Diajukan Oleh:
i
LEMBAR PERSETUJUAN
(Catatan: Tidak ikut dijilid dalam Laporan Akhir, hanya untuk keperluan Sidang Laporan Akhir)
Menyetujui:
Pembimbing,
Mengetahui:
Ketua Jurusan, Kepala Program Studi,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Dosen Pembimbing,
Tim Penguji:
Ketua Penguji
…………………………………. ( )
Penguji 1:
…………………………………. ( )
Penguji 2:
…………………………………. ( )
Mengetahui:
Ketua Jurusan, Kepala Program Studi,
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa
dimana memampukan Penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dalam
keadaan sehat, baik secara jasmani dan rohani. Tugas Akhir ini Penulis
persembahkan untuk orang tua serta sanak saudara Penulis yang senantiasa
memberi dukungan dan motivasi terharadap Penulis selama proses menyelesaikan
Tugas Akhir ini
iv
ABSTRAK
Udara bersih merupakan salah satu indikator kesehatan lingkungan. Tapi di zaman
modern ini, pencemaran udara banyak disebabkan oleh asap industri dan asap
kendaraan, dan asap rokok. Partikel polusi dalam jangka panjang akan terbang di
udara yang kemudian memasuki pernafasan. Ini berbahaya bagi kesehatan manusia.
Pada penelitian ini dibuat alat pengendap debu dengan menggunakan Electrostatic
Precipitator (ESP), yang merupakan salah satu sistem pencegahan untuk menurunkan
kadar pencemaran udara dengan metode pemanfaatan energi listrik. Media yang
digunakan adalah dengan menggunakan Internet Of Things (IOT) sebagai pengontrol
dari keseluruhan sistem yang dibuat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah
debu yang mengendap bergantung pada variasi voltase terapan. Debu yang diperoleh
dengan cara elektrostatik lebih banyak. Hal ini dikarenakan pada pengendapan debu
elektrostatis, suplai dihubungkan ke elektroda berikutnya digunakan sebagai filter agar
muatan pada elektroda besar dan filter memiliki gaya tarikan besar.
v
ABSTRACT
Clean air is one indicator of environmental health. But in this modern era, much
air pollution is caused by industrial smoke and vehicle exhaust, and cigarette
smoke. Pollution particles in the long term will fly in the air which then enters the
breath. It is harmful to human health. In this research, a dust settling device was
made using Electrostatic Precipitator (ESP), which is a prevention system to
reduce air pollution levels by utilizing electricity. The media used is to use the
Internet of Things (IOT) as a controller of the entire system that is created. The
test results show that the amount of dust that settles depends on the variation of
the applied voltage. The dust obtained by electrostatic means is more. this is
because in electrostatic dust deposition, the supply is connected to the next
electrode used as a filter so that the charge on the electrode is large and the filter
has a large pulling force.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha
Esa, karena kasih karuniaNya yang telah memampukan penulis menyelesaikan
Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma Tiga Program Studi Teknik
Listrik, Jurusan Teknik Elektro di Politeknik Negeri Medan. Laporan tugas akhir
ini berjudul “Prototype Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai Alat
Penangkap Debu Berbasis Internet Of Things (IoT)”
Dalam menyelesaikan Laporan Akhir ini, penulis mendapatkan banyak hal
bimbingan, motivasi, material, informasi, kerjasama dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
vii
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi siapapunyang membacanya, dengan ini penulis mengharapkan
saran dan kritik yang dapat membangun dan menyempurnakan
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah .............................................................................................. 2
1.4 Tujuan Laporan Akhir ...................................................................................... 2
1.5 Manfaat Laporan Akhir .................................................................................... 3
1.6 Sistematika Laporan ......................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 4
2.2 Landasan Teori ................................................................................................. 5
2.2.1 Pengertian Electrostatic Precipitator (ESP) ........................................... 5
