Pendidikan kini merupakan salah satu kebutuhan manusia yang cukup penting,
dimana tujuan dari pendidikan Indonesia berdasarkan UU RI No. 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas, Bab I pasal 1 yaitu, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.” Berdasarkan
kutipan UU tersebut, maka diperlukanlah pendidikan nonformal untuk mendukug
pendidikan formal guna mencapai semua tujuan pendidikan di atas.
Salah satu pendidikan nonformal yang tengah berkembang di berbagai daerah di
Indonesia adalah Rumah Qur’an. Meski tengah berkembang subur, rumah Qur’an
tidak serat merta terlepas dari masalah. Pada kenyataannya sering ditemukan gap
antara ekspektasi dengan realita yang ada. Hal inilah yang medorong peneliti untuk
melakukan penelitian evaluasi guna mengetahui letak-letak kekurangan yang ada dari
pelaksanaan sebuah Rumah Qur’an.
Setelah melihat realita yang ada, peneliti berniat melakukan evaluasi program di
salah satu Rumah Qur’an di daerah Bekasi, Jawa Barat, yaitu Rumah Qur’an STIFIn
(RQS). Pada Rumah Qur’an ini ditemukan keluhan berupa, hampir 1/3 dari peserta
program mengalami kegalalan di tiap angkatannya. Sebagaimana telah kita ketahui,
Rumah Qur’an merupakan suatu lembaga pendidikan nonformal yang membentuk
suatu sistem. Dengan demikian, peneliti memutuskan menggunakan model evaluasi
CIPP dalam pelaksanaan Evaluasi nantinya, sehingga dapat terlihat secara
keseluruhan dimana letak kekurangan dari program pada Rumah Qur’an tersebut.
Peneliti berharap, dengan dilakukannya evaluasi ini dapat membantu pihak
Rumah Qur’an STIFIn untuk bisa lebih baik lagi dalam memfasilitasi santri (peserta
program) dalam proses pemebelajaran Tahfizh Qur’an.
B. SINTESIS JURNAL
Hasil penelitian yang diperoleh dari beberapa responden menunjukan bahwa, (1)
Program Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Ar-Riyadh merupakan program
ekstrakurikuler yang pelaksanaanya berjalan cukup baik, namun pada proses
muroja’ah perlu diwajibkan kepasa seluruh santri tahfidz dan perlu ditambahkan
pembimbing dalam pelaksanaan program tahfidz Al-Qur’an. (2) Faktor pendukung :
fisik dan psikis yang baik, dukungan penuh dari pesantren, reward atau piagam, dan
fasilitas seperti Al-Qur’an, kartu menghafal dan ruangan khusus menghafal. Faktor
penghambat : rasama malas, waktu yang sedikit atau kurang bisa mengontrol waktu
dengan baik untuk menghafal maupun muroja’ah Al-Qur’an.
EVALUATION OF CHILDREN’S REHABILITATION PROGRAM BY USING THE
CIPP MODEL
Hezzrin Mohd Pauzi¹, Nor Jana Saim², Norulhuda Sarnon @ Kusenin³,
Mohammad Rahim Kamaluddin4
2017
Melihat begitu pentinganya program Rehabilitasi Anak ini, maka sangat dibutuhkan
suatu evalausi yang dapat mengukur keberhasilan dan ketercapaian dari tujuan
dilaksanakannya program ini,
Pada penelitian ini, melalui buku dan literatur yang ada peneliti mencoba
membuktikan bahwa model CIPP ini merupakan model yang dapat digunakan dalam
melakukan evaluasi pada program Rehabilitasi Anak. Evaluasi kali ini berfokus pada
sudut pandang pelaksana, dengan demikian dimensi context tidak perlu diukur,
karena dimensi tersebut berhubungan dengan perencanaan program dimana
pelaksana program tidak terlibat didalamnya. Adapun dimensi yang digunakan pada
penelitian evaluasi ini adalah input, process, dan product.
Penelitian ini kelak akan bermafaat bagi peneliti, evaluator, pekerja sosial, atau
pun karyawan Rehabilitasi anak yang kelak akan melakukan evaluasi pada
Rehabilitasi Anak.
EVALUASI PEMBINAAN TAHFIDZUL QUR’AN DI PESANTREN TAHFIDZ
DAARUL QUR’AN CIPONDOH KOTA TANGERANG
Oleh Ardi Kurniawan (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah)
2016
.
C. IDENTIFIKASI MASALAH
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah yang muncul di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :