Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN AKHIR

Prototype Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai Alat Penangkap


Debu Berbasis Internet Of Things (IoT)

Diajukan Oleh:

YUNUS JEFRI MATONDANG


NIM. 2005031033

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : YUNUS JEFRI MATONDANG
NIM : 2005031033
Judul Laporan Akhir : Prototype Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai Alat
Penangkap Debu Berbasis Internet Of Things (IoT)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Akhir ini secara keseluruhan


merupakan karya orisinal saya sendiri, bukan plagiasi sebagian atau keseluruhan
dari karya tulis orang lain kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sebagai
sumber pustaka sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya
siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap kejujuran akademik atau etika keilmuan
dalam karya ini, atau ditemukan bukti yang menunjukkan ketidakaslian karya ini.

Medan, Juli 2023

YUNUS JEFRI MATONDANG


NIM. 2005031033

i
LEMBAR PERSETUJUAN
(Catatan: Tidak ikut dijilid dalam Laporan Akhir, hanya untuk keperluan Sidang Laporan Akhir)

Prototype Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai Alat Penangkap


Debu Berbasis Internet Of Things (IoT)

YUNUS JEFRI MATONDANG


NIM. 2005031033

Telah disetujui untuk dapat melaksanakan Sidang Laporan Akhir

Menyetujui:
Pembimbing,

(Maharani Putri, S.T.,M.T.)


NIP. 19860905 201903 2 016

Medan, Juli 2023

Mengetahui:
Ketua Jurusan, Kepala Program Studi,

(Afritha Amelia S.T., M.T.) (Cholish, S.T., M.T.)


NIP. 19790423 200212 2 002 NIP. 19870601 201903 1 009

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Prototype Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai Alat Penangkap


Debu Berbasis Internet Of Things (IoT)

YUNUS JEFRI MATONDANG


NIM. 2005031033

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal…………..


dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya

Dosen Pembimbing,

(Maharani Putri, S.T.,M.T.)


NIP. 19860905 201903 2 016

Tim Penguji:

Ketua Penguji

…………………………………. ( )
Penguji 1:

…………………………………. ( )
Penguji 2:

…………………………………. ( )

Medan, Juli 2023

Mengetahui:
Ketua Jurusan, Kepala Program Studi,

(Afritha Amelia S.T., M.T.) (Cholish, S.T., M.T.)


NIP. 19790423 200212 2 002 NIP. 19870601 201903 1 009

iii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa
dimana memampukan Penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dalam
keadaan sehat, baik secara jasmani dan rohani. Tugas Akhir ini Penulis
persembahkan untuk orang tua serta sanak saudara Penulis yang senantiasa
memberi dukungan dan motivasi terharadap Penulis selama proses menyelesaikan
Tugas Akhir ini

iv
ABSTRAK

Udara bersih merupakan salah satu indikator kesehatan lingkungan. Tapi di zaman
modern ini, pencemaran udara banyak disebabkan oleh asap industri dan asap
kendaraan, dan asap rokok. Partikel polusi dalam jangka panjang akan terbang di
udara yang kemudian memasuki pernafasan. Ini berbahaya bagi kesehatan manusia.
Pada penelitian ini dibuat alat pengendap debu dengan menggunakan Electrostatic
Precipitator (ESP), yang merupakan salah satu sistem pencegahan untuk menurunkan
kadar pencemaran udara dengan metode pemanfaatan energi listrik. Media yang
digunakan adalah dengan menggunakan Internet Of Things (IOT) sebagai pengontrol
dari keseluruhan sistem yang dibuat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah
debu yang mengendap bergantung pada variasi voltase terapan. Debu yang diperoleh
dengan cara elektrostatik lebih banyak. Hal ini dikarenakan pada pengendapan debu
elektrostatis, suplai dihubungkan ke elektroda berikutnya digunakan sebagai filter agar
muatan pada elektroda besar dan filter memiliki gaya tarikan besar.

Kata kunci : ESP, Electrostatic Precipitator, Debu , IOT,Internet Of Things

v
ABSTRACT

Clean air is one indicator of environmental health. But in this modern era, much
air pollution is caused by industrial smoke and vehicle exhaust, and cigarette
smoke. Pollution particles in the long term will fly in the air which then enters the
breath. It is harmful to human health. In this research, a dust settling device was
made using Electrostatic Precipitator (ESP), which is a prevention system to
reduce air pollution levels by utilizing electricity. The media used is to use the
Internet of Things (IOT) as a controller of the entire system that is created. The
test results show that the amount of dust that settles depends on the variation of
the applied voltage. The dust obtained by electrostatic means is more. this is
because in electrostatic dust deposition, the supply is connected to the next
electrode used as a filter so that the charge on the electrode is large and the filter
has a large pulling force.

Keywords : ESP, Electrostatic Precipitator, Dust, IOT, Internet Of Things

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha
Esa, karena kasih karuniaNya yang telah memampukan penulis menyelesaikan
Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma Tiga Program Studi Teknik
Listrik, Jurusan Teknik Elektro di Politeknik Negeri Medan. Laporan tugas akhir
ini berjudul “Prototype Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai Alat
Penangkap Debu Berbasis Internet Of Things (IoT)”
Dalam menyelesaikan Laporan Akhir ini, penulis mendapatkan banyak hal
bimbingan, motivasi, material, informasi, kerjasama dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Abdul Rahman,S.E.Ak.,M.Si. selaku Direktur Politeknik Negeri Medan.


2. Ibu Afritha Amelia, S.T., M.T. selaku ketua Jurusan Teknik Elektro.
3. Bapak Cholish, S.T., M.T. selaku ketua Program Studi Tenik Listrik.
4. Ibu Maharani Putri, S.T., M.T selaku dosen pembimbing penulis, yang telah
banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini
5. Bapak selaku dosen penguji satu
6. Bapak selaku dosen penguji dua
7. Ibu selaku ketua penguji
8. Bapak selaku dosen wali kelas EL 6A
9. Orang tua, saudara penulis yang telah memberi dukungan moral, materi dan
rohani serta doa yang selalu mengiringi penulis didalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
10.Seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada
penulis
11.Seluruh teman seperjuangan Teknik Listrik Stambuk 2020, terkhusus kelas EL
6A yang telah banyak memberi dukungan.
12.Seluruh orang terkasih yang senantiasa memberi semangat dan dorongan
kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
13.Teman satu kos anggi dan ilham yang selalu memberi dukungan dan motivasi
14.Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
ini

vii
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi siapapunyang membacanya, dengan ini penulis mengharapkan
saran dan kritik yang dapat membangun dan menyempurnakan

Medan, Juli 2023

YUNUS JEFRI MATONDANG


NIM : 2005031033

viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah .............................................................................................. 2
1.4 Tujuan Laporan Akhir ...................................................................................... 2
1.5 Manfaat Laporan Akhir .................................................................................... 3
1.6 Sistematika Laporan ......................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 4
2.2 Landasan Teori ................................................................................................. 5
2.2.1 Pengertian Electrostatic Precipitator (ESP) ........................................... 5

2.2.2 ESP-32 ................................................................................................... 6

2.2.3 Sensor MQ-2 .......................................................................................... 9

2.2.4 Power Supply ....................................................................................... 11

2.2.5 Exhaust Fan .......................................................................................... 12

2.2.6 Flyback Transformator ......................................................................... 13

2.2.7 Collecting Electrode (CE) .................................................................... 17

2.2.8 Discharge Elektrode ............................................................................. 17

2.2.9 Modul Stepdown LM2596 ................................................................... 18

ix
2.2.10 Modul Relay 1 Channel ..................................................................... 18

2.2.11 Push Button ........................................................................................ 20

BAB 3 METODE PENELITIAN.......................................................................... 22


3.1 Alat dan Bahan Pembuatan Rancangan / Alat ............................................... 22
3.1.1 Alat ....................................................................................................... 22