ix
2.2.10 Modul Relay 1 Channel ..................................................................... 18
3.2.1 Bahan............................................................................................... 22
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Arti lambang dan singkatan berupa daftar lambang dan singkatan yang
dipergunakan dalam laporan akhir disertai dengan arti dan satuannya bila dalam
laporan akhir ini dipergunakan banyak lambang dan singkatan. Jika hanya
ada sedikit lambang dan singkatan, maka tidak perlu dituliskan daftarnya.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
Secara umum, ada dua jenis penyebab pencemaran udara, yaitu: a. Karena
faktor internal (alamiah) seperti : debu yang beterbangan karena angin, abu (debu)
dilepaskan dari letusan gunung berapi mengikuti gas vulkanik dan proses
dekomposisi sampah organik dan lain-lain. b. Disebabkan oleh faktor luar
(disebabkan oleh manusia) seperti : hasil pembakaran bahan bakar fosil,
debu/bubuk dari kegiatan dan penggunaan industry bahan kimia yang
disemprotkan ke udara
Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang
melayang di udara (Suspended Particulate Matter/SPM).(Los, n.d.) Debu
termasuk dalam kelompok partikulat. Dalam hal terjadi pencemaran udara baik di
dalam maupun di luar gedung (Indoor or Out Door Pollution) debu sering
digunakan sebagai salah satu indikator pencemaran yang digunakan untuk
menunjukkan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja. Partikel debu akan berada di udara dalam waktu
yang relatif lama keadaan melayang di udara kemudian masuk ke tubuh manusia
melalui pernafasan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat
disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang dan membuatkan desain kontrol Electrotatic
Precipitator (ESP) Alat penangkap debu untuk menciptakan udara dalam
ruangan yang bersih?
2. Bagaimana system kerja dari Electrotatic Precipitator (ESP) sebagai
penangkap debu ?
3. Bagaimana Mengaplikasikan Internet Of Things sebagai pusat kontrol alat
pendeteksi debu?
1.3 Batasan Masalah
Untuk menciptakan udara dalam ruangan yang bersih, maka dirancang alat
control Elektrostatic Precipitator (ESP) yang akan mengendapkan debu layang
yang ada pada suatu ruangan sebagai salah satu polutan dengan menggunakan
medan listrik. Untuk membatasi permasalahan pada penelitian ini, maka ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Penelitian hanya akan dilakukan pada ruangan tertutup.
2. Penelitian dilakukan dengan program Internet Of Things
3. Penanganan debu layang yang terdapat dalam suatu ruangan dengan
menggunkan desain control Electrostatic Precipitator (ESP) untuk
menangkap dan mengendapkan partikel.
2
1.5 Manfaat Laporan Akhir
Dalam hal penanggulangan polusi udara yang ada di dalam ruangan maka
digunakanlah eletrostatic precipitator. Adapun yang menjadi manfaat Tugas akhir
ini adalah:
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Dari penelusuran penelitian terdahulu yang telah dilakukan, khususnya terkait
dengan Electrostatic Precipitator (ESP). Dengan itu penulis ingin merancang
“Prototype Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai Alat Penangkap Debu
Berbasis Internet Of Things (IoT)” dengan melakukan beberapa pengujian.
Referensi yang ditemukan hanya sekedar memberi teori singkat tentang
Electrostatic Precipitor (ESP) sebagai alat penangkap debu.
5
ke turbin, kemudian uap tersebut dipakai sebagai energi pemutar turbin untuk
mendapatkan energi mekanik dari putaran turbin.
Proses pembakaran di PLTU menghasilkan abu yang mengandung bahan
kimia yang berbahaya untuk lingkungan sekitar Maka untuk itu, sistem
pembuangan gas adalah bagian yang sangat penting. Electrostatic precipitator
(ESP) adalah alat yang digunakan sebagai alat penangkapan abu (Ash collection)
di industri yang digunakan untuk mengurangi pencemaran udara yang dihasilkan
dari proses pembakaran batu bara. Pada dasarnya Electrostatic Precipitator (ESP)
ada 3 sistem utama yang bekerja. Pertama proses ionisasi abu yang terkandung
dalam gas buang, selanjutnya proses collection abu yang telah terionisasi dan
terakhir proses rapping abu yang menempel pada collecting plate agar jatuh ke
area hopper .
