Anda di halaman 1dari 27

RSNI3

RSNI3 9099:2024

Rancangan Standar Nasional Indonesia 3

Metode pengujian faktor biologi


di udara tempat kerja

ICS 13.040.30
RSNI3 9099:2024

Daftar isi

Daftar isi.....................................................................................................................................i
Prakata......................................................................................................................................ii
Pendahuluan.............................................................................................................................iii
1 Ruang lingkup.....................................................................................................................1
2 Acuan normatif....................................................................................................................1
3 Istilah dan definisi................................................................................................................1
4 Prinsip.................................................................................................................................3
5 Persyaratan.........................................................................................................................3
6 Metode pengujian................................................................................................................3
7 Jaminan mutu.....................................................................................................................13
Lampiran A (normatif) Tabel waktu dan suhu penyimpanan media agar...............................14
Lampiran B (normatif) Tabel konversi Feller untuk single sieve impaction air sampler..........15
Lampiran C (normatif) Contoh formulir hasil pengujian faktor biologi.....................................17
Bibliografi................................................................................................................................18

Tabel 1 – Contoh morfologi koloni bakteri.............................................................................. 15


Tabel 2 – Contoh morfologi koloni jamur................................................................................ 16

Gambar 1 Skema alat impingement dan aliran udara dalam impingement...........................4


Gambar 2 Skema aliran udara pada single stage Andersen impactor .................................5
Gambar 3 Skema aliran udara pada six stage Andersen impactor .................….............….6
Gambar 4 Skema aliran udara pada alat slit impactor sampler.................…....................….6
Gambar 5 Skema aliran udara pada alat Centrifugal impactor sampler.........................…...7
Gambar 6 Skema aliran udara pada alat filtration air sampler.................…..........................8
Gambar 7 Skema peletakan fliter pada alat filtration air sampler...................….................. 8

© BSN 2024 i
SNI 9099:2024

Prakata

SNI 9099:2024, Metode pengujian faktor biologi di udara tempat kerja, yang dalam Bahasa
Inggris berjudul Air sampling method of biological factors in the workplace, merupakan
standar revisi dari SNI 9099:2022, Metode pengujian faktor biologi di udara tempat kerja.
Standar ini disusun dengan jalur pengembangan sendiri dan ditetapkan oleh BSN tahun
2024.

Perubahan dalam standar ini meliputi:

1. Penyempurnaan penulisan dan gambar dengan tidak mencantumkan merek dagang;


2. Penyempurnaan metode pengujian aktif;
3. Penambahan lampiran A tentang waktu dan suhu penyimpanan media agar untuk
memudahkan penggunaan media agar;
4. Penggantian lampiran A pada SNI 9099:2022 tentang Penggunaan tabel Feller untuk six
stage Andersen sampler menjadi lampiran B penggunaan tabel Feller untuk single stage
Andersen sampler dengan tutup berlubang sebanyak 300 lubang dan 400 lubang;
5. Perubahan pada formulir hasil pengujian faktor biologi.

Standar ini disusun oleh Komite Teknis 13-01, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Standar
ini telah dibahas melalui rapat teknis dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 7
Februari 2024 di Jakarta, yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholders)
terkait, yaitu perwakilan dari pemerintah, pelaku usaha, konsumen, dan pakar. Standar ini
telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 5 April 2024 sampai dengan 4 Mei 2024
dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.

Dalam standar ini digunakan kosa kata yang mempunyai maksud tertentu, yaitu:

 “harus” yang artinya disyaratkan.

Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan Standar ini, disarankan bagi pengguna
standar menggunakan dokumen SNI yang dicetak dengan tinta berwarna (dapat
mencantumkan kode tingkat warna Red Green Blue (RGB), atau kode tingkat warna Cyan
Magenta Yellow Black (CMYK), atau kode tingkat warna lain jika diperlukan untuk cetak
gambar dengan warna yang lebih akurat).

Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari Standar ini dapat berupa hak
kekayaan intelektual (HAKI). Namun selama proses perumusan SNI, Badan Standardisasi
Nasional telah memperhatikan penyelesaian terhadap kemungkinan adanya HAKI terkait
substansi SNI. Apabila setelah penetapan SNI masih terdapat permasalahan terkait HAKI,
Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab mengenai bukti, validitas, dan ruang
lingkup dari HAKI tersebut.

© BSN 2024 PAGE \* MERGEFORMAT iv


RSNI3 9099:2024

Pendahuluan

Metode pengujian faktor biologi di udara tempat kerja yang dimaksudkan dalam standar ini
adalah metode atau cara pengujian faktor biologi, khususnya untuk jumlah bakteri dan jamur
meliputi persiapan, pelaksanaan pengujian serta pelaporannya.

Standar ini digunakan sebagai bahan acuan dalam mengidentifikasi bahaya biologi, menilai
tingkat pajanan biologi serta menjadi pertimbangan dalam mengembangkan dan
menerapkan pengendalian yang efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan kerja.

Hasil pengujian faktor biologi di udara tempat kerja dapat digunakan untuk identifikasi
potensi gangguan kesehatan dan perlindungan tenaga kerja akibat jumlah bakteri dan jamur
di udara tempat kerja.

Standar ini mencakup ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, simbol, satuan dan
singkatan, persyaratan, metode pengujian, peralatan yang digunakan, prosedur pengujian,
perhitungan hasil pengujian, interpretasi hasil pengujian, rekomendasi dan pelaporan
pengujian. SNI ini juga dilengkapi dengan lampiran berupa formulir untuk melakukan
pencatatan hasil pengujian faktor biologi.

© BSN 2024 iii


RSNI3 9099:2024

Metode pengujian faktor biologi di udara tempat kerja

1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan metode pengujian faktor bahaya biologi di udara tempat kerja.
Faktor bahaya biologi pada standar ini adalah mikroba di udara tempat kerja, yaitu jumlah
bakteri dan jamur (kapang dan khamir). Selain itu untuk interpretasi hasil pengujian,
dilakukan pengukuran faktor pendukung yaitu intensitas pencahayaan, suhu dan
kelembapan udara. Dengan mengetahui jumlah mikroba di udara tempat kerja dapat dilihat
bagaimana kualitas udara di tempat kerja tersebut.

2 Acuan normatif

Dokumen berikut, baik sebagian atau keseluruhan, menjadi acuan normatif dan dibutuhkan
untuk penerapan standar ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang dikutip berlaku.
Untuk acuan yang tidak bertanggal, edisi terbaru dari dokumen yang dimaksud berlaku
(termasuk amandemen).

ISO 16000-16:2008, Detection and enumeration of moulds — Sampling by filtration

ISO 16000-17:2008, Detection and enumeration of moulds — Culture-based method

ISO 16000-18:2011, Detection and enumeration of moulds — Sampling by impaction

3 Istilah dan definisi

Untuk keperluan standar ini, digunakan istilah dan definisi berikut.

3.1
angka mikroba di udara
jumlah dari hasil uji mikroba di udara suatu ruangan atau tempat tertentu untuk mengetahui
jumlah bakteri dan jamur pada contoh uji yang dinyatakan dalam CFU/m3

3.2
autoklaf
alat untuk mensterilisasi peralatan dan/atau bahan uji dengan menggunakan uap bersuhu
121 °C dan bertekanan tinggi 15 lbs/in2. Waktu sterilisasi selama 15 menit dihitung setelah
suhu autoklaf mencapai 121 °C

3.3
blue ice/ice gel
gel penjaga suhu dingin yang dikemas dalam wadah berbentuk khusus dimasukkan ke
dalam ice box

3.4
cawan petri
alat gelas laboratorium yang berbentuk lingkaran silindris, yang digunakan untuk tempat
perkembangbiakan mikroba atau sel

© BSN 2024 4 dari 21


RSNI3 9099:2024

3.5
penghitung koloni (colony counter)
alat yang digunakan untuk menghitung koloni bakteri dan jamur yang ditumbuhkan pada
media biakan yang disimpan dalam cawan petri

3.6
higrometer
alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan, hasil pengukurannya menggunakan
format digital maupun analog

3.7
kotak pendingin (ice box)
kotak yang bisa menjaga suhu dingin (< 10 °C) untuk menyimpan dan membawa media agar

3.8
inkubator
alat yang digunakan untuk menginkubasi media biakan sesuai dengan suhu
pertumbuhannya

3.9
laminar air flow
alat yang digunakan untuk mengalirkan udara bersih secara terus-menerus, agar wilayah
kerja terbebas dari debu, kotoran, spora dan partikel lainnya yang tidak diinginkan

3.10
media biakan
bahan yang mengandung nutrisi yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya

3.11
media agar TSA
media Trypticase/Tryptone/Tryptic Soy Agar (TSA) merupakan media biakan sintetik yang
digunakan untuk mengamati pertumbuhan isolat bakteri yang bersifat aerob dan anaerob

3.12
media agar MEA
media Malt Extract Agar (MEA) merupakan media biakan sintetik yang digunakan untuk
mengamati pertumbuhan isolat jamur

3.13
oven
alat pemanas yang digunakan dalam proses sterilisasi alat dengan suhu kering yang diatur
pada 160 °C sampai dengan 170 °C

3.14
perhitungan cawan
metode perhitungan untuk memperkirakan jumlah mikroba yang masih hidup pada suatu
contoh uji

3.15
pH meter
alat yang digunakan untuk mengukur derajat keasaman (pH) suatu larutan, apakah larutan
tersebut tergolong asam, basa atau netral

© BSN 2024 5 dari 21


RSNI3 9099:2024

3.16
serial pengenceran larutan
proses pengenceran bertingkat suatu larutan dengan faktor pengenceran tertentu yang
bertujuan untuk mengurangi konsentrasi larutan sampel

3.17
sterilisasi
suatu proses untuk memusnahkan semua jenis mikroba hidup yang terdapat dalam alat
dan/atau bahan

3.18
termometer
alat yang digunakan untuk mengukur suhu pada suatu area tertentu, hasil pengukurannya
menggunakan format digital maupun analog

3.19
tripod
alat penyangga pengambil contoh uji yang terdiri atas tiga buah kaki

4 Simbol, satuan dan singkatan


o
C : derajat Celcius
RH : Relatif Humidity, kelembapan relatif dengan satuan %
CFU/m3 : Colony Forming Unit, digunakan untuk menghitung jumlah mikroba yang
hidup dan menghasilkan 1 koloni dalam setiap meter kubik
IMA : Index of Microbial Air Contamination
CFUpr : Colony Forming Unit berdasarkan table statistic kemungkinan partikel
viabel

5 Persyaratan

Secara spesifik, kondisi yang menyebabkan jumlah bakteri dan jamur di udara tempat kerja
memenuhi atau bahkan melebihi standar adalah suhu, RH, dan aliran udara.

6 Metode pengujian

Prinsip pengujian ini menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada media agar setelah masa
inkubasi. Jumlah koloni yang tumbuh dari hasil perhitungan tersebut merupakan perkiraan
atau dugaan dari jumlah dalam suspensi tersebut untuk dikonversi dalam satuan CFU/m2/h
(metode pasif) dan colony forming unit per meter kubik (CFU/m³) (metode aktif).

a) Pengambilan contoh uji dengan metode pasif

Metode pengambilan udara secara pasif dilakukan dengan cara meletakkan cawan agar
(setting plates). Prinsip metode ini adalah dengan meletakkan cawan petri berisi media agar
pada lokasi tempat kerja, dimana partikel di udara dibiarkan mengendap di cawan selama
waktu tertentu. Metode ini hanya digunakan pada area kerja yang aseptik dan aliran udara
tenang (0,1 m/s sampai dengan 0,3 m/s). Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah
ekonomis, namun memiliki kelemahan, yaitu hanya mengukur jumlah mikroorganisme yang

© BSN 2024 6 dari 21


RSNI3 9099:2024

menetap di permukaan cawan selama waktu sampling. Hasil pengujian pasif dan aktif tidak
dapat dibandingkan.

b) Pengambilan contoh uji dengan metode aktif

Metode pengambilan udara secara aktif adalah dengan menarik udara bergerak memasuki
suatu alat untuk menangkap partikel yang terkandung didalamnya. Pengumpulan contoh uji
secara aktif terdiri dari tiga prinsip yaitu impingement, impaction, dan filtration.

1) Impingement (penumbukan pada cairan)

Dasar teknik ini adalah dengan menangkap partikel udara saat udara dilewatkan dalam
cairan (Lihat Gambar 1). Alat yang digunakan adalah botol penjerap yang umumnya
beroperasi pada debit aliran 12,5 l/min dengan 20 ml cairan pengumpul (contohnya : 0,1%
pepton solution, 0,1% buffered gelatin solution, atau 0,1% phospate buffer solution) selama
20 menit. Aliran udara berkecepatan tinggi yang diarahkan ke cairan dapat menimbulkan
adukan yang cukup besar dan menghasilkan busa. Bahan tambahan pada cairan pengumpul
seperti protein, antifoam, atau antifreeze mencegah pembentukan busa dan hilangnya cairan
pengumpul, serta meminimalkan cedera pada sel. Keuntungan metode ini adalah
penggunaan media cairan sehingga terhindar dari kekeringan, dan kelemahannya
bergantung pada waktu pengambilan sampel. Pengambilan sampel yang lebih lama
mengakibatkan terlalu banyak penguapan cairan di dalam botol penjerap, dan inaktivasi atau
kematian mikroorganisme di dalam cairan.

Keterangan:
1 = Pompa sampler
2 = Labu perangkap
3 = Botol Penjerap
4 = Larutan pengumpul
a = Udara masuk

Gambar 1 — Skema alat impingement dan aliran udara dalam impingement

2) Impaction (penumbukan pada permukaan padat)

Dasar teknik impaction adalah dengan menempelkan partikel udara pada permukaan padat
dengan cara menumbukkannya. Teknik ini biasanya menggunakan media biakan berupa
agar padat sebagai substrat langsung penempelan partikel udara. Alat yang digunakan
adalah impact sampler. Metode ini dapat digunakan pada sieve impactor, slit impactor
(khusus untuk jamur), dan centrifugal impactor.
© BSN 2024 7 dari 21
RSNI3 9099:2024

- Sieve impactor

Pada alat sieve (saringan/ayakan) impactor, udara akan ditarik masuk ke dalam pelat
berlubang dengan diameter yang ditentukan dan partikel tersebut a ditumbukkan ke
permukaan agar yang telah dipasang di bawah (Lihat Gambar 2). Alat ini dapat dioperasikan
sebagai tumpukan dengan saringan yang berbeda yang mengarah ke kecepatan aliran yang
berbeda untuk mengumpulkan fraksi ukuran partikel yang berbeda (pada six stage Andersen
impactor) (Lihat Gambar 3). Data validasi hanya tersedia untuk single stage sieve impactors
(terutama dengan > 300 lubang) yang menggunakan cawan berdiameter 9 cm.

Keterangan:
1 = Klem
2 = Cincin penyegel
3 = Perangkat untuk cawan petri
4 = Cawan petri dengan media agar
a = Udara masuk
b = Udara keluar

Gambar 2 — Skema aliran udara pada single stage Andersen impactor

© BSN 2024 8 dari 21


RSNI3 9099:2024

Keterangan:
1 = Media agar
2 = Cawan petri
3 = Ayakan (sieve)
a = Udara masuk
b = Kumpulan penurunan ukuran partikel

Gambar 3 — Skema aliran udara pada six stage Andersen impactor

- Slit impactor

udara dihisap dengan pompa, dan masuk melalui celah sempit pada slit impactor dan
partikel udara ditumbukan pada cawan agar yang berputar (Lihat Gambar 4).

Gambar 6
Keterangan:
1 = Slit
2 = Cawan petri
a = Udara masuk

Gambar 4 — Skema aliran udara alat slit impactor

© BSN 2024 9 dari 21


RSNI3 9099:2024

- Centrifugal impactor

Centrifugal impactor menggunakan pola aliran udara berputar yang dapat meningkatkan
tarikan gravitasi di dalam perangkat pengambilan contoh uji untuk menyimpan partikel (Lihat
Gambar 5). Alat yang menggunakan metode ini adalah Cyclone air sampler, Coriolis air
sampler dan RCS (Reuter Centrifugal Air Sampler).

b
1

2
3

Keterangan:
1 = Cyclone attachment
2 = O-ring
3 = Ulir
4 = Microcentrifuge tube
a = Udara masuk
b = Udara keluar
c = Arah aliran udara

Gambar 5 — Skema aliran udara pada centrifugal impactor sampler

3) Filtration (penyaringan)

Metode ini menggunakan prinsip menyaring partikel udara berdasarkan ukurannya menggun
akan filter dalam bentuk kaset yang biasanya berdiameter 25 mm, 37 mm atau 47 mm (Lihat
Gambar 6). Untuk pengambilan contoh uji jamur menggunakan filter gelatin yang
menghasilkan efisiensi tinggi. Filter polikarbonat digunakan dibawah filter gelatin untuk
meningkatkan stabilitas (Lihat Gambar 7). Filter lainnya dapat digunakan apabila telah
terbukti memiliki relative recovery sekurang-kurangnya 90% dari filter gelatin.

© BSN 2024 10 dari 21


RSNI3 9099:2024

Keterangan:
1 = Filter
a = Udara masuk
b = Udara keluar

Gambar 6 — Skema aliran udara pada filtration air sampler

Keterangan:
1 = Mounting filter
2 = Badan alat
3 = Filter gelatin
a = Udara masuk

Gambar 7 — Skema peletakan filter pada alat filtration air sampler

6.2 Peralatan

6.2.1 Peralatan pembuatan media agar

Alat dan bahan yang dipersiapkan untuk pembuatan media agar sebagai berikut:

1. Alat
- Cawan petri
- Pipet ukur
- Lampu bunsen
- Neraca analitik
- Erlenmeyer
- Inkubator
- Labu semprot
© BSN 2024 11 dari 21
RSNI3 9099:2024

- Beaker Glass
- Hot plate
- Oven
- Autoklaf
- Laminar Air flow
- Ph meter

2. Bahan
- Media agar TSA dan Media agar MEA
- Alkohol 70%
- Aquades

6.2.2 Peralatan dan bahan pengambilan contoh uji

Alat yang dipersiapkan untuk pengambilan contoh uji berbeda-beda, bergantung pada
pengumpulan contoh uji udara secara aktif yaitu impingement, impaction, dan filtration.

6.3 Prosedur

6.3.1 Pembuatan media agar

Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan media agar:


a. Mencuci cawan petri.
b. Mensterilkan cawan petri.
c. Meletakkan cawan petri di oven, setelah kering dikeluarkan.
d. Menunggu hingga cawan mencapai suhu ruang.
e. Menimbang bubuk media agar sesuai yang diperlukan dalam labu erlenmeyer. Jumlah
media agar yang diperlukan sesuai dengan komposisi dalam petunjuk penggunaan dari
produsen media agar.
f. Melarutkan media agar dalam akuades dengan cara diaduk sambil dididihkan.
g. Mensterilkan media agar di autoklaf pada suhu 121 ᴼC selama 15 menit.
h. Menunggu suhu media agar hingga mencapai 44 °C sampai dengan 46 °C. pada suhu
ini zat penetral (contoh antibiotik) dapat ditambahkan pada media agar.
i. Mengecek pH media, pH media perlu diatur sesuai petunjuk penggunaan media agar.
j. Menuangkan m e d i a agar pada cawan petri sebanyak 20 ml yang dilakukan dalam
laminar air flow.
k. Mendiamkan media agar sampai membeku.
l. Media agar siap digunakan.
m. Jika belum digunakan media agar dapat disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu
dan waktu penyimpanan yang sesuai dengan media agar (Lampiran A).

CATATAN 1 Media agar, antibiotik, dan anti jamur lain dapat digunakan jika sesuai dan teruji,
misalnya agar dikloran gliserol (DG18) untuk xerophilic molds, agar Reasoner’s 2A (R2A) untuk
bakteri heterotrof, dan agar rose bengal untuk jamur yang tumbuh lambat seperti Stachybotrys, dan
PDA (Potato Dextrose Agar).

CATATAN 2 Perlu ada penambahan chloramphenicol, streptomycin/ampicilin pada media agar


untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan penambahan cycloheximide pada media agar untuk
menghambat pertumbuhan jamur.

6.3.2 Pengujian

6.3.2.1 Pengujian Pasif

© BSN 2024 12 dari 21


RSNI3 9099:2024

a. Menentukan titik sampling.


b. Membersihkan tangan dengan pembersih anti mikrobial.
c. Meletakkan cawan petri berdiameter 9 cm berisi media agar dengan ketentuan sekurang
kurangnya dua sampel di area kerja dengan ketinggian 1 m di atas lantai dan berjarak 1
m dari tembok/penghalang dengan waktu sampling selama 1 jam.
d. Mengambil cawan petri kemudian diberi label dengan keterangan: tanggal dan waktu
pengambilan, lokasi/ tempat, dan kode contoh uji.
e. Membungkus cawan petri dengan rapat menggunakan plastik wrap. Jika ada mobilisasi,
maka cawan petri tersebut dimasukkan ke dalam ice box yang berisi blue ice/ice gel.
f. Membawa ice box berisi cawan petri ke laboratorium, paling lambat selama 48 jam
(setiap penundaan harus dicatat untuk menjamin keabsahan hasil).
g. Mengeluarkan cawan petri dari ice box setelah sampai di laboratorium dan masukan ke
dalam inkubator dengan posisi terbalik untuk bakteri dengan suhu 30 °C sampai dengan
35 °C selama 24 jam sampai dengan 48 jam dan posisi menghadap atas untuk jamur
dengan suhu (25 ± 3) °C selama 5 hari sampai dengan 7 hari).
h. Menghitung koloni dengan alat penghitung koloni.

6.3.2.2 Pengujian Aktif

1) Impingement
a) Menentukan titik sampling.
b) Membersihkan tangan dengan pembersih anti mikrobial.
c) Menyiapkan peralatan pengambilan sampel. Sebelum digunakan, botol penjerap dan
labu perangkap disterilkan.
d) Hubungkan botol penjerap dengan pompa dan labu perangkap.
e) Menghubungkan botol penjerap dengan tripod atau alat penyangga lainnya agar
mencapai tinggi yang sesuai dengan posisi bekerja dominan (posisi duduk: 0,75 m
sampai dengan 1,2 m dan posisi berdiri : 1,2 m sampai dengan 1,5 m) dari lantai.
f) Mengondisikan larutan pengumpul pada suhu ruang sebelum digunakan.
g) Menambahkan 20 ml larutan pengumpul ke botol penjerap lalu ditambahkan 0,1 ml
antifoam.
h) Menghidupkan pompa selama 10 menit sampai dengan 30 menit dengan laju alir
12,5 l/min.
i) Mematikan pompa, lalu masukkan larutan ke dalam botol dan beri tanda, kemudian
simpan di kotak pendingin yang berisi blue ice/ice gel.
j) Membawa kotak pendingin ke laboratorium paling lama selama 48 jam (setiap
penundaan harus dicatat untuk menjamin keabsahan hasil).
k) Menganalisis hasil pengujian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Inokulasikan 0,1 ml sampai dengan 1 ml sebagian cairan (atau serial
pengenceran larutan) menggunakan teknik cawan sebar.
2. Lewatkan 6 ml sampai dengan 10 ml larutan yang dikumpulkan ke membran filter
berukuran 0,45 µm. Kemudian membran filter ditempatkan dalam cawan petri steril
yang berisi media agar yang sesuai.
l) Menginkubasi cawan dengan posisi terbalik untuk bakteri dengan suhu 30 °C
sampai dengan 35 °C selama 24 jam sampai dengan 48 jam dan posisi cawan
menghadap atas untuk jamur dengan suhu (25 ± 3) °C selama 5 hari sampai dengan
7 hari).
m) Menghitung koloni dengan alat penghitung koloni.

2) Impaction
a) Menentukan titik sampling.
b) Membersihkan tangan dengan pembersih anti mikrobial.
c) Menyiapkan peralatan pengambilan sampel. Alat pengambilan sampel dapat
disterilisasi dengan cara diusap menggunakan alkohol 70%.

© BSN 2024 13 dari 21


RSNI3 9099:2024

d) Meletakkan alat pengambil sampel agar mencapai tinggi yang sesuai dengan posisi
bekerja dominan (posisi duduk: 0,75 m sampai dengan 1,2 m dan posisi berdiri: 1,2
m sampai dengan 1,5 m) dari lantai.
e) Membuka tutup berlubang dan letakkan cawan petri pada alat pengambil sampel,
lalu tutup.
f) Menyalakan alat pengambil sampel selama waktu tertentu (pada umumnya 1 menit
sampai dengan 10 menit) dengan laju alir tertentu, tergantung pada tipe alat
pengambil sampel. Catat laju alir.
g) Memberi label pada cawan petri dengan keterangan: tanggal dan waktu
pengambilan, lokasi/ tempat, dan kode contoh uji.
h) Membungkus cawan petri dengan rapat menggunakan plastik wrap. Jika ada
mobilisasi, maka cawan petri tersebut dimasukkan ke dalam kotak pendingin yang
berisi blue ice/ice gel.
i) Membawa kotak pendingin berisi cawan petri ke laboratorium paling lama selama 48
jam (setiap penundaan harus dicatat untuk menjamin keabsahan hasil).
j) Mengeluarkan cawan petri dari ice box setelah sampai di laboratorium dan
dimasukan ke dalam inkubator dengan posisi terbalik (untuk bakteri dengan suhu 30
°C sampai dengan 35 °C selama 24 jam sampai dengan 48 jam, dan posisi
menghadap atas untuk jamur dengan suhu (25 ± 3) °C selama 5 hari sampai dengan
7 hari).
k) Menghitung koloni dengan alat penghitung koloni.

3) Filtration
a) Menentukan titik sampling.
b) Membersihkan tangan dengan pembersih anti mikrobial.
c) Menyiapkan alat pengambil sampel. Filter dan kaset disterilisasi terlebih dahulu (filter
di autoklaf dan kaset diusap dengan alkohol 70%).
d) Meletakan filter di dalam kaset, sambungkan kaset dengan pompa.
e) Meletakan pompa dengan kaset dengan tripod atau alat penyangga lainnya agar
mencapai tinggi yang sesuai (contohnya: 0,75 m sampai dengan 1,5 m dari lantai).
f) Menyalakan pompa selama 30 menit sampai beberapa jam dengan laju alir tertentu,
bergantung pada tipe alat pengambil sampel. Catat laju alir.
g) Melepaskan filter dari kaset, filter diletakkan dalam wadah tertutup lalu disimpan di
ice box yang berisi blue ice/ice gel.
h) Membawa ice box ke laboratorium paling lama selama 48 jam (diusahakan dalam 24
jam, setiap penundaan harus dicatat untuk menjamin keabsahan hasil).
i) Memindahkan filter ke labu berisi 5 ml larutan garam NaCl 0,9% dengan polysorbate
80.
j) Menghangatkan labu dengan filter di dalam penangas air sambil digoyangkan pada
suhu 35 °C sampai dengan 40 °C selama 15 menit.
k) Membuat serial pengenceran larutan (1:10, 1:100, dan 1:1.000).
l) Meletakan 0,1 ml hasil pengenceran larutan pada media agar. Buat masing - masing
dua media agar pada tiap serial pengenceran larutan.
m) Inkubasi media agar di dalam inkubator dengan posisi terbalik untuk bakteri pada
suhu 30 °C sampai dengan 35 °C selama 24 jam sampai dengan 48 jam, dan posisi
menghadap atas untuk jamur dengan suhu (25 ± 3) °C selama 5 hari sampai dengan
7 hari).
n) Menghitung koloni dengan alat penghitung koloni.

CATATAN Jika menurut protokol pengambilan sampel, konsentrasi jamur diperkirakan rendah,
1 ml larutan dapat ditempatkan pada media agar (250 μl per cawan) untuk meningkatkan
sensitivitas metode.

© BSN 2024 14 dari 21


RSNI3 9099:2024

6.3.3 Pembacaan dan perhitungan hasil

Sebagai tahap akhir pengujian, dilakukan pembacaan dan perhitungan hasil sebagai berikut:

a. Jumlah koloni dihitung dengan menggunakan alat penghitung koloni.


b. Koloni-koloni yang tumbuh diamati dan dicatat. Morfologi koloni bakteri dan jamur dapat
dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1 – Contoh morfologi koloni bakteri

Morfologi
No Gambar Keterangan
koloni bakteri
1 Bentuk koloni
circular

irregular

rizoid

2 Tepi koloni
entire

undulate

lobate

curled

3 Elevasi
flat

raised

convex

© BSN 2024 15 dari 21


RSNI3 9099:2024

Tabel 2 – Contoh morfologi koloni jamur

No Morfologi koloni jamur Keterangan


1

Kapang: Tampak benang-


benang hifa

Khamir:
Koloni bulat, cembung,
basah, tampak terbentuk
budding

6.3.3.1 Pasif

Setelah pengambilan contoh uji dilakukan, dan waktu inkubasi terpenuhi, dihitung jumlah
mikroba (jamur dan bakteri) yang ada pada media agar dengan alat penghitung koloni.
Metode pasif telah distandarisasi dan berdasarkan Indeks Mikroba Udara kontaminasi (IMA).
perhitungan IMA menunjukkan jumlah CFU yang dihitung pada cawan petri yang dibiarkan
terbuka ke udara sesuai skema 1/1/1 (selama 1 jam, 1 m di atas lantai dan sekitar 1 m jauh
dari tembok/penghalang). IMA dapat dinyatakan juga sebagai CFU/m2/jam.

6.3.3.2 Aktif

Setelah dilakukan pengambilan sampel, kemudian dilakukan penghitungan jumlah koloni:

A. Impingement

Perhitungan jumlah koloni dilakukan dengan memperhatikan hasil perhitungan berikut:

Jumlah koloni (CFU) = Jumlah koloni dalam volume udara yang di sampling (CFU/ml) × sisa (1)
volume yang ada di botol penjerap

Volume Udara (L) = lama pengambilan sampel (menit) × 12,5 L/menit (2)

Volume Udara (L) (3)


Volume Udara (m3) =
1000

Lalu dihitung konsentrasi mikroorganisme di udara dengan rumus :


(4)
3 jumlah mikroorganisme yang dikumpulkan (CFU)
Konsentrasi mikroorganisme di udara (CFU/ m ) = 3
Volume udara ( m )
© BSN 2024 16 dari 21
RSNI3 9099:2024

B. Sieve impactor, Slit impactor dan Centrifugal impactor

Perhitungan jumlah koloni dilakukan dengan memperhatikan hasil perhitungan berikut :

 Volume Udara (m3):


3 Q×t (5)
Volume Udara ( m ) =
1.000

Keterangan:
Q = laju aliran udara (lpm)
t = lama pengambilan sampel (menit)
1000 = konversi liter ke meter kubik

 Jumlah koloni (CFU)


3 jumlah koloni pada media agar (CFU) (6)
Konsentrasi mikroorganisme di udara (CFU/ m ) = 3
Volume udara ( m )
Penggunaan tabel Feller pada lampiran dilakukan untuk konversi jumlah mikroorganisme
secara statistik

C. Filtration

Pertama-tama dilakukan pengukuran volume udara yang dijadikan sampel (m 3)


dengan rumus :
VS = n p × V t × f d (7)

Keterangan:
VS = Volume udara total (ml)
np = Jumlah cawan yang digunakan
Vt = Volume yang diuji (ml)
fd = Faktor dilusi larutan (contoh: fd = 0,1, jika dilusi larutan 1:10)

Lalu dihitung jumlah mikroorganisme pada larutan dalam ml dengan rumus :

nCFU (8)
Cs=
VS

Keterangan:
Cs = Jumlah mikroorganisme pada larutan dalam ml
VS = Volume udara total (ml)
nCFU = Jumlah total koloni mikroorganisme pada cawan agar

Lalu dihitung jumlah mikroorganisme pada larutan dalam m3 dengan rumus :

Vf
CF = Cs × (9)
Vl
Keterangan:
CF = Jumlah mikroorganisme (CFU/m3)
Cs = Jumlah mikroorganisme pada larutan (ml)
Vf = Volume larutan garam yang digunakan (ml)
Vl = Volume udara yang disampling

© BSN 2024 17 dari 21


RSNI3 9099:2024

6.3.4 Interpretasi hasil pengujian

Interpretasi hasil pengujian dimaksudkan untuk membandingkan jumlah mikroba (jamur dan
bakteri) dengan nilai standar sesuai dengan regulasi. Interpretasi hasil pengujian dilakukan
dengan memperhatikan suhu, kelembapan dan aliran udara.

7 Jaminan mutu

Jaminan mutu merupakan bagian penting dalam menghasilkan data lapangan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam jaminan mutu adalah
sebagai berikut:
 Dilakukan oleh petugas yang kompeten dan berwenang.
 Pada saat pengambilan contoh uji perlu diperhatikan untuk tidak menggunakan media
agar yang telah terkontaminasi, retak, kering atau kadaluarsa.
 Diperlukan 5 media blanko laboratorium untuk setiap pengambilan sampel.
 Diperlukan 1 media blanko lapangan untuk setiap 10 sampel, dengan jumlah maksimal
10 blanko lapangan untuk setiap lokasi pengambilan sampel
 Diperlukan 1 media blanko perjalanan untuk untuk setiap pengambilan sampel untuk
memastikan ada tidaknya kontaminasi selama perjalanan.
 Pengambilan contoh uji di area kerja dilakukan minimal duplo jika ada laporan kasus
gangguan kesehatan akibat pajanan faktor biologi di udara tempat kerja.
 Pengecekan alat pengambil sampel secara berkala sebelum pengujian dilakukan untuk
memastikan pengambilan contoh uji yang konsisten.
 Analisis dilakukan sesuai dengan ketentuan waktu.
 Dokumentasi pengambilan contoh uji harus baik dan benar mulai dari perencanaan,
pengambilan contoh uji, pelabelan, transportasi, dan penerimaan, penanganan, serta
penyimpanan contoh uji.
 Rekaman kalibrasi peralatan yang digunakan didokumentasikan dengan baik.

© BSN 2024 18 dari 21


RSNI3 9099:2024

Lampiran A
(normatif)
Tabel waktu dan suhu penyimpanan media agar

Tabel A.1 — Waktu dan suhu penyimpanan media agar


Lama Temperatur
No Nama media Komposisi media pH final
penyimpanan penyimpanan
Trypticase / Kasein pepton
7,3 ± 0,2
Tryptone / (pancreatic), soya
1 pada suhu 30 hari (4 ± 2) °C
Tryptic Soy pepton, natrium
25 °C
Agar (TSA) klorida, Agar
5,5 ± 0,2
Malt Extract Ekstrak malt, soya
2 pada suhu 30 hari (5 ± 3) °C
Agar (MEA) pepton, agar
25 °C
Potato
5,6 ± 0,2
Dextrose Agar Ekstrak kentang,
3 pada suhu 30 hari (5 ± 3) °C
(PDA) glukosa, agar
25 °C
Pepton, glukosa,
Potasium
dihidrogen fosfat,
Magnesium sulfat
Dichloran 18 % heptahidrat,
5,6 ± 0,2
Glycerol Agar dikloran (2,6-
4 pada suhu 1 minggu (5 ± 3) °C
(DG18) dichloro-4-
25 °C
nitroaniline) 0,2 %
mass fraction
dalam etanol,
klorampenikol,
gliserol, agar
Ekstrak yeast,
ekstrak daging (6,8 – 7,2)
Nutrient Agar
5 sapi pepton, ± 0,2 pada 2 - 4 minggu (20 - 30) °C
(NA)
natrium klorida suhu 25 °C
dan agar

© BSN 2024 19 dari 21


RSNI3 9099:2024

Lampiran B
(normatif)
Tabel konversi Feller untuk single sieve impaction air sampler

Tabel B.1 — Tabel konversi Feller untuk penggunaan air sampler dengan tutup
berlubang sebanyak 300 lubang
r Pr r Pr r Pr r Pr r Pr r Pr
1 1 51 56 101 123 151 209 201 332 251 541
2 2 52 57 102 124 152 211 202 335 252 547
3 3 53 58 103 126 153 213 203 338 253 553
4 4 54 59 104 127 154 216 204 341 254 560
5 5 55 61 105 129 155 218 205 344 255 566
6 6 56 62 106 131 156 220 206 347 256 573
7 7 57 63 107 132 157 222 207 350 257 580
8 8 58 64 108 134 158 224 208 353 258 587
9 9 59 66 109 135 159 226 209 357 259 594
10 10 60 67 110 137 160 228 210 360 260 601
11 11 61 68 111 138 161 230 211 363 261 609
12 12 62 69 112 140 162 232 212 367 262 616
13 13 63 71 113 142 163 235 213 370 263 624
14 14 64 72 114 143 164 237 214 374 264 632
15 15 65 73 115 145 165 239 215 377 265 641
16 16 66 74 116 146 166 241 216 381 266 649
17 17 67 76 117 148 167 243 217 384 267 658
18 19 68 77 118 150 168 246 218 388 268 667
19 20 69 78 119 151 169 248 219 391 269 677
20 21 70 80 120 153 170 250 220 395 270 686
21 22 71 81 121 155 171 253 221 399 271 696
22 23 72 82 122 156 172 255 222 403 272 707
23 24 73 83 123 158 173 257 223 407 273 717
24 25 74 85 124 160 174 260 224 410 274 728
25 26 75 86 125 161 175 262 225 414 275 740
26 27 76 87 126 163 176 264 226 418 276 752
27 28 77 89 127 165 177 267 227 422 277 765
28 29 78 90 128 167 178 269 228 427 278 778
29 30 79 92 129 168 179 272 229 431 279 791
30 32 80 93 130 170 180 274 230 435 280 805
31 33 81 94 131 172 181 277 231 439 281 820
32 34 82 96 132 174 182 279 232 444 282 836
33 35 83 97 133 175 183 282 233 448 283 853
34 36 84 98 134 177 184 284 234 452 284 871
35 37 85 100 135 179 185 287 235 457 285 889
36 38 86 101 136 181 186 289 236 462 286 909
37 39 87 103 137 183 187 292 237 466 287 931
38 41 88 104 138 184 188 295 238 471 288 954
39 42 89 105 139 186 189 297 239 476 289 979
40 43 90 107 140 188 190 300 240 481 290 1006
41 44 91 108 141 190 191 303 241 486 291 1036
42 45 92 110 142 192 192 306 242 491 292 1069
43 46 93 111 143 194 193 308 243 496 293 1107
© BSN 2024
44 47 94 113 144 20196
dari 21194 311 244 501 294 1150
45 49 95 114 145 198 195 314 245 507 295 1200
46 50 96 115 146 200 196 317 246 512 296 1260
47 51 97 117 147 202 197 320 247 518 297 1335
48 52 98 118 148 203 198 323 248 523 298 1435
49 53 99 120 149 205 199 326 249 529 299 1585
RSNI3 9099:2024

Keterangan:
r Jumlah partikel viabel yang dihitung pada media agar
Pr Total kemungkinan secara statistik dari partikel viabel yang diperlukan untuk menghasilkan r dari
lubang positif
Tabel B.2 — Tabel konversi Feller penggunaan air sampler dengan tutup berlubang
sebanyak 400 lubang
r Pr r Pr r Pr r Pr r Pr r Pr r Pr r Pr
1 1 51 54 101 116 151 189 201 279 251 394 301 557 351 836
2 2 52 56 102 118 152 191 202 281 252 397 302 561 352 844
3 3 53 57 103 119 153 193 203 283 253 400 303 565 353 853
4 4 54 58 104 120 154 194 204 285 254 402 304 569 354 861
5 5 55 59 105 122 155 196 205 287 255 405 305 573 355 870
6 6 56 60 106 123 156 197 206 289 256 408 306 578 356 879
7 7 57 61 107 124 157 199 207 291 257 411 307 582 357 888
8 8 58 63 108 126 158 201 208 293 258 413 308 586 358 897
9 9 59 64 109 127 159 202 209 295 259 416 309 591 359 907
10 10 60 65 110 128 160 204 210 297 260 419 310 595 360 917
11 11 61 66 111 130 161 206 211 299 261 422 311 599 361 927
12 12 62 67 112 131 162 207 212 301 262 425 312 604 362 937
13 13 63 68 113 133 163 209 213 304 263 428 313 608 363 947
14 14 64 70 114 134 164 211 214 306 264 431 314 613 364 958
15 15 65 71 115 135 165 212 215 308 265 433 315 618 365 969
16 16 66 72 116 137 166 214 216 310 266 436 316 622 366 981
17 17 67 73 117 138 167 216 217 312 267 439 317 627 367 992
18 18 68 74 118 140 168 218 218 314 268 442 318 632 368 1005
19 19 69 76 119 141 169 219 219 317 269 445 319 637 369 1017
20 20 70 77 120 142 170 221 220 319 270 449 320 642 370 1030
21 22 71 78 121 144 171 223 221 321 271 452 321 647 371 1043
22 23 72 79 122 145 172 224 222 323 272 455 322 652 372 1057
23 24 73 80 123 147 173 226 223 325 273 458 323 657 373 1071
24 25 74 82 124 148 174 228 224 328 274 461 324 662 374 1086
25 26 75 83 125 150 175 230 225 330 275 464 325 667 375 1102
26 27 76 84 126 151 176 232 226 332 276 467 326 673 376 1118
27 28 77 85 127 153 177 233 227 335 277 471 327 678 377 1134
28 29 78 87 128 154 178 235 228 337 278 474 328 684 378 1152
29 30 79 88 129 156 179 237 229 339 279 477 329 689 379 1170
30 31 80 89 130 157 180 239 230 342 280 480 330 695 380 1189
31 32 81 90 131 158 181 241 231 344 281 484 331 701 381 1209
32 33 82 92 132 160 182 242 232 346 282 487 332 706 382 1230
33 34 83 93 133 161 183 244 233 349 283 491 333 712 383 1252
34 35 84 94 134 163 184 246 234 351 284 494 334 718 384 1276
35 37 85 95 135 164 185 248 235 353 285 497 335 724 385 1301
36 38 86 97 136 166 186 250 236 356 286 501 336 730 386 1327
37 39 87 98 137 167 187 252 237 358 287 504 337 737 387 1356
38 40 88 99 138 169 188 254 238 361 288 508 338 743 388 1387
39 41 89 101 139 171 189 255 239 363 289 511 339 749 389 1420
40 42 90 102 140 172 190 257 240 366 290 515 340 756 390 1456
41 43 91 103 141 174 191 259 241 368 291 519 341 763 391 1496
42 44 92 104 142 175 192 261 242 371 292 522 342 769 392 1541
43 45 93 106 143 177 193 263 243 373 293 526 343 776 393 1591
44 47 94 107 144 178 194 265 244 376 294 530 344 783 394 1648
45 48 95 108 145 180 195 267 245 378 295 534 345 791 395 1715
© BSN 46 49
2024 96 110 146 181 196 269
21 dari 21 246 381 296 537 346 798 396 1795
47 50 97 111 147 183 197 271 247 384 297 541 347 805 397 1895
48 51 98 112 148 185 198 273 248 386 298 545 348 813 398 2028
49 52 99 114 149 186 199 275 249 389 299 549 349 820 399 2228
50 53 100 115 150 188 200 277 250 391 300 553 350 828 400 2628
RSNI3 9099:2024