3.2.1 Bahan............................................................................................... 22

3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 23


3.3 Langkah Perancangan .................................................................................... 24
3.3.1 Perancangan Stepdown LM2596 ......................................................... 24

3.3.2 Perancangan ESP-32 ............................................................................ 25

3.3.3 Perancangan Sensor MQ2 .................................................................... 25

3.3.4 Perancangan Push Button ..................................................................... 26

3.3.5 Perancangan Modul Relay ................................................................... 27

3.3.6 Perancangan Electrostatic Precipitator ................................................. 27

3.3.7 Perancangan Perangkat Keras Secara Keseluruhan ............................. 28

3.3.8 Perancangan Perangkat lunak sofware ................................................. 28

3.4 Metode Pengujian Rancangan / Alat .............................................................. 30


3.4.1 Blok Diagram Perancangan Alat .......................................................... 30

3.4.2 Flowchart Diagram Perancangan Alat ................................................. 31

3.5 Metode Pengolahan / Analisa Hasil Pengujian Alat ...................................... 32


BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 33
4.1 Hasil ............................................................................................................... 33
4.2 Pembahasan .................................................................................................... 33
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 34
5.1 Simpulan ........................................................................................................ 34
5.2 Saran .............................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35
LAMPIRAN .......................................................................................................... 36

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Spesifikasi ESP32 .................................................................................. 7


Tabel 2. 2. Spesifikasi Sensor MQ-2 .................................................................... 10
Tabel 2. 3. Sensivitas Sensor MQ-2 ...................................................................... 11
Tabel 2. 4 Spesifikasi Modul Trafo Step Down LM2596 ..................................... 18
Tabel 2. 5 Saluran Terminal Relay ....................................................................... 19
Tabel 2. 6 Spesifikasi Modul Relay 1 Channel ..................................................... 19

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Internet Of Things (IoT) ESP32 ........................................................ 7


Gambar 2. 2. Sensor MQ-2 ................................................................................... 10
Gambar 2. 3. Exhaust Fan ..................................................................................... 13
Gambar 2. 4. Flyback Transformator .................................................................... 14
Gambar 2. 5 Keterangan Kaki FBT ...................................................................... 15
Gambar 2. 6 lembar aluminium ............................................................................ 17
Gambar 2. 7 Kawat Baja ....................................................................................... 17
Gambar 2. 8 Prinsip Kerja Push Button ................................................................ 20

xii
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Arti lambang dan singkatan berupa daftar lambang dan singkatan yang
dipergunakan dalam laporan akhir disertai dengan arti dan satuannya bila dalam
laporan akhir ini dipergunakan banyak lambang dan singkatan. Jika hanya
ada sedikit lambang dan singkatan, maka tidak perlu dituliskan daftarnya.

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

xiv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian penting di


lapangan kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam
kehidupan sangat diperlukan dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya sehingga
dapat memberikan dukungan bagi organisme secara optimal. Pencemaran udara
secara umum didefinisikan sebagai udara yang mengandung satu atau lebih bahan
kimia dalam konsentrasi yang cukup tinggi menyebabkan gangguan atau bahaya
pada manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan Properti.(Ii & Pustaka, 2010)

Secara umum, ada dua jenis penyebab pencemaran udara, yaitu: a. Karena
faktor internal (alamiah) seperti : debu yang beterbangan karena angin, abu (debu)
dilepaskan dari letusan gunung berapi mengikuti gas vulkanik dan proses
dekomposisi sampah organik dan lain-lain. b. Disebabkan oleh faktor luar
(disebabkan oleh manusia) seperti : hasil pembakaran bahan bakar fosil,
debu/bubuk dari kegiatan dan penggunaan industry bahan kimia yang
disemprotkan ke udara

Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang
melayang di udara (Suspended Particulate Matter/SPM).(Los, n.d.) Debu
termasuk dalam kelompok partikulat. Dalam hal terjadi pencemaran udara baik di
dalam maupun di luar gedung (Indoor or Out Door Pollution) debu sering
digunakan sebagai salah satu indikator pencemaran yang digunakan untuk
menunjukkan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja. Partikel debu akan berada di udara dalam waktu
yang relatif lama keadaan melayang di udara kemudian masuk ke tubuh manusia
melalui pernafasan.

Hal tersebut mendorong penulis untuk mengangkat permasalahan diatas


sebagai tugas akhir dengan judul : “Prototype Electrostatic Precipitator (ESP)
Sebagai Alat Penangkap Debu Berbasis Internet Of Things (IoT)”.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat
disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang dan membuatkan desain kontrol Electrotatic
Precipitator (ESP) Alat penangkap debu untuk menciptakan udara dalam
ruangan yang bersih?
2. Bagaimana system kerja dari Electrotatic Precipitator (ESP) sebagai
penangkap debu ?
3. Bagaimana Mengaplikasikan Internet Of Things sebagai pusat kontrol alat
pendeteksi debu?
1.3 Batasan Masalah
Untuk menciptakan udara dalam ruangan yang bersih, maka dirancang alat
control Elektrostatic Precipitator (ESP) yang akan mengendapkan debu layang
yang ada pada suatu ruangan sebagai salah satu polutan dengan menggunakan
medan listrik. Untuk membatasi permasalahan pada penelitian ini, maka ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Penelitian hanya akan dilakukan pada ruangan tertutup.
2. Penelitian dilakukan dengan program Internet Of Things
3. Penanganan debu layang yang terdapat dalam suatu ruangan dengan
menggunkan desain control Electrostatic Precipitator (ESP) untuk
menangkap dan mengendapkan partikel.

1.4 Tujuan Laporan Akhir


Dalam hal penanggulangan polusi udara yang ada di dalam ruangan maka
digunakanlah eletrostatic precipitator. Adapun yang menjadi tujuan penulisan
dalam tugas akhir ini adalah:
1. Untuk merancang dan membuatkan desain kontrol Electrotatic
Precipitator (ESP) Alat penangkap debu untuk menciptakan udara dalam
ruangan yang bersih.
2. Untuk system kerja dari Electrotatic Precipitator (ESP) sebagai
penangkap debu.
3. Untuk Mengaplikasikan Internet Of Things sebagai pusat kontrol alat
pendeteksi debu.

2
1.5 Manfaat Laporan Akhir
Dalam hal penanggulangan polusi udara yang ada di dalam ruangan maka
digunakanlah eletrostatic precipitator. Adapun yang menjadi manfaat Tugas akhir
ini adalah:

1. Mahasiswa dapat mengasah kemampuan dalam merancang alat dan


mengembangkan inovasi.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh semasa
kuliah
3. Mahasiswa menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab antara satu
sama lain

