Anda di halaman 1dari 13

Implementasi Metode Jibril dalam Peningkatan Kualitas

Pembelajaran Al-Qur’an di Satit Phatna Wittya School Yala


Thailand
Delvin Pratama, dkk, Kelompok KKM International Yala Thailand 2023
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Pratamadelvin221@gmail.com

Abstrak
Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
melalui perantara Malaikat Jibril. Meskipun Al-Qur’an diturunkan di tanah Arab, Al-Qur’an
tetap menjadi pedoman hidup untuk semua umat yang ada sampai sekarang ini. Dalam
pembelajaran Al-Qur’an, ada banyak metode dan cara yang dilakukan oleh seorang guru
atau pengajar dalam rangka mempermudah masyarakat dalam mempelajari Al-Qur’an. Di
Indonesia sendiri, ada beberapa metode yang dikenal dan masyhur di kalangan masyarakat,
salah satunya adalah Metode Jibril. Metode Jibril merupakan salah satu metode yang
dicetuskan oleh ulama yang ada di Indonesia dan dinilai mampu dalam mempercepat
proses pembelajaran Al-Qur’an. Metode Jibril adalah metode yang merujuk pada sejarah
turunnya wahyu melalui perantara Malaikat Jibril kepada Rasulullah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi Metode Jibril dalam peningkatan
kualitas pembelajaran Al-Qur’an di Satit Phatna Wittya School, Thailand. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang berdasarkan dengan tindakan
kelas, wawancara, observasi langsung dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan sebagai tolak
ukur dan landasan dalam pembelajaran Al-Qur’an di Thailand dan integritasnya dengan
Pembelajaran yang ada di Indonesia.

Kata kunci: Al-Qur’an, Metode, Jibril, Kualitas, Pembelajaran

Abstract
The Qur'an is the word of Allah SWT which was revealed to the Prophet Muhammad SAW. through
the intermediary of the Archangel Jibril. Even though the Al-Qur'an was revealed in Arab lands, the
Al-Qur'an remains a way of life for all people who exist today. In learning the Qur'an there are many
methods used by a teacher or teacher to make it easier for people to learn the Qur'an. In Indonesia
itself, there are several methods that are known and well-known among the people, one of which is the
Jibril Method. Jibril's method is one of the methods initiated by Islamic scholars in Indonesia and is
considered capable of accelerating the process of learning the Qur'an. Jibril's method is a method that
refers to the history of revelation through the intercession of the Angel Jibril to the Prophet. This
study aims to find out how the application of Jibril's Method in improving the quality of learning the
Qur'an at Satit Phatna Wittya School, Thailand. The method used in this study is a qualitative
method based on class action, interviews, direct observation and others. This research was conducted
as a benchmark and foundation in learning the Qur'an in Thailand and its integration with existing
learning in Indonesia.
Keywords: Al-Qur'an, Method Jibrill, Quality, Learning
✉ Corresponding author :
Email : pratamadelvin221@gmail.com
HP :-

