Anda di halaman 1dari 8

Khalik Mawardi Junasdi Said, Aris Subagiyo, Wawargita Permata Wijayanti

KESENJANGAN WILAYAH BERDASARKAN ASPEK EKONOMI DI KOTA KENDARI

Khalik Mawardi Junasdi Said, Aris Subagiyo, Wawargita Permata Wijayanti


Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: Khalikmawardi96@gmail.com

ABSTRAK

Masalah kesenjangan telah lama menjadi persoalan sejumlah negara miskin dan berkembang dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tinggi ternyata tidak berhasil dalam mengurangi
atau bahkan menghilangkan besarnya kemiskinan. Beberapa kawasan di kepulauan Indonesia masih memiliki
perbedaan yang sangat besar dalam hal pemerataan pembangunan, termasuk Kota Kendari. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Analisis
perhitungan tingkat kesenjangan menggunakan indeks Sentralitas dan indeks Williamson. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Kecamatan Nambo memiliki tingkat kesenjangan paling tinggi di antara kecamatan lain di
Kota Kendari berdasarkan indeks Sentralitas senilai 22,439. Sementara menurut analisis Indeks Williamson,
tingkat kesenjangan tertinggi ditempati Kecamatan Kendari dengan nilai 0,329.

Kata kunci: Kesenjangan-Wilayah, Kendari, Indeks-Sentralitas, Indeks-Williamson

ABSTRACT

The problem of inequality has long been a problem for a number of poor and developing countries in the
implementation of economic development. High economic growth has not been successful in reducing or even
eliminating the magnitude of poverty. Several areas in the Indonesian archipelago still have very large
differences in terms of equitable development, including Kendari City. Methods of data collection are done by
means of interviews, observation, questionnaires and documentation. Analysis of the calculation of the level of
gap using the Centrality index and Williamson index. The results showed that Nambo District had the highest
level of disparity among other sub-districts in Kendari City based on the Centrality index of 22.439. Meanwhile,
according to the Williamson Index analysis, the highest level of inequality is occupied by Kendari district with a
value of 0.329.

Keywords: Regional Gap, Kendari, Centrality Index, Williamson Index

pendapatan. Namun, pertumbuhan ekonomi


PENDAHULUAN yang cepat merupakan salah satu strategi bagus
Pembangunan adalah tahapan dalam pembangunan ekonomi (Prayitno, 1986).
multidimensi yang memerlukan perubahan- Masalah kesenjangan telah lama menjadi
perubahan besar dalam struktur sosial, sikap persoalan sejumlah negara miskin dan
mental dan kelembagaan, percepatan/ berkembang dalam pelaksanaan pembangunan
akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tinggi ternyata
ketimpangan, dan pemberantasan kemiskinan tidak berhasil dalam mengurangi atau bahkan
(Todaro, 2000). Di dalam pembangunan ekonomi menghilangkan besarnya kemiskinan. Sehingga,
sendiri selalu muncul permasalahan berupa pertumbuhan GNP per kapita yang cepat tidak
prioritas terhadap pemerataan pendapatan serta bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat
pertumbuhan ekonomi. Ahli ekonomi berasumsi (Arsyad, 1988). Disparitas (kesenjangan)
bahwa prioritas terhadap laju pertumbuhan pembangunan antar daerah dapat dilihat dari
ekonomi yang tinggi sudah tidak dapat lagi pendapatan perkapita, kualitas sumber daya
dipakai dalam pengurangan kemiskinan. Padahal manusia, ketersediaan sarana dan prasarana dan
kemiskinan merupakan realita dalam kehidupan akses ke perbankan (Daryanto, 2009).
ekonomi di negara yang sedang berkembang, Beberapa kawasan di kepulauan Indonesia
termasuk Indonesia. Tingginya ekonomi suatu masih memiliki perbedaan yang sangat besar
daerah memang tidak menjamin pemerataan dalam hal pemerataan pembangunan.
Pemerataan di Kawasan Timur Indonesia

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021 171
KESENJANGAN WILAYAH BERDASARKAN ASPEK EKONOMI DI KOTA KENDARI