1.6 Sistematika Laporan


BAB 1 Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
laporan akhir, manfaat laporan akhir dan sistematika laporan akhir.
BAB 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang penelititan terdahulu yaitu tentang perkembangan Terkini
topic laporan akhir dan landasan teori yang berisi tentang data yang menjadi dasar
indentifikasi, penjelasan dan pembahasan masalah laporan akhir.
BAB 3 Metode Penelitian
Pada bab iniberisitentang metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan laporan
akhir Seperti: metode pengumpulan data, langkah perancangan, metode pengujian
alat.
BAB 4 Hasil dan Percobaan
Pada bab ini berisi tentang hasil yang telah diperoleh dari laporan akhir biasanya
dilengkapi dengan tabel, gambar, dan juga grafik/diagram.
BAB 5 Simpulan dan Saran
Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan memuat rangkuman
dari hasil percobaan laporan tugas akhir. Sedangkan saran bersisikan mengenai
tindak lanjut daru hasil pembahasan dalam laporan akhir.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Electrostatic precipitator atau yang disebut ESP adalah alat yang berfungsi
sebagai penangkap abu atau alat pengumpul abu di industri dan berfungsi untuk
mengurangi polusi yang diakibatkan oleh pembakaran. Berbagai penelitihan
terkait dengan penggunaan Electrostatic Precipitator(ESP) telah banyak
dilakukan. Hal ini disebabkan karena penggunaannya yang sangat alternatif yang
berguna untuk mengurangi polusi udara. Oleh karena itu, ada beberapa penelitian
sebelumnya yang dijadikan acuan dalam penelitihan diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian tahun 2021 oleh Achmad Fiqih Fathony dalam Jurnal Teknik
Elektro Vol. 4 No.1 Desember 2021 yang berjudul : “Rancang Bangun
Prototype ESP Untuk Pengendapan Debu Limbah Industri Dengan
Menggunakan Transformator Flyback” dimana Untuk mengatur kecepatan
putar motor/rpm penulis menggunaka potensio meter yang terdapat pada
modul DC Step Up untuk mengatur kecepatan putar motor EC Centrifugal
fan.(Fathony, 2021)
2. Penelitian tahun 2016 oleh Venita Amalia Sari dkk dalam Jurnal
ELKOLIND Vol. 03 No.2 Juli 2016 yang berjudul : “KONTROL
KECEPATAN MOTOR DC PADAELECTROSTATIC PRECIPITATOR
(ESP) DENGAN METODE PID” dimana Metoda pengujian yang
dilakukan yaitu dengan cara mengalirkan udara yang diberi polutan dan
dialirkan ke sela-sela pembangkit medan listrik dengan kecepatan
terkontrol sebanding kepekatan partikel polutan untuk mengetahui
tanggapan sistem.(Sari et al., 2020)
3. Penelitian tahun 2017 oleh Rozaq Alfan Wiranata dalam Tugas Akhir
yang berjudul : “RANCANG BANGUN ELECTROSTATIC
PRECIPITATOR SEBAGAI SALAH SATU SUBSISTEM DALAM
PENANGKAPAN HASIL PARTIKEL SPRAY PYROLYSIS” dimana
Spray pyrolysis adalah suatu metode yang dapat menghasilkan partikel
hingga ukuran submikron.(Fisika, 2017)

4
Dari penelusuran penelitian terdahulu yang telah dilakukan, khususnya terkait
dengan Electrostatic Precipitator (ESP). Dengan itu penulis ingin merancang
“Prototype Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai Alat Penangkap Debu
Berbasis Internet Of Things (IoT)” dengan melakukan beberapa pengujian.
Referensi yang ditemukan hanya sekedar memberi teori singkat tentang
Electrostatic Precipitor (ESP) sebagai alat penangkap debu.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Electrostatic Precipitator (ESP)


Electrostatic adalah sebuah fenomena listrik dimana muatan listrik
berpindah dari satu potensial tinggi ke potensial rendah tanpa adanya bagian yang
bergerak, sedangakan Precipitator adalah alat yang digunakan untuk
mengendapkan sesuatu. Jadi Electrostatic Precipitator adalah alat yang digunakan
untuk mengendapkan debu/partikel padat dengan memanfaatkan prinsip
elektrostatis.
Electrostatic Precipitator (ESP) adalah sebuah teknologi untuk menangkap
abu hasil proses pembakaran dengan jalan memberi muatan listrik padanya.
Prinsip kerja ESP yaitu dengan memberi muatan negatif kepada abu-abu tersebut
melalui beberapa elektroda (biasa disebut discharge electrode). Jika abu tersebut
dilewatkan lebih lanjut ke dalam sebuah kolom yang terbuat dari plat yang
memiliki muatan lebih positif (biasa disebut collecting electrode), maka secara
alami abu tersebut akan tertarik oleh plat-plat tersebut.
Pembangkitan listrik tenaga uap (PLTU) yaitu pembangkit listrik yang
memanfaatkan energi kinetik dari uap air untuk memproduksi listrik. Pada
prinsipnya, PLTU diciptakan untuk menggunakan sumber panas yang kemudian
diubah menjadi bentuk uap yang dimanfaatkan sebagai penggerak turbin untuk
menghasilkan energi listrik. PLTU dioperasikan pada siklus yang telah
dimodifikasi supaya dapat mencakup beberapa proses yaitu, proses pemanasan
lanjutan, proses pemanasan air untuk pengisian boiler dan juga proses pemanasan
ulang dari uap yang telah keluar dari turbin bertekanan tinggi. Prinsip dari PLTU
secara sederhana yaitu air yang dipompa ke boiler, didalam boiler kemudian air
akan diubah menjadi bentuk uap panas. Uap panas yang bertekanan akan dialirkan

5
ke turbin, kemudian uap tersebut dipakai sebagai energi pemutar turbin untuk
mendapatkan energi mekanik dari putaran turbin.
Proses pembakaran di PLTU menghasilkan abu yang mengandung bahan
kimia yang berbahaya untuk lingkungan sekitar Maka untuk itu, sistem
pembuangan gas adalah bagian yang sangat penting. Electrostatic precipitator
(ESP) adalah alat yang digunakan sebagai alat penangkapan abu (Ash collection)
di industri yang digunakan untuk mengurangi pencemaran udara yang dihasilkan
dari proses pembakaran batu bara. Pada dasarnya Electrostatic Precipitator (ESP)
ada 3 sistem utama yang bekerja. Pertama proses ionisasi abu yang terkandung
dalam gas buang, selanjutnya proses collection abu yang telah terionisasi dan
terakhir proses rapping abu yang menempel pada collecting plate agar jatuh ke
area hopper .
Berikut proses terjadinya medan elektrostatik pada ESP yaitu :
1. Pada ESP ada dua jenis elektrode, yaitu discharge electrode (DE) berupa
kawat baja yang diberi muatan negatif dan collecting electrode (CE)
berupa plat pengumpul yang diberi muatan positif.
2. Discharge electrode ditempatkan antara plat pengumpul atau collecting
electrode (CE).
3. Pada Discharge electrode diberi arus listrik searah (DC) dengan muatan
negatif, pada tingkat tegangan diantara 55–75 KvDC. (sumber listrik yang
pada awalnya 380V AC, dinaikkan pada trafo menjadi sekitar 55–75
KvDC dan disearahkan menjadi arus DC menggunakan rectifier, lalu
hanya diambil potensial negatif saja).
4. Plat pengumpul di-grounding supaya memiliki muatan positif.
5. Dengan demikian, pada saat discharge electrode diberi arus DC maka
medan listrik terbentuk pada ruang yang berisi tirai-tirai elektroda tersebut
dan partikel debu akan tertarik pada pelat tersebut.
2.2.2 ESP-32
ESP32 adalah salah satu jenis mikrokontroler yang diperkenalkan oleh
Espressif System dan merupakan penerus dari salah satu jenis mikrokontroler
ESP8266. Pada mikrokontroler ini sudah tersedia modul WiFi dalam chip,
sehingga mendukung dalam pembuatan sistem aplikasi internet of things.

6
Kemudian ESP32 ini memiliki kecepatan prosesor yang cukup cepat yang sudah
Dual-Core 32-bit dengan kecepatan 160/240MHz..Gambar untuk ESP 004T ini
dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2. 1. Internet Of Things (IoT) ESP32

Sumber : (ESP32 Based IoT Projects (iotdesignpro.com))

Tabel 2. 1 Spesifikasi ESP32

No. Atribut Detail

1. CPU Tensilica Xtensa LX6 32 bit Dual-core di


160/240 MHz

2. SRAM 520 KB

3. FLASH 2MB (max 64MB)

4. Tegangan 2.2V sampai 3.6V

5. Arus Kerja Rata-rata 800 mA

6. Dapat Diprogram Ya (C, C++, Phthon, Lua, dll)

7. Open Source Ya

Konektivitas

1. Wifi 802.11 b/g/n

2. Bluetooth 4.2 BR/EDR + BLE

3. UART 3

I/O

1. GPIO 32

7
2. SPI 4

3. 12C 2

4. PWM 8

5. ADC 18 (12-bit)

6. DAC 2 (8-bit)

Berikut ini merupakan port yang tersedia pada ESP32 Pada pin out tersebut
terdiri dari :

1. 18 ADC (Analog Digital Converter, berfungsi untuk merubah sinyal


analog ke digital).
2. 2 DAC (Digital Analog Converter, berfungsi untuk merubah sinyal digital
ke analog).
3. 16 PWM (Pulse Width Modulation).
4. 10 Touch Sensor
5. 2 jalur antarmuka UART.
6. Pin antarmuka 12C, 12S, dan SPL.

