Anda di halaman 1dari 7

Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran PAI

Oleh: Rahmat Surya Alam Aljihadi

Berbicara mengenai jenis-jenis evaluasi pendidikan, hal ini dapat


diklasifikasikan dalam tiga segi, sebagai berikut:

1. Klasifikasi dilihat dari fungsinya


a. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif berasal dari kata form yang artiya bentuk, dengan
demikian evaluasi formatif adalah dilakukan untuk melihat seberapa jauh
peserta didik sudah terbentuk setelah mengikuti suatu program pada
rentang waktu tertentu. Evaluasi formatif ini dilaksanakan saat peserta
didik masih dalam proses pelaksanaan program. Setelah program berjalan,
setiap satuan waktu tertentu dilakukan evaluasi untuk melihat ketercapaian
program oleh peserta. Dari hasil pencapaian peserta program, nantinya
akan diketahui apakah program sudah berjalan dengan baik atau harus
dilakukna perubahan-perubahan terhadap program.1
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk
keperluan memberikan umpan balik kepada pendidik sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan pelayanan khusus
bagi murid/peserta didik.2 Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk
memperbaiki proses pembelajaran, bukan untuk menentukan tingkat
kemampuan peserta didik.
Jenis ini diterapkan berdasarkan asumsi bahwa manusia memiliki
banyak kelemahan seperti tercantum dalam QS. An-Nisa ayat 28 “Allah
hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan
bersifat lemah”. Dan pada mulanya tidak mengetahui apa-apa, seperti
tercantum dalam QS. An-Nahl: 78, sehingga pengetahuan, ketrampilan,
dan sikap itu tidak dibiasakan. “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. Maka
untuk itu Allah SWT menganjurkan agar manusia berkonsentrasi pada

1
Mindani, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai), (Bengkulu: Elmarkazi, 2022), 31.
2
Rahmat Lutfi Guefera, “Kajian Teoritik Evaluasi Pembelajaran Agama Islam,” Jurnal Paramurobi:
Volume 3, Nomor 2, (Juli-Desember 2020): 30.
suatu informasi yang didalami sampai tuntas, mulai proses pencarian,
(belajar mengajar) sampai pada tahap pengevaluasian. Setelah informasi
itu dikuasai dengan sempurna, ia dapat beralih pada informasi yang lain,
seperti tercantum dalam QS. Al-Insyirah: 7-8. “Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguhsungguh
(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap”.3
Kalau ditelaah lebih lanjut, evaluasi formatif ini lebih berorientasi
kepada proses dari pada kepada hasil. Hasil yang didapat dari evaluasi
formatif itu penting, namun bukan hanya digunakan untuk melihat
seberapa jauh anak menguasai apa yang harus dikuasainya. Yang lebih
penting lagi adalah hasil evaluasi formatif ini nantinya akan memberi
gambaran kepada pelaksanaan program seberapa jauh program tersebut
telah berhasil. Jika dari hasil evaluasi formatif ini nantinya diketahui hasil
yang diperoleh peserta didik tidak memadai, maka dapat dilakukan analisa
lanjutan mengapa hal tersebut sampai terjadi, dicari dimana sebenarnya
kelemahan program. Dengan dilakukannya analisa ini diharapkan nantinya
dapat dilakukan tindakan yang tepat pada proses selanjutnya sehingga
nantinya bisa dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Apabila
perbaikan-perbaikan yang diperlukan dapat dilaksanakan maka
ketercapaian tujuan program akan lebih mungkin untuk didapatkan.
Dalam evaluasi hasil belajar, evaluasi formatif ini biasanya
dilakukan setelah berakhirnya suatu unit program. Misalnya dalam proses
belajar, pembelajaran fiqih selama satu semester adalah sebuah program.
Pembelajaran fiqih ini nantinya dibagi menjadi unitunit tertentu dalam
bentuk pertemuan-pertemuan. Pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan
biasanya dibagi menurut topik-topik tertentu. Satu topik materi fiqih yang
diajarkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan disebut dengan unit
program. Evaluasi setelah berakhirnya suatu unit program ini atau evaluasi
formatif nantinya terlaksana dalam bentuk ulangan harian (UH) atau sering
juga disebut dengan post test. Evaluasi formatif ini biasanya dilakukan
berulang kali, sesuai dengan banyaknya unit dalam suatu program. Makin