menunjukkan angka yang jauh lebih rendah jasa hadir di Kota Kendari seperti bangunan-
dibandingkan dengan Kawasan Barat Indonesia. bangunan pusat perdagangan dan jasa yang
Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri dari tersebar di sejumlah lokasi. Lokasi strategis
pulau dan kepulauan menyebabkan pertama dan yang paling berkembang adalah
permasalahan kurangnya pemerataan kawasan ekonomi di wilayah Kecamatan
pembangunan khususnya antara Kawasan Barat Mandonga. Kawasan ini memiliki beberapa jalan
dan Timur Indonesia. Kota Kendari merupakan dengan jalur utama ialah Jalan Abdulah Silondae.
salah satu ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara Sepanjang jalan ini terdapat pusat pertokoan,
yang kini kian berkembang. Sejumlah pusat pusat perbelanjaan, pasar modern, pasar rakyat,
perdagangan dan jasa hadir di Kota Kendari perbankan, dan kantor-kantor swasta lainnya.
seperti bangunan-bangunan pusat perdagangan Kawasan berikutnya ialah Kecamatan Kadia serta
dan jasa yang hamper tersebar di seluruh Kecamatan Baruga. Kawasan yang dibelah
kecamatan. Walaupun dari segi pembangunan dengan sungai Kadia ini dianggap paling asri,
terlihat berkembang di beberapa wilayah, sebab pemerintah telah membangun ruang
kondisi kemiskinan masyarakat di Kota Kendari terbuka hijau berupa Taman Kota. Terdapat pula
ternyata masih mengalami kenaikan (BPS, 2016). MTQ Square yang menjadi alun-alun kota.
Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan Data Pertumbuhan pusat perkantoran swasta dan jasa
Makro Pembangunan Kota Kendari tahun 2018. perhotelan berkembang pesat pula disana. Di
Jumlah penduduk miskin naik hingga 7,57%. kawasan ini terdapat area perkantoran
Tabel 1. Gini Ratio Provinsi Sulawesi Tenggara pemerintah seperti kantor Wali Kota Kendari dan
Gini Ratio Kejaksaan Negeri. Selanjutnya ialah Kecamatan
Wilayah
2017 2018 Wua-wua, yang kini berubah menjadi kawasan
Buton 0.3940 0.3805
bisnis yang paling berkembang dan terletak di
Muna 0.3574 0.3804
Konawe 0.3629 0.3445
Jalan MT Haryono. Di wilayah tersebut terdapat
Kolaka 0.3001 0.3402 Lippo Plaza dan Brilian Plaza (Hasrul, 2015).
Konawe Selatan 0.3746 0.3448
Bombana 0.3477 0.3575
Wakatobi 0.3805 0.3886
Kolaka Utara 0.3217 0.3286
Buton Utara 0.3936 0.3614
Konawe Utara 0.3418 0.3722
Kolaka Timur 0.3740 0.3606
Konawe Kepulauan 0.3715 0.3371
Muna Barat 0.3808 0.4139
Buton Tengah 0.2388 0.5080
Buton Selatan 0.3467 0.3222
Kota Kendari 0.3726 0.3954 Gambar 1. Kondisi Wilayah Kota Kendari
Kota Baubau 0.4424 0.4527
Dilihat dari segi pembangunan yang
Wilayah Buton Tengah, Kota Baubau, terlihat berkembang di beberapa wilayah,
Muna Barat, dan Kota Kendari memiliki angka kondisi kemiskinan masyarakat di Kota Kendari
Gini Ratio paling tinggi secara berurutan. Gini ternyata masih mengalami kenaikan. Hal
Ratio merupakan indikator yang menunjukkan tersebut dapat dilihat berdasarkan Data Makro
tingkat kesenjangan pendapatan secara pembangunan Kota Kendari tahun 2018, jumlah
menyeluruh. Nilai Gini Ratio berkisar antara 0 penduduk miskin naik hingga 7,57%. Hal
hingga 1. Koefisien Gini bernilai 0 menunjukkan tersebut menandakan adanya kesenjangan di
adanya pemerataan pendapatan yang sempurna, Kota Kendari. Kecamatan Nambo, Kecamatan
atau setiap orang memiliki pendapatan yang Kendari, dan Kecamatan Abeli merupakan
sama. Sedangkan, Gini Ratio bernilai 1 beberapa Kecamatan di Kota Kendari yang
menunjukkan kesenjangan yang sempurna, atau kondisi infrastrukturnya juga masih belum
satu orang memiliki segalanya sementara orang- memadai. Kondisi ini ditandai dengan jalanan
orang lainnya tidak memiliki apa-apa (Iskandar & yang rusak dan beberapa wilayah masih rawan
Saragih, 2018). banjir. Kondisi ini masih ditambah dengan
Kota Kendari merupakan pusat ibukota fasilitas penerangan jalan yang masih sedikit.
Provinsi Sulawesi Tenggara yang kini makin Karena kondisi fasilitas yang belum memadai,
berkembang. Sejumlah pusat perdagangan dan sektor perdagangan di ketiga wilayah tersebut