PENDAHULUAN
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia telah menjadi bagian
penting bagi masyarakat, khususnya umat muslim yang ada di seluruh
penjuru dunia. Al-Qur’an sebagai landasan berpikir dan berpijak umat
Islam, merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad SAW. dengan menggunakan bahasa Arab. Dunia yang luas dan
beragam yang terdiri dari banyaknya wilayah dan suku bangsa telah
menjadi tantangan dalam mempelajari Al-Qur’an. Ada banyak perbedaan
antara satu suku dengan suku lainnya yang menjadi problem dalam
menentukan metode atau cara apa yang cocok untuk digunakan dalam
pengajaran Al-Qur’an.
Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki keberagaman
mulai dari suku, bangsa, bahasa dan lain-lain. Berbagai jenis perbedaan
dan keberagaman itu sejatinya adalah pencetus awal lahirnya beberapa
metode dalam pembelajaran Al-Qur’an. Metode-metode yang dibuat, bukan
semata-mata terjadi atas ketidaksengajaan. Akan tetapi, metode-metode itu
dibuat sebagai jawaban atas banyaknya persoalan-persoalan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat, khususnya dalam hal mempelajari Al-
Qur’an.
Wilayah yang satu dengan wilayah yang lain pastinya mempunyai
ciri-ciri yang berbeda yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran Al-
Qur’an. Perbedaan-perbedaan ini terjadi tidak hanya antar daerah seperti
yang terjadi di Indonesia, tetapi juga antar negara misalnya seperti yang
terjadi di Negeri Gajah Putih Thailand. Thailand merupakan negara yang
mayoritas masyarakatnya sebagaian besar adalah non-muslim. Dari
sebagaian besar wilayah di Thailand, hanya sedikit wilayah yang terdapat
masyarakat yang beragama Islam seperti wilayah Provinsi Yala. Yala
merupakan salah satu wilayah di Thailand Selatan yang sebagian
masyarakatnya beragama Islam. Ada banyak sekolah dan lembaga-lembaga
Islam yang masih berdiri sampai saat ini, misalnya Satit Phatna Wittya
School.
Satit Phatna Wittya School merupakan salah satu lembaga
pendidikan Islam di Provinsi Yala, Thailand. Meskipun begitu, sebagai
sekolah atau lembaga pendidikan Islam yang berada di wilayah yang
negaranya adalah mayoritas non-muslim seperti Thailand, Satit Phatna
Wittya mempunyai tantangan besar dalam mempertahankan nilai-nilai
keislaman di wilayah Yala. Salah satu hal yang harus diperhatikan khusus
dari lembaga ini adalah pengajaran Al-Qur’an yang dinilai masih sangat
kurang, baik dari segi minat membaca dari peserta didik maupun tenaga
pengajar di bidang Al-Qur’an.
Secara garis besar, permasalahannya dapat dipetakan menjadi
masalah yang berhubungan dengan kekurangan tenaga pengajar yang
kompeten, metode pengajaran, masalah manajemen, masalah lingkungan,
masalah logat atau gaya berbahasa di Thailand, masalah peserta didik, dan
orang tua di rumah. Masalah yang terlihat jelas di Satit Phatna Wittya
adalah pada anak pesereta didik dan tenaga pengajar, dimana kemampuan
anak peserta didik yang tidak merata, seperti masih banyak anak peserta
didik yang belum mengetahui beberapa huruf hijaiyah dan masih banyak
yang masih belum lancar dalam hal membaca. Selain itu, kurangnya tenaga
pengajar Al-Qur’an dan minimnya metode pengajaran yang diterapkan di
Satit Phatna Wittya menyebabkan pembelajaran yang dilakukan kurang
maksimal.
Berbagai permasalahan yang ada di Satit Phatna Wittya menjadi
tantangan bagi pelajar-pelajar yang sedang melakukan kegiatan di Thailand
untuk menemukan metode-metode yang tepat agar pembelajaran Al-Qur’an
yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan tujuan awal. Ada banyak
metode-metode di Indonesia yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Al-
Qur’an di Satit Phatna Wittya School, misalnya Metode Jibril yang
dirumuskan oleh salah satu ulama yang ada di Indonesia.
Pada penelitian ini, penulis akan menjabarkan permasalahan yang
berkaitan dengan “Implementasi Metode Jibril dalam Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Al-Qur’an di Satit Phatna Wittya School Thailand”.

METODE
Pendekatan yang akan digunakan harus sesuai dan direncanakan
dari awal penelitian. Hal ini dilakukan agar penelitian memiliki dasar dan
landasan yang benar-benar kuat dan dapat terstruktur dalam hal
metodologi penelitian maupun hal lain yang berkaitan dengan penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan pendekatan yang berlandaskan dengan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), observasi langsung, wawancara dan diskusi hasil yang dilakukan
dengan beberapa pihak seperti Guru, Teman Mahasiswa dan Dosen
Pembimbing Lapangan. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah peserta
didik Satit Phatna Wittya School Yala, Thailand.1

1Mufaizin, “Implementasi Metode Jibril dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al


