Presentasi UNNES (Nov 2021)
Presentasi UNNES (Nov 2021)
al-A’raf [7]: 56
PENCEGAHAN
Tidak terjadi
bencana
Yusuf [12]: 47-48
Saat
Bencana TANGGAP DARURAT
al-Ma-idah [5]: 2
STATISTIK BENCANA DI INDONESIA
Hema N ews
BENCANA, PERUBAHAN IKLIM & LINGKUNGAN HIDUP
Hema N ews
PENGELOLAAN RISIKO BENCANA
o Pengelolaan Risiko Bencana (PRB): cara, konsep dan praktik yang sistematis dan
inklusif untuk mencegah dan mengurangi risiko bencana berdasarkan kajian disertai
perencanaan dan evaluasi.
o 4 (empat) aktivitas utama PRB: identifikasi risiko bencana (ancaman, kerentanan,
kapasitas dan risiko), penyusunan tindakan PRB (identifikasi sumber daya & prioritas
tindakan), pelaksanaan kegiatan PRB dan evaluasi.
o 4 (empat) prinsip utama dalam hukum Islam sebagai dasar dalam Pengelolaan Risiko
Bencana:
1. Segala upaya dan sarana yang dapat menghindarkan bencana harus dilakukan.
2. Segala upaya dan sarana yang dapat menimbulkan bencana harus dihindari dan
dihilangkan.
3. Sesuatu yang tidak dapat dilakukan/dicapai keseluruhannya, jangan ditinggalkan
semuanya. Hasil Survey Pasca Gempa
4. Harus diambil alternatif yang paling sedikit/kecil risikonya. Kobe, Jepang 1995
o Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat adalah suatu proses yang melibatkan
secara aktif masyarakat yang berisiko dalam mengkaji, menganalisis, menangani,
memantau, dan mengevaluasi risiko bencana untuk mengurangi kerentanan dan
meningkatkan kemampuan/kapasitasnya untuk memperkuat ketangguhan masyarakat
dalam menghadapi bencana.
TANGGUH BENCANA
o Untuk mengimplementasikan visi, misi dan strategi organisasi, Nahdlatul Ulama (NU)
membentuk 18 lembaga dan 14 badan otonom. Struktur kepengurusan Badan Otonom
dibentuk oleh pimpinan pusat banom & disetujui oleh pengurus NU di setiap tingkatan.
Sedangkan lembaga dibentuk oleh struktur kepengurusan NU di setiap tingkatan.
o Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama
(LPBI NU) adalah salah satu lembaga di NU yang diberikan mandat untuk melaksanakan
kebijakan dan program NU dalam bidang Penanggulangan Bencana, Perubahan Iklim dan
Pelestarian Lingkungan Hidup.
o LPBI NU dirintis sejak awal 2005 dalam bentuk lembaga ad hoc bernama CBDRM NU
(Community Based Disaster Risk Management Nahdlatul Ulama). LPBI NU dibentuk secara
resmi oleh PBNU pada tahun 2010, setelah Muktamar NU ke-32 di Makassar, Sulawesi
Selatan.
PRA BENCANA
o Lingkup program dan aktivitas terkait pra bencana: peningkatan awareness, penguatan kapasitas, kajian risiko
bencana, penguatan koordinasi, penyusunan rencana aksi PRB & dukungan untuk pelaksanaannya, advokasi
kebijakan (perencanaan, sistem/mekanisme dan pendanaan), peningkatan kesiapsiagaan bencana termasuk
sistem peringatan dini serta uji kapasitas dan sistem.
o Bentuk program dan kegiatan di antaranya: PRB melalui Pesantren (Santri Siaga Bencana), Da’i Siaga Bencana,
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana), Advokasi Kebijakan
Penanggulangan Bencana, Penguatan Kapasitas Masyarakat dalam Kesiapsiagaan Bencana dan lain-lain.
o Program dan kegiatan dilaksanakan dengan melibatkan sumber daya yang dimiliki NU di antaranya:
pesantren, sekolah/madrasah, pendakwah, pengurus/aktivis NU dan warga NU.
o Program dan kegiatan juga dilaksanakan bersama dan melibatkan berbagai pihak: pemerintah (eksekutif
khususnya BPBD dan legislatif), lembaga pendidikan, private sector, media dan LSM.
o LPBI NU juga aktif dalam berbagai forum koordinasi baik di tingkat lokal seperti Forum PRB Daerah maupun di
tingkat nasional seperti Planas PRB, KPB, dll.
PERUBAHAN IKLIM & LINGKUNGAN HIDUP
o Lingkup program dan aktivitas terkait perubahan iklim dan lingkungan hidup: pengelolaan
sampah dan limbah, konservasi energi dan dukungan terhadap energi terbarukan, konservasi
air, penyediaan ruang terbuka hijau, konservasi kawasan pesisir dan advokasi kebijakan.
o Bentuk program dan kegiatan di antaranya: Pengelolaan Sampah dan Limbah Berbasis
Masyarakat, Pesantren Hijau, Peningkatan Peran Tokoh Lintas Agama dalam Pemeliharaan dan
Perlindungan Lingkungan Hidup, Konservasi Lingkungan Hidup di Kawasan Pesisir, dan Anak
Muda Peduli Iklim & Lingkungan dan lain-lain.
o Program dan kegiatan dilaksanakan dengan melibatkan sumber daya yang dimiliki NU di
antaranya: pesantren, sekolah/madrasah, pendakwah, pengurus/aktivis NU dan warga NU.
o Program dan kegiatan juga dilaksanakan bersama dan melibatkan berbagai pihak: pemerintah
(eksekutif khususnya Dinas atau Badan Lingkungan Hidup Daerah dan legislatif), lembaga
pendidikan, private sector, media dan LSM.
o LPBI NU juga aktif dalam berbagai forum koordinasi stakeholder seperti NPAP (National Plastic
Action Partnership), IRI (Interfaith Rain Forest Iniative) Indonesia, dll.
B
U
K
U
&
P
A
N
D
U
A
N
PENANGANAN DAMPAK BENCANA
TANGGAP DARURAT TRANSISI DARURAT KE PEMULIHAN REHABILITASI & REKONSTRUKSI (PEMULIHAN)
§ Sejak gempa NTB, dilaksanakan dalam wadah NU PEDULI. Sumber pendanaan sebagian besar berasal dari dana publik khususnya warga NU ditambah
dukungan dari berbagai pihak.
§ Relawan LPBI NU/NU PEDULI selalu berkoordinasi dan bekerja sama dengan para stakeholder khususnya di daerah terdampak bencana khususnya
pemerintah.
§ Dalam konteks nasional, LPBI NU anggota HFI (Humanitarian Forum Indonesia), untuk konteks internasional, LPBI NU menjadi anggota IHA (Indonesian
Humanitarian Alliance).
PENANGGULANGAN BENCANA COVID-19
• Relawan LPBI NU terlibat aktif di Satgas NU Peduli COVID-19 yang dibentuk di 32 provinsi dan 302
kabupaten.
• Preventif: penyusunan protokol, kebijakan, panduan & himbauan untuk pencegahan COVID-19,
call centre, assessment, kampanye public termasuk melalui rumah ibadah, konsultasi online,
pelatihan, disinfeksi, distribusi alat/perlengkapan untuk pencegahan, pendampingan masyarakat
untuk pencegahan COVID-19 berbasis data (geospasial), vaksinasi dan lain-lain.
• Penanganan: mendukung 35 rumah sakit dan klinik jaringan NU untuk penanganan kesehatan
termasuk distribusi APD untuk tenaga medis dan peralatan medis. Selain itu, relawan LPBI NU juga
aktif terlibat dalam pemulasaran & penguburan jenazah.
• Mitigasi dampak: ekonomi: distribusi makanan siap saji dan paket sembako (Bantuan Non Tunai),
upaya penguatan ketahanan pangan & pemulihan ekonomi untuk UMKM. Kemudian di bidang
pendidikan: Rumah Belajar Online, bantuan paket data dan bea siswa.
• Pendampingan pesantren: penyediaan fasilitas pendukung untuk pencegahan (masker & CTPS),
distribusi APD, fasilitas isoman, dan logistic serta vaksinasi.
• Relawan LPBI NU/NU PEDULI berkoordinasi dan bekerja sama dengan berbagai stakeholder
(nasional dan daerah).
CATATAN PENUTUP
o Penguatan ketangguhan masyarakat tidak akan berhasil jika dilakukan secara instant tetapi memerlukan
proses, harus dilakukan secara partisipatif dan menjadikan masyarakat sebagai pelaku, bukan obyek.
o Stakeholder khususnya masyarakat harus diposisikan sebagai pihak yang telah memiliki kapasitas,
dukungan dari pihak lain untuk memaksimalkan potensi dan kapasitas yang telah ada.
o Selain berbasis ilmu pengetahuan, untuk memperkuat ketangguhan masyarakat harus ada kebijakan yang
mendukung (regulasi, perencanaan & pendanaan). Selain itu juga harus menggunakan beragam
pendekatan termasuk keagamaan & sosial budaya (kearifan lokal).
o Penguatan literasi kebencanaan kepada stakeholder khususnya masyarakat harus terus dilakukan agar isu-
isu pokok kebencanaan dapat difahami, sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan &
proses untuk memperkuat ketangguhan mereka.
o Komunikasi risiko bencana akan efektif jika dikemas menarik, menggunakan bahasa yang mudah difahami
dan konsisten serta melalui media/sarana & cara yang tepat.
o Penguatan kelembagaan terkait PB & PRB khususnya di daerah harus terus dilakukan untuk memastikan
efektivitas PB & PRB khususnya melalui penguatan koordinasi dan kolaborasi.
o Setiap potensi dukungan untuk memperkuat ketangguhan masyarakat seperti integrasi penilaian risiko
bencana ke dalam rencana pembangunan, pemanfaatan dana desa, dll harus betul-betul dimanfaatkan
untuk mendukung dan memperkuat ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana.
o Perguruan Tinggi memiliki potensi yang sangat besar untuk memperkuat ketangguhan bencana
masyarakat baik terutama melalui program & kegiatan akademik.
Hema N ews
Terima kasih