172 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021
Khalik Mawardi Junasdi Said, Aris Subagiyo, Wawargita Permata Wijayanti

belum berjalan dengan baik. Belum lagi dengan variabel faktor kesenjangan wilayah sebagai
tidak adanya transportasi pada malam hari yang variabel terkait. Faktor-faktor kesenjangan
membuat sektor perdagangan semakin wilayah dikelompokan ke dalam 2 variabel yaitu
terhambat (Hasrul, 2015). tingkat ekonomi dan sarana-prasarana.
Pertimbangan utama dalam penetapan variabel
faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan
wilayah adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Variabel Penelitian
Tujuan Variabel Sub Variabel
Nilai PDRB wilayah
Tingkat PDRB per kapita
Jumlah penduduk
Tingkat Tingkat Kepadatan
Ekonomi Penduduk
Mengetahui
Tingkat Proporsi
kesenjangan dari
Gambar 2. Kondisi Wilayah Kota Kendari aspek ekonomi di
Penduduk
Luas Wilayah
wilayah Kota
Menurut Syafrizal (2008), Indeks Kendari
Sarana kesehatan
Sarana pendidikan
Williamson dapat digunakan sebagai media
Sarana dan Ketersediaan jalan aspal
pengukur kesenjanganan antar wilayah. Prasarana Sarana air bersih
Kesenjanganan pembangunan antarwilayah Listrik
Perdagangan
dapat diukur dengan Indeks Williamson
menggunakan Produk Domestik Regional Bruto Tabel 3. Data Penelitian
(PDRB) per kapita sebagai data dasar. Dengan Tujuan Data Sumber
menggunakan Indeks Williamson, maka dapat PDRB wilayah Trinanda dan Santoso
PDRB per (2013)
dilihat seberapa besar kesenjanganan yang kapita Muta’ali (2011)
terjadi antar wilayah yang nilainya berkisar Nilai Jumlah Sjafrizal (2014)
penduduk
antara angka 0-1. Selain Indeks Williamson, Kepadatan
perhitungan kesenjanganan dapat diukur dengan Penduduk
Indeks Sentralitas. Dalam menentukan Proporsi
Penduduk
kecamatan sebagai pusat pertumbuhan tidak Nilai Luas
cukup hanya melihat keberagaman fasilitasnya wilayah
saja, tetapi juga mempertimbangkan frekuensi Jumlah dan Trinanda dan Santoso
cakupan (2013)
setiap jenis fasilitas tersebut. Tingkat frekuensi Mengetahui sarana Muta’ali (2011)
fasilitas pada suatu kecamatan mempengaruhi kesenjangan dari kesehatan Sjafrizal (2014)
aspek ekonomi di Jumlah dan
indeks sentralitas kecamatan tersebut. Semakin wilayah Kota cakupan
tinggi frekuensinya maka akan semakin besar Kendari sarana
nilai sentralitasnya (Rodinelli dalam Ermawati, pendidikan
Panjang jalan
2010). Diharapkan setelah menemukan nilai teraspal
perbandingan kesenjangan dan frekuensi Ketersediaan
fasilitas antar wilayah, maka akan dapat dan
pelayanan air
ditemukan strategi untuk mengatasi bersih
permasalahan tersebut. Ketersediaan
dan
pelayanan
METODE PENELITIAN listrik
Jumlah sarana
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan perdagangan

Penelitian pada kajian ini dilaksanakan di Penelitian pada kajian ini menggunakan
Kota Kendari. Penelitian dilaksanakan selama 7 dua jenis data untuk diolah, yaitu berupa data
(tujuh) bulan dimulai pada Maret sampai dengan primer serta data sekunder. Data asli yang telah
Oktober 2020. dikumpulkan peneliti secara langsung melalui
Definisi Operasional sumber yang digunakan untuk menjawab
pemasalahan pada penelitiannya disebut dengan
Variabel penelitian dalam studi ini data primer. Sementara data asli yang didapat
merupakan variabel yang mempengaruhi melalui pihak lain seperti data laporan, buku,
kesenjangan wilayah sebagai variabel bebas dan maupun catatan-catatan penting yang bersifat

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021 173
KESENJANGAN WILAYAH BERDASARKAN ASPEK EKONOMI DI KOTA KENDARI