Dalam peggunaan mikrokontroller ESP32 ini perlu dengan adanya sofware


pemograman yang akan dipakai beberapa sofware yang digunakan akan
menjalankan ESP32 ini misalnya:

1. Arduino IDE
2. Arduino Promini
3. ESP-IDF Visual studio code extension
4. Ekspressif IoT development feamework

Fungsi pada bagian-bagian board ESP32 :

1. Soket Micro-USB pada board ESP32


Soket ini guna menghubungkan komputer dengan ESP32 melalui kabel
USB. Soket ini digunakan untuk mengupload program dan juga bisa
digunakan untuk debugging serial, karena ESP32 mendukung komunikasi
secara serial.

8
2. Tombol Booting (BOOT)
Tombol boot ini digunakan untuk mengupload/mengunggah program yang
sudah dibuat ke dalam board ESP32. Pada saat mengupload program maka
tombol boot harus ditekan. Jangan menekan tombol Boot dan EN secara
bersamaan, karena akan masuk ke mode unggahan firmware.
3. LED Merah pada ESP32 LED
Merah yang terpasang building pada board ESP32 adalah indikator catu
daya. Jadi LED merah akan menyala saat board ESP32 terhubung ke
power supply.
4. LED Biru pada ESP32
LED Biru yang telah building pada board ESP32 merupakan LED yang
telah terhubung ke pin GPIO. LED biru bisa dimatikan/dihidupkan melalui
pemograman yang dibuat.
5. Pin Input/Output ESP32
Pada board ESP32,dapat mengakses semua pin Input/Output (I/O) melalui
pin break-out. Pin ini mampu baca/tulis digital, baca/tulis analog, PWM,
IIC, SPI, DAC, dan banyak lagi.
6. ESP-WROOM-32
ESP-WROOM-32 merupakan mikroprosesor 32-bit yang dikembangkan
oleh sistem Espressif.
7. Tombol EN pada board ESP32
Tombol EN pada ESP32 digunakan sebagai tombol reset. Tombol reset
berfungsi untuk mengatur ulang kode yang berjalan pada modul ESP32

2.2.3 Sensor MQ-2


Sensor MQ-2 merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi
konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta knalpot dan knalpot dibaca
sebagai tegangan analog. Sensor gas asap MQ-2 bisa langsung Sesuaikan
sensitivitas dengan memutar trimpot. Sensornya normal digunakan untuk
mendeteksi kebocoran gas baik di rumah maupun di industri. Gas yang dapat
dideteksi meliputi: LPG, i-butana, propana, metana, alkohol, Hidrogen, asap.
Sensor ini sangat cocok di gunakan untuk peralatan darurat sebagai pendeteksi
gas, seperti pendeteksi kebocoran gas, deteksi sesegera mungkin untuk

9
pencegahan kebakaran dan lain-lain. Bentuk Sensor MQ-2 dapat dilihat pada
Gambar 2.2

Gambar 2. 2. Sensor MQ-2


Sumber : ( Alat Pendeteksi Asap Kebakaran dengan Sensor MQ2 - Kursus
IoT Arduino Elektronika (indobot.co.id))

Sensor MQ-2 terdiri dari senyawa SnO2, dengan sifat-sifat konduktivitas


rendah di udara bersih, atau konduktivitas buruk tidak baik. Sifat konduktivitas
meningkat jika konsentrasi gas asap semakin tinggi di sekitar sensor gas. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada datasheet sensor ini.

Sensor ini dapat mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara
dan asap dan keluarannya adalah tegangan analog. Dapat beroperasi pada suhu
dari -20°C hingga 50°C dan mengonsumsi arus kurang dari 150 mA pada 5V.
untuk lebih jelasnya mengenai spesifikasi Sensor MQ-2 dapat dilihat pada Tabel
2.2.

Tabel 2. 2. Spesifikasi Sensor MQ-2

Pin no. Pin Name

1 VCC 5v

2 Ground

3 DO(Digital Output)

4 AO(Analog Output)

10
Sensor MQ-2 ini bisa mendeteksi kadar gas seperti iso butane, propane
metana alcohol, asap (smoke) dan LPG. Untuk tingkat Sensitivitas dapat dilihat
pada Tabel 2.3.
Tabel 2. 3. Sensivitas Sensor MQ-2

No. Jenis Gas Alam Tingkat Sensitifitas

1. LPG & Propana 200-5000 ppm

2. I Butana 300-5000 ppm

3. Metana 5000-20000 ppm

4. Hidrogen 200-5000 ppm

5. Etanol/Alkohol 100-2000 ppm

2.2.4 Power Supply


Power supply atau catu daya adalah suatu rangkaian elektronik yang
dirancang untuk menjalankan fungsi memasok daya listrik ke satu atau beberapa
perangkat elektronik. Pada rancang bangun ini digunakan power supply DC
(Adaptor).(Me Me Nd Ms Me Sb Me, n.d.)
Power supply DC (Adaptor) adalah Rangkaian yang berfungsi untuk
mengubah arus AC menjadi arus DC, ini merupakan alternative pengganti dari
tegangan DC seperti Baterai, Aki dan sebagainya.
Perlu diketahui bahwa pada sebuah power supply DC mempunyai beberapa
bagian atau blok-blok yaitu :
1. Trafo (Transformator)
Trafo Adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk menurunkan atau
menaikan tegangan AC sesuai kebutuhan. Pada sebuah perangkat powetr
supply, trafo yang digunakan adalah trafo yang berjenis step down atau
trafo penurun tegangan. Trafo tediri dari 2 bagian yaitu bagian primer dan
bagian sekunder, pada masing-masing bagian terdapat lilitan kawat email
yang jumlahnya berbeda. Untuk trafo step-down, jumlah lilitan primer
akan lebih banyak dari pada jumlah lilitan sekunder. Lilitan Primer pada
trafo merupakan input dari pada Transformator sedangkan untuk Output-

11
nya sendiri adalah pada lilitan sekunder. Walapun tegangan sudah
diturunkan, output dari Transformator masih akan tetap berbentuk arus
bolak-balik (arusAC) yang nantinya harus diproses selanjutnya.
2. Filter (Penyaring)
Bagian dari adaptor selanjutnya yaitu Filter, Filter sendiri adalah bagian
yang berfungsi untuk dapat menyaring atau meratakan sinyal arus yang
keluar dari bagian rectifier. Filter pada bagian ini umumnya terdiri dari
komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO
(Electrolyte Capacitor)
3. Rectifier (Penyearah)
Dalam rangkaian adaptor atau powersupply DC tegangan yang sudah
diturunkan oleh trafo, arus nya masih berupa arus bolak-balik atau AC.
Sebab arus yang diperlukan oleh rangkaian elektronika adala harus DC
sehingga arus harus lah disearahkan terlebih dahulu. Bagian-bagian dari
adaptor yang berfungsi untuk dapat menyearahkan arus AC menjadi DC
pada adaptor disebut dengan istilah rectifier atau penyearahgelombang.
Rangkaian dari komponen Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda.
Pada rangkaian power supply, rangkaian rectifier ini terdiri dari 4 buah
diode.

