Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan indikator yang menjadi tolak ukur kemajuan
bangsa. Dalam pelaksanaannya sudah terdapat undang-undang yang mengatur
regulasi kegiatan-kegiatan penunjang pendidikan. Pendidikan di negara Indonesia
sendiri memiliki tujuan utama yakni mencerdaskan kehidupan bangsa
sebagaimana yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945.
Mengutip dari definisi pendidikan menurut KBBI yakni, "proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara,
perbuatan mendidik"1
Sofyan Tsauri dalam bukunya tentang Tujuan Pendidikan (2015) Mengacu
pada undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
dalam Pasal 3, mengutip bahwa :
"Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab." (Sisdiknas, 2003 :15)2
Dari undang-undang yang terkutip di atas, terdapat pemaknaan secara
sadar akan pentingnya pendidikan watak/pendidikan karakter bangsa. Mengingat
karakter adalah hal yang tidak terpisahkan dan unik dalam setiap individu.
Pendidikan Karakter saat ini menjadi nilai kualitas nomor wahid yang
dijunjung dalam strategi pembangunan kepribadian anak bangsa baik dalam
lingkup keluarga, lingkup lembaga pendidikan, maupun lingkup sosial

1 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, “Pendidikan”, KBBI Daring, 12 Juli, 2023
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Pendidikan
2 Sofyan Tsauri,”PENDIDIKAN KARAKTER : Peluang dalam Membangun Karakter Bangsa”
(Jember : IAIN Jember Press,2015) hal. 11
masyarakat. Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional, karakteristik yang hendak
dibangun meliputi beberapa aspek yakni religius, nasionalis, integritas,
kemandirian, dan gotong royong.
Setiap lembaga kependidikan berlomba-lomba membuat program yang
menunjang pengembangan karakteristik ideal individu sebagai manusia. Dalam
hal ini, lembaga pendidikan Islam juga berusaha berkiprah dengan menawarkan
program-program yang dianggap mampu membantu pengembangan karakter
terdidik yang memiliki tujuan yang sama dengan pendidikan karakter yang
terdapat dalam undang-undang dengan tanpa menyalahi pedoman Islam
sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam Al-Qur’an dan Hadist.
Salah satu sekolah yang secara konsisten ingin meningkatkan mutu dan
kualitas pendidikan karakter adalah SD Integral Hidayatullah Depok yang
tercermin dalam visi nya yakni, “Excellent with Integral Character” dengan sub
visi meliputi :
1. Unggul dalam Pengetahuan dan Pemahaman Agama Islam
2. Unggul dalam Pergaulan dan Akhlak Islami
3. Unggul dalam Bacaan dan Hafalan Al-Qur’an
4. Unggul dalam Prestasi Akademik dan Non Akademik
5. Unggul dalam Pelayanan
Pada sub visi kedua yakni dalam akhlak atau kepribadian yang mana bisa
diartikan sebagai karakter. SD Integral Hidayatullah memiliki banyak program
unggulan yang dianggap mampu mengembangkan karakter individu peserta didik
yang didukung dengan program penunjang pengembangan untuk guru maupun
orang tua yang sesuai baik dengan tujuan pendidikan nasional maupun karakter
pribadi seorang muslim. Program tersebut antara lain:
1. Perpaduan Kurikulum Nasional dan Kurikulum Integral Berbasis Tauhid
2. Workshop Parenting Orang Tua dan Guru
3. Inhouse dan Exhouse Training
4. Outbound Jejak Rasul
5. Morning Activity, yaitu kegiatan penguatan karakter yang terintegrasi
dengan seluruh pembelajaran
6. Supercamp dan Training Motivasi
7. Mabit Presentasi IPA kelas VI (enam)
8. Mabit Ceria Ramadhan
9. Mentoring & Peer teaching
10. Home visit
11. Kunjungan Edukatif
12. Hidayatullah Edu Fair
13. Program Pembinaan Dakwah Orang Tua (PPDOT)
Pelaksanaan program pendidikan karakter dapat dinilai keberhasilannya
lewat output hasil/produk yang bisa dilihat dari hasil evaluasi program. Dengan
melakukan evaluasi pada objek program pendidikan dapat diambil keputusan
perbaikan untuk mendukung kontinuitas program dengan hasil yang lebih baik.
Konsep evaluasi dalam islam bisa diinterpretasikan dalam dalil Quran
Surah Al-Hasyr ayat 18 sebagai berikut,
۟ ُ‫ت لِ َغ ٍد ۖ َوٱتَّق‬
‫وا ٱهَّلل َ ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ خَ بِي ۢ ٌر بِ َما‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا ٱتَّق‬
ْ ‫وا ٱهَّلل َ َو ْلتَنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬ َ
. َ‫تَ ْع َملُون‬
“ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan” (QS. 59:18)3
Dalam pelaksanaan Evaluasi, terdapat berbagai macam model yang bisa
digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program.

B. Fokus Penelitian
Penulis memfokuskan penelitian ini pada evaluasi pelaksanaan program
pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran guna mengetahui hasil dari
pelaksanaan program pendidikan karakter di SD Integral Hidayatullah Depok.

C. Sub Fokus Penelitian

3 Tulis ntar ayatnya yagesya


Dalam penelitian ini penulis menggunakan model evaluasi CIPP, sehingga
meliputi 4 komponen yaitu:
1. Evaluasi Konteks
a. Gambaran Lingkungan Pelaksanaan Program pendidikan Karakter
b. Latar Belakang dan Tujuan Program Pendidikan Karakter
2. Evaluasi Input/Masukan
a. Sarana dan Prasarana
b. Karakteristik Pendidik, Peserta Didik
c. Klasifikasi Program-Program Penunjang Pendidikan Karakter
3. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan program pendidikan Karakter
4. Evaluasi Produk
a. Hasil dari Program Pendidikan Karakter
b. Dokumentasi Evaluasi pelaksanaan Program Pendidikan Karakter

D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok
pembahasan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan
Program Pendidikan karakter dalam pembelajaran pada SD Integral
Hidayatullah Depok?”

E. Kegunaan Penelitian

BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori
1.1 Evaluasi Program
Pengertian Evaluasi Program
Evaluasi adalah proses yang sistematis untuk menentukan, membuat
keputusan sampai sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai dengan baik.
Suharsimi Arikunto memandang bahwa, Evaluasi program adalah kegiatan
yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari
kegiatan yang direncanakan (1993:297).
Menurut Suchman dalam Arikunto dan Jabar (2010:1) tentang evaluasi
bahwa, “evaluasi sebagai proses penentuan hasil yang dicapai beberapa kegiatan
yang direncanakan untuk mendukung pencapaian tujuan”.
Evaluasi program merupakan rangkaian kegiatan pengumpulan data atau
informasi ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan program dimasa
akan datang. Karenanya, dalam keberhasilan suatu evaluasi program ada dua
konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektivitas dan efisiensi. Efektivitas adalah
perbandingan antara output dan input sedangkan efisiensi merupakan taraf
pendayagunaan input untuk menghasilkan output melalui suatu proses.
A. Model-Model Evaluasi Program
Menurut Kaufman dan Thomas yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan
Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:40), membedakan model evaluasi menjadi
delapan, yaitu:
a) Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler.
b) Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven.
c) Formatif Summatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael
Scriven.
d) Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.
e) Responsive Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake.
f) CSE-UCLA Evaluation Model, menekankan pada “kapan” evaluasi
dilakukan.
g) CIPP Evaluation Model, dikembangkan oleh Stufflebeam.
h) Discrepancy Model, dikembangkan oleh Provus.
B. Model Evaluasi CIPP
Model evaluasi CIPP (Context Evaluation, Input Evaluation, Process Evacuation,
Product Evaluation) adalah model evaluasi yang dikembangkan oleh Stufflebeam,
dkk di Ohio State University pada tahun 1967. Evaluasi ini menekankan kepada
hasil yang bisa digunakan untuk perbaikan program.
Model Evaluasi ini terbagi menjadi empat rangkaian kegiatan meliputi :
1. Evaluasi Konteks
2. Evaluasi Masukan/Input
3. Evaluasi Proses
4. Evaluasi Produk
1.2 Pendidikan Karakter
A. Definisi Pendidikan Karakter
Pendidikan menurut Doni Koesoema hakikat pendidikan adalah proses
penyempurnaan diri manusia terus menerus yang berlangsung dari generasi yang
satu ke generasi yang lain (Koesoema, 2007: 312).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pendidikan memiliki makna proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara,
perbuatan mendidik.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)
menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di
dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Karakter berasal dari kata Yunani charassein, yang berarti (mula-mula)
coretan, atau goresan. Kemudian mengalami perubahan makna menjadi stempel
atau gambaran yang ditinggalkan oleh stempel.
Dalam teori kepribadian, karakter memiliki makna penggambaran tingkah
laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit
maupun implisit.4
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Karakter memiliki makna “sifat -
sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang
lain;tabiat;watak.”
Kurniawan (2017:29) mengungkapkan karakter seseorang terbentuk dari
kebiasaan yang dia lakukan, baik sikap dan perkataan yang sering ia lakukan
kepada orang lain. Salahudin dan Alkrienciechie (2013:42) memaparkan bahwa
karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung
nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan
dan tantangan.
Menurut Samani dan Hariyanto (2013:45) dalam bukunya menjelaskan
bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta
didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati,
pikir, raga serta rasa dan karsa. Selanjutnya pendidikan karakter menurut
Salahudin dan Alkrienciechie (2013:42) dapat dimaknai sebagai pendidikan moral
atau budi pekerti untuk mengembangakan kemampuan seseorang untuk
berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari harinya.
Pendidikan karakter adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan berperilaku yang membantu anak
untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat dan bernegara dan
membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan,
karakter juga dapat diistilahkan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Sedangkan kata
berkarakter diterjemahkan sebagai mempunyai tabiat, mempunyai kepribadian,

