Di susun oleh :
Yoga Setyo Nugroho
(3.29.21.2.18/ME-3C)
Kronologi Kecelakaan :
Kecelakaan kerja ini terjadi pada pekerja yang kakinya tergiling masuk
ke dalam mesin penggiling di pabrik akibat terpleset dan tersangkut pada mesin.
Kejadian ini berlokasi pada PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNI) di Bantaeng,
Sulawesi Selatan pada hari Jum'at sore (7/4/2023) sekitar pukul 15.00 WITA..
Korban bernama Arjun (21) merupakan warga Desa Papan Loc.
Kecamatan Paijukuang, Bantaeng yang bekerja sebagai karyawan di pabrik PT
HNI. Menurut pernyataan Kasat Reskrim Polres Bantaeng AKP Rudi, korban pada
awalnya tengah melakukan kegiatan pembersihan dan pemeliharaan mesin
penggiling, pada saat korban melakukan pembersihan, kaki korban terpleset dan
akhirnya tersangkut pada mesin yang tengah berputar, yang membuat kakinya
tergiling ke dalam mesin dan terputus. Saat terjadinya kecelakaan, korban segera
dievakuasi dan langsung dilarikan ke klinik terdekat. Selanjutnya korban dirujuk ke
rumah sakit Bantaeng dan mendapat pengarahan ke rumah sakit lebih besar di
Makassar untuk mendapatkan perawatan intensif sembari berkomunikasi dengan
pihak keluarganya.
Pihak kepolisian juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara
(TKP). Dilakukannya pemanggilan pihak yang berkompeten dari pihak perusahaan
untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan. Selain itu, polisi juga akan
mendalami standar operasional prosedur (SOP) perusahaan tersebut.
Setelah memperoleh keterangan yang telah dikonfirmasi oleh perusahaan, PT
Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNI) Bantaeng, Sulawesi Selatan memberi jaminan
kepada karyawannya bernama Arjun (21) yang mengalami kejadian kerja hingga
diamputasi. Pihak perusahaan menjamin tidak melakukan pemutusan hubungan
kerja (PHK) terhadap Arjun. Manajer HRD PT HNI Bantaeng Andi Andrianti juga
mengatakan bahwa pihak perusahaan akan bertanggung jawab atas insiden yang
menimpa karyawannya tersebut.
(sumber : Jaminan PT HNI Bantaeng Tak PHK Karyawan yang Kecelakaan-Kaki
Diamputasi (detik.com))
(sumber : https://youtu.be/WrJekvzxJ68?si=e0ItobD5wcTSK46c)
Alat pelindung diri atau APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam
usaha melindungi tenaga kerja.
APD yang harus digunakan saat melakukan pembersihan mesin penggiling
agar tidak terpeleset :
a) Sepatu anti selip yang tahan terhadap minyak dan bahan kimia lainya
b) Sarung tangan karet tahan akan robekan dan mencegah dari minyak
c) Pakaian pelindung berupa romi (vest)
Dalam menunjang keselamatan dan perlindungan tenaga kerja terhadap
Penyakit Akibat Kerja (PAK), team safety K3 PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia
menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap dan peraturan dalam
melakukan pekerjaan untuk menunjang keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.
Dalam menangapi kasus kecelakaan tersebut perusahaan memastikan setiap
karyawan menggunakan APD saat bekerja. Pihak perusahaan perlu juga
memberikan pelatihan dan perhatian kepada pekerja mengenai keselamatan kerja.
Dan melakukan pelatihan dan perhatian kepada pekerja mengenai keselamatan dan
kesehatan untuk meminimalisir kasus kecelakan pada perusahaan.
Asumsi terjadinya kecelakaan yang terjadi:
a) Kurangnya pengetahuan tentang APD yang harus di gunakan dalam
pekerjaan.
b) Menganggap pekerjaan yang berbahaya sebagai hal yang wajar atau tidak
mengantisipasi terjadinya kecelakaan.
c) Kurangnya koordinasi antara supervisor dan oprator atau teman dalam
bekerja.
d) Kurangnya wawasan mengenai K3 dan SOP yang berlaku.
e) Kurangnya wawasan teman pekerja mengenai pekerjaan yang berbahaya.
a) Antisipasi :
Pengontrolan pada setiap pembersihan mesin harus dilakukan dengan
pendampingan atau pengawasan dari supervisor.
b) Rekognisi :
mempelajari situasi dalam perusahaan kaitanya dengan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang dapat mempengaruhi kegiatan.
c) Evaluasi :
Evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran, pengambilan sampel,
analisis di laboratorium, sehingga dapat ditentukan Kondisi lingkungan
Kerja, perlu tidaknya teknologi pengendalian, Ada/tidaknya korelasi
kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan lingkungan. Di tahap
ini juga dilakukanevaluasi faktor bahaya dilingkungan kerja dengan
melakukan pengukuran dan pemantauan kuantitatif untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh bahaya tersebut, sehingga menimbulkan gangguan
kesehatan dan kehidupan para pekerja.
d) Pengendalian :
Tahap pengendalian merupakan tahap dimana perusahaan menerapkan
metode teknik tertentu untuk menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan
sampai batas ditolerir dan aman bagi pekerja.
"Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang sudah kami mulai sejak
minggu pertama bulan Januari. Di buka dengan kegiatan pelatihan penanganan dini
kebakaran serta penggunaan APAR kepada seluruh karyawan, dan dilakukan
bertahap," tutur Rizky kepada awak media, Kamis, 1 Januari 2024.
Rizky mengaku kegiatan tersebut merupakan pengembangan tahap awal dengan
tujuan meningkatkan kepedulian, serta menciptakan budaya K3 dilingkungan PT
Huadi Nickel Alloy Indonesia sesuai dengan bulan K3 tahun 2024.
(sumber : https://rakyatsulsel.fajar.co.id/2024/02/01/sambut-bulan-k3-pt-huadi-
nickel-alloy-indonesia-gelar-briefing-akbar/amp/)
1.4 Kesimpulan
PT Huadi Nickel Alloy Indonesia adalah pabrik industri smelter tentang
pemurnian nikel Dalam menerapkan K3 di PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia
melalui sosialisai Sosialisasi untuk menunjang Ketenagakerjaan dan Keselamatan
& Kesehatan Kerja (K3). Meskipun ketentuan tentang kesehatan dan keselamatan
kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi masih terdapat adanya kasus kecelakaaan
yang terjadi. Banyak faktor dilapangan yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak
perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Di PT
Huadi Nickel Alloy Indonesia terjadi kecelakaan dalam proses membersihkan
mesin penggiling, dalam kronologi tersebut PT Huadi Nickel Alloy Indonesia
bertangung jawab dan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dalam kasus di atas termasuk kecelakaan mekanis katrena korban tersangkut pada
mesin penggiling dan korban mengalami kecacatan, pelatihan dalam penggunaan
APD seharusnya juga lebih di utamakan demi menjaga agar pada saat bekerja
menciptakan lingkungan yang aman untuk Higiene Industri mengantisipasi
kecelakaan yang terjadi dalam perusahaan, dan pentingnya penerapan k3 yang
diterapkan menjelaskan pentingnya keselamatan melalui Briefing sebelum bekerja
juga untuk menunjang pentingnya tata tertib perusahaan dan kepedulian tentang K3.