dokumentasi disebut dengan data sekunder. penduduk yang dilayani serta seberapa besar
Teknik pengambilan dan pengumpulan data yang frekuensi keberadaan suatu fungsi dalam satu
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai satuan wilayah permukiman. Indeks sentralitas
berikut : ini digunakan untuk menilai kemampuan dan
1. Teknik Observasi hirarki pusat pelayanan. Persamaan yang
Observasi lapangan yang dibutuhkan dalam dipergunakan untuk menilai bobot dari suatu
penelitian ini yaitu perkembangan beberapa fasilitas adalah sebagai berikut:
wilayah pusat pertumbuhan secara fisik dan
visual seperti perkembangan wilayah C = t/T
terbangun, sarana dan prasarana wilayah
Kota Kendari. Keterangan:
2. Teknik Wawancara C : Bobot dari atribut fungsional suatu fasilitas
Pengumpulan data yang diperlukan dengan t : Nilai Sentralitas (100)
melakukan wawancara terhadap responden T : Jumlah Total Dari Atribut Dalam Sistem
terkait yang berhubungan langsung. Teknik
wawancara dilakukan secara terstruktur dan Untuk mengetahui tingkat kesenjangan
bebas. Wawancara terstruktur dilakukan ekonomi yang ada di Kota Kendari maka akan
dengan menggunakan daftar pertanyaan dilakukannya pengujian data PDRB dengan
(kuesioner) yang telah disiapkan, sedangkan menggunakan Indeks Wiliamson juga. PDRB yang
wawancara bebas dilakukan tanpa digunakan tahun 2018 untuk diketahui trend
menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) kesenjangan dilakukan dengan menggunakan
untuk mendukung data yang diperlukan. rumus,
3. Studi Literatur √∑(𝑦𝑖 − 𝑦̅)2 𝑓𝑖
𝑛
Pengumpulan data dan informasi dengan 𝑉𝑤 =
𝑦̅
melakukan studi terhadap laporan, jurnal, Keterangan:
karya ilmiah, dan hasil-hasil penelitian lain 𝑉𝑤 = Indeks Wiliamson
masih memiliki hubungan dengan kajian ini. 𝑓𝑖 = Jumlah Penduduk di Wilayah ke-i
Beberapa data didapatkan dari berbagai 𝑛 = Jumlah Penduduk Kota Kendari
pihak dan media. Data yang dibutuhkan 𝑦𝑖 = PDRB wilayah ke-i
diperoleh dari beberapa dinas, badan 𝑦̅ = PDRB Kota Kendari
maupun bagian dari pemerintah terkait Nilai indeks wiliamson berada diantara 0
dengan pembangunan dan pengembangan dan 1 (0<𝑉𝑤 <1). Indeks wiliamson digunakan
wilayah termasuk sarana dan prasarananya. untuk mengukur kesenjangan pendapatan
Dinas maupun bagian dari pemerintah perkapita suatu wilayah pada waktu tertentu.
tersebut antara lain: Bila angka indeks wiliamson mendekati 1 berarti
1. Pemerintahan Kecamatan di Kota Kendari sangat timpang dan bila mendekati 0 berarti
2. Badan Perencanaan Daerah Kota Kendari sangat merata.
3. Badan Pusat Statistik Kota Kendari
4. Dinas Pekerjaan Umum Kota Kendari HASIL DAN PEMBAHASAN
5. Dinas Perikanan Kota Kendari
6. Dinas Pertanian Kota Kendari Analisa Indeks Sentralitas
7. Dinas Perhubungan Kota Kendari Analisis Indeks sentralitas bertujuan untuk
mengetahui pemusatan/arah pertumbuhan dan
Analisa Data perkembangan suatu wilayah. Hal ini dapat
Analisis Tingkat Kesenjangan dilihat dari skor ranking indeks sentralitas.
Adapun ranking tertinggi merupakan pusat dari
Penelitian ini menggunakan analisis Indeks kegiatan disuatu wilayah. Pada hal ini terdapat
Sentralitas dan Indeks Williamson. Indeks 11 Kecamatan di Kota Kendari. Untuk melihat
sentralitas dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan wilayahnya dilakukan
struktur/hierarki pusat-pusat pelayanan yang penghitungan indeks sentralitas. Adapun hasil
ada dalam suatu wilayah perencanaan perhitungan Indeks Skalogram Kota Kendari
pembangunan, seberapa banyak fungsi yang adalah sebagai berikut:
ada, berapa jenis fungsi dan berapa jumlah

174 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021
Khalik Mawardi Junasdi Said, Aris Subagiyo, Wawargita Permata Wijayanti