Qur’an Kelas C2 Tahsin Tilawah Lembaga Takhassusul Qur’an Darul Hikmah”, Sekolah
Tinggi Agama Islam Darul Hikmah Bangkalan, Indonesia
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Model penelitian ini berupa penerapan pembelajaran dengan
menggunakan metode Jibril. Pelaksanaan penelitian meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi.
Penjabaran model penelitian masing-masing tahapan diuraikan pada
penjelasan berikut :2
a) Perencanaan
Perencanaan penelitian dilaksanakan pada saat
berlangsungnya kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM)
International di Satit Phatna Wityya School Thailand. Kegiatan
penelitian ini diawali dengan diskusi terkait permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran Al-Qur’an
di Satit Phatna Wittya dan kemudian diizinkan dari pihak
sekolah untuk melakukan penerapan metode pembelajaran
dengan menggunakan metode Jibril.
Ada beberapa hal yang peneliti siapkan terkait
perencanaan penelitian ini, yaitu :
1. Menyiapkan Pembelajaran yang berbasis dengan metode
Jibril.
2. Menyiapkan surat-surat dalam Al-Qur’an yang akan
dijadikan bahan pembelajaran dengan menggunakan metode
Jibril.

b) Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan kurang lebih 1 bulan
selama kegiatan KKM Internasional di Thailand tahun 2023.
Kegiatan dilakukan dengan melakukan pembelajaran dengan
alokasi waktu 50 menit. Proses pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan rencana yang telah disusun peneliti sebelumnya.
Kegiatan pembelajaran tersebut terdiri atas tiga kegiatan, yakni
pembukan, kegiatan inti dan penutup.
Kegiatan inti berlangsung selama kurang lebih 35 menit.
Pada kegiatan inti ini, peneliti memulai pembelajaran dengan

2 al-Thiqah Vol. 3, No. 1 April 2020


cara mentalqinkan bacaan (membaca untuk ditirukan) dan
kemudian para peserta didik langsung menirukan (taqlid)
bacaan yang dibaca oleh peneliti tadi sampai kurang lebih 1
halaman. Kemudian, halaman berikutnya peserta didik
membaca satu ayat secara bergantian dan jika terdapat
kesalahan dalam membaca, peserta didik diminta untuk
memperbaiki bacaannya dan diulagi secara bersamaan sampai
1 lembar.

c) Pengamatan dan Refleksi


Pada tahapan ini, peneliti melakukan diskusi dan
membahas hasil melalui pengamatan yang telah dilakukan,
sehingga pada tahap ini diperoleh bentuk atau gambaran
mengenai hasil pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan
metode Jibril yang dapat membantu meningkatkan kualitas
peserta didik dalam mempelajari Al-Qur’an.3

B. Pembahasan
a) Metode Jibril
Pada hakikatnya, Metode Jibril yang digunakan sebagai
metode pembelajaran Al-Qur’an diambil dari sejarah turunnya
Al-Qur’an atas perintah Allah Swt. kepada Nabi Muhammad
SAW. untuk mengikuti bacaan Al-Qur'an yang telah dibacakan
oleh Malaikat Jibril, sebagai perantara penyampai wahyu.
Konsep dari metode Jibril adalah talqin (Membacakan)
dan taqlid (Menirukan). Talqin dalam bahasa Arab berarti
Tafhim, yaitu memahamkan atau memberi pemahaman. Kamus
Munjid mengartikan kata itu sebagai pemberi peringatan
dengan mulut secara berhadap-hadapan. Salah satu kamus
yang terkenal yaitu Kamus al-Marbawi memperluas arti kata
itu, yakni mengajar dan memberi ingatan. Pengertian-
pengertian itulah yang digunakan sebagai istilah dalam metode

3 al-Thiqah Vol. 3, No. 1 April 2020


ini, yaitu murid menirukan bacaan yang dibaca oleh gurunya.
Sedangkan Taqlid secara bahasa berarti mengikuti pendapat
seorang guru, tanpa mengetahui dalil atau sumber hukumnya.
Dengan demikian, Metode Jibril bersifat teacher-centeris,
dimana guru menjadi sumber dan pusat informasi dalam
proses pembelajaran Al-Qur’an.
Teknik pelaksaan dari metode Jibril dibagi ke dalam
beberapa bagian, pertama adalah guru membaca satu ayat
kemudian di tirukan oleh semua muridnya setelah itu guru
membaca satu sampai dua kali lagi yang kemudian di tiru oleh
masing-masing muridnya. Kemudian, guru membaca ayat
selanjutnya dan ditirukan kembali oleh semua murid. Begitulah
seterusnya sampai siswa terbiasa menirukan bacaan dari
gurunya dengan baik dan benar.4 Pencetus dari metode Jibril
ini adalah Ulama Besar yang terkenal di Indonesia, yaitu K.H.
M. Basori Alwi Singosari.
Menurut K.H. M. Basori , yang merupakan pencetus dari
metode Jibril, teknik metode Jibril bermula dengan membaca
satu ayat waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh murid yang sedang
belajar. Guru membaca satu atau dua kali lagi, yang masing-
masing juga ditirukan oleh para murid yang ikut belajar.
Kemudian, guru membaca ayat selanjutnya, dan ditirukan oleh
semua murid. Begitulah seterusnya, sampai seluruh murid
dapat menirukan bacaan yang dibaca oleh gurunya dengan
benar sesuai dengan kaidah yang diajarkan oleh gurunya.5

b) Implementasi Metode Jibril di Satit Phatna Wittya School


Kemampuan dalam mempelajari Al-Qur’an merupakan
ilmu dasar yang sangat penting sebagai langkah awal untuk
memperdalam ilmu Al-Qur’an. Seseorang tidak bisa memahami
isi dan kandungan yang tersapat dalam Al-Qur’an jika

4Taufiqurrahman, Metode Jibril, (Malang: Ikatan Alumni PIQ, 2005), hlm. 11-12
5Yahya bin ‘Abdurrazzaq, Cara Mudah & Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Imam
Asy-Syafi’i, 2005), hlm 25
seseorang tersebut belum bisa membaca Al-Qur’n secara baik
dan benar. Berhasil tidaknya seseorang dalam membaca Al-
Qur’an tergantung dengan metode yang digunakan. Pada
program pembelajaran Al-Qur’an di Satit Phatna Wittya School,
para pengajar yang sedang melakukan kegiatan Kuliah Kerja
Mengajar (KKM) di sana mencoba menggunakan metode yang
cukup banyak digunakan di Indonesia, yaitu guru membacakan
surat di Al-Qur’an lalu diikuti oleh para murid. Metode yang
digunakan ini adalah metode pada pembelajaran dasar Al-
Qur’an yang disebut dengan metode Jibril. Inti dari metode
Jibril adalah taqlid (menirukan). Maksudnya adalah para murid
menirukan bacaan yang sesuai, sebagaimana yang dibacakan
oleh gurunya. Metode Jibril ini sudah ada sejak zaman
Rasulullah dan para sahabat. Setiap kali Rasulullah SAW.
menerima wahyu melalui perantara Malaikat Jibril yang berupa
ayat-ayat Al-Qur’an, beliau membacakannya di depan para
sahabat, kemudian para sahabat menghafalkan ayat-ayat
tersebut sampai hafal, karena pada zaman Nabi belum terdapat
mushaf. Metode yang digunakan Nabi saat mengajarkan Al-
Qur’an kepada para sahabat, dikenal dengan metode belajar
kuttab. Di samping menyuruh para sahabat menghafalkan,
Nabi menyuruh kutab (penulis wahyu) untuk menuliskan ayat-
ayat yang baru diterima itu. Proses belajar seperti ini berjalan
terus menerus sampai pada akhir masa pemerintahan Bani
Umayyah.6

Dalam proses pembelajaran Al-Qur’an di Satit Phatna


Wittya School, terdapat beberapa tujuan intruksional khusus
mengenai pembelajaran Al-Qur’an yang dijabarkan sebagai
berikut :