2.2.5 Exhaust Fan


Alat ini berfungsi untuk menyedot udara panas di dalam ruangan dan
membuangnya di luar dan pada saat yang sama menyedot udara segar di luar ke
dalam ruangan. Fungsi lain dari exhaust fan adalah untuk mengatur volume udara
yang akan disirkulasikan ruang. Agar sehat, setiap ruangan membutuhkan
sirkulasi udara yang berbeda sesuai dengan fungsinya. Pada tugas akhir ini
exhaust fan digunakan untuk mengalirkan udara untuk distribusi. Kipas angin atau
blower banyak digunakan di industri untuk memindahkan volume udara atau gas
melalui saluran tetapi juga digunakan untuk memasok udara dalam proses
pengeringan, penghilangan zat tersuspensi dalam aliran gas, penghilangan asap,
kondensasi menara, suplai udara untuk pembakaran boiler, penghilangan debu,
aerasi limbah, pengering pendingin proses industri, sistem ventilasi dan aplikasi
sistem aliran tinggi dan tekanan rendah.(Xxxx-xxxx, 2023)

12
Gambar 2. 3. Exhaust Fan
Sumber : (Penulis, 2023)
2.2.6 Flyback Transformator
Flyback Transformer (FBT), juga disebut "Line Output Transformer"
(LOPT), adalah transformator khusus yang digunakan untuk menghasilkan sinyal
tegangan tinggi (HV) pada frekuensi yang relatif tinggi. Itu dibuat sebagai
perangkat untuk mengontrol gerakan horizontal berkas elektron dalam tabung
sinar katoda (CRT). Seperti halnya semua transformator step up, ia menerima
tegangan rendah dan mengubahnya menjadi tegangan tinggi. Dalam hal ini, ia
melakukannya pada frekuensi yang relatif tinggi dan jauh lebih cepat daripada
gerakan vertikal berkas elektron (yang dikenal sebagai kecepatan pindai vertikal).
Transformator flyback yang digunakan diperangkat CRT layar operasi seperti
televisi CRT dan monitor komputer, dan perangkat HV lain seperti lampu plasma
DIY. Tegangan dan frekuensi masing-masing dapat berkisar pada skala luas,
tergantung pada perangkat. Misalnya, mungkin TV berwarna yang besar
membutuhkan CRT 20-50 kV dengan tingkat pemindaian horizontal 15,734 kHz
untuk perangkat KNKT. Berbeda dengan trafo biasa yang menggunakan arus
bolak-balik sebesar 50 atau 60 Hertz. Trafo flyback biasanya beroperasi dengan
arus aktif frekuensi yang lebih tinggi dalam kisaran 15 kHz hingga 50 kHz.

13
Gambar 2. 4. Flyback Transformator
Sumber : (Penulis, 2023)

Cara kerja Flyback Transformer tidak seperti trafo utama dan audio
transformator, LOPT dirancang tidak hanya untuk mentransfer energi, tetapi juga
untuk menyimpannya untuk sebagian besar masa transisi. Masalah ini dicapai
dengan melilitkan koil pada inti ferit dengan celah udara. Celah udara
meningkatkan keengganan sirkuit magnetik dan karenanya kapasitasnya untuk
hemat energi.(Fathony, 2021)

Belitan utama LOPT digerakkan oleh gelombang roda gigi tegangan rendah
gergaji mesin, yang menanjak (dan menyapu balok melintasi layar untuk
menggambar garis) dan lalu tiba-tiba mati (dan menyebabkan sinar terbang
kembali dengan cepat dari kanan ke kiri atas layar) dengan tingkat keluaran
horizontal. Ini berlendir dan bentuk gelombang berdenyut yang berulang dalam
tampilan frekuensi horizontal (garis). Itu flyback (bagian vertikal dari gelombang
gigi gergaji) sangat berguna untuk trafo flyback: semakin cepat medan magnet
runtuh, semakin besar tegangan induksi. lebih-lebih lagi, frekuensi tinggi yang
digunakan memungkinkan penggunaan transformator jarak jauh lebih kecil. Di
televisi, frekuensi tinggi ini sekitar 15 Kilohertz (15,734 kHz untuk NTSC), dan
getaran dari sirkuit terkait sering terdengar sebagai rengekan bernada tinggi tinggi.
Pada komputer modern, frekuensi tampilan dapat bervariasi dalam rentang yang
luas kisaran, dari sekitar 30 kHz hingga 150 kHz.

Arus bolak-balik yang berasal dari trafo flyback diubah menjadi arus searah
oleh penyearah tegangan tinggi. Jika tegangan keluaran dari LOPT tidak cukup

14
tinggi dengan sendirinya, penyearah diganti dengan pengganda tegangan. Televisi
warna awal (seperti RCA CT-100 1954) juga menggunakan regulator untuk
mengontrol tegangan tinggi. Tegangan yang diperbaiki kemudian digunakan
untuk memasok anoda tabung sinar katoda.

Seringkali ada belitan sekunder bantu yang menghasilkan tegangan lebih


rendah untuk menggerakkan bagian lain dari sirkuit tampilan - seringkali filamen
CRT akan digerakkan dari flyback. Dalam satu set tabung, belokan kedua filamen
terletak di sisi berlawanan dari inti sebagai sekunder HV, digunakan untuk
menggerakkan tabung pemanas penyearah.

Salah satu keuntungan mengoperasikan trafo flyback pada frekuensi adalah


dapat jauh lebih kecil dan lebih ringan dari daya operasi yang sebanding
transformator frekuensi (saluran). Keuntungan lain adalah menyediakan
mekanisme failsafe - jika sirkuit defleksi horizontal gagal, trafo flyback berhenti
beroperasi dan menutupi seluruh layar, layar mencegah alat terbakar menulis, file
elektron.

Kebanyakan trafo FBT memiliki sekitar 10 pin atau kaki di bawahnya dan
masing-masing kaki memiliki fungsinya, namun umumnya kaki ini terbagi
menjadi bagian primer atau input dan sekunder atau output.

Gambar 2. 5 Keterangan Kaki FBT

Sumber : (https://panduanteknisi.com/bagian-dan-fungsi-pin-kaki-flyback.html)

15
Bagian kabel dan fungsinya yaitu:

1. HV / High Voltage : Terminal ini adalah bagian Anoda atau Kop yang
pasti terhubung ke CRT dan menghasilkan tegangan yang sangat tinggi
yang dapat berkisar antara 10kV – 30kV. Jangan pernah membuka atau
mengukur bagian ini meskipun TV dalam keadaan mati, terutama saat TV
dalam keadaan menyala.
2. Kabel Layar: Kabel layar dihubungkan langsung ke kaki CRT di bagian
belakang dan fungsinya untuk mengatur seberapa kuat cahaya terang yang
ditampilkan. Kabel ini baik di FBT maupun di CRT sering disebut G2.
3. Kabel fokus : Kabel ini juga terhubung langsung dengan kaki CRT
(G3/G4) yang fungsinya untuk mengatur fokus pada TV.
Bagian Pin dan fungsinya, yaitu :

1. HOT atau biasa disebut Kolektor yang dihubungkan secara seri dengan
transistor bagian kolektor penguat horizontal. Saat Flyback bekerja, kaki
ini akan menghasilkan tegangan tinggi.
2. Dioda dumper, sesuai dengan namanya, pin ini dihubungkan dengan dioda
dumper dan biasanya terdapat pada TV yang memiliki rangkaian EW (East
West), namun tidak semua flyback memiliki pin ini karena kebanyakan
sudah satu paket dengan transistor horizontal. .
3. B+, kaki ini dihubungkan dengan catu daya utama yang merupakan
tegangan kerja flyback. Jika tidak ada tegangan yang mengalir ke pin ini
maka FBT tidak akan bekerja.
4. Grounding, sebagai landasan atau negatif.
5. AFC, Kontrol frekuensi otomatis yang fungsinya untuk menstabilkan
frekuensi osilator horizontal
6. ABL yaitu Automatic Brightness Limiter yang fungsinya untuk mengatur
dan membatasi pancaran elektron yang masuk ke rangkaian RGB secara
otomatis. Tegangan ABL sangat tinggi karena terhubung secara tidak
langsung ke header flyback melalui komponen dioda.