Berikut proses terjadinya medan elektrostatik pada ESP yaitu :
1. Pada ESP ada dua jenis elektrode, yaitu discharge electrode (DE) berupa
kawat baja yang diberi muatan negatif dan collecting electrode (CE)
berupa plat pengumpul yang diberi muatan positif.
2. Discharge electrode ditempatkan antara plat pengumpul atau collecting
electrode (CE).
3. Pada Discharge electrode diberi arus listrik searah (DC) dengan muatan
negatif, pada tingkat tegangan diantara 55–75 KvDC. (sumber listrik yang
pada awalnya 380V AC, dinaikkan pada trafo menjadi sekitar 55–75
KvDC dan disearahkan menjadi arus DC menggunakan rectifier, lalu
hanya diambil potensial negatif saja).
4. Plat pengumpul di-grounding supaya memiliki muatan positif.
5. Dengan demikian, pada saat discharge electrode diberi arus DC maka
medan listrik terbentuk pada ruang yang berisi tirai-tirai elektroda tersebut
dan partikel debu akan tertarik pada pelat tersebut.
2.2.2 ESP-32
ESP32 adalah salah satu jenis mikrokontroler yang diperkenalkan oleh
Espressif System dan merupakan penerus dari salah satu jenis mikrokontroler
ESP8266. Pada mikrokontroler ini sudah tersedia modul WiFi dalam chip,
sehingga mendukung dalam pembuatan sistem aplikasi internet of things.
6
Kemudian ESP32 ini memiliki kecepatan prosesor yang cukup cepat yang sudah
Dual-Core 32-bit dengan kecepatan 160/240MHz..Gambar untuk ESP 004T ini
dapat dilihat pada gambar 2.1
2. SRAM 520 KB
7. Open Source Ya
Konektivitas
3. UART 3
I/O
1. GPIO 32
7
2. SPI 4
3. 12C 2
4. PWM 8
5. ADC 18 (12-bit)
6. DAC 2 (8-bit)
Berikut ini merupakan port yang tersedia pada ESP32 Pada pin out tersebut
terdiri dari :
1. Arduino IDE
2. Arduino Promini
3. ESP-IDF Visual studio code extension
4. Ekspressif IoT development feamework
8
2. Tombol Booting (BOOT)
Tombol boot ini digunakan untuk mengupload/mengunggah program yang
sudah dibuat ke dalam board ESP32. Pada saat mengupload program maka
tombol boot harus ditekan. Jangan menekan tombol Boot dan EN secara
bersamaan, karena akan masuk ke mode unggahan firmware.
3. LED Merah pada ESP32 LED
Merah yang terpasang building pada board ESP32 adalah indikator catu
daya. Jadi LED merah akan menyala saat board ESP32 terhubung ke
power supply.
4. LED Biru pada ESP32
LED Biru yang telah building pada board ESP32 merupakan LED yang
telah terhubung ke pin GPIO. LED biru bisa dimatikan/dihidupkan melalui
pemograman yang dibuat.
5. Pin Input/Output ESP32
Pada board ESP32,dapat mengakses semua pin Input/Output (I/O) melalui
pin break-out. Pin ini mampu baca/tulis digital, baca/tulis analog, PWM,
IIC, SPI, DAC, dan banyak lagi.
6. ESP-WROOM-32
ESP-WROOM-32 merupakan mikroprosesor 32-bit yang dikembangkan
oleh sistem Espressif.
7. Tombol EN pada board ESP32
Tombol EN pada ESP32 digunakan sebagai tombol reset. Tombol reset
berfungsi untuk mengatur ulang kode yang berjalan pada modul ESP32
9
pencegahan kebakaran dan lain-lain. Bentuk Sensor MQ-2 dapat dilihat pada
Gambar 2.2
Sensor ini dapat mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara
dan asap dan keluarannya adalah tegangan analog. Dapat beroperasi pada suhu
dari -20°C hingga 50°C dan mengonsumsi arus kurang dari 150 mA pada 5V.
untuk lebih jelasnya mengenai spesifikasi Sensor MQ-2 dapat dilihat pada Tabel
2.2.