3
Sawaluddin, “Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam,” Jurnal Al-Thariqah Vol. 3,
No. 1, (Januari - Juni 2018): 49.
banyak unit program tentunya akan semakin sering evaluasi formatif
dilaksanakan. Sebaliknya, makin sedikit unit program tentunya juga akan
makin sedikit frekuensi evaluasi formatif.4.
1) Fungsi, yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran ke arah yang
lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan/rencana pembelajaran.
2) Tujuan, yaitu untuk mengetahui penguasaan peserta didik tentang
materi yang diajarkan dalam satu satuan/rencana pembelajaran.
3) Aspek yang dinilai, terletak pada penilaian normatif yaitu hasil
kemajuan belajar peserta didik yang meliputi: pengetahuan,
keterampilan dan sikap terhadap materi ajar PAI yang disajikan.
4) Waktu pelaksanaan : akhir kegiatan pembelajaran dalam satu
satuan/rencana pembelajaran.5
b. Evaluasi Sumatif
Istilah “sumatif” berasal dari kata “sum” yang berarti “total
obtained by adding together items, numbers or amounst, yaitu evaluasi
yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti
pelajaran dalam satu semester dan akhir tahun untuk menentukan jenjang
berikutnya, seperti tercantum dalam QS. Al-Insyiqaq ayat 19
“Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan).
Dan juga dalam QS. Al-Qamar ayat 49 yaitu “Sesungguhnya Kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”
Dengan demikian, ujian akhir semester dan ujian nasional termasuk
penilaian Sumatif. Penilaian sumatif diberikan dengan maksud untuk
mengetahui apakah peserta didik sudah dapat menguasai standar
kompetensi yang telah ditetapkan atau belum. Tujuan penelian sumatif
adalah untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar
peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor.6
Evaluasi sumatif berorientasi kepada hasil. Maksud dari
berorientasi kepada hasil adalah bahwa dalam evaluasi ini tujuan utamanya
adalah untuk melihat tingkat keberhasilan suatu program atau peserta
program.Hasil pencapaian peserta program nantinya akan menggambarkan

4
Mindani, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai), 32
5
Rahmat Lutfi Guefera, “Kajian Teoritik Evaluasi Pembelajaran Agama Islam,”: 37.
6
Sawaluddin, “Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam,”: 49.
hasil dari program itu sendiri. Apabila hasil peserta program baik, maka
besar kemungkinan dapat ditarik kesimpulan program sudah berjalan
dengan baik, dan demikian juga sebaliknya apabila tingkat keberhasilan
peserta program kurang baik tentunya besar juga kemungkinan program
tidak berjalan sebagaimana mestinya.7
Oleh sebab itu evaluasi dilakukan mengacu pada:
1) Fungsi, yaitu untuk mengetahui angka atau nilai peserta didik setelah
mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan, semester
atau akhir tahun.
2) Tujuan, untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu catur wulan,
semester atau akhir tahunpada setiap mata pelajaran (PAI) pada satu
satuan pendidikan tertentu.
3) Aspek-aspek yang dinilai, yaitu kemajuan hasil belajar meliputi
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan penguasaan peserta didik tentang
mata pelajaran yang diberikan.
4) Waktu pelaksanaan, yaitu setelah selesai mengikuti program
pembelajaran selama satu catur wulan, semester atau akhir tahun
pembelajaran pada setiap mata pelajaran (PAI) pada satu tingkat satuan
pendidikan.8
c. Evaluasi Diagnostik

Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang dilakukan untuk


mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh calon peserta
ataupun peserta yang mengikuti suatu program. Evaluasi diagnostik pada
calon peserta program dilakukan untuk melihat pengetahuan, afeksi, dan
keterampilan prasyarat yang harus dimiliki calon peserta tersebut. Selain
terhadap calon peserta program evaluasi diagnostik dilakukan juga
terhadap peserta yang sudah mengikuti program untuk memonitor tingkat
ketercapaian program oleh peserta dan melihat kelemahan-kelemahannya
sehingga pengelola program dapat menyesuaikan program dengan tingkat
ketercapaian dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki.

7
Mindani, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai), 33.
8
Sawaluddin, “Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam,”: 50.
Evaluasi diagnostik ini bisa berbentuk tes maupun non tes. Tes
digunakan untuk melihat aspek kognitif dan psikomotor peserta didik. Dari
hasil tes akan diketahui dimana letak kelemahan seseorang peserta didik
dalam menguasai materi pelajaran. Untuk meliahat aspek afektif
digunakan teknik non tes. Alat yang bisa dipergunakan bisa saja
wawancara, sosiometri, pengamatan, dan lain sebagainya. Hal ini
seharusnya dilakukan pendidik beriringan dengan pelaksanaan tes
diagnostik. Apabila anak mempunyai kelemahan-kelemahan dalam
memahami materi seperti yang digambarkan hasil tes diagnostik, boleh
jadi kelemahan itu karena sikap si anak kurang baik dalam belajar atau
karena ada gangguan-gangguan lain yang menyebabkan si anak kurang
nyaman dalam belajar.9

1) Fungsi, yaitu untuk mengetahui masalah-masalah yang diderita atau


mengganggu peserta didik, sehingga peserta didik mengalani kesulitan,
hambatan atau gangguan ketika mengikuti program pembelajaran
dalam satu mata pelajaran tertentu (PAI). Sehingga kesulitan peserta
didik tersebut dapat diusahakan pemecahannya.

2) Tujuan, yaitu untuk membantu kesulitan atau mengetahui hambatan


yang dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran
pada satu mata pelajaran tertentu (PAI) atau keseluruhan program
pembelajaran.

3) Aspek-aspek yang dinilai, meliputi hasil belajar, latar belakang


kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran.