6 Aida Imtihana, “Implementasi Metode Jibril dalam Pelaksanaan Hafalan Al-Qur’an di SD


Islam Terpadu Ar-Ridho Palembang”.
1. Siswa dapat menggunakan metode Jibril ini sebagai alat bantu
dalam mempelajari Al-Qur’an secara baik dan benar.
2. Siswa dapat menguasai sifat-sifat huruf hijaiyah.
3. Peserta didik mampu mengenal huruf, menghafalkan suara
huruf, membaca kata dan kalimat berbahasa arab, membaca
ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar.
4. Peserta didik dapat mengetahui dan memahami teori-teori dan
istilah-istilah dalam ilmu tajwid baik itu hal sederhana maupun
yang bersifat global yang berkaitan dengan hukum-hukum
dasar ilmu tajwid.
5. Siswa mampu memahami semua materi pembelajaran Al-
Qur’an yang diberikan oleh guru dengan baik dan benar.
6. Peserta didik mampu mempraktekkan membaca ayat-ayat Al-
Qur’an dengan bacaan bertajwid yang benar.

Selain itu, metode Jibril juga didesain sesuai dengan


kebutuhan dan kondisi yang berlandaskan dengan tujuan
pembelajaran di Satit Phatna Wittya School. Dalam
mengimplementasikan metode ini, guru yang diberikan tanggung
jawab dalam pembelajaran melaksanakan dengan baik. Para
peserta didik mempunyai guru untuk membimbing bacaan mereka
di dalam kelas. Para guru akan membacakan ayat Al-Qur’an
terlebih dahulu lalu diikuti oleh semua peserta didik yang ada di
kelas. Hal tersebut dilakukan terus menerus hingga semua peserta
didk membaca dengan baik dan benar bacaan Al-Qur’an tersebut.
Dalam implementasinya Satit Phatna Wittya School berupaya
untuk dapat menjadikan metode Jibril sebagi metode sehari-hari
dalam mempelajari Al-Qur’an. Para guru di kelas dan Kepala
Sekolah pun merasa terbantu dengan adanya metode ini dalam
proses pembelajaran Al-Qur’an bagi peserta didik di Satit Phatna
Wittya. Pelaksanaan metode ii dapat dijabarkan sebagai berikut :7

7 Ibid,h.6
1. Peserta didik berada di kelas masing-msing untuk bersama-
sama membaca ayat-ayat yang sudah dicontohkan oleh guru.
2. Setelah itu, peserta didik satu persatu membaca ayat-ayat yang
dicontohkan guru secara bergantian.
3. Selanjutnya, ketika peserta didik sudah mampu membaca ayat
tersebut dengan baik, guru pembimbing akan membacakan
ayat-ayat baru untuk ditirukan oleh peserta didik.
4. Peserta didik dengan seksama akan mendengar dan menyimak
ayat yang dibacakan oleh guru.
5. Setelah dibacakan oleh guru, peserta didik bersama-sama
mengulang kembali ayat-ayat yang dibacakan tersebut.
6. Selanjunya, guru akan mengulangi lagi membacakan ayat
tersebut untuk diulangi oleh semua peserta didik sampai
mereka membacanya dengan baik dan benar.