1 VCC 5v
2 Ground
3 DO(Digital Output)
4 AO(Analog Output)
10
Sensor MQ-2 ini bisa mendeteksi kadar gas seperti iso butane, propane
metana alcohol, asap (smoke) dan LPG. Untuk tingkat Sensitivitas dapat dilihat
pada Tabel 2.3.
Tabel 2. 3. Sensivitas Sensor MQ-2
11
nya sendiri adalah pada lilitan sekunder. Walapun tegangan sudah
diturunkan, output dari Transformator masih akan tetap berbentuk arus
bolak-balik (arusAC) yang nantinya harus diproses selanjutnya.
2. Filter (Penyaring)
Bagian dari adaptor selanjutnya yaitu Filter, Filter sendiri adalah bagian
yang berfungsi untuk dapat menyaring atau meratakan sinyal arus yang
keluar dari bagian rectifier. Filter pada bagian ini umumnya terdiri dari
komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO
(Electrolyte Capacitor)
3. Rectifier (Penyearah)
Dalam rangkaian adaptor atau powersupply DC tegangan yang sudah
diturunkan oleh trafo, arus nya masih berupa arus bolak-balik atau AC.
Sebab arus yang diperlukan oleh rangkaian elektronika adala harus DC
sehingga arus harus lah disearahkan terlebih dahulu. Bagian-bagian dari
adaptor yang berfungsi untuk dapat menyearahkan arus AC menjadi DC
pada adaptor disebut dengan istilah rectifier atau penyearahgelombang.
Rangkaian dari komponen Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda.
Pada rangkaian power supply, rangkaian rectifier ini terdiri dari 4 buah
diode.
12
Gambar 2. 3. Exhaust Fan
Sumber : (Penulis, 2023)
2.2.6 Flyback Transformator
Flyback Transformer (FBT), juga disebut "Line Output Transformer"
(LOPT), adalah transformator khusus yang digunakan untuk menghasilkan sinyal
tegangan tinggi (HV) pada frekuensi yang relatif tinggi. Itu dibuat sebagai
perangkat untuk mengontrol gerakan horizontal berkas elektron dalam tabung
sinar katoda (CRT). Seperti halnya semua transformator step up, ia menerima
tegangan rendah dan mengubahnya menjadi tegangan tinggi. Dalam hal ini, ia
melakukannya pada frekuensi yang relatif tinggi dan jauh lebih cepat daripada
gerakan vertikal berkas elektron (yang dikenal sebagai kecepatan pindai vertikal).
Transformator flyback yang digunakan diperangkat CRT layar operasi seperti
televisi CRT dan monitor komputer, dan perangkat HV lain seperti lampu plasma
DIY. Tegangan dan frekuensi masing-masing dapat berkisar pada skala luas,
tergantung pada perangkat. Misalnya, mungkin TV berwarna yang besar
membutuhkan CRT 20-50 kV dengan tingkat pemindaian horizontal 15,734 kHz
untuk perangkat KNKT. Berbeda dengan trafo biasa yang menggunakan arus
bolak-balik sebesar 50 atau 60 Hertz. Trafo flyback biasanya beroperasi dengan
arus aktif frekuensi yang lebih tinggi dalam kisaran 15 kHz hingga 50 kHz.