Tabel 4. Jumlah Fasilitas di Kota Kendari


Pendidikan Kesehatan Perdagangan
N SD SM SM SLB PT R. RSU Puskesma Klini Pasar Pasa Jumla Jumla
Kecamatan
o P A N Bersali D s k Umu r h Jenis h Unit
n m Ikan
1 Nambo 10 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 4 14
2 Abeli 9 2 0 0 0 0 0 1 1 1 0 5 14
3 Baruga 10 4 5 1 4 0 1 1 2 1 0 9 29
4 Wua-Wua 6 6 4 0 0 0 0 1 1 1 0 6 19
5 Poasia 13 3 4 2 2 0 1 1 2 1 0 9 29
6 Kendari 15 6 5 0 1 0 0 2 1 1 0 7 31
7 Kambu 11 5 5 0 6 0 1 1 1 0 0 7 30
8 Puuwatu 11 5 2 0 1 1 1 1 3 1 0 9 26
9 Mandonga 14 2 5 3 2 1 3 1 2 2 0 10 35
10 Kadia 14 7 10 2 5 0 1 3 2 1 0 9 45
11 Kendari
24 9 6 1 3 0 2 3 2 1 1 9 52
Barat
Jumlah
11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
Wilayah (n)
Jumlah
Wilayah
Yang 11 11 10 5 8 2 7 10 10 10 1
Mempunya
i Fasilitas (f)
Jumlah 13
51 47 9 24 2 10 15 17 11 1
Fasilitas 7
t
10 10
(Sentralitas 100 100 100 100 100 100 100 100 100
0 0
)
T (Jumlah 13
51 47 9 24 2 10 15 17 11 1
Fasilitas) 7

Tabel 5. Indeks Sentralitas


Berdasarkan data diatas dapat dilihat No Kecamatan Indeks Sentralitas Ranking
bahwa terdapat 11 fasilitas yang dipilih dan 1 Kendari Barat 232.398 1
2 Mandonga 183.059 2
terbagi menjadi sarana pendidikan, kesehatan,
3 Kadia 139.132 3
dan juga perdagangan. Berdasarkan 4 Puuwatu 119.660 4
kelengkapannya, Kecamatan Mandonga memiliki 5 Poasia 91.960 5
10 fasilitas dan menjadi kecamatan terlengkap. 6 Baruga 91.081 6
Sementara Kecamatan Nambo hanya memiliki 4 7 Kambu 76.020 7
8 Kendari 65.825 8
jenis fasilitas. Hal ini menunjukkan bahwa belum 9 Wua-Wua 46.295 9
adanya pembangunan merata pada setiap 10 Abeli 32.131 10
Kecamatan. 11 Nambo 22.439 11
Berbagai faktor seperti jumlah penduduk Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui
maupun kondisi daerah masih menjadi bahwa nilai indeks sentralitas tertinggi berada di
penyebabnya. Jumlah unit fasilitas terbanyak Kecamatan Kendari Barat dengan nilai 232,398
ditempati oleh Kecamatan Kadia sebanyak 45 sehingga menempati ranking 1. Ini menunjukkan
unit. Sedangkan Kecamatan Nambo dan bahwa Kecamatan Kendari Barat memiliki
Kecamatam Abeli menempati posisi paling tingkat kesenjangan paling rendah di Kota
bawah dengan jumlah 14 unit fasilitas. Data ini Kendari. Sedangkan sentralitas paling rendah
menunjukkan bahwa terjadi ketidak merataan berada di Kecamatan Nambo dengan nilai
pembangunan yang ada di Kota Kendari. Tentu 22,439 sehingga menempati rangking 11. Ini
saja hal ini membuat jarak kesenjangan menjadi menunjukkan bahwa Kecamatan Nambo
semakin lebar di antara kecamatan. Jumlah memiliki kesenjangan paling tinggi di Kota
keseluruhan fasilitas di Kota Kendari mencapai Kendari.
52 unit. Fasilitas tersebut terbagi menjadi 11
jenis yang dikategorikan menjadi 3 kriteria. Kecamatan di Kota Kendari terdiri dari 3
Hasil indeks sentralitas setiap kecamatan Hierarki. Pembagian hierarki ini dasarkan atas
dirangking berdasarkan nilainya. Adapun hasil dasar perhitungan sentralitas. Hierarki setiap
perhitungan indeks sentralitas Kota Kendari kecamatan adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut:

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021 175
KESENJANGAN WILAYAH BERDASARKAN ASPEK EKONOMI DI KOTA KENDARI