4 “Psikologi Pendidikan Islam” ( :,) hal.18


sikap pribadi yang stabil hasil proses konsolidasi secara progresif dan dinamis,
integrasi pernyataan dan tindakan5.
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat rujukan yang menjadi landasan
umat islam dalam hal pendidikan karakter. Antara lain sebagai berikut :
1. QS. Luqman : 12 -24
2.
3. Ndkjend
Dari definisi-definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan karakter adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik untuk
membangun sifat yang bernilai kebaikan dalam diri manusia yang meliputi
pembangunan sikap, emosi, kebiasaan dan kemauan, serta konsep diri yang benar.

B. Tujuan Pendidikan Karakter


C. Unsur - Unsur Pendidikan Karakter
B. Tinjauan Penelitian Relevan

No Nama Judul Persamaan Perbedaan Hasil

1 Inom Evaluasi Membahas Metode Kesiapan


Nasution, Program tentang evaluasi Pondok
Nadia Pendidikan Evaluasi yang Pesantren
Anggraini, Karakter Program digunakan, di
Clara Tri dalam Pendidikan Lokasi Kabupaten
Putri, Elvi Meningkatka Karakter Penelitian, Deli Serdang
Azizah, Sari n Kualitas di dan Jenjang dalam
Bulan Pondok Objek melaksanakan
Hasibuan, Pesantren Al- Penelitian program
Yunita Husna pendidikan
Aisyah Marindal karakter dinilai

5 Sofyan Tsauri,”PENDIDIKAN KARAKTER : Peluang dalam Membangun Karakter Bangsa”


(Jember : IAIN Jember Press,2015) hal. 44
(2023) baik
berdasarkan
kurikulum
yang
telah
diintegrasikan
dengan
pendidikan
karakter.
Evaluasi yang
dilakukan oleh
Dinas
Pendidikan
Kabupaten
Deli Serdang
sebatas
pada
kelengkapan
administratif
(kurikulum),
belum
ada
evaluasi
untuk
mengukur
ketercapaian
program
pendidikan
karakter
secara
keseluruhan.
Kendala utama
yang dihadapi
sekolah
selama
mengimplemen
tasikan
pendidikan
karakter yaitu:
pelatihan
pendidikan
karakter
yang dirasa
masih kurang
oleh pihak
sekolah,
tidak adanya
dokumentasi
penilaian sikap,
kesenjangan
antara
pendidikan di
sekolah
dengan
pendidikan
di
rumah
sehingga
menghambat
pembentukan
karakter siswa6

