perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Di PT
Huadi Nickel Alloy Indonesia terjadi kecelakaan dalam proses membersihkan
mesin penggiling, dalam kronologi tersebut PT Huadi Nickel Alloy Indonesia
bertangung jawab dan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dalam kasus di atas termasuk kecelakaan mekanis katrena korban tersangkut pada
mesin penggiling dan korban mengalami kecacatan, pelatihan dalam penggunaan
APD seharusnya juga lebih di utamakan demi menjaga agar pada saat bekerja
menciptakan lingkungan yang aman untuk Higiene Industri mengantisipasi
kecelakaan yang terjadi dalam perusahaan, dan pentingnya penerapan k3 yang
diterapkan menjelaskan pentingnya keselamatan melalui Briefing sebelum bekerja
juga untuk menunjang pentingnya tata tertib perusahaan dan kepedulian tentang K3.

Anda mungkin juga menyukai