16
2.2.7 Collecting Electrode (CE)
Pelat pangumpul yang juga disebut sebagai collecting plate atau collecting
electrode merupakan komponen utama ESP berupa pelat aluminium yang
membentuk saluran gas, yang diberi muatan positif. Collecting plate berfungsi
menarik partikel debu bermuatan sehingga debu akan menempel pada
pelat.(Praktek et al., 2023)

Gambar 2. 6 lembar aluminium


Sumber : ( Penulis )

2.2.8 Discharge Elektrode


Discharge electrode (DE) merupakan bagian dari ESP yang berupa kawat
baja yang dibentuk sesuai ukuran diameter pipa dan diletakkan didalam pipa
berdekatan dengan collector plate. DE akan diberi arus listrik searah (DC)
bermuatan negatif dengan tegangan yang tinggi sebesar antara 12-15 KvDC. DE
memiliki muatan negatif yang dipakai untuk menyebarkan elektron bebas yang
berfungsi memberi muatan (charging) kepada partikel debu.

Gambar 2. 7 Kawat Baja


Sumber : ( Penulis )

17
2.2.9 Modul Stepdown LM2596
Trafo step down adalah trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
listrik dan menyesuaikannya kebutuhan elektronik. Transformator ini melakukan
aksinya dengan mengubah tegangan dan arus tanpa menyebabkan perubahan
frekuensi. Modul trafo step down LM2596 adalah sirkuit terintegrasi yang
berfungsi sebagai konverter DC step down dengan rating arus 3A. Ada beberapa
varian modul seri ini yang bias dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu versi
adjustable tegangan keluaran dapat disesuaikan, dan versi keluaran tegangan tetap
adalah tegangan output tetap. Dalam penelitian ini menggunakan serangkaian
modul yang dapat disesuaikan yang tegangan keluarannya dapat berubah.
Keunggulan modul step down LM2596 dibandingkan dengan resistor
/potensiometer step down, resistansi adalah tegangan output tidak berubah (stabil)
walaupun tegangan input berfluktuasi.

Tabel 2. 4 Spesifikasi Modul Trafo Step Down LM2596

No Spesifikasi Nilai

1. Input Voltage Range 440 VDC

2. Output Voltage Range 1.25-37 VDC adjustable

3. Output Current 2A

4. Voltmeter Range 0 to 40 V, error +/- 0.1 V

2.2.10 Modul Relay 1 Channel


Modul ini adalah modul relai yang dirancang untuk beralih Perangkat daya
tinggi Arduino. Cara kerja relai adalah bias memutus dan menghubungkan aliran
listrik pada rangkaian. Mengangkut menggunakan prinsip elektromagnetik untuk
menggerakkan kontak saklar sehingga dengan arus listrik kecil (low power) bisa
menghantarkan listrik bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh,dengan relay yang
menggunakan elektromagnet 5V dan mampu 50 mA pindahkan armature relay
(yang berfungsi sebagai saklar) ke menghantarkan listrik 220V 2A. Sakelar
Kontrol HIDUP/MATI (relai), sepenuhnya ditentukan oleh nilai keluaran sensor,
yaitu setelah diproses mikrokontroler akan menghasilkan perintah ke relai untuk

18
melakukan fungsi ON/OFF. Modul relai memiliki tiga terminal jalur yang dapat
dilihat pada tabel 2.5.

Tabel 2. 5 Saluran Terminal Relay

Simbol Nama Keterangan

COM (Common) Terminal yang harus


disambungkan ke
sinyal (terutama
dalam penggunaan
listrik) yang akan
diswitch-kan

NC (Normally Closed) Konfigurasi terminal


yang digunakan untuk
kondisi normal
tertutup. Dalam hal
ini relay selalu
tertutup hingga sinyal
dari Arduino dikirim
ke module relay
untuk membuka
rangkaian

NO (Normally Open) Konfigurasi terminal


yang digunakan untuk
kondisi
normalterbuka. Relay
selalu terbuka hingga
adanya sinyal dari
Arduino untuk
menutup rangkaian

Gambar

Tabel 2. 6 Spesifikasi Modul Relay 1 Channel

No Spesifikasi Nilai

1. Operating Voltage 5v

2. Signal Control TTL Level

3. Max Switch Voltage 250 VAC 30 VDC

19
4. Contact action time < 10 ms

2.2.11 Push Button


Sakelar tombol tekan (push button) adalah perangkat / sakelar yang
berfungsi untuk menghubungkan atau memutus aliran arus listrik dengan sistem
push unlock yang berfungsi (unlocked). Di sini adalah gambar tombol tekan.

Gambar

Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai perangkat
menghubungkan atau memutus arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol
ditekan tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali ke kondisi normal.
Sebagai menghubungkan atau melepaskan perangkat, sakelar tombol tekan hanya
memiliki 2 status, yaitu Hidup dan Mati (1 dan 0). Istilah On dan Off sangat
penting karena semua perangkat listrik yang membutuhkan sumber energi listrik
pasti membutuhkan kondisi On dan Off. Betapapun canggihnya sebuah mesin
memastikan bahwa sistem kerja tidak terlepas dari adanya saklar tersebut sakelar
tombol tekan atau perangkat serupa lainnya untuk mengatur fungsi pengkondisian
Hidup dan Mati.

Gambar 2. 8 Prinsip Kerja Push Button


Sumber : (Fay, 2017)

Berdasarkan fungsinya menyambung dan memutus, mendorong push


button memiliki 2 jenis kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO (Normally
Open).

1. NO (Normally Open), adalah kontak terminal yang kondisinya sedang

20
normal terbuka (arus tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan,
kontak NO akan tertutup (Close) dan menghantarkan atau menghubungkan
listrik. Kontak NO yang digunakan sebagai penghubung atau
menghidupkan sistem rangkaian (Push Button ON).
2. NC (Normally Close), adalah terminal kontak yang kondisinya sedang
tertutup secara normal (arus mengalir). Dan ketika tombol saklar push
button ditekan, kontak NC ini akan terbuka (Open), sehingga memutus
catu daya. Kontak NC digunakan sebagai pemutus atau mematikan
rangkaian sistem (Push Button Off).

21
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan Pembuatan Rancangan / Alat

3.1.1 Alat

Pembuatan rancang bangun ini menggunakan beberapa alat yang akan


dijelaskan pada table 3.1 yang ada dibawah ini.
Tabel 3. 1 Alat-alat yang digunakan
No. Nama Alat Jumlah Keterangan

1. Leptop Lenopo 1 Membuat program dan untuk


mengetik laporan

2. Solder 1 Untuk menyolder

4. Multitester 1 Mengecek tegangan dan arus yang


mengalir

5. Kabel 1 Secukupnya

6. Penggaris 1 Untuk mengukur

7. Handphone 1 Untuk menerima pesan

8. Lem 1 Secukupnya

3.2.1 Bahan

`Pembuatan rancang bangun ini menggunakan beberapa bahan yang akan


dijelaskan pada tabel 3.2 yang ada dibawah ini.
Tabel 3. 2 Bahan yang digunakan
No. Nama Alat Jumlah Keterangan

1. ESP-32 1 Mikrokontroler

2. Sensor MQ2 2 Sebagai pendeteksi debu

4. Exhaust Fan 1 Untuk menghisap debu

5. Flyback Trafo 1 Untuk menaikkan tegangan tinggi

22
6. Power Suply 1 Sebagai sumber daya

7. Modul Stepdown 1 Untuk mengatur tegangan

8. Push button 2 Untuk menghidupkan dan mematikan


alat secara manual.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan


penelitian untuk rancang bangun Elcrtrostatic Precipitator (ESP) adalah sebagai
berikut:

1. Observasi
Observasi yang dilakukan yaitu mengamati secara langsung kondisi
khususnya dilingkungan PLTU yang berada Di Labuhan Angin dan
penanganan dalam pengoperasian penangkapan debu hasil pembakaran
batubara di boiler tersebut.
2. Studi Literatur
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan jurnal, paper, Laporan dan
bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian yang dibuat.
3. Rumusa Masalah
Pada langkah ini menentukan suatu permasalahan yang dihadapi dalam
mengintegrasikan antara ESP-32 dengan Sensor MQ2 agar dapat
memantau dan mengontrol alat penangkapan debu.
4. Pengolahan data
Pada langkah ini data-data dari penelitian, pengumpulan data dan rumusan
masalah yang telah didapat kemudian diolah untuk mendapatkan solusi
dari permasalahan tersebut.
5. Pembuatan Alat
Pada langkah ini setelah dari data-data yang sudah didapat dan
menemukan solusi, kemudian melakukan perancangan alat yang menjadi
solusi dari permasalahan yang telah diamati untuk menyelesaikan
permasalahan yang sudah di amati.
6. Pengujian Alat
Pada langkah yang terakhir ini, jika alat yang dibuat sudah selesai.