2 Pantes Evaluasi Membahas Model Integrasi


Handayani, Program tentang Evaluasi pendidikan
Titik Muti’ah, Pendidikan Evaluasi karakter
Yuyun Yulia, Karakter di Program belum
Banun Sekolah Pendidikan terlihat di
Havifah Dasar Negeri karakter dan sebagian besar
Cahyo Jati Sawit Subjek proses
Khosiyono jenjang pembelajaran
(2023) Penelitian karena tidak
ada nilai
karakter
Tertentu yang
sengaja
ditekankan.
Kendala utama
yang dihadapi
sekolah
selama
mengimplemen
-tasikan
pendidikan
karakter yaitu:
pelatihan
pendidikan

6 Nasution, I., Anggraini, N., Tri Putri, C., i Azizah, E., Hasibuan, S. B., & Aisyah, Y. (2023).
Evaluasi Program Pendidikan Karakter dalam Meningkatkan Kualitas di Pondok Pesantren Al-
Husna Marindal. JURNAL EDUKASI NONFORMAL, 4(1), 33-37. Retrieved from
https://ummaspul.e-journal.id/JENFOL/article/view/5675
karakter yang
dirasa masih
kurang oleh
pihak sekolah,
tidak adanya
dokumentasi
penilaian
sikap,
kesenjangan
antara
pendidikan di
sekolah dengan
pendidikan di
rumah
sehingga
menghambat
pendidikan
karakter siswa
dirumah.7

C. Kerangka Berpikir

BAB III

7 Handayami, P.,Muti;ah, T., Cahyo, B.,H., Khosiyono. (20230 Evaluasi Program Pendidikan
Karakter di Sekolah Dasar Negeri Jati Sawit. JURNAL ILMIAN PENDIDIKAN DASAR, Vol. 8
No. 1 (2023): Volume 08, Nomor 01, June 2023, retrieved from
https://journal.unpas.ac.id/index.php/pendas/article/view/8020
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian dan latar belakang yang tertulis
di Bab I, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil Evaluasi dari
Pelaksanaan Program Pendidikan Karakter di SD Integral Hidayatullah
Depok.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Rencana Penelitian ini akan dilakukan selama 3-4 bulan untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan penulis dalam menyusun laporan
penelitian ini.
2. Tempat Penelitian
Penulis akan melaksanakan penelitian yang bertempat di Sekolah Dasar
Integral Hidayatullah Depok, kelurahan Kalimulya, kecamatan Cilodong, kota
Depok, provinsi Jawa Barat.

C. Metode Penelitian (Model Evaluasi)


Pada penelitian ini, model evaluasi yang penulis gunakan adalah model
evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh Stufflebeam, dkk di Ohio State
University pada tahun 1967. Model evaluasi ini memiliki 4 komponen yang
berkesinambungan dan berorientasi pada suatu keputusan yang memiliki tujuan
akhir penilaian dan perbaikan pada objek yang dievaluasi.
CIPP sendiri merupakan sebuah singkatan dari :
- Context Evaluation : Evaluasi konteks
- Input Evaluation : Evaluasi input/masukan
- Process Evaluation : Evaluasi proses
- Product Evaluation : Evaluasi Produk/hasil/output.
Berikut adalah rancangan kegiatan evaluasi yang akan penulis laksanakan sesuai
dengan standarisasi model evaluasi CIPP :
1. Evaluasi Konteks
Evaluasi konteks meliputi kegiatan :
1) Gambaran lingkungan pelaksanaan program pendidikan karakter
- Wawancara Kepala sekolah
- Wawancara Waka Kurikulum
2) Latar belakang pelaksanaan program pendidikan karakter
- Dokumentasi LPJ Kegiatan program pendidikan Karakter
2. Evaluasi Input
3. Evaluasi Proses
4. Evaluasi Produk

D. Sumber Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisa Data
G. Triangulasi

Anda mungkin juga menyukai