Keterangan:
r Jumlah partikel viabel yang dihitung pada media agar
Pr Total kemungkinan secara statistik dari partikel viabel yang diperlukan untuk menghasilkan r dari
lubang positif

© BSN 2024 22 dari 21


RSNI3 9099:2024

Lampiran C
(normatif)
Contoh formulir hasil pengujian faktor biologi
jumlah bakteri dan jamur di udara tempat kerja
No
Lokasi Waktu Jumlah Jumlah Koloni (CFU/m3)
Jenis Suhu RH Laju Alir Kondisi
Pengambilan Pengambilan Tenaga Ket (Pengendalian)**
TanggalSampel
: Sampel
Pekerjaan
Kerja
(ᴼC) (%) (L/menit) Ventilasi*
Lokasi Pengujian : Bakteri Jamur
Metode Pengujian
Petugas Pengambil Sampel :

Catatan:
*Kondisi ventilasi dapat berupa pintu/jendela yang terbuka atau tertutup atau ventilasi buatan (exhaust) on/off dst.
**Pengendalian yang sudah dilakukan
Petugas pengujian

(…………………….)

© BSN 2024 19 dari 21


RSNI3 9099:2024

Bibliografi

[1] A Working Group of The Scottish Quality Assurance Specialist Interest Group (2004).
Guidelines on Test Methods For Environmental Monitoring For Aseptic Dispensing
Facilities.

[2] Atlas, R.M. (2010). Handbook of Microbiological Media Fourth Edition. CRC Press. US

[3] American Industrial Hygiene Association (2005). Field Guide for the Determination of
Biological Contaminants in Environmental Samples.

[4] American Public Health Association (2022). Standard Methods for the Examination of
Water and Wastewater. America: Water Environment Federation.

[5] Andersen, A.A. (1958). New Sampler for the Collection, Sizing, and Enumeration of
Viable Airborne Particles; U.S Army Chemical Corps Proving Ground, Dugway, Utah.

[6] Corry. J.E.L dkk. (2012). Handbook of Culture Media for Food and Water Microbiology
3rd Edition. RCS Publishing. Cambrigde , UK

[7] C.W. Haig , W.G. Mackay , J.T. Walker, C. Williams.(2016).Bioaerosol sampling:


sampling mechanisms, bioefficiency and field studies. Journal of Hospital Infection 242:
255

[8] ISO 14698-1:2003, Cleanrooms and Associated Controlled Environtments –


Biocontamination Control: General Principles and Method.

[9] ISO 16000-1:2011, Indoor air Part 1: General aspects of sampling strategy

[10] ISO 16000-16:2011, Indoor air Part 16: Detection and enumeration of moulds Sampling
by Filtration.

[11] ISO 16000-17:2011, Indoor air Part 17: Detection and enumeration of moulds —
Culture-based method

[12] ISO 16000-18:2011, Indoor air Part 18: Detection and enumeration of moulds Sampling
by impaction.

[13] Mohammed, S. S. D & Tochukwu V. B. (2023). Sampling Methods For Airborne


Microorganisms. Developments in Applied Microbiology and Biotechnology Pages 89-
116

[14] NIOSH Manual of Analytical Methods, 4th Edition : Bioaerosol Sampling (Indoor Air).

[15] NIOSH Manual of Analytical Methods, 5th Edition : Sampling and Characterization of
Bioaerosols.

© BSN 2024 20 dari 21


RSNI3 9099:2024

[16] Orekan K, dkk. (2021) Culture media for clinical bacteriology in low- and middle-income
countries: challenges, best practices for preparation and recommendations for improved
access. Clinical Microbiology and Infection 27 (2021): 1400-1408

[17] Pasquarella C, dkk. (2020). Passive Air Sampling: The Use of The Index of Microbial Air
Contamination. Acta Biomed ; Vol. 91, Supplement 3: 92-105.

[18] Pasquarella C , Pitzurra O , Savino A. (2001).The index of microbial air contamination.


The Journal of Hospital Infection,46(4):241-256.

[19] Pepper, I.L. & Gerba, C.P. (2004). Environmental microbiology: a laboratory manual.
London: Elsevier academic press.

[20] Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

© BSN 2024 21 dari 21


Informasi pendukung terkait perumus standar

[1] KomiteTeknis Perumus SNI


Komite Teknis 13-01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

[2] Susunan keanggotaan KomiteTeknis Perumus SNI

Ketua : Muhamad Idham


Sekretaris : Nely Jumaliah
Anggota : Muhammad Fertiaz
Anggota : Erdiana Muliawaty
Anggota : Supandi
Anggota : Audist Indirasari Subekti
Anggota : Renaldi
Anggota : Sulistri
Anggota : Widarto
Anggota : Djamal Thaib
Anggota : Hendra
Anggota : Soehatman Ramli
Anggota : Masjuli

[3] Konseptor rancangan SNI


1. Dewi Ria Agustin - PT.Sucofindo
2. Nely Jumaliah - Kementerian Ketenagakerjaan
3. Erdiana Muliawaty - Kementerian Ketenagakerjaan
4. Putri Sandy Pangestu - Kementerian Ketenagakerjaan

[4] Sekretariat pengelola KomiteTeknis perumus SNI


Direktorat Bina Pengujian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Direktorat Jenderal
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Kementerian Ketenagakerjaan.

Anda mungkin juga menyukai