1. Hierarki I adalah kecamatan dengan indeks sangat senjang dan bila mendekati 0 berarti
sentralitas yang paling tinggi. Kecamatan sangat merata.
tersebut yaitu kecamatan Kendari Barat dan
Kecamatan Mandonga. Tabel 6. Indeks Williamson
2. Hierarki II adalah kecamatan dengan indeks Rata-rata PDRB
Rata-rata
No Kecamatan Indeks
sentralitas sedang. Kecamatan tersebut yaitu Perkapita
Williamson
Kecamatan Kadia dan Kecamatan Puuwatu. 1 Kendari 22,480 0.329
3. Hierarki III adalah kecamatan dengan indeks 2 Kendari
Barat 10,212 0.016
sentralitas yang rendah. Kecamatan tersebut
3 Mandonga 18,489 0.259
yaitu Kecamatan Kendari, Kecamatan Abeli, 4 Puuwatu 12,849 0.063
Kecamatan Nambo, Kecamatan Poasia, 5 Baruga 5,068 0.136
Kecamatan Baruga, Wua-Wua, dan 6 Kadia 5,073 0.193
7 Wua-Wua 8,168 0.068
Kecamatan Kambu. 8 Poasia 6,134 0.125
Berdasarkan peringkat hierarki diatas, 9 Kambu 6,960 0.106
maka ada 2 kecamatan yang ditetapkan sebagai 10 Abeli 9,050 0.033
11 Nambo 12,861 0.036
pusat pertumbuhan, yaitu kecamatan Kendari
Barat dan Kecamatan Mandonga. Hal ini Hasil analisis Indeks Williamson masing-
didasarkan pada ketersediaan fasilitas pada masing kecamatan di Kota Kendari menunjukan
kecamatan tersebut, baik dari keberagaman dan adanya kesenjangan dilihat dari nilai indeks yang
frekuensinya yang lebih baik dibanding dari semakin mendekati 1. Kondisi ini dapat dilihat
kecamatan yang lainnya. Sementara Kecamatan dengan PDRB perkecamatan di Kota Kendari.
Nambo sebagai kecamatan dengan hierarki Kondisi ini kemudian yang akan berpengaruh
paling bawah masih memiliki kesenjangan tinggi. pada persebaran jumlah penduduk di suatu
Analisis Indeks Williamson wilayah yang juga berpegaruh pada pergerakan
ekonomi yang meyebabkan perbedaan
Untuk melihat tingkat kesenjangan pendapatan daerah regional bruto tingkat
pendapatan antar kecamatan yang terjadi di kecamatan.
Kota Kendari analisis yang digunakan adalah Berdasarkan data pada Gambar 3,
Indeks Wiliamson. Rumus indeks ini akan Kecamatan Kendari menjadi wilayah dengan
menghasilkan angka indeks yang lebih besar kondisi paling senjang karena memiliki angka
atau sama dengan nol dan lebih kecil satu. Indeks Williamson melebihi 0,3. Kecamatan
Ektrimnya jika angka indeks sama dengan nol Mandonga sebagai wilayah paling senjang kedua
maka menandakan tidak terjadi kesenjangan memiliki angka Indeks Williamson melebihi 0,2.
pendapatan di kecamatan tersebut. Angka Kecamatan Kambu, Kecamatan Poasia,
indeks yang lebih besar dari nol menunjukkan Kecamatan Baruga, dan Kecamatan Kadia berada
adanya kesenjangan pendapatan di kecamatan pada urutan berikutnya dengan angka Indeks
tersebut. Semakin besar indeksnya berarti Williamson melebihi 0,1. Sementara kecamatan
semakin besar pula tingkat kesenjangan sisanya memiliki angka Indeks Williamson kurang
pendapatan di kecamatan tersebut. dari 0,1. Hal ini menandakan tingginya
Berdasarkan dari Tabel 5, tingkat ketidakmerataan distribusi pendapatan yang
kesenjangan tertinggi ditempati oleh Kecamatan terjadi di Kota Kendari.
Kendari dengan jumlah Indeks Williamson 0,329 Pada teorinya, nilai Indeks Williamson
dengan rata-rata nilai PDRB perkapita 22.480. yang melebihi nilai maksimum dapat disebabkan
Tingkat PDRB perkapita berada diurutan oleh adanya beberapa daerah yang memiliki
terbawah adalah Kecamatan Kendari Barat over-PDRB perkapita diatas PDRB perkapita
dengan Indeks Williamson 0,016 dengan rata- Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam kasus ini,
rata PDRB perkapita 10.212. Berdasarkan beberapa daerah yang paling mencolok yang
pendekatan Indeks Wiliamson, perhitungan dimaksud adalah Kecamatan Kendari. Tingginya
tingkat kesenjangan berada di angka antara 0 PDRB perkapita di kecamatan tesebut,
dan 1 (0<𝑉𝑤 <1). Indeks Wiliamson digunakan dikarenakan merupakan pusat pemerintah Kota
untuk mengukur kesenjangan pendapatan Kendari. Sehingga fasilitas sarana dan akses
perkapita suatu wilayah pada waktu tertentu. tranportasi lebih memadai daripada kecamatan
Bila angka Indeks Wiliamson mendekati 1 berarti lain.