13
Gambar 2. 4. Flyback Transformator
Sumber : (Penulis, 2023)
Cara kerja Flyback Transformer tidak seperti trafo utama dan audio
transformator, LOPT dirancang tidak hanya untuk mentransfer energi, tetapi juga
untuk menyimpannya untuk sebagian besar masa transisi. Masalah ini dicapai
dengan melilitkan koil pada inti ferit dengan celah udara. Celah udara
meningkatkan keengganan sirkuit magnetik dan karenanya kapasitasnya untuk
hemat energi.(Fathony, 2021)
Belitan utama LOPT digerakkan oleh gelombang roda gigi tegangan rendah
gergaji mesin, yang menanjak (dan menyapu balok melintasi layar untuk
menggambar garis) dan lalu tiba-tiba mati (dan menyebabkan sinar terbang
kembali dengan cepat dari kanan ke kiri atas layar) dengan tingkat keluaran
horizontal. Ini berlendir dan bentuk gelombang berdenyut yang berulang dalam
tampilan frekuensi horizontal (garis). Itu flyback (bagian vertikal dari gelombang
gigi gergaji) sangat berguna untuk trafo flyback: semakin cepat medan magnet
runtuh, semakin besar tegangan induksi. lebih-lebih lagi, frekuensi tinggi yang
digunakan memungkinkan penggunaan transformator jarak jauh lebih kecil. Di
televisi, frekuensi tinggi ini sekitar 15 Kilohertz (15,734 kHz untuk NTSC), dan
getaran dari sirkuit terkait sering terdengar sebagai rengekan bernada tinggi tinggi.
Pada komputer modern, frekuensi tampilan dapat bervariasi dalam rentang yang
luas kisaran, dari sekitar 30 kHz hingga 150 kHz.
Arus bolak-balik yang berasal dari trafo flyback diubah menjadi arus searah
oleh penyearah tegangan tinggi. Jika tegangan keluaran dari LOPT tidak cukup
14
tinggi dengan sendirinya, penyearah diganti dengan pengganda tegangan. Televisi
warna awal (seperti RCA CT-100 1954) juga menggunakan regulator untuk
mengontrol tegangan tinggi. Tegangan yang diperbaiki kemudian digunakan
untuk memasok anoda tabung sinar katoda.
Kebanyakan trafo FBT memiliki sekitar 10 pin atau kaki di bawahnya dan
masing-masing kaki memiliki fungsinya, namun umumnya kaki ini terbagi
menjadi bagian primer atau input dan sekunder atau output.
Sumber : (https://panduanteknisi.com/bagian-dan-fungsi-pin-kaki-flyback.html)
15
Bagian kabel dan fungsinya yaitu:
1. HV / High Voltage : Terminal ini adalah bagian Anoda atau Kop yang
pasti terhubung ke CRT dan menghasilkan tegangan yang sangat tinggi
yang dapat berkisar antara 10kV – 30kV. Jangan pernah membuka atau
mengukur bagian ini meskipun TV dalam keadaan mati, terutama saat TV
dalam keadaan menyala.
2. Kabel Layar: Kabel layar dihubungkan langsung ke kaki CRT di bagian
belakang dan fungsinya untuk mengatur seberapa kuat cahaya terang yang
ditampilkan. Kabel ini baik di FBT maupun di CRT sering disebut G2.
3. Kabel fokus : Kabel ini juga terhubung langsung dengan kaki CRT
(G3/G4) yang fungsinya untuk mengatur fokus pada TV.
Bagian Pin dan fungsinya, yaitu :
1. HOT atau biasa disebut Kolektor yang dihubungkan secara seri dengan
transistor bagian kolektor penguat horizontal. Saat Flyback bekerja, kaki
ini akan menghasilkan tegangan tinggi.
2. Dioda dumper, sesuai dengan namanya, pin ini dihubungkan dengan dioda
dumper dan biasanya terdapat pada TV yang memiliki rangkaian EW (East
West), namun tidak semua flyback memiliki pin ini karena kebanyakan
sudah satu paket dengan transistor horizontal. .
3. B+, kaki ini dihubungkan dengan catu daya utama yang merupakan
tegangan kerja flyback. Jika tidak ada tegangan yang mengalir ke pin ini
maka FBT tidak akan bekerja.
4. Grounding, sebagai landasan atau negatif.
5. AFC, Kontrol frekuensi otomatis yang fungsinya untuk menstabilkan
frekuensi osilator horizontal
6. ABL yaitu Automatic Brightness Limiter yang fungsinya untuk mengatur
dan membatasi pancaran elektron yang masuk ke rangkaian RGB secara
otomatis. Tegangan ABL sangat tinggi karena terhubung secara tidak
langsung ke header flyback melalui komponen dioda.