4) Waktu pelaksanaan, disesuaikan dengan keperluan pembinaan dari


suatu lembaga pendidikan, dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan para peserta didiknya.10

d. Evaluasi Penempatan
Yaitu penilaian tentang pribadi peserta didik untuk kepentingan
penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta

9
Mindani, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai), 29.
10
Sawaluddin, “Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam,”:51.
didik.11 Penempatan peserta didik pada kelompok-kelompok tertentu ini
didasarkan pada penguasaan prasyarat dan penguasaan belajar yang
dimiliki peserta didik.
Evaluasi terhadap kemampuan prasyarat dan penguasaan belajar ini
digunakan untuk menentukan kelompok-kelompok sebelum suatu program
dijalankan. Peserta didik nantinya dikelompokkan berdasarkan penguasaan
prasyaratnya dan penguasaan belajarnya. Diharapkan nantinya dalam satu
kelompok akan lebih tercipta homogenitas, sehingga dapat diberikan
perlakuan yang tepat sesuai dengan kemampuan masing-masing kelompok
tersebut. Seperti evaluasi sebelumnya evaluasi ini juga dapat dilakukan
dengan tes maupun non tes.12
1) Fungsi, yaitu untuk mengetahui keadaan peserta didik termasuk
keadaan seluruh pribadinya, sehingga peserta didik tersebut dapat
ditempatkan pada posisi sesuai dengan potensi dan kapasitas dirinya.
2) Tujuan, yaitu untuk menempatkan peserta didik pada tempat yang
sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta
keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami
hambatan yang berarti dalam mengikuti pelajaran atau setiap program
bahan yang disajikan pendidik.
3) Aspek-aspek yang dinilai, meliputi keadaan fisik, bakat, kemampuan,
pengetahuan, pengalaman keterampilan, sikap dan aspek lain yang
dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik selanjutnya.
4) Waktu pelaksanaan, sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik
menempati/menduduki kelas tertentu, bisa sewaktu penerimaan murid
baru atau setelah naik kelas.13
Evaluasi jenis ini sebaiknya dilaksanakan sebelum mengikuti
pembelajaran yang permulaan atau peserta didik tersebut baru akan
mengikuti pendidikan di suat u t ingkat tert ent u, hal ini unt uk
mengetahui keadaan peserta didik dan mengukur kesiapan peserta didik
serta tingkat pengetahuan yang t elah dicapai sehubungan dengan pelajaran
yang akan diikutinya sehingga ia dapat ditempatkan pada posisi yang tepat
11
Andi Warisno, Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam, (Lampung: Lintang Rasi
Aksara Books, 2017), 12.
12
Mindani, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai), 30.
13
Sawaluddin, “Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam,”: 50.
berdasarkan bakat, minat, kesanggupan, dan keadaan lainnya agar tidak
mengalami hambatan dalam mengikuti setiap program atau bahan yang
disajikan.14
2. Klasifikasi dilihat dari caranya
a. Evaluasi kuantitatif, dinyatakan dengan angka dapat dilakukan untuk
menilai aspek-aspek tingkah laku peserta didik dalam bidang kognitif.
b. Evaluasi kualitatif, dinyatakan dengan ungkapan dan dilakukan untuk
menilai aspek-aspek afektif.
Kedua cara evaluasi tersebut membutuhkan tehnik pelaksanaan, yaitu
tehnik tes dan non-tes.15
3. Klasifikasi dilihat dari tekniknya
a. Tehnik tes; dibedakan menurut materi yang akan dinilai, bentuk, dan cara
membuatnya.
b. Tehnik non-tes; dapat dilaksanakan melalui pengamatan, wawancara,
angket, hasil karya/laporan dan skala sikap.16

DAFTAR PUSTAKA

Mindani, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai), (Bengkulu:


Elmarkazi, 2022), 31.
Rahmat Lutfi Guefera, “Kajian Teoritik Evaluasi Pembelajaran Agama Islam,” Jurnal
Paramurobi: Volume 3, Nomor 2, (Juli-Desember 2020): 30.
Sawaluddin, “Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam,” Jurnal Al-
Thariqah Vol. 3, No. 1, (Januari - Juni 2018): 49.
Andi Warisno, Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam, (Lampung:
Lintang Rasi Aksara Books, 2017), 12.
I Putu Suardipa Dan Kadek Hengki Primayana, “ Peran Desain Evaluasi
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran,” Widyacarta,
Volume 4, No. 2, (September, 2020): 90.
Ismail Marzuki Dan Lukmanul Hakim, “Evaluasi Pendidikan Islam,” Tadarus
Tarbawy. Vol. 1 No. 1 (Jan – Jun, 2019): 83.

14
I Putu Suardipa Dan Kadek Hengki Primayana, “ Peran Desain Evaluasi Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran,” Widyacarta, Volume 4, No. 2, (September, 2020): 90.
15
Ismail Marzuki Dan Lukmanul Hakim, “Evaluasi Pendidikan Islam,” Tadarus Tarbawy. Vol. 1 No.
1 (Jan – Jun, 2019): 83.
16
Ibid.,

Anda mungkin juga menyukai