23
Dilakukan pengujian alat yang dimana bertujuan apakah alat tersebut
sudah berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Sehingga ketika alat sudah selesai dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
3.3 Langkah Perancangan

Pada langakah perancangan ini, metode yang digunakan dalam penelitian


meliputi perangkat keras dan perancangan perangkat lunak pada sistem kontrol
dan monitoring sistem kontrol Elctrostatic Precipitator(ESP). Dimana
menggunakan 2 unit sensor sebagai inputan untuk mengendalikan sistem kontrol
alat penangkap debu. Diproses oleh ESP-32 sebagai pusat pengendalian
input/outputnya, menggunakan modul wifi sebagai integrasi konsep Internet of
Things untuk kontrol dan monitoring jarak jauh

3.3.1 Perancangan Stepdown LM2596

Gambar 3. 1 Perancangan LM2596


Rancangan ini terdiri dari 1 unit Modul Stepdown LM2596 input positif
yang dihubungkan ke output positif Power Supply 12 volt. Input negatif
terhubung ke output negatif catu daya. Output positif terhubung ke seluruh
rangkaian menggunakan 5 volt. Output negatif terhubung ke negatif atau ground.
Modul stepdown LM2596 berfungsi untuk menurunkan tegangan input dari 12
volt menjadi 5 volt. Tegangan 5 volt ini bertujuan untuk menyuplai atau
memberikan tegangan kerja untuk seluruh rangkaian yang menggunakan tegangan
5 volt.

24
3.3.2 Perancangan ESP-32

Gambar 3. 2 Perancangan ESP-32


Rancangan ini terdiri dari 1 unit ESP32 input positif dan negative terhubung
ke output dari Modul Stepdown LM2596. Adapun pin yang digunakan adalah pin
16 (VN) yang terhubung kepada yang menerima tegangan 5v, pin 17 (G)
terhubung ke ground , pin 23 (D25) dan pin 24 (D33) terhubung ke push button,
pin 25 (D32) terhubung ke modul relay, pin 26 (D35) dan pin 27 (D34) terhubung
ke sensor MQ2. Fungsi dari ESP32 adalah memonitoring dan mengotrol kerja
yang ada pada alat rancangan tersebut.

3.3.3 Perancangan Sensor MQ2

Gambar 3. 3 Perancangan Sensor MQ2

25
Rancangan Ini terdiri dari 2 Sensor MQ2, sensor 1 pin AO terhubung ke pin
26 (D35) dan sensor 2 pin AO terhubung ke pin 27 (D34) ESP32, pin GND sensor
1 dan 2 terhubung ke ground dan pin VCC sensor 1 dan 2 terhung ke power
suplay 5v.sensor 1 dan 2 berfungsi pendeteksi membaca masukan dan keluaran
debu yang ada ruang penangkapan di Electrostatic Precipitator (ESP) dan sebagai
memberikan informasi kepada mikrokontroler bahwa Electrostatic Precipitator
(ESP) bekerja dan tidak bekerja.

3.3.4 Perancangan Push Button

Gambar 3. 4 Perancangan Push Button


Rancangan Ini terdiri dari 2 Push Button, push button 1 terhubung ke pin 23
(D25) ESP32 yang berfungsi menghidupkan Electrostatic Precipitator (ESP) dan
sebagai memberikan informasi kepada mikrokontroler bahwa Electrostatic
Precipitator (ESP) bekerja. Push button 2 terhubung ke push button 1 terhubung
ke pin 24 (D33) di ESP32 yang berfungsi sebagai Mematikan Electrostatic
Precipitator (ESP) dan sebagai memberikan informasi kepada mikrokontroler
bahwa Electrostatic Precipitator (ESP) tidak bekerja.

26
3.3.5 Perancangan Modul Relay

Gambar 3. 5 Perancangan Modul Relay


Rancangan ini terdiri 1 buah modul relay yang dimana pin IN relay
terhubung ke pin 25 (D32) ESP32, GND terhubung ke ground dan VCC
terhubung ke power suplay 5v. Modul relay ini berfungsi untuk menghubungkan
dan memutus tegangan yang masuk ke Electrostatic Precipitator.

3.3.6 Perancangan Electrostatic Precipitator

Gambar 3. 6 Perancangan Electrostatic Precipitator


Rancangan ini terdiri dari 1 buah Modul Relay dan 1 buah rangakain
Electrostatic Precipitator (ESP). COM dari relay terhubung ke Trafo Stepdown
dan NO relay terhubung ke salah satu masukan kabel Electrostatic. Electrosatic
berfungsi untuk menangkap debu yang masuk kedalam pipa .

27
3.3.7 Perancangan Perangkat Keras Secara Keseluruhan
Rangkaian keseluruhan perangkat keras sistem pengendalian terdiri dari
beberapa komponen yaitu : ESP-32, 2 buah Sensor MQ2, 2 buah Push Button,
Modul Relay, Stepdown LM2596 dan Electrostatic Precipitator (ESP32).

Gambar 3. 7 Perancangan Perangkat Keras Secara Keseluruhan

3.3.8 Perancangan Perangkat lunak sofware


Perancangan perangkat lunak adalah proses pembuatan program ESP32
menggunakan aplikasi Arduino IDE yang di jalan kan pada operating sistem
windows untuk monitoring kondisi debu pada alat Electrostatic Precipitator
(ESP) menggunakan aplikasi blynk iot yg di jalankan pada smartphone android.
ESP-32 terhubung ke aplikasi blynk melalui koneksi wifi (internet) untuk
keperluan pemprosesan. Arduino IDE adalah tempat untuk membuat program
rangkaian masukan atau keluaran. Arduino juga dapat digunakan sebagai tempat
pengembangan program objek interaktif. Untuk dapat melakukan pemrograman
dengan Arduino IDE yang benar maka harus terhubung dengan ESP32. Dan

28
dibawah ini adalah gambar 3.8 tampilan dari software Arduino IDE dan gambar
3.9 tampilan dari software Blynk IoT tersebut.

Gambar 3. 8 software Arduino IDE

Gambar 3. 9 software Blynk IoT

29
3.4 Metode Pengujian Rancangan / Alat

Pada tahap ini dibuat program terlebih dahulu dengan membuat diagram blok
kemudian dibuat flowchart atau bagan alir dari rancangan yang dibuat yang
bertujuan untuk memandu dalam memahami pembuatan program.

