Anda di halaman 1dari 1

NIM : 877531656

Nama : STEVANIA BUTAR-BUTAR


Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen

Sebagai seorang yang memegang keyakinan kuat, sikap terhadap keterlibatan dalam
pemilihan presiden di Indonesia dapat menjadi suatu perenungan mendalam. Dalam konteks
ini, banyak orang percaya yang merujuk pada pandangan bahwa pemerintah adalah wakil
Allah di muka bumi, sehingga keterlibatan dalam pemilihan presiden menjadi suatu bentuk
tanggung jawab agama.

1. Perspektif Kepercayaan dan Kewajiban: Dalam pandangan banyak orang percaya, terlibat
dalam pemilihan presiden dapat dianggap sebagai bagian dari kewajiban moral dan spiritual.
Pemerintah dianggap sebagai lembaga yang diberikan mandat oleh Allah untuk mengelola
urusan umat, termasuk pemilihan pemimpin. Oleh karena itu, mendukung pemilihan presiden
yang sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dapat dianggap sebagai wujud pengabdian kepada
ajaran agama. Contoh: Sebagai contoh, seorang yang percaya kuat pada prinsip-prinsip
keadilan sosial dalam agamanya mungkin akan mendukung kandidat yang berkomitmen
untuk mengurangi kesenjangan sosial dan memberikan perlindungan kepada golongan yang
lemah.

2. Hak Pilih sebagai Amanah Allah: Bagi orang percaya, hak pilih yang dimilikinya dianggap
sebagai amanah dari Allah. Dengan demikian, menjalankan hak pilihnya dengan bijak dan
tanggung jawab dianggap sebagai bagian dari ibadah. Memilih pemimpin yang berintegritas
dan sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dianggap sebagai bentuk pemenuhan amanah Allah.
Contoh: Seorang yang percaya bahwa keadilan dan kebenaran adalah nilai-nilai yang harus
dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari mungkin akan memilih kandidat yang memiliki
rekam jejak dalam memperjuangkan nilai-nilai tersebut.

3. Mendorong Pemerintah yang Berkeadilan: Bagi banyak orang percaya, partisipasi dalam
pemilihan presiden juga dapat dianggap sebagai sarana untuk mendorong terciptanya
pemerintahan yang berkeadilan. Dengan memilih pemimpin yang berkomitmen untuk
melaksanakan kebijakan yang adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip agama, mereka berharap
dapat memberikan kontribusi positif dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik. Contoh:
Seseorang yang memprioritaskan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi dalam nilai-
nilai keagamaannya mungkin akan memberikan dukungan pada kandidat yang memiliki track
record dalam memerangi korupsi dan menegakkan keadilan. Kesimpulannya: di dalam
konteks pemilihan presiden Indonesia, orang percaya seringkali merangkai partisipasi politik
mereka sebagai bagian dari pengabdian kepada Tuhan dan amanah-Nya.
Sikap ini dapat tercermin dalam pemilihan pemimpin yang dianggap sejalan dengan nilai-
nilai keagamaan dan yang diharapkan akan memimpin negara dengan kebijakan yang adil.
Sehingga, terlibat dalam pemilihan presiden bagi orang percaya bukan hanya sekadar hak
sipil, tetapi juga suatu bentuk pelaksanaan kewajiban agama.

Anda mungkin juga menyukai