176 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021
Khalik Mawardi Junasdi Said, Aris Subagiyo, Wawargita Permata Wijayanti

Gambar 3. Diagram Urutan Kesenjangan Kecamatan di Kota Kendari


Berdasarkan data pada gambar di atas, analisis Indeks Sentralitas sendiri bertujuan
Kecamatan Kendari menjadi wilayah dengan untuk mengetahui pemusatan/arah
kondisi paling senjang karena memiliki angka pertumbuhan dan perkembangan di suatu
Indeks Williamson melebihi 0,3. Kecamatan wilayah. Secara terperinci dan berurutan, urutan
Mandonga sebagai wilayah paling senjang kedua kedua sebagai kecamatan paling senjang setelah
memiliki angka Indeks Williamson melebihi 0,2. Kecamatan Nambo adalah Kecamatan Abeli
Kecamatan Kambu, Kecamatan Poasia, dengan nilai Indeks Sentralitas 32,131.
Kecamatan Baruga, dan Kecamatan Kadia berada Berikutnya adalah Kecamatan Wua-Wua dengan
pada urutan berikutnya dengan angka Indeks nilai Indeks Sentralitas 46,295. Kemudian
Williamson melebihi 0,1. Sementara kecamatan Kecamatan Kendari dengan nilai Indeks
sisanya memiliki angka Indeks Williamson kurang Sentralitas 65,825. Kecamatan Kambu dengan
dari 0,1. Hal ini menandakan tingginya nilai Indeks Sentralitas 76,020. Lalu Kecamatan
ketidakmerataan distribusi pendapatan yang Baruga dengan nilai Indeks Sentralitas 91,081.
terjadi di Kota Kendari. Pada teorinya, nilai Kecamatan Poasia dengan nilai Indeks Sentralitas
Indeks Williamson yang melebihi nilai maksimum 91,960. Berikutnya adalah Kecamatan Puuwatu
dapat disebabkanoleh adanya beberapa daerah dengan nilai Indeks Sentralitas 119,660. Lalu
yang memiliki over-PDRB perkapita diatas PDRB Kecamatan Kadia dengan nilai Indeks Sentralitas
perkapita Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam 139,132. Kecamatan Mandonga dengan nilai
kasus ini, beberapa daerah yang paling mencolok Indeks Sentralitas 183,059 pada urutan 10.
yang dimaksud adalah Kecamatan Kendari dan Kecamatan Kendari Barat dan
Kecamatan Mandonga. Tingginya PDRB Kecamatan Mandonga berada pada hierarki I
perkapita di dua kecamatan tesebut, terutama di dengan arti merupakan kecamatan dengan
Kecamatan Kendari karena merupakan pusat keterpusatan memadai. Kecamatan Kadia dan
pemerintah Kota Kendari. Sehingga fasilitas Kecamatan Puuwatu berada pada hierarki II
sarana dan akses tranportasi lebih memadai dengan arti merupakan kecamatan dengan
daripada kecamatan lain. keterpusatan sedang. Kecamatan Poasia,
Kecamatan Baruga, Kecamatan Kambu,
KESIMPULAN Kecamatan Kendari, Kecamatan Wua-Wua,
Menurut analisis Indeks Sentralitas di 11 Kecamatan Abeli, dan Kecamatan Nambo berada
kecamatan di Kota Kendari, Kecamatan Kendari pada hierarki III dengan arti merupakan
Barat memiliki nilai indeks sentralitas tertinggi kecamatan dengan keterpusatan kurang
dengan nilai 232.398. Sementara Kecamatan Menurut analisis Indeks Williamson di 11
Nambo memiliki nilai indeks sentralitas terendah kecamatan di Kota Kendari, tingkat kesenjangan
dengan nilai 22,439. Angka tersebut tertinggi ditempati kecamatan Kendari dengan
menunjukkan bahwa Kecamatan Nambo nilai 0,329 dan tingkat kesenjangan terendah
memiliki tingkat kesenjangan paling tinggi di ditempati kecamatan Kendari Barat dengan nilai
antara kecamatan lain di Kota Kendari. Hasil 0,016. Angka ini menunjukan bahwa Kecamatan

Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021 177
KESENJANGAN WILAYAH BERDASARKAN ASPEK EKONOMI DI KOTA KENDARI