16
2.2.7 Collecting Electrode (CE)
Pelat pangumpul yang juga disebut sebagai collecting plate atau collecting
electrode merupakan komponen utama ESP berupa pelat aluminium yang
membentuk saluran gas, yang diberi muatan positif. Collecting plate berfungsi
menarik partikel debu bermuatan sehingga debu akan menempel pada
pelat.(Praktek et al., 2023)
17
2.2.9 Modul Stepdown LM2596
Trafo step down adalah trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
listrik dan menyesuaikannya kebutuhan elektronik. Transformator ini melakukan
aksinya dengan mengubah tegangan dan arus tanpa menyebabkan perubahan
frekuensi. Modul trafo step down LM2596 adalah sirkuit terintegrasi yang
berfungsi sebagai konverter DC step down dengan rating arus 3A. Ada beberapa
varian modul seri ini yang bias dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu versi
adjustable tegangan keluaran dapat disesuaikan, dan versi keluaran tegangan tetap
adalah tegangan output tetap. Dalam penelitian ini menggunakan serangkaian
modul yang dapat disesuaikan yang tegangan keluarannya dapat berubah.
Keunggulan modul step down LM2596 dibandingkan dengan resistor
/potensiometer step down, resistansi adalah tegangan output tidak berubah (stabil)
walaupun tegangan input berfluktuasi.
No Spesifikasi Nilai
3. Output Current 2A
18
melakukan fungsi ON/OFF. Modul relai memiliki tiga terminal jalur yang dapat
dilihat pada tabel 2.5.
Gambar
No Spesifikasi Nilai
1. Operating Voltage 5v
19
4. Contact action time < 10 ms
Gambar
Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai perangkat
menghubungkan atau memutus arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol
ditekan tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali ke kondisi normal.
Sebagai menghubungkan atau melepaskan perangkat, sakelar tombol tekan hanya
memiliki 2 status, yaitu Hidup dan Mati (1 dan 0). Istilah On dan Off sangat
penting karena semua perangkat listrik yang membutuhkan sumber energi listrik
pasti membutuhkan kondisi On dan Off. Betapapun canggihnya sebuah mesin
memastikan bahwa sistem kerja tidak terlepas dari adanya saklar tersebut sakelar
tombol tekan atau perangkat serupa lainnya untuk mengatur fungsi pengkondisian
Hidup dan Mati.
20
normal terbuka (arus tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan,
kontak NO akan tertutup (Close) dan menghantarkan atau menghubungkan
listrik. Kontak NO yang digunakan sebagai penghubung atau
menghidupkan sistem rangkaian (Push Button ON).
2. NC (Normally Close), adalah terminal kontak yang kondisinya sedang
tertutup secara normal (arus mengalir). Dan ketika tombol saklar push
button ditekan, kontak NC ini akan terbuka (Open), sehingga memutus
catu daya. Kontak NC digunakan sebagai pemutus atau mematikan
rangkaian sistem (Push Button Off).
21
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1.1 Alat
5. Kabel 1 Secukupnya
8. Lem 1 Secukupnya
3.2.1 Bahan
1. ESP-32 1 Mikrokontroler
22
6. Power Suply 1 Sebagai sumber daya
1. Observasi
Observasi yang dilakukan yaitu mengamati secara langsung kondisi
khususnya dilingkungan PLTU yang berada Di Labuhan Angin dan
penanganan dalam pengoperasian penangkapan debu hasil pembakaran
batubara di boiler tersebut.
2. Studi Literatur
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan jurnal, paper, Laporan dan
bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian yang dibuat.
3. Rumusa Masalah
Pada langkah ini menentukan suatu permasalahan yang dihadapi dalam
mengintegrasikan antara ESP-32 dengan Sensor MQ2 agar dapat
memantau dan mengontrol alat penangkapan debu.
4. Pengolahan data
Pada langkah ini data-data dari penelitian, pengumpulan data dan rumusan
masalah yang telah didapat kemudian diolah untuk mendapatkan solusi
dari permasalahan tersebut.