Dalam metode Jibril yang diterapkan di Satit Phatna Wittya


School, terdapat dua tahap yaitu tahqiq dan tartil. Berikut
penjabarannya :
A. Tahap Tahqiq adalah pembelajaran Al-Qur’an secara pelan-
pelan dan mendasar. Tahapan ini dimulai dengan pengenalan
huruf dan suara, hingga kata dan kalimat. Tahap ini sejatinya
bertujuan untuk memperdalam artikulasi atau pengucapan
peserta didik terhadap sebuah huruf dengan tepat dan benar
sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat huruf.
B. Tahap Tartil adalah pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan
durasi sedang dan bahkan cepat sesuai dengan irama lagu.
Dalam pengajarannya, peneliti menggunakan 4 nada dasar
untuk mempermudah para peserta didik menirukan bacaan
dari guru, yaitu nada “naik-naik-datar-turun”. Tahapan ini
dimulai dengan pengenalan sebuah ayat atau beberapa ayat
yang dibacakan guru, lalu ditirukan oleh para peserta didik
secara berulang-ulang. Disamping pendalaman artikulasi
(pengucapan) peserta didik, dalam tahap ini juga diperkenalkan
praktek hukum-hukum ilmu tajwid.8
Demikianlah implementasi dan upaya penerapan metode
Jibril di Satit Phatna Wittya School Yala, Thailand. Dengan adanya
metode ini, setidaknya mampu menjadi salah satu alat bantu
dalam proses pembelajaran Al-Qur’an di sekolah tersebut. Kepala
Sekolah dan para guru di Satit Phatna Wittya School
mengharapkan dengan metode Jibril tersebut peserta didik dapat
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta mampu
mengulang-ulang ayat yang dibacakan oleh gurunya baik itu di
sekolah maupun di rumah. Adanya metode Jibril ini diharapkan
mampu menjadi jembatan bagi peserta didik di Satit Phatna Wittya
untuk menjadi generasi yang cinta dengan Al-Qur’an.

KESIMPULAN
Berdasarkan paparan hasil dan pembahasan sebagaimana yang telah
diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Metode Jibril merupakan metode pembelajaran yang tepat dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an peserta didik di Satit
Phatna Wittya School Yala, Thailand.
2. Implementasi metode Jibril dalam upaya meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an di Satit Phatna Wittya School berjalan sesuai
dengan yang diinginkan. Siswa dapat menikmati metode Jibril dan
siswa dapat membaca ayat-ayat Al Qur’an dengan tepat dan benar.

8 Aida Imtihana, “Implementasi Metode Jibril dalam Pelaksanaan Hafalan Al-Qur’an di SD


Islam Terpadu Ar-Ridho Palembang”.
Daftar Pustaka

Al-Hafizh, Ahsin W. 2005.Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta:


Bumi Aksara
Amanah.Pengantar Ilmu Al-Qur’an &Tafsir. Semarang:
As-Syifa
Al-Qathan, Manna' Khalil. Mabahits fi Ulum Al-Qur'an. Terj. Mudzakir.
Bogor: PT Pustaka Litera Antar Nusa
An-Nawawi, Imam.2001. Adab dan Tata Cara Menjaga Al-Qur’an. Jakarta :
Pustaka Amani
Arifin, Muhammad. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung:
Tarsito
Kristi Poerwandari E. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.
Jakarta:
LPSP3
Miles, Matthew,B. and A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data
Kualitatif. Jakarta: UI-
Press
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja
Rosdakarya
Wahid, Wiwi Alawiyah.2012.Cara Cepat Bisa Menghafal al-Qur’an.
Jogjakarta:
Diva Press
Yunus, Mahmud.1990. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung
A.Munir & Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al-Qur’an, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1994)
Arikunto. Suharsimi 2001, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi
Aksara,
Basri, Hasan, dkk. 2010. Ilmu Pendidikan Islam 2, Bandung: Pustaka Setia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka 2005)
Hasanuddin AF, Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya terhadap Istibath
Hukum
dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995
KBBI, http://kbbi.kemdikbud.goo.ig/entri/implementasi. Di unduh pada
tanggal 23 Maret 2019.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
http://kbbi.kemdikbud.goo.ig/entri/implementasi.
Manna’ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Bogor: Literita Antar
Nusa, 2009)
Ramdhan, T.W. (2019). Kurikulum Pendidikan Islam Multikultural
(Analisis Tujuan Taksonomi dan Kompetensi Peserta Didik). Journal
PIWULANG, 1(2), 121-136
Ramdhan, T.W.(2019). Desain Kurikulum Pendidikan Islam Berbasis
Tauhid. Al-Insyiroh:Jurnal Studi Keislaman, 5(1), 118-134
Taufiqurrahman, Metode Jibril, (Malang: Ikatan Alumni PIQ, 2005
T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1992)
Suryosubroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah,
(Jakarta: Rineka Cipta,2009)
Yahya bin ‘Abdurrazzaq, Cara Mudah & Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta:
Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2005)

Anda mungkin juga menyukai