Kendari memiliki kesenjangan paling tinggi menyatakan jumlah yang sesuai dan aktual.
dibandingkan dengan Kecamatan yang lainnya. Sehingga perlu dilakukan survei di setiap
Hasil Indeks Wiliamson bertujuan untuk kecamatan bahkan kelurahan untuk menghitung
mengukur ketimpangan pendapatan perkapita jumlah fasiltas sebenarnya, tingkat kinerja, dan
suatu wilayah pada waktu tertentu. kondisi fasilitas. Data tingkat perbandingan PDRB
Secara terperinci dan berurutan, urutan selama sepuluh tahun terakhir juga perlu
kedua sebagai kecamatan paling senjang setelah diperhitungkan untuk mengetahui tingkat
Kecamatan Kendari adalah Kecamatan pertumbuhan ekonomi Kota Kendari. Sehingga
Mandonga dengan nilai Indeks Williamson penelitian berikutnya akan didapatkan kondisi
sebesar 0,259. Berikutnya adalah Kecamatan setiap kecamatan secara detail serta aktual yang
Kadia dengan nilai Indeks Williamson sebesar mengarah pada setiap program kerja dan
0,193. Lalu Kecamatan Baruga dengan nilai kebijakan pemerintah.
Indeks Williamson sebesar 0,136. Selanjutnya
Kecamatan Poasia dengan nilai Indeks
DAFTAR PUSTAKA
Williamson sebesar 0,125. Kecamatan Kambu
dengan nilai Indeks Williamson sebesar 0,106. Arsyad, L. 1988. Ekonomi Pembangunan.
Kecamatan Wua-Wua dengan nilai Indeks Yogyakarta : STIE-YKPN.
Williamson sebesar 0,068. Kecamatan Puuwatu Badan Pusat Statistik. 2016. Sulawesi
dengan nilai Indeks Williamson sebesar 0,063. Tenggara Dalam Angka. Badan Pusat
Kecamatan Nambo dengan nilai Indeks Statistik Sulawesi Tenggara.
Williamson sebesar 0,036. Terakhir Kecamatan Daryanto, 2009. Panduan Proses Pembelajaran
Abeli dengan nilai Indeks Williamson sebesar Kreatif dan Inovatif: Teori dan Praktik
0,033. dalam Pengembangan Profesionalisme
Apabila dilihat dari rata-rata PDRB bagi Guru. Jakarta : AV Publisher.
perkapita, Kecamatan Kendari Barat berada pada Ermawati, 2010. Analisis Pusat Pertumbuhan
angka 10,212. Selanjutnya, Kecamatan Abeli Ekonomi Pada Tingkat Kecamatan Di
memiliki nilai angka pada 9,050. Berikutnya Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa
adalah Kecamatan Nambo dengan nilai sebesar Tengah. Skripsi, Fakultas Ekonomi.
12,861. Kecamatan Puuwatu memiliki rata-rata Universitas Sebelas Maret Surakarta:
PDRB senilai 12,849. Lalu Kecamatan Wua-Wua Surakarta.
berada pada angka 8,168. Kecamatan Kambu Hasrul, 2015. Analisis Klaster Untuk
berada pada angka 6,960. Kecamatan berikutnya Pengelompokkan Kabupaten/Kota Di
adalah Kecamatan Poasia dengan nilai sebesar Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan
6,134. Kecamatan Baruga memiliki angka senilai Indikator Kesejahteraan Rakyat. Skripsi.
5,068. Lalu Kecamatan Kadia memiliki angka Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
senilai 5,073. Kecamatan Mandonga sendiri Makassar.
berada pada nilai 18,489. Terakhir ialah Iskandar, A. dan Saragih, R. 2018. Pengaruh
Kecamatan Kendari sebesar 22,480. Sikap ke Arah Perilaku, Norma Subjektif,
Kecamatan Mandonga dan Kecamatan dan Persepsi Kontrol Atas Perilaku
Kendari merupakan daerah dengan kesenjangan Terhadap Niata dan Perilaku
tinggi. Kecamatan tersebut merupakan daerah Whistleblowing CPNS. Jurnal Tata Kelola
dengan tingkat kegiatan masyarakat yang cukup & Akuntabilitas Keuangan Negara.
padat. Kecamatan Kendari sendiri adalah pusat Prayitno, Hadi. 1986. Pengantar Ekonomika
pemerintahan Kota Kendari. Kecamatan Kadia, Pembangunan. Edisi Pertama.
Kecamatan Baruga, Kecamatan Poasia, dan Yogyakarta : BPFE.
Kecamatan Kambu merupakan daerah dengan Syafrizal, 2008. Ekonomi Regional, Teori dan
kesenjangan sedang. Kecamatan Kendari Barat, Aplikasi. Baduose Media. Cetakan
Kecamatan Nambo, Kecamatan Puuwatu, Pertama. Padang.
Kecamatan Abeli, dan Kecamatan Wua-Wua Sukirno. 1982. Pengantar Teori Mikro Ekonomi.
merupakan daerah dengan kesenjangan rendah. Bima. BG. Grafika..
Berdasarkan hasil penelitian, perlu Todaro, Michael. P. 2000. Pembangunan
dilakukan peneliltian lebih lanjut mengenai Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Ketujuh,
jumlah spesifik sarana dan prasarana di setiap terjemahan Haris Munandar. Jakarta:
kecamatan. Data yang tersedia masih belum Penerbit Erlangga.

178 Planning for Urban Region and Environment Volume 10, Nomor 2, April 2021

Anda mungkin juga menyukai