Anda di halaman 1dari 2

RESUME PERKEMBANGAN RISET ETNOPEDAGOGIK DI DUNIA

Mata Kuliah : Etnopedagogik di PAUD


Dosen Pengampu : Dr. Ocih Setiasih, M.Pd. dan Yeni Rachmawati, M.Pd., Ph.D.

Disusun Oleh :
Fida Madani
1904489
PGPAUD 5B 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
Dalam penelitiannya, Kim, Y., & Choi, M. (2020) mengkaji isu mengenai pendidikan
guru multikultural dan mengeksplorasi guru pra-jabatan di Korea dengan pengalaman belajar
internasional. Penelitian ini menggunakan lensa pendidikan guru multikultural kritis, yang
meneliti bagaimana guru pra-jabatan Korea menegosiasikan pemahaman tentang
multikulturalisme dan pendidikan multikultural melalui pengalaman belajar di Amerika
Serikat. Kerangka konseptual penelitian ini mengacu pada kritik pendidikan guru multikultural,
yang dilatarbelakangi bentuk liberal tradisonal pendidikan multikultural. Sacara garis besar,
pendidikan multikultural liberal percaya pada masyarakat di mana anggota kelompok ras dan
etnis minioritas dapat mempertahankan identitas budaya khas masing-masing daerah.

1. Rasionalisasi gagasan tentang bangsa sebagai warisan kolonialisme di Korea

Korea merupakan bagian dari kolonial Jepang tahun 1910 sampai dengan 1945. Jepang
mengembangkan teori bahwa “Orang Korea ataupun Orang Jepang berasal dari ras Nikkan dan
keturunan umum Jepang dan Korea dari satu ras serta ditunjukkan dengan kesamaan darah,
budaya, dan bahasa dari zaman kuno”. Teori disebarluaskan dan memberikan dasar serta alasan
untuk penghancuran bahasa, sejarah, dan budaya Korea

2. Bangkitnya etno-nasionalisme yang kuat sebagai anti-Komunisme

Komunis pertama kali diperkenalkan saat Korea masih di bawah pemerintahan Jepang. Orang
Korea yang menganut Komunisme menganggap bahwa nasionalisme sebagai bagian dari
gerakan Fasis di seluruh dunia. Terdapatnya paham yang berselisih antara Korea Komunisme
dengan Korea Nasionalisme yang membuat keadaan semakin parah. Karena terjadinya paham
yang berselisih atau bertentangan dan terjadinya Perang Dingin antara Amerika Serikat dan
Uni Soviet yang mengakibatkan Semenanjung Korea terbagi menjadi dua bagian, yang
sekarang kita kenal dengan Korea Selatan dan Korea Utara

3. Transisi Neoliberal ke Multikultural dan pendidikan perlawanan

Etno-nasionalisme yang berlaku di Korea Selatan sering meminggirkan wacana tentang etnis
minioritas atau imigran. Pertumbuhan imigran merupakan hasil dari kebijakan pemerintah
untuk mempertahankan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan dengan
mengatasi kekurangan tenaga kerja dan penurunan angka kelahiran. Selain banyaknya imigran,
perubahan drastis mengenai peningkatan pernikahan internasional dan pada akhir tahun 1990
pemerintah mulai mendorong dan menengahi pernikahan internasional dengan memberikan
dukungan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai