Anda di halaman 1dari 6

Progress Evaluasi Program

EVALUASI PROGRAM TAHFIDZ AL-QUR’AN MAHASISWA DI RUMAH


TAHFIDZ IKHWANUL MUSLIMIN AIR TAWAR BARAT

Dwi Maulan Pangestu


19004049
Laporan Progres
Pembuatan Proposal sudah sampai tahap bab 2 akan dilanjutkan ke bab 3 dan seterusnya,
kendala perlu menyesuaikan model evaluasi program

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menjadi suatu kewajiban bagi umat Islam untuk dapat menguasai, menjaga
dan mengamalkan al-Qur’an. Usaha yang mesti ditempuh adalah dengan cara
mempelajari, membaca, menghafal, dan memahami al-Qur’an. Tetapi, sangat
disayangkan, masih banyak generasi muslim khususnya anakanak dan remaja
muslim yang masih belajar di SMP masih buta terhadap alQur’an. Masih
sedikit setingkat mahasiswa yang serius dalam melaksanakan pembelajaran
al-Qur’an baik membaca maupun menghafalnya.
Pada umumnya pendidikan di perguruan tinggi hanya memfokuskan
pendidikan yang bersifat pengetahuan umum dan kurang memperhatikan
pendidikan agama khususnya pendidikan al-Qur’an. Hal ini dapat dilihat
dalam kurikulum Pendidikan tinggi. Pendidikan Al-Qur’an dan Pendidikan
Agama hanya beberapa SKS (Sistem Kredit Semester).
Berdasarkan data di atas, diperlukan pendidikan yang dapat membantu
mahasiswa dalam menyelesaikan problem yang dihadapi masyarakat muslim
dewasa ini. Seiring dengan gencarnya pengaruh modernisme yang menuntut
lembaga pendidikan formal memberikan ilmu pengetahuan umum dan
ketrampilan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik. Selain itu, lembaga
pendidikan atau sekolah juga harus memperhatikan pelajaran agama
khususnya mempelajari, membaca, dan menghafal al-Qur’an yang
merupakan suatu kewajiban bagi umat muslim.
Program taḥfīẓ al-Qur’an telah dilaksanakan sejak tahun 2019. Pada
awal penerapan dan pelaksanaannya. Rumah Tahfidz menargetkan
mahasiswa dapat menghafal juz 30 yang ditempuh dalam waktu 4 tahun
pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
memilih judul “Evaluasi Program Tahfidz Al-Qur’an di Rumah Tahfidz
Ikhwanul Muslimin Air Tawar Barat”

B. Fokus Evaluasi

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, fokus penelitian


yang akan dibahas adalah bagaimana pengelolaan rumah tahfidz yang ada sekarang,
apa sudah baik atau perlu adanya tambahan perbaikan atau malah dihilangkan.
C. Rumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana evaluasi


program taḥfiẓd di Rumah Tahfidz Ikhwanul Muslimin?

D. Tujuan Evaluasi

Tujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan rumah tahfidz yang ada


sekarang, apa sudah baik atau perlu adanya tambahan perbaikan atau malah
dihilangkan.
E. Manfaat Evaluasi

Dengan adanya laporan evaluasi program ini, diharapkan memberi manfaat


bagipenulis dan pembaca untuk kedepannya.
BAB II
EVALUASI PROGRAM TAHFIDZ
A. Evaluasi Program

1. Konsep Dasar Evaluasi Program

Alkin Marvin. C (2011: 10) menyatakan bahwa “A definition of evaluation


based on its goal. Evaluation is the favored term when we talk of judging a
program”. Makna tersebut diartikan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam
mengambil keputusan. Berbagai macam evaluasi yang dikenal dalam bidang
kajian ilmu.
Salah satunya adalah evaluasi program yang banyak digunakan dalam kajian
kependidikan. Evaluasi program mengalami perkembangan yang berarti sejak
Ralph Tyler, Scriven, John B. Owen, Lee Cronbach, Daniel Stufflebeam,
Marvin Alkin, Malcolm Provus, R. Brinkerhoff dan lainnya. Banyaknya kajian
evaluasi program yang membawa implikasi semakin banyaknya model evaluasi
yang berbeda cara dan penyajiannya, namun jika ditelusuri semua model
bermuara kepada satu tujuan yang sama yaitu menyediakan informasi dalam
kerangka “decision” atau keputusan bagi pengambil kebijakan.
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program (Suharsimi Arikunto, 2012:
325). Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang
direncanakan. Dengan kata lain, evaluasi program dimaksudkan untuk melihat
pencapaian target program. Untuk menentukan seberapa jauh target program
sudah tercapai, yang dijadikan tolak ukur adalah tujuan yang sudah dirumuskan
dalam tahapperencanaan kegiatan.
Pelaksanaan untuk mengatahui tingkat ketercapaian program, dan apabila
tujuan belum tercapai pelaksana (evaluator) ingin mengetahui letak kekurangan
dan sebabnya. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindak lanjut atau
keputusan yang akan diambil. Ciri dan persyaratan evaluasi program mengacu
pada kaidah yang berlaku, dilakukan secara sistematis, teridentifikasi penentu
keberhasilan dan kebelumberhasilan program, menggunakan tolak ukur baku,
dan hasil evaluasi dapat digunkan sebagai tindak lanjut atau pengambilan
keputusan
Evaluasi program dapat dikategorikan evaluasi reflektif, evaluasi rencana,
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Keempat jenis evaluasi tersebut
mempengaruhi evaluator dalam mentukan metode dan alat pengumpul data yang
digunakan. Dalam pengumpulan data dapat menggunakan berbagai alat
pengumpul data antara lain: pengambilan data dengan tes, pengambilan data
dengan observasi (bias berupa checklist, alat perekam suara atau gambar),
pengambilan data dengan angket, pengambilan data dengan wawancara,
pengambilan data dengan metode analisis dokumen dan artifak atau dengan
teknik lainya.
Dalam melakukan evaluasi program ada beberapa jenis-jenis model evaluasi
yang bisa digunakan yaitu : 1) Model CIPP, 2) Model Stake’s, 3) Model
Evaluasi Sriven, 4) Model Evaluasi CSE (The Centre the Study of Evaluation),
5) Model Evaluasi Discrepancy, dan 6) Model Evaluasi Adversary. Seorang
evaluator bisa menentukan model apa yang cocok atau yang ingin
digunakannya.

2. Tujuan Evaluasi Program


Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program
yang telah dilaksanakan.Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai
dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan
pengambilan keputusan berikutnya.
Dilihat dari tujuannya, yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, maka
evaluasi program dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitian
evaluatif. Oleh karena itu, dalam evaluasi program, pelaksanan berfikir dan
menentukan langkah bagaimana melaksanakan penelitian.
3. Pengertian Taḥfīẓ al-Qur’an
Istilah taḥfīẓ al-Qur’an merupakan gabungan dari taḥfīẓ dan alQur’an.
Taḥfīẓ berarti memelihara, menjaga atau menghafal.10 Menurut‘Abd al-Wahab
al-Khallaf , secara terminologi al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan
melalaui Jibril kepada nabi Muhammad Saw. dengan bahasa arab, isinya dijamin
kebenarannya hujjah kerasulannya, undang-undang bagi seluruh manusia dan
petunjuk dalam beribadah serta dipandang ibadah dalam membacanya, yang
terhimpun dalam mushaf yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri
dengan al-Nas, yang diriwayatkan kepada kita dengan jalan mutawatir.
Secara khusus, al-Qur’an menjadi nama bagi sebuah kitab yang diturunkan
kepada nabi Muhammad Saw. maka, jadilah ia sebagai sebuah identitas diri.
Sebutan al-Qur’an tidak terbatas pada sebuah kitab dengan seluruh
kandungannya, tapi juga bagian daripada ayat-ayatnya juga dinisbahkan
kepadanya. Maka, jika kita mendengar satu ayat al-Qur’an dibaca misalnya, kita
dibenarkan mengatakan bahwa si pembaca tersebut membaca al-Qur’an

Anda mungkin juga menyukai