5. Pembuatan Alat
Pada langkah ini setelah dari data-data yang sudah didapat dan
menemukan solusi, kemudian melakukan perancangan alat yang menjadi
solusi dari permasalahan yang telah diamati untuk menyelesaikan
permasalahan yang sudah di amati.
6. Pengujian Alat
Pada langkah yang terakhir ini, jika alat yang dibuat sudah selesai.
23
Dilakukan pengujian alat yang dimana bertujuan apakah alat tersebut
sudah berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Sehingga ketika alat sudah selesai dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
3.3 Langkah Perancangan
24
3.3.2 Perancangan ESP-32
25
Rancangan Ini terdiri dari 2 Sensor MQ2, sensor 1 pin AO terhubung ke pin
26 (D35) dan sensor 2 pin AO terhubung ke pin 27 (D34) ESP32, pin GND sensor
1 dan 2 terhubung ke ground dan pin VCC sensor 1 dan 2 terhung ke power
suplay 5v.sensor 1 dan 2 berfungsi pendeteksi membaca masukan dan keluaran
debu yang ada ruang penangkapan di Electrostatic Precipitator (ESP) dan sebagai
memberikan informasi kepada mikrokontroler bahwa Electrostatic Precipitator
(ESP) bekerja dan tidak bekerja.
26
3.3.5 Perancangan Modul Relay
27
3.3.7 Perancangan Perangkat Keras Secara Keseluruhan
Rangkaian keseluruhan perangkat keras sistem pengendalian terdiri dari
beberapa komponen yaitu : ESP-32, 2 buah Sensor MQ2, 2 buah Push Button,
Modul Relay, Stepdown LM2596 dan Electrostatic Precipitator (ESP32).
28
dibawah ini adalah gambar 3.8 tampilan dari software Arduino IDE dan gambar
3.9 tampilan dari software Blynk IoT tersebut.
29
3.4 Metode Pengujian Rancangan / Alat
Pada tahap ini dibuat program terlebih dahulu dengan membuat diagram blok
kemudian dibuat flowchart atau bagan alir dari rancangan yang dibuat yang
bertujuan untuk memandu dalam memahami pembuatan program.
30
3.4.2 Flowchart Diagram Perancangan Alat
Flowchart adalah bagian dengan simbol-simbol tertentu yang
menggambarkan urutan proses secara detail dan hubungan antara suatu proses
(instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program. Flowchart
menggambarkan secara grafis urutan prosedur digabungkan untuk membentuk
suatu sistem. Bagan alir sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan
proses yang mengubah data. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat
digambarkan secara online maupun offline. Untuk mengelola alur kerja, diagram
alur adalah cara yang harus dilakukan paling strategis dilakukan untuk mengatasi
masalah dengan cara memecah setiap tahap metode menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil, lalu menutupi bagian mana yang tidak berfungsi atau perlu diperbarui.
Sistem kerja alat dapat dilihat pada gambar 3.8 di bawah ini
31
3.5 Metode Pengolahan / Analisa Hasil Pengujian Alat
Pada metode ini dilakukan pengujian dan analisis terhadap sistem. Pada awal
pengujian yang akan dilakukan adalah mengecek apakah semua modul dan sensor
sudah berjalan dengan baik menggunakan library dari software Arduino IDE
aplikasi Blynk IoT. Setelah semua modul dan sensor dapat bekerja dengan baik,
disiapkan wadah berbentuk kotak berbahan akrilik yang akan digunakan,
selanjutnya wadah kotak akrilik tersebut akan diisi dengan berbagai benda,
misalnya dari masukan debu yang akan dideteksi oleh sensor MQ2. Cara kerja
sensor MQ2 pada saat debu dimasukan ke dalam pipa atau pengendap debu maka
sensor MQ2 akan memberikan sinyal atau notifikasi ke aplikasi Blynk IoT yang
terhubung ke ESP32. Aplikasi Blynk IoT kita bisa menghidupkan dan mematikan
Electrostativ Precipitator (ESP) melalui jarak jauh. Kemudian pada saat kita
menghidupkan atau menekan tombol ON pada aplikasi Blynk IoT maka ESP32
akan mengaktifkan relay yang terhubung dengan rangkaian Catu daya.