3.4.1 Blok Diagram Perancangan Alat

Diagram blok merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan


peralatan elektronika, karena dari diagram blok dapat diketahui prinsip kerja
rangkaian elektronika yang dibuat secara keseluruhan. Sehingga semua blok alat
yang dibuat dapat membentuk suatu sistem yang dapat bekerja sesuai rencana.
Diagram blok sistem deteksi kondisi tempat pengendapan debu menggunakan
sensor MQ2 dapat dilihat pada Gambar 3.7

Gambar 3. 10 Blok Diagram Perancangan Alat


Adapun fungsi-fungsi blok diagram diatas adalah sebagai berikut :

1. ESP32 berfungsi sebagai memonitoring dan mengontrol kerja rancang


bangun.
2. Sensor MQ2 1 dan 2 berfungsi untuk mendeteksi adanya atau tidak adanya
debu.
3. Tombol 1 dan 2 berfungsi menghidupkan dan mematikan alat secara
manual atau mekanik.
4. Relay berfungsi untuk menghidupkan electrostatic.
5. Electrostatic Precipitator berfungsi untuk menangkap debu .
6. Wifi (Internet) berfungsi untuk memberikan sinyal kepada IoT yang
terhung ke ESP32.
7. Blynk berfungsi untuk memonitoring jarak jauh menggunakan
smartphone.

30
3.4.2 Flowchart Diagram Perancangan Alat
Flowchart adalah bagian dengan simbol-simbol tertentu yang
menggambarkan urutan proses secara detail dan hubungan antara suatu proses
(instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program. Flowchart
menggambarkan secara grafis urutan prosedur digabungkan untuk membentuk
suatu sistem. Bagan alir sistem terdiri dari data yang mengalir melalui sistem dan
proses yang mengubah data. Data dan proses dalam flowchart sistem dapat
digambarkan secara online maupun offline. Untuk mengelola alur kerja, diagram
alur adalah cara yang harus dilakukan paling strategis dilakukan untuk mengatasi
masalah dengan cara memecah setiap tahap metode menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil, lalu menutupi bagian mana yang tidak berfungsi atau perlu diperbarui.
Sistem kerja alat dapat dilihat pada gambar 3.8 di bawah ini

Gambar 3. 11 Flowchart Diagram Perancangan Alat

31
3.5 Metode Pengolahan / Analisa Hasil Pengujian Alat

Pada metode ini dilakukan pengujian dan analisis terhadap sistem. Pada awal
pengujian yang akan dilakukan adalah mengecek apakah semua modul dan sensor
sudah berjalan dengan baik menggunakan library dari software Arduino IDE
aplikasi Blynk IoT. Setelah semua modul dan sensor dapat bekerja dengan baik,
disiapkan wadah berbentuk kotak berbahan akrilik yang akan digunakan,
selanjutnya wadah kotak akrilik tersebut akan diisi dengan berbagai benda,
misalnya dari masukan debu yang akan dideteksi oleh sensor MQ2. Cara kerja
sensor MQ2 pada saat debu dimasukan ke dalam pipa atau pengendap debu maka
sensor MQ2 akan memberikan sinyal atau notifikasi ke aplikasi Blynk IoT yang
terhubung ke ESP32. Aplikasi Blynk IoT kita bisa menghidupkan dan mematikan
Electrostativ Precipitator (ESP) melalui jarak jauh. Kemudian pada saat kita
menghidupkan atau menekan tombol ON pada aplikasi Blynk IoT maka ESP32
akan mengaktifkan relay yang terhubung dengan rangkaian Catu daya.
Rangakaian catu daya akan memberikan tegangan pada Flyback Trafo untuk
menaikan tegangan tinggi dari 12v hingga menjadi 15kv-30KVDC. Output negatif
dari Flyback terhubung ke Discharge Elektrode (DE) yang fungsinya
menyebarkan elektron bebas yang berfungsi memberi muatan (charging) kepada
partikel debu. Output positif dari Flyback terhubung ke Collecting Electrode (CE)
yang berfungsi menarik partikel debu bermuatan sehingga debu akan menempel
pada pelat. Pada saat debu sudah disaring atau ditangkap maka sensor MQ2 akan
memberikan notifikasi bahwa tidak ada asap atau debu ke aplikasi Blynk IoT yang
terhubung ke ESP32. Kemudian kita menekan tombol OFF pada aplikasi Blynk
IoT agar Electrostatic Precipitator ((ESP) kembali seperti semula

32
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 ………….
4.1.2 ………....

4.2 Pembahasan
4.2.1 ………….
4.2.2 ………....

33
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan memuat pernyataan berupa rangkuman dari hasil pembuatan


laporan akhir dan merupakan jawaban dari permasalahan.

5.2 Saran

Saran berisi hal-hal yang berkaitan dengan tindak lanjut dari hasil dan
pembahasan dalam laporan akhir, dapat pula berisi rencana lanjutan dari hasil
laporan akhir yang ditujukan kepada institusi, perusahaan, dan pengguna.

34
DAFTAR PUSTAKA

Fathony, A. F. (2021). Rancang Bangun Prototype ESP Untuk Pengendapan Debu


Limbah Industri Dengan Menggunakan Transformator Flyback. SinarFe7,
4(1), 585–594.
https://journal.fortei7.org/index.php/sinarFe7/article/view/40/106

Fay, D. L. (2017). Penerapan Media Sketchup Dengan Model Pembelajaran


Langsung Pada Kompetensi Dasar Menerapkan Prosedur Pembuatan Gambar
Detail Konstruksi Jembatan Di Smkn 1 Mojokerto. Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 3, 3–15.

Fisika, D. (2017). Rancang Bangun Electrostatic.

Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (2010). Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir. 6–
44. http://eprints.polsri.ac.id/1764/3/3. BAB II.pdf

Los, U. M. D. E. C. D. E. (n.d.). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者に


おける 健康関連指標に関する共分散構造分析Title. 1–13.

Me Me Nd Ms Me Sb Me. (n.d.).

Praktek, L., Lapapangan, K., Pln, P. T., Power, I., & Angin, L. (2023). PT PLN
INDONESIA POWER LABUHAN ANGIN PGU SISTEM KINERJA
ELECTROSTATIC PRECIPITATOR ( ESP ) UNTUK MENANGKAP DEBU
HASIL PEMBAKARAN BOILER DI PT PLN INDONESIA POWER YUNUS
JEFRI MATONDANG PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK
NEGERI MEDAN.

Sari, V. A., Parastiwi, A., & Yulianto, Y. (2020). Kontrol Kecepatan Motor Dc
Pada Electrostatic Precipitator (Esp) Dengan Metode Pid. Jurnal Elektronika
Dan Otomasi Industri, 3(2), 2. https://doi.org/10.33795/elkolind.v3i2.73

Xxxx-xxxx, I. (2023). Sains Data Jurnal Studi Matematika dan Teknologi Sains
Data Jurnal Studi Matematika dan Teknologi ISSN XXXX-XXXX. 1, 21–38.

35
LAMPIRAN

36
BIODATA PENULIS
LAPORAN AKHIR
1. Identitas Diri
Nama Lengkap : Yunus Jefri Matondang Pas Poto
Jenis Kelamin : Laki-Laki Terbaru
Tempat dan Tanggal Lahir : Pematang Paoh/12 Desember 2001 Warna
Jurusan / Program Studi : Teknik Elektro/Teknik Listrik Background
NIM : 2005031033 Merah
Alamat Rumah : Jalan Seipadang Ukuran 3 x 4
No Telepon / HP : 0812-7828-6508
Alamat E-mail : yunusjefrimatondang@students.polmed.ac.id
Judul Laporan Akhir : Prototype Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai
Alat Penangkap Debu Berbasis Internet Of Things
(IoT)
Nama Dosen Pembimbing : Maharani Putri, S.T.,M.T.

2. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Nama Sekolah Tempat Tahun
Ijazah

SD NEGERI 013883
1. SD Sederajat PEMATANG Batubara 2007-2013
RAMBAI

SMP NEGERI 2
2. SMP Sederajat Batubara 2013-2016
Tanjung Tiram

SMK NEGERI 1
3. SMA Sederajat Batubara 2016-2019
TALAWI
3. Kegiatan Kemahasiswaan yang Pernah Diikuti
Status dalam
No Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat
Kegiatan
1 HMPS TEKNIK LISTRIK Anggota 2021

3. Penghargaan / Prestasi yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan

Medan, ………….

37
(Nama Penulis)

38

Anda mungkin juga menyukai