Rangakaian catu daya akan memberikan tegangan pada Flyback Trafo untuk
menaikan tegangan tinggi dari 12v hingga menjadi 15kv-30KVDC. Output negatif
dari Flyback terhubung ke Discharge Elektrode (DE) yang fungsinya
menyebarkan elektron bebas yang berfungsi memberi muatan (charging) kepada
partikel debu. Output positif dari Flyback terhubung ke Collecting Electrode (CE)
yang berfungsi menarik partikel debu bermuatan sehingga debu akan menempel
pada pelat. Pada saat debu sudah disaring atau ditangkap maka sensor MQ2 akan
memberikan notifikasi bahwa tidak ada asap atau debu ke aplikasi Blynk IoT yang
terhubung ke ESP32. Kemudian kita menekan tombol OFF pada aplikasi Blynk
IoT agar Electrostatic Precipitator ((ESP) kembali seperti semula
32
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 ………….
4.1.2 ………....
4.2 Pembahasan
4.2.1 ………….
4.2.2 ………....
33
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Saran berisi hal-hal yang berkaitan dengan tindak lanjut dari hasil dan
pembahasan dalam laporan akhir, dapat pula berisi rencana lanjutan dari hasil
laporan akhir yang ditujukan kepada institusi, perusahaan, dan pengguna.
34
DAFTAR PUSTAKA
Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2010). Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir. 6–
44. http://eprints.polsri.ac.id/1764/3/3. BAB II.pdf
Me Me Nd Ms Me Sb Me. (n.d.).
Praktek, L., Lapapangan, K., Pln, P. T., Power, I., & Angin, L. (2023). PT PLN
INDONESIA POWER LABUHAN ANGIN PGU SISTEM KINERJA
ELECTROSTATIC PRECIPITATOR ( ESP ) UNTUK MENANGKAP DEBU
HASIL PEMBAKARAN BOILER DI PT PLN INDONESIA POWER YUNUS
JEFRI MATONDANG PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK
NEGERI MEDAN.
Sari, V. A., Parastiwi, A., & Yulianto, Y. (2020). Kontrol Kecepatan Motor Dc
Pada Electrostatic Precipitator (Esp) Dengan Metode Pid. Jurnal Elektronika
Dan Otomasi Industri, 3(2), 2. https://doi.org/10.33795/elkolind.v3i2.73
Xxxx-xxxx, I. (2023). Sains Data Jurnal Studi Matematika dan Teknologi Sains
Data Jurnal Studi Matematika dan Teknologi ISSN XXXX-XXXX. 1, 21–38.
35
LAMPIRAN
36
BIODATA PENULIS
LAPORAN AKHIR
1. Identitas Diri
Nama Lengkap : Yunus Jefri Matondang Pas Poto
Jenis Kelamin : Laki-Laki Terbaru
Tempat dan Tanggal Lahir : Pematang Paoh/12 Desember 2001 Warna
Jurusan / Program Studi : Teknik Elektro/Teknik Listrik Background
NIM : 2005031033 Merah
Alamat Rumah : Jalan Seipadang Ukuran 3 x 4
No Telepon / HP : 0812-7828-6508
Alamat E-mail : yunusjefrimatondang@students.polmed.ac.id
Judul Laporan Akhir : Prototype Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai
Alat Penangkap Debu Berbasis Internet Of Things
(IoT)
Nama Dosen Pembimbing : Maharani Putri, S.T.,M.T.
2. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Nama Sekolah Tempat Tahun
Ijazah
SD NEGERI 013883
1. SD Sederajat PEMATANG Batubara 2007-2013
RAMBAI
SMP NEGERI 2
2. SMP Sederajat Batubara 2013-2016
Tanjung Tiram
SMK NEGERI 1
3. SMA Sederajat Batubara 2016-2019
TALAWI
3. Kegiatan Kemahasiswaan yang Pernah Diikuti
Status dalam
No Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat
Kegiatan
1 HMPS TEKNIK LISTRIK Anggota 2021
Medan, ………….
37
(